PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
ANALISIS PELAKSANAAN FUNGSI BADAN PEMUSYAWARATAN DESA DI DESA BANGE KECAMATAN SANGGAU LEDO KABUPATEN BENGKAYANG Oleh: APRINDA MAREZTY NIM. E01106027 Program Studi Lmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 Email :
[email protected]
Abstrak Pelaksanaan Fungsi Badan Permusyawaratan Desa di Desa Bange ini masih terkesan pasif dan belum terlaksana secara baik karena dari masyarakat desa sendiri masih banyak yang belum paham akan keberadaan atau maksud dari dibentuknya BPD di Desa. Sehingga dalam melaksanakan musyawarah desa terkadang masih ada masyarakat yang enggan untuk ikut dalam musyawarah hal ini menunjukkan bahwa eksistensi BPD di Desa Bange Kecamatan Sanggau Ledo Kabupaten Bengkayang masih sebatas simbol karena BPD hanya dibentuk akan tetapi peran dan fungsinya sebagai lembaga legislatif desa yang berfungsi sebagai mitra kerja dari Kepala Desa tidak dilaksanakan. Tujuan dari penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk menganalisis Pelaksanaan Fungsi Badan Permusyawaratan Desa dalam menampung aspirasi masyarakat, mengayomi adat istiadat, menyusun peraturan desa dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah desa sesuai dengan teori yang tercantum dalam buku Widjaja yang isinya tentang fungsi penyerapan aspirasi masyarakat, fungsi pengayoman adat, fungsi legislasi dan fungsi pengawasan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan jenis penelitian deskriptif, kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa BPD sebagai wadah penampung aspirasi masyarakat masih belum berperan aktif dan dalam menjaga kelestarian adat dan budaya yang berkembang di daerah juga masih belum ada kerjasama yang baik dengan masyarakat, disamping itu juga BPD dalam menetapkan peraturan desa dan menjalankan pengawasan terhadap pelaksanaan peaturan desa masih terkesan sangat pasif hal itu dikarenakan keterbatasan pengetahuan dari anggota BPD terhadap pelaksanaan pemerintahan desa, disarankan kepada BPD untuk lebih aktif lagi dalam melaksanakan musyawarah di desa terkait dengan pelaksanaan fungsi dari BPD itu sendiri. Kata-kata Kunci : Pelaksanaan Fungsi Badan Permusyawaratan Desa
1 APRINDA MAREZTY, NIM. E01106027 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Abstract Implementation of function badan permusyawaratan desa in the village still impressed passive and not performing because of the villager themselve there are still many who don’t understand the existence or intent of from the establishment of the village. So that in conducting village meetings there are still people who don’t want to participate in the deliberations this suggets that BPD in the village only a symbol. The well this This Thesis aim to analyze the implementation of the duties and the main function of Badan Permusyawaratan Desa (Rural Parliament) in accommodating community aspiration, Protecting custom and tradition, contructing village regulation, and controlling the village governance implementation. This Thesis use qualitative method and descriptive type of research. Based on this research, the implementation of Badan Permusyawaratan Desa (Rural Parliament) in Bange village tent to passive and still not effective yet. It is caused of the people of Bange village still not realize about the existance and the aim of Badan Permusyawaratan desa (Rural Parliament). As the result, many people do not care about the village conference and the discussion, and the wiil not attend the meeting. The researcher really suggest to Badan Permusyawaratan Desa to do more conference and discussion actively. The conference and the discussion be done to persuade the community how to express and present their aspiration, so that the people of the village will more understand and realize about the function of Badan Permusyawaratan Desa (Rural Parliament) Keywords :
The Implementation of the duties and main function of Badan Permusyawaratan Desa (Rural Parliament)
2 APRINDA MAREZTY, NIM. E01106027 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
desa dalam hal ini anggota BPD masih
A. PENDAHULUAN
memerlukan masukan – masukan dari BPD berfungsi menampung dan menyalurkan
aspirasi
masyarakat,
tokoh masyarakat dan juga masyarakat setempat agar pertauran desa yang akan
mengayomi adat istiadat, menetapkan
ditetapkan
peraturan desa bersama kepala desa, serta
kepentingan
masyarakat,
dalam
melakukan
melaksanakan
pengawasan
terhadap
pengawasan
penyelenggaraan
terhadap
pemerintah
desa.
Di
tidak
pelaksanaan
bertentangan
pemerintahan
dengan
desa
hal
samping itu juga BPD mempunyai fungsi
tersebut dimaksudkan untuk mengurangi
mengawasi pelaksanaan peraturan desa.
adanya penyelewengan atas kewenangan
BPD juga bertugas membantu kepala desa
dan keuangan desa dalam penyelenggaraan
dibidang
pembangunan,
pemerintahan desa. sehingga dari awal dari
menggerakkan
awal terbentuknya BPD ini sampai peneliti
perencanaan
menyalurkan
dan
partisipasi atau aspirasi masyarakat secara
melakukan
aktif dan positif untuk melaksanakan suatu
pelaksanaan BPD tersebut masih belum
tujuan yang akan dicapai atau tujuan yang
ada kemajuan.
diharapkan berhasil nantinya. Bpd di Desa
Hal
penelitian
ini
ini,
hasil
menunjukkan
dari
bahwa
bange belum berfungsi dengan baik,hal itu
eksistensi BPD di Desa Bange Kecamatan
dilihat dari adanya kepengurusan yang
Sanggau Ledo Kabupaten Bengkayang
belum mampu dalam menampung dan
masih sebatas simbol karena BPD hanya
menyalurkan aspirasi masyarakat karena
dibentuk akan tetapi peran dan fungsinya
dari pihak BPD jarang atau bahkan tidak
sebagai lembaga legislatif desa yang
pernah melaksanakan pertemuan bersama
berfungsi sebagai mitra kerja dari kepala
warga desa dalam membahas aspirasi dari
desa
masyarakat,
pelaksanaan
mengayomi
adat
istiadat
tidak
dilaksanakan. pemerintahan
Didalam desa
BPD
dalam mengayomi adat istiadat tidak
memiliki peran yang sangat penting karena
banyak hal yang dilakukan oleh BPD
merupakan
dalam
ini
menyalurkan aspirasi masyarakat sehingga
dikarenakan masih kurang nya pemahaman
dapat dikatakan bahwa keberhasilan desa
tentang adat istiadat hal itu disebabkan
dapat dilihat dari seberapa efektifnya peran
oleh
serta BPD dalam menjalankan fungsinya.
mengayomi
kurangnya
adat
istiadat
komunikasi
dengan
petinggi adat terdahulu yang paham akan adat
istiadat
yang
ada
di
desa,
merumuskan dan menetapkan peraturan
wadah
menampung
serta
Berdasarkan masalah yang telah diungkapkan
tersebut
peneliti
tertarik
untuk melakukan penelitian dan mencari 3
APRINDA MAREZTY, NIM. E01106027 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
apa penyebab sehingga BPD sulit untuk
diartikan sebagai proses pengendalian
menjalankan fungsinya padahal peran dan
usaha
fungsi BPD itu sangat penting bagi
negara/pemerintah
masyarakat dalam mencapai kemajuan dan
pertumbuhan yang direncanakan kearah
kesejahteraan masyarakat Desa Bange
suatu keadaan yang dianggap lebih baik
tersebut.
dan kemajuan didalam berbagai aspek
(administrasi)
kehidupan
untuk
bangsa
oleh merealisasi
(Tjokroamidjojo,
1985:13). Berdasarkan pada pengertian diatas
B. KAJIAN TEORI bearti 1. Administrasi pembangunan
tiga
ruang
itu
diarahkan
kesemua segi kehidupan tanpa terkecuali,
Dalam adinistrasi pembangunan terdapat
pembangunan
lingkup
sedangkan pelaksanaannya dilaksanakan
yang
menyeluruh hingga kepelosok tanah air,
mempengaruhi proses berjalannya suatu
yang bearti jangkauannya dari pelaksanaan
program
Menurut
pembangunan tersebut adalah menyeluruh.
ruang
Oleh karena itu, bukan hanya dari segi
lingkup administrasi pembangunan yaitu
ekonomi, pembangunan fisik lainnya tetapi
pertama,
kebijakan
lingkungan yang sehat juga merupakan
negara.
faktor pendukung dari berhasilnya suatu
pembangunan.
Tjokroamidjojo
(1985:13-14),
penyusunan
penyempurnaan
adiministrasi
Dalam hal ini, usaha penyempurnaan organisasi,
pembinaan
yang
Pembangunan merupakan upaya
dperlukan, kepegawaian, tata kerja dan
sadar dalam mengolah dan memanfaatkan
pengurusan saran – saran administrasi
sumber daya alam untuk meningkatkan
lainnya ( the development administration).
kemakmuran rakyat, baik untuk mencapai
Kedua,
–
kemakmuran lahir maupun batin sehingga
kebijaksanaan dan program – program
penggunaan sumber daya alam harus
pembangunan diberbagai bidang serta
selaras, serasi dan seimbangdengan fungsi
pelaksanaan
lingkunan hidup (Sugandhy & Hakim,
merumuskan
lembaga,
pembangunan.
kebijaksanaan
secara
efektif
(the
administration of development). Ketiga membangun partisipasi masyarakat dan
2009:4). Untuk
lebih
jelas
memiliki program yang dilaksanakan, dan
pentingnya
harus mengandung unsur pemberdayaan
Marbun (1988:34) mengatakan:
masyarakat Sehingga
pembngunan
mengenai pedesaan,
(comunity
development).
“pembangunan indonesia tidak akan
administrasi
pembangunan
ada artinya tanpa pembangunan desa, 4
APRINDA MAREZTY, NIM. E01106027 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
ketahanan nasional berasal dari desa, hari
Untuk
memahami
manajemen
depan indonesia terletak dan tergantung
pembangunan perlu dipelajari hakikat
dari keberhasilan kta membangun desa.
administrasi, yaitu administrasi negara
perlu mendapat perhatian yang serius
atau
dalam
pembangunan
menunjang
keberhasilan
administrasi
publik,dan
hakikat
sendiri.
Dengan
mengenai
konsep
itu
pembangunan nasional. Oleh karena itu,
demikian
kajian
desa perlu kita bangun untuk mencapai
manajemen pembangunan harus dimulai
kehidupan yang lebih baik dan sempurna”.
dengan
teori
–
teori
dalam
ilmu
Berdasarkan pengertian tentang arti
administrasi , yaitu mengenai administrasi
pentingnya pembangunan desa seperti
negara dan berbagai konsep pembangunan.
tersebut diatas, mengingat sebagian besar
Konsep
penduduk indonesia bermukin di pedesaan,
pergeseran
kemudian bahwasanya pembangunan itu
menujukearah
diperuntukkan
pembangunan pada aspek – aspek manusia
bagi
kepentingan
pembangunan
mencerminkan
paradigma
pembangunan
makin
masyarakat maka sudah sepantasnya desa
dan
mendapat prioritas utama dalam rangka
perkembangan
pelaksanaan pembangunan.
pemikiran
Manajemen pembangunan berkembang
nilai
–
terpusatnya
nilai
kemanusiaan,
paradigma
–
pemikiran
dalam mengenai
pembangnunan
itu,
karena adanya kebutuhan di negara –
menunjukkan
konvergensi
negara yang sedang membangun untuk
pemikiran yang berkembang dalam ilmu
mengembangkan lembaga – lembaga dan
administrasi, juga makinmengarah pada
pranata – pranata sosial, politik dan
manusia dan nilai – nilai kemanusiaan
ekonominya agar pembangunan dapat
serta konsep – konsep pemerataan dan
berhasil. Oleh karena itu, pada dasarnya
keadilan
manajemen pembangunan adalah bidang
kajian pembangunan atau pembaharuan
studi
system
administrasi dapat dilakukan dari sisi administrasi
yang
mempelajari
sosial.
ternyata
dengan
Pendekatan
sebagai
selain
terhadap
administrasi
negara
yang
sedang
membangun
serta
upaa
untuk
pemerintah. Fokus dari sistem administrasi
meningkatkan
kemampuannya
dalam
negara
unit
organisasi
analisis
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
terkonsentrasi
Dari
sebagai institusi nasional maupun dalam
sudut
terminologi
dan
praktik,
manajemen pembangunan merangkum dua suku kata dalam satu pengertian yakni administrasi dan pembangunan.
kepada
cenderung
birokrasi,
baik
hubungan dengan lingkungannya. Administrasi
dengan
demikian
memiliki niali – nilai yang dikandung 5
APRINDA MAREZTY, NIM. E01106027 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dalam administrasi dan pembangunan
Dengan dimulai
dikeluarkannya
dengan paradigma yang sejalan, dimana
Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999
peranan etika menjadi makin tampil
yang kemudin disempurnakan dengan
sebagai
dalam
dikeluarkannya Undang –Undang Nomor
kebijaksanaan kebijaksanaan pembanguna
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
yang enjadi ruang lingkup tanggungjawab
Daerah memberikan landasan kuat bagi
administrasi pembangunan. Dalam telaah
desa dalam mewujudkan “Development
admnistrasi
dibedkan
Community” dimana desa tidak lagi
adanya dua pengertian, yaitu administrasi
sebagai level administrasi atau bawahan
bagi pembangunan dan pembangunan
daerah
administrasi itu sendiri. Untuk membahas
“Independent Community” yaitu desa dan
administrasi bag pembangunan dalam
masyarakatnya
konteks
kepentingan masyarakat sendiri. Desa
aspek
yang
penting
pembangunan
ini
diguanakan
pendekatan
tetapi
sebaliknya
berhak
berbicara
diberi
dapat
masalah
desanya secara mandiri termasuk bidang
administrasi bagi pembangunan adalah
sosial, politik dan ekonomi. Dengan
masalah
pembangunan.
adanya kemandirian ini diharapkan akan
menerangkan
dapat meningkatkan partisipasi masyarakat
pembangunan admnistrasi akan digunakan
desa dalam pembangunan sosial dan
pendekatan organisasi.
politik.
bahwa
manajemen
Sedangkan
untuk
untuk
atas
manajemen. Karena itu pada dasarnya dikatakan
kewenangan
sebagai
mengatur
Widjaja (2003:165) menyatakan
Badan permusyawaratan desa yang
bahwa otonomi desa merupakan otonomi
selanjutnya disebut BPD adalah badan
asli,
yang terdiri atas pemuka – pemuka
bulat,
dan
utuh
serta
bukan
merupakan pemberian dari pemerintah.
masyarakat
desa
yang
berfungsi
Sebaliknya
mengayomi
adat
istiadat,
membuat
pemerintah
berkewajiban
menghormati otonomi asli yang dimiliki
peraturan
desa,
oleh desa tersebut. Sebagai kesatuan
enyalurkan
aspirasi
masyarakat
melakukan
hukum
yang
mempunyai
menampung
dan
masyarakat
serta
pengawasan
susunan asli berdasarkan hak istimewa,
penyelenggaraan
desa dapat melakukan perbuatan hukum
berdasarkan keputusan kepala desa, BPD
baik
hukum
melaksanakan pemilihan pimpinan yang
perdata, memiliki kekayaan, harta benda
terdiri dari 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua)
serta dapat dituntut dan menuntut di muka
orang wakil ketua dengan jumlah anggota
pengadilan.
sesuai dengan ketentuan julah penduduk.
hukum
publik
maupun
pemerintaha
terhadap desa.
6 APRINDA MAREZTY, NIM. E01106027 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Pemilihan pimpinan BPD tersebut
Peran BPD dalam mendukung tata
diatas, dipilih dari dan oleh anggota BPD
penyelengaraan pemerintahan desa di Desa
secara langsung adalam rapat BPD yang
Bange mencakup beberapa fungsi yaitu:
diadakan secara khusus yang dipimpin
1. Fungsi Penyerapan Aspirasi
oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda. Hasil
Aspirasi dari masyarakat yang diserap oleh BPD dilakukan melalui
pemilihan
anggota
BPD
mekanisme atau cara;
dibuat dalam berita acara pemilihan yang
a. Penyampaian langsung kepada BPD
ditandatangaini oleh pimpinan dan anggota
b. Penyampaian melalui forum warga
dan
c. Penyampaian
selanjutnya
disampaikan
kepada
kepala desa.
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal – usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan di negara kta. Badan
permusyawaratan
merupakan
unsur
pemerintah
desa
desa
penyelenggaraan yang
berfungsi
menetapkan peraturan desa bersama kepala dan
sebagai
menumbuhkan kebijakan,
wadah
untuk
prakarsa,
merumuskan
pengawasan
pelaksanaan
peraturan desa, keputusan – keputusan dan tanggungjawab dalam pembangunan desa. sesuai dengan tugas dan fungsinya maka diharapkan dengan efektifnya pelaksanaan fungsi
pertemuan
tingkat desa
Pemerintah desa ini dijalankan
desa
melalui
tersebut
dapat
diwujudkan
keseimbangan kekuatan antara seluruh elemen masyarakat dengan pemerintah desa.
Dari
ketiga
mekanisme
diatas
belum ada satupun mekanisme yang digunakan, itu dikarenakan dari pihak BPD sendiri jarang atau bahkan tidak pernah mengadakan pertemuan bersama warga jadi warga tidak pernah menyampaikan aspirasi mereka kepada pihak BPD, dari situ bisa dilihat bahwa BPD belum mampu untuk
melaksanakan
fungsinya
sebagaimana yang telah ditugaskan atau diembankan oleh pemerintah kabupaten kepada pihak yang bersangkutan. 2. Fungsi Pengayoman Adat Adat adalah aturan, kebiasaan – kebiasaan yang tumbuh dan berbentuk dari suatu
masyarakat
atau
daerah
yang
dianggap memiliki nilai yang dijunjung serta dipatuhi masyarakat pendukungnya. Dan adat juga merupakan norma yang tidak tertulis, namun sangat kuat mengikat sehingga anggota – anggota masyarakat yang
melanggar
adat
istiadat
akan 7
APRINDA MAREZTY, NIM. E01106027 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
menderita, karena sanksi keras yang
Pengawasan
sebagai
kadang – kadang secara tidak langsung
menetapkan
ukuran
dikenakan.
pengambilan
tindakan
mendukung
pencapaian
Pelaksanaan fungsi pengayoman
proses
dalam
kinerja
dan
yang hasil
dapat yang
adat oleh BPD di Desa Bange belum
diharapkan sesuai dengan kinerja yang
berjalan
dikarenakan
telah ditetapkan tersebut (Schermerhon
kurangnya peran dari BPD dan juga
dalam sule dan kurniawan, 2005:317),
kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
sedangkan
nilai – nilai sosial yang harus tetap dijaga
pengawasan adalah sebagai suatu proses
dan dipatuhi.
untuk menilai kesesuaian pekerjaan para
dengan
baik
3. Fungsi Menetapkan Peraturan Desa
pendapat
lain
mengatakan
anggota organisasi pada berbagai bidang
Fungsi menetapkn peraturan desa
dan bebagai tingakatan manajemen dengan
yang dilakukan oleh BPD Desa Bange
program yang telah ditetapkan sebelumnya
mengacu kepada peraturan yang ada.
(Bangun 2008:164).
Peraturan Bupati Bengkayang Nomor 14 tahun
2006
tentang
Pengawasan terhadap pelaksanaan
Badan
pemerintahan merupakan salah satu alasan
Permusyawaratan Desa pasal 2 ayat 3
terpenting mengapa BPD perlu dibentuk.
dikatakan
Sesuai
bahwa
menetapkan
BPD
Peraturan
Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa pada
berfungsi
pasal 35 BPD berfungsi menetapkan
menampung dan menyalurkan aspirasi
Peraturan Desa bersama kepala Desa,
masyarakat bersama Kepala Desa.
menampung dan menyalurkan aspirasi
Desa
Desa
dengan
bersama
Kepala
Peraturan
berfungsi
serta
BPD
4. Fungsi Pengawasan
masyarakat, yang menggambarkan bahwa
Pengawasan ialah suatu proses
peran BPD dalam jalannya pemerintahan
dimana pimpinan ingin mengetahui apakah
adalah sebagai mitra kerja Pemerintah
hasil
yang
Desa yang khususnya dalam hal ini adalah
dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan
pembuatan peraturan desa, oleh karena itu
rencana,
dan
dibentuklah BPD yang terdiri dari ketua
ditentukan.
dan anggotanya yang merupakan wakil
Jelasnya pengawasan harus berpedoman
bagi masyarakat di desa. Mengingat besar
pada rencana
yang telah ditentukan,
peran serta hak dan kewajiban BPD dalam
perintah, tujuan dan kebijaksanaan yang
pembuatan peraturan desa yang tercantum
telah
dalam Peraturan Desa Nomor 72 tahun
pelaksanaan
perintah,
kebijaksanaan
yang
pekerjaan
tujuan telah
ditentukan
sebelumnya
(Handayaningrat 1996:143).
2005 tentang desa pasal 37 yang diperkuat 8
APRINDA MAREZTY, NIM. E01106027 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dengan
kedudukannya
berdasarkan
secara kualitatif. Artinya penganalisaan
Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang
data berdasarkan uraian kalimat yang ada
Nomor 14 Tahun 2006 tentang Badan
hubungannya denagn permasalahan yang
Permusyawaratan Desa.
diteliti dan ditarik beberapa kesimpulan sebagai hasil penelitian.
C. METODE PENELITIAN D. HASIL DAN PEMBAHASAN Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif. Dalam rancangan ini peneliti
1. Fungsi Menampung Dan Menyalurkan Aspirasi Masyarakat
berusaha dapat memberikan deskriptif
Badan
permusyawaratan
desa
yang jelas berkaitan dengan fokus kajian
adalah merupakan lembaga perwakilan
yakni hal – hala yang berkaitan dengan
masyarakat desa yang anggotanya terdiri
tugas pokok dan fungsi dari badan
dari tokoh – tokoh masyarakat yang ada di
permusyawaratan desa di desa bange
desa dan pilih langsung oleh masyarakat.
kecamatan
Dengan kata lain warga masyarakat desa
sanggau
ledo
kabupaten
bengkayang. Alat
yang memenuhi syarat dan dapat dipilih yang
digunakan
dalam
untuk mewakili masyarakat duduk dalam
penelitian ini adalah wawancara langsung
BPD. Sehingga berfungsi sebagai lembaga
dengan
pertanyaan
sendiri
langsung
penuntun.
Peneliti
penampung
berhadapan
dengan
diwakilinya. Dalam hal ini berarti selain
subjek penelitian. Baik dari kepala desa,
menampung juga mengandung maksud
ketua BPD maupun masyarakat di desa
sebagai
bange.
aspirasi masyarakat yang diwakilinya. Subjek penelitian atau informan
terdiri dari (a) kepala desa bange (b) ketua badan permusyawaratan dea (c) tokoh
Untuk
aspirasi
pengolah
fungsi
masyarakat
dan
ini
yang
penyampaian
ketua
BPD
khusus
yang
menyampaikan bahwa : “Tidak
ada
hal
mayarakat 2 orang dan masyarakat sendiri
dilakukan, ya paling saat kita ngobrol –
2 orang.
ngbrol biasa di rumah warga atau ada
Setelah data tekumpul dilapangan,
acara yang mempertemukan kita dengan
data tersebut diklasifikan sesuai dengan
masyrakat,
saat
itulah
jika
ada
jenis dan kelmpoknya kemudian dianalisa
permasalahan, keluhan, saran ataupun 9
APRINDA MAREZTY, NIM. E01106027 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
informasi lain yang disampaikan oleh
membuat laporan saja sementara hanya
masyarakat kita tampung. Kemudian oleh
tulis tangan dulu.”
BPD informasi – informasi tersebut kita
Berkaitan
dengan
kemampuan
tersebut,
kepala
desa
sampaikan dalam rapat rutin BPDyang
BPD
dilaksanakan 3 bulan sekali akan dibahas
menyampaikan: “ kemampuan BPD dalam
dalam forum bersama pemerintah desa.
pelaksanaan
fungsinya
tapi rapat tesebut juga tidak dilakukan
terkadang
yang
secara berkelanjutan.”
kewenangannya mau diambil”. Hal yang
Untuk
dapat
bukan
kurang, menjadi
dan
senada disampaikan oleh sekretaris desa; “
sedang
masih kurangnya pemahaman dari BPD
berkembang didalam masyarakat BPD
mengenai tugas dan fungsinya, contoh
dapat pro aktif menggalinya, sehingga
fungsi pengawasan. Namun sebagai mitra
fungsinya sebagai penampung aspirasi
kerja tidak hanya sebagai pemberi kritik
masyarakat benar – benar dapat terlaksana.
melainkan
Pelaksanaan fungsi – fungsi BPD seperti
pemikiran kepada pemerintah desa”.
mengetahui
yang
menampung
masih
juga
aspirasi
telah
disebutkan
yang
diatas
pada
juga
Dari
memberi
hasil
sumbangan
wawancara
yang
umumnya telah dilakukan oleh BPD Desa
dilakukan, maka dapat diketahui bahwa
Bange
hasil
pelaksanaan fungsi yang kurang dari BPD
penulis
adalah disebabkan oleh faktor SDM yang
pelaksanaannya belum dilakukan secara
rendah dan tidak didukung oleh sarana
optimal. Faktor kemampuan anggota juga
prasarana pendukung kerja, sehingga hasil
yang mempengaruhi pelaksanaan tugas
kerja pun sedikit. Lebih lanjut salah
dan fungsi BPD, seperti yang diungkapkan
seorang masyarakat memberikan penilaian
oleh ketua BPD berikut :
mengenai pelaksanaan fungsi BPD, berikut
namun,
wawancara
yang
“Tinggi
berdasarkan dilakukan
rendahnya
penilaian
pernyataannya:
tentang pelaksanaan fungsinya itu adalah
“Perlu adanya BPD, meskipun
berhubungan dengan kemampuan anggota
kurang
berfungsi
secara
optimal.
dalam bekerja, kemampuan yang tinggi
Masyarakat biasa aja tidak paham dengan
tentunya SDM juga tinggi disinilah yang
BPD karena memang kurang dipahaminya
menjadi kendala kami bahwa tingkat SDM
arti BPD dan ini memang tidak pernah ada
anggota yang masih tergolong rendah.
sosialisasi yang diberikan, bagaimana tata
Selain itu pada sarana pendukung juga
cara dalam penyampaian aspirasi yang
kurang, seperti mesin tik misalnya. Untuk
hendak dibahas itu masyarakat tidak tahu dan sebaliknya BPD juga kurang dalam hal 10
APRINDA MAREZTY, NIM. E01106027 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
menggali aspirasi masyarakat. Kedepannya
dorongan dari masyarakat untuk menjadi
diharapkan BPD dengan pemerintah desa
keterwakilan wilayah dusun yang ada di
dapat
bekerja
sehingga
hasil
Desa Bange. Hal ini menyebabkan sikap
muncullah
suatu
mereka terhadap tugasnya dianggap biasa
peraturan desa yang memang benar –
saja, selain itu diketahui pula bahwa
benar sesuai dengan apa yang menjadi
intensif yang kecil juga mempengaruhi
keinginan masyarakat.”
pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai
kerjasama
sama
tersebut
Penilaian dan harapan masyarakat terhadap BPD sebagai wadah dalam
anggota BPD, mereka lebih memilih untuk fokus dengan pekerjaan utamanya.
menampung dan menyalurkan aspirasi
Dalam
pelaksanaan
tugas
dan
masyarakat merupakan bentuk kepedulian
fungsi, tentunya terdapat faktor – faktor
dari
dan
penghambat maupun faktor pendukung
memang sudah selayaknya bagi BPD
dalam pelaksanaan fungsi BPD. Terkait
sebagai
desa
faktor – faktor tersebut selain SDM dan
untuk mendapat penilaian dari masyarakat
sarana prasarana pendukung kerja yang
mengenai kemampuan dalam pelaksanaan
telah dipaparkan juga terdapat faktor lain
fungsinya.
yaitu
masyarakat
terhadap
lembaga
BPD
“parlemen”nya
Berdasarkan
wawancara
yang
dilakukan penulis kepada informan, faktor kemampuan anggota BPD yang kurang
faktor
keuangan,
dan
bentuk
intervensi dari pemerintah Kecamatan maupun pemerintah Kabupaten. Saat ditanyakan mengenai masalah
optomal dalam melaksanakan tugas dan
keuangan,
fungsinya
tingkat
“Hampir tidak ada, selain dari pada
pendidikan dan keterampilan yang kurang,
tunjangan yang diberikan. Untuk kegiatan
sehingga penerapan kegiatan – kegiatan
operasional
yang
dipengaruhi
menunjang
fungsinya
ya
BPD
menyatakan:
menyesuaikan
saja”.
pada
pelaksanaan
Dilanjutkan oleh kepala Sub Bidang Tata
ada
dilakukan,
Pemerintahan dan Bina Perangkat Desa
pemikiran
terhadap
mengenai keuangan BPD ini, beliau
meningkatkan
kinerja
tidak
pengembangan bagaimana
oleh
ketua
menegaskan:
“keuangan
BPD
itu
pelaksanaan fungsinya sebagai lembaga
tergantung dari keuangan desa, kalau yang
desa juga masih kurang.
selama ini untuk tunjangan dan kegiatan
Selanjutnya
masih
berdasarkan
operasional telah dianggarkan dari ADD.
hasil wawancara, diketahui bahwa faktor
Khususnya tunjangan ketua BPD sebanyak
motivasi yang juga berpengaruh terhadap
500 ribu dan anggotanya 300 ribu”. Dari
pencapaian kinerja anggota BPD mendapat
pernyataan
tersebut
dengan
melihat 11
APRINDA MAREZTY, NIM. E01106027 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kecilnya tunjangan yang diterima anggot
prosedur dalam penyelesaian masalah
BPD, menjadi suatu kewajaran apabila
dengan pemerintah desa”.
kinerja
anggota
BPD
juga
rendah
Dari
hasil
wawancara
yang
mengingat minimnya pendapatan desa,
dilakukan, dapat dikatakan bahwa dari
sehingga biaya operasional lainnya juga
pemerintah kecamatan tidak ada diberikan
menyesuaikan.
intervensi
Selanjutnya tentang intervensi dari
kepada
mengenai
BPD,
penyampaian
fungsinya
dalam
pemerintah Kecamatan, sekretaris camat
penyelenggaraan pemerintahan desa hanya
mengungkapkan:
disampaikan
“Tidak
ada
bentuk
melalui
pertemuan
–
intervensi yang kita terapkan , hanya
pertemuan tertentu. Sedangkan pemerintah
dalam pertemuan – pertemuan tertentu
Kabupaten memberikan intervensi kepada
yang melibatkan BPD dan perangkat desa
BPD lebih berupa suatu pembinaan dan
kita sampaikan mengenai hal – hal tersebut
dengan mengadakan pelatihan – pelatihan.
yang berkaitan dengan fungsinya dalam penyelenggaraan
pemerintahan
desa.”
Disampaikan pula oleh Kepala Sub Bidang Tata Pemerintahan dan Bina Perangkat Desa mengenai bentuk intervensi dari pemerintah Kabupaten yakni: “Bentuk
intervensi
yang
kita
pelatihan yang memang menjadi tugas dari
pemerintahan
desa
di
kabupaten untuk mengadakan pembinaan khusus bagi semua perangkat desa dan BPD, dengan diselenggarakannya kegiatan tersebut kita harapkan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang tugas dan fungsinya
serta
antara
Keberadaan
BPD
dan
pemerintah desa dapat bekerjasama dalam
kepada
BPD
dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada dalam desa membuat BPD mampu untuk melaksanakan fungsi pengayoman dengan
seringkali
kita
juga
mengharapkan mereka dapat mengikuti
solusi
terbaik
yang
dapat
diambil ketika ada pertentangan maupun perselisihan
antara
warga
adalah
pemerintah desa bersama BPD sebagai penengah
mengupayakan
pemecahan
dengan mengundang kedua belah pihak yang berselisih untuk duduk bersama mengambil
jalan
keluar
secara
kekeluargaan. Sebagai contoh : sengketa lahan maupun batas patok tanah yang dimiliki.
menyelenggarakan pemerinthan di desa, khusus
musyawarah
baik dalam kehidupan sehari – hari,
berikan adalah berupa pembinaan dan
bagian
2. Fungsi Mengayomi
Pelaksanaan fungsi dan peran BPD dapat berjalan dengan baik tidak terlepas dari
golongan
dan
partisipasi
dari 12
APRINDA MAREZTY, NIM. E01106027 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
masyarakat.
Keberadaan
dan
desa kita terjadi penurunan terhadap tata
pemerintah desa dapat memberikan warna
batas adat jika dibandingkan dengan
lain, bahwa kebijakan pemerintah desa
kebiasaan terdahulu.
diharapkan
kita bahas juga dalam pertemuan di BPD
dapat
BPD
dijalankan
dengan
transparan sehingga masyarakat dapat ikut
bersama
ambil bagian dalam proses partisipasi dan
persoalan tersebut, namun masi sekedar
pengawasan. Hal ini menunjukkan bahwa
diomongkan. Belum ada tindak lanjut yang
diera reformasi sekarang dan otonomi
kita ambilkan”.
daerah
yang
masyarakat
banyak
peningkatan telah
merupakan
tumpuan
orang
kesejahteraan
menunjukkan
untuk
masyarakat,
perubahan
semua
Kadang – kadang
anggota
menyangkut
Dari hasil wawancara tersebut, diketahui
pelaksanaan
fungsi
BPD
khususnya mengayomi masyarakat belum
pada
terwujud secara nyata. Padahal terkait
pemerintahan paling bawah kearah yang
fungsi ini berdasarkan pernyataan tersebut
lebih demokratis.
juga diketahui ada penurunan tata batas
Mengayomi
menjaga
adat di desa Bange dan hal ini belum
kelestarian adat istiadat yang hidup dan
mempunyai jalan keluar yang dilakukan
berkembang
bersangkutan
oleh BPD dan perangkat desa sebagai
kelangsungan
penyelenggara pemerintahan di tingkat
sepanjang
di
berarti
desa
menunjang
pembangunan. Dalam hal ini menjaga
desa.
kelestarian adat istiadat di desa Bange
Hal ini juga diungkapkan oleh
tidak begitu dipandang sebagai bagian dari
salah
pelaksanaan fungsi – fungsi BPD, karena
menjabat sebagai RT di dusun kandasan
dari hasil pengamatan untuk pelaksanaan
beliau mengatakan:
fungsi BPD hanya didominasi oleh fungsi legislasi
dan
berhubungan
dengan
satu
tokoh
masyarakat
yang
“Bagaimana adat di desa ini bisa terjaga kelestariannya kalau dari pihak
anggaran. Pada kenyataannya fungsi ini
BPD
secara umum dilakukan oleh BPD dalam
mengadakan pertemuan denganj kami
pelaksanaannya, seperti yang dikatakan
masyarakat desa dalam membahas masalah
oleh ketua BPD berikut:
ini, kalaupun ada kepala desa memberi
“Berhubungan
dengan
fungsi
dan
himbauan
pemerintah
misalnya
desa
besok
jarang
kita
mengayomi ini, diakui oleh BPD bahwa
mengadakan musyawarah di balai desa
tidak banyak hal yang kita lakukan karena
pasti dari pihak BPD jarang ada yang
fungsi
sebagai
datang dalam musyawarah itu kan sudah
pelestarian adat istiadat dan memang di
mencerminkn bahwa BPD itu belum bisa
mengayomi
diartikan
13 APRINDA MAREZTY, NIM. E01106027 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
melaksanakan fungsi nya dengan baik
dalam
terutama dalam mengayomi adat istiadat
dikehidupan masyarakat sementara disini
ini. Maka dari situlah salah satu faktor
yang berperan aktif dalam hal mengayomi
yang menyebabkan mengapa masih ada
adat istiadat adalah BPD jadi diharapkan
masyarakat yang belum paham fungsi dari
BPD harus lebih tegas dalam hal ini.
BPD itu.”
menerapkan
adat
istiadat
Dikatakan juga oleh salah satu
Disampaikan juga oleh salah satu
perangkat desa yaitu kaur pemerintahan,
warga desa bahwa jika dilihat pihak desa
beliau mengungkapkan bahwa dari pihak
itu kurang tegas dalam hal menjaga
desa
kelestarian adat dan budaya yang ada di
mengadakan musyawarah dengan warga
desa
desa
ini
contohnya
saja
bila
ada
sendiri
untuk
sebenarnya
membahas
pernah
permasalahan
perselisihan antara warga mengenai batas
kelestarian adat ini tapi tidak semua warga
patok atau sengketa lahan paling dari pihak
datang dalam musyawarah ini sehingga
yang
memberi
banyak warga yang tidak tau apa yang kita
peringatan saja tanpa adanya sanksi hal itu
bahas dalam musyawarah itu selain itu
kan bisa saja memicu kemanjaan bagi
dalam musyawarah pun masih ada warga
masyarakat desa, dalam pikirn mereka
yang
kalaupun sampai terjadi masalah yang
memberikan pendapat atau ide jadi merek
serupa atau masalah dalam hal lain tidak
hanya menerim saja hasil musyawaraah
diberi sanksi yang berat paling juga hanya
apa pun itu hasilnya.
berwenang
hanya
Cuma
ikut
saja
tapi
tidak
sekedar peringatan dan diurus secara
Hal serupa juga diterangkan oleh
kekeluargaan saja sehingga masyarakat
Sekretaris Desa, kita memang akui dalam
tidak merasa takut atau tidak memikirkan
hal ini kita tidak sepenuhnya paham
adat yang telah dipakai oleh tetua adat
tentang adat namun setidaknya kita sudah
jaman dulu. Hal itu yang menyebabkan
berusaha untuk mencari solusi bagaimana
masyarakat tidak lagi perduli dengan
caranya untuk menjaga kelestarian adat
adanya aturan adat yang ada di desa.
yang sudah berkembang di desa ini sejak
Dari keterangan wawancara diatas dapat
penulis
simpulkan
dulu sehingga tidak hanya dianggap
dalam
sebagai simbol saja dan disini juga yang
pengayoman adat istiadat ii masih sangat
kita perlukan adalah adanya kerjasama
kurang, karena adat yang ada itu sama
antara pihak Pemerintah Desa, BPD dan
sekali tidak diperhatikan baik itu dari
masyarakat namun kenyataannya BPD itu
masyarakat sendiri maupun dari pihak
jarang sekali mengikuti musyawarah yang
yang berwenang. Tidak adnya ketegasan
kita adakan di desa terkait pengayoman 14
APRINDA MAREZTY, NIM. E01106027 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
adat ini dan itukan merupakan salah satu
berbagai rapat yang dilakukan di
fungsi dari BPD itu sendiri.
desa.
Dari wawancara tersebut dapat
2. Fungsi Pengayoman, yaitu menjaga
dilihat bahwa kurangnya kerjasama dari
kelestarian adat istiadat yang hidup
segala
dan
pihak
sehingga
menyebabkan
berkembang
di
desa
yang
kelestarian adat yang ada sedikit demi
bersangkutan. Disini BPD sangat
sedikit ditinggalkan, adat istiadat itu hanya
dituntut
sebatas simbol saja seharusnya BPD juga
kebudayaan adat istiadat yang ada di
sering melakukan pengawasan terhadap
desa,
hal ini jadi adat itu tidak hanya tercantum
masyarakat
di peraturan saja tapi juga diwujudkan
kerjasama
dalam kehidupan masyarakat sehingga
kebudayaan adat istiadat yang ada di
kelestarian adat tetap terjaga.
desa sehingga adat istiadat yang ada
untuk
namun
tetap
antara masih
menjaga
BPD
dan
belum
ada
dalam
menjaga
di desa sama sekali tidak mendapat 71 perhatian dari masyarakat. E. PENUTUP
3. Fungsi Menetapkan Peraturan Desa, menetapkan peraturan desa bersama
1. Fungsi
Menampung
Aspirasi
– sama dengan pemerintah desa.
Masyarakat, dalam hal ini BPD
dalam penyusunan dan penetapan
sebagai
peraturan
wadah
penampung
dan
desa,
BPD
memiliki
penyalur aspirasi masyarakat masih
kewenangan yang dipegang oleh
belum berperan secara aktif dalam
pimpinan
melaksanakan musyawarah bersama
rancangan peraturan desa dianggap
masyarakat
saat
masih belum perlu untuk dilakukan,
melakukan musyawarah masyarakat
maka rancangan tersebut ditolak.
jarang memberi pendapat atau ide
Sedangkan
mereka
dibutuhkan
maka
keputusan musyawarah. Kurangnya
pembahasan
dengan
ajakan dan motivasi dari aparat desa
desa.
maupun BPD mengenai pembahasan
menetapkan peraturan desa di Desa
aspirasi
Bange terkesan masih pasif. Hal ini
sehingga
hanya
menerima
masyarakat
menimbulkan masayarakat
pada
setiap
sehingga keengganan
untuk
mengikuti
BPD
yaitu
apabila
memang diagendakan pemerintah
Pelaksanaan
dikarenakan
apabila
fungsi
keterbatasan
pengetahuan para anggotanya dalam penyelenggaraan
pemerintahan, 15
APRINDA MAREZTY, NIM. E01106027 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
khususnya dalam pemahaman teknik dan cara penyusunan peraturan desa. 4. Fungsi Pengawasan yaitu meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan pemerintahan desa, peraturan desa dan keputusan kepala desa. Fungsi ini
pada
umumnya
didalam
prakteknya
dilakukan
melalui
pertanggungjawaban kepala desa.
F. REFERENSI Adisasmita, Rahardjo. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Yogjakarta : Graha Ilmu. Deligumanti, Srapinus. Pelaksanaan fungsi badan permusyawaratan desa dalam menunjang pembangunan di desa semirau kecamatan jangkang kabupaten sanggau berdasarkan PP No. 72 tantang desa. Fisipol, Unversitas Tanjungpura. Faisal,
Kountur, Ronny. 2005. Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta: PPM. Kartasasmita, Ginandjar. 1997. Administrasi Pembangunan (Perkembangan Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia). Jakarta : LP3ES. Khairuddin. 2002. Masyarakat. Liberty.
Pembangunan Yogjakarta :
Koentjaraningrat. 2002. Pembangunan Masyarakat. Yogjakarta : Liberty. Moleong Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Remaja Rosda Karya. Miles, Mathew B, dan Huberman, A. Mitcheal. 1992. Analisis data kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia. Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian. Bandung : Balai Aksa.
Sanafiah. 2005. Penelitian kualitatif dasar – dasar dan aplikasi. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh.
Fauzi, Muhammad. 2010. Pelaksanaan fungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa wajok hilir kecamatan siantan kabupaten pontianak. Fisipol, Universitas Tanjungpura. Hafjsah,
Jafar Mohammad. 2006. Pengetasan Kemiskinan melaluiPemberdayaan Masyarakat.Bandung : institute for Religious and Institusional Studies (Iris) Press.
16 APRINDA MAREZTY, NIM. E01106027 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN