ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT UNITEX TBK, BOGOR
Oleh MAULISA DWI HARYANING H24062141
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
ABSTRAK Maulisa Dwi Haryaning. H24062141. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Economic Value Added (EVA) Pada PT Unitex Tbk, Bogor. Di bawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto.
Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan, untuk itu diperlukan analisis kinerja keuangan untuk melihat sehat atau tidaknya suatu perusahaan. Selain itu, evaluasi juga dapat dilakukan agar kebijakan yang ditempuh manajemen tepat sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis kondisi keuangan PT Unitex Tbk selama 3 periode, yakni tahun 2006 sampai dengan 2008, (2) Menganalisis kinerja keuangan PT Unitex Tbk dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan (3) Mengkaji prospek usaha PT Unitex Tbk. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, studi literatur, dan dokumentasi perusahaan. Data yang digunakan meliputi laporan keuangan tahunan perusahaan periode 2006 sampai 2008. Data yang diperoleh diolah dengan Microsoft Excel 2007. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan PT Unitex Tbk dapat dilihat dari total aktiva, total kewajiban, ekuitas, serta laba (rugi) perusahaan. Berdasarkan analisis kinerja keuangan dengan metode EVA, PT Unitex Tbk memiliki kinerja keuangan yang kurang baik pada tahun 2006 dan 2008, dan memiliki kinerja keuangan yang baik pada tahun 2007. Hal ini dapat dilihat dari nilai EVA perusahaan pada tahun 2006 dan 2008 dimana EVA bernilai negatif, masing-masing sebesar Rp 6.252.599.076 dan Rp -136.928.710.172. Sedangkan pada tahun 2007, EVA bernilai positif yaitu sebesar Rp 107.966.900.806. Untuk kelangsungan hidup/keberlanjutan usahanya, PT Unitex Tbk melakukan beberapa strategi, diantaranya : meningkatkan strategi penjualan, melakukan peninjauan ulang bisnis, mengoptimalkan jumlah produksi, melakukan pengendalian mutu dan penghematan biaya, serta memperbaiki rasio kerugian dan sumber bahan baku.
Key words : kinerja keuangan, economic value added
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT UNITEX TBK, BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh: MAULISA DWI HARYANING H24062141
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Economic Value Added (EVA) Pada PT Unitex Tbk, Bogor Nama
: Maulisa Dwi Haryaning
NIM
: H24062141
Menyetujui Dosen Pembimbing,
(Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc) NIP : 19491210 197803 1 002
Mengetahui : Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP : 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 9 November 1987. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Eddy Haryadi dan Nining Nuzlaningsih. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Ciluar 04 Bogor pada tahun 2000, kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 5 Bogor. Pada tahun 2003, Penulis kembali melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 2 Bogor. Selanjutnya pada tahun 2006, Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) dengan sistem Mayor Minor dan diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), IPB. Selama duduk di bangku perkuliahan penulis aktif mengikuti acara-acara seminar yang diadakan di IPB dan pernah berpartisipasi dalam kepanitian.
iii
KATA PENGANTAR Alhamdulillaahi Rabbil’aalamiin, segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Economic Value Added (EVA) Pada PT Unitex Tbk, Bogor” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam skripsi ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar lebih bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, 25 Agustus 2010
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH Dalam penyusunan skripsi ini penulis dibantu oleh banyak pihak baik secara moril maupun materil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan, petunjuk, saran, motivasi dan kemudahan kepada penulis. 2. Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS dan Farida Ratnadewi, SE, MM selaku dosen penguji yang telah banyak memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Papah dan Mamahku tercinta yang telah dengan tulus ikhlas mendidik, merawat dan memberikan curahan kasih sayang serta doa yang tidak pernah putus. 4. Teh Dilla dan A Agung yang telah memberikan indahnya rasa persaudaraan serta kasih sayangnya. 5. Faris Andinova Yuliawan yang selalu memberikan perhatian, motivasi, dan membantu dalam penyusunan skripsi. 6. Bapak Ir. Sukoco selaku Kepala HRD PT Unitex Tbk yang telah mengijinkan dilakukannya penelitian di PT. Unitex Tbk dan membantu dalam proses pengambilan data. 7. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manejemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. 8. Sahabat Jong Java : Dewi, Lia, Ofi, Akmal, Jojo, Tunjung, Windarti, dan Afif. 9. Sahabat satu bimbingan : Ega, Lintang, Wiwid, Nenny, Lisma, Yunita, Hari dan Rofiq. 10. Semua anak-anak Manajemen 43 yang telah memberi banyak pelajaran hidup selama kuliah. 11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan teman-teman semua.
v
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii KATA PENGANTAR .....................................................................................iv UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................v DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................ix DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................x I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah .............................................................................. 4 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5 1.5. Batasan Penelitian ................................................................................ 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan ................................................................................ 6 2.2. Kinerja Keuangan ................................................................................. 7 2.3. Economic Value Added (EVA) .............................................................. 7 2.4. Penelitian Terdahulu............................................................................ 11 III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................... 12 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 14 3.3. Pengumpulan Data .............................................................................. 14 3.4. Pengolahan dan Analisis Data ............................................................. 15 3.4.1. EVA (Economic Value Added) ................................................. 15 3.5. Program Komputer Microsoft Visual FoxPro 9.0 ................................ 18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................. 19 4.2. Analisis Kondisi Keuangan PT Unitex Tbk ......................................... 25 4.3. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode EVA ............................... 30 4.3.1. Menghitung NOPAT (Net Operating Profit After Tax) ...............30 4.3.2. Menghitung Invested Capital ......................................................31 4.3.3. Menghitung WACC (Weight Average Cost of Capital) .............. 32 4.3.4. Menghitung Capital Charges ..................................................... 33 4.3.5. Menghitung EVA 34
vi
4.4. Kajian Prospek Usaha PT Unitex Tbk ................................................. 36 4.5. Implikasi Manajerial............................................................................ 38 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ............................................................................................... 40 2. Saran ........................................................................................................ 40 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 41 LAMPIRAN .................................................................................................. 42
vii
DAFTAR TABEL No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Halaman Ringkasan neraca PT Unitex Tbk, periode 2006-2008 .................................26 Ringkasan laporan laba/rugi PT Unitex Tbk, periode 2006-2008 ................29 Net Operating Profit After Tax ......................................................................30 Invested Capital .............................................................................................31 WACC ...........................................................................................................32 Capital Charges ............................................................................................33 EVA ..............................................................................................................34
viii
DAFTAR GAMBAR No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Halaman Kerangka pemikiran tahapan penelitian........................................................ 13 Logo PT Unitex Tbk .....................................................................................21 Grafik total aktiva PT Unitex Tbk, periode 2006-2008 ................................27 Grafik total kewajiban PT Unitex Tbk, periode 2006-2008 .........................28 Grafik ekuitas PT Unitex Tbk, periode 2006-2008 .......................................28 Grafik nilai EVA PT Unitex Tbk, periode 2006-2008 ..................................35 Tampilan visual foxpro nilai EVA PT Unitex Tbk tahun 2007 ....................36
ix
DAFTAR LAMPIRAN No.
Halaman
1. Diagram sebab akibat ................................................................................... 43 2. Alur pikir penelitian ......................................................................................44 3. Flowchart program komputer .......................................................................45 4. Struktur organisasi ........................................................................................46 5. Komposisi karyawan .....................................................................................47 6. Perhitungan WACC ......................................................................................48 7. Laporan laba/rugi PT Unitex Tbk, periode 2006-2007..................................50 8. Laporan laba/rugi PT Unitex Tbk, periode 2007-2008 .................................51 9. Neraca PT Unitex Tbk, periode 2006-2007 ..................................................52 10. Neraca PT Unitex Tbk, periode 2007-2008 ..................................................54 11. Laporan perubahan defisiensi modal PT Unitex Tbk, periode 2006-2007 ....56 12. Laporan perubahan defisiensi modal PT Unitex Tbk, periode 2007-2008 ....57 13. Daftar istilah ..................................................................................................58
x
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan tidak hanya dapat dinilai dari keadaan fisiknya saja, misalnya dilihat dari gedung, pembangunan atau ekspansi. Faktor terpenting untuk dapat melihat perkembangan suatu perusahaan terletak dalam unsur keuangannya. Dengan unsur tersebut, evaluasi juga dapat dilakukan terhadap kebijakan yang ditempuh suatu perusahaan sudah tepat atau belum. Karena kompleksnya permasalahan yang dapat menyebabkan kebangkrutan, maka banyak perusahaan yang akhirnya gulung tikar karena faktor keuangan yang tidak sehat. Dengan perkembangan keadaan sekarang ini, maka manajemen perusahaan harus memperhatikan faktor kesehatan keuangan dalam perusahaannya, jika tidak maka masalah akan terjadi atau mengalami kebangkrutan. Untuk menghindari kebangkrutan tersebut maka seorang manajer perusahaan penting untuk selalu berusaha agar perusahaannya dapat terus berjalan atau dengan kata lain manajer tersebut dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaannya (berkelanjutan). Ini dapat ditempuh dengan cara selalu memperhatikan
dan
mengadakan
evaluasi
terhadap
perkembangan
perusahaannya dari waktu ke waktu. Seorang manajer harus dapat memahami kondisi keuangan perusahaannya, karena pada dasarnya kondisi keuangan tersebut akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan secara keseluruhan. Dalam dunia usaha yang sedang mengalami krisis global pada tahun 2008
membuat
para
pengusaha
harus
sangat
berhati-hati
dalam
menginvestasikan dana, karena para pengusaha khawatir krisis global akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Begitupun yang terjadi pada perusahaan industri tekstil yaitu PT Unitex Tbk. Pada saat terjadi krisis keuangan secara otomatis ekonomi menjadi melemah baik bagi pelaku bisnis
2
maupun konsumen. Disini peran investor sangat dibutuhkan sebagai penyedia dana, namun investor juga akan mengukur kinerja keuangan perusahaan dalam hal ini apakah perusahaan dapat memberikan nilai positif yang mencerminkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat biaya modal. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan juga dapat menunjukkan apakah manajemen telah menjalankan tugasnya dengan baik. Sehingga diharapkan dana yang diinvestasikan sebagai modal dapat dikembalikan dengan menghasilkan laba yang tinggi. Salah satu alat yang dipakai untuk mengetahui kondisi keuangan, dalam hal ini tingkat kesehatan suatu perusahaan adalah berwujud laporan keuangan
yang
disusun
pada
setiap
akhir
periode
yang
berisi
pertanggungjawaban dalam bidang keuangan atas berjalannya suatu usaha. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data finansial atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut. (Munawir, 1997). Data finansial yang dimaksud adalah data yang tercermin dalam suatu laporan keuangan, yang memberikan gambaran tentang keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Defisiensi Modal, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dengan mengadakan analisa terhadap pos-pos neraca akan dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan analisa terhadap laporan rugi labanya akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 1997). Pendekatan untuk menilai kinerja perusahaan yang biasa dipakai adalah evaluasi atas laporan keuangan. Evaluasi ini meliputi pengukuran dengan melihat berbagai standar akuntansi seperti laba operasi, laba bersih dan aliran arus kas dari operasi. Hal ini menjadi pertimbangan yang sangat penting karena kondisi keuangan perusahaan mencerminkan mampu tidaknya perusahaan memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan. Kemampuan
3
perusahaan untuk menghasilkan laba dan kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan).
Laporan keuangan disusun untuk menyajikan data yang digunakan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai kinerja perusahaan. Alat analisis keuangan yang umumnya sering dipergunakan oleh perusahaan adalah rasio keuangan. Namun, penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama, yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, dikembangkan suatu konsep baru yang disebut Economic Value Added (EVA). Konsep ini mengukur nilai tambah (value creation) yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. EVA merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi (Tunggal, 2008). Penggunaan metode EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian pada usaha penciptaan nilai perusahaan. Pengertian nilai diartikan sebagai nilai daya guna maupun benefit yang dinikmati oleh stakeholder (karyawan, investor, pemilik, pelanggan) (Tunggal, 2008). Konsep EVA ini akan digunakan sebagai dasar dalam keputusan investasi, sehingga metode EVA relatif sulit diterapkan karena memerlukan perhitungan atas biaya yang kompleks. Namun bagi perusahaan yang terdaftar di pasar modal mungkin akan lebih mudah menghitungnya, daripada perusahaan yang belum go public di pasar modal. Menurut Young dan O’Byrne (2001) sebagai alat pengukur kinerja, EVA memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan metode yang lain, yaitu : 1. EVA memiliki peran penting sebagai suatu sistem yang berbasis pada value compensation dan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan utamanya, yaitu menciptakan nilai untuk pemegang saham. 2. EVA menjembatani konflik yang terjadi antara manajer dengan perusahaan berkaitan dengan pemberian bonus. EVA menyediakan insentif bagi manajer
4
yang
berperan
mencari
dan
mengimplementasikan
investasi
yang
menciptakan nilai. 3. EVA merupakan alat komunikasi yang efektif dalam penciptaan nilai dengan melibatkan semua elemen di dalam organisasi untuk ikut berperan serta. 4. EVA merupakan kerangka kerja manajemen yang mencakup berbagai fungsi, seperti perencanaan strategis (strategic planning), pengukuran kinerja (performance measurement), serta komunikasi internal maupun eksternal (internal/eksternal communication).
1.2. Perumusan Masalah Pengukuran kinerja perusahaan dan tingkat kesehatan perusahaan merupakan suatu hal yang berhubungan. Tingkat kesehatan perusahaan akan membawa dampak dalam pengambilan keputusan, baik bagi pihak kreditur, bagi pemegang saham, maupun pihak intern perusahaan itu sendiri. Para calon kreditur dan pemegang saham sangat berkepentingan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dalam perusahaan agar dana yang diinvestasikan cukup aman dan mendapatkan tingkat hasil pengembalian. Bagi pihak intern sendiri khususnya pihak manajemen, penilaian kinerja perusahaan akan mempengaruhi penyusunan rencana perusahaan yang akan diambil untuk masa depan demi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam menilai kinerja suatu perusahaan, tentunya diperlukan informasi yang relevan dan penentuan alat ukur kinerja perusahaan yang tepat. Laporan keuangan merupakan suatu dasar pengukuran kinerja perusahaan. Dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan akan diperoleh informasi yang benar dan lengkap atas kinerja perusahaan bagi para pemegang saham atau penyandang dana. Pemilik atau pemegang saham menggunakan laporan keuangan untuk melihat perolehan hasil yang ditanamnya kepada perusahaan yang bersangkutan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan dengan memperhatikan tingkat pengembalian para penyandang dananya adalah metode Economic Value Added (EVA).
5
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi keuangan PT Unitex Tbk selama 3 periode, yakni tahun 2006 sampai dengan 2008 ? 2. Bagaimana kinerja keuangan PT Unitex Tbk dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) ? 3. Bagaimana prospek usaha PT Unitex Tbk ? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan di atas maka tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Menganalisis kondisi keuangan PT Unitex Tbk selama 3 periode, yakni tahun 2006 sampai dengan 2008. 2. Menganalisis kinerja keuangan PT Unitex Tbk dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA). 3. Mengkaji prospek usaha PT Unitex Tbk. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, diantaranya : 1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi alat pengukuran untuk menilai kinerja perusahaan atau unit bisnis. 2. Bagi
masyarakat,
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
pengetahuan dan berkontribusi dalam memajukan pendidikan di Indonesia terutama akademisi dan masyarakat pada umumnya. 1.5. Batasan Penelitian Batasan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja keuangan PT Unitex Tbk selama 3 periode, yakni tahun 2006 sampai dengan 2008. Data yang diteliti hanya sampai 2008 hal ini dikarenakan peneliti melaksanakan penelitian sebelum perusahaan melaksanakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) untuk laporan keuangannya tahun 2009, oleh sebab itu peneliti hanya diberikan data sampai dengan tahun 2008. Batasan sistem dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Laporan Keuangan Menurut Weston dan Thomas (1990) Laporan keuangan adalah suatu laporan yang diterbitkan setiap tahun oleh perusahaan kepada pemegang saham. Laporan keuangan berisi informasi tentang prestasi perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa yang akan datang. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data finansial atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut. Laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Defisiensi Modal, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dengan mengadakan analisa terhadap pos-pos neraca akan dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan analisa terhadap laporan rugi labanya akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 1997). Menurut Nordiawan (2006), laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan dalam lingkungan sektor publik ini memegang peranan penting dalam rangka menciptakan akuntabilitas sektor publik. Informasi keuangan ini berfungsi sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Pada umumnya, beberapa laporan keuangan tersebut antara lain : 1. Neraca atau laporan posisi keuangan 2. Laporan laba rugi 3. Laporan arus kas 4. Laporan perubahan ekuitas 5. Catatan atas laporan keuangan
7
2.2. Kinerja Keuangan Kinerja adalah penentuan secara periodik, efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasinya dan karyawannya berdasarkan sasarannya, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya (Mulyadi,1997). Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisa dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan ukuran komparatif. Menurut Mulyadi (1997) kinerja keuangan adalah penentuan ukuranukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam mengukur kinerja keuangan perlu dikaitkan antara organisasi perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban. Dalam melihat organisasi perusahaan dapat diketahui besarnya tanggung jawab manajer yang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja keuangan. Namun demikian mengukur besarnya tanggung jawab sekaligus mengukur prestasi keuangan tidaklah mudah sebab ada yang dapat diukur dengan mudah dan ada pula yang sulit untuk diukur. 2.3. Economic Value Added (EVA) Menurut Mirza (1999) EVA (Economic Value Added) adalah ukuran nilai tambah ekonomis (value creation) yang dihasilkan perusahaan sebagai akibat dari aktifitas atau strategi manajemen. EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal karena perusahaan mampu memberikan tingkat penghasilan yang melebihi tingkat biaya modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Sebaliknya EVA yang negatif menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah daripada biaya modalnya. EVA sebagai penengah antara pengukuran nilai dan kinerja perusahaan. EVA mengukur pertambahan nilai yang dihasilkan oleh manajemen berkaitan dengan usaha manajemen untuk meningkatkan
8
kemakmuran pemegang sahamnya. EVA yang dipopulerkan dan dipatenkan oleh Stewart & Company ini menghitung economic profit dan bukan accounting profit. Pada dasarnya, EVA mengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta bila perusahaan memperoleh keuntungan (profit) di atas cost of capital perusahaan. Secara matematis EVA dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital tahunan. Jika EVA positif, menunjukkan perusahaan telah menciptakan kekayaan (Young dan O’Byrne, 2001). EVA mengukur nilai tambah perusahaan dengan menghitung seluruh biaya modal, baik setoran modal yang berasal dari pemegang saham maupun dari pinjaman, atau risiko yang dihadapi perusahaan dalam melakukan investasi. Perusahaan baru dikatakan mampu memberikan nilai tambah bagi pemegang saham bila keuntungan yang dihasilkan lebih tinggi dari biaya modal (Young dan O’Byrne, 2001). Menurut Tunggal (2008) EVA merupakan salah satu alat pengukuran kinerja perusahaan yang dipopulerkan oleh G. Bennet Stewart dan Joel M. Stern pada 1991. Keduanya merupakan analis keuangan dari perusahaan konsultan Stern Stewart and Co. EVA didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis sebagai residual income yang menyatakan bahwa kekayaan dalam suatu perusahaan hanya diciptakan pada saat perusahaan mampu menutup biaya operasi dan biaya modal. Menurut Young dan O’Byrne (2001) sebagai alat pengukur kinerja, EVA memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan metode yang lain, yaitu : 1. EVA memiliki peran penting sebagai suatu sistem yang berbasis pada value compensation dan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan utamanya, yaitu menciptakan nilai untuk pemegang saham. 2. EVA menjembatani konflik yang terjadi antara manajer dengan perusahaan berkaitan dengan pemberian bonus. EVA menyediakan insentif bagi manajer yang berperan mencari dan mengimplementasikan investasi yang menciptakan nilai.
9
3. EVA merupakan alat komunikasi yang efektif dalam penciptaan nilai dengan melibatkan semua elemen di dalam organisasi untuk ikut berperan serta. 3. EVA merupakan kerangka kerja manajemen yang mencakup berbagai fungsi, seperti perencanaan strategis (strategic planning), pengukuran kinerja (performance measurement), serta komunikasi internal maupun eksternal (internal/eksternal communication). Menurut Keys et al. dalam Widyakusuma (2007) secara umum ada beberapa keterbatasan dari metode EVA yaitu : 1. Perhitungan EVA terlalu kompleks. 2. EVA mudah untuk dimanipulasi, karena perhitungan berdasarkan pada metode accrual accounting. Hal ini berarti EVA menjadi bias, karena metode accrual accounting tersebut banyak menggunakan model estimasi, seperti tarif depresiasi, cadangan kerugian piutang, dan tarif amortisasi. 3. EVA merupakan pengukuran kinerja jangka pendek. Komponenkomponen untuk menhitung EVA seperti income dan capital merupakan pengukuran kinerja jangka pendek. Pengukuran kinerja jangka pendek lebih mudah untuk dimanipulasi yang akan mempengaruhi kinerja jangka panjang. 4. EVA mendorong perusahaan untuk melakukan investasi dengan biaya modal yang rendah. Investasi yang demikian umumnya memiliki risiko yang kecil, sehingga secara tidak langsung EVA mendorong perusahaan untuk menghindari risiko padahal sebagai inovasi-inovasi dalam bisnis memiliki risiko yang sangat tinggi. 5. Tidak adaya konsistensi dalam mendefinisikan EVA, NOPAT, atau Capital. Dalam analisis EVA terdapat lima langkah utama yang perlu dilakukan dalam mengukur nilai, yaitu : 1. Menghitung laba operasi bersih sesudah pajak (Net Operating Profit After Tax/NOPAT). NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah ditambah biaya bunga setelah pajak, tetapi termasuk biaya keuangan
10
(financial cost) dan non cash bookkeeping entries seperti biaya penyusutan. 2. Menghitung biaya modal yang diinvestasikan (Invested Capital/IC). Invested Capital adalah jumlah seluruh pinjaman perusahaan di luar pinjaman jangka pendek tanpa bunga (non-interest bearing liabilities), seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan, dan sebagainya. 3. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (Weight Average Cost of Capital/WACC). Weight Average Cost of Capital (WACC) adalah jumlah biaya dari masing-masing komponen modal, misalnya pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang (cost of debt) serta setoran modal saham (cost of equity) yang diberikan bobot sesuai dengan proporsinya dalam struktur modal perusahaan. 4. Menghitung biaya modal perusahaan yang terdiri dari beberapa sumber pembiayaan. Biaya modal (capital charges) adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti kerugian para investor atas risiko usaha dari modal yang ditanamkannya. 5. Menghitung Economic Value Added (EVA). EVA adalah laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (capital charges) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut. EVA merupakan suatu tolok ukur kinerja keuangan yang berbasis nilai. EVA merupakan suatu tolok ukur yang menggambarkan jumlah absolut dari nilai pemegang saham (shareholder value) yang diciptakan (created) atau dirusak (destroyed) pada suatu periode tertentu, biasanya setahun. EVA yang positif menunjukkan penciptaan nilai (value creation), sedangkan EVA yang negatif menunjukkan penghancuran nilai (value destruction). Selain konsep Economic Value Added (EVA), ada juga konsep Market Value Added (MVA). MVA adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan
11
(termasuk ekuitas dan hutang) dan modal yang diinvestasikan dalam perusahaan (Young dan O’Byrne, 2001). 2.4. Penelitian Terdahulu Supiani (2005) melakukan penelitian terhadap perusahaan BUMN yang terdaftar diseleksi di Bursa Efek Jakarta tahun 2003-2004, perusahaan yang diteliti antara lain PT Aneka Tambang Tbk, PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Mandiri Indonesia, PT Indofarma, PT Kimia Farma, PT semen Gresik, PT Timah dan PT Telekomunikasi Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sepuluh perusahaan yang diteliti dengan menggunakan EVA tidak ada satupun perusahaan yang memiliki EVA positif. Hal ini disebabkan biaya saham dan biaya hutang yang tinggi sehingga mempengaruhi tinggi nilai WACC, dengan begitu laba yang diciptakan tidak mampu menutupi biaya modal yang besar. Mubarok (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi Kasus Perusahaan Otomotif Go Public)”. Hasil penelitian menunjukkan dari dua perusahaan yang dianalisis yaitu PT Multistrada Tbk dan PT Gajah Tunggal Tbk, terdapat satu perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik yaitu PT Multistrada Tbk, karena pada tahun 2008 PT Multistrada Tbk mengalami peningkatan kinerja keuangan lebih baik dari tahun 2007 yang memiliki nilai EVA negatif meningkat menjadi positif pada tahun 2008, walaupun pada akhir tahun tersebut terjadi krisis ekonomi global. Sedangkan PT Gajah Tunggal Tbk memiliki penurunan kinerja pada tahun 2008. Pada tahun 2007 perusahaan memiliki EVA yang positif, akan tetapi pada akhir tahun nilai EVA menurun menjadi negatif, karena adanya kerugian yang cukup besar akibat dari krisis ekonomi global.
12
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Economic Value Added (EVA) merupakan alat analisis untuk mengukur nilai tambah perusahaan dengan menghitung seluruh biaya modal, baik setoran modal yang berasal dari pemegang saham maupun dari pinjaman, atau risiko yang dihadapi perusahaan dalam melakukan investasi. Perusahaan yang akan diteliti adalah PT Unitex Tbk yang telah tercatat di BEI. Untuk mengukur kinerja keuangan diperlukan data laporan keuangan berupa laporan laba-rugi dan neraca. Secara sederhana EVA dapat diketahui dari Net Operating Profit After Tax (NOPAT) dikurangi biaya modal. NOPAT merupakan laba bersih ditambah biaya bunga setelah pajak, sedangkan biaya modal (capital charges) menunjukkan besarnya kompensasi atau pengembalian modal yang dituntut oleh investor atas modal yang diinvestasikan di perusahaan. Modal (capital) berasal dari dua sumber dana yaitu ekuitas dan hutang. Nilai NOPAT dapat diperoleh dari laporan laba/rugi, sedangkan biaya modal dapat diperoleh dari neraca perusahaan. Setelah diketahui nilai EVA, maka dapat dilihat kinerja perusahaan baik atau tidak. Nilai tersebut merupakan referensi bagi beberapa pihak yang berkepentingan, seperti manajer, investor serta stakeholder lainnya untuk mengambil keputusan. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1 dan alur pikir penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2.
13
PT Unitex Tbk
Laporan Keuangan
Laporan Laba Rugi
Laporan Perubahan Defisiensi Modal
Neraca
Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
Biaya Hutang
Biaya Ekuitas
Modal yang diinvestasikan (Invested Capital)
Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
Biaya modal (Capital Charge)
Economic Value Added (EVA)
Kinerja Keuangan Perusahaan
Gambar 1. Kerangka pemikiran tahapan penelitian
14
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Unitex Tbk yang beralamat di Jl. Raya Tajur No.1 Ciawi, Bogor, selama bulan April sampai Juni 2010. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia dan sudah menjadi perusahaan Go Public. 3.3. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer yang digunakan berupa hasil wawancara dengan pihak perusahaan, terutama yang terkait dengan bagian keuangan. Data sekunder merupakan data pelengkap yang didapatkan dari pihak-pihak terkait dengan penelitian ini, diantaranya adalah dokumen-dokumen perusahaan yang relevan dengan penelitian ini. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah : a. Data gambaran umum perusahaan meliputi sejarah, lokasi, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, pemasaran, proses produksi, dan sumber daya manusia. b. Data keuangan berupa laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan defisiensi modal. Pengumpulan data berupa kegiatan survei lapangan, wawancara, dokumentasi dan penelitian pustaka. Pengumpulan data dilakukan sebagai berikut : a. Studi Literatur Data yang diperlukan dan dikumpulkan dengan cara membaca dan mempelajari buku literatur, serta sumber-sumber yang sesuai dengan permasalahan. b. Wawancara Wawancara merupakan pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak bersangkutan, yaitu dengan pihak keuangan.
15
c. Dokumentasi Metode ini merupakan cara mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen-dokumen perusahaan yang relevan dengan penelitian. 3.4. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan setelah data di lapangan terkumpul. Dalam penelitian ini, data-data yang diolah berasal dari data sekunder. Menurut Nazir (2005), analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat Microsoft Excel 2007. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA). 3.4.1. EVA (Economic Value Added) EVA merupakan alat analisis untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menghitung laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal. Langkah – langkah untuk menghitung EVA (Tunggal, 2008) : 1. Menghitung NOPAT (Net Operating Profit After Tax) NOPAT = Laba (rugi) Bersih + Biaya Bunga......................................... (1) Keterangan : NOPAT
: laba yang diperoleh dari operasi bersih setelah pajak ditambah biaya bunga (Rp).
Laba bersih
: perbedaan antara jumlah pendapatan yang diperoleh suatu satuan usaha selama periode tertentu dan jumlah biaya yang dapat diaplikasikan kepada pendapatan (Rp).
Biaya bunga
: termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (Rp).
2. Menghitung Invested Capital Invested Capital = Kas + Working Capital Requirement + Aktiva Tetap ………………………………………......................(2)
16
Keterangan : Invested Capital
: jumlah seluruh pinjaman perusahaan di luar pinjaman jangka pendek tanpa bunga, seperti hutang usaha, hutang pajak, dan sebagainya (Rp).
Kas
: harta yang dapat digunakan untuk membayar kegiatan operasional perusahaan atau dapat digunakan untuk membayar kewajiban saat ini (Rp).
Working Capital Requirement = (persediaan + piutang usaha + aktiva lancar lainnya) – (hutang usaha + hutang pajak + biaya-biaya yang masih harus dibayar) (Rp). Aktiva tetap
: aktiva yang memiliki substansi (wujud) fisik, digunakan dalam operasi normal perusahaan (tidak
dimaksudkan
untuk
dijual)
dan
memberikan manfaat ekonomi lebih dari satu tahun (Rp). 3. Menghitung WACC (Weighted Average Cost Of Capital) Rumus : WACC = [(D × rd) (1 − Tax) + (E × re)] …………………….………... (3) Keterangan : WACC : jumlah biaya dari masing-masing komponen modal (%). Tingkat Hutang (D) = Cost of Debt (rd) =
Total Hutang x 100 % … … … … (4) Total Hutang dan Ekuitas
Beban bunga x 100 % … … … … … … … … … … … (5) Total Hutang
Tingkat Ekuitas (E) = Cost of Equity (re) =
Total Ekuitas x 100 % … … … … (6) Total Hutang dan Ekuitas
Laba (rugi) setelah pajak x 100 % … … … … … (7) Total Ekuitas
17
Tingkat pajak (Tax) = Tingkat pajak yang berlaku di perusahaan
4. Menghitung Capital Charges Rumus :
Capital Charges = WACC × Invested Capital ....................................... (8) Keterangan : Capital Charges : aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti kerugian para investor atas risiko usaha dari modal yang ditanamkannya (Rp). 5. Menghitung Economic Value Added (EVA)
Rumus : EVA = NOPAT − Capital Charges ………………………...……….... (9) Atau EVA = NOPAT − (WACC × Invested Capital) Keterangan : EVA : laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (capital charges) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut (Rp). Kinerja keuangan perusahaan melalui EVA, dinilai dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika EVA > 0, maka terjadi proses nilai tambah perusahaan, kinerja perusahaan baik. Ini bermakna laba yang tersedia mampu melebihi harapan investor, perusahaan dapat mengembalikan pinjaman kreditur serta dapat menganggarkan pemberian bonus kepada karyawan. 2. Jika EVA = 0, maka menunjukkan posisi impas perusahaan. Ini bermakna laba yang tersedia impas untuk memenuhi harapan kreditur dan investor. 3. Jika EVA < 0, hal itu berarti total modal perusahaan lebih besar daripada laba operasi setelah pajak yang diperolehnya, sehingga kinerja perusahaan tersebut tidak baik. Ini bermakna di dalam perusahaan tidak terjadi nilai tambah, laba yang tersedia tidak mampu memberikan pengembalian setimpal dengan yang ditanam investor.
18
3.5. Program Komputer Microsoft Visual FoxPro 9.0 Microsoft Visual FoxPro 9.0 merupakan program aplikasi berbasis Windows versi terbaru dan menggunakan bahasa SQL (Structured Query Language). Awalnya bahasa pemrograman ini dikenal dengan nama FoxBASE yang diluncurkan oleh Fox Software pada awal 1984. Fox Technologies kemudian bergabung dengan Microsoft pada 1992 sehingga di depan nama FoxBASE ditambahkan awalan Visual. Versi terakhir FoxPro (9.0) dapat berjalan pada sistem operasi Mac OS, DOS, Windows, dan Unix. Microsoft Visual FoxPro merupakan solusi yang tepat untuk membangun aplikasi database dan Visual FoxPro 9.0 menyediakan fasilitas wizard dan builder. Dengan menggunakan fasilitas tersebut maka pembuatan aplikasi database dapat lebih mudah dan lebih cepat. Pembuatan aplikasi dilakukan dalam tujuh tahapan yang dikerjakan secara berurutan. Tahapan tersebut adalah gambaran umum, struktur hiraki, perancangan diagram relasi entitas, struktur basis data, perancangan struktur kode, rancangan halaman menu, rancangan input dan output. Flowchart program komputer dapat dilihat pada Lampiran 3.
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perkembangan Perusahaan PT Unitex Tbk merupakan sebuah perusahaan patungan IndonesiaJepang yang bergerak dalam bidang industri tekstil terpadu (Fully Integrated Textile Manufacture), berbentuk Perseroan Terbatas terbuka dimana saham dan modal dimiliki oleh beberapa pihak. PT Unitex Tbk didirikan pada tanggal 14 Mei 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada 22 September 1972. Perusahaan melakukan kegiatan pembuatan benang, tenunan, dan kain berbahan baku campuran polyester dan kapas. Kantor PT Unitex Tbk dan pabriknya berlokasi di Jl. Raya Tajur No. 1, Ciawi, Bogor. PT
Unitex
Tbk
didirikan
dalam
rangka
Undang-Undang
Penanaman Modal Asing No. 1/1967 (yang diubah dengan UndangUndang No. 25 Tahun 2007) berdasarkan akta notaris Eliza Pondaag, S.H. No. 25 tanggal 14 Mei 1971. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. JA.5/128/14 tanggal 30 Juli 1971 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 67 tanggal 20 Agustus 1971. Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, perubahan terakhir dengan Akta Notaris Tatyana Indrati Hasjim, S.H. No. 32 tanggal 26 Juni 2008 mengenai, antara lain, penambahan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan dan penyesuaian dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. AHU-58488.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 3 September 2008. Pada tahun 1982, PT Unitex Tbk melakukan penawaran umum saham perdana kepada publik sejumlah 733.500 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar saham melalui Bursa Efek Jakarta dengan harga penawaran Rp 1.475 per lembar saham.
20
Sesuai
dengan
surat
PT
Bursa
Efek
Jakarta
No.
S-
1230/BEJ.1.2/0797 pada tanggal 3 Juli 1997, saham Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta telah dibatalkan pencatatannya (delisted) pada tanggal 4 Juli 1997. Selanjutnya, berdasarkan surat dari PT Bursa Efek Surabaya No. 10/EMT/LIST/BES/III/1997 tanggal 26 Maret 1997, seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Surabaya. Sehubungan dengan penggabungan usaha PT Bursa Efek Surabaya dan PT Bursa Efek Jakarta, sejak tanggal 1 Desember 2007, 8.068.500 lembar saham Perusahaan tercatat pada Bursa Efek Indonesia. 2. Visi dan Misi Perusahaan PT Unitex Tbk mampunyai visi dan misi agar dapat melakukan kegiatannya dan mewujudkan cita-cita, keinginan, dambaan, harapan pada suatu organisasi. Visi dan Misi yang dimiliki PT Unitex Tbk sebagai berikut : Visi : Dikenal dengan baik secara internasional sebagai perusahaan tekstil yang terintegrasi dimana memproduksi produk berkualitas tinggi. Misi : a. Meningkatkan nilai bagi stakeholders melalui operasi yang efisien. b. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan harga bersaing dan pelayanan tepat. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut perusahaan dalam menjalankan proses produksinya didukung secara konsisten dengan 5 pilar penyangga, yaitu : a. Mengutamakan keselamatan kerja. b. Produk yang bermutu tinggi dan konsisten. c. Pengiriman yang tepat waktu. d. Biaya yang rendah. e. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dan dilandasi dengan 3 pondasi, yaitu : a. Disiplin, waktu mulai bekerja dan berakhir bekerja dalam satu hari selalu tepat waktu dan ditandai oleh bunyi bel berbunyi sebanyak 2 kali, karyawan yang terlambat datang akan dikenakan sanksi.
21
b. 5-R (ringkas, rapih, resik, rawat, dan rajin). c. Kerjasama. Perusahaan ini memiliki keunikan dalam hal logo atau lambang perusahaan, PT Unitex Tbk memiliki logo berupa kucing bertopi dan berdasi, logo ini memiliki makna sangat berarti bagi PT Unitex Tbk yaitu :
Gambar 2. Logo PT Unitex Tbk a. Kucing mempunyai arti dari visi PT Unitex Tbk yaitu memproduksi produk berkualitas tinggi, sehingga membuat kain yang digunakan halus dan lembut seperti bulu kucing. b. Bertopi dan Berdasi mempunyai arti hasil produksi kain yang dihasilkan akan menjadi konsumsi oleh kalangan menengah ke atas sehingga diharapkan harga jualnya menjadi tinggi. 3. Struktur Organisasi PT Unitex Tbk merupakan perusahaan berbadan hukum yang berbentuk perseroan terbatas. Kekuasaan tertinggi terletak pada rapat umum pemegang saham. Namun dalam struktur organisasi PT Unitex Tbk memiliki Dewan Komisaris untuk menentukan misi dan tujuan perusahaan. Dewan Komisaris diangkat oleh pemegang saham dan bertindak sebagai wakil pemegang saham untuk menjalankan roda perusahaan. Untuk menjalankan tugas dan wewenangnya, Dewan Komisaris mengangkat Presiden Direktur sebagai wakil perusahaan dan bertanggung jawab sepenuhnya akan perkembangan perusahaan. Presiden Direktur ini akan membawahi beberapa departemen yang ada di PT Unitex Tbk, pimpinan setiap departemen diberi nama Direktur. Direktur diberikan
22
tanggung jawab untuk mengatur kegiatan setiap departemen, para direktur akan bekerjasama agar kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan perusahaan. Struktur oraganisasi dapat dilihat pada Lampiran 4. 4. Pemasaran Perusahaan memasarkan produknya dengan orientasi pasar dan konsumen. Persaingan yang semakin ketat dalam industri ini telah memacu
perusahaan
umtuk
memaksimalkan
penjualan
dengan
memperluas daerah pemasaran dan meningkatkan penjualan barang yang bermutu tinggi.
Sebagai tanggapan terhadap program pemerintah, PT
Unitex Tbk berusaha meningkatkan ekspor secara intensif. Sebagai contoh pada tahun 2008, penjualan ekspor langsung sebesar 21 persen, ekspor tak langsung 37 persen dan penjualan domestik 42 persen. Penjualan ekspor terutama negara-negara di Eropa dan Asia. 5. Kegiatan PT Unitex Tbk PT Unitex Tbk melakukan kegiatannya mulai dari pemintalan (Spinning), pertenunan (Weaving), pencelupan (Dyeing Finishing), dan pencelupan benang (Yarn Dyeing). Bagian pemintalan adalah bagian dari produksi yang melakukan proses pembuatan benang dari bahan baku kapas dan polyester. Bagian pertenunan adalah bagian produksi yang melakukan proses pertenunan benang hingga menjadi kain. Akan tetapi yang dihasilkan oleh bagian pertenunan ini masih berupa kain mentah (Greige cloth). Bagian pencelupan adalah bagian yang melakukan proses pencelupan dan penyempurnaan dari kain mentah menjadi kain jadi (Finish goods). Sedangkan bagian pencelupan benang adalah bagian yang melakukan proses pencelupan benang (putih) hingga menjadi benang warna. Hasil produksi perusahaan yang utama adalah Yarn Dyed dan Piece Dyed. Keduanya dibagi beberapa kategori yaitu TC, CVC, All Cotton dan Cotton 80/2. PT Unitex Tbk tidak melupakan tanggung jawabnya terhadap kelestarian lingkungan. Untuk itu pada tahun 1988, PT Unitex Tbk
23
membangun instalasi air limbah (IPAL) di atas tanah seluas 4000 m2. Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan IPAL serta penyempurnaannya hingga tahun 1995 adalah sebesar Rp 4 milyar. Dalam perkembangan selanjutnya IPAL terus mengalami perbaikan dan penambahan instalasi sejalan dengan peningkatan produksi. Kapasitas IPAL PT Unitex Tbk saat ini mampu mengolah limbah cair sebesar 5000 m3 per hari (maksimum). IPAL PT Unitex Tbk telah memberikan hasil yang memuaskan dalam mengelola limbah cair dari hasil produksinya. Dampak positif dari adanya keberhasilan pengolahan limbah ini, PT Unitex Tbk banyak menerima kunjungan dari instansi pemerintah, lembaga pendidikan, perusahaan swasta dan lembaga lainnya yang mempunyai maksud untuk mempelajari cara pengolahan limbah yang baik dan benar. Selain itu PT Unitex Tbk juga mendapatkan penghargaan Program Kali Bersih (Prokasih) No.1 di Indonesia pada tahun 1991 dimana pialanya diserahkan langsung oleh Bapak Presiden Soeharto di Istana Negara. Di samping itu pula PT Unitex Tbk telah mendapatkan penghargaan “Sahwali Award” untuk tingkat Asia Pasifik sebgai penghargaan terhadap pengusaha yang berwawasan lingkungan. Pada saat ini PT Unitex Tbk telah mendapat Peringkat Hijau pada penilaian Proper Prokasih yang dilakukan oleh Bapedal. Dalam
rangka
meningkatkan
kepercayaan
pelanggan
dan
memperbaiki sistem produksi, perusahaan pada bulan Juni 2003 telah berhasil mendapatkan Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 sebagai tanda bahwa proses manajemen mutu yang ada telah sesuai dengan standar mutu Internasional. Partisipasi perusahaan terhadap masyarakat antara lain dengan memberikan sumbangan air bersih untuk perumahan dan mesjid-mesjid yang ada di sekitar PT Unitex Tbk, mengadakan penyemprotan nyamuk setiap satu bulan sekali di sekitar perusahaan (khususnya yang tepat di belakang Mess Direksi), mengadakan donor darah setiap tiga bulan sekali bekerjasama dengan PMI Bogor, sumbangan uang kepada anak yatim piatu dan kain kepada keluarga kurang mampu yang disalurkan melalui
24
Kepala Desa dan RT serta sumbangan ini biasanya diberikan terutama pada Hari Raya Idul Fitri. Di samping itu, pihak perusahaan setiap tahunnya selalu mengadakan kegiatan keagamaan (hari besar Islam), yang kegiatannya melibatkan masyarakat sekitar seperti khitanan massal dan memberikan jatah beli kain potong untuk kegiatan UKM bekerjasama dengan LPM Kelurahan Sindangrasa. 6. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia berperan sebagai asset dan mitra usaha untuk mendukung keberhasilan usaha perusahaan. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, perusahaan selalu mengirimkan beberapa karyawan guna mendapatkan pelatihan dan keterampilan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi baru dan keterampilan di luar negeri, Jepang. Hubungan manajemen dan karyawan dipelihara sedemikian rupa agar karyawan dapat bekerja sejalan dengan gerak langkah perusahaan, untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif untuk mendukung kinerja para karyawannya, perusahaan bekerjasama dengan serikat pekerja dalam pemecahan permasalahan perburuhan, hak-hak karyawan yang telah diatur dalam perjanjian antara serikat pekerja dengan perusahaan berdasarkan ketentuan pemerintah dengan berpedoman pada kemampuan dan kondisi perusahaan. Komposisi karyawan berdasarkan jenjang manajemen dan karyawan dapat dilihat pada Lampiran 5. Dalam bekerja karyawan PT Unitex Tbk menggunakan seragam yang sama, dimana untuk laki-laki seragam yang digunakan berwarna biru dan perempuan berwarna pink. Hal ini berlaku untuk semua karyawan, keseragaman pakaian ini mengindikasikan bahwa budaya perusahaan yang terdapat pada PT Unitex Tbk sangat erat. Selain itu untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan karyawan, pihak perusahaan selalu mengadakan
pendidikan
dan
pelatihan
secara
intensif
dan
berkesinambungan, baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri khususnya di Jepang.
25
Sistem kerja yang ada di PT Unitex Tbk dengan menggunakan sistem shift dan non-shift, untuk non-shift karyawan bekerja dari hari Senin hingga Jumat dimulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 dan hari Sabtu dari jam 08.00 sampai dengan pukul 12.00, sedangkan untuk shift terbagi menjadi tiga jam kerja yaitu shift pagi dari pukul 06.00 sampai dengan 14.00, shift siang dari pukul 14.00 sampai dengan 22.00, dan shift malam dari pukul 22.00 sampai dengan 06.00 bekerjanya hari Senin hingga Sabtu. Dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan tidak lupa terhadap kesejahteraan karyawannya. Fasilitas kesejahteraan yang diberikan kepada karyawan antara lain pakaian seragam, makan di kantin perusahaan, kepesertaan JAMSOSTEK bagi seluruh karyawan, penyediaan klinik dan mobil ambulance serta penggantian pengobatan bagi karyawan dan keluarganya, serta koperasi karyawan yang menyediakan kebutuhan sehari-hari dan bidang usaha lainnya. 4.2. Analisis Kondisi Keuangan PT Unitex Tbk Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Apalagi informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Dari laporan keuangan tersebut dapat dilihat kondisi keuangan perusahaan. Dilihat dari neraca PT Unitex Tbk pada tahun 2007 total aktiva perusahaan menurun sebesar 5,74 persen atau setara dengan Rp 9.179.003.480, dari tahun 2006 sebesar Rp 159.814.083.749 turun menjadi Rp 150.635.080.269 pada akhir tahun 2007. Penurunan total aktiva ini terjadi karena adanya penurunan yang cukup signifikan dari aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Penurunan pada aktiva lancar ini disebabkan oleh tertundanya penerimaan kas dari pelanggan, sedangkan penurunan pada aktiva tidak lancar disebabkan oleh menurunnya aktiva pajak tangguhan bersih.
26
Sedangkan pada tahun 2008 total aktiva perusahaan meningkat sebesar 1,67 persen
setara dengan Rp 2.511.443.263, dari tahun 2007 sebesar Rp
150.635.080.269 meningkat menjadi Rp 153.146.523.532 pada akhir tahun 2008. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan pada jumlah aktiva lancar. Kenaikan pada aktiva lancar ini disebabkan oleh penundaan pembayaran hutang kepada pemasok yang dilakukan oleh perusahaan, terutama dikarenakan tertundanya penerimaan kas dari pelanggan. Tabel 1. Ringkasan Neraca PT Unitex Tbk, Periode 2006-2008 Jumlah (Rp/tahun)
Komponen Aktiva lancar Aktiva
2006
2007
2008
71.949.216.595
69.354.024.056
73.075.205.373
87.864.867.154
81.281.056.213
80.071.318.159
159.814.083.749
150.635.080.269
153.146.523.532
312.465.989.707
234.426.054.467
303.506.763.662
17.140.119.731
17.945.669.407
18.590.605.732
329.606.109.438
252.371.723.874
322.097.369.394
(169.792.025.689)
(101.736.643.605)
(168.950.845.862)
159.814.083.749
150.635.080.269
153.146.523.532
tidak
lancar Total aktiva Kewajiban lancar Kewajiban tidak lancar Total kewajiban Ekuitas Total
ekuitas
dan kewajiban
Sumber : PT Unitex Tbk Bogor, 2006-2008. Aktiva lancar pada tahun 2007 menurun sebesar 3,61 persen atau setara dengan Rp 2.595.192.539. Aktiva lancar pada tahun 2006 sebesar Rp 71.949.216.595 menjadi Rp 69.354.024.056 pada akhir tahun 2007. Sedangkan pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 5,37 persen atau setara dengan Rp 3.721.181.317, dari tahun 2007 sebesar Rp 69.354.024.056 meningkat menjadi Rp 73.075.205.373 pada akhir tahun 2008. Peningkatan ini disebabkan oleh penundaan pembayaran hutang kepada pemasok yang dilakukan oleh perusahaan, terutama dikarenakan tertundanya penerimaan kas dari pelanggan.
27
Aktiva tidak lancar menurun pada tahun 2007 sebesar 7,49 persen atau setara dengan Rp 6.583.810.941, dari tahun 2006 sebesar Rp 87.864.867.154 turun menjadi Rp 81.281.056.213 pada akhir tahun 2007 dan mengalami penurunan juga pada tahun 2008 sebesar 1,74 persen atau setara dengan Rp 1.209.738.054. Aktiva tidak lancar pada tahun 2007 sebesar Rp 81.281.056.213 turun menjadi Rp 80.071.318.159 pada akhir tahun 2008. Kondisi ini terutama disebabkan oleh beberapa faktor yaitu menurunnya saldo aset tetap bersih dan aktiva tidak lancar lainnya, serta meningkatnya aktiva pajak tangguhan bersih. Penurunan dan peningkatan total aktiva ini dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 3.
Chart Title
Milyar
159,81
2006 153,14 150,63
2007 2008
Gambar 3. Grafik Total Aktiva PT Unitex Tbk, periode 2006-2008 Total kewajiban PT Unitex Tbk mengalami penurunan pada tahun 2007 sebesar 23,43 persen atau setara dengan Rp 77.234.385.564 dari tahun 2006 sebesar Rp 329.606.109.438 turun menjadi Rp 252.371.723.874 pada akhir tahun 2007. Penurunan total kewajiban perusahaan ini terjadi karena turunnya jumlah pinjaman dari pemegang saham dan kewajiban lancar lainnya. Sedangkan pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 27,63 persen atau setara dengan Rp 69.725.645.520, dari tahun 2007 sebesar Rp 252.371.723.874 meningkat menjadi Rp 322.097.369.394 pada akhir tahun 2008. Peningkatan total kewajiban ini terjadi karena adanya peningkatan kewajiban lancar sebesar 29,47 persen dan kewajiban tidak lancar sebesar 3,59 persen, yang disebabkan oleh penundaan pembayaran hutang kepada pemasok dan naiknya pinjaman dari pemegang saham. Lebih jelasnya
28
penurunan dan peningkatan total kewajiban dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 4.
Chart Title
Milyar 329,6
322,09 252,37
2006 2007 2008
Gambar 4. Grafik Total Kewajiban PT Unitex Tbk, periode 2006-2008 Ekuitas PT Unitex Tbk mengalami peningkatan pada tahun 2007 sebesar 40,08 persen atau setara dengan Rp 68.055.382.084, dari tahun 2006 sebesar Rp -169.792.025.689 naik menjadi Rp -101.736.643.605 pada akhir tahun 2007. Akan tetapi pada tahun 2008 ekuitas perusahaan mengalami penurunan sebesar 66,07 persen atau setara dengan Rp 67.214.202.257, dari tahun 2007 sebesar Rp -101.736.643.605 turun menjadi Rp -168.950.845.862 pada akhir tahun 2008. Peningkatan dan penurunan ekuitas dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 5.
Milyar
Chart Title 2006
2007
2008
-101,73
-169,79
-168,95
Gambar 5. Grafik Ekuitas PT Unitex Tbk, periode 2006-2008
29
Tabel 2. Ringkasan Laporan Laba/Rugi PT Unitex Tbk, Periode 20062008 Jumlah (Rp/tahun)
Komponen Penjualan bersih Beban
2006
2007
2008
130.492.534.514
128.638.187.971
154.109.641.909
156.762.131.532
138.246.032.731
165.638.098.747
(26.269.597.018)
(9.607.844.760)
(12.105.583.535)
25.549.296.718
(9.581.627.149)
(55.293.538.183)
(720.300.300)
(19.189.471.909)
(67.399.121.718)
(2.260.614.282)
14.366.880.530
184.919.461
-
72.877.973.463
-
(2.980.914.582)
68.055.382.084
(67.214.202.257)
penjualan
dan usaha Laba/(rugi) usaha Penghasilan/ (beban) lain-lain Laba/(rugi) sebelum pajak Beban pajak Pos
luar
biasa,
bersih Laba/(rugi) bersih
Sumber : PT Unitex Tbk Bogor, 2006-2008. Pada tahun 2006 PT Unitex Tbk mengalami kerugian bersih sebesar Rp 2.980.914.582, kerugian ini disebabkan karena adanya penurunan jumlah pesanan dari pelanggan dan tingginya biaya tenaga kerja dan besarnya ongkos produksi. Sedangkan pada tahun 2007 perusahaan mengalami keuntungan bersih sebesar Rp 68.055.382.084, kondisi ini terjadi karena adanya penghapusan pinjaman dari pemegang saham sebesar Rp 104,1 milyar atau Rp 72,8 milyar bersih setelah pajak. Hal ini berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 30 Juli 2007 dan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 25 Juni 2007, antara Unitika Limited, Jepang, Marubeni Corporation, Jepang, dan perusahaan, perusahaan telah mendapatkan pembebasan kewajiban membayar atas pinjaman dari pemegang saham yang diperoleh dari Marubeni Corporation, Jepang, sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan dari penghapusan hutang tersebut sebesar Rp 72,8 milyar dicatat dalam akun pos luar biasa bersih, setelah pajak.
30
Pada tahun 2008 perusahaan kembali mengalami kerugian, kerugian bersih yang terjadi sebesar Rp 67.214.202.257, kerugian ini disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya lebih besarnya ongkos produksi daripada penjualan perusahaan serta adanya pengaruh krisis global di tahun 2008, salah satunya yaitu kerugian yang cukup besar dari selisih kurs. Kerugian selisih kurs meningkat tajam sebesar 463,54 persen dari tahun 2007 sebesar Rp 9.772.995.532 meningkat menjadi Rp 55.074.802.015 pada tahun 2008. Kerugian selisih kurs ini merupakan bagian dari beban lain-lain yang mengurangi laba usaha. 4.3. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode EVA EVA merupakan alat analisis untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menghitung laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal. Langkah mengukur EVA meliputi (1) NOPAT, (2) Invested Capital, (3) WACC, (4) Capital Charges, dan (5) EVA. 4.3.1. Menghitung NOPAT (Net Operating Profit After Tax) Net Operating Profit After Tax (NOPAT) adalah laba yang diperoleh dari operasi bersih setelah pajak ditambah biaya bunga, tetapi termasuk biaya keuangan (financial cost) dan non cash bookkeeping entries seperti biaya penyusutan, sehingga NOPAT dapat dirumuskan sebagai berikut : NOPAT = Laba (rugi) Bersih + Biaya Bunga Sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut : Tabel 3. Net Operating Profit After Tax (NOPAT) NOPAT PT Unitex Tbk (Rp) Tahun
Laba (Rugi) Bersih
Biaya Bunga
NOPAT
2008
-67.214.202.257
0
-67.214.202.257
2007
68.055.382.084
0
68.055.382.084
2006
-2.980.914.582
0
-2.980.914.582
Dari hasil perhitungan NOPAT di atas dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki nilai NOPAT yang negatif dan positif, nilai NOPAT yang negatif karena pada tahun tersebut perusahaan mengalami kerugian bersih, sebaliknya
nilai NOPAT positif
31
menunjukkan perusahaan memperoleh keuntungan pada tahun tersebut. Sedangkan nilai biaya bunga 0, hal ini disebabkan karena perusahaan tidak memiliki biaya bunga dari seluruh pinjamannya. Seluruh pinjaman perusahaan berasal dari pemegang saham dan pinjaman tersebut tanpa bunga. Besar kecilnya NOPAT dipengaruhi oleh laba perusahaan dan biaya bunga yang ditanggung oleh perusahaan. Jika laba perusahaan tinggi dan biaya bunga rendah, maka nilai NOPAT akan tinggi dan berdampak pada besarnya nilai EVA. Sebaliknya, jika laba perusahaan rendah dan biaya bunga tinggi, maka nilai NOPAT akan rendah dan dapat menimbulkan nilai EVA yang negatif bagi perusahaan. 4.3.2. Menghitung Invested Capital Invested Capital adalah jumlah seluruh pinjaman perusahaan di luar pinjaman jangka pendek tanpa bunga (non-interest bearing liabilities), seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan, dan sebagainya. Invested Capital dapat dirumuskan sebagai berikut : Invested Capital =
Kas + Working Capital Requirement + Aktiva Tetap
Tabel 4. Invested Capital Invested Capital PT Unitex Tbk (Rp) Tahun
Kas
Working Capital Requirement
Aktiva Tetap
Invested Capital
2008
3.368.890.800
-234.658.894.016
72.444.332.418
-158.845.670.798
2007
6.283.532.536
-168.047.786.523
73.423.337.474
-88.340.916.513
2006
1.657.765.515
-249.337.469.364
72.276.737.651
-175.402.966.198
Nilai Invested Capital akan sangat mempengaruhi nilai EVA karena Invested Capital sebagai pengali atas Weight Average Cost of Capital (WACC) yang akan menghasilkan Capital Charges. Perusahaan memiliki nilai Invested Capital yang negatif dari tahun 2006-2008, hal tersebut disebabkan karena jumlah working capital requirement perusahaan bernilai negatif, dikarenakan besarnya hutang usaha, hutang pajak, dan biaya-biaya lainnya yang masih harus dibayar
32
perusahaan yang merupakan komponen dari working capital requirement perusahaan. Selain itu nilai Invested Capital perusahaan mengalami kenaikan dan penurunan, kenaikan terjadi pada tahun 2006 ke 2007 sebesar 49,63 persen dari Rp -175.402.966.198 menjadi Rp 88.340.916.513 dan mengalami penurunan pada tahun 2008 sebesar 79,81 persen dari Rp -88.340.916.513 menjadi Rp -158.845.670.798. 4.3.3. Menghitung WACC (Weight Average Cost of Capital) Weight Average Cost of Capital (WACC) adalah jumlah biaya dari masing-masing komponen modal, misalnya pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang (cost of debt) serta setoran modal saham (cost of equity) yang diberikan bobot sesuai dengan proporsinya dalam struktur modal perusahaan, dan WACC dirumuskan sebagai berikut : WACC = [(D x rd) (1 – Tax) + (E x re)] Perhitungan komponen WACC dapat dilihat pada Lampiran 6. Berikut ringkasan hasil perhitungan WACC dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini : Tabel 5. WACC Persentase WACC PT Unitex Tbk (%) Tahun
D
rd
(1 – Tax)
E
re
WACC
2008
210,31
0
70
-110,31
39,78
-43,88
2007
167,53
0
70
-67,53
-66,89
45,17
2006
206,24
0
70
-106,24
1,75
-1,86
Dari hasil perhitungan pada tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa perusahaan mengalami kenaikan dan penurunan nilai WACC, hal tersebut dapat disebabkan oleh menurun atau meningkatnya biaya ekuitas (re). Sedangkan proporsi hutang dan proporsi ekuitas sebagai variabel yang tidak berpengaruh karena hasil komposisi dari jumlah modal (hutang ditambah ekuitas). Nilai
biaya hutang (rd) 0,
disebabkan karena perusahaan tidak memiliki beban bunga atas hutang yang dimilikinya, perusahaan mendapatkan pinjaman dari pemegang saham tanpa bunga.
33
Secara keseluruhan nilai WACC menentukan besar kecilnya EVA yang diperoleh perusahaan. Karena WACC sebagai pengali atas Invested
Capital
yang
akan
menghasilkan
Capital
Charges.
Perusahaan mengalami kenaikan nilai WACC pada tahun 2007 sebesar 43,31 persen dan mengalami penurunan pada tahun 2008 sebesar 89,07 persen. 4.3.4. Menghitung Capital Charges Biaya modal (capital charges) adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti kerugian para investor atas risiko usaha dari modal yang ditanamkannya. Capital Charges dirumuskan sebagai berikut : Capital Charges = Invested Capital x WACC Sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut : Tabel 6. Capital Charges Capital Charges PT Unitex Tbk Tahun
Invested Capital
WACC (%)
(Rp)
Capital Charges (Rp)
2008
-158.845.670.798
-43,88
69.714.507.915
2007
-88.340.916.513
45,17
-39.911.518.722
2006
-175.402.966.198
-1,86
3.271.684.494
Persentase
kenaikan
Invested
Capital
dan
WACC
mengakibatkan penurunan nilai Capital Charges yang terjadi pada tahun 2007, begitu pula sebaliknya penurunan persentase Invested Capital dan WACC mengakibatkan kenaikan nilai Capital Charges seperti yang terjadi pada tahun 2008. Sebagai
pengurang
NOPAT,
Capital
Charges
sangat
mempengaruhi nilai EVA. Jika nilai Capital Charges lebih besar daripada nilai NOPAT akan menghasilkan nilai EVA yang negatif. Hal ini menandakan bahwa nilai perusahaan berkurang sebagai akibat dari tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah daripada tingkat pengembalian yang dituntut oleh investor. Sebaliknya, jika nilai Capital Charges lebih kecil dari nilai NOPAT, maka akan
34
menghasilkan nilai EVA yang positif. Hal ini menandakan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi tingkat biaya modal. 4.3.5. Menghitung EVA EVA adalah laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (capital charges) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut. EVA dirumuskan sebagai berikut : EVA = NOPAT – Capital Charges Sehingga diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut : Tabel 7. EVA (Economic Value Added) Nilai EVA PT Unitex Tbk (Rp) Tahun
NOPAT
Capital Charges
EVA
2008
-67.214.202.257
69.714.507.915
-136.928.710.172
2007
68.055.382.084
-39.911.518.722
107.966.900.806
2006
-2.980.914.582
3.271.684.494
-6.252.599.076
Dari hasil perhitungan di atas pada tahun 2006 dan 2008 perusahaan memiliki nilai EVA yang negatif (kurang dari nol) yaitu masing-masing sebesar Rp -6.252.599.076 dan Rp -136.928.710.172. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan pada tahun-tahun tersebut tidak mengalami nilai tambah dan kinerja perusahaan kurang baik. Nilai EVA yang negatif ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan tidak mampu memenuhi pengembalian yang diharapkan investor. Adapun EVA negatif disebabkan karena biaya yang harus dikeluarkan untuk pembiayaan modal yang terukur dengan Capital Charges lebih besar dibandingkan dengan NOPAT yang diperoleh perusahaan. Penyebab yang lain yaitu karena perusahaan pada tahun tersebut tidak mampu menghasilkan laba atau mengalami kerugian, sehingga nilai NOPAT menjadi negatif. Pada tahun 2007 perusahaan memiliki nilai EVA yang positif yaitu sebesar Rp 107.966.900.806. Hal ini menunjukkan perusahaan mengalami kenaikkan kinerja dari tahun sebelumnya dan kinerja perusahaan baik karena nilai EVA lebih besar dari nol. Nilai
EVA
yang positif menunjukkan bahwa tingkat pengembalian yang
35
dihasilkan oleh perusahaan melebihi biaya modal atau tingkat pengembalian yang diminta oleh investor atas investasi yang dilakukannya. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal. Hal ini sejalan dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Namun, jika dilihat dari ketiga tahun tersebut perusahaan memiliki rata-rata kinerja keuangan yang kurang baik karena cenderung memiliki nilai EVA yang negatif (kurang dari nol). Untuk itu perusahaan perlu melakukan strategi untuk meningkatkan kinerjanya. Strategi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kinerjanya, misalnya perusahaan harus bisa meningkatkan laba operasi tanpa menambah biaya modal, mengurangi kegiatan-kegiatan yang tidak memberikan nilai bagi perusahaan (activity non value added) dan menambah kegiatan-kegiatan yang dapat menambah nilai perusahaan (activity value added). Grafik nilai EVA dapat dilihat pada Gambar 6. Chart Title
Milyar
107,96
2006 -6,25
2008 2007
-136,92
Gambar 6. Grafik Nilai EVA PT Unitex Tbk, periode 2006-2008 Perusahaan juga dapat melihat hasil perhitungan dalam tampilan program Microsoft Visual FoxPro 9.0, seperti gambar di bawah ini :
36
Gambar 7. Tampilan Visual FoxPro Nilai EVA PT Unitex Tbk tahun 2007 4.4. Kajian Prospek Usaha PT Unitex Tbk Kelangsungan hidup dari suatu perusahaan sangat tergantung kepada pemasaran hasil produksinya. Kebijakan perusahaan masih bertumpu kepada ekspor, karena siklus perputaran dari bahan baku menjadi uang kembali jauh lebih cepat dan aman. Namun perusahaan harus membenah diri baik dalam sistem, peralatan dan manajemen agar tetap eksis dan mampu bersaing. Manajemen berusaha meningkatkan motivasi untuk mempertahankan atas kelangsungan hidup yang sangat ketat dalam persaingan industri tekstil. Bisnis industri tekstil Indonesia terus dalam kondisi sulit, disebabkan akibat tingginya biaya energi, harga bahan baku dan biaya tenaga kerja yang akan meningkatkan biaya produksi, meskipun demikian perusahaan masih akan menekankan pada peningkatan standar kualitas dan pengiriman tepat waktu sebagai upaya untuk meningkatkan volume kontrak penjualan secara terus menerus. Untuk kondisi tersebut perusahaan melakukan beberapa strategi sebagai berikut : a. Meningkatkan strategi penjualan. Kegiatan operasi yang konstan merupakan kunci utama dalam industri tekstil. Perusahaan akan memperkuat strategi penjualan ini dengan mempercepat pengembangan dan pengajuan sistem penjualan, dengan pembeli utama di seluruh dunia dan juga memperluas kerjasama secara
37
intensif dengan pemegang saham yaitu Unitika Limited untuk membantu pengembangan nilai tambah pada barang dagang perusahaan. b. Melakukan peninjauan ulang bisnis. Peninjauan ulang terhadap pengembangan bisnis pasar internasional terutama Jepang, Eropa dan pelanggan potensial Amerika Serikat, serta memahami permintaan pelanggan dengan tepat untuk menciptakan kepercayaan sehingga akan memperoleh pesanan rutin sepanjang tahun. Di saat yang bersamaan, perusahaan akan tetap memelihara
kelanjutan
pendekatan positif dalam pengembangan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi. c. Mengoptimalkan jumlah produksi. Untuk menjaga dan meningkatkan produksi, perusahaan telah menambah 24 set mesin dobby weaving akhir November 2007, sehingga total produksi dapat mencapai 1,2 juta meter setiap bulannya. Perusahaan juga akan tetap meningkatkan produktivitas dan pengendalian mutu sehingga dapat memperkecil biaya produksi serta mengarahkan inovasi produksi untuk mempersingkat waktu persiapan (leadtime) secara terus-menerus. Perusahaan juga berupaya untuk meraih keuntungan pada tahun-tahun yang akan datang dengan mengoptimalkan jumlah produksi dan mengurangi produk sisa serta menghilangkan produk yang kurang menguntungkan,
penyerahan
barang
yang
tepat
waktu
serta
mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan. d. Pengendalian mutu dan penghematan biaya. Perusahaan akan berusaha meningkatkan pengendalian mutu, dan dalam waktu yang sama perusahaan juga akan melakukan efisiensi biaya produksi serta menghemat biaya dengan rencana-rencana sebagai berikut : 1) Biaya gaji karyawan Menurunkan biaya gaji apabila karyawan terkena sanksi, termasuk biaya lembur, dengan alokasi angkatan kerja yang lebih fleksibel.
38
2) Penghematan biaya energi Menurunkan biaya energi dengan mempertimbangkan kembali pengoperasian pada hari-hari libur. Mengakomodasikan syarat-syarat pengolahan untuk memaksimumkan efisiensi. e. Memperbaiki rasio kerugian dan sumber bahan baku. Perusahaan
berusaha
untuk
memperkecil
rasio
kerugian
dengan
mempelajari kembali masing-masing proses produksi mulai dari proses penenunan sampai dengan proses penyelesaian untuk mendapatkan efisiensi yang maksimum dengan biaya yang paling rendah. Perusahaan juga akan mempertimbangkan kembali sumber bahan baku untuk mendapatkan harga yang lebih bersaing. 4.5. Implikasi Manajerial Implikasi manajerial yang dapat dimunculkan dalam penelitian ini adalah bagaimana menciptakan kinerja keuangan yang lebih baik sehingga dapat memberikan nilai EVA yang positif bagi perusahaan pada tahun-tahun yang akan datang. Perbaikan kinerja keuangan tidak hanya menyangkut pada bagian keuangan saja, tetapi berimplikasi terhadap manajemen fungsional lainnya dalam perusahaan, yaitu produksi, pemasaran, dan juga sumber daya manusia, untuk itu diperlukan cara-cara agar kinerja keuangan perusahaan meningkat dari masing-masing manajemen fungsional yang ada, seperti : a. Keuangan 1) Mengidentifikasi dan melepaskan aktiva yang tidak bernilai tambah. 2) Meningkatkan efisiensi modal kerja atau mengurangi modal kerja sebagai persentase dari penjualan. 3) Menerapkan pengendalian biaya produksi. 4) Penggunaan hutang yang optimal. b. Produksi 1) Secara konsisten melakukan perbaikan mutu. 2) Peluncuran/pengiriman produk yang tepat waktu. 3) Meningkatkan kapasitas. 4) Menurunkan biaya produksi. 5) Memperbaiki utilisasi aktiva tetap.
39
c. Pemasaran 1) Pertumbuhan dalam pasar yang ada dan pasar yang baru. 2) Peningkatan penjualan. 3) Meningkatkan kepuasan pelanggan. 4) Pengembangan merek. d. Sumber Daya Manusia 1) Pelatihan pekerja menjadi terampil dan bekerja secara efektif dan efisien. 2) Melakukan spesifikasi pekerjaan sehingga terdapat pembagian tugas yang jelas. 3) Pengaturan jam kerja karyawan dan penentuan jam kerja lembur.
40
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan a. Kondisi keuangan PT Unitex Tbk dapat dilihat dari total aktiva perusahaan, total kewajiban, ekuitas, serta laba (rugi) perusahaan. Pada tahun 2007 total aktiva dan total kewajiban perusahaan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sedangkan pada tahun 2008 total aktiva dan total kewajiban perusahaan meningkat dari tahun 2007. Ekuitas perusahaan mengalami peningkatan pada tahun 2007 dari tahun sebelumnya, akan tetapi ekuitas perusahaan menurun pada tahun 2008 dari 2007. Pada tahun 2006 PT Unitex Tbk mengalami kerugian bersih dan pada tahun 2007 perusahaan mengalami keuntungan bersih, sedangkan pada tahun 2008 perusahaan kembali mengalami kerugian. b. Berdasarkan analisis kinerja keuangan dengan menggunakan metode EVA, PT Unitex Tbk memiliki kinerja keuangan yang kurang baik pada tahun 2006 dan 2008, dan memiliki kinerja keuangan yang baik pada tahun 2007. Hal ini dapat dilihat dari nilai EVA perusahaan pada tahun 2006 dan 2008 dimana EVA bernilai negatif. Sedangkan pada tahun 2007, EVA perusahaan bernilai positif. c. Untuk kelangsungan hidup/keberlanjutan usaha perusahaan, PT Unitex Tbk melakukan beberapa strategi, diantaranya : meningkatkan strategi penjualan, melakukan peninjauan ulang bisnis, mengoptimalkan jumlah produksi, melakukan pengendalian mutu dan penghematan biaya, serta memperbaiki rasio kerugian dan sumber bahan baku. 2. Saran a. PT Unitex Tbk sebaiknya menjalankan strategi untuk meningkatkan laba perusahaan tanpa menambah biaya modal dan menghilangkan kegiatankegiatan yang dapat menyebabkan berkurangnya nilai perusahaan. b. Untuk menyempurnakan analisis pengukuran kinerja perusahaan, investor ataupun peneliti selanjutnya dapat mengkombinasikan alat analisis Economic Value Added (EVA) dengan Market Value Added (MVA).
41
DAFTAR PUSTAKA
Mirza, Teuku dan Imbuh S. 1999. Konsep Economic Value Added: Pendekatan Untuk Menentukan Nilai Riil Manajemen, Usahawan, No.01, Th. XXVIII, Januari. Mubarok, Rahman. 2009. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode Economic Value Added (EVA)(Studi Kasus Perusahaan Otomotif Go Public). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen : Konsep Manfaat dan Rekayasa. Edisi Kedua. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta. Munawir, Slamet. 1997. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta. Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia. Jakarta. Nordiawan, D. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat. Jakarta. PT Unitex Tbk. 2007. Laporan Tahunan. PT Unitex Tbk, Bogor. . 2008. Laporan Tahunan. PT Unitex Tbk, Bogor. Supiani, D. 2005. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi Kasus pada BUMN Go Public). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Tunggal, A W. 2008. Memahami Economic Value Added (EVA) teori, soal dan kasus. Harvarindo. Jakarta. . 2008. Pengantar Konsep Economic Value Added (EVA) dan Value-Based Management (VBM). Harvarindo. Jakarta. Widyakusuma, R. 2007. Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Operating Cashflow dan Operating Income Terhadap Return Saham (Studi empiris pada perusahaan manufaktur dan perbankan Bursa Efek Jakarta 2004-2006). http://rac.uii.ac.id/server/document/Public/16151.pdf. [30 Maret 2010] Weston, J. F. dan E, Thomas. 1990. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta. Young, S. D and S. E. O’Byrne. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai: Panduan Praktis untuk Implementasi. Salemba Empat. Jakarta.
Lampiran 1. Diagram Sebab Akibat
Laporan Keuangan Tingkat Persaingan Global Neraca
Laporan Perubahan Laporan
Defisiensi Modal
+
Laba Rugi
Tingkat Persaingan Antar Perusahaan Tingkat Kualitas
-
Tingkat
Rasio Keuangan
Nilai Asset
+ +
-
Tingkat Kesehatan Tingkat Posisi Metode EVA
+
+
Perusahaaan
Keuangan
+
Tingkat Kualitas
+
Pelatihan
+ + Tingkat Ketepatan
+
+
Manajer&Karyawan
Kebijakan Perusahaaan
Regulasi
+
Pemerintah
Tingkat Kualitas Share holders&Pimpinan Perusahaan
+
Tingkat Profesionalitas
+ + Tingkat Kekuatan
Sustainabilitas Perusahaan
+
Sustainable Competitives Advantages
Lampiran 2. Alur Pikir Penelitian
Faktor berpengaruh yang dapat dikendalikan : Tk. ketepatan kebijakan perusahaan Tk. kualitas shareholders&pimpi nan perusahaan
Lingkungan : Peraturan Bapepam Peraturan pemerintah Kebijakan perusahaan
Pengumpulan data - Studi literatur - Pengamatan - Wawancara Existing Problem : Adanya isu-isu mengenai kepailitan dan lemahnya kekuatan keuangan perusahaan.
Proses : EVA 1. NOPAT
Data atau informasi : - Laporan Keuangan Tahunan Periode 2006 - 2008
Input
2. Invested
Output
Capital 3. WACC 4. Capital Charges 5. EVA
Parameter kontrol : 1. EVA > 0, kinerja baik Faktor berpengaruh yang tidak dapat dikendalikan : Kondisi Ekonomi Negara Tingkat Inflasi
Output :
2. EVA = 0, posisi impas perusahan 3. EVA < 0, kinerja kurang baik
Feedback
Outcome : Formulasi
Nilai EVA perusahaan Periode 20062008
kebijakan perusahaan
Peningkatan profit jangka panjang
47
Lampiran 3. Flowchart Program Komputer Mulai
Data base Laporan Keuangan Periode 2006-2008
Pilih menu utama : 1. NOPAT 2. Invested Capital 3. WACC 4. Capital Charges 5. EVA 6. Keluar
NOPAT
Y
NOPAT
T
Invested
Y
Invested Capital
Capital
T WACC
Y WACC
T
Capital
Y
Capital Charges
Charges
T Y
EVA
EVA
T Keluar
Y
Selesai
T
46
Lampiran 4. Struktur Organisasi
Rapat Umum Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Komite Audit
Dewan Direksi
Direktur Keuangan
Direktur Umum & Sekretaris Perusahaan
Direktur Administrasi
Presiden Direktur
Direktur Pabrik
Direktur Teknik
Badan Koordinasi Pusat (BKP)
Bagian Akuntansi
Bagian Spining
Bagian Utility
Bagian Weaving
Bagian Umum
Bagian Pencelupan
Personalia & HRD
Teknik Produksi
Garansi Mutu
Direktur Pemasaran
Pemasaran
47
Lampiran 5. Komposisi karyawan berdasarkan jenjang manajemen dan karyawan Keterangan
2008
2007
2006
Komisaris
3
3
4
Direksi
6
6
7
Kepala Bagian
5
5
5
Kepala Seksi
6
8
6
Pengawas
24
28
27
Wakil Pengawas
40
42
35
Kepala Unit
97
97
85
Kepala Regu
126
126
114
Administrasi
64
61
59
Operator
365
379
436
Harian
280
171
65
8
6
6
Kendaraan
21
23
23
Keamanan
8
8
8
1053
963
880
Koperasi
Jumlah
48
Lampiran 6. Perhitungan WACC Tingkat Hutang (D) Dalam % Tahun
Total Hutang dan
Total Hutang
Ekuitas
Tingkat Hutang (D)
2008
322.097.369.394
153.146.523.532
210,31
2007
252.371.723.874
150.635.080.269
167,53
2006
329.606.109.438
159.814.083.749
206,24
Cost of Debt (rd) Dalam % Tahun
Beban Bunga
Total Hutang
Cost of Debt (rd)
2008
0
322.097.369.394
0
2007
0
252.371.723.874
0
2006
0
329.606.109.438
0
Tingkat pajak (Tax) yang berlaku di PT Unitex Tbk. = 30% Tahun
Tarif pajak berlaku
(1-Tax)
2008
0,30
0,70
2007
0,30
0,70
2006
0,30
0,70
Tingkat Modal dan Ekuitas (E) Dalam % Tahun
Total Ekuitas
Total Hutang dan Ekuitas
Tingkat Ekuitas (E)
2008
-168.950.845.862
153.146.523.532
-110,31
2007
-101.736.643.605
150.635.080.269
-67,53
2006
-169.792.025.689
159.814.083.749
-106,24
49
Lanjutan Lampiran 6. Cost of Equity (re) Dalam % Tahun
Laba (rugi) bersih setelah pajak
Total Ekuitas
Cost of Equity (re)
2008
-67.214.202.257
-168.950.845.862
39,78
2007
68.055.382.084
-101.736.643.605
-66,89
2006
-2.980.914.582
-169.792.025.689
1,75
50
Lampiran 7. Laporan laba/rugi PT Unitex Tbk, periode 2006-2007
51
Lampiran 8. Laporan laba/rugi PT Unitex Tbk, periode 2007-2008
52
Lampiran 9. Neraca PT Unitex Tbk, periode 2006-2007
53
Lanjutan Lampiran 9.
54
Lampiran 10. Neraca PT Unitex Tbk, periode 2007-2008
55
Lanjutan Lampiran 10.
56
Lampiran 11. Laporan Perubahan Defisiensi Modal PT Unitex Tbk, periode 20062007
57
Lampiran 12. Laporan Perubahan Defisiensi Modal PT Unitex Tbk, periode 20072008
58
Lampiran 13. Daftar Istilah 1. Capital Charges (biaya modal)
:
aliran
kas
yang
dibutuhkan
untuk
mengganti kerugian para investor atas risiko usaha dari modal yang ditanamkannya. 2. EVA
: laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal
(capital charges) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut. 3. Flowchart
: gambaran dalam bentuk diagram alir dari algoritma-
algoritma dalam suatu program, yang menyatakan arah alur program tersebut. 4. Invested Capital : jumlah seluruh pinjaman perusahaan di luar pinjaman jangka pendek tanpa bunga (non-interest bearing liabilities), seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan, dan sebagainya. 5. NOPAT (Net Operating Profit After Tax)
:
laba yang diperoleh dari
operasi bersih setelah pajak ditambah biaya bunga, tetapi termasuk biaya keuangan (financial cost) dan non cash bookkeeping entries seperti biaya penyusutan. 6. Residual income : pendapatan yang diperoleh dan tetap berlanjut walaupun usaha awal untuk mendapatkan pendapatan tersebut telah selesai dilakukan. 7. WACC (Weight Avarage Cost of Capital)
: jumlah biaya dari masing-
masing komponen modal, misalnya pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang (cost of debt) serta setoran modal saham (cost of equity) yang diberikan bobot sesuai dengan proporsinya dalam struktur modal perusahaan.