ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN
Penulis
: Drs.Bambang Warsita, M.Pd
Pengkaji Materi : Dr. Purwanto, M.Pd Pengkaji Media : Dra. Mariana Soemitro
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta 2011 Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
1
A. PENDAHULUAN
Halo, apa kabar? Mudah-mudahan Anda dalam keadaan sehat walafiat. Kami yakin Anda tentu sudah siap untuk mempelajari modul ini. Kali ini Anda akan mempelajari modul yang berjudul “Analisis Kebutuhan Sistem Pembelajaran”. Modul ini membahas tentang: 1) konsep dan esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran, 2) prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran, mulai dari tujuan, strategi, media, dan evaluasi, 3) model-model analisis kebutuhan sistem
pembelajaran,
dan
4) langkah-langkah
analisis kebutuhan
sistem
pembelajaran, yaitu mulai dari mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menyusun
kisi-kisi
instrumen,
menyusun
instrumen,
mengumpulkan
data,
mengolah dan menganalisis data, serta menyusun laporan hasil. Agar memudahkan untuk dipelajati modul analisis kebutuhan sistem pembelajaran ini dibagi menjadi 5 kegiatan belajar, yaitu: a. Kegiatan belajar 1, membahas tentang konsep dan esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran. b. Kegiatan belajar 2, membahas tentang prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran. c. Kegiatan belajar 3, membahas tentang model-model analisis kebutuhan sistem pembelajaran. d. Kegiatan belajar 4, membahas tentang penyusunan rancangan analisis kebutuhan sistem pembelajaran. e. Kegiatan belajar 5, membahas tentang pelaksanaan analisis kebutuhan sistem pembelajaran. Modul ini dapat Anda pelajari secara mandiri. Dalam mempelajari modul ini sebaiknya Anda pelajari secara bertahap, mulai dari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-1 yang membahas tentang konsep dan esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran dan mengerjakan soal-soal latihannya serta telah yakin memahaminya, barulah Anda diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari materi pembelajaran Kegiatan Belajar-2. Anda dapat melanjutkan mempelajari Kegiatan Belajar-2 setelah Anda memahami materi Kegiatan Belajar-1 Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
2
dan dapat menjawab soal-soal tugasnya dengan benar. Demikian seterusnya, Anda dapat melanjutkan ke kegiatan belajar selanjutnya. Jika Anda telah dapat menyelesaikan kegiatan belajar sebelumnya. Satu hal yang penting adalah membuat catatan tentang materi pembelajaran yang sulit Anda pahami. Cobalah terlebih dahulu mendiskusikan materi pembelajaran yang sulit dengan sesama peserta Diklat atau teman sejawat. Apabila memang masih dibutuhkan, Anda dianjurkan untuk mendiskusikannya dengan nara sumber Diklat pada saat kegiatan pembelajaran tatap muka. Di dalam modul ini tersedia soal tugas dan hendaknya semua soal tugas ini Anda kerjakan dengan tuntas. Dengan mengerjakan semua soal tugas yang ada Anda akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau pemahamannya terhadap materi yang disajikan dalam modul dan dapat membantu Anda mengetahui bagian-bagian mana dari materi yang disajikan di dalam modul yang masih belum sepenuhnya dipahami. Oleh karena itu, apabila semua soal tugas di setiap Kegiatan Belajar sudah selesai Anda kerjakan, periksalah jawaban Anda dengan menggunakan Kunci Tugas yang disediakan pada bagian akhir dari modul ini. Kemudian hitunglah jawaban Anda yang benar, lalu gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi setiap Kegiatan Belajar.
Rumus Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar x 100% 5 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90 % - 100 % = baik sekali 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = cukup - 69 % = kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup memahami materi Kegiatan Belajar. Anda dapat
meneruskan mempelajari
Kegiatan Belajar selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80% Anda harus bersabar untuk mengulangi mempelajari materi Kegiatan Belajar, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai. Kemudian kerjakan kembali soal tugasnya.
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
3
Manfaat mempelajari modul ini membantu Anda untuk dapat melakukan analisis kebutuhan sistem/model teknologi pembelajaran. Selain itu, Anda dapat memperoleh suatu pendekatan yang sistematis, efektif dan efisien dalam menentukan kebutuhan akan sistem atau model pembelajaran. Modul ini juga akan membantu
Anda
dalam
menyusun
rancangan
analisis kebutuhan
sistem
pembelajaran mulai dari mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menyusun
kisi-kisi
instrumen,
menyusun
instrumen,
mengumpulkan
data,
mengolah dan menganálisis data, serta menulis laporan hasil analisis kebutuhan sistem pembelajaran. Oleh karena itu, pentingnya atau kegunaan menguasai modul analisis kebutuhan sistem pembelajaran bagi Anda Pejabat Fungsional PTP adalah memudahkan tugas Anda merancang media pembelajaran, merancang model pembelajaran, merancang model Diklat, dan sebagainya. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 15 x 45 menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran secara tatap muka adalah 4 x 45 menit. Oleh karena itu, Anda dapat membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan selama kegiatan pembelajaran secara tatap muka. Keberhasilan Anda dalam mempelajari modul ini tentunya tergantung pada keseriusan Anda. Hendaknya Anda tidak segan-segan untuk bertanya tentang materi yang belum Anda pahami kepada nara sumber pada saat kegiatan pembelajaran tatap muka, atau berdiskusi dengan rekan Anda serta berusaha menyelesaikan semua tugas yang ada dalam modul dengan baik. Yakinlah bahwa Insya Allah Anda akan berhasil dengan baik apabila memiliki semangat belajar yang tinggi. Jangan lupa berdoa kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan kemudahan belajar. Selamat Belajar, Semoga Sukses!
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
4
KEGI AT AN BEL AJ AR -4 PENYUSUNAN RANCANGAN ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah selesai mempelajari materi ini, Anda dapat menyusun rancangan analisis kebutuhan sistem pembelajaran mulai dari identifikasian masalah, perumusan
masalah,
penyusunan
kisi-kisi
instrumen,
dan
penyusunan
instrumen. Untuk mencapai tujuan pembelajaran ini, materi pembelajaran yang menjadi fokus pembahasan pada Kegiatan Belajar-4 ini adalah tentang langkahlangkah penyusunan rancangan analisis kebutuhan sistem pembelajaran. Pada dasarnya, ada 5 langkah dalam penyusunan rancangan analisis kebutuhan
sistem pembelajaran,
yaitu: (1)
identifikasian masalah,
(2)
perumusan masalah, (3) penyusunan kisi-kisi instrumen, (4) penyusunan instrumen, (5) menentukan responden, dan (6) uji coba instrumen.
2. Uraian Materi Pembelajaran Langkah-langkah penyusunan rancangan analisis kebutuhan sistem pembelajaran meliputi tiga tahap berikut: a. Perancangan, meliputi penentuan fokus analisis kebutuhan, penentuan teknik pengumpulan data, dan pengembangan instrument. b. Pelaksanaan, yaitu melakukan pengumpulan data sesuai dengan teknik pengumpulan
data
dan
instrumen
yang
telah
ditentukan
dalam
perancangan, mengolah dan menganalisis datanya. c. Pelaporan, yaitu melaporkan hasil analisis kebutuhan tersebut. Isi dari laporan tersebut adalah kompetensi-komptensi dasar dari suatu mata pelajaran tertentu yang cukup potensial untuk diberikan pada kegiatan pembelajaran.
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
5
Nah, dalam Kegiatan ini, Anda akan fokus membahas tahap pertama dalam melaksanakan analisis kebutuhan yaitu penyusunan rancangan analisis kebutuhan sistem pembelajaram. Saya yakin Anda pernah melaksanakan kegiatan penelitian. Nah, biasanya sebelum melaksanakan kegiatan penelitian, tentu Anda menyusun terlebih dahulu rancangan penelitian atau proposal penelitian. Kemudian bagaimana cara menyusun rancangan penelitian analisis kebutuhan sistem pembelajaran? Ya, benar Anda harus membuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang mudah diikuti. Adapun langkah-langkahnya adalah: a. Identifikasian masalah, Seperti telah Anda ketahui bahwa pada dasarnya kegiatan analisis kebutuhan dilaksanakan untuk mendapatkan data dan informasi yang antara lain digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu, setiap kegiatan analisis kebutuhan yang akan dilakukan itu berangkat dari masalah. Tapi apakah masalah itu? Masalah merupakan suatu hal yang penting untuk dipecahkan. Masalah harus didukung dengan data dan dilandasi dengan kajian literatur atau studi lapangan. Setiap masalah harus ditunjukkan dengan data. Data masalah dapat diperoleh dari hasil pengamatan pendahuluan atau dokumenter. Sebenarnya ada banyak pendekata/model yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, antara lain melalui penelitian (research), diskusi terfokus (focus group discussion/FGD), seminar, lokakarya, delphy technique, dan lain lain. Oleh karena itu, dalam melakukan analisis kebutuhan sistem pembelajaran dapat menggunakan model atau pendekatan penelitian, diskusi terfokus (FGD), seminar, lokakarya, delphy technique, dan lain lain. Kita akui memilih masalah dalam kegiatan analisis kebutuhan merupakan suatu hal yang paling sulit. Mengapa demikian? Karena menemukan masalah dalam penelitian analisis kebutuhan merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi setelah masalah dapat ditemukan, maka kegiatan penelitian analisis kebutuhan akan segera dapat dilaksanakan. Nah, bila Anda telah dapat menemukan masalah yang benar-benar
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
6
masalah, maka sebenarnya kegiatan penelitian analisis kebutuhan itu sudah 50% selesai. Bagaimana Anda dapat menemukan masalah dalam kegiatan analisis kebutuhan? Untuk menemukan masalah dapat Anda lakukan dengan cara analisis masalah, yaitu dengan menyusun kedalam pohon masalah. Analisis masalah ini dimaksudkan untuk mengurutkan permasalahan, sehingga dapat diketahui mana masalah yang kurang penting, penting dan tidak penting. Selain itu, dengan analisis masalah dapat diketahui akar-akar permasalahannya. Nah, untuk dapat melakukan analisis masalah, maka Anda harus dapat mendudukkan masalah dalam konteks keseluruhan secara sistemik. Dengan demikian, Anda akan dapat melihat hubungan antara masalah yang satu dengan masalah yang lain. Bagaimana cara memilih masalah dalam kegiatan analisis kebutuhan itu? Pemilihan masalah merupakan langkah awal dalam penelitian. Pemilihan masalah dapat Anda lakukan dengan melakukan identifikasi masalah. Identifikasi masalah adalah salah satu upaya untuk memetakan masalah-masalah
serta
menyusunnya
berdasarkan
skala
perioritas,
sehingga proses pemecahan masalah menjadi sistematis dan tepat sasaran. Apa
sumber masalah
itu?
Masalah dapat diartikan
sebagai
penyimpangan atau kesenjangan antara keadaan yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara peraturan dengan pelaksanaan, antara perencanaan dengan pelaksanaan, dan sebagainya (Sugiyono, 2006). Oleh karena itu, masalah analisis kebutuhan dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu dari pengalaman Anda bekerja sehari-hari, dari hasil membaca atau studi literatur, atau dari apa yang dirasakan orang lain. Jadi yang penting Anda menguasai permasalahannya. Salah satu contohnya, misalnya Anda akan melakukan penelitian analisis kebutuhan sistem pemanfaatan program siaran televisi pendidikan. Mengingat pentingnya umpan balik atau masukan dari masyarakat, khususnya peserta didik SMP sebagai user atau pemirsa atau pihak yang memanfaatkan program siaran televisi pendidikan yang disiarkan oleh TVE dan TVRI, maka perlu diteliti masalah-masalah sebagai berikut:
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
7
Bagaimana sikap peserta didik SMP terhadap program siaran televisi pendidikan yang disiarkan oleh TVE dan TVRI selama ini? Bagaimanakah efektifitas pemanfaatan siaran televisi pendidikan yang disiarkan oleh TVE dan TVRI bagi peserta didik SMP itu? Bagaimana persepsi atau penilaian peserta didik SMP terhadap program siaran televisi pendidikan yang disiarkan oleh TVE dan TVRI? Manfaat apakah yang diperoleh peserta didik SMP setelah menyaksikan siaran televisi pendidikan yang disiarkan oleh TVE dan TVRI? Kendala-kendala apa yang mereka temui dalam menonton siaran televisi pendidikan yang disiarkan oleh TVE dan TVRI? Bagaimana sikap para guru dan orang tua mereka terhadap program siaran televisi pendidikan yang disiarkan oleh TVE dan TVRI? Bagaimana penilaiannya terhadap kualitas program siaran televisi pendidikan yang disiarkan oleh TVE dan TVRI?. Kita ambil contoh lain, misalnya kemajuan teknologi pendidikan saat ini mengalami perkembangan yang pesat. Penggunaan bahasa asing pun dibutuhkan untuk standarisasi internasional. Salah satu contohnya adalah penggunaan bahasa Jepang dalam berbagai proses pendidikan dan perdagangan. Oleh karena itu, tuntutan mempelajari huruf Jepang semakin banyak dan meningkat. Permasalahannya adalah media pembelajarannya masih tradisional, yaitu berupa kertas, kartu, dan buku yang terkesan kurang menarik dan membosankan, sehingga sulit mempelajarinya (Wijaya, 2011). Bagaimana untuk mengatasi permasalahan tersebut? Nah, untuk mengatasi masalah tersebut pertama-tama dapat dilakukan analisis kebutuhan. Penelitian analisis kebutuhan ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis multimedia yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran huruf Hiragana dan Katakana serta mengetahui tingkat kelayakan media pembelajaran ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan Focus Group Discussion (FGD). Subyek dalam penelitian ini adalah 15 orang dari pengelola kursus, peserta kursus, pengajar, dan lain-lain di Pusat Budaya Jepang (PBJ). Obyek penelitian ini adalah media pembelajaran huruf Hiragana dan Katakana berbasis multimedia. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap,
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
8
yaitu: standar kompetensi, potensi dan masalah, analisis kebutuhan, desain dan implementasi, produk, validasi ahli, revisi produk, ujicoba pemakaian, revisi produk, produksi masal. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara tidak terstruktur. Adapun teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil validasi yang dilakukan kepada ahli materi menyatakan bahwa materi dalam media pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan layak untuk digunakan. Begitu pula validasi ahli media yang menyatakan media pembelajaran sesuai dengan kriteria multimedia yang baik dan layak digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang. Berdasarkan hasil ujicoba kepada pengguna, media pembelajaran dinyatakan layak dan dapat digunakan untuk membantu mempermudah proses pembelajaran bahasa Jepang. Selanjutnya bagaimana dengan perumusan masalah? Untuk itu mari kita pelajari uraian berikut!
b. Perumusan masalah Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Mengapa demikian? Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi atau kenyataan, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui penelitian dengan mengumpulkan data dan informasi. Oleh karena itu, agar penelitian dapat Anda laksanakan dengan sebaik-baiknya, maka Anda harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus mulai, ke mana harus pergi dan dengan apa. Bagaimana cara merumuskan masalah itu? Merumuskan masalah dalam
bentuk
pertanyaan-pertanyaan
penelitian.
Oleh
karena
itu,
merumuskan masalah akan memberikan gambaran pada Anda mengenai jenis data yang akan dikumpulkan dan metode pengumpulan data yang akan digunakan. Kita ambil contoh, misalnya Anda akan melakukan penelitian analisis kebutuhan
sistem
pemanfaatan
program
siaran
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
televisi
pendidikan. 9
Bagaimana pembatasan masalahnya? Misal penelitian ini dibatasi hanya kepada peserta didik SMP sebagai sasaran utama program siaran televisi pendidikan yang disiarkan oleh TVE dan TVRI, mengingat program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar khususnya SMP dalam rangka menuntaskan Wajar Dikdas 9 tahun. Peserta didik SMP dibatasi hanya yang ada di wilayah kota Depok, provinsi
Jawa
Barat.
Sedangkan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pemanfaatan program siaran televisi pendidikan dibatasi pada sistem atau model-model pemanfaatan siaran televisi pendidikan yang disiarkan oleh TVE dan TVRI yang dibutuhkan oleh peserta didik SMP. Oleh karena itu, rumusan masalahnya adalah bagaimana sistem atau model pemanfaatan siaran televisi pendidikan yang disiarkan oleh TVE dan TVRI yang dibutuhkan oleh peserta didik SMP itu. Selanjutnya kita pelajari bagaimana penyusunan kisi-kisi instrumen.
c. Penyusunan kisi-kisi instrumen Setelah Anda mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan dari mana data bisa diperoleh, maka langkah yang segera dapat Anda lakukan adalah menentukan dengan apa data akan dikumpulkan. Data dikumpulkan
dengan
menggunakan
instrumen
tertentu.
Penyusunan
instrumen ini sangat tergantung dari jenis data dan dari mana data diperoleh. Oleh karena itu, untuk memudahkan Anda menyusun instrumen dapat menggunakan matrik pengembangan
instrumen atau kisi-kisi
instrumen. Dengan demikian, penyusunan instrumen diawali dengan penyusunan kisi-kisi instrumen. Langkah selanjutnya, apa yang harus Anda perhatikan dalam menyusun kisi-kisi instrumen? Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan kisi-kisi instrumen, yaitu: 1) pengambilan sampel dan pemilihan butir instrumen, 2) tipe atau jenis instrumen yang akan digunakan, 3) aspek kemampuan yang diketahui, 4) format butir instrumen, 5) jumlah butir instrumen, dan 6) distribusi tingkat kesukaran butir instrumen.
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
10
Penyusunan kisi-kisi instrumen sebagai alat untuk validasi data, dan untuk mengetahui apakah data yang akan dikumpulkan sudah mewakili semua sumber data. Kisi-kisi disusun dalam bentuk matrik dengan tujuan untuk memudahkan
penulisan
instrumen
dan
mengetahui distribusi
instrumen. Titik tolak dari penyusunan instrumen adalah variable-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Nah, dari indikator-indikator ini dijabarkan menjadi butir-butir pernyataan atau pertanyaan. Coba Anda berikan contoh pengembangan instrumen? Misalnya Anda akan melakukan penelitian analisis kebutuhan mengenai sistem atau model pemanfaatan program siaran televisi pendidikan. Maka variabel penelitiannya adalah pemanfaatan program siaran televisi pendidikan. Sebelum
Anda
mempelajari
kelanjutan
pembahasan
materi
berikutnya, pastikan Anda telah memahami materi yang baru saja Anda baca. Ada beberapa hal yang perlu Anda pahami untuk mempelajari kelanjutan materi ini, yaitu: definisi konseptual, definisi operasional, kisi-kisi instrumen, kalibrasi instrumen, dan penyusunan instrumen. 1). Definisi konseptual Secara konseptual sistem atau model pemanfaatan program siaran televisi pendidikan yang ditayangkan TVE dan TVRI ini bersifat terbuka, artinya siapa saja bisa menonton atau memanfaatkan untuk menambah pengetahuannya. Selain itu, bersifat terikat dengan sasaran khusus misalnya peserta didik SMP yang berfungsi sebagai pelengkap atau pengayaan materi pembelajaran sesuai kurikulum sekaligus dalam rangka persiapan ujian nasional (UN). 2).Definisi operasional Skor sistem atau model pemanfaatan program siaran televisi pendidikan yang ditayangkan TVE dan TVRI meliputi demensi pelaksanaan (implementasi), manfaat program bagi peserta didik SMP, kesesuaian program televisi pendidikan untuk pencapaian tujuan pembelajaran atau
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
11
kompetensi dasar, kesesuaian program televisi pendidikan dengan kurikulum, dan kesesuaian program televisi pendidikan dengan harapanharapan peserta didik. Informasi ini berkaitan dengan pendapat, pengakuan, dan persepsi peserta didik SMP, maka dijaring dengan menggunakan angket dengan skala interval likert dengan lima jenjang pilihan. 3).Kisi-kisi instrumen sistem atau model pemanfaatan program media televisi pendidikan. Tabel 3, Kisi-kisi instrumen sistem atau model pemanfaatan program media televisi pendidikan No.
1.
Aspek
Pemanfaat an
Demensi
Indikator
Pelaksanaan
Manfaat peserta didik
a. Waktu/jadwal siaran
bagi
Pembelajaran Kesesuaian dengan kurikulum
Harapan didik
peserta
Nomor butir soal 1.
b. Sarana dan prasarana c. Hambatan/kendala a. Menambah pengetahuan
2. 3. 4.
b. Memotivasi belajar c. Meningkatkan prestasi a. Kejelasan tujuan b. Pemberian motivasi a. Keakuratan/kebenaran materi b. Pemberian contoh c. Pemberian latihan d. Pemberian kesimpulan a. Keinginan dan selera
5. 6. 7. 8. 9.
b. Kegiatan tindak lanjut
14.
10. 11. 12. 13.
Nah, tentu Anda masih bisa melanjutkan belajar bukan? Mari kita pelajari materi berikutnya? 1) Kalibrasi instrumen Dengan uji validitas ahli/pakar yang memiliki pengalaman langsung dalam merencanakan, mengembangkan dan mengelola pemanfaatan program siaran televisi pendidikan yang di tayangkan TVE dan TVRI dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Selain itu karena berkaitan dengan kegiatan pembelajaran maka dimintakan masukan/penilaian dari kepala sekolah/guru SMP, kemudian dianalisis. Selanjutnya diadakan ujicoba Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
12
lapangan ke peserta didik SMP yang akan menjadi sasaran. Data hasil ujicoba dianalisis dengan statistik dengan bantuan komputer (SPSS For Windows) untuk melihat tingkat validitas dari setiap butir pertanyaan (rbutir) dengan menggunakan korelasi product moment, kemudian hasilnya diuji dengan uji-t (differential groups). Kemudian juga akan dilakukan pengujian tingkat reliabilitas dari item alat ukur dengan menggunakan reability analysis dengan bantuan komputer (SPSS For Windows) untuk melihat koefisien alpha (alpha Cronbach). Apabila nilai alpha tiap dimensi dan total alpha memiliki nilai >0,6 maka alat ukur atau instrumen tesebut bisa dikatakan reliabel. 2) Penyusunan butir instrumen Penyusunan butir-butir instrumen dalam bentuk pertanyaan yang jawabannya disusun berdasarkan skala interval likert dengan lima jenjang pilihan jawaban. Kuesioner berbentuk pertanyaan dengan jawaban tertutup (close-ended question) dan responden diminta mengisi sendiri, setelah sebelumnya diberikan penjelasan tentang maksud penelitian, tata cara pengisian dan istilah yang dipergunakan dan mungkin memerlukan penjelasan. Adapun teknik
pengumpulan data yang dilakukan, yaitu
instrumen yang diisi oleh masing-masing responden (peserta didik) dengan cara mengunjungi responden terpilih di sekolah masing-masing. Anda dapat memberikan
contoh instrumennya?
Kuesioner untuk
mengumpulkan data tentang kebutuhan sistem atau model pemanfaatan program siaran televisi pendidikan yang disiarkan TVE dan TVRI sebagai berikut: Mama Sekolah Kelas/Semester
: ………. : ………
Nama Siswa :................................... Jenis Kelamin: ..................................
Petunjuk : a. Kuesioner ini untuk memperoleh data dan informasi tentang pemanfaatan program siaran TVE dan TVRI. b. Kuesioner ini dengan skala interval likert lima jenjang pilihan mulai dari tidak bagus/tidak baik sampai dengan sangat bagus/sangat baik, dengan angka sebagai berikut : 1. = tidak bagus/tidak baik 2. = kurang bagus/kurang baik 3. = sedang/cukup baik Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
13
4. = bagus/ baik 5. = sangat bagus/sangat baik c. Mohon diberikan tanda silang (X) pada kolom 1, 2, 3, 4 atau 5 sesuai dengan pendapat responden secara objektif d. Pengisian kuesioner ini tidak berpengaruh pada nilai kenaikan kelas atau kelulusan. Aspek yang dinilai 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Rentang Penilaian 1 2 3 4 5
Waktu/jadwal siaran Sarana dan prasarana Hambatan/kendala dalam menonton siaran Menambah pengetahuan dan wawasan Memotivasi belajar Meningkatkan prestasi hasil belajar Kejelasan tujuan pembelajaran Pemberian motivasi Keakuratan/kebenaran materi siaran Kejelasan pemberian contoh Kejelasan pemberian latihan Pemberian kesimpulan Harapan atau keinginan dan selera Kegiatan tindak lanjut
d. Menentukan populasi, sampel dan responden Apa yang dimaksud sumber data dalam sebuah penelitian itu? Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh, dan sering disebut subjek penelitian. Apabila Anda mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner atau wawancara, maka sumber data disebut responden. Apa responden itu? Responden adalah orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan (Arikunto, 1996). Kemudian bagaimana menentukan karakteristik responden? Menentukan karakteristik atau ciri-ciri khusus responden penting, karena membantu Anda dalam penyusunan instrumen terutama dalam menentukan tingkat kesulitan dan penggunaan bahasa. Bagaimana sumber data yang diambil dari seluruh atau sebagian dari subjek penelitian? Dalam penelitian kita mengenal adanya penelitian populasi dan penelitian sampel. Tapi apa populasi itu? Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila Anda ingin meneliti semua elemen
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
14
yang ada dalam wilayah penelitian, maka disebut penelitian populasi. Sebaliknya jika Anda hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian itu disebut penelitian sampel. Anda tahu apa sampel? Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Selain itu, sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Nah, bagaimana kalau populasi itu besar? Bila populasi besar dan Anda tidak mungkin meneliti semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tempat dan waktu, maka Anda dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang diteliti atau dipelajari dari sampel itu, generalisasi atau kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili populasi. Bagaimana teknik pengambilan sampel itu? Teknik pengambilan sampel disebut teknik sampling. Terdapat berbagai teknik sampling yang dapat Anda gunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian. Anda dapat sebutkan teknik sampling tersebut? Teknik sampling dikelompokkan menjadi dua, yaitu probability sampling dan non probability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberi peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara demikian disebut random sampling atau cara pengambilan sampel secara acak. Probability sampling, meliputi: 1) simple random, 2) proportionate stratiied random sampling, 3) disproportionate stratiied random sampling, dan 4) area random. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampling ini meliputi sampling sistematis, kuota, insidental, porposive, jenuh dan snowball. Anda dapat memberikan contoh penentuan populasi, sampel dan responden? Anda akan melakukan penelitian analisis kebutuhan sistem atau model pemanfaatan program siaran televisi pendidikan. Populasinya adalah peserta didik SMP pemirsa program siaran televisi pendidikan yang
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
15
ditayangkan oleh TVE dan TVRI di kota Depok, propinsi Jawa Barat. Sedangkan pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampilng yang dilengkapi jumlah sampelnya sehingga representatif. Sedangkan responden sekaligus unit analisis penelitian ini ialah peserta didik SMP di wilayah kota Depok, Jawa Barat. Selanjutnya bagaimana pemilihan sampelnya? Memilih sampel di masing-masing kecamatan, dilakukan dengan pengacakan untuk memilih kecamatan yang terdapat di kota Depok. Kemudian diacak lagi untuk memperoleh SMP di kecamatan tersebut. Selanjutnya masing-masing SMP dilakukan pengacakan untuk memperoleh kelas dan jumlah sampel. Mengingat karakteristik populasi sangat homogen maka jumlah sampel (n) 10% atau 20% dari populasi ini dianggap cukup memadai karena mampu mewakili populasi. Selain itu presisi yang dikehendaki dan sesuai dengan rencana analisis datanya, 150 peserta didik, sehingga jumlah keseluruhan angket yang disebar 500.
e. Penyusunan instrumen Pada prinsipnya meneliti atau menganalisis kebutuhan adalah melakukan pengukuran, maka perlu alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu fenomena alam atau fenomena sosial. Anda tahu bagaimana menyusun instrumen? Instrumen dalam bidang pendidikan yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu Anda harus membuat sendiri instrumen yang akan digunakan untuk penelitian. Adapun titik tolak penyusunan instrumen adalah variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Nah, dari variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Dengan demikian, penyusunan instrumen adalah tahap menjabarkan kisikisi instrumen menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Sedangkan
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
16
contoh pengembangan instrumen dapat Anda pelajari kembali dalam topik penyusunan kisi-kisi instrumen. Selanjutnya berdasarkan kisi-kisi instrumen pada tabel 2 tentang sistem atau model pemanfaatan program media televisi pendidikan di atas, sekarang coba Anda susun instrumen pedoman observasinya dengan menggunakan check list. Misalnya pedoman observasi untuk mengamati tentang kebutuhan akan sistem atau model pemanfaatan program siaran televisi pendidikan yang disiarkan TVE dan TVRI sebagai berikut: Mama Sekolah : ………. Kelas/Semester : ………
Nama Siswa :................................... Jenis Kelamin:..................................
Petunjuk : a. Instrumen ini untuk menilai atau mengukur pemanfaatan program siaran televisi pendidikan yang disiarkan TVE dan TVRI. b. Mohon diberikan tanda cek (V) pada kolom ya yang berarti ada atau bermanfaat dan tidak bermanfaat sesuai dengan pendapat penilai secara objektif c. Komentar ataupun saran untuk perbaikan mohon diberikan secara singkat dan jelas pada kolom yang disediakan. No. Aspek yang dinilai A. Pelaksanaan Waktu/jadwal siaran 1. Sarana dan prasarana 2. Hambatan/kendala dalam menonton siaran 3. B. Manfaat bagi peserta didik Menambah pengetahuan dan wawasan 4. Memotivasi belajar 5. Meningkatkan prestasi hasil belajar 6. C. Pembelajaran Kejelasan tujuan pembelajaran 7. Pemberian motivasi 8. 9. 10. 11. 12.
Ya
Tidak
D. Kesesuaian dengan kurikulum Keakuratan/kebenaran materi siaran Kejelasan pemberian contoh Kejelasan pemberian latihan Pemberian kesimpulan
E. Harapan peserta didik 13. 14.
Memenuhi harapan atau keinginan dan selera Kegiatan tindak lanjut
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
17
Saran Saran atau masukan untuk perbaikan atau peningkatan pemanfaatan program siaran televisi pendidikan yang disiarkan TVE dan TVRI. Mohon dituliskan pada kotak berikut !
.................................., .....................2012 Observer, (.................................................................) Pedoman Penilaian : Observasi terhadap pemanfaatan program siaran televisi pendidikan yang disiarkan TVE dan TVRI ini menggunakan check list yang keseluruhannya berindikasi positif. Maka makin banyak komponen itu ya atau ada, maka makin bermanfaat. Berdasarkan kisi-kisi instrumen pada tabel 2 tentang sistem atau model pemanfaatan program media televisi pendidikan di atas, sekarang coba Anda susun instrumen pedoman wawancaranya. Misalnya pedoman wawancara tentang kebutuhan akan sistem atau model pemanfaatan program siaran televisi pendidikan yang disiarkan TVE dan TVRI sebagai berikut: Mama Sekolah Kelas/Semester
: ………. : ………
Nama Siswa:................................... Jenis Kelamin:..................................
1. Apakah Anda pernah nenonton atau menyaksikan siaran televisi pendidikan? 2. Kapan Anda menyaksikan atau menonton siaran siaran televisi pendidikan? 3. Apakah tersedia sarana dan prasarana untuk menyaksikan atau menonton siaran siaran televisi pendidikan? 4. Apa bila telah tersedia, apakah jumlah dan kondisinya baik? 5. Bila belum tersedia, mengpa (diminta untuk memberikan alasan) 6. Apa hambatan/kendala yang Anda temui/hadapi dalam menonton siaran? 7. Sebutkan manfaat yang Anda peroleh setelah menonton siaran? 8. Apakah siaran televisi pendidikan dapat memotivasi Anda untuk belajar?
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
18
9. Bila jawaban responden tidak, mengapa demikian (diminta untuk memberikan alasan) 10. Apakah siaran televisi pendidikan dapat bermanfaat untuk meningkatkan prestasi belajar Anda? 11. Bila jawaban responden tidak, mengapa demikian (diminta untuk memberikan alasan) 12. Apakah siaran televisi pendidikan menayangkan tujuan pembelajaran secara jelas? 13. Apakah siaran televisi pendidikan menyajikan materi pembelajaran secra benar? 14. Apakah siaran televisi pendidikan menyajikan materi pembelajaran secra lengkap? 15. Apakah siaran televisi pendidikan menyajikan contoh-contoh atau latihanlatihan secara jelas? 16. Apakah siaran televisi pendidikan menyajikan kesimpulan materi yang di tayangkan? 17. Apakah tayangan siaran televise pendidikan telah memenuhi harapan atau keinginan dan selera Anda sebagai peserta didik? 18. Apa kegiatan tindak lanjut yang sering Anda lakukan setelah menonton siaran televisi pendidikan? 19. Dan sebagainya...
f. Uji Coba Instrumen Kualitas instrumen sangat ditentukan oleh dua kriteria utama yaitu validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keakuratan). Tahukah Anda yang dimaksud validitas dan reliabilitas? Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mengukur yang seharusnya diukur. Validitas data yang dikumpulkan menggunakan instrumen, sehingga instrumen yang disusun harus mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
atau
diandalkan,
atau
bisa
dikatakan
bahwa
reliabilitas
menunjukkan konsistensi suatu instrumen dalam mengukur gejala yang sama. Oleh karena itu, instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Nah, jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Selanjutnya bagaimanakah cara untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel? Untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel, maka instrumen tersebut harus diujicobakan. Apa ujicoba instrumen itu? Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
19
Ujicoba instrumen adalah pelaksanaan penelitian pada calon responden terbatas yang bukan sumber data yang sesungguhnya akan diteliti. Dengan kata lain, instrumen dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. Ujicoba instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan. Bagaimana cara pengujian validitas instrumen itu? Secara konseptual instrumen dianggap valid karena telah disusun berdasarkan kreteria atau konstruk hasil kajian teoritik (construct validity). Selanjutnya, untuk mengetahui validitas setiap butir instrumen, dapat dilakukan pengujian validitas internal dengan cara menghitung koefisien korelasi antara skor butir (item) instrumen dengan skor total instrumen. Skor total instrumen ditetapkan sebagai kriteria untuk menentukan validitas butir instrumen. Validitas butir (item) instrumen tercermin pada besaran koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen. Jika koefisien korelasi tersebut positif dan signifikan, maka butir tersebut bisa dianggap valid berdasarkan ukuran validitas internal. Untuk menghitung koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen dapat digunakan rumus product moment dari Pearson. Selain
cara pengujian validitas, ada cara lain yaitu pengujian
reliabilitas, Anda ingin tahu? Penghitungan reliabilitas dilakukan terhadap instrumen analisis kebutuhan sistem pembelajaran setelah butir-butir pernyataan/pertanyaan yang tidak valid didrop atau digugurkan. Bila jenis data yang dikumpulkkan berupa data kontinum, maka perhitungan koefisien reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach. Tahap selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah finalisasi instrumen. Artinya Anda harus menentukan apakah semua instrumen memenuhi syarat atau harus direvisi, atau harus dibuang. Sehingga instrumen yang dipakai adalah instrumen yang memenuhi syarat sebagai instrumen yang baik
(valid dan reliabel). Dengan kata lain, Anda harus
melakukan kalibrasi instrument sehingga diperoleh instrumen final yang valid dan reliabel untuk mengumpulkan data tentang analisis kebutuhan sistem pembelajaran.
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
20
Tentu Anda masih ingat apa yang Anda pelajari dalam kegiatan belajar ini bukan? Nah, untuk mengingat kembali, baca rangkuman berikut!
Rangkuman Secara
sederhana
langkah-langkah
penyusunan
rancangan
analisis kebutuhan sistem pembelajaran: a. Identifikasian masalah, upaya memetakan masalah serta menyusunnya berdasarkan skala perioritas, sehingga proses pemecahan masalah menjadi sistematis dan tepat sasaran. b. Perumusan masalah, merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian. Perumusan masalah akan memberikan gambaran pada
jenis
data yang akan dikumpulkan. c. Penyusunan kisi-kisi instrumen sebagai alat untuk validasi data, dan untuk mengetahui apakah data yang akan dikumpulkan sudah mewakili semua sumber data. d. Menentukan
responden
analisis
kebutuhan
sistem
pembelajaran,
menentukan karakteristik responden adalah penting, karena berpengaruh terhadap penyusunan instrumen, khususnya penentuan tingkat kesulitan dan bahasa yang digunakan. e. Menyusun instrumen, tahap menjabarkan kisi-kisi instrumen menjadi butirbutir pertanyaan. f. Uji coba iInstrumen, tahap menentukan apakah semua instrumen memenuhi syarat atau harus direvisi, atau harus dibuang. Sehingga instrumen yang dipakai adalah instrumen yang memenuhi syarat sebagai instrumen yang baik (valid dan releabel).
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
21
A. B. C.
GLOSARIUM
Analisis kebutuhan suatu kegiatan ilmiah yang melibatkan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber informasi untuk mengetahui kesenjangan antara keadaan yang seharusnya terjadi dengan keadaan yang senyatanya terjadi Analisis kebutuhan sistem pembelajaran pendekatan yang sistematis dan sistemik dalam memecahkan kesenjagan dalam sistem pembelajaran Analisis pembelajaran Proses menjabarkan prilaku umum menjadi prilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis Esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran suatu pendekatan yang sistematis, efektif dan efisien dalam menentukan kebutuhan akan sistem pembelajaran Identifikasian masalah upaya memetakan masalah-masalah serta menyusunnya berdasarkan skala perioritas, sehingga proses pemecahan masalah menjadi sitematis dan tepat sasaran Implementasi langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran di lapangan Kebutuhan kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kondisi yang sebenarnya Kebutuhan pembelajaran kebutuhan yang memerlukan penyelesaian dengan melaksanakan kegiatan instruksional/pembelajaran Model adalah seperangkat prosedur yang sistematis untuk mewujudkan suatu proses
Pengembangan proses menerjemahkan spesifikasi desain menjadi kenyataan (bentuk fisik) Pembelajaran proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lengkungan belajar atau usaha untuk membuat peserta didik belajar Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
22
Sistem pembelajaran suatu set peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sehingga terjadi proses belajar
Sumber Acuan
Abidin, zaenal, Analisis Kebutuhan Pembelajaran dan Analisis Pembelajaran dalam Desain Sistem Pembelajaran, Jurnal Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2007 (website: http// www.ums.ac.id) Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan ke 10 , Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta, 1996 Cronbach, Lee J., Educational Psychology 3rd Edition. Brace Jovanovich Inc., 1977
New York: Harcourt
Degeng, Nyoman.S, Paradigma Pendidikan:dari Behavioristik ke Konstruktivistik, Bahan presentasi, Univ. Negeri Malang, 2007. DePorter, Bobbi, & Hermacki, Mike, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Terj. Alwiyah Abdurrahman, Bandung, Penerbit Kaifa, 1992. Dick, Walter and Carey Lou, The Systematic Design of instruction 3rd Ed, Includes Bibliographical References, USA, Walter Dick and Lou Carey 1990. Kozma, Robert B., Lawrence W. Belle and George W. Williams. Instructional Techniques in Higher Education . New Jersey: Educational Technology Publications Inc., 1978 Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2004. Morrison, Gary. R, Steven M, Ross, Jerrold E Kemp : Designing Effective Instruction, Third Edition John Wiley and Sons, inc printed in the USA 2001. Model Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Inggris Guru SD Sistem Jarak Jauh, Jakarta: Pustekkom-PPPPTK Bahasa, 2007. Pribadi, Benny A., Model ASSURE Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses, Jakarta: PT. Dian Rakyat, 2011.
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
23
Seels, Barbara B. & Richey, Rita C., Teknologi Pembelajaran, Definisi dan Kawasannya, Terjemahan Dewi S. Prawiradilaga, R. Rahardjo, Yusufhadi Miarso, Jakarta: Penerbit IPTPI & LPTK, 2000. Smaldino, E. Sharon, Lowther, Deborah L, Russell, James D, Instructional Technology and Media for Learning. Pearson: Prentice Hall, Inc., 2008 Singarimbun, Masri, & Effendi, Sofian, Metode Penelitian Survai, Jakarta: Penerbit LP3ES, 1989 Situmorang, Robinson, GBPP, Teknik Pengembangan dan Pemanfaatannya Untuk Mencapai Kompetensi dalam Pembelajaran, Jakarta. Pustekkom Depdiknas, 2007. Sudirdjo, Sudarsono, Televisi sebagai suatu sumber belajar untuk menunjang penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, Jakarta: Desertasi Program Pasca Sarjana IKIP Jakarta, 1995. Suparman, M. Atwi, Desain Instruksional, Jakarta: Pusat Penerbitan universitas Terbuka, 2004. Supriatna, Dadang, & Mulyadi, Mochamad, Konsep Dasar Desain Pembelajaran (Bahan ajar untuk Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB), Bandung: Penerbit PPPPTK TK & PLB, 2009 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Penerbit Alpabeta, 2006. Sudjana, Djudju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Soekamto, Toeti, Evaluasi Hasil Belajar, Jakarta: Pelatihan PEKERTI Universitas Negeri Jakarta, 2004. Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Pustaka Ilmu, 2007 Trianto. Model Pembelajaean Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Surabaya: Pustaka Ilmu, 2007 Tri Wijaya, Agustina, Media Pembelajaran Huruf Hiragana dan Katakana untuk Pemula Berbasis Multimedia Menggunakan Macromedia Flash, Yogyakarta: Skripsi UNY, 2011 Uno, Hamzah B., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara, 2007.
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
24
Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya, Jakarta: Penerbit PT. Reneka Cipta, 2008. Warsita, Bambang, Pendidikan Jarak Jauh: Perancangan, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi Diklat, Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2011. ADDIE
Instructional Design Model. Retrived December 20 2006. Website: http://itsinfo.tamu.edu/workshops/handouts/pdf_handouts/addie.pdf
Website:
http://anrusmath.wordpress.com/2008/08/16/pengembangan, pada tanggal 9 Januari 2012
diunduh
Website:http://duniaroy.wordpress.com/2010/12/07/pengembangan-sistempembelajaran-model-dick-carey-dan-carey/ di unduh pada 31 Oktober 2011 Website:
http://www.teknologipendidikan.net/2008/08/06/model-pengembangansistem-pembelajaran-bagi-penyiapan-sumberdaya-manusia-era-informasi
Website:http://www.mediapendidikan.net/index.php?option=com_content&view=cat egory&id=31&Itemid=35 Website:http://fakultasluarkampus.net/mengembangak-sistem-pembelajarandengan-model-addie/ Website:http://www.ak-ishaq.com/2011/01/model-pengembangan-menurut-
kemp.html Website:http://bkd.jogjaprov.go.id/detail/id/post/269, diunduh 13 Februari 2012
Website:http://mayadikiria.wordpress.com/2011/05/24/assure-model/, tanggal 21 Maret 2012
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
diunduh
25