ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN 240 Menit
Penulis
: Drs.Bambang Warsita, M.Pd
Pengkaji Materi : Dr. Purwanto, M.Pd Pengkaji Media : Dra. Mariana Soemitro
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta 2011 Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
1
A. PENDAHULUAN
Halo, apa kabar? Mudah-mudahan Anda dalam keadaan sehat walafiat. Kami yakin Anda tentu sudah siap untuk mempelajari modul ini. Kali ini Anda akan mempelajari modul yang berjudul “Analisis Kebutuhan Sistem Pembelajaran”. Modul ini membahas tentang: 1) konsep dan esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran, 2) prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran, mulai dari tujuan, strategi, media, dan evaluasi, 3) model-model analisis kebutuhan sistem
pembelajaran,
dan
4) langkah-langkah
analisis kebutuhan
sistem
pembelajaran, yaitu mulai dari mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menyusun
kisi-kisi
instrumen,
menyusun
instrumen,
mengumpulkan
data,
mengolah dan menganalisis data, serta menyusun laporan hasil. Agar memudahkan untuk dipelajati modul analisis kebutuhan sistem pembelajaran ini dibagi menjadi 5 kegiatan belajar, yaitu: a. Kegiatan belajar 1, membahas tentang konsep dan esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran. b. Kegiatan belajar 2, membahas tentang prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran. c. Kegiatan belajar 3, membahas tentang model-model analisis kebutuhan sistem pembelajaran. d. Kegiatan belajar 4, membahas tentang penyusunan rancangan analisis kebutuhan sistem pembelajaran. e. Kegiatan belajar 5, membahas tentang pelaksanaan analisis kebutuhan sistem pembelajaran. Modul ini dapat Anda pelajari secara mandiri. Dalam mempelajari modul ini sebaiknya Anda pelajari secara bertahap, mulai dari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-1 yang membahas tentang konsep dan esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran dan mengerjakan soal-soal latihannya serta telah yakin memahaminya, barulah Anda diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari materi pembelajaran Kegiatan Belajar-2. Anda dapat melanjutkan mempelajari Kegiatan Belajar-2 setelah Anda memahami materi Kegiatan Belajar-1 Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
2
dan dapat menjawab soal-soal tugasnya dengan benar. Demikian seterusnya, Anda dapat melanjutkan ke kegiatan belajar selanjutnya. Jika Anda telah dapat menyelesaikan kegiatan belajar sebelumnya. Satu hal yang penting adalah membuat catatan tentang materi pembelajaran yang sulit Anda pahami. Cobalah terlebih dahulu mendiskusikan materi pembelajaran yang sulit dengan sesama peserta Diklat atau teman sejawat. Apabila memang masih dibutuhkan, Anda dianjurkan untuk mendiskusikannya dengan nara sumber Diklat pada saat kegiatan pembelajaran tatap muka. Di dalam modul ini tersedia soal tugas dan hendaknya semua soal tugas ini Anda kerjakan dengan tuntas. Dengan mengerjakan semua soal tugas yang ada Anda akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau pemahamannya terhadap materi yang disajikan dalam modul dan dapat membantu Anda mengetahui bagian-bagian mana dari materi yang disajikan di dalam modul yang masih belum sepenuhnya dipahami. Oleh karena itu, apabila semua soal tugas di setiap Kegiatan Belajar sudah selesai Anda kerjakan, periksalah jawaban Anda dengan menggunakan Kunci Tugas yang disediakan pada bagian akhir dari modul ini. Kemudian hitunglah jawaban Anda yang benar, lalu gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi setiap Kegiatan Belajar.
Rumus Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar x 100% 5 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90 % - 100 % = baik sekali 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = cukup - 69 % = kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup memahami materi Kegiatan Belajar. Anda dapat
meneruskan mempelajari
Kegiatan Belajar selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80% Anda harus bersabar untuk mengulangi mempelajari materi Kegiatan Belajar, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai. Kemudian kerjakan kembali soal tugasnya.
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
3
Manfaat mempelajari modul ini membantu Anda untuk dapat melakukan analisis kebutuhan sistem/model teknologi pembelajaran. Selain itu, Anda dapat memperoleh suatu pendekatan yang sistematis, efektif dan efisien dalam menentukan kebutuhan akan sistem atau model pembelajaran. Modul ini juga akan membantu
Anda
dalam
menyusun
rancangan
analisis kebutuhan
sistem
pembelajaran mulai dari mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menyusun
kisi-kisi
instrumen,
menyusun
instrumen,
mengumpulkan
data,
mengolah dan menganálisis data, serta menulis laporan hasil analisis kebutuhan sistem pembelajaran. Oleh karena itu, pentingnya atau kegunaan menguasai modul analisis kebutuhan sistem pembelajaran bagi Anda Pejabat Fungsional PTP adalah memudahkan tugas Anda merancang media pembelajaran, merancang model pembelajaran, merancang model Diklat, dan sebagainya. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 15 x 45 menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran secara tatap muka adalah 4 x 45 menit. Oleh karena itu, Anda dapat membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan selama kegiatan pembelajaran secara tatap muka. Keberhasilan Anda dalam mempelajari modul ini tentunya tergantung pada keseriusan Anda. Hendaknya Anda tidak segan-segan untuk bertanya tentang materi yang belum Anda pahami kepada nara sumber pada saat kegiatan pembelajaran tatap muka, atau berdiskusi dengan rekan Anda serta berusaha menyelesaikan semua tugas yang ada dalam modul dengan baik. Yakinlah bahwa Insya Allah Anda akan berhasil dengan baik apabila memiliki semangat belajar yang tinggi. Jangan lupa berdoa kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan kemudahan belajar. Selamat Belajar, Semoga Sukses!
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
4
KEGIATAN BELAJAR-2 PRINSIP-PRINSIP ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN
1. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah Anda mempelajari materi Kegiatan Belajar-2 yang membahas tentang prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran, Anda dapat: a. Menjelaskan prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran. b. Menjelaskan
implementasi
atau
penerapan
prinsip-prinsip
analisis
kebutuhan sistem pembelajaran tehadap tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi.
2. Uraian Materi a. Prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran Anda ingat, analisis kebutuhan sistem pembelajaran merupakan suatu pendekatan yang sistematis dan sistemik dalam memecahkan masalah-masalah dalam sistem pembelajaran. Nah, sekarang coba Anda sebutkan prinsip-prinsip apa saja yang harus Anda perhatikan bila akan melaksanakan kegiatan analisis kebutuhan sistem pembelajaran itu? Prinsip-prinsip yang harus Anda perhatikan dalam melaksanakan kegiatan analisis
kebutuhan
sistem
pembelajaran
adalah
berorientasi
pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya, yang
pada
meliputi: tujuan
pembelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi. Dengan kata lain, secara rinci prinsip-prinsip yang harus Anda perhatikan dalam melaksanakan kegiatan analisis kebutuhan sistem pembelajaran meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Tujuan Pembelajaran Hasil yang diperoleh dari kegiatan analisis kebutuhan dalam konteks pembelajaran adalah kompetensi-kompetensi dasar suatu mata pelajaran. Hasil kegiatan analisis kebutuhan instruksional yaitu daftar pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang masih belum dikuasi peserta Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
5
didik dan perlu dikuasi peserta didik (Suparman, 2004). Kompetensi dasar inilah yang akan menjadi dasar acuan
tahap selanjutnya yaitu
perumusan tujuan pembelajaran. Apa fungsi tujuan pembelajaran itu? Anda tahu? Ya, tujuan pembelajaran berfungsi sebagai sesuatu yang akan dicapai, selain itu berfungsi sebagai kreteria untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, tujuan pembelajaran sebagai acuan atau dasar dalam menyusun strategi pempelajaran, termasuk metode, media pembelajaran dan materi pelajaran serta evaluasi pembelajaran. 2) Strategi pembelajaran Strategi pembelajaran
pembelajaran dalam
berkenaan
mengelola
dengan
kegiatan
pendekatan
pembelajaran
untuk
menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistematis, sehingga kemampuan yang diharapkan, dapat dikuasai oleh peserta didik secara efektif
dan
efisien (Suparman,
2004). Oleh
karena
itu,
dalam
menerapkan strategi pembelajaran harus memperhatikan komponen utama strategi pembelajaran, yaitu: 1) urutan kegiatan pembelajaran, 2) metode, 3) media, dan 4) waktu (Suparman, 2004). Dalam komponen
menerapkan
yang
harus
strategi Anda
pembelajaran
perhatikan
agar
ada
beberapa
dalam
kegiatan
pembelajaran dapat mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Menurut Dick and Carey menyebutkan adanya 5 komponen umum strategi pembelajaran yakni: a) kegiatan pembelajaran pendahuluan, b) penyampaian informasi, c) partisipasi peserta didik d) tes, dan 5) kegiatan tindak lanjut (Suparman, 2004). 3) Media pembelajaran Media pembelajaran adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi pembelajaran. Media dapat berbentuk orang atau guru, alat-alat elektronik, media cetak, media audio, media audio visual (video), multimedia, dan sebagainya. Hal-hal yang perlu Anda pertimbangkan dalam menentukan dan memilih media pembelajaran adalah: 1) ketepatan atau kesesuaian dengan
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
6
tujuan pembelajaran, 2) dukungan terhadap isi pelajaran, 3) kemudahan memperoleh media, 4) keterampilan guru dalam menggunakannya, 5) ketersediaan waktu menggunakannya, dan 6) sesuai dengan taraf berpikir peserta didik. Media
pembelajaran
mempunyai
nilai-nilai
praktis
berupa
kemampuan untuk: (1) membuat konsep yang abstrak menjadi kongkrit, (2) melampaui batas indera, waktu, dan ruang, (3) menghasilkan keseragaman pengamatan, (4) memberi kesempatan peserta didik mengontrol arah maupun kecepatan belajarnya, (5) membangkitkan keingintahuan dan motivasi belajar, dan (6) dapat memberikan pengalaman belajar yang menyeluruh dari yang abstrak hingga yang kongkrit. 4) Evaluasi pembelajaran Menurut Cronbach (1977) dan Alkin (1969), yang dikutip Sudjana (2006) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan, memperoleh dan menyediakan informasi bagi pembuat keputusan. Oleh karena itu, evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Selain itu, evaluasi merupakan proses yang sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi untuk menentukan sejauhmana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik (Gronlund, 1990). Evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok.
b. Implementasi atau penerapan prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran Selanjutnya bagaimana Anda menerapkan prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran itu? Untuk itu uraian materi pembelajaran berikut akan membantu Anda dalam menerapan prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran dalam penentuan atau perumusan tujuan pembelajaran, penentuan dan pemilihan strategi pembelajaran, penentuan
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
7
dan pemilihan media pembelajaran dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar. Secara rinci akan diuraikan sebagai berikut: 1) Tujuan pembelajaran Kegiatan analisis kebutuhan pembelajaran akan mengihasilkan beberapa kompetensi dasar atau kompetensi umum dari suatu mata pelajaran. Kompetensi umum sering disebut dengan Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Pembelajaran Umum (TPU). TIU terjemahan dari general instructional objective adalah tujuan akhir (goal) yang akan dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan satu mata pelajaran tertentu dalam jangka waktu tertentu (Situmorang, 2007). Dengan kata lain, TIU adalah target yang harus dicapai dari setiap mata pelajaran. Apa contohnya? Misalnya, target yang harus dicapai dari mata kuliah Media Pembelajaran; mata pelajaran Kimia; mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Nah,
pertanyaannya
bagaimana
menerapkan
analisis kebutuhan sistem pembelajaran
prinsip-prinsip
dalam menentuan atau
perumusan TIU yang akan dicapai dari setiap mata pelajaran? Apakah TIU tersebut kita tentukan sendiri, atau memang ada acuan yang dapat digunakan? Salah satu penerapan prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran
dalam
menentukan
atau
perumusan
TIU
adalah
perumusan TIU harus sistematis. Oleh karena itu, ada dua pendekatan yang dapat
Anda
jadikan acuan dalam menetukan TIU, yaitu
berdasarkan kurikulum baku dari suatu satuan pendidikan dan atau dirancang sesuai dengan kebutuhan (Situmorang, 2007). Pendekatan pertama, TIU ditentukan berdasarkan kurikulum baku dari suatu satuan pendidikan tertentu. Misalnya, untuk pendidikan dasar dan menengah, TIU mata pelajarannya mengacu pada kurikulum yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk perguruan tinggi TIU mata kuliahnya mengacu kepada kurikulum yang dikembangkan oleh konsursium pendidikan tinggi; sedangkan untuk pendidikan dan latihan (Diklat) TIU mata pelajarannya mengacu kepada
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
8
kurikulum yang dikembangkan oleh lembaga yang bersangkutan, dan sebagainya. Pendekatan kedua, TIU mata pelajaran dirancang sesuai dengan kebutuhan tertentu. Misalnya TIU untuk mata pelajaran yang sifatnya khusus (spesifik), seperti mata pelajaran Cara produksi media audio, cara menulis naskah video, teknik produksi multimedia pembelajaran, dan sebagainya. Dikatakan khusus, karena mata pelajaran ini berdiri sendiri (tidak menyatu dengan mata pelajaran lain) untuk mencapai tujuan akhirnya. Bagaimana menentukan dan merumuskan TIU? Idealnya untuk menentukan TIU yang akan dicapai harus melibatkan tiga unsur yang secara langsung terlibat dalam kegiatan pembelajaran, yaitu peserta didik, pendidik, dan masyarakat yang akan dilayani (Suparman, 2004). Ketiga unsur ini akan menjadi sumber informasi dalam menentukan TIU yang akan dicapai dari setiap mata pelajaran yang akan Anda kembangkan. Hanya dengan cara demikian, TIU yang dirumuskan dapat memenuhi kebutuhan semua pihak. a) Kebutuhan peserta didik terpenuhi, karena TIU yang dirumuskan dapat memberi makna dalam kehidupan peserta didik, karena disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Selain itu untuk mencapainya sangat mungkin, karena telah disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik. b) Kebutuhan pendidik dalam hal ini pengajar dan pengelola program terpenuhi, karena TIU yang dirumuskan telah mempertimbangkan SDM yang akan megelola, baik dari segi kualifikasi pengajarnya maupun dari segi kemampuan pengelolanya. Selain itu telah pula dipertimbangkan
dengan
sarana
dan
prasarana
yang
akan
digunakan. c) Kebutuhan masyarakat yang akan dilayani terpenuhi, karena kemampuan peserta didik setelah mengambil mata pelajaran tertentu benar-benar dapat memenuhi kebutuhan angkatan kerja. Khususnya untuk kulaifikasi yang dibutuhkan (Situmorang, 2007).
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
9
Satu hal yang harus Anda ingat, dalam menentukan atau merumuskan
TIU
supaya
dirancang
berdasarkan
pendekatan
“bagaimana peserta didik belajar” bukan “bagaimana guru/pendidik harus mengajar”. Dengan demikian, proses pembelajaran selalu berpusat kepada peserta didik (student centre), bukan pada guru (teacher centre). Melalui penentuan atau perumusan TIU yang baik, seorang
guru/pendidik
akan
dapat
memberikan
layanan
pembelajaran secara profesional, karena mereka mempunyai landasan dasar
teoritis
yang
kuat
untuk
melakukan
setiap
tahapan
pembelajarannya. Selanjutnya dengan penentuan atau perumusan TIU yang baik, Anda tahu apa target yang harus dicapai dan apa yang dapat dilakukan secara lentur (fleksibel) dalam mencapai target tersebut. Bagaimana rumusan TIU yang dapat memenuhi semua kebutuhan tersebut? TIU yang Anda rumuskan harus dapat dicapai oleh peserta didik, dapat diajarkan oleh pendidik, dan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Apa kriteria dalam merumuskan TIU? Satu rumusan TIU yang baik harus memenuhi kriteria- kriteria sebagai berikut: a) Rumusan
TIU
harus
mengandung
dua
unsur,
yaitu
siapa
audiencenya (subjek yang belajar) dan apa behavior (perubahan tingkah laku yang diharapkan). b) Rumusan TIU harus merupakan kompetensi umum dari suatu kemampauan tertentu atau dengan kata lain TIU merupakan gabungan (sintesis) dari beberapa kompetensi khusus. c) Rumusan TIU harus terdiri dari kata kerja (verb) dan diikuti kata benda (object). Kata kerja yang digunakan harus kata operasional, sehingga perubahan tingkah laku yang diharapkan hasilnya dapat diukur (measureble) dan diamati (observeble). Contoh kata kerja oprasional yang dimaksud antara lain: menyebutkan, menunjukkan, menjelaskan,
membedakan,
menerapkan,
menganalisis,
mengidentifikasi, menyimpulkan, mengevaluasi, dsb. Penulisan kata benda (object) harus dapat memberi keterangan dari prilaku yang
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
10
akan dicapai, sehingga rumusan TIU menjadi jelas dan rasional. Coba Anda berikan contoh? Berikut ini beberapa contoh penulisan kata kerja (verb) yang diikuti oleh kata benda (object). Menyusun (v) rencana proyek (o); menjelaskan (v) tujuan penelitian(o); menerapkan (v) prinsip-prinsip manejemen perbankan (o); menyelesaikan (v) berbagai kasus dalam pemberian kredit (o); mengevaluasi (v) kinerja perusahaan (o), dan sebagainya (Situmorang, 2007). TIU dalam kawasan apapun harus dirumuskan dalam kalimat dengan kata kerja aktif dan operasional serta yang menunjukkan kegiatan yang dapat diamati/dilihat (Suparman, 2004). Selain itu tujuan harus berorientasi pada hasil belajar, bukan pada proses pembelajaran. Artinya berupa perilaku (behavior) yang diharapkan dikuasai peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu TIU harus merupakan kompetensi atau kemampuan yang
hasilnya
dapat
diukur
(measurable)
dan
dapat
diamati
(observable). Dapat diukur, artinya kemampuan yang dihasilkan oleh peserta didik harus dapat dinilai baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Secara kuantitatif, hasil yang diperoleh peserta didik diukur berdasarkan tingkat (prosentase) penguasaannya terhadap tujuan pembelajaran. Sedang secara kualitatif mencerminkan kualitas penguasaan terhadap materi pembelajaran (Situmorang, 2007). 2) Strategi pembelajaran Strategi pembelajaran harus memberikan kemudahan bagi peseta didik. Aplikasi praktis teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah pembelajaran mempunyai bentuk kongkrit dengan mengembangkan strategi pembelajaran yang memudahkan peserta didik untuk belajar. Sementara itu strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu mata pelajaran (Seels & Richey, 2000). Strategi pembelajaran meliputi
situasi
belajar
dan
komponen
pembelajaran.
Dalam
mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran tergantung pada situasi Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
11
belajar, sifat materi, dan jenis belajar yang dikehendaki. Selain itu perlu pula mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang/atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Dick and Carey, 1990). Oleh karena itu strategi pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar (Uno, 2007). Oleh karena itu, secara umum strategi pembelajaran diartikan setiap kegiatan yang dipilih, yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik dalam menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu (Kozma, 1978). Bagaimana implementasi atau penerapan prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran dalam memilih atau menentukan strategi pembelajaran? Bentuk penerapannya adalah strategi pembelajaran yang Anda kembangkan harus memberikan kemudahan bagi peseta didik untuk belajar. Oleh karena itu, implementasinya dalam kegiatan pembelajaran, strateginya mencakup empat aspek: 1) Urutan kegiatan pembelajaran, yang berisikan urutan kegiatan guru dalam menyampaikan materi atau isi pelajaran kepada peserta didik. 2) Metode pembelajaran, yaitu cara guru mengorganisasikan materi pelajaran dan peserta didik agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien.
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
12
3) Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. 4) Waktu yang digunakan guru dan peserta didik untuk menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan peserta didik, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran
yang
telah
ditentukan. Dengan kata lain, strategi pembelajaran dapat pula disebut sebagai cara yang sistematis dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Suparman, 2004). Disisi lain, strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum
dan
kerangka
kegiatan
untuk
mencapai
tujuan
umum
pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar tertentu (Miarso, 2004). Oleh karena itu, strategi pembelajaran sebagai suatu pendekatan guru terhadap penggunaan informasi, mulai dari pemilihan sumber belajar sampai pada menetapkan peranan peserta didik dalam pembelajaran. Sebagai contoh adalah penerapan pendekatan komunikatif dengan strategi pembelajaran tematik dalam pembelajaran bahasa Inggris di SD. Guru SD dituntut untuk memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang memadai dan memiliki berbagai keterampilan dalam menyajikan materi pelajaran Bahasa Inggris secara komunikatif dan kontekstual. Agar proses pembelajaran komunikatif, guru SD hendaknya kreatif dalam menyiapkan dan mengelola kegiatan pembelajaran, memilih dan memanfaatkan media pembelajaran yang ada di sekitar peserta
didik,
menciptakan
situasi
pembelajaran
yang
kondusif
(merangsang, menantang dan menyenangkan), mendorong peserta didik berperan secara aktif.
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
13
Strategi
pembelajaran
menurut
konstruktivistik
menekankan
penggunaan pengetahuan secara bermakna, urutan pembelajaran mengikuti pandangan peserta didik, dan menekankan proses, serta aktivitas belajar dalam konteks nyata, bukan mengikuti urutan dalam buku teks (Degeng, 2007). Bagaimana realitasnya di sekolah? Pembelajaran di sekolah masih banyak guru yang menggunakan strategi pembelajaran untuk menghabiskan materi pembelajaran sehingga kurang memberi makna bagi peserta didik. Oleh karena itu, agar aktivitas pembelajaran mampu memberikan makna bagi peserta didik yang belajar, guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu mengkaitkan materi
pelajaran
dengan
kehidupan
peserta
didik
sehari-hari.
Pembelajaran harus memberikan manfaat bagi peserta didik yang belajar (DePorter, 1999). Untuk itu, guru harus dapat menciptakan keterkaitan suatu topik dengan kehidupan peserta didik sehari-hari, dan merayakan setiap
keberhasilan peserta
didik sebagai kunci dalam strategi
pembelajaran yang bermakna. Akhirnya,
pentingnya
strategi
pembelajaran
adalah
untuk
menentukan semua langkah dan kegiatan yang perlu dilakukan, sehingga dapat memberi pengalaman belajar kepada peserta didik. Jadi strategi pembelajaran adalah keputusan guru dalam menetapkan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan, sarana dan prasarana yang akan digunakan, termasuk jenis media yang digunakan, materi yang diberikan, dan metodologi yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Diharapkan peserta didik dapat mendapatkan pengalaman yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, strategi pembelajaran adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh guru (seperti: metode, sarana dan prasarana, materi, media, dan sebagainya) agar peserta didik difasilitasi (dipermudah) dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
14
Sampai disini, apakah Anda dapat memahami uraian materi yang baru saja Anda pelajari?Jika sudah paham, Anda dapat melanjutkan ke uraian berikutnya! 3) Media pembelajaran Implementasi atau penerapan prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran selain dalam penentuan dan pemilihan strategi pembelajaran, berkaitan pula dalam menentukan alat atau media pembelajaran. Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Media dapat berupa alat-alat elektronik, gambar, buku, model dan sebagainya. Ada beberapa pengelompokan media pembelajaran yang dilakukan, seperti pengelompokan ke dalam: (a) media cetak dan non-cetak, (b) media elektronik dan non-elektronik, (c) media projected dan non-projected, dan (d) media tradisional dan modern. Apa sajakah jenis-jenis media pembelajaran itu? Anda tahu? Media pembelajaran dapat juga dibedakan dari yang sudah jarang dipergunakan sampai dengan jenis media yang paling banyak digunakan secara luas, yaitu: (1) foto/gambar, (2) sketsa, (3) diagram, (4) bagan (chart), (5) grafik (graphs), (6) kartun, (7) poster, (8) peta dan globe, (9) papan planel (flannel board), (10) papan buletin (bulletin board), (11) transparansi (OHP), (12) slide (film bingkai), (13) film, (14) audio atau radio, (15) video (VCD) atau TV, (16) multimedia, (17) internet, dan sebagainya. Bagaimana implementasi atau penerapan prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran dalam pemilihan atau penggunaan media pembelajaran? Media pembelajaran harus memberi kemudahan dalam pencapaian tujuan belajar. Mengingat
media
yang
dapat
digunakan
dalam
kegiatan
pembelajaran itu beraneka ragam, maka guru harus melakukan pemilihan
berdasarkan
pertimbangan
tertentu,
seperti:
(1)
tujuan/kompetensi yang harus dikuasai, (2) tinggi rendahnya kemampuan media dalam mencapai tujuan, atau dukungan terhadap isi pelajaran, (3) Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
15
kemudahan
memperoleh
media,
(4)
keterampilan
guru
dalam
menggunakannya, (5) ketersediaan waktu menggunakannya, dan (6) sesuai dengan taraf berpikir peserta didik. Pemilihan media pembelajaran dapat juga didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: a) Biaya yang lebih murah baik pada saat pembelian maupun pemeliharaan. b) Kesesuaian dengan metode pembelajaran. c) Kesesuaian dengan karakteristik siswa. d) Pertimbangan
praktis,
seperti
kemudahan
untuk
dipindahkan,
kesesuaian dengan fasilitas yang ada di kelas, kemampuan penggunaannya, daya tahannya, dan kemudahan baik dalam perbaikan maupun perawatan. e) Ketersediaan media tersebut berikut suku cadangnya di pasaran dan ketersediaannya bagi peserta didik. Nah, lalu bagaimana dengan evaluasi pembelajarannya? Untuk mengetahui itu kita pelajari uraian berikut! 4) Evaluasi pembelajaran Menurut Ralph Tyler (1950) yang dikutip Sudjana (2006) evaluasi adalah proses untuk menentukan sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai, dan upaya mendokumentasikan kecocokan antara hasil belajar peserta didik dengan tujuan program. Artinya evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan data untuk menentukan sejauhmana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan telah tercapai. Jika belum, bagian mana yang belum dan apa sebabnya. Evaluasi hasil belajar merupakan komponen penting dalam sistem pembelajaran. Tanpa evaluasi hasil belajar, kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik sulit untuk diukur. Artinya evaluasi hasil belajar berfungsi
untuk
mengukur
keberhasilan
belajar
seseorang
atau
sekelompok peserta didik. Menurut Anda, apa tujuan evaluasi hasil belajar? Tujuan utama evaluasi adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana peserta didik
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
16
telah menguasai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, serta mendiagnosis kesulitan belajar. Sedangkan tujuan evaluasi hasil belajar adalah: 1) untuk mengetahui pencapaian indikator atau kompetensi yang telah ditetapkan, 2) memperoleh umpan balik bagi guru, untuk mengetahui hambatan yang terjadi dalam pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran, 3) memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik, dan 4) sebagai acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial, pengayaan, dan pemantapan) (Soekamto, 2004). Selain itu, tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk membedakan kegagalan
dan
keberhasilan
peserta
didik.
Namun,
dalam
perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik maupun kepada guru/instruktur sebagai pertimbangan untuk melakukan perbaikan serta jaminan terhadap pengguna lulusan sebagai tanggung jawab lembaga/ sekolah yang telah meluluskan. Bagaimana
penerapan
prinsip
analisis
kebutuhan
sistem
pembelajaran dalan evaluasi hasil belajar? Mengingat evaluasi hasil pembelajaran atau evaluasi hasil belajar antara lain menggunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar sebagai prestasi belajar, dalam hal ini adalah penguasaan kompetensi oleh setiap peserta didik. Tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses pembelajaran atau untuk menentukan keberhasilan suatu program pembelajaran (Zainul & Nasution, 2001). Oleh karena itu, evaluasi hasil belajar harus menggunakan instrumen evaluasi yang valid dan reliabel. Apa bentuk instrumen evaluasi hasil belajar? Instrumen evaluasi hasil belajar untuk memperoleh informasi deskriptif dan/atau informasi judgemantal dapat berupa tes maupun non-tes. Tes dapat berbentuk obyektif atau uraian, sedangkan non-tes dapat berbentuk lembar pengamatan atau kuesioner. Tes obyektif dapat berbentuk jawaban
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
17
singkat, benar salah, menjodohkan dan pilihan ganda dengan berbagai variasi, pilian ganda biasa, hubungan antar hal, kompleks, analisis kasus, grafik dan gambar tabel. Untuk tes uraian yang juga disebut dengan tes subyektif dapat berbentuk tes uraian bebas, bebas terbatas, dan terstruktur. Selanjutnya bagaimana instrumen evaluasi hasil belajar yang baik? Penyusunan instrumen tes atau nontes, guru/pendidik harus mengacu pada pedoman penyusunan masing-masing jenis dan bentuk tes atau non tes agar instrumen yang disusun memenuhi syarat instrumen yang baik, minimal syarat pokok instrumen yang baik, yaitu valid (sah) dan reliabel (dapat dipercaya). Kualitas tes ditentukan oleh konsistensi (reliabilitas) dari jawaban bila diteskan dalam waktu dan keadaan yang berlainan. Apa reliabilitas itu? Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan instrumen tes tersebut dalam menilai apa yang dinilai. Artinya kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Reliabilitas tes adalah ketepatan dari suatu alat ukur dalam mengukur sesuatu yang harus diukur. Reliabilitas tes dinyatakan dengan koefisien yang selanjutnya disebut dengan koefisien reliabilitas. Selain itu, kualitas tes juga ditentukan oleh validitas butir tes. Validitas butir tes ini digunakan untuk mengetahui apakah butir tes telah sesuai untuk mengukur apa yang akan diukur berdasarkan tujuan pembelajaran. Dengan demikian, salah satu penerapan prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran dalan evaluasi hasil belajar adalah evaluasi hasil belajar yang menggunakan instrument evaluasi yang valid dan reliabel. Sampai disini, uraian materi Kegiatan Belajar-2 telah Anda pelajari. Nah, untuk mengingat kembali apa yang telah Anda pelajari, bacalah rangkuman berikut!
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
18
Rangkuman Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan analisis
kebutuhan
sistem
pembelajaran
adalah
berorientasi
pada
pencapaian tujuan yang ditetapkan, meliputi tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Implementasi atau penerapan prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem
pembelajaran
dalam
menentuan
atau
perumusan
tujuan
pembelajaran adalah Anda harus merumuskan tujuan pembelajaran secara sistematis dengan berdasarkan pada kurikulum baku dari suatu satuan pendidikan, atau dirancang sesuai dengan kebutuhan tertentu, dan berdasarkan pendekatan bagaimana peserta didik itu belajar. Bentuk implementasi atau penerapan prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran dalam memilih atau menentukan strategi pembelajaran adalah
Anda
harus
mengembangkan
strategi
pembelajaran
yang
memberikan kemudahan bagi peseta didik untuk belajar. Oleh karena itu, dalam
memilih
atau
menentukan
strategi
pembelajaran
harus
mempertimbangkan situasi belajar, sifat materi, dan jenis belajar yang dikehendaki. Selain itu, perlu pula mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran tertentu. Implementasi atau penerapan prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem
pembelajaran
dalam
pemilihan
atau
penggunaan
media
pembelajaran adalah Anda harus menggunakan media pembelajaran yang dapat memberi kemudahan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, dalam melakukan pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan pertimbangan tertentu, seperti: (1) tujuan/kompetensi yang harus dikuasai, (2) tinggi rendahnya kemampuan media dalam mencapai tujuan, atau dukungan terhadap isi pelajaran, (3) kemudahan memperoleh
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
19
media, (4) keterampilan guru dalam menggunakannya, (5) ketersediaan waktu menggunakannya, dan (6) sesuai dengan taraf berpikir peserta didik. Implementasi atau penerapan prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar adalah dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar Anda harus menggunakan tes untuk mengukur hasil belajar atau penguasaan kompetensi peserta didik. Tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu, evaluasi hasil belajar harus menggunakan instrumen evaluasi yang valid dan reliabel.
A. B. C.
GLOSARIUM
Analisis kebutuhan suatu kegiatan ilmiah yang melibatkan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber informasi untuk mengetahui kesenjangan antara keadaan yang seharusnya terjadi dengan keadaan yang senyatanya terjadi Analisis kebutuhan sistem pembelajaran pendekatan yang sistematis dan sistemik dalam memecahkan kesenjagan dalam sistem pembelajaran Analisis pembelajaran Proses menjabarkan prilaku umum menjadi prilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis Esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran suatu pendekatan yang sistematis, efektif dan efisien dalam menentukan kebutuhan akan sistem pembelajaran Identifikasian masalah upaya memetakan masalah-masalah serta menyusunnya berdasarkan skala perioritas, sehingga proses pemecahan masalah menjadi sitematis dan tepat sasaran Implementasi langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran di lapangan Kebutuhan kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kondisi yang sebenarnya
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
20
Kebutuhan pembelajaran kebutuhan yang memerlukan penyelesaian dengan melaksanakan kegiatan instruksional/pembelajaran Model adalah seperangkat prosedur yang sistematis untuk mewujudkan suatu proses Pengembangan proses menerjemahkan spesifikasi desain menjadi kenyataan (bentuk fisik) Pembelajaran proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lengkungan belajar atau usaha untuk membuat peserta didik belajar Sistem pembelajaran suatu set peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sehingga terjadi proses belajar
Sumber Acuan
Abidin, zaenal, Analisis Kebutuhan Pembelajaran dan Analisis Pembelajaran dalam Desain Sistem Pembelajaran, Jurnal Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2007 (website: http// www.ums.ac.id) Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan ke 10 , Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta, 1996 Cronbach, Lee J., Educational Psychology 3rd Edition. Brace Jovanovich Inc., 1977
New York: Harcourt
Degeng, Nyoman.S, Paradigma Pendidikan:dari Behavioristik ke Konstruktivistik, Bahan presentasi, Univ. Negeri Malang, 2007. DePorter, Bobbi, & Hermacki, Mike, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Terj. Alwiyah Abdurrahman, Bandung, Penerbit Kaifa, 1992. Dick, Walter and Carey Lou, The Systematic Design of instruction 3rd Ed, Includes Bibliographical References, USA, Walter Dick and Lou Carey 1990. Kozma, Robert B., Lawrence W. Belle and George W. Williams. Instructional Techniques in Higher Education . New Jersey: Educational Technology Publications Inc., 1978
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
21
Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2004. Morrison, Gary. R, Steven M, Ross, Jerrold E Kemp : Designing Effective Instruction, Third Edition John Wiley and Sons, inc printed in the USA 2001. Model Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Inggris Guru SD Sistem Jarak Jauh, Jakarta: Pustekkom-PPPPTK Bahasa, 2007. Pribadi, Benny A., Model ASSURE Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses, Jakarta: PT. Dian Rakyat, 2011. Seels, Barbara B. & Richey, Rita C., Teknologi Pembelajaran, Definisi dan Kawasannya, Terjemahan Dewi S. Prawiradilaga, R. Rahardjo, Yusufhadi Miarso, Jakarta: Penerbit IPTPI & LPTK, 2000. Smaldino, E. Sharon, Lowther, Deborah L, Russell, James D, Instructional Technology and Media for Learning. Pearson: Prentice Hall, Inc., 2008 Singarimbun, Masri, & Effendi, Sofian, Metode Penelitian Survai, Jakarta: Penerbit LP3ES, 1989 Situmorang, Robinson, GBPP, Teknik Pengembangan dan Pemanfaatannya Untuk Mencapai Kompetensi dalam Pembelajaran, Jakarta. Pustekkom Depdiknas, 2007. Sudirdjo, Sudarsono, Televisi sebagai suatu sumber belajar untuk menunjang penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, Jakarta: Desertasi Program Pasca Sarjana IKIP Jakarta, 1995. Suparman, M. Atwi, Desain Instruksional, Jakarta: Pusat Penerbitan universitas Terbuka, 2004. Supriatna, Dadang, & Mulyadi, Mochamad, Konsep Dasar Desain Pembelajaran (Bahan ajar untuk Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB), Bandung: Penerbit PPPPTK TK & PLB, 2009 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Penerbit Alpabeta, 2006. Sudjana, Djudju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Soekamto, Toeti, Evaluasi Hasil Belajar, Jakarta: Pelatihan PEKERTI Universitas Negeri Jakarta, 2004.
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
22
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Pustaka Ilmu, 2007 Trianto. Model Pembelajaean Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Surabaya: Pustaka Ilmu, 2007 Tri Wijaya, Agustina, Media Pembelajaran Huruf Hiragana dan Katakana untuk Pemula Berbasis Multimedia Menggunakan Macromedia Flash, Yogyakarta: Skripsi UNY, 2011 Uno, Hamzah B., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara, 2007. Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya, Jakarta: Penerbit PT. Reneka Cipta, 2008. Warsita, Bambang, Pendidikan Jarak Jauh: Perancangan, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi Diklat, Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2011. ADDIE
Instructional Design Model. Retrived December 20 2006. Website: http://itsinfo.tamu.edu/workshops/handouts/pdf_handouts/addie.pdf
Website:
http://anrusmath.wordpress.com/2008/08/16/pengembangan, pada tanggal 9 Januari 2012
diunduh
Website:http://duniaroy.wordpress.com/2010/12/07/pengembangan-sistempembelajaran-model-dick-carey-dan-carey/ di unduh pada 31 Oktober 2011 Website:
http://www.teknologipendidikan.net/2008/08/06/model-pengembangansistem-pembelajaran-bagi-penyiapan-sumberdaya-manusia-era-informasi
Website:http://www.mediapendidikan.net/index.php?option=com_content&view=cat egory&id=31&Itemid=35 Website:http://fakultasluarkampus.net/mengembangak-sistem-pembelajarandengan-model-addie/ Website:http://www.ak-ishaq.com/2011/01/model-pengembangan-menurut-
kemp.html Website:http://bkd.jogjaprov.go.id/detail/id/post/269, diunduh 13 Februari 2012
Website:http://mayadikiria.wordpress.com/2011/05/24/assure-model/, tanggal 21 Maret 2012
Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP)
diunduh
23