ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG
1. TINJAUAN UMUM 1.1 Curah Hujan Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) mm adalah air hujan setinggi 1 (satu) mm yang jatuh (tertampung) pada tempat yang datar seluas 1m2 dengan asumsi tidak ada yang menguap, mengalir dan meresap.
1.2 Curah Hujan Kumulatif Satu Bulan Curah hujan kumulatif 1 (satu) bulan adalah jumlah curah hujan yang terkumpul selama 28 atau 29 hari untuk bulan Pebruari dan 30 atau 31 hari untuk bulan-bulan lainnya.
1.3 Sifat Hujan Sifat hujan merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan kumulatif selama satu bulan di suatu tempat dengan rata-ratanya atau normalnya pada bulan dan tempat yang sama. Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : a. Sifat Hujan Atas Normal (AN)
: jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya.
b. Sifat Hujan Normal (N)
: jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya.
c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya. Rata-rata curah hujan bulanan didapat dari nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan minimal periode 10 tahun. Sedangkan normal curah hujan bulanan didapat dari nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.
1.4 Intensitas Hujan Intensitas hujan merupakan besarnya hujan harian yang terjadi pada suatu waktu. Umumnya memiliki satuan mm/jam. Intensitas hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : a. Enteng (tipis) : jika nilai curah hujan kurang dari 13 mm/jam. b. Sedang
: jika nilai curah hujan antara 13 – 38 mm/jam.
c. Lebat
: jika nilai curah hujan lebih dari 38 mm/jam.
1.5 Cuaca Ekstrim Cuaca ekstrim, yaitu keadaan cuaca yang terjadi bila: 1. Jumlah hari hujan yang tercatat paling banyak melebihi harga rata-rata pada bulan yang bersangkutan di stasiun tersebut. 2. Intensitas hujan terbesar dalam 1 (satu) jam selama periode 24 jam dan intensitas dalam 1 (satu) hari selama periode satu bulan yang melebihi rata-ratanya. 3. Terjadi kecepatan angin >45 km/jam dan suhu udara >35⁰C atau <15⁰C.
Curah Hujan Ekstrim : Curah Hujan dengan intensitas >50 milimeter per hari menjadi parameter terjadinya hujan dengan intensitas lebat. Sedangkan curah hujan ekstrim memiliki curah hujan >100 milimeter per hari. (Jaja Supiatna, Diklat Meteorologi Publik 2008)
1.6 SOI (Southern Oscilation Index) Indeks ini menunjukan perbedaan tekanan udara antara daerah Tahiti (mewakili daerah Amerika Selatan) dan Darwin (mewakili India-Australia). Jika nilai SOI negatif, berarti tekanan udara permukaan sepanjang Amerika Selatan lebih daripada wilayah IndiaAustralia, dan jika SOI positif akan terjadi sebaliknya. 1.7 DMI (Dipole Mode Index) Fenomena Dipole Mode Indeks (DMI) yaitu fenomena yang ditandai dengan interaksi laut-atmosfer di Samudera Hindia, dimana terjadi penurunan suhu muka laut dari keadaan normalnya di Samudera Hindia tropis bagian timur (pantai barat Sumatera) dan kenaikan temperatur dari normalnya di Samudera Hindia tropis bagian barat atau bagian timur Afrika, Menganalisis kejadian DMI digunakan indeks sederhana, yaitu berupa dipole anomali suhu muka laut yang didefinisikan sebagai perbedaan anomali suhu muka laut Samudera Hindia bagian timur (90 – 110 BT / 10 LS ekuator) dan Samudera Hindia bagian barat (50- 70 BT / 10LS - 10LU).
Pada saat DMI (+) terjadi penurunan curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat, sebaliknya apabila DMI (-) terjadi peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat.
1.8 Peta Rata-Rata Curah Hujan
2. ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 Berdasarkan data curah hujan yang diterima dari Stasiun/Pos hujan di Propinsi Banten dan DKI Jakarta, maka analisis curah hujan bulan Pebruari 2011 dapat diinformasikan sebagai berikut: 2.1 Analisa Sifat Hujan Bulan Januari 2011 SIFAT HUJAN
WILAYAH
Bawah Normal
DKI Jakarta. Kab Tangerang bagian Tenggara,Barat Daya, dan Timur
(BN)
Laut. Kab Serang bagian Utara dan Barat. Kab Lebak bagian Tengah, Timur, Selatan, dan Barat Laut. Kab pandeglang bagian Utara.
Normal (N)
DKI Jakarta bagian Barat Laut dan Timur Laut. Kab Tangerang bagian Tengah, Timur, Selatan, Barat Laut. Kab Serang bagian Timur, Barat, dan Tengah. Kab Lebak bagian Utara, Selatan, dan Barat Daya. Kab Pandeglang bagian Timur, Barat Daya, dan Tengah.
Atas Normal (AN)
Kab Serang bangian Utara dan Kab Pandeglang bagian Selatan.
Gambar 5. Peta Distribusi Sifat Hujan Bulan Januari 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
2.2 Analisis Curah Hujan Bulan Januari 2011 CURAH HUJAN
WILAYAH
Rendah
DKI Jakarta. Kab Serang bagian Barat. Kab Lebak bagian Tenggara.
(0 - 100 mm) Menengah (101 - 300 mm)
Kab Pandeglang bagian Barat Daya. DKI Jakarta. Kab Tangerang. Kab Lebak. Kab Serang. Kab Pendeglang bagian Barat Daya.
Tinggi
DKI Jakarta bagian Timur Laut. Kab Tangerang bagian Utara. Kab
(301 - 400 mm)
Serang bagian Timur Laut dan Barat. Kab Lebak bagian Barat. Kab Pandeglang.
Sangat Tinggi >401 mm
Kab Serang bagian Barat Daya. Kab Pandeglang bagian Barat Daya dan Utara.
Gambar 6. Peta Distribusi Curah Hujan Bulan Januari 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
2.3 Informasi Cuaca/Iklim Ekstrem Bulan Januari 2011 KRITERIA
TERJADI TANGGAL
Angin dengan kecepatan > 45 km/jam
-
Suhu Udara > 35⁰C
-
Suhu Udara < 17⁰C
-
Kelembaban Udara < 40 %
-
Curah Hujan Harian > 100 mm
Lebak - Bendung Bunut; 10 Januari 2011; 112mm - Bayah; 10 Januari 2011; 137mm
2.4 Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung Bulan Januari 2011
Gambar 7. Intensitas Hujan Harian Pada Area Pondok Betung Bulan Januari 2011
Pada bulan Januari 2011, intensitas hujan dengan kategori enteng sebesar 45%; kategori sedang sebesar 23%; dan prosentase kejadian tidak adahujan sebesar 32%. Sedangkan kejadian hujan dengan kategori lebat sebesar 0%. Gambar 8. Suhu Udara Harian Pada Area Pondok Betung Bulan Januari 2011
Suhu udara rata-rata pada bulan Januari 2011 berkisar 25.2 – 28.2C. Suhu udara maksimum absoulut sebesar 34.0 oC terjadi pada tanggal 31 sedangkan suhu udara minimum absolut sebesar 22.8 oC terjadi pada tanggal 10.
Gambar 9. Kelembaban Udara Harian Pada Area Pondok Betung Bulan Januari 2011
Gambar 10. Penguapan Udara Pada Area Pondok Betung Bulan Januari 2011
Nilai rata-rata penguapan yang terukur pada Panci Penguapan pada bulan Januari 2011 sebesar 3.0 mm. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 1 sebesar 5.3 mm dan bernilai minimum pada tanggal 21 sebesar 0.9 mm. Sedangkan untuk penguapan yang terukur pada
ruangan (Pitche) rata-rata sebesar 2.1 mm. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 10 sebesar 4.0 mm dan bernilai minimum pada tanggal 22 sebesar 1.0 mm. Gambar 11. Windrose Area Pondok Betung Bulan Januari 2011
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa angin yang terjadi pada bulan Januari 2011 berasal dari arah Barat dan untuk frekuensi kejadian dengan kategori calm sebesar 9.7%, 14 knots sebesar 83.9% dan 4-7 knots sebesar 6.5%.
Gambar 12. Temperatur Tanah Gundul dan Tanah Berumput Rata-rata pada Area Pondok Betung Bulan Januari 2011
Gambar 13. Lama Penyinaran Matahari Harian pada Area Pondok Betung Bulan Januari 2011
Lama penyinaran matahari pada bulan Januari 2011, bernilai maksimum pada tanggal 27 sebesar 88% sedangkan bernilai minimum pada tanggal 7, 8, 18 dan 21 sebesar 0%.
2.5 Data Iklim Bulan Januari 2011 Stasiun BMKG Propinsi DKI Jakarta
3. PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL DAN MEI 2011
3.1 Kondisi Dinamis Atmosfer Secara Global Kondisi dinamis atmosfer regional sampai dengan pertengahan bulan Pebruari 2011 menunjukkan bahwa keadaan Suhu Muka Laut (SML) di perairan wilayah Indonesia pada umumnya masih hangat tetapi memiliki anomali yang menurun, umumnya penurunan yang cukup signifikan terjadi hampir diwilayah Samudera Hindia sebelah barat perairan Indonesia. Saat ini kisaran suhu muka laut perairan mencapai 28-29°C (Gambar14-a). Indeks Dipole (Indian Ocean Dipole) sampai bulan Januari 2011 memiliki nilai kecenderungan yang meningkat tetapi konstan dibandingkan bulan Januari 2011 (0 s/d 0.4) dan diprakirakan pada bulan berikutnya akan memiliki kecenderungan bernilai positif tetapi masih dalam nilai batas normalnya antara 0 s/d +0.4 (Gambar 14-b). Prakiraan keadaan anomali Nino 3.4 masih memiliki nilai anomali negatif serta memiliki kecenderungan yang masih konstan, pada bulan Januari sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu bernilai anomali masih disekitar -1.8 ⁰C dan diprakirakan mulai Pebruari 2011 akan terus cenderung meningkat tetapi masih berada pada nilai tersebut. Sedangkan mulai bulan Maret sampai Mei 2011 memiliki kecenderungan bergerak ke arah positif dan bergerak pada kisaran anomali negatif mencapai nilai -0.8 ⁰C (Gambar 15-a). Dari nilai IOD dan Nino 3.4 tersebut mengindikasikan wilayah Samudera Hindia mengalami pendinginan suhu yang cukup signifikan, kemudian Indonesia pada umumnya juga memiliki kecenderungan penurunan suhu muka laut, begitu juga dengan wilayah pasifik yang terus mengalami pendinginan suhu muka laut. Kondisi Lanina ini diprakirakan akan bertahan hingga April 2011.
Gambar 14. (a) Suhu Permukaan Laut Pebruari 2011 dan (b) Dipole Mode
Pola angin di Indonesia secara umum masih didominasi oleh pola angin baratan, hal tersebut terlihat dari nilai anomali tekanan udara di wilayah ekuator dekat dengan Indonesia memiliki anomali tekanan udara yang negatif, sedangkan wilayah perairan barat Australia meningkat demikian juga di wilayah Indonesia sebelah utara sehingga pola aliran udara dari utara dan selatan berbelok menjadi pola angin baratan yang masih membawa massa uap air dari daratan asia yang dinamakan asian winter monsun atau Monsun Asia. Adanya gangguan berupa berbagai pusat tekanan rendah yang terkonsentrasi di wilayah Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara akan masih tumbuh dan makin banyak konsentrasinya di wilayah tersebut menyebabkan massa udara basah dari pasifik menumpuk dan terkonsentrasi diwilayah Indonesia seperti Sumatera bagian selatan, Jawa sampai Nusa Tenggara sehingga curah hujan di wilayah tersebut diprakirakan akan meningkat. Daerah Indonesia akan didominasi oleh daerah masukan angin (konfluen), hal tersebut dapat terlihat pada gambar kondisi anomali MSLP (Mean Sea Level Pressure) (Gambar 15-b). Gambar 15. (a) Prakiraan Anomali Wilayah Nino 3.4
Sumber: http://poama.bom.gov.au/experimental/poama15/plots/latest/ssta_nino34.gif
Gambar 15. (b) Anomali MSLP
Sumber http://www.ecmwf.int/products/forecasts/d/charts/seasonal/ Analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) memperlihatkan adanya anomali OLR yang negatif. Wilayah yang memiliki anomali yang positif sampai pertengahan Pebruari terjadi di wilayah Samudera Hindia dan nilai anomali positif ini diprakirakan semakin berkurang sampai akhir bulan tersebut. Nilai Anomali negatif di sekitar perairan Indonesia akan terus terjadi hingga awal bulan Maret. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsentrasi awan akan mulai berkurang di Indonesia sampai bulan tersebut. Konsentrasi awan akan banyak terjadi di wilayah Indonesia bagian timur, sebaliknya adanya defisit uap air juga masih terjadi diwilayah Pasifik (Gambar 16-b).
Gambar 16. (a) Anomali Suhu Muka Laut Maret – Mei 2011 dan (b) OLR
Sumber: http://www.jamstec.go.jp/frsgc/research/d1/iod/sintex_f1_forecast.html.en
Gambar 16. (b) OLR
Sumber http://www.bom.gov.au/bmrc/clfor/cfstaff/matw/maproom//fcsts/m.total.OLR.uv850.gif 3.2 Prakiraan Kondisi Hujan Sampai Bulan Mei 2011 Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer global serta regional maka diprakirakan untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta memiliki kondisi anomali hujan bulan Pebruari 2011 diprakirakan positif dengan konsistensi nilai anomali mencapai 1.0 mm/hari. Hal ini juga terus berjalan hingga bulan Maret 2011, sedangkan pada bulan April mulai menurun mulai dari wilayah Pandeglang dan Serang bagian barat menurun menjadi 0.6-0.9 mm/hari. Pada bulan Mei 2011 kondisi hujan di wilayah Banten dan DKI Jakarta umumnya menurun disemua wilayah mencapai -0.3 sampaui -0.6 mm/hari sehingga diprakirakan akan menurunkan intensitas hujan bulanan pada bulan tersebut (Gambar 17). Keadaan cuaca pada bulan Maret hingga April untuk wilayah Indonesia pada umumnya kondisinya masih dalam kategori cukup basah dengan didominasi hujan yang bervariasi mulai ringan hingga sedang tetapi umumnya kondisi cuacanya pada pagi hari masih dengan keadaan berawan, sesekali akan terjadi hujan pada pagi hingga siang hari. Sedangkan untuk bulan Mei, seiring melemahnya kondisi Lanina, diprakirakan kondisi cuaca akan lebih kondusif atau didominasi oleh keadaan cerah hingga cerah berawan.
Gambar 17. Prakiraan Anomali Curah Hujan Harian bulan Pebruari s/d Mei 2011
Sumber: http://www.apcc21.net/climate/climate05_01.php Berdasarkan prakiraan anomali curah hujan harian wilayah Banten dan DKI Jakarta, pada bulan Pebruari sampai Mei 2011 yang memiliki rata-rata anomali yang bervariasi, anomaly positif pada bulan Pebruari hingga April, kemudian pada bulan Mei bernilai anomaly negatif mulai terbentuk, kemudian diprakirakan musim hujan tahun 2010/2011 wilayah Indonesia pada umumnya akan berakhir dan beralih menjadi peralihan musim (pancaroba) pada memasuki bulan April 2011. Gambar 18. Prakiraan Probabilitas Curah Hujan Harian bulan Pebruari s/d Mei 2011
Sumber: http://www.apcc21.net/climate/climate05_01.php
Probabilitas untuk terjadinya anomali curah hujan untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta pada bulan Pebruari dan Maret memiliki kondisi di Atas Normal sampai 40 %, artinya keadaan anomali curah hujan yang positif diwilayah ini memiliki probabilitas yang cukup tinggi, sedangkan untuk bulan April dan Mei memiliki nilai Normal, artinya pada bulan tersebut memiliki probabilitas yang standar (Gambar 18). 3.3
Prakiraan Sifat Hujan Bulan Maret 2011 CURAH HUJAN
WILAYAH
Bawah Normal (BN)
DKI Jakarta bagian Tengah, Timur, dan Barat. Kab Tangerang bagian Tengah, Timur, dan Barat. Kab Serang bagian Tenggara, Barat Daya, Tengah, dan Utara. Kab Lebak bagian Barat Daya dan Utara. Kab Pandeglang.
Normal (N)
DKI Jakarta bagian Selatan dan Barat Laut. Kab Tangerang bagian Selatan dan Utara. Kab Serang bagian Barat dan Timur Laut. Kab Lebak bagian Tengah, Selatan, dan Barat. Kab Pandeglang bagian Timur dan Barat Daya.
Atas Normal (AN)
DKI Jakarta bagian Selatan dan Barat Laut. Kab Tangerang bagian Tenggara dan Utara. Kab Serang bagian Timur Laut. Kab Lebak bagian Tenggara. Kab Pandeglang bagian Barat Daya.
Gambar 19. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Maret 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
3.4 Prakiraan Curah Hujan Bulan Maret 2011 CURAH HUJAN
WILAYAH
Rendah
DKI Jakarta bagian Barat Daya dan Timur Laut, Kota Tangerang
(0 - 100 mm)
bagian Tenggara, Kab Tangerang bagian Barat Daya dan Tenggara, Kab Serang bagian Utara, Tengah dan Timur, Kab Pandeglang bagian Barat, Kab Lebab bagian Timur Laut
Menengah
DKI Jakarta, Kota/ Kab Tangerang, Kota Serang, Kab Serang
(101 – 300 mm)
bagian Barat dan Timur Laut, Kab Pandeglang bagian Timur, Kab Lebak
Tinggi (301 – 400 mm) Sangat Tinggi
Kota/ Kab Tangerang bagian Utara, Kab Serang bagian Barat dan Timur Laut, Kab Lebak bagian Barat Kab Tangerang bagian Utara dan Kab Lebak bagian Timur
>401 mm
Gambar 20. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Maret 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
3.5 Prakiraan Sifat Hujan Bulan April 2011 CURAH HUJAN Bawah Normal (BN)
WILAYAH DKI Jakarta, Kota Tangerang bagian Selatan, Kab Tangerang, Kab Serang, Kab Pandeglang, Kab Lebak bagian Utara dan Selatan
Normal (N)
DKI Jakarta bagian Barat Laut, Timur Laut dan Selatan, Kota Tangerang Tengah, Kab Tangerang bagian Tengah, Kota Serang,
Kab
Serang
bagian
Barat
dan
Tengah,
Kab
Pandeglang bagian Barat Daya dan Timur, Kab Lebak bagian Tengah Atas Normal (AN)
DKI Jakarta bagian Barat Laut, Timur Laut dan Selatan, Kota Tangerang bagian Barat Laut, Kab Tangerang bagian Timur Laut, Kab Serang bagian Barat dan Tengah, Kab Pandeglang bagian Barat Daya dan Kab Lebak bagian Timur
Gambar 21. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan April 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
3.6 Prakiraan Curah Hujan Bulan April 2011 CURAH HUJAN Rendah (0 - 100 mm)
WILAYAH DKI Jakarta bagian Tengah, Kab Tangerang bagian Tengah, Barat Daya dan Barat Laut, Kota/ Kab Serang, Kab Pandeglang bagian Barat
Menengah (101 – 300 mm)
DKI Jakarta bagian Barat Laut, Timur Laut dan Selatan, Kota Tangerang, Kab Tangerang bagian Utara dan Selatan, Kab Serang bagian Barat Daya dan Tengah, Kab Pandeglang dan Kab Lebak
Tinggi
DKI Jakarta bagian Selatan, Kota Tangerang bagian Utara,
(301 – 400 mm)
Kab Tangerang bagian Timur Laut, Kab Lebak bagian Timur
Sangat Tinggi
Kab Tangerang bagian Timur Laut dan Tenggara, Kab Lebak
>401 mm
bagian Tenggara
Gambar 22. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan April 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
3.7 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Mei 2011 CURAH HUJAN Bawah Normal (BN)
WILAYAH DKI Jakarta bagian Selatan. Kab Tangerang bagian Tenggara, Barat dan Timur Laut. Kab Serang. Kab Lebak bagian Tenggara dan Barat. Kab Pandeglang.
Normal (N)
DKI Jakarta bagian Utara. Kab Tangerang. Kab Serang bagian Tengah dan Barat. Kab Lebak bagian Tenggara dan Barat. Kab Pandeglang.
Atas Normal (AN)
DKI Jakarta bagian Timur Laut. Kab Tangerang. Kab Serang bagian Tengah dan Barat. Kab Lebak bagian Utara.
Gambar 23. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Mei 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
3.8 Prakiraan Curah Hujan Bulan Mei 2011 CURAH HUJAN Rendah (0-100 mm)
WILAYAH DKI Jakarta bagian Selatan. Kab Tangerang bagian Tenggara, Barat dan Timur Laut. Kab Serang. Kab Lebak bagian Tenggara dan Barat. Kab Pandeglang.
Menengah (101 – 300 mm) Tinggi (301 - 400 mm) Sangat Tinggi > 401 mm
Kab Tangerang, Kab Serang, Kab Lebak, dan Kab Pandeglang bagian Barat. Kab Serang bagian Timur dan Barat. Kab Lebak bagian Tengah. Kab Pandeglang bagian Barat Daya. Kab Serang bagian Barat dan Kab Pandeglang bagian Barat Daya.
Gambar 24. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Mei 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
4. PRAKIRAAN POTENSI BANJIR PROPINSI DKI JAKARTA Prakiraan potensi banjir bulan Maret dan April 2011 Propinsi DKI Jakarta yang disampaikan meliputi potensi banjir tinggi, menengah, rendah dan aman dari kejadian banjir. 4.1 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Maret 2011 Gambar 25. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Maret 2011 Propinsi DKI Jakarta
Untuk kondisi di bulan Maret 2011, wilayah DKI Jakarta secara umum diprakirakan berpotensi banjir Rendah 4.2 Prakiraan Potensi Banjir Bulan April 2011 Gambar 26. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan April 2011 Propinsi DKI Jakarta
Pada bulan April 2011, diprakirakan wilayah DKI Jakarta bagian Barat Daya berpotensi banjir dengan tingkat Aman sedangkan bagian lainnya berpotensi banjir dengan tingkat Rendah.
Lampiran 1. Analisa Hujan Wilayah DKI Jakarta Bulan Januari 2011 ANALISA HUJAN WILAYAH DKI JAKARTA BULAN : JANUARI 2011 WILAYAH
STASIUN PENGAMATAN
X
N
RR
SIFAT
(mm)
DKI JAKARTA
1. BMKG Kemayoran
325
276 – 374
141
BN
2. Pondok Betung (BMKG)
352
299 – 405
171
BN
3. Tanjung Priok (BMKG)
298
253 – 343
234
BN
4. Cengkareng
333
283 – 383
160
BN
5. Halim
317
269 – 365
90
BN
6. Pakubuwono
253
215 – 291
162
BN
7. Kedoya Selatan
296
252 – 340
227
N
Lampiran 2. Parakiraan Hujan Wilayah DKI Jakarta Bulan Maret 2011 PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH DKI JAKARTA BULAN : MARET 2011 WILAYAH
STASIUN PENGAMATAN
X
N
RR
SIFAT
(mm)
DKI JAKARTA
1. BMKG Kemayoran
201
171 – 231
115
BN
2. Pondok Betung (BMKG)
249
212 – 286
18
BN
3. Tanjung Priok (BMKG)
151
128 – 174
91
BN
4. Cengkareng
167
142 – 192
217
AN
5. Halim
279
237 – 321
112
BN
6. Pakubuwono
237
201 – 273
18
BN
7. Kedoya Selatan
192
163 – 221
85
BN
Lampiran 3. Parakiraan Hujan Wilayah DKI Jakarta Bulan April 2011 PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH DKI JAKARTA BULAN : APRIL 2011 WILAYAH
STASIUN PENGAMATAN
X
N
RR
SIFAT
(mm) DKI JAKARTA
1. BMKG Kemayoran
168
143 – 193
35
BN
2. Pondok Betung (BMKG)
237
201 – 273
143
BN
3. Tanjung Priok (BMKG)
96
82 – 110
142
AN
4. Cengkareng
126
107 – 145
208
AN
5. Halim
248
211 – 285
92
BN
6. Pakubuwono
223
190 – 256
88
BN
7. Kedoya Selatan
233
198 – 268
38
BN
Lampiran 4. Parakiraan Hujan Wilayah DKI Jakarta Bulan Mei 2011 PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH DKI JAKARTA BULAN : MEI 2011 WILAYAH DKI JAKARTA
STASIUN PENGAMATAN
X (mm)
N
RR
SIFAT
1. BMKG Kemayoran
102
87 – 117
93
N
2. Pondok Betung (BMKG)
192
163 – 221
89
BN
3. Tanjung Priok (BMKG)
69
59 – 79
112
AN
4. Cengkareng
90
77 – 104
46
BN
5. Halim
163
139 – 187
26
BN
6. Pakubuwono
188
160 – 216
52
BN
7. Kedoya Selatan
86
73 – 99
124
AN
Lampiran 5. Peta Seberan Pos Hujan Untuk Evaluasi Bulanan