ANALISIS HUJAN JANUARI 2016 DAN PRAKIRAAN HUJAN MARET, APRIL DAN MEI 2016 DI BANGKA BELITUNG
KATA PENGANTAR Analisis Hujan Bulan Januari 2016 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret April dan Mei 2016 disusun berdasarkan hasil analisis data hujan yang diterima dari stasiun dan pos pengamatan curah hujan yang ada di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta unsur cuaca lainnya dengan memperhatikan kondisi fisis dan dinamika atmosfer yang sedang berlangsung yang cenderung dapat mempengaruhi iklim di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Disamping itu dalam buletin ini juga disampaikan beberapa informasi meteorologi lainnya, antara lain tentang banyaknya hari hujan, monitoring hari tanpa hujan berturut – turut, dan kejadian ekstrim yang terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Mengingat ketepatan hasil Analisis dan Prakiraan curah hujan ini sangat tergantung dari data yang masuk, maka diharapkan Stasiun Kerjasama maupun Pos-Pos Hujan dapat menyampaikan data hasil pengamatan secara tepat waktu ke Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang. Mudah-mudahan dengan diterbitkannya hasil Analisis dan Prakiraan Hujan di Kepulauan Bangka Belitungini dapat lebih bermanfaat bagi para pembuat keputusan maupun masyarakat pada umumnya. Kami ucapkan terima kasih kepada instansi, stasiun kerja sama dan semua pihak yang telah membantu penyusunan terbitan ini.
Pangkalpinang, 20 Februari 2016
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PENGERTIAN
I.
PENDAHULUAN
II.
ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
III.
PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET APRIL DAN MEI 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
IV.
INFORMASI JUMLAH HARI HUJAN JANUARI 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
V.
EVALUASI TINGKAT BAHAYA KEBAKARAN
VI.
PETA MONITORING HARI TANPA HUJAN BERTURUT-TURUT (UPDATE 10 FEBRUARI 2016)
VII.
PENGAMATAN ARAH DAN KECEPATAN ANGIN DI PANGKALPINANG BULAN JANUARI 2016
LAMPIRAN 1. TABEL ANALISIS CURAH HUJAN DAN SIFAT HUJAN DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN JANUARI 2016 PETA DISTRIBUSI CURAH HUJAN BULAN JANUARI 2016 PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PETA ANALISIS SIFAT HUJAN BULAN JANUARI 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 2.
PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN MARET 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN MARET 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
3.
PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN APRIL 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN APRIL 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
4.
PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN MEI 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN MEI 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
5.
ARTIKEL CUACA DAN IKLIM
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
ii
PENGERTIAN Cuaca adalah kondisi atmosfer yang terjadi suatu saat disuatu tempat dalam waktu yang relatif singkat, Iklim mengandung pengertian kebiasaan cuaca atau ciri kecuacaan yang terjadi di suatu tempat atau suatu daerah, sedangkan Musim adalah selang waktu dengan cuaca yang paling sering terjadi atau mencolok. Hujan adalah butir-butir air atau kristal es yang keluar dari awan yang sampai ke permukaan bumi. 1.
Sifat Hujan : Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan, dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat, sehingga jika sifat hujan Atas Normal bukan berarti jumlah curah hujan yang melimpah ataupun sebaliknya jika sifat hujan Bawah Normal bukan berarti tidak ada hujan. Sifat hujan dibagi menjadi tiga kriteria yaitu : a.
Atas Normal ( AN ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya > 115 %.
b.
Normal ( N ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya antara 85 – 115 %.
c.
Bawah Normal ( BN ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya < 85 %.
2.
Normal curah hujan : a.
Rata-rata curah hujan bulanan: nilai rata rata curah hujan masing masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.
b.
Normal curah hujan bulanan: nilai rata rata curah hujan masing masing bulan selama 30 tahun.
3.
Musim hujan Suatu zona musim dikatakan masuk musim hujan jika dalam 10 hari atau satu dasarian jumlah curah hujannya mencapai lebih dari 50 mm dan diikuti oleh dasarian berikutnya atau dengan kata lain, dalam satu bulan jumlah curah hujannya sudah mencapai 150 mm.
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
1
4. Dasarian a.
Dasarian adalah masa selama 10 ( sepuluh ) hari
b.
Dalam satu bulan dibagi menjadi 3 ( tiga ) dasarian yaitu :
Dasarian I: masa dari tanggal 1 sampai dengan 10
Dasarian II: masa dari tanggal 11 sampai dengan 20
Dasarian III: masa dari tanggal 21 sampai dengan akhir bulan
Contoh: Awal musim hujan berkisar antara AprilI –April III Artinya = Tanggal 01 April sampai dengan 30 April 5. Kriteria Intensitas Curah Hujan
6.
a.
Hujan sangat ringan intensitasnya < 5 mm dalam 24 jam
b.
Hujan ringan intensitasnya 5 – 20 mm dalam 24 jam
c.
Hujan sedang intensitasnya 20 – 50 mm dalam 24 jam
d.
Hujan lebat intensitasnya 50 – 100 mm dalam 24 jam
e.
Hujan sangat lebat intensitasnya > 100 mm dalam 24 jam
Anomali Adalah penyimpangan suatu nilai terhadap nilai rata-ratanya.
7.
Penyempurnaan Istilah Informasi Iklim Sesuai dengan Surat Edaran Kepala BMKG no. UM.205./A.11/KB/BMKG-2010. Tentang Penyempurnaan Penggunaan Istilah Dalam Informasi Iklim / Hujan. a. Istilah Evaluasi pada Tabel atau Bab dan Sub Bab disempurnakan menjadi Analisis. b. Istilah Prakiraan Curah hujan pada Tabel atau Bab dan Sub Bab adalah tetap Prakiraan. c. Istilah Evaluasi pada Peta Evaluasi Curah Hujan disempurnakan menjadi Peta Distribusi Curah Hujan. d. Istilah Evaluasi pada Peta Evaluasi sifat hujan disempurnakan menjadi Peta Analisis Sifat Hujan.
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
2
I 1.
PENDAHULUAN
Suhu muka laut perairan Indonesia Suhu muka laut di wilayah Indonesia secara umum relatif hangat dibandingkan dengan rata - ratanya, Suhu Muka Laut perairan Indonesia bagian barat cenderung hangat, sementara untuk bagian timur cenderung dingin sampai dengan April 2016. Untuk bulan Mei 2016 umumnya perairan Indonesia cenderung hangat. Sedangkan Juni – Juli 2016 umumnya perairan Indonesia cenderung hangat, kecuali Indonesia bagian barat cenderung dingin .
2.
ENSO (El Nino-Southern Oscillation ) Pembentukan El-Nino dikaitkan dengan pola sirkulasi samudera pasifik yang dikenal sebagai osilasi selatan sehingga disebut juga El Nino-Southern Oscillation (ENSO), merupakan fenomena yang ditimbulkan oleh interaksi laut-atmosfer yang terjadi di Samudra Pasifik tropis.
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
3
Fenomena El Nino dapat menyebabkan berkurangnya curah hujan secara drastis, bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin. Namun bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup hangat tidak berpengaruh terhadap kurangnya curah hujan secara signifikan di Indonesia. Fenomena ENSO (El Nino Southern Oscillation) diprediksi berada pada kondisi El Nino Moderate sampai dengan Maret 2016, Dipole Mode diprediksi kembali Positif (Normal)
3. Dipole Mode India OceanDipole Mode (IODM) atau yang lebih dikenal Dipole Mode didefinisikan sebagaiinteraksi laut dan atmosfer di Samudera Hindia di sekitar khatulistiwa yang ditandai dengan gejala akan memanasnya suhu permukaan laut (SPL) dari di sepanjang Ekuator Samudera Hindia, khususnya sebelah selatan India yang diiringi dengan menurunnya suhu permukaan laut di perairan Indonesia di wilayah pantai barat Sumatera (Saji dan Yamagata, 2001).
Jika nilai IODM positif, pada umumnya berdampak pada berkurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, sedangkan nilai IODM negatif, dapat menyebabkan adanya penambahan curah hujan di Indonesia bagian barat. Indeks Dipole Mode (IODM) di prediksikan berada pada kondisi normal pada Februari sampai dengan Juni 2016 sehingga mengindikasikan bahwa pasokan uap air di Samudra Hindiadan wilayah Indonesia bagian Barat dalam kondisi normal.
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
4
II
ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2016
ANALISIS HUJAN BULAN NOVEMBER DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG A. ANALISIS CURAH HUJAN BULAN JANUARI 2016 Berdasarkan data curah hujan yang diterima dari Pos hujan di Kepulauan Bangka Belitung maka analisis curah hujan Januari 2016 adalah sebagai berikut : CURAH HUJAN (mm)
KABUPATEN / DAERAH
0 – 20
-
21 – 50
-
51 – 100
-
101 – 150
Sebagian kecil Kab. Bangka Induk bagian timur,
151 – 200
Sebagian kecil Kab. Belitung Timur bagian timur
201 – 300
301 – 400
401 – 500
> 500
Sebagian kecil Kab. Bangka Barat bagian timur dan selatan, sebagian Kab. Bangka bagian barat, sebagian Kab. Bangka Tengah bagian timur, sebagian kecil Kab. Bangka Selatan bagian utara, sebagian kecil Kab. Belitung bagian utara, sebagian Kab. Belitung Timur bagian timur. Sebagian besar Kab. Bangka Barat, sebagian besar Kab. Bangka Induk, sebagian besar Kab. Bangka Tengah bagian barat, Seluruh Kab. Bangka selatan, sebagian kecil Kab. Belitung bagian utara dan tengah, dan sebagian Kab. Belitung Timur bagian timur. Sebagian kecil Kab. Bangka Barat bagian utara, sebgaian kecil Kab. Bangka Induk bagian selatan, sebagian besar Kab. Belitung, dan sebagian kecil Kab. Belitung Timur bagian selatan. Sebagian kecil Kab. Bangka Induk bagian selatan, dan sebagian kecil Kab. Belitung bagian tengah dan selatan.
Peta Analisis Curah Hujan Bulan Januari 2016 dapat dilihat pada Lampiran 2.
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
5
B.
ANALISIS SIFAT HUJAN BULAN JANUARI 2016 Berdasarkan data curah hujan bulan Januari 2016 yang diterima dari Stasiun/Pos hujan di Kepulauan Bangka Belitung maka analisis sifat hujan bulan Januari 2016 adalah sebagai berikut: SIFAT HUJAN
KABUPATEN / DAERAH
BAWAH NORMAL
Sebagian kecil Kab. Bangka Barat bagian utara
NORMAL
ATAS NORMAL
Sebagian besar Kab. Bangka Barat, seluruh Kab. Bangka Induk, sebagian besar Kab. Bangka Tengah, sebagian kecil Kab. Bangka Selatan bagian utara Sebagian besar Kab. Bangka Selatan, sebagian kecil Kab. Bangka Tengah bagian selatan, seluruh Pulau Belitung
Peta Analisis Sifat Hujan Bulan Januari 2016 dapat dilihat pada Lampiran 2.
C. ANALISIS CURAH HUJAN EKSTRIM HARIAN JANUARI 2016 Analisis curah hujan ekstrim harian Januari 2016 di wilayah Pulau Bangka adalah : KRITERIA
KABUPATEN / DAERAH
CURAH HUJAN LEBAT (51 – 100 mm/Hari)
Jebus, Telak, Dendang, Simpang Tritip, Mayang, Muntok, Kelapa, Bukit Ketok, Pugul, Kace, Bakam, Rukam, Celuak, Lubuk, Cambai, Mangkol, Sungai Selan, Payung, Air Gegas, rias, Batu betumpang
CURAH HUJAN SANGAT LEBAT (> 100 mm/Hari)
Kace
Analisis curah hujan ekstrim harian di wilayah Pulau Belitung adalah sebagai berikut: KRITERIA
KABUPATEN / DAERAH
CURAH HUJAN LEBAT (51 – 100 mm/Hari)
Buluh Tumbang, Sijuk,Tanjung Binga, Membalong, Cerucuk, Air Saga, Perawas, Sungai Samak, Ibul, Badau, Tungkusan, Bukit Indah, Pegantungan, KelapaKampit, Simpang Rengiang, Lalang, Simpang Pesak, Gantung, Danau Nujau
CURAH HUJAN SANGAT LEBAT (> 100 mm/Hari)
Ibul, Tungkusan
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
6
III 1.
PRAKIRAAN HUJAN MARET, APRIL DAN MEI 2016
PRAKIRAAN HUJAN DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG A. PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET 2016 Prakiraan Curah Hujan Maret 2016 CURAH HUJAN (mm)
KABUPATEN / DAERAH
0 – 20
-
21 – 50
-
51 – 100
-
101 – 150
-
151 – 200
201 – 300
Sebagian kecil Kab. Bangka Barat bagian timur, sebagian besar Kab. Bangka Induk bagian utara, sebagian kecil Kab. Bangka Selatan, sebagian kecil Kab. Belitung bagian timur, dan sebagian kecil Kab. Belitung Timur bagian utara. Hampir seluruh wilayah Kab. Bangka Barat, Sebagian besar Kab. Bangka Induk, wilayah Pangkalpinang, seluruh wilayah Kab. Bangka Tengah, sebagian besar wilayah Kab. Bangka Selatan.
301 – 400
-
401 – 500
-
> 500
-
Prakiraan Sifat Hujan Maret 2016 SIFAT HUJAN BAWAH NORMAL
KABUPATEN / DAERAH -
NORMAL
Seluruh wilayah Bangka Belitung
ATAS NORMAL
-
Peta Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Bulan Maret 2016 dapat dilihat pada Lampiran 3.
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
7
B. PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL 2016 Prakiraan Curah Hujan April 2016 CURAH HUJAN (mm)
KABUPATEN / DAERAH
0 – 20
-
21 – 50
-
51 – 100
-
101 – 150
Sebagian kecil Kab. Bangka Induk bagian timur. Sebagian Kab. Bangka Induk bagian timur. Sebagian kecil wilayah Pangkalpinang Sebagian Kab. Bangka Barat bagian timur, sebagian Kab. Bangka Induk bagian barat, sebagian besar wilayah Pangkalpinang, Kab. Bangka Tengah, Kab. Bangka Selatan, dan Pulau Belitung.
151 – 200
201 – 300
301 – 400
Sebagian Kab. Bangka Barat bagian barat
402 – 500
-
> 500
-
Prakiraan Sifat Hujan April 2016 SIFAT HUJAN
BAWAH NORMAL
NORMAL
KABUPATEN / DAERAH Sebagian kecil Kab. Bangka Barat bagian timur, sebagian besar Kab. Bangka Induk bagian utara,sebagian wilayah Pangkalpinang, sebagian kecil Kab. Bangka Selatan bagian selatan, sebagian besar Kab. Belitung, sebagian besar Kab. Belitung Timur bagian selatan. Sebagian besar Kab. Bangka Barat bagian barat, sebagian Kab. Bangka Induk bagian selatan, sebagian wilayah Pangkalpinang, seluruh Kab. Bangka Tengah, sebagian besar Kab. Bangka Selatan, sebagian kecil Kab. Belitung bagian utara, sebagian kecil Kab. Belitung Timur bagian utara
ATAS NORMAL
-
Peta Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Bulan April 2016 dapat dilihat pada Lampiran 4.
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
8
C. PRAKIRAAN HUJAN BULAN MEI 2016 Prakiraan Curah Hujan Mei 2016 CURAH HUJAN (mm)
KABUPATEN / DAERAH
0 – 20
-
21 – 50
-
51 – 100
-
101 – 150
Sebagian kecil Kab. Bangka Barat bagian timur, sebagian besar Kab. Bangka Induk bagian utara, Pangkalpinang, sebagian Kab. Bangka Tengah bagian selatan, sebagian Kab. Bangka Selatan bagian selatan, sebagian kecil Kab. Belitung bagian timur, sebagian kecil kab. Belitung Timur bagian utara Sebagian besar wilayah Kab. Bangka Barat, sebagian Kab. Bangka Induk, sebagian Kab. Bangka Tengah, Sebagian Kab. Bangka Selatan bagian barat, sebagian besar Kab. Belitung, sebagian besar Kab. Belitung Timur bagian selatan.
151 – 200
201 – 300
301 – 400
-
403 – 500
-
> 500
-
Prakiraan Sifat Hujan Mei 2016 SIFAT HUJAN BAWAH NORMAL
NORMAL
KABUPATEN / DAERAH Sebagian Kab. Bangka Tengah bagian tengah, sebagian kecil Kab. Bangka Selatan bagian utara Seluruh Kab. Bangka Barat, seluruh Kab. Bangka Induk, Pangkalpinang, sebagian besar Kab. Bangka Tengah bagian utara, sebagian besar Kab. Bangka selatan bagian selatan, dan Pulau Belitung.
ATAS NORMAL
-
Peta Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Bulan Januari 2016 dapat dilihat pada Lampiran 5.
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
9
IV
INFORMASI JUMLAH HARI HUJAN JANUARI 2016
1. INFORMASI JUMLAH HARI HUJAN DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KRITERIA
KABUPATEN / DAERAH
> 20 hari
Parit Tiga, Dendang, Mayang, Kundi, Tempilang, Kace, Rukam, Celuak, Pangkalpinang, Penyak, Lubuk, Payung, Air Gegas, Rias, Sungai selan, BPP Perawas, Membalong, Cerucuk, Perawas, Badau, Tungkusan, Kelapa Kampit, Simpang pesak, Air asam, Dendang beltim
10 - 20 hari
Jebus, Telak, Simpang Tritip, Muntok, Kelapa, Bukit Ketok, Sungai Liat, Kelapa, Pugul, Bakam, Koba, Cambai, Mangkol, Batu Betumpang, Buluh Tumbang, Sijuk, Tanjung Binga, Pangkallalang, Air Saga, Sungai Samak, Ibul, Bukit Indah, Pegantungan, Simpang Rengiang, Lalang, Gantung, Danau Nujau
< 10 hari
Damar
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
10
V
EVALUASI TINGKAT BAHAYA KEBAKARAN
ANALISIS FDRS (FIRE DANGER RATING SYSTEM) BULAN JANUARI 2016
Pangkal Pinang FFMC merupakan suatu indikator mudah-tidaknya serasah (sampah hutan) terbakar dan bahan bakar lainnya yang diintegrasikan/dihubungkan dengan pengaruh cuaca pada beberapa hari sebelumnya. Kode ini dipengaruhi oleh 4 unsur cuaca, yaitu : curah hujan, suhu, kelembaban relatif dan kecepatan angin. Dari grafik indeks FFMC di Stasiun Meteorologi PangkalPinang dari tanggal 1 sampai dengan 31 Januari 2016 dapat dilihat bahwa persentase kejadian indeks FFMC (Indeks bahan bakar halus) pada Level Rendah 6.5%, level Sedang 35.5%, pada level Tinggi tercatat 22.6%, dan pada level ekstrim tercatat 35.5%. DC merupakan peringkat rata-rata kadar air dari bahan organik di bawah permukaan. Kode ini merupakan suatu indikator yang sangat berguna dalam penggunaan bahan bakar di hutan pada musim kering, termasuk jumlah kejadian asap pada lapisan bawah dan merupakan indikator terjadinya kabut asap. Kode ini dipengaruhi oleh 2 unsur cuaca, yaitu : Curah Hujan dan Suhu. Dari grafik indeks kekeringan (DC) di Stasiun Meteorologi PangkalPinangdapat dilihat bahwa kejadian indeks DC dari tanggal 1 sampai dengan 31 Januari 2016 tercatat 100% pada level Rendah. FWI merupakan angka peringkat intensitas kebakaran, yang dapat digunakan sebagai angka indeks secara umum dari sistem peringkat bahaya kebakaran. Dari grafik indeks cuaca kebakaran (FWI) di Stasiun Meteorologi PangkalPinang dari tanggal 1 sampai dengan 31 Januari 2016 dapat dilihat bahwa persentase kejadian indeks cuaca kebakaran FWI pada level Rendah sebesar 64.5%, pada level Sedang 32.3% dan pada level Tinggi 3.2%.
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
11
Grafik FDRS Pangkal Pinang 1 sampai dengan 31 Januari Tahun 2016
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
12
VI PETA MONITORING HARI TANPA HUJAN BERTURUT-TURUT (UPDATE 10 FEBRUARI 2016) Berikut adalah monitoring hari tanpa hujan berturut – turut, hasil pantauan data pos hujan di wilayah Bangka Belitung :
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
13
VII
1.
PENGAMATAN ARAH DAN KECEPATAN ANGIN DI PANGKAL PINANG BULAN JANUARI 2016
ARAH DAN KECEPATAN ANGIN RATA – RATA PLOT MAWAR ANGIN:
GAMBAR :
PENGAMATAN SEBARAN ARAH DAN KECEPATAN ANGIN BULAN JANUARI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG
Wind Speed Direction (blowing from)
KETERANGAN :
<> Arah angin dalam derajat. <> Nol (0) derajat sebagai arah utara. <> Arah menerangkan arah datangnya angin (dari). <> 1 Knots = 1,85 Km/jam
NORTH
20%
PERIODE DATA :
Start Date: 01-Jan-16 00:00 End Date: 31-Jan-16 - 23:00
16%
JML. PENGAMATAN : ANGIN CALM:
12%
744 hrs. 8%
39.78%
RATA2 KEC. ANGIN:
2.44 Knots 4% INSTANSI :
WEST
EAST
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA UNIT PELAKSANA TEKNIS :
STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG WIND SPEED (Knots) >= 22
TANGGAL :
15-Feb-16
17 - 21 11 - 17 7 - 11 4-7 1-4 Calms: 39.78%
SOUTH
NO. PROYEK :
01.2016 WRPLOT View - Lakes Environmental Software
2. DISTRIBUSI FREKUENSI KECEPATAN ANGIN Frekuensi sebaran angin bulan Januari 2016 Di Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang
45
40
39.8 38.2
35
30
%
25
20
15 12.1 9.8
10
5
0.1
0 Calms
1-4
4-7
7 - 11 11 - 17 Wind Class (Knots)
0.0
0.0
17 - 21
>= 22
Angin memiliki dua parameter pengukuran, yaitu arah angin dan kecepatan angin. Arah angin merupakan arah dari mana datangnya angin. Standar penentuan arah angin adalah dengan menggunakan suatu derajat melingkar sampai 3600 . Titik 00 digunakan sebagai titik utara, yang biasanya disebut sebagai “titik utara sebenarnya” (True North). Bertambahnya nilai derajat menuju ke 3600 (titik kembali ke 00) berarti berubahnya arah mengikuti jarum jam. Dengan demikian akan didapatkan 00 dan 3600 sebagai titik utara, 900 sebagai titik timur, 1800 sebagai titik selatan, dan 2700 sebagai titik barat. Arah angin
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
14
dibagi menjadi 8 arah mata angin, yaitu: Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, dan Barat Laut. Sedangkan standar kecepatan angin secara internasional yang digunakan dalam meteorologi adalah dalam satuan knots. Sebagai perbandingan, 1 Knots memiliki nilai sebesar 1.86 km/jam. Untuk membedakan tingkat kecepatannya, maka kecepatan angin umumnya diklasifikasikan ke dalam 7 kelas, yaitu: calm (0 knot), 1-4 knots, 4-7 knots, 711knots, 11-17 knots, 17-22knots, dan diatas 22 knots. Model mawar angin dapat menggambarkan frekuensi arah dan kecepatan angin. Model ini lebih mirip diagram, akan tetapi berbentuk lingkaran. Gambar jari – jari melambangkan arah angin berasal. Sedangkan panjang jari – jarinya melambangkan jumlah frekuensi angin. Warna dari jari – jari windrose dapat menggambarkan interval kecepatan angin. Adapun hasil dari pengolahan data angin pada bulan Januari 2016 di Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang dapat disimpulkan sebagai berikut: Arah angin didominasi angin dari barat sekitar 18%, diikuti arah timur laut sekitar 14%, utara 11,5%, barat laut sekitar 9,5%, arah barat daya sekitar 3,5%, timur 2% dan selatan 1,5%. Dilihat dari kecepatan anginnya, frekuensi terbanyak adalah angin calm atau teduh (0 Knot) sebesar 39,8%. Kecepatan angin berikutnya ada pada interval
1-4 knots
sebesar 38,2%, terbanyak ketiga pada interval 4-7 knots sebanyak 12,1%, terbanyak keempat dengan interval 7-11 knots sebesar 9,8%, dan kelima 11-17 knots sebesar 0,1%.
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
15
LAMPIRAN Lampiran 1 ANALISIS CURAH HUJAN DAN SIFAT HUJAN BULAN JANUARI 2016
No I 1 2 3
Stasiun
Curah Hujan Rata - Rata Bulanan (mm)
RATA - RATA JANUARI (mm) 85% 115%
CH JANUARI 2016 (mm)
ANALISIS SIFAT HUJAN JANUARI 2016
Kab. Bangka Barat Mentok Mayang Kelapa
374 370 311
318 315 264
430 426 358
348 297 271
N BN N
II Kab. Bangka Induk 1 Pemali
287
244
330
295
N
III Kota Pangkalpinang 1 Stasiun Meteorologi
305
259
351
282
N
IV Kab. Bangka Tengah 1 Sungaiselan
284
241
327
336
AN
V Kab. Bangka Selatan 1 Rias
185
157
213
361
AN
VI Kab. Belitung 1 Stasiun Meteorologi
301
256
346
467
AN
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
16
Lampiran 2 : PETA DISTRIBUSI CURAH HUJAN BULAN JANUARI 2016
PETA SIFAT SIFAT HUJAN BULAN JANUARI 2016
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
17
Lampiran 3 : PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN MARET 2016
PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN MARET 2016
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
18
Lampiran 4 : PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN APRIL 2016
PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN APRIL 2016
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
19
Lampiran 5 : PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN MEI 2016
PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN MEI 2016
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
20
Lampiran 6:
ARTIKEL TENTANG CUACA/IKLIM CUACA EKSTRIM Deas Achmad Rivai, S.Kom Staf Analisa dan Prakiraan Cuaca Stasiun Meteorologi Pangkalpinang
Masih segar diingatan kita beberapa waktu yang lalu (Kejadian pada tanggal 7 sampai dengan 8 Februari 2016) hampir seluruh wilayah pulau Bangka terjadi hujan dengan durasi yang cukup panjang dan intensitas hujan yang bervariatif antara ringan hingga lebat. Air menggenang cukup tinggi di beberapa tempat, dengan kondisi hujan yang turun terus menerus sehingga banjir pun tak bisa dihindari. Media cetak maupun elektronik skala lokal maupun nasional memberitakan kejadian banjir di beberapa wilayah di Pulau Bangka yang mengakibatkan terganggunya aktivitas sebagian besar masyarakatnya, bahkan sampai menyebabkan kerugian berupa moril maupun materiil.
Laporan data curah hujan dari pos pengamatan hujan di Pulau Bangka pada tanggal 08 Februari 2016 yang berhasil dihimpun adalah sebanyak 22 pos. Hasilnya dapat diketahui bahwa pada tanggal 7 Februari, hujan dalam kategori Sangat Lebat (diatas 100 mm/hari) terjadi di beberapa wilayah yaitu Kab. Bangka Barat (Pos Hujan Mayang, Simpang Teritip, Jebus, Dendang, Kelapa, Tempilang), Kab. Bangka (Pos Hujan Bakam, Rukam), Kab. Bangka Tengah (Pos Hujan Stamet Pangkalpinang, Cambai, Celuak, Penyak, Koba, Lubuk Besar), Kab. Bangka Selatan (Pos Hujan Air Gegas). Selain itu, juga terdapat beberapa wilayah yang masuk dalam kategori hujan lebat (50 – 100 mm/hari), wilayah tersebut Meliputi Kab Bangka Barat (Pos Hujan Muntok, Kundi), Kab. Bangka Tengah (Pos Hujan Mangkol, Sungai Selan), Kab. Bangka Selatan (Pos Hujan Batu Betumpang). Sedangkan untuk laporan data curah dari pos pengamatan hujan di Pulau Bangka pengamatan tanggal 09 Februari 2016 yang berhasil dihimpun adalah sebanyak 19 pos. Hasilnya dapat diketahui bahwa pada tanggal 08 Februari, hujan dalam kategori Sangat Lebat (diatas 100 mm/hari) terjadi di beberapa wilayah yaitu Kab. Bangka Barat (Pos Hujan Jebus, Telak, Dendang, Simpang Teritip, Mayang, Kundi, Muntok, Kelapa, Tempilang), Kab. Bangka (Pos Hujan Pemali, Bakam, Rukam), Kab. Bangka Tengah (Pos Hujan Stamet Pangkalpinang, Cambai), Kab. Bangka Selatan (Pos Hujan Batu Betumpang). Selain itu, juga terdapat beberapa wilayah yang masuk dalam kategori hujan Buletin BMKG Edisi Februari 2016
21
lebat (50 – 100 mm/hari), wilayah tersebut Meliputi Kab. Bangka Tengah (Pos Hujan Koba dan Cambai), Kab. Bangka Selatan (Pos Hujan Rias). Hujan Sedang (20 – 50 mm/hari) juga mengguyur Pos Hujan Batu Betumpang di wilayah Kab. Bangka Selatan (Laporan Analisis Cuaca Terkait Kejadian Banjir di Pulau Bangka Tanggal 7 dan 8 Februari 2016 :Stasiun Meteorologi Pangkalpinang)
Kondisi Cuaca
Analisis terkait penyebab adanya kejadian cuaca ekstrim pada tanggal 7 sampai dengan 8 Februari 2016 akan dijelaskan secara singkat. Pada ketinggian 3000 kaki terpantau adanya daerah pertemuan angin di perairan utara Pulau Jawa yang secara otomatis menyebabkan pola belokan angin yang cukup tajam di atas wilayah pulau Bangka, sehingga terjadi perlambatan kecepatan angin dan angin tersebut akan terkumpul kemudian terbuang ke atas. Apabila kondisi udara basah, maka proses tersebut merupakan salah satu pemicu utama pembentukan awan-awan hujan. Nilai suhu muka laut (Sea Surface Temperature) khususnya perairan di sekitar Pulau Bangka berada diatas nilai normalnya sekitar 0.5 sampai 2 derajat celcius akan sangat mendukung terbentuknya awan-awan hujan. Berdasarkan nilai dari beberapa indeks cuaca (Madden Julian Oscilation dan Cold Surge) menunjukkan adanya potensi gangguan kondisi cuaca khususnya di wilayah Indonesia bagian barat. Selain itu dari pantauan citra radar maupun satelit cuaca pada tanggal 7 dan 8 Februari 2016 sebagian besar wilayah Pulau Bangka tertutup awan-awan hujan hampir sepanjang hari, dimana angin bertiup dari sekitar arah barat laut hingga timur laut dengan kecepatan maksimal sekitar 8 knots. Berdasarkan data normal 30 tahun Stasiun Meteorologi Pangkalpinang, jumlah curah hujan di bulan Februari masih tergolong cukup tinggi. Bulan Februari merupakan salah satu bulan di musim penghujan dimana hujan dapat turun kapan saja, karena dari kondisi udaranya sendiri sudah basah maka akan sangat mudah dalam fase pembentukan awan-awan hujan. Prediksi potensi hujan yang turun dari pertengahan bulan hingga akhir bulan Februari 2016 akan didominasi oleh hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Hujan dengan intensitas lebat masih akan berpotensi terjadi terutama pada waktu siang hingga sore hari dan malam hingga pagi hari.
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
22
Peringatan Dini Potensi Cuaca Ekstrim
Berdasarkan peraturan KBMKG N0: Kep. 009 Tahun 2010 tentang prosedur standar operasional pelaksanaan peringatan dini, pelaporan dan diseminasi informasi cuaca ekstrim. Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Salah satu kriteria kejadian cuaca ekstrim adalah hujan ekstrim apabila intensitasnya ≥ 50 mm/24 jam atau 20 mm/jam (Handayani 2010).
Stasiun Meteorologi Pangkalpinang mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrim apabila diprediksi akan terjadi potensi cuaca ekstrim terutama hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir, kilat, angin kencang, serta potensi menimbulkan puting beliung di wilayah Bangka dan Belitung kira-kira 30 menit sebelum kejadian dan trend prediksinya selama 2 jam ke depan. Peringatan dini tersebut disebarluaskan (diseminasi) melalui SMS (short message service) broadcast kepada dinas-dinas terkait dan para stakeholder, serta melalui media sosial maupun website (www.stametpangkalpinang.com) agar mudah diakses oleh masyarakat luas. Beberapa data dukung yang digunakan untuk memantau dan memprediksi cuaca dalam waktu yang relatif pendek antara lain data citra radar, data citra satelit, prakiraan cuaca harian dan 6 jam an, serta kondisi atmosfer terbaru. Sebelum kejadian cuaca ekstrim pada tanggal 7 sampai dengan 8 Februari 2016, BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Jakarta telah memberikan peringatan dini kondisi cuaca menjelang perayaan Imlek 2016 dan beberapa hari setelahnya yang intinya adalah adanya potensi terjadinya hujan lebat disertai petir, kilat, angin kencang, serta puting beliung di beberapa daerah di Indonesia salah satunya adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Masyarakat dan dinas terkait diminta untuk terus waspada terhadap dampak yang ditimbulkan, selain itu masyarakat dihimbau agar tetap menjaga kebersihan lingkungannya. Informasi ini tertanggal 6 Februari 2015 atas nama Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Mulyono R. Prabowo. Informasi peringatan dini potensi cuaca ekstrim tersebut dapat di akses di website www.bmkg.go.id, dan Stasiun Meteorologi Pangkalpinang pun sudah meneruskan informasi tersebut kepada stakehoder. Buletin BMKG Edisi Februari 2016
23
Informasi peringatan dini potensi cuaca ekstrim yang dikeluarkan oleh BMKG (Stasiun Meteorologi Pangkalpinang) alangkah baiknya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. BMKG hanya mempunyai kewenangan untuk memberikan informasi peringatan dini dan menyebarluaskan kepada pihak-pihak serta instansi-instansi yang terkait, sementara yang mengambil keputusan dalam bertindak dan berkoordinasi apabila terjadi cuaca ekstrim adalah instansi-instansi seperti BPBD, BASARNAS, dsb. Lebih baik waspada dan siap siaga mengantisipasi adanya potensi cuaca ekstrim untuk meminimalisir kerugian yang diakibatkan apabila benar-benar terjadi. Masyarakat dihimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan dan terus memantau informasi terkini dari perkembangan kondisi cuaca.
Buletin BMKG Edisi Februari 2016
24