ANALISIS HUJAN NOVEMBER 2016 DAN PRAKIRAAN HUJAN JANUARI,FEBRUARIDAN MARET 2017 DI BANGKA BELITUNG
KATA PENGANTAR AnalisisHujan Bulan November 2016 dan Prakiraan hujan bulanJanuari,Februari dan Maret 2017 disusun berdasarkan hasil analisis data hujan yang diterima dari stasiun dan pos pengamatan curah hujan yang ada di wilayah ProvinsiKepulauan Bangka Belitung serta unsur cuaca lainnya dengan memperhatikan kondisi fisis dan dinamika atmosfer yang sedang berlangsung yang cenderung dapat mempengaruhi iklim di ProvinsiKepulauan Bangka Belitung. Disamping itu dalam buletin ini juga disampaikan beberapa informasi meteorologi lainnya, antara lain tentang banyaknya hari hujan, monitoring hari tanpa hujan berturut – turut, dankejadian ekstrim yang terjadi di ProvinsiKepulauanBangka Belitung. Mengingat ketepatan hasil Analisis dan Prakiraan curah hujan ini sangat tergantung dari data yang masuk, maka diharapkan Stasiun Kerjasama maupun Pos-Pos Hujan dapat menyampaikan data hasil pengamatan secara tepat waktu ke Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang. Mudah-mudahan dengan diterbitkannya hasil Analisis dan Prakiraan Hujan di Kepulauan Bangka Belitungini dapat lebih bermanfaat bagi para pembuat keputusan maupun masyarakat pada umumnya. Kami ucapkan terima kasih kepada instansi, stasiun kerja sama dan semua pihak yang telah membantu penyusunan terbitan ini.
Pangkalpinang, 18Desember 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGIKLAS I PANGKALPINANG
MOHAMMAD NURHUDA, S.T NIP. 196601191991021001
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PENGERTIAN
I.
PENDAHULUAN
II.
ANALISIS HUJAN BULANNOVEMBER 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
III.
PRAKIRAAN HUJAN BULANJANUARI,FEBRUARI DAN MARET 2017 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
IV.
INFORMASI JUMLAH HARI HUJAN NOVEMBER 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
V.
EVALUASI TINGKAT BAHAYA KEBAKARAN
VI.
PETA MONITORING HARI TANPA HUJAN BERTURUT-TURUT (UPDATE 10DESEMBER 2016)
VII.
PENGAMATAN ARAH DAN KECEPATAN ANGIN DI PANGKALPINANG BULAN NOVEMBER 2016
LAMPIRAN 1. TABEL ANALISIS CURAH HUJAN DAN SIFAT HUJAN DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULANNOVEMBER 2016 2.
PETA DISTRIBUSI CURAH HUJAN BULAN NOVEMBER 2016PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PETA ANALISIS SIFAT HUJAN BULAN NOVEMBER 2016DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
3.
PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN JANUARI2017 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN JANUARI 2017DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
4.
PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN FEBRUARI 2017 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN FEBRUARI 2017 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
5.
PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULANMARET 2017DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN MARET 2017DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
6.
ARTIKEL CUACA DAN IKLIM
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
ii
PENGERTIAN Cuaca adalah kondisi atmosfer yang terjadi suatu saat disuatu tempat dalam waktu yang relatif singkat, Iklim mengandung pengertian kebiasaan cuaca atau ciri kecuacaan yang terjadi di suatu tempat atau suatu daerah, sedangkan Musim adalah selang waktu dengan cuaca yang paling sering terjadi atau mencolok. Hujan adalah butir-butir air atau kristal es yang keluar dari awan yang sampai ke permukaan bumi. 1.
Sifat Hujan : Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan, dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat, sehingga jika sifat hujan Atas Normal bukan berarti jumlah curah hujan yang melimpah ataupun sebaliknya jika sifat hujan Bawah Normal bukan berarti tidak ada hujan. Sifat hujan dibagi menjadi tiga kriteria yaitu : a.
Atas Normal ( AN ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya > 115 %.
b.
Normal ( N ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya antara 85 – 115 %.
c.
Bawah Normal ( BN ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya < 85 %.
2.
Normal curah hujan : a.
Rata-rata curah hujan bulanan: nilai rata rata curah hujan masing masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.
b.
Normal curah hujan bulanan: nilai rata rata curah hujan masing masing bulan selama 30 tahun.
3.
Musim hujan Suatu zona musim dikatakan masuk musim hujan jika dalam 10 hari atau satu dasarian jumlah curah hujannya mencapai lebih dari 50 mm dan diikuti oleh dasarian berikutnya atau dengan kata lain, dalam satu bulan jumlah curah hujannya sudah mencapai 150 mm.
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
1
4. Dasarian a.
Dasarian adalah masa selama 10 ( sepuluh ) hari
b.
Dalam satu bulan dibagi menjadi 3 ( tiga ) dasarian yaitu :
Dasarian I: masa dari tanggal 1 sampai dengan 10
Dasarian II: masa dari tanggal 11 sampai dengan 20
Dasarian III: masa dari tanggal 21 sampai dengan akhir bulan
Contoh: Awal musim hujan berkisar antara AprilI –April III Artinya = Tanggal 01 April sampai dengan 30 April 5. Kriteria Intensitas Curah Hujan
6.
a.
Hujan sangat ringan intensitasnya < 5 mm dalam 24 jam
b.
Hujan ringan intensitasnya 5 – 20 mm dalam 24 jam
c.
Hujan sedang intensitasnya 20 – 50 mm dalam 24 jam
d.
Hujan lebat intensitasnya 50 – 100 mm dalam 24 jam
e.
Hujan sangat lebat intensitasnya > 100 mm dalam 24 jam
Anomali Adalah penyimpangan suatu nilai terhadap nilai rata-ratanya.
7.
Penyempurnaan Istilah Informasi Iklim Sesuai dengan Surat Edaran Kepala BMKG no. UM.205./A.11/KB/BMKG-2010. Tentang Penyempurnaan Penggunaan Istilah Dalam Informasi Iklim / Hujan. a. Istilah Evaluasi pada Tabel atau Bab dan Sub Bab disempurnakan menjadi Analisis. b. Istilah Prakiraan Curah hujan pada Tabel atau Bab dan Sub Bab adalah tetap Prakiraan. c. Istilah Evaluasi pada Peta Evaluasi Curah Hujan disempurnakan menjadi Peta Distribusi Curah Hujan. d. Istilah Evaluasi pada Peta Evaluasi sifat hujan disempurnakan menjadi Peta Analisis Sifat Hujan.
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
2
I 1.
PENDAHULUAN
Suhu muka laut perairan Indonesia Nov – Des 2016 umumnya SST perairan Indonesia dan sekitarnya diprediksi masihrelatif hangat(Anomali Positif) terutama dibagian timur perairan Indonesia. Suplai uap air signifikan dibagian timur perairan Indonesia. Des 2016 - Feb 2017 umumnya SST perairan Indonesia dan sekitarnya diprediksi masih relatif hangat (Anomali Positif) terutama bagian bagian selatan Jawa, mulai terjadi peluruhan mengarah ke normal. Maret - Mei 2017, perairan Indonesia diprediksi sebagian besar ke kondisi normal. Pola Anomali SST Negatif diwilayah Nino 3.4 bertahan sampai bulan
Mei 2017. 2.
ENSO (El Nino-Southern Oscillation ) Pembentukan El-Nino dikaitkan dengan pola sirkulasi samudera pasifik yang dikenal sebagai osilasi selatan sehingga disebut juga El Nino-Southern Oscillation (ENSO), merupakan fenomena yang ditimbulkan oleh interaksi laut-atmosfer yang terjadi di Samudra Pasifik tropis. Fenomena La Nina dapat menyebabkan meningkatnya curah hujan secara drastis, bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup hangat. Namun bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin tidak berpengaruh terhadap bertambahnya curah hujan secara signifikan di Indonesia.
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
3
Fenomena ENSO (El Nino Southern Oscillation) diprediksi berada pada kondisi La Nina Lemah pada bulan Desember 2016 – Maret 2017 dan pada bulan Maret – Mei 2017 berada pada kondisi Normal. 3.
Dipole Mode India OceanDipole Mode (IODM) atau yang lebih dikenal Dipole Mode didefinisikan sebagaiinteraksi laut dan atmosfer di Samudera Hindia di sekitar khatulistiwa yang ditandai dengan gejala akan memanasnya suhu permukaan laut (SPL) dari di sepanjang Ekuator Samudera Hindia, khususnya sebelah selatan India yang diiringi dengan menurunnya suhu permukaan laut di perairan Indonesia di wilayah pantai barat Sumatera (Saji dan Yamagata, 2001).
Jika nilai IODM positif, pada umumnya berdampak pada berkurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, sedangkan nilai IODM negatif, dapat menyebabkan adanya penambahan curah hujan di Indonesia bagian barat. Indeks Dipole Mode (IODM) diprediksi akan berada pada kondisi normal padaDesember 2016sehingga mengindikasikan bahwa penambahan uap air dari
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
4
Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat tidak signifikandan bulan Januari – Mei 2017kondisi Normal.
II
ANALISIS HUJAN BULAN NOVEMBER 2016
ANALISIS HUJAN BULAN JULI DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG A. ANALISIS CURAH HUJAN BULAN NOVEMBER 2016 Berdasarkan data curah hujanyang diterima dari Pos hujan di Kepulauan Bangka Belitung maka analisis curah hujan November 2016 adalah sebagai berikut : CURAH HUJAN (mm)
KABUPATEN / DAERAH
0 – 20
-
21 – 50
-
51 – 100
-
101 – 150
Sebagian kecil Kab. Bangka Selatan bagian barat.
151 – 200
201 – 300
301 – 400
401 – 500
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
Sebagian kecil Kab. Bangka Barat bagian selatan, sebagian kecil Kab. Bangka Induk bagian utara dan bagian selatan, Pangkalpinang, sebagian kecil Kab. Bangka Tengah bagian selatan, sebagian besar Kab. Bangka Selatan bagian utara Sebagian besar Kab. Bangka Barat bagian barat dan timur, sebagian besar Kab. Bangka Induk kecuali bagian bagian tengah, sebagian besar Kab. Bangka Tengah bagian utara dan bagian selatan, sebagian Kab. Bangka Selatan bagian selatan, sebagian kecil Kab. Belitung Timur bagian utara dan timur. Sebagian kecil Kab. Bangka Barat bagian utara, sebagian kecil Kab. Bangka Induk bagian tengah, sebagian kecil Kab. Belitung bagian utara, sebagian Kab. Belitung Timur bagian timur Sebagian kecil Kab. Bangka Barat bagian utara, sebagian kecil Kab. Bangka Induk bagian tengah, seluruh Kab. Belitung kecuali bagian utara, sebagian Kab. Belitung Timur bagian barat.
5
> 500
Sebagian kecil Kab. Belitung bagian selatan dan utara.
Peta Analisis Curah Hujan Bulan November 2016 dapat dilihat pada Lampiran 2
B.
ANALISIS SIFAT HUJAN BULAN NOVEMBER 2016 Berdasarkan data curah hujan bulan November 2016 yang diterima dari Stasiun/Pos hujan di Kepulauan Bangka Belitung maka analisis sifat hujan bulan November 2016 adalah sebagai berikut: SIFAT HUJAN
KABUPATEN / DAERAH
Seluruh Kab. Bangka Barat kecuali sebagian kecil bagian barat, sebagian kecil Kab. Bangka Induk bagian selatan dan barat, Pangkalpinang, sebagian besar Kab. BAWAH NORMAL Bangka Tengah kecuali bagian timur, sebagian Kab. Bangka Selatan bagian utara, sebagian kecil Kab. Belitung Timur bagian utara. Sebagian kecil Kab. Bangka Barat bagian barat, sebagian Kab. Bangka Induk bagian utara, sebagian NORMAL kecil Kab. Bangka Tengah bagian timur, sebagian Kab. Bangka Selatan bagian selatan, seluruh Kab. Belitung, sebagian besar Kab. Belitung Timur bagian selatan. Sebagian kecil Kab. Bangka Induk bagian tengah, ATAS NORMAL sebagian Kab. Bangka Selatan bagian selatan, sebagian Kab. Belitung Timur bagian timur. Peta Analisis Sifat Hujan Bulan November 2016 dapat dilihat pada Lampiran 2.
C. ANALISIS CURAH HUJAN EKSTRIM HARIAN NOVEMBER 2016 Analisis curah hujan ekstrim harian November2016 di wilayah Pulau Bangka adalah : KRITERIA
KABUPATEN / DAERAH
CURAH HUJAN LEBAT (51 – 100 mm/Hari)
Jebus, Dendang, Mayang, Kundi, Kelapa, Pemali, Bakam, Rukam, Celuak, Koba, Penyak, Lubuk Besar, Rias
CURAH HUJAN SANGAT LEBAT (> 100 mm/Hari)
Bukit Ketok, Ibul, Dana Nujau
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
6
Analisis curah hujan ekstrim harian November2016 di wilayah Pulau Belitung adalah KRITERIA
KABUPATEN / DAERAH
CURAH HUJAN LEBAT (51 – 100 mm/Hari)
Perawas BPP, Sijuk, Tanjung Binga, Pangkallalang, Membalong, Badau, Tungkusan, Damar, Simpang Rengiang, Simpang Pesak, Lalang, Dendang
CURAH HUJAN SANGAT LEBAT (> 100 mm/Hari)
Air Saga, Perawas, Sungai Samak, Bukit Indah, Pegantungan, Air Asam
III PRAKIRAAN HUJAN JANUARI,FEBRUARI DAN MARET 2017 1. PRAKIRAAN HUJAN DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG A. PRAKIRAAN HUJAN BULAN JANUARI Prakiraan Curah Hujan Januari 2017 CURAH HUJAN (mm)
KABUPATEN / DAERAH
0 – 20
-
21 – 50
-
51 – 100
-
101 – 150
-
151 – 200
201 – 300
301 – 400
Sebagian Kab. Bangka Selatan, sebagian kecil Kab. Bangka Tengah, Sebagian kecil Kab. Bangka Induk Seluruh Kab. Bangka Barat, Kota Pangkalpinang, Sebagian besar Kab. Bangka Induk,Sebagian besar Kab. Bangka Tengah, Sebagian Kab. Bangka Selatan Bagian utara, Sebagian Kab. Belitung, Sebagian kecil Kab. Belitung Timur Sebagian besar Kab. Belitung Timur, sebagian kecil Kab. Belitung
401 – 500
-
> 500
-
Prakiraan Sifat Hujan Januari 2017 SIFAT HUJAN
KABUPATEN / DAERAH
BAWAH NORMAL
Sebagian Kab. Bangka Selatan
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
7
NORMAL
Seluruh Kab. Bangka Barat, Kab. Bangka Induk, Pangkalpinang, Kab. Bangka Tengah, sebagian kecil Kab. Belitung wilayah barat, Sebagian Kab. Bangka Selatan
ATAS NORMAL
Seluruh Kab. Belitung Timur, Hampir seluruh Kab. Belitung
Peta Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Bulan Januaridapat dilihat pada Lampiran 3
B. PRAKIRAAN HUJAN BULAN FEBRUARI 2017 Prakiraan Curah Hujan Februari 2017 CURAH HUJAN (mm)
KABUPATEN / DAERAH
0 – 20
-
21 – 50
-
51 – 100
-
101 – 150
151 – 200 201 – 300
Seluruh Kab. Bangka Tengah, Kota Pangkalpinang, Sebagian besar Kab. Bangka Induk, Sebagian besar Kab. Bangka Selatan, Sebagian Kab. Bangka Barat bagian utara Sebagian kecil Kab. Bangka Selatan bagian selatan, Sebagian kecil Kab. Bangka Induk, Sebagian Kab. Bangka Barat bagian selatan, Sebagian Kecil Kab. Belitung Seluruh Kab. Belitung Timur, Sebagian besar Kab. Belitung
301 – 400 401 – 500
-
> 500
-
PrakiraanSifatHujanFebruari 2017 SIFAT HUJAN
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
KABUPATEN / DAERAH
8
BAWAH NORMAL
-
NORMAL
Seluruh Kab. Bangka Selatan, Kab. Bangka Tengah, Kab. Bangka Barat, sebagian kecil Kab. Bangka Induk
ATAS NORMAL
Seluruh Kab. Belitung, Kab. Belitung Timur, Kota Pangkalpinang, Sabagian besar Kab. Bangka Induk
Peta Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Bulan Februari 2017dapat dilihat pada Lampiran 4. C. PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET 2017 Prakiraan Curah Hujan Maret 2017 CURAH HUJAN (mm)
KABUPATEN / DAERAH
0 – 20
-
21 – 50
-
51 – 100
-
101 – 150
151 – 200
Sebagian kecil Kab. Bangka Induk bagian selatan, Sebagian besar Kab. Bangka Tengah, Sebagian kecil Kab. Bangka Selatan bagian utara Seluruh Kab. Bangka Barat, Sebagian besar Kab. Bangka, Seluruh Kota Pangkalpinang, Sebagian besar Kab. Bangka Selatan
201 – 300
Seluruh Kab. Belitung dan Kab. Belitung Timur
301 – 400
-
402 – 500
-
> 500
-
PrakiraanSifatHujanMaret 2017 SIFAT HUJAN
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
KABUPATEN / DAERAH
9
BAWAH NORMAL
NORMAL
ATAS NORMAL
Sebagian Kab. Bangka Barat bagian selatan, Sebagian kecil Kab. Bangka Induk bagian barat daya, Sebagian besar Kota Pangkalpinang, Seluruh Kab. Bangka Tengah, Seluruh Kab. Bangka Selatan Sebagian Kab. Bangka Barat bagian utara, Sebagian besar Kab. Bangka Induk, Sebagian kecil Kota Pangkalpinang bagian utara, Sebagian besar Kab. Belitung bagian selatan, Sebagian Kab. Belitung Timur bagian selatan Sebagian kecil Kab. Belitung bagian utara, Sebagian besar Kab. Belitung Timur bagian utara
Peta Prakiraan Curah Hujan dan Sifat BulanMaret 2017 dapat dilihat pada Lampiran 5.
IV
INFORMASI JUMLAH HARI HUJANNOVEMBER 2016
1. INFORMASI JUMLAH HARI HUJAN DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KRITERIA
KABUPATEN / DAERAH
> 20 hari
Pemali, Stamet Pangkalpinang, Stamet Buluh Tumbang, Perawas BPP, Tanjung Binga, Cerucuk, Badau, Kelapa Kampit, Gantung, Dendang Beltim.
10 - 20 hari
Jebus, Parit Tiga, Dendang, Simpang Teritip, Mayang, Kundi, Muntok, Kelapa, Bukit Ketok, Sungai Liat, Pugul, Bakam, Kace, Rukam, Celuak, Koba, Penyak, Lubuk Besar, Cambai, Mangkol, Sungai Selan, Payung, Air Gegas, Rias, Sijuk, PangkalLalang, Membalong, Perawas, Sungai Samak, Tungkusan, Bukit Indah, Pegantungan, Damar, Simpang Rengiang, Simpang Pesak, Lalang, Air Asam.
< 10 hari
Tempilang, Batu Betumpang.
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
10
V
EVALUASI TINGKAT BAHAYA KEBAKARAN
ANALISIS FDRS (FIRE DANGER RATING SYSTEM) BULAN NOVEMBER 2016
Pangkal Pinang FFMC merupakan suatu indikator mudah-tidaknya serasah (sampah hutan) terbakar dan bahan bakar lainnya yang diintegrasikan/dihubungkan dengan pengaruh cuaca pada beberapa hari sebelumnya. Kode ini dipengaruhi oleh 4 unsur cuaca, yaitu : curah hujan, suhu, kelembaban relatif dan kecepatan angin. Dari grafik indeks FFMC di Stasiun Meteorologi PangkalPinang dari tanggal 1 sampai dengan 31November 2016dapat dilihat bahwa persentase kejadian indeks FFMC (Indeks bahan bakar halus) pada Level Rendah 7 %, level Sedang 40%, pada level Tinggi tercatat 37 %, dan pada level ekstrim tercatat 17 %. DC merupakan peringkat rata-rata kadar air dari bahan organik di bawah permukaan. Kode ini merupakan suatu indikator yang sangat berguna dalam penggunaan bahan bakar di hutan pada musim kering, termasuk jumlah kejadian asap pada lapisan bawah dan merupakan indikator terjadinya kabut asap. Kode ini dipengaruhi oleh 2 unsur cuaca, yaitu : Curah Hujan dan Suhu. Dari grafik indeks kekeringan (DC) di Stasiun Meteorologi PangkalPinang dapat dilihat bahwa kejadianindeks DCdari tanggal 1 sampai dengan 31November 2016 tercatat 100% pada level Rendah. FWI merupakan angka peringkat intensitas kebakaran, yang dapat digunakan sebagai angka indeks secara umum dari sistem peringkat bahaya kebakaran.
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
11
Dari grafik indeks cuaca kebakaran (FWI) di Stasiun Meteorologi PangkalPinang dari tanggal 1 sampai dengan 31November 2016 dapat dilihat bahwa persentase kejadian indeks cuaca kebakaran FWI pada level Rendah sebesar 77%, dan pada level Sedang sebesar23%.
Grafik FDRS Pangkal Pinang 1 sampai dengan 30November Tahun 2016
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
12
VI. PETA MONITORING HARI TANPA HUJAN BERTURUT-TURUT (UPDATE 10DESEMBER2016) Buletin BMKG Edisi Desember 2016
13
Berikut adalah monitoring hari tanpa hujan berturut – turut, hasil pantauan data pos hujan di wilayah Bangka Belitung :
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
14
VII 1.
PENGAMATAN ARAH DAN KECEPATAN ANGIN DI PANGKAL PINANG BULAN NOVEMBER 2016 ARAH DAN KECEPATAN ANGIN RATA – RATA PLOT MAWAR ANGIN:
GAMBAR :
PENGAMATAN SEBARAN ARAH DAN KECEPATAN ANGIN BULAN NOVEMBER 2016 STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG
Wind Speed Direction (blowing from)
KETERANGAN :
<> Arah angin dalam derajat. <> Nol (0) derajat sebagai arah utara. <> Arah menerangkan arah datangnya angin (dari). <> 1 Knots = 1,85 Km/jam
NORTH
20% PERIODE DATA :
Start Date: 01/11/2016 - 00:00 End Date: 30/11/2016 - 23:00
16% 12%
JML. PENGAMATAN : ANGIN CALM:
720 hrs. 8%
34,86%
RATA2 KEC. ANGIN:
2,60 Knots
4%
INSTANSI :
WEST
EAST
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
UNIT PELAKSANA TEKNIS :
STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG WIND SPEED (Knots)
TANGGAL :
07/12/2016
>= 22 17 - 21 11 - 17 7 - 11 4-7 1-4 Calms: 34,86%
SOUTH
NO. PROYEK :
11.2016 WRPLOT View - Lakes Environmental Software
2.
DISTRIBUSI FREKUENSI KECEPATAN ANGIN Frekuensi Sebaran Angin Bulan November 2016 Di Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang 50 45
43,8
40 35
34,9
30 %
25 20 15
13,5
10
7,8
5 0,1
0 Calms
1-4
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
0,0
4-7 7 - 11 11 - 17 17 - 21 Wind Class (Knots)
0,0 >= 22
15
Angin memiliki dua parameter pengukuran, yaitu arah angin dan kecepatan angin. Arah angin merupakan arah dari mana datangnya angin. Standar penentuan arah angin adalah dengan menggunakan suatu derajat melingkar sampai 360 0 . Titik 00 digunakan sebagai titik utara, yang biasanya disebut sebagai “titik utara sebenarnya” (True North). Bertambahnya nilai derajat menuju ke 3600 (titik kembali ke 00) berarti berubahnya arah mengikuti jarum jam. Dengan demikian akan didapatkan 0 0 dan 3600 sebagai titik utara, 900 sebagai titik timur, 1800 sebagai titik selatan, dan 2700 sebagai titik barat. Arah angin dibagi menjadi 8 arah mata angin, yaitu: Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, dan Barat Laut. Sedangkan standar kecepatan angin secara internasional yang digunakan dalam meteorologi adalah dalam satuan knots. Sebagai perbandingan, 1 Knots memiliki nilai sebesar 1.86 km/jam. Untuk membedakan tingkat kecepatannya, maka kecepatan angin umumnya diklasifikasikan ke dalam 7 kelas, yaitu: calm (0 knot), 1-4 knots, 4-7 knots, 711knots, 11-17 knots, 17-22knots, dan diatas 22 knots. Model mawar angin dapat menggambarkan frekuensi arah dan kecepatan angin. Model ini lebih mirip diagram, akan tetapi berbentuk lingkaran. Gambar jari – jari melambangkan arah angin berasal. Sedangkan panjang jari – jarinya melambangkan jumlah frekuensi angin. Warna dari jari – jari windrose dapat menggambarkan interval kecepatan angin. Adapun hasil dari pengolahan data angin pada bulan November 2016 di Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang dapat disimpulkan sebagai berikut: Arah angin didominasi angin dari Barat Dayasekitar 17 %;dan Barat sekitar 14 %. Arah angin terbanyak berikutnya adalah Selatan sekitar 8,5 %, Tenggara sekitar 7 %, Timur 7 %, Timur Laut sekitar 7 %, Utara sekitar 3 %, dan Barat Laut kurang dari 2 %. Arah angin 0 kts (Angin Tenang) sekitar 35.5 %. Dilihat dari kecepatan anginnya, frekuensi terbanyak adalah angin dengan kecepatan 1 – 4 knots dengan prosentase mencapai 43,8 % diikuti angin calm (teduh / tenang) dengan prosentase mencapai 34,9 %.Kecepatan angin terbanyak ketigapada interval kecepatan 4 – 7 knots sebesar 13,5 %. Kecepatan angin terbanyak keempat dengan interval 7-11 knots sebesar 7,8 %, dan terbanyak kelima pada interval 11 – 17 knots sebesar 0,1 % .
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
16
LAMPIRAN Lampiran 1 ANALISIS CURAH HUJAN DAN SIFAT HUJAN BULAN NOVEMBER 2016
No I 1 2 3
Stasiun
RATA - RATA CH Curah Hujan Rata - Rata NOVEMBER (mm) NOVEMBER 2016 (mm) Bulanan (mm) 85% 115%
ANALISIS SIFAT HUJAN NOVEMBER 2016
Kab. Bangka Barat Mentok Mayang Kelapa
304 459 351
258 390 298
350 528 404
288 249 265
N BN BN
II Kab. Bangka Induk 1 Sungai Liat
295
251
339
171
BN
III Kota Pangkalpinang 1 Stasiun Meteorologi
263
224
140
140
BN
IV Kab. Bangka Tengah 1 Sungaiselan
301
256
346
200
BN
V Kab. Bangka Selatan 1 Rias
210
179
242
254
AN
VI Kab. Belitung 1 Stasiun Meteorologi
365
310
420
324
N
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
17
Lampiran 2 : PETA DISTRIBUSI CURAH HUJAN BULAN NOVEMBER 2016
PETA DISTRIBUSI SIFAT HUJAN BULAN NOVEMBER 2016
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
18
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
19
Lampiran 3 : PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN JANUARI 2017
PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN JANUARI 2017
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
20
Lampiran 4 : PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULANFEBRUARI 2017
PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN FEBRUARI2017
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
21
Lampiran 5 : PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULANMARET 2017
PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULANMARET 2017
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
22
Lampiran6:ARTIKEL CUACA DAN IKLIM
Layout Pelayanan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika (MKG) oleh: Deas Achmad Rivai, S.Kom
(Staff Analisa dan Prakiraan Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang) Berdasarkan ketentuan pasal 36 ayat (21), pasal 42, pasal 44 ayat (2), undang-undang Republik Indonesia nomor 31 tahun 2009 tentang meteorologi, klimatologi, dan geofisika, dan pada tanggal 4 Mei 2016 Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) nomor 11 tahun 2016 tentang pelayanan meteorologi, klimatologi, dan geofisika. PP tersebut menyatakan bahwa pemerintah wajib menyediakan pelayanan meteorologi, klimatologi, dan geofisika (MKG). Pelayanan tersebut meliputi pelayanan informasi dan jasa. Penyedia layanan tersebut dilakukan oleh suatu Badan, terkecuali apabila ditentukan lain oleh undang-undang (pasal 4). Suatu Badan milik instansi pemerintah yang mempunyai tupoksi dan bertanggung jawab di bidang MKG di Indonesia adalah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Pelayanan Informasi MKG Berdasarkan PP ini, pelayanan informasi MKG terdiri dari informasi publik dan informasi khusus. Informasi publik terdiri dari informasi rutin dan peringatan dini. Informasi rutin meliputi prakiraan cuaca, prakiraan musim, prakiraan tinggi gelombang laut, prakiraan potensi kebakaran hutan atau lahan, informasi kualitas udara, informasi gempa tektonik, informasi magnet bumi, informasi tanda waktu, dan informasi kelistrikan udara. Sedangkan informasi peringatan dini meliputi cuaca ekstrim, iklim ekstrim, gelombang laut berbahaya, dan tsunami. Kemudian untuk informasi khusus meliputi: informasi cuaca untuk penerbangan, informasi cuaca untuk pelayaran, informasi cuaca untuk pengeboran lepas pantai, informasi iklim untuk agro industri, informasi iklim untuk diversifikasi energi, informasi kualitas udara untuk industri, informasi peta konstruksi dan kegempaan untuk perencanaan, dan informasi MKG untuk keperluan klaim asuransi. Selain beberapa informasi khusus yang telah disebutkan pada kalimat sebelumnya, BMKG dapat memberikan layanan informasi MKG khusus lainnya disesuaikan dengan permintaan pengguna.
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
23
Pelayanan Jasa MKG Berdasarkan PP ini, pelayanan jasa MKG terdiri dari jasa konsultasi dan jasa kalibrasi. Pelayanan jasa MKG merupakan pelayanan dari suatu keahlian atau profesi dalam memberikan suatu jasa secara khusus dalam bidang MKG. Pelayanan jasa konsultasi MKG paling sedikit meliputi konsultasi pembangunan pembangkit listrik, konsultasi pembangunan gedung/bangunan, konsultasi pembangunan bandar udara dan pelabuhan, konsultasi penentuan pola tanam, konsultasi pembangunan bendungan, dan konsultasi penentuan kebijakan kesehatan masyarakat dan lingkungan. Pelayanan jasa MKG harus berorientasi pada kepentingan pengguna, tidak merugikan pihak manapun, dan tidak digunakan untuk kejahatan. Dalam memberikan pelayanan jasa MKG, penyedia layanan harus memenuhi unsur independensi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi, dan perilaku profesional. Pelayanan jasa kalibrasi MKG diharapkan akan menjadikan peralatan pengamatan MKG laik operasi atau memenuhi standar sesuai dengan spesifikasi dan kegunaan yang telah ditentukan. Pada pasal 26 ayat 2 dalam PP ini menyatakan bahwa yang dimaksud dengan laik operasi adalah menjamin keberlangsungan fungsi dan akuiasi peralatan pengamatan termasuk penyediaan peralatan pengamatan cadangan. Pelayanan jasa kalibrasi MKG harus memenuhi persyaratan menggunakan alat standar kalibrasi, acuan ketertulusuran, dan manajemen peralatan. Selain syarat-syarat tersebut syarat mutlak yang harus terpenuhi adalah ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki sertifikat kompetensi. Selain itu PP ini menegaskan bahwa pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lain wajib menggunakan informasi meteorologi, klimatol6gi, dan geofisika dalam penetapan kebijakan di sektor terkait. Sektor terkait sebagaimana dimaksud dapat meliputi transportasi, pertanian dan kehutanan, pariwisata, pertahanan dan keamanan, konstruksi, tata ruang, kesehatan, sumber daya air, energi dan pertambangan, industri, kelautan dan perikanan, komunikasi, geospasial, dan penanggulangan bencana. Pelayanan MKG di Babel Stasiun meteorologi Pangkalpinang merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) koordinator dari BMKG sebagai penyedia layanan informasi maupun jasa MKG khususnya untuk wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain melayani informasi dan jasa Buletin BMKG Edisi Desember 2016
24
meteorologi untuk penerbangan, Stasiun Meteorologi Pangkalpinang juga bertanggung jawab terhadap informasi dan jasa untuk meteorologi maritim (pelayaran), meteorologi pertanian (klimatologi), dan geofisika (kegempaan) melalui bantuan UPT Stasiun Geofisika Padang Panjang dan Tanjung pandan. Beberapa produk informasi publik maupun khusus di Stasiun Meteorologi Pangkalpinang antara lain adalah laporan pengamatan kondisi cuaca permukaan perjam secara rutin, laporan pengamatan kondisi cuaca bandara dan untuk keperluan lepas landas maupun mendarat pesawat, prakiraan cuaca harian, prakiraan tinggi gelombang beserta arah dan kecepatan angin pada perairan sekitar Pulau Bangka dan Belitung, analisis dan prakiraan jumlah dan sifat hujan bulanan (buletin iklim), prakiraan musim, analisis maupun prakiraan potensi tingkat kekeringan, analisis kondisi titik panas (hotspot), dan informasi potensi kejadian cuaca ekstrim. Kemudian untuk pelayanan jasa disesuaikan oleh permintaan atau kebutuhan dari pengguna jasa. Mekanisme permintaan pelayanan jasa cukup mudah dan sederhana. Instansi, perusahaan, maupun individu yang bersangkutan (pemohon) membuat surat permintaan dan langsung ditujukan atau diantar ke Stasiun Meteorologi Pangkalpinang. Selanjutnya pemohon akan diberikan blangko atau form permintaan data yang berisi biodata pemohon dan keperluan atau jenis permintaannya. Setelah melalui beberapa tahapantahapan tersebut petugas akan mengecek kesesuaian dan ketersediaan data dukung untuk memenuhi permintaan pelayanan jasa. Apabila telah tercapai kesepahaman antara petugas dan pemohon terkait permintaan jasa tersebut maka akan langsung dilakukan pemrosesan. Berdasarkan PP no.4 tahun 2012 tercantum peraturan tentang penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dimana ada beberapa jenis pelayanan informasi khusus maupun pelayanan jasa MKG yang dikenakan biaya apabila ada pemohon yang membutuhkannya. Pada PP tersebut sudah diatur kategori permintaan dan tarif PNBP yang harus dibayar. Untuk lebih jelas apabila ada pemohon yang membutuhkan pelayanan informasi maupun jasa MKG silahkan membaca PP tersebut atau langsung datang ke stasiun meteorologi, klimatologi, maupun geofisika terdekat.
Buletin BMKG Edisi Desember 2016
25