ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI E-LEARNING PADA SISWA (Studi Kasus : R-SMA-BI KESATRIAN 1 SEMARANG)
NASKAH PUBLIKASI
disusun oleh
Widhy Cahyaningtyas 09.11.3201
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013
ANALISYS AND DESIGN OF INFORMATION SYSTEM E-LEARNING METHODS ON STUDENTS (CASE STUDY : R-SMA-BI KESATRIAN 1 SEMARANG) ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI E-LEARNING PADA SISWA (STUDI KASUS : R-SMA-BI KESATRIAN 1 SEMARANG)
Widhy Cahyaningtyas Ema Utami Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT R-SMA-BI Kesatrian 1 is one of school which has information system base on web in Semarang, and hope to use information system a supporting learning and teaching process. E-learning is defened as a learning content or learning experience electronically which use computer and media base on computer (Smaldino, 2005). Elearning is a conventional learning system which use on digital format through internet technology. Conventional learning lessons which many using on learning methods in Indonesia, there are many perceive both of learning processes and learning outcomes. With using e-learning, learning activity student will be very attractive because with this learning method base on computer will be presented as attractive learning materials. This analisis system concept will be used with PIECES methods and eligibility system. PIECES methods is a design system which will be made, so will be done a analysis from performance, information, economy, control, efficiency, and service. Feasibility analysis which will be used on this riset is feasibility from technology, economical, and legaloperational. With this planning system, which expected later can produce e-learning application which user friendly and supporting on learning and teaching activity at RSMA-BI Kesatrian 1 Semarang. Keywords : Implementation, E-learning, Internet, PIECES
ii
1.
PENDAHULUAN R-SMA-BI Kesatrian 1 Semarang merupakan salah satu dari beberapa sekolah
yang telah mempunyai sistem informasi berbasis web. Sesuai dengan kemajuan teknologi, sekolah ini membutuhkan suatu pembelajaran yang fleksibel dan terdistribusi. Dari sinilah muncul permasalahan yang menuntut perkembangan sistem informasi dibidang internet yaitu dengan membuat sistem informasi metode E-learning pada siswa atau sistem pembelajaran elektronik. Dalam hal ini, sistem informasinya akan memberikan kemudahan bagi para guru maupun siswa dalam mendapatkan dan juga mengelola informasi yang dibutuhkan dengan mengembangkan web yang telah ada. Ketidak hadiran guru dalam kelas adalah alasan mengapa metode E-learning merupakan suatu kebutuhan dalam mendukung proses belajar mengajar yang tidak lagi bergantung pada guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Atau saat siswa izin karena suatu hal yang membuat mereka tidak dapat mengikuti proses belajar mengajar, E-learning mampu membantu siswa untuk dapat mempelajari materi yang telah disampaikan oleh guru melalui
internet
dengan
mendownload
materi-materi
yang
dibutuhkan.
Jenis
pembelajaran seperti ini tentu saja membutuhkan pengelolaan yang baik dan maksimal, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2.
LANDASAN TEORI
2.1
Konsep Dasar Sistem Informasi Pengertian sistem informasi menurut James A. O’Brien (2007:45) dalam bukunya
"Management Information Systems" menyebutkan : Sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisasi. Ada yang membuat perbedaan yang jelas antara sistem informasi, dan komputer sistem Teknologi Informasi dan Komputer (TIK), dan proses bisnis. Sistem informasi yang berbeda dari teknologi informasi dalam sistem informasi biasanya terlihat seperti memiliki komponen TIK. Hal ini terutama berkaitan dengan tujuan pemanfaatan teknologi informasi. Sistem informasi juga berbeda dari proses bisnis. Sistem informasi membantu untuk mengontrol kinerja proses bisnis (O'Brien, J A. (2003). Introduction to information systems: essentials for the e-business enterprise. McGraw-Hill, Boston, MA).
1
2.2
KONSEP E-LEARNING Jaya Kumar C. Koran (2002), E-learning sebagai sembarang pengajaran dan
pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Rosenberg (2001), Menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Dalam pelaksanan kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran konvensional beralih ke e-learning terdapat transformasi pembelajaran, yaitu : 1 1.
Tindakan pelatihan tidak lagi cukup.
2.
Pelatihan harus mencerminkan hasil yang jelas.
3.
Perbaikan kinerja membutuhkan banyak aspek selain pelatihan.
4.
Akses pembelajaran harus 24/7.
5.
Fleksibilitas untuk mengakomodasi kecepatan belajar berbeda.
Dasar-dasar yang strategis yang digunakan untuk e-learning, yaitu : 1. Pendekatan baru untuk e-learning : Pelatihan secara online. 2. Sistem pembelajaran : Sebagai suplemen kelas. 3. Infrastruktur (prasarana) : Penggunaan teknologi untuk menyampaikan dan mengelola e-learning. 4.
Budaya belajar dan perubahan manajemen : Membuat lingkungan yang mendukung proses pengenalan pembelajaran.
5. Menciptakan kembali organisasi pelatihan : Peran, fungsi, dan tanggung jawab unit pelatihan barubah. E-learning mempunyai tiga fungsi pembelajaran elektronik (e-learning dengan media elektronik) terhadap kegiatan pembelajaran yaitu :
2
1. Suplemen (Tambahan) 2. Komplemen (Pelengkapan)
1
Lukito E. Nugroho. Slide Presentasi Electronic Learning : Concept and Development. Departemen of Electrical Engineering. Gajah Mada University.
2
Arnold Liandro. SolidPDF.com
2
Beberapa institusi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada para peserta didiknya. Tujuannya agar para peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari peserta didik, ada tiga alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu : a. Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional). b. Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet. c.
Sepenuhnya melalui internet.
Peran baru di dalam kelas setelah mengunakan e-learning yaitu : 1. Kelas tidak lagi satu-satunya tempat penyampaian pembelajaran. 2. Sinergi antara E-learning dan kerta pembelajaran akan menjadi lebih halus. 3. Mengurangi pembelajaran oleh guru menuju arah belajar mandiri. 4. Tentu saja tanggal mulai dan berakhir akan menjadi tidak relevan. 5. Peran guru tidak sepenuhnya digantikan.
2.3
Keuntungan dan Kekurangan E-Learning
2.3.1
Keuntungan E-learning Petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan
terbuka dan jarak jauh (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini, 1997), antara lain : a. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu. b. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan ter-jadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari. c.
Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
2.3.2
Kekurangan E-learning E-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen,
2001, Beam, 1997), antara lain : a. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
3
b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial. c.
Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan.
3.
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1
Analisis PIECES 1. Performance (kinerja) adalah kemampuan dalam menyelesaikan tugas dengan cepat sehingga sasaran dapat segera tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah produksi (troughput) dan waktu tanggap (respon time) dari suatu sistem. a. Troughput Troughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu sistem tertentu. Dalam kasus ini pemberian informasi masih hanya berporos pada guru. Dengan keterbatasan jumlah waktu tatap muka pada 1 semester yang dibagi menjadi 3 kali Ulangan Harian Terprogram (UHT), guru harus mampu mengejar materi sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. b. Respons Time Penyampaian informasi memerlukan waktu 90 menit yang meliputi menyampaian materi dan latihan soal pada setiap mata pelajaran. Dengan
adanya
sistem
e-learning
diharapkan
dapat
membantu
menambah informasi agar waktu yang ada dapat sesuai dengan materi yang seharusnya tersampaikan pada siswa. 2. Information (informasi) Kemampuan sistem informasi e-learning menghasilkan
informasi
yang
bermanfaat
untuk
mendukung
dalam proses
pembelajaran siswa. a. Keakuratan : penambahan jam mata pelajar pada pembelajaran tatap muka kelas dirasa menjadi kurang akurat. Informasi yang diterima sia-sia karena siswa yang di forsir untuk menerima ilmu lebih dari 6 jam sehari. b. Ketepatan waktu : Materi yang disampaikan memerlukan waktu maksimal tatap muka 90 menit untuk penyampaian materi. Mengejar ketepatan waktu dalam penyampaian materi pada 1 semester. c.
Relevan : Penyampaian materi yang seadanya dan seringkali tidak terselesaikan ketika guru tidak mampu menyampaikan informasi
4
sesuai SKBM dengan waktu awal mengajar hingga siswa melakukan ulangan harian. Penggunaan sistem e-learning ini diharapkan mampu menyajikan informasi yang lebih akurat, relevan dan tepat waktu sehingga informasi yang diperlukan siswa pada pembelajaran elektronik ini mampu meningkatkan pemahaman yang tidak saja berlangsung di ruang kelas yang terbatas waktu dan tempat. 3. Economics (ekonomi), Pemanfaatan media internet jelas akan lebih menguntungkan dalam segi ekonomi dibandingkan dengan melakukan tambahan pelajaran pada siswa dengan membebani biaya pembelajaran tambahan, serta kewajiban pembelian buku diktat akan mengurangi beban bagi siswa yang kurang mampu. Dalam pemahaman materi selain dari pemahan guru, siswa juga memiliki buku pelajaran yang telah ditetapkan sebagai buku pedoman yang akan digunakan. Dari situ setiap siswa harus membeli 1 buku pada setiap mata pelajaran. Jadi sistem pendamping ini akan membantu proses pembelajaran dengan lebih ekonomis dengan fasilitas upload-download. 4. Security (Keamanan), dalam sistem informasi e-learning kelengkapan data Admin, Guru dan siswa dilengkapi dengan password dan id login masingmasing yang telah terenkripsi. 5. Efficiency (efisiensi), Jumlah jam wajib sekolah yang harusnya kurang dari 8 jam ditambah adanya jam tambahan pelajaran setelah pulang sekolah. Dengan sistem e-learning sebagai sistem pendamping dirasa akan lebih mengefisienkan waktu belajar dengan dapatnya siswa memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tanpa harus merasa jenuh setelah mengikuti jam wajib belajar dalam rung kelas saja. 6.
Service (layanan), Pembelajaran konvensional sudah baik namun masih kurang maksimal. Guru yang sewaktu-waktu memiliki kepentingan mendadak dan tidak dapat mengajar membuat informasi yang didapat akan cenderung seadanya dan tidak maksimal. Dengan sistem pendamping ini diharapkan proses belajar siswa mampu tetap stabil ketika terjadi hal-hal yang demikian.
5
3.2
Analisis Kebutuhan Sistem
3.2.1
Kebutuhan Fungsional (Functional requirement) Jenis kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan
oleh sistem. Kebutuhan fungsional juga berisi informasi-informasi apa saja yang harus ada dan dihasilkan sistem.
3.2.2
Kebutuhan Nonfungsional (Nonfunctional Requirements) Kebutuhan ini adalah tipe kebutuhan yang berisi property perilaku yang dimiliki
oleh sistem. 1. Operasional a. Digunakan pada sistem operasi Microsoft Windows b. Adobe Dreamweaver CS3. c.
XAMPP-win32-1.6.7 yang meliputi Apache 2.2, PHP versi 5.1.1, MySQL 5.0.51b, dan phpMyAdmin 2.11.7.
2. Keamanan a. Sistem aplikasinya dilengkapi password b. Semua password telah terenkripsi c.
Pada halaman admin, untuk mengakses link melalui proses login yang legal sehingga tidak diijinkan mengakses link tanpa melalui tahapan yang benar.
d. Admin dan User yang akan melakukan login harus menggunakan akun yang telah terdaftar baru dapat mendapat hak akses ke dalam halaman masing-masing.
3.3
Analisis Kebutuhan Studi Kelayakan
3.3.1
Kelayakan Sistem Studi kelayakan adalah suatu studi yang akan digunakan untuk menentukan
apakan proyek pengembangan sistem layak dipakai atau tidak. Ada empat kelayakan yang dapat dipertimbangkan : 1. Kelayakan Teknis (Technical Feasibility) Menentukan kelayakan teknis pada pembuatan sistem informasi elearning dapat dilihat dari : Tabel 3.2 Kelayakan Teknis No 1. 2.
Pertimbangan Ketersediaan teknologi dipasaran Kemudahan pengoperasian
6
Penilaian Kelayakan Mudah Mudah
2. Kelayakan Operasi (Operation Feasibility) Kelayakan operasi berarti menganalisis apakah sistem mampu di implementasikan. Tabel 3.3 Kelayakan Operasi No. 1 2
3
4 5
Pertimbangan Kemampuan personil Kemampuan sistem untuk melakukan prosedur Kemampuan sistem penyediaan informasi Efisiensi dari system Keamanan data
Penilaian Kelayakan Baik Baik
Baik
Baik Baik
3. Kelayakan Hukum (Low Feasibility) Kelayakan hukum dapat dilihat dari perangkat lunak (software) yang digunakan untuk mendukung pembuatan aplikasi, software yang dipakai original software atau perangkat lunak yang digunakan asli atau legal dengan lisensi yang dilindungi oleh undang-undang. Sistem yang akan diterapkan melanggar hukum atau tidak. Misalnya dari situs ini tidak memuat hal yang melanggar hukum seperti pornografi, SARA, dan lain-lain.
3.4
Perancangan Sistem Perancangan yang
akan
di
buat meliputi
perancangan sistem,
perancangan database dan perancangan Interface antar muka.
3.4.1
Pemodelan Proses Pemodelan proses dilakukan untuk menggambarkan bagaimana sistem informasi
ini berjalan. Mengilustrasikan aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan bagaimana data berpindah di antara aktivitas ini. Pemodelan proses ini digunakan untuk mempermudah dalam menyusun sistem secara keseluruhan. pemodelan proses tersebut digambarkan dalam Flowchart dan Data Flow Diagram (DFD). Pemodelan ini dugunakan untuk mempermudah dalam menyusun sistem secara keseluruhan.
7
3.4.2
Flowchart yang diusulkan
Gambar 3.1 Flowchart Sistem
8
3.4.3
DFD (Data Flow Diagram)
Gambar 3.2 Context Diagram
3.4.4
Relasi Antar Tabel
Gambar 3.5 Relasi Antar Tabel
9
4.
IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
4.1
Implementasi Tahap
implementasi
sistem
(system
implementation)
adalah
tahap
meletakkan sistem supaya siap dioperasikan. (Jogiyanto, 1990). Tahap awal dari tahapan implementasi yaitu
tahap instalasi software yang akan digunakan agar
sistem informasi ini dapat dijalankan. 4.2
Pembahasan Manual Program
4.2.1
Halaman sebelum login Halaman index digunakan untuk login dengan kategori guru dan siswa. Pada
halaman index terdapat beberapa menu yaitu menu homepage, guru, siswa, kelas, maple, dan karya ilmiah.
Gambar 4.1 Halaman Sebelum Login 4.2.2
Halaman login guru Halaman login guru dapat menampilkan beberapa menu yaitu menu homepage,
edit profil, menu guru, melihat siswa, per-kelas kelas, melihat menu maple, upload materi, upload dan download karya ilmiah, membuat kuis, dan melihat nilai kuis.
Gambar 4.2 Halaman login guru
10
4.2.3
Halaman Buat Kuis Guru Pada halaman ini guru dapat membuat memilih kelas sesuai dengan kelas mana
guru mengajar dan memilih maple kuis yang akan di inputkan, serta waktu pengerjaan kuis.
Gambar 4.3 Halaman Buat Kuis (1)
Gambar 4.4 Halaman Buat Kuis (2)
11
4.2.4
Halaman Login Siswa Pada halaman login siswa siswa dapat edit profil,melihat menu guru, menu
siswa, menu maple, materi yang di upload oleh guru, men-download karya ilmiah dan mengerjakan kuis.
Gambar 4.5 Halaman Login Siswa
4.2.5
Halaman Kuis Siswa Pada Halaman kuis, siswa dapat klik tombol mulai untuk dapat mengerjakan kuis
yang telah di upload oleh guru sesuai dengan ketentuan waktu yang telah tercantum pada halaman kuis tersebut.
Gambar 4.6 Halaman Kuis Siswa
12
5.
PENUTUP
5.1
Kesimpulan Hasil pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, skripsi dengan judul
“ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI E-LEARNING PADA SISWA (Studi Kasus : R-SMA-BI KESATRIAN 1 SEMARANG)” secara umum dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan analisis PIECES dapat dideskripsikan sistem informasi e-learning ini mampu memberikan informasi yang tepat, cepat dan akurat sehingga kedepannya diharapkan mampu menjadi sistem pendamping proses belajar mengajar dimana dan kapan saja yang juga memiliki kelebihan : a. Guru dapat memberikan kuis pada siswa dengan waktu yang dapat di tentukan sendiri oleh guru. b. Nilai secara otomatis tercantum pada daftar nilai setelah siswa selesai mengerjakan kuis. 2. Pemodelan sistem pada perancangan web e-learning ini menggunakan Flowchart dan DFD karena memiliki rancang bangun yang terstruktur. Namun pada web ini masih terdapat beberapa kekurangan seperti : a. Soal kuis hanya berbentuk benar salah dan belum mampu random. b. Belum menggunakan paging sehingga, apabila inputan data terlalu banyak maka web halaman browser akan terlalu panjang ke bawah. 5.2
Saran Diharapkan untuk kedepannya sistem informasi e-learning ini masih dapat
dikembangkan lagi, sehingga dapat menghasilkan sistem yang baik dan mampu meningkatkan mutu dan kualitas sekolah dan mampu melengkapi kekurangan sistem elearning ini menjadi lebih komplek hingga terlihat rapi. Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan. Penulis berharap penggunaan sistem informasi e-leaning ini bermanfaat bagi penguna.
13
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta Offset.
Andi
James A. O’Brien (2007:45) Management Information Systems - 10th edition.Palgrave, Basingstoke Jogiyanto HM. 1999. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Apliklasi Bisnis. Yogyakarta : Andi Offset. Koran, Jaya Kumar C. 2002. Aplikasi E-Learning dalam Pengajaran dan Pembelajaran di Sekolah Malaysia. Lukito E. Nugroho. Slide Presentasi Electronic Learning : Concept and Development. Departemen of Electrical Engineering. Gajah Mada University. O'Brien, J A. (2003). Introduction to information systems: essentials for the e-business enterprise. McGraw-Hill, Boston, MA. Raymound, MeLeod.Jr (1995), Sistem informasi manajemen Jilid I, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta : Salemba Empat. Rosenberg, Marc J. (2001), e-Learning; Strategies for Delivering Knowledge in the Digital. New York: McGraw Hill. _____________. Modul E-commerce : Mengenal Sintaks PHP. Yogyakarta __________, 1995, Looking Inside for Competitive Advantage, Academy of Management Executive, Vol.9, No.3, pp.59-60.
14