EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA GUDANG MUNISI KALIBER KECIL PT. PINDAD (PERSERO) THE EVALUATION OF RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION ON SMALL CALIBER MUNITIONS STORAGE OF PT. PINDAD (PERSERO) Afrini Nurul Afifah1 Universitas Pertahanan (
[email protected]) Abstrak ‒ Kejadian kebakaran dan ledakan pada fasilitas penyimpanan munisi telah terjadi beberapa kali di Indonesia dengan penyebab dasar ketidaksesuaian penerapan manajemen risiko kebakaran dan ledakan dengan standar yang berlaku, seperti yang dikeluarkan oleh National Fire Protection Agency (NFPA). Penelitian dilakukan untuk melihat kesesuaian penerapan manajemen risiko pada gudang munisi kaliber kecil milik PT. Pindad (Persero) dengan standar yang dikeluarkan oleh NFPA. Analisa dilakukan dengan mengkaji penerapan manajemen risiko kebakaran dan ledakan secara umum sesuai dengan NFPA 550; Guide to Fire Safety Concept serta evaluasi menggunakan metode campuran yang menggabungkan analisa kuantitatif berdasarkan the fire safety evaluation system (FSES) pada 12 parameter keselamatan NFPA 101 : Life Safety Code, yaitu konstruksi bangunan, pemisahan bahaya, bukaan vertikal, sprinkler, alarm, pendeteksi api, interior finish, pengendali asap, akses keluar, jalur evakuasi, kompartemen, dan program tanggap darurat, serta analisa kualitatif melalui wawancara dan data sekunder. Penerapan manajemen risiko kebakaran dan ledakan pada gudang telah memenuhi unsur kontrol proses pembakaran dan pemadaman kebakaran secara manual, akan tetapi belum memenuhi unsur kontrol kebakaran melalui konstruksi dan pemadaman kebakaran otomatis. Penilaian dengan metode FSES menunjukkan hasil yang berada di bawah standar pada ketiga penilaian, yaitu kontrol penyebaran api (-7,5 standar -1), sistem jalan keluar (-1,5 standar 0), serta keselamatan kebakaran dan ledakan umum (-2 standar -1). Kesimpulan menunjukkan bahwa penerapan manajemen risiko kebakaran dan ledakan pada gudang munisi kaliber kecil milik PT. Pindad (Persero) belum memenuhi standar NFPA 101 : Life Safety Code dan NFPA 495 : Explosives Material Codes. Kata kunci : manajemen risiko, kebakaran, ledakan, munisi, FSES Abstract ‒ Fire and Explosion at Munitions Sites had happened multiple times in Indonesia which caused by improper practice of fire and explosion risk management. This research evaluate the implementation of fire and explosion risk management at small caliber munitions storage, which is one of PT. Pindad (Persero)’s facility, using National Fire Protection Agency (NFPA)’s standards. The analysis which includes both quantitative analysis based on the fire safety evaluation system (FSES) and qualitative method, is used to interpret the information according to NFPA 101: Life Safety Code’s 12 safety parameters: building construction, vertical opening, sprinkler, fire alarm, fire detector, interior finish, smoke control, exit access, evacuation route, compartment, and emergency program. The result shows that the fire and explosion risk management, have covered some of the NFPA’s fire and explosion risk management such as and control of the fire process and manual fire extinction but it is not yet covering fire control using construction and automatic fire extinction. Analysis using FSES shows that all of the evaluated items are below the NFPA’s standard; fire control 1
Afrini Nurul Afifah, S.KM, pendidikan S1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta telah menempuh pendidikan Magister prodi Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan
Evaluasi Penerapan Manajemen Resiko Pada Gudang Munisi Kaliber … | Afrini Nurul Afifah | 1
(-7,5 from -1), means of egress (-1,5 from 0), and general fire and explosion safety (-2 from -1). The final result shows that the implementation of fire and explosion risk management on munitions storage of PT. Pindad (Persero) is not yet corresponding to the NFPA’s standards; NFPA: 101: Life Safety Code and NFPA 495: Explosives Material Codes. Key words : risk management, fire, explosion, munitions, FSES
Pendahuluan
U
appraisal, risk management, dan safety
paya
pembangunan
kapabilitas
militer
perencanaan
and health3.
dalam
Terdapat isu yang terkait unsur
pertahanan
manajemen risiko dan kesehatan serta
negara tidak dapat lepas dari upaya
keselamatan
manajemen
satu
unplanned explosion at munitions sites
bentuk manajemen pertahanan adalah
(UEMS) yang mengancam keselamatan
Through
Management
jiwa bagi pekerja di wilayah penyimpanan
(TLCM) yang menurut National Audit
munisi serta masyarakat sekitarnya serta
Office2
sistem
infrastruktur. Kejadian UEMS4 pernah
yang
terjadi sebanyak tiga kali di Indonesia
menggunakan pendekatan terintegrasi
pada gudang munisi milik TNI pada tahun
dalam memanfaatkan seluruh komponen
1984, 2009, dan 2014 dengan jumlah
dari kapabilitas militer. Proses TLCM
korban
menerapkan pengelolaan pada setiap
sebanyak 215 orang. Kejadian ledakan
siklusnya atau yang dikenal sebagai siklus
lainnya juga pernah terjadi pada fasilitas
CADMID; konsep (concept), penilaian
produksi detonator milik PT. Pindad
(assessment),
(Persero) pada tahun 2010 dengan korban
pertahanan.
Life
Capability
merupakan
manajemen
Salah
suatu
menyeluruh
demonstrasi
(demonstration),
produksi
terbesar
yaitu
pada
kejadian
tahun
1984
sebanyak dua orang.
(manufacturing), penggunaan (in-service), dan penghancuran (disposal). Terdapat
kerja,
Industri
pertahanan
memegang
peranan yang besar dalam pembangunan
beberapa kompetensi atau kemampuan yang dibutuhkan dalam rangka menjamin
3
keberhasilan seluruh siklus TLCM, yaitu 4
accounting, 2
assurance,
investment
National Audit Office, Through Life Management. Report Number: HC 698, 2003, The Stationery Office, London, UK.
Rahmadi, Haryo dan Young, Stuart, Defense Acquisition and Project Management, 2016, In Class Lecture Small Arms Survey, Unplanned Explosions at Munitions Sites (UEMS) ‘Excess Stockpiles as Liabilities rather than Assets’, 2014, Graduate Institute of International Studies: Geneva, Switzerland
2 | Jurnal Prodi Manajemen Pertahanan | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
kapabilitas pertahanan, terkait dengan
kecil PT. Pindad (Persero) sebagai salah
fungsinya sebagai penyedia barang dan
satu industri pertahanan dengan risiko
jasa yang dibutuhkan bagi angkatan
kebakaran dan ledakan yang cukup besar
bersenjata
dalam
perlu dilakukan dalam rangka menjamin
melakukan fungsi pertahanan. Berbeda
kesesuaian penerapan program dengan
dengan industri pada umumnya, risiko
standar internasional NFPA, khususnya
yang ada pada industri pertahanan lebih
NFPA 101; Life Safety Code5 dan NFPA 495;
besar terkait dengan proses produksi,
Explosives Material Codes6 yang terkait
salah satu risiko dalam bentuk ancaman
dengan sistem keselamatan penyimpanan
(threat ) yang cukup besar adalah risiko
pada infrastruktur fasilitas penyimpanan
kebakaran dan ledakan. Risiko kebakaran
munisi.
sebuah
negara
dan ledakan pada industri pertahanan lebih besar daripada industri lainnya terkait
dengan
penggunaan
bahan
peledak serta bahan kimia sensitif lainnya dalam produksi munisi yang mudah meledak serta menimbulkan api. Kunci dari pencegahan akan timbulnya kejadian UEMS
adalah
dengan
menerapkan
keselamatan kerja (safety), khususnya melalui manajemen risiko kebakaran dan ledakan. Penerapan manajemen risiko kebakaran
dan
ledakan
sebaiknya
dilakukan dengan mengacu pada suatu standar tertentu agar valid dan reliable, misalnya standar yang dikeluarkan dari National Fire Protection Agency (NFPA) yang sering digunakan sebagai acuan pada
tingkat
internasional.
Evaluasi
terhadap penerapan program manajemen risiko
kebakaran
dan
ledakan
pada
gudang munisi, khususnya munisi kaliber
Metodologi Penelitian ini menggabungkan antara metode kuantitatif dari metode evaluasi the fire safety evaluation system (FSES) dan
metode
kualitatif
berdasarkan
wawancara serta data sekunder terkait penerapan manajemen risiko kebakaran dan ledakan pada gudang munisi. Teori dan konsep dasar manajemen risiko kebakaran
yang
digunakan
pada
penelitian ini mengacu pada metode yang dikeluarkan oleh National Fire Protection Agency (NFPA) yang terwujud pada NFPA 101: Life Safety Code dan NFPA 495: Explosives Materials Codes Unsur
metode
kuantitatif pada
penelitian ini berdasarkan konsep FSES
5
NFPA, Life Safety Code, 2015, NFPA: Batterymarch Park 6 NFPA, Explosives Material Codes, 2013, NFPA: Batterymarch Park
Evaluasi Penerapan Manajemen Resiko Pada Gudang Munisi Kaliber … | Afrini Nurul Afifah | 3
yang
berfokus
kebakaran melalui
pada
pada
manajemen
dari pengumpulan data menggunakan
kebakaran
metode kualitatif menggunakan interview
kontrol
konstruksi
dan
pemadaman
pada
narasumber
yang
memahami
kebakaran khususnya yang berfungsi
mengenai penerapan manajemen risiko
secara otomatis. Terdapat 12 parameter
kebakaran dan ledakan pada PT. Pindad
terkait
(Persero).
keselamatan
kebakaran
dan
Selain
data
melalui
primer
yang
observasi
dan
ledakan berdasarkan NFPA 101; Life Safety
dikumpulkan
Code yaitu: (1) konstruksi bangunan, (2)
interview, peneliti juga menggunakan
pemisahan bahaya, (3) bukaan vertikal,
data
(4) sprinkler, (5) alarm kebakaran, (6)
penelitian
pendeteksi api, (7) interior finish, (8)
perusahaan
pengendali asap, (9) akses keluar, (10)
manajemen risiko kebakaran dan ledakan
jalur evakuasi, (11) kompartemen, dan (12)
khususnya pada gudang munisi.
sekunder
yang
lainnya
berasal
serta
terkait
dari
dokumen penerapan
pelatihan tanggap darurat. Observasi
Penelitian dilakukan pada gudang
langsung pada gudang Munisi Kaliber
Munisi Kaliber Kecil (MKK) pada Unit
Kecil dilakukan pada ke-12 parameter
Metalik Divisi Munisi PT. Pindad (Persero).
tersebut dan kemudian dinilai dengan
Observasi dilakukan untuk memperoleh
menggunakan
data mengenai penerapan manajemen
perangkat
lunak
computerized fire safety evaluation system
risiko
(CFSES) yang disertai dengan judgement
gudang
berdasarkan
Explosives
parameter yang keselamatan dari NFPA
Material Codes untuk menilai performa
101; Life Safety Code. Data-data juga
manajemen kebakaran dan ledakan pada
dikumpulkan melalui interview dengan
gudang munisi kaliber kecil berdasarkan
karyawan PT. Pindad (Persero) yang
tiga
memahami
indicator
NFPA
495;
utama,
yaitu
kontrol
kebakaran MKK
dan
ledakan
berdasarkan
mengenai
pada ke-12
penerapan
penyebaran api, sistem jalan keluar, dan
manajemen risiko kebakaran dan ledakan
keselamatan kebakaran serta ledakan
khususnya
umum.
Narasumber penelitian ini masing-masing
Penilaian terhadap unsur kuantitatif
bekerja
pada
pada
gudang
Sub
Departemen
yang berlandaskan pada konsep FSES
Keselamatan,
Kesehatan
dilakukan
Lingkungan
Hidup
dengan
turut
mempertimbangkan data yang didapat
MKK.
Kerja,
(K3LH),
dan Sub
Departemen Pemadam Kebakaran dan
4 | Jurnal Prodi Manajemen Pertahanan | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
Rescue serta Sub Departemen Gudang
akhir terhadap risiko kebakaran dan
dan Distribusi.
ledakan pada gudang MKK sebesar 10 yang berada pada area matriks yang
Hasil dan Pembahasan 1. Penerapan Kebakaran
Manajemen dan
Risiko
Ledakan
Gudang
Munisi Kaliber Kecil (MKK) PT. Pindad (Persero) Peneliti melakukan tahapan kedua pada manajemen risiko, yaitu penilain risiko
dengan
menggunakan
matriks
risiko semi kuantitatif. Penilaian yang didapat pada matriks risiko didapat bahwa
likelihood
dari
terjadinya
kebakaran dan ledakan khususnya pada gudang munisi kaliber kecil (MKK) ini pada angka dua (2) karena selama ini belum pernah ada kejadian kebakaran dan ledakan yang besar, namun besarnya risiko kebakaran dan ledakan dari munisi masih signifikan. Variabel kedua adalah tingkat keparahan atau severity dari kejadian kebakaran dan ledakan, karena kebakaran dan ledakan pada gudang MKK dapat menyebabkan korban jiwa (fatality) serta kerusakan pada
fasilitas milik
perusahaan maka penilaian terhadap dampak yang ditimbulkan berada pada nilai lima (5) atau sangat besar, kedua variable tersebut menghasilkan penilaian
berwarna kuning. Sesuai dengan teori manajemen risiko dari Furness & Muckett (2007), ketika didapatkan pada Matriks Risiko bahwa risiko yang dinilai berada pada area kuning, ini berarti bahwa risiko harus segera ditangani dengan tindakan yang sesuai dengan kondisi yang berlaku. Penilaian pada matriks risiko dapat dilihat pada Gambar 1. Berbagai
penanggulangan
risiko
telah dijalankan dalam upaya manajemen risiko
kebakaran
dan
ledakan
pada
gudang MKK, sebagai berikut: 1) Mengurangi kemungkinan munculnya api
dengan
menghilangkan
atau
mengeliminasi penggunaan listrik pada gudang MKK. 2) Menerapkan peraturan penyimpanan MKK seperti (a) tiap kotak MKK ditumpuk
maksimum
sebanyak
delapan tumpukan serta (b) menjaga suhu dan kelembaban udara MKK bergantung dari jenisnya, misalnya untuk
jenis
MU5
Tajam
suhu
maksimum 100C dengan kelembaban 72%
Evaluasi Penerapan Manajemen Resiko Pada Gudang Munisi Kaliber … | Afrini Nurul Afifah | 5
Gambar 1. Matriks Risiko Kebakaran dan Ledakan Gudang MKK Sumber: Modifikasi Penulis
3) Menyediakan alat pemadam api yang mudah dijangkau dan digunakan pada
standar SMK3 OHSAS 18001. 5) Memberikan
pelatihan
tanggap
instalasi bangunan gudang berupa
darurat kebakaran dan ledakan bagi
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
karyawan.
jenis foam dan powder. 4) Menyediakan
petugas
Berdasarkan penjelasan tersebut, pemadam
penulis dapat menggambarkan upaya
kebakaran (Damkar) dari perusaan
pengendalian
yang berjaga selama 24 jam serta
ledakan pada PT. Pindad (Persero)
memiliki
menggunakan prinsip hierarki kontrol
pelatihan
dan
sertifikasi
pemadaman kebakaran sesuai dengan
risiko
kebakaran
dan
dari NIOSH7 berikut:
Gambar 2. Hierarki Kontrol Kebakaran dan Ledakan Gudang MKK Sumber: NIOSH 2016 dengan Modifikasi Penulis
7
The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), Hierarchy of Control, 2016,
diakses 10 Oktober 2016
6 | Jurnal Prodi Manajemen Pertahanan | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
Pengendalian yang telah dilakukan PT. Pindad (Persero) berfokus pada dua bagian
yaitu
eliminasi
menggunakan sistem sprinkler.
kontrol
Sesuai dengan konsep manajemen
administrasi. Dapat dilihat pada Gambar
kebakaran dari NPFA 550: Guide to the
2 bahwa pada hierarki kontrol, semakin
Fire Concept Tree8, terdapat tiga fokus
kebawah kontrol yang dilakukan maka
utama
hasilnya semakin kurang efektif namun
kebakaran dan ledakan yaitu: (1) kontrol
mudah untuk dilakukan. Pembatasan
proses
penggunaan listrik pada gudang MKK
bahan bakar dan kontrol sifat fisik serta
termasuk pada hierarki kontrol yang
kimia lingkungan, (2) kontrol kebakaran
paling
melalui
tinggi
Pengendalian
dan
dan sistem pemadaman api otomatis
yaitu yang
eliminasi.
manajemen
pembakaran
konstruksi
melalui
dengan
risiko
kontrol
kontrol
minim
pergerakan api serta melalui stabilitas
dilakukan oleh pihak manajemen adalah
struktur bangunan, dan (3) pemadaman
pada engineering control, yaitu modifikasi
kebakaran melalui pemadaman otomatis
bangunan dan peralatan sesuai dengan
menggunakan sistem pendeteksi api
standar keselamatan yang diperlukan
serta pemadam kebakaran dan sistem
pada
pemadaman
gudang
paling
dalam
MKK.
Kondisi
fisik
kebakaran
manual.
bangunan gudang MKK dapat dikatakan
Penerapan manajemen risiko kebakaran
kurang sesuai untuk digunakan sebagai
dan ledakan yang telah dilakukan oleh
tempat penyimpanan munisi. Walaupun
PT. Pindad (Persero) untuk gudang MKK
gudang dibangun dengan konstruksi
baru mencakup unsur (1) dan sebagian
beton bertulang yang tahan api, tetapi
unsur (3) pada pemadaman kebakaran
kondisi permukaan dinding dan lantai
manual. Pada unsur kontrol proses
gudang banyak yang rusak. Hal ini
pembakaran,
memperbesar
api
penggunaan listrik pada gudang serta
akibat gesekan dengan permukaan yang
upaya menjaga suhu serta temperatur
tidak rata. Selain itu hal yang menjadi
maksimum yang sesuai dengan kondisi
perhatian adalah ketiadaan beberapa
munisi merupakan langkah yang baik dan
fasilitas pemadam kebakaran otomatis
dapat mengurangi munculnya sumber
seperti
api. Proses pemadaman kebakaran pada
risiko
sistem
munculnya
pendeteksi
api
upaya
pembatasan
menggunakan smoke atau heat detector 8
NFPA, NFPA 550; Guide to the Fire Safety Concept Tree, 2012, NFPA: Batterymarch Park
Evaluasi Penerapan Manajemen Resiko Pada Gudang Munisi Kaliber … | Afrini Nurul Afifah | 7
gudang MKK masih tergolong pada
mendapatkan
pemadaman
dengan
penyimpanan munisi bersifat sementara
menggunakan APAR dan pemadaman
namun gudang MKK selalu dalam kondisi
menggunakan air yang berasal dari
menyimpan munisi sehingga hampir
hydrant.
tidak
manual
pernah
bahwa
kosong.
walaupun
Ini
berarti
Unsur (2) yaitu kontrol kebakaran
walaupun munisi yang disimpan per-
melalui konstruksi yang juga termasuk
batch tidak dalam durasi yang lama
pada
belum
tetapi sirkulasi produksi dan pengiriman
dilakukan dengan baik pada gudang
MKK menyebabkan gudang tidak pernah
MKK. Tidak adanya kompartementasi
kosong dari munisi, sehingga keberadaan
yang baik di dalam gudang dapat
sistem pemadam kebakaran otomatis
menyebabkan
seharusnya disediakan oleh manajemen
cepat.
engineering
control
penyebaran
Kontrol
api
stabilitas
lebih
struktur
untuk
deteksi
serta
pemadaman
bangunan juga belum dicapai, atap
kebakaran dini dengan respons yang
bangunan juga terbuat dari baja dimana
cepat.
bahan tersebut dapat runtuh ketika terjadi kebakaran, selain itu ruang kerja petugas di dalam gudang tidak dibuat tahan
api
dan
peluru
sehingga
membahayakan pekerja yang berada di dalamnya. Unsur (3) pada pemadaman kebakaran
secara
otomatis
belum
diterapkan hingga ke gudang MKK. Sistem pendeteksi api dan sprinkler di Divisi Munisi dipasang pada wilayah tertentu seperti Unit Munisi Kaliber Berat, Unit Piroteknik, dan produksi MKK, sedangkan gudang MKK sendiri dirasa belum membutuhkan pemadaman kebakaran otomatis karena menurut narasumber munisi yang disimpan hanya bersifat
sementara.
Peneliti
2. Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko Kebakaran dan Ledakan Pada Gudang MKK Menggunakan Computerized Fire Safety Evaluation System (CFSES). Gudang munisi kaliber kecil (MKK) milik Divisi Munisi PT. Pindad (Persero) Turen merupakan bangunan yang hanya terdiri dari satu lantai. Bangunan gudang didirikan pada tahun 1953 dan pada awalnya memiliki fungsi sebagai tempat produksi
peluru
untuk
berburu,
fungsinya kemudian berubah dan hingga saat
ini digunakan sebagai tempat
penyimpanan
MKK
sebelum
didistribusikan kepada pemesan. Luas
8 | Jurnal Prodi Manajemen Pertahanan | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
total gudang adalah 2000 m2 (21528 ft2)
terbuat
dengan tinggi 9 m (29,5 ft). Penghuni
kombinasi dari beton dan baja, material
tetap bangunan adalah petugas yang
atap terbuat dari baja, dan lantai terbuat
bekerja di bagian Sub Departemen
dari
Gudang dan Distribusi yang berjumlah
mengklasifikasikan
tiga orang.
sebagai material konstruksi Tipe I atau
Pada
penilaian
dari
beton
beton.
bertulang
22010
NFPA beton
atau
bertulang
menggunakan
fire resistant yang mampu menahan api
perangkat lunak CFSES, hal pertama yang
pada durasi 1,5 – 4 jam tanpa kegagalan
dilakukan
struktural. Tetapi bangunan gudang MKK
adalah
menentukan
nilai
standar minimum yang harus dicapai
tidak
dengan memasukkan data mengenai
konstruksi Tipe I karena adanya jendela
karakteristik umum bangunan. Gudang
yang mengelilingi bagian dinding atas
MKK yang berada pada Divisi Munisi PT.
bangunan sebagai sumber pencahayaan
Pindad
alami dan terbuat dari kaca, dimana kaca
(Persero)
termasuk
pada
dapat
dikategorikan
bangunan berlantai satu dengan tinggi
dikategorikan
kurang dari 75 ft dan diklasifikasikan
combustible. Selain itu atap gudang MKK
pada jenis bangunan lama. Berdasarkan
juga terbuat dari baja yang termasuk
data-data tersebut maka nilai yang
pada Tipe II atau non-combustible karena
didapat
baja
untuk
standar
minimum
akan
dalam
material
pada
mengalami
non-
kegagalan
penilaian manajemen risiko kebakaran
struktural ketika suhu mencapai 6000C,
dan ledakan adalah: kontrol penyebaran
maka secara keseluruhan tipe konstruksi
api dengan nilai (‒1), sistem jalan keluar
bangunan gudang MKK adalah Tipe II
dengan
(222) yang mampu menahan api selama 1
nilai
(0),
dan
keselamatan
kebakaran dan ledakan umum dengan
– 2 jam.
nilai (‒1).
Berdasarkan NFPA 495: Explosives
a. Parameter 1: Konstruksi Bangunan Berdasarkan data yang diperoleh dari dokumen
Rencana
Pengelolaan
Lingkungan PT. Pindad (Persero)9 (1996), struktur dinding bangunan gudang MKK 9
PT. Pindad (Persero), Studi Evaluasi Lingkungan, 1992, Turen: Malang
Material Codes, jenis gudang Munisi Kaliber Kecil ini adalah gudang munisi Tipe
1
yang
memiliki
kriteria
(a)
permanen, (b) tahan peluru, (c) aman dari tindak pencurian, (d) tahan cuaca, 10
NFPA 220 ‘Standard on Types of Building Construction’. 2015, NFPA: Batterymarch Park
Evaluasi Penerapan Manajemen Resiko Pada Gudang Munisi Kaliber … | Afrini Nurul Afifah | 9
dan (e) memiliki sistem ventilasi. Dari
ditumpuk
kelima
kriteria
tersebut
bangunan
combustible.
gudang
munisi
memenuhi
keempat
diantaranya,
dengan
kriteria
tahan
yang Peluru
sifatnya
adalah
sendiri
sifatnya
relatif stabil, apabila tidak ada kondisi ekstrem peluru tidak akan meledak
peluru yang tidak terpenuhi. Selain itu
dengan
apabila merujuk pada peraturan yang
penyimpanan peluru sendiri terbuat dari
dikeluarkan dari Department of the
plastik
Army11,
munisi
combustible sehingga apabila terjadi
seharusnya dibatasi dengan tanggul
kebakaran dapat memicu pemanasan
tanah untuk memberikan perlindungan
suhu peluru dalam kotak dan pada
lebih saat terjadi kebakaran atau ledakan
akhirnya menimbulkan ledakan. Sistem
sehingga efeknya tidak sampai pada area
keluar pada bangunan munisi tidak
lainnya. Gudang MKK yang berada pada
terpisah secara dari sumber bahaya.
Hall A sendiri terletak pada wilayah Unit
Letak tumpukan munisi dan tumpukan
Metalik yang dekat dengan kompleks
kayu berada di depan ruang pekerja,
perkantoran
tanggul
sehingga apabila terjadi insiden pada
tanah, bahkan letaknya berdempetan
kedua sumber bahaya tersebut, pekerja
dengan Hall B tempat pelabelan peti
yang melakukan evakuasi akan melewati
untuk mengemas munisi. Berdasarkan
area berbahaya. Hal ini diperburuk
pada
pertimbangan-pertimbangan
dengan tidak adanya sistem sprinkler
tersebut maka nilai untuk parameter
yang dapat memberikan perlindungan
konstruksi Gudang MKK milik PT. Pindad
ketika
(Persero) turun menjadi negatif satu atau
Berdasarkan
(-1).
maka penilaian pada parameter ini
b. Parameter 2 : Pemisahan Bahaya
mendapat nilai terendah yaitu negatif
Gudang MKK memiliki dua wilayah
tujuh (-7) dengan double deficiency.
berbahaya dimana kotak munisi kaliber
c. Parameter 3 : Bukaan Vertikal
kecil ditumpuk serta wilayah dimana
Bentuk gudang munisi kaliber kecil pada
rangka
Hall A adalah bangunan berlantai satu,
bangunan
tanpa
kayu
gudang
dibatasi
untuk
pengemasan
untuk 11
Department of The Army, Ammunition and Explosives Safety Standards, 1999, Headquarters Department of the Army: Washington, DC
sendirinya,
yang
kotak
merupakan
pekerja
itu
namun
material
melakukan
evakuasi.
pertimbangan
tersebut
secara
otomatis
CFSES
memberikan penilaian pada parameter
10 | Jurnal Prodi Manajemen Pertahanan | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
bukaan vertikal dengan nilai nol (0)
ditempatkan
dengan kemampuan struktur atap baja
didistribusikan, kondisi gudang MKK
dalam menahan api selama 30 menit – 1
sendiri selalu diisi dengan munisi atau
jam dan atap yang tertutup.
hampir tidak pernah kosong. Sesuai
d. Parameter 4 : Sprinkler
dengan kondisi tersebut maka penilaian
Peneliti tidak menemukan keberadaan
pada parameter sprinkler di CFSES adalah
sprinkler pada fasilitas penyimpanan
mendapat nilai nol (0)
Munisi Kaliber Kecil. Pihak manajemen
e. Parameter 5 : Alarm Kebakaran
dari PT. Pindad (Persero) merasa gudang
Pada gudang MKK tidak terdapat alarm
MKK dinilai tidak perlu dilengkapi dengan
lokal, sehingga apabila terjadi keadaan
sprinkler karena penyimpanan munisi
bahaya
pada gudang ini sifatnya sementara,
berbunyi
maksimum
Sistem alarm yang diterapkan pada Divisi
satu
bulan
sebelum
didistribusikan kepada pemesan.
Munisi
pada
sementara
gudang
adalah
adalah
alarm
alarm
alarm
sebelum
yang
keseluruhan.
manual
yang
Pemahaman tersebut merupakan
dihidupkan oleh petugas, terdapat dua
hal yang kurang tepat, mengacu pada
jenis alarm yaitu sirine dan kentongan
NFPA 101 : Life Safety Code, NFPA 495 :
yang berada pada setiap pos penjagaan.
Explosives
dan
PT. Pindad (Persero) memiliki regu
Department of Army (1999), keberadaan
Damkar sendiri, sehingga ketika terjadi
sprinkler pada fasilitas penyimpanan
kebakaran dan alarm berbunyi, otomatis
munisi merupakan hal yang mutlak.
regu Damkar akan segera datang untuk
Kebakaran besar berawal dari api kecil
memadamkan api. Hal lainnya yang
yang
tidak
menjadi pertimbangan adalah ketiadaan
terdeteksi, sprinkler dilengkapi dengan
alat pendeteksi api serta alur penyalaan
alat deteksi yang secara otomatis pecah
alarm
saat alat pendeteksi asap atau panas dan
kewenangan untuk menyalakan alarm
dapat bekerja dalam hitungan detik.
yang berada di bagian pengamanan
Argumen lainnya bahwa munisi yang
(PAM), ketika terjadi kebakaran atau
disimpan
bersifat
ledakan pihak petugas gudang harus
sementara juga kurang tepat karena
menelpon bagian PAM terlebih dahulu
walaupun
baru alarm dinyalakan, hal tersebut
Material
tidak
Code,
tertangani
didalam
setiap
dan
gudang
kelompok
munisi
manual
yang
panjang,
Evaluasi Penerapan Manajemen Resiko Pada Gudang Munisi Kaliber … | Afrini Nurul Afifah | 11
membuat penilaian terhadap parameter
yang mudah dibersihkan. Berdasarkan
alarm kebakaran turun menjadi satu (1)
observasi
f. Parameter 6 : Pendeteksi Api
mendapatkan bahwa permukaan dinding
Tidak terdapat sistem pendeteksi api
langsung,
bangunan
banyak
peneliti
terdapat
retakan
seperti
dengan cat yang sudah mengelupas
sprinkler, keberadaan sistem pendeteksi
termakan usia. Beberapa permukaan
api pada Divisi Munisi hanya dipasang
lantai juga rusak sehingga permukaannya
pada unit tertentu yang dengan risiko
tidak rata, hal ini dapat berbahaya karena
kebakaran paling tinggi. Hal ini bertolak
di dalam gudang ini juga terdapat
belakang dengan standar yang dianut
kegiatan
oleh perusahaan yaitu SMK3 dari OHSAS
forklift
18001 yang mewajibkan pendeteksi asap
muncul api akibat gesekan saat proses
dipasang pada seluruh wilayah unit
transportasi. Karena itu berdasarkan
usaha dengan risiko kebakaran dan
pertimbangan tersebut, penilaian pada
ledakan. Ketiadaan sistem pendeteksi api
parameter interior finish disesuaikan
menyebabkan
menjadi nol (0).
pada
gudang
MKK,
nilai
sama
pada
parameter
transportasi sehingga
ada
menggunakan kemungkinan
sistem pendeteksi api menjadi nol (0).
h. Parameter 8 : Pengendali Asap
g. Parameter 7 : Interior Finish
Gudang MKK tidak memiliki ventilasi aktif
Material dinding dan lantai dari gudang
yang secara otomatis menyala ketika ada
MKK terbuat dari beton yang merupakan
kebakaran dan ledakan. Terdapat blower
material tahan api dengan flame spread
yang digunakan pada saat aktifitas biasa
<25 Btu/s dan tergolong pada Kelas A.
dan berfungsi untuk mengatur suhu dan
Atap bangunan serta pintu-pintu terbuat
kelembaban
dari baja dengan flame spread 5 Btu/s,
lainnya adalah ruangan pekerja memiliki
serta satu pintu loading yang terbuat dari
pintu yang tidak tahan asap serta
stainless steel dengan flame spread 0
memiliki jendela yang terbuat dari kaca
Btu/s dan tergolong pada Kelas A.
tanpa glazing sehingga rawan pecah
Menurut Department of the Army (1999)
ketika terjadi kebakaran yang disertai
seluruh permukaan bagian dalam dari
ledakan dan membuat asap dapat masuk
gudang munisi harus bebas dari celah
ke dalam ruang pekerja. Maka dari pada
ruangan.
dan retakan serta dicat dengan jenis cat
12 | Jurnal Prodi Manajemen Pertahanan | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
Pertimbangan
itu penilaian pada parameter kontrol
petugas gudang dapat menjadi salah
asap turun menjadi satu (1).
satu penghambat utama dalam proses
i. Parameter 9 : Akses Keluar
evakuasi, terutama apabila sampai terjadi
Akses keluar pada gudang MKK tidak
ledakan pada tumpukan munisi akibat
memiliki jalan buntu karena bentuk
pengaruh panas dari kebakaran. Maka
ruangan gudang MKK terbuka dan pintu
berdasarkan
utama serta pintu loading langsung
penilaian
menghubungkan antara bagian dalam
evakuasi diturunkan menjadi tiga (3).
ruangan dengan area bebas di luar
k. Parameter 11: Kompartemen
bangunan. Pintu keluar telah diberi
Pembagian ruangan pada bangunan
papan petunjuk bertuliskan “EXIT” serta
gudang MKK pada dasarnya terbagi
terdapat beberapa pintu keluar, jarak
menjadi dua, yaitu ruangan penyimpanan
tempuh terjauh dari pekerja yang berada
munisi kaliber kecil dan ruang kerja
pada ujung ruangan pada area tumpukan
petugas gudang. Karyawan yang bekerja
munisi menuju ke akses keluar melalui
di gudang MKK memiliki ruang kerja yang
pintu loading dan pintu utama adalah 25
berada di samping kanan pintu masuk
m (82 ft) sehingga penilaian pada
utama yang dilengkapi dengan pintu
parameter ini adalah satu (1).
serta jendela yang terbuat dari kaca.
j. Parameter 10 : Jalur Evakuasi
pertimbangan
terhadap
tersebut,
parameter
rute
Ruangan kerja terbuat dari material
Gudang MKK memiliki tiga pintu keluar,
masonry yang mampu menahan api
dan dua diantaranya dapat diakses
selama 1-2 jam. Pertimbangan lainnya
dengan mudah karena letaknya berada
terkait dengan sumber bahaya yang
pada satu area dengan ruang kerja
berasal dari tumpukan munisi terdapat
pegawai. Jenis rute evakuasi adalah
pada area gudang yang terbuka, tanpa
direct exits dimana penghuni langsung
dibatasi oleh dinding sehingga jika terjadi
berada di luar bangunan Hall A setelah
kebakaran dengan cepat api dapat
mengakses salah satu pintu keluar. Zona
mengelilingi ruang kerja dan mengepung
aman berada tidak jauh dari Hall A
karyawan tanpa akses keluar yang bisa
sehingga jarak tempuh menuju tempat
ditempuh. Berdasarkan pertimbangan
aman tidak jauh. Keberadaan tumpukan
ulang, maka nilai untuk parameter
munisi berada di depan ruangan kerja
kompartemen turun menjadi nol (0).
Evaluasi Penerapan Manajemen Resiko Pada Gudang Munisi Kaliber … | Afrini Nurul Afifah | 13
l. Parameter 12 : Program Tanggap Darurat
Penilaian akhir didapatkan bahwa Nilai
Pelatihan tanggap darurat pada PT.
Gudang MKK adalah negatif tujuh koma
Pindad (Persero) belum dilakukan secara
lima (-7,5) dari nilai standar minimum
teratur
telah
negatif satu (-1). Kemudian nilai evaluasi
memiliki kebijakan untuk melakukan
pada sistem jalan keluar didapatkan
pelatihan sebanyak dua kali dalam satu
sebesar negatif satu koma lima (-1,5) dari
tahun. Namun didapatkan keterangan
nilai standar minimum sebesar nol (0).
bahwa
keadaan
Terakhir pada kategori nilai keselamatan
darurat terakhir dilaksanakan pada tahun
umum, hasil evaluasi pada gudang MKK
2015
mendapatkan nilai negatif dua (-2) dari
walaupun
kegiatan
dan
perusahaan
pelatihan
sampai
saat
evaluasi kontrol penyebaran api pada
proses
pengambilan data belum ada jadwal
standar
pasti untuk pelatihan berikutnya. Maka
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
nilai untuk parameter program tanggap
disimpulkan
darurat turun menjadi nol (0).
penilaian kurang dari nilai standar yang
m. Nilai Evaluasi Akhir
ditetapkan, sehingga dapat disimpulkan
nilai
negatif
bahwa
satu
ketiga
(-1).
kategori
terhadap
bahwa penerapan manajemen risiko
manajemen risiko kebakaran dan ledakan
kebakaran dan ledakan pada gudang
pada gudang MKK didapat setelah
munisi kaliber kecil (MKK) milik PT.
semua
Pindad
Hasil
akhir
penilaian
parameter
penilaian
selesai
(Persero)
belum
memenuhi
dievaluasi. Menurut Watts Jr12 parameter
standar yang diterapkan oleh NFPA 101 :
konstruksi bangunan, sprinkler, jalan
Life Safety Code dan NFPA 495 :
keluar,
dan
Explosives Material Codes. Detail penilaian
kompartemen menyumbang 63% dari 94
dapat dilihat pada Gambar 3 berikut:
bukaan
vertikal
poin penilaian pada FSES, maka buruknya nilai pada salah satu atau beberapa dari kelima parameter tersebut akan sangat berpengaruh
12
terhadap
hasil
akhir.
Watts Jr, John M, Analysis of the NFPA Fire Safety Evaluation Systems for Business Occupancies, 1997, Fire Technology Journal Vol.33, 276 – 282
14 | Jurnal Prodi Manajemen Pertahanan | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
Gambar 3. Rincian Penilaian Evaluasi Manajemen Risiko Kebakaran dan Ledakan Gudang MKK PT. Pindad Sumber : Software CFSES (2017)
Simpulan Sesuai
b. Penerapan
dengan
kebakaran dan ledakan pada gudang
pembahasan serta teori dan konsep pada
munisi kaliber kecil (MKK) milik PT.
bab lainnya, maka dapat disimpulkan
Pindad (Persero) belum memenuhi
bahwa
standar NFPA 101: Life Safety Code dan
dari
analisis
risiko
dan
hasil
hasil
manajemen
penelitian
adalah
sebagai berikut: a. Penerapan
NFPA 495: Explosives Material Codes. manajemen
risiko
Evaluasi yang dilakukan pada 12
kebakaran dan ledakan pada gudang
parameter
munisi kaliber kecil
dan
mencakup
kontrol
pembakaran
dan
(MKK) telah proses pemadaman
keselamatan
ledakan
kebakaran
memberikan
hasil
penilaian masih berada di bawah standar
minimum
pada
penilaian;
ketiga
kebakaran secara manual, akan tetapi
indikator
kontrol
belum menerapkan kontrol kebakaran
penyebaran api, sistem jalar keluar,
melalui konstruksi dan pemadaman
dan keselamatan kebakaran umum.
kebakaran otomatis.
Evaluasi Penerapan Manajemen Resiko Pada Gudang Munisi Kaliber … | Afrini Nurul Afifah | 15
Saran
Munisi secara keseluruhan dan Gudang
Saran Teoritis
MKK khususnya. Peneliti juga telah
Berikut saran yang dapat diberikan
mengetahui
peneliti
pemindahan gudang munisi Hall A ke Hall
bagi
penelitian
selanjutnya
adanya
letaknya
rencana
khususnya yang terkait dengan tema
B
manajemen risiko kebakaran dan ledakan
disebelahnya, dengan kondisi Hall B yang
sebagai berikut:
tidak jauh berbeda dengan Hall A. Untuk
a. Penelitian selanjutnya menggunakan
itu terkait apakah rencana tersebut
metode lainnya yang memasukkan
kedepannya terwujud atau tidak, hal-hal
faktor pengaruh manajemen serta
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki
human error pada evaluasi manajemen
penerapan manajemen risiko kebakaran
risiko kebakaran dan ledakan.
dan ledakan pada Gudang MKK adalah:
b. Penelitian selanjutnya dilakukan pada
yang
akan
a. Memperbaiki
jenis bangunan gudang munisi yang
gudang
berbeda, seperti pada gudang munisi
memperbaiki
di
melakukan
bawah
tanah
atau
bangunan
MKK,
berada
kondisi
tepat
bangunan
khususnya
dengan
plester
dinding,
pengecatan
ulang
gudang penyimpanan munisi kaliber
menggunakan cat enamel yang tidak
berat.
mudah
c. Penelitian lainnya dapat berfokus
kotor,
serta
memperbaiki
kondisi lantai yang tidak rata untuk
pada peran dari pihak TNI sebagai
menurunkan
pengguna
gesekan yang dapat memicu api.
hasil
pertahanan
produksi dalam
industri menjaga
risiko
munculnya
b. Bagi ruangan gudang menjadi dua
standarisasi fasilitas yang digunakan
bagian;
pada
industri
dalam
penyimpanan munisi yang masing-
negeri
yang
rekanannya
masing dikelilingi oleh dinding untuk
pertahanan menjadi
tersebut.
menghindari
umum
kerja
dan
penyebaran
area
api,
melindungi pekerja dari ledakan, serta
Saran Praktis Secara
area
penulis
mendapatkan
bahwa perusahaan melalui manajemen telah melakukan upaya pengendalian risiko kebakaran dan ledakan pada Divisi
melindungi pekerja saat melakukan evakuasi. c. Ruangan kerja dibuat dari beton dengan
ketebalan
30
cm
untuk
membuat ruangan yang tahan peluru.
16 | Jurnal Prodi Manajemen Pertahanan | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
d. Lengkapi
sistem
pemadaman
dilakukan secara bergilir dan diberikan
kebakaran otomatis. Pasang sprinkler
pada departemen yang menempati
dan pendeteksi api pada gudang MKK.
urutan atas pada penilaian risiko
Tiap kelompok munisi yang disimpan
sehingga pelatihan tanggap darurat
memang sementara, tetapi sirkulasi
yang
produksi
memakan
dan
pengiriman
munisi
diberikan biaya
terfokus,
tidak
berlebihan,
dan
menyebabkan gudang munisi sendiri
dengan jumlah peserta yang lebih
hampir tidak pernah kosong dari
sedikit.
munisi sehingga hazard yang ada
g. Terkait rencana pemindahan gudang
selalu konstan. Pemasangan sprinkler
MKK ke Hall B, hal yang perlu
sesuai dengan rekomendasi NFPA 13
diperhatikan
(2016) untuk penyimpanan barang
dinding pemisah antara Hall B dengan
kelas IV yaitu sistem sprinkler mampu
Hall C agar menutup sepenuhnya. Hal
memancarkan
12,2
ini terkait besarnya risiko api yang
dalam
dapat merambat secara cepat dari Hall
mm/min
–
air 16,3
sebanyak mm/min
jangkauan 200m2 – 270m2.
MKK masih tergolong pasif, ini dapat ditingkatkan menjadi aktif dengan exhaust
meninggikan
C yang menjadi tempat produksi spare
e. Sistem kontrol asap pada gudang
memanfaatkan
adalah
fan
agar
part dan banyak melibatkan proses kerja menggunakan heat treatment. Hal lainnya yang perlu disampaikan adalah PT. Pindad (Persero) dapat
menyala ketika terjadi kebakaran.
melibatkan
Kontrol asap pada gudang munisi juga
Indonesia (TNI) sebagai pengguna hasil
diperluka untuk menghindari ledakan
produksi terbesar dalam hal pemenuhan
yang dipicu peningkatan tekanan
standar terkait bangunan gudang munisi,
ruangan akibat asap.
baik kaliber ringan maupun kaliber berat,
f. Hal yang bisa dilakukan agar pelatihan
dengan
pihak
meniru
Tentara
sistem
Nasional
kontrak
tetap dilakukan sesuai jadwal serta
contractor safety management system
tidak memakan banyak biaya adalah
(CSMS). Diharapkan tercipta standar
dengan melakukan prioritas pelatihan
yang sama antara sistem manajemen
berdasarkan penilaian risiko serta
risiko kebakaran dan ledakan pada
catatan kecelakaan kerja yang terjadi
pergudangan
pada setiap departemen. Pelatihan
perusahaan yang menjadi rekanannya,
TNI
dengan
seluruh
Evaluasi Penerapan Manajemen Resiko Pada Gudang Munisi Kaliber … | Afrini Nurul Afifah | 17
dalam hal ini khususnya PT. Pindad (Persero).
Daftar Pustaka Furness, Andrew dan Muckett, Martin. (2007). Introduction to Fire Safety Management. Elsevier Ltd: Oxford, United Kingdom Department of The Army. (1999). Ammunition and Explosives Safety Standards. Headquarters Department of the Army: Washington, DC National Audit Office (2003). Through Life Management. Report Number: HC 698, The Stationery Office, London, UK. NFPA. (2016). NFPA 13; Standard for the Installation of Sprinkler Systems. NFPA: Batterymarch Park
Project Management. In Class Lecture Small Arms Survey. (2014). Unplanned Explosions at Munitions Sites (UEMS) ‘Excess Stockpiles as Liabilities rather than Assets’. Graduate Institute of International Studies: Geneva, Switzerland The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH). (2016). Hierarchy of Control. Diakses 10 Oktober 2016 dari https://www.cdc.gov/niosh/topics /hierarchy/ Watts Jr, John M. (1997). Analysis of the NFPA Fire Safety Evaluation Systems for Business Occupancies. Fire Technology Journal Vol.33, 276 – 282 .
____. (2016). NFPA 72; National Fire Alarm and Signaling Code. NFPA: Batterymarch Park ____. (2016). NFPA 101A; Guide on Alternative Approaches to Life Safety. NFPA: Batterymarch Park ____. (2015). NFPA 220 ‘Standard on Types of Building Construction’. NFPA: Batterymarch Park ____.
(2013). NFPA 495; Materials Code. Batterymarch Park
Explosive NFPA:
____. (2012). NFPA 550; Guide to the Fire Safety Concept Tree. NFPA: Batterymarch Park PT. Pindad (Persero). (1992). Studi Evaluasi Lingkungan. Turen, Malang Rahmadi, Haryo dan Young, Stuart. (2016). Defense Acquisition and
18 | Jurnal Prodi Manajemen Pertahanan | April 2017 | Volume 3 Nomor 1