Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016
PENGEMBANGAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) CALON GURU KIMIA MENGGUNAKAN CONTENT REPRESENTATION (CoRe) FRAMEWORK dan PEDAGOGICAL AND PROFESSIONAL - EXPERIENCE REPERTOIRES (PaP-eRs) Pada PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA dan REAKSI REDUKSI-OKSIDASI (REDOKS) DEVELOPMENT PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) OF CHEMISTRY PRESERVICE TEACHER USING CONTENT REPRESENTATION (CoRe) FRAMEWORK AND PEDAGOGICAL AND PROFESSIONAL-EXPERIENCE REPERTOIRES (PaP-eRs) DESIGN ON BUFFER SOLUTION AND REDUCTION – OXIDATION REACTION Tritiyatma H1, Galuh Putri E.W1, Rahmi Hayatunnufus1, Maria Paristiowati1*, 1 Prodi Pendidikan Kimia UNJ, Jl. Pemuda No 10 Rawamangun, Jakarta 13220 email :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Pedagogical Content Knowledge (PCK) calon guru kimia menggunakan Content Representation (CoRe) Framework dan Pedagogical and ProfessionalExperience Repertoires (PaP-eRs) Design pada pembelajaran Larutan Penyangga dan Reaksi Reduksi-Oksidasi (Redoks). Calon guru masih belum memiliki pengalaman untuk melakukan pembelajaran di dalam kelas, hal ini yang menyebabkan PCK calon guru masih rendah dibandingkan dengan guru berpengalaman. Calon guru dapat berkolaborasi dengan guru berpengalaman menggunakan CoRe Framework dan PaP-eRs Design untuk meningkatkan PCK calon guru. Metode penelitian yang digunakan adalah Interpretive Research. Metode ini digunakan untuk menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru, lembar observasi guru, CoRe Framework guru, jurnal reflektif siswa, jurnal reflektif calon guru, dan rubrik PCK sebagai instrumen untuk mengukur pengembangan PCK calon guru. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 70 Jakarta, SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta, SMA Negeri 13 Jakarta, dan SMA Mahatma Gading Jakarta. Subjek penelitian adalah 4 orang guru kimia yang sudah berpengalaman mengajar lebih dari 10 tahun, calon guru, siswa kelas X dan XI MIPA. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran materi Larutan Penyangga memerlukan review materi Asam-Basa dan Kesetimbangan Kimia, sedangkan pada pembelajaran Reaksi Reduksi-Oksidasi (Redoks) memerlukan review materi Ikatan Kimia dan Struktur Atom. Calon guru dapat mengembangkan PCK dengan baik dilihat dari hasil rubrik PCK yang telah diobservasi oleh guru berpengalaman dan rekan calon guru. PCK calon guru akan semakin berkembang seiring dengan banyaknya pengalaman mengajar. Oleh karena itu, calon guru diharapkan untuk berkolaborasi dengan guru berpengalaman agar mendapatkan banyak informasi dan pengalaman mengajar. Kata kunci :
Pedagogical Content Knowledge (PCK), Content Representation (CoRe) Framework, Pedagogical and Professional-Experience Repertoires (PaP-eRs) Design, Larutan Penyangga, Reaksi Reduksi-Oksidasi (Redoks) ABSTRACT
This research aims to develop Pedagogical Content Knowledge (PCK) preservice chemistry teacher using Content Representation (CoRe) Framework and the Pedagogical and Professional-Experience repertoires (PaP-eRs) Design on Buffer Solution and Reduction-Oxidation Reaction. Preservice chemistry teachers still have low experience to do learning in the classroom. This causes the PCK of preservice chemistry teachers still low compared with experienced teachers. Preservice chemistry teachers can collaborate with experienced teachers using CoRe and PaP-eRs to improve the PCK B - 55
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016
preservice chemistry teachers. The method used in this research is Interpretive Research with Interpretivism Paradigm. This method is used to analyze the data obtained by the interviews with teachers, teacher observation sheet, Core Framework teacher, student reflective journals, reflective journals preservice chemistry teachers, and rubrics as an instrument for measuring the development of PCK. The study was conducted in SMA Negeri 70 Jakarta, Al-Azhar 3 Islamic School Jakarta, SMA Negeri 13 Jakarta, and Mahatma Gading Senior High School Jakarta. Subjects in this research were four experienced chemistry teacher, pre-service teacher, and students of class X and XI MIPA. Learning material buffer solution requires review of acid-base materials, and chemical equilibrium while learning material Reduction-Oxidation Reaction requires review of Chemical Bonding and Atomic Structure. The results showed that preservice chemistry teachers can develop PCK well. The results can be seen from the development of PCK through PCK rubric that has been observed by an experienced teacher and co-applicants. PCK preservice chemistry teachers will be growing along with the number of teaching experience. Therefore, preservice chemistry teachers are expected to collaborate with experienced teachers in order to get a lot of information and teaching experience. Keyword :
Pedagogical Content Knowledge (PCK), Content Representation (CoRe) Framework, Pedagogical and Professional-Experience Repertoires (PaP-eRs) Design, Buffer Solution, Reduction-Oxidation Reaction
2012) menyatakan bahwa CoRe adalah framework (lembar kerja) yang berisi uraian konsep-konsep penting dalam mengajarkan suatu topik tertentu. Sedangkan PaP-eRs adalah suatu akun narasi dari PCK seorang guru yang menekankan pada bagian-bagian atau aspek suatu materi pembelajaran yang akan disampaikan [5]. Penelitian ini difokuskan untuk mempelajari PCK guru berpengalaman menggunakan CoRe framework dan PaP-eRs Design kemudian dijadikan sebagai referensi bagi calon guru untuk mengembangkan PCK yang dimilikinya pada materi Larutan Penyangga dan Reaksi Redoks di beberapa SMA wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Utara. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diharapkan dapat memberikan manfaat berupa refleksi bagi guru kimia dan calon guru dalam meningkatkan kompetensinya. Dengan demikian, guru dan calon guru kimia (di Jakarta khususnya) dapat melakukan pengembangan terhadap PCKnya yang berdampak kepada peningkatan kualitas pembelajaran yang diberikan kepada siswa.
PENDAHULUAN Guru merupakan salah satu komponen utama bagi pembangunan suatu bangsa yang berkualitas. Hasil penelitian NRC (1996) menyebutkan bahwa hasil pembelajaran siswa dipengaruhi oleh cara guru mengajar [1]. Guru dalam proses pembelajaran harus mampu menguasai isi materi pembelajaran (Content) dan ilmu mengajar (Pedagogi) dengan baik. Pengetahuan konten dan pengetahuan pedagogi harus dipadukan dalam pembelajaran untuk menciptakan pengetahuan baru, yaitu Pedagogical Content Knowledge (PCK) [2]. PCK yang baik dapat membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan efektif. PCK tidak dapat dikembangkan dalam waktu yang singkat [3]. PCK dapat berkembang seiring berjalannya waktu melalui pengalaman proses pembelajaran. Umumnya, PCK calon guru lebih rendah (minim) dibandingkan guru berpengalaman [4]. Oleh karena itu diperlukan suatu pengembangan PCK agar PCK calon guru dapat meningkat. Pengembangan PCK dapat diaktualisasikan dengan menggunakan Content Representation (CoRe) Framework dan Pedagogical and Profesional-Experience Repertoires (PaP-eRs) design (Loughran,
METODE PENELITIAN
B - 56
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016
Metode penelitian yang digunakan adalah Interpretive Research dengan menggunakan paradigma penelitian Interpretivism Paradigm yang merupakan metode penelitian dengan sudut pandang subyek yang menjalani penelitian tersebut [6]. Metode dan paradigma penelitian ini digunakan untuk menganalisis pengembangan PCK calon guru melalui datadata yang diperoleh dari wawancara dengan guru, lembar observasi guru, CoRe Framework guru, jurnal reflektif siswa, jurnal reflektif calon guru, dan rubrik sebagai instrumen dalam mengukur pengembangan PCK. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 70 Jakarta, SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta, SMA Negeri 13 Jakarta, dan SMA Mahatma Gading Jakarta pada tahun ajaran 2015/2016 dengan subjek penelitian yaitu calon guru, empat orang guru kimia yang berpengalaman lebih dari sepuluh tahun, serta siswa kelas X dan XI MIPA. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan dari calon guru. Calon guru berperan sebagai instrumen pengumpul data penelitian yang utama, dibantu oleh partner calon guru yang berperan untuk melengkapi data hasil penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan tahapan: pengumpulan data, reduksi data, display data, serta verifikasi dan penegasan data. Untuk melakukan keabsahan data (Quality standard) menggunakan uji kredibilitas data atau kepercayaan dengan prolonged engagement, persistent observation, progressive subjectivity, dan member check.
CoRe framework merupakan uraian ide pokok berisi konsep-konsep berupa materi pada topik tertentu melalui delapan pertanyaan. Berikut delapan pertanyaan dalam CoRe framework adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Guru dalam mengajarkan siswa mengenai Ide Pokok yang dipilih. 2. Alasan Guru mengapa suatu ide pokok tertentu penting untuk diajarkan kepada siswa. 3. Materi yang tidak diberikan pada suatu Ide Pokok kepada siswa meskipun guru tersebut paham mengenai materi tersebut. 4. Kesulitan atau kendala Guru dalam mengajarkan Ide Pokok tertentu. 5. Apakah pemikiran siswa ikut mempengaruhi metode dan strategi mengajar guru di kelas. 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi cara mengajar guru. 7. Metode pembelajaran dan alasan menggunakan metode tersebut. 8. Cara spesifik yang dilakukan Guru untuk mengetahui pemahaman siswa pada Ide Pokok tertentu. Dua guru kimia memilih dan menetapkan ide-ide pokok materi Larutan Penyangga yang akan diajarkan kepada siswa berdasarkan silabus kurikulum 2013. Sedangkan dua guru kimia lainnya memilih dan menetapkan ide-ide pokok materi Reaksi Redoks yang akan diajarkan kepada siswa selain berdasarkan silabus kurikulum 2013 juga memertimbangkan pengalaman mengajar dan urutan tingkat materi. Berikut ide-ide pokok pada materi Larutan Penyangga dan Reaksi Redoks yang telah dipilih dan ditetapkan oleh guru kimia berpengalaman
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengunakan CoRe Framework dan PaP-eRs design. Penjelasan proses pembelajaran disajikan dalam bentuk PaP-eRs yang dibuat berdasarkan diskusi yang telah dilakukan terhadap ide-ide pokok materi Larutan Penyangga dan materi Reaksi Redoks dalam CoRe framework .
Tabel 1. Ide Pokok Guru Berpengalaman pada Materi Larutan Penyangga Nama Guru
B - 57
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016
Ide Pokok Ide Pokok 1 Ide Pokok 2 Ide Pokok 3
Bapak A.N Konsep Larutan Penyangga Perhitungan pH Larutan Penyangga Aplikasi Larutan Penyangga
demonstrasi, namun lebih dominan ceramah dan diskusi. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa guru kurang memanfaatkan media pembelajaran yang bervariasi. Dilihat dari segi kesiapan mengajar keempat guru kimia berpengalaman ini memiliki kesiapan mengajar yang baik. Pengalaman mengajar guru yang lebih dari 10 tahun berpengaruh terhadap kesiapan mengajar. Pengalaman mengajar merupakan salah satu indikator PCK guru. Dilihat pula dari segi waktu bahwa SMA Islam Al-Azhar 3 menerapkan sistem SKS sehingga membuat waktu pembelajaran berkurang. Begitu pula dengan SMA Negeri 70 yang memiliki kegiatan internal dari sekolahnya membuat waktu pembelajaran materi Larutan Penyangga menjadi berkurang. Pengalaman mengajar dan cara mengajar keempat guru kimia berpengalaman dapat dijadikan acuan oleh calon guru untuk mengembangkan PCK yang dimilikinya. Berdasarkan hasil CoRe framework serta wawancara dari guru kimia, maka calon guru membuat CoRe framework untuk mengembangkan PCKnya. Ide-ide pokok pada materi Larutan Penyangga dan Reaksi Redoks yang telah dipilih dan ditetapkan oleh calon guru disajikan dalam tabel 3 dan tabel 4.
Ibu W Konsep Larutan Penyangga Perhitungan pH Larutan Penyangga Aplikasi Larutan Penyangga
Tabel 2. Ide Pokok Guru Berpengalaman pada Materi Reaksi Redoks Ide Pokok
Nama Guru Ibu WP Ibu EB
Ide Pokok 1
Daftar kation dan anion
Ide Pokok 2
Perkembangan reaksi redoks
Ide Pokok 3
Konsep Biloks
Ide Pokok 4
Reaksi redoks/bukan redoks, Oksidator, Reduktor, dan Autoredoks Biloks dan Nama Senyawa
Ide Pokok 5
Perkembangan konsep oksidasi – reduksi Penentuan bilangan oksidasi (biloks) atom dalam molekul/ion Penentuan reaksi redoks, oksidator dan reduktor
Tabel 3. Ide Pokok Calon Guru Berpengalaman pada Materi Larutan Penyangga
Hasil observasi menunjukkan bahwa guru yang diamati sudah memiliki persiapan mengajar yang matang. Hal ini terlihat dari perangkat-perangkat pembelajaran yang disiapkan oleh guru, di antaranya Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan dalam pembelajaran dibuat sendiri oleh guru, selain itu latihan soal diberikan secara terstruktur. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan materi Larutan Penyangga dan Reaksi Redoks adalah diskusi informasi, ceramah, dan
Ide Pokok 1 Ide Pokok 2 Ide Pokok 3
B - 58
Ide Pokok Konsep Larutan Penyangga Perhitungan pH Larutan Penyangga Aplikasi Larutan Penyangga dalam Kehidupan sehari-hari
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016
Tabel 4. Ide Pokok Calon Guru pada Materi Reaksi Redoks
Walaupun materi kation dan anion tidak masuk pada kompetensi dasar yang terdapat dalam silabus kurikulum 2013, tetapi calon guru berpendapat bahwa dengan mempelajari tentang kation dan anion terlebih dahulu maka dapat mempermudah siswa dalam memahami materi reaksi redoks. Hal ini diketahui calon guru setelah berdiskusi dengan kedua guru berpengalaman. Oleh sebab itu calon guru mengawali pembelajaran ide pokok pertama dengan memberikan pemahaman kepada siswa mengenai kation dan anion. Pembelajaran pada ide pokok kation dan anion ini menggunakan metode diskusi kelompok kecil dan tutor sebaya. Calon guru di awal pembelajaran memberikan pre-test kepada siswa tentang klasifikasi unsur kation dan anion kemudian dilanjutkan dengan diskusi tutor sebaya dimana siswa dibagi menjadi kelompok kecil dan diminta untuk memahami klasifikasi unsur yang termasuk kation dan anion. Pada akhir pembelajaran, calon guru memberikan post test untuk mengetahui pemahaman siswa dalam pembelajaran tersebut. Dari uraian PaP-eRs calon guru, dapat diketahui dan dianalisis bagaimana PCK calon guru melalui rubrik PCK [7], jurnal reflektif observer, dan jurnal reflektif siswa. Shulman [8] mendeskripsikan pedagogical content knowledge (PCK) sebagai perpaduan dari isi, materi dan pengajaran, yaitu pemahaman tentang bagaimana topik-topik tertentu disusun, dipresentasikan, diajarkan, dan disesuaikan dengan ketertarikan dan kemampuan siswa yang beragam. Berdasarkan hasil observasi PaP-eRs menggunakan rubrik PCK terlihat adanya pengembangan PCK calon guru. Dimensi PCK dalam rubrik yang digunakan terdiri dari dimensi CK (Content Knowledge), CxK (Contextual Knowledge), dan PK (Pedagogical Knowledge). Dimensi CK menjelaskan tentang pemahaman konsep dan peran konsep dalam disiplin ilmu terkait untuk mengetahui ketepatan, interkoneksi, dan
Ide Pokok Ide Pokok 1 Ide Pokok 2 Ide Pokok 3 Ide Pokok 4 Ide Pokok 5
Daftar Kation dan Anion Konsep Reaksi Redoks Penentuan Biloks Unsur dalam Senyawa/Ion Penentuan Reaksi Redoks/Bukan Redoks dan Autoredoks Tatanama Senyawa
Hasil observasi selanjutnya adalah penjelasan proses pembelajaran yang disajikan dalam bentuk PaP-eRs. Berikut adalah salah satu contoh PaP-eRs pada materi Larutan Penyangga dengan ide pokok Konsep Larutan Penyangga. Calon guru memilih konsep Larutan Penyangga menjadi ide pokok yang pertama karena konsep merupakan suatu hal yang paling dasar untuk dipahami oleh siswa. Calon guru menjelaskan mengenai konsep Larutan Penyangga menggunakan media LKS yang dibuat sendiri dan power point serta menggunakan metode diskusi. Sebelum memulai pembelajaran tentang Larutan Penyangga, calon guru melakukan review tentang materi Asam Basa. Pembelajaran mengenai konsep Larutan Penyangga tidak dijelaskan menggunakan metode demonstrasi atau praktikum karena alat pH meternya bermasalah. Pada ide pokok ini calon guru mengarahkan siswa untuk dapat memahami pengertian Larutan Penyangga dan komponen penyusun Larutan Penyangga. Akhir pembelajaran, siswa dapat menyimpulkan tentang pengertian Larutan Penyangga dan komponen penyusun Larutan Penyangga. Selanjutnya untuk materi Reaksi Redoks, contoh salah satu PaP-eRs calon guru yaitu ide pokok materi kation dan anion. Menurut calon guru, pembelajaran mengenai reaksi redoks berkaitan erat dengan kation dan anion. B - 59
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016
Gambar 2. Grafik PCK Calon Guru pada Materi Redoks
contoh yang digunakan. Dimensi CK menurut Koehler dan Mishra [9] merupakan sebuah pengetahuan mengenai materi yang akan dipelajari atau diajarkan. Pengetahuan konten yang dimiliki guru sangat mempengaruhi proses pembelajaran yang dilakukan. Dimensi CxK untuk mengetahui bagaimana variasi pengajaran dapat berdampak pada pembelajaran siswa. Sedangkan dimensi PK menjelaskan hubungan antara tingkat pemahaman dengan strategi pembelajaran. Penilaian terhadap PCK calon guru dilakukan oleh guru berpengalaman dan observer. Skor PCK calon guru pada materi Larutan Penyangga mengalami peningkatan dari pertemuan pertama sampai ke empat, dapat dilihat pada grafik berikut. Sedangkan untuk materi Reaksi Redoks, calon guru mendapatkan skor PCK dari PaP-eRs pada pertemuan pertama masih di tingkat medium yaitu 16, pada PaP-eRs selanjutnya meningkat menjadi 23 dan terus meningkat sampai pertemuan kelima. Berikut adalah grafik PCK calon guru pada materi Larutan Penyangga dan Reaksi Redoks.
25 20 15 10 5 0
10 8 6
Observer
4
Guru Kimia
2 0 CK 1 CK 2 CK 3 CK 4 Gambar 3. Grafik PCK-CK Calon Guru pada Materi Larutan Penyanga
15 10 5 0 CK 1
CK 2
CK 3
CK 4
CK 5
Content Knowledge Gambar 4. Grafik PCK–CK Calon Guru pada Materi Reaksi Redoks
Grafik pada Gambar 3 dan 4 menunjukkan Content Knowledge calon guru mengalami penigkatan, baik pada materi Larutan Penyangga maupun Redoks. Meningkatnya content knowledge calon guru dapat terjadi karena calon guru mempunyai kesempatan untuk menyiapkan materi secara mendalam setelah berdiskusi dengan guru berpengalaman dan menganalisis materi dari sumber referensi. Sehingga rasional urutan penyampaian materi menjadi lebih mudah dipahami baik oleh calon guru maupun oleh siswa.
Observer Guru Kimia PCK PCK PCK PCK 1 2 3 4 Gambar 1. Grafik PCK Calon Guru pada Larutan Penyangga
30 20 10 0 PCK 1 PCK 2 PCK 3 PCK 4 PCK 5 Pedagogical Content Knowledge
B - 60
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016
3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
8 Observer 6 Observer
4
Guru Kimia
Guru Kimia 2
CxK CxK CxK CxK 1 2 3 4
0 PK 1 PK 2 PK 3 PK 4
Gambar 5. Grafik PCK-CxK Calon Guru pada Materi Larutan Penyangga
Gambar 7. Grafik PCK-PK Calon Guru pada Materi Larutan Penyangga
3 2 1
10 8
0 CxK 1 CxK 2 CxK 3 CxK 4 CxK 5
6 4
Contextual Knowledge
2 Gambar 6. Grafik PCK–CxK Calon Guru pada Materi Reaksi Redoks
0 PK 1
Grafik pada Gambar 5 dan 6 menunjukkan Contextual Knowledge calon guru mengalami perkembangan yang baik dari pertemuan pertama sampai terakhir pada kedua materi. Hal ini menunjukkan bahwa calon guru dapat menyampaikan materi dengan berbagai variasi metoda pengajaran yang berpengaruh terhadap suasana kondusif bagi pembelajaran siswa. Berbagai variasi yang dilakukan calon guru berdasarkan pada hasil pengatan dan diskusi dengan guru berpengalaman dan memertimbangkan karakteristik siswa di setiap kelas di samping analisis terhadap karakteristik materi yang akan diajarkan. Dengan demikian calon guru sudah belajar dan dapat menguhubungkan keterkaitan antara metode pengajaran, karakteristik materi dan karakteristik siswa, sehingga pembelajaran menjadi kondusif bagi siswa.
PK 2
PK 3
PK 4
PK 5
Pedagogical Knowledge Gambar 8. Grafik PCK–PK Calon Guru pada Materi Redoks
Gambar 7 dan 8 menunjukkan Pedagogical Knowledge calon guru yang mengalami perkembangan pada maeri Larutan Penyangga dan Redoks. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang pedagogy dari calon guru sudah cukup baik dalam mengajarkan kedua materi tersebut. Dari keempat grafik di atas, terlihat adanya perkembangan PCK calon guru dari pertemuan pertama samapai terakhir. Sehingga dapat dikatakan bahwa calon guru dalam mengajarkan materi Larutan Penyangga dan Reaksi Redoks, sudah memiliki pemahaman yang baik terhadap konten materi dan memiliki strategi mengajar yang sesuai untuk membelajarkan materi tersebut Kombinasi pemahaman terhadap konten dan pengetahuan pedagogis ini menjadi bekal bagi guru untuk melakukan pembelajaran dengan efektif yang B - 61
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016
akan berdampak positif bagi peningkatan pemahaman siswa.
4. Lee, E., Brown, M., Luft, J.A., & Roehrig, G. 2007. Assessing beginning secondary science teachers’ PCK: Pilot year results. School Science and Mathematics. 107(2): 418-426 5. Loughran, J., Berry, A., & Mulhall, P.
KESIMPULAN Penggunaan CoRe framework dan PaP-eRs design dalam pembelajaran sangat disarankan untuk pengembangan PCK calon guru. Calon guru dapat mengembangkan PCK yang dimilikinya melalui diskusi, wawancara dan kolaborasi dengan guru berpengalaman, menulis jurnal reflektif setelah melakukan pembelajaran, dan membuat CoRe framework sendiri serta melalui penilaian dengan rubrik PCK. CoRe framework dan PaP-eRs design dapat membuat calon guru lebih siap untuk mengajarkan suatu materi dari segi konten maupun cara mengajarkannya. Setelah melakukan pembelajaran calon guru disarankan untuk selalu merefleksikan proses pembelajaran yang telah berlangsung guna evaluasi untuk pembelajaran berikutnya.
(2012). Understanding and Developing Science Teachers' Pedagogical Content Knowledge. Netherlands: Sensepublishers 6. Schwandt, Thomas A. 2001. Dictionary of Qualitative Inquiry Second Edition. SAGE Publications,Inc. 7. Gardner, A., & Gess-Newsome, J. 2011. A PCK Rubric To Measure Teacher’s Knowledge of Inquiry-Based Instruction Using Three Data Sources. National Association for Research in Science Teaching.1-20 8. Shulman, L. S. 1986. Those Who Understand: Knowledge Growth in Teaching. Educational Researcher, 15(2), 4-14. 9. Koehler, M.J., & Mishra,P. 2006. What Happens When Teachers Design Educational Technology? The Development of Technological Pedagogical Content Knowledge. Journal of Educational Computing Research. 32(2): 131-152.
Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada Lembaga Penelitian UNJ yang telah memfasilitasi untuk mendapatkan dana penelitian Hibah Bersaing Kemenristekdikti selama dua tahun, 2015 dan 2016.
DAFTAR PUSTAKA 1. National Research Council (NRC). 1996. National Science Education Standard. Washington DC: National Academy Press. 2. Loughran, J., Berry, A., & Mulhall, P. 2012. Understanding and Developing Science teachers' pedagogical Content Knowledge. Netherlands: Sense Publishers 3. Nilson, P. (2008). Teaching for
Understanding: The complex nature of pedagogical content knowledge in preservice education. International Journal of Science Education. (30). 1281-1299
B - 62
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016
B - 63
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016
B - 64