PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-4 SMP NEGERI 32 PEKANBARU Dian Ramadhani Sa, Hj. Zetriuslitab, Abdurrahmanc a
Alumni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UIR email
[email protected] b.c Dosen Program Studi Pendidikan Matematika email
[email protected] email
[email protected] ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Quick On The Draw pada siswa kelas VII-4 SMP Negeri 32 Pekanbaru yang berjumlah 30 siswa dengan 19 orang siswa perempuan dan 11 orang siswa laki-laki. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik pengamatan dan tes. Lembar pengamatan akan dianalisis secara deskriptif kualititatif dan kuantitatif, sedangkan teknik tes akan dianalisis dengan analisis rata-rata, analisis ketuntasan hasil belajar siswa dan analisis daftar distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar matematika siswa kelas VII-4 SMP Negeri 32 Pekanbaru. Peningkatan proses pembelajaran dapat terlihat dari aktivitas dan interaksi siswa dalam kelompok sangat baik, siswa lebih aktif dan bersemangat dalam proses pembelajaran. Peningkatan hasil belajar matematika siswa terlihat dari jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan pada skor dasar yaitu 13 orang (43,33%) meningkat pada ulangan harian I menjadi 20 orang (66,67%) kemudian meningkat pada ulangan harian II menjadi 23 orang (76,67%). Begitu juga dengan rata-rata siswa di kelas tersebut juga meningkat yaitu 66,63 pada skor dasar, menjadi 71,98 pada ulangan harian I kemudian meningkat pada ulangan harian II menjadi 79,91. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik quick on the draw dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII.4 SMP Negeri 32 Pekanbaru tahun ajaran 2012/2013. Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, Quick On The Draw, Hasil Belajar Matematika.
yang dihadapi oleh siswa. Guru sebagai
Pendahuluan Seiring
dengan
perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), pendidikan saat ini didasarkan pada tingkat kualitas dan kemampuan para guru dalam menggunakan berbagai strategi, model, ataupun metode pembelajaran yang ada untuk menghadapi permasalahan
pendidik
yang
harus
mempersiapkan
pembelajaran yang dapat menumbuhkan cara berfikir siswa agar menjadi lebih kritis dan kreatif. Oleh karena itu guru harus memilih model dan strategi yang sesuai dengan materi yang disampaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No AKSIOMATIK 17
20 Tahun 2007 menjelaskan beberapa
dan perkembangan fisik serta psikologis
tujuan
peserta didik.
yang
hendak
pembelajaran
dicapai
dalam
matematika
dalam
Apabila
proses
pembelajaran
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
matematika terlaksana dengan baik, maka
perhatian, dan minat dalam mempelajari
diharapkan siswa akan mencapai hasil
matematika, serta sikap ulet dan percaya
belajar
diri dalam pemecahan masalah.
matematika
yang
baik.
yang
Hasil
belajar
diharapkan
setiap
Ketercapaian tujuan pembelajaran
sekolah adalah hasil belajar matematika
matematika tersebut dapat dilihat dari
yang mencapai ketuntasan. Ketuntasan
hasil belajar matematika yang dicapai
tersebut dapat dilihat dari skor hasil
siswa. Dengan demikian, keberhasilan
belajar siswa yang diperoleh setelah
siswa
mengikuti
mempelajari
terlepas
dari
matematika
proses
tidak
pembelajaran
proses
matematika.
pembelajaran
Siswa
dikatakan
tuntas
matematika di sekolah. Dalam proses
apabila skor hasil belajar matematika
pembelajaran di sekolah, peningkatan
siswa
hasil belajar
Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh
sangat diperlukan agar
diperoleh ketuntasan hasil belajar. Oleh
siswa
belajar yang dapat membantu dalam
penguasaan
matematika
Kriteria
Ketuntasan
sekolah.
karena itu, guru harus mampu menerapkan strategi
mencapai
Berdasarkan
hasil
wawancara
peneliti pada taggal 3 September 2012 dengan guru bidang studi matematika
dengan baik. Selain itu guru juga harus
kelas
mampu
diperoleh informasi sebagai berikut, guru
menciptakan
pembelajaran
yang
suasana menantang,
VII.4
pernah
SMPN
32
menggunakan
Pekanbaru
pembelajaran
menyenangkan dan menarik perhatian
berkelompok,
siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
digunakan pada saat siswa menyelesaikan
proses
soal-soal latihan, KKM yang ditetapkan
pembelajaran.
Hal
ini
sesuai
oleh
ayat 1 dimana proses pembelajaran itu
matematika adalah 72, penguasaan siswa
sebaiknya
terhadap
interaktif,
inspiratif,
secara
untuk
kelompok
dengan PP No.19 tahun 2005 pasal 19
diselenggarakan
sekolah
dimana
materi
mata
matematika
pelajaran
masih
menyenangkan,
tergolong rendah, terlihat dari rendahnya
menantang, memotivasi peserta didik
hasil belajar siswa ada ulangan harian
untuk berpatisipasi aktif serta memberikan
pada materi Bilangan Bulat dari 36 siswa
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatif
hanya 11 siswa yang tuntas atau 30,56%
dan mandiri sesuai dengan bakat, minat AKSIOMATIK 18
dan nilai rata-rata dari 36 siswa adalah
pembelajaran yang terpusat kepada guru
53,78.
menjadi terpusat pada siswa. Dengan Untuk meninjau keadaan lebih
demikian
peran
guru
lebih
bersifat
lanjut, peneliti melakuan observasi dikelas
membimbing,
VII-4 SMP Negeri 32, pada saat kegiatan
memfasilitasi bukan sebagai penyampai
awal
memberikan
informasi yang bersifat dominan. Salah
salam dan membuka pembelajaran dengan
satu upaya yang dapat dilakukan adalah
menyampaikan tujuan pembelajaran dan
dengan
apersepsi.
pembelajaran
pembelajaran
Pada
menjelaskan
guru
kegiatan
yang
kegiatan
dapat
mendorong
siswa menjadi lebih aktif, sehingga dapat
ceramah dan tanya jawab kemudian guru
meningkatkan komunikasi dan interaksi
memberikan beberapa contoh soal, setelah
sesama siswa atau siswa dengan guru.
itu
untuk
Salah satu pilihan untuk menjadikan siswa
guru
lebih aktif dalam proses pembelajaran
mencatat.
diberi
dengan
guru
menerapkan
dan
metode
siswa
materi
inti
mengarahkan,
kesempatan
Selanjutnya
memberikan
soal-soal
sebelum latihan
kepada
adalah
dengan
menerapkan
model
siswa, guru memanggil beberapa siswa
pembelajaran
untuk mengerjakan soal-soal di papan
pembelajaran kooperatif merupakan suatu
tulis. Di akhir pelajaran guru memberikan
model
tugas rumah (PR).
banyak keunggulan. Selain itu guru juga
Hasil observasi terhadap siswa,
harus
kooperatif.
pembelajaran
mampu
Model
yang
memiliki
menciptakan
menunjukkan bahwa siswa terlihat pasif
pembelajaran
ketika mengikuti pembelajaran hal ini
menyenangkan dan menarik perhatian
dikarenakan proses pembelajaran terpusat
siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
kepada guru. Pada saat guru memberikan
proses pembelajaran.
latihan terlihat bahwa tanpa disadari siswa suatu
membentuk
pelaksanaan
kecil
menantang,
Oleh karena itu, perlu diadakannya
dan tanpa instruksi dari guru, siswa kelompok-kelompok
yang
suasana
penerapan
yang
berbeda
model
dari
pembelajaran
dengan sendirinya dan menyelesaikan
kooperatif, salah satu caranya adalah
latihan secara bersama-sama. Ketika guru
mengkombinasikan
keluar dari kelas sebentar, ada beberapa
kooperatif dengan teknik atau metode lain
siswa
yang dianggap sesuai dan diharapkan
yang
berjalan-jalan
untuk
menduplikat jawaban temannya. Melihat peneliti
ingin
permasalahan memperbaiki
pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar siswa di
atas proses
khususnya
pada
mata
pelajaran
matematika. AKSIOMATIK 19
Salah satu teknik belajar yang
diharapkan pembelajaran matematika akan
dapat menciptakan suasana pembelajaran
menjadi
yang
meningkatkan hasil belajar matematika
menantang,
menyenangkan
dan
menarik perhatian siswa adalah Quick On
menyenangkan
dan
dapat
siswa.
The Draw. Teknik belajar dalam bentuk
Berdasarkan uraian yang telah
permainan seperti Quick On The Draw
dikemukakan di
selain dapat menciptakan susana yang
tertarik melakukan penelitian menerapkan
menyenangkan
model pembelajaran kooperatif
juga
akan
dapat
atas,
maka peneliti
dengan
merangsang kemampuan kognitif, afektif
teknik Quick On The Draw untuk
dan
meningkatkan hasil belajar matematika
psikomotor
siswa.
Pembelajaran
matematika dengan menerapkan Quick On
siswa kelas
The Draw, dimana soal-soal latihan dibuat
Pekanbaru, pada materi pokok Segi Empat
dalam satu set kartu petanyaan yang
pada tahun pelajaran 2012/2013.
diselesaikan
siswa
dalam
kelompok
VII.4 SMP
Masalah
dalam
penelitian
ini
adalah:
untuk adu kecepatan menyelesaikan satu
pembelajaran kooperatif dengan teknik
set kartu pertanyaan dengan tingkat
Quick On The Draw dapat memperbaiki
kesulitan soal yang berbeda-beda. Dengan
proses pembelajaran dan meningkatkan
menggunakan
pembelajaran
hasil belajar matematika siswa kelas VII.4
kooperatif siswa akan bekerja dalam
SMP Negeri 32 Pekanbaru 2012/2013
kelompok yang beranggotakan 4-6 orang.
pada materi pokok Segi Empat pada tahun
Penerapan
model
pembelajaran
bertujuan
memberi
siswa
model
pelajaran?
kooperatif dengan teknik Quick On The Draw
penerapan
32
(Ginnis, 2008: 163). Siswa ditantang
model
Apakah
Negeri
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran
dan
kesempatan seluas-luasnya untuk melatih
meningkatkan hasil belajar matematika
pengetahuan dan keterampilan dalam
siswa kelas VII.4 SMP
kelompoknya; (2) mempererat hubungan
Pekanbaru pada materi Segi Empat pada
kelompok
dengan
tahun
kekompakan
dalan
menciptakan kerja
tim
dan
pelajaran
Negeri 32
2012/2013
melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif
menjadikan siswa orang yang bertanggung
dengan teknik Quick On The Draw.
jawab dalam melakukan tugasnya. Melalui
Teknik Quick On The Draw
aktivitas dengan teknik
Quick On The
Quick On The Draw merupakan
menggunakan
sebuah aktivitas riset dengan insentif
model pembelajaran kooperatif, maka
bawaan untuk kerja tim dan kecepatan.
Draw
yang
diterapkan
AKSIOMATIK 20
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh
3. Beri tiap kelompok materi sumber yang
kegiatan ini adalah kemampuan berpikir,
terdiri dari jawaban untuk semua
kecerdasan
pertanyaan-satu copy tiap siswa.
emosional,
kemandirian,
saling ketergantungan, fun, multisensasi,
4. Pada saat guru mengatakan βmulaiβ
dan artikulasi. Untuk pengelolaan ruang
satu orang dari tiap kelompok berlari
kelas secara khusus tidak diperlukan.
ke
Aktivitas Quick On The Draw memiliki
pertanyaan pertama menurut warna
beberapa
kelompoknya dan membawa kembali
keungglan
seperti:
masing-
masing kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas lebih produktif dari pada menduplikat pengalaman
tugas, belajar
memberikan mandiri
dan
membantu siswa untuk membiasakan diri belajar
kepada
sumber
bukan
guru
(Ginnis, 2008: 163).
langkah-langkah
dalam
guru
untuk
mengambil
ke kelompok. 5. Dengan menggunakan materi sumber, kelompok
tersebut
mencari
dan
menulis jawaban di lembar kertas terpisah. 6. Setelah selesai, jawaban diberikan kepada
Lebih lanjut Ginnis (2008: 163) menjelaskan
meja
guru
dan
guru
langsung
memeriksa jawaban yang diberikan. Jika
jawaban
tersebut
kedua
dan
teknik Quick On The Draw ini yaitu:
lengkap,
1. Siapkan satu set kartu pertanyaan
tumpukan warna mereka diambil, dan
mengenai topik yang sedang dibahas.
begitu seterusnya. Jika ada jawaban
Buat cukup salinan agar tiap kelompok
yang kurang lengkap, guru menyuruh
punya sendiri. Tiap pertanyaan harus di
siswa tersebut kembali ke kelompok
kartu terpisah. Tiap set pertanyaan
dan mencoba lagi. Siswa yang menulis,
sebaiknya di kartu dengan warna yang
mengambil
berbeda. Letakkan set tersebut di atas
mengembalikan
meja guru, angka menghadap ke atas
bergantian. Kelompok yang pertama
dan angka nomor 1 diletakkan paling
kali dapat menjawab semua pertanyaan
atas.
dengan benar adalah kelompok yang
2. Bagi kelas kedalam kelompok bertiga
pertanyaan
benar
dari
pertanyaan
dan
jawaban
harus
menang.
atau dengan variasi lebih. Beri warna
7. Guru membahas pertanyaan yang tidak
untuk tiap kelompok sehingga mereka
dapat diselesaikan dan siswa membuat
dapat mengenali set pertanyaan mereka
catatan kecil.
di meja guru.
Metode Penelitian
AKSIOMATIK 21
Bentuk
penelitian
ini
adalah
nilai hasil belajar siswa, ketercapaian
penelitian tindakan kelas yang bertujuan
siswa terhadap KKM, dan distribusi
meningkatkan mutu pembelajaran. Hal ini
frekuensi yang diperoleh hasil belajar
sesuai dengan pendapat Suharsimi (2011:
siswa pada
3) bahwa βpenelitian tindakan kelas
dengan materi pokok segi empat setelah
merupakan suatu pencermatan terhadap
dilakuakannya
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
keberhasilan tindakan pada penelitian ini
yang sengaja dimunculkan dan terjadi
juga dapat dilihat dari peningkatan skor
dalam sebuah kelas secara bersamaβ.
atau persentase dari lembar pengamatan
Penelitian ini dibagi menjadi dua siklus
pada setiap pertemuan dalam dua siklus.
dengan masing-masing terbagi atas tiga pertemuan dan satu pertemuan untuk evaluasi. Setiap siklus terdiri dari 4 langkah yaitu:Tahap persiapan, tahap tindakan, tahap pengamatan, dan refleksi. Penelitian dilaksanakan di kelas VII-4
SMP
sebanyak
Negeri 30
32
siswa.
Pekanbaru Instrumen
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan lembar pengamatan. Teknik analisis data yang
mata pelajaran matematika
tindakan.
Selain
itu,
Analisis rata-rata, digunakan rumus: π₯Μ
=
β π₯π
(Sudjana,2002: 67)
π
Keterangan : π₯Μ
= Mean (rata-rata),
β π₯π = Jumlah seluruh skor, n
= Banyaknya subjek,
Analisis ketuntasan belajar, digunakan rumus: a. Ketuntasan belajar secara individual dengan rumus:
digunakan analisis data kualitataif dan analisis data kuantitatif. Analisis data kualitatif
dalam
penelitian
ini
yaitu
gambaran data tentang aktivitas guru dan siswa
selama
proses
Tujuannya
adalah
kesesuaian
antara
pelaksanaan
pembelajaran. untuk
melihat
perencanaan
tindakan.
Analisis
dan data
kuantitatif, Keberhasilan tindakan pada penelitian ini dilihat dari skor dasar, ulangan harian I dan ulangan harian II dianalisis untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dengan melihat
KI =
ππ ππ
ο΄ 100
(Sri, 2009:
5) Keterangan: KI
= Ketuntasan individu,
SS
= Skor siswa,
SM = Skor maksimal, b. Persentase ketuntasan secara klasikal dihitung dengan rumus: KK =
π½ππ π½π
ο΄ 100ο₯
(Sri, 2009: 5)
Keterangan:
rata-rata AKSIOMATIK 22
KK = Persentase ketuntasan kelasikal,
Angka 61% -80% = Kuat
JST = Jumlah siswa yang tuntas,
Angka 81% - 100%= Sangat kuat
JS = Jumlah siswa seluruhnya, Analisis distribusi frekuensi
Kriteria di atas dapat dimodifikasi sesuai
Data daftar distribusi frekuensi
dengan
kebutuhan
peneliti,
sehingga kriteria menjadi :
juga dapat disajikan dalam bentuk tabel
25% ο£ TAG/TAS οΌ 44%
: Kurang baik
atau diagram. Apabila jumlah siswa yang
44% ο£ TAG/TAS οΌ 63%
: Cukup baik
memproleh nilai rendah menurun pada
63% ο£ TAG/TAS οΌ 82%
: Baik
ulangan harian I dan ulangan harian II
82% ο£ TAG/TAS ο£ 100% :Sangat baik
dari skor dasar, dan jumlah siswa yang
Keterangan:
memperoleh nilai tinggi meningkat pada
TAG/TAS = Tingkat aktivitas
ulangan harian I dan ulangan harian II
guru/siswa.
dari skor dasar, dengan demikian dapat dikatakan hasil belajar siswa meningkat.
Hasil dan Pembahasan
Analis data aktivitas guru dan siswa, digunakan rumus: p=
π π
dan
pembahasan
pada
penelitian ini dilihat dari analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.
x 100 %
(Anas, 2012: 43)
sesuai dengan perencanaan, hal ini dapat
p
= angka persentase
f
= frekuensi yang sedang dicari persentasenya. = jumlah frekuensi/banyak individu. Dari rumus diatas dimodifikasi menjadi =
Persentase aktivitas G /Data S
Analisis data kualitatif pada siklus I dari hasil lembar pengamatan kegiatan belum
Keterangan:
N
Hasil
π πππ π¦πππ ππππππππβ πΊ / π π πππ ππππ πππ’π
x 100%
hasil lembar pengamatan
diolah dengan persentase dengan kriteria yang mengacu kepada Riduwan dan Sunarto (2012: 23) yaitu sebagai berikut: Angka 0% - 20% = Sangat lemah Angka 21% - 40% = Lemah Angka 41% - 60% = Cukup
dilihat dari aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran dari setiap pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua, guru kurang menjelaskan tahap-tahap mengerjakan LKS dan cara menggunakan alat bantu yang telah disiapkan, siswa masih belum fokus dan tidak serius mengikuti kegiatan pembelajaran dan belum
terjadi
diskusi
antar
anggota
kelompok, dalam kegiatan diskusi siswa yang berkemampuan tinggi cenderung mengerjakan sendiri-sendiri LKS nya, sedangkan siswa berkemampuan sedang AKSIOMATIK 23
dan rendah kelihatan bingung dalam
pembelajaran dan tidak ada lagi siswa
mengerjakan LKS. Guru tidak membahas
yang
soal-soal
pembelajaran berlangsung.
kartu
yang
tidak
dapat
bermain-main
saat
proses Ketertiban
diselesaikan oleh siswa, beberapa kegiatan
dalam melakukan kegiatan sudah terlihat
yang dilaksanakan oleh guru tidak sesuai
baik, aktifitas guru pada siklus kedua
dengan urutan pada RPP.
sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan
Pada pertemuan ketiga, aktivitas
pembelajaran, guru sudah dengan urutan
guru dan siswa dalam menerapkan model
yang benar dalam melaksanakan semua
pembelajaran
mengalami
kegiatan. Guru dan siswa tampak telah
kegiatan
terbiasa dengan proses pembelajaran
perbaikan,
ini
sudah
hampir
semua
dilakuan oleh guru dengan baik, begitu
yang
juga siswa. Namun disamping itu, masih
pembeajaran kooperatif dengan teknik
terdapat kekurangan yaitu motivasi yang
Quick On The Draw.
diberikan oleh guru kurang relevan dan guru
tidak
melakukan
menyimpulkan
pelajaran.
siswa,
masih
siswa
memperhatikan
guru,
kegiatan Dari
dilaksanakan
dengan
model
Evaluasi pada silus I dan II dapat dilihat dari penghargaan kelompok. Nilai
segi
perkembangan siswa siklus I dihitung
belum
fokus
berdasarkan selisih skor hasil belajar
pada
saat
ulangan sebelum tindakan dengan skor
pelaksanaan teknik Quick On The Draw
hasil
berlangsung ada siswa yang berjalan-
perkembangan siswa siklus II dihitung
jalan ke kelompok lain.
berdasarkan selisih skor hasil belajar UH
Pada siklus II dari hasil lembar
belajar
pada
UH
I.
Nilai
I dengan skor hasil belajar pada UH II.
pengamatan,kegiatan pembelajaran sudah
Adapun
berjalan dengan baik dan sesuai dengan
penghargaan kelompok yang diperoleh
perencanaan, hal ini dapat dilihat dari
siswa pada siklus I dan II dapat dilihat
aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan
pada Tabel 1.
pembelajaran dari setiap pertemuan.
Tabel 1. Nilai Perkembangan dan Penghargaan Kelompok pada Siklus I dan Siklus I
Pertemuan kelima, keenam dan
nilai
perkembangan
dan
ketujuh terlihat aktivitas guru dan siswa dalam menerapkan model pembelajaran ini sudah mengalami peningkatan, siswa sudah mengerti cara pengerjaan LKS dan siswa sudah aktif melakukan kegiatan diskusi. Siswa sudah mulai fokus pada AKSIOMATIK 24
% Jumlah siswa yang tuntas
43,33 % 66,67 % 76,67 %
Analisis Aktivitas Guru dan Siswa Untuk melihat terjadinya perbaikan pada proses pembelajaran juga dapat dilhat dari persentase aktivitas guru dan siswa pada setiap pertemuan seperti pada tabel Analisis data kuantatif, diperoleh dari:
berikut: Tabel 4. Persentase Aktivitas Guru dan Siswa
Analisis Rata-rata Berdasarkan hasil UH I, UH II dan skor dasar yang diperoleh siswa, peningkatan hasil belajar matematika siswa dapat juga dilihat menggunakan rata-rata. Adapun jumlah siswa yang tuntas dan rata-rata hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:
Data Hasil Pertemuan Aktivitas Guru dan 1 2 3 4 5 6 Siswa % Aktivitas 76,92 % 80,77% 88,46 % 94,23 % 96,15 % 98,08 % Guru % Aktivitas 61,54 % 71, 15% 76,92 % 86,54 % 92,30 % 98,08 % Siswa
KESIMPULAN Berdasarkan analisis data yang telah
Tabel 2. Rata-rata Hasil Belajar Siswa Hasil Belajar Matematika Siswa
Skor Dasar
UH I
UH II
Rata-rata
66,63
71,98
79,91
dilakukan, bahwa
maka
dapat
penerapan
disimpulkan pembelajaran
kooperatif dengan teknik Quick On The Draw dapat memperbaiki proses dan
Analisis Ketuntasan Belajar Matematika Analisis dilakukan
ketuntasan untuk
belajar
melihat
siswa
persentase
ketuntasan belajar siswa pada skor dasar,
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII-4 SMP Negeri 32 Pekanbaru pada materi pokok bangun datar segi empat.
ulangan harian I, dan ulangan harian II. Adapun jumlah siswa yang tuntas dan persentase ketuntasanya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Siswa yang Tuntas Pada Skor Dasar, Ulangan Harian I dan Ulangan Harian II Hasil Belajar Skor Matematika Siswa Dasar Jumlah siswa 13 yang tuntas
UH I
UH II
20
23
DAFTR PUSTAKA Anas Sudijono. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. BSNP.
2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. AKSIOMATIK 25
Ginis, Paul. 2008. Trik da Taktik Mengajar. Jakarta: PT. Indeks. Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Ridwan dan Sunarto. 2012. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: ALFABET
Sri Rezeki. 2009. Analisis Data Dalam Penelitian Tindakan Kelas, Makalah disajikan dalam seminar pendidikan matematika guru SD/SMP/SMA se-Riau 2009, HIMATIKA, PKM Universitas Islam Riau. Pekanbaru: 7 November 2009. Sudjana.
2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Suharsimi
Arikunto.dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
AKSIOMATIK 26