e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Tahun 2014)
PENERAPAN METODE SUGESTI BERBANTUAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X.1 DI SMA NEGERI 2 BANJAR I Gede Yogi Eriawan, I Wayan Rasna, I Nyoman Merdhana Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan hasil belajar siswa dalam menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode sugesti berbantuan media komik di kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar, (2) kiat-kiat guru dalam mengimplementasikan langkah-langkah pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode sugesti berbantuan media komik pada siswa kelas X.1 di SMA Negeri 2 Banjar, (3) aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode sugesti berbantuan media komik di kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar, dan (4) respons siswa terhadap penerapan metode sugesti berbantuan media komik dalam pembelajaran menulis paragraf narasi di kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan melalui dua siklus dan berlatar di kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X.1 di SMA Negeri 2 Banjar yang berjumlah 32 orang, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini ada dua. Pertama, objek yang mencerminkan proses yaitu kiat guru dalam mengimplementasikan langkah-langkah pembelajaran, aktivitas siswa, dan respons siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menerapkan metode sugesti berbantuan media komik. Kedua, objek yang mencerminkan produk yaitu hasil belajar berupa peningkatan hasil belajar siswa kelas X.1 di SMA Negeri 2 Banjar dalam pembelajaran menulis paragraf narasi. Data hasil belajar siswa dalam menulis paragraf narasi dikumpulkan dengan metode tes yang dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif, data kiat-kiat guru dikumpulkan dengan metode observasi dan wawancara yang dianalisis dengan metode deskripstif kualitatif, data aktifitas siswa dikumpulkan dengan metode observasi yang dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif, dan data respons siswa dikumpulkan dengan metode kuesioner yang dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penerapan metode sugesti berbantuan media komik dapat meningkatkan hasil belajar menulis paragraf narasi siswa, hal ini ditandai dengan perolehan skor rata-rata menulis paragraf narasi siswa 74,90 pada siklus I menjadi 81,28 pada siklus II, (2) guru menggunakan kiatkiat pembelajaran yang tepat dalam mengimplementasikan langkah-langkah pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menerapkan metode sugesti berbantuan media komik, (3) aktivitas siswa berubah ke arah yang positif dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menerapkan metode sugesti berbantuan media komik, dan (4) menumbuhkan respons siswa yang sangat positif dalam pembelajaran menulis paragraf narasi. Kata kunci : metode sugesti, media komik, aktivitas, hasil belajar, menulis narasi. Abstract The objective of this study is to find out: (1) the improvement of students’ narrative paragraph writing activities and achievement of class X.1 in SMA Negeri 2 Banjar, (2) the teacher’s strategies in implementing the procedure of writing narrrative paragraph by using suggestion method assisted with comic media to the students of class X.1 in SMA Negeri 2 Banjar, (3) the students’ actitivies in writing narrative paragraph by using suggestion method assisted with comic media in class X.1 in SMA Negeri 2 Banjar, and (4) the students’ responds toward the implementation of suggestion method 1
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Tahun 2014) assisted with comic media in narrative paragraph writing in class X.1 in SMA Negeri 2 Banjar. This study is a classroom based action research which was implented in two cycles. The subject in this study was the students in class X.1 SMA Negeri 2 Banjar which involved 32 students. Meanwhile, there were two objects in this study. The first obeject reflected the process involving the teacher’s strategies in implementing the teaching procedure, the students’ activities, and the students’ responds toward the implementation of suggestion method assisted with comic media in narrative paragraph writing. The second object reflected the product which involved the students’ learning achievement in the form of their improvement in narrative paragraph writing achievement. The data were collected through test and analyzed by using descriptive quantitative and qualitative analysis. The data in the form of the teacher’s strategies in teaching were obtained through observation and interview, and the data about students’ activities were obtained through observation. Both data were analyzed by using descriptive qualitative analysis. Meanwhile, the data in the form of students’ response were obtained through questionnaire and analyzed quantitatively. The result of this research showed that (1) the implementation of suggestion method assisted with comic media is able to improve the students’ narrative paragraph writing achievement improve the students’ narrative paragraph writing achievement, in which the students’ mean score improved from 74,90 in first cycle into 81,28 in second cycle, (2) make the teachers applied appropriate strategies in implementing suggestion method assisted with comic media to the students, (3) student activity changed in a positive direction in teaching writing narrative paragraph by implementation of suggestion method assisted with comic media, and (4) create positive responds from the students in writing narrative paragraphs. Key words: suggestion method, comic media, activities, students’ achievement, narrative writing.
PENDAHULUAN Dalam proses belajar mengajar ada banyak faktor yang memengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran, di antaranya pendidik, peserta didik, lingkungan, metode serta media pembelajaran. Dari beberapa faktor tersebut, metode adalah salah satu faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Metode sangat berpengaruh besar dalam kegiatan belajar mengajar, apabila guru memilih metode yang tepat dalam pembelajaran, maka hasilnya pun akan berdampak pada mutu pendidikan yang baik, namun jika metode yang dipakai guru tidak baik atau tidak tepat dalam pembelajaran, maka hasilnya pun akan berakibat pada mutu pembelajaran yang tidak baik pula. Oleh karena itu, metode sangat berperan penting dalam dunia pendidikan karena metode merupakan pondasi awal untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dan asas keberhasilan sebuah pembelajaran. Salah satu metode yang dapat dipilih untuk diterapkan dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran menulis narasi adalah metode sugesti. Metode sugesti merupakan metode pembelajaran menulis yang bertujuan untuk merangsang imajinasi siswa agar selalu aktif mencari ideide yang akan ditulis dan juga metode ini dapat menarik perhatian siswa agar tidak
cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran. Imajinasi adalah sendi utama dalam menulis narasi, tanpa imajinasi maka penulis akan kesulitan untuk membangun sebuah alam fiktif dalam menulis narasi. Imajinasi menjadi sangatlah penting posisinya karena dengan daya imajinasi, tulisan-tulisan yang diciptakan akan terasa lebih hidup dan tidak kaku. Selain itu, tanpa berimajinasi akan menyebabkan pengarang diam di tempat, tidak tahu cara bagaimana menumpahkan ide yang berjejal di benak (Hariadi, 2004:15). Oleh karena itulah, metode sugesti adalah salah satu metode yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaraan menulis, khususnya menulis narasi karena metode ini dapat merangsang imajinasi siswa. Keraf (2004:126) menyatakan bahwa metode sugesti adalah suatu metode yang berusaha membujuk atau mempengaruhi orang lain untuk menerima suatu keyakinan atau pendirian tertentu tanpa memberi suatu dasar kepercayaan yang logis pada orang yang ingin dipengaruhi. Selain itu, Tarigan (1991:95) menyatakan bahwa metode sugesti merupakan suatu metode yang melibatkan pengisian/pemuatan bank-bank memori dengan memori-memori atau ingatan-ingatan yang diinginkan dan yang memberi kemudahan. Sejalan dengan pandangan tersebut, Petrus (2005:3) menjelaskan bahwa pada prinsipnya metode sugesti adalah metode pembelajaran menulis dengan cara memberikan sugesti 2
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Tahun 2014)
lewat lagu, gambar, video, dan sebagainya untuk merangsang imajinasi siswa. Artinya, pembelajaran menulis dengan menggunakan metode sugesti dapat membangkitkan imajinasi siswa agar selalu aktif membayangkan dan menciptakan ideide tentang sesuatu sesuai dengan media yang dipilih baik media lagu, gambar, video, dan sebagainya. Selain itu, berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk menerapkan metode sugesti dalam pembelajaran menulis dibutuhkan sebuah media pembelajaran seperti lagu, video, gambar, dan sebagainya agar penerapan metode ini dapat berjalan dengan efektif. Dalam dunia pengajaran, media ini berupa peralatan yang digunakan untuk membantu atau mempermudah proses pembelajaran. Hal itu tampak dalam pendapat Briggs (dalam Sadiman, dkk., 2003: 6) yang menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Media dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Selain itu, media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya (Sudjana dan Rivai, 2001:2). Sesuai dengan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa media berfungsi sebagai penyalur pesan, meningkatkan hasil belajar, meningkatkan efektivitas komunikasi, dan interaksi dalam proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran menulis khususnya menulis paragraf narasi, media yang dipilih harus mampu mengarahkan siswa untuk menulis paragraf narasi dengan cara-cara yang relative mudah dan juga pemilihan media harus dapat mendukung metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran menulis paragraf narasi, dan juga media yang paling dekat dengan siswa atau hal-hal yang bersentuhan langsung dengan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Media yang sesuai dengan hal tersebut adalah media komik. Sudjana dan Rivai (2001:64) menyatakan bahwa komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan
memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca. Lebih lanjut, Sudjana dan Rivai (2001:68) mengungkapkan bahwa penggunaan komik dalam pengajaran sebaiknya dipadu dengan metode mengajar, sehingga komik akan dapat menjadi alat pengajaran yang efektif. Sesuai dengan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa komik merupakan suatu rangkaian gambar yang terpisah, tetapi saling berkaitan membentuk suatu cerita disertai dengan teks sebagai penjelas gambar. Gambar-gambar yang terdapat pada komik tersebut juga berfungsi untuk merangsang imajinasi siswa untuk selalu aktif membayangkan dan menciptakan ide-ide yang dapat dikembangkan menjadi paragraf narasi, sehingga media komik ini sesuai dengan karangteristik metode sugesti atau dengan kata lain media komik dapat mendukung penerapan metode sugesti untuk meningkatkan keterampilan menulis khususnya menulis paragraf narasi. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, seperti yang telah kita ketahui siswa dituntut untuk mampu menguasai komponen keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut, menulis adalah salah satu keterampilan yang sangat penting dikuasai oleh siswa khususnya dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah. Hal ini disebabkan oleh menulis merupakan pengetahuan yang mendasari seluruh kegiatan dalam pendidikan. Dengan kata lain, pengajaran menulis merupakan muara dari seluruh aspek keterampilan berbahasa. Menulis bukan menghasilkan tulisan semata, melainkan suatu tindakan aktif yang dihasilkan dari hasil curahan pikiran yang mengandung makna yang dihasilkan dan mudah dipahami oleh orang lain (pembaca). Suparno dan Yunus (2007:13) menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Sejalan dengan pandangan tersebut, Gie (2002:21) mengatakan bahwa dengan memiliki keterampilan menulis, seseorang dapat mengungkapkan berbagai 3
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Tahun 2014)
gagasannya untuk dibaca oleh peminat yang luas. Berbagi pandangan di atas mengisyaratkan bahwa menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan kegiatan belajar siswa. Oleh sebab itu, sebagaimana jenis keterampilan yang lain, keterampilan menulis perlu mendapatkan perhatian guru maupun siswa. Dalam hal ini, guru sebagai pengajar keterampilan menulis seharusnya memiliki kemampuan tulis-menulis yang memadai untuk diajarkan kepada siswanya. Terkait dengan hal itu, Depdikbud (dalam Suparno dan Yunus, 2007:25) menjelaskan bahwa tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis serta memiliki kegemaran menulis. Dengan keterampilan menulis yang dimiliki, siswa dapat mengembangkan kreativitas dan dapat mempergunakan bahasa sebagai sarana menyalurkan kreativitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolahsekolah diajarkan melalui berbagai bentuk karangan. Bentuk karangan tersebut, meliputi: narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi (Keraf, 2001:135). Dari kelima bentuk karangan tersebut, karangan narasi merupakan salah satu jenis karangan yang sering disampaikan pada tahap-tahap awal menulis lanjut. Hal itu berdasarkan pertimbangan bahwa karangan narasi sangat dekat dengan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), pembelajaran menulis dimulai dari bentuk yang sederhana yaitu menulis paragraf narasi. Dalam hal ini, paragraf narasi merupakan salah satu kompetensi dasar yang menjadi bagian dalam standar kompetensi kemampuan berbahasa. Kompetensi dasar itu menjadi tujuan yang hendak dicapai di kelas X. Secara operasional, kompetensi dasar dalam pembelajaran menulis paragraf narasi yaitu menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf narasi. Keraf (2004:135) menyatakan bahwa paragraf narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau
peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sejalan dengan hal itu, Suparno dan Yunus (2007:31) menjelaskan bahwa narasi adalah jenis karangan yang berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Berdasarkan kedua pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa karangan narasi adalah jenis karangan yang berusaha menjelaskan suatu peristiwa dalam wujud serangkaian kejadian baik berupa fiksi maupun kenyataan, sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasakan atau mengalami sendiri peristiwa tersebut. Walaupun bentuk paragraf narasi sangat sederhana menurut ukuran menulis lanjut, pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum mampu menulis paragraf narasi dengan baik. Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di SMA Negeri 2 Banjar tepatnya di kelas X.1, peneliti menemukan data emik dan data etik yang memengaruhi rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf narasi di kelas tersebut. Hal itu terlihat dari hasil wawancara peneliti dengan Bapak I Nyoman Mudita, S.Pd., selaku guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar, peneliti memeroleh informasi bahwa dalam pembelajaran menulis narasi, siswa terlihat kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran menulis narasi. Selain itu, rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf narasi terlihat dari rata-rata skor yang diperoleh siswa di kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar, yakni hanya mencapai 67,37 dan masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah itu, yakni 77,00. Dari 32 siswa di kelas X.1, yang mendapat skor tuntas hanya 9 orang (28%) dan sisanya 23 orang (72%) berada dalam kategori tidak tuntas. Kurangnya kemampuan siswa dalam menulis paragraf narasi di kelas tersebut disebabkan oleh tidak tepatnya strategi yang digunakan guru dalam mengajar. Selama melakukan aktivitas mengajar di kelas, guru menerapkan strategi pembelajaran yang kurang inovatif karena hanya menggunakan 4
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Tahun 2014)
satu metode pengajaran pada setiap pertemuan, sehingga menyebabkan siswa cenderung bosan dan kurang memperhatikan materi yang disampaikan guru. Dalam menyampaikan materi pelajaran, guru menggunakan metode ceramah yang sifatnya teoretis, kemudian dilanjutkan dengan penugasan tanpa diawali contoh mengenai materi yang diajarkan terlebih dahulu. Dengan strategi pembelajaran seperti itu, jelas sekali aktivitas belajar mengajar kurang memadai karena tidak adanya variasi yang dilakukan oleh guru dalam mengajar. Penerapan metode pengajaran yang seperti itu juga menyebabkan siswa kurang bergairah dalam mengikuti proses belajar mengajar. Kebiasaan itu menyebabkan siswa tidak mampu menghasilkan tulisan dengan baik. Di samping itu, guru juga jarang menggunakan media pembelajaran dalam mengajar. Hal itu juga menjadi faktor yang menyebabkan siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Sementara itu, hasil wawancara dengan Komang Anggreawan, siswa kelas X.1 di SMA Negeri 2 Banjar menunjukkan bahwa dalam menulis paragraf narasi, siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan gagasannya agar sesuai dengan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf narasi. Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa mengalami kesulitan dalam menentukan topik dan juga mengalami kesulitan dalam mengungkapkan gagasannya dalam satu kesatuan ide cerita. Hal itulah yang menjadi penghalang utama siswa di kelas X.1 dalam pembelajaran menulis paragraf narasi, selain disebabkan oleh kurang inovatifnya metode yang digunakan guru dalam mengajar. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis karangan narasi di kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar tersebut, peneliti menawarkan metode sugesti berbantuan media komik untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis paragraf narasi. Media komik cocok digunakan dalam pembelajaran menulis narasi karena dalam komik sudah tergambar tema cerita dan alur cerita sesuai dengan urutan kronologis waktu dan tempat sehingga dapat memudahkan siswa dalam menulis paragraf narasi. Berdasarkan observasi awal
tersebut, peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Banjar guna memberikan inovasi pembelajaran terhadap guru di sekolah tersebut. Selain itu, alasan peneliti memilih SMA Negeri 2 Banjar sebagai tempat penelitian karena di sekolah ini, tepatnya di kelas X.1 ditemukan permasalahan mengenai rendahnya kemampuan menulis paragraf narasi. Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penerapan metode sugesti berbantuan media komik dalam penelitian ini diharapkan menjadi hal yang tepat dalam upaya meningkatkan mutu proses belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran menulis paragraf narasi. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti belum menemukan penelitian yang menggunakan metode sugesti berbantuan media komik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis paragraf narasi siswa. Namun, peneliti menemukan beberapa penelitian sejenis yang memiliki ciri khas tersendiri, tetapi berbeda dengan penelitian yang peneliti rancang. Adapun penelitian sejenis terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman Dwi Prayastini (2011) dengan judul “Penerapan Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation) Dengan Menggunakan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas X.2 SMA Negeri 1 Banjarangkan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode investigasi kelompok (group investigation) dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Banjarangkan. Peningkatan kemampuan menulis narasi siswa ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar menunjukkan adanya peningkatan dari 65,00 (sebelum tindakan) menjadi 70,15 (siklus I) kemudian meningkat menjadi 78,90 (siklus II). Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Anak Agung Ratna Rakasiwi (2013) dengan judul “Penggunaan Media Brosur Perjalanan Wisata Sebagai Strategi Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X.1 SMA Saraswati Singaraja”. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian ini 5
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Tahun 2014)
menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan menulis karangan narasi melalui penerapan media brosur perjalanan wisata di kelas X.1 SMA Saraswati Singaraja. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes siklus I diperoleh skor rata-rata 66,71 dan pada tes siklus II diperoleh skor rata-rata 82,47. Dengan adanya peningkatan tersebut, ketuntasan belajar klasikal sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. Penelitian di atas memiliki perbedaan dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut memiliki nuansa yang berbeda dengan penelitian yang peneliti lakukan. Dari segi metode dan media yang digunakan peneliti memilih menerapkan metode sugesti berbantuan media komik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis paragraf narasi siswa, subjek penelitian yaitu siswa kelas X.1, dan sekolah tempat penelitian di SMA Negeri 2 Banjar. Oleh karena itu, penelitian dengan judul “Penerapan Metode Sugesti Berbantuan Media Komik untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Menulis Paragraf Narasi Siswa Kelas X.1 di SMA Negeri 2 Banjar” ini menarik dan perlu dilakukan. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dalam menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode sugesti berbantuan media komik di kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar?, (2) Bagaimanakah kiat-kiat guru dalam mengimplementasikan langkahlangkah pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode sugesti berbantuan media komik pada siswa kelas X.1 di SMA Negeri 2 Banjar? (3), Bagaimanakah aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode sugesti berbantuan media komik di kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar?, dan (4) Bagaimanakah respons siswa terhadap penerapan metode sugesti berbantuan media komik dalam pembelajaran menulis paragraf narasi di kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar? METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
berbasis kelas dan dilakukan di dalam kelas, adanya pengajaran dan pembelajaran dalam rangka perbaikan proses dan hasil belajar, sehingga perlu dilakukan secara bertahap atau multisiklus. Setiap siklus terdiri atas refleksi awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif. Peneliti bersama dengan guru bahasa dan sastra Indonesia yang mengajar di kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar menyusun rencana pembelajaran dan instrumen penelitian yang akan digunakan. Namun, dalam pelaksanaannya guru yang mengajar siswa, sedangkan peneliti hanya mengamati pelaksanaannya. Dengan dilaksanakan secara bersama-sama, penelitian akan berjalan lancar dan memeroleh hasil yang maksimal. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X.1 di SMA Negeri 2 Banjar. Siswa kelas X.1 di SMA Negeri 2 Banjar yang berjumlah 32 orang ini dipilih sebagai subjek penelitian karena siswa-siswi di kelas ini rnengalami permasalahan dalam menulis paragraf narasi. Alasan lain dipilihnya siswa kelas X.1 di SMA Negeri 2 Banjar sebagai subjek penelitian adalah mereka belum pernah dijadikan subjek dalam penelitian yang variabelnya sama dengan penelitian ini. Objek dalam penelitian ini ada dua macam yaitu objek yang mencerminkan proses dan objek yang mencerminkan produk. Objek yang mencerminkan proses mencakup tindakan yang dilakukan dan materi apa yang digunakan, sedangkan objek yang mencerminkan produk mencakup apa yang diharapkan mengalami perbaikan dalam proses pembelajaran. Objek yang mencerminkan proses dalam penelitian ini adalah kiat guru dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran dan respons siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis paragraf narasi dengan penerapan metode sugesti berbantuan media komik, sedangkan objek yang mencerminkan produk dalam penelitian ini adalah hasil belajar berupa peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X.1 di SMA Negeri 2 Banjar dalam menulis paragraf narasi. Pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini menggunakan racangan penelitian 6
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Tahun 2014)
tindakan kelas (PTK). Untuk dapat mencapai hasil yang masksimal, peneliti melaksanakan secara multisiklus. Masingmasing siklus dalam penelitian ini terdiri atas lima tahapan, yaitu (1) refleksi awal, (2) rencana tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) observasi dan evaluasi, dan (5) refleksi. Apabila siklus pertama belum mencapai kriteria keberhasilan, maka siklus kedua wajib untuk dilakukan. Dari hasil siklus pertama, peneliti dapat menentukan tindakan yang akan diambil guna memperbaiki kelemahan atau memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I. Pelaksanaan tindakan diakhiri setelah diperoleh hasil pembelajaran yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan metode sugesti berbantuan media komik dalam pembelajaran menulis paragraf narasi. Pelaksanaan tindakan berlangsung dalam dua kali pertemuan. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini mengandung data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif berupa angkaangka, yaitu hasil tes yang dilakukan siswa, dan hasil angket atau kuesioner siswa. Sedangkan data kualitatif berupa data mengenai kiat-kiat guru dan perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode sugesti berbantuan media komik. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini secara umum ada empat, yaitu (1) metode observasi, (2) metode tes, (3) metode kuesioner, dan (4) metode wawancara. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi (pengamatan), lembar kuesioner siswa (kuesioner tertutup), dan kriteria penilaian keterampilan menulis paragraf narasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Teknik deskriptif kualitatif merupakan teknik analisis data yang mengintepretasikan sebuah fenomena dengan menggunakan paparan atau kata-kata secara apa adanya berdasarkan data yang diperoleh, sedangkan deskriptif kuantitatif adalah teknik analisis data yang menggunakan paparan sederhana berkaitan dengan angka-angka. Dalam penelitian ini, data tentang peningkatan ketuntasan hasil belajar
menulis paragraf narasi dengan menerapkan metode sugesti berbantuan media komik diperoleh dengan menggunakan metode tes dan dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data tentang kiat-kiat guru dalam mengimplementasikan langkah-langkah pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode sugesti berbantuan media komik diperoleh dengan menggunakan metode observasi dan wawancara, teknik analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif. Data tentang aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode sugesti berbantuan media komik diperoleh dengan menggunakan metode observasi dan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Dan data tentang respons siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode sugesti berbantuan media komik diperoleh dengan menggunakan metode kuesioner dan dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif. Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas, keberhasilan penelitian tindakan ditandai dengan adanya perubahan menuju arah perbaikan, baik terikat dengan suasana belajar dan pembelajaran. Sebagai indikator keberhasilan yang dicapai siswa dalam penelitian ini adalah meningkatnya prestasi belajar mereka. Selain itu, juga meningkatnya aktivitas atau perilaku siswa ketika mengikuti pelajaran. Kriteria keberhasilan respons siswa ditunjukkan oleh perolehan persentase sebanyak 80% dari jumlah keseluruhan siswa yang merespon positif terhadap tindakan pembelajaran. Kriteria keberhasilan belajar menulis paragraf narasi ditunjukkan dengan adanya keberhasilan pemerolehan skor rata-rata kelas pada kategori baik atau 75% dari jumlah keseluruhan siswa. Kriteria ini juga ditentukan dengan KKM yang dirancang sekolah itu. Dengan tercapainya kriteria keberhasilan yang telah ditentukan di atas, penelitian dapat dihentikan. Siklus tindakan yang mampu mencapai kriteria keberhasilan ataupun ketercapaian KKM dianggap sebagai tindakan terbaik yang memenuhi kriteria keberhasilan.
7
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Tahun 2014)
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, penerapan metode sugesti berbantuan media komik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis paragraf narasi siswa kelas X.1 di SMA Negeri 2 Banjar dari pelaksanaan siklus I dan siklus II pada penelitian ini dapat diidentifikasi empat temuan yang bermakna. Termuan tersebut adalah (1) penerapan metode sugesti berbantuan media komik dapat meningkatkan hasil belajar menulis paragraf narasi siswa kelas X.1 di SMA Negeri 2 Banjar, (2) ada beberapa kiat guru dalam mengimplementasikan langkahlangkah pembelajaran dengan menggunakan motode sugesti berbantuan media komik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis paragraf narasi siswa, (3) aktivitas siswa berubah ke arah yang positif dalam pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode sugesti berbantuan media komik, dan (4) penerapan metode sugesti berbantuan media komik dalam pembelajaran menulis paragraf narasi direspon positif oleh siswa. Metode pembelajaran dan media pembelajaran yang diterapkan guru di kelas ternyata memengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa. Semakin tepat metode yang digunakan guru dalam mengajar, maka semakin baik pula hasil belajar yang dicapai siswa. Begitupun sebaliknya, apabila metode dan media pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat, maka hasil yang dicapai siswa kurang maksimal. Pada penelitian ini ditemukan peningkatan kemampuan menulis narasi siswa kelas X.1 di SMA Negeri 2 Banjar setelah diterapkannya metode sugesti berbantuan media komik. Peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa tentunya tidak terlepas dari ketepatan metode yang digunakan guru. Hal ini tampak dari peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh siswa. Pada observasi awal, skor rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 67,37. Nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran menulis paragraf narasi tersebut berada di bawah KKM. Akan tetapi, setelah penerapan metode sugesti berbantuan media komik pada siklus I, rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 74,90 dan meningkat lagi
pada siklus II menjadi 81,28. Rata-rata yang dicapai pun cukup tinggi dan telah memenuhi KKM. Perbandingan nilai yang didapat dari siklus I dan siklus II juga mengalami peningkatan. Pada siklus I skor rata-rata siswa lebih rendah dibandingkan siklus II. Hal ini disebabkan oleh pada siklus I peneliti menemukan bahwa saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru belum melaksanakan langkah pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode sugesti berbantuan media komik dengan tepat. Masih tampak beberapa siswa masih mengalami kesulitan menulis paragraf narasi dalam satu kesatuan waktu. Di samping itu, masih banyak siswa yang malu atau merasa takut saat disuruh menanyakan hal-hal yang belum dipahami dan menyampaikan hasil diskusinya. Pada siklus I masih ada siswa yang ngobrol dan juga tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan dan saat melakukan diskusi. Hal ini disebabkan oleh guru terlalu banyak menjelaskan materi yang bersifat teoretis sehingga masih banyak siswa yang kurang memperhatikan akibat jenuh mendengarkan penjelasan guru. Sementara itu, skor rata-rata siswa pada siklus II meningkat disebabkan oleh hambatan-hambatan pada siklus I sudah diatasi. Meningkatnya skor yang diperoleh siswa tidak terlepas dari modifikasi tindakan pada siklus II. Pada siklus II, guru sudah menerapkan langkah-langkah penerapan metode sugesti berbantuan media komik pada pembelajaran menulis paragraf narasi dengan tepat. Pemaparan guru yang secara rinci disertai dengan contoh dan juga dibantu dengan penggunaan komik sebagai media pembelajaran membuat hasil belajar menulis paragraf narasi siswa kelas X.1 di SMA Negeri 2 Banjar mengalami peningkatan. Penerapan metode sugesti berbantuan media komik ini juga mampu menarik perhatian, minat, dan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar siswa pun mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Surya (2003:3) yang menyatakan bahwa perhatian, minat, dan motivasi sangat penting dalam upaya melakukan kegiatan belajar. Melalui penerapan metode sugesti berbantuan media komik dalam proses belajar mengajar membuat siswa 8
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Tahun 2014)
mendapatkan banyak hal baru dalam mengatasi kesulitannya membuat sebuah paragraf narasi. Hal baru tersebut misalnya siswa dapat berlatih belajar lebih mandiri karena dalam penerapan metode ini guru hanya berperan sebagai fasilitator, sedangkan siswa dituntut untuk mampu belajar dengan menumbuhkan kamampuan berpikir mandiri dengan menemukan langsung informasi yang akan dicari berdasarkan gambar dan juga alur cerita dari komik yang digunakan sebagai media pembelajaran. Dengan membaca dan juga menganalisis cerita dari sebuah komik, siswa akan dilatih untuk berimajinasi dan menguraian hasil imajinasi mereka melalui bahasa tulis dengan jelas dan sesuai dengan pengalaman mereka di lapangan. Selain itu, metode sugesti berbantuan media komik ini dapat merangsang siswa untuk selalu aktif membayangkan dan menciptakan ide-ide tentang sesuatu sesuai dengan tema dari komik yang digunakan sebagai media pembelajaran. Hal itu sejalan dengan pendapat Petrus (2005:3) yang menjelaskan bahwa pada prinsipnya metode sugesti adalah metode pembelajaran menulis dengan cara memberikan sugesti lewat lagu, video, gambar, dan sebagainya untuk merangsang imajinasi siswa. Artinya, pembelajaran menulis khususnya menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode sugesti dapat membangkitkan imajinasi siswa agar selalu aktif membayangkan dan menciptakan ide-ide tentang sesuatu sesuai dengan tema dari media yang digunakan. Untuk memudahkan siswa dalam berimajinasi, maka digunakanlah media komik yang nantinya turut menunjang proses belajar mengajar dan juga berfungsi untuk mempertinggi hasil belajar siswa. Melalui media komik, siswa memeroleh sugesti yang dapat digunakan untuk merangsang imajinasi siswa. Imajinasi yang terbangun membantu siswa dalam menggali pengalaman hidup, mengorganisasikannya, dan memberikan respons dalam bentuk simbol-simbol verbal yang baik. Oleh karena itu hasil tes menulis paragraf narasi semakin baik dan meningkat. Temuan penting yang kedua yaitu menyangkut kiat-kiat guru dalam mengimplementasikan langkah-langkah penerapan motode sugesti berbantuan
media komik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis paragraf narasi. Pembelajaran menulis paragraf narasi di kelas dengan menerapkan metode sugesti berbantuan media komik tidaklah dilakukan dengan sembarangan, melainkan disusun dengan baik agar siswa merasa nyaman dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan dalam penelitian ini, ada beberapa kiat-kiat guru dalam mengimplementasikan langkah-langkah pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menerapkan metode sugesti berbantuan media komik di kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar. Pertama-tama guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengondisikan kelas. Selanjutnya, guru menjelaskan secara lisan dan tertulis mengenai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang hendak dicapai pada saat proses belajar mengajar. Setelah itu barulah guru menjelaskan secara lisan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Siswa diberikan materi tentang menulis narasi dan dilanjutkan dengan pemberian kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami. Setelah itu, barulah guru menyampaikan secara lisan tentang konsep metode sugesti berbantuan media komik yang akan diterapkan dalam pembelajaran serta tata cara pelaksanaannya. Selanjutnya, guru memfasilitasi siswa dengan cara membagikan media komik kepada masing-masing siswa. Saat masingmasing siswa sudah mendapatkan komik untuk dianalisis, guru melanjutkan pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat poin-poin hasil pengamatan dari cerita komik tersebut. Setelah itu, guru membimbing siswa untuk berimajinasi dan membuat kerangka paragraf narasi yang akan mereka tulis. Setelah selesai proses analisis dan proses imajinasi, barulah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kerangka paragraf narasi mereka masing-masing menjadi sebuah paragraf narasi yang berdasarkan pola urutan waktu dan tempat. Setelah seluruh siswa selesai menulis paragraf narasinya masing-masing, guru menugaskan seluruh siswa untuk menukarkan tulisannya dengan teman sebangkunya. Selanjutnya guru 9
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Tahun 2014)
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan memeriksa paragraf narasi yang dibuat oleh teman sebangkunya. Setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki paragraf narasi mereka masing-masing. Pembelajaran kembali dilanjutkan dengan memberikan kesempatan kepada beberapa siswa untuk membacakan paragraf narasinya ke depan kelas. Siswa yang tidak mendapatkan giliran membacakan paragraf narasinya ke depan kelas juga ikut berperan aktif dengan memberikan kritik maupun saran terhadap tulisan narasi yang dibuat oleh temannya yang mendapat giliran ke depan kelas. Setelah selesai sesi diskusi, barulah siswa mengumpulkan paragraf narasi mereka masing-masing dan tulisan narasi yang dikerjakan siswa tersebut akan dinilai untuk mengetahui hasil belajar siswa. Selanjutnya, guru pun mengajak siswa untuk merefleksi dan juga menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah berlangsung. Temuan penting yang ketiga yaitu menyangkut aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode sugesti berbantuan media komik. Aktivitas atau perilaku siswa berubah ke arah yang positif ketika mengikuti pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menerapkan metode sugesti berbantuan media komik. Hal ini dibuktikan dengan sikap siswa dalam mengikuti dan menanggapi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Melalui observasi dapat diketahui sikap siswa selama pembelajaran dilaksanakan. Hampir semua perilaku negatif yang dijumpai pada siklus I seperti sibuk sendiri, siswa ngobrol dengan teman sebangkunya, bercanda dan tidak menghiraukan penjelasan guru, maupun terlihat bosan dan mengantuk, sudah tidak dijumpai lagi pada siklus II dan perilaku siswa berubah menjadi perilaku positif. Siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif, serius, dan suasana kelas juga terlihat lebih kondusif. Temuan penting yang keempat yaitu menyangkut respons siswa terhadap penerapan metode sugesti berbantuan media komik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis paragraf narasi. Mengacu pada hasil kuesioner yang dibagikan pada siswa, rata-rata siswa kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar memberikan
respons positif terhadap penerapan metode sugesti berbantuan media komik dalam pembelajaran menulis paragraf narasi. Respons positif siswa terhadap penerapan metode ini dibuktikan oleh pernyataanpernyataan dalam kuesioner yang sebagian besar direspon dengan positif oleh siswa. Siswa berpendapat bahwa model pembelajaran dengan menerapkan metode sugesti berbantuan media komik sangat menarik dan menyenangkan sehingga membuat siswa merasa nyaman dalam mengikuti pembelajaran. Alasan yang digunakan siswa sangat beragam untuk menunjukkan ketertarikannya, diantaranya menyenangkan, menarik, menambah wawasan, tidak membosankan, lebih mudah untuk dipahami, dan lebih jelas. Respons positif yang diberikan siswa kelas X.1 di SMA Negeri 2 Banjar terhadap penerapan metode ini juga dapat dilihat dari hasil kuesioner pada siklus I dan siklus II. Ratarata skor respons siswa pada siklus I yaitu 42,75 dan meningkat pada siklus II menjadi 45,28. Berdasarkan kriteria respons siswa yang telah ditentukan, dapat dikatakan bahwa rata-rata respons siswa terhadap penerapan metode sugesti berbantuan media komik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis paragraf narasi siswa kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar ini adalah sangat positif. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat dikatakan kalau penelitian ini dapat dihentikan karena nilai pada siklus II sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan pada pembelajaran menulis paragraf narasi yakni 77. Oleh sebab itu, penelitian untuk siklus III sudah tidak perlu dilaksanakan lagi karena nilai yang diperoleh sudah mencapai hasil yang maksimal, namun penelitian tentang penerapan metode sugesti berbantuan media komik pada pembelajaran menulis paragraf narasi di kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar ini masih memiliki kelemahan atau keterbatasan. Penelitian ini hanya terfokus pada pembelajaran menulis paragraf narasi yang bersifat fiksi atau paragraf narasi sugestif, sementara paragraf narasi tidak hanya bersifat fiksi, melainkan ada pula paragraf narasi yang bersifat nonfiksi.
10
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Tahun 2014)
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan di atas, ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama, penerapan metode sugesti berbantuan media komik dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis paragraf narasi siswa kelas X.1 di SMA Negeri 2 Banjar. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar menulis paragraf narasi siswa setelah penerapan metode sugesti berbantuan media komik pada siklus I dan siklus II. Pada refleksi awal hasil yang diperoleh siswa kurang memuaskan yaitu dengan skor rata-rata yang diperoleh adalah 67,37. Setelah menerapkan metode sugesti berbantuan media komik pada tindakan siklus I terjadi peningkatan rata-rata kelas menjadi 74,90. Rata-rata tersebut belum memenuhi KKM, akan tetapi peningkatan rata-rata skor yang diperoleh siswa sudah tergolong cukup baik, namun masih perlu ditingkatkan lagi, oleh karena itulah peneliti melanjutkan ke tindakan siklus II. Pada siklus II skor yang diperoleh siswa mencapai rata-rata 81,28 dan sudah mencapai KKM yang ditentukan yakni 77. Kedua, kiat-kiat guru dalam mengimplementasikan langkah-langkah pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode sugesti berbantuan media komik adalah sebagai berikut. Guru membuka pelajaran dengan menjelaskan secara lisan dan tertulis mengenai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang hendak dicapai pada saat proses belajar mengajar. Setelah itu, barulah guru menjelaskan secara lisan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Siswa diberikan materi tentang menulis narasi dan dilanjutkan dengan pemberian kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami. Setelah itu, barulah guru menyampaikan secara lisan tentang konsep metode sugesti berbantuan media komik yang akan diterapkan dalam pembelajaran serta tata cara pelaksanaannya. Selanjutnya, guru memfasilitasi siswa dengan cara membagikan media komik kepada masing-masing siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat poin-poin hasil pengamatannya. Setelah itu, guru
membimbing siswa untuk berimajinasi dan membuat kerangka paragraf narasi yang akan mereka tulis. Setelah selesai proses analisis dan proses imajinasi, barulah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kerangka paragraf narasi mereka masing-masing menjadi sebuah paragraf narasi yang berdasarkan pola urutan waktu dan tempat. Setelah itu barulah siswa mengumpulkan paragraf narasi mereka masing-masing dan tulisan narasi yang dikerjakan siswa tersebut akan dinilai untuk mengetahui hasil belajar siswa. Selanjutnya, guru pun mengajak siswa untuk merefleksi dan juga menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah berlangsung. Ketiga, aktivitas atau perilaku siswa berubah ke arah yang positif dalam pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode sugesti berbantuan media komik. Hal ini dibuktikan dengan sikap siswa dalam mengikuti dan menanggapi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Melalui observasi dapat diketahui aktivitas siswa selama pembelajaran menulis paragraf narasi dilaksanakan. Hampir semua perilaku negatif yang dijumpai pada siklus I seperti sibuk sendiri, siswa ngobrol dengan teman sebangkunya, bercanda dan tidak menghiraukan penjelasan guru, maupun terlihat bosan dan mengantuk, sudah tidak dijumpai lagi pada siklus II dan perilaku siswa berubah menjadi perilaku positif. Siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif, serius, dan suasana kelas juga terlihat lebih kondusif Keempat, respons siswa kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar terhadap penerapan metode sugesti berbantuan media komik dalam pembelajaran menulis paragraf narasi tergolong positif. Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner sebagian besar direspons dengan positif oleh siswa. Siswa berpendapat bahwa model pembelajaran dengan menerapkan metode sugesti berbantuan media komik sangat menarik dan menyenangkan sehingga membuat siswa merasa nyaman dalam mengikuti pembelajaran. Alasan yang digunakan siswa sangat beragam untuk menunjukkan ketertarikannya, diantaranya menyenangkan, menarik, menambah wawasan, tidak membosankan, lebih mudah untuk dipahami, dan lebih jelas. Respons positif yang diberikan siswa terhadap 11
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Tahun 2014)
penerapan metode ini juga dapat dilihat dari hasil kuesioner pada siklus I dan siklus II. Rata-rata skor respons siswa pada siklus I yaitu 42,75 dan meningkat pada siklus II menjadi 45,28. Berdasarkan kriteria respons siswa yang telah ditentukan, dapat dikatakan bahwa rata-rata respons siswa terhadap penerapan metode sugesti berbantuan media komik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis paragraf narasi siswa kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar ini adalah sangat positif. Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu dalam penelitian ini, peneliti memilih menerapkan metode sugesti berbantuan media komik pada pembelajaran menulis paragraf narasi, namun penelitian ini masih terbatas pada jenis paragraf narasi fiksi atau narasi sugestif. Seperti yang kita ketahui paragraf narasi tidak hanya bersifat fiksi, namun ada pula paragraf narasi yang bersifat nonfiksi. Untuk itu, peneliti mengharapkan uluran tangan dari peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis yang lain. Penelitian sejenis lain yang peneliti maksud yaitu dengan penerapan metode sugesti berbantuan media komik pada pembelajaran menulis narasi yang bersifat nonfiksi sehingga akan mampu menyempurnakan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andy. Hariadi, Langit Kresna. 2004. Mengarang? Ah…Gampang Langkah-langkah Menulis Cerpen, Novel, dan Skenario. Solo: Tiga Serangkai. Keraf, Gorys. 1995. Eksposisi. Jakarta: Gramedia. --------. 2001. Komposisi. Semarang: Nusa Indah --------. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Petrus, Trimantara. 2005. Metode Sugesti dalam Pembelajaran Menulis dengan Media Lagu. Terdapat
pada:http://www1.bpkpenabur.or.id/ju rnal/05/001-014.Pdf//. Diakses pada 3 Januari 2014. Prayastini, Ni Nyoman Dwi. 2011. Penerapan Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation) Dengan Menggunakan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas X.2 SMA Negeri 1 Banjarangkan. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha. Rakasiwi, Anak Agung Ratna. 2013. Penggunaan Media Brosur Perjalanan Wisata Sebagai Strategi Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X.1 SMA Saraswati Singaraja. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha. Sadiman, Arief S, dkk. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Suparno dan Yunus, Mohamad. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Surya, Hendra. 2003. Kiat Mengatasi Kesulitan Belajar. Jakarta: PT. Elex Media Kumputindo. Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. ----------. 1985. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa. ----------. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa. Bandung: Angkasa. ----------. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkas.
12