Identifikasi Faktor yang Berpengaruh terhadap Kinerja Waktu Pelaksanaan Proyek dengan Dana Pinjaman Luar Negeri pada Tahap Pra-Konstruksi (Studi Kasus: IDB Loan No.IND-01XX)
Suryo Wijiono1*, Yusuf Latief 2, Setyo Supriyadi 3 1. 2. 3.
Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Depok 16424, Indonesia Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Depok 16424, Indonesia *E-mail:
[email protected]
Abstrak Permasalahan penyerapan/pencairan dana yang berakibat keterlambatan proyek serta penyimpangan waktu merupakan masalah utama pada pelaksanaan proyek dengan pinjaman luar negeri. IDB Loan No.IND-01XX merupakan salah satu proyek yang didanai dengan pinjaman luar negeri yaitu oleh Islamic Development Bank. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek tersebut pada tahap pra-konstruksi (persiapan, lelang, dan perencanaan&desain). Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei terhadap Project Implementation Unit dengan analisa menggunakan metode RII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor regulasi IMB dan kinerja/kualitas konsultan merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan proyek pada tahap pra-konstruksi. Kata kunci : Kinerja Waktu, Pinjaman Luar Negeri, Pra-Konstruksi
Identification of Time Performance Factors on Implementation of Project with Foreign Loan Financing at Pre-Construction Phase (Case Study: IDB Loan No.IND-01XX) Abstract Absorption/release of funds problems which results in project delays and time lapses are key issues in the implementation of foreign loan financing projects. IDB Loan No.IND-01XX is one of the foreign loan financing project which is funded by Islamic Development Bank. This study aims to identify factors that affect the time performance of the project at preconstruction phase (preparation, tender, and planning&design). The research method used was a survey method to Project Implementation Unit then analyze using RII. The results showed that the IMB regulatory factors and performance/quality of consultants is a major factor affecting the time performance of the project implementation at the pre-construction stage. Keywords : Time Performance, Foreign Loan Financing, Pre-Construction.
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014
1. Pendahuluan Perkembangan posisi utang luar negeri Indonesia dilihat dari jumlahnya menunjukkan trend yang terus meningkat dari tahun ke tahun (Hernatasa, 2004, hal. 2). Peningkatan tersebut searah dengan kebutuhan dana pembangunan yang semakin besar dan beragam. Utang luar negeri sebagai salah satu sumber eksternal untuk pembiayaan pembangunan dalam mengatasi masalah kekurangan uang asing dan mengatasi masalah kekurangan tabungan. Di samping itu, utang luar negeri dapat menutup defisit anggaran pemerintah. Berdasarkan Laporan Perkembangan Pinjaman dan Hibah Triwulanan II – 2013 dari Kementerian Keuangan RI, terdapat 110 pinjaman yang masuk kategori behind schedule atau 56.70% dari seluruh jumlah pinjaman (proyek) aktif. Dari 110 pinjaman dimaksud, terdapat 34 pinjaman (30.91%) yang belum ada penarikannya (zero disbursement). Hal ini mengandung arti bahwa masih sedikitnya pinjaman luar negeri dan hibah yang telah dialokasikan di dalam dokumen anggaran dapat direalisasikan pencairannya. Ada beberapa pinjaman yang telah ditandatangani dan belum ada penarikan dana namun telah menimbulkan biaya yang harus dibayar oleh Pemerintah. Salah satu sumber dari permasalahan pada proyek pinjaman luar negeri adalah kelemahan dalam persiapan pelaksanaan kegiatan (Bappenas, 2006, hal. 1). Persiapan pelaksanaan kegiatan dimulai dari proses perencanaan, termasuk penyusunan konsep dasar pelaksanaan kegiatan yang meliputi pendalaman studi kelayakan, penyusunan rencana kegiatan rinci, penentuan rencana lokasi kegiatan, penyusunan rencana detail biaya pelaksanaan, penyusunan jadual pelaksanaan, penyusunan spesifikasi barang dan jasa yang akan digunakan, mekanisme pengadaan barang dan jasa, penyusunan rencana organisasi pelaksanaan, serta penyusunan rencana kegiatan lainnya yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan. Tahap rencana persiapan pelaksanaan kegiatan sering kali kurang mendapat perhatian, antara lain kurangnya kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki oleh instansi pengusul kegiatan, dan kurang ketersediaan dana untuk mendukung rencana persiapan pelaksanaan kegiatan (Bappenas, 2006, hal. 1). Pada implementasi proyek dengan dana pinjaman luar negeri, setiap lembaga/negara peminjam (donor) memberikan aturan-aturan yang berbeda. Perbedaan prosedur pengadaan ini dapat menyebabkan masalah antara lain kesalahan dalam proses pengadaan karena
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014
ketidakpahaman terhadap prosedur sehingga pemberi pinjaman menghentikan pinjaman dan pembatalan beberapa paket proyek karena dinyatakan misprocurement, proses pengadaan menjadi berlarut-larut, dan penyedia jasa yang terpilih tidak sesuai dengan standar pengguna jasa (Lisbet Lasmaria Turnip, 2008, hal. 17). Berdasarkan Laporan Perkembangan Pinjaman dan Hibah Kemenkeu RI tercatat bahwa terdapat beberapa proyek di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memperoleh pinjaman dari Islamic Development Bank (IDB). Salah satu proyek tersebut adalah proyek IDB Loan No.IND-01XX. Proyek inilah yang akan digunakan sebagai objek studi dikarenakan keterjangkauan dan keterkaitan yang cukup dekat dengan peniliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek IDB Loan No.IND-01XX yang dananya bersumber dari pinjaman luar negeri (IDB) pada tahap pra-konstruksi.. 2. Tinjauan Teoritis Proyek IDB Loan No.IND-01XX adalah bagian dari rencana strategis pemerintah Indonesia dalam menegakkan National Center of Excellence in Medicine. Dalam bidang pendidikan kedokteran, Proyek IDB Loan No.IND-01XX menyuguhkan fasilitas yang diperlukan untuk para bakal lulusan berkelas internasional, termasuk pusat e-learning, perpustakaan digital, dan teater pengajaran terintegrasi. Proyek ini juga merancang pusat-pusat berbagai aspek penelitian kedokteran, termasuk pusat sel punca dan rekayasa jaringan. Proyek ini akan segera terealisasikan melalui kerja sama dengan Islamic Development Bank (IDB).
Melalui
perencanaan yang telah berjalan sejak 2009, pelaksanan pembangunan proyek IDB Loan No.IND-01XX ini direncanakan mulai pada 2011 dan selesai pada 2014. Karena dirancang untuk berlokasi di daerah yang terdapat bangunan cagar budaya, tindakan khusus ditempuh untuk memastikan pusat ini menjadi landmark yang berdiri berdampingan dengan bangunan warisan sejarah. Sebagai bagian rancangan besar yang tidak hanya terfokus pada pusat ini tetapi juga dalam pembangunan infrastruktur rumah sakit universitas untuk dua universitas lain, proyek ini secara langsung disupervisi Direktorat Jendral Perguruan Tinggi sebagai Project Management Unit (PMU) dan dilaksanakan oleh Project Implementation Unit (PIU) yang terdiri dari tim dalam ketiga universitas.
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014
Menurut Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, Pinjaman Luar Negeri adalah setiap pembiayaan melalui utang yang diperoleh Pemerintah dari Pemberi Pinjaman Luar Negeri yang diikat oleh suatu perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara, yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2006 Pemberi Pinjaman Luar Negeri disingkat PPLN adalah pemerintah suatu negara asing, lembaga multilateral, lembaga keuangan dan lembaga non keuangan asing, serta lembaga keuangan non asing, yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah negara Republik Indonesia, yang memberikan pinjaman kepada pemerintah. Pemberian pinjaman ini dimuat dalam suatu perjanjian yang disebut dengan Perjanjian Pinjaman Luar Negeri, yaitu kesepakatan tertulis mengenai pinjamanantara Pemerintah dan Pemberi Pinjaman Luar Negeri. Setiap lembaga pembiayaan mempunyai ketertarikan serta rencana kerja masingmasing untuk bekerjasama dengan Indonesia, di samping itu mereka mempunyai aturan, persyaratan, prosedur dan terms and condition yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Setelah Loan effective, donor mulai menyalurkan pinjaman sesuai dengan persetujuan yang telah disepakati untuk setiap jalur penggunaannya. Sebagai persiapan pelaksanaan proyek, Departemen Teknis, Bappenas dan Departemen Keuangan menunjuk dan menetapkan Executing Agency (EA) proyek. Selanjutnya EA yang telah ditunjuk dan disetujui oleh semua pihak akan menunjuk Pimpinan Proyek dan Bendahara Proyek sebagai pelaksana proyek. Selanjutnya Pimpinan Proyek yang telah diberikan wewenang untuk mengelola proyek tersebut akan melaksanakan tugas-tugasnya. Salah satunya termasuk melakukan pencairan pinjaman. Dalam melaksanakan proyek tersebut, Pimpinan proyek harus berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam Memorandum of Understanding (MoU), Procurement Guidelines Donor dan juga Kerpres Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang diperbaharui dengan Perpres No.54/2010 dan Perpres No.70/2012. Pelaksanaan proyek dengan pinjaman luar negeri harus mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oleh pemberi pinjaman. Setiap donor/pemberi pinjaman memiliki aturan-aturan yang berbeda dalam implementasi proyeknya. Untuk pinjaman IDB penggunaannya harus mengikuti pedoman Guidelines for Procurement of Goods and Works Under Islamic Development Bank Financing untuk pengadaan barang/jasa pemborongan dan Guidelines for the Use of
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014
Consultants under Islamic Development Bank Financing untuk pengadaan konsultan. Pengadaan dengan pinjaman luar negeri dilaksanakan apabila rencana pengadaan yang diajukan telah disetujui oleh donor setelah perjanjian pinjaman disepakati oleh negara peminjam dan lembaga/negara donor. Salah satu indikator kinerja pinjaman proyek (project Loan) adalah progress variant yang dihitung dengan cara membandingkan disbursement ratio dengan elapsed-time ratio. Secara lebih rinci metode perhitungan kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
(2.1) (2.2) (2.3) Elapsed time merupakan perhitungan waktu yang dihitung antara tanggal efektif pinjaman sampai dengan tanggal cut-off date, sedangkan availability period merupakan perhitungan waktu antara tanggal efektif pinjaman sampai dengan batas waktu penarikan pinjaman (closing date). Dari hasil perhitungan progress variant tersebut di atas, setiap pinjaman yang berstatus aktif dapat digolongkan menjadi 3 kategori sebagai berikut: a. Ahead atau on schedule, yaitu kategori progress variant dengan angka lebih dari atau sama dengan 1 (PV ≥ 1) yang berarti bahwa realisasi penarikan pinjaman yang bersangkutan telah sesuai atau lebih cepat dari jadwal yang direncanakan; b. Behind schedule, yaitu kategori progress variant dengan angka lebih dari 0,3 dan kurang dari 1 (0,3 < PV < 1) yang berarti bahwa realisasi penarikan pinjaman yang bersangkutan lebih lambat dari jadwal yang direncanakan; c. At risk, yaitu kategori progress variant dengan angka kurang dari atau sama dengan 0,3 (PV ≤ 0,3) yang berarti bahwa realisasi penarikan pinjaman mengalami keterlambatan yang akut sehingga berpotensi memunculkan biaya tambahan yang harus ditanggung APBN.
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014
3. Metode Penelitian Strategi penelitian yang digunakan adalah metode survei. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan instrumen berupa kuesioner yang memiliki skala pengukuran nominal dan ordinal, dengan pendapat pakar sebagai validasi. Metode analisis data yang digunakan adalah relative importance index (RII) untuk menghitung tingkat pengaruh faktor terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek IDB Loan No. IND-01XX pada tahap pra-konstruksi serta analisis statistik dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 21 untuk melihat persebaran data dan kevalidan variabel-variabel melalui uji validitas dan reliabilitas, dan analisa deskriptif . Berikut uraian penggunaan variabel dalam penelitian ini: •
Variabel bebas (X) : faktor yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek IDB Loan No. IND-01XX
Berikut tabel variabel penelitian: Tabel 1. Variabel Penelitian Variabel
Faktor Kinerja Waktu
Referensi
Tahap Persiapan P.I.1
Kesiapan Dana Pendamping
P.I.2
Kesiapan Lahan
P.I.3
Kesiapan PMU dan PIU
P.I.4
Koordinasi/Struktur Organisasi PMU dan PIU
H. Adriantara (2007) R.F. Aziz (2013) N.A. Awalimah (2005) F. Edison (2009)
P.I.5
Pengalaman PMU dan PIU
F. Edison (2009)
P.I.6
Reorganisai PMU dan PIU
P.I.7
Perancanaan Awal Proyek
P.I.8
Perubahan/Revisi Proposal
P.I.9
Pelaksanaan Kajian untuk memenuhi Regulasi
F. Edison (2009) N.A. Awalimah (2005) N.A. Awalimah (2005) R.F. Aziz (2013)
P.E.1
Regulasi Izin Mendirikan Bangunan
R.F. Aziz (2013)
P.E.2
Kajian Bappenas
F. Edison (2009)
L.I.1
Tahap Lelang Pengalaman dan Pemahaman Panitia Lelang Terhadap Prosedur Pengadaan yang Digunakan.
L.I.2
Pelaporan Hasil Evaluasi Menurut Standar Donor
L.I.3
Proses Persetujuan Hasil Evaluasi oleh Pemerintah Pusat
L.I.4
Keberadaan Ahli Lelang
L.I.5
Proses Pengambilan Keputusan
L.E.1
Respon Ketertarikan Terhadap Lelang
H. Adriantara (2007) H. Adriantara (2007) H. Adriantara (2007) H. Adriantara (2007) H. Adriantara (2007) Ty Potticary (2013)
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014
Variabel L.E.2
Faktor Kinerja Waktu Terbatasnya Pemberi Jasa yang Potensial
Referensi Ty Potticary (2013)
L.E.3
Proses Penerbitan NOL untuk Setiap Tahapan
L.L. Turnip (2008)
L.E.4
Adanya Perwakilan Pemberi Pinjaman di Indonesia Disharimonisasi Perpre/Keppres dengan Regulasi Pengadaan Pemberi Pinjaman Metode Evaluiasi Lelang
L.L. Turnip (2008)
L.E.5 L.E.6
L.L. Turnip (2008) L.L. Turnip (2008)
Tahap Perencanaan dan Desain D.I.1
Perubahan Permintaan
D.I.2
Durasi Revisi dan Persetujuan Desain
D.I.3
Kejelasan Lingkup dan Spesifikasi
D.I.4
Keberadaan Narasumber Desain
D.I.5
Kelengkapan Data Awal Proyek
D.E.1
Pengalaman Konsultan
D.E.2
Miskoordinasi Konsultan dengan Klien
D.E.3
Tenaga Ahli yang Dimiliki Oleh Konsultan
D.E.4
Reliabilitas Konsultan
D.E.5 Penggunaan Sub-Konsultan Sumber : Olahan Sendiri
J.B. Yang dan P.R. Wei (2010) R.F. Aziz (2013) J.B. Yang dan P.R. Wei (2010) H. Adriantara (2007) R.F. Aziz (2013) J.B. Yang dan P.R. Wei (2010) J.B. Yang dan P.R. Wei (2010) H. Adriantara (2007) J.B. Yang dan P.R. Wei (2010) R.F. Aziz (2013)
Adapun tahapan yang akan dilakukan dalam penyebaran kuesioner dalam penelitan ini ada 4 (empat) tahap, yaitu: 1. Kuesioner Tahap Pertama (Validasi Pakar Awal); 2. Kuesioner Tahap Kedua (Pilot Survey); 3. Kuesioner Tahap Ketiga (Kuesioner Responden); dan 4. Tahap Keempat (Validasi Pakar Akhir). Sasaran responden yang disyaratkan dalam penelitian ini adalah Project Implementation Unit dari proyek IDB Loan No. IND-01XX. Penelitian dimulai dengan pengumpulan data tahap 1 (validasi pakar). Pakar dalam penelitian ini berjumlah 5 orang dan pernah mengerjakan proyek dengan pinjaman luar negeri dan berpendidikan minimal S2. Validasi awal pakar dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada pakar yang berisi variabel-variabel dari hasil studi literatur. Variabel-variabel tersebut harus divalidasi terlebih dahulu oleh pakar sebelum dituangkan ke dalam kuesioner responden agar variabel-variabel yang dikeluarkan dalam kuesioner responden tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan. Pakar dalam tahap ini juga membantu untuk menambahi atau mengurangi variabel yang akan digunakan dalam penelitian serta mengoreksi tata bahasa agar bahasa yang digunakan dalam kuesioner responden nanti menjadi mudah dipahami oleh responden.
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014
Tahapan inti pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengumpulan data tahap kedua (kuesioner responden). Kuesioner dibagikan langsung kepada Project Implementation Unit proyek IDB Loan No. IND-01XX. Jumlah kuesioner yang terkumpul yaitu 27 responden. Responden yang berhasil dikumpulkan memiliki latar belakang jabatan Project Manager, Technical Review Team, Project Implementation Coordinator, Tim Teknis, dan Staf. Skala pengukuran nominal digunakan untuk kuesioner validasi pakar, dimana pilihan jawaban yang diberikan adalah ya atau tidak. Sedangkan skala ordinal digunakan untuk kuesioner responden, dimana digunakan skala yang membantu penyusunan variabel berdasarkan peringkatnya. Adapun skala penilaian untuk variabel X yaitu: 1 = Tidak Berpengaruh; 2 = Kurang Berpengaruh; 3 = Cukup Berpengaruh; 4 = Berpengaruh; dan 5 = Sangat Berpengaruh Dari data-data yang didapatkan dari para responden, dilakukan analisis statistik dengan bantuan software SPSS v.21. Dari variabel yang ada dicari nilai Cronbach Alpha sebesar yang lebih besar (>) dari 0,6 yang menunjukkan bahwa kuesioner penelitian reliabel dan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Kemudian, dilakukan analisa deskriptif untuk mengetahui persebaran data variabel dilihat dari mean, median, dan mode dari masing-masing variabel. Setelah dilakukan analisis statistik diatas, setiap variabel dihitung menggunakan metode Relative Importance Index (RII). Berikut merupakan rumus RII:
Relative Importance Index =
!.!!!!.!!!!.!!!!.!!!!.!! !!
(4.1)
Dimana: n5 = Jumlah responden yang menjawab “Sangat Berpengaruh” n4 = Jumlah responden yang menjawab “Berpengaruh” n3 = Jumlah responden yang menjawab “Cukup Berpengaruh” n2 = Jumlah responden yang menjawab “Kurang Berpengaruh” n1 = Jumlah responden yang menjawab “Tidak Berpengaruh” N = Jumlah total responden 4. Hasil Penelitian Pada uji validitas, dinyatakan 5 variabel sebagai variabel tidak valid, yaitu P.I.1, P.I.2, P.I.4, P.I.5, dan P.I.7, sehingga ketiga variabel ini tidak lagi diikutsertakan dalam tahap analisis
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014
selanjutnya. Dari 27 variabel tersisa didapat nilai Cronbach Alpha sebesar 0.934 atau lebih besar (>) dari 0,6 yang menunjukkan bahwa kuesioner penelitian reliabel dan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Kemudian, dilakukan analisa deskriptif untuk mengetahui persebaran data variabel dilihat dari mean, median, dan mode dari masing-masing variabel. Dari analisa deskriptif, didapat nilai rata-rata untuk seluruh variabel, yaitu 4,06 yang berarti semua variabel berada diatas nilai rata-rata, yaitu 3. Dari perhitungan dengan menggunakan metode RII diatas, didapat peringkat pengaruh terhadap kinerja waktu dari berbagai faktor. Pada tahap persiapan, diperoleh tiga peringkat teratas, yaitu Regulasi Izin Mendirikan Bangunan, Perubahan/Revisi Proposal, dan Pelaksanaan Kajian untuk Regulasi dengan nilai RII masing-masing 0.896, 0.881, dan 0.844. Sedangkan, pada tahap lelang, diperoleh tiga peringkat teratas, yaitu Proses Penerbitan NOL untuk Setiap Tahapan, Disharmonisasi Regulasi Pengadaan, dan Metode Evaluasi Lelang dengan nilai RII masing-masing 0.874, 0.859, dan 0.937. Kemudian, pada tahap perencanaan dan desain, diperoleh tiga peringkat teratas, yaitu Realibilitas Konsultan, Tenaga Ahli yang Dimiliki Oleh Konsultan, dan Keberadaan Tim Ahli Konstruksi dan Desain dengan nilai RII masing-masing 0.941, 0.911, dan 0.844. Berikut tabel hasil perhitungan RII: Berikut tabel hasil perhitungan RII: Tabel 2. Perhitungan RII Faktor Kinerja Waktu
RII
Rangking
Regulasi Izin Mendirikan Bangun
0.896
1
Perubahan/Revisi Proposal
0.881
2
Pelaksanaan Kajian untuk Regulasi
0.844
3
Reorganisasi PMU dan PIU
0.778
4
Kesiapan PMU dan PIU
0.770
5
Kajian Bappenas
0.711
6
Proses Penerbitan NOL untuk Setiap Tahapan
0.874
1
Disharmonisasi Regulasi Pengadaan
0.859
2
Metode Evaluasi Lelang Pengalaman dan Pemahaman Terhadap Prosedur Pengadaan Keberadaan Tim Ahli Lelang
0.837
3
0.830
4
0.830
4
Proses Pengambilan Keputusan Proses Persetujuan Hasil Evaluasi oleh Pemerintah Pusat Respon Ketertarikan Terhadap Lelang
0.778
6
0.778
6
0.741
8
Terbatasnya Pemberi Jasa yang Potensial
0.733
9
Tahap Persiapan
Tahap Lelang
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014
Faktor Kinerja Waktu
RII
Rangking
Pelaporan Hasil Evaluasi Menurut Standar Donor
0.704
10
Adanya Perwakilan Pemberi Pinjaman di Indonesia
0.674
11
Reliabilitas Konsultan
0.941
1
Tenaga Ahli yang Dimiliki Oleh Konsultan
0.911
2
Keberadaan Tim Ahli Konstruksi dan Desain
0.844
3
Penggunaan Sub-Konsultan
0.837
4
Kelengkapan Data Awal Proyek
0.837
4
Pengalaman Konsultan
0.837
4
Kejelasan Kriteria Desain (Lingkup dan Spesifikasi)
0.830
7
Miskoordinasi Konsultan dengan Klien
0.830
7
Perubahan Permintaan
0.785
9
Durasi Revisi dan Persetujuan Desain Sumber : Olahan Sendiri
0.778
10
Tahap Perencanaan dan Desain
5. Pembahasan Pada proyek IDB Loan No.IND-01XX terjadi perubahan desain bangunan sehingga diperlukan adanya perubahan/revisi proposal. Ketika pinjaman telah disetujui ternyata terdapat ketidaksesuaian antara desain awal dengan kondisi di lapangan. Perubahan desain bangunan tentunya dapat mengakibatkan perubahan besarnya jumlah biaya. Hal tersebut menyebabkan harus dilakukannya revisi proposal dan persetujuan ulang dengan pihak pemberi pinjaman. Berikut ini catatan kecil pada perubahan/revisi proposal pada proyek IDB Loan No.IND-01XX : •
September 2009
: Persetujuan pertama (twin tower)
•
Oktober 2009
: Pembentukan struktur organisasi proyek
•
Januari 2010
: Pengukuran lahan dan penyesuaian dengan
proposal
(terdapat perbedaan ukuran lahan antara proposal dan kondisi lapangan) •
Oktober 2010
: Persetujuan ulang
•
Februari 2011
: Effective Loan (Pinjaman efektif)
Pada pelaksanaannya proses untuk memperoleh IMB ini meninggalkan beberapa masalah diantaranya waktu penyelesaian pelayanan yang tidak pasti dan akurasi dokumen atau persyaratan pelayanan (Ony Ariyanti, 2006, hal.161). Meskipun telah diatur dalam SK Gubernur No. 85 Tahun 2006, pasal 11 bahwa jangka waktu penyelesaian IMB adalah 40 hari
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014
kerja, pada pelaksanaanya proses penyelesaian IMB ini memakan waktu yang relatif panjang dan bisa lebih dari satu tahun. Hal ini disebabkan karena banyak dan ketatnya persyaratan dan tahapan yang harus dipenuhi. Dalam kasus proyek IDB Loan No.IND-01XX, SIPPT yang telah diurus sejak 31 Agustus 2010 memakan waktu yang sangat lama hingga 26 Juni 2013 untuk proses penerbitannya. Setelah memperoleh SIPPT tersebut, didapatkan bahwa banyak syarat-syarat lain yang harus dipenuhi yang tidak terdeteksi sebelumnya. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa regulasi menjadi salah satu hambatan pelaksanaan proyek IDB Loan No.IND-01XX. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sadi A. Assaf dan Sadiq Al-Hejji di Arab Saudi, pada penelitian kali ini ditemukan bahwa kelambatan dalam memperoleh izin dari pemerintah kota dan adanya konflik antara kepemilikan bersama proyek merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek. Pada studi kasus yang dilakukan ditemui bahwa untuk memperoleh IMB secara legal dan melalui jalur yang seharusnya dibutuhkan waktu lebih dari 2 tahun. Hal ini dikarenakan beberapa hal, diantaranya pada awal proyek belum dimiliki master plan yang dibutuhkan untuk memperoleh RTLB sehingga berbagai persyaratan dan kajian (AMDAL,dll) belum dapat diproses. Master plan sebenarnya telah dipersiapkan, namun karena adanya perluasan lokasi sehingga harus dilakukan kajian ulang. Pembuatan master plan ini sendiri menjadi pekerjaan yang sulit karena turut melibatkan bangunan bersejarah sehingga perlu melibatkan berbagai pihak dalam prosesnya selain itu juga perlu menunggu terbitnya SIPPT dan juga keputusan dari Tim Sidang Pemugaran. Selain daripada masalah bangunan bersejarah, hal lain yang menyebabkan permasalahan dalam pembuatan master plan keterlibatan pemerintah daerah terkait (DKI Jakarta). Izin Mendirikan Bangunan menjadi permasalahan utama pada proyek IDB Loan No.IND01XX. Secara sekilas dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu tiga tahun proyek IDB Loan No.IND-01XX tidak dapat melangkah jauh dikarenakan belum diperolehnya SIPPT sebagai salah satu syarat untuk memperoleh IMB. Sebagai pembanding diambil proyek IDB Loan No.IND-0129/0130 yang mana merupakan proyek konstruksi gedung pendidikan di wilayah DKI Jakarta. Proyek IDB Loan No.IND-0129/0130 juga mengalami permasalahan dalam proses memperoleh IMB dan mengakibatkan keterlambatan proyek. Pada proyek dengan pinjaman luar negeri, telah dilakukan kajian uji kelayakan sebelum diberikannya pinjaman yang memeriksa dan membuktikan bahwa proyek yang akan dilaksanakan dapat
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014
diimplementasikan serta tidak memiliki hambatan. Segala hambatan yang ada seharusnya telah diselesaikan sebelum pinjaman diberikan. Dalam proses pengadaan untuk beberapa tahapan proses dibutuhkan adanya persetujuan dari pemberi pinjaman yang disebut No Objection Letter (NOL). Untuk memperoleh NOL tersebut ada beberapa dokumen persyaratan yang harus dipenuhi dan diajukan ke pemberi pinjaman sebagai bukti pelaksanaan tender dan pertimbangan evaluasi. Standar waktu perolehan NOL sekitar 2 minggu, tetapi dikarenakan kurangnya kelengkapan dokumen persyaratan atau kurang tanggapnya pemberi pinjaman, waktu perolehan NOL tersebut dapat menjadi lebih lama (Bappenas,2012). Pada proyek dengan pinjaman luar negeri menggunakan dua panduan dasar dalam proses pengadaan barang dan jasa, Keppres 80/2003 yang diperbaharui dengan Perpres 54/2010 dan Perpres 70/2012, serta guidelines dari pemberi pinjaman dalam hal ini IDB guidelines. Adanya beberapa poin yang berbeda dari kedua acuan ini terkadang menyebabkan kebimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hal pelaksanaan National Competitive Bidding dengan persyaratan/ketentuan khusus digunakan acuan Keppres/Perpres dengan tetap meminta persetujuan (No Objection Letter/NOL) untuk setiap proses tahapan lelang. Dalam proses permohonan NOL ini kemudian dapat timbul masalah ketika dalam prosesnya pihak yang mengevaluasi menggunakan IDB guidelines sebagai acuan. Namun, PMU/PIU juga belum dapat sepenuhnya melaksanakan Procurement Guideline IDB karena tidak sesuai dengan Perpres 54/2010, khususya jika dilakukan audit nantinya. Memilih konsultan dan kontraktor yang mampu merupakan salah satu tugas yang paling penting klien yang ingin mencapai kesuksesan proyek (Fong dan Choi, 2000, Kumaraswamy dan Anvuur, 2008). Evaluasi tawaran dapat mencakup banyak parameter yang berbeda, seperti harga penawaran, kompetensi teknis, kemampuan manajemen, pengalaman sebelumnya, manajemen mutu, stabilitas keuangan dan keterampilan kolaboratif (Lam et al., 2001, Eriksson dan Laan, 2007, Malmberg, 2007). Pada umumnya, klien memberikan porsi penilaian yang tinggi pada evaluasi harga harga dan kecil pada evaluasi teknis, terutama di proyek pemerintah (Fong dan Choi, 2000, Eriksson, 2008a). Porsi penilaian yang tinggi pada harga penawaran terendah meningkatkan risiko untuk terjadinya konflik dan menghambat kerjasama karena konsultan/kontraktor sering memberikan penawaran rendah untuk mendapatkan pekerjaan dan kemudian mencari "pekerjaan tambah" untuk mencapai
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014
keuntungan (Korczynski 1996, Ng et al., 2002 Kadefors 2005 , Alderman dan Ivory, 2007). Fokus pada harga tawaran rendah juga meningkatkan risiko untuk pembengkakan biaya dan jadwal karena terjadinya beberapa perintah perubahan (Assaf dan Al-Hejji 2006, Wardani et al., 2006).
Proses pengadaan dapat memakan waktu 49% dari jangka waktu loan. Hal itu terjadi karena untuk mendapatkan dokumen No Objection Letter bisa memakan waktu 4 bulan, sehingga proses pengadaan bisa memakan waktu 2 tahun (Bappenas,2012). Dalam Laporan Kinerja Pelaksanaan Pinjaman Luar Negeri dari tahun 2011 hingga tahun 2013 permasalahan pada proses pengadaan selalu menjadi masalah. Adanya proses harmonisasi regulasi pengadaan akan menghemat waktu bagi panitia dalam melaksanakan proyek karena tidak ada lagi pertentangan aturan di dalamnya. Perbaikan sistem pengadaan dan metode evaluasi lelang serta adanya evaluasi kinerja pelaksanaan oleh penyedia jasa sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas proyek di Indonesia. Kualitas dan kinerja konsultan sangat berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek pada tahap pra-konstruksi. Jika konsultan yang terpilih tepat, kesempatan untuk peningkatan kinerja waktu dan biaya naik (FIDIC,1997). Proyek yang menjadi bahan studi kasus pada penelitian ini memiliki tingkat kompleksitas yang sangat tinggi sehingga reliabilitas konsultan menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan proyek ini. Proyek ini berada dikawasan bangunan cagar budaya yang dilindungi, selain itu juga aktivitas harian yang ada juga harus tetap dipertahankan sehingga banyak hal yang menjadi batasanbatasan dan pertimbangan dalam proyek ini. Berdasarkan pendapat pakart, pada proyek IDB Loan No.IND-01XX konsultan yang terpilih tidak memberikan performa sesuai harapan. Salah satu kejadian yang menunjukkan kurangnya performa konsultan adalah terjadinya kesalahan uji tanah hingga dua kali dan juga kesalahan pengukuran bangunan eksisting.
Menurut McClements (2012), pengetahuan yang dimiliki ahli merupakan bagian dari kualitas pelayanan yang diberikan oleh konsultan. Kualitas dari konsultan juga dapat dinilai dari SDM yang dimiliki, baik jumlah dan kualitas tenaga ahli yang digunakan dan juga tenaga pendukung lainnya. Bukan tidak mungkin terjadi ketidaksesuaian antara dokumen penawaran ketika tender dengan pelaksanaan. Pada penilaian pada proses tender diatas kertas konsultan memiliki kapasitas yang bagus, akan tetapi pada pelaksanaan terjadi perubahan organsasi
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014
pelakasana pekerjaan dan kualitasnya tidak sesuai dengan yang ditawarkan ketika proses tender. Berdasarkan penelitian Aiyetan Ayodeji Olantunji (2010), pemahaman owner terhadap desain dan konstruksi menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek. Dalam proyek IDB Loan No.IND-01XX anggota PIU yang dapat diibaratkan sebagai owner, mayoritas terdiri dari orang berlatar belakang pendidikan kesehatan, oleh karena itu diperbantukan beberapa anggota berlatar belakang ahli desain dan konstruksi. Keberadaan ahli desain dan konstruksi ini cukup berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek IDB Loan No.IND-01XX dikarenakan dengan keberadaan mereka maka gambar yang dibuat oleh konsultan akan diperiksa secara teliti. Apabila konsultan yang terpilih kemampuannya kurang mumpuni akan berakibat lamanya waktu proses pengerjaan DED. Apabila dibandingkan dengan proyek sejenis lainnya (proyek rumah sakit pendidikan dengan pinjaman IDB di Surakarta dan Padang), proses pengerjaan DED proyek IDB Loan No.IND-01XX sedikit lebih lama karena ketatnya pemantauan dari ahli konstruksi dan desain PIU. Berdasarkan Laporan Kinerja Pinjaman Luar Negeri dari tahun 2011 hingga tahun 2013 tidak ditemukan adanya permasalahan terkait kinerja konsultan. Namun, keterlibatan ahli konstruksi dan desain dalam PIU proyek IDB Loan No.IND-01XX membuat kemampuan dari konsultan DED menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek. Kualitas dan kemampuan konsultan DED menjadi sangat penting dikarenakan adanya tuntutan yang tinggi dari kondisi proyek dan ahli konstruksi & desain dalam PIU. Di samping itu, keberadaan ahli konstruksi dan desain dalam PIU dan ketatnya pemeriksaan desain oleh PIU akan berdampak positif terhadap pelaksanaan konstruksi. Perencanaan dan desain yang baik akan membuat proses konstruksi berjalan baik dan meminimalisir perubahan yang terjadi pada tahap konstruksi. 6. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui tahapan-tahapan penelitian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: •
Kompleksitas proyek serta keterlibatan ahli konstruksi dan desain dalam PIU proyek IDB Loan No.IND-01XX membuat kemampuan dari konsultan menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek. Kualitas dan kemampuan
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014
konsultan menjadi sangat penting dikarenakan adanya tuntutan yang tinggi dari kondisi proyek dan PIU. •
Izin Mendirikan Bangunan menjadi permasalahan utama pada proyek IDB Loan No.IND-01XX. Proyek IDB Loan No.IND-01XX tidak dapat melangkah jauh dikarenakan belum diperolehnya SIPPT sebagai salah satu syarat untuk memperoleh IMB.
•
Sistem Lelang/Tender yang digunakan pada proyek IDB Loan No.IND-01XX meskipun telah sesuai dengan regulasi yang berlaku dirasa masih belum efektif/tepat guna dalam mengevaluasi penawaran penyedia jasa. Dibutuhkan adanya pemeriksaan atau pembuktian yang lebih mendalam terhadap proposal yang diajukan oleh penyedia jasa.
7. Saran Saran yang diberikan untuk penelitian ini antara lain : a. Melakukan penelitian serupa untuk proyek konstruksi dengan pinjaman luar negeri lainnya di wilayah DKI Jakarta. b. Melakukan penelitian lanjutan membahas tentang pengaruh Regulasi Izin Mendirikan Bangunan di DKI Jakarta terhadap kinerja proyek. c. Melakukan penelitian lanjutan membahas tentang pengaruh kinerja konsultan terhadap kinerja proyek.
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014
DAFTAR REFERENSI Abdullah, Mohd Razaki, Ismail Abdul Rahman, dan Ade Asmi Abdul Azis. 2010. Causes of Delay in MARA Management Procurement Construction Projects. Journal of Surveiing, Construction & Property Vol. 1 Issue 1, 123-138. Universiti Tun Hussein Onn Malaysia. Ardiantara, Harcana. 2008. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Keterlambatan pada Proses Pengadaan Jasa Pemborongan (Studi kasus: ABD LOAN No. 1798-INO RR(S)P). Tesis. Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Assaf, Sadi A. dan Sadiq Al-Hejji. Causes of delay in large construction projects. International Journal of Project Management 24, 349–357. Science Direct.2006. Atout, Mamoon M..2013. Factors Caused By Consultant Engineers Affecting Project Progress. American University in the Emirates. Awalimah, Nuralela Amin. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Low DisbursementPinjaman Luar Negeri (Studi Kasus Loan IBRD No. 4290-IND dan Loan IDB No. IND-0063/64). Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Aziz, Remon Fayek. Ranking of delay factors in construction projects after Egyptian revolution. Alexandria Engineering Journal 52, 387-406. 2013. A. Albogamy, Darren Scott, dan Nashwan. 2011. Addressing Construction Delays in the Kingdom of Saudi Arabia. Teesside University. A.W. Shaikh, M. R. Muree, dan A. S. Soomro. 2010. Identification of Critical Delay Factors in Construction. University of Sindh. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Laporan Kinerja Pelaksanaan Pinjaman Hibah Luar Negeri. Davi Sukamta, 2009, Kiprah edisi 31 2009 Direktorat Pendanaan Luar Negeri Multilateral. Harmonisasi Peraturan Pengadaan Barang dan Jasa: Studi Kasus Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dengan IDB Procurement Guidellines. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Direktorat Pendidikan Tinggi. Annual Progress Report IDB Loan No. IND-01XX. Edison, Firman. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Daya Serap ProyekProyek yang Dibiayai ADB (studi kasus: Loan 2074-INO dan Loan 2075-INO). Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Eriksson, Per Erik dan Mats Westerberg. Effects of Procurement on Construction Project Performance. Lulea University of Technology. 2009.
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, (2013). Laporan Perkembangan Pinjaman dan Hibah Triwulan III Tahun 2013. Ogunsanmi, O.E.. Effects of Procurement on Construction Project Performance in Nigeria. Ethiopian Journal of Environmental Studies and Management Vol. 6 No.2, 215222.2013. Olatunji, Aiyetan Ayodeji. 2010. Influence on Construction Project Delivery Time. Tesis. Nelson Mandela Metropolitan University. Project Management Institute, (2008). A Guide to the Project Management Body of Knowledge, 4th Edition Riduwan. 2006. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, (2006). Statistika untuk Penelitian, Bandung Alfabeta. Sambasivan, Murali dan Yau Wen Soon. 2007. Causes and effects of delays in Malaysian construction industry. International Journal of Project Management 25, 517–526. Science Direct. Taher, Enas Fathi Taher dam R.K. Pandey. Study of Delay in Project Planning and Design Stage of Civil Engineering Projects. International Journal of Engineering and Advanced Technology (IJEAT), 456-461. 2013. Tumi, Saleh Al Hudi et al. 2009.Causes of Delay in Construction Industry in Libya. University of Bucharest. Turnip, Lisbet Lasmaria. 2008. Manajemen Kinerja Proses Pengadaan dan Identifikasi Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Waktu Proses Pengadaan Dengan Pinjaman Luar Negeri Di Indonesia. Tesis. Institut Teknologi Bandung. Yang, Jyh-Bin dan Pei-Rei Wei. 2010. Causes of Delay in the Planning and Design Phases for Construction Projects. ASCE. Yin, Robert K. 2004. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: PT. RajaGrafindo Perkasa.
Identifikasi faktor yang..., Suryo Wijiono Pambudi, FT UI, 2014