4ra! :Fid r. r. *!:g 4t
x
firV
lssH 1907-2066
PeranlLPfKiDalam Pengembang.n PendldlkanlVokarl dl lndonesla
'uop. rbluru.
t
r_rU.iuu2u
Seminar Internasional, ISSN 1907-2066 Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di
DAFTAR MAKALAH PENDAMPING No_
NAIiIA
Artikel
O0l
Sumarto,
002
Agus Lahinla
003
Wahid [lirflawar
004
Bambang
A Nurhayat,
frfiAKALAH
I
i-tAL. 1
BERBAGAI MODEL INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORI\,1ASI
Y
PENINGKAI AN KEMAMPUAN PROFESIONAL
sBr
Dhafmaputra STRATEGI MEMPERSIAPKAN GURU SMK
I4
:
ffi
cALoN GURU sMK
tu[]A]
RSB|:
r/ 23
Dedy Suryadi dan Ahmad IMPLE[IENTASt t\4ODEL pEMBELAJARAN Anwar BERBASTS
Yusa
uo6 Mrtr"n. '
007
Wayan Ratnata
008
Yayat
'" PRODUKSI EVALUAST BERBASTS --- - - a^r**,,*r*"^sl KOMPEIENSI (Studi Kasus pada SMKN 6 Bidanq 35
dan Kustiawan
Keahlian TlEthB?lgllqO KONSEP PEMIKIRAN DALAIVI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN VOKASI UNTUK TUNIUTAN DUN'q KERJA PARTNERSHIPS LPTK-PTK DENGAN SMK
MENGHADAPI
41
IV1ELALUIINTERNSHIPSSEBAGAISTRATEGI 47 DALAM PENYIAPAN GURU SMK RSBI RANCAI\G BANGUN SISTEM SER\,ER PULSA ELEKTR lK UNTUK B'SNtS PULSA PADA T TNGKAT AGEN MIKROKONTROLER ATMEGA8535
Oos
Yoyo Somantri twan
010
YaniAchdiani
STRATEGI DAN PERAN LPTK DAIA[]4 PENYIAPAN GURU VOCATIONAL Dl
nl,t '' '
Nudaila Abdullah Mashehi
STRATEGI PROGRAM STUDI TATA BOGA DI LINGKUNGAN LPTK UNTUK MEMPERTAHANKAN 93 AK&EDI1ASI
BERBASIS
Sr"lK
5t
81
8/26l2tll0 5:44
N
PENELITIAN
Lailany Yghya
POTENSI PEMANF,AATAN T]K BAGL GUR.J SI,'< RSBYSBI DALAM PEMBELNARAN
217
Rahayu Dewi,5
TINJAUAN PERSEPSi SERTIFIKASI DALAM JABATAN SERTA PENGARUHNYA IERHADAP MOTIVASIBERPRESTASIDAN PROFESIONALITAS 15i7 GURU KEJURUAN
21a
Non_tie Sangi
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KINERJA IAZI DOSEN DAI AM PFMBIMBINGAN DI FATEK UNIMA
216
'511
IVIODEL PENDIDIKAN SOFT SKILLS C-O:I--L-E-G-E
219
lsnE Widiaty
22a
Shinta Doriz
PLUS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEIV1ANDIRIAN DAN EN'I REPRENEURIAL. SPIRIl SISWA SMK PENGEMBANGAN KURIKULUI\4 PENDIDIKAN KEWRAUSAHA,AN
MEWUJUDKAN KURIKULUM SMK BERBASIS WRAUSAHA DALAM UPAYA OPTIMALISASI POTENSI DAERAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI DIRI:
221
Rite Patriasih
222
STRATEGIMENGHADAPIAKREDITASIPROGRAM 1551 STUDI PADA LINGKUNGAN LPTK PTK . .- .. PEI\TIASARAN KOTA BANDUNG SEBAGAI KOfA Deddy HerrnEdi o"n 1s65 """ voKASr MELALUT pENG-EMBATIGAN Rahmewatl KEWRAUSAHMN OAN TEACHING FACTORY SI\IK
224
Anizar Ahmad
225
1543
Eddy Sutadji
Melly Prabawati
PENGEMBANGAN KURIKULUM KEWRAUSAHAA.N BERBASIS
VOKASI
KON,PETENSI LULUSAN LPTK PTK. STANDAR PENDIDIK GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEKOLAH INTERNASIONAL (SMK
BERTARAF
15
/9
1589
S BI)
Suprapto dan Bambang sabanman
227
Zandinah
PENERAPAN ASESMEN PENUGASAN (PORTOFOLIO) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PB I\,{ [,4 EKANIKA REKAYASA DI JURUSAN TEKNIK 1593 S P]L FI UNESA SUMBANG SARAN TERHADAP PENGEMBANGAN
MODELSERTIFIKASIBERBASISPADAPERSEPSI,l603 GUR U SMK DI DIY
22A
Tuti lnani
UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU SMK RSBI
1611
229
Agus Efendi
MPLIKASI PENANAMAN NILAI PADA KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
'1615
8126i'20lar
5:(4 Al
.r{.
Seminar lnternasional, ISSN 1907-2065 Peran IPTK Oahm Pedgembangan Pendldlkah Vokasi di lndonesia
${IEXTJP*F7
PENGEMBANGAN KURIKULUM KEWIRAUSAHAAN BERBASIS VOKASI
oleh AnLar Ahmadr ABSTRAK Permasalahan pendidikan yang dianggEp pating sefiuB adalah ,utusannya tidak dtorientasikafl
pada dunia ke.ja. Dengan demikian pala lulusan ku.ang msnahami seluk beluk dunia kerja baik sebagai karyawan maupun sebag€i wirausaha. Hidup dalam era globalisasi yang penuh tanlangan sebagaimana yang sedang kita jalEni sekErang ini, kehadaEn p€ndidikan vok€sional menjadi wahana
untuk dapat be*ompelisi, asalken dalam kufkulum pendidikan vokasional dipersiapkan dan dikembangkan matori yang dapa ftenggugah posela didik untrk bekeria seca€ mandid atau betuiEusaha. Setelah memiliki k€terampilan vokasional, peserta didik juga lerampil dalam bidang man4erial, sehingga terpupuk jiwts kewirausahaannya, yaitu dengan mengintegrasikan materi kewiEosahaan dalam kudkulum LPIK dan disertai dengan strategi pombetajarannya. Materi kewirausahaan adalah 1) sikap mental dan motivasi, 2) kemampuan manajedat, 3) k€mampuan vokasional, 4) kemampuan permodalan dan kouangan dan 5) kemampuan pemsssran dan jaringan usaha. Sedangkan sfategi pembolajaEn pendidikan keltirausahaan adelah: 1) pendekabn, 2) pengo.ganisasian peserE didik, 3) pengoeanlsaslan tuiuan dan materi batajar, 4) metode pemb€lajaran, 5) alokasi waktu dan dislribusinya 6) dana belajar. 7) tempat betajar dan saran pendukungnya, 8) alat dan media pembelajaran, 9) p.osedur kmnologis pel€kssnaan pembetaja€n, 10) sumber dan nara sumber belajar, 1 '1) alat evaluasi, 'r2) iklim sosial pembelajaran. Kata kunci: LPTK, Pengembangan Kurikulum, Kewiralsahaan, dan Vokasional
Pendahuluan Tingginya tingkat pengangguEn lulusan peaguruan iinggi di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang pedu disikapi secara arif dan bijaksana. Pada sisi lain, peamasalahan p€ndidikan yang dianggap paling serius adalah lulusannya tidak dio.ient€sikan pada .lunia keda. Dengan damikian p€ra luh$an kureng memahami seluk beluk dunia keda baik sebagai k€ryawan maupun sebagai wirausaha. Hidup dalam era globalisasi yang penuh tanhngan sebagsimana yang sedang kita jalani sekaEng ini, kehadiran pendidikan vokasi menjadi *ahana ur{uk dapat berkompetisi, asalkan dalam kudkulum pendid;kan vokasi dipe.siapkan dan dikembangkan matori-materi yang dapat menggugah peseta didik untuk bek€ria secara mandiri atau be&irausaha. Tulisan ihi adelah bagian dari hasilpemlitian penulis dalam bentuk disertasi tahun 20O't. Di sini penulis meflcoba merEwarkan bagaimana mengembangkan kudkulum kewirau6ahaan sekaligus strategi pembelajar&nya yaig berbasis pendidikan kejuruan alau vokasionat.
Konsep Kurikulum Pera pakar teHi m€igemukakan befbsgai b€*&s6n at6u defnisi teiteng kurikulum. llenuut Nasution (1989) k{rik un dpandang sebagai sualu reflcana yang disusun untuk melsncerkan proses belajar{engaiar di batidr bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau tembaga pendidikan bese.ta staf peng€jamya. Sdaniffla dil€t€kan pula bahwa sejumlah ahli teori kurikulum b€rpendapat bahwE kudkulum buken lElya fiE{Eikuli semua kegiatan yang direnc€nakan, melainkan juga peristiwapedstiw€ yang tHiS d penga$€san sekoleh. Jadi selain k€Siat€n kudku{er liaflg fonnet juge kegiatan yang ii&k atar yang seing disebut kegiatan ekslrakudkuler. Definjsi kurikutum yang lebih operasioml deh Hasan (1988:28) bahwa kudkulum terdiri atas empat dim€nsi yang saling gayut sd, dengar Ein yaitu: (1) kurikulum sebaoei suatu ide atau konsepsil (2) kufikutum sebaga: rencana E l,Jlq (3) kri(ulum sebagai suatu kegiatan; dan (4) kurikulum sebagai suatu hasil b€fajar.
!at* ffi, &emd#t
' Dr. Anira, AlBsd,
Mf{ dd*
*trp€tstejar Progmm Studi P(K
1579
rKP
Univ€rsirns
Syirl l({sla Be&
Ai*
Seminar lnternasional, ISSN 1907-2056 Psan IPTX Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasl di lndonesia
Konsep Kewirausahaan
Waausaha, dalam bahasa Perahcis diisiilahkan errreplercur
lslilah
entre?aeneur
diperkenalkan pertama kali oleh Cantillon pada lahun 1755, dan seftakin popular setelah digunakan oleh pakar ekonomi dari Perancis, Say, pada tahun 1800 untuk menggambaftan pengusahapengusaha yang mampu memindahkan Bumber-sumber ekonomi dari tingkat produktivilas rendah ke tingkat produklivitas tinggi dan menghasilkan lebih banyak (Ensiklopedia Nasionat lndonesia Buku 17r 322). Sedangkan Sunarto (1995: 108) menutis bahwa enl.epreneur berarti mengejar petuangt mengisi kebutuhan melalirj inovasi; dan kreaiifdalam m€njalankan usaha. Goefirey Meredith (1982) menyatakan bahwa wirausaha yang be.hasit, meeka menikmati pekerjaan dan berdedjkasi total terhadap apa yang mereka lakukan Sikap m€ntal positif mereka mengubah
pekeraan berai menjadi pekerjaan yang menggairahkan, mena
k, dan
memberi kepuasan.
BerdasaiGn beberapa definisiyang dikemukakan di atas, pada umumnya para pakar itu sependapai bahwa wirausaha adalah ses€o.ang yang menjadi contoh teladan, momiliki kepribadian yang luhur, manusia yang ideal, mernpunyaikemandirian dalam bekeia dan berusaha. Sikap menlal wirausaha adalah mempunyai, kernauan yang keras untuk mencapai tujuan, keyakinan atas kemampuan diri sendiri, motif berprestasi, kejujuran dan tanggunqiawab, kekuatan fisik mental, sabar dan tabah, dan Dekerla keras untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Menurul Mccle'land yang dikutip oleh Weiner (1984) b3hwa kewirausahaan yang efektif menghendaki adanya suaiu cara berpikir yang menuntun manusia bersikap sangat energik -\irus mental"- yang disebut oleh para ahli psikologi"needs forachievement" (hasrat untuk berprestasi). Pola Umum Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Vokasi Secara garis besar ada dua pola umum penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan pada lembaga kursus berbasis vokasi- Pedama yang disebut pola terintegrasi. K€dua yang disebut sebagai pola terpisah atau khusus (Anizar,2001). Pola Teri ntegrasi
Adapun yang dimaksud dengan pola terinteg.asi adalah pembelajaran pendidikan kewirausahaan yaag diprogramkan dan dilaksanakan secara bersamaan dan simultan dengan pelajaran vokasional. Pada situasi ini mala pelaja.an tenlanq kewi.ausshaan disaiikan datam dua cara, faitu pertama secara melebur pada seklruh mata pelaja€n vokasional, dan yang kedua disajikan terpisah sebagai mala ajaran iersendirj. Pelajaran kewirausahasn yang disajikan secara melebut, menyatu, dan simultan pada mata-mat! pelajaran vokasj dan tidak teftulis secara terproglam d€ngan tujuan kunkLrler ihr biasanya disebut sebagai kurikutum pendidikan kewirausahaan lercembunyt (hidden cu iculum). Sedangkan mata pelajaran yang disajikan secara terpisah bisaluga djsebut kurikulum positif sebagal appear cufticulun. Apabila divisualkan pola pendidikan kewirausahaan terirnegrasi ilu actatah sepeni Bagan
I
berikut ini.
Keterampilan Vokasional _-__'_--__'_-) Pendidikan Kewirausahaan
------r Bagan 1. Pola Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi Pola Terpisah Pemaknaan pola terpisah adalah pembelajaran pendidikan kewirausahaafl yang diprogramkan dedilaksanakan secara tersendiri dalam satu kesatuan program kursus vokasional. Biasanya pendidika-
kewirausahaan terpisah ini diselengg€rakan setelah peserla kursus menguasai seperangc: kemafipuan vokasionai. Mereka membutuhkan kemampuan lambahan untuk menjual" kenrano,iiu sehingga blsE menghasiikan uang. Pada situasi ini, rnata pelajaEn lentang kewrEL->z-: disajlkan secara positifatau lampak sebagai mata polajaran-maia petajaran definitif. Apabila divisualkan pola pendidikan kewirausahaan ierpisah itu adatah sepedi Bagan 2 bef<-:
1580
.
.
Seminar lnternasional, ISSN 1907-2066 p€ran !PTl( Dalam Pengemban8an Pendidikrn Vokasi di lndonesia
rr+r AP:EsgLqffi7
Caloo Peserta Kursus Telah
Mengua$i SEtr -€bih Ketormrpilan Vokasional Bagan
2. Pola Pendidikan Kewirausahran Terpisah
Kurikulum Pendidikan Kewirausahaan pada Lembaga KuBus Unfuk kep€ntingan p€nguasaan k€hampuafl kewirausahaan, secara garis be6a, ada lima ko.npetensi yang perlu dikembangkan mehlui proses pembelajaian. Pertama adalah k€mampuan
yang berhubungan dengan sikap mental dan moiivasi. Kedua, kemampuan manajedal. Ketiga,
kernampuan teknik pmduksi- Ke€mpal kentampuan pemodalan dan keuangan. Kelima, kemampuan pemasaran dan jadngen usaha. Dari kelima kemampuan t€r3€M kemampuan teknis produksi adalah iderfik d€ngan komampuan keteaampilan vokasional. Komponen terpenling daai kemapuan kewirausahaan adalah pada sikap mental dan motivasi. Tetapi memiliki kemampuan sikap meatal dan motivasi kewi.ausahaan s4a tidaklah memadai bita lidak didukung €mpat kemampuen yang lainnya. DerEan demikian, untuk mengembangkan kemampuan wkausaha perlu mengukur kemball tlrEkat kemampuan dari masing-masing kompetensi ters€bd pada diri peserta didik. Pada Eetiap kelompok komp€tenst l€rsebut masih dapat dikembangkan sub-sub kemampuan yang lebih rinci. Sebaliknya, bila hefldak dl6edefianakan, dari lima keftampuen tersebut bisa dikelompokkan menjadi tiga golongan besar yajtu: ('1) sikap mentat .lan molivasi, (2) kemarnpuan vokasional, dan (3) kemampuan manajeriat. Berangkat clari tiga kemampuan dasar tersebut berikut ini aclalah saiah satu kemungkinsn jabaran kldkulum belajar untuk mengembangkan kewirausahaan, khususnya yang diturunkan (diderivasi) dari dua keinempuan dasar keMrausahaan, yakni sikap mentat dan motivesi, dan kemampuan manajerial, dapat di cemati pada tabol '1 be.ikut ihi.
Trbel
1
Model Kurikulum dan StraGgi Pembelqjaran Pendidikan Kewiraswastaan bagi Wanita pada L6'$t aga Kursus
Tuiuan
Materi
Pembelaiaran
sub
M€tode
Deskripsi
n/jam
dan Teknlk
Media
Evaluasi
2xSO'
C6ramah
Kuesioner keyakinan dan motivasi
Skala
materi DerEan mempraktekka
Aldualisas
idid
berprestasi sesuai dengan trateri dan sub materi yang
telah
Pembahasan
tuiuan
peserta kursut
Diskusi
lingkat kebutuhan ;rK!ividu dari
3x80'
Celamah Diskusi
keboranlan mengambil
Seperangkat permainan l€mpar g6laag
resiko,
memiliki molivasi tterprestasi Yang tinggi, realistis, memiliki
pemanfaatan
Skale Motivasi Pola perubahan lingkah
peluang da.
belaja. dari dan tenlffg pengalamai
pcrenc€naar
fiewujudkan keinoimna
apa yang dipikirkan, d;rasaksn, dan yang diperbuat
tefltang jati diri,
ditentukan,
yan9 sislematis, mau b€nisaha
tenlang
Molif
MoIf beDrestasi
berpresta si
Motif be.afiliasi Motif beakrlasa dan karakter dri
3xgo'
Ceramah
Dskusi
1581
Kuesioner khasanah reaksl sosial
'skala motif
'skala {pe pnb6di
Seminar lnternasional, |SSN Peran
190T-2066
vokaiiii'naon*i"
IPrx Datam pensembangan eendidikan
_'!41f -_ SIS$S#7 .
rencananya
rasional
dan
b€rlahsD
Peserla kursus memiliki konsep diri yang jelas dan
Kep6kaan diri
l(onsep
n
positil penuh percaya diri,
diri,
zl
x 90'
Aaying
Skala clan
Koboranian,
Te11tatif
bivaki/
pengandalian
komah
(:
dki,/emosi,
indiviclual
kepercayaan dki, rasional
malam)
dalam mengambil
"t"u
t
P6mrgasa n
Tenda. alam lingkungan. renungary'wid d
di.i
ttg:
keb€lanian, kepercayaa
n
diri,
rasional Praktek
rasional, peka pelayana tefiadap n
Keihlasan
beke{€
karena molif intrinsik
Tenbtif
P€nugasa
(2-3 minggu)
n
Ungkungan
dan
Simulasl
Keuletan, molif T€ntetif
tempur
berkuasa/ memenqngkan pert€mpuradpersainga
militer
n,
(1-3 hari)
Evalua5i
di.i
itg
keihlasan dan ketulusan
lingkungan, pemberani, penuh
pefiitungan.
konse+ diri
diri,
Solo
ulet,
peran
pengendalian
berp€dlaku sehet disiplin,
c€pat
Sk€m.io skrip
optimislis, dan
jujur,
Role
empati, pengorganisasia
Role Playing
Lingkungan alam,
skenado perang, peta,
berlinclak
Skala konsep diri, skala konsep kelompok
tempur
keia Angk€t skala kebutuhari/ masalah belajar
sist€malis, kerja kdompok fladap
Konsep
diri,
2x90'
Reflekst Diskusi
lingkungan
Gambargambar diskusi, Kartu
ungkap harapan
usaha. masalah belaja/usaha
ke.tas plano,
Komunika multi tahap
Distorsi
masalah
meE
plan,
keatas buram
memahanfi dan berkemampua komunikasi bisni6 dengan segala kerakteristik kebahasaan, teknjk, torum, iklim
si
1x90'
komunikasi,
sosia,nl,a
pemaim
n
kejujuran, dan
(klinik
d6sasdesus)
n
serta
Games/
i dan berbicara di depan umur
Konsep
2x8O'
komunikasi berbia€rE
infoftnatif, bicara promotil dan
Kertas pesan, kertas isian pesan,
paduan analisis komunikasi
Analbis distoBi dan cara pencegeha
I}ny€
Simulasi
Podium,
Diskusi Klinik kasus
simulasi
meja
kerja, media visual/ audio
dan inlrospeksi diri
Simulasi
Proposal usaha,
Lembar observas; dan intDspeksi diri
dan
Lembar
(ptlblic Negosiasi kes€pakat an k€rja
KonRik
2x90'
kepenlingan penjual-pembeli, solusi menang-
Diskusi Klinik
menang,
pembicaraan bisnis.
1582
simulator ruang kerja, presentasi kit
{907-2066
Seminar lnternasional, ISSN
Peran LprK Dalam pensembangin rendtdikan
voka],ii,nao"*t"
_
_____-'!a_+r
ffiry-Sf[q$7
kesepakatan u6aha
efek fitias komunika si
1x90'
Kepemimpinan, kepercayaan
Games/
pemaim
klien.
kedibilihs,
-stasiun dan satelit
teknik komunikasi
Tutup muka(kain), kulsi-kursi, Koran bekas
P€tanyaan rcflektif iBntiang
makna peflnainan
membula
n
naan dan pelaksena an pameran
Poseda kursus memiliki gendea,
(ienq€r dan
wanita daiam
di tengah
kemitasejajarEn pria-wanita Poiensi usalra
Potensi dan
$!gma
peluang karir as-taan bagi
wanita
Peserla kursus memiliki kemampuan kep€rnimpinan yang kondusif baSi
Kepemim-
n
1x60'
1x6(}
Pemimdn
dan
sifat sifat
p,nan
kemampuan
kelornpok
m€mimpin diri
Diskrlsi,
reflektif tentang
pameran,
makna
postsr,
simulasi
contoh surat
pamer€n
dineE/bisnis
usat€
[apoaan
Angket gender dan kemiba-
kunjunga
kasus
n lapangan
(kliping)
Diskusi,
Hand-out inslden kritis.
analisis kasus
sej4aran
Pertanyaan
lenEng analisis
2 x 60'
Ga,nes:
pem:mF,jn,
pembagian keda pri4.
sendi.i
Skedario
Pertanyaan
p6mainan
reieksi dirl,
dan pengamatan
dan
analisis, penaf6iran
lrkan cemin
dan
olang lain
bisnis,
Ruang kelas,
dan di
dan kep€mim-
usaha/ dan
S,mulasi
papan
pembagian kela pria wanita dan k€layakan empid6nya, lapangan kerja w€nitia cli dalam luar rumah, peluang karir
pinan diri kepemimpinan,
p€nge6banga
3x60'
potensi
Eejajaran
era
globalisasi
dan
gender,
kewEjiban,
dan
Konsep gendet
kemitrahak,
potensi
Pres€ntasi, display produk, promosi, ijin dan penliinan, surat dag€ng, surat dinas
Diskusi
mampu
menjalin
dan
mencipElln
jalinan
ke.ia
sama r6aha
baik vertikal
secaa
K€lornpor
lGfrsep
k€ria
kelompok, perbedaan
2v50'
pal pecah
hrdividu seling dan
fieneima
l6mbar
(1 klp tanpa struktur, 1 klp torslruktur
tugas, kertas
,lktp
1583
skenario pemainan,
Penugasa
n:
kdompok, kerumunan dan
memberi
Gam6s:ka
buram
Fbrtanyaan
rr{L
Seminar lnGrnasional, ISSN 1907-2065 Peren LPT( Dalam Pengehbangan Fendidikan Vokisl dl lhdoneila
atfEgw
)
Games: bujur sangka. beranleka Tata keda
Hubungan kedai
116O'
ihkan
bawahan, pedntah,
larangan,
Gam6s:
celmin
' stasiun pengenda li dan
dan
pergaulan
satelit Pesena kursus dapat meng€nali dan menggali subet-6umber dan keuangan,
Modal
dan
tata keuengen
Kredit modal
usalia
P6nal+ modal dan keuangan
CAIEI
analisis permalna
mendapatkanny
n,
lv€ngidentifk€si macam-macam yang dapat diambil suatu badan usaha usaha
2x60'
Pembukuan,
4x60'
cermin. dan
sablit), parduan anallsis
t enanyaan permainan
reflektff/
monopoli. Paduan
Deftar cek
analisis permainan monopoli dan diskusi
Diskusi
Hancl-out buku-buku relevan
lransaksi,
jenis buku, dafl
Perlanyaan r€flektif
stasiun
Hand-out
kedit oleh dan jenis
an
Games: monoPoli. Pedu9n
pernodalan dan
modal
menqelola, dan menoadministr asikannya secara baik dan benar
2x60'
Mengidenlifkasi sumber-sumber
Skenario permairan (membersihk
Angk6t skala teniang p€ngelahua n diri
Obse asi
Praklek, diskusi, dan klinik
Han+out, contoh buku,
tngket
faktr,
pengetahua
kasus
l(witansi, kalkulator, dokumen
n did
pembukuan
transaksi
Pesena
dicfik
dapat mengidenlmka si pasar dan me$npu
Pa6ar dan p€maBala
pasar
seda
atau
Gambar
Role
p€sar,
playing
ilustl8si
Angk€t skala Pengehhua
n
pasar
produsen,
game:
pasar global mtya.
perlanyaan
distibusi, jalur
bujur sangkar
Alat-alat
.eflektif
Diskripsi kasus
Evaluasi diri
modem,
disfibusl Sirrvei pasar
bisa menemukarl jenis barang jasa, jumlah dan kualitasnys,
Diskusl
(manajem en pasao
produk s€suai dongan keinginan
4r50 konvensional,
4x60'
Segmentasi
Pasar, daya beli konsumen,
Diskusi
insiden kritis:
jualan tidak
Peluang pasar,
lakullaku Gambar
psmasaran, posisjoning p€masalan, penetapan
seqmen pasar.
't
584
Seminar lnternasional, ISSN 1907-2066 Peren LPTI( Dalah pengembanEaa Pendidikan vokasl di lndonesla
lokasi
dan
pasaa,
Promosi
Tujuan plomo6i,
teknik-
toknik promosi,
t6knik pemasaEn efeklrf
alat dan m6dia
etika
yang
2Y6I}
Diskusi
Cortoh-
Evaluasi
Tanya
@ntoh ildan
di.i
Hand'oul
Evaluasl diri
jawab
p&mosi,
rr{r tP$isss*ffi7
peragaan
promosi
danefisien, Peserta ku6us
JarinS-
Usaha hulu-hilir,
3x60'
Disku$
jaring mengidentifika memibh,
si,
usaha
dan
memilih. clarvatau
menoptak6n jaringan
usaha,
bagan
saling ketergantungan, prinsip dan etika kerjas€ma, medn{is dan meng€mbangjadngan
kan
baik
horizonkl maupun veflikal; sesuai dengan kebutuhan
Koperdsi
4x60'
Koperasi,
Dskusi
BI,MN,
Fa, NV, dan
penEahaanny
Angket skela
koperasi dan dokumendokumen yeng nalevan
usaha perorangan, cv,
pe*embangan
ContolF
Pf
Prosedur
pendidan badan usaha,
konsekuensi
dan
pola
Agen, supplier, clan jalur dislribusi, Dstribusi dstribusi
2r60'
produsen,
Diskusi Kesepaka tan
Bagan
AI,gket skala
Contohcontoh
Angket skala
kerjasam siklus usaha
Penganta
mengonali dan memahami belbagai hukum, perundangan,
pe€furan,
etika
dan
keb rsaan
yang berhku chlem dunia usaha; serta
r
Hukum
Bisnis/ Hukum
Niaga
Csra mendidkan
a
3)l60' Diskusi
usaha:
AD/ARO,
Petotangan l(oper6i Fa, CV, NV, PT Syarat pendirian lembaga usaha Etika bisnis Peraturafl
dokunenyang relevan
Pedagangan di lndonesia/daera h
mampu bertindak usaha sesuai
dengan afuian
te6ebut dapat
menga lsipasi konseluensi
dan
implikasi munculnya perahrran usaha baru,
Studi kehyakan
5x60'
Peragaan
l(inik
ContotF contoh Bisnis
nd|gt€r
d*
Seminar lnternasional, ISSN 1907-2066 PeIan IPTK Dalam Pentembangen Pendidikan vokasi di lndonesla
dan
dapat
Usaha/
Membuat
Bisnis
Cash-flow jachMal kegiatan
Strategi PembelajaGn Pendidikan Kewirausahaan pada Lembaga Ku6us StEtegi pembelajaran adalah laogkahlangkah teknis yang pedu dilakukan warga belajar dan inslruktur kursus agar setiap tujuan belajar yang telah diietapkan tentang pendidikan kewirausahaan dapat tercapai. Strategi pembelajaran bisa pula deskipsi yang mengllraikan bagaimana prosedur yang ditempuh oleh insfuktur bersama peserta kursus unluk mencapai suatu tujuan belajar, baik secara konseptual maupun opersional, baik s€cara umum, maupun khusus. Kepefltingan yang tercakup c,alam deskripsi strategi belajar pendidikan kewirausahaan meliputi: (1) pendekatan, (2) pengorganisasian peserta kursus, (3) pengorganisasian tujuan dan mate belaja., (4) mstode pombelajaran, (5) alokrsi waktu dan distribusinya, {6) dana dan pendanaan, (7) tempat belajar dan sarana pendukungnya, (8) alat dan medaa pembelaj€n, (9) prosedur klonologis pelaksanaan
pembelajaran, ('10) sumber dan narasumber belajar, (11) alat evaluasi, seda (12) iklim sosial pembelajaran. Berikut adalah deskripsidari masing-masing komponen strategi f€mbelajaran ters€but
Sejauh mungkin rnenerapkan pendekatan praktis/prakGk, berorientasi lapangan dan pengalaman konkret, seyogianya pendekatan pembelajaran dikurangi da.i pola-poia yang bersifat teodtik, ce.amah, alau seperli belajar 'sastaa', Ceramah dipedukan hanya sebagai pengantar atau penjelasan. Pendekatan on-the-iob haining, fteld-base lraining alaupun in-house laining adaleh pendekaian yang tepat dan sangat direkomendalikan. Apabila peserta kursus b€lum memiliki usaha, maka paogram kursus sebaiknya dapat mendorong mereka segera memulai usaha deng€n skala kecil dulLr. Apabila peserta kursus telah memiliki usaha, maka program ku.sus sebaiknya bersifat m-house lrainirg dan be.tungsi sebagai supeMsi klini6. rsu s Pembelajaran dilakukan dalam kelompok belajar secara individual dan proposional atau seimbang sesuai dengan jenis pengalaman belajar yaflg akan dikembangkan. Pengorganisasian peserta kursus secara klasikal, apalagi dalam iumlah besar, sangat tidak tepat. Pengorganisasian peserta kulsus dalam kelompok belaja. den menyajikan peluang belajar yang lebih besar karcna interaksi di antara mereka dapat efektil Peserta ku$us dapat diorganisasil€n menjadi tim-tim keia dengah tuoas tertentu. Dengan kelompok belajar pula dapat dilerapkan metode-metode pembelajarao yang partisipatf, 6eperti bermain peran, simulasi, penugasan kelompok, diskusisemlnar, aiau metode yang Pe n go rgan I sas i a n Pes ena Ku
Iain.
Pengoryanisaskn Tujran dan Ma,erl Belaiar Upaya pencapaian tujuan melalua materimated belaiar disusun secara logis berdasaftan sekuensi dan keutuhan kemampuan yang dikembangkan, misalnya dari hal yang bersifat mendasar dan sederhane ke arah yang bersifat lafljutan dan kompleks. Tujuan belajar hendaknya disusun dengan melihat peserla kursus, setidak{idaknya dengan meminta pendapat dan persetujuan peseda belajar Demikian juga pemilihan msteri belajar, sumber pelajar Pndukung, dan meiod€ pembelaja€n )la g akan dilaksanakan. Denlan demikian, para peserta kursus skan merasa le kat dengen rumusa] tuiuan dan pilihan materi b€lajar yang disepakatinya itu.
Mdode Pembelajaran lvetode yang paling baik digunakan dalm pembel4aran pendidikan kewirausahaan pada p.,-oq€m kursus ada,ah metode pembeJajaran parsipatif. lvletode pembelajaran parsipat:f dJ* caa membelajarkan pese.ia kursus dengan sejauh dan sebanyak mlngkin mellbaikan peser= d€ja-aktivitas-aklivilas belajar. Sehakin banyak aspek fisik dan psikologis peserta kuEus yar€ da\:1a. dalam prcses pembel4aren. beradi semakin bajk pula meiode pembelaiara'1 :j Hd.(i€ pembelajaran yang dipilih h€ndaknya yang dapat membedkan sebanyak mur€
:.",s1ffi,,'"T*[ffiTl,l,sj:[f:J"-#,'f
,***.erjs_xg@
langsung kepada peserh kursus tentang matori belajar yang dipelajarinya. Melalui kelompok b€lajar,
ditgrapkan metode-mebde pen$el4aran yang padisipauf, seperli bermain pelan, simulasi,
penugasan kelompok, diskusi, 6emanar, atau m6tode laan yang sesuai dengan materi yang dibufuhkan
oleh peserta didik.
Alolesl Walet at As#buslnya Jumlah waktu yang perlu dlalokasikan seyogianya dipertimbangkan sesuai kebutuhan, sebaiknya tidak dipaksakan t€dalu 66mpit atau tedalu longgar. D€mikian juga distribusinya perlu dilakukan secara proposioaal untuk seiiap jenis pelajaran. Pslajaran p.aktik dan latihan lapangan harus lebih besar/dominan dadpada jenis wEktu teoritik. Proporsi yang disarankan oleh instruktur kursus pada seliap lembaga kuasus, unfuk program kursus yang berodenlasi kewirausahaan adalah 30% teori atau kegiatan tutorialdan 70% bersifat p€ktik. Dana Bal$at Dana belajar pedu disediakan sec€E cukup dengan sumber-sumber dana Fng
dapat dipertanggungiawabkan. Dishibusi dana juga perlu dilakukan 6€cara proposional sesuai cl€ngan kebutuhan setiap jenis mata pelajararrkegiatan. Pada 5i6i lain, pengelolaan dan p€nggunaan dana sebalknya dilakukan secara transparan iefiadap peserta kuasusTempat Ael$ar dan Serana Pencl kungnya Tempat belajar tidak perlu dibatasi. SebaiknF tempat belajar berupa paduen seimbang anta.a di kelas dan lapangan. Dalam memilih tempat belajar p€rlu dipertimbangkan segi-sed keamanan, kesehatan, kenyamanan, dan fungsionalitas, sertt didukung samna-sa€na yang dibutuhkan. Alat clan Meclia Pqnbelala/.,.n AIat dan media belajar perlu disediakan secara memadai. Alat dan media pelaiaran itu sebaiknya diusahakan yang murah, mudah didapat, dan massal. Pada sisi lain, alatdan med;a pembelaj€ran itu harus diusahakan yang bersifat atau dapat membawa peserta ku6us pada pengalaman belajar yang paling konkret (tidak bersifat abshak). Sejauh mungkin alat dan m6dia pembelajaran adalah barang, tempal lokasl, dadatrau p€ristirva yang sebenamya. Sedangkan jumlah, kualitas, dan frekuensi penggunaannyapedu dlsesuaikan secara memadai. tosect u t Kton ol og ls Pdal(sa naan Pe fi bd al a tun Prosodur kronologis p€lakanaan pembelajaaan dimulai dad yang seclerhana, dngan, menuju yang kompleks, dan membuiuhkan perhdian lebih. Urutan itupun perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan perisliwa nyata pada .lunia usaha. Tidak bijakana bila alur kronologis yang normatif dipaksakan, diubah, atau dikorbankan karena fakto'r-faktor kompon€n imtrumental p€mbelaiara.' yang P
tidak ada atau belum terseda, misalnla karena instruktur yang mestinya berlugas
m€njadi
berhalangan hadir, Ialu digan{i oleh instuuK$ lain dengan materi yang lain pula.
Sufibet clan Nerasufiber Belejer Sumbe. betajar perlu dipllih yang kedib€l dan berp€ngalaman. Sebaiknya merupakan peeaduan dan sinergi antara tsritis dan pIaKisi ksniEusahaan B€cara proposional. Delam hal ini perancang kudkulum lembaga kursus perlu selektiF cklam memilih narasumbea, Narasumber itu Udak saja dipilih yang profesional, namun juga perlu dipertimbeigkan komitnennya tehadap m;6i pendidikan.
Alat Evaluasi Alat evaluasi harus dipilih yang dapat s€cara cepat membe*an ump3n balik kepada ps€rta kursus akan lingkat kemajuan belajamye. Dongan
lldim Sosial Pqnbelqatun lklim sosial yang tercipta dalam pembelajdan ka$rausahaan pada lembaga kursus diusahakan agar mendukung tercapainya tujuan-tujuan bdria perdidikan kewirausahaan. lklim sosial itu sekdigus
',547
Seminar lntemasional, ISSN 1907-2066 Peren LPTK Dalam Pengembantan Pendldikan vokasi di lndonesia
rrdi APJESB[-W
pedu didayagunakan sebagEi alat pelajaran. Misalnya di lembaga kursus dikembangkan elika yang menempa&an tinggi nilai-nilai kelviEusshaan.
Penutup PengembangEn model kudkulum dan strategi pembelaja.an kqvirausahaan ini, walaupun telah diuji coba pada lembaga kursus, namun dapat dlterapkan pada LPTK untuk peadidikan vokasional. Hal ini disebabkan karena mod€l terBebut talah mampu menunjukkan efektivitas dan konsistensi intemal serta validitas ir{emal dalam kadar }ang cukup linggi. Efektivihs, konsistensi, dan validitas intemal terbukli melalui lemuan empiris penerapan model pada subyek kursus, meskipun masih dilakukan secaE terbatas. Validitas internal didukung pula oleh kesaksign, pengakuan, dan perillku )€ng lerlihd pada pesefl€ kursus, instruKur kursus, dan pengelola kursus. uji coba mengarah pada persefujuan dan pembenaran atas konsep, prosedur, dan kemanfaatan ahodel. Dalam
kaitan ini, didukung pula ol€h €danya justifikasi terhgdep model temuan penelitian olsh para pakar dan praktisi melalui forum seminar dan lokakarya yang diselenggarakan untuk u. Validitas ekstemal juga didapat melalui perbandingan dengan temuan sfudisejenis lainnya. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Anizar. 2001. Mode, f\udkulun dan Strategi Pembelaiaran Pedialikan Kewiraswastaah Bagi Wanita Peseia Ku6as. Disertasi Doktor pada PPS UPI Bandung. Apps.
J.W 1989. F+oblens in Conlidring Educafon New York Mccraw Hill, lnc.
llli*r, 1van.1984. Bebas dad Sekoral,. Jakarta: PenerUt Sinar Harapan.
L
J. and K6vin, 1987." Vocationalization in lnternational Perspec{ve'. Vocat'ionalizing Educalion: An Intemaliot8l Persp€cfi!,e. New Yo*: Petg€mon Press.
Lauglo,
Mcclelland, €t al. 1987. tltenacu Masyatukat Berylestasi. Penierjemah Siswo Suyanio Jakarta: Intemedia.
Itlefedith, G.G.,
at al.
1989- lGwirat6ahaan;
Teoi dan tuaktek.
Ditedemahkan OIeh Andre
Asparcayogi. Jakerta: PT. Prlstraka Binaman Pressindo.
Oxenham, J. 1987. 'Whet do Employels Want from Educalion". Vocationatking Educetion lnbrnational furspecljve. New York: Peq€mon Press-
Smi$, R.M. 1982. Lea.rr?,g
Hottr to L@m:
Apdld
*da
An
Theory iorAduff. Chiiago: Follette Publication Co-
Sudjana, D. 2000. Penclidikan Luar Sekolah, Wawasan, tunctukung
:
Sekah Pe*embangan, Fatsehh
dan
Azas. Bandung: Falah Produdion.
_.1993.
,net&
_.1*3.
Shabgi tun*elajaan clalam Pendidikan
dan T*nik
l\mblajamn
Padisipalif dalam ftncti.likan Luar Sekoratr. Bandung:
Falah Produclion
Unr
Se*orah. Bandungt Falah Frcduction.
Weine( Myron. 1984. doderrrsasi Ah@nika Pettunbuhan. Yogyakarts: Gsdjah Mada University
'r
588
