Investor Daily – 24/02/2017, Hal. 19 OJK Siapkan Aturan Lanjutan Kepemilikan Saham Asuransi
EX-CC-AAJI-06-001
22/02/2017 Industri Asuransi Jiwa Catatkan Pertumbuhan 57,4 Persen Pada 2016 http://mediaasuransinews.co.id/2017/02/21/industri-asuransi-jiwa-catatkan-pertumbuhan-574-persenpada-2016/ Industri asuransi jiwa mencatat kinerja yang kuat sepanjang 2016, dimana secara keseluruhan total pendapatan industri asuransi jiwa mengalami peningkatan diatas 50 persen, dibanding dengan periode yang sama tahun 2015. Dengan hasil perolehan ini, dapat digaris bawahi, industri asuransi jiwa nasional terus tumbuh dan berkenbang secara berkelanjutan, didasari antara lain oleh tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi jiwa yang meningkat. Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia Hendrisman Rahim mengatakan, total pendapatan industri asuransi jiwa diakhir tahun 2016 mencatatkan pertumbuhan sangat baik sebesar 57,4 persen menjadi Rp208,92 triliun jika dibandingkan periode yang sama 2015. “Pertumbuhan total premi bisnis baru dan total premi lanjutan membuat total pendapatan premi di tahun 2016 naik 29,8 persen menjadi Rp167,04 triliun dibanding periode yang sama 2015 sebesar Rp128,66 triliun,” kata Hendrisman saat Paparan Kinerja Industri Asuransi Jiwa Kuartal IV 2016 di Rumah AAJI, Jakarta (16/2). Selain itu, lanjut Hendrisman, naiknya total pendapatan premi didukung oleh pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance yang meningkat 74,1 persen serta berkontribusi sebesar 43,3 persen dari keseluruhan total pendapatan premi industri asuransi jiwa. Sementara dari saluran distribusi keagenan meningkat sebesar 6,2 persen dan saluran distribusi alternative meningkat 14,7 persen, masing-masing memberikan kontribusi 38,9 persen dan 17,7 persen. Samentara itu, sampai akhir kuartal keempat 2016, hasil investasi asuransi jiwa meningkat pesat sebesar 2.145,5 persen, melesat ke nominal Rp33,94 triliun, dari tahun 2015. Pada kesempatan itu, Ketua Bidang Regulasi dan Best Practices Maryoso Sumaryono mengatakan, untuk posisi klaim nilai tebus (surrender) meningkat menjadi Rp52,32 triliun dan merupakan proporsi terbesar di dalam pembayaran klaim dan manfaat, yakni 54,5 persen dari total klaim yang dibayarkan. Klaim nilai tebus ini meningkat 49,0 persen dari tahun sebelumnya, sebesar Rp35,12 triliun. “Peningkatan ini dapat terjadi akibat bertambahnya kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun pengalihan dana untuk keperluan lainnya,” jelasnya. Sementara untuk klaim penarikan sebagian (partial withdrawal), juga naik 7,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015, menjadi Rp13,57 triliun. Sementara itu, klaim kesehatan (medical) turut meningkat sebesar 28,5 persen menjadi Rp9,29 triliun. Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu, mengatakan, berdasarkan catatan selama tiga tahun terakhir (kuartal empat 2014 s/d kuartal empat 2016), jumlah tertanggung mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 3,2 persen. Pertumbuhan total tertanggung ini, menandakan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi dan pemahaman pentingnya berasuransi yang perlahan-lahan terus meningkat. “Untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan di industri asuransi jiwa, maka tenaga pemasar memainkan peran kunci. Peningkatan jumlah agen profesional berlisensi menjadi salah satu syarat untuk menjangkau masyarakat di seluruh pelosok negeri. Jumlah tenaga pemasar asuransi jiwa berlisensi tumbuh sebesar 6,0 persen yaitu menjadi 543.192 orang, dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar 512.657 orang, dimana 90,8 persen dari total tenaga pemasar tersebut berasal dari saluran keagenan,” papar Togar. Ken/Wik
18/02/2017 Hasil Investasi Naik 2.146%, Topang Pendapatan Asuransi Jiwa http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/883825-hasil-investasi-naik-2-146-topang-pendapatan-asuransijiwa
VIVA.co.id – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia atau AAJ mencatat, sepanjang 2016, industri asuransi jiwa membukukan kenaikan hasil investasi sebesar 2.145,5 persen secara year on year. Ini mendorong pertumbuhan pendapatan sebesar 57,4 persen menjadi Rp208,92 triliun. "Porsi investasi di deposito mulai bergeser ke reksadana dan saham. Semakin baiknya pergerakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turut memengaruhi hasil investasi industri asuransi jiwa terkait pasar modal," kata Ketua Umum AAJI, Hendrisman Rahim di Jakarta, Kamis, 16 Februari 2017. Menurut dia, per akhir 2016 nilai hasil investasi asuransi jiwa mencapai Rp33,94 triliun atau bertumbuh 2.145,5 persen dibandingkan periode yang sama di 2015. "Kondisi ini juga sedikit banyak memberikan gambaran akan semakin membaiknya iklim investasi," tuturnya. Hendrisman menyebutkan, pada 2016 jumlah investasi asuransi jiwa sebesar Rp395,96 triliun atau tumbuh 25,9 persen. Sementara total aset sebesar Rp435,53 triliun atau tumbuh 20,9 persen. Hendrisman merincikan, porsi investasi terbesar ada pada instrumen reksadana yang mencapai Rp126,3 triliun, selanjutnya diikuti oleh saham sebesar Rp116,02 triliun, Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp58,03 triliun, deposito sebesar Rp49,73 triliun, tanah dan bangunan sebesar Rp10,04 triliun. Lebih lanjut dia mengatakan, pertumbuhan portofolio investasi di 2016 ada pada instrumen saham sebesar 41 persen, reksadana 38 persen dan SBN sebesar 27,2 persen. "Kami tertarik di reksadana, karena lebih stabil dan imbal hasil yng tinggi. Produk ini memang umumnya menjadi pilihan industri asuransi jiwa," tuturnya. Selain hasil investasi, Hendrisman juga mengungkapkan, pendapatan industri asuransi jiwa di 2016, berasal dari pendapatan premi sebesar Rp167,04 triliun, klaim re-asuransi Rp2,92 triliun dan pendapatan lainnya senilai Rp5,02 triliun. "Total klaim dan manfaat yang dibayarkan di 2016 sebesar Rp96,05 triliun atau meningkat 32,4 persen," ujarnya. (ren)
Bisnis Indonesia – 24/02/2017, Hal. 21 Pekerjaan Rumah Menanti
24/02/2017 Strategi Bisnis, PT Marein Perkuat Kerjasama http://finansial.bisnis.com/read/20170224/215/631368/strategi-bisnis-pt-marein-perkuat-kerjasama
Bisnis.com, JAKARTA—PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. atau Marein akan memperkuat unit usaha syariah melalui jalinan kerjasama dengan berbagai pihak. Presiden Direktur PT Marein Robby Loho mengatakan pihaknya juga akan memperkuat sosialisasi mengenai bisnis syariah di Indonesia. Ilustrasi. - . Hingga saat ini, PT Marein mencatat kontribusi aset unit usaha syariah Marein mencapai 15% terhadap total bisnis reasuransi syariah di Indonesia. Dia mengakui angka tersebut masih kecil, oleh karena itu pihaknya berniat untuk melakukan peningkatan. "Potensinya sebenarnya besar. Kita dapat izin unit usaha syariah itu 2006. Memang kemarin tim kita di unit syariah tidak banyak. Tapi, sejak tahun kemarin kita mulai memperkuat," kata Robby, Kamis usai seminar, di Hotel Westin (23/2/2017). Potensi di Indonesia masih sangat besar, apalagi Indonesia merupakan negara yang memiliki populasi masyarakat muslim yang besar. Guna merealisasikan pertumbuhan tersebut, katanya, perseroan akan menerapkan strategi menambah Sumber Daya Manusia (SDM). "Kami akan lebih serius. Kemarin kita anggap sampingan namun sepertinya sudah waktunya untuk di dorong lagi dan lebih serius. Potensinya cukup besar. Kami sendiri menargetkan pertumbuhan cukup tinggi di unit usaha syariah di 2017," tegasnya. Kepala Divisi Reasuransi Jiwa Syariah Marein Iva Maria menambahkan, unit usaha syariah Marein sudah dilengkapi sejumlah aspek untuk terus tumbuh lebih maksimal. Senada dengan Robby, untuk memperkuat bisnis asuransi syariah perseroan akan memperkuat kerjasama dan sosialisasi. "Kami melengkapi SDM dan melakukan kunjungan kerja dengan perusahaan asuransi untuk mencapai target. Target memang dipatok tinggi karena persiapan spin off,” katanya. Oleh :Asteria Desi Kartika Sari
23/02/2017 Sinarmas MSIG Life Optimis Hasil Investasi 2017 Positif http://infobanknews.com/sinarmas-msig-life-optimis/
Jakarta – Sinarmas MSIG Life optimis kondisi ekonomi Indonesia tahun ini masih positif, ditengah perlambatan ekonomi global. Hal tersebut terlihat dari optimismenya dalam mematok hasil pertumbuhan investasi di 2017. President Director Sinarmas MSIG Life, Premraj Thuraisingam, mengatakan pihaknya mematok pertumbuhan hasil investasi di 2017 tidak jauh berbeda dari tahun lalu. “Tahun lalu MSIG berhasil membukukan hasil investasi Rp1,12 triliun atau tumbuh 30%,” kata Premraj di Jakarta, Rabu, 22 Februari 2017. Dalam mendorong target investasi sendiri, Premraj mengaku tidak akan mengubah komposisi portofolio investasi. Sinarmas MSIG Life mengaku optimis strateginya akan membuahkan hasil. Ia mengatakan, untuk saham porsinya masih sekitar dibawah 20% dan obligasi pemerintah 30% dan sisanya lain-lain. Khusus untuk saham, kata Premraj pihaknya lebih fokus ke saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar atau yang masuk dalam Indeks LQ45. “Dalam pandangan kami tahun ini masih positif, jadi porsi portofolio tidak akan jauh berbeda,” tutupnya. By Dwitya Putra
23/02/2017 Lakukan PHK , OJK Beri Sanksi ke Manulife http://infobanknews.com/lakukan-phk-ojk-beri-sanksi-ke-manulife/
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku sudah melakukan audit kepada PT Asuransi Jiwa Manulife. Dari hasil audit OJK beri sanksi ke Manulife untuk mengganti manajemennya. Sanksi tersebut terkait dengan keputusan perseroan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawannya. Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) II OJK Dumoly Pardede mengatakan, audit yang dilakukan OJK bertujuan agar Manulife segera melakukan pembenahan terhadap manajemen yang telah melakukan pemecatan sepihak ke sejumlah karyawan. Langkah pemecatan yang dilakukan Manulife tersebut diketahui tidak termuat dalam rencana bisnis tahunan perseroan, sehingga menyalahi ketentuan dari regulator. “Audit sudah dilakukan. Kita sudah kirim ke Manulife untuk melakukan tindakan,” ujarnya kepada Infobank belum lama ini, di Jakarta. Lebih lanjut dia mengungkapkan, OJK beri sanksi ke Manulife jika terbukti melakukan PHK terhadap sejumlah karyawan tanpa melalui prosedur yang berlaku. Namun, sanksi tersebut hanya bersifat administrasi yakni Manulife diharuskan mengganti jajaran manajemennya. “Peringatan ada dari kami tapi gak ada pembekuan izin. Yang ada itu sanksi administrasi yaitu mengganti manajemennya,” tegasnya. Kendati demikian, kata dia, Manulife sudah merespon peringatan dari OJK. Pasalnya, pihak Manulife sudah melakukan penggantian jajaran manajemennya dan mengundang kembali sejumlah karyawan yang di PHK untuk melakukan pembicaraan kembali dengan manajemen. “Sudah mereka laksanakan. Pergantian manajemen juga sudah. Undang karyawan yang di PHK juga sudah. Ini masih on proses,” ucapnya. PHK yang dilakukan Manulife ini dianggap janggal, karena jumlah karyawan yang di PHK tidak sedikit dan tidak masuk dalam rencana bisnis tahunan Manulife tahun ini. Diduga PHK yang dilakukan Manulife lantaran perseroan mengalami kerugian yang cukup besar dalam pengelolaan dana para pemegang polisnya sehingga yang jadi korban adalah karyawannya. Namun dugaan ini belum dikonfirmasi oleh pihak Manulife. (*) By Rezkiana Nisaputra
Investor Daily – 24/02/2017, Hal. 14 Reasuransi Indonesia Incar Obligasi Perusahaan Infrastruktur
WARTA EKONOMI 23/02/2017 Prudential Indonesia Luncurkan PRUprime Healthcare di Medan http://wartaekonomi.co.id/read131733/prudential-indonesia-luncurkan-pruprime-healthcare-dimedan.html
Seiring dengan tingginya kenaikan biaya kesehatan, Prudential Indonesia meluncurkan produk asuransi tambahan PRUprime Healthcare, yaitu produk asuransi rawat inap yang komprehensif dan global. "Kesiapan dana sangatlah penting untuk menghadapi kemungkinan kita harus dirawat inap. PRUprime Healthcare merupakan sebuah inovasi yang menunjukkan komitmen Prudential Indonesia terhadap kebutuhan konsumen Indonesia akan solusi rawat inap yang komprehensif dan global dengan manfaat yang berkembang," kata Country CEO Prudential Indonesia Rinaldi Mudahar di Medan, Selasa kemarin (22/2/2017). Menurut laporan 2014 Tower Watson Global Medical Trend Survey Report, biaya kesehatan di Indonesia meningkat hingga 79 persen per tahun selama 2010-2014. "Inilah yang mendorong Prudential mempersembahkan PRUprime healthcare," ujarnya. PRUprime Healthcare menawarkan beberapa opsi tambahan seperti PRUprime limit booster, yaitu sejumlah dana tambahan hingga Rp35 miliar yang diberikan di awal, yang dapat digunakan apabila seluruh batas manfaat tahunan telah terpakai. "PRUprime Healthcare juga berlaku di berbagai belahan dunia, kecuali Amerika Serikat. Dengan demikian, konsumen punya pilihan untuk berobat keluar negeri," katanya. Untuk kemudahan bertransaksi, produk ini dilengkapi pula dengan sistem cashless khusus di jaringan rumah sakit di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Dengan begitu, nasabah cukup menunjukkan kartu PRUprime Healthcare tanpa harus mengeluarkan uang sendiri. "Produk ini memberikan akses lokal dan global. Di Indonesia dan beberapa negara di Asia untuk mendapat treatment bisa cashless, dengan hanya menunjukkan kartu," katanya. PRUprime Healthcare dapat dibeli sebagai asuransi tambahan atas asuransi dasar PRUlink assurance account yang merupakan produk asuransi jiwa terkait investasi dengan premi berkala. Produk ini ditawarkan melalui tenaga pemasar Prudential yang berlisensi. "Kami memiliki jutaan nasabah dengan cover asuransi kesehatan dan kami mau memberi pilihan dengan produk ini," pungkasnya. Penulis: Khairunnisak Lubis
Harian Kontan – 24/02/2017. Hal. 24 (Berita Photo) Pengembangan Wirausaha Muda
Investor Daily – 24/02/2017, Hal. 19 (Berita Photo) Kompetisi Pengembangan Wirausaha Muda
Bisnis Indonesia – 24/02/2017, Hal. 21 (Berita Photo) Wirausaha Muda Manulife
Bisnis Indonesia – 24/02/2017, Hal.4 BI Tak Yakin Lampaui 5,05%
Investor Daily – 24/02/2017, Hal. 5 Bi Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2017
22/02/2017 Sri Mulyani Banggakan Industri Asuransi Indonesia di DPR http://economy.okezone.com/read/2017/02/22/320/1625176/sri-mulyani-banggakan-industri-asuransiindonesia-di-dpr
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan mengenai perkembangan industri asuransi dalam lima tahun terakhir. Dihadapan Komisi XI DPR RI Sri Mulyani menyebut industri asuransi Indonesia telah tumbuh signifikan. “Asuransi sudah naik lima kali lipat dalam lima tahun. Asetnya lebih besar dari industri jasa keuangan lain, dana pensiun, dan penjaminan,” ucap Sri Mulyani di DPr, Rabu (22/2/2017). Pada akhir 2015, total aset asuransi nasional secara keseluruhan telah mencapai Rp853,4 triliun. Posisi ini meningkat dibanding 2010 yang hanya tercatat Rp105,2 triliun. Peningkatan ini terjadi karena perhatian dan pemahaman masyarakat terhadap asuransi meningkat. “Ini semakin menunjukan penetrasi asuransi semakin meningkat,” ucapnya. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menuturkan, tak hanya aset asuransi yang meningkat, jumlah kantor cabang asuransi di Indonesia juga semakin banyak. Persentase terbesar, berada di pulau Jawa, dengan jumlah kantor cabang sebanyak 1.858 kantor. “Ada 52% kantor cabang terpusat di Jawa,” tukasnya. (rzy)