Investor Daily – 23/11/2016, Hal. 24 OJK Finalisasi Aturan Perubahan Investasi SBN Di INKB
22/11/2016 Kuartal III, Investasi Asuransi di SBN Tumbuh 44% http://www.beritasatu.com/asuransi/400453-kuartal-iii-investasi-asuransi-di-sbn-tumbuh-44.html
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total investasi asuransi di surat berharga negara (SBN) hingga September 2016 mencapai Rp 217,27 triliun, meningkat 44,6% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 150,25 triliun. Peningkatan ini didorong oleh Peraturan OJK yang mewajibkan asuransi menempatkan investasi di SBN. Asuransi sosial yang mendapat jatah investasi di SBN sebesar 30-50%, mencatatkan porsi investasi terbesar dari seluruh kelompok perusahaan asuransi mencapai Rp 127 triliun. Porsi tersebut mencapai 49,47% dari total investasi asuransi sosial sampai September 2016 yang sebesar Rp 256,7 triliun. Data OJK menunjukkan, meningkatnya investasi di SBN tersebut berasal dari portofolio di deposito yang sampai September 2015 mencapai Rp 50,66 triliun, namun sampai September 2016 menurun menjadi Rp 39,93 triliun. Meski demikian, portofolio instrumen investasi lain seperti saham dan reksa dana sampai September 2016 tercatat stabil. Portofolio reksa dana mencapai Rp 14,19 triliun dan saham Rp 40,26 triliun. Sementara itu, pada periode sama, investasi asuransi jiwa di SBN meningkat 26,3% mencapai Rp 57,1 triliun. Kontribusi investasi asuransi jiwa menjadi 14,8% dari total investasi asuransi jiwa yang sampai September 2016 mencapai Rp 386,18 triliun. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), dari 10 instrumen investasi asuransi jiwa, peningkatan investasi yang signifikan terjadi di saham sebesar 53%, disusul oleh investasi di reksa dana 34,7%, dan SBN sebesar 26,3%. Sementara itu, investasi di deposito menurun 17,3% menjadi Rp 49,22 triliun. Di sisi lain, investasi SBN di asuransi umum dan reasuransi mencapai Rp 6,16 triliun sampai September 2016, dari total investasi yang mencapai Rp 69,12 triliun. Nilai tersebut meningkat dibandingkan total investasi asuransi umum dan reasuransi pada September 2015 yang mencapai Rp 64,43 triliun dengan investasi di SBN Rp 2,56 triliun. Sementara itu, kelompok asuransi wajib juga mencatatkan peningkatan investasi di SBN, yakni dari Rp 21,22 triliun pada September 2015 menjadi Rp 27 triliun pada kuartal III-2016. Dari segi kontribusi terhadap total investasi, portofolio di SBN tersebut tidak mengalami perubahan di angka 29%. Ketua Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga AAJI Christine Setyabudhi menjelaskan, dorongan pemerintah agar perbankan menurunkan suku bunga ke arah single digit membuat portofolio asuransi di deposito menurun 17,3% menjadi Rp 49,22 triliun. Kontribusinya pun menurun menjadi 12,7% dibandingkan kuartal III-2015 yang mencapai 19,4%.
Selain reksa dana dan saham, alokasi dana perusahaan asuransi di deposito beralih ke SBN. Pasalnya, imbal hasil SBN lebih tinggi dari deposito dan juga arahan OJK untuk memenuhi investasi di SBN minimal 20% tahun ini dan 30% tahun depan. Meski terjadi perpindahan investasi ke SBN, investasi SBN di perusahaan asuransi jiwa sampai kuartal III2016 baru mencapai 14,8%. Menanggapi hal ini, sebelumnya Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim mengungkapkan, pihaknya belum bisa memastikan apakah industri dapat memenuhi ketentuan tersebut pada akhir tahun ini, karena porsi portofolio investasi SBN di perusahaan asuransi jiwa berbeda-beda. Dia memahami OJK berencana merelaksasi aturan SBN ini dengan menambahkan instrumen baru, yakni obligasi infrastruktur BUMN. "Namun barangnya kan belum tentu ada di pasaran," kata dia di Jakarta, akhir pekan lalu. Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto juga menjelaskan, pihaknya mulai menyesuaikan portofolio investasi sesuai arahan OJK. Dia menyebutkan, sampai September 2016, portofolio investasi BPJS Ketenagakerjaan di SBN mencapai 52% dari total investasi yang mencapai Rp 250 triliun. Peningkatan investasi di SBN berasal dari perpindahan investasi deposito dan saham. "Dari awal tahun ini investasi di deposito sudah kami kurangi untuk menutupi investasi di SBN. Awal tahun porsi deposito masih mencapai 20%, namun sampai September 2016 menurun menjadi 13,6%," kata dia. Obligasi Infrastruktur BUMN Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Nonbank OJK Firdaus Djaelani menjelaskan, pihaknya akan merelaksasi aturan mengenai investasi SBN dengan memasukkan instrumen obligasi infrastruktur BUMN. Dia optimistis, banyaknya proyek BUMN karya bisa membantu memenuhi aturan tersebut. "Kami sudah mempertemukan perusahaan asuransi bertemu dengan BUMN karya untuk membicarakan mengenai penerbitan obligasi tersebut.Kami juga mendorong perusahaan asuransi untuk terlibat dalam bentuk pembiayaan ataupun penjaminan proyek BUMN Karya tersebut," kata Firdaus. Deputi Komisioner Pengawas IKNB OJK Dumoly F Pardede menambahkan, peraturan mengenai relaksasi SBN tersebut sudah diterbitkan oleh OJK. "Namun belum kami diumumkan, karena masih berada dalam proses salinan di Kementerian Hukum dan HAM," jelas dia.
Gita Rossiana/ARS
Bisnis Indonesia – 23/11/2016, Hal. 7 Gandeng Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG, Bank Jatim Perkuat Layanan Jasa Keuangan
Bisnis Indonesia – 23/11/2016, Hal. 21 Zurich Bakal Ekspansif Tahun Depan
Media Indonesia – 23/11/2016, Hal 10 Chubb Selenggarakan Day Of Service
Wartakota – 23/11/2016, Hal. 10 ‘Brighter As One’ Demi Persatuan Indonesia
20/11/2016 BRI Life Berikan Polis untuk 2.996 Guru http://www.beritasatu.com/asuransi/400251-bri-life-berikan-polis-untuk-2996-guru.html
Jakarta – PT BRI Life menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan polis asuransi mikro kecelakaan, kesehatan, dan meninggal dunia (AM-KKM) untuk 2.996 guru yang mengikuti program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T). Direktur Pemasaran BRI Life Fabiola N Sondakh mengatakan, saat ini masih sedikit penduduk Indonesia yang mengetahui manfaat asuransi dan sebagian besar hanya di daerah atau kota-kota besar, asuransi belum banyak menjangkau wilayah pedalaman. "Jika sebelum nya konotasi asuransi hanya dimiliki oleh masyarakat menengah keatas, maka sudah saatnya di segmen masyarakat menengah bawah turut memahami pentingnya asuransi," kata Fabiola dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (20/11). Dia menjelaskan, polis asuransi dari BRI Life yang diberikan kepada 2.996 orang guru tersebut merupakan produk asuransi BRI Life yang telah dipasarkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) sebagai induk usaha sejak tahun 2014 melalui agen BRILink. Bagi pemegang polis, manfaat yang diperoleh dari program ini jauh melebihi premi yang harus dibayarkan. Ada lima manfaat dari produk asuransi tersebut antara lain, manfaat rawat inap, meninggal dunia karena kecelakaan, meninggal dunia karena sakit, manfaat atas biaya operasi, dan pembedahan serta santunan cacat tetap. Dengan premi sebesar Rp 50.000 per tahun, pemegang polis dapat memperoleh manfaat santunan rawat inap Rp 100.000 per hari, santunan meninggal dunia karena kecelakaan sebesar Rp 19,5 juta, santunan meninggal dunia karena sakit sebesar Rp 2,5 juta, santunan bedah sebesar Rp 2,5 juta dan santunan cacat tetap hingga Rp 5 juta. Produk asuransi Mikro BRI Life saat ini telah dijual ke masyarakat umum selain ke nasabah Bank Rakyat Indonesia, juga dilakukan melalui agen BRI Link yang berjumlah sekitar 70.000 orang dan Agen Laku Pandai. Selain itu, penjualan melalui kerja sama korporasi baik dengan pemerintah maupun swasta. Aris Cahyadi/ARS
WARTA EKONOMI 22/11/2016 Prudential Indonesia Luncurkan PRUcrisis Cover Benefit Plus 61 di Medan http://wartaekonomi.co.id/read/2016/11/22/121271/prudential-indonesia-luncurkan-prucrisiscover-benefit-plus-61-di-medan.html
Country CEO & Chief Executive Agency Prudential Indonesia Rinaldi Mudahar mengatakan di PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia), per tahun 2015, jumlah klaim penyakit kritis terbanyak adalah untuk stroke, kanker, dan penyakit jantung. Sampai 30 Juni 2016. Jumlah kasus klaim untuk penyakit-penyakit kritis, meningkat 18%. "Dengan memahami hal tersebut, Prudential Indonesia meIuncurkan PRUcrisis cover benefit plus 61, sebuah inovasi produk asuransi tambahan yang menawarkan perlindungan kondisi kritis yang komprehensif dan melindungi 61 kondisi kritis termasuk stroke, jantung, kanker, gagal ginjal, ketulian, kebutaan, serta prosedur Angioplasty, termasuk untuk masyarakat di Medan," katanya di Medan, Selasa (22/11/2016). Selain memberikan manfaat perlindungan penyakit kritis, PRUcrisis cover benefit plus 61 juga memberikan perlindungan terhadap risiko meninggal dunia berupa 100% Uang Pertanggungan dan manfaat tindakan Angioplasty sebesar 10% Uang Pertanggungan atau maksimal Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah). Manfaat-manfaat ini tidak mengurangi Uang Pertanggungan, dan hal ini yang menjadi keunikan PRUcrisis cover benefit plus 61, serta membuatnya menjadi yang pertama menawarkan manfaat tersebut di pasar asuransi jiwa indonesia. Prudential Indonesia telah secara berkelanjutan berfokus kepada upaya pengembangan produk dan layanan yang memberikan perlindungan saat kondisi kritis. Dengan hadirnya PRUcrisis cover benefit plus 61, kami berharap masyarakat terlindungi secara keuangan secara lebih baik lagi, sehingga apabila risiko kondisi kritis terjadi, kondisi keuangan keluarga dapat tetap terlindungi, dan tujuan keuangan masa depan dapat semakin terjaga. "Untuk memperkenalkan kepada banyak masyarakat agar memperoleh perlindungan PRUcrisis cover benefit plus 61 secara mudah, Prudential Indonesia memberikan penawaran khusus bagi nasabah yang membeli produk ini dari Oktober 2016 hingga akhir Desember 2016. Selama periode ini, nasabah dapat memperoleh perlindungan PRUcrisis cover benefit plus 61 melalui persyaratan underwriting yang sederhana, dimana nasabah hanya perlu menjawab 5 pertanyaan kesehatan," ujarnya. Asuransi tambahan PRUcrisis cover benefit plus 61 dapat ditambahkan ke produk asuransi dasar PRUlink assurance account yang merupakan produk asuransi jiwa terkait investasi (unit link) dengan premi berkala, unggulan Prudential lndonesia. "Produk ini ditawarkan melalui jaringan sekitar 240.000 tenaga pemasar Prudential Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. PRUcrisis cover benefit plus 61 tersedia dalam bentuk konvensional maupun syariah," pungkasnya. Penulis: Runni Lubis
22/11/2016 Ada Evergreen Dalam Restrukturisasi AJB Bumiputera http://keuangan.kontan.co.id/news/ada-evergreen-dalam-restrukturisasi-ajb-bumiputera
JAKARTA. Proses restrukturisasi AJB Bumiputera 1912 terus berlangsung. PT Evergreen Invesco Tbk (GREN) kini ikut terlibat lewat entitas anak, PT Pasifik Mulia Industri. Dalam keterbukaan informasi GREN di Bursa Efek Indonesia disebutkan, dalam proses restrukturisasi, AJB Bumiputera mendirikan PT Bumiputera Sembilan Belas Dua Belas (B1912) pada medio Juni 2016. Lalu diikuti pendirian anak usaha B1912 yakni PT Bumiputera Investama Indonesia dan PT Bumiputera Properti Indonesia. Kemudian, pada Oktober 2016, PT Bumiputera Investama Indonesia mendirikan anak usaha asuransi jiwa PT Bumiputera Life Indonesia. Dalam prosesnya, pada 22 Oktober 2016 AJB Bumiputera menandatangani kesepakatan bersama dengan B1912, PT Bumiputera Life Indonesia dan Bumiputera Properti. Bumiputera Life memberikan pinjaman Rp 23,5 triliun kepada AJB Bumiputera. Sementara yang menjadi jaminan dan sumber pembayaran adalah tagihan premi lanjutan dari AJB Bumiputera di masa depan serta lewat pengalihan aset finansial kepada Bumiputera Life. Setelah itu, Bumiputera Life akan mendapat kuasa untuk menagih premi lanjutan mulai 1 Januari 2017. Untuk memberikan pinjaman kepada AJB Bumiputera, Bumiputera Life meminjam dana dari Bumiputera Investama. Lalu Bumiputera Investama punya opsi untuk meminta Bumiputera Life membayar secara tunai atau dengan konversi ke modal saham. Sementara PT Bumiputera Properti Indonesia menyiapkan dana untuk pembelian investasi properti dan saham anak usaha AJB Bumiputera di bidang properti Rp 6,5 triliun. Nah, selanjutnya, Pasifik Mulia Industri mengambil alih kewajiban B1912 pada 24 Oktober yang menjadikan mereka sebagai pemegang 99% saham secara novasi. Untuk memuluskan rencana ini, Evergreen akan menggalang dana lewat penawaran umum terbatas Rp 30 triliun. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum mau banyak berkomentar terkait rencana tersebut. "Itu masih dalam ranah tim statuter," kata Deputi Komisioner Pengaws IKNB OJK Dumoly Pardede, Senin (21/11). Yang pasti, proses restrukturisasi akan menjadi prioritas OJK. Salah satunya dengan membentuk tim statuter menggantikan manajemen agar proses restrukturisasi berjalan lebih cepat. Reporter Tendi Mahadi