Kompas - 19/11/2016, Hal. 19 Hasil Investasi Asuransi Melonjak Tajam
Bisnis indonesia – 21/11/2016, hal. 21 Hasil Investasi Ciamik
Harian Kontan – 21/11/2016, Hal. 24 Hasil Investasi Asuransi Jiwa Naik Berlipat
The Jakarta Post – 19/11/2016, Hal. 14 Mata Industri Dua Digit Akan Bertumbuh Pada Tahun 2017, Dan Tak Gentar Oleh Volatilitas
18/11/2016 Asuransi Jiwa Lirik Obligasi Infrastruktur BUMN http://finance.detik.com/bursa-valas/3348878/perusahaan-asuransi-jiwa-lirik-obligasi-infrastrukturbumn
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong industri asuransi menyerap obligasi infrastruktur yang dikeluarkan pemerintah. Saat ini, para pelaku industri asuransi dan dana pensiun sudah diwajibkan menyerap Surat Utang Negara (SUN) sebanyak 20%. Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan OJK Nomor 1/POJK/2016 tentang investasi surat berharga bagi lembaga jasa keuangan non-bank. Nantinya, industri ini juga akan diminta masuk ke obligasi infrastruktur. Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Hendrisman Rahim mengatakan, perusahaanperusahaan asuransi jiwa sudah lama melirik obligasi infrastruktur yang ditawarkan BUMN. Namun demikian, obligasi tersebut memang belum beredar banyak di pasar modal. "Sudah ada secara lisan (menempatkan dana) di obligasi proyek infrastruktur kepunyaan BUMN. Kita inginkan, tapi tertulisnya belum," kata Hendrisman dalam paparan kinerja kuatal III-2016 di Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat (18/11/2016). Selain itu, lanjut dia, belum banyak obligasi infrastruktur yang dikeluarkan BUMN beredar di pasar. Sehingga perusahaan-perusahaan asuransi jiwa bersikap menunggu. "Masalahnya obligasi infrastruktur belum semua ada di pasar. Kita juga ikut rapat dengan Menko Ekonomi dan Menteri BUMN agar obligasi infrastruktur bisa masuk ke pasar, banyak industri tertarik, termasuk asuransi jiwa," jelas Hendrisman. Menurutnya, dana yang saat ini dikelola perusahaan asuransi jiwa cukup besar, sehingga perlu ada opsi penempatan dana lebih banyak. Apalagi dengan tren kecenderungan penurunan porsi penempatan dana di deposito seiring penurunan suku bunga bank. AAJI mencatat, penempatan dana asuransi jiwa sebesar Rp 386,18 triliun di kuartal III-2016. Reksa dana masih memegang porsi penempatan dana asuransi jiwa sebesar 32,7%, disusul saham 27,8%, surat berharga negara 14,8%, kemudian deposito 12,7%, sukuk korporasi 8%, bangunan dan tanah 2,6%, penyertaan langsung 1,1%, dan lainnya 0,3%. (drk/drk) Muhammad Idris
18/11/2016 Semakin Banyak Orang RI yang Berminat Jadi Agen Asuransi http://finance.detik.com/ekonomi-bisnis/3348858/semakin-banyak-orang-ri-yang-berminat-jadi-agenasuransi
Jakarta - Semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentignya kebutuhan asuransi, tak lepas dari peran yang dilakukan oleh agen asuransi. Apalagi, semakin hari semakin banyak masyarakat yang berminat menjadi marketing asuransi. Kepala Departemen Komunikasi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Nini Sumohandoyo mengatakan, ada peningkatan sebesar 16,3% jumlah agen asuransi jiwa berlisensi di Indonesia. "Jumlah tenaga pemasaran asuransi jiwa berlisensi tumbuh 16,3% yaitu menjadi 520.281 orang. Meningkat dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu dengan jumlah tenaga pemasar 447.407 orang," ujarnya dalam paparan kinerja kuatal III-2016 di Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat (18/11/2016). Nini menjelaskan, dari total 520.281 tenaga pemasar produk asuransi jiwa tersebut, sebanyak 90,7% berasal dari saluran keagenan. Dia merinci, jumlah agen asuransi yang berasal dari saluran keagenan di kuartal III tahun ini sebanyak 471.667 orang, tenaga pemasar dari saluran bancassurance 26.020 orang, dan tenaga pemasar dari saluran alternatif sebanyak 22.594 orang. "Hal ini menunjukkan profesi sebagai tenaga pemasar asuransi jiwa sudah menjadi profesi pilihan yang semakin diminati. Kita juga terus meningkatkan jumlah agen asuransi berlisensi sebagai kunci edukasi pentingnya memiliki asuransi," ujar Nini. Sementara untuk tahun ini, lanjutnya, AAJI sendiri menargetkan bisa menambah 700.000 agen asuransi jiwa. "Kalau target OJK kan ada 10 juta agen asuransi. Kita targetkan 700 ribu, kenapa kok hanya 700 ribu saja, 10 juta kan semua asuransi. Kan masih ada asuransi umum, asuransi syariah, dan sebagainya," pungkas Nini.Muhammad Idris
Suara Pembaruan – 19/11/2016, Hal. 11 Hasil Investasi Asuransi Jiwa Melesat 329.1%
Jawapos – 21/11/2016, Hal. 5 Asuransi Andalkan Otomotif
Rakyat Merdeka – 20/11/2016, Hal. 18 Asosiasi Asuransi Optimistis, 2017 Kembali Bakal Moncer
Koran Sindo – 21/11/2016, Hal. 19 Pendapatan Industri Asuransi Rp 158,65 T
18/11/2016 Industri Asuransi Targetkan Pertumbuhan Lebih Besar Agen Berlisensi http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/11/18/192550126/industri.asuransi.targetkan.pertumbu han.lebih.besar.agen.berlisensi.
KOMPAS.com - Industri asuransi menargetkan pertumbuhan jumlah agen berlisensi yang lebih besar pada tahun depan. Menurut Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim pada Jumat (18/11/2016), target itu didasari, salah satunya, oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bisa dikatakan baik. "Pertumbuhan ekonomi kita di angka 5,1 persen itu kan baiklah. Kalau pertumbuhan baik, industri asuransi juga meningkat," kata Hendrisman dalam paparan kinerja Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Kuartal-III di Jakarta. Hendrisman menekankan, pertumbuhan jumlah agen berlisensi mencakup seluruh jenis industri asuransi. "Jadi total ya ini targetnya, asuransi jiwa, syariah, semuanya," tutur pria kelahiran Palembang, Sumatra Selatan itu. Lebih lanjut, Hendrisman menerangkan bahwa berdasarkan kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), target utama pertumbuhan jumlah agen berlisensi mencapai 10 juta agen sejak ditetapkan pada 2011 silam. Angka ini kemudian bertambah tahap demi tahap. Catatan Hendrisman menunjukkan bahwa sampai dengan akhir 2016, jumlah agen berlisensi mencapai 560.000 agen. Target ini ditingkatkan lagi sepanjang 2017 mendatang. "Targetnya mencapai 700.000 agen," pungkas Hendrisman. Pada kesempatan itu, catatan AAJI menunjukkan bahwa total pendapatan asuransi jiwa meningkat 78,1 persen menjadi Rp 158,65 triliun pada Kuartal-III 2016. Pada Kuartal III-2015, total pendapatan berada di posisi Rp 89,10 triliun.
Editor : Josephus Primus
20/11/2016 AAJI Target Hasil Investasi Naik 20% Di 2017 http://keuangan.kontan.co.id/news/aaji-target-hasil-investasi-naik-20-di-2017
JAKARTA. Asuransi Jiwa memetik hasil investasi berlipat. Membaiknya kondisi pasar tahun ini mendorong pertumbuhan hasil investasi sangat optimal. Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengatakan, hasil investasi hingga kuartal III-2016 sebesar Rp 36,45 triliun. Angka ini meroket 329,1% secara year on year (yoy). Berdasarkan data AAJI, hasil investasi sepanjang tahun ini konsisten bertumbuh kencang. Pada kuartal I-2016, hasil investasi asuransi jiwa naik 24,6% secara yoy menjadi Rp 13,01 triliun. Bahkan hasil investasi pada kuartal II-2016 melesat hingga 3.171% secara year on year menjadi Rp 21,92 triliun. "Kami memperkirakan hasil investasi tahun depan akan tumbuh 20% dibandingkan akhir tahun ini. Hal ini dengan optimisme kondisi pasar yang lebih baik dari tahun ini," ungkap Hendrisman. Sementara, portofolio investasi tahun depan diperkirakan akan bergeser dari deposito dan investasi saham secara langsung menuju reksadana. Adapun porsi investasi pada reksadana tahun depan diproyeksi antara 30% hingga 50% dari total portofolio. Nini Sumohandoyo, Kepala Departemen Komunikasi AAJI mengaku, tidak khawatir atas terjadinya volatilitas sesaat yang terjadi di pasar. Menurutnya, asuransi merupakan produk jangka panjang, sehingga pihaknya tetap akan melakukan investasi. Reporter Dina Farisah
20/11/2016 Asuransi Jiwa Genjot Investasi Saham & Reksadana http://keuangan.kontan.co.id/news/asuransi-jiwa-genjot-investasi-saham-reksadana
JAKARTA. Asuransi jiwa sigap merespons kondisi pasar terkini. Perusahaan asuransi jiwa kompak banting setir mengalihkan portofolio ke instrumen investasi dengan imbal hasil menarik. Christine Setyabudhi, Ketua Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menuturkan, total investasi hingga kuartal III-2016 sebesar Rp 386,18 triliun. Angka ini naik 25,7% dibanding periode yang sama tahun lalu. Selama sembilan bulan di 2016, hasil investasi lebih banyak dibenamkan pada instrumen reksadana sebesar Rp 126,24 triliun. Angka ini setara dengan 32,7% dari total portofolio investasi. Instrumen investasi terbesar lainnya disematkan pada saham senilai Rp 107,4 triliun. Angka ini setara dengan 27,8% dari total portofolio. "Adapun instrumen investasi incaran lainnya berupa surat berharga negara (SBN) sebesar 14,8% dan deposito sebesar 12,7% dari total portofolio," terang Christine. Sementara jika dibandingkan kuartal III-2015, alokasi pada instrumen saham naik tajam 53%. Menyusul instrumen reksadana yang porsinya naik 34,7% secara year on year. Lonjakan investasi nomor tiga ditorehkan oleh SBN sebesar 26,3%. Adapun porsi sukuk korporasi juga semakin menggemuk 22% menjadi Rp 31,04 triliun. Christine bilang, ada peralihan portofolio (shifting) dari deposito ke reksadanadan saham. Hal ini dikarenakan bunga deposito yang semakin lama semakin layu. Sebagai informasi, penempatan pada deposito per September 2016 mengalami penyusutan 17,3% dibanding periode yang sama tahun lalu. Ke depannya, pengurangan porsi investasi pada deposito masih terus berlanjut. Reporter Dina Farisah
20/11/2016 AAJI Bidik Pendapatan Tumbuh 20% Tahun Depan http://keuangan.kontan.co.id/news/aaji-bidik-pendapatan-tumbuh-20-tahun-depan
JAKARTA. Kinerja asuransi jiwa tumbuh subur sepanjang tahun ini. Total pendapatan hingga sembilan bulan melesat tajam. Hendrisman Rahman, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengatakan, total pendapatan asuransi jiwa hingga kuartal III-2016 sebesar Rp 158,65 triliun. Angka ini tumbuh 78,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total pendapatan asuransi jiwa ditopang dari empat sumber. Pertama, total pendapatan premi sebesar Rp 116,06 triliun. Total pendapatan premi ini berasal dari total premi bisnis baru sebesar Rp 69,42 triliun dan total premi lanjutan sebanyak Rp 46,64 triliun. "Total pendapatan lainnya diperoleh dari hasil investasi sebesar Rp 36,45 triliun. Sumber pendapatan lainnya yaitu klaim reasuransi dan pendapatan lainnya," jelas Hendrisman. Berdasarkan data AAJI, klaim reasuransi hingga kuartal III-2016 sebesar Rp 2,09 triliun. Angka ini naik tipis 1,2% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara pendapatan lain per September 2016 sebesar Rp 4,04 triliun. Angka ini melesat signifikan 88,9% secara year on year. Hendrisman bilang, pesatnya pertumbuhan pendapatan ini didukung oleh meningkatnya pendapatan premi dari saluran-saluran distribusi, terutama saluran distribusi bancassurance yang mengalami pertumbuhan sebesar 32% serta berkontribusi sebesar 42% dari keseluruhan total pendapatan premi industri asuransi jiwa. Hendrisman berharap total pendapatan kuartal IV-2016 tumbuh 20% dibanding tahun lalu.Berdasarkan data AAJI, total pendapatan kuartal IV-2015 sebesar Rp 132,74 triliun. Dengan asumsi total pendapatan dapat tumbuh 20%, maka estimasi total pendapatan hingga akhir tahun ini sebesar Rp 159,28 triliun. "Tahun depan, kami memprediksi total pendapatan tumbuh 20% secara year on year," proyeksinya. Artinya, total pendapatan yang dibidik AAJI tahun depan sebesar Rp 191,13 triliun. Reporter Dina Farisah
WARTA EKONOMI 20/11/2016 Kuartal III, Klaim Industri Asuransi Jiwa Capai Rp72,45 Triliun http://wartaekonomi.co.id/read/2016/11/20/120972/kuartal-iii-klaim-industri-asuransi-jiwa-capairp7245-triliun.html
Warta Ekonomi.co.id, Jakarta Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat total klaim dan manfaat asuransi jiwa pada kuartal III 2016 sebesar Rp72,45 triliun, atau meningkat 17,3% bila dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Pembayaran klaim dan manfaat yang terus meningkat ini menunjukkan tanggung jawab industri asuransi jiwa terhadap nasabahnya. Ketua Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga AAJI Christine Setyabudhi mengatakan, pembayaran klaim nilai tebus (surrender) telah mencapai Rp39,82 triliun. "Klaim nilai tebus mengalami peningkatan sebesar 38,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disinyalir adanya prilaku konsumen yang melakukan perubahan produk atau membeli produk lain yang dinilai lebih baik dengan menutup polis lamanya terlebih dahulu," ujar Christine akhir pekan ini di Jakarta. Sementara terkait klaim kesehatan, pihaknya mencatat klaim kesehatan meningkat 22,3% menjadi Rp7,34 triliun dari sebelumnya Rp6,00 triliun. Sedangkan klaim akhir kontrak meningkat 17,8% menjadi Rp7,06 triliun dan klaim meninggal dunia meningkat 16,5% menjadi Rp6,12 triliun dari sebelumnya Rp5,26 triliun di kuartal III 2015. "Klaim merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan asuransi jiwa, dan kami berkomitmen untuk selalu memenuhi kewajiban klaim kepada masyarakat," papar Christine. Menurutnya naik turunnya angka klaim setiap tahun hanya merupakan gambaran kondisi kejadian dalam masyarakat. "Namun kami berharap masyarakat Indonesia semakin cerdas dan memahami apa itu klaim dan bagaimana proses yang tepat dalam mengajukan klaim," tandasnya. Sekadar catatan, hingga kuartal III 2016, total tertanggung industri asuransi jiwa meningkat 2,7% menjadi 58.166.557 orang. Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan total tertanggung individu sebesar 4,0% dan total tertanggung kumpulan meningkat 2,1%. Penulis/Editor: Fajar Sulaiman
WARTA EKONOMI 19/11/2016 Hasil Investasi Asuransi Jiwa Meroket 329,1% di Kuartal III 2016 http://wartaekonomi.co.id/read/2016/11/19/120938/hasil-investasi-asuransi-jiwa-meroket-3291-dikuartal-iii-2016.html
Warta Ekonomi.co.id, Jakarta Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat hasil investasi industri asuransi jiwa pada kuartal III 2016 mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Tercatat pertumbuhan hasil investasi asuransi jiwa meroket sebesar 329,1 persen dari –Rp15,91 triliun di kuartal III 2015 menjadi Rp36,45 triliun pada akhir kuartal III 2016. Menurut Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim, peningkatan hasil investasi ini sangat mempengaruhi total pendapatan industri asuransi jiwa dan dapat diinterpretasikan bahwa iklim investasi di Indonesia yang terus mengalami perbaikan. "Kondisi IHSG yang membaik tahun ini menjadikan hasil investasi kami melonjak,” ujar Hendrisman dalam paparan kinerja asuransi jiwa kuartal III 2016 di Jakarta, Jumat (18/11/2016). Ia menjelaskan, investasi di produk reksadana menjadi porsi terbesar yakni sebesar Rp126,24 triliun atau naik 30,5%. Sementara investasi pada saham menempati posisi kedua dengan investasi seb esar Rp107,40 triliun. "Kuartal III 2016 tumbuh 53 persen dibanding kuartal III 2015,” terang dia. Sementara investasi pada SBN ( Surat Berharga Negara) sebesar Rp57,1 triliun, angka itu tumbuh 26,3 persen dari posisi kuartal III 2015 sebesar Rp45,2 triliun. Sedangkan Sukuk korporasi sebesar Rp31,04 triliun atau 8,3 persen, angka itu tumbuh 22 persen dari posisi akhir kuartal III 2015 sebesar Rp25,45. Namum demikian investasi pada instrumen deposito justru turun atau -17.3 persen menjadi Rp49,22 triliun. Besaran itu 19,4 persen dari total investasi kuartal III 2016. Menurut Ketua Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga AAJI, Christine Setyabudhi bahwa turunnya nilai investasi pada deposito dikarena kebijakan penurunan suku bunga simpanan yang dicanan gkan pemerintah. "Memang ada perpindahan investasi dari deposito ke reksadana dan saham karena bunga deposito turun,” tuturnya di tempat yang sama. Sementara itu, Hendrisman menambahkan, pertumbuhan ini menunjukkan komitmen tinggi industri asuransi jiwa Indonesia dalam melindungi masyarakat. "Semoga ke depannya akan lebih banyak lagi masyarakat memiliki perlindungan asuransi jiwa, sehingga mereka dan keluarga terlindungi saat terjadi risiko-risiko tak terduga seperti sakit, kecelakaan, dan meninggal dunia," tambah Hendrisman. Penulis/Editor: Fajar Sulaiman
WARTA EKONOMI 19/11/2016 Pendapatan Asuransi Jiwa Meningkat 78,1% di Kuartal III 2016 http://wartaekonomi.co.id/read/2016/11/19/120935/pendapatan-asuransi-jiwa-meningkat-781-dikuartal-iii-2016.html
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pertumbuhan pendapatan premi industri asuransi jiwa pada kuartal III 2016 sebesar Rp158,65 triliun. Angka ini meningkat 78,1 persen bila dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang hanya sebesar Rp89,10 triliun. M enurut Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim, total pendapatan ini ditopang oleh pendapatan premi sebesar Rp116,06 triliun atau tumbuh 15,1 persen dan menyumbang sebanyak 73,2 persen dari total pendapatan industri asuransi jiwa. “Kenaikan itu disumbang saluran-saluran distribusi terutama distribusi bancassurance yang mengalami pertumbuhan sebesar 32 persen,” terang dia saat pemaparan kinerja asuransi jiwa di Jakarta, Jumat (18/11/2016). Lebih jauh katanya, peningkatan pertumbuhan pendapatan juga ditopang hasil investasi. Yakni tumbuh 329,1 persen dari –Rp15,91 triliun menjadi Rp36,45 triliun pada akhir kuartal III 2016. “ Kondisi IHSG membaik tahun ini menjadi kan hasil investasi kami melonjak,” ujar Hendrisman. Ia menjelaskan, investasi di produk reksadana menjadi porsi terbesar yakni sebesar 30,5 persen atau Rp126,24 triliun. Sementara investasi pada saham menempati posisi kedua dengan investasi sebesar Rp107,40 triliun. "Kuartal III 2016 tumbuh 53 persen dibanding kuartal III 2015,” terang dia. Sementara investasi pada SBN ( Surat Berharga Negara) sebesar Rp57,1 triliun, angka itu tumbuh 26,3 persen dari posisi kuartal III 2015 sebesar Rp45,2 triliun. Sedangkan Sukuk korporasi sebesar Rp31,04 triliun atau 8,3 persen, angka itu tumbuh 22 persen dari posisi akhir kuartal III 2015 sebesar Rp25,45. Namum demikian investasi pada instrumen deposito justru turun atau -17.3 persen menjadi Rp49,22 triliun. Besaran itu 19,4 persen dari total investasi kuartal III 2016. Menurut Ketua Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga AAJI, Christine Setyabudhi bahwa turunnya nilai investasi pada deposito dikarena kebijakan penurunan suku bunga simpanan yang dicanangkan pemerintah. "Memang ada perpindahan investasi dari deposito ke reksadana dan saham karena bunga deposito turun,” tuturnya di tempat yang sama. Penulis/Editor: Fajar Sulaiman
SINDONEWS.COM 18/11/2016 Kuartal III, Total Klaim Industri Asuransi Jiwa Rp72,45 T http://ekbis.sindonews.com/read/1156422/178/kuartal-iii-total-klaim-industri-asuransi-jiwa-rp72-45-t1479461888
JAKARTA - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyebutkan, pada kuartal III/2016 total klaim dan manfaat industri asuransi jiwa mencapai Rp72,45 triliun. Angka ini naik 17,3% dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp61,76 triliun. Ketua Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga AAJI Christine Setyabudhi mengatakan, pembayaran klaim nilai tebus (surrender) mencapai Rp39,82 triliun. Klaim nilai tebus ini mengalami peningkatan sebesar 38,3% dibanding tahun sebelumnya. "Hal ini karena adanya perilaku konsumen yang melakukan perubahan produk atau membeli produk lain yang dinilai lebih baik dengan menutup polis lamanya terlebih dahulu," katanya di XXI Lounge Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat (18/11/2016). Dia menyebutkan, klaim kesehatan (medical) meningkat 22,3% menjadi Rp7,34 triliun dari Rp6 triliun pada periode sama tahun sebelumnya. Sementara untuk klaim kontrak pada kuartal ini mencapai Rp7,06 triliun dan klaim meninggal dunia meningkat Rp5,26 triliun. "Klaim merupakan kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan asuransi jiwa, dan kami berkomitmen untuk selalu memenuhi kewajiban klaim kepada masyarakat," tandas Christine.
(izz)
18/11/2016 Klaim Industri Asuransi Jiwa Capai Rp72,45 T di Kuartal III http://economy.okezone.com/read/2016/11/18/320/1545193/klaim-industri-asuransi-jiwa-capai-rp72-45-t-dikuartal-iii
JAKARTA - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyatakan, sepanjang kuartal III-2016 total klaim dan manfaat industri asuransi jiwa mencapai Rp72,45 triliun. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 17,3% dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp61,76 triliun. Ketua Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga AAJI Christine Setyabudhi mengatakan pembayaran klaim nilai tebus (surrender) mencapai Rp39,82 triliun. Klaim nilai tebus ini mengalami peningkatan sebesar 38,3% dibanding tahun sebelumnya. "Ini karena adanya perilaku konsumen yang melakukan perubahan produk atau membeli produk lain yang dinilai lebih baik dengan menutup polis lamanya terlebih dahulu," ucapnya saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (18/11/2016). Menurutnya, klaim kesehatan (medical) meningkat 22,3% menjadi Rp7,34 triliun dari Rp6 triliun yang merupakan periode sama tahun 2015. Sedangkan klaim kontrak pada sepanjang periode Juli hingga Oktober mencapai Rp7,06 triliun dan klaim meninggal dunia meningkat Rp5,26 triliun. "Klaim merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan asuransi jiwa, dan kami berkomitmen untuk selalu memenuhi kewajiban klaim kepada masyarakat," ungkap dia. Dhera Arizona Pratiwi
18/11/2016 Klaim Asuransi Jiwa Hingga Kuartal III Capai Rp72 Triliun http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/849594-klaim-asuransi-jiwa-hingga-kuartal-iii-capai-rp72-triliun
VIVA.co.id – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia mencatat total klaim nasabah dan manfaat industri asuransi jiwa pada Januari hingga September 2016 mencapai Rp72,45 triliun. Angka tersebut naik sebesar 17,3 persen dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp61,76 triliun. Ketua Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Christine Setyabudhi, menjelaskan pembayaran klaim nilai tebus (surrender) sepanjang kuartal III 2016 mencapai Rp39,82 triliun. Klaim nilai tebus ini mengalami peningkatan sebesar 38,3 persen dibanding tahun sebelumnya. "Hal ini karena adanya perilaku konsumen yang melakukan perubahan produk atau membeli produk lain yang dinilai lebih baik dengan menutup polis lamanya terlebih dahulu," kata Christine di XXI Lounge Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat, 18 November 2016. Dia menyebutkan, klaim kesehatan (medical) meningkat 22,3 persen menjadi Rp7,34 triliun dari Rp6 triliun pada periode sama tahun sebelumnya. Sementara untuk klaim kontrak pada kuartal ini mencapai Rp7,06 triliun dan klaim meninggal dunia meningkat Rp5,26 triliun. "Klaim merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan asuransi jiwa, dan kami berkomitmen untuk selalu memenuhi kewajiban klaim kepada masyarakat," lanjut Christine.
(ren)
Investor Daily – 21/11/2016, Hal. 8 Investasi Asuransi Jiwa Di Pasar Modal Meningkat
18/11/2016 AAJI: Kuartal III/2016, Pendapatan Asuransi Jiwa Tumbuh 78,1% http://finansial.bisnis.com/read/20161118/215/604100/aaji-kuartal-iii2016-pendapatan-asuransi-jiwatumbuh-781 Bisnis.com, JAKARTA - Industri asuransi jiwa mencatatkan kinerja yang cukup memuaskan. Hingga kuartal III/2016, industri ini berhasil mencapai pertumbuhan pendapatan sebesar 78,1%. Berdasarkan data kinerja industri asuransi jiwa yang dirilis Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan total pendapatan industri per kuartal III/2016 mencapai Rp158,65 triliun atau tumbuh 78,1% jika dibandingkan dengan angka pendapatan pada periode yang sama tahun lalu yaitu Rp89,10 triliun. Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim menyatakan pertumbuhan pendapatan ditopang oleh peningkatan pendapatan premi sebagai penyumbang terbesar terhadap total pendapatan industri asuransi jiwa dengan kontribusi mencapai 73,2%. Sampai dengan kuartal III/2016, pendapatan premi industri asuransi jiwa mencapai Rp116,06 triliun atau meningkat 15,1% jika dibandingkan pendapatan premi pada periode yang sama tahun lalu yaitu Rp100,80 triliun. Dia mengungkapkan, kenaikan tersebut didukung oleh meningkatnya pendapatan premi dari saluransaluran distribusi, khususnya saluran distribusi bancassurance yang beberapa tahun belakangan terus menunjukkan perkembangan pesat. “Pertumbuhan premi dari saluran itu mencapai 32%, serta berkontribusi sebesar 42% dari keseluruhan total pendapatan premi asuransi jiwa,” kata Hendrisman disela-sela paparan kinerja industri asuransi jiwa, Jumat (18/11/2016). Menurutnya, meningkatnya kontribusi dari saluran distribusi bancassurance menunjukkan semakin meningkatnya kerjasama yang dilakukan oleh pihak perbankan dengan sebagian perusahaan asuransi jiwa. Lebih lanjut, dia menyatakan pertumbuhan pendapatan industri juga ditopang oleh lonjakan hasil investasi. Data AAJI menunjukkan hasil investasi industri asuransi jiwa per kuartal III/2016 mencapai Rp36,45 triliun atau tumbuh 329,1% jika dibandingkan hasil investasi pada periode yang sama tahun lalu yang sempat anjlok dengan capaian –Rp15,91 triliun. “Pertumbuhan hasil investasi sangat mempengaruhi total pendapatan industri asuransi jiwa, dan dapat diinterpretasikan bahwa ini disebabkan iklim investasi di Indonesia yang menuju perbaikan,” ujarnya. Fitri Sartina Dewi
REPUBLIKA 19/11/2016 Bancassurance Dongkrak Pendapatan Presmi Industri Asuransi Jiwa http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/11/19/ogvbas415-bancassurance-dongkrakpendapatan-presmi-industri-asuransi-jiwa
Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim memaparkan kinerja industri asuransi jiwa di Tanah Air. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri asuransi jiwa pada kuartal III 2016 menunjukkan pertumbuhan yang baik, sejalan dengan dinamika perekonomian Indonesia saat ini. Pertumbuhan industri utamanya terlihat dari kenaikan tinggi dari total pendapatan industri asuransi jiwa. Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim menjelaskan, total pendapatan (income) industri asuransi jiwa pada kuartal ketiga meningkat sebesar 78,1 persen, menjadi Rp 158,65 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 89,10 triliun. Pertumbuhan ini disokong pendapatan premi yang meningkat dan merupakan penyumbang terbesar 73,2 persen terhadap total pendapatan industri asuransi jiwa Total pendapatan premi tercatat sebesar Rp 116,06 triliun atau meningkat 15,1 persen jika dibandingkan kuartal ketiga 2015 sebesar Rp 100,80 triliun. Kenaikan itu didukung oleh meningkatnya pendapatan premi dari saluran-saluran distribusi, utamanya saluran distribusi bancassurance yang tumbuh 32 persen serta berkontribusi sebesar 42 persen dari keseluruhan total pendapatan premi industri asuransi jiwa. Hendrisman mengatakan, meningkatnya saluran distribusi bancassurance memperlihatkan semakin meningkatnya kerja sama yang dilakukan oleh perbankan dengan sebagian perusahaan asuransi jiwa. "Ini juga menunjukkan potensi pertumbuhan yang baik di mana pemasaran asuransi melalui bancassurance relatif lebih mudah dilakukan, karena pasar yang dibidik adalah nasabah perbankan yang telah lebih memahami beragam jenis jasa keuangan," ujar dia saat memaparkan laporan kinerja Asuransi di Jakarta. Sementara, hasil investasi turut melonjak signifikan sebesar 329,1 persen, dari Rp 15,91 triliun menjadi Rp 36,45 triliun. Menurut Hendrisman, pertumbuhan hasil Investasi sangat mempengaruhi total pendapatan industri asuransi jiwa, dan dapat diinterpretasikan bahwa ini disebabkan oleh iklim investasi di Indonesia yang menuju perbaikan. ”Pertumbuhan ini sekaligus menunjukkan komitmen tinggi industri asuransi jiwa Indonesia dalam melindungi masyarakat," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id Budi Raharjo
19/11/2016 Industri Asuransi Jiwa Didorong Serap Obligasi Infrastruktur http://infobanknews.com/industri-asuransi-jiwa-didorong-serap-obligasi-infrastruktur/
Jakarta–Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Hendrisman Rahim mengakui kalau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mendorong industri asuransi untuk menyerap obligasi infrastruktur yang dikeluarkan pemerintah. “Sudah ada secara lisan (menempatkan dana) di obligasi proyek infrastruktur kepunyaan BUMN. Kita inginkan, tapi tertulisnya belum,” kata Hendrisman dalam paparan kinerja kuatal III-2016 di Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat 18 November 2016. Ia mengatakan perusahaan-perusahaan asuransi jiwa sendiri sudah lama melirik obligasi infrastruktur yang ditawarkan BUMN. Namun demikian, obligasi tersebut memang belum beredar banyak di pasar modal. Selain itu, lanjutnya belum banyak obligasi infrastruktur yang dikeluarkan BUMN beredar di pasar. Sehingga perusahaan-perusahaan asuransi jiwa bersikap menunggu. “Masalahnya obligasi infrastruktur belum semua ada di pasar. Kita juga ikut rapat dengan Menko Ekonomi dan Menteri BUMN agar obligasi infrastruktur bisa masuk ke pasar, banyak industri tertarik, termasuk asuransi jiwa,” jelasnya. Apalagi tambahnya dana yang saat ini dikelola perusahaan asuransi jiwa cukup besar, sehingga perlu ada opsi penempatan dana lebih banyak. Selain itu ada tren kecenderungan penurunan porsi penempatan dana di deposito seiring penurunan suku bunga bank. Sekedar informasi, AAJI mencatat, penempatan dana asuransi jiwa sebesar Rp386,18 triliun di kuartal III2016. Reksa dana masih memegang porsi penempatan dana asuransi jiwa sebesar 32,7%, disusul saham 27,8%, surat berharga negara 14,8%, kemudian deposito 12,7%, sukuk korporasi 8%, bangunan dan tanah 2,6%, penyertaan langsung 1,1%, dan lainnya 0,3%. (*) Dwitya Putra
18/11/2016 Pendapatan Asuransi Jiwa Tumbuh 78,1% http://infobanknews.com/pendapatan-asuransi-jiwa-tumbuh-781/2/
Jakarta–Industri asuransi Jiwa pada kuartal III-2016 mencatakan pertumbuhan pendapatan 78,1% menjadi Rp 158,65 triliun dari Rp89,10 triliun pada akhir kuartal III-2015. Pendapatan itu ditopang oleh pendapatan premi sebesar Rp 116,06 triliun atau tumbuh 15,1% dari periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp100,8 triliun. Menurut Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Hendrisman Rahim bahwa pendapatan premi menyumbang 73,2% dari total pendapatan industri asuransi jiwa. “Kenaikan itu disumbang salurang saluran distribusi terutama distribusi bancassurance yang mengalami pertumbuhan sebesar 32%,” terang dia di Jakarta, Jumat 18 November 2016. Ia menambahkan, peningkatan pertumbuhan pendapatan juga ditopang hasil investasi. Yakni tumbuh 329,1% dari Rp15,91 triliun menjadi Rp36,45 triliun pada akhir kuartal III-2016. Hasil tersebut sejalan dengan kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang membaik tahun ini menjadi diatas level 5.000. Ia menjelaskan, investasi di produk reksa dana menjadi porsi terbesar yakni sebesar 30,5% atau Rp126,24 triliun. Pada posisi kedua, investasi pada saham tercatat sebesar Rp107,40 triliun Sementara investasi pada SBN (Surat Berharga Negara) sebesar Rp57,1 triliun, angka itu tumbuh 26,3% dari posisi kuartal III 2015 sebesar Rp45,2 triliun. Sedangkan Sukuk korporasi sebesar Rp31,04 triliun atau 8,3%, angka itu tumbuh 22% dari posisi akhir kuartal III 2015 sebesar Rp25,45 triliun. Sedangkan investasi pada instrumen deposito justru turun atau -17.3% menjadi Rp49,22 triliun. Besaran itu 19,4 % dari total investasi kuartal III 2016. Menurut Ketua Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga AAJI, Christine Setyabudhi bahwa turunnya nilai investasi pada deposito dikarena kebijakan penurunan suku bunga simpanan yang dicanangkan pemerintah. “Memang ada perpindahan investasi dari deposito ke reksa dana dan saham karena bunga deposito turun,” terang dia. (*) Dwitya Putra
Investor Daily – 21/11/2016, Hal. 8 Total Aset Sun Life Capai Rp 9,8 Triliun
21/11/2016 Sun Life Bukukan Premi Rp986,6 Miliar http://infobanknews.com/sun-life-bukukan-premi-rp9866-miliar/2/
Jakarta–Sun Life Financial Indonesia meraup premi sebesar Rp986,6 miliar sampai September 2016. Adapun aset mereka menjadi Rp9,8 triliun. Chief Marketing Officer Sun Life Financial Indonesia Shierly Ge menjelaskan, perolehan premi yang diperoleh perusahaannya ini sudah memerhitungkan dengan penggabungan CIMB Sunlife ke dalam Sun Life Financial Indonesia. Akuisisi CIMB Sun Life yang dilakukan perseroan selesai pada September 2016. (Baca juga: Pendapatan Asuransi Jiwa Tumbuh 78,1%) “Kami baru integrasi (CIMB Sunlife ke dalam Sun Life Financial Indonesia) jadi kami masih belum pisahkan premi dari Sun Life dan CIMB Sun Life. September 2015 premi Sun Life Rp778,8 miliar,” sebut Shierly. Sebagian besar premi yang didapat perusahaan berpusat di Kanada ini, sebut Shierly, diperoleh dari jalur distribusi agensi sebesar 58%%. Sedangkan partnership sebesar 42%. “Klaim yang dibayarkan sampai September Rp495 miliar,” tambahnya. Sampai saat ini, kata Shierly, proses akuisisi yang dilakukan antara kedua entitas bisnis ini telah selesai. Penggabungan ini juga membuat aset perusahaan bertambah dari Rp6,7 triliun menjadi Rp9,8 triliun. “Nasabah kami juga bertambah dari 230 ribu menjadi 554 ribu,” sebut dia. (Baca juga: Sun Life dan CIMB Bersatu, Perkuat Merek Dagang Sun Life) Shierly menambahkan, sebagai bagian dari corporate social responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan, Sun Life menggandeng grup musik ALEXA untuk mendorong kampanye kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki semagat persatuan dan kemajemukan. Kolaborasi ini dilakukan dengan lagu Brighter As One. “Brighter As One menggambarkan kalau kita terdiri dari banyak suku bangsa,” tandasnya. Paulus Yoga
Suara Pembaruan – 19/11/2016, Hal. 10 Aset Sun Life Capai Rp 9,8 Triliun
Media Indonesia – 21/11/2016, Hal. 12 996 Guru SM3T Dapat Asuransi
Investor Daily – 21/11/2016, Hal. 23 BRI Life Berikan Polis Untuk 2.996 Guru
Media Indonesia – 19/11/2016, Hal. 19 BCA Life Gandeng Induk Usaha
18/11/2016 Tahun Depan, Capital Life Indonesia Incar Premi Tumbuh 50% http://finansial.bisnis.com/read/20161118/215/604154/tahun-depan-capital-life-indonesia-incar-premitumbuh-50 Bisnis.com, JAKARTA - Pada tahun depan, PT Capital Life Indonesia menargetkan pertumbuhan premi sebesar 50% dibandingkan dengan perolehan premi pada 2016 yang diperkirakan bisa mencapai Rp2 triliun. Presiden Direktur PT Capital Life Indonesia (Capital Life) Antony Japari menyatakan dengan target pertumbuhan premi sebesar 50%, maka pendapatan premi pada 2017 diperkirakan bisa mencapai Rp3 triliun. Dia menuturkan, pihaknya optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan premi yang signifikan pada tahun depan seiring dengan adanya upaya perluasan produk yang akan dilakukan perusahaan. Saat ini produk yang dipasarkan perseroan baru mencakup produk asuransi jiwa tradisional. “Rencana bisnis kami di tahun depan ialah bisa memasarkan produk unit-linked [asuransi berbasis investasi],” kata Antony kepada Bisnis, Rabu (18/11/2016). Menurutnya, izin pemasaran produk asuransi berbasis investasi itu telah diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pihaknya berharap menjelang akhir tahun ini, izin pemasaran produknya sudah dapat diterbitkan otoritas. Selain itu, Antony menjelaskan fokus pemasaran produk pada tahun depan masih akan difokuskan pada saluran bancassurance.Dia mengungkapkan hingga saat ini realisasi perolehan premi Capital Life masih didominasi oleh saluran bancassurance. Jalur distribusi tersebut bahkan berkontribusi hingga 99% dari total pendapatan premi perseroan. Adapun, bank yang digandeng sebagai mitra dalam memasrkan produk asuransi ialah PT Bank Capital Indonesia Tbk. Untuk meningkatkan pendapatan premi dari saluran bancassurance, perseroan berencana menambah mitra bank. “Guna mencapai target premi pada tahun depan kami juga akan jajaki kerjasama dengan perusahaanperusahaan untuk memacu penjualan asuransi kumpulan,” ujarnya. Sepanjang 2016, Capital Life menargetkan perolehan premi senilai Rp2 triliun atau tumbuh sebesar 856% dari realisasi 2015 yang tercatat senilai Rp209,15 miliar. Dari total target itu, premi per 9 November 2016 telah mencapai Rp1,88 triliun atau mencapai 94% dari target premi tahun ini. Dia mengaku optimistis, target pendapatan premi pada tahun ini bisa tercapai. Fitri Sartina Dewi
Rakyat Merdeka – 20/11/2016, Hal. 18 Tahun Depan, Kompak Pasang Target Tinggi
WARTA EKONOMI 20/11/2016 Bisnis di Asia Dorong Pertumbuhan Laba Prudential http://wartaekonomi.co.id/read/2016/11/20/120982/bisnis-di-asia-dorong-pertumbuhan-labaprudential.html
Perusahaan asuransi jiwa asal Inggris, Prudential Plc, berjanji untuk menaikkan dividen sebesar 5 persen setiap tahun. Rencana menaikkan dividen tersebut seiring dengan kenaikan laba sebesar 19 persen dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Mengutp Reuters di Jakarta, Minggu (20/11/2016), Prudential melaporkan kinerja positif pada periode Januari hingga September 2016. Laba Prudential tumbuh menjadi £ 1,97 miliar dibandingkan dengan periode sama tahun 2015 sebesar £ 1,66 miliar. Adapun perolehan premi ekuivalen tahunan perusahaan asuransi tersebut yang meliputi penjualan premi reguler dan premi asuransi tunggal, per September 2016 naik 16 persen menjadi £ 4,55 miliar,dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Saat ini Prudential memiliki 24 juta pemegang polis dengan aset senilai £ 562 miliar. Asia menyumbang hampir sepertiga dari laba operasional Prudential. Kepala Regional Prudential Tony Wilkey mengatakan Prudential membidik kelas menengah Asia untuk memberikan pertumbuhan positif kinerja secara global. Manajemen Prudential juga menyebutkan, kenaikan laba bisnis baru dari penjualan ritel dari bisnis asuransi jiwa di Inggris mencapai £ 179 juta yang terdorong keuntungan dari produk-produk asuransi popular. Kendati demikian, lain halnya dengan kondisi di pasar AS yang justru membukukan penurunan laba sebesar 19 persen menjadi £ 485 juta. Penurunan laba Prudential di AS terjadi karena aturan pemerintah setempat. Departemen Tenaga Kerja AS telah memperketat aturan tentang penjualan anuitas yang dinilai kerap memberikan variabel pendapatan di atas tingkat minimum yang dijamin. Namun, seorang analis Barclays menyatakan bahwa secara umum pasar global masih tetap positif bagi kinerja Prudential ke depan. Penulis: Gregor Samsa
WARTA EKONOMI 18/11/2016 Sinarmas Kembali Berkolaborasi Luncurkan Produk Bancassurance Terbaru http://wartaekonomi.co.id/read/2016/11/18/120892/sinarmas-kembali-berkolaborasi-luncurkanproduk-bancassurance-terbaru.html
Warta Ekonomi.co.id, Jakarta PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG (Sinarmas MSIG Life), perusahaan asuransi jiwa terkemuka Indonesia bersama PT. Bank Sinarmas Tbk., bank swasta nasional terpercaya, kembali berkolaborasi untuk mempersembahkan dua produk baru bancassurance sekaligus, yakni Simas Prime Link dan Simas Magna Link. Dua produk unggulan ini mengombinasikan proteksi meninggal dunia yang optimal dan investasi beragam guna mendukung masa depan yang lebih terencana, demi kestabilan finansial keluarga maupun untuk mempersiapkan hari tua yang didambakan. Peresmian peluncuran Simas Prime Link dan Simas Magna Link ditandai dengan penandatanganan plakat antara Presiden Direktur Sinarmas MSIG Life, Premraj Thuraisingam dan Direktur Utama Bank Sinarmas, Freenyan Liwang. “Sinarmas MSIG Life terus berinovasi menghadirkan solusi proteksi nasabah untuk orang-orang terdekat, guna mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Berkolaborasi kembali dengan Bank Sinarmas, Simas Prime Link dan Simas Magna Link dapat menjadi pilihan yang saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan nasabah dalam melindungi diri dan keluarga, sekaligus memberikan alternatif investasi jangka menengah hingga panjang yang beragam sesuai kebutuhan,” papar Premraj Thuraisingam, Presiden Direktur Sinarmas MSIG Life dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (18/11/2016). Menihilkan biaya akuisisi, Simas Prime Link memungkinkan optimalisasi nilai investasi nasabah. Selain itu, sebagai asuransi premi tunggal, produk Simas Prime Link memberikan kepraktisan bagi nasabah untuk memperoleh proteksi dengan satu kali pembayaran di awal saja. Manfaat nilai pertanggungan yang didapat mulai dari 125% nilai premi dan bahkan bisa mencapai dua kali lipatnya jika nasabah meninggal dunia karena kecelakaan. Produk ini dilengkapi asuransi tambahan untuk proteksi atas cacat total tetap maupun penyakit kritis. Pengenaan biaya akuisisi rendah pada produk Simas Magna Link dan hanya dibebankan pada tahun pertama, memberikan peluang investasi yang lebih maksimal kepada nasabah. Sementara dengan premi berjangka yang besarannya bisa ditentukan oleh nasabah, Simas Magna Link menawarkan keunggulan proteksi dengan nilai pertanggungan mulai dari 500% premi pokok tahunan jika tertanggung meninggal dunia. Lebih menarik lagi, produk unit-link ini memiliki 15 pilihan asuransi tambahan (rider), termasuk
SMiLe Medical – produk proteksi atas risiko biaya perawatan kesehatan sesuai tagihan (as charged) yang dilengkapi dengan fasilitas cashless dan SMiLe Early Stage Critical Illness 99 (ESCI 99) yang melindungi tertanggung sejak terdiagnosis dari 99 kondisi penyakit kritis, termasuk penyakit kritis di tahap awal. Premraj Thuraisingam menambahkan, “Kami sangat bangga dan bersemangat bisa kembali berkolaborasi dengan Bank Sinarmas untuk mempersembahkan Simas Prime Link dan Simas Magna Link. Didukung 394 kantor cabang Bank Sinarmas yang tersebar di 160 kota di Indonesia, kami percaya nantinya semakin banyak masyarakat Indonesia yang terinformasi dan teredukasi untuk kemudian turut mendapatkan benefit dari kedua produk terbaru ini. Tidak hanya manfaat proteksi meninggal dunia, tetapi juga mempersiapkan masa depan yang lebih mapan dan terencana.” tambahnya. Model distribusi In Branch yang menghadirkan tenaga Bancassurance Consultant di kantor-kantor cabang Bank Sinarmas akan membantu nasabah dalam proses pemilihan produk yang tepat – sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangan nasabah. Editor: Vicky Fadil
WARTA EKONOMI 19/11/2016 Menciptakan Agen Asuransi yang Profesional http://wartaekonomi.co.id/read/2016/11/19/120936/menciptakan-agen-asuransi-yang-profesional.html
Warta Ekonomi.co.id, Jakarta Jalur keagenan dalam industri asuransi masih menjadi tulang punggung penjualan asuransi jiwa. Hal ini terbukti dari sangat besarnya jumlah tenaga pemasar dari jalur keagenan bila dibandingkan dari jalur pemasaran bancassurance dan altenatif distribusi. Menurut data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), hingga kuartal III 2016 jumlah tenaga pemasar berlisensi asuransi jiwa sebanyak 520.281 orang, dimana lebih dari 90 persen atau sebanyak 471.667 orang berasal dari jalur keagenan. Kendati demikian, tidak sedikit agen yang tidak profesional terhadap nasabahnya. Misalnya tidak memberikan informasi secara detil kepada nasabah mengenai polis asuransinya, sehingga berpotensi terjadinya sengketa kelak. Atau bahkan ada juga ada yang melakukan kecurangan-kecurangan lainnya demi kepentingan pribadinya. Hingga Oktober 2016, layanan konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerima 7356 pertanyaan dari nasabah asuransi dan 988 laporan pengaduan soal asuransi. Laporan pengaduan ini berkontribusi 26% dari total pengaduan yang masuk ke OJK sebanyak 3855 pengaduan. Adapun yang paling besar dipermasalahkan ialah soal klaim dan polis asuransi. Oleh karena itu, agen profesional menjadi tuntutan wajib bagi pelaku industri asuransi agar berbagai klaim bermasalah dan sengketa antara industri asuransi dan konsumen tidak terjadi lagi. Menurut Chief Agency Officer PT AXA Financial Indonesia Nina Ong, seharusnya saat nasabah/ calon konsumen mendaftarkan polis auransi melalui agen, mereka harus menjelaskan secara detil polis tersebut, sebab sudah perusahaan asuransi sudah memberikan pelatihan kepada agen. "Setiap produk memiliki coverage berbeda-beda, ada yang ditanggung ada yang tidak. Setelah customer setuju, terjadi proses pembelian asuransi dan polis akan dikirimkan ke customer atau nasabah. Dalam polis jelas apa yang bisa diklaim dan apa yang tidak. Dan biasanya customer disarankan untuk melihat ke policy warding pada saat melakukan klaim yang dibutuhkan," ujar Nina di kantor pusat AXA Financial di Jakarta, belum lama ini. Untuk mengantisipasi fraud yang dilakukan agen, Nina menuturkan setiap agen dibekali integritas yang tinggi dan menerapkan Good Corporate Cooperation. Selain itu agen juga memiliki lisensi keagenan. "Jadi kalau agen itu fraud kita akan mengambil sanksi kepada agen tersebut. Tetapi sejauh ini customer kalau klaim, mereka akan selalu proses ke klaim center kita. Kalau klaim yang kita bayarkan juga langsung
ke customer, bukan lewat agen. Jadi seperti itu, kalau agennya mau nakal juga tidak bisa, soalnya kita bayarkan ke customernya, ahli warisnya atau tertanggung," jelasnya. Lebih jauh katanya, selain dapat melakukan klaim di customer care AXA dan melalui telefon. Nasabah juga dapat melakukan klaim di kantor pemasaran, semisal customer ingin mendapatkan informasi mengenai prosedur klaim dan lainnya. "Makanya mengapa kita juga melakukan ekspansi kantor pemasaran untuk mendekatkan diri dengan masyarakat dan memberikan pelayanan lebih kepada customer," ungkapnya. Selain itu, AXA juga memanfaatkan perkembangan teknologi salah satunya menyediakkan nomor Whatsapp Klaim yang dapat digunakan untuk melakukan klaim. Di mana customer dapat mengisi form kemudian diajukan melalui Watsapp tersebut. "Kalau kami proses nanti kami memberikan informasi dalam beberapa hari akan menghubungi kembali, pembayaran klaim telah disampaikan dan segala macam itu disampaikan langsung ke nasabah," tutur Nina. Kendati demikian, dia mengakui edukasi kepada konsumen juga menjadi hal yang penting agar konsumen benar-benar memahami isi polis dan apa saja syarat dan ketentuannya. "Begitu proses membeli produk asuransi selesai kan ada polis asuransinya, nah di situ agen harus mengantarkan. Di sini dengan tim marketing untuk produk kesehatan kita perlu mengedukasi. Misalkan cara klaim bagaimana, apa saja yang ditanggung, jadi customer bisa baca," pungkasnya. Saat ini AXA Financial Indonesia sudah memiliki 14 ribu agen di seluruh Indonesia yang tersebar di 70 kantor pemasaran. Untuk menjaga profesionalitas, AXA fokus pada bagaimana meningkatkan pelayanan kepada customer dan kualitas agen. "Kami sudah melakukan beberapa hal, pelatihan memberikan tools alat-alat bantu untuk menjual. Dan untuk penambahan kami melakukan beberapa strategi saat ini yaitu merekrut dari beberapa segmen. Tapi yang paling penting adalah bagaimana melatih mereka menjadi seorang penjual yang profesional. Tidak melakukan miss selling kepada customer, karena buat kita fokus itu memberikan pelayanan," tutup Nina. Penulis/Editor: Fajar Sulaiman
10/11/2016 Hanwa Life Membuka Kantor Pemasaran Kedua di Kota Surabaya http://www.tribunnews.com/nasional/2016/11/10/hanwa-life-membuka-kantor-pemasaran-kedua-di-kotasurabaya
Bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, yang dikenal sebagai momen bersejarah bagi kita sebagai warga negara yang baik, khususnya kota Surabaya yang juga merupakan kota bersejarah dan kota pahlawan bagi Indonesia. Dalam hal ini, PT. Hanwha Life Insurance Indonesia, sebagai perusahaan asuransi jiwa pertama asal Korea Selatan, juga ingin mejadi bagian yang bersejarah bagi masyarakat kota Surabaya dengan menambah serta memperluas jaringan ke Surabaya Barat. Pembukaan Kantor Kota Surabaya kali ini merupakan Kantor Pemasaran ke-2, setelah kantor pemasaran pertama yang berada di Gedung Medan Pemuda, Jl. Pemuda no. 27-31. Kantor Pemasaran Surabaya tersebut sudah beroperasi selamat 2 tahun dan mendapatkan respon yang cukup bagus di masyarakat wilayah timur, khususnya Surabaya. Pertimbuhan dan tingkat kesadaran masyarakat di Surabaya sangat tinggi akan kebutuhan asuransi, sehingga hal tersebut menjadi peluangan bagi Hanwha Life untuk membuka Kantor Pemasaran Surabaya 2, selain untuk meningkatkan produktifitas Surabaya wilayah Barat, juga sekaligus untuk menjangkau wilayah Indonesia bagian timur. Bertepatan dengan Hari Pahlawan yang tahu pada tanggal 10 November, Hanwha Life secara resmi membuka Kantor Pemasaran Surabaya 2. “Tujuan dari Pembukaan Kantor Pemasaran Surabaya yang ke-2 adalah untuk menjangkau dan lebih memperluas jaringan pemasaran khususnya di daerah Jawa Timur, mengingat pasar yang sangat besar di wilayah timur sehingga menjadi kesempatan bagi kami untuk membuka kantor pemasaran yang ke-2 di Surabaya dan juga sebagai peringatan Hari Pahlawan yang identik dengan kota Surabaya,” tutur Hyun Jung Seop selaku CEO Hanwha Life Insurance. Saat in Hanwha Life sudah mempunyai 10 kantor Pemasaran yang tersebar di seluruh Indonesia,a antara lain di Jakarta, BSD, Bekasi, Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali dan Medan. Pertumbuhan dan perkembangan di masing-masing Kantor Pemasaran sangat pesat, terbukti dari peningkatan pendapatan mulai tahun 2014 hingga 2016 mencapai lonjakan yang sangat drastik yaitu lebih dari 200 persen. Untuk terus dapat berkembang di pangsa pasar saat ini, Hanwah Life terus mengembangkan bisnis dan produknya serta memperluas jaringan lebih luas dan merata ke seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 2007, sesuai dengan Business Plan dan komitmen dari awal, Hanwah Life akan kembali membuka beberapa Kantor Pemasaran di beberapa kota, khususnya di pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi, demi lebih mendekatkan diri ke nasabah.
Adapun kota-kota yang akan dibuka selanjutnya adalah antara lain di Palembang, Pekanbaru, Malang, Jember, Makassar dan Manado. Komitmen Hanwha Life adalah terus berusaha memperbaiki diri dengan memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah dan para agen.
Rakyat Merdeka – 19/11/2016, Hal. 18 (Berita Photo) Sinarmas MSIG Life Pamer MoU
Media Indonesia – 21/11/2016, Hal. 27 (Berita Photo) Pemasaran Bersama