EX-CC-AAJI-06-001
Harian Kontan – 12/07/2016, hal. 24 Laba Asuransi Jiwa Melejit
Senin, 11 Juli 2016 / 18:11 WIB Mei 2016, Laba Asuransi Jiwa Melonjak Tinggi http://keuangan.kontan.co.id/news/mei-2016-laba-asuransi-jiwa-melonjak-tinggi
Laba perusahaan asuransi jiwa melompat. Pada Mei 2016, total laba komprehensif industri asuransi jiwa naik 135%. Kondisi ini ditopang atas perbaikan iklim investasi pasar modal memasuki kuartal II 2016. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, total laba komprensif asuransi jiwa pada Mei 2016 sebesar Rp 7,74 triliun tumbuh 135% dibandingkan pada Mei 2015 sebesar Rp 3,28 triliun. Pertumbuhan laba disokong dengan naiknya perolehan pendapatan premi plus hasil investasi perusahaan asuransi jiwa. Rinciannya, pendapatan premi tumbuh 14,7% secara year on year (yoy) menjadi Rp 50,25 triliun pada Mei 2016. Lalu, hasil investasi naik 40,7% menjadi Rp 9,64 triliun pada Mei 2016. Membaiknya iklim investasi memasuki kuartal dua menjadi pengerak pertumbuhan laba. Sebelumnya, Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memprediksi, pertumbuhan premi tahun ini bisa mencapai 15% hingga 20%. Jika investasi pasar modal membaik, ia optimis kinerja perusahaan asuransi jiwa akhir tahun akan ikut membaik.
Bisnis Indonesia – 12/07/2016, hal. 19 (Berita Photo) Kepemilikan Asing Di Asuransi
Harian Kompas – 12/07/2016, hal. 4 (SEREMONIA) BNI Life Raih Best Life Insurance 2016
Bisnis Indonesia – 12/07/2016, hal. 19 Instrumen Investasi Minim, Unit-Linked Terhambat
Harian Kontan – 12/07/2016, hal. 24 Jiwasraya Sudah Penuhi 55,3% Target Premi Tahun Ini
Harian Kontan – 12/07/2016, hal. 24 OJK Hitung Aset Asuransi Bumi Asih
Senin, 11 Juli 2016 / 19:07 WIB Pailit Bumi Asih, OJK Hitung Aset Perusahaan http://keuangan.kontan.co.id/news/pailit-bumi-asih-ojk-hitung-aset-perusahaan
Pasca memenangkan kasasi atas permohonan pailit PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya (Bumi Asih), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerjasama dengan kurator menghitung nilai aset Bumi Asih untuk segera menuntaskan pembayaran ke nasabah. Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) menjelaskan, saat ini kurator telah menyusun neraca likuidiasi perusahaan untuk menghitung nilai aset Bumi Asih. "Kami bantu untuk memberikan data asetnya. OJK bergerak cepat agar nasabah segera mendapatkan haknya. Data kami sejak terakhir 2013 dalam laporan keuangan Bumi Asih di OJK, ada sejumlah aset yang dimiliki Bumi Asih," papar Firdaus, Senin (11/7). Rinciannya berupa: rekening deposito di bank, tanah dan bangunan berupa kantor pusat dan kantor cabang. Lalu sejumlah hotel. Aset lain adalah kepemilikan 33 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang tersebar di seluruh Indonesia. Sayang, Firdaus tidak mengetahui secara rinci total nilai asset dari Bumi Asih. Jumlah pemegang polis Bumi Asih mencapai 100.000 polis. OJK tidak dapat memastikan jumlah nasabah yang sudah dibayarkan haknya dan yang belum. Oleh karena itu, OJK mengimbau, agar nasabah segera melapor ke kantor-kantor OJK dan kantor kurator untuk segera didata. Sebagai informasi, kasus Bumi Asih telah berlangsung sejak tahun 2013. Awalnya pembayaran polis nasabahnya mulai seret. OJK pun mencabut izin operasional Bumi Asih. Tak terima, Bumi Asih menggugat OJK ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Hingga akhirnya, pada Juni 2016 Bumi Asih dinyatakan pailit. Sebelumnya, PT Asuransi Jiwa Nusantara juga dinyatakan pailit awal tahun ini dan dinyatakan tidak memiliki aset. Pailitnya dua perusahaan asuransi jiwa ini diyakini Firdaus menjadi yang terakhir di industri asuransi jiwa.
Investor Daily – 12/07/2016, hal. 23 AXA Life Hadirkan Perlindungan Penyakit Jantung
Jumat, 01 Juli 2016 | 19:47 PT Prudential Life Assurance. Asuransi Jiwa Terbaik Kategori Aset di atas Rp 15 triliun Perkokoh Dominasi Pasar dengan 5 Fondasi http://www.beritasatu.com/asuransi/372770-perkokoh-dominasi-pasar-dengan-5-fondasi.html
Di mata pelaku bisnis asuransi, Indonesia tampak sangat seksi. Angka produk domestik bruto kita masuk dalam top 20 dunia, jumlah penduduknya juga salah satu yang terbesar di dunia, mencapai 250 juta jiwa dengan pendapatan per kapita yang terus naik. Menariknya, penetrasi asuransi penduduk Indonesia masih rendah hanya sebesar 2,37% per kuartal I - 2016. Fakta itu menunjukan peluang membentang bagi perusahaan asuransi untuk memperbesar pasar. Tapi perlu diingat, angka tadi sekaligus menunjukan tingkat kesadaran berasuransi (insurance minded) penduduk Indonesia yang masih rendah. Sehingga butuh inovasi dan kreativitas membumbung perusahaan asuransi untuk menjawabnya. Namun tanpa modal dan expertise, mustahil perusahaan asuransi bisa berinovasi. Keduanya harus dikombinasi menjadi kekuatan sebagai bekal memperbesar pangsa pasar. PT Prudential Life Assurance sanggup mengkombinasikan dua kekuatan itu menjadi lima fondasi sebagai keunggulan perseroan untuk mampu menjaring pasar, sekaligus memenangkan persaingan bisnis. Presiden Direktur PT Prudential Life Assurance, Rinaldi Mudahar mengungkapkan, lima keunggulan itu meliputi, fokus pada strategi distribusi melalui produk unit link, memiliki back office yang modern, serta infrastruktur penunjang yang lengkap. Prudential juga punya keunggulan dari merek atau brand yang kuat, maupun sumber daya manusia mumpuni dan berpengalaman. “Lima keunggulan itu yang membuat Prudential Indonesia mempunyai fondasi yang kuat untuk maju menangkap peluang bisnis lebih besar,” paparnya. Dari sisi distribusi, saat ini Prudential didukung oleh 251.000 agen dengan 394 kantor pemesaran mandiri yang tersebar di 157 kota di Indonesia. Strategi distribusi yang fokus pada agen dikatakan Rinaldi sangat tepat untuk meningkatkan insurance minded, sebab di Indonesia masih butuh tatap muka untuk menjual produk-produk asuransi. Untuk itu Prudential berupaya terus mencetak agen-agen baru, salah satunya melalui program rekrutmen agen 5 hari dengan menerapkan aplikasi teknologi serta sistem yang terpadu, sehingga secara berhasil mempersingkat proses perekrutan Agen Asuransi dari 1 bulan menjadi 5 hari. Merek atau brand Prudential yang lebih membumi dibanding perusahaan lain juga menjadi nilai jual. Survei yang dilakukan Millward Brown, sebuah research house menunjukan fakta bahwa dari 10 orang responden, semuanya mengenal Prudential, menariknya saat ditanya perusahaan asuransi apa yang dikenalnya, Prudential disebut pertama kali oleh responden.
Sementara dari sisi SDM, Rinaldi mengklaim pihaknya terus meningkatkan kapasitas dan kualitas karyawannya dengan memberikan seminar dan training baik berskala lokal maupun dunia. “Tingkat attrition kita 8,35% sementara di industri mencapai 18,3%. Begitu pula dengan peningkatan kualitas lebih dari separuh dari 300 menager kita sudah menempuh training di luar negeri,” paparnya. Terkait back office dan ketersediaan infrastruktur, Prudential memiliki kapasitas terpasang sebanyak 4.000 polis per hari, bahkan sistem yang dimiliki mampu mensupport pengerjaan 6.000 polis dalam kondisi tertentu. kapasitas itu menurut Rinaldi akan terus ditingkatkan seiring pertumbuhan pasar. Berbekal lima keunggulan tadi, Prudential berhasil mengokohkan diri sebagai pemimpin pasar asuransi jiwa di Indonesia. Sepanjang tahun 2015 perseroan mampu mengumpulkan pendapatan premi Rp 26,88 triliun, sementara premi neto tercatat Rp 26,03 triliun atau jauh melampaui perusahaan asuransi di kelas aset di atas Rp 15 triliun. Tidak cukup itu, dari rasi-rasio keuangan dalam lima tahun terakhir, Prudential mampu mempertahankan posisinya sebagai perusahaan asuransi jiwa terbaik versi Majalah Investor. Ini terlihat dari pencapaian hasil investasi dari perusahaan beraset Rp 55,93 triliun tersebut. Pada periode tahun 2011 – 2015, perseroan mampu mempertebal hasil investasi hingga 672,93%. Sementara jumlah total pendapatannya naik 14,24% menjadi Rp 21,35 triliun. Posisi ini membuat perolehan laba bersih perusahaan yang berasal dari Inggris tersebut tumbuh sebesar 22,88% menjadi Rp 5,44 triliun. Bandingkan dengan total laba bersih tahun 2011 yang tercatat Rp 2,65 triliun. Tak hanya mahir meraup kinerja kinclong, Prudential juga piawai menjaga kesehatan perusahaan. Tercermin pada posisi Risk Based Capital (RBC) yang jauh di atas ketentuan regulator minimal 120%. Pada akhir 2015 posisi RBC Prudential mencapai 1.029%, angka ini meningkat dari tahun 2014 yang tercatat sebesar 927%. Rinaldi mengatakan, Prudential akan terus berupaya memperbesar pasar dengan melakukan berbagai inovasi, baik dari sisi produk maupun layanan. Sebagaimana inovasi produk yang paling anyar dilakukan dengan membuat produk asuransi pendidikan plus ekstra kurikuler. Dimana pertanggungan diberikan bukan hanya pada biaya pendidikan formal ahli waris pemegang polis tapi juga berbentuk biaya esktra kurikuler seperti les musik, olah raga dan lainnya.
WARTA EKONOMI 06 Juli 2016 22:51:00 WIB Premi Manulife Syariah Naik 84% Di Triwulan I http://wartaekonomi.co.id/read/2016/07/06/105607/premi-manulife-syariah-naik-84-di-triwulani.html#
Hingga triwulan I-2016, Unit Syariah PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia mencatat kenaikan premi sebesar Rp. 25,5 miliar. Angka ini naik 84% dibanding periode yang sama di 2015. Pencapaian bisnis di kuartal pertama ini terdorong oleh perluasan distribusi lewat perbankan, dimana pada tahun lalu Manulife menggandeng Bank Muamalat sebagai mitra bancassurance. Head of Unit Syariah Manulife Yetty Rochyatini mengatakan selama tiga bulan pertama tahun ini, perusahaan berhasil mencatat kinerja yang baik. Kerja sama dengan mitra bancassurance diakuinya semakin memperkuat penetrasi UUS Manulife di kanal tersebut. Sebelumnya Manulife baru punya mitra Bank Danamon Syariah di saluran pemasaran bancassurance. “Pemasaran lewat kanal ini disebutnya memang punya pertumbuhan yang lumayan. Soalnya banyak produk bundling sehingga lebih efisien dalam pemasaran. Meski begitu, secara total kanal distribusi agensi masih jadi tulang punggung bisnis Manulife Syariah. Dua pertiga premi masih dari agensi," kata Yetty, kemarin. Saat ini dia bilang sudah ada 7.000 agen manulife yang mengantongi sertifikasi syariah yang tersebar di 25 kantor pemasaran. Ke depan lanjut Yetty kontribusi dari kedua kanal ini berpotensi semakin seimbang. Soalnya dari jalur bancassurance produknya terbilang lebih variatif. Ditambah kontribusi dari captive market pun terbilang besar.
Oktaviano DB Hana Selasa, 12/07/2016 07:34 WIB Hasil Investasi Asuransi Jiwa Melonjak 40,78% http://finansial.bisnis.com/read/20160712/215/564989/hasil-investasi-asuransi-jiwa-melonjak-4078
JAKARTA – Hasil investasi industri asuransi jiwa melonjak hingga 40,78% pada Mei 2016. Otoritas Jasa Keuangan, dalam statistik asuransi yang dikutip Senin (11/7/2016), mencatat hasil investasi industri asuransi jiwa per Mei 2016 senilai Rp9,65 triliun. Realisasi itu meningkat 40,78% (year-on-year/y-o-y) sebab pada Mei 2015 hasil investasi industri tercatat sebesar Rp6,85 triliun. Padahal pada periode tersebut, nilai total investasi industri bertumbuh 7,73% (y-o-y) menjadi Rp304,72 triliun. Sedangkan, total pendapatan premi industri tumbuh 14,77% (y-o-y) menjadi Rp50,26 triliun. Sebagai pembanding, pada akhir kuartal I/2016, OJK mencatat hasil investasi industri sebesar Rp6,91 triliun atau tumbuh 28,94% (y-o-y) dari Rp5,36 triliun pada akhir Maret 2015. Sementara itu, pendapatan premi industri pada periode itu lebih tinggi dengan pertumbuhan mencapai 24,03% (yo-y) menjadi Rp27,46 triliun dan total investasi tumbuha 3,01% (y-o-y) menjadi Rp297,60 triliun. Presiden Direktur PT Sun Life Financial Indonesia Elin Waty baru-baru ini mengakui realisasi hasil investasi jelang berakhirnya semester I/2016 bertumbuh signifikan. Dia optimistis pengelolaan dana investasi pun masih akan mampu memberikan imbal hasil yang maksimal dengan pilihan sejumlah instrumen yang potensial. Menurutnya, hingga saat ini surat utang korporasi atau obligasi menjadi pilihan yang menjanjikan untuk meraup hasil investasi maksimal. Instrumen itu diyakini menjadi opsi yang tepat bagi alokasi investasi di tengah menurunnya imbal hasil deposito berjangka. “Dengan perubahan yanga ada kami harus melakukan penyesuaian strategi, seperti saat ini pemerintah terus mendorong penurunan suku bunga acuan yang berdampak pada penurunan suku bunga deposito,” ungkapnya kepada Bisnis. Selain obligasi, Elin mengungkapkan instrumen investasi di pasar modal, yakni reksa dana dan saham pun masih menjanjikan hasil investasi yang optimal. Pasar modal dalam negeri dinilai masih menjadi tujuan investor asing untuk menanam modal. Dengan begitu, tren positif dinilai masih akan terwujud dalam kinerja pasar modal Indonesia. Di sisi lain, para investor lokal pun diyakini akan mulai meningkatkan alokasi dananya kepada saham dan reksa dana seiring penurunan imbal hasil deposito. “Pasar modal Indonesia masih dalam posisi bagus. Saya kira akan positif,” ungkap Elin. Data OJK juga menunjukkan per Mei 2016, instrumen saham yang mendominasi porsi investasi industri asuransi jiwa hingga 29,12% justru mengalami penurunan alokasi sebesar 1,25% (y-o-y). Deposito berjangka dan sertifikat deposito dengan alokasi sebesar 14,32% pada investasi juga mengalami penurunan hingga 2,17% (y-o-y). Sebaliknya, reksa dana yang menguasai 26,48% porsi investasi bertumbuh 18,65% (y-o-y) dan SBN yang berkontribusi 16,14% juga tumbuh 11,69% (y-o-y). Obligasi korporasi dan sukuk korporasi mencatatkan pertumbuhan alokasi terbesar dibandingkan instrumen lainnya. Porsi investasi pada instrumen tersebut tumbuh 20,86% (y-o-y) menjadi Rp26,64 triliun. Editor : Mia Chitra Dinisari
Investor Daily - 12/07/2016, hal 21 Foreign Capital Inflow Rp 97 Triliun