ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 DIVISI ASURANSI JIWA SYARIAH Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh Lukman Nasution NIM : 107046201845
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 DIVISI ASURANSI JIWA SYARIAH Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh
Lukman Nasution NIM : 107046201845 Di bawah Bimbingan, Pembimbing I
Prof. Dr. H. Hasanuddin AF., M.A. NIP. 194507181964011001
Pembimbing II
Ir. Ela Patriana, MM., AAIJ. NIP. 196905282008012010
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laba Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Agustus 2011. Skripsi
ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Jakarta, 18 Agustus 2011 Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah Ketua
: Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM NIP. 195505051982031012
Sekretaris
: Mu’min Rauf, S.Ag., M.A. NIP. 197004161997031004
Pembimbing I: Prof. Dr. H. Hasanuddin AF., M.A. NIP. 194507181964011001 Pembimbing II: Ir. Ela Patriana, MM., AAIJ. NIP. 196905282008012010 Penguji I
: Dr. H. Abdul Wahab Abd. Muhaimin, Lc., M.A. NIP. 195008171989031001
Penguji II
: A.M. Hasan Ali, M.A. NIP. 150370226
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui seberapa besar jumlah pendapatan dan jumlah biaya mempengaruhi laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah Periode 2003-2010; (2) Faktor manakah yang dominan mempengaruhi laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analisis regresi berganda (analysis multiple regression). Data yang digunakan adalah data sekunder berupa nilai jumlah pendapatan dan jumlah biaya pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah dari tahun 2003 sampai dengan 2010. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data deret waktu (time series) periode 2003-2010. Teknik pengumpulan data yaitu penelitian arsip (archival research) dan penelitian kepustakaan (library research) yang digunakan adalah data yang diperoleh melalui observasi data berupa laporan keuangan dengan teknik pengumpulan data-data atas kejadian (fakta) historis yang tertulis dalam dokumen atau berupa arsip data. Data kepustakaan bersumber dari buku-buku, koran, majalah, website, penelitian terdahulu, dan sumber-sumber tertulis lainnya. Kesimpulan penelitian ini secara singkat adalah sebagai berikut: (1) Jumlah biaya juga sangat berperan negatif terhadap laba perusahaan pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Syariah. Hal tersebut dibuktikan karena setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan komputerisasi (SPSS 16.0) didapat hasil uji Analisis Regresi Berganda sebesar -9,939, serta uji t hitung dengan tingkat signifikansi (0,05) dan df (N-2), diperoleh t hitung = -9,939 sedangkan t tabel = 1,699, karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara variabel jumlah biaya terhadap laba perusahaan. Bahwa secara umum jumlah pendapatan sangat berperan positif terhadap laba perusahaan pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Syariah (2) hal tersebut dibuktikan karena setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan komputerisasi (SPSS 16.0) didapat hasil uji Analisis Regresi Berganda sebesar 0,961, yang artinya pengaruh jumlah pendapatan terhadap laba perusahaan sangat kuat, serta uji t hitung dengan tingkat signifikansi (0,05) dan df (N-2), diperoleh t hitung = 10,406 sedangkan t tabel = 1,699, karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel jumlah pendapatan terhadap laba perusahaan. Kata kunci Pembimbing Buku Rujukan
: Laba, Jumlah Pendapatan, Jumlah beban. : 1. Prof. Dr. H. Hasanuddin AF, MA. 2. Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ. : Tahun 2004 s.d Tahun 2010.
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta ;
18 Agustus 2011 M 18 Ramadhan 1432 H
Penulis
iv
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang menguasai segala yang ada dan tiada, tempat kembalinya setiap jiwa, asa dan karsa dengan karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam kepada nabi Muhammad SAW, beliau adalah bak matahari yang menyinari umat dengan ilmu pengetahuan dan keimanan serta bak sedingin dan selembut salju dalam kasih sayang. Tak terasa waktu telah bergulir, dari hari kehari, bulan ke bulan, tahun ke tahun waktu cepat berlalu, akan tetapi kenangan kebersamaan dan persahabatan dengan seluruh aktivitas akademik fakultas Syariah dan hukum dan konsentrasi Asuransi Syariah terus melekat dalam pikiran dan hati ini. Peneliti menyadari sebagai hamba Allah SWT yang memilki kekurangan dan sebagai makhluk sosial yang bersifat interpedensi tentu tidak mungkin menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bantuan, dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini peneliti ucapkan terima kasih yang setulusnya atas bantuan moril maupun materil kepada : 1.
Bapak Prof. DR. DRS. H. Amin Suma, MA., MM. dekan Fakultas Syariah dan Hukum.
v
2.
Orang tua tercinta Ayah H. Syafruddin Nasution seorang ayah yang sabar, tegas dan pengertian yang tak pernah bosan memberikan semangat dan motivasi kepada penulis, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta Ibu tercinta Hj. Misrah Batubara, berkat cinta dan kasih sayangnya serta do’a tulus dan ikhlas, kini penulis tumbuh menjadi manusia “ dewasa “ semoga anakmu kelak dapat membahagiakan dan menjadi tumpahan harapan dimasa yang akan datang. Amiin
3.
DR. Euis Amalia, M.Ag dan Mu’min Roup, S.Ag., MA sebagai ketua Prodi dan sekertaris prodi Muammalat Fakultas Syariah dan Hukum.
4.
Prof. Dr. H. Hasanuddin AF, MA dan Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5.
Fahmi M Ahmadi, S.Ag., M.Si sebagai pembimbing akademik Asuransi Syariah Fakultas Syariah dan hukum.
6.
Bapak Suranto sebagai Deputi Keuangan dan Administrasi, Bapak Arif Rachman sebagai kepala bagian SDM pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Syariah yang telah memberikan data maupun wawancara kepada penulis untuk bahan penelitian.
7.
Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang tiada bosan dan jenuh memberikan ilmunya kepada penulis serta masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa seluruh staf dan karyawan serta pimpinan jurusan yang telah memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. vi
8.
Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum serta perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melayani dan memfasilitasi buku buku hingga penulis terbantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
9.
Kakak dan adik saya sayangi yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman teman Keluarga Sederhana Asuransi Syariah Angkatan 2007 serta teman seperjuangan yang saya kagumi serta saya cintai yang telah bersama sama dalam membangun silaturrahmi dari awal pertemuan sampai sekarang ini. Semoga persahabatan kita selalu terjaga. Semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda dan menjadi amal kebajikan di akhirat. Akhirnya penulis berdo’a skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya. Amiin
Jakarta ;
18 Agustus 2011 M 18 Ramadhan 1432 H
Penulis
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................
vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
xv
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
xviii
BAB I
:
PENDAHULUAN ......................................................................... A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ........................................ 1. Pembatasan Masalah ..........................................................
5
2. Perumusan Masalah ...........................................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
BAB II
:
1. Tujuan Penelitian ...............................................................
6
2 Manfaat Penelitian .............................................................
7
D. Review Kajian Terdahulu ........................................................
8
E. Kerangka Teori Laba Asuransi Jiwa Syariah ..........................
15
F.
Kerangka pemikiran .................................................................
17
G. Sistematika Penulisan ..............................................................
20
LANDASAN TEORI .................................................................... A. Asuransi Syariah .....................................................................
viii
1. Pengertian Asuransi Syariah .............................................
22
2. Regulasi dalam Perasuransian Syariah di Indonesia .......... a. Pedoman Umum Asuransi Syariah ...............................
24
B. Sistem Mekanisme Dana pada Asuransi Jiwa Syariah ............
28
C. Laba ........................................................................................ 1. Pengertian Laba ..................................................................
30
2. Tujuan Pelaporan Laba.......................................................
32
D. Akuntansi Pendapatan dan biaya ............................................
BAB III :
1. Pengertian Pendapatan .......................................................
34
2. Pengertian Biaya ...............................................................
36
E. Perhitungan Profitabilitas Asuransi Syariah ............................
39
F.
Sistem Akuntansi Asuransi Syariah .........................................
40
G. Kerangka Konseptual Akuntansi Asuransi Syariah .................
42
H. Faktor Penghambat dari Asuransi Syariah...............................
45
METODOLOGI PENELITIAN ................................................. A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................
49
B. Metode Penentuan Sampel.......................................................
49
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................
50
D. Jenis dan Sumber Data ............................................................
50
E. Teknik Analisis Data ...............................................................
52
F.
Pengujian Hipotesis .................................................................
61
G. Operasional Variabel Penelitian ..............................................
62
ix
BAB IV :
ANALISA DAN PEMBAHASAN ............................................... A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................ 1. Profil AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah .......................................................
63
2. Produk pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah .......................................................
67
B. Perkembangan Laba, Jumlah Pendapatan dan Jumlah Biaya ...........................................................................
68
C. Diskripsi Variabel Penelitian .................................................. 1. Uji Asumsi Klasik ............................................................. a. Uji Normalitas Data .....................................................
70
b. Uji multikolinearitas ....................................................
71
c. Uji autokorelasi ............................................................
72
d. Uji Heterokedastisitas ..................................................
74
2. Pengujian Hipotesis ...........................................................
BAB V
:
a. Uji Simultan .................................................................
75
b. Uji Parsial ....................................................................
78
3. Uji Koefisien Determinasi .................................................
80
4. Analisis Regresi Berganda ................................................
81
PENUTUP ..................................................................................... A. Kesimpulan .............................................................................
85
B. Saran-saran ..............................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
87
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Pangsa Pasar Asuransi Jiwa ..............................................................
3
Tabel 4.1
kantor Cabang Syariah ......................................................................
64
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas ........................................................................
71
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas ..............................................................
72
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi .....................................................................
73
Tabel 4.5
Hasil Uji Heterokedastisitas ..............................................................
74
Tabel 4.6
Hasil Uji Simultan ...........................................................................
77
Tabel 4.7
Hasil Uji Parsial ...............................................................................
79
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................................
80
Tabel 4.9
Hasil Uji Analisis Regresi Berganda ................................................
82
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Skema Kerangka Pemikiran ......................................................... 19
Gambar 2.1
Mekanisme Pengelolaan Dana Pada Produk Saving ..................... 91
Gambar 2.2
Mekanisme Pengelolaan Dana Pada produk Non Saving ............. 92
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Divisi Asuransi Jiwa Syariah ........................ 66
Gambar 4.2
perkembangan laba, Beban dan Pendapatan ................................. AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah ...................
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Keterangan Penelitian dari AJB Bumiputera 1912 Divisi asuransi Jiwa Syariah Lampiran 2 : Surat pengajuan Judul Skripsi Lampiran 3 : Surat Permohonan Data Lampiran 4 : Surat Kesediaan Menjadi pembimbing Skripsi Lampiran 5 : Tabel Data Keuangan AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah Lampiran 6 : Regulasi dalam Perasuransian Syariah di Indonesia Lampiran 7 : Hasil Ouput Pengelolaan Data Melalui Program SPSS 16.0
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Inti ajaran islam mencakup kedamaian, kesejahteraan, ekonomi dan memerintahkan kepada setiap muslim untuk melakukan upaya terbaik dalam kegiatan mereka serta mencari proteksi (perlindungan) dari musibah dan kemalangan.
Dalam
kehidupan,
manusia
senantiasa
dihadapkan
pada
kemungkinan terjadinya berbagai risiko, baik risiko yang bersifat spiritual. Biasanya risiko yang banyak dihadapi dan adakalanya sulit diatasi adalah risiko yang bersifat material, terutama ketika kuantitas risiko yang mesti ditanggung itu diluar kemampuannya.1 Dalam perkembangannya, asuransi syariah menghadapi beberapa kendala, seperti banyaknya pesaing dan semua perusahaan asuransi syariah dan bank syariah yang menyediakan produk asuransi dan masyarakat muslim sendiri belum mengetahui apa itu asuransi syariah dan belum menganggap asuransi syariah itu sebagai suatu kebutuhan sementara itu mayoritas agama penduduk Indonesia adalah muslim. Hal ini sudah menjadi sebuah pekerjaan rumah dan ini tantangan yang harus dihadapi dan dipecahkan bagi industri asuransi dalam usaha meningkatkan pendapatan preminya. Premi adalah kewajiban peserta
1
Yadi Janwari, Asuransi Syariah, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, Juli 2005) Cet. I, Hal. 4
1
2
untuk memberikan sejumlah dana kepada perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad agar kehidupan bersama dapat terselenggara. Sesama umat manusia harus saling tolong menolong, saling bertanggung jawab dan saling menanggung antara yang satu dengan yang lainnya. Takaful (amanah) yang berarti saling menanggung antar umat manusia merupakan dasar pijakan kegiatan manusia sebagai makhluk sosial.2 Per 31 Desember 2009, jumlah perusahaan perasuransian yang memiliki izin usaha untuk beroperasi di Indonesia adalah 379 perusahaan, terdiri atas 144 perusahaan asuransi dan reasuransi, dan 235 perusahaan penunjang asuransi. Perusahaan asuransi dan reasuransi terdiri dari 46 perusahaan asuransi jiwa, 89 perusahaan asuransi kerugian, 4 perusahaan reasuransi, 2 perusahaan penyelenggara program asuransi sosial dan jaminan sosial tenaga kerja, dan 3 perusahaan penyelenggara asuransi untuk pegawai negeri sipil (PNS) dan TNI / POLRI. Perusahaan penunjang usaha asuransi terdiri dari 142 perusahaan pialang asuransi, 22 perusahaan pialang reasuransi, 28 perusahaan penilai kerugian asuransi, 29 konsultan aktuaria, dan 14 agen asuransi. Jumlah perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah per 31 Desember 2009 adalah 42 perusahaan yang terdiri dari 3 perusahaan asuransi syariah (murni syariah), 36 perusahaan asuransi yang memiliki unit syariah dan 3 perusahaan reasuransi yang memiliki unit syariah. 2
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah Keberadaan dan Kelebihan Ditengah Asuransi Konvensional, (Jakarta: PT. Elek Media Komputindo, 2006), Cet. I, hal. 3
3
Jumlah premi bruto industri asuransi pada tahun 2009 mencapai Rp 106,4 triliun, meningkat 17,9% dari angka tahun sebelumnya Rp 90,3 triliun. Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan rata-rata premi bruto adalah sekitar 21,1%. Pangsa pasar industri asuransi jiwa dan asuransi jiwa dengan prinsip syariah pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan.3 Tabel 1.1 menunjukkan pangsa pasar industri asuransi dengan prinsip syariah. Tabel 1.1 Pangsa Pasar Asuransi Jiwa dan Asuransi Jiwa dengan Prinsip Syariah (Dalam Milliar Rupiah) Polis/ Tertanggung 2009 2008
Keterangan Seluruh Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Syariah Persentasi Asuransi Jiwa Syariah
Premi Bruto
Klaim Bruto
Aktiva
2009
2008
2009
2008
2009
2008
38.387,4 3.375.358
43.410.774 2.792.913
61.725,5 1.897,1
50.370,0 1.153,9
38.788,1 570,7
31.531,0 312,2
141.646,2 2.120,1
102.404,7 1.151,4
8.85
6.4%
3.1%
2.3%
1.5%
1.0%
1.5%
1.1%
Sumber : BAPEPAM LK 2009
Dari pemaparan di atas terlihat bahwa kontribusi sektor asuransi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebagaimana dicerminkan oleh rasio antara premi bruto terhadap PDB hanya sebesar 1,9% pada tahun 2009 dari 1,8% pada tahun 2008. Yang artinya bahwa pangsa pasar asuransi masih sedikit yang seharusnya apabila jumlah premi bruto tersebut dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2009, yaitu sebesar 237,5 juta jiwa akan diperoleh insurance density sebesar Rp 448.193. Ini berarti, secara rata-rata
3
www.bapepamlk.go.id, Buku perasuransian 2009, diunduh pada tanggal 20 Januari 2011
4
setiap penduduk Indonesia mengeluarkan dana sebesar Rp 448.193 untuk membayar premi asuransi. Perusahaan asuransi harus dapat melakukan pengelolaan dana masyarakat agar memberikan hasil yang optimal, pengendalian terhadap alokasi biaya-biaya perusahaan, dan penyusunan terhadap rencana anggaran perusahaan agar sedini mungkin ditetapkan rencana target perolehan keuntungan perusahaan. Pada perusahaan dengan prinsip syariah harus senantiasa memenuhi karakteristik yang selaras dengan etika dan bisnis perusahaan yang berlandaskan pada etika bisnis Islam (Gillian, 1999; Alma, 2003). Selain itu, misi yang harus diemban asuransi syariah adalah misi akidah, ibadah (ta’awun), ekonomi (iqtisadl), dan pemberdayaan umat (sosial) (Anshori, 2007). Sumber-sumber pendapatan perusahaan secara umum bersumber dari ujrah atau fee (fee pengelolaan penjualan produk asuransi, nisbah bagi hasil investasi dan atau dari surplus operasional dari pengelolaan risiko) yang sebagian besar bersifat variabel, tergantung dari volume penjualan dan jumlah dana kelolaan oleh perusahaan, sedangkan sumber-sumber pengeluaran perusahaan dikelompokkan pada pengeluaran biaya variabel (variable cost)-biaya-biaya yang dikeluarkan tergantung pada besarnya volume penjualan dan biaya tetap (fix cost) yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendukung kegiatan
5
operasional yang tidak tergantung langsung pada volume penjualan. Biaya tetap ini menjadi indikator langsung terhadap tingkat efisiensi suatu perusahaan.4 Berdasarkan pemikiran diatas, penulis ingin melakukan penelitian terhadap “ ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PADA AJB BUMIPUTERA
1912 DIVISI ASURANSI JIWA
SYARIAH ” yang mendorong minat dan gagasan penulis dan mengangkatnya menjadi bahan dan judul skripsi sebagai tugas akhir jenjang S1 yang sedang penulis tempuh.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana analisis faktor–faktor yang mempengaruhi laba pada AJB 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah. Agar masalah lebih terfokus dan spesifik, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut : a. Pengaruh jumlah pendapatan terhadap laba perusahaan selama periode 2003 sampai 2010; b. Pengaruh Jumlah Biaya terhadap laba perusahaan selama periode 2003 sampai 2010; 4
Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Penetapan Target Premi Asuransi Jiwa Syariah untuk Mencapai Titik Impas dengan Pendekatan Model Profit Testing, Volume 16, Nomor 2 ISSN 0854-3844, Mei-Agustus 2009, hlm. 59-67
6
2. Rumusan Masalah Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian mengenai analisis faktor–faktor yang mempengaruhi laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah Periode 2003-2010, penulis merumuskan permasalahan tersebut sebagai berikut : a. Seberapa besar jumlah pendapatan dan jumlah biaya mempengaruhi laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah Periode 20032010? b. Faktor manakah yang dominan mempengaruhi laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah Periode 2003-2010?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : a. Menganalisa seberapa besar pengaruh jumlah pendapatan dan jumlah beban terhadap laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah. b. Menganalisa faktor mana yang lebih dominan mempengaruhi laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah; 2. Manfaat Penelitian adapun manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini adalah : a. Bagi Penulis
7
Memperdalam pengetahuan dan wawasan tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi laba perusahaan AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah. Sebagai sarana evaluasi untuk terus melakukan perubahan kearah yang lebih baik khususnya terhadap kinerja keaungan perusahaan asuransi. b. Bagi Ilmu Pengetahuan
menambah khazanah intelektual bagi perkembangan Asuransi Syariah khususnya mengenai laba perusahaan Asuransi Syariah. c. Bagi Masyarakat
Sebagai kontribusi positif dalam rangka menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan terutama laba PT Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912
Divisi
Asuransi
Syariah
dan
mensosialisasikannya
kepada
masyarakat.
D. Review Kajian Terdahulu 1.
Nurhasanah, Konsentrasi Asuransi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Skripsi Tahun 2009 Judul
Variabel Penelitian Fokus Penelitian
Pengaruh Promosi Terhadap Peningkatan Pendapatan Premi Asuransi Pada PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Sejahtera Divisi Syariah. Variabel dependen : promosi variabel independen : pendapatan premi, jumlah nasabah Bagaimana pengaruh promosi yang dilakukan PT. Asuransi jiwa BRIngin life Sejahtera Divisi Syariah terhadap peningkatan pendapatan premi dan jumlah nasabah.
8
Objek Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian
PT. Asuransi jiwa BRIngin life Sejahtera Divisi Syariah Metode yang digunakan penulis dalam dalam menganalisis data adalah dengan metode analisis statistik yaitu analisis regresi dengan mengetahui besarnya pengaruh promosi (X) terhadap pendapatan premi (Y1) dan jumlah nasabah (Y2). Perhitungan analisis regresi biaya promosi terhadap pendapatan premi diperoleh 0,919 Perhitungan analisis regresi biaya terhadap jumlah nasabah diperoleh 0,857.
2. M. Agung Ali Fikri, H24051995, Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Skripsi Tahun 2009 Judul
Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting Terhadap Laba Asuransi Jiwa. Variabel Variabel Independen : Laba Penelitian Variabel Dependen : Pendapatan Premi, Beban Klaim, Hasil Investasi dan Hasil Underwriting Fokus Penelitian Apakah tingkat premi, klaim, hasil investasi dan underwriting berpengaruh dalam meningkatkan laba asuransi jiwa PT. Asuransi Syariah Mubarakah. Objek Penelitian PT. Asuransi Syariah Mubarakah Metode Metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Penelitian Melakukan analisa terhadap penilaian hasil underwriting serta pegaruh premi, klaim dan hasil investasi terhadap laba perusahaan asuransi. Bentuk umum persamaan linier berganda Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 Hasil Penelitian Premi secara umum memiliki nilai yang negative significant terhadap laba pada setiap kwartal (-0,208), Klaim secara umum memiliki nilai yang negative significant terhadap laba pada setiap kwartal (-0,243), Investasi secara umum memiliki nilai yang positif significant terhadap laba pada setiap kwartal (1,389), Hasil Underwriting secara umum memiliki nilai yang positif significant terhadap laba pada setiap kwartal (1,005).
9
3. Ayu Hartini, 103046228369, Konsentrasi Asuransi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Skripsi Tahun 2010 Judul
Pengaruh Rate Mudharabah dan Hasil Investasi Terhadap Pendapatan Premi Pada PT. Asuransi BRIngin life Syariah. Variabel variabel Independen : Pendapatan Premi Penelitian variabel Dependen : Rate Mudharabah dan Hasil Investasi Fokus Penelitian Bagaimana pengaruh rate mudharabah dan hasil investasi terhadap pendapatan premi. Sumber data pada penilitian ini dilakukan di PT. Asuransi BRIngin life Syariah Objek Penelitian PT. Asuransi jiwa BRIngin life Sejahtera Divisi Syariah Metode Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dua Penelitian variabel independen dan satu variabel dependen dimana rate mudharabah (X1) dan hasil investasi (X2) sebagai variabel bebas dan pendapatan premi (Y) sebagai variabel terikat atau dependen. Hasil Penelitian Rate Mudharabah secara umum memiliki nilai yang negative significant terhadap laba pada setiap kwartal (1430,729), Hasil Invstasi secara umum memiliki nilai yang positif significant terhadap laba pada setiap kwartal (2,919).
4. Sapto Amal Damandari, Jurnal Ilmiah Ranggagading, Volume 4 No. 2, Oktober 2004 : 61-66 Judul
Variabel Penelitian
Objek Penelitian Metode Penelitian
Evaluasi Atas Pengakuan Pendapatan dan Beban dalam Kaitannya dengan PSAK No. 36 tentang Akuntansi Asuransi Jiwa (Studi Kasus pada PT. Asuransi Jiwasraya (persero)). Variabel Penelitian : Evaluasi Pengakuan pendapatan pada PT. Asuransi Jiwasraya (persero); pendapatan premi bruto, premi Reasuransi dan Evaluasi Pengakuan beban pada PT. Asuransi Jiwasraya (persero); beban klaim, klaim reasuransi, estimasi kewajiban klaim. PT. Asuransi Jiwasraya (persero) Metode pengumpulan data yaitu wawancara dengan direksi dan manager PT. Asuransi Jiwasraya (persero) dari masing-
10
Hasil Penelitian
masing sub divisi dan observasi langsung dengan melakukan pengamatan langsung kepada objek penelitian yang bertujuan untuk mengetahui secara langsung kegiatan-kegiatan sub divisi PT. asuransi Jiwasraya (persero). Pencatatan pengakuan pendapatan pada PT. Asuransi Jiwasraya (persero) dicatat pada saat premi premi diterima yang dibayarkan secara tunai oleh tertanggung dan pada saat jatuh tempo, PT. Asuransi Jiwasraya (persero) mencatat pengakuan pendapatannya dengan menggunakan metode akrual basic yang telah disesuaikan dengan pernyataan Satandar Akuntansi Keuangan No. 36, Beban diakui pada saat terjadinya klaim sehingga pencatatan pengakuan beban berdasarkan peristiwa yang diasuransikan, Pencatatan pengakuan beban PT. Asuransi Jiwasraya (persero) mencatat pengakuan pendapatannya dengan menggunakan metode akrual basic yang telah disesuaikan dengan pernyataan Satandar Akuntansi Keuangan No. 36, Pencatatan dan pembukuan pada PT. Asuransi Jiwasraya (persero) sudah menggunakan proses komputerisasi dimana pencatatan jurnal tidak dilakukan secara manual tetapi langsung dimasukkan kedalam computer sesuai dengan transaksi yang terjadi, PT. Asuransi Jiwasraya (persero) tidak mengakui pendapatan premi berdasarkan premi kontrak jangka pendek dan premi kontrak jangka panjang sesuai dengan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 36 tetapi lebih mengutamakan pada cara pembayaran premi secara berkala atau sekaligus.
5. R. Weddie Andriyanto, Sari Wahyuningsih, Jurnal Akuntansi Keuangan & Perpajakan, Vol. 1 No. 1, November 2007 Judul
Variabel
Implementation Of Financial Accounting Standards Principal No. 28 To Decide The Taxable Income In Loss Insuransce Company (survey on PT. ABC Insurance). variabel yang digunakan : jumlah laba, jumlah pajak
11
Penelitian penghasilan terutang Fokus Penelitian apakah terdapat perbedaan jumlah laba antara perhitungan menurut PSAK No. 28 dengan perhitungan ketentuan perpajakan dalam industry kerugian pada PT. Asuransi ABC, apakah pajak penghasilan terutang yang harus dibayar perusahaan lebih besar atau lebih kecil dari pajak yang dihitung menurut perhitungan berdasarkan PSAK No. 28. Objek Penelitian PT. ABC Insurance Metode Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, penulis Penelitian menyimpulkan data dan informasi yang berhubungan dengan PSAK No. 28 dan ketentuan perpajakan yang berlaku dibidang asuransi kerugian pada PT. Asuransi ABC. Hasil Penelitian premi yang belum merupakan pendapatan, secara akuntansi premi yang belum merupakan pendapatan belum diakui sebagai pendapatan karena masa pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode akuntansi. Sedangkan menurut ketentuan perpajakan, pengertian premi yang belum merupakan pendapatan mengacu pada metode pembukuan yang dianut oleh wajib pajak. Beban yang dimaksud dalam PSAK No.28 adalah klaim bruto dan estimasi klaim retensi sendiri yang termasuk didalamnya klaim yang terjadi namun belum dilaporkan oleh tertanggung tidak dapat dibentuk cadangan klaimnya. Pajak penghasilan terutang yang diperkirakan perusahaan dalam laporan keuangan komersial yaitu sebesar Rp. 32.585.808.000,00 sedangkan pajak pengahasilan yang ditetapkan oleh fiskus sebesar Rp. 22.345.490.900,00 jadi pajak yang harus dibayar perusahaan menjadi lebih kecil dari yang diperkirakan oleh perusahaan sebelumnya. Sedangkan laba sebelum pajak yang menjadi pengahasilan kena pajak menurut fiskus adalah sebesar Rp. 74.543.303.000,00. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan dengan laba sebelum pajak yang dihitung perusahaan yang didasarkan pada PSAK No.28 sebesar Rp. 108.677.693.000,00.
12
6. Sugeng Soedibjo dan Rachma Fitriati, Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Mei-Agustus 2009, hlm. 59-67 Volume 16, Nomor 2 ISSN 0854-3844 Judul
Penetapan Target Premi Asuransi Jiwa Syariah untuk Mencapai Titik Impas dengan Pendekatan Model Profit Testing. Variabel Asumsi tabel mortalita yang digunakan, asumsi hasil Penelitian investasi yang akan dicapai dalam tahun-tahun mendatang. Asumsi data pertanggungan yang meliputi rata-rata usia peserta yang akan menjadi nasabah perusahaan yang bersangkutan. Asumsi biaya dan beban perusahaan yang meliputi asumsi biaya pemasaran. Fokus Penelitian Pencapaian target premi ini dipengaruhi oleh jenis produk yang akan dipasarkan, jaringan pemasaran, penerapan akad asuransi, dan kualitas pelayanan perusahaan. analisa tentang penetapan target premi peserta untuk menganalisis cara menetapkan target premi agar tercapai titik impas (break even point) yang mengacu pada produk-produk asuransi yang dipasarkan dari akad akad asuransi yang diterapkan. Objek Penelitian PT AJBRIngin Jiwa Sejahtera Divisi Bisnis Syariah Metode Penelitian dengan pendekatan kuantitatif ini menggunakan Penelitian model Profit Testing, yaitu model matematis yang berupa proses iterasi dari keseimbangan cash flow antara sumber pendapatan dengan sumber pengeluaran perusahaan pada setiap tahun produksi. Hasil Penelitian pencapaian portofolio premi dalam mencapai titik impas sangat tergantung pada jenis produk yang dipasarkan, biaya operasional, hasil investasi, dan tingkat resiko calon peserta asuransi, berdasarkan analisa profit testing dan sensitivitas, produk asuransi jenis Tabarru’ menghasilkan titik impas dan indikator profitabilitas lebih baik dari pada produk yang mempunyai unsur tabungan. Namun demikian jumlah portofolio peserta produk Tabarru’ harus besar agar dapat menutup segala biaya, pencapaian target portofolio peserta dari produk tabungan membutuhkan jumlah populasi yang lebih kecil mengingat
13
premi untuk produk tabungan ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan produk Tabarru’, setiap unit pemasaran membutuhkan biaya operasional per tahun antara Rp 247.500.000 hingga Rp 302.500.000. Untuk produk Tabarru’, unit pemasaran akan mencapai titik impas pada selang 3,60 tahun sampai 5,26 tahun. Sementara produk Tabungan akan mencapai titik impas pada selang 3,91 tahun sampai 5,47 tahun faktor mortalita untuk produk Tabarru’ memilki tingkat kepekaan yang kuat dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya yaitu hasil investasi dan biaya, sedangkan untuk produk Tabungan faktor yang paling sensitif adalah perubahan hasil investasi, tingkat pengembalian dan profit marjin produk Tabarru’ lebih baik dibandingkan dengan produk tabungan.
Berdasarkan adanya persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya, maka secara umum perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada : 1.
Variabel yang digunakan dalam penelitian, penelitian ini mengunakan jumlah pendapatan
dan
jumlah
beban
secara
keseluruhan
sebagai
variabel
independennya. 2.
Periode penelitian yang digunakan adalah rentang waktu (time series) periode 2003 sampai dengan 2010.
3.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan laporan keuangan AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah.
4.
Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan laba sebagai variabel dependen dan jumlah pendapatan, jumlah beban sebagai variabel independen
14
Sedangkan persamaan secara umum dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terletak pada : 1.
Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah laba/pendapatan perusahaan sebagai variabel dependen (variabel terikat).
2.
Tujuan penelitiannya, yaitu berusaha untuk mengetahui berapa besar faktorfaktor yang mempengaruhi laba perusahaan serta faktor apa saja yang mempengaruhi laba perusahaan.
E.
Kerangka Teori Laba Asuransi Jiwa Syariah Industri asuransi Jiwa Syariah merupakan salah satu industri yang perkembangannya menjanjikan dimasa depan. Asuransi Jiwa Syariah berperan untuk mengelola dana masyarakat yang telah terhimpun secara efisien dan efektif berdasarkan prinsip-prinsip. Perusahaan asuransi Jiwa Syariah harus berusaha untuk menciptakan citra yang baik dengan cara menunjukkan kinerja dan kapasitas usaha yang baik. Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian para nasabah maupun calon nasabah yang ingin memilki asuransi terutama asuransi jiwa syariah. Citra yang baik sangat diperlukan bagi pengembangan usaha perusahaan asuransi, karena perusahaan asuransi adalah lembaga jasa keuangan yang bertumpu pada kepercayaan, baik yang sudah maupun yang akan menggunakan jasanya, tanpa adanya kepercayaan masyarakat maka bidang usaha asuransi ini akan sulit untuk berkembang.
15
Keuntungan perusahaan asuransi jiwa syariah diperoleh dari pembagian keuntungan dana peserta yang dikembangkan dengan prinsip mudharabah
(sistem
bagi
hasil).
Keuntungan
yang
diperoleh
dari
pengembangan dana itu dibagi antara dana peserta dan dana pengelola sesuai dengan ketentuan (nisbah) yang telah disepakati. Laba perusahaan asuransi jiwa syariah dipengaruhi oleh pendapatan premi dan hasil investasi. Pendapatan premi bersumber dari pembayaran yang wajib dilakukan oleh setiap peserta asuransi jiwa syariah yang dilakukan secara teratur kepada perusahaan asuransi jiwa syariah yang bersangkutan sesuai kesepakatan dalam akad. Total dana premi yang diterima selanjutnya wajib diinvestasikan sesuai dengan kaidah islam. Investasi yang dilakukan harus secara efesien dan efektif agar hasil investasi yang diperoleh dapat maksimal sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Oleh karena itu, pendapatan premi dan hasil investasi merupakan faktor utama bagi laba perusahaan asuransi syariah. Perusahaan asuransi Jiwa syariah memiliki kewajiban yang harus dipenuhi, yaitu klaim dari nasabahnya. Klaim ini tidak dapat dipastikan kapan terjadinya, oleh karena itu perusahaan asuransi jiwa syariah harus selalu siap ketika terjadi klaim, baik klaim yang ditimbulkan akibat peserta meninggal dunia, mendapat bencana, peserta mengundurkan diri dan masa kontrak atau perjanjian berakhir. Besarnya klaim ini akan memengaruhi laba yang diterima oleh perusahaan asuransi jiwa syariah, dimana semakin besar klaim akan
16
menyebabkan laba yang dapat diperoleh perusahaan asuransi jiwa menjadi berkurang. Berdasarkan pemaparan diatas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisa pengaruh dari faktor-faktor jumlah pendapatan dan jumlah biaya terhadap tingkat laba AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Syariah di Indonesia, karena faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi perkembangan usaha perusahaan.
F. Kerangka Pemikiran Kerangka berfikir dalam penelitian ini erat kaitannya dengan laba perusahaan. Secara sederhana laba dipengaruhi oleh beberapa variabel diantaranya jumlah pendapatan dan jumlah biaya. Dengan mengacu pada kerangka berfikir, dapat dirumuskan beberapa pernyataan sebagai berikut : 1. Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah adalah sebagai objek penelitian tempat dimana peneliti akan melihat data berupa laporan keuangan serta wawancara langsung pada bagian keuangan. 2. Laba sebagai variabel terikat dan jumlah pendapatan dan jumlah biaya sebagai variabel bebas yang akan dijadikan bahan untuk melihat sejauh mana laba perusahaan akan mengalami kenaikan atau penurunannya. 3. Uji Asumsi Klasik adalah suatu cara untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi klasik layak uji atau tidak. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
17
uji
normalitas,
uji
multikolinearitas,
uji
autokorelasi
dan
uji
heteroskedastisitas.5 4. Analisis Regresi Berganda merupakan alat penelitian yang menekankan pada pengujian teori – teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik dan permodelan matematis. Adapun caranya yaitu data dikumpulkan maka dilakukan berbagai metode statistik untuk menganalisis data dan kemudian menginterpretasikan hasil analisis data tersebut. 5. Koefisien Korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen (X1, X2) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). 6. Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2) secara serentak terhadap variabel dependen (Y).6 7. Interpretasi, yaitu pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah.
5
Duwi Priyatno. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS, (Yogyakarta : Gava Media, 2010), Edisi Pertama, hal. 51 6
Duwi Priyatno, Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS, (Yogyakarta: MediaKom, 2010), Cet. I, hal. 65-66
18
Lebih jelas akan dilihatkan pada skema 1.1 sebagai berikut : AJB BUMIPUTERA 1912 DIVISI ASURANSI JIWA SYARIAH Variabel Bebas Variabel Terikat Laba
Laba Perusahaan
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas Multikolinearitas Autokorelasi Heterokedastisitas
Jumlah Pendapatan(X1)
Jumlah Biaya (X2)
19
Analisis Regresi Berganda
Koefisien Korelasi
Koefisien Determinasi
PENGARUH FAKTOR – FAKTOR TERHADAP LABA PADA AJB BUMIPUTERA 1912 DIVISI ASURANSI JIWA SYARIAH
G. Pedoman Penulisan Laporan Penulisan penelitian ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.
H. Sistematika Penulisan Untuk penyusunan penelitian ini, pembahasan dibagi menjadi lima bab yang memuat ide – ide pokok dan kemudian dibagi lagi menjadi sub bab, sehingga secara keseluruhan menjadi satu kesatuan yang saling menjelaskan sebagai satu
20
pemikiran. Secara garis besar muatan yang terkandung dalam masing-masing bab sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka konseptual, pedoman penulisan laporan dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini membahas mengenai pengertian asuransi syariah, regulasi dalam perasuransian syariah di Indonesia, sistem mekanisme dana pada asuransi jiwa syariah, pengertian laba, perhitungan profitabilitas asuransi syariah dan kondisi asuransi syariah di Indonesia.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini membahas mengenai metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN mengenai data yang telah diperoleh dan dikumpulkan, uji regresi linear berganda yang dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, disertai dengan hasil pembahasannya.
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan memberikan saran yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas untuk memperoleh solusi atas permasalahan tersebut.
BAB II LANDASAN TEORI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH A. Asuransi Syariah 1. Pengertian Asuransi Syariah Pengertian Asuransi Syariah Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/ DSN-MUI/X/2001 : Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui aqad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Akad yang sesuai dengan dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian),
riba, zhulum
(penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat. Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolong-menolong, bukan semata untuk tujuan komersial. Sedangkan akad tijarah adalah semua pihak bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial.
22
23
Pengertian Asuransi menurut UU No. 2 th 1992 pasal 1 : Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang diper-tanggungkan.1 Asuransi syariah merupakan salah satu jenis lembaga keuangan syariah non bank. Asuransi syariah juga memilki kesamaan fungsi dengan lembaga keuangan syariah non bank lainnya, yakni untuk memperoleh keuantungan dari hasil investasi dana yang dikumpulkan dari peserta asuransi. Cara pembagian keuntungan pengelolaan dana peserta asuransi dilakukan dengan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak sebagai pihak pengelola dana (mudharib) yang menerima pembayaran dari peserta asuransi untuk dikelola dan diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah (bagi hasil). Sedangkan peserta asuransi bertindak
1
Abdul Ghoni, Erni Arianty, Akuntansi Asuransi Syariah (Antara Teori dan Praktik), (Jakarta: INSCO Consulting , 2007), hal. 1-2
24
sebagai pemilik dana (shahibul maal) yang akan memperoleh manfaat jasa perlindungan, penjaminan dan bagi hasil dari perusahaan asuransi.2 Proses
hubungan
peserta
dan
perusahaan
dalam
mekanisme
pertanggungan pada asuransi syariah adalah sharing of risk saling menanggung resiko. Apabila terjadi musibah, maka semua peserta asuransi syariah saling menanggung. Dengan demikian tidak terjadi transfer resiko dari peserta ke perusahaan, karena prakteknya kontribusi (premi) yang dibayarkan oleh peserta tidak terjadi yang disebut transfer of fund, status kepemilikan dana tersebut tetap melekat pada peserta sebagai shahibul mal, misalnya ayat 2 surat Al maa’idah yang memerintahkan untuk saling menolong dalam perbuatan yang positif. B. Sistem Mekanisme Dana pada Asuransi Jiwa Syariah 1. Sistem pada Produk Saving (Unsur Tabungan) Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang (premi) secara teratur kepada perusahaan. Besar premi yang dibayarkan tergantung kepada keuangan peserta. Akan tetapi, perusahaan menetapkan jumlah minimum premi yang akan dibayarkan. Setiap premi yang dibayarkan oleh peserta, akan dipisah dalam dua rekening yang berbeda.
2
Hendi Suhendi, deni K. Yusup, asuransi Takaful dari Teoritis ke Praktis, (Bandung: Mimbar Pustaka, 2005), hal. 9
25
a.
Rekening tabungan peserta, yaitu dana yang merupakan milik peserta, yang dibayarkan bila:
b.
Perjanjian berakhir,
Peserta mengundurkan diri,
Peserta meninggal dunia.
Rekening tabarru, yaitu kumpulan dana kebajikan yang telah diniatkan oleh peserta sebagai iuran dana kebajikan untuk tujuan saling menolong dan saling membantu, yang dibayarkan bila:
Peserta meninggal dunia,
Perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana)
Sistem inilah sebagai implementasi dari akad takafuli dan akad mudharabah, sehingga asuransi syariah dapat terhindar dari unsur gharar dan maisir. Selanjutnya kumpulan dana peserta ini diinvestasikan sesuai dengan syariat islam. Tiap keuntungan dari hasil investasi, setelah dikurangi dengan beban asuransi (klaim dan premi reasuransi), akan dibagi menurut prinsip al mudharabah. Persentase pembagian mudharabah dibuat dalam suatu perbandingan tetap berdasarkan perjanjian kerja sama antara perusahaan dan peserta, misalnya dengan 70:30, 60:40, dan seterusnya.
26
2. Sistem pada Produk Non Saving (Unsur Non Tabungan) Setiap premi yang dibayar oleh peserta, akan dimasukkan dalam rekening tabarru’ perusahaan. Yaitu, kumpulan dana yang telah diniatkan oleh peserta sebagai iuran dan kebajikan untuk tujuan saling menolong dan saling membantu, dan dibayarkan bila:
Peserta meninggal dunia,
Perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana) Kumpulan dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariat
islam. Keuntungan hasil investasi setelah dikurangi dengan beban asuransi (klaim dan premi asuransi), akan dibagi antara peserta dan perusahaan menurut prinsip al mudharabah dalam suatu perbandingan tetap berdasarkan perjanjian kerjasama antara perusahaan (takaful) dan peserta.3 C. Laba 1. Pengertian Laba Laba akuntansi (accounting Income) adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu. Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi itu adalah 3
Ibid, hal. 176-179
27
perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut. Menurut Belkaoui definisi tentang laba itu mengandung lima sifat, yaitu : 1.
Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
2.
Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu, artinya merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.
3.
Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.
4.
Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.
5.
Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi biaya yang diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama.4
2. Tujuan Pelaporan Laba
4
Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, Edisi Revisi 10, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hal.299-305
28
Tujuan pelaporan laba adalah memberikan informasi yang berguna kepada pihak yang memilki kepentingan terhadap laporan keuangan seperti investor,
stokeholder,
pemasok,
kreditor,
pelanggan,
karyawan
dan
masyarakat.5 Menurut Sofyan Syafri Harahap laba merupakan informasi penting dalam suatu laporan keuangan.6 Angka ini penting untuk : 1.
Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima Negara.
2.
Menghitung deviden yang akan dibagikan kepada pemilik dan yang akan ditahan dalam perusahaan.
3.
Menjadi pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan pengambilan keputusan.
4.
Menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya dimasa yang akan dating.
5.
Menjadi dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.
6.
Menilai prestasi atau kinerja perusahaan/segmen perusahaan/divisi
7.
Perhitungan zakat sebagai kewajiban manusia sebagai hamba kepada Tuhannya melalui pembayaran zakat kepada masyarakat.
5
Eldon S Hendriksen dan Michel F. Van Breda, Accounting Theory, Edisi Ke-8, Richard D Irwan Inc. Boston. Massachusetts, hal. 130 6 Ibid, hal. 296
29
Pengukuran dan pengakuan laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan. Pengukuran besarnya laba sangat tergantung pada besarnya pendapatan dan biaya. Karena laba adalah bagian dari pendapatan, maka konsep penghimpunan dan realisasi pendapatan juga berlaku untuk laba. Dengan demikian perlakuan akuntansi terhadap laba tidak akan menyimpang dari perlakuan akuntansi terhadap pendapatan. 3. Manfaat laba Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung didalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang, dan menaksir resiko investasi atau meminjamkan dana. Oleh karena itu, laba/rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain dan menjadi informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus dan sebagainya. Hal inilah yang menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba.7
7
http/www.scribd.com/, Faktor Laba, Diakses pada 25 Maret 2011
30
D. Akuntansi Keuangan Pendapatan dan Biaya 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul akibat aktivitas normal perusahaan selama satu periode. Arus masuk ini
tidak berasal
dari
kontribusi
penanaman ekuitas,
tetapi
dapat
mengakibatkan kenaikan ekuitas. Arus masuk bruto adalah jumlah pendapatan yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Sementara jumlah yang harus dibayar untuk pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi perusahaan sehingga tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas, oleh karena itu, jumlah ini harus dikeluarkan dari pendapatan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapatan timbul karena terjadinya transaksi dan peristiwa ekonomi sebagai berikut : a. Penjualan barang, b. Penjualan jasa, dan c. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang mengasilkan bunga, royalty dan deviden. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain menimbulkan pendapatan dalam bentuk sebagai berikut:
31
a. Bunga, bunga ialah pembebanan atas penggunaan kas atau setara kas atau jumlah terutang kepada perusahaan. b. Royalty, royalty adalah pembebanan atas penggunaan aktiva jangka panjang perusahaan, misalnya hak paten, merek dagang dan hak cipta. c. Deviden, deviden adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan program dari jenis ekuitas tertentu. Pendapatan yang dimaksud disini adalah penerimaan bersih dari hasil operasi (baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur) atau jasa, bunga, royalty,dan dividen sebagai hasil penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain. Penghasilan bersih adalah penghasilan setelah dikurangi semua biaya langsung yang melekat pada penerimaan tersebut, seperti komisi penjualan, return, rabat, diskon dan sebagainya. 2. Pengertian Biaya Beban/biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga. Barang atau jasa dapat dijual kembali, baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak. Dalam perhitungan laba rugi atau menambah rugi perusahaan.8
8
Kuswandi, Meningkatkan Laba melalui Pendekatan Akuntansi keuangan dan Akuntansi Biaya, (Jakarta: Elex Media komputindo, 2005), hal 17-29
32
Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan alat-alat yang diperlukan untuk aktifitas dan penegndalian, memperbaiki kualitas dan efisiensi serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun strategis. Dalam hal tersebut maka akuntansi biaya dapat membantu manajemen dalam menyelesaikan tugas-tugas sebagai berikut : a. Menyusun dan melaksanakan rencana anggaran operasi perusahaan, b. Menetapkan metode perhitungan biaya dan prosedur yang menjamin adanya pengendalian dan jika memungkinkan pengurangan biaya atau pembebanan biaya dan perbaikan mutu, c. Menentukan nilai persediaan dalam rangka kalkulasi biaya dan menetapkan harga, evaluasi kinerja suatu produk, departemen atau divisi, dan sewaktu-waktu memeriksa persediaan dalam bentuk fisik. d. Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk suatu periode akuntansi, tahunan atau periode yang lebih singkat, e. Memilih alternatif yang terbaik yang menaikkan pendapatan ataupun menurunkan biaya. Manajer perusahaan menggunakan data biaya dalam pengambilan keputusan,
mengevaluasi
kinerja
dan
dalam
mengendalikan
operasi
perusahaan. Kegiatan tersebut merupakan hal penting bagi keberhasilan suatu
33
perusahaan. Oleh karena itu perlu pemahaman lebih lanjut mengenai penggunaan biaya-biaya tersebut, apakah sudah digunakan dengan baik atau terjadi penyalahgunaan terhadap biaya-biaya tersebut. Data biaya tersebut dapat digunakan oleh manager untuk tujuan : a. Perencanaan perusahaan menggunakan data biaya untuk memilih metode atau program pencapaian tujuan yang terbaik masa akan datang yang ingin dicapai pada saat menelaah alternatif pelaksanaan tindakan. Perusahaan juga menggunakan data biaya untuk pembuatan anggaran (budget) yang digunakan untuk memperkirakan bahan baku, tenaga kerja dan teknologi. Hal diatas tersebut dapat dilakukan dalam tahapan perencanaan. Perencanaan tersebut berorientasi kepada masa akan datang dan dapat berbentuk perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. b. Pengawasan pengawasan diperlukan untuk membandingkan dan mengevaluasi, apakah anggaran atau program yang dbuat sudah dilaksanakan dengan benar sesuai dengan fungsi perencanaan. Tahapan ini adalah merupakan tahapan pemantauan terhadap pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat, baik yang berhubungan dengan pencapaian harga pokok standar digariskan pada anggaran (budget), tetapi juga masalah-masalah penyusunan
34
terhadap anggaran. Membandingkan anggaran dan standar dengan aktual dapat digunakan untuk pengendalian sehingga kinerja masing-masing divisi atau departemen dapat dinilai. c. Penetapan harga, pertimbangan yang diperlukan dalam penetapan biaya selain permintaan dan penawaran adalah biaya. Oleh karena itu pertimbangan yang baik seorang manajemen dalam keputusan penetapan harga yaitu dengan memastikan pemulihan atas semua biaya dalam mencapai laba. d. Menentukan laba akuntansi biaya dimulai dari proses produksi sehingga terbentuk output atau produk yang dihasilkan. Pada akhirnya produk yang dihasilkan tersebut ditujukan untuk dapat menghasilkan laba. Laba yang dhasilkan dapat ditentukan dengan mengumpulkan seluruh biaya yang dikeluarkan yang kemudian akan dibandingkan dengan biaya-biaya lain. Penentuan laba tersebut tidak hanya dapat digunakan untuk keseluruhan perusahaan saja, tetapi juga dapat digunakan untuk pelaporan segmen dan lini produk. e. Pengambilan kesimpulan akuntansi biaya dapat digunakan untuk memilih berbagai macam alternatif dalam pengambilan keputusan. Misalnya; keputusan apakah
35
suatu perusahaan akan menghentikan atau meneruskan suatu segmen yang secara terus menerus mengalami kerugian. Membuat atau membeli suku cadang, memproses suatu lini produk untuk diproses lebih lanjut, perencanaan laba, memasuki pasar, mengembangkan suatu produk baru, membeli mesin baru. Berdasarkan informasi biaya maka perusahaan dapat mengambil keputusan baik yang bersifat jangka pendek maupun yang bersifat jangka panjang.9 E. Laporan laba Rugi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah 1. Pendapatan Premi Premi adalah biaya yang dibebankan suatu perusahaan asuransi untuk jumlah
uang
pertanggungan
tertentu.
Aktuaris
perusahaan
asuransi
mempertimbankan banyak faktor ketika melakukan perhitungan-perhitungan yang diperlukan untuk menetapkan tarif premi yang memadai dan wajar. Tarif premi harus adequate (memadai) agar perusahaan mempunyai cukup dana untuk membayar manfaat polis. Premi harus pula equitable (wajar) sehingga setiap pemegang polis dikenakan premi yang mencerminkan tingkat risiko yang ditanggung oleh perusahaan asuransi dalam memberi pertanggungan.
9
Bastian Bustami, Nurlela, Akuntansi Biaya Teori & Aplikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2006), hal. 3-9
36
Faktor-faktor berikut ini turut dipertimbangkan dalam menghitung tarif premi asuransi jiwa : 1. Rate of mortality (Tingkat mortalitas/kematian). Tingkat dimana orang-orang yang jiwanya diasuransikan diperkirakan meninggal dunia. 2. Investment earnings (Pendapatan investasi) Dana yang diperoleh perusahaan asuransi dari investasi premi yang diterimanya. 3. Expense (Biaya) Semua biaya yang timbul dari penerbitan polis asuransi dan pengoperasian perusahaan asuransi. Pendapatan perusahaan asuransi jiwa sebagian besar diperoleh melalui premi asuransi dan pendapatan investasi. Pendapatan premi asuransi diperoleh melalui penjualan produk dan jasa asuransi ke tertanggung. Pendapatan investasi diperoleh perusahaan asuransi jiwa melalui penanaman modal dengan melakukan diversifikasi portofolio untuk mendapatkan perolehan bunga/bagi hasil yang optimum. Pendapatan premi adalah jumlah pendapatan premi dari penjualan polis asuransi yang biasanya diukur dalam periode satu tahun. Pendapatan ini merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi laba perusahaan asuransi. Oleh karenanya penetapan premi mempunyai peranan penting dalam strategi
37
perusahaan. Tarif premi yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi sebagian besar didasari oleh jumlah risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan asuransi tersebut untuk polis yang diterbitkan. Jika perusahaan asuransi secara konsisten salah menilai risiko yang akan ditanggung, maka preminya tidak akan cukup untuk membayar klaim dan manfaat yang dijanjikan. Aspek penting dari penetapan premi asuransi jiwa adalah bagaimana perusahaan asuransi mengelola hasil penetapan premi setelah perkenalan suatu produk baru. Pengelolaan hasil penetapan premi termasuk membandingkan pengalaman operasional aktual dari perusahaan asuransi. Apabila pengalaman aktual sesuai dengan asumsi-asumsi aktuaria, maka asumsi-asumsi tersebut dapat menjadi dasar bagi tahapan desain teknis pengembangan produk berikutnya. Proses penetapan premi asuransi jiwa merupakan siklus, jika kinerja aktual suatu produk menyimpang secara signifikan dari hasil-hasil yang diharapkan, maka perusahaan asuransi akan membuat alasan-alasan untuk penyimpangan tersebut dan jika memungkinkan mengambil tindakan perbaikan.Tindakan-tindakan perbaikan dalam penetapan premi dapat berkisar dari merevisi harga sampai melakukan revisi total terhadap struktur tarif produk asuransi10. 2. Premi Reasuransi 10
M. Agung Ali Fikri, Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting Terhadap Laba Asuransi Jiwa (Studi Kasus PT. Asuransi Syariah Mubarakah), (Bogor : Skripsi, Institut Pertanian Bogor) hal. 29-30
38
Awalan Re mengandung arti suatu yang diulang. Reasuransi berarti asuransi yang diasuransikan kembali. Dilihat dari segi maknanya reasuransi adalah suatu cara asuradur melimpahkan sebagian atau seluruh resiko atas suatu pertanggungan (asuradur) yang telah ditutupnya kepada penanggung lain (reasuradur. Sebagai suatu perjanjian, asuransi adalah persetujuan antara asuradur dan reasuradur,dimana asuradur bersedia melimpahkan sebagian atau seluruh resiko atas suatu pertanggungan yang ditutupnya kepada reasuradur. Dengan menerima premi dari asuradur, reasuradur menyetujui untuk membayar ganti rugi kepada asuradur, berhubunngan dengan yang terjadi atas pertanggungan yang ditutupnya. Adapun fungsi reasuransi adalah sebagai berikut : a. Reasuransi meneruskan prinsip dasar asuransi yaitu berfungsi sebagai alat penyebaran resiko/spreading of risk. b. Reasuransi memberikan jaminan tambahan secara tidak langsung terhadap tertanggung atau pemegang polis. c. Reasuransi mempunyai fungsi menaikkan kapasitas akseptasi dari penanggung terhadap risiko yang nilainya tinggi melampaui retensinya sendiri.
39
d. Reasuransi
mempunyai
fungsi
meningkatkan
stabilitas
keuangan
asuradur, seolah-olah menyediakan “ banking facility “ kepada asuradur. Pada perusahaan AJB Bumiputera 1912, reasuransinya diatur sebagai berikut : (untuk tahun 1984 ). Nama-nama Re Asuradur : 1.
PT. Reasuransi Umum Indonesia (Indonesia Re).
2.
Swiss Reasurance Company, Zurich Switzerland (Swiss Re).
3.
The Dai-ichi Life Insurance Company, Tokyo Japan.
4.
Maskapai Reasuransi Indonesia (MAREIN). Premi dasar reasuransi untuk satu tahun adalah angka premi menurut
usia tertanggung dikalikan dengan jumlah resiko yang diasuransikan pada tahun yang bersangkutan. Jika asuransi mencakup resiko kematian bagi sekelompok orang, maka premi dasar reasuransinya adalah jumlah keseluruhan dari premi-premi reasuransi yang diperhitungkan untuk masing-masing jiwa menurut ketentuanketentuan yang disepakati. Premi asuransi dan premi tambahan jika ada senantiasa dihitung untuk satu tahun penuh dan dibayar dimuka oleh asuradur kepada reasuradur tanpa memperhatikan cara-cara pembayaran premi asuransi antara tertanggung dan
40
asuradur. Pembayaran premi asuransi kepada asuradur dilanjutkan sepanjang masa berlakunya polis yang bersangkutan. Jika suatu reasuransi berakhir bukan karena kematian tertanggung, maka reasuradur membayar kembali kepada asuradur sebagian dari premi asuransi yang belum diterima oleh asuradur dari tertanggung11. 3. Hasil Investasi Premi yang terkumpul pada setiap perusahaan asuransi jiwa mencapai jumlah milyaran rupiah. Oleh karena itu menjadi sangat penting bagi perusahaan asuransi untuk melakukan investasi atas aset-aset yang ada untuk mencukupi kebutuhan akan dana yang dikelola. Sebagian besar perusahaan asuransi mengandalkan hasil investasinya untuk menutupi kekurangan akan tarif premi yang diberikan kepada tertanggung. Perusahaan asuransi jiwa melakukan strategi investasinya melalui berbagai instrumen portofolio yang dianggap dapat memberikan return on investment yang paling baik dan tetap tunduk pada aturan serta batasan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 424 tahun 2003 tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. Perusahaan asuransi harus menyeimbangkan strategi investasinya dengan regulasi yang telah ada. 11
AJB Bumiputera 1912, Mengenal Tekhnik Asuransi Jiwa, (Jakarta : 1984), hal. 30-43
41
4. Beban Klaim Klaim adalah proses yang mana peserta dapat memperoleh hak-hak berdasarkan perjanjian pertanggungan untuk mendapatkan manfaat atas suatu kerugian. Dalam menghitung jumlah klaim yang akan dibayarkan perusahaan asuransi kepada claimant, Claim analyst menetapkan tiga jumlah manfaat klaim, yaitu : 1.
Jumlah Manfaat Kematian Jumlah manfaat kematian yang harus dibayar atas kematian tertanggung didasari oleh jumlah uang pertanggungan polis yang bersangkutan. Oleh karena itu, Claim analyst memulai perhitungan jumlah manfaat dengan menentukan jumlah manfaat kematian dasar yang harus dibayarkan. Manfaat kematian asuransi dasar biasanya sama dengan jumlah uang pertanggungan polis yang bersangkutan. Namun demikian, jika surat permintaan polis mengandung pernyataan yang tidak benar mengenai usia, maka jumlah uang pertanggungan polis yang bersangkutan akan disesuaikan untuk menutup pernyataan yang tidak benar tersebut.
2.
Jumlah Penambahan Claim analyst kemudian akan menetapkan semua jumlah yang harus ditambahkan ke jumlah manfaat kematian tambahan. Daftar
42
jumlah manfaat yang dapat ditambahkan ke manfaat kematian asuransi dasar adalah sebagai berikut : a. Asuransi tambahan yang dibayar penuh b.
Accidental death benefit
c. Kelebihan premi yang dibayar dimuka d. Dividen polis yang masih harus dibayar e. Dividen polis yang disimpan di perusahaan asuransi untuk mendapatkan bunga/bagi hasil f. Bunga pembayaran klaim yang ditangguhkan g. Bunga pinjaman yang dibayar dimuka 3.
Jumlah pengurangan Claim analyst juga dapat mengurangi jumlah tertentu dari manfaat kematian dasar, termasuk : a. Premi yang harus dibayar namun belum dibayar selama masa tenggang (grace period) b. Pinjaman atas polis c. Bunga/bagi hasil pinjaman polis yang belum dibayar Total pengeluaran yang ada di perusahaan asuransi jiwa terdiri dari
beban klaim asuransi, pemasarann administrasi dan umum. Pengeluaran terbesar yang dimiliki perusahaan asuransi jiwa berasal dari klaim asuransi, yaitu klaim yang langsung didapat tertanggung yang mengalami kerugian. Biaya pemasaran merupakan pengeluaran yang harus dipersiapkan perusahaan
43
asuransi dalam rangka membiayai proses penjualan dan distribusi produk dan jasa asuransi ke calon tertanggung. Pengeluaran adminitrasi dan umum tidak kalah pentingnya dalam keberlangsungan operasional perusahaan, seperti pembayaran gaji karyawan. Administrasi klaim terdiri dari beberapa kegiatan yang pada dasarnya sama untuk sebagian besar pertanggungan. Umumnya, seseorang atau sistem yang menangani klaim akan menentukan apakah informasi yang diserahkan atas suatu klaim telah sesuai dengan pertanggungan yang tercantum dalam suatu polis yang inforce atau tidak, sehingga orang atau sistem tersebut dapat mengambil keputusan untuk menyetujui atau menolak klaim. Dalam melakukan verifikasi bahwa kerugian yang termasuk di dalam pertanggungan terjadi pada saat kontrak asuransi dalam keadaan inforce, Claim analyst akan menetapkan tanggal dimulainya pertanggungan. Jika pertanggungan sudah tidak dalam keadaan inforce lagi, maka Claim analyst akan menetapkan tanggal berakhirnya pertanggungan Claim analyst yang menerima klaim untuk asuransi kumpulan akan melakukan verifikasi bahwa kerugian terjadi pada saat pertanggungan dalam kondisi inforce. Dan orang-orang yang menderita kerugian tersebut adalah orang yang dipertanggungkan dalam polis kumpulan. Analyst juga melakukan verifikasi bahwa semua persyaratan ketenagakerjaan yang diberlakukan dalam polis tersebut telah dipenuhi, yaitu bahwa masa kerja karyawan yang
44
mengajukan klaim sesuai dengan yang dipersyaratkan dan bekerja di lokasi kerja yang telah ditentukan.
F. Perhitungan Profitabilitas Asuransi Jiwa Syariah Profitabilitas adalah selisih antara pendapatan yang lebih besar atas pengeluaran. Suatu perusahaan yang secara konsisten menghasilkan laba dapat terus berbisnis, tumbuh dan meningkatkan kesejahteraan atau meningkatkan nilai perusahaan. Kenaikan nilai perusahaan diindikasikan oleh ukuran-ukuran kenaikan harga saham perusahaan dan pertambahan akun modal dan surplus di dalam neraca perusahaan. Sebaliknya, perusahaan yang terus mengalami kerugian akhirnya akan hilang dari dunia bisnis. Walaupun profitabilitas dapat diperoleh dan diukur dalam jangka waktu yang pendek, perusahaan asuransi biasanya berusaha untuk mendapatkan profitabilitas jangka panjang. Profitabilitas jangka panjang memungkinkan perusahaan asuransi untuk : 1. Menyediakan dana untuk investasi, 2. Membayar dividen polis atau participating policy, 3. Membayar dividen tunai kepada para pemegang saham dan meningkatkan daya tarik saham perusahaan kepada para investor, 4. Membuat pemeringkatan yang bermutu tinggi dari lembaga pemeringkat asuransi
45
5. Menyedaikan dana untuk mengembangkan produk, lini produk dan jalur distribusi, 6. Menyediakan dana untuk ekspansi dan akuisisi. Laporan laba rugi memberikan beberapa pengertian mendalam terhadap profitabilitas suatu perusahaan asuransi, paling tidak untuk jangka pendek karena laporan laba rugi tersebut menunjukkan pendapatan bersih atau rugi bersih selama suatu jangka waktu tertentu. Tetapi laporan laba rugi tidak dapat memberikan pengertian mendalam terhadap profitabilitas perusahaan untuk jangka waktu yang lama. Return on capital ratio adalah rasio yang digunakan untuk memperbandingkan beberapa ukuran dari penghasilan suatu perusahaan asuransi selama jangka waktu yang ditentukan dengan beberapa ukuran dari modal dan surplusnya. Hasil dari rasio penghasilan modal menunjukkan efektifitas suatu perusahaan asuransi dalam menggunakan modal dan surplusnya untuk menghasilkan laba. Umumnya, semakin tinggi rasio penghasilan modal, semakin efektif perusahaan menggunakan sumberdayanya untuk memperoleh laba. Mengingat tingkat risiko yang dimiliki perusahaan asuransi, penghasilan modal dapat tak tertimbang atau tertimbang. Rasio tak tertimbang menujukkan bahwa rasio tersebut tidak menunjukan tingkat risiko yang menjadi ciri operasi perusahaan asuransi. Jika suatu rasio tak tertimbang disesuaikan untuk membentuk keterpaparaan tingkat risiko suatu perusahaan asuransi, maka rasio tersebut menjadi tertimbang. Dalam melakukan kegiatan bisnis secara normal, suatu perusahaan asuransi menghadapi kemungkinan risiko serius yang dapat
46
mengancam solvency. Solvency (soolvabilitas) menurut istilah umum adalah keadaan dimana suatu perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban keuangannya secara tepat waktu. Risiko-risiko tersebut dapat dikelompokan dalam empat kategori risiko yang luas, yang dikenal sebagai contingency risks. 1. Asset Risk Adalah risiko rugi pada suatu investasi untuk alasan selain daripada perubahan suku bunga pasar. Perusahaan asuransi mengelola risiko aset dengan mengevaluasi kemungkinan investasi secara hati-hati, menginvestasikan aset mereka dengan jumlah yang besar di dalam investasi bermutu tinggi, serta mengalokasikan dana untuk seluruh katagori investasi yang berbeda. 2. Pricing Risk Disebut juga insurance risk yaitu risiko dimana pengalaman nyata perusahaan asuransi dalam tingkat kematian atau biaya-biaya akan sangat berbeda dari perkiraan, menyebabkan perusahaan asuransi tersebut menderita kerugian material atas produk tersebut. 3. Interest Rate Risk Adalah risiko kerugian yang disebabkan oleh perubahan suku bunga pasar. Perusahaan asuransi mengelola risiko ini melalui asset liability management. 4. General Business Risk Yaitu risiko kerugian yang diakibatkan oleh praktek-praktek bisnis umum yang tidak efektif atau faktor-faktor lingkungan yang di luar kendali perusahaan. Perusahaan mengendalikan risiko ini dengan menugaskan tim
47
manajemen yang bermutu tinggi dan berpengalaman untuk mengendalikan biaya usaha, melaksanakan pertimbangan manajerial yang sesuai, mendukung perilaku etis, memantau hasil-hasil keuangan serta melakukan audit internal dan eksternal secara teratur.12 G. Sistem Akuntansi Asuransi Syariah Perbedaan yang paling mendasar antara asuransi syariah dan konvensional dalam bidang akuntansi adalah pada penggunaan cash basis atau accrual basis. Pada akuntansi asuransi syariah lebih cenderung menggunakan cash basis daripada accrual basis, dengan pertimbangan-pertimbangan syar’I. sistem accural basis
dianggap bertentangan syariah karena telah mengakui
adanya pendapatan, harta, beban, ataui utang yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Padahal yang terjadi tersebut, belum benar-benar terjadi, bisa terjadi dan bisa tidak terjadi. Apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang hanya Allah SWT yang mengetahui, dan itu menjadi hak prerogatif Allah. Allah berfirman Q.S Luqman : 34
Artinya:“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa 12
Ibid, hal. 17-19
48
yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal” Mohamed Arif Abdul Rashid, CEO PT. Syarikat Takaful Indonesia, mengatakan
bahwa
berdasarkan
praktik
accounting
takaful,
semua
angsuran/kontribusi takaful juga keuntungan atas investasi dan pendapatan lain dianggap sebagai pendapatan hanya setelah kas actual sudah diterima perusahaan (cash basis). Hal ini ditandai oleh penerbitan tanda terima yang tepat. Praktik ini penting bagi implementasi prinsip al-mudharabah dalam melakukan bagi hasil antara peserta dan perusahaan sebagaimana yang diakadkan di depan. Pembagian keuntungan (jika ada) untuk kedua belah pihak dibuat setiap bulan setelah rekening ditutup. Dan bagi hasil disini dilakukan atas dasar tanda terima actual (cash basis). Sebagai contoh, premi asuransi benar-benar diakui sebagai pendapatan jika uangnya sudah diterima secara tunai. Sedangkan, pada asuransi konvensional (khususnya general insurance) premi asuransi diakui sebagai pendapatan meskipun premi asuransi diakui sebagai pendapatan meskipun premi asuransi belum dibayarkan. Demikian juga beban retakaful diakui sebagai utang sampai angsuran atau premi takaful dibayarkan. Dan beban retakaful diakui sebagai pendapatan jika premi dibayar lebih awal. Tentu hal ini beda dengan asuransi konvensional, dimana beban reasuransi selama masa perjanjian diakui sebagai asuransi awal yang discover.
49
Pada sisi lain dalam pengakuan sebagai pendapatan, hanyalah laba dari dana investasi asuransi jiwa syariah, yang dibagi antara peserta (shahibul mal) dan perusahaan (mudharib) sesuai dengan perjanjian. Dengan demikian, perusahaan asuransi syariah tidak berhak untuk mengakui surplus ini sebagai pendapatan, sebagaimana pada asuransi konvensional, dimana surplus dari investasi ditransfer kerekening pemegang saham sebagai pendapatan.13 H. Kerangka Konseptual Akuntansi Asuransi Syariah Kerangka konseptual asuransi syariah ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi asuransi syariah. Apabila tidak diatur secara spesifik dalam kerangka konseptual berlakulah kerangka dasar akuntansi umum, sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Tujuan akuntansi keuangan asuransi syariah adalah : 1.
Menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, termasuk hak dan kewajiban yang berasal dari transaksi yang belum selesai dan atau kegiatan ekonomi lain, sesuai dengan prinsip syariah yang berlandaskan pada konsep kejujuran, keadilan, kebajikan dan epatuhan terhadap nilai-nilai bisnis islami,
13
Ibid 316-317
50
2.
Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi pemakai laporan untuk pengambilan keputusan,
3.
Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha. Tujuan laporan keuangan asuransi syariah pada dasarnya sama dengan
tujuan laporan keuangan yang berlaku secara umum dengan tambahan, antara lain, menyediakan : 1. Informasi kepatuhan asuransi syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi pendapatan dan beban yang tidak sesuai prinsip syariah bila ada dan bagaimana pendapatan dan beban tersebut diperoleh serta penggunaannya, 2. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab asuransi syariah terhadap amanah atas dana peserta, pengelolaan resiko, serta pengelolaan investasi atas dana tersebut. 3. Informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial asuransi syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran dana ZIS. Prinsip syariah islam dalam pengelolaan resiko dalam kehidupan didasarkan atas prinsip saling tolong menolong dan bekerja sama (ta’awun) dan tanggung menangggung (takaful). Kegiatan asuransi syariah merupakan
51
implementasi dari prinsip ekonomi islam denga karakteristik, antara lain sebagai berikut : 1. Pelarangan riba dalam berbagai bentuk, 2. Pelarangan akan gharar, 3. Pelarangan akan maisir. Suatu transaksi sesuai dengan prinsip syariah apabila telah memenuhi seluruh syarat berikut ini : 1. Transaksi tidak mengandng unsur kedzaliman, 2. Bukan riba, 3. Tidak membahayakan pihak sendiri atau piha lain, 4. Tidak ada penipuan (gharar), 5. Tidak mengandung materi-materi yang diharamkan dan, 6. Tidak mengandung unsure judi (maisir).14
I. Faktor Penghambat dari Asuransi Syariah 1. Keseriusan Para Takaful Operator 14
Ibid, hal. 14-15
52
Dalam bservasi sehari-hari, melihat masih banyak kurangnya perhatian dari manajemen takaful operator sehingga pelaksanaan kegiatan operasional di internal banyak mendapatkan masalah yang cukup berat yakni kurang mendapatkan dukungan
yang berarti dari berbagai sisi, seperti misalnya
terbatasnya sumberdaya manusia yang ditempatkan, biaya operasional yang minim sekali, sistem dan fasilitas-fasilitas penunjang operasional lainnya yang tidak memadai. Hal ini tentu mengakibatkan hambatan yang berarti dalam proses pengembangan bisnis. 2. Sifat bisnis Karena mayoritas pemain mengarah kepada mengambil pangsa pasar yang ada dan bukan membuka ceruk pasar baru yang terjadi adalah terdapatnya beberapa resiko yang sekarang beredar diasuransi syariah banyak yang tercatat sudah dihindari oleh asuransi konvensional dengan berbagai macam alasan antara lain missal karena loss ratio yang tinggi atau resiko/exposure nya sendiri yang tinggi. Kue yang sama diperebutkan oleh semakin banyak pemain tentu akan membuat supply
menjadi relative lebih besar dari
demandnya. Hal ini tentu berpengaruh juga pada ke adequate-an premi dan juga ke-aggressive-an dari term dan kondisi pertanggungan. tingkat persaingan yang menjadikan asuransi syariah sebagai tempat pembuangan. 3. Dukungan Kapasitas Dukungan dari reasuransi syariah memang sangat terbatas. Sehingga kadang bisnis yang sudah didepan mata bisa melayang lagi karena tidak bisa menutup
53
resiko sepenuhnya. Jika dukungan short fall sudah pasti bisnis tersebut tetap diasuransi konvensional yang notabane kapasitasnya jauh lebih besar dari asuransi syariah. Untuk itu diperlukan juga fasilitas untuk memperluas jaringan dan explorasi market retakaful didunia. 4. Usulan Solusi Memang untuk membahas keseriusan takaful operator ini ibarat chicken egg problem pemilik modal mempunyai pandangan bahwa berbisnis harus untung. Jika mereka menempatkan uang Rp. 1 untuk usaha, pertanyaannya tahun depan menjadi beberapa? sementara si pelaksana tentu mempunyai pemikiran, kalau kita bekerja dengan fasilitas minim maka kerja menjadi tdak nyaman dan setengan hati. Yang pasti situasi saat ini kita harus berbah. Jalan tengan memang sepertinya harus datang dari sisi regulator, untuk memastikan bahwa perusahaan asuransi yang berminat untuk menyelanggarakan perasuransian syariah itu terus dengan minatnya. Dengan mengeluarkan pokok-pokok pikiran dalam Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan kedua Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992, (yang berkaitan dengan usaha asuransi syariah) yang disampaikan oleh Biro Perasuransian Bapepam dan LK pada tanggal 17 Desember 2007 lalu dijakarta adalah sangat tepat sekali walau masih sangat jauh ketinggalan dari asuransi konvensional dan apalagi pemain luar negeri seperti Cina dan Malaysia. Disini penulis mengusulkan akan lebih baik juga jika sebaiknya dalam persyaratan pendirian usaha regulator juga melihat suatu kesiapan dari operator takaful seperti misalnya jumlah sumber
54
daya mansusia yang akan ditempatkan di bisnis tersebut. Fasilitas-fasilitas penunjang, sistem informasi dan hal lainnya terkait dengan target bisnis mereka untuk melihat keseriusan para takaful operator dan juga memonitor lebih ketat waktu ke waktu perkembangan bisnis para takaful operator saat ini. Saat ini dirasakan asuransi syariah belum begitu optimal mengeksplorasi pasarnya sendiri sehingga yang terjadi adalah asuransi syariah mencoba merebut pasar asuransi konvensional. Hal ini menjadikan asuransi syariah lebih aggressive dengan melonggarkan term dan kondisi pertanggungan tertentu dalam suatu resiko dan terjerumus kepada pengerusakan pasar menjadi lebih parah. Untuk itu sebaiknya asuransi syariah membuka pasar sendiri yang belum terjamah oleh asuransi konvensional sehingga dengan adanya ceruk pasar baru diharapkan tidak terpengaruh dengan kondisi pasar konvensional. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara missal dengan inovasi produk-produk baru yang berkesinambungan benar-benar harus dilakukan dan dijalankan. Kapasitas reasuransi yang memadai sangat diperlukan. Pada titik ini ada baiknya pemerintah memfasilitasi dengan misalnya melonggarkan aturan main untuk reasuradur internasional untuk membantu perkembangan asuransi syariah didalam negeri. Hal ini sudah dilakukan di Malaysia. Sebagai contoh Munich Re dan Swiss Re sudah mempunyai izin untuk beroperasi disana. Tidak ada salahnya pemerintah mengundang para pemain besar dan tukar pendapat dalam hal membantu peningkatan kapasitas di Indonesia selain itu sebagai the last resort,
55
pemerintah melalui BUMN bisa juga mendirikan suatu perusahaan reasuransi syariah untuk menahan premi yang tidak terserap didalam negeri.15
15
ReINFOKUS ”Media Informasi Asuransi dan Reasuransi, Edisi 47, Mei 2008
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada laporan keuangan keuangan periode 2003 sampai 2010. Sedangkan variabel yang akan diteliti adalah faktor-faktor yang memengaruhi laba perusahaan, dimana faktor-faktor tersebut diantaranya terdiri dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya.
B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan laba perusahaan AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah periode 2003 sampai dengan 2010. 2. Sampel Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan laporan keuangan dengan rentang waktu (time series) periode 2003 sampai dengan 2010 AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah yang terdiri atas laba (Y) dan jumlah pendapatan (X1), jumlah beban (X2). C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara, yaitu penelitian arsip (archival research) dan penelitian kepustakaan (library research). 50
51
a. Penelitian arsip (archival research) melalui observasi data berupa laporan keuangan dengan teknik pengumpulan data-data atas kejadian (fakta) historis yang tertulis dalam dokumen atau berupa arsip data. Data yang dikumpulkan adalah data yang berkenaan dengan objek yang diteliti yang diperoleh dari suatu organisasi, dalam hal ini adalah AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah. b. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh data sekunder dengan cara pengkajian dan pendalaman literatur-literatur seperti buku, jurnal dan laporan dengan masalah yang diteliti guna memperoleh dasar teoritis dan acuan untuk mengolah data-data yang diperoleh untuk keperluan penelitian.
D. Jenis dan Sumber Data 1.
Jenis Data Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori – teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik dan permodelan matematis.1 Data kuantitatif berupa angka-angka yang merupakan indikator-indikator yang mempengaruhi laba AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah yaitu berupa data laba, 1
Efferi Sujoko, dkk, Metode Penelitian Untuk Akuntansi: Sebuah Pendekatan Praktis, (Malang: Banyumedia Publishing, 2004), cet. I, h. 18.
52
jumlah pendapatan dan jumlah biaya. Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data deret waktu (time series) periode 2003-2010 yaitu data yang merupakan hasil pengamatan dalam suatu rentang waktu tertentu.
2.
Sumber Data Berdasarkan sumbernya data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh penelitian secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip yang telah dipublikasikan. Data-data yang diteliti bersumber dari data laporan keuangan yang diperoleh dari AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah untuk periode 2003 – 2010. Perusahaan ini dipilih sebagai narasumber utama dalam peneilitian ini atas dasar rasionalitas bahwa AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi jiwa Syariah merupakan wadah perusahaan resmi di Indonesia. Data penelitian ini merupakan deret waktu kurun waktu 2003-2010.
E. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data Analisis ini dilakukan secara kuantitatif dengan bantuan statistik, yaitu analisa regresi berganda (muliple regresion analysis) dengan tujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas (variabel independent) yaitu berupa jumlah pendapatan
53
dan jumlah biaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (variable dependent) yaitu berupa laba. Alasan penggunaan uji regresi linear berganda karena terdapat lebih dari satu variabel bebas. 2 Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = α+b1X1 + b2X2 + e Keterangan : Y = Laba Perusahaan Per Tahun
(dalam jutaan rupiah)
X1 = Jumlah Pendapatan Perusahaan
(dalam jutaan rupiah)
X2 = Jumlah Biaya Perusahaan (dalam jutaan rupiah) α = Konstanta b = Koefisien Regresi e = Error (Tingkat Kesalahan Yang Dapat Diterima)
2. Pengujian Statistik a. Uji Simultan (Uji F) Uji F-statistik bertujuan untuk menduga persamaan secara keseluruhan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (jumlah pendapatan dan jumlah biaya) secara bersama pada model sudah layak untuk menduga variabel terikat (laba). Hipotesis yang diuji dari pendugaan persamaan adalah variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, hal ini disebut sebagai hipotesis nol. 2
Sugiyanto, Analisis Statistik Sosial, (Malang: Bayumedia Publishing, 2004) Cet.I, h. 195.
54
Hipotesis : H0
: βi = βi =…..= βn = 0
(tidak ada pengaruh nyata dari variabel-variabel bebas dalam persamaan) H1 : minimal salah satu : βi ≠ 0 (paling sedikit ada 1 variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel terikat) Untuk : i = 1,2,3,…,k Criteria uji :
Probability F-statistik < taraf nyata (α), maka tolak H0
Probability F-statistik > taraf nyata (α), maka terima H0
Jika tolak H0 berarti minimal ada satu variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel terikat dan model layak digunakan. Sebaliknya jika terima H0, berarti tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh nyata.
b. Uji Parsial (uji t) Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah masing-masing variabel bebas (jumlah pendapatan dan jumlah biaya) berpengaruh pada variabel terikatnya (laba) atau mengetahui tingkat signifikansi variabel bebas. Hipotesis : H0
: βi = 0
H1
: βi ≠ 0
untuk i = 1,2,3,..,k
55
Dimana hasil dari t hitung dibandingkan dengan tabel t-tabel (t-tabel = t α/2 (n-k))
kriteria uji :
t-hitung >t α/2 (n-k) maka tolak H0
t-hitung >t α/2 (n-k) maka terima H0
jika t-hitung > t-tabel maka tolak H0 berarti variabel bebas signifikan berpengaruh nyata terhadap variabel terikat pada taraf α. Jika jika t-hitung < t-tabel maka tolak H0 berarti variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat pada taraf α.
c. Uji Asumsi Klasik 1) Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen, variabel atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.3 Model yang baik adalah distribusi data normal atau paling tidak mendekati normal. Cara menentukan data berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis. Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standar error skewness,
3
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung:Alfabeta, 2009) Cet.XV, h. 75
56
sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standar error kurtosis. Bila rasio kurtosis dan skewness berada diantara -2 hingga +2, maka distribusi data adalah normal.4 Koefisien kemiringan (skewness) menunjukkan sebaran data yang menjulur. Koefisien kemiringan positif jika nilai kurvanya mempunyai ekor yang memanjang ke sebelah kanan. Artinya, bahwa indikator tersebut memiliki nilai tengah yang lebih besar dibandingkan dengan nilai mediannya. Sedangkan jika sebaliknya memiliki nilai tengah yang lebih besar dibandingkan dengan mediannya maka akan menjulur ke kiri dan memiliki nilai skewness yang negatif. Sedangkan kurtosis menunjukkan rendah atau runcingnya data bentuk kurva normal. Apabila sebagian pengamatan dekat dengan nilai tengahnya hanya sedikit yang masuk pada ekor sebaran maka kurva akan mendekati kurva normal dan disebut dengan mezokurtik dengan nilai kurtosis mendekati 3. Tetapi jika pengamatan mengelompok di sekitar nilai tengah tetapi cukup banyak data pengamatan yang jauh dari nilai tengah dalam kedua arah yang disebut dengan platikurtik dengan nilai kurtosis kurang dari 3.
2) Multikolinearitas 4
Singgih, santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000), hal. 53
57
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.5 Jika kita mempunyai sejumlah k variabel independen tidak ternmasuk konstan didalam sebuah model, maka varian dari koefisien regresi parsial dapat ditulis sebagai berikut :
2 ˆ Var j VIF x 2j Dimana R2j merupakan R2 yang diperoleh dari regresi auxiliary antara variabel independen dengan variabel independen sisanya (k-1). Sedangkan VIF adalah variance inflation factor. Ketika R2j mendekati 1 atau dengan kata lain ada kolinearitas antar variabel independen maka VIF akan naik dan mendekati tak terhingga jika nilainya R2j = 1. Selain itu para ahli ekonometrika juga menggunakan nilai tolerance untuk mendeteksi masalah multikolinearitas didalam model regresi berganda. Nilai tolerance (TOL) dapat dicari dengan menggunakan formula sebagai berikut : TOL
5
=
1 R 2 j
Nachrowi dan Usman, Penggunaan Teknik Ekonometrik: Pendekatan Populer dan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data dengan Menggunakan Paket Program SPSS, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), Edisi Revisi, h.118.
58
=
1 VIF j
Jika R2j = 0 berarti tidak ada kolinearitas antara variabel independen maka nilai TOL sama dengan 1 dan sebaliknya jika R2j = 1 ada kolinearitas antar variabel independen maka nilai TOL sama dengan nol.6
3) Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari satu pengamatan
ke
pengamatan
yang
lain
tetap,
maka
disebut
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.7 Untuk
menguji masalah heteroskedastisitas adalah metode yang
dikembangkan oleh spearman. Formula korelasi dari spearman adalah sebagai berikut :
6
Agus Widarjono, EKONOMETRIKA Pengantar dan Aplikasi (Yogyakarta : Ekonesia, 2009), edisi ke-3, hal. 109-110 7 Nachrowi dan usman, Analisis Ekonomi Dan Keuangan Menggunakan Ekonometri: Pendekatan Popular Dan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis Dan Pengolahan Data Dengan Menggunakan Paket Program SPSS Dan Eviews, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2006), h.109
59
d2 rs 1 6 2 i n n 1
(1)
dimana d adalah perbedaan rank antara residual (ẻj) dengan variabel independen X dan n adalah jumlah observasi. Metode deteksi eteroskedastisitas dengan korelasi spearman ini dapat kita jelaskan dengan menggunakan model regresi sederhana sebagai berikut : Yi = β0 + β1X1 + ei
(2)
Langkah yang harus dilakukan untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dalam hasil regresi dengan menggunakan korelasi spearman adalah sebagai berikut : 1.
Kita melakukan regresi persamaan (2) tersebut dan kemudian kita dapatkan residualnya,
2.
Cari nilai absolut residual dan kemudian diranking dari nilai yang paling besar ataupun diranking dari nilai yang paling kecil. Lakukan hal yang sama untuk variabel independen X. setelah keduanya diranking maka selanjutnya adalah mencari korelasi spearman seperti persamaan (1),
3.
Diasumsikan bahwa koefisien korelasi dari rank populasi ρs adalah nol dan n>8, signifikansi dari sampel rank Spearman rs dapat diuji dengan menggunakan uji t. nilai statistik t hitung dapat dicari dengan menggunakan formula sebagai berikut :
60
t
rs n 2 1 rs2
Dengan df sebesar n-2
4.
Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai kritis tabel t maka kita bisa menyimpulkan
bahwa
heteroskedastisitas
dan
regresi
mengandung
sebaliknya
maka
masalah tidak
ada
heteroskedastisitas.8
4) Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi berganda ada korelasi antara kesalahan penggangu periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 (sebelumnya).9 Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada penyakit autokorelasi. Tentu saja model regresi yang terbebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Aturan main untuk menggunakan uji Durbin-Watson adalah dengan membandingkan nilai Durbin-Watson dengan tabel Durbin-Watson. Dalam tabel Durbin-Watson terdapat nilai batas atas (upper bound atau dU) dan nilai batas bawah (lower bound atau dL). 8 9
Ibid, hal. 121-122 Ibid., h. 183
61
Adapun kriteria yang digunakan untuk menjadi digunakan untuk menjadi patokan adalah sebagai berikut.10 a.
Apabila d < dL, maka terdapat autokorelasi yang positif;
b.
Apabila dL ≤ d ≤ dU, maka tidak ada keputusan mengenai keberadaan autokorelasi;
c.
Apabila dU < d < 4 - dU, maka tidak ada autokorelasi
d.
Apabila 4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL, maka tidak ada keputusan mengenai keberadaan autokorelasi;
e.
Apabila d > 4 – dL, maka terdapat autokorelasi yang negatif.
F. Pengujian Hipotesis Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan maupun parsial. Hipotesis yang diambil adalah sebagai berikut: 1.
H0 : bi = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Jumlah Pendapatan dan Jumlah Biaya terhadap laba
perusahaan.
Ha : bi ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pendapatan dan Jumlah Biaya terhadap laba 2.
a)
perusahaan.
H0 : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Jumlah pendapatan terhadap laba perusahaan.
10
Jumlah
Ibid., h.192.
62
Ha : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel jumlah pendapatan terhadap laba perusahaan. b) H0 : b2 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel jumlah biaya terhadap laba perusahaan. Ha : b2 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel jumlah biaya terhadap laba perusahaan.
G. Operasional Variabel Penelitian Dalam penelitian ini penulis memberikan definisi operasional dari variabelvariabel yaitu: 1. Variabel Terikat ( Dependent Variable) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai laba perusahaan yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan. Variabel terikat dikonotasikan dengan huruf Y. 2. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang memengaruhi laba perusahaan. Variabel bebas ini dikonotasikan dengan huruf X, diantaranya adalah : a.
Jumlah Pendapatan adalah faktor utama bagi laba usaha perusahaan asuransi jiwa, dimana semakin besar pendapatan premi maka laba yang diterima perusahaan akan semakin besar (X1).
63
b.
Jumlah Biaya adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan asuransi jiwa yang dapat mengurangi laba perusahaan asuransi Jiwa Syariah (X2).
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah Pada awal berdirinya Asuransi Jiwa Syariah di AJB Bumiputera 1912 (sesuai SK No.9/DIR/2002 Tanggal 8 November 2002 tentang pembentukan Divisi Asuransi Jiwa Syariah dan kantor cabang Asuransi Jiwa Syariah) barulah memiliki 1 kantor cabang dan sebutan kantor cabang sesuai dengan SK.No.12/DIR/PMS/2006 tanggal 1 November 2006 sebutannya berubah menjadi Kantor Wilayah. Berdirinya
Divisi
Asuransi
Jiwa
Syariah
SK
Menkeu
RI
No.268/keu/6/2002 Tanggal 17 November 2002, SK 14/DIR/2002 Tanggal 20 November 2002 dengan Dewan Pengawas Syariah AJB Bumiputera 1912 yaitu : 1.
K.H. M.A. Sahal Mahfudh
(Ketua)
2.
DR. Endy M. Astiwara, MA.
(Anggota)
3.
DRS. H.A. Fattah Wibisono, MA.
(Anggota)
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Ajb Bumiputera 1912 62
63
BADAN PERWAKILAN ANGGOTA (BPA)
SEKERTARIAT BPA/DEKOM
DEWAN KOMISARIS
DEWAN DIREKSI SEKERTARIAT PERUSAHAAN
AKTUARIS PERUSAHAAN
KP4
DEPARTEMEN KEUANGAN
DIVISI MANAJEMEN DANA
DEPARTEMEN UMUM
DEPARTEMEN PENGENDALIAN INTEREN
DIVISI PROPERTI
DEPARTEMEN PORTOFOLIO
DIVISI MANAJEMEN RESIKO
DEPARTEMEN PERENCANAAN PERUSAHAAN
DEPARTEMEN AKTUARIA
DEPARTEMEN KLAIM
DEPARTEMEN KEAGENAN
DEPARTEMEN KOMUNIKASI PERUSAHAAN
DEPARTEMEN PERTANGGUNGAN
DEPARTEMEN SDM
DEPARTEMEN TI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
DEPARTEMEN HUKUM
DPLK BUMIPUTERA
DIVISI ASPER
DIVISI ASKUM
DIVISI SYARIAH
KANTOR WILAYAH ASPER
KANTOR WILAYAH ASKUM
KANTOR WILAYAH SYARIAH
KANTOR CABANG ASPER
KANTOR CABANG ASKUM
KANTOR CABANG SYARIAH
Sumber : Surat Keputusan Direksi No. SK. 5/DIR/2010 AJB BUMIPUTERA 1912
Melihat perkembangan Asuransi Syariah yang cukup pesat serta dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasional pemasaran asuransi jiwa syariah berdasarkan potensi pasar, maka melalui surat Keputusan Direksi
64
No.13/DIR/PMS/2006 Tanggal 1 November 2006, AJB Bumiputera 1912 telah mengembangkan Kantor Wilayah Syariah serta membentuk 5 Kantor Wilayah Syariah baru yang membawahi 46 Kantor Cabang asuransi jiwa syariah yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Dengan demikian kini Divisi Asuransi Jiwa Syariah telah berkembang menjadi 7 Kantor Wilayah yaitu (Jakarta I, Jakarta II, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan dan Makassar) serta telah membawahi 49 Kantor Cabang Syariah, dengan tabel 4.1 sebagai berikut : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kantor Wilayah Syariah Jakarta I Jakarta II Bandung Semarang Surabaya Medan Makassar JUMLAH
Kantor Cabang Syariah 9 9 5 6 7 8 5 49
Dengan terbentuknya 49 Kantor Cabang Syariah yang telah tersebar di 7 Kantor Wilayah Indonesia, maka peran Divisi Asuransi Syariah cukup memberikan kontribusi bagi penerimaan premi perusahaan, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa kontribusinya belum sebanding dengan kontribusi yang diberikan oleh Divisi Pemasaran Lainnya. Sebagai strategic Business Unit (SBU) Divisi Asuransi Jiwa Syariah berfungsi melaksanakan pemasaran pada segmen pasar kelas menengah atas
65
dan menengah bawah dengan sistem penjualan dan pelayanan yang berbeda dengan Divisi Pemasaran yang lainnya (Divisi Asper dan Divisi Askum), dimana dari sisi produk yang dipasarkan mengikat aturan-aturan/prinsip syariah seperti produk asuransinya harus bersifat transparan, adanya unsur tolong menolong dan saling menanggung (tabarru) serta produknya harus terbebas dari unsur “MAGHRIB” yaitu Maisir (samar-samar), Gahrar (ketidakjelasan), dan Riba (bunga). Adapun budaya “ BUMIPUTERA” yaitu
Berorientasi Pada Kepuasan Pelanggan
Utamakan Proses Kerja Yang Benar
Menjadi Teladan dan Panutan
Ikut Menjaga Tradisi Kebersamaan Didasari Rasa Memilki Perusahaan
Profitabilitas Menjadi Sasaran
Ulet Dalam Melakukan Pekerjaan
Taat Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Dan Peraturan Perusahaan
Efisien dan Efektif Dalam Segala Kegiatan
Ramah dan Tulus Ikhlas Terhadap Rekan Kerja
Amanah dalam Mengemban Tugas Perusahaan Sehubungan dengan peran dan fungsi Divisi Asuransi Jiwa Syariah
adalah mengelola kegiatan pemasaran asuransi jiwa dan investasi sesuai dengan prinsip syariah, maka berdasarkan SK. Direksi AJB Bumiputera 1912
66
No.11/DIR/PMS/2003, Struktur organisasi Divisi Asuransi Jiwa Syariah adalah sebagai berikut : Gambar 4.2 Struktur organisasi Divisi Asuransi Jiwa Syariah DIVISI PEMASARAN ASURANSI JIWA SYARIAH
BIDANG ADMINISTRASI DAN KEUANGAN
BIDANG OPERASIONAL
BAGIAN PEMASARAN & EVALUASI
BAGIAN PEMBARDAYAAN ORGANISASI
BAGIAN TEKNIK & UNDERWRITING
BAGIAN PELAYANAN PEMEGANG POLIS
BAGIAN AKUNTANSI
BAGIAN KEUANGAN & INVESTASI
KANTOR WILAYAH SYARIAH
KANTOR CABANG SYARIAH
Sumber : Surat Keputusan Direksi No. SK. 8/DIR/PMS/2010 AJB BUMIPUTERA 1912
2. Produk pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah Produk-produk syariah yang telah dipasarkan oleh AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah adalah :
67
1. Produk Asuransi Perorangan Syariah
Mitra Iqro (SK.10/DIR.TEK/2003 adalah Dana Pendidikan Anak yang tujuan dan manfaatnya menjamin para pemegang polis tersedianya sejumlah dana pendidikan sejak putra-putrinya masuk TK s/d lulus perguruan tinggi dari kemungkinan terjadinya resiko yang tidak terduga.
Mitra Mabrur (SK.9/DIR.TEK./2003) adalah Dana Haji yang tujuan dan manfaatnya menjamin peserta dapat melaksanakan kewajibannya untuk menunaikan rukun Islam yang ke-5 yaitu
Ibadah Haji.
Mitra Sakinah (SK.1/DIR.TEK/2004) adalah Dana Investasi yang tujuan dan manfaatnya mewujudkan cita-cita keluarga sakinah, karena mitra sakinah merupakan gabungan antara unsure (Tabungan, Perlindungan Asuransi dan Investasi).
2. Produk Asuransi Kumpulan Syariah Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan Syariah adalah penggantian biaya Rawat Inap dan Operasi/Pembedahan. Mitra Ekawarsa adalah perlindungan dan tolong menolong dalam menanggulangi musibah kematian. Mitra Perlindungan dan Kecelakaan Diri adalah perlindungan dan tolong menolong terhadap resiko kecelakaan.
68
Mitra Ta’awun pembiayaan adalah perlindungan terhadap resiko peminjam dana (debitur). Mitra Barokah adalah gabungan antara unsur tabungan dan tolong menolong dalam menanggulangi musibah kematian. A.
Perkembangan Laba, Jumlah Pendapatan dan Jumlah Beban AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah Perkembagan laba yang digunakan pada penelitian ini adalah laba pada laporan keuangan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah. Adapun perkembangan laba akan ditunjukkan pada grafik sebagai berikut : Gambar 4.2 Perkembangan Laba, Jumlah Pendapatan dan Jumlah Beban
300 250 200 150
Laba
100
Beban
50
Pendapatan
0 -50
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
69
Dilihat dari grafik diatas, Laba pada AJB Bumiputera 1912 terlihat fluktuatif. Laba pada tahun 2003 tercatat sebesar 87.783.029, pada tahun 2004 terjadi kerugian sebesar 3.659.399.133, pada tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 13.474.992.695, pada tahun 2006 sebesar 8.758.688.256, pada tahun 2007 mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu sebesar 23.063.047.907 dan pada tahun 2008 terjadi penurunan sebesar 9.566.829.991. Laba tertinggi diraih pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp 27.534.206.356. sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan akan yaitu sebesar 9.832.134.011. Jumlah pendapatan yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah pendapatan pada laporan keuangan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Syariah. Jumlah pendapatan pada tahun 2003 tercatat sebesar 16.560.806.151, pada tahun 2004 sebesar 26.369.839.733, pada tahun 2005 sebesar 49.902.508.733, pada tahun 2006 sebesar 98.652.274.508, pada tahun 2007 sebesar 149.474.442.377, pada tahun 2008 sebesar 166.479.882.388. pada tahun 2009 yaitu sebesar 175.673.308.088. dan pada tahun 2010 sebesar 274.421.390.320. Jumlah beban yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah beban pada laporan keuangan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Syariah. Jumlah beban pada tahun 2003 tercatat sebesar 16.473.023.122, pada tahun 2004 sebesar 22.029.238.866, pada tahun 2005 sebesar 36.427.516.038, pada tahun 2006 sebesar
70
89.893.586.252, pada tahun 2007 sebesar 126.411.394.470, pada tahun 2008 sebesar 176.046.712.379. pada tahun 2009 yaitu sebesar 148.139.101.732. dan pada tahun 2010 sebesar 284.253.524.331.
B. Analisa Data 1. Uji Asumsi klasik Pengujian jenis ini digunakan untuk menguji asumsi, apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi klasik layak uji atau tidak. Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa multikorelasi, autokorelasi, dan heteroskedastisitas tidak terdapat dalam model yang digunakan dan data yang digunakan terdistribusi normal. Jika semua itu terpenuhi bahwa model analisis telah layak digunakan (Gujarati, 2003). Pengujian asumsi klasik terdiri dari 4 (empat) pengujian, antara lain : a.
Uji Normalitas Data Cara yang sering digunakan dalam menentukan apakah suatu model berdistribusi normal atau tidak hanya dengan melihat pada histogram residual apakah memiliki bentuk seperti “lonceng” atau tidak. Cara ini menjadi fatal karena pengambilan keputusan data berdistribusi normal atau tidak hanya berpatok pada pengamatan gambar saja. Ada cara lain untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis.
71
Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standar error skewness, sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standar error kurtosis. Bila rasio kurtosis dan skewness berada diantara -2 hingga +2, maka distribusi data adalah normal. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Sta tistics laba N
Valid Missing
Sk ewness Std. Error of Skewnes s Kurtosis Std. Error of Kurtosis
32 0 .470 .414 .392 .809
biaya 32 0 .543 .414 -.407 .809
pendapatan 32 0 .291 .414 -.795 .809
Unstandardiz ed Residual 32 0 -.661 .414 .402 .809
Pada tabel 4. Bahwa rasio skewness adalah -0,661/0,414 = 1.59 >-2 dan rasio kurtosis adalah 0,402/0,809= 0,49 < +2 karena rasio skewness dan rasio kurtosis berada diantara -2 hingga +2, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal.
72
b. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menunjukkan apakah terdapat hubungan (korelasi) yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel bebas yang terdapat dalam model, yaitu koefisien korelasinya tinggi atau bahkan satu (Algifari, 2000: 84). Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinieritas dilakukan dengan melihat harga VIF (Variance Inflation Factor) melalui SPSS. Apabila nilai tolerance-nya diatas 0,1 dan VIF dibawah 10, maka model regresi bebas dari multikolinieritas (Ghozali, 2002). Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Data a Coefficients Collinearity Statistics
Model
Tolerance 1
biaya pendapatan
.017
.017
VIF 57.300 57.300
a. Dependent Variable: laba Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk biaya adalah 57,300 dan nilai VIF untuk pendapatan adalah 57,300. Hal tersebut
menunjukan
bahwa
terdapat
(multikolineritas) antara biaya dan pendapatan.
hubungan
yang
kuat
73
c.
Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode pertama dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini muncul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas di satu observasi ke observasi lain. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya otokorelasi dapat diketahui dengan deteksi uji Durbin Watson Test (DW) yang telah ada klasifikasinya untuk menilai perhitungan yang diperoleh, jika DW terletak diantara du dan 4-du maka disimpulkan tidak terjadi Autokorelasi (Algifari, 2000). Kriteria ada atau tidaknya autokorelasi, jika : 0 < d < dL, berarti terdapat autokorelasi positif. 1 dL< d < dU, berarti tidak ada kesimpulan. 2 dU< d < 2, berarti tidak terdapat autokorelasi. 3 2 < d < 4-dU, berarti tidak terdapat autokorelasi. 4 4-dU < d < 4-dL, berarti tidak ada kesimpulan. 5 4-dL < d < 4, berarti terdapat autokorelasi negatif.
74
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Data
Model Summary DurbinModel 1
Watson 2.015
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson adalah sebesar 2,188 sedangkan nilai dL dan dU dapat dlihat pada tabel Durbin-Watson pada signifikansi 0,05, n=32 dan k=2. Di dapat dL=1,270 dan dU=1,563. Hal tersebut menunjukkan bahwa 2 < d < 4-dU atau 2 < 2,015 < 4 - 1,563 = 2,437 yang berarti tidak ada autokorelasi, karena memiliki nilai Durbin Watson lebih besar dari 2. d. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap variable bebas dengan nilai mutlak residualnya menggunakan korelasi Rank Spearman.
75
Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas Data Correla tions
Spearman's rho
biaya
pendapatan
Correlat ion Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlat ion Coefficient Sig. (2-tailed) N
Unstandardiz ed Residual .317 .078 32 .292 .105 32
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai korelasi Rank Spearman antara biaya dengan Unstandartdized Residual adalah 0,317 dengan nilai probabilitas sebesar 0,078. Nilai korelasi Rank Spearman antara pendapatan dengan Unstandartdized Residual adalah 0,292 dengan nilai probabilitas sebesar 0,105. Hal tersebut menunjukan bahwa tidak terdapat Heteroskedastisitas pada variabel biaya dan pendapatan.
2.
Pengujian hipotesis Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
76
A. Uji Simultan Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya suatu pengaruh dari variabel-variabel bebas secara bersama-sama atas suatu variabel tidak bebas digunakan uji F statistik. Ho
: Tidak ada pengaruh yang signifikan biaya (X1), pendapatan (X2), terhadap variabel laba (Y).
Ha
: Ada pengaruh yang signifikan biaya (X1), pendapatan (X2), terhadap variabel laba (Y).
α = 5% Statistik Uji:
R n k 1 k 1 R 2
F
2
Kriteria Uji : 1.
Terima Ho jika F hitung < F tabel
2.
Tolak Ho jika F hitung ≥ F tabel
F tabel = F α ; (df1, df2) ; df1 = k , df2 = n-k-1 Maka prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut : 1.
Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
77
H0 : b1 = b2 = 0 Artinya jumlah biaya dan jumlah pendapatan secara bersamasama tidak berpengaruh terhadap laba perusahaan. H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0 Artinya jumlah biaya dan jumlah pendapatan secara bersamasama berpengaruh terhadap laba perusahaan. 2.
Menentukan taraf signifikansi Taraf signifikansi menggunakan 5% atau 0,05
3.
Menentukan F hitung dan F tabel
F hitung adalah 58,184 (lihat pada tabel ANOVA)
F tabel dapat dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05, df1 =k-1 atau 2-1 = 1, dan df2 = n-k atau 32-2 = 30 (k adalah jumlah variabel. Didapat bF tael adalah 4,171.
4.
Pengambilan keputusan
F hitung ≤ F tabel jadi H0 diterima
F hitung > F tabel jadi H0 ditolak
78
Hasil uji F berdasarkan pengolahan SPSS disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.6 Pengujian Hipotesis Secara Overall (Uji F)
b
ANOVA Model
Sum of Squares
df
Mean Square
1 Regression
1788.605
2
894.302
Residual
445.740
29
15.370
2234.345
31
Total
F 58.184
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), pendapatan, biaya b. Dependent Variable: laba
Dari tabel diatas, diperoleh nilai F hitung sebesar 58,184 Karena nilai F hitung (58,184) > F tabel (4,171), maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa biaya (X1), pendapatan (X2), berpengaruh terhadap variabel laba (Y). B. Uji Parsial (Uji t) Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya suatu pengaruh dari variabel-variabel bebas secara parsial atas suatu variabel tidak bebas digunakan uji t. Hipotesis:
Ho1 : β1 ≠ 0
biaya (X1) secara parsial tidak meningkatkan
laba (Y).
79
Ha1 : β1 = 0
biaya (X1) secara parsial meningkatkan laba
(Y).
Ho2 : β 2 ≠ 0
pendapatan
(X2)
secara
parsial
tidak
(X2)
secara
parsial
tidak
meningkatkan laba (Y). Ha2 : β 2 = 0
pendapatan
meningkatkan laba (Y). α = 5% Statistik Uji :
thit =
b Se(b )
, derajat bebas = n-k-1
Kriteria Uji : 1.
Terima Ho jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
2.
Tolak Ho jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
Hasil uji t berdasarkan pengolahan software SPSS 16.0 disajikan pada tabel berikut :
80
Tabel 4.7 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Variabel X1
t hitung
Df
-9,939
29 X2 * **
t table
Sig
Keterangan
Kesimpulan
0,00
Ho ditolak
Signifikan**
0,00
Ho ditolak
Signifikan**
1,699
10,406
: signifikan 10% : signifikan 5%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil sebagai berikut : 1.
Untuk variabel biaya (X1) diperoleh nilai t hitung sebesar -9,939. Karena t hitung (-9,939) > t tabel (1,699) maka Ho ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa biaya (X1) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba (Y).
2.
Untuk variabel pendapatan (X2) diperoleh nilai t hitung sebesar 10,406. Karena t hitung (10,406) > t tabel (1,699) maka Ho ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pendapatan (X2) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba (Y).
3.
Uji Koefisien determinasi Besarnya pengaruh biaya (X1), dan pendapatan (X2), terhadap variabel laba (Y), dapat ditunjukkan oleh koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut :
81
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary
Std. Error of the Model
R
1
R Square .895
a
Adjusted R Square
.801
.787
Estimate 3.92050
a. Predictors: (Constant), pendapatan, biaya b. Dependent Variable: laba
KD
= R2 x 100% = 0,801 x 100% = 80,1% Artinya, variabel biaya (X1) dan pendapatan (X2), berpengaruh
terhadap variabel laba (Y) sebesar 80,1%. Sedangkan sisanya sebesar 19,9% diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti oleh penulis.
4.
Analisis Regresi Berganda Untuk melihat pengaruh biaya (X1), pendapatan (X2), terhadap laba (Y). maka digunakan analisis regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2
82
Dimana : Y
= laba
X1
= biaya
X2
= pendapatan
a
= Konstanta
b1, b2, = Koefisien Regresi Hasil pengolahan software SPSS 16.0 untuk analisis regresi berganda disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.9 Analisis Regresi Berganda
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
-1.840
1.327
-.709
.071
.760
.073
biaya pendapatan a. Dependent Variable: laba
a
Beta
t
Sig.
-1.386
.176
-6.240
-9.939
.000
6.533
10.406
.000
83
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, diperoleh bentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = -1,840 - 0,709X1 + 0,706 X2 Nilai
koefisien
regresi
pada
variabel-variabel
bebasnya
menggambarkan apabila diperkirakan variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan nilai variabel bebas lainnya diperkirakan konstan atau sama dengan nol, maka nilai variabel terikat diperkirakan bisa naik atau bisa turun sesuai dengan tanda koefisien regresi variabel bebasnya. Dari persamaan regresi linier berganda diatas diperoleh nilai konstanta sebesar -1,840. Artinya, jika variabel laba
(Y) tidak
dipengaruhi oleh kedua variabel bebasnya (biaya dan pendapatan), maka besarnya rata-rata nilai laba (Y) bernilai --1,840. Tanda koefisien regresi variabel bebas menunjukkan arah hubungan dari variabel yang bersangkutan dengan laba (Y). Koefisien regresi untuk variabel bebas X1 bernilai negatif, menunjukkan adanya hubungan dua arah antara biaya (X1) dengan laba (Y). Koefisien regresi variabel X1 sebesar -0,709 mengandung arti untuk setiap kenaikan nilai biaya (X1) sebesar satu persen akan menyebabkan penurunan laba (Y) sebesar 0,709 persen.
84
Koefisien regresi untuk variabel bebas X2 bernilai positif, menunjukkan adanya hubungan yang searah antara pendapatan (X2) dengan laba (Y). Koefisien regresi variabel X2 sebesar 0,706 mengandung arti untuk setiap peningkatan pendapatan (X2) sebesar satu persen akan menyebabkan meningkatnya laba (Y) sebesar 0,706.
Pembahasan : Dari hasil olahan data SPSS 13.0 diatas menunjukkan bahwa adanya hubungan antara jumlah pendapatan dan jumlah biaya terhadap laba perusahaan AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah dengan persamaan regresi berganda yaitu Y =-1,840 -0,709X1 + 0,706 X2, Koefisien regresi variabel X1 sebesar -0,709 mengandung arti untuk setiap kenaikan nilai biaya (X1) sebesar satu persen akan menyebabkan penurunan laba (Y) sebesar -0,709 persen, sedangkan Koefisien regresi variabel X2 sebesar 0,706 mengandung arti untuk setiap peningkatan pendapatan (X2) sebesar satu persen akan menyebabkan meningkatnya laba (Y) sebesar 0,706 laba perusahaan. Dapat diketahui bahwa t hitungnya lebih besar dari t tabel jadi hipotesis nol ditolak, kesimpulannya yaitu jumlah pendapatan berpengaruh terhadap laba perusahaan. Nilai koefisien dan t hitung adalah positif sehingga jumlah pendapatan berpengaruh positif terhadap
85
laba perusahaan. Jadi dapat ditarik kesimpulannya bahwa jumlah pendapatan merupakan sumber profitabilitas bagi perusahaan asuransi jiwa syariah. Sedangkan pada jumlah biaya diketahui bahwa t hitungnya adalah lebih besar dari t tabel jadi hipotesis nol ditolak, kesimpulannya yaitu jumlah biaya berpengaruh negatif terhadap laba perusahaan. Jadi dapat ditarik kesimpulannya bahwa jumlah biaya merupakan beban yang harus ditanggung perusahaan terhadap nasabahnya sehingga jumlah biaya merupakan pengurangan dari laba perusahaan. Sesuai dengan teori akuntansi bahwa laba yaitu pendapatan – beban/biaya = laba(rugi). Dari hasil keseluruhan didapat bahwa uji koefisien determinasi variabel biaya (X1), dan pendapatan (X2), berpengaruh terhadap variabel laba (Y) sebesar 80,1%. Sedangkan sisanya sebesar 19,9% diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti oleh penulis.
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari pembahasan skripsi kali ini penulis dapat menarik beberapa kesimpulan antara lain : 1. Dari tabel data olahan SPSS 13.0 didapat bahwa Untuk variabel biaya (X1) diperoleh nilai t hitung sebesar -9,939. Karena t hitung (-9,939) > t tabel (1,699) maka Ho ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa biaya (X1) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba (Y). Untuk variabel pendapatan (X2) diperoleh nilai t hitung sebesar 10,406. Karena t hitung (10,406) > t tabel (1,699) maka Ho ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pendapatan (X2) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba (Y). 2. Dari tabel data olahan SPSS 13.0 didapat bahwa diperoleh nilai F hitung sebesar 58,184 Karena nilai F hitung (58,184) > F tabel (4,171), maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa biaya (X1), pendapatan (X2), berpengaruh terhadap variabel laba (Y).
87
88
B. SARAN Dari pembahasan skripsi kali ini penulis dapat memberikan saran antara lain : 1. Kemampuan untuk meningkatkan pendapatan berkaitan dengan dana atau modal yang dimilki perusahaan. Oleh karenanya perusahaan harus meningkatkan modalnya sehingga perusahaan dapat melakukan promosi dengan lebih gencar tentang keunggulan asuransi jiwa syariah sehingga pasar produk asuransi AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah tidak hanya dinikmati oleh kaum muslimin tetapi juga pihak non muslim. Penambahan modal juga ditujukan untuk memperkuat struktur dan infrastruktur perusahaan, termasuk pengembangan di bidang Teknologi Informasi (TI), Marketing dan Sumber Daya Manusia. 2. Karena keterbatasan data, maka untuk penelitian selanjutnya perlu diperinci yang termasuk pendapatan dan juga beban/biaya agar dapat memberikan keterangan yang lebih jelas tentang koefisien pemasukan dan pengeluaran perusahaan. Selain itu perlu ditambahkan lagi variabel lain yang dapat mempengaruhi perolehan laba pada perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia, yang belum dimasukkan seperti hasil investasi, beban klaim, beban operasional dan underwriting.
89
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur‟an Al-Karim Amrin, Abdullah. Asuransi Syariah : Keberadaan Dan Kelebihan Ditengah Asuransi Konvensional. Cet. I. Jakarta: PT. Elex Media komputindo. 2006 AJB Bumiputera 1912. Mengenal Tekhnik Asuransi Jiwa. Jakarta. 1984 Bustrami, Bastian, Nurlela. Akuntansi Biaya Teori & Aplikasi. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2006 Ghoni, Abdul, Erni Arianty. Akuntansi Asuransi Syariah (Antara Teori dan Praktik. Cet. I. Jakarta: INSCO Consulting. 2007 Harahap, Sofyan Syafri. Teori Akuntansi, Edisi Revisi 10. Jakarta: Rajawali Pers. 2008 Hendriksen, S Eldon dan Michel F. Van Breda, Accounting Theory. Edisi KeRichard D Irwan Inc. Boston. Massachusetts. Kuswandi, Ir, MBA. Meningkatkan Laba melalui Pendekatan Akuntansi dan Akuntansi Biaya. Jakarta. Elex Media komputindo. 2005
8,
keuangan
Nachrowi dan Hardius Usman. Analisis Ekonomi dan Keuangan Menggunakan Ekonometri;Pendekatan Populer dan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data dengan Menggunakan Paket Program SPSS dan Eviews. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2006 Nachrowi dan Hardius Usman. Penggunaan Teknik Ekonometri; PendekatanPopuler dan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data dengan Menggunakan Paket Program SPSS. Edisi Revisi. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada. 2005 Priyatno, Duwi. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS. Edisi Pertama. Yogyakarta. Gava Media. 2010 . Paham Analisa Statistik I.Yogyakarta. MediaKom. 2010
Data
Dengan
SPSS.
Cet.
90
Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo. 2000 Sarwono, Jonatan, Ely Suhayati. Riset Akuntansi Menggunakan SPSS. Cet. I. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2010 Sugiyanto. Analisis Statistik Sosial. Cet. I. Malang: banyumedia Publishing. 2004 Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Cetakan Kelima Belas. Bandung; CV. Alfabeta. 2009 Sujoko, Efferi, dkk. Metode Penelitian Untuk Akuntansi: Sebuah Pendekatan Praktis. Cetakan I. Malang: banyumedia Publishing. 2004 Suhendi, Hendi, deni K. Yusup. asuransi Takaful dari Teoritis ke Praktis. Bandung: Mimbar Pustaka. 2005 Sula, M. Syakir, AAIJ, FIIS. Asuransi Syariah (life and General) Konsep dan Sistem Operasional. Cet. I. Jakarta: Gema Insani Press. 2004 widarjono, Agus. EKONOMETRIKA Yogyakarta. Ekonesia. 2009
Pengantar
dan
Aplikasi.
edisi
ke-3
Yadi, Janwari. Asuransi Syariah. Cet I. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Juli 2005 Andriyanto, R. Weddie, Sari Wahyuningsih. Implementation Of Financial Accounting Standards Principal No. 28 To Decide The Taxable Income In Loss Insuransce Company (survey on PT. ABC Insurance) (Implementasi keuangan PSAK No. 28 untuk Memutuskan Pajak Pendapatandi dalam perusahaan Asuransi Kerugian (Penelitian pada PT. ABC Asuransi), Jurnal Akuntansi Keuangan & Perpajakan. Vol. 1 No. 1, November. 2007 Damandari, Sapto Amal. Evaluasi Atas Pengakuan Pendapatan dan Beban dalam Kaitannya dengan PSAK No. 36 tentang Akuntansi Asuransi Jiwa (Studi Kasus pada PT. Asuransi Jiwasraya (persero)). Jurnal Ilmiah Ranggagading, Volume 4 No. 2, Oktober 2004 : 61-66 ReINFOKUS ”Media Informasi Asuransi dan Reasuransi, Edisi 47, Mei 2008
91
Soedibjo, Sugeng, Rachma Fitriati. Penetapan Target Premi Asuransi Jiwa Syariah untuk Mencapai Titik Impas dengan Pendekatan Model Profit Testing. Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi. Volume 16, Nomor 2 ISSN 0854-3844. Mei-Agustus 2009 Fikri, M. Agung Ali. Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting Terhadap Laba Asuransi Jiwa (Studi Kasus PT. Asuransi Syariah Mubarakah). Skripsi S1 Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. 2009 Hartini, Ayu. Pengaruh Rate Mudharabah dan Hasil Investasi Terhadap Pendapatan Premi Pada PT. Asuransi BRIngin life Syariah. Skripsi S1 Konsentrasi Asuransi Syariah, Prodi Muammalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010 Nurhasanah. Pengaruh Promosi Terhadap Peningkatan Pendapatan Premi Asuransi Pada PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Sejahtera Divisi Syariah. Skripsi S1 Konsentrasi Asuransi Syariah, Prodi Muammalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009 http/www.scribd.com/. Faktor Laba. Diakses pada 25 Maret 2011 www.bapepamlk.go.id. Buku Perasuransian 2009, Jakarta. 2011
92
93
94
95
96
97
98
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Ulama Indonesia No: 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARIAH
Dewan Syariah Nasional setelah : Menimbang : a. Bahwa
dalam
menyongsong
masa
depan
dan
upaya
meng-antisipasi
kemungkinan terjadinya resiko dalam kehidupan ekonomi yang akan dihadapi, perlu dipersiapkan sejumlah dana tertentu sejak dini. b. Bahwa salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut dapat dilakukan melalui asuransi. c. Bahwa bagi mayoritas umat Islam Indonesia, asuransi merupakan persoalan baru yang masih banyak dipertanyakan; apakah status hukum maupun cara efektifitasnya sejalan dengan prinsip-prinsip syariah. d. Bahwa oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan dan menjawab pertanyaan masyarakat, Dewan Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa tentang asuransi yang berdasarkan prinsip-prinsip Syariah untuk dijadikan pedoman oleh pihak-pihak yang memerlukan.
99
Mengingat : 1.
Firman Allah tentang perintah mempersiapkan masa depan : “Hai orang yang beriman!bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Hasyr [59];18)
2.
Firman Allah tentang prinsip-prinsip bermuammalah, baik yang harus dilaksanakan maupun dihindarkan, antara lain : “Hai orang-orang yang beriman tinaikanlah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya (QS. Al Maidah[5]:1). “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia, hendaklah dengan adil…” (QS. An Nisa[4]: 58). “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
100
perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatanperbuatan itu agar kami mendapat keberuntungan” (QS. Al Maidah[5}: 90) “dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS.2:275) “Hai orang yang beriman!bertaqwalah kepada Alllah dan tinggalkanlah sisa riba jika kamu orang yang beriman” (QS. Al Baqarah[2]:278) “Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya” (QS. Al BAqarah[2]:279) “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS. Al Baqarah[2];280) “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan (mengambil) harta orang secara bathil, kecuali jika berupa perdagangan yang dilandasi atas sukarela diantara kamu…(QS. An Nisa[4];29) 3.
Firman Allah tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain: “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
101
Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS. Al Maidah[5];2) 4.
Hadis-hadis nabi shallahuallahu alaihi wasallam tentang beberapa prinsip bermuammalah antara lain : “Barang siapa yang melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan didunia, Allah akan melepaskan kesulita darinya pada hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong saudaranya” (HR. Muslim dari Abu Hurairah) “Perumpamaan orang beriman dalam kasih saying, saling mengasihi dan mencintai bagaikan tubuh (yang satu); jikalau satu bagian menderita sakit maka bagian lain akan turut menderita” (HR. Muslim dari Nu‟man Bin Basyir) “seorang mu‟min dengan mu‟min yang lain ibarat sebuah bangunan, satu bagian menguatkan bagian yang lain” (HR. muslim dari Abu Musa AlAsy‟ari) “Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram” (HR. Tirmidzi dari Amr Bin Auf)
102
“Setiap amalan itu hanyalah tergantung niatnya. Dan seseorang akan mendapat ganjaran sesuai dengan apa yang diniatkannya” (HR. Bukhari dan Muslim dari Umar bin Khattab) “Rasulullah SAW melarang jual beli yang mengandung gharar” (HR. Muslim, Tirmidzi, Nasa‟I, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah) “Orang yang terbaik diantara kamu adalah orang yang paling baik dalam pembayaran hutangnya” (HR. Bukhari) “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain” (Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari „Ubadah bin Shamit, riwayat Ahmad dari Ibnu „Abbas, dan malik dari Yahya) 5.
Kaidah fiqh yang menegaskan : “Pada dasarnya, semua bentuk mu‟ammalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” Segala mudharat harus dihindari seapat mungkin.” “Segala mudharat (bahaya) harus dihilangkan”
Memperhatikan : 1.
Hasil lokakarya Asuransi Syariah DSN-MUI tanggal 13-14 Rabi‟uts Tsani 1422 H / 4 Juli 2001 M.
103
2.
Pendapat dan saran peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional pada Senin, tanggal 15 Muharram 1422 H / 09 April 2001 M.
3.
Pendapat dan saran peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional pada 25 Jumadil Awal 1422 H / 15 Agustus 2001 & 29 Rajab 1422 H / 17 Oktober 2001.
MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARIAH Pertama : Ketentuan Umum 1.
Asuransi Syariah (ta‟min, Takaful atau Tadhmun) adlah usaha saling tolong menolong dan melindungi diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/tabarru‟ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.
2.
Akad yang sesuai dengan syariah yang dimaksud adalah yang tidak mengandung gharar (ketidakjelasan), maysir (perjudian), riba, zhulum (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.
3.
Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial.
4.
Akad tabarru‟ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolong menolong, bukan semata untuk tujuan komersial.
5.
Premi adalah kewajiban peserta asuransi untuk memberikan sejumlah dana kepada perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan akad.
6.
Klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.
104
Kedua : Akad dalam Asuransi 1.
Akad yang dilakukan antara peserta dan perusahaan terdiri atas akad tijarah dan/atau akad tabarru‟.
2.
Akad tijarah yang dimaksud adalah mudharabah, sedangkan akad tabarru‟ adalah hibah.
3.
Dalam akad, sekurang-kurangnya harus disebutkan :
4.
Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan; a. Cara dan waktu pembayaran premi; b. Jenis akad tijarah dan/atau akad tabarru‟ serta syarat-syarat yang disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan.
Ketiga : Kedudukan para Pihak dalam Akad Tijarah dan Tabarru‟ 1.
Dalam akad Tijarah (mudharabah) perusahaan bertindak sebagai mudharib (pengelola) dan peserta bertindak sebagai shahibul mal (pemegang polis).
2.
Dalam akad tabarru‟ (hibah), peserta memberikan hibah yang akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah. Sedangkan perusahaan bertindak sebagai pengelola dana hibah.
Keempat : Ketentuan dalam Akad Tijarah dan Tabarru‟ 1.
Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi jenis akad tabarru‟ bila pihak yang tertahan haknya, dengan rela melepaskan haknya sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum menunaikan kewajibannya.
2.
Jenis akad tabarru‟ tidak dapat diubah menjadi jenis akad tijarah.
105
Kelima : Jenis Asuransi dan Akadnya 1.
Dipandang dari segi jenis asuransi itu terdiri atas asuransi kerugian dan asuransi jiwa
2.
Sedangkan akad bagi kedua jenis asuransi tersebut adalah mudharabah dan hibah.
Keenam : Premi 1.
Pembayaran premi didasarkan atas jenis akad tijarah dan jeniws akad tabarru‟
2.
Untuk menentukan besarnya premi perusahaan asuransi syariah dapat menggunakan rujukan, misalnya table mortalita untu asuransi jiwa dan tabel morbidita untuk asuransi kesehatan, dengan syarat tidak memasukkan unsure riba dalam perhitungannya.
3.
Premi yang berasal dari jenis akad mudharabah dapat diinvestasikan dan hasil investasinya dibagihasilkan kepada peserta.
4.
Premi yang berasal dari jenis akad tabarru‟ dapat diinvestasikan.
Ketujuh : Klaim 1.
Klaim yang dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal perjanjian.
2.
Klaim dapat berbeda dalam jumlah, sesuai dengan premi yang dibayarkan.
3.
Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan merupakan kewajiban perusahaan untuk memenuhinya.
4.
Klaim atas akad tabarru‟ merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban perusahaan, sebatas yang disepakati dalam akad.
106
Kedelapan : Investasi 1.
Perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari dana yang terkumpul.
2.
Investasi wajib dilakukan sesuai dengan syariah.
Kesembilan : Reasuransi Asuransi syariah hanya dapat melakukan reasuransi kepada perusahaan reasuransi yang berlandaskan prinsip syariah. Kesepuluh : Pengelolaan 1.
Pengelolaan asuransi syariah hanya boleh dilakukan oleh suatu lembaga yang berfungsi sebagai pemegang amanah.
2.
Perusahaan asuransi syariah memperoleh bagi hasil dari pengelolaan dana yang terkumpul atas dasar akad tijarah (mudharabah).
3.
Perusahaan asuransi syariah memperoleh ujrah (fee) dari pengelolaan dana akad tabarru‟ (hibah).
Kesebelas : Ketentuan Tambahan 1.
Implementasi dari fatwa ini harus selalu dikonsultasikan dan diawasi oleh DPS.
2.
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan diantara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan
Arbitrasi
musyawarah.
Syariah
setelah
tidak
tercapai
kesepakatan
melalui
107
3.
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 17 Oktober 2001
DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA
108
Gambar 2.1 Mekanisme Pengelolaan Dana pada Produk Saving
Keuntungan Perusahaan
PERUSAHAAN
Biaya Oprasional
30% ( Contoh ) hasil investasi
Investasi
PESERTA 70% ( contoh )
Rekening Tabungan Premi Takaful
Rekening Tabungan
Rekening tabungan
Rekening Khusus
Manfaat Takaful
Bayar Pada Peserta
Total Dana Rekening Khusus
PADA PESERTA
109
Gambar 2.2 Mekanisme Pengelolaan Dana pada Produk Non Saving Keuntungan Perusahaan
PERUSAHAAN Biaya Oprasional
Investasi
Hasil Investasi
Hubungan Al-Mudharabah PESERTA Bagian Perusahaan Premi Takaful
Dana Total
Total Dana
Beban Asuransi
Surplus Operasi
60% (contoh) 40% (contoh)
Bagian Peserta
110
Data AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah Tahun 2003 2003 2003 2003 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2009 2009 2009 2009 2010 2010 2010 2010
Laba 995.179.799 1.986.867.910 1.699.808.161 87.783.029 4.340.600.867 24.500.931 10.94.303.688 -3.659.399.133 -960.999.192 6.708.382.103 11.018.411.083 13.474.992.695 10.820.729.122 14.010.001.798 7.696.891.021 8.758.688.256 1.209.203.901 12.617.310.980 18.927.099.798 23.063.047.907 8.272.969.902 23.936.927.280 -7.301.390.122 -9.566.829.991 1.738.100.984 7.258.801.830 7.091.237.220 27.534.206.356 7.035.025.658 9.996.885.486 9.403.148.958 -9.832.134.011
Biaya 11.430.245.626 10.465.654.534 9.456.234.364 16.473.023.122 22.029.238.866 25.321.132.332 22.029.238.866 26.029.238.866 36.424.325.425 38.435.252.531 31.435.242.553 36.427.516.038 84.524.525.423 80.425.252.454 89.845.242.524 89.893.586.252 134.254.252.455 100.524.252.454 115.425.245.455 126.411.394.470 144.252.455.523 142.542.525.245 151.653.635.366 176.046.712.379 162.524.525.240 135.266.452.424 135.454.217.325 148.139.101.732 228.425.352.413 203.233.423.322 231.425.352.223 284.253.524.331
Sumber : data diolah AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah
Pendapatan 12.425.425.425 12.452.522.444 11.156.042.525 16.560.806.151 26.369.839.733 25.345.633.263 23.123.542.554 26.369.839.733 35.463.326.233 45.143.634.634 42.453.653.636 49.902.508.733 95.345.254.545 94.435.254.252 97.542.133.545 98.652.274.508 135.463.456.356 113.141.563.434 134.352.345.253 149.474.442.377 152.525.425.425 166.479.452.525 144.352.245.244 166.479.882.388 164.262.626.224 142.525.254.254 142.545.454.545 175.673.308.088 221.390.326.754 193.236.537.836 222.022.203.264 274.421.390.320
111
Data View Laba 0.995179799 1.98686791 1.699808161 0.087783029 4.340600867 0.024500931 1.094303688 -3.659399133 -0.960999192 6.708382103 11.01841108 13.4749927 10.82072912 14.0100018 7.696891021 8.758688256 1.209203901 12.61731098 18.9270998 23.06304791 8.272969902 23.93692728 -7.301390122 -9.566829991 1.738100984 7.25880183 7.09123722 27.53420636 7.035025658 9.996885486 9.403148958 9.832134011
Biaya 11.43024563 10.46565453 9.456234364 16.47302312 22.02923887 25.32113233 22.02923887 26.02923887 36.42432543 38.43525253 31.43524255 36.42751604 84.52452542 80.42525245 89.84524252 89.89358625 134.2542525 100.5242525 115.4252455 126.4113945 144.2524555 142.5425252 151.6536354 176.0467124 162.5245252 135.2664524 135.4542173 148.1391017 228.4253524 203.2334233 231.4253522 284.2535243
Pendapatan 12.42542543 12.45252244 11.15604253 16.56080615 26.36983973 25.34563326 23.12354255 26.36983973 35.46332623 45.14363463 42.45365364 49.90250873 95.34525455 94.43525425 97.54213355 98.65227451 135.4634564 113.1415634 134.3523453 149.4744424 152.5254254 166.4794525 144.3522452 166.4798824 164.2626262 142.5252543 142.5454545 175.6733081 221.3903268 193.2365378 222.0222033 274.4213903
RES_1 1.495056716 1.782106018 1.764795469 1.020043556 1.756258713 0.553203118 0.97778527 -3.407141382 -0.249902615 1.486591076 2.877477271 3.211735973 0.120049394 1.094101773 -0.900662016 -0.648507096 -4.723357468 -0.265854338 0.486611326 0.917621524 -3.539815076 0.303742798 -7.652405665 -9.440847739 -6.03962509 -3.324311963 -3.374079288 0.880697186 2.562591924 9.062007479 6.57781471 4.636218441
Sumber : data diolah SPSS 13. 0 AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah
112
Regression Va riables Ente red/Removebd Model 1
Variables Entered pendapata a n, biay a
Variables Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: laba
b
Model Summary
Model
R
1
.895
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.801
.787
3.92050
a. Predictors: (Constant), pendapatan, biaya b. Dependent Variable: laba b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
F
1788.605
2
894.302
445.740
29
15.370
2234.345
31
Sig.
58.184
.000
a
a. Predictors: (Constant), pendapatan, biaya b. Dependent Variable: laba
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) biaya pendapatan
a. Dependent Variable: laba
Std. Error -1.840
1.327
-.709
.071
.760
.073
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
-1.386
.176
-6.240
-9.939
.000
6.533
10.406
.000
113
Model Summaryb
Model 1
R .895 a
R Square .801
Adjusted R Square .787
Std. Error of the Estimate 3.92050
DurbinWatson 2.015
a. Predictors: (Constant), pendapatan, biaya b. Dependent Variable: laba
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) biaya
Standardized Coefficients
Std. Error
-1.840
1.327
-.709
.071
.760
.073
pendapatan
a
Collinearity Statistics
Beta
t
Sig.
Tolerance
-1.386
.176
-6.240
-9.939
.000
.017
57.300
6.533
10.406
.000
.017
57.300
a. Dependent Variable: laba
Collinearity Diagnostics
a
Variance Proportions
Model
Dimensi on
1
1
2.760
1.000
.03
.00
.00
2
.237
3.412
.80
.00
.00
3
.003
31.050
.17
.99
1.00
Eigenvalue
Condition Index
(Constant)
biaya
pendapatan
a. Dependent Variable: laba
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
-.9323
26.6535
7.1608
7.59585
32
-9.44085
9.06201
.00000
3.79193
32
Std. Predicted Value
-1.065
2.566
.000
1.000
32
Std. Residual
-2.408
2.311
.000
.967
32
Residual
a. Dependent Variable: laba
Correlations
VIF
114
Correla tions laba laba
biaya
pendapatan
Unstandardiz ed Residual
Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N
1 32 .236 .194 32 .348 .051 32 .447* .010 32
biaya .236 .194 32 1
pendapatan .348 .051 32 .991** .000 32 32 .991** 1 .000 32 32 .000 .000 1.000 1.000 32 32
Unstandardiz ed Residual .447* .010 32 .000 1.000 32 .000 1.000 32 1
*. Correlat ion is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlat ion is significant at the 0.01 level (2-tailed).
laba
10
Frequency
8
6
4
2
Mean = 7.1608E9 Std. Dev. = 8.48974E9 N = 32
0 -1.00E10
0.00E0
1.00E10
laba
2.00E10
3.00E10
32
115
pendapatan
7
6
4
3
2
1 Mean = 1.066E11 Std. Dev. = 7.29599E10 N = 32
0 0.00E0
5.00E10
1.00E11
1.50E11
2.00E11
2.50E11
3.00E11
pendapatan
biaya
7
6
5
Frequency
Frequency
5
4
3
2
1 Mean = 1.0158E11 Std. Dev. = 7.47025E10 N = 32
0 0.00E0
5.00E10
1.00E11
1.50E11
biaya
2.00E11
2.50E11
3.00E11
116
Unstandardized Residual
8
Frequency
6
4
2
Mean = 1.6689301E-5 Std. Dev. = 4.43000844 E9 N = 32
0 -1.50000E10
-1.00000E10
-5.00000E9
0.00000E0
5.00000E9
Unstandardized Residual
1.00000E10