EX-CC-AAJI-06-001
Investor daily – 01/06/2016, hal. 17 Asuransi Siapkan Rencana Spin Off UUS
Harian Kontan – 01/06/2016, hal. 24 AIA Menggandeng BRI
Selasa, 31 Mei 2016 / 17:24 WIB AIA Financial Gandeng BRI Jualan Unitlink http://keuangan.kontan.co.id/news/aia-financial-gandeng-bri-jualan-unitlink
PT AIA Financial menggandeng PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) untuk bermitra bancassurance. Adapun produk yang ditawarkan adalah UnitlinkProvestara Ultima Link. Produk tersebut memberikan proteksi jiwa sekaligus manfaat perencana keuangan kepada pemegang polis sesuai dengan kebutuhan masa depan. Presiden Direktur AIA Financial Ng Kee Heng mengatakan, produk ini ditujukan untuk nasabah prioritas Bank BRI. Gunanya untuk melengkapi layanan wealth management . "Ini sebagai solusi proteksi serta perencana keuangan jangka panjang nasabah Bank BRI," terang Ng Kee Heng dalam keterangan tertulis, Selasa (31/5). Manfaat produk ini antara lain, pertama, biaya akuisisi yang rendah. Sebesar 50% di tahun pertama polis dengan potensi pertumbuhan investasi yang lebih optimal. Kedua, besaran premi yang ditawarkan tetap hingga akhir masa asuransi meskipun usia nasabah bertambah. Ketiga, tambahan perlindungan jiwa akibat kecelakaan untuk perlindungan terhadap risiko tidak terduga. Manfaat lain adalah loyalty bonus untuk mengapresiasi kesetian nasabah membayar premi dasar hingga tahun premi ke-11. Jaminan polis akan tetap berlaku selama tujuh tahun polis pertama. Serta asuransi tambahan premier memastikan nasabah terlindungi
31/05/2016 BRI-AIA Luncurkan Provestara Ultima Link By Ria Martati http://infobanknews.com/bri-aia-luncurkan-provestara-ultima-link/
Jakarta–PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) bersama PT AIA Financial, melakukan peluncuran kerja sama produk asuransi perbankan Provestara Ultima Link. Provestara Ultima Link adalah Produk proteksi investasi (unit link) dengan manfaat proteksi jiwa sekaligus dapat memberikan manfaat perencanaan keuangan kepada pemegang polis sesuai dengan kebutuhan masa depan. Sekretaris Perusahaan Bank BRI Hari Siaga Amijarso, mengatakan kerjasama tersebut akan memperkaya produk bancassurance yang dimiliki oleh Bank BRI. Produk tersebut dapat memberikan manfaat lebih kepada nasabah sekaligus pemegang polis untuk unit investasi dan perlindungan jiwanya. Peluncuran Provestara Ultima Link yang menandai kerja sama dengan AIA turut merefleksikan komitmen BRI untuk mewujudkan visi menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. “Kami yakin, produk dan kerja sama dengan AIA ini dapat menjadi nilai tambah bagi nasabah BRI untuk dapat membantu mewujudkan aspirasi finansial diri serta keluarga,” ucap Hari Siaga dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, 31 Mei 2016. Presiden Direktur PT AIA Financial, Ng Kee Heng (Ben Ng), menyambut antusias peluncuran produk yang turut menandai peresmian kerja sama antara AIA dengan BRI ini. “Merupakan sebuah kebanggaan bagi AIA untuk dapat bekerja sama dengan BRI dalam melengkapi layanan wealth management bagi nasabah BRI Prioritas. Kemitraan ini dijalin dengan komitmen kuat untuk membantu masyarakat Indonesia agar dapat menjalani hidup tanpa rasa khawatir terhadap risiko yang tak terduga dan dapat membuat perencanaan yang lebih baik untuk mewujudkan impian masa depan dan aspirasi mereka,” kata dia. Produk ini nantinya akan dipasarkan kepada Nasabah BRI Prioritas sebagai nasabah terpilih Bank BRI dengan beberapa manfaat, yakni biaya akuisisi yang rendah hanya 50% di tahun pertama polis dengan potensi pertumbuhan investasi yang lebih optimal. Besaran premi yang dibayarkan tidak meningkat (tetap) hingga akhir masa asuransi, meskipun usia nasabah bertambah, selain itu juga terdapat tambahan perlindungan jiwa akibat kecelakaan, untuk perlindungan terhadap risiko yang tak terduga. Selanjutnya manfaat lain dari produk ini adalah Loyalty Bonus untuk mengapresiasi kesetiaan nasabah membayar Premi Dasar hingga Tahun Premi ke-11, jaminan polis akan tetap berlaku (No Lapse Guarantee) selama 7 (tujuh) Tahun Polis pertama, serta asuransi tambahan premier untuk memastikan nasabah terlindungi sesuai dengan kebutuhan perlindungannya. (*)
Selasa, 31 Mei 2016, 17:00 WIB Pengajar Muda Dilindungi Asuransi http://www.republika.co.id/berita/koran/csr-koran/16/05/31/o81d462-pengajar-muda-dilindungiasuransi Momen Perayaan Bulan Pendidikan dan Kebudayaan 2016 dimanfaatkan BCA Life untuk menjalankan komitmen mendukung pendidikan nasional, yakni dalam bentuk dukungan kepada Gerakan Indonesia Mengajar. Sampai lima tahun ke depan, perusahaan asuransi ini akan melindungi para pengajar muda yang akan ditempatkan di berbagai daerah dengan asuransi jiwa (SiPeci). Dengan berbekal SiPeci, para pengajar muda akan mendapatkan manfaat perlindungan jika meninggal dunia karena kecelakaan ataupun sebab lainnya saat menjalankan tugas di daerah. Direktur BCA Life Yannes Chandra mengatakan, pendidikan adalah modal utama para generasi muda sebagai penerus bangsa sehingga memberikan dukungan pendidikan adalah tanggung jawab bersama. "Sejalan dengan visi & misi BCA Life, kami sangat mendukung program-program yang bertujuan bagi masa dapan kita semua," ujar Yannes, Di Jakarta, Pekan lalu. Yannes melanjutkan, gerakan Indonesia Mengajar hadir untuk membangun kualitas pendidikan anakanak Indonesia. "Melalui beragam programnya, harapan kami para relawan dapat memberikan efek positif bagi pendidikan anak-anak di daerah. Untuk itulah, BCA Life mendukung program ini dengan memberikan jaminan perlindungan jiwa kepada setiap relawan yang akan diberangkatkan oleh Gerakan Indonesia Mengajar," Katanya menambahkan. Pendidikan di daerah pelosok Tanah Air memang dinilai masih jauh tertinggal. Tingginya angka buta huruf maupun kurangnya pemahaman akan pentingnya pendidikan dasar menjadi isu yang harus dihadapi Indonesia Di Berbagai Daerah Saat ini. Gerakan Indonesia Mengajar merupakan suatu lembaga yang merekrut, melatih, dan mengirim generasi muda terbaik bangsa ke berbagai daerah untuk mengabdi sebagai pengajar muda di SD dan lingkungan masyarakat. Memulai gerakannya pada 2009, Indonesia Mengajar meyakini bahwa pendidikan dasar adalah fondasi pembangunan masyarakat. Indonesia Mengajar percaya pendidikan dasar untuk anakanak di seluruh pelosok wajib disampaikan dan didampingi oleh generasi terbaik bangsa. Mengenai kerja sama ini, Direktur Eksekutif Indonesia Mengajar Evi Herawati Trisna menyambut baik. Menurutnya, jaminan perlindungan merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh para pengajar muda yang harus bertugas di daerah pelosok yang pastinya memiliki medan yang cukup berat. "Namun, lebih jauh lagi, melalui kerja sama ini kami berharap BCA Life dapat membangun pemahaman pengajar muda mengenai pentingnya perlindungan asuransi bagi dirinya, kemudian menginspirasi masyarakat Di Daerahnya bertugas," papar Evi.
Asuransi Mikro SiPeci adalah produk asuransi mikro yang diterbitkan oleh BCA Life bersama konsorsium 27 anggota AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) lainnya. Asuransi ini hadir berbentuk vocer dengan premi dan manfaat yang bisa diperoleh pemegang polis, antara lain, klaim sebesar Rp 5 juta jika meninggal dunia karena sakit atau santunan Rp 25 juta jika meninggal akibat kecelakaan. Aktivasi produk ini cukup dengan SMS. Satu kartu berlaku untuk satu orang dalam periode satu tahun. Bukti polis yang diberikan juga sangat sederhana layaknya kartu isi ulang pulsa ponsel. Konsep yang sederhana dan mudah dipahami dari pembagian polis ini diharapkan bisa menunjang penetrasi asuransi dari segmen mikro dan para pengajar muda ini dapat menjadi agen perubahan di berbagai daerah tugasnya. Memang, selama ini kesulitan dalam memacu penetrasi asuransi di masyarakat merupakan hal yang umum terjadi dalam industry asuransi. Dukung perubahan Partisipasi BCA Life untuk Indonesia Mengajar ini merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial perusahaan untuk mendukung terbentuknya perubahan-perubahan positif yang berfokus pada bidang pendidikan. Kerja sama dengan Indonesia Mengajar ini bukanlah kiprah pertama kali BCA Life di dunia pendidikan keuangan (literasi keuangan) kepada para pendidik. Sebelumnya, dalam rangka ulang tahun pertama, perusahaan ini memberikan Asuransi Mikro SiPeci untuk sejumlah guru sekolah di kawasan Jakarta Selatan. Selain itu, BCA Life juga pernah mengadakan kegiatan literasi keuangan untuk anak-anak dan guru sekolah di wilayah Jakarta Selatan, serta mahasiswa di Universitas Diponegoro, Jawa Tengah, dan Universitas parahyangan. "Melalui kerja sama ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan sehingga nantinya akan tercipta negara Indonesia yang maju dan sejahtera," kata Yannes. Selain itu, kerja sama ini merupakan awal yang baik dalam memupuk tumbuhnya asuransi di masyarakat, khususnya asuransi mikro. rep: Dian Fath Risalah, ed: Khoirul Azwar
The Jakarta Pos – 01/06/2016 RI Insurance Indusrty Expecting High Growth
The Jakarta Pos – 01/06/2016 Industri Asuransi RI Mengharapkan Pertumbuhan Tinggi Industri asuransi di Indonesia yang diharapkan terus mengalami pertumbuhan keuangan yang kuat pada tahun 2016, meskipun ada perlambatan baru-baru ini dalam perekonomian, karena penetrasi pasar yang rendah dan ukuran yang semakin tipis dari negara, survei menyimpulkan. PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia merilis hasil survei itu, dilakukan dari bulan Februari sampai Mei tahun ini pada industri asuransi Indonesia, mengatakan mayoritas responden yang berpartisipasi dalam survei kerpercayaan kinerja keuangan industri asuransi akan tumbuh hingga 15 persen tahun ini .
Rabu, 1 Juni 2016 Prospek Pertumbuhan Industri Asuransi Tahun Ini Masih Positif http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/05/31/111001826/prospek.pertumbuhan.industri.asuran si.tahun.ini.masih.positif
Firma Pricewaterhouse Coopers (PwC) Indonesua dalam survei terbarunya menyatakan, para eksekutif asuransi di Indonesia memprediksi pertumbuhan industri asuransi di Indonesia masih positif di tahun 2016. Sebagian besar menganggap pertumbuhan ekonomi akan berlanjut atau bahkan meningkat. "Pendapat tentang pertumbuhan masih optimis, meskipun baru-baru ini ekonomi mengalami perlambatan dan pasar investasi mengalami masa sulit pada tahun 2015," kata David Wake, Financial Services Leader PwC Indonesia pada acara Indonesia Insurance Executive Forum 2016 di Fairmont Hotel Jakarta, Selasa (31/5/2016). Dalam survei bertajuk Indonesia Insurance Survey 2016, PwC menemukan bahwa para eksekutif asuransi memandang Indonesia sebagai pasar paling menarik di Asia Tenggara. Hampir semua responden merasa pasar Indonesia sangat atraktif, disebabkan lemahnya penetrasi pasar dan luas negara yang amat luas. "Meningkatkan pemahaman pasar dan regulasi dipandang sebagai isu kunci untuk pasar Indonesia secara keseluruhan," tulis PwC dalam laporannya. Adapun fokus utama dalam kinerja finansial asuransi adalah pertumbuhan. 50 persen responden memperkirakan pertumbuhan akan melesat hingga 20 persen dan hanya 16 persen responden yang memprediksi pertumbuhan turun di bawah 10 persen. Ekspektasi tersebut amat tinggi pada sektor asuransi jiwa, di mana 88 persen responden memprediksi pertumbuhan bisa mencapai 15 persen atau lebih. Namun, belum jelas bagaimana para responden mendefinisikan pertumbuhan, apakah dalam hal premi baru atau eksisting. Survei ini adalah survei pertama yang digelar PwC untuk memetakan industri asuransi. Para responden adalah eksekutif perusahaan asuransi di Indonesia dengan fokus pada tiga aspek utama, yakni responden diminta menjelaskan prospek pertumbuhan, ekonomi, dan tantangan dalam mewujudkan pertumbuhan. Kemudian, responden diminta berkomentar soal risiko utama yang dihadapi industri dan persepsi kesiapan perusahaan mereka dan industri secara keseluruhan untuk menghadapi risiko itu. Pun mereka diminta berpendapat soal peraturan dan perkiraan bertambahnya regulasi tahun ini.
Selasa, 31 Mei 2016 | 11:44 WIB Peraturan Dianggap Sebagai Risiko Terbesar Industri Asuransi Indonesia http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/05/31/114413126/peraturan.dianggap.sebagai.risiko.ter besar.industri.asuransi.indonesia
Pricewaterhouse Coopers (PwC) Indonesia dalam survei terbarunya menyatakan, para eksekutif asuransi di Indonesia menganggap peraturan adalah risiko terbesar yang dihadapi industri asuransi di Tanah Air. Risiko ini dihadapi setidaknya dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Selain peraturan, risiko besar lain yang dihadapi industri asuransi antara lain kondisi pasar, kondisi makroekonomi, sumber daya manusia, dan saluran distribusi. "Survei ini juga menyoroti masih banyaknya perusahaan yang masih perlu untuk terus mengembangkan dan memperkuat fungsi manajemen risiko serta strategi mereka untuk menghadapi perubahan dalam hal digitalisasi dan dampak teknologi yang sangat dinamis dan sedang terus berlangsung," kata David Wake, Financial Services Leader PwC Indonesia pada acara Indonesia Insurance Executive Forum 2016 di Fairmont Hotel Jakarta, Selasa (31/5/2016). Menurut para responden, risiko terbesar yang dihadapi industri asuransi Indonesia antara lain peraturan, kondisi pasar, makroekonomi, sumber daya manusia, saluran distribusi, dan kinerja investasi. Risiko lain adalah tingkat bunga, inovasi produk, manajemen perubahan, dan bencana alam. Sementara itu, risiko terbesar global dalam industri asuransi sebagai perbandingan adalah peraturan, makroekonomi, tingkat bunga, risiko siber, kinerja investasi, dan manajemen perubahan. Risiko lain adalah produk yang dijamin, saluran distribusi, bencana alam, dan kualitas manajemen risiko. Risiko Siber Konsisten dengan tren global, ada kekhawatiran yang tinggi mengenai peraturan dan perkiraan meningkatnya biaya hukum dan kepatuhan. Terutama, responden mengemukakan perlu adanya kejelasan dalam hal perpajakan. Namun, risiko siber tidak masuk dalam daftar 10 risiko terbesar industri asuransi di Indonesia. Padahal, transformasi digital sedang berlangsung di sektor ini, para perusahaan asuransi mungkin meremehkan tantangan yang harus dihadapi di masa depan. Di masa lalu, perusahaan asuransi tidak menghadapi serangan siber sebanyak perusahaan besar dan lembaga keuangan. Kemungkinan terjadinya perubahan dalam metode dan motivasi melakukan serangan sebagian disebabkan pelaku kejahatan siber yang menyadari kerentanan industri asuransi. "Dan juga, potensi pencurian identitas dengan dimilikinya data penting pribadi nasabah dalam data industri," jelas Handikin Setiawan, Cyber Security Director PwC Indonesia pada kesempatan sama.
Selasa, 31 Mei 2016 / 23:08 WIB Pwc: 90% Perusahaan Asuransi Ingin Digitalisasi http://keuangan.kontan.co.id/news/pwc-90-perusahaan-asuransi-ingin-digitalisasi
Hampir seluruh perusahaan asuransi di Tanah Air akan melakukan transformasi pengembangan infrastruktur teknologi informasi (TI). Ini merupakan hasil riset yang dilakukan PwC Indonesia terhadap perusahaan asuransi di Indonesia. Theresia Yovita, Associate Partner Financial Assurance PwC Indonesiamengatakan, pihaknya telah mengadakan survei kepada perusahaan asuransiterkait kesiapan perusahaan dalam menghadapi era digitalisasi. Hasilnya, 90%perusahaan asuransi mengaku akan melakukan transformasi melalui pengembangan infrastruktur TI dalam waktu 18 bulan mendatang. Hal ini menunjukkan tingginya kesadaran perusahaan untuk beralih ke era digital. "Meski perusahaan asuransi yang kami survei menyadari digitalisasi tidak bisa dihindari, namun rata-rata mereka belum memiliki jawaban yang jelas tentang apa yang akan dilakukan dan kapan perusahaan betul-betul akan mengimplementasikannya," imbuh M Jusuf Wibisana, Financial Services Partner PwC Indonesia. Jusuf bilang, transformasi perusahaan asuransi menuju digitalisasi masih akan memakan waktu panjang. Terlebih bagi perusahaan asuransi kecil, di mana perusahaan tersebut belum mencantumkan transformasi digital ke dalam strategi mereka. Menurut PwC Indonesia, tidak semua perusahaan asuransi bisa membeli TI. Kalaupun perusahaan memiliki anggaran mengembangkan TI, maka pekerjaan rumah tidak berhenti sampai di situ. perusahaan asuransi juga harus mengubahbusiness model serta mengubah people behavior. "Saat ini saja branchless banking yang sudah jauh lebih dulu dimulai, belum berjalan optimal. Pengguna smartphone di Indonesia banyak, tapi tidak bisa cepat untuk penggunaan digital insurance. Sebab masyarakat Indonesia belum banyak yang menggunakan smartphone untuk kegiatan produktif," ujar Jusuf.
Selasa, 31 Mei 2016 14:53 Peraturan Dianggap Sebagai Risiko Terbesar Industri Asuransi Indonesia Warta Kota/angga bhagya nugraha http://pekanbaru.tribunnews.com/2016/05/31/peraturan-dianggap-sebagai-risiko-terbesar-industriasuransi-indonesia
PELAYANAN ASURANSI ALLIANZ - Warga tengah mendaftar pengajuan asuransi di Kantor Asusansi Allianz, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2013). Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan mencatat pada awal tahun 2013 hingga sekarang permintaan pengajuan asuransi di DKI Jakarta meningkat. TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Pricewaterhouse Coopers (PwC) Indonesia dalam survei terbarunya menyatakan, para eksekutif asuransi di Indonesia menganggap peraturan adalah risiko terbesar yang dihadapi industri asuransi di Tanah Air. Risiko ini dihadapi setidaknya dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Selain peraturan, risiko besar lain yang dihadapi industri asuransi antara lain kondisi pasar, kondisi makroekonomi, sumber daya manusia, dan saluran distribusi. "Survei ini juga menyoroti masih banyaknya perusahaan yang masih perlu untuk terus mengembangkan dan memperkuat fungsi manajemen risiko serta strategi mereka untuk menghadapi perubahan dalam hal digitalisasi dan dampak teknologi yang sangat dinamis dan sedang terus berlangsung," kata David Wake, Financial Services Leader PwC Indonesia pada acara Indonesia Insurance Executive Forum 2016 di Fairmont Hotel Jakarta, Selasa (31/5/2016). Menurut para responden, risiko terbesar yang dihadapi industri asuransi Indonesia antara lain peraturan, kondisi pasar, makroekonomi, sumber daya manusia, saluran distribusi, dan kinerja investasi. Risiko lain adalah tingkat bunga, inovasi produk, manajemen perubahan, dan bencana alam. Sementara itu, risiko terbesar global dalam industri asuransi sebagai perbandingan adalah peraturan, makroekonomi, tingkat bunga, risiko siber, kinerja investasi, dan manajemen perubahan. Risiko lain adalah produk yang dijamin, saluran distribusi, bencana alam, dan kualitas manajemen risiko.
Harian Kontan – 01/06/2016, hal. 24 Fintech Skema Peer to Peer
Selasa, 31/05/2016 11:20 WIB OJK Luncurkan Izin Online untuk Pasar Modal Eduardo Simorangkir - detikfinance http://finance.detik.com/read/2016/05/31/112050/3221652/5/ojkluncurkan-izin-online-untuk-pasar- modal
Jakarta - Hari ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) me-launching Aplikasi Sistem Elektronik Perizinan dan Registrasi Terintegrasi (SPRINT) bagi perizinan, pendaftaran, perpanjangan izin dan pelaporan di Pasar Modal. Acara ini dihadiri oleh Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I, Fahri Ilmi dan Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II, M. Nurahman. Hadir juga berbagai asosiasi dan pengurus di sektor pasar modal seperti Pengurus Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia, Asosiasi Manager Investasi Indonesia, Asosiasi Profesi Pasar Modal Indonesia,Pengurus dan Perwakilan Asuransi Jiwa Indonesia. Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II, M. Noor Rachman mengatakan SPRINT ini diluncurkan bertujuan untuk menyatukan berbagai sistem perizinan yang ada di pasar modal sehingga dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan efisien. "SPRINT ini merupakan besaran dari sistem itu sendiri. Ke depan sistem-sistem ini akan digabung menjadi satu namanya SPRINT. Mudah-mudahan ini bisa menjadi sistem pelengkap dari sistem yang sudah ada di OJK secara keseluruhan," katanya pada pembukaan acara launching SPRINT Pasar Modal di Gedung OJK, Selasa (31/05/26). Sebagai tahap awal dari implementasinya, sistem ini akan diperuntukkan bagi perizinan, pendaftaran, perpanjangan izin dan pelaporan di Pasar Modal Seperti Untuk : 1. Perizinan Wakil Agen Penjual Efek Reksa dana 2. Perizinan, Perpanjangan izin, dan pelaporan wakil perusahaan efek. 3. Pendaftaran dan pelaporan agen penjua efek reksadana 4. Pendaftaran, pembubaran, dan pelaporan produk pengelolaan investasi
Noor Rachman mengaku, sistem ini masih dalam masa percobaan. Bila berhasil, sistem ini akan diadopsi pada layanan lain di pasar modal. "Ini masih tahap pertama. Kita mencoba membuat versi elektronik dari sistem print out selama ini. Tahap kedua diikuti dengan perizinan yang lain. Sekarang yang kita lakukan dokumen yang sebelumnya print out sekarang hanya tinggal klik. Nanti akan ada surat edaran kepada pelaku industri, tapi setelah ada uji coba dsb-nya, harapannya bisa dilaksanakan dengan baik,"tambahnya. M. Noor Rachman berharap melalui Sistem Elektronik Perizinan dan Registrasi Terintegrasi di pasar modal, OJK akan tetap menjaga dan mengembangkan prinsip pasar modal yang transparan, akuntabel, dan partisipatif sehingga akan mendorong peran serta pelaku dalam penyelenggaraan pelayanan publik oleh OJK. (feb/feb)