Investor Daily – 13/01/2017, Hal. 23 OJK Tunggu Komitmen Asuransi JV Sesuaikan Kepemilikan Saham
Bisnis Indonesia – 13/01/2017, Hal. 21 Porsi Asing Dikurangi Bertahap
Harian Kontan – 13/01/2017, Hal. 24 Hanwha Life Siapkan Penawaran Saham
12/01/2017 Hanwha Life Berencana IPO Di 2019 http://keuangan.kontan.co.id/news/hanwha-life-berencana-ipo-di-2019
PT Hanwha Life Indonesia memutuskan untuk melakukan penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) untuk memenuhi Peraturan Pemerintah No 73 tahun 1992 tentang penyelenggara perusahaan perasuransian. Chief of Operation Hanwha Life, Harfiansyah bilang, alasan pemilihan IPOadalah untuk membuka kesempatan bagi investor yang ingin menjadi pemegang saham PT Hanwha Life. Selain itu juga untuk meningkatkan transparansi dan mekanisme pengawasan terintegrasi dengan melibatan publik. Hal ini diyakini akan berdampak pada pertumbuhan yang lebih sehat. Dengan melantai di bursa, ia melanjutkan perusahaan akan lebih mudah saat memerlukan peningkatan dana di masa datang untuk mengimbangi pertumbuhan laju bisnis. "Kami targetkan rencana IPO bisa terealisasi di 2019 nanti," kata dia, Kamis (12/1). Ia optimistis langkah ini akan mempermudah perusahaannya dalam memenuhi target jangka panjang. Pada 2025, Hanwha Life punya proyeksi mengantongi laba sebesar Rp 398 miliar. Sementara laporan keuangan pada 2015, perusahaan yang baru berdiri pada 2013 ini masih mencatatkan kerugian sebesar Rp 73,7 miliar. Robertus Deddy Gunawan, Finance Accounting Head Hanwha Life menambahkan, saat ini Hanwha Group yang berbasis di Korea Selatan masih memegang 99,6% saham. Sementara sisanya dipegang oleh investor lokal. Meski belum menentukan angka pasti, namun Deddy bilang untuk besaran saham yang akan dilepas nanti akan menyesuaikan dengan peraturan yang ada. Sedangkan di aturan yang berlaku saat ini, mayoritas porsi saham yang bisa diisi oleh investor asing di perusahaan asuransi adalah sebesar 80%. Reporter Tendi Mahadi
WARTA EKONOMI 12/01/2017 Ekspansi Usaha, Hanwha Life Siapkan Belanja Modal Rp100 Miliar http://wartaekonomi.co.id/read127222/ekspansi-usaha-hanwha-life-siapkan-belanja-modal-rp100miliar.html
Hanwha Life Insurance Indonesia (Hanwha Life) terus melakukan ekspansi bisnisnya di Indonesia. Perusahaan asuransi jiwa asal Korea yang berdiri sejak tiga tahun lalu ini bakal menyiapkan belanja modal sebesar Rp50-100 miliar di tahun ini. Finance Accounting Head Hanwha Life Robertus Deddy Gunawan mengatakandana utamanya digunakan untuk pembukaan beberapa kantor pemasaran di beberapa kota dan penerimaan agen asuransi. "Jumlah kantor cabang sampai akhir 2017 kami merencanakan memiliki 29 kantor pemasaran. Dari 29 itu 18 adalah sales office yang dimiliki Hanwha Life, kemudian 11-nya lagi general office," ujar Deddy di JW Marriot Hotel, Jakarta, Kamis (12/1/2017). Di lokasi yang sama, Chief of Bancassurance and Agency Officer Hanwha Life Henry Januar mengakui pihaknya tengah melakukan restrukturisasi permodalan demi mengembangkan bisnis Hanwha Life lebih besar lagi di Indonesia. Ada dua tahap restrukturisasi modal, tahap pertama dengan penyuntikan modal dari induk usaha sebesar Rp1,72 triliun dan tahap kedua melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dalam tiga tahun ke depan. "Pada November 2016 kami mendapatkan injeksi modal. Dengan adanya penambahan modal ini ada perbaikan struktur permodalan, peningkatan layanan, dan risk base capital," papar Henry. Asal tahu saja, tercatat aset Hanwa Life pada tahun 2015 meningkat menjadi Rp 397,3 miliar dan pada 2016 menjadi Rp 470 miliar, ditambah terdapat suntikan modal induk usaha sebesar Rp 1,72 triliun maka akhir Desember 2016 total aset sebesar Rp 2,19 triliun. Penulis: Fajar Sulaiman
WARTA EKONOMI 12/01/2017 Komitmen Lakukan IPO, Hanwha Life Siap Lepas 20% Persen Saham http://wartaekonomi.co.id/read127219/komitmen-lakukan-ipo-hanwha-life-siap-lepas-20-persensaham.html
Hanwha Life Insurance Indonesia (Hanwha Life), perusahaan asuransi jiwa asal Korea Selatan, mengumumkan komitmennya untuk melakukan initial public offering (IPO) dalam tiga tahun ke depan, yakni 2019. Finance Accounting Head Hanwha Life Robertus Deddy Gunawan mengatakan bahwa dalam IPO nanti pihaknya berencana akan melepas kepemilikan sahamnya sekira 20% kepada publik. "Sesuai dengan aturan regulator porsi asing maksimal 80% maka pada saat IPO porsi asing turun dari 99% menjadi 80% sehingga kita akan lepas sekitar 20% porsi saham ke publik," ujar Robertus di Jakarta, Kamis (12/1/2017). Untuk target dana yang dapat dihimpun nanti, Robertus belum bisa memperhitungkannya, namun yang pasti dana tersebut akan digunakan untuk percepatan ekspansi perusahaan ke depan. "Target dana belum bisa diperhitungkan tapi penggunaannya akan kita gunakan untuk pengembangan sarana, perekrutan, dan sumber daya manusia," paparnya. Pelaksanaan IPO ini merupakan salah satu dari dua strategi perusahaan yang ingin melakukan peningkatan dan restrukturisasi modal. Pada tahap pertama, Hanwha Group telah menyuntikkan modal sebesar Rp1,72 triliun yang akan digunakan untuk mengembangkan usaha dan memastikan terlaksananya rencana bisnis jangka menengah dan panjang. CEO Hanwha Life Hyun Jung Seop menuturkan restrukturisasi modal tersebut tentunya untuk mengembangkan bisnis Hanwha Life lebih luas dalam tiga jalur bisnis, yakni agency, bancassurance, dan group business. "Hanwha Life memiliki komitmen untuk terus tumbuh dan menjadi salah satu pemain utama pada industri asuransi jiwa di Indonesia melalui jalur distribusi keagenan, bancassurance, group business. Hal ini seiring dengan rencana strategis perusahaan yakni untuk menjadi top 10 dalam industri asuransi pada tahun 2020," tutur Hyun Jung Seop. Penulis: Fajar Sulaiman
Bisnis Indonesia – 13/01/2017, Hal. 21 Neraca Pulih Dalam 2 Tahun
12/01/2017 Operasional Asuransi Jiwa Bumiputera Ditarget Februari 2017 http://finansial.bisnis.com/read/20170112/215/618948/operasional-asuransi-jiwa-bumiputera-ditargetfebruari-2017
Bisnis.com, JAKARTA – Pengelola Statuter Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera (AJBB) 1912 memperkirakan cucu usaha yang akan mengambil alih bisnis perusahaan yakni PT Asuransi Jiwa Bumiputera (AJB) akan mulai efektif menjalankan bisnisnya pada Februari 2017 mendatang. Adhie Massardi, Pengelola Statuter bidang SDM, Umum dan Komunikasi menuturkan rencana operasional ini masih dalam rentang yang ditargetkan perusahaan. Dia mengatakan saat ini tengah berlangsung migrasi karyawan dari AJBB 1912 ke AJB. “Ini sedang migrasi, untuk kantor pusat sudah 120 fungsi [dipindahkan] artinya sudah bisa running,” kata Adhie di Jakarta, Kamis (12/1/2017). Dia mengatakan dari 3.200 karyawan AJBB, maka akan dipindahkan 1.200 karyawan ke AJB. Sedangkan seluruh agen berlisensi yang dimiliki perusahaan yang mencapai 28.000 orang akan sepenuhnya berada di AJB mengingat AJBB tidak lagi menerbitkan polis. “Sampai akhir Januari merupakan transisi” katanya. Adhie mengatakan pekerja yang dipindahkan ini tidak akan kehilangan fasilitas yang didapat dari AJBB. Selain itu posisi yang diberikan akan tetap sama. Adhie mengatakan mundurnya rencana operasional penuh ini lebih persoalan teknis administrasi, ia mengatakan sejumlah posisi yang kosong karena pindah ke AJB memerlukan waktu untuk diisi. Dia mengatakan proses ini tidak akan mengganggu pelayanan kepada nasabah. “[Setelah ini] Kanwil dan Kantor cabang AJBB akan menjadi Kanwil dan cabang PT AJB. Dengan tidak menanggung beban masa lalu maka AJB akan menjadi perusahaan besar,” katanya. Sementara itu sejumlah karyawan AJB Bumiputera yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan serikat pekerja telah menyampaikan kepada pengelola statuter bahwa karyawan yang dimasukan ke AJB masih menjadi anggota serikat pekerja Bumiputera 1912 hingga hadirnya serikat pekerja baru dalam entitas itu. Selain itu karyawan meminta pengelola statuter dan pemegang saham baru memegang komitmen bahwa tidak ada pemecatan ataupun pengurangan manfaat yang diperoleh karyawan setelah bisnis beralih ke AJB. “Manajemen dan PS harus mengedankan kesejahteraan karyawan. Hak yang diterima persis sama. Sampai hari ini komitmen masih dipegang,” katanya. Anggara Pernando
12/01/2017 Bumiputera Tak Boleh Kalah dari Asuransi Asing http://finansial.bisnis.com/read/20170112/215/619006/bumiputera-tak-boleh-kalah-dari-asuransi-asing
Bisnis.com,JAKARTA - Pengelola Statuter Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera Bidang SDM, Umum, dan Komunikasi Adhie M. Massardi mengatakan asuransi tersebut dan tidak boleh kalah dari perusahaan asuransi asing yang kini banyak beroperasi di Indonesia. Pasalnya, AJB Bumiputera yang didirikan pada 1912 ini, bukan saja merupakan cikal bakal industri asuransi nasional, tapi juga simbol gerakan ekonomi masyarakat kecil di Indonesia. Hal itu diungkapkannya ketika melakukan kunjungan ke Purwokerto, Jawa Tengah, pada Kamis (12/1/2017). Dalam rilis yang diterima Bisnis, dikatakan bahwa Adhie berada di Purwokerto dalam rangka sosialisasi skema penguatan perusahaan. Adhie melakukan kegiatan yang sama di Yogyakarta pada Jumat (13/1/2017). Adhie, yang bersama oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditunjuk sebagai salah satu anggota Pengelola Statuter Bumiputera untuk melakukan restrukturisasi guna penguatan dan pengembangan AJBB yang sempat diguncang isu bermasalah, mengatakan sudah berhasil melakukan skema penyelesaian yang lugas, sehingga hak-hak lebih dari 6 juta pemegang polis bisa terjamin. “Pengelola Statuter sudah final membuat skema penguatan AJB Bumiputera, dengan melahirkan, antara lain PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera (AJSB) dan PT Asuransi Jiwa Bumiputera (AJB) yang struktur bisnis lebih fleksibel sehingga lebih kompetitif dan bisa cepat menyesuaikan dengan tren bisnis asuransi berbasis terknologi informasi,” ujarnya. “Sekarang pemerintah tidak perlu khawatir Bumiputera yang memiliki lebih dari 6 juta pemegang polis berpotensi mengguncang stabilitas sistem keuangan nasional, karena dengan lahirnya dua usaha baru (AJSB dan AJB) dalam 2 tahun ke depan neraca keuangan AJB Bumiputera sudah mulai stabil,” ujarnya. Mengenai mundurnya dua Pengelola Statuter sehingga kini tinggal lima orang, Adhie mengatakan itu bukan hal aneh. Menurut dia, memang ada perbedaan pandangan, tapi itu hal biasa. “Sementara konsep kerja di Pengelola Statuter harus kompak dan mufakat bulat dalam pengambilan keputusan. Keputusan PS memang harus bulat, karena ini menyangkut pengelolaan uang triliunan rupiah dan pelepasan aset untuk menambah cadangan uang yang kalau salah bukan saja menjadi kesalahan strategi, tapi juga berdampak pidana,” ujarnya. MG Noviarizal Fernandez
13/01/2017 Sepanjang 2016, Premi Mandiri Inhealth Capai Rp 1,6 Triliun http://finansial.bisnis.com/read/20170113/215/619024/sepanjang-2016-premi-mandiri-inhealth-capairp16-triliun
Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia membukukan pendapatan premi Rp1,62 triliun sepanjang 2016 atau tumbuh 13,2% jika dibandingkan capaian pada tahun sebelumnya. Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth) Iwan Pasila mengatakan pertumbuhan premi di tahun ini lebih baik jika dibandingkan capaian tahun sebelumnya. Sepanjang 2015, perseroan mencatatkan pendapatan premi Rp1,43 triliun atau hanya bertumbuh sebesar 2,21% jika dibandingkan premi bruto pada 2014 yaitu Rp1,4 triliun. Menurutnya, pertumbuhan premi sepanjang 2016 ditopang oleh pemasaran produk asuransi kesehatan dengan sistem layanan managed care atau rujukan berjenjang yang menyertakan layanan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melalui skema koordinasi manfaat atau coordination of benefit (CoB). “Meningkatnya minat masyarakat terhadap produk asuransi kesehatan dengan skema CoB juga menjadi salah satu faktor pertumbuhan premi,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (12/1/2016). Menurutnya, sejak produk asuransi kesehatan dengan skema CoB dipasarkan tahun lalu, tren penjualannya terus naik. Iwan mengklaim saat ini Mandiri Inhealth merupakan leader asuransi kesehatan kumpulan yang menguasai pangsa pasar sekitar 14%-15%. Dengan diadakannya skema CoB, dia mengaku optimistis target pendapatan premi tahun depan bisa tercapai. Sepanjang 2017, anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. itu menargetkan bisa mencapai pertumbuhan premi sekitar 20% dari capaian tahun sebelumnya. Dengan asumsi tersebut, maka pendapatan premi perseroan diperkirakan bisa mencapai hampir Rp2 triliun. Untuk mencapai target pertumbuhan, dia mengatakan pihaknya masih akan mengandalkan bisnis asuransi kesehatan dengan memfokuskan pemasaran kepada produk managed care, dan indemity. “Melalui strategi tersebut, kami berharap bisa tumbuh diatas pasar sejenis. Kalau bisa tumbuh di atas 20%.” Selain itu, Iwan mengungkapkan untuk mencapai target pertumbuhan premi pihaknya juga akan mengoptimalkan sinergi dengan Bank Mandiri untuk memasarkan produk-produk asuransi jiwa lainnya. Sekitar 80% saham Mandiri Inhealth milik Bank Mandiri, sedangkan sisanya dikuasai PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dengan porsi saham masing-masing 10%. Fitri Sartina Dewi
12/01/2017 Reliance Group Targetkan Laba Kotor Rp 200 Miliar pada 2017 http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/01/12/192600226/reliance.group.targetkan.laba.kotor.r p.200.miliar.pada.2017
JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Keuangan PT Reliance Capital Management (Reliance Group) Iman Pribadi mengatakan, pada tahun ini perseroan menargetkan laba sebelum pajak di atas Rp 200 miliar atau dua kali lipat dibandingkan 2016. Iman mengatakan, laba sebelum pajak tahun 2016 mencapai Rp 100 miliar, atau tumbuh tiga kali lipat dibandingkan tahun 2015 yang sekitar Rp 33 miliar. "Tahun 2016 bisa tumbuh tiga kali lipat karena kita melakukan refocusing business model," kata Iman di Jakarta, Kamis (12/1/2017). Contohnya, kata Iman, di bisnis asuransi, Reliance sebelumnya menyasar segmen besar seperti asuransi untuk properti atau hi-rest building. Pada segmen ini, penjualan preminya memang besar, namun klaimnya juga tinggi. Mulai 2016, Reliance lebih mengarah ke segmentasi middlelow. Sehingga rasio klaim turun jauh. Demikian juga di asuransi kesehatan, pada 2016 lalu Reliance lebih menyasar segmen pekerja pabrik. "Kontribusi paling besar laba 2016 masih dari sekuritas (sekitar 30 persen) dan asuransi jiwa (sekitar 25 persen). Asuransi jiwa kontribusinya tinggi, karena Reliance hampir tidak punya kompetitor, karena mainnya di mikro," imbuh Iman. Di tahun 2017 ini, Iman mengatakan, perseroan akan meneruskan refocusing business model yang lebih mengarah ke ritel. Karena segmentasinya lebih ritel, kata Iman, maka biaya bisa ditekan jika perusahaan menggandeng kerja sama dengan mitra atau komunitas. Selain itu, tahun ini Reliance Group juga berencana mengakuisisi perusahaan financial technology (fintech) untuk mendukung proses bisnis yang lebih mengarah ke ritel. "Jadi nanti beli reksadana lewat mobile apps, beli asuransi lewat mobile apps. Pakai ponsel saja bisa melakukan semua. Fintech ini akan membantu transaksi," ucap Iman. Penulis : Estu Suryowati
Bisnis Indonesia – 13/01/2017, Hal. 21 (Berita Photo) Penawaran Publik Hanwa Life