12/2/2015
1
12/2/2015
Mendukung 3 Sastra (HAL: 37-38) Sastra
Program
S-1
P-12
S-2
P-12
S-3
P-12
Keterangan Program Litbang KLHK mendukung semua Sastra KLHK
2
12/2/2015
Wilayah Kerja Badan Litbang
PENILAIAN KEBUTUHAN RISET • Penyusunan program litbang sejalan dengan kebijakan prioritas nasional dan Sektor • Review pencapaian output dan outcome Litbang sesuai Renstra dan Roadmap • Pertemuan bilateral dengan Eselon I Teknis dan mitra (Swasta, Akademisi, Civil Society) • Penjaringan kebutuhan penelitian melalui ekspose, seminar dan forum multipihak • Penelaahan terhadap output program kerjasama baik dalam maupun luar negeri • Diskusi susbtansi program litbang oleh Dewan Riset • Rekomendasi riset oleh mitra bestari • Sinergi litbang dengan Agenda Riset Nasional (Kemristek, LIPI, BAPPENAS, Sektor)
3
12/2/2015
Tersedianya Iptek bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendukung Pencapaian Sasaran Strategis Kementerian LHK
1. Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK pengelolaan hutan, peningkatan nilai tambah hasil hutan, kualitas lingkungan, sosial ekonomi kebijakan, dan perubahan iklim meningkat setiap tahun (15 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% termanfaatkan) 2. Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (7 Pilot Iptek di KPH dan 4 Paket Pengembangan Iptek, serta Demonstration Activity di 10 ekosistem) 3. Jumlah Pengelolaan Laboratorium Lingkungan (1 unit Laboratorium Rujukan dan 15 Laboratorium Lingkungan di Daerah) 4. Jumlah rancangan dan pengelolaan stasiun riset kehati terintegrasi pada 12 TN serta pengelolaan 34 KHDTK
(Trilateral Meeting 2015)
Indikator Kinerja Kegiatan (1) •
Jumlah rancangan dan pengelolaan stasiun riset Kehati terintegrasi pada 12 TN serta pengelolaan 4 KHDTK (S3.P8.K1.1.IKK.a)
•
Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK: Konservasi Keanekaragaman Hayati; Konservasi Sumber Daya Air; Peningkatan Produktivitas Hutan (Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu); Sumber Pangan Alternatif dari Hutan; Sumber Energi; Obat-obatan Tanaman Hutan (6 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan) (S2.P8.K1.1.IKK.b)
•
Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (5 Pilot Iptek di KPH dan 1 Paket Pengembangan Iptek) (S3.P8.K1.2.IKK.a)
Kegiatan Litbang Pengelolaan Hutan
4
12/2/2015
Indikator Kinerja Kegiatan (2)
•
Jumlah capaian IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK: revitalisasi pemanfaatan energi, pangan dan obatobatan alternative dari hutan; pengolahan hasil hutan; dan keteknikan hutan (3 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan) (S2.P8.K2.1.IKK.a)
•
Jumlah capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (1 Pilot Iptek di KPH dan 1 Paket Pengembangan Iptek) (S2.P8.K2.2.IKK.a)
Kegiatan Litbang Peningkatan Nilai Tambah Hasil Hutan
Indikator Kinerja Kegiatan (3)
Kegiatan Litbang Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan Lab Lingkungan
•
Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK: Kualitas Lingkungan (air, tanah, udara dan kebisingan) untuk IKLH; Kualitas Lingkungan untuk indeks pembangunan berkelanjutan; dan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan (3 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan) (S1.P8.K3.1.IKK.a)
•
Jumlah pengelolaan laboratorium rujukan (pengembangan metode pengujian kualitas lingkungan dan metodologi lingkungan) (S1.P8.K3.2.IKK.a)
•
Peningkatan kapasitas pengembangan laboratorium lingkungan di daerah pada 15 provinsi (S1.P8.K3.2.IKK.B)
•
Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (1 Paket Pengembangan Iptek) (S1.P8.K3.3.IKK.a)
5
12/2/2015
Indikator Kinerja Kegiatan (4) •
Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK Sosekjak dan Perubahan Iklim: Sosek, Kebijakan, Pemberdayaan Masyarakat dan resolusi konflik kawasan hutan; Keekonomian dan daya saing industri serta Kebijakan Tata Kelola LHK; Politik dan hukum lingkungan hidup dan kehutanan; (3 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan) (S1.P8.K4.1.IKK.a)
•
Jumlah rekomendasi kebijakan di bidang LHK ( 5 Paket Rekomendasi) (S1.P8.K4.2.IKK.a)
•
Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (1 Pilot Iptek di KPH, 1 Paket Pengembangan Iptek, serta Demonstration Activity di 10 ekosistem) (S1.P8.K5.1.IKK.b)
Kegiatan Litbang Sosekjak dan Perubahan Iklim
Indikator Kinerja Kegiatan • Kegiatan Penelitian Tematik Unit Litbang Daerah
•
•
• Kegiatan Dukungan Manajemen
Jumlah bahan sintesa Hasil Penelitian Terintegrasi di Seluruh Satker Balai Besar/ Balai (75 paket) (S3.P8.K5.IKK.a) Persen capaian IPTEK Litbang Unggulan Daerah di Seluruh Satker Balai Besar/ Balai (15 IPTEK) (S3.P8.K5.IKK.b) Jumlah Pengelolaan KHDTK di masingmasing unit Litbang LHK di Daerah (30 KHDTK) (S3.P8.K5.IKK.c) Nilai capaian tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal: "SAKIP" dengan nilai > 82,00 (memuaskan) di tahun 2019 (S3.P8.K6.IKK.a)
6
12/2/2015
Puslitbang Hutan
1. Konservasi Keanekaragaman Hayati 2. Konservasi Sumber Daya Air 3. Peningkatan Produktivitas Hutan (Kayu & HHBK); 4. Sumber Pangan Alternatif dari Hutan 5. Sumber Energi 6. Obat-obatan Tanaman Hutan
Puslitbang Hasil Hutan
7. Revitalisasi pemanfaatan energi, pangan dan obat-obatan alternative dari hutan 8. Pengolahan hasil hutan; 9. Keteknikan hutan
Puslitbang Kualitas & Lab Lingkungan
10. Kualitas Lingkungan (air, tanah, udara dan kebisingan) untuk IKLH 11. Kualitas Lingkungan untuk indeks pembangunan berkelanjutan 12. Pola konsumsi dan produksi berkelanjutan
Puslitbang Sosekjak PI
13. Sosek, Kebijakan, Pemberdayaan Masyarakat dan resolusi konflik kawasan hutan 14. Keekonomian dan daya saing industri serta Kebijakan Tata Kelola LHK 15. Politik dan hukum LHK
Informasi Iptek Terapan
Penelitian Pengembangan Inovasi
Iptek Dasar Rekomendasi Kebijakan Pilot IPTEK
1
Menjawab IKK Eselon I 2015-2019
1 2
Menjawab Kebutuhan Parapihak (Pusat dan Daerah)
3
Penelitian Dasar untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan
4
Prakondisi IKK Eselon 1 2020-2024
7
12/2/2015
Proyeksi Kebutuhan Anggaran 2015-2019 No
Program/Kegiatan
I. LITBANG LHK a. Penelitian Pengelolaan Hutan b. Penelitian Peningkatan Nilai Tambah Hasil Hutan c. Penelitian Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan d. Penelitian Sosekjak serta Pengembangan Hasil Penelitian e. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tematik Unit Litbang LHK di Daerah (15 Satker) f. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Jumlah
Alokasi Aggaran per tahun (Milyar rupiah) 2015 2016 2017 2018 2019 49,6 28,9
54,1 31,5
66,0 44,0
78,0 56,0
90,0 68,0
30,1
32,8
45,0
57,0
69,0
29,6
28,2
40,0
52,0
64,0
213,6
278,8
319,0
359,0
399,0
38,1
39,0
42,0
45,0
48,0
464,5 556,0 647,0
738,0
389,8
8
12/2/2015
ALOKASI ANGGARAN PER SUMBER DANA DAN PER JENIS BELANJA PAGU LITBANG INOVASI: PAGU ANGGARAN PER SUMBER DANA
Rp. 318.259.500.000,PAGU ANGGARAN PER BELANJA
ALOKASI ANGGARAN PER KEGIATAN No
Kegiatan
1
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Hutan Penelitian dan pengembangan Peningkatan Nilai Tambah Hasil Hutan Penelitian dan Pengembangan kualitas lingkungan dan pengelolaan laboratorium lingkungan Penelitian dan pengembangan Sosekjak dan Perubahan Iklim Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tematik Unit Litbang LHK di Daerah (15 Satker Daerah) TOTAL
2 3
4 5 6
RM
Sumber Dana PNBP
Jumlah HLN (X Rp. 1.000,-)
35,819,000
2,310,000
38,129,000
24,909,784
1,810,000
26,719,784
25,655,373
1,100,000
26,755,373
19,084,129
2,140,000
21,224,129
22,463,049
1,905,000
24,368,049
169,328,165
11,735,000
181,063,165
297,259,500
21,000,000
318,259,500
9
12/2/2015
Strategi Keterjangkauan Sebagai upaya pencapaian target outcome Badan Litbang sebesar 70% hasil litbang dimanfaatkan pengguna, maka dilakukan 1. Diversifikasi bentuk outreach yang disesuaikan dengan target user (pilot, paten, jurnal, pedoman, juknis, policy brief, leaflet, DA, dan lainnya) 2. Mendekati user melalui penyelenggaraan alih teknologi, pertemuan bilateral dengan Eselon 1 teknis, UPT KLHK, kerjasama penyuluh & widyaiswara (PWP), dan kolaborasi dengan swasta, Pemda, NGO dan kelompok masyarakat 19
Strategi Pencapaian Kinerja • Penguatan jejaring kerjasama dalam negeri (Sektor, PEMDA, UPT, NGO, Swasta, PT, Masyarakat) dan luar negeri untuk menyikapi keterbasan dana riset • Pemanfaatan KHDTK dan KPH Model sebagai lokasi penelitian dan jendela informasi lapangan • Peningkatan kuantitas publikasi dan jurnal penelitian ditingkat nasional dan internasional • Penguatan outreach strategy untuk peningkatan kemanfaatan hasil litbang kepada pengguna • Mengelola Database berbasis web (situs forda, join web REDD plus) • Peningkatan profesionalise SDM Litbang Kehutanan (Scholarship dan Postdoctoral program)
20
10
12/2/2015
ISU STRATEGIS LINGKUNGAN HIDUP & KEHUTANAN • • • •
Kebijakan One Map Policy Pengelolaan dan Operasional KPH Perubahan Iklim dan Implementasi REDD plus Pemberdayaan Masyarakat terkait pengentasan kemiskinan • Pengembangan kapasitas SDM dan penguatan kelembagaan • Sinergitas Fokus Kegiatan dan Lokusnya (KPH, Kawasan Konservasi, KHDTK, IUPHHK, HTR, Areal Bekas Tambang, areal Gambut)
Sinergi Kegiatan Litbang • Kegiatan Litbang yang dapat disinergikan adalah pelaksanaan kerjasama kegiatan litbang bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan sektor swasta, PEMDA, dan Masyarakat serta Akademisi di Papua dan Papua Barat • Kegiatan bidang lingkungan yang disinergikan di Region Papua adalah Pembinaan Laboratorium Lingkungan BLH Provinsi yang meliputi SDM, Peralatan, Metode dan Sarpras. Tim Peneliti dan Manajemen Pusat Litbang Kualitas dan Lab Lingkungan Serpong (sebagai Lab Rujukan Nasional) akan melakukan kegiatan peningkatan kapasitas Lab Lingkungan di Provinsi
22
11
12/2/2015
Wilayah kerja: • Papua Barat • Papua Luas: 41 juta ha Bidang Penelitian • Konservasi dan Rehabilitasi • Produktivitas hutan • Teknologi HH • Perubahan iklim
12
12/2/2015
Eksplorasi Flora dan Fauna Ekosistem Australasia di Papua dan Papua Barat • Tingkat Taxa dan Endemisme Tinggi • Plot monitoring flora Papua (50 ha di TWA Gunung Meja) • Pengguna: BBKSDA Papua dan Papua Barat Akadesmisi, Pemda Data CI (1999) • Tumbuhan berkayu : 20.000 – 30.000 sp • Reptilia/Ampibia : 330 sp • Burung : 650 sp • Mamalia : 164 sp • Kupu-Kupu : 750 sp
Populasi Labi-labi Moncong Babi di Papua
Habitat Labi-labi S Vriendschap Kab Asmat
Telur Labi-labi dalam satu sarang di S ungai Vriendschap Kabupaten Asmat
Populasi Labi-labi Moncong Babi di Papua sudah langka dan terancam punah Pengguna: • BBKSDA Papua • Pemda Kab Asmat • Pemda Kab Merauke • Swasta
13
12/2/2015
Tumbuhan Invasif di Rawa-rawa Taman Nasional Wasur Merauke (Invasive Plant Species on the Swamps of Wasur National Park Merauke) Latar Belakang • Taman Nasional Wasur memiliki beragam tipe lahan basah yang berperan penting sebagai habitat mamalia dan burung migran dan penyedia air bersih. • Saat ini, fungsi dan manfaat penting tersebut menghadapi banyak permasalahan, terutama berkaitan dengan adanya invasi tumbuhan dalam kawasan. • Invasi tumbuhan merupakan rangkaian dari proses migrasi, eksistensi dan kompetisi jenis-jenis tumbuhan tertentu yang pada akhirnya menyebar secara cepat dan menguasai habitat atau ekosistem yang baru. • Pentingnya fungsi dan manfaat TN Wasur tersebut dan besarnya ancaman invasi tumbuhan terhadap kestabilan TN Wasur itu menyebabkan perlunya penelitian menyangkut tumbuhan invasif dalam TN Wasur terutama pada lahannya yang berupa rawa-rawa.
Tujuan Penelitian • Memperoleh daftar jenis tumbuhan invasif dalam rawa-rawa TN Wasur untuk keperluan pengelolaan selanjutnya.
Metode Penelitian • Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan tinjauan dari sumber-sumber pustaka terkait. Selama kegiatan penelitian, dibuat 40-50 petak pengamatan pada tiap rawa.
Herba 1 3 7 Paku-… 5 78 3 Semak 0 10 Hasil Penelitian (I)
15 20 Ju
• Jumlah jenis invasif di Rawa Biru mencapai 25 jenis, terbanyak dari famili Cyperaceae dan Poaceae. Habitus terbanyak berupa teki-tekian, liana & rumput. Jenis-jenis invasif dominan adalah Thoracostachium sumatranum, Carex sp. & Ischaemum timorense. • Jumlah jenis invasif di Rawa Donggamit mencapai 6 jenis, terbanyak dari famili Cyperaceae & Poaceae. Habitus jenis umumnya berupa rumput &semak. Jenis-jenis invasif dominan adalah Eleocharis indica, Eragrostis tenuifolia & Ischaemum timorense. • Jumlah jenis invasif di Rawa & sabana Ukra mencapai 29 jenis, terbanyak dari famili Fabaceae, Poaceae & Cyperaceae. Umumnya berupa semak, rumput & liana.
• Jenis-jenis invasif utama rawa yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut adalah Carex sp., Hanguana malayana, Thoracostachium sumatranum, Elaeocharis indica, Ludwigia oktovalvis, dan Stachytarpeta jamaicensis. • Jenis lainnya yang perlu diwaspadai adalah Mimosa pigra yang dapat menjadi ancaman terhadap keberadaan lahanlahan basah dan sabana dalam kawasan. • Proses invasi jenis-jenis tersebut diperkirakan merupakan perpaduan beberapa karakter seperti akibat tiadanya musuh alami, toleransi jenis invasif yang luas dan kemampuan jenis tersebut untuk memanfaatkan sumberdaya, selain didukung dengan kondisi lahan basah dalam kawasan yang secara alami menjadi penampung segala material yang masuk di dalamnya. Ucapan Terima Kasih Kepada Kepala Balai TN Wasur, staf SPTN Wasur Wilayah II (Wasur) & SPTN Wasur Wilayah III (Ndalir), terutama Bpk Glen Kangiras, Rafik K., Mesakh Iwanggin, Ayub Awarawi, La Hisa, Bpk Marwan Maywa – Kepala Kampung Rawa Biru & Bpk Nataniel Ndimar –Kepala Kampung Tomerau, Merauke atas seluruh dukungan, bantuan & fasilitasinya di lapangan.
Hasil Penelitian (I) • Jumlah jenis tumbuhan invasif dalam rawa-rawa TN Wasur mencapai 50 jenis dari berbagai famili & habitus. • Famili rumput-rumputan (Poaceae) memiliki anggota terbanyak, diikuti famili teki-tekian (Cyperaceae) & famili polong-polongan (Fabaceae).
Sagu (Metroxylon spp) Sumber Energi Bioetanol Potensial
Pati sagu unggul sebagai bahan baku bioetanol • • • •
Produktivitas pati lebih tinggi dibandingkan penghasil pati lainnya Merupakan sumber pati paling murni sehingga menghasilkan produksi etanol yang lebih. Etanol sagu memiliki oktan lebih tinggi 117 dibandingkan dengan premium dan pertamax. Molekul etanol yang dihasilkan mengandung oksigen dengan pembakaran mesin lebih sempurna sehingga mengurangi emisi gas buang.
14
12/2/2015
Pengelolaan HHBK Sagu sebagai sumber pangan • Kegiatan penelitian etnobotany sagu • Sagu sebagai sumber pangan di Papua • Pembedayaan masyarakat adat dalam pengelolaan HHBK
15
12/2/2015
Mendukung Operasional KPH Model Sorong
• Membuat Plot Monitoring ASDG dan Kebun Benih Endemik Papua (Kayu Besi dan Matoa) (2014) • Kajian Kelembagaan KPH Sorong Pengguna • Pemda Sorong • KPH Sorong • Akademisi
PENGELOLAAN HHBK UNGGULAN KAYU PUTIH DI KPH BIAK NUMFOR
Pembuatan Persemaian Penaburan benih Penyapihan bibit
Tujuan Penguasaan dan implementasi teknologi oleh pengelola dan masyarakat
Pengolahan bibit Supervisi, monev Alih teknologi Tata niaga , dan Kelembagaan
16
12/2/2015
KEMAJUAN KEGIATAN PENGELOLAAN HHBK UNGGULAN KAYU PUTIH DI KPH BIAK NUMFOR
KEMAJUAN KEGIATAN PENGELOLAAN HHBK UNGGULAN KAYU PUTIH DI KPH BIAK NUMFOR
17
12/2/2015
KEMAJUAN KEGIATAN PENGELOLAAN HHBK UNGGULAN KAYU PUTIH DI KPH BIAK NUMFOR Kegiatan tahun 2015 telah berjalan sesuai perencanaan • Kegiatan Pemeliharaan bibit di persemaian masih berlangsung. Kegiatan meliputi : penyiraman rutin, pemupukan, pendangiran dan pemangkasan daun selama di persemaian untuk membentuk bibit kayuputih yang kokoh (capaian kegiatan sementara 40%). Kegiatan tahun 2016 adalah • Alih teknologi dan tata niaga • Penguatan Kelembagaan kayu putih • Kegiatan peningkatan produktivitas tanaman dan • Pengadaan teknologi (peralatan)
18
12/2/2015
Tidak ada Keberhasilan yang dicapai dengan mudah, masing-masing pihak harus saling bersinergi
Terima Kasih
19