Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
i
PENGANTAR KADISPENAL Laksamana Pertama TNI Gig Jonias Mozes Sipasulta Assallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Pepatah bijak mengatakan“Wanita adalah tiang negara, jika baik wanitanya maka baiklah negaranya dan jika rusak wanitanya maka rusak pula negaranya”. Pepatah tersebut menyiratkan betapa kaum wanita mempunyai posisi serta peran strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia patut bersyukur karena dalam perjalanan historis bangsa ini, terutama pada masa kolonialisme oleh bangsa Eropa, telah muncul beberapa wanita Indonesia tangguh seperti Laksamana Malahayati, Cut Nyak Dhien, Martha Christina Tiahahu, dan R.A. Kartini yang mendarma baktikan dirinya untuk melawan penjajah dengan cara melakukan perlawanan bersenjata maupun perlawanan secara moral bersama para pejuang prianya. Kehadiran para pejuang wanita Indonesia tersebut telah membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan yang tidak kalah dengan pria, sehingga banyak menginspirasi wanita Indonesia untuk bangkit di tengah keterpasungan ikatan budaya dan tradisi yang mengekang hak-hak wanita. Mengemukanya perjuangan emansipasi dan kesetaraan gender telah membuka ruang bagi wanita Indonesia untuk berkiprah dan berekspresi setara dengan pria, termasuk di bidang pertahanan negara. Pimpinan TNI termasuk TNI Angkatan Laut memberikan apresiasi bagi hadirnya wadah untuk wanita dalam bidang pertahanan. Di lingkungan TNI Angkatan Laut dibentuk Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal). Secara organisasi, Kowal dibentuk pada tanggal 26 Juni 1962, namun kehadiran personel wanitanya baru muncul tanggal 5 Januari 1963 melalui pelantikan 12 Perwira Inti Kowal oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muda R.E. Martadinata. Semangan juang, dedikasi dan pengabdian para tokoh pendahulu Kowal, memberikan pondasi keteladanan yang kuat bagi para prajurit Kowal generasi penerusnya untuk berkiprah dalam berbagai bidang penugasan setara pria. Sejalan dengan motto “Pengabdian dan Kehormatan Adalah Jiwaku”, eksistensi Kowal terus berkibar dalam perjalanan organisasi TNI Angkatan Laut. Beberapa perwira tinggi Kowal sudah lahir, bahkan di antaranya mampu mencapai pangkat Laksamana Muda. Ini merupakan indikator bahwa Pimpinan TNI Angkatan memberikan ruang dan apresiasi yang seluas-luasnya bagi perjalanan karier prajurit Kowal. Dalam rangka menyambut hari ulang tahun yang ke-54 Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal), Kami telah berusaha merangkum catatan dan jejak pengabdian Kowal dari masa ke masa dengan harapan dapat memberikan inspirasi bagi generasi penerus dalam melanjutkan pengabdian terbaik untuk bangsa dan negara. Oleh karena itu, saya selaku Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut merasa bangga dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat menerbitkan buletin Info Historia edisi khusus HUT Kowal pada momentum ulang tahunnya yang ke 54 tahun 2017. Sejalan dengan tema peringatan HUT Kowal kali ini “Kowal Hebat, dan Bermartabat, Siap Mendukung TNI AL Berkelas Dunia”, Kami berharap karya sederhana ini dapat menjadi sumber inspirasi dan referensi berharga dalam menggugah semangat pengabdian dan profesionalisme prajurit guna mendukung TNI AL yang Kuat, Handal dan Disegani, Siap mengawal Poros Maritim Dunia. Sekian dan terima kasih. TIM REDAKSI Pembina Laksamana Pertama TNI Gig Jonias Mozes Sipasulta Pengarah Kolonel Laut (P) Adriansyah, S.E. Pemimpin Redaksi Kolonel Laut (KH) Drs. Syarif Thoyib, M.Si. Wakil Pemimpin Redaksi Letkol Laut (KH) Drs. Heri Sutrisno, M.Si. Redaktur Pelaksana: Letkol Laut (KH) Suratno, S.S. Sekretaris Redaksi: Kapten Laut (KH/W) Jurniah
ii
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
Staf Redaksi: Letkol Laut (KH) Drs. Lielie Soeprijatna ,Mayor Laut (KH) Agustinus Imam, S.Sos., M.M., Kapten Laut (KH) Atiq Alfiansyah Arifin, S.Kom., Penata Tk I III/d Adi Patrianto Singgih, S.S., Lettu Laut (E) Yudi Ruspiantoro, A.Md., Kopda Eta Fahrudhi Indrajaya, KLK TTU Anggara Distribusi: Letda Laut (KH) Dharma Hartono, S.Hum., Tata Letak/Layout: Ibnu Arizal, S.Ds., Alamat Redaksi: Subdisjarah Dispenal, Gedung B IV Lt. 2 Mabes TNI AL Cilangkap Jakarta Timur 13870 Telp :(021) 8723311 Fax : (021) 8710628 Email :
[email protected]
DAFTAR ISI HAL 17
HAL 4 INSPIRATOR PERJUANGAN WANITA INDONESIA
PENGADAAN PERSONEL PERWIRA KOWAL
HAL 22 PENGADAAN PERSONEL BINTARA KOWAL
HAL 5 GAGASAN AWAL LAHIRNYA KORPS WANITA ANGKATAN LAUT
HAL 24 RAGAM TUGAS PENGABDIAN KOWAL
HAL 11 PERKEMBANGAN ORGANISASI KORPS WANITA ANGKATAN LAUT
HAL 40 KEBIJAKAN KOWAL BERJILBAB
HAL 15 ORGANISASI PUSDIK KOWAL
HAL 42 MENGENAL KOWAL DUNIA Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
1
2
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
3
Laksamana Malahayati
Martha Khristina Tiahahu
Raden Ajeng Kartini
Dewi Sartika
Tjut Nyak Dien
Nyi Ageng Serang
Letkol (W) Borneue Tuegeh
INSPIRATOR PERJUANGAN WANITA INDONESIA Perjuangan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara selama ini diasumsikan merupakan beban tanggung jawab kaum pria saja. Sementara kaum wanita kerap diposisikan sebagai elemen pendukung, yang tugas dan fungsinya sebatas “mengurus dapur dan anak berikut kebutuhan rumah tangga”. Pandangan ini berlaku dalam budaya tradisional masyarakat Indonesia, bahkan mengacu pada budaya Jawa, wanita diposisikan hanya sebagai “Konco Wingking”. Wanita kerap dipandang sebagai mahluk lemah sehingga tidak memiliki kapabilitas untuk menjadi pemimpin, serta tidak mempunyai hak untuk menentukan dan memutuskan, utamanya di bidang kenegaraan dan pertahanan negara. Butuh perjalanan panjang bagi wanita Indonesia untuk mengubah stigma negatif yang memarginalkan posisi dan potensi mereka di berbagai aspek kehidupan. Pada masa lalu, spirit emansipasi dan kesetaraan gender, yang menjadi landasan bagi kaum wanita dalam memperjuangkan hak-haknya, seringkali harus berbenturan dengan “tembok” tradisi dan budaya. Saat itu, posisi wanita sebagai salah satu “sokoguru” bangsa seolah terabaikan dan mendapat perlakuan diskriminatif. Namun sejarah membuktikan bahwa banyak wanita Indonesia yang turut mendarmabaktikan dirinya dalam perjuangan bangsa di berbagai bidang, sejak masa prakolonialisme Eropa hingga perjuangan menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan. Jejak historis para pejuang wanita tersebut telah ditorehkan dengan tinta emas dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Para wanita Indonesia tidak sebatas berkiprah dan berperan
4
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
di bidang sosial, pendidikan, budaya, namun juga di panggung politik dan kemiliteran. Selama berabad-abad, jauh sebelum negara Republik Indonesia lahir, para wanita Indonesia telah membuktikan kemampuan mereka dan berjuang bahu membahu dengan kaum pria dalam rangka bela negara serta menentang kolonialisme. Perjuangan mereka merupakan warisan yang sangat berharga dan menginspirasi bangsa Indonesia, baik pria maupun wanita, dalam mempertahankan serta mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perjuangan wanita Indonesia untuk mendobrak “Tembok Budaya”, yang selama ini mengungkung dan membatasi ruang gerak mereka, membuahkan hasil seiring dengan kemajuan zaman. Saat ini, para wanita Indonesia mampu mengekspresikan peran dan fungsi gandanya, yaitu sebagai istri dan ibu sekaligus sebagai warga masyarakat yang memiliki andil dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan nasional. Kini, antara pria dan wanita memiliki hak serta kedudukan yang sejajar dan sederajat. Bahkan, dunia yang selama ini erat dengan kaum pria, seperti institusi militer, penerbangan dan pelayaran, kini dapat menjadi medan pengabdian bagi kaum wanita. Wujud nyata dari pengarusutamaan gender di bidang kemiliteran, terlihat pada eksistensi prajurit wanita di lingkungan TNI. Di lingkungan TNI Angkatan Laut sendiri, hal tersebut direalisasikan dalam wadah Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) yang organisasinya dibentuk tanggal 26 Juni 1962, dan pelantikan anggota Kowal hasil rekrutmen pertama kalinya pada tangal 5 Januari 1963.
Pengambilan sumpah pada upacara pelantikan Perwira Inti Kowal (Angkatan I) oleh KSAL Laksamana Muda RE Martadinata tanggal 5 Januari 1963 di Gunung Sahari Jakarta.
GAGASAN AWAL LAHIRNYA KORPS WANITA ANGKATAN LAUT
Sejak diangkat menjadi KSAL, tahun 1959 RE. Martadinata memiliki program untuk mewujudkan Angkatan Laut yang Jaya, yakni Angkatan Laut yang handal dalam berbagai operasi tempur, memiliki peralatan material yang canggih dan personel yang profesional serta sistem organisasi yang baik sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas pokok Angkatan Laut. Dalam bidang organisasi upaya penyempurnaan terus dilaksanakan. Sesuai dengan surat pertimbangan Staf Angkatan Laut yang dipelopori oleh Komodor Yosaphat Sudarso kepada Menteri/Kepala Staf Angkatan Laut mengenai struktur perwira, bintara dan tamtama TNI Angkatan Laut pada bulan Mei 1961, bahwa untuk menyempurnakan sistem organisasi Angkatan Laut perlu ditinjau kembali struktur dan kualifikasi anggota militer sesuai Line System dan Korps Laut. Dalam surat peritmbangan tersebut juga diajukan gagasan untuk membentukan “Nurse Corps”, disamping korps-korps yang telah ada. Surat pertimbangan tersebut dibicarakan dengan tokoh-tokoh senior TNI Angkatan Laut. Umumnya mereka menanggapi secara positif dan menyambut dengan baik gagasan pembentuk Nurse Corps. Banyak bidang pekerjaan yang dilakukan oleh pria ternyata juga dapat dilakukan oleh wanita, bahkan ada berbagai jenis
pekerjaan yang menghendaki persyaratan-persyaratan khusus yang hanya dapat dilakukan oleh wanita, baik itu dibidang teknis maupun administrasi. Selain itu mereka juga membandingkan dengan organisasi angkatan perang di luar negeri yang telah mengikutsertakan kaum wanita. Misalnya di Amerika, untuk Angkatan Laut dibentuk “Women Accepted For Volenteer Emergency Service” (WAVES) dan untuk Angkatan Darat dibentuk “Women’s Army Corps” (WAC). Di Inggris, untuk Angkatan Laut dibentuk “Women’s Royal Naval Services” (WRNS) dan untuk Angkatan Udaranya dibentuk “Women’s Royal Air Force” (WRAF). Sementara itu di Indonesia Polri telah mengikutsertakan kaum wanita dengan membentuk Polisi Wanita (Polwan) dan Angkatan Darat juga telah merencanakan pembentukan Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad). Maka untuk meningkatkan efisiensi dalam perkembangan dan penyempurnaan organisasi TNI Angkatan Laut perlu memberikan kesempatan bagi wanita untuk berperan aktif dalam berbagai bidang penugasan di lingkungan TNI Angkatan Laut melalui pembentukan Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal). Setelah Pembentukan Polwan, Kowad dan Kowal ini akhirnya disusul dengan pembentukan Wanita Angkatan Udara (Wara).
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
5
Gagasan Pimpinan TNI Angkatan Laut untuk membentuk Korps Wanita Angkatan Laut diperkenalkan pula kepada tokoh-tokoh wanita Indonesia. Ternyata sambutan tokoh-tokoh wanita tersebut sangat positif dan merupakan dukungan moral yang berharga. Para tokoh DEPUTI KSAL KOMODOR YOS SOEDARSO wanita menyetujui sepenuhnya gagasan pembentukan “Tentara Wanita” dengan permintaan agar Korps Wanita Angkatan Laut bertugas di bidang yang bukan tempur. Sebagai tindak lanjut dari gagasan tersebut dikirimlah beberapa perwira staf pendidikan ke Komando Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat di Bandung pada bulan Juli 1961, guna mempelajari gagasan Angkatan Darat yang pada waktu itu sedang mempersiapkan pembentukan Korps Wanita Angkatan Darat. Setelah mempelajari, mempertimbangkan dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, Menteri/ KSAL Laksamana Muda Laut R.E. Martadinata mengeluarkan Surat Keputusan No. 5401.24 tanggal 26 Juni 1962, tentang Pembentukan Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal).
Perwira Siswa Kowal Angkatan-I berlatih peraturan baris-berbaris.
6
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
Tujuan dibentuknya Korps Wanita Angkatan Laut adalah: Pertama, untuk memberikan hak, kewajiban dan kehormatan kepada wanita Indonesia untuk mengabdikan diri ke dalam bidang kemiliteran. Kedua untuk mengisi jabatan atau kedudukan tertentu dalam organisasi TNI Angkatan Laut dengan tenaga wanita dalam rangka kesempurnaan dan efisiensi hasil organisasi. Sementara itu di Mabes TNI AL beberapa pejabat teras yang terkait telah mulai sibuk memikirkan dan merancang pakaian-pakaian seragam apa dan bagaimana yang baik dan cocok bagi Kowal yang akan segera lahir. Beberapa kali diselenggarakan peragaan pakaian seragam Kowal oleh PNS Mabes TNI AL dan peragawati. Dibentuknya Korps Wanita Angkatan Laut berarti membuka lembaran baru dalam sejarah TNI Angkatan Laut. TNI Angkatan Laut maju selangkah dalam memberikan hak dan kesempatan bagi kaum wanita Indonesia untuk turut serta dalam mendarmabaktikan dirinya di lingkungan TNI Angkatan Laut. Hal ini merupakan kehormatan yang sangat tinggi bagi wanita Indonesia. Berita tentang pembentukan Kowal disebarluaskan ke seluruh pelosok tanah air khususnya ke Perguruan Tinggi dilengkapi dengan pengumuman penerimaan anggota Kowal. Dengan pengumuman tersebut teryata banyak wanita yang berminat untuk menjadi anggota Kowal,
Latihan PBB bersenjata.
namun setelah diseleksi yang berhasil lulus sebanyak 12 orang. Angkatan pertama ini dikenal sebagai Kowal Inti dilantik menjadi anggota Kowal oleh Men/KSAL R.E. Martadinata di lapangan apel MBAL Jln. Gunung Sahari 67 Jakarta, pada tanggal 5 Januari 1963 sesuai Surat Keputusan Men/KSAL No. 1301.1 tanggal 4 Januari 1963 dengan TMT kepangkatan mulai 1 Desember 1962. Kedua belas orang Kowal tersebut adalah sebagai berikut: Kpt. Dr. Pinarti, Kpt. Dr. Chrictina Logiani Semiartin, Kpt. Dr. Siti Dahlia, Ltn. Syamsiar SH, Ltn. Suryati Rasdan SH, Ltn. An Go Lian Lie SH, Ltn. Dra. Ide Rope Darina Tampubolon, Ltn. Elly Hanifah SH, Ltn. Dra. Louise Elisabeth Coldenhoff, Ltn. Dra. Wayan Widja, Ltn. Sri Wiyati SH, dan Ltn. Dra. Suprapti. Dengan didorong oleh keyakinan untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran sebagai pengabdian, keduabelas perwira KOWAL mulai menjejakkan kakinya dalam sejarah TNI Angkatan Laut yang makin lama makin bertambah pesat. Memang tak dapat dibantah bahwa hadirnya kaum wanita pada umumnya dan KOWAL khususnya dalam perjuangan dan dalam pembangunan adalah mutlak untuk memenuhi tuntutan perjuangan bangsa. Untuk mengubah wanita sipil menjadi militer dilakukan melalui Pendidikan Dasar Kemiliteran. Pendidikan Dasar Kemiliteran Kowal adalah proses penyediaan tenaga militer wanita Angkatan Laut yang memiliki kemahiran dan keahlian untuk tugas-tugas tertentu pada tempat yang sesuai dengan kodrat dan sifat kewanitaannya, sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi kerja yang sebesar-besarnya. Dasar pendidikan Kowal berisikan mata pelajaran-mata pelajaran dasar keprajuritan yang disesuaikan untuk kebutuhan militer wanita, juga ditujukan untuk menghasilkan wanita yang
memiliki sifat-sifat kemiliteran yang khas, yang memiliki disiplin untuk menjalankan pekerjaan serta tugastugasnya. Pendidikan dasar kemiliteran Kowal angkatan pertama dialaksanakan berdasarkan Telegram Men/ KSAL Tw.260 225/Nop. 1962 dan Telegram Men/KSAL Tw. 211105/Des. 1962. Sesuai Telegram Men/KSAL tersebut, pendidikan dimulai pada tanggal 7 Januari 1963. Lama pendidikan 12 minggu, tiap minggu maksimum 48 jam pelajaran @ 50 menit, dengan rincian : Dasar Kemiliteran 240 jam pelajaran, Orientasi Umum Angkatan Laut 96 jam pelajaran, Peninjauan (study tour) 144 jam pelajaran dan waktu untuk persediaan 96 jam pelajaran. Total jumlah jam pelajaran yang disediakan adalah 576 jam pelajaran. Pendidikan Kowal angkatan pertama (Kowal Inti) ini diselenggarakan di Ksatrian Angkatan Laut Malang (KALM) dan Sekolah Supply Angkatan Laut (SSAL) Surabaya. Sebagai Komandan Pendidikan Perwira Kowal Angkatan I adalah Mayor Supply R. Ahadi Mangunkarta yang saat itu menjabat Komandan Sekolah Supply Angkatan Laut.
Latihan peraturan baris-berbaris.
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
7
Pelajaran teori di kelas.
Latihan meniti tali.
Istirahat sejenak bersama instruktur.
Untuk pembimbing mereka belajar ditunjuk sebagai Perwira Pembimbing Siswa yaitu Lmd. Laut Sunaki Matram.
8
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
Pengendalian dan tatalaksana dari pelaksanaan pendidikan ini dilakukan oleh Direktorat Personel melalui bagian Pendidikan dan Latihan yang mengatur penuh fungsi operatif dari pendidikan ini. Pengendalian tehnis dilaksanakan oleh Komandan Sekolah Supply Angkatan Laut. Hubungan komando dan koordinasi militer dilaksanakan oleh Panglima Daerah Maritim IV melalui Komandan SSAL. Selesai pendidikan tersebut para Perwira Kowal angkatan pertama dikirim ke Amerika Serikat untuk mempelajari lebih lanjut mengenai organisasi dan kegiatan dari Women Accepted For Volunteer Emergency Service (WAVES) di Maryland USA. Pengiriman tersebut dibagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama khusus belajar masalah staf managemen dan gelombang kedua untuk belajar bahasa Inggris. Keduabelas orang inilah yang merupakan tenaga inti Kowal, karena di atas pundak merekalah dibebankan tugas dan tanggung jawab yang berat untuk merintis dan membina kelanjutan perkembangan serta kemajuan Kowal berikutnya. Para peserta pendidikan angkatan pertama ini memiliki kekhususan tersendiri karena mereka dibentuk menjadi seorang militer justru setelah mereka dilantik sebagai perwira. Peristiwa penting yang perlu dicatat, adalah pengiriman Perwira Kowal Angkatan I ke Irian Barat sebelum mereka tugas belajar ke Amerika Serikat. Pengiriman ke Irian Barat adalah dalam rangka upacara penyerahan Irian Barat dari Belanda kepada Indonesia melalui UNTEA. Dalam upacara tersebut anggota Kowal dipercaya sebagai pengerek Bendera Sang Merah Putih
Perwira Inti yang belajar manajemen di Maryland, USA 1963.
dan sebagai petugas lain. Hal tersebut merupakan kebanggaan tersendiri bagi TNI AL dan khususnya Kowal bahwa keberadaannya telah diakui oleh bangsa dan negara Indonesia. Adapun Tugas pokok dari Korps Wanita Angkatan Laut pada awal pembentukannya adalah : bersama satuan-satuan lain dalam lingkungan TNI Angkatan Laut ikut serta dalam pertahanan negara dengan mempergunakan keahlian dan kemahiran para anggotanya untuk tugas-tugas tertentu yang sesuai dengan kodrat dan sifat-sifat kewanitaannya, sehingga tercapai efisiensi kerja yang sebesar-besarnya dalam organisasi TNI Angkatan Laut. Untuk mencapai tugas pokok tersebut Korps Wanita Angkatan Laut mempunyai fungsi utama sebagai berikut: 1. Mengabdikan diri kepada TNI Angkatan Laut untuk tugas-tugas tertentu yang lebih cocok dan efisiensi dilakukan oleh tenaga-tenaga wanita. 2. Memelihara dan menjalin hubungan dengan masyarakat terutama organisasi-organisasi wanita lainnya agar terpelihara sifat-sifat kewanitaannya dalam
kesibukan dan ketekunan mereka dalam kehidupan militer. Pada awal berdirinya, Korps Wanita Angkatan Laut merupakan Korps tunggal yang belum terintegrasi ke dalam Korps/kejuruan yang ada di TNI AL. Pada tahun 1964, Menteri/KSAL mengeluarkan dua surat keputusan tentang pemakaian badge pada bahu bagi setiap anggota Kowal dengan Skep Men/KSAL No. 5030.4 tanggal 12 Maret 1964 dan tanda Korps Wanita Angkatan Laut dengan Skep Men/KSAL No. 5030.5 tanggal 16 Juni 1964. Pada tahun 1983 Kowal mengalami likuidasi dan berdasarkan Skep Kasal Nomor: Skep/1707/VII/1983 tanggal 16 Juli 1983 tentang penggantian nama korps untuk Perwira dan badge untuk Bintara, maka Kowal yang pada mulanya merupakan korps yang berdiri sendiri terintegrasi penuh dengan korps/kejuruan yang ada di TNI AL. Sebutan Korps Wanita TNI AL tetap berlaku dalam arti bukan merupakan kecabangan/ kejuruan melainkan pengelompokan prajurit wanita TNI AL baik Perwira maupun Bintara yang terdiri dari berbagai keahlian ilmu dan kejuruan. Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
9
BENTUK DAN MAKNA BADGE KOWAL
1. Lingkaran luar berbentuk pintalan tali yang melambangkan tali ikatan dari anggota Kowal. 2. Lingkaran dalam berbentuk rangkaian rantai yang berarti semangat 45. 3. Perisai dengan lima sudut dan jangkar bersilang
bermakna bahwa Kowal sebagai warga TNI AL yang berlandaskan Pancasila. 4. Delapan penjuru mata angin di dalam lingkaran rantai yang berarti bahwa Kowal memberi kesempatan kepada setiap warga negara Indonesia dar seluruh pelosok tanah air untuk mendarmabaktikan dirinya di TNI AL. Delapan penjuru mata angin di dalam lingkaran rantai ini juga menjadi lambang Korps Perwira Kowal yang bermakna bahwa Kowal yang anggotanya terdiri dari berbagai keahlian diberi tugas dan pekerjaan di TNI AL sesuai dengan sifat kewanitannya.
BENTUK DAN MAKNA LOGO KOWAL
Pada logo Kowal terdapat bunga lily yang begitu dominan, hal tersebut terinspirassi dari lagu Korsa Kowal, “Kowal Dewi Laut, Lambangnya Bunga Liliy, Bawalah ke Medan Perang, Sampai Tua-Tua... Kowal Jaya..” Bentuk Logo Kowal: 1. Satu kuntum bunga lily putih baru merekah. 2. Jangkar dan laut biru bergelombang 3. Padi dan kapas terikat pita tersimpul, 4. Pita terbentang bertuliskan “Korps Wanita Angkatan Laut” 5. Bingkai rantai Makna Lambang/Logo Kowal: 1. Satu kuntum bunga lily putih baru merekah, mempunyai makna jiwa pantang menyerah dengan spritualitas dan kemurnian hati (suci) 2. Jangkar, mempunyai makna kekuatan, ketetapan, keamanan, kekokohan dan penentu, sedangkan laut biru merupakan wilayah penugasan TNI Angkatan Laut untuk melindungi lautan Indonesia yang sangat luas.
10
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
3. Tali jangkar, terbuat dari bahan serat berpintal ke kanan yang mempunyai makna bersifat ulet dan kenyal. 4. Padi dan kapas, melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan sesuai dengan peran TNI Angkatan Laut dalam mendukung cita-cita proklamasi kemerdekaan RI. 5. Pita pengikat, masing-masing tangkai padi dan kapas terikat pita bersimpul tiga, pita merupakan benda lembut tetapi sebagai pengikat dan pemersatu perbedaan, sedangkan simpul tiga diambil dari Trisila TNI Angkatan Laut sebagai kode etik prajurit TNI Angkatan Laut. Kowal tetaplah seorang wanita yang harus memiliki kelembutan tetapi kuat saat menerima tempaan dengan tetap berpegang pada Trisila TNI Angkatan Laut. 6. Pita berkibar warna kuning bertuliskan Korps Wanita Angkatan Laut, dikonsepsikan sebagai semangat yang harus berkibar dengan pemikiran yang kreatif dan cemerlang. 7. Bingkai rantai yang saling tekait melambangkan hubungan setiap personel Kowal yang saling mendukung satu sama lain. Secara keseluruhan makna dan arti lambang Kowal adalah “Dalam mendukung tugas TNI Angkatan Laut prajurit Kowal tetap harus mempunyai kelembutan sebagai wanita dengan jiwa pantang menyerah, kuat, kreatif dan cemerlang dengan tetap berpegang pada Trisila TNI Angkatan Laut”. Logo Kowal hanya digunakan untuk kegiatan intern Kowal saja.
PERKEMBANGAN ORGANISASI KORPS WANITA ANGKATAN LAUT
Secara garis besar organisasi Pembinaan Kowal ada tiga yakni Organisasi di tingkat Markas Besar, Organisasi di tingkat Kotama/Daerah dan Organisasi Pusat Pendidikan.
Organisasi di Malbesal Sementara dua belas Perwira inti Kowal masih belajar di Maryland USA, di MBAL mulai merencanakan pengembangan Kowal yang akan datang. Dalam upaya menampung, mengadakan penelitian, menata mengendalikan dan pengadministrasian data perkembangan Kowal serta menetapkan kedudukannya dalam Organisasi Departemen Angkatan Laut, maka Men/Kasal mengeluarkan Surat Keputusan No. 1301.17 tanggal 14 Pebruari 1963 tentang pembentukan Direktur Korps Wanita Angkatan Laut (Diorkowal). Untuk pertama kali yang diangkat sebagai Dirkowal adalah Ltk. Soebandi Nrp. 243/P yang merangkap sebagai Kepala Pendidikan dan Latihan Direktorat Personel. Pengangkatan tersebut dipandang perlu oleh pimpinan Angkatan Laut sampai pada saatnya nanti dapat menyerahkan tugas-tugas tersebut kepada Perwira Kowal sendiri.
Dalam rangka meningkatkan pembinaan dan pengendalian Kowal dibentuk Markas Korps Wanita Angkatan Laut (MAKOWAL) berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangal No. 5401.35 tanggal 17 Nopember 1964. Dan Makowal mengepalai Makowal yang merupakan organisasi pusat Kowal serta sebagai salah satu unsur pelaksana Ditpersal yang bertugas menyelenggarakan pembinaan Kowal. Dalam melaksanakan tugastugasnya, Dan Makowal dibantu oleh Wadan Makowal. Makowal mempunyai tiga unsur pelaksana, yakni Biro Personel, Biro Pengembangan dan Penelitian serta Biro Umum. Selain itu Makowal mempunyai dua unsur Staf Pelayanan yakni Staf Perencana dan Tata Usaha. Makowal sebagai organisasi pembina dan pengendali Kowal berlangsung dari tahun 1964 sampai dengan tahun 1970. Untuk sementara jabatan Dan Makowal dirangkap oleh Direktur Personel Angkatan Laut. Adapun para pejabat Dan Makowal adalah Komodor F. Sumanti (1964 – 1966), saat itu Wadan Makowal dijabat oleh Kapten Kowal Christine Logiani S. Tahun 1966 – 1969 Dan Makowal dijabat oleh Komodor Kusumobroto sedangkan Wadan Makowal dijabat oleh Kapten Kowal Suryati Rasdan SH.
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
11
Pada tahun 1970 adalah masa transisi dari Makowal ke Pembina Kowal. Organisasi Makowal berubah menjadi Perwira Pembantu Staf Pembina Kowal (Paban Sbin Kowal) dibawah Askapersmil. Kepala Korps Kowal dijabat oleh Komodor Laut RE. Soeprapto (1970-1973) yang saat itu sebagai Kapuspersal. Organisasi ini berlangsung dari tahun 1970-1976. Adapun para pejabat Paban Sbin Kowal adalah sebagai berikut : Mayor Laut (W) dra. Loes Elisabeth Coldenhoff (1970-1971), Kapten Laut (W) Ismoewati PD. Perwira Sbin Kowal (1971-1973) kemudian diganti oleh Mayor Laut (W) Andriyati Gunadi SH (1973-1976). Pada tahun 1976 Organisasi Kowal mengalami perubahan yang semula berada di bawah Puspersal dilimpahkan pembinaannya kepada Jawatan Administrasi Personel TNI AL (Janminpersal), dengan nama Paban Bin Kowal yang dibantu oleh tiga Kepala Biro, yakni Kepala Biro Perencanaan, Kepala Biro Personel dan Kepala Biro Khusus. Pada tahun 1977 pembinaan Kowal dilimpahkan dari Jaminpersal kepada Aspers Kasal berdasarkan Skep Kasal Nomor : Skep/1709/VIII/1976 tanggal 17 Agustus 1976. Pada tahun 1978 Paban Perswan berubah namanya menjadi Perssipwan. Perwira Pembantu Utama Urusan Personel Sipil dan Wanita disingkat Paban Perssipwan dibantu oleh tiga Kepala Biro yaitu : 1) Kepala Biro Pengembangan Personel Wanita TNI AL disingkat Karo Perswan. 2) Kepala Biro Pengembangan Pembinaan Personel Sipil disingkat Karo Persip. 3) Kepala Biro Evaluasi Personel Sipil dan Wanita TNI AL disingkat Karo Evasipwan. Paban Perssipwan adalah Pembantu Aspers Kasal dalam urusan personel sipil dan Wanita TNI AL. Dalam rangka pelaksanaan tugas dan kewajibannya seperti tersebut dalam ayat A pasal ini, Paban Perssipwan
LETKOL LAUT SOEBANDI DIRKOWAL (1962 - 1964)
12
KOMODOR FRITS SOEMANTI DAN MAKOWAL ( 1964 - 1966 )
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
berkewajiban untuk : a) Merumuskan upaya peningkatan kesejahteraan personel sipil dan Wanita TNI AL. b) Menyelenggarakan pengawasan dan evaluasi atas pendayagunaan personel sipil dan Wanita TNI AL sesuai dengan potensi kodrati serta tuntutan persyaratan penugasan dan pekerjaan di TNI AL. c) Merumuskan penjabaran Pembinaan Pegawai Negeri Sipil TNI AL sebagai penerapan kebijaksanaan dari Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN). d) Melaksanakan koordinasi denga para Paban Spers lainnya tentang hal-hal yang berhubungan dengan tugas kewajibannya untuk selanjutnya diajukan saran-saran kepada Aspers Kasal. Pada periode 1976-1981, organisasi Kowal mengalami tiga kali perubahan yakni dari Paban Bin Kowal (Janminpersal) menjadi Paban Perswan Aspers Kasal dan akhirnya berubah nama menjadi Paban Perssipwan. Selama periode ini jabatan Pembina Kowal dipegang oleh Letkol Laut (W) Andriyati Gunadi SH. Pada tahun 1985 Organisasi Kowal berada di bawah Direktorat Administrasi Personel TNI AL (Ditminpersal) dengan sebutan Kepala Bagian Pembinaan Korps (Kabag Binkorps), dan setahun kemudian Organisasi Kowal ditiadakan. Sejak organisasi Kowal dihapus, pembinaan Wanita dijabat oleh seorang Pamen Kowal yang diangkat/diberhentikan dengan Skep Kasal sebagai Pabin Kowal (Perwira Pembina Kowal) yang merupakan jabatan rangkap/tambahan dari jabatan struktural yang diembannya, dengan tugas menangani pembinaan khas wanita. Sedangkan untuk pembinaan Korps bagi Perwira dan Kejuruan bagi Bintara di bawah Ketua Korps/ Kejuruan fungsi khas masing-masing.Adapun pejabat Perwira Pembina Kowal (Pabin Kowal) sejak tahun 1983 sampai dengan sekarang adalah sebagai berikut :
KOMODOR S. KUSUMOBROTO DAN MAKOWAL ( 1966 - 1969 )
KOMODOR LAUT RE. SOEPRAPTO KAPUSPERSAL MERANGKAP KEPALA KORPS KOWAL ( 1970 - 1973 )
Pabin Kowal (1973- Sekarang)
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
13
Organisasi Kowal di Daerah
Dalam rangka memudahkan pembinaan Kowal yang telah berkembang pesat dalam kurun waktu 3 tahun baik di bidang personel maupun logistik maka pada tanggal 28 Juni 1966 Menteri / Panglima Angkatan Laut menetapkan Mess Kowal di Jalan Tanah Abang No. 58 Jakarta sebagai Kesatrian Kowal dengan nama Cut Nyak Dien. Kesatrian ini secara organisatoris, administratif/teknis ada di bawah Kodamar III. Kesatrian selain sebagai wadah pembinaan, dipergunakan untuk tempat tinggal para Perwira dan Bintara Kowal yang bertugas di wilayah Kodamar III juga untuk menginap para Perwira dan Bintara Kowal yang sedang berdinas dari daerah-daerah/KodamarKodamar. Pada tahun 1966, anggota Kowal telah tersebar hampir ke seluruh pelosok tanah air Indonesia. Oleh karena itu untuk memudahkan pembinaan personel dan logistik Kowal perlu adanya pembagian daerah pembinaan anggota Kowal. Berdasarkan Skep Menteri/ Panglima Angkatan Laut No. 5401.75 tanggal 3 Desember 1966, maka daerah pembinaan Kowal dibagi dalam : 1) Wilayah Barat pusat di Jakarta yang meliputi Kodamar I, II, III, VIII dan IX. 2) Wilayah Timur berpusat di Surabaya yang meliputi Kodamar IV, V, VI, VII dan X. Untuk Wilayah Barat ditunjuk seorang Perwira Koordinator/Perwira Tertua, yaitu Wakil Komandan Makowal. Perwira Tertua ini dibantu oleh stafnya yang terdiri dari Perwira-Perwira Perwakila Kowal yang ada di Unit-Unit Wilayah tersebut. Untuk Wilayah Timur ditunjuk Perwira Koordinator/Perwira Tertua, yaitu Komandan Pusdik Kowal. Perwira tertua ini dibantu
Ksatrian Cut Nya Dien di Jakarta.
14
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
oleh stafnya yang terdiri dari para Perwira Perwakilan yang berada di Unit-Unit Wilayah tersebut yang didalam pengomandoan serta pembinaan personel dan logistik maupun pelaksanaan tugas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Makowal/Markas Kowal. Organisasi tersebut di atas belum pernah dilaksanakan berdasarkan Skep Kasal Nomor: Skep/244/I/1978 tanggal 30 Januari 1978, pembagian wilayah pembinaan dihapuskan dan mengalihkan fungsi-fungsi Perwira Koordinator Kowal Wilayah Barat kepada Kesatrian Cut Nyak Dien Jakarta dan fungsi Perwira koordinator Wilayah Timur kepada Kesatrian Kowal Kartini Surabaya. Dan Trian Cut Nyak Dien Jakarta yaitu Mayor Laut (KH/W) Suryati Rasdar, SH periode 1969, Mayor Laut (KH/W) Andriati Gunadi, SH periode 1970-1973, Mayor Laut (KH/W) Julini Siregar periode 1973-1976, Letkol Laut (S/W) Sri Ismiyati periode 19761978, Mayor Laut (KH/W) Sudarijah periode 1978-1981, Mayor Laut (KH/W) Retno Setyowati periode 19811985, Mayor Laut (KH/W) Dra. Ida Farida periode 19851987, Mayor Laut (K/W) Enita Mochtar, Bsc periode 1987-1989, Kapten Laut (P/W) Soepartini S. periode 1989-1993, Mayor Laut (K/W) Rita Wismajuwani periode 1996-1998, Mayor Laut (P/W) Susaini PS periode 1998-2004, Kapten Laut (KH/W) Dra. Amin Lestari periode 2004-2005, Mayor Laut (KH/W) Dewi Lestari, S.Pd periode 2005-2008, Mayor Laut (K/W) Heny Sulistyowati, A.Mg periode 2008-2010, Mayor Laut (KH/W) Risma Samosir, S.Sos periode 2010-2012, Mayor Laut (KH/W) Riana Dewi Mariana, S.Pd periode 2012-2013, Mayor Laut (PM/W) Sri Hartati, S.H., M.H. periode 2013-2014, Kapten Laut (S/W) Istiaro periode 2014- 2016, Mayor Laut (KH/W) Shannet Febriyanti, S.H., M.H. periode 2016-sekarang. Sedangkan Dan Ksatrian Kowal Kartini Surabaya yaitu Mayor Laut (K/W) Kusdariah (alm) periode 1993 – 1994, Mayor Laut (K/W) Roro Dwi Ningsih, B.Sc. periode 1994 – 1996, Kapten laut (P/W) Endang Fatmawati (alm) periode 1996 – 1998, Kapten Laut (S/W) Nanik Indrwati periode 1998 – 2000, Mayor Laut (S/W) Nasifah periode 2000 – 2003, Kapten Laut (E/W) Qurratu Rahimah S.E. periode 2003 – 2005, Mayor Laut (S/W) Hari Indriasih, S.Sos periode 2005 – 2007, Mayor Laut (S/W) Eka Susandriati periode 2007 – 2011, Mayor Laut (T/W) Suni Priyatnah Suni Priyatnah periode 2011 – 2015.
Ksatrian Kowal Kartini di Surabaya.
ORGANISASI PUSDIK KOWAL
Sesuai dengan tugas yang dibebankan kepada dua belas Perwira inti Kowal, maka sepulang dari belajar di WAVES USA diserahi tugas melaksanakan pendidikan Sekolah Dasar Perwira Kowal (Sedaspa/W) di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) Cipulir Kebayoran Lama Jakarta. Untuk menyelenggarakan pendidikan tersebut dibentuklah Detasemen Kowal. Pembentukan Detasemen Kowal Cipulir berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangal No. 1520.1 tanggal 27 Pebruari 1964. Detasemen Kowal Cipulir merupakan suatu satuan administratif Kowal dalam Kompleks Seskoal yang bersifat sementara dan dibentuk khusus untuk melayani kebutuhan administratif dan logistik terhadap satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan bagi calon Perwira Kowal. Detasemen Kowal Cipulir dikepalai oleh seorang Kowal yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Direktorat Personel. Hubungan Komando dan pengendalian militer Detasemen ini dibawah Presiden Seskoal, sedangkan pengendalian tatalaksana dan soal-soal teknis Kowal berada pada Direktorat Personel. Setelah Kowal berhasil melaksanakan pendidikan Sedaspa (W) I dan II di Cipulir Jakarta, maka berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangal No. 1520.12 tanggal 25 September 1964 dibentuklah Pusat Pendidikan Khusus Kowal (Pusdik Khus Kowal) di Pusat Pendidikan Angkatan Laut (Pusdikal) Surabaya. Pusdik Khus Kowal
ini teknis administratif ada di bawah Ditpersal dan teknik operasional di bawah Dan Pusdikal. Sebagai Komandan Pusdik Khus Kowal yang pertama adalah Letkol Laut Djatikusumo. Tugas pokok Pusdik Khus Kowal adalah menyelenggarakan pendidikan dasar kemiliteran kepada calon Perwira dan Bintara Kowal pada: Sekolah Dasar Perwira Wanita disingkat Sedaspa (W) yang lama pendidikannya 11 bulan, dan Sekolah Dasar Bintara Wanita disingkat Sedasba (W) yang lama pendidikannya 12 bulan. Input untuk kedua macam pendidikan ini adalah diambil dari masyarakat. Setelah angkatan perwira inti, persyaratan untuk dapat diterima menjadi anggota Kowal adalah memiliki ijazah sarjana atau sarjana muda atau program Diploma-3 (Untuk Perwira), sedangkan untuk Bintara memiliki ijasah SLTA. Berdasarkan Skep Men/Pangal Nomor: 5401.11 tanggal 7 Maret 1968, perubahan organisasi Pusdikal menjadi Komando Pendidikan dan Latihan Angkatan Laut (Kodiklatal). Sesuai dengan Skep tersebut di atas. Organisasi Pusdik Khus Kowal berada di bawah Pusdikdasmil. Setelah (2) tahun, Kodiklatal berubah menjadi Komando Pengembangan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) sesuai Skep Kasal No. 5401.51 tanggal 25 Oktober 1970. Dengan perubahan ini Pusdik Khus
Upacara HUT Pusdik Kowal di Kodikal tanggal 22 Desember 1970.
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
15
Dan Pusdik Kowal Kapten (W) Loes E. Caldenhoff.
Kowal yang semula berada di bawah Pusdikdasmil, sekarang berdiri sendiri berada langsung di bawah Danjen Kobangdikal dengan nama Pusat Pendidikan Korps Wanita Angkatan Laut (Pusdik Kowal), terhitung mulai tanggal 30 Maret 1971 berdasarkan SK Danjen Kobangdikal Nomor: 1502.71/BDIK/III/71. Setahun kemudian Pusdik Kowal berubah sebutan lagi dengan nama Pusdikwan berdasarkan SKEP Kobangdikal Nomor : SKEP. 1502.15/BDIK/II/72. Sejak tahun 1975 pendidikan pembentukan Perwira Kowal bersifat integratif dan dilaksanakan bersamasama dengan Kowad dan Wara di Pusdik Kowal Lembang Bandung. Sedangkan untuk Bintaranya masih dilaksanakan di Kodikal Surabaya. Pada tahun 1978, Pusdikwan dibubarkan berdasarkan Surat Keputusan Kasal Nomor : Skep/2514/ XI/1978 tanggal 15 Nopember 1978. Didalam Skep tersebut dijelaskan bahwa fungsi pendidikan Korps Wanita diintegrasikan ke dalam Pusat Pendidikan Pembentukan (Pusdiktuk) Kodikal. Sejak pembubaran Pusdikwan kedalam Pusdiktuk maka pendidikan untuk
16
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
Bintara Kowal menjadi satu dengan Diktuk Bintara Pria. Demikian juga setelah pendidikan dasar kemiliteran, mereka mengambil pendidikan kejuruan bersama-sama dengan Bintara Pria. Para pejabat Komandan Pusdik Kowal sejak tahun 1964 sampai 1978 adalah sebagai berikut : a) Letkol Laut S.B. Djatikusumo. b) Mayor Laut (W) Dra. Loes Elisabeth Coldenhoff. c) Mayor Laut (W) Dra. Wajan Widja. d) Mayor Laut (W) H. Hermiyati. e) Mayor Laut (W) Sumarmi. Sejak berdirinya pada tanggal 22 Desember 1964 sampai dibubarkannya tahun 1978, Pusdik Kowal telah melaksanakan pendidikan untuk Perwira dan Bintara yakni Sedaspa (W) III dan IV, Sedasba (W) I, II dan III serta Dikcaba (W) I, II dan III dengan menghasilkan 35 orang Perwira dan 484 orang Bintara.
PENGADAAN PERSONEL PERWIRA KOWAL
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan sangatlah ditentukan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah Sumber Daya Manusia (SDM), Karena pada hakekatnya SDM merupakan penggerak utama dinamika organisasi. Begitu pula dengan pengadaan atau perekrutan personel TNI Angkatan Laut untuk memenuhi kebutuhan pengawak organisasi memerlukan SDM yang mampu meningkatkan kinerja TNI AL menjadi lebih baik.
Sekolah Dasar Perwira (Sedaspa) Untuk pertama kalinya Sekolah Dasar Perwira (Sedaspa (W)) di Seskoal Cipulir Kebayoran Lama Jakarta. Sedaspa (W) I dibuka pada tanggal 19 Maret 1964, diikuti 38 sarjana muda wanita. Pendidikan berlangsung selama 4.5 bulan yang terbagi dalam dua fase. Fase pertama untuk dasar-dasar keprajuritan dan fase kedua untuk dasar-dasar keperwiraan (pelajaran kelas dan study tour). Pendididkan di tutup pada tanggal 11 Juli 1964 dengan hasil 3 orang berpangkat Letnan dan 35 orang berpangkat Letnan Muda. SEDASPA (W)II dibuka pada tanggal 22 Oktober 1964 diikuti oleh 22 wanita. Semuanya sarjana muda. Seirama dengan situasi pergolakan melawan Malaysia. Mayor Jenderal Kko R. Soehadi (Presiden Seskoal) yang bertindak selaku inspektur upacara menyatakan bahwa. SEDASPA (W) II merupakan SEDASPA Kowal Dwikora. Pendidikan ditutup pada tanggal 26 April 1965 dengan menghasilkan 22 Perwira Wanita dengan pangkat Letnan Muda. Sementara itu mengingat kondisi keamanan negara yang tidak memungkinkan karena adanya peristiwa G 30 S/PKI tahun 1965, SEDASPA (W) III baru dibuka kembali pada tanggal 12 Juli 1966. Berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangal No. 1520.35 tanggal 3 Juli 1966, pendidikan tidak lagi di Cipulir Jakarta tetapi dilaksanakan di Pusat Pendidikan Kowal (Pusdik Kowal), Kodikal Surabaya. SEDASPA (W) III diikuti oleh 27 orang siswa yang terdiri dari 5 sarjana dan 22 orang sarjana muda. Pendidikan dilaksanakan selama 7 bulan yang terbagi dalam 2 fase (masa keprajuritan dan masa keperwiraan). SEDASPA (W) III ini memiliki kebanggaan khusus karena pada pratek ‘Srikandi’ terdapat suatu masa khusus yang disebut masa ‘INDOKTRINASI KKO’ selama 2 minggu di Pusat Latihan Pertempuran (PLP) Kko Purboyo Malang. Pendidikan SEDASPA (W) III ditutup pada tanggal 30
Pembukaan Sedaspa (W) I tahun 1964.
Pelajaran teori Sedaspa (W) I di kelas.
Maret 1967 di Pusdik Kowal Morokrembangan Surabaya dengan melantik 5 orang Perwira dengan pangkat Letnan (W) dan 22 orang Perwira dengan pangkat Letnan Muda (W). Pendidikan SEDASPA (W) IV diadakan di Pusdik Kowal Surabaya pada tahun 1968 yang diikuti oleh 8 orang sarjana muda.
Pelantikan Perwira lulusan Sedaspa (W) I di Cipulir Jakarta.
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
17
Sekolah Perwira Militer Sukarela (Sepamilsuk) Pada tahun 1975/1976 diadakan pendidikan Kowal dengan nama ‘Sepamilsuk ABRI’ di Pusdik Kowad Bandung untuk pendidikan pembentukan, sedangkan untuk kematraan laut di Pusdik Kowal Surabaya. Lama pendidikan 7 bulan yang terbagi dalam 3 fase yaitu fase pertama untuk keprajuritan, fase kedua keperwiraan dan fase ketiga study tour dan praktek lapangan. Pendidikan Sepamilsuk diselenggarakan 3 kali dengan hasil sebagai berikut: tahun 1975/1976 sebanyak 15 perwira, tahun 1977/1978 sebanyak 10, dan 1978/1979 sebanyak 15 perwira.
Sekolah Perwira Militer Wajib (Sepamilwa) Pada tahun 1979 para siswa Sedaspa (W) Kowal setelah lulus dari pendidikan pembentukan langsung diangkat dengan status Militer Sukarela, namun sejak tahun 1980 mereka harus melalui status Wajib Militer. Hal ini disesuaikan dengan integrasi ABRI bahwa dalam rangka meningkatkan persatuan dan kesatuan Korps Wanita ABRI mereka dibentuk dalam satu pendidikan pembentukan yang sama. Mereka dibentuk di pendidikan Sepawamil ABRI di Pusdik Kowad Lembang Bandung. Setelah lulus dari pendidikan pembentukan mereka dilantik sebagai Perwira Wajib Militer, kemudian untuk latihan kemitraan mereka dididik lagi di Angkatan masing-masing, untuk Angkatan Laut di Kodikal Surabaya. Program perekrutan Wamil/ tenaga ahli dari para sarjana/sarjana muda yang telah lulus dari perguruan tinggi terus dilaksanakan. Untuk membedakan dengan Sepamilsuk ABRI Bea Siswa yang dimulai tahun 1988 maka sebutan Sepawamil ABRI diganti dengan Sepamilwa ABRI. Adapun program pelaksanaan pendidikan tidak mengalami perubahan. Selama 14 tahun program perekrutan perwira wanita Angkatan Laut ini telah menghasilkan sejumlah perwira kowal dengan berbagai macam keahlian (kesarjanaan). Tahun 1979/1980 sebanyak 8 perwira, 1980/1981 sebanyak 9 perwira, 1981/1982 sebanyak 12 perwira, 1982/1983 sebanyak 10 perwira, 1983/1984 sebanyak 9 perwira, 1984/1985 sebanyak 8 perwira, 1985/1986 sebanyak 10 perwira, 1986/1987 sebanyak 8 perwira, 1987/1988 sebanyak 9 perwira, 1988/1989 sebanyak 10 perwira, 1989/1990 sebanyak 10 perwira, 1990/1991 sebanyak 13, 1991/1992 sebanyak 11, dan 1992/1993 sebanyak 10. Para kowal tersebut tergabung dalam Korps Kesehatan (K), Adminitrasi (A), dan Khusus (KH).
18
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
Sekolah Perwira Militer Sukarela ABRI Beasiswa (Sepamilsuk Beasiswa) Dalam rangka perekrutan tenaga ahli yang berstatus sebagai militer sukarela diadakan Sepamilsuk ABRI BEA SISWA. Pelaksanaannya adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa tingkat akhir untuk dididik menjadi Perwira ABRI melalui pendidikan pembentukan (LPK) di Kodikal Surabaya. Setelah lulus mereka mendapatkan pangkat sesuai ketentuan, bagi yang mengambil program Strata I (S1) diberi pangkat letnan dua dan yang mengambil program diploma-3 (D3) diberikan pangkat Capa (Calon Perwira). Kemudian mereka kembali lagi ke perguruan tinggi masing-masing untuk menyelesaikan kuliahnya. Setelah lulus mereka lapor ke kesatuannya masing-masing dengan ketentuan, yaitu bagi lulusan S1 pangkatnya dinaikkan menjadi Letnan Satu dan bagi mereka yang lulus diploma 3 pangkatnya dinaikkan menjadi Letnan Dua. Untuk pendidikan Perwira Kowal SEPAMILSUK ABRI BEA SISWA baru dilaksanakan pada angkatan II, sedangkan pada angkatan I tahun 1987/1988 belum menerima anggota Kowal. Jumlah perwira kowal yang masuk melalui Sepamilsuk ABRI beasiswa tahun 1989 sebanyak 2 orang, 1990 sebanyak 3 orang, 1991 sebanyak 4, 1992 sebanyak 6 orang.
Sekolah Perwira Prajurit Karir (Sepa PK ) ABRI Sekolah Perwira Prajurit Karier Tentara Nasional Indonesia (disingkat SEPA PK TNI) adalah sekolah pembentukan perwira di Indonesia yang berasal dari perguruan tinggi negeri dan swasta. Penerimaan SEPAPK ABRI yang pertama dilaksanakan pada tahun 1993/1994 di Magelang. Jenjang akademik yang bisa masuk sekolah pendidikan perwira ini adalah D3 dan S1 dari semua jurusan (tergantung kebutuhan TNI). Sekolah ini membentuk para sarjana dan Diploma dan Sarjana untuk menjadi perwira pertama (PAMA) dengan pangkat saat dilantik letnan dua (Letda). Mereka terdiri atas 3 angkatan di TNI, yaitu TNI AD, TNI AL dan TNI AU. Dan untuk di Kepolisian (Polri), program ini dinamakan “SIPSS” (Sekolah Inspektur Sumber Sarjana). SEPA PK TNI berada dibawah kendali Kodiklat TNI. Setelah melalui pendidikan lebih kurang 7 bulan di Akmil (Akademi Militer), masing-masing perwira tersebut melanjutkan pendidikan lanjutan di matra masing-masing: Matra Darat di Kodiklat TNI AD (sesuai kejuruan), Matra Laut di Kobangdikal di Surabaya dan Matra Udara di Kodikau (Pendidikan KIBI) di AAU Yogyakarta.
Pelantikan oleh Kasad Jendral TNI Eddy Suderajat.
Untuk wanita, mereka melaksanakan pendidikan pembentukannya di Pusdik Kowad Lembang, Bandung Barat (juga terdiri dari tiga matra tersebut). Setelah pelantikan yang dilaksanakan bersama Perwira Pria di Akmil, mereka melanjutkan pendidikan di matra masing-masing, bergabung dengan Perwira Pria. Jumlah Perwira Kowal yang direkrut melalui Sepa PK sejak tahun 1994 secara berturut-turut sebagai berikut. Tahun 1994 berjumlah 5 orang, 1995 berjumlah 20 orang, 1996 berjumlah 27 orang, 1997 berjumlah 36 orang, 1998 berjumlah 45 orang, 1999 berjumlah 32 orang, 2000 berjumlah 17. Sedangkan sejak tahun 2001 jumlah penerimaan Kowal cenderung berkurang yaitu tahun 2001 berjumlah 13, 2002 berjumlah 13, 2003 berjumlah 18, 2004 berjumlah 18, 2005 berjumlah 15, 2006 berjumlah 10, 2007 berjumlah 21, 2008 berjumlah 19. Kemudian mulai tahun 2009 jumlah penerimaan perwira Kowal lebih sedikit di antaranya tahun 2009 berjumlah 7, 2010 berjumlah 9, 2011 berjumlah 9, 2012 berjumlah 5, 2013 berjumlahn 5, 2014 berjumlah 7, 2015 berjumlah 7, dan 2016 berjumlah 10.
1977/1978, Secapa dilaksanakan selama 12 bulan yang terbagi 3 tahap yaitu tahap pertama dasar militer, tahap kedua kejuruan, dan tahap ketiga pelajaran praktek lapangan. Jumlah Perwira dari sumber lulusan Secapa dari tahun 1978 sebanyak 3, 1979 sebanyak 1, 1984 sebanyak 4, 1985 sebanyak 8, 1986 sebanyak 15, 1987 sebanyak 11, 1988 sebanyak 26, 1990 sebanyak 20, 1991 sebanyak 15, 1992 sebanyak 16. Sedangkan Rekap Pengangkatan Perwira Reguler TNI AL (Tukpa), yaitu 1993 sebanyak 20, 1994 sebanyak 50, 1996 sebanyak 16, 1997 sebanyak 1, 1998 sebnyak 5, 1999 sebanyak 6, 2000 sebanyak 10, 2001 sebanyak 12, 2002 sebanyak 16, 2003 sebanyak 12, 2004 sebanyak 28, 2005 sebanyak 19. dan Rekap Pengangkatan Perwira Reguler TNI AL yaitu 2007 sebanyak 16, 2008 sebanyak 10, 2009 sebanyak 12, 2010 sebanyak 18, 2011 sebanyak 26, 2012 sebanyak 23, 2013 sebanyak 20, 2014 sebanyak 34, 2015 sebanyak 35.
Sekolah Calon Perwira (Secapa), Pendidikan Calon Perwira (Dikcapa) dan Pendidikan Pembentukan Perwira (Diktupa) Sumber Perwira TNI AL juga dilakukan melalui Sekolah Calon Perwira (Secapa), yang diambil dari Bintara-bintara TNI AL yang memenuhi persyaratan sebagai Perwira dan berhasil/lulus seleksi masuk Secapa. Secapa diadakan sejak tahun 1966, namun bagi Kowal baru mengikutkan anggotanya Secapa VIII tahun
Pelantikan sebagai Capa Penerbang.
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
19
Akademi Angkatan Laut (AAL) Pada tahun 2013 sebuah terobosan besar untuk meningkatkan pencapaian kesetaraan gender di lingkungan TNI mengemuka dengan lahirnya kebijakan untuk menerima wanita sebagai taruni di Akademi Tentara Nasional Indonesia. Selama ini pendidikan militer di Akademi TNI, termasuk dalam hal ini Akademi Angkatan Laut (AAL) hanya diikuti oleh calon anggota militer pria. Terobosan kebijakan tersebut merupakan peluang bagi para wanita tangguh ini dalam menjalani kiprah pengabdian di TNI sejajar dengan prajurit pria, untuk mengisi berbagai jabatan termasuk jabatan strategis di lingkungan TNI. Sudah waktunya membangkitkan kembali potensi wanita Indonesia di jalur militer. Bukankah pada abad 15 Indonesia telah memiliki Laksamana Malahayati. Seorang laksamana perempuan pertama di dunia yang memiliki ribuan pasukan laut dan merupakan seorang intelijen handal Kesultanan Aceh. Artinya potensi seorang perempuan menjadi pemimpin militer bukan satu hal yang mustahil apabila mereka memiliki kemampuan dan kesempatan. Di belahan dunia lainnya ada pula Jenderal Lori Robinson, seorang jenderal angkatan udara pertama dari Amerika bintang empat yang luar
20
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
biasa. Dia diberi kepercayaan memimpin komando tempur, memegang Komando Pasific Air Forces yang bertanggung jawab atas semua aktivitas Angkatan Udara Amerika (USAF). Wanita tangguh ini membawahi 45.000 personel AU yang beroperasi di hampir separuh bumi mulai dari Jepang, Hawai, Alaska dan Guam. Kini tahapan untuk melahirkan perempuanperempuan Malahayati atau Lori Robinson sudah dimulai. Setidaknya saat ini ada 34 taruni di lingkungan AAL. Mereka tengah menjalani proses pematangan seperti taruna, dan semua diperlakukan dengan standar sama sebagai calon pemimpin. Mereka terdiri dari 4 korps, pelaut (P), elektro (E), suplai (S) serta teknik (T). Mereka juga berlatih layar seperti Prajalasesya, Jalasesya, Jalayudha, weekend laut, Kartika Jala Krida dan lainnya. Karena itu selain dibutuhkan otak yang cemerlang juga kemampuan fisik prima. Tidak ada perbedaan secara prinsip dalam perlakuan terhadap Taruna dan Taruni yang berada dalam satu rumpun di kawasan sama. Taruna dan Taruni mengacu pada falsafah dan konsep pendidikan TNI antara lain Sapta Marga, Sumpah Prajurit, 8 wajib TNI, Dwi Warna Purwa Cendikia, Trisila TNI AL, New Spirit TNI AL, Spirit AAL, Hree Dharma Shanty. Mereka juga harus taat pada Persustar
(Peraturan Khusus Taruna), Etika Moral dan Tradisi Taruna serta pengasuhan para taruna senior. Para taruna diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan dan mengikuti seluruh pengasuhan baik dari para pengasuh Resimen AAL maupun senior Resiman Korps Taruna. Para Taruni yang sudah menjalani pendidikan merupakan calon pemimpin bangsa. Mereka adalah wanita pilihan yang akan menentukan jalannya bangsa, dan menjadi tiang negara, seperti pesan moral dari seorang tokoh wanita, “Masa depan bangsa banyak ditentukan oleh peran perempuan, maka perempuan harus pandai, kuat dan berbudi”. Semoga melalui pendidikan taruni, bangsa Indonesia memiliki pemimpin wanita yang pandai, kuat dan bermartabat.
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
21
PENGADAAN PERSONEL BINTARA KOWAL
Sekolah Dasar Bintara (Sedasba)
Pada tanggal 22 Desember 1964 diresmikan Pusdik Kowal di Morokrembangan Surabaya berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangal No. 1528.12 tanggal 25 September 1964. Sejak itu pula dibuka Pendidikan Sekolah Dasar Bintara Wanita disingkat Sedasba (W) I. Sedasba (W) I diikuti oleh 206 siswa lulusan sekolah lanjutan atas dan sederajat (kecuali SGTK) yang berasal dari seluruh pelosok tanah air. Para siswa di gembleng di Pusdik Kowal Morokrembangan dari wanita sipil menjadi seorang militer yang Pancasilais sejati yang cakap dan berdisiplin, prajurit ABRI yang berjiwa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Pendidikan Sedasba (W) dilaksanakan selama 12 bulan dengan perincian 3 bulan untuk LKP, 3 bulan untuk administrasi umum, 3 bulan untuk kejuruan dan 3 bulan untuk praktek lapangan. Sedasba (W) melaksanakan pendidikan 3 angkatan dengan hasil kelulusan sebagai berikut : tahun 1964 berjumlah 205 orang, 1967 berjumlah 84 orang, 1969 berjumlah 67 orang.
Pendidikan Calon Bintara (Dikcaba) Pada tahun 1976 nama Sekolah Dasar Bintara Kowal (Sedasba (W)) menjadi PENDIDIKAN CALON BINTARA KOWAL (DIKCABA KOWAL). Pada dasarnya penerimaan
Marching Band Kowal 1965-1967.
untuk Bintara Kowal dimaksudkan untuk status Milsuk, namun pada lulusan angkatan 1980/1981 dan 1981/1982 diberikan status Milwa. Secara umum penyelenggaraan pendidikan tidak mengalami perubahan, namun materi pendidikan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan pekerjaan yang berkembang di lingkungan TNI AL. Dari tahun 1975 sampai sekarang secara berturutturut Dikcaba Kowal menghasilkan lulusan sebagai berikut: tahun 1976 berjumlah 30 orang, 1977 berjumlah 20 orang, 1980 berjumlah 39 orang, 1981 berjumlah 39 orang, 1982 berjumlah 16 orang, 1983 berjumlah 25 orang, 1984 berjumlah 10 orang, 1985 berjumlah 14 orang, 1986 berjumlah 25, 1987 berjumlah 20, 1988 berjumlah 30, 1989 berjumlah 20 orang, 1890 berjumlah 48, 1991 berjumlah 50 orang, 1992 berjumlah 66, 1993 berjumlah 51.
Bintara Prajurit Karier
Latihan penyerangan (W) Idi Surabaya tanggal 18 Maret 1965.
22
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
Sejak tahun 1993 penerimaan bintara Kowal melalui Dikcaba diganti menjadi penerimaan bintara prajurit karir. Dari tahun 1993-sekarang jumlah penerimaanya sebagai berikut. Tahun 1993 berjumlah 46 orang, 1994 berjumlah 54 orang, 1995 berjumlah 60, 1996 berjumlah 67 orang, 1997 berjumlah 100 orang, 1998 berjumlah 100, 1999 berjumlah 63 orang, 2000 berjumlah 39 orang, 2001 berjumlah 67 orang, 2002 berjumlah 41 orang, 2003 berjumlah 46 orsng, 2004 berjumlah 48 orang, 2005 berjumlah 57 orang. Kemudian sejak tahun 2006 penerimaan bintara Kowal berjumlah 45 orang, 2007 berjumlah 49 orang, 2008 berjumlah 88 orang, 2009 berjumlah 50 orang, 2010 berjumlah 61 orang, 2011 berjumlah 81 orang, 2012 berjumlah 40 orang,
2013 berjumlah 30 orang, 2014 berjumlah 39 orang, 2015 berjumlah 45 orang.
Peragaan Kemahiran meniup peluit.
Siswa Sedasba (W) II belajar meriam di kapal
Memperagakan kolone senapan.
Mereka mendengarkan keterangan inspektur.
Ucapan selamat kepada prajurit Kowal lulusan Bintara. Pendadakan : “Cepat Pakai Perlengkapan”
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
23
RAGAM TUGAS PENGABDIAN KOWAL
Kiprah kaum wanita mendapatkan tempat dalam berbagai pekerjaan, yang semula didominasi kaum pria sekarang diberi kesempatan kepada wanita sejalan dengan semangat kesetaraan gender, tidak terkecuali di lingkungan TNI Angkatan Laut. Saat ini Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) mendapatkan kesempatan yang sama dalam penugasan sebagai komponen utama pertahanan negara di laut. Para prajurit Kowal telah bebas berekspresi dan mengaktualisasikan tugas dan tanggung jawabnya dalam berbagai medan penugasan yang selama ini hanya dilaksanakan oleh para prajurit pria.
Penugasan di KRI
24
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
Penerbang Pesawat TNI AL
Tim SAR
Tim Medis
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
25
Tugas Misi Perdamaian Dunia
26
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
Tugas Pengamanan
Tugas Protokoler & Seremonial
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
27
Instruktur/Pelatih Lembaga Pendidikan TNI AL
Forum Akademik Internasional
28
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal)
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
29
Penembak
Penerjun
30
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
Penyelam
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
31
Seni Budaya
32
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
Tugas Reportase & Penyiaran
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
33
PERWIRA TINGGI KOWAL
Sebagai bukti bahwa pimpinan AL sangat mengapresiasi eksistensi prajurit Kowal dalam kesetaraan gander, saat ini telah banyak lahir dari lingkungan Kowal yang menjadi perwira tinggi, bahkan ada mencapai pangkat Laksamana Muda. Beberapa prajurit kowal yang telah mendapat kepercayaan dan kehormatan dari pimpinan TNI untuk menyandang pangkat perwira tinggi adalah Laksamana Muda TNI Christina M Rantetana, MPH (alm), yang merupakan Kowal pertama meraih pangkat Laksamana Pertama dan Laksamana Muda. Perwira Kowal berikutnya yang mendapatkan kepercayaan dan kehormatan menyandang pangkat Laksamana Pertama adalah Laksma TNI dr. Jeanne PMR Winaktu, Sp.BS., Laksma TNI Yutti Subarliani Halilin, SH., Laksma TNI drg. Lita Agustia, MH.Kes., Laksma TNI dr. Sulantari, Sp.THT., Laksma TNI Dr. A.V.S. Suhardiningsih, S.Kp, M.Kes., Laksma TNI dr. Janti Undari, M.K.K., M.Si (Han)., Laksma TNI Dra. Chrisna Murtyani, D.E.A., Laksma TNI drg. Andriani, Sp.Ort., Laksma TNI Sinoeng Hardjanti, S.H., M. Hum., dan Laksma TNI drg. R.A. Nora Lelyana, MH.Kes.
Laksamana Muda TNI Christina M. Rantetana, MPH (alm).
Laksamana Pertama TNI Dra. Chrisna Murtyani, D.E.A.
34
Laksamana Pertama TNI drg. Lita Agustia, MH.Kes.
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
Laksamana Pertama TNI dr. Janti Undari, M.K.K., M.Si (Han).
Laksamana Pertama TNI Yutti Subarliani Halilin, S.H.
Laksamana Pertama TNI drg. R.A. Nora Lelyana, MH.Kes.
Laksamana Pertama TNI dr. Jeanne PMR Winaktu, Sp.BS.
Laksamana Pertama TNI drg. Andriani, Sp.Ort.
Laksamana Pertama TNI Sinoeng Hardjanti, SH, M. Hum.
Laksamana Pertama TNI Dr. A.V.S. Suhardiningsih, S.Kp, M.Kes.
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
35
Pengukuhan Ketua Umum Jalasenastri Ny. Sri Widayati Arief Kushariadi selaku Ibu Pelindung Kowal atau “Catra Ratnanggadi Jalakanyasena” tahun 1996.
Catra Ratnanggadi Jalakanyasena Ibu Pembimbing & Pelindung Kowal Dalam rangka pembinaan di bidang personel Kowal terkait sisi kodratinya sebagai wanita dan hubungan kemitraan dengan Jalasenastri, pada tahun 1996 diformalkan melalui Surat Keputusan Kasal Nomor Skep/7222/VIII/1996 tanggal 19 Agustus 1996 tentang pengangkatan Istri Kepala Staf Angkatan Laut sebagai “Catra Ratnanggadi Jalakanyasena” yaitu Ibu Pembimbing dan Pelindung Kowal. Hubungan kemitraan antara Kowal dengan Jalasenastri tidak sebatas hubungan formal, melainkan ada jalinan ikatan historis yang kuat. Pengangkatan tersebut dilandasi pemahaman bahwa anggota Kowal, sebagai prajurit dituntut memiliki sifat-sifat keprajuritan yang terampil dan trengginas, namun kodrat dan harkat sebagai wanita tetap melekat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, sejak gagasan pembentukan Kowal digulirkan, Ibu-ibu Jalasenastri telah banyak memberi masukan dan saran mengenai postur prajurit wanita khas Angkatan Laut mulai dari proses perekrutan, latihan, penugasan hingga penempatan personel Kowal di kedinasan. Bimbingan, tuntunan dan pengarahan dari Jalasenastri bagi setiap prajurit Kowal sangat dibutuhkan
36
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
agar tetap berlaku selayaknya wanita Indonesia yang berbudi luhur. Penetapan Istri Kasal yang juga merupakan Ketua Umum Jalasenastri sebagai Catraratnanggadi Jalakanyasena atau Ibu Pembimbing dan Pelindung Kowal memiliki aspek strategis baik secara historis, politis maupun emosional. Gelar tersebut bukan hanya sekadar simbol penghormatan belaka, namun lebih dari itu, merupakan tugas mulia untuk senantiasa membimbing dan menuntun para prajurit Kowal dalam bertugas, berkarier dan mengabdi di lingkungan TNI AL sehingga sesuai dengan motto Kowal: “Pengabdian dan Kehormatan Adalah Jiwaku”. Meskipun eksistensi Kowal berkaitan erat dengan emansipasi wanita dan kesetaraan gender, namun secara kodrat lahiriah tetap seorang wanita. Oleh sebab itu, dalam berbagai kegiatan dan penugasan para prajurit Kowal tetap memerlukan sebuah kekhususan namun bukan pengistimewaan. Di sinilah, fungsi dan tugas utama dari Catra Ratnanggadi Jalakanyasena atau Ibu Pembimbing dan Pelindung Kowal.
Pengukuhan Ketua Umum Jalasenastri Ny. Penny Marsetio selaku Ibu Pelindung Kowal atau “Catra Ratnanggadi Jalakanyasena” tahun 2012.
Pengukuhan Ketua Umum Jalasenastri Ny. Endah Ade Supandi selaku Ibu Pelindung Kowal atau “Catra Ratnanggadi Jalakanyasena” tahun 2015.
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
37
Mengibarkan Sang Merah Putih di Bumi Cenderawasih Kolonel Laut (Purn) Dra. Loes Elisabeth Coldenhoff
Pada tanggal 1 Mei 1963 dilakukan upacara penaikan bendera Merah Putih dan penurunan bendera PBB di Hollandia (sekarang, Jayapura), yang sekaligus menandai serah terima kekuasaan di Irian Barat dari Otoritas Pemerintahan Peralihan PBB (UNTEA/United Nations Temporary Executive Authority) kepada pemerintah Indonesia. Dengan diserahkannya Irian Barat oleh UNTEA, maka kini wilayah NKRI telah lengkap sesuai hasil Konferensi Meja Bundar tahun 1949. Bagi TNI AL, Irian Barat merupakan wilayah penugasan pertama bagi Korps Wanita TNI Angkatan Laut (Kowal) dari Angkatan I. Dra. Loes Elisabeth Condelhoff, yang saat itu berpangkat Letnan (W), adalah salah satu dari 12 orang Perwira Inti Kowal yang mendapat tugas kehormatan sebagai anggota pengibar bendera Merah Putih di Irian Barat. Guna menggali pengalaman Perwira Inti Kowal sejak dari perekrutan hingga penugasannya ke Irian Barat, berikut ringkasan hasil wawancara dengan Kolonel Laut (Kowal) (Purn) Dra. Loes Elisabeth Coldenhoff. Setelah menamatkan pendidikannya di Universitas Padjadjaran, Bandung, dan menjadi Sarjana Pendidikan Jasmani, Loes E. Coldenhoff mengetahui bahwa ALRI tengah membuka pendaftaran dalam rangka pembentukan Kowal. Saat itu, ada dua jalur bagi calon anggota Kowal dari sarjana, yaitu mengikuti Wajib Militer atau sementara. Perekrutan tersebut juga bagian dari mobilisasi umum dalam rangka pembebasan Irian
38
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
Barat Trikora. Karena bertekad menjadi prajurit dan bukan sukarelawan, Loes E. Coldenhoff memutuskan mendaftar sebagai calon anggota Kowal melalui jalur Wajib Militer. Proses seleksi dilakukan di Malang. Loes E. C. berhasil melalui seluruh tahapan tes seleksi. Akhirnya, Loes E. Coldenhoff bersama dengan 11 rekannya dilantik sebagai Perwira Kowal Angkatan I dan menjadi Perwira Inti Kowal pada tanggal 5 Januari 1963. Mereka dilantik oleh Menteri/KSAL Laksamana R.E. Martadinata di lapangan apel MBAL Jl. Gunung Sahari 67, Jakarta Pusat. Letnan (W) Loes Coldenhoff kemudian ditempatkan di Sekolah Supply Angkatan Laut (SSAL) Surabaya. Tak lama kemudian, Ia bersama Perwira Inti Kowal lainnya menerima tugas ke Irian Barat. Letnan Loes Coldenhoff bersama rekan-rekannya kemudian berangkat menuju Irian Barat menggunakan pesawat. Namun pesawat tidak langsung mendarat di Hollandia, melainkan singgah terlebih dahulu di Merauke. Selama berada di Merauke, mereka berlatih berdiri dan baris berbaris. Setelah itu baru mereka diberangkatkan ke Hollandia dan menerima perintah untuk mengibarkan bendera Merah Putih saat upacara serah terima Irian Barat dari UNTEA. Menjelang pelaksanaan upacara, Loes bersama rekan-rekannya selain melakukan orientasi lapangan juga melaksanakan pembersihan karena banyaknya pecahan-pecahan botol yang berserakan di lapangan upacara. Di sini juga dilakukan pembagian personel pengibar bendera. Satu orang menjadi personel utama dan satu orang sebagai cadangan. Letnan Louise ditunjuk sebagai cadangan dan Letnan An Go Lian Lie, S.H., sebagai pemain utamanya. Meskipun demikian, keduanya sama-sama berlatih teknik menurunkan dan menaikkan bendera. Menjelang Hari H, pukul 24.00 malam, seorang Kolonel dari Angkatan Darat menginformasikan bahwa Letnan Loes harus menghadap Presiden RI Soekarno. Secara mengejutkan, Loes justru ditunjuk sebagai pengibar bendera. “Gimana yah kok jadi saya, besok pagi saya akan beritahu pada An (Letnan An Go Lian Lie) yang saat itu selaku pemain utama upacara bendera penyerahan kemerdekaan Irian Barat kepada Indonesia, bahwa upacara penaikan bendera RI dari pihak Indonesia adalah saya, Loes”, demikian dituturkan Kolonel Loes Coldenhoff. Lebih lanjut, Ia menjelaskan, posisi tiga bendera saat itu, bendera PBB, Belanda, dan Indonesia, masing-masing sudah ada di tiang. Adapun urutan penurunan bendera, mula-mula bendera PBB,
baru Belanda dan Indonesia. Bedanya, jika bendera PBB dan Belanda diturunkan sampai tanah, bendera Indonesia hanya setengah tiang. “Ini dilakukan bangsa Indonesia demi menghormati bangsa Belanda yang telah menyerahkan Irian Barat kepada PBB dan dilanjutkan diserahkan oleh PBB kepada bangsa Indonesia”, kata Kolonel Loes Coldenhoff. Saat lagu Indonesia Raya berkumandang, barulah Letnan Louise menaikkan bendera Indonesia: Sang Saka Merah Putih. Esok harinya, Presiden Soekarno berpidato di hadapan ribuan masyarakat Irian Barat. Awalnya pidato disampaikan dalam bahasa Indonesia. Orangorang Irian yang semula tertib mendengar pidato, mulai meninggalkan lapangan satu persatu, hingga mengundang pertanyaan Presiden. Di sini, Kolonel Loes menjelaskan, “Mereka, orang Irian, hanya paham bahasa Belanda kata salah seorang tentara yang menjaga jalannya upacara. Akhirnya Presiden Soekarno kembali berpidato, hanya kali ini dalam bahasa Belanda. Seketika itu juga orang-orang Irian kembali masuk. Hebat juga Bapak Soekarno, bisa berempati dan membuat simpati kepada komunikannya saat pidato sehingga orang-orang Irian kembali masuk mendengarkan pidato”. Demikianlah sekelumit kisah
unik namun mengesankan saat Perwira Inti Kowal melaksanakan tugas negara di Bumi Cenderawasih pasca-Trikora. Setelah kembali dari Irian Barat, ke-12 Perwira Inti Kowal tersebut melanjutkan pendidikan ke Maryland, Amerika Serikat, untuk mempelajari dan mengenal organisasi Women Accepted for Volunteer Emergency Service (WAVES). Di Amerika, mereka juga bertugas belajar bahasa Inggris dan manajemen. Selepas menuntut ilmu di Amerika, ke-12 Perwira Inti Kowal tersebut, termasuk Letnan Loes Coldenhoff, disiapkan juga sebagai tenaga perekrut sekaligus pendidik dan pembina bagi para calon anggota berikutnya di Seskoal, Cipulir. Dalam melaksanakan tugasnya mendidik calon prajurit Kowal, sejak masih berpangkat Letnan hingga menjadi Kolonel, Loes Coldenhoff kerap berdiskusi dan meminta masukan dari Ibu-ibu Jalasenastri mengenai berbagai hal berkaitan dengan pembinaan Kowal ke depannya.
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
39
KEBIJAKAN KOWAL BERJILBAB
Pakaian bukan sekedar lembaran kain penutup badan, namun merefleksikan filosofi yang menyiratkan banyak nilai dan makna, bahkan menjadi sebuah cerminan budaya dan identitas diri. Begitu juga dengan pakaian dinas, bukan hanya mencerminkan kedisiplinan dan kehormatan, namun sekaligus sebagai identitas yang menjadi ciri khas eksistensinya. Oleh karena itu di lingkungan TNI, pakaian dinas bagi para prajurit, termasuk prajurit wanita, diatur secara khusus melalui Surat Keputusan dari pimpinan TNI. Tata cara berpakaian untuk para prajurit wanita TNI berpedoman pada aturan, antara lain pada tahun 1977 terbit Surat Keputusan Menhankam/ Pangab Nomor SKEP/1444/X/1977 tanggal 31 Oktober 1977 tentang ketentuan Bentuk dan Ukuran Pakaian Dinas Seragam Wanita ABRI. Kemudian di TNI AL lahir Surat Keputusan Kasal Nomor: SKEP/357/ II/1994 tanggal 10 Februari 1994 tentang Pakaian Dinas Seragam Protokol Kowal. Perkembangan seragam bagi anggota Kowal juga terdapat tambahan melalui Surat Keputusan Kasal Nomor:SKEP/2902/ XI/1997 tanggal 7 Oktober 1997 tentang PDH Laut Kowal, Pakaian Seragam Pandu TNI AL dan Seragam Pelayan TNI AL. 40
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
Selanjutnya pada tahun 2004, pakaian dinas Kowal ditetapkan Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor 346/2004 tentang Pedoman Penggunaan Pakaian Dinas Seragam TNI.
Selanjutnya pada tahun 2015, di lingkungan TNI AL pakaian dinas Kowal ditetapkan melalui Keputusan Kasal nomor 1992/IX/2015 tentang Buku Petunjuk Teknis Pembinaan Prajurit Korps Wanita TNI Angkatan Laut (Kowal). Saat ini, sejalan dengan perkembangan cara berpakaian wanita muslim Indonesia yang banyak memilih berhijab, telah direspon oleh Pimpinan TNI AL melalui Telegram Kasal Nomor 196/Spers/1016 TWU 1011.1158, di mana bagi prajurit Kowal yang ingin mengenakan pakaian berjilbab telah diwadahi, sambil menunggu Keputusan Panglima TNI tentang penggunaan jilbab bagi Wanita TNI. Model
pakaian dinas berjiilbab ini tidak hanya berlaku di lingkungan TNI, bahkan di lingkungan Polri sudah berjalan terlebih dahulu. Bagi muslimah TNI-Polri, mereka bisa memilih berpakaian muslimah dalam menjalankan tugas sehari-hari, atau tetap bertahan dengan menggunakan seragam lamanya. Namun yang terpenting, hadirnya kebijakan seragam dinas berjilbab ini semoga menjadi sumber motivasi bagi para prajurit wanita TNI termasuk Kowal dalam meningkatkan kinerja dan pengabdian terbaiknya bagi organisasi TNI, bangsa dan negara Indonesia.
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
41
MENGENAL KOWAL DUNIA
AMERIKA SERIKAT
Kesempatan untuk menjadi profesional adalah sama bagi perempuan dan laki-laki. Termasuk spesialis penerbangan dalam peperangan untuk perempuan, sehingga menggambarkan tanggung jawab pekerjaan dan bagaimana rasanya menjadi seorang wanita di Angkatan Laut. Terlibat dan berpartisipasi dalam berbagai misi bersama dengan tentara laki-laki, termasuk misi kemanusiaan. Mendapatkan pelatihan yang sama dan gaji yang sama dengan laki-laki. Angkatan Laut merupakan pilihan karir yang sangat baik bagi wanita, mendapatkan pelatihan yang sama, pengembangan kejuruan dan kesempatan promosi dengan rekan laki-laki dalam kerangka aturan yang ketat mengenai kesetaraan. Namun, pengembangan karir dan penghargaan harus didasarkan pada potensi, usaha dan prestasi, terlepas dari jenis kelamin atau latar belakang budaya. Pada tahun 2014, Adm. Michelle Howard dinominasikan oleh Presiden Barack Obama untuk memimpin US Navy Eropa-Afrika, perintah berbasis Naples yang mengawasi kapal-kapal perang, pesawat dan pelaut yang beroperasi melintasi Atlantik dan Mediterania. Dia menjadi petugas wanita peringkat tertinggi dalam sejarah Angkatan Laut pada tahun 2014 setelah menyematkan bintang keempatnya untuk menjadi wakil kepala operasi Angkatan Laut. Howard adalah wanita berkulit hitam pertama yang mendapatkan kehormatan dalam memegang komando kapal amfibi, kapal perang USS Rushmore, pada tahun 1999.
42
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
AFRIKA SELATAN
Pada tahun 2015, Leutenant Commander Zimasa Mabela menjadi wanita Afrika pertama untuk mengambil alih komando dari sebuah kapal angkatan laut SAS Umhloti, mengambil alih dari Komandan Brian Shor, Mabela memulai karir di angkatan Laut pada tahun 1999, ketika ia bergabung sebagai pejabat radio telekomunikasi. SAS Umhloti, yang berbasis di Simon Kota, adalah fasilitas kapal tambang-pemburu dan perekrutan pelatihan, yang juga digunakan untuk operasi penyelamatan. Dia mengatakan kepada The South African bahwa ia berharap untuk hanya dinilai berdasarkan kemampuannya untuk perintah, dan tidak gendernya. Dia juga menjadi wanita Afrika pertama yang menjadi kapten sebuah kapal Angkatan Laut yang aktif. Lahir dan dibesarkan di Eastern Cape, Mabela bergabung dengan Angkatan Laut pada tahun 1999 sebagai operator telekomunikasi. Dia menyelesaikan pelatihan petugasanya pada tahun 2004, menjadi Perwira Tempur di pusat pelatihan perang Angkatan Laut di Teluk Gordon. Dia kemudian bergabung dengan SAS Isandlwana sebagai perwira asisten operasi. Hal ini menjadi tonggak terobosan sebagai kesempatan untuk menginspirasi lebih banyak perempuan untuk menjadi aktif terlibat, terutama di tingkat kepemimpinan, di Angkatan Laut, serta di militer
secara keseluruhan dan sektor maritim swasta. Institut Studi Keamanan (ISS) mengatakan, penunjukan ini menunjukkan tren kesetaraan gender baru untuk jasa maritim, khususnya di Afrika. Peran dan kontribusi perempuan dalam pembangunan kelautan harus diakui, termasuk dalam industri maritim. Menciptakan sebuah komunitas perempuan yang berpengalaman dalam pekerjaan maritim perlu mengambil dan menempatkannya di beberapa tingkatan dan di berbagai sektor industri. Kunci ini memungkinkan wanita yang berpengalaman dan terlatih dalam posisi otoritas di sektor keselamatan dan keamanan (Angkatan Laut, penjaga pantai, otoritas maritim) dan ekonomi laut swasta. Terdapat upaya untuk memastikan keamanan dan dukungan bagi pelaut perempuan telah dimasukkan Otoritas Afrika Selatan Keselamatan Maritim Sisters of the Sea - sebuah inisiatif penting untuk memungkinkan berbagi pengalaman dan dukungan. Sisters of the Sea adalah program mentoring yang memandu pendatang perempuan ke dalam sektor kelautan dan Angkatan Laut, memastikan mereka dibawa ke dalam lingkungan yang aman dan mendorong pada kelompok yang memungkinkan, yang sekarang ini lebih didominasi lakilaki yang menjadi lebih inklusif dan harus menghormati perbedaan Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
43
RUSIA
Kapal permukaan Angkatan Laut Rusia mungkin memiliki awak perempuan setelah 2018. Namun perekrutan perempuan untuk awak kapal selam tidak dalam waktu dekat. Dokter, korps sinyal dan spesialis logistik akan menjadi yang pertama untuk bergabung dengan Angkatan Laut , dengan memenuhi persyaratan sehat secara fisik dan menyelesaikan kursus pelatihan di Pusat Pelatihan Bersama Angkatan Laut. Prajurit perempuan akan diberikan kesempatan yang lebih luas di masa depan, misalnya, perempuan mungkin melayani di operator helikopter, calon kapal dan kapal dukungan dari Angkatan Laut. Karena sebelumnya, perempuan tidak melayani di Angkatan Laut karena tidak adanya fasilitas kapal yang relevan dan memadai. Namun, kapal baru akan dimodernisasi oleh Angkatan Laut dan layak untuk prajurit perempuan menetap dalam waktu lama. Pihak Angkatan Laut akan mengatur parameter teknis dan melakukan penyesuaian dengan desain kapal. Sejauh ini, Angkatan Laut Rusia yang mempekerjakan perempuan hanya di pantai, di stasiun komunikasi,
44
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
rumah sakit dan logistik serta supply unit. Namun perempuan di Angkatan Laut NATO berperan aktif dalam bidang perintah kapal penjelajah rudal, fregat dan penyapu ranjau serta berfungsi sebagai awak kapal dari kapal selam bertenaga nuklir. Perempuan telah bertugas di angkatan bersenjata Rusia sejak era Soviet. Angkatan Laut, yang membahas peran masa depan perempuan dalam pelayanan, bersikeras bahwa membahas peran perempuan tidak diskriminatif. Setelah pada saat ini, Angkatan Laut memiliki wanita yang melayani di unit komunikasi, unit medis dan fasilitas pantai. Mereka memiliki daya tahan yang lebih besar, dapat menahan stres fisik dan emosional yang lebih baik, dan lebih teliti serta akurat. Untuk alasan ini, perempuan di angkatan bersenjata sering bekerja dalam komunikasi, di daerah memberikan informasi dan dukungan komunikasi, staf, psikologis dan pelayanan medis. Di Rusia, tidak seperti di tentara lainnya di seluruh dunia, tidak pernah ada pemisahan antara posisi militer dan non-militer.
INGGRIS
Woman Royal Naval Service (WRNS) didirikan pada tahun 1917, selama Perang Dunia Pertama, ketika Royal Navy menjadi yang pertama dari tiga layanan untuk secara resmi merekrut perempuan. Layanan dibubarkan ketika perang berakhir, tapi itu kembali didirikan pada tahun 1939 dengan realisasi bahwa perempuan akan diperlukan untuk membantu Angkatan Laut Kerajaan jika perang pecah lagi. Vera Laughton Matthews, yang tergabung dalam WRNS selama Perang Dunia Pertama, diangkat sebagai Direktur dan pada Desember 1939, terdiri dari 3.000 personel. Mereka yang bertugas di WRNS dijuluki ‘Wrens’. Wrens awalnya direkrut untuk menyalurkan personel yang bertugas di laut. Hal ini tercermin dalam slogan merekrut ‘Bergabung dengan Wrens hari ini dan membebaskan seorang pria untuk bergabung dengan Armada.’ Setelah divisi Angkatan Laut dalam perang diperluas, WRNS mengikutinya, mengambil tugas-tugas yang Royal Navy yang sebelumnya dianggap di luar kemampuan
mereka, tanggung jawab WRNS termasuk mengemudi, memasak, pekerjaan administratif, radar operasi dan peralatan komunikasi serta memberikan informasi prakiraan cuaca. Naval Cabang Sensor dikelola oleh pegawai WRNS dan petugas sensor , baik yang bekerja di unit ponsel atau di London. Banyak Wrens terlibat dalam perencanaan operasi angkatan laut, termasuk pendaratan D-Day bulan Juni 1944. Wrens dengan kemampuan bahasa yang dirancang untuk stasiun sekitar pantai untuk mencegat dan menerjemahkan sinyal musuh. Wrens juga bekerja di Kode Pemerintah dan Cypher School di Bletchley Park di mana kode Jerman dan Jepang berhasil dipecahkan. Meskipun beberapa operasi dilaksanakan di laut, Wrens melakukan pengoperasian peluncuran pelabuhan kecil dan kapal tunda dekat dengan pantai. Beberapa Wrens dilatih untuk bertugas sebagai pilot pada D-Day, mengambil kapal-kapal kecil di Selat dan penarik kapal cacat kembali ke pelabuhan untuk perbaikan, yang sering dilakukan oleh mekanik WRNS. Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
45
SINGAPURA
Perempuan selalu terlibat dalam kegiatan di darat, namun harus pula dapat terlibat di tingkat tertinggi keamanan maritim, termasuk anti-pembajakan. Letnan Kolonel Lim Huay Wen merupakan petugas perempuan di Angkatan Laut Singapura. Dia adalah, komandan salah satu kapal fregat republik. Lim, yang diangkat sebagai komandan Republik Singapura Ship (RSS) Stalwart pada bulan Januari tahun 2015 , adalah di antara beberapa wanita yang telah mencapai karir yang tinggi dalam karir Angkatan Laut mereka. Lim mengatakan dia bergabung dengan Angkatan Laut Singapura pada tahun 1999 setelah menyelesaikan layanan nasional dan keluarganya telah mendukung keputusannya. Sejak bergabung Angkatan Laut, dia melaksanakan tugas termasuk misi kontra-pembajakan di Teluk Eden dan latihan militer di Hawaii. Lim, yang memiliki awak lebih dari 75 personel di bawah komandonya di RSS Stalwart, mengatakan
46
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
peluang yang banyak sekali bagi perempuan untuk berhasil dalam karir angkatan laut. Karir dalam Angkatan Laut mengajarkan bahwa tidak ada kompetisi gender dan semua orang dinilai berdasarkan kemampuan. Hanya tujuh persen prajurit Angkatan Laut wanita dan Angkatan Laut berencana untuk menambah jumlahnya dua kali lipat dalam 10 sampai 15 tahun ke depan. Tapi Kepala Angkatan Laut mengatakan ini tidak hanya membutuhkan kebijakan yang ramah, tapi pola pikir harus berubah juga. Perempuan juga membawa nilai besar, terutama dalam angkatan bersenjata canggih di mana teknologi adalah kunci - di mana ada kekuatan fisik, tetapi lebih dari mental yang kuat, kepemimpinan, karakter dan nilai-nilai.
INDIA Para wanita itu dilantik hanya di Armed Forces Medical Core sampai tahun 1992. Dari Juli 1992 Angkatan Laut mulai melantik perempuan sebagai Short Service Commissioned Officers pada beberapa cabang Angkatan Laut. Saat ini perempuan dilantik ke cabangcabang berikut Angkatan Laut sebagai Pejabat: 1. ATC 2. Observer 3. Undang-Undang, 4. Logistik, 5. Pendidikan 6. Naval Arsitektur Pemerintah juga telah memberikan persetujuan untuk Komisi Tetap (PC) dalam Pendidikan, Hukum dan cabang Naval Arsitektur pada penyelesaian kepemilikan SSC tergantung prestasi dan kekosongan. Tujuh perwira wanita dari Short Service Commissioned Officers pada Komisi batch 2008-09 telah diberikan komisi permanen oleh Angkatan Laut India. Selama ini, Angkatan Laut memiliki petugas perempuan terbatas hanya untuk komisi layanan singkat 14 tahun. Menyadari pentingnya memberikan kesempatan yang sama kepada petugas perempuan, tujuh perwira
wanita dari Short Service Commissioned Officers pada cabang Pendidikan dan Naval Constructor kader, yang bergabung pada 2008-2009, telah diberikan komisi permanen. Angkatan Laut juga menyelesaikan kebijakan untuk petugas wanita untuk dipilih dan bertugas di kapal perang yang memiliki fasilitas yang sesuai untuk perempuan. Sumber-sumber pertahanan mengatakan petugas perempuan harus memenuhi empat syarat utama untuk komisi permanen termasuk menjadi sehat secara medis dan memiliki laporan rahasia tahunan yang baik, selain lowongan yang tersedia untuk posting. Para petugas perempuan harus juga memilih untuk komisi permanen karena hal ini tidak akan menjadi rute otomatis. Berdasarkan perintah pemerintah pada tahun 2008, Angkatan Laut telah memutuskan untuk memberikan komisi tersebut hanya untuk perempuan yang bergabung setelah tahun itu dan itu juga hanya dalam pendidikan hukum dan cabang arsitektur Angkatan Laut. Mulai tahun 2017, petugas wanita dapat memilih untuk bergabung sebagai pilot dari pesawat intai maritim seperti juga pada kader Inspektorat Persenjataan Angkatan Laut. Dengan demikian, total delapan cabang atau kader akan dibuka bagi petugas wanita di Angkatan Laut. Dan telah dipersiapkan untuk awak kapal, enam petugas wanita Angkatan Laut termasuk nakhoda, dipersiapkan untuk yang pertama, seluruhnya wanita, mengelilingi dunia pada 2017 oleh tim India, dalam sebuah kapal laut tradisional – masih tahap dibangun, Mhadei II.
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
47
48
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
49
KESAN & PESAN PARA SENIOR
Jalasenastri turut berperan besar dalam pembentukan dan pembinaan Korps Wanita Angkatan Laut. Saya yang diberikan tugas untuk mendidik Kowal sering bertanya kepada Ibu Martadinata kemudian kepada Ibu Hartono dari Marinir, untuk meminta masukan bagaimana mendidik perempuan”.
Kolonel Laut/Kowal (Purn) Dra. Louise Elisabeth Coldenhoff
“Sekarang pola karir Kowal sudah terarah, berbeda dengan dulu. Untuk itu sebagai anggota Kowal, harus tetap bersemangat agar senantiasa berfungsi sebagai warga negara maupun sebagai anggota Korps Wanita Angkatan Laut. Jalanilah kehidupan dengan menjadikan Agama sebagai pegangan hidup”.
Letkol Laut (Purn) Yulini Siregar
“Tanyakan pada diri kita sendiri, apa yang bisa kita berikan kepada Angkatan Laut, bukan apa yang bisa Angkatan Laut berikan kepada kita. Teruslah berusaha menjadi orang bermanfaat bagi sesama dan lingkungan sekitarnya, meskipun sudah memasuki masa pensiun”.
Letkol Laut (Purn) Mamik Soedarmi
50
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
“Untuk adik-adik Kowal selaku penerus, jangan patah semangat, tetap kedepankan rasa kebersamaan di dalam Korps Wanita Angkatan Laut. Selalu bersyukur dan bangga menjadi Kowal, saat ini pimpinan TNI Angkatan Laut telah memberi kesempatan lebih luas kepada prajurit wanita”
Laksamana Pertama (Purn) drg. Lita Agustian “Saya berharap kepada pimpinan TNI Angkatan Laut agar Kowal terus diberikam ruang gerak untuk menempati jabatan dan kesempatan pendidikan yang sama. Ke depan diharapkan ada Kowal yang Lemhanas dan Sesko. Pesan kepada adik-adik Kowal, kita adalah prajurit wanita, sehingga jangan lupakan kodrat sebagai wanita. Kowal harus memberikan peran yang positif dan menjadi contoh ibu yang baik di keluarga sehingga anak dapat mengikuti. Sebagai isteri yang baik bagi suami, sesibuk apapun harus menghormati suami sebagai Imam”.
Laksamana pertama TNI (Purn) Yutti Subarliani Halilin
“Sebagai Kowal Purnawirawan, Saya berharap agar Kowal bisa lebih maju, untuk itu harus terus belajar dan menambah ilmu. Menurut saya, saat ini Kowal sudah mendapat kesempatan yang luas. Dulu hanya dapat sampai kolonel, tapi sekarang sudah memiliki kesempatan meraih bintang”.
Peltu Marwati
Laksamana Pertama TNI Drg. Nora Lelyana, M.Hkes Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
51
MEMBUKA JENDELA DUNIA MELALUI RADIO JJM DAN MAJALAH TNI AL CAKRAWALA TUTORIAL PENGGUNAAN APLIKASI RADIO TNI AL
“JALESVEVA JAYAMAHE” (JJM)
1. Buka HP anda, jika HP menggunakan system android 2. Kemudian masuk ke Google Playstore 3. Ketik Radio TNI AL pada kolom Playstore 4. Jika sudah muncul di layar HP anda tulisan dan logo Dispenal dengan tulisan website & Radio TNI AL 5. Kemudian download apliksi tersebut secara gratis 6. Tunggu beberapa saat hingga proses download aplikasi selesai, sampai muncul logo dan tulisan Navy Media di pojok sebelah kiri atas. 7. Klik Navy Media di pojok kiri atas hp anda, kemudian akan muncul tulisan website TNI AL dengan logo TNI AL dan tulisan Radio JJM FM 107.7 MHZ dengan Radio JJM. 8. Pilih/klik Radio JJM FM 107.7 MHZ untuk mendengarnya 9. Tunggu sesaat hingga proses membuka aplikasi selesai 10. Radio JJM melalui aplikasi Android di HP anda siap untuk di dengarkan.
Radio JJM 107.7 FM
52
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
TUTORIAL PENGGUNAAN MEDIA ONLINE MAJALAH TNI AL “CAKRAWALA “
Caranya install aplikasi Wayang Force dari Google Play Store yang ada pada gadget anda. Setelah aplikasi Wayang Force terpasang, baru kita search Cakrawala. Pilih edisi Majalah Cakrawala yang diinginkan, kemudian download. Hasil download dilihat di Library. Website: www.cakrawala-dispenal.org dengan cara: Buka browser Anda (internet explorer, Mozilla firefox, google chrome, opera dan safari), lalu ketik www.cakrawala-dispenal. org pada addres box. Setelah terbuka pilih salah satu edisi MAJALAH CAKRAWALA yang akan kita download. Tunggu hingga keluar Majalah Cakrawala versi digital dan anda bisa menggunakannya layaknya majalah versi cetak, dengan cara download salah satu platform yang tersedia (PDF, Android, dan Google Play). Dapat juga di download dari Google Play Store yang ada pada gadget anda. Caranya langsung ketik Cakrawala di Google Play Store. Pilih install. Bagi pengguna gadget dengan system IOS dan Android, bisa membaca Cakrawala pada aplikasi SCOOP. SCOOP adalah kios majalah / Koran digital. Kita bisa membeli /mendownload majalah/Koran digital melalui aplikasi ini. Caranya instal aplikasi SCOOP dari Google Play Store yang ada pada gadget anda. Setelah aplikasi SCOOP terinstal, baru kita search Cakrawala Pilih Edisi Majalah Cakrawala yang diinginkan, kemudian download. Hasil download dilihat di perpustakaan.
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman
53
54
Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman