Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
KOMITMEN UMAT NABI MUHAMMAD S.A.W. Oleh: dr.Syaefudin Ali Akhmad, M.Kes? Abstrak Secara ruang dan waktu setiap orang yang lahir sesudah diutusnya Nabi Muhammad s.a.w. adalah umat akhir zaman. Secara normatif umat akhir zaman dibagi menjadi umat Nabi Muhammad yang muslim, mukmin dan muhsin serta umat akhir zaman yang kafir. Dari sekian banyak umat Islam saat ini berdasarkan komitmennya terhadap ajaran Nabi Muhammad s.a.w. terbagi lagi menjadi muslim yang fasik, munafik, zhalim, lalai, sesat, dimurkai dan hanya sedikit sekali muslim yang betu-betul beriman. Idealnya sosok seorang muslim sejati seharusnya lebih menonjolkan dirinya, merasa bangga menjadi umat Nabi Muhammad dan selalu menjunjung tinggi komitmennya terhadap ajaran Nabi Muhammad daripada menjadi yang lainnya seperti dokter, doktor dan profesor yang selalu mengejar tahta, harta, wanita, senjata dan kasta. Keberadaan dirinya sebagai umat nabi yang memiliki komitmen dan tanggung jawab untuk beribadah, untuk dakwah dalam rangka meneruskan kerja kenabian dan sebagai khalifah dijadikan maksud hidupnya untuk selamanya, sedangkan atribut dunia lainnya hanya sebatas keperluannya yang sementara saja. Umat Nabi yang terbaik adalah yang selalu menyadari, menjaga dan selalu berjuang untuk mewujudkan maksud hidupnya sebagai komitmen tertinggi bagi dirinya. Maju mundurnya umat Islam akan sangat ditentukan oleh kuat lemahnya komitmen terhadap ajaran Nabi Muhammad. Dengan demikian, potret buram umat Islam saat ini secara tidak langsung adalah cerminan rendahnya komitmen kaum muslimin terhadap al-Qur’an dan al-Sunah. Lantas apa saja yang membuat komiten umat Islam sebagai umat yang terbaik mengalami degradasi. A. Muqaddimah Umat nabi Muhammad adalah umat akhir zaman. Umat akhir zaman adalah umat yang banyak dicemburui oleh para nabi terdahulu dan umat para nabi terdahulu. Umat akhir zaman dicemburui karena diberi kelebihan oleh Allah S.W.T. dengan berbagai kelebihan jika mau beriman dan beramal sholeh. Di antara kelebihan tersebut adalah akan masuk surga terlebih dahulu, umurnya pendek, singkat dan fisiknya kecil-kecil tetapi nilai ibadahnya lebih tinggi daripada umat sebelumnya, paling banyak masuk surga dan mendapat syafaat nabi agar bebas dari siksa neraka. Kelebihan tersebut diberikan karena umat akhir zaman memiliki nabi yang paling mulia sebagai penghulu (QS al-Baqarah [2]: 253) dan pimpinan para nabi serta penyempurna atau penutup risalah agama nabi-nabi sebelumnya. Di ayat lain dalam Q.S. alImrân [3]: 110, Allah berfirman Kalian adalah sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk umat manusia, kalian menyuruh kepada yang ma’aruf dan melarang dari yang mungkar dan beriman kepada Allah. Secara otomatis berdasarkan tempo atau waktunya siapapun yang hidup di zaman sesudah diutusnya nabi Muhammad disebut sebagai umat akhir zaman dan menjadi tanggung jawab nabi Muhammad dihadapan Allah S.W.T. agar amanah agama (Islam) sampai kepada manusia terakhir yang dilahirkan sebelum hari kiamat. Agama Islam yang sudah sempurna dan sebagai nikmat yang paling sempurna (Q.S. al-Mâidah [5]: 3) harus dijaga dan dihidupkan sampai kapanpun, dimanapun dan untuk siapapun supaya manusia bahagia di dunia dan akherat. Oleh karena itu, rasulullah harus menyiapkan generasi
1 / 11
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
yang berkomitmen tinggi yang bisa mengamalkan agama secara sempurna dan membuat usaha atas agama sehingga nikmat iman dan Islam bisa tersebar ke seluruh alam bagi seluruh umat manusia sampai hari akhir. Rasulullah telah berupaya untuk menstranfer agama yang sempurna dan usaha untuk menghidupkan agama yang sempurna kepada para sahabatnya sehingga agama Islam bisa terjaga kemurniaan dan eksistensinya sampai kapanpun. Untuk meneruskan estafet amanat agama tersebut, maka rasulullah telah membina para sahabatnya sebagai generasi terbaik yang mampu mengemban tanggung jawab agama supaya agama yang sempurna bisa tetap terjaga sepeninggal baginda nabi Muhammad s.a.w. Para sahabat selanjutnya membina para tabi’in untuk meneruskan tanggung jawab agama tersebut. Para tabi’in juga telah berhasil membina generasi penerusnya yaitu tabi’ittabi’in sebagai penerus kerja kenabian sampai akhirnya kepada para wali dan ulama hari ini. Dari ulama tersebut akhirnya diri kita bisa memperoleh nikmat iman dan Islam. Namun demikian, sayangnya umat hari ini telah jauh mengalami penyimpangan dan jauh dari agama yang sempurna. Kesempurnaan agama yang meliputi imaniyah, ubudiyah, mu’amalah, muasyarah dan ahklak baginda nabi akhir-akhir ini terus mengalami degradasi. Wajah Islam menjadi suram karena umat Islam banyak yang melupakan dan melalaikan komitmen terhadap ajaran nabi Muhammad s.a.w. B. Permasalahan Islam sebagai jalan keselamatan dan jaminan kesuksesan serta kebahagiaan hidup umat manusia seakan pudar karena perilaku umat Islam sendiri. Antara Islam sebagai jalan keselamaatan dan umat Islam yang memeluknya terjadi gap yang lebar. Wajah umat Islam yang buruk dan banyak tertinggal seakan-akan menyudutkan Islam sebagai jalan kesusahan dan jalan penuh masalah. Padahal agama Islam dan umat Islam merupakan sesuatu yang berbeda. Lantas bagaimana sebaiknya umat Islam dalam mensikapi gap yang semakin jauh ini, antara idealitas ajaran Islam dengan kondisi fakta umat Islam ini. Selanjutnya muncul pandangan bahwa Islam itu damai dan selamat tetapi umat Islam belum tentu selamat dan damai tergantung komitmen personal pemeluknya terhadap Islam itu sendiri. Apalagi dengan banyaknya kelompok atau aliran dalam Islam menyebabkan timbulnya problem baru, konflik kepentingan antar kelompok Islam dan umat Islam secara umum. Apakah hal ini akibat komitmen umat Islam terhadap Islam yang semakin menurun dan melemah sehingga banyak ajaran Islam ditinggalkan oleh umat Islam sendiri atau karena faktor eksternal berupa godaan dunia yang terlalu kuat sehingga umat Islam tenggelam dalam kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan. Secara normatif tidak semua umat nabi Muhammad dapat memasuki surga (mendapat keselamatan dan kebahagian) sebagaimana sabda beliau: kullu ummai yadkhuluunal jannah illa man aba? Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan, sahabat bertanya siapakah yang enggan masuk surga ? siapa yang mentaatiku berarti dia akan masuk surga dan siapa yang tidak taat kepada ku atau menyelisihiku berarati dialah yang enggan masuk surga. Mentaati nabi berarti memiliki komitmen yang kuat dalam mempraktekan pola hidup nabi yang meliputi pola pergaulan nabi, pola pakaian, pola pernikahan, pola makan, pola tidur, pola perniagaan, pola mandi, pola buang kotoran, pola olah raga, pola pikir nabi, pola kerja nabi, pola ibadah nabi serta kerisauan nabi setiap waktu dan keadaan. Secara spesifik, umat nabi memiliki kekhasan dibandingkan dengan umat lainnya karena memiliki panutan yang paling mulia sebagai teladan terbaik sebagaimana firman Allah Q.S. al-Ahzab [33]: 33, sungguh telah ada pada diri rasulullah bagi kalian semua suri teladan terbaik (selamanya baik di dunia dan
2 / 11
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
akherat). Barangkali keterpurukan umat Islam hari ini karena telah jauh dari kehidupan sunah nabi yang dianggap kuno oleh sebagian orang yang enggan. Masih adakah komitmen umat Islam ini untuk kembali kepada sunah nabi Muhammad ?. Dalam tulisan ini akan dipaparkan komitmen umat Islam yang seharusnya dijaga dan dibuktikan dengan perbuatan nyata untuk kembali sebagai umat terbaik. C. Pengertian Komitmen Secara sederhana komitmen artinya hal yang mewajibkan diri atau kesepakatan untuk melakukan suatu kontrak. Dalam istilah inggris commitment artinya janji atau tanggung jawab. Dalam pengertian ini tujuan yang diingikan dari komitmen ialah bagaimana individu memiliki ketetapan hati (tsabat) dan perhatian penuh terhadap segala beban dan amanah atau janji sehingga tujuan yang diinginkan bisa tercapai. Beban, janji atau amanah yang tidak disertai dengan komitmen maka akan hanya sekedar menjadi basa-basi dan sia-sia atau terlantar begitu saja. Padahal secara moral dan nilai-nilai agama, janji atau amanah itu akan dimintai pertangung jawaban. Menurut kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, komitmen diartikan sebagai mengikatkan diri melalui suatu perjanjian dengan penuh kesungguhan untuk melakukannya dan memenuhinya. Komitmen tersusun atas janji setia sehingga merasa terikat terus-menerus, kesungguhan dalam usaha dan keyakinan tanpa ada keraguan sedikitpun. Secara garis besar komitmen umat Islam terbagi menjadi komitmen kepada Allah, rasullah, sahabat, tabi’in, ulama, pemimpin umat Islam dan orang-orang mukmin. Secara khusus mengenai pentingnya komitmen ini Allah telah menegaskan dalam al-Qur’an surat al-Mâidah agar kaum bani israil khusunya dan manusia pada umumnya untuk menjaga komitmen atau perjanjian yang dibuatnya baik komitmen habluminallah atau hablumminannas. Banyak ayat pada surat alMaidah yang membahas dan mengatur masalah perjanjian ini. Seperti pada ayat pembukanya, Allah secara tegas menekankan supaya umat memenuhi akad-akad (perjanjian), berupa janji setia hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan antar sesama. 1. Memaknai Komitmen Umat Nabi Muhammad Komitmen umat nabi Muhammad diawali pada saat melafalkan sumpah dengan mengucapkan syahadat. Dengan sumpah tersebut maka dia berhak untuk mendapatkan syafaat baginda nabi Muhammad SAW jika tidak tercemar oleh kesyirikan. Itulah hidayah pertama dan utama bagi umat manusia ketika mengenal Islam dan berkomitmen dengan ajaran Islam dengan memeluknya sebagai aturan hidup atau pola hidupnya (way of life). Menurut Muhammad Sa’id dengan lafal kalimat tauhid seorang muslim dituntut loyal (setia) “al wala’” kepada Allah dan berlepas diri “Bara’” atau antiloyalitas dari thoghut selain Allah. Menurut IbnuTaimiyah terdapat 4 hal yang ditetapkan oleh kalimat tauhid sebagai komitmen awal seorang muslim yaitu maksud dan tujuan hanya Allah, pengagungan dan kecintaan hanya kepada Allah, takut dan harap hanya kepada Allah, serta taqwa dengan sebenar-benarnya hanya kepada Allah. Pada awalnya semua orang mungkin memiliki komitmen yang sama ketika pertama kali melafalkan sumpah tersebut atau bagi yang Islam keturunan sebenarnya memahami konsekwensi setiap orang ketika melafalkan kalimat syahadat. Dari komitmen sumpah tersebut selanjutnya muncul komitmen terhadap rukun Islam yang lainnya seperti shalat, puasa, zakat dan haji. Jika komitmen terhadap rukun Islam rusak maka akan menyebabkan seseorang
3 / 11
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
menjadi Muslim yang fasik, lalai dan zhalim bahkan bisa munafik dan kafir jika sampai pada pengingkaran komitmen tersebut (secara i’tiqodi mengingkari). Selain komitmen terhadap rukun Islam, seorang Muslim juga ditutut untuk komitmen terhadap 6 rukun iman jika ingin benar-benar menjadi seorang Mukmin sejati dan komitmen terhadap satu rukun ihsan yaitu beribadah seolah-olah engkau melihat Allah atau engkau yakin Allah pasti melihat engkau. Dengan komitmen terhadap rukun ihsan berarti telah mencapai tingkat tertinggi dalam pengabdian kepada Allah. Komitmen kepada Allah S.W.T. berarti menjadikan Allah S.W.T. sebagai tujuan utama, tambatan hati, cinta utama, sandaran utama, kepasrahan dan ketundukan totalitas. Komitmen kepada Allah menjadikan Allah sebagai rob, malik, ilah yang hak bagi diri kita semua tanpa menduakan dengan apapun. Termasuk komitmen kepada Allah S.W.T. adalah hanya berhukum kepada kitabullah yaitu al-Qur’an dalam berbagai persoalan hidup dan kehidupan. Menurut Wahb bin Munabbih komitmen terhadap kalimat tauhid akan diterima jika memenuhi 7 syarat, yaitu: berilmu, yakin tanpa ada keraguan sedikitpun, menerima segala konsekwensi, tunduk tanpa ada penolakan, jujur tanpa ada dusta, ikhlas tanpa menduakan Allah dengan apapun, serta cinta tanpa rasa benci. Komitmen kepada Rasulullah berarti mengakui nabi Muhammad sebagai nabi akhir zaman sehingga setelah beliau tidak akan mungkin ada nabi lagi, menjadikan nabi muhammad sebagai teladan terbaik (idola), meyakini jalan untuk sukses hanya dengan ittiba’ kepadanya, meyakini cara hidup rasulullah (sunah) sebagai cara hidup terbaik dan memiliki komitmen berani berjuang sampai mati untuk membela agama yang dibawa rasulullah. Komitmen terhadap sahabat berarti bahwa untuk mendapatkan keridhaan Allah S.W.T. (gelar R.A) harus mencontoh sahabat sebagai muhajirin dan anshar yang saling tolong-menolong dalam perjuangan agama (jihad melalui hijrah untuk dakwah). Sahabat adalah profil orang biasa bukan nabi dan bukan rasul tetapi dijadikan contoh untuk seluruh umat manusia bagi siapa saja yang mau jaminan Allah. Mereka berbeda dengan kita umumnya karena mereka pernah berjumpa dan hidup bersama rasulullah. Mereka di-tarbiyah langsung oleh rasulullah melalui tarbiyah qurani sampai menjadi manusia mulai tanpa gelar apapun dan tanpa sekolah sama sekali. Mereka memiliki sifat-sifat mulia karena ditempa oleh rasul dalam medan perjuangan agama (mujahadah) dan telah teruji imannya seperti dalam Q.S. al-Taubah [9]: 24 bahwa Para sahabat mampu mengutamakan 3 perkara yaitu Allah, Rasulullah dan Jihad daripada 8 perkara yaitu bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kerabatmu, harta yang diusahakan, perniagaan yang ditakuti akan kerugiannya, rumah tempat tinggalmu. Rasulullah juga telah bersabda yang diriwayatkan oleh imam muslim akan pentingnya komitmen terhadap sahabat. Hadits riwayat Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah bersabda “Tanda kemunafikan adalah membenci sahabat Ansar dan tanda keimanan adalah mencintai sahabat Ansar.” Komitmen terhadap tabi’in dan tabi’i-tabi’in berarti meneladani mereka sebagai manusia biasa yang tidak pernah bertemu langsung dengan rasulullah tetapi mereka begitu yakin, begitu semangat dan berkomitmen tinggi dengan sunah-sunah nabi dan mampu mengamalkan ajaran agama dengan sempurna. Mereka berbeda dengan kita hanya karena mereka bisa berjumpa dan belajar agama langsung dari sahabat. Dari tangan mereka telah banyak ditulis berbagai kitab yang menjadi referensi utama dalam bidang fiqih, ilmu hadis, akhlaq, tasawuf, dan sastra. Dari mereka kita diwarisi Kutub al-Sittah dalam hadits terdiri dari kitab Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Nasa’i. Selain itu dalam bidang fiqih kita diwarisi 5 madzhab (Imam Malik, Imam Hanafi, Imam Syafi’i, Imam Hambali dan Imam Ja’far) yang sudah komplit
4 / 11
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
untuk rujukan umat dalam masalah khilafiyah tata cara ibadah dan disepakati sebagai ahlussunah waljamaah. Selain itu, dari tangan mereka telah lahir ilmu-ilmu alam dalam berbagai bidang seperti kedokteran, aljabar, fisika, kimia, biologi dan ilmu-ilmu sosial yang menjadi cikal bakal peradaban barat saat ini. zaman keemasan secara keilmuwan dan keduniaan ada ditangan para tabi’in dan tabi’i-tabi’in. Kota Tokyo, Washington, Beijing, Seoul, dan Paris belum ada saat itu dan belum menjadi rujukan untuk belajar iptek tetapi yang menjadi rujukan adalah kota Baghdad dan Damaskus (pusat peradaban dunia). Komitmen pada ulama berarti umat Islam dalam menyelesaikan masalah-masalah agama dan dunia harus merujuk kepada para pewaris nabi. Umat Islam harus memuliakan ulama sebagai pembimbing umat dan pewaris ilmu kenabian. Menurut Hasan Basri, perumpamaan ulama itu bagaikan bintang-bintang. Apabila bintang bintang itu terbit maka orang-orang mendapatkan bebagai petunjuk darinya, dan apabila bintang-bintang itu gelap maka orang-orang akan bingung. Apabila umat Islam ingin tidak tersesat maka jangan sekali-kali meninggalkan ulama. Hadis riwayat Abdullah bin Amru bin Ash, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan cara mencabutnya begitu saja dari manusia, akan tetapi Allah akan mengambil ilmu dengan cara mencabut (nyawa) para ulama, sehingga ketika Allah tidak meninggalkan seorang ulama pun, manusia akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh yang apabila ditanya mereka akan memberikan fatwa tanpa didasarkan ilmu lalu mereka pun sesat serta menyesatkan. Komitmen kepada pemimpin umat Islam berarti memilih orang beriman sebagai pemimpin di dunia dan memberikan ketaatan kepada pemimpin yang beriman hanya selama untuk taat kepada Allah dan akan menolak perintahnya jika untuk perbuatan maksiat. Secara sederhana komitmen umat Islam terhadap pemimpin adalah seperti komitmen pada saat shalat jama’ah. Umat Islam akan memilih pemimpin yang terbaik sebagaiman ketika memilih imam dalam shalat jam’ah, akan taat selalu dan tidak akan mendahului komando pemimpin. Umat Islam juga akan mengingatkan pemimpin jika telah menyimpang sebagaimana ketika shalat ada imam yang salah diingatkan dengan subhanallah. Demikian halnya jika imam sudah batal maka secara otomatis harus mengundurkan diri tidak perlu diturunkan oleh makmum. Itulah komitmen umat Islam terhadap pemimpinnya. Allah berfirman dalam Q.S. al-Mâidah [5]: 55, “Sesungguhnya pemimpin kamu adalah Allah, rasul-Nya, dan orang-orang beriman yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat seraya tunduk kepada Allah.” Janganlah umat ini memiliki komitmen terhadap pemimpin seperti komitmennya orang munafik yang akan setia atau loyal kepada siapa saja yang memberi manfaat materi kepadanya. Untuk masalah ini Rasulullah mengingatkan, diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., sesungguhnya Nabi s.a.w. bersabda, “Siapa yang tidak menyukai sesuatu dari pmimpinnya, maka hendaklah dia bersabda, sebab siapa yang keluar dari suatu pemerintahan lalu mati, maka matiya adalah mati jahiliyah.” Komitmen umat Islam terhadap sesama umat Islam dikenal dengan komitmen persaudaraan yang menurut Maulana Sa’ad memiliki tujuh (7) konsekwensi yaitu mengakui kedudukan saudara Muslim sebagai kedudukan yang paling mulia, selalu berakhlak baik kepada saudara Muslim, memenuhi hak-haknya, menjalin silaturahim (kasih-sayang), tidak mengganggu dan menyakitinya, memperbaiki hubungan sesama Muslim, dan menolong sesama Muslim. Suatu kisah menarik mengenai indahnya komitmen persaudaraan adalah kisah berputarnya kepala kambing dari satu orang sahabat yang diterima dari saudaranya dan ternyata dia berpikir ada saudaranya yang lebih membutuhkan sehingga dia berikan kepadanya. Sahabat kedua yang menerima kepala kambingpun berpikir yang sama sampai tujuh rumah dan akhirnya kembali ke
5 / 11
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
rumah yang pertama. Menurut Abdullah bin Wahab, ulama garis keras tokoh pemurniaan gerakan Islam di Arab Saudi telah membagi komitmen seorang Muslim terhadap Islam menjadi 4, yaitu komitmen untuk meyakini dan mempelajari Islam, mengamalkan Islam, mendakwahkan Islam dan bersabar didalamnya sampai mati. Dasar yang dipakai oleh Abdullah bin Wahab adalah dalam surat alAshr, sehingga untuk menghilangkan kerugian pada diri umat Islam dengan 4 perkara tersebut. Oleh Mufassirin lain, dipahami bahwa supaya umat Islam tidak menjadi sampah di dunia dan akhirat harus berkomitmen mau mengamalkan surat al-Ashri tersebut. Menurut Maulana Ilyas tanggung jawab dan komitmen umat Islam sebagai umat nabi yaitu melanjutkan kerja kenabian yang terdiri dari 4 amalan yaitu kerja dakwah, ta’lim wa ta’alum (menuntut ilmu), dzikir ibadah (selalu melakukan tazkiyah) dan hidmat (melayani orang lain dengan sunah atau akhlaq rasulullah). Hal ini didasarkan kepada ayat berikut ini, ? ??? ??????? ?????? ??? ????????????? ??????? ????????? ????????? ?????????? ??????????? ?????????????? ??????????????? ??????????? ?????????????? ????? ???????? ??? ?????? ????? ??????? ??????? ???
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Q.S. al-Jumu’ah [62]: 2). 2. Komitmen Termahal Sebagai Umat Da’i Dakwah dan Tabligh adalah kerja para Rasul dan ummat Muhammad s.a.w. al-Qur’an dan alHadits turun dalam suasana dakwah Nabi Muhammad s.a.w. dan Sahabat, sehingga dikatakan al-Qur’an dan al-Hadits adalah kalam dakwah. Al-Qur’an menceritakan kisah 25 nabi yang buat dakwah, kisah orang shalih yang buat dakwah (Ali Imran, Maryam, HABIB Annajar – surat Yasin dsb), Jin yang buat dakwah, binatang yang ikut dakwah (Ashabul Kahfi, burung hud-hud, semut –surat anmal dsb), kisah kaum yang menentang dakwah, bantahan terhadap pernyataan orang kafir dsb. Berikut ini adalah beberapa ayat dan hadits tentang pentingnya dakwah dan tabligh sebagai komitmen yang paling berharga bagi umat Islam, a. Dakwah adalah yang paling ditakuti oleh orang kafir ?????? ????? ????? ????????? ??? ?????? ????? ?????? ?????????? ???????????? ???????? ????? ????????? ?????? ???????????? ????????? ????????? ? ???? ?????????? ????????? ???? ????????????? ????? ? ?????? ????? ??????????????? ??? ??????????? ???????? ? ???? ?????????? ???????? ??? ???????? ?????????? ???????? ??? ??????? ???? “Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat (takut) bagi orang-orang musyrik terhadap apa (agama) yang kamu dakwahkan (kamu seru) kepada mereka. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepadaNya) (Q.S. al-Syûra [42]: 13). Orang-orang musyrik paling takut dengan dakwah karena jika kewajiban dakwah (sesuai sunnah) sudah disampaikan kepada mereka maka : - Jika ia menerima dakwah Islam maka ia akan berjaya dunia dan akhirat
6 / 11
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
- Jika ia menolak dakwah Islam, maka pasti ia akan di adzab dengan adzab yang pedih didunia dan akhirat. Inilah yang mereka (Yahudi, nasrani, majusi dsb) takuti! b. Tanggung Jawab dan Medan Dakwah Ummat Muhammad b.1 Dakwah pada diri sendiri dan keluarga ??????????? ????????? ?????????? ?????? ??????????? ????????????? ?????? ?????????? ?•?•???? ??????????????? ????????? ???????????? ?????? ??????? ?? ????????? ???? ???? ?????????? ????????????? ??? ??????????? ??? “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. al-Tahrîm [66] 6) b.2 Dakwah kepada Jiran (tetangga), sahabat dan orang-orang dekat atau kerabat ????????? ??????????? ????????????? ????? “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,” (Q.S. Asysu’arâ [26]: 214) b.3 Dakwah kepada umat di daerah sendiri dan daerah lain ???????? ??????? ???????????? ????????? ????????? ??????? ?????? ???????? ??????????? •??? ?????????? ?????? ????????? ? ??????????? ??????????? ???????????? ??????????? ????? ? ?????? ?????? ?????????? ???????????? ???? Dan ini (Al Quraan) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitabkitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quraan) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya. (Q.S. al-An’âm [6]: 92). b.4 Dakwah kepada umat diseluruh dunia ??????? ?????? ??•??? ?????????? ?•?•???? ??????????? ??????????????? ???????????? ???? ??????????? ????????????? ?????? ? ?????? ??????? ?????? ??????????? ??????? ??????? ????? ? ????????? ??????????????? ?????????????? ?????????????? ????? “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk seluruh manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali Imran [3]: 110). c. Dakwah adalah maksud diciptakannya (tugas) ummat Muhammad s.a.w. c.1 Maksud diciptakannya manusia adalah untuk ibadah ????? ???????? ???????? ????????? ???? ????????????? ???? “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. al-Dzariyât [51]: 56). ?????? ???? •??? ???? ????????? ????? ??? ??? ????????????? ?????????? ??????????? ????????? ? ???? ???? ?????? ????????? ?????????????? ? ?????? ??????? ????? ??????????? ???? “Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. alNûr [24]: 41) c.2 Maksud diciptakannya manusia adalah sebagai khalifatullah (wakil-wakil Allah dimuka bumi) ?????? ????? ?????? ???????????????? ?????? ??????? ??? ???????? ????????? ? ????????? ?????????? ?????? ??? ???????? ?????? ?????????? ???????????? ???????? ?????????
7 / 11
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
?????????? ?•????????? ???? ? ????? ??????? ???????? ??? ?? ??????????? ???? “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 30) c.3 Maksud diciptakannya Ummat Muhammad adalah untuk dakwah ???? ???????? ????????? ?????????? ????? ???? ? ?????? ????????? ?????? ?????? ???????•??? ? ??????????? ???? ?????? ?????? ???? ??????????????? ????? “Katakanlah, “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orangorang yang musyrik”. (Q.S Yusuf [12]: 108). ??????? ?????? ??•??? ?????????? ?•?•???? ??????????? ??????????????? ???????????? ???? ??????????? ????????????? ?????? ? ?????? ??????? ?????? ??????????? ??????? ??????? ????? ? ????????? ??????????????? ?????????????? ?????????????? ????? “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk seluruh manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali Imrân [3]: 110). Dalam suatu kesempatan, Hasan Basri r.a. mengatakan, “Barang siapa yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran maka dialah khalifatullah di bumi, dan dialah khalifaturrasul dan dialah khalifatul kitab (al-qur’an)” . (Kitab Hilyatul-Auliya’, Bahkan perkataan ini terdapat pada kitab amr bil ma’ruf nahi ‘anil munkar – Ibnu taymiyah). c.4 Akibat umat Islam melalaikan komitmen dakwah dan tabligh Lantas mengapa kondisi umat Islam saat ini menjadi terpuruk adakah yang salah dengan komitmen umat hari ini. Jika kita introspeksi diri dengan kembali kepada kitabullah dan sabda baginda nabi Muhammad maka dapat dicari akar masalah keterpurukan umat Islam ini. Allah sendiri telah menyinggung masalah kehinaan umat-umat sebelumnya dan juga umat Islam saat ini dalam surat Ali Imrân [3]:112 berikut ini, ???????? ?????????? ?????????? ?????? ??? ?????????? ???? ???????? ????? ???? ???????? ????? ?•?•???? ????????? ???????? ????? ???? ?????????? ?????????? ?????????????? ? ??????? ?????????? ???????? ??????????? ?????????? ???? ????????????? ?????????????? ???????? ????? ? ??????? ????? ??????? ????????•? ??????????? ????? “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia , dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” (Q.S. Ali’Imrân [3]: 112) Dari ayat tersebut diketahui bahwa kehinaan dialami dimana saja karena hilangnya komitmen umat dalam perkara habluminallah dan habluminannas sehingga umat berbuat ingkar dan berbuat melampaui batas seperti membunuh para nabi dan mengganti ayat-ayat. Di ayat lain Allah mengingatkan kepada umat Islam supaya jangan seperti Bani Israil yang dikutuk karena telah melalaikan komitmen amar ma’ruf nahi mungkar. ?????? ????????? ????????? ???? ?????? ???????????? ?????? ??????? ???????? ???????? ?????? ???????? ? ??????? ????? ??????? ????????•? ??????????? ????
8 / 11
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
“Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” (Q.S. al-Mâidah [5]: 78). ???????? ?? ????????????? ??? ??????? ????????? ? ???????? ??? ???????? ??????????? ???? “Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (Q.S. al-Mâidah [5]: 79) ?????? ???????? ????????? ???????????? ????????? ????????? ? ???????? ??? ???????? ?????? ??????????? ??? ?????? ???? ?????????? ????? ??????????? ???? ?????????? ???? “Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan (Q.S. al-Mâidah [5]: 80) Berikut ini beberapa akibat yang timbul jika komitmen dakwah ditinggalkan oleh umat Islam: a. Diharamkan keberkahan wahyu (Tidak bisa memahami al-Qur’an dan hadits) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. beliau berkata bahwa Nabi Muhammad s.a.w. bersabda, “Apabila ummatku mengagungkan dunia maka akan dicabut darinya kehebatan Islam, apabila mereka meninggalkan amr bil ma’ruf (mengajak kepada kebaikan) dan nahi ‘anil munkar (mencegah kemungkaran maka diharamkan atasnya keberkahan wahyu dan apabila mereka saling caci mencaci maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah swt. (HR Hakim dan Tirmidzi – Dari kitab Durrul mantsur). b. Diadzab sebagaimana diadzabnya Bani Israil. Dari Urs bin ‘Amirah r.a. berkata bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengadzab masyarakat banyak disebabkan kejahatan segelintir orang, sehingga segelintir orang itu melakukan suatu kejahatan yang sebenarnya mampu dicegah oleh masyarakat banyak, tetapi mereka tidak berusaha mencegahnya. Ketika terjadi demikian, maka Allah akan membinasakan semuanya, masyarakat banyak dan segelintir orang tersebut” (H.R. Imam Thabrani dan sanad-sanadnya tsiqat atau terpercaya – majmauz zawâ’id VII/528). c. Doa tidak dikabulkan. Dari Hudzaifah bin al yaman ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : ”Demi dzat yang nyawaku dalam kekuasaannya! kalian harus menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran ! atau (jika tidak), Allah akan mengirimkan pada kalian adzab dariNya, kemudian kalian berdoa (meminta tolong kepada-Nya), tetapi Dia tidak menerima doa kalian (HR Tirmidzi, katanya hadits ini hasan. Bab tentang amr ma’ruf nahi munkar, hadits nomor 2169). d. Dibangkitkan pemimpin yang zhalim. Abu Darda r.a.. salah seorang sahabat yang masyhur berkata, “Tetaplah kamu menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Kalau tidak Allah S.W.T akan membangkitkan pemimpin (raja) yang zalim yang memerintah kamu. Dia (aja zalim) tidak akan menghormati orang tua kamu dan tidak akan menaruh belas kasihan kepada yang muda-muda dikalangan kamu. Pada masa itu, doa orang-orang shalih tidak akan diterima, Kamu inginkan bantuan tapi bantuan tidak akan diberikan, kamu mohon keampunan tetapi Allah swt tetapi kamu tidak akan diampuni”. Dalam firman Allah disebutkan, “Hai orang-orang mu’min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Qs. Muhammad [47] 7). 3. Solusi dengan kembali pada komitmen dakwah secara ijtimaiyat
9 / 11
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
Untuk bisa mengembalikan kejayaan umat Islam seperti dahulu tidak ada cara lain selain kembali kepada komitmen untuk berpegang teguh kepada al-Qur’an dan al-sunah. Sebagai mana disabdakan rasulullah kutinggalkan dua perkara yang jika kamu berpegang teguh kepada keduanya (dengan menjaga komitmen) maka tidak akan sesat selamanya yaitu al-Qur’an dan al-sunah. Untuk dapat mengamalkan kedua warisan tersebut secara sempurna maka umat ini perlu kembali kepada usaha perbaikan yaitu kembali kepada komitmen dakwah dan tabligh secara ijtimaiyat seperti yang diperintahkan oleh Allah dalam surat Ali’Imrân [3]: 104, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” Segolongan di sini bukan berarti organisasi atau aliran yang memiliki nama tertentu tetapi umat Islam yang secara terus menerus melakukan amalan amar ma’ruf nahi munkar. Seperti amalan haji bagi pelakunya siap mengeluarkan uang puluhan juta, meninggalkan rumahnya berharihari, menghidupkan amalan nabi dengan dakwah ilallah, ta’lim wa taklum, dzikir ibadah dan khidmat. D. Penutup Demikian secara singkat telah dipaparkan mengenai komitmen umat nabi Muhammad s.a.w. Dari komitmen untuk menjaga hubungan baik dengan Allah (hablum minallah) dan menjaga hubungan baik dengan manusia (hambluminans). Selain itu terdapat komitmen yang secara spesifik amat berharga bagi umat ini sehingga menjadikan umat akhir zaman paling mulia yaitu tanggung jawab dakwah disamping ibadah dan khalifah. Dengan komitmen ibadah dan dakwah, diharapkan Allah akan menghadiahkan kepada umat ini kekhalifahan yang sesunggguhnya untuk mengatur dunia dengan aturan Allah. Mari kita wujudkan secara sempurna komitmen sebagai umat Nabi Muhammad s.a.w. dengan menjadikan agama sebagai maksud kita dan usaha atas agama dibuat melalui kerja dakwah dan tabligh, usaha taklim wa taklum, usaha dzikir ibadah dan usaha hidmat. Wallahu ’alam bi al-shawâb.[] “Sebuah Komitmen Umat Nabi” Komitmen Umat Nabi s.a.w. Alhamdulillah, Kita umat Nabi Muhammad, umat yang satu, umat yang terbaik, yang dilahirkan ke tengahtengah umat manusia dengan tanggung jawab amar ma’ruf nahi munkar. Masya Allah, Kita umat Nabi Muhammad, umat yang satu, umat yang terbaik, yang berlandaskan kasih sayang sesama umat, tumbuh diatas pengorbanan jiwa dan raga, tetesan darah, cucuran keringat dan air mata para syuhada, para sahabat bahkan Nabi Muhammad s.a.w. Astaghfirullah, Kita umat Nabi Muhammad, umat yang satu, umat yang terbaik, kini telah terpecah belah karen ameninggalkan dakwah cara nabi s.a.w. Insya Allah, Kita umat Nabi Muhammad, umat yang satu, umat yang terbaik yang akan kembali jaya
10 / 11
Buletin Al-Islamiyah Media Kajian dan Dakwah Universitas Islam Indonesia http://alislamiyah.uii.ac.id
sebagaimana di jaman nabi dan para sahabatnya. Laki-lakinya memakmurkan masjid-masjid Allah, wanitanya menutup aurat dengan sempurna, mendorong laki-lakinya keluar dijalan Allah, anak-anaknya menjadi hafidz-hafidzah, alim-alimah, dai-daiyah, mujahid-mujhidah, abid abidah. serta mementingkan tiga perkara: 1. Dakwah perintah Allah 2. Dakwah sunah rosululohj 3. Khuruj fi sabilillah Dan menangguhkan 8 perkara: 1. Bapak-bapakmu 2. Anak-anakmu 3. Saudara-saudaramu 4. Istri-istrimu 5. Kerabaatmu 6. Harta yang diusahakan 7. Perniagaan yan ditakuti akan kerugiannya 8. Rumah tempat tinggalmu Dan menafikan 5 perkara: Umat nabi tidak dibedakan dengan suku, bangsa, bahasa warna kulit dan keturunan Wahai umat Nabi Muhammad jadikanlah dakwah maksud hidup dengan 6 keyakinan: 1. Dakwah perintah Allah 2. Dakwah sunah rasulullah 3. Dalam dakwah ada ridha Allah 4. Dalam dakwah ada janji Allah 5. Dalam dakwah ada jaminan Allah 6. Dalam dakwah ada nusratullah Kapan janji Allah diberikan di surga Kapan jaminan Allah di dunia Kapan nusratullh dibutuhka bila dibutuhkan. MARÂJI’ Abdul Aziz bin Abdullah bin Bâz. 2003. Tentang Jawab tentang Rukun Islam. UII press, Jogjakarta Abdurrohman & Fauzan. 2005. Fadhilah Umat Muhammad. Pustaka Nabawi, Cirebon Abul Laits al-Samarqandi. 1999. Tanbighul Ghafilin (terj.). Pustaka Amani, Jakarta M.Sa’id. 2000. Loyalitas dan Antiloyalitas dalam Islam. era intermedia, Solo M. al-Tamimi. 1995. Tiga Landasan Utama. Yayasan Al-Sofa, Jakarta M.Sholeh. 1995. Aqidah Ahlu al-Sunnah wa al-Jamaah. Yayasan Al-Sofa, Jakarta Abu Muhammad. 2008. Kupas Tuntas Jamaah Tabligh. Bandung, Indonesia Maulana M. yusuf & M. Sa’ad. 2007. Muntakhab Ahadits. Ass-Shaff, Jogjakarta M.Zakaria. 2005. Fadhilah Sedekah. As-Shaff, Jogjakarta http://salafytobat.wordpress.com DAKWAH DAN TABLIGH
11 / 11 Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)