Diskusi Terfokus Pengenalan dan Pengendalian Kawasan Rawan Longsor
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)
200f
DiskusiTerfokus alandan Pengen Kawasan Pengendalian RawanLongsor
Prosiding Pengenalan KawasanRawanLongsor DiskusiTerfokus dan Pengendalian 9605-8-8 tsBN 978-979-1
Pengarah D_edi M. MasykurRiyadi HerryDarwanto SujanaRoyat Tim Penyusun ChristianDwi Prasetijaningsih AbdulHaris Lukito PennyKusumastuti lris Prasetyo MiaAmalia Dwiagus Benedictus DonnyHondri Diterbitkanoleh TataRuangNasional BadanKoordinasi Pembangunan Nasional SekretariatBadanPerencanaan Jl.TamanSuropatiNo.2,Jakarta10310 Tefp.021-3926601,Fax.021-39274 12 go.id bktrn.bappenas. http://www. go.id e-mail:bktrn@baPPenas.
KATA
PENGANTAR
sampaidenganakhir Tahun 2000, telah terjadi beberapa Pada pertengahan Daerahrawanbencanalongsor daerahdi Indonesia. di berbagai bencanalongsor yang diketahuinya ciri-ciridaerahrawanlongsor, khas. Dengan memilikiciri-ciri pengendalian longsoryang dapat bencana maka dapat dibuat satu sistem penduduk sekitar.Penataanruang dapat mengurangidampak bahaya bagi pemanfaatan ruangdi kawasan digunakansebagaiinstrumenuntukmerencanakan sistemekologidi aspekgeologisdan keberlanjutan ini, denganmempertimbangkan dalamnya. kawasanrawan dan pengendalian cara-carapengenalan Untuk mensosialisasikan masukanbagi longsorini dibuat satu diskusiyang ditujukanuntuk mendapatkan bagian pedomanpenanganan penyusunan daerahrawanlongsoryangmerupakan Tata RuangNasional(BlCiRN).Kamiberharaphasil dari tugas BadanKoordinasi dari kegiatandiskusiini dapat memberikanmanfaatdan dapat dijadikanbahan pembangunandi pertimbanganbagi pemerintahdaerah dalam melaksanakan kawasanrawanlongsor. Akhir kata, kami haturkanterima kasih kepadapara narasumberdan peserta menggaliberbagai diskusiyang telah meluangkanwaktu untuk bersama-sama penyelenggaraan kegiatan rekomendasi untuk permasalahan dan memberikan pengendalian longsor ini. kawasan dan diskusipengenalan
2001 Jakarta,November danSumberdaya DeputiBidangRegional Alam,Bappenas
DediM. MasykurRiyadi
RawanLongsor Kawasan dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
ISI
DAFTAR ........ KATAPENGANTAR
i
iSI ............ DAFTAR
ii
BabI.
Pendahuluan...........
..................I
Bab II.
KerangkaAcuan Kerja'....... ............. 2.t. LatarBelakang 2.2. TujuanKegiatan LingkupKegiatan 2.3. Metodologidan .....'........ 2.4. HasilKegiatan AcaraDiskusi 2.5. Susunan 2.6. DaftarPeserta
3 3 ....................3 4 4 4 5
BabIII.
'.'........... KesimpulanHasilPelaksanaan Pembicara 3.1. Resume '............... 3.2. HasilDiskusi ............... 3.3. Penutup
7 7 B 9
Lampiran Makalah BahanDiskusi PenEenalandan PengendalianKawasanRawanLongsor LaboratoriumfiSDA BPPT RidwanDliamalluddin, B. Pengenalandan PengendalianKawasanRawanLongsor AsepEffendi,DirektoratGeologiTataLingkungan Pengenalandan PengendalianKawasanRauranLongsor TeknikGeologiUnivercitasGadiahMada, DwikoritaKarnawati,Jurusan D. Analisis GeomorfologisKawasan Rawan Longsordari Data PenginderaanJauh Satelit WikantiAsriningrum,Penelitipada BidangLingkungan,Pusat Jauh, UPAN. PemanfaatanPenginderaan
RawanLongsor Kawasan Pengenalan danPengendalian Terfokus: Prosiding Diskusi
BAB I PENDAHULUAN
KawasanRawanLongsorini dan Pengendalian DiskusiTerfokusPengenalan rangkaian dari beberapa sebagai 2001, dilakanakanpadatanggal1 November yang pembangunan terkait dengan kegiatanperumusanstrategidan kebijakan dan Lingkungan penataanruang oleh DirektoratPenataanRuang,Pedanahan Padakesempatan tersebut,diambiltema terfokusberdasarkan Hidup,BAPPENAS. yaitu tema "Pengenalan dan Pengendalian beberapatinjauan kebutuhannya KawasanRawanLongsor". dalamupayaperumusan Diskusiterfokusini dimakudkanuntukmencarimasukan perumusan pedoman Kegiatan rawanlongsor. pedomanpembangunan di kawasan pembangunanpada kawasanrawan longsordi daerah ini adalah bagian dari Tata RuangNasional(BKTRN),terutama AgendaKegiatan2001 BadanKoordinasi jawab atas kegiatan yang bertanggung BKTRN Teknis Kerja III Tim Kelompok adalahmemfasilitasi yang tugasnya salah satu Ruang, DukunganSistemPenataan penataan didaerah. ruang reviewsistem Acara ini dilakanakan dengan maksud untuk mendapatkanmasukandari narasumberbagi rancangankebijakan dan -strategi untuk mengenali dan kawasanrawanlongsoryangakandibuat.Dokumenini diharapkan mengendalikan dapat menjadi masukanyang' berhargabagi pemerintahdaerah mengenai pentingnyamempertimbangkan kawasan rawan longsordalam pembangunan daerah. Selain itu, dokumenini juga dapat memberikanpedomanbagaimana serta dimasukkandalarn kawasanrawan longsorini dikenalidan dikendalikan penataanruangdaerah. Diskusiterfokusini dihadiripesertayang terdiridari paraAnggotaiII Tim Teknis BKTRN, perwakilandari beberapainstansi pemerintahpusat yang terkait perwakilan dari BAPPEDAKabupaten/KotaYang terkena bencana longsor, profesi. perwakilan tinggi,LSM,danasosiasi dari beberapaperguruan oleh KepalaBiro Acaradiskusiterfokusini diawalidengansambutanpembukaan Bappenas. KemudianAcara Hidup Lingkungan Pertanahan, dan Ruang, Penataan yang pemaparan para dari: terdiri nara sumber dari dilanjutkandengan SDA,BPPT. Inventarisasi Teknologi, Direktorat 1.'Dr. RidwanDjamaluddin, Lingkungan DireKoratGeologiTata 2. Ir. AsepEffendi,M.Appl.Sc, 3. Dr. DwikoritaKarnawati , JurusanTeknikGeologiUGM LAPAN. PenelitiGeomorfologi, 4. Dra.WikantiAsriningrum, Acaraini dipanduoleh moderator:Dr. KawikSugiatna,AsistenDeputiV Urusan Wilayah,Kantor MenteriNegaraKoordinatorBidang Ekonomi, Pengembangan danIndustri,selakuAnggotaPo$aIII BKTRN. Keuangan, KawasanRawanLongsor dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
pentingnya informasi memaparkan Narasumberpertama,Dr. RidwanDjamaluddin, daerah rawan longsordi indonesia.Nara sumber kedua, Ir. Asep Effendy, daerahrawanlongsor;pemicu,gejaladan karakteristik memaparkan M.Appl.Sc., waktu terjadinya longsor; serta upaya pencegahanyang dapat dilakukan memaparkan Karnawati, narasumberketiga,Dr.Dwikorita Sedangkan masyarakat. pengendalian longsor dalam kawasan rawan pengenalan dan mengenai bencanalongsor' manajemen daerahdan mekanisme pembangunan perencanaan citra contoh-contoh menyampaikan NarasumberterakhirDra.WikantiAsriningrum dan yang mengenali untuk digunakan penginderaan dapat satelitdan teknologi longsor. suatukawasanrawan menganalisis denganforumdiskusitanyajawab. Acaradiskusiterfokusini kemudiandilanjutkan jawab ini terdapatdalamBab3 BukuProsiding dari diskusidan tanya Hasil-hasil ini. Diskusi Diskusiterfokus ditutup oleh KepalaBiro PenataanRuang, Peftanahan,dan yangberharapagarsetelahacaradiskusiterfokusini, Hidup,Bappenas, Lingkungan aspekbencanalongsordalam pemerintah daerahdapatlebihmempertimbangkan penataanruangdi daerahdenganarahandari instansipusatterkait, disampingitu pedomanpembangunan bagikawasanrawan dinyatakanpulaperlunyapenyusunan longsor.
RawanLongsor Kawasan dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
BAB 2 KERANGKA ACUAN KERJA
2.L.
LATARBEI.AKANG
terjadinyakorbanfiiwa dan benda)akibatbencanaalamdi daerah Kecenderungan rawanlongsor(unstablelandl dewasaini semakinbesar.Hal ini dapatdisebabkan data dari DirektoratGeologiTata Lingkungan, oleh banyakfaktor. Berdasarkan 422 kalttanahlongsor telahterjadisebanyak dalam5 tahunterakhirini setidaknya dengankorbantewas sebanyak529 orangdan 3.898bangunanrumahhancur (Kompas,2 Desember2000). Kenyataanbahwa sebagianbesar dari wilayah daratan Indonesiaberada dalam lintasanaktifitas pergerakanlempengbumi menjadi penyebabbencanatanah longsor di banyak kawasandi indonesia. IntensifnyaaKifitas manusiadalam merubahtatananvegetasidan geostruktur kawasandengan alasan kepentinganekonomipada daerah hulu dan daerah telahterbuKi ikut ekosistemnya dilindungikeseimbangan tertentuyangseharusnya pada longsor. daerah rawan mempertinggi tingkatkecelakaan yang dimilikioleh karenarendahnyatingkat kesadaran Keadaanini berlangsung masyarakatdan pemerintah disamping lemahnya law enforcemenfdalam di kawasanrawan longsorini. pengawasanpembangunan dan pengembangan Belumtersedianyainformasiyang lengkapdan akuratmengenaikawasanrawan longsor besertaperaturandan penuntun,yang bisadijadikandasardalamsetiap di kawasanra\/anlongsor,merupakan atau pengembangan aKifitaspembangunan disiapkan,demi mencegahdan yang untuk segera mendesak masaiah sangat jiwa yang ditimbulkanoleh bencana ekonomi dan dampak resiko meminimalkan longsor. Penyusunankebijakandan strategi ini dilakukanuntuk memberikanbantuan pemikiranpada pemerintahdaerah yang sering tertimpa bencanatersebut. acuan bagi aktifitas pembangunandan Pedomankhusus ini dapat d'g-adikan rencanatata ruangbagikawasanrawan pengembangan wilayahyang berdasarkan denganadanyakebijakandan strategiini pemerintahdaerah longsor.Diharapkan unsur-unsurlingkungandalam melakanakan dapat lebih mempertimbangkan pengembangan wilayahnya.Pemanfaataninformasiyang berkaitandengan geologidan denganmenggunakan teknologiinformasiyang parameter-parameter longsormerupakan penyusunan kawasan rawan suatu tata ruang lebihmajudalam perlu yang ini. dewasa dipertimbgngkan suatukeharusan 2.2.
TUJUAN
wilayah pmbuatankebijakandan strategipengembangan Tujuandilaksanakannya di kawasanrawanlongsorini adalahuntukmemberiinformasikepadapemerintah kawasan rawanlongsordalam daerahmengenaipentingnyamempertimbangkan KawasanRawanLongsor dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
daerah.Selainitu, kebijakandan strategiini diharapkandapat pembangunan kawasanrawan pedoman untuk mengenalidan mengendalikan memberikan daerah. penataan ruang instrumen-instrumen longsorini denganmenggunakan DANLINGKUPKEGIATAN 2.9. METODOLOGI kawasanrawan pembuatan dan pengendalian kebijakandan strategipengenalan berpijak pada ldentification, longsor ini dila-kukandengan cara: (L) Problem menilaidan Assessmen4 yang ada; (2) Need masalah-masalah pen-gidentifikasian pembangunan pelaksanaan dalam tingkat kebutuhan-kebutuhannya men-entukan masukan padakawasanrawanlongsordi daerah;(3) Diskusiuntukmendapatkan dan (4) lainnya; pihak-pihak terkait pemerintah serta daerah, dan sumber dari nara kawasanrawanlonqsor kebijakandan strategipengembangan rancangan Formulasi pemerintah daerah. bagi yangdapatmenjadiacuan
2,4.
HASIL KEGIATAN
pemikiran, masukan,usulan,sumbangan Hasildari kegiatanini adalahinventarisasi bahan yang sebagai digunakan akan ini dan tanggaplnlainnyaterhadapkegiatan dalam Nasional Tata Ruang Koordinasi informaii-bagiKelompokKerjaIII, Badan dan yang Pengenalan bertema: merumuskansuatu pedomanpembangunan pihakpemerintah dan daerah KawasanRawanLongsor.Diharapkan Pengendalian dapat memanfaatkannyasebagai pedoman piha-kterkait dalam pembangunan yang praKis dan bermanfaat bagi yang disertai dengan prinsip-prinsip dan kondisidaerahmasing-masing. kepentingan 1 SUSUNAN ACARA DISKUSI
Acara
Pelaku
Panitia dan Ruang,Peftanahan Pembukaan KepalaBiroPenataan Hidup- BaPPenas, Lingkungan SelakuSekretarisPokja3 BKIRN Dr. HerryDarwanto Moderator Pengantar Dn KawikSugiana Diskusi peftama Pemaparan Pembicara Dr. RidwanDiamaluddih Direktont Teknoloqi,InventarisasiSDA,EPPT kedua Pembicara Ir. AsepEffendi M.APPI.Sc' Direktont GeologiTataLingkungan Reqistrasi
Waktu 14.00- 14.10 14.10- 14.20
L4.20- 14,30 14.30- 14.50 14.50- 15.10
RawanLongsor Kawasan dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
ketiga Pemaparan Pembicara Dr, DwikoritaKarnawati, JurusanTeknikGeolosiUGM
keempat Pembicara nti Asriningrum, Dra. Wika ofologi, U PAN. Penelrti Geom SeluruhPesertaDiskusi Kesimpulan Moderator Dr. KawikSusiana Diskusi Diskusi
2.6
1 5 . 1 0- 1 5 . 3 0
1 5 . 3 0- 1 5 . 5 0 15.50- 16.50 16.50- 17.00
PESERTADISKUSI
Pokja -3 BKTRNBidang Dukungan Sistem PenataanRuang Ruangdan DirjenPenataan RuangWilayahNasional, 1. DirefturPenataan WilayahDep.Kimpraswil Pengembangan Wilayah,Dep.Kimpraswil 2. DireKurBinaTeknik,DirjenPrasarana Dep.Kimpraswil Perkotaan DirjenPengembangan 3. DirekturMetropolitan, Tanah,DeputiII BPN 4. DireKurPenatagunaan DirjenGeologiSumberDayaMineral 5. DirefturGeologiTataLingkungan, dan Energi Dep.Pertambangan 6. DireKurTopografi,TNI-AD wilayahBPPT TeknologiuntukPengembangan 7. DireKurKebijaksanaan Kehutanan,Dep. Planologi Badan Perpetaan Data dan Kepala Pusat B. dan Perkebunan Perhutanan Deputil Bakosurtanal Pemetaan Pusat 9. Kepala Hidup Budaya,MenteriNegaraLingkungan Sosial 10. AsistenDeputiUrusan Negara Kantor Menteri Wilayah Pengembangan 11. AsistenDeputiVurusan dan Industri BidangEkonomi,Keuangan Koordinator pengembangan Sekretariat penelitian Perhubungan dan. 12. SekretarisBadan JenderalDep.Perhubungan instansi Pemerintah lainnYa : SDLahandan KawasanBPPT 1. DirekturTeknologiPengelolaan (PPMK)Dep.Kesehatan MasalahKesehatan 2. KepalaPusatPenanggulangan Sosial. dan Kesejahteraan dan Penanganan Bencana Penanggulangan BadanKoordinasi 3. Sekretaris Pengungsi Pemerintah Daerah JawaBarat Bandung, 1. KetuaBappedaKabtipaten 2. KetuaBappedaKabupatenGarut JawaBarat JawaBarat 3. KetuaBappedaKabupatenSumedang, JawaTengah Semarang, Kabupaten Bappeda 4. Ketua 5. KetuaBappedaKabupatenTemanggung,JawaTengah TulungAgung,JawaTimur 6. KetuaBappedaKabupaten KawasanRawanLongsor dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
JawaBarat Sukabumi, Kabupaten 7. KetuaBappeda JawaTengah Cilacap, Kabupaten B. KetuaBappeda Wonosobo, JawaTengah Kabupaten 9. KetuaBappeda Jawa Tengah Purworejo, Bappeda Kabupaten Ketua 10. DIY. Progo, Kulon Kabupaten 11. KetuaBappeda PerguruanTinggi Bandung InstitutTeknologi TeknikGeologi 1. KetuaJurusan Trisakti 2. KetuaJurusanTeknikGeologiUniversitas Pajajaran 3. KetuaJurusanGeologiUniversitas InstitutTeknologiBandung 4. KetuaJutusanTeknikLingkungan InstitutTeknologiBandung 5. KetuaJurusanTeknikPlanologi Diponegoro Universitas 6. KetuaJurusanTeknikPlanologi Indonesia InstitutTeknologi 7. KetuaJurusanTeknikPlanologi IndonusaEsaUnggul Universitas B. KetuaJurusanTeknikPlanologi KrisnaDwipayana Universitas 9. KetuaJurusanTeknikPlanologi Trisakti Universitas 10. KetudJurusanTeknikPlanologi Malang InstitutTeknologiNasional 11..KetuaJurusanTeknikPlanologi Tarumanegara Universitas Planologi 12. KetuaJurusanTeknik AsosiasiProfesi 1. KetuaREI Indonesia 2. KetualkatanAhliPerencana, (IAGI) 3. KetuaIkatanAhliGeologilndonesia MediaMasa 1. Kompas 2, SuaraPembaharuan 3. Republika 4. MediaIndonesia
RawanLongsor Kawasan dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
BAB 3 KESIMPULAN HASIL PELAKSANAAN 3.1.
PEMBICAM RESUME
SDA, I: Dr. Ridwan Djamaluddin, DirektoratTeknologiInventarisasi Pembicara BPPT MenurutDr. RidwanDjamaluddin,kawasanlongsordikenalisetelahterjadinya tongsor,walaupundi daerahtersebutmungkinpernahterjadilongsorratusantahun yangdihadapiadalahkawasanrawanlongsor yang lalu. Salahsatu permasalahan adalah,bahwa umumnyadaerahtersebutmerupakandaerahpemukimanyang air yang baik. baik,misalnya dengankondisitanahyangsuburdan ketersediaan ekonomi sistem dan keberlanjutan manusia keselamatan itu aspek Karena yang penting. masyarakat seringkali itu, Selain sangat hal menjadi masyarakatnya tidak mau dipindahkandari daerah rawan longsor,sedangkanpengetahuan mengenaibahayayangdihadapiseringkali sangatterbatas.Untukitu masyarakat masyarakatperlu diberikaninformasimengenaiapa yang harus diwaspadai sebelumterjadinyalongsordan apa yang harusdilakukanbila bencanalongsor terjadi. rawan.longsor,dapat dilakukandengan Untuk mendeteksikawasan-kawasan yang saat ini harganyasudahdapatdijangkau menggunakan teknologicitra satelit pemerintah ini dapat digunakanoleh pemerintahdaerah daerah.Citrasatelit oteh kemungkinanbencanalongsordi sebagaipanduanawal dalam mengantisipasi suatukawasan. Lingkungan II: fr. Asep Effendy,M.Appl.Sc,DireKoratGeologiTata Pembicara mengenaikaraKeristikdaerah rawan Ir. Asep Effendy,M.Appl.Scmenyampaikan longsor; penricu,gejala dan waKu terjadinyalongsor;serta upaya pencegahan 'bagan alir yang dapat dilakukanmasyarakat. Selain itu juga disampaikan pemanfaatan informasigerakantanahuntukpenataanruang'dan'matrikpedoman penggunaan pengendalian lahandaerahgerakantanah'yang dapat digunakan aspek sebagaisalahsatu acuanuntukpenataanruangyang mempeftimbangkan tata ruang. dan untukanalisisdan penyesuaian kebencanaan Pembicara III: Dr. Dwikorita Karnawati, JurusanTeknikGeologiUGM mengenailatar belakang Dr. DwikoritaKarnawatiantara lain menyampaikan perlunyapengenalan kawasanrawanlongsordalamperencanaan dan pengendalian pembangunan daerahdi Indonesia;penyebabtidak efeKifnyasistemmitigasiatau pengendalian kawasanlongsor;mekanismemanajemenbencanalongsor; usaha praKisdalampengenalan panduan/pedoman dan pengendalian dan usulanmateri kawasanrawanlongsor. 7 RawanLongsor Kav,rasan dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
dariLAPAN Geomorfologi IV: Dra.WikantiAsriningrum, Peneliti Pembicara citra satelitdan teknologi contoh-contoh menyampaikan Ori.WikantiAsriningrum suatu yang dapat digunakanuntuk mengenalidan menganalisis penginderaan kawasanrawanlongsor.Teknologidan informasitersebutsaatini sudahtersediadi datacitrasatelityangadatidakdikenakanbiayabila memiliki Pemanfaatan I-APAN. datadiolahdi I-APAN. dansepanjang LAPAN dengan kerjasama 3.2.
HASIL DISKUSI
yang daerahnyamerupakansalahsatu kawasan Wonosobo 1. PemdaKabupaten masalah berkenaan dengan keengganan menghadapi longsor, rawan ke daerahlain yang lebihamandi samping direalokasi untuk masyarakatnya (14 kali dalamsetahunpadatahun lalu) longsor terjadi kenyataanseringnya merupakandaerah pegunungan Wonosobo wilayah dan sekitar 60-700/o Untuk mengatasi keberadaannya. terbatas sehinggalahan tempat tinggal agar pemda menyarankan permasalahan tersebut Dr. Ridwan yang sebelurn diwaspadai harus hal-hal kepadamasyarakat menginformasikan Di pada bencana. saat terjadinya terjadi bencanadan yang harusdilakukan yang pemantauan samping itu masyarakatjuga perlu diajarkanmetode terjadinyalongsor. dan praKisuntukmengantisipasi sederhJna Pihak Pemda KabupatenWonosobojuga mengharapkanpara ahli dalam rawanlongsoragar dapat penanganan longsoragardatangke daerah-daerah memberikaninformasi dan penelitianterhadapdaerahtersebut mengadakan hal tersebut, Ir. Asep secara langsungkepada masyarakat.Menanggapi datangke lokasi bahwapihakDireKoratGeologiTataLingkungan menyatakan maupunbila permintaan bencana dari daerah bencanalongsorbaik karena memperolehinformasisepeftidari surat kabar mengenaiadanyalongsordi suatu daerah. Selain itu, bila terjadi bencana longsor, juga diadakan di sekitarnyayang rawan longsoruntuk pemeriksaanterhadapdaerah-daerah antisipasidan tindakanpreventif. Z. BerkenaandenganpemaparanDr. Dwikoritamengenaikurangterintegrasinya longsor RTRWdan lemahnyaperaturanyang mendukungusahapengendalian pengendalian permasalahan sistem kurang efeKifnya sebagaisalah satu akar longsor,salah seorangpesertamenanyakanbagaimanaupaya yang harus dilakukanuntuk mengatasihal tersebutdilihatdari aspekhukum.Bahkan RTRWyang sudah terintegrasijuga belum menjaminsistem pengendalian longsortersebutdilakanakansecaraefeKif. Menanggapi hal tersebut Ir. Asep menyatakan bahi^ra perencanaan pengendalianlongsorsebaiknyamengikutitahapanyang telah dipaparkan dalambaganpemanfaataninformasigerakantanah untuk penataanruang.Hal tersebutdihanpkandapatmendorongpenguatanperaturanyang mendukung usaha pengendalianlongsor. Dr. Dwikoritamengakuibahwa di samping lemahnyaperaturanyang mendukungupaya pengendalianlongsor,upaya KawasanRawanLongsor dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
penegakanhukumnya(law enforcemenfldalam pengendalianlongsorjuga masihlemah. bahwaterdapatkaitanyangerat Dr. HerryDarwantomenyatakan Sedangkan longsor,sehinggadiperlukan rawan kawasan penataan dan ruang antara yang ini juga akan ditindaklanjuti diskusi peraturan ada. Hasil perbaikan dan himbauanagar daerah pedoman daerah bagi dengan penyusunan kawasanlongsor. perbaikanperaturan daerahmengenai melakukan 3 . Berkenaan dengan pengendalian bencana secara umum, Pusat Sosial dan Kesejahteraan Dep.Kesehatan .Penanggulangan MasalahKesehatan pemda kemampuan perlunya memiliki (1) lain: antara saran menyampaikan untuk membuat hazard analysis,(2) Satlak dan sarkolak perlu membuat contingenryplan dalam penangananbencana,dan (3) perlunya dilakukan tindali lanjut dari kegiatan diskusi ini dan perlunya DPRD menyiapkan contingenq budgetuntukmengantisipasibencana. Bencana (Bakornas) Penanggulangan Nasional 4. Informasidari BadanKoordinasi dan kerja kelompok dibentuk akan segera adalah Pengungsi dan Penanganan tombak ujung ini saat Sampai penanggulangan bencana. plkar untuk kelompok penganganan bencanaada di daerah(satlak),hanyakita belunimemilikipeta rawin bencanapadatingkatyang lebihkecil/detailuntukdapatdigunakandi deaerah. Dep. Kimpraswilmenanggapibahwa pemaparanbelum menyentuhaspek preventif,sebagaicontohbila air adalahsalahsatu faftor pemicuterjadinya agar air upayapencegahan iongsor,masyarakatperlumengetahuibagaimana pula satu salah bahwa Disampaikan pemicu longsor. terjadinya tidal menjadi penggunaan karena pelakanaan adalah sosialisasi sebab belum efektifnya bahasa yang bersifat scientific.Akan jauh lebih mudah bagi pemda dan masyarakat untuk mengerti bila dikaitkan dengan kontek kehidupan masyarakatsehari-hari.Di sampingitu koordinasiantar instansiterkait sangat sampaitahap penangananbencanayang ciiperlukansejaktahap preparedness telahterjadi. Ikatan Ahli GeologiIndonesia(IAGI) melihat perlunyamelibatkanguru-guru pengendalian bencanalongsor. sekolahdalamsosialisasi 3.3.
PENUTUP
1. Seperti yang diharapkanbersama,forum diskusiterfokus ini tidak berhenti Selanjutnya PemerintahDaerah.hendaknya begitu saja setelahdilaksanakan. aspek bencanalongior dalam penataahruang di bblh mempertimbangkan daerah denganarahandari instansipusat terkait. Dan juga perlu disusun pedomanPembangunanKawasanRawanLongsoruntuk PemerintahDaerah Kabupaten/Kota.
KawasanRawanLongsor dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
semogalaporanhasilseminar ini dapat bermanfaat 2 . Akhir kata, diharapkan kegiatan perumusanPedoman dari keseluruhan selanjutnya dalamtahapan Longsor. Rawan Kawasan Pembangunan
to KawasanRawanLongsor dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
LAMPIFTAN
DaerahRawanLongsor dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokusPengenalan
DISKUSI PANDUAN PEMBANGUNAN PENGENALAN DAN PENGENDALIAN KAWASAN RAWAN LONGSOR Ridwan Djamaluddinl
Ringkasan Secarageologi,daerahyang tidak stabildapatdikenalidari kenampakan yangmencakup strukturgeologidan geomofologidaii informasibawahpermukaan gerakan keterjadian sejarah pula berdasarkan dipelajari iitotogi,disJnpingini dapat yang dapat geomofologi kenampakan tanati'di dairah tersebut. Beberapa yang membentuk tebing terjal, tebing anataralain ketakstabilan mengindikasikan steniaf' lingkaran(semi circularscarps),lerengyang berbentukcekung-cembung (ioirur"-rSrvex siopes), -airpermukaanyang tak beraturan(iTegular+utaces), dan geomorfologi, (over+atunted soil1.Selainkenampakan permukaanyang jenuh kondisi adalah lain yangdapatdijadikanindikasiketakstabilan beberapafenom-ena bergerak vegetaii yang mempertihatlianbatas-batastegas akibat suatu lereng teihadap|agian lain,danarahtumbuhyangmiringakibatlerengyangbergerak' Kenampakangeomorfologidan kondisivegetasiseperti tersebutdiatas dapatdiamatiii lapangandan tertihatjelas pulapadafoto udaradan citra satelit uniuk gerakantana'hyJng berukuranrelatifbesar.Dalampemetaansecararegional pengglnaan foto udara dan Citra satelit sangat membantu,terutama karena icenimpafan sinoptic (synoptt;cview) pada foto udara dan citra satelit, serta kanal infra merahyang sangatmembantuuntuk mengenalikondisi keterseCiaan teknologi' vegetasidan kondisikeairanpadatanah; dengansemakincanggihnya karena baik bermanfat menjadi satelit kelersediaanfoto udara dan dan citra juga biayanya*ecara karena yang dapat dihasilkan semakinrincinya informasi relatifmenjadimakinmurah.UntukmemantauwilayahseluasRepublikIndonesia, foto udaradan citra satelittentulahsangatmempercepat pemetaanmenggunakan prosesidentifikasidaerahrawangerakantanah. Informasi daerah rawan gerakan tanah di wilayah Indonesia untuk yangmunculakhir-akhirini adalah beberapawilayahklasiksudahtersedia.Masalah 'klasiK tersebut. Untuk membantu terjadinya gerak tanah di luar daerah masyarakat,pemerintah,dan tenaga informasi daerah rawan gerakan tanah hendaknyatersediaseera sistematisdan mudahdiakses.Salahdatu metodeyang dapat dilakukanadalah membangunbasis data gerakantanah menggunakan Sistem Informasi Geograafis(GlS-basedlandslide database). Basis data ini waktukejadian,ukuran,arahangerakan,kondisigeologi, mencakuploksigeografis, I Laboratorium SumberDayaAlam(Lab.ISDA) TeknologiInventarisasi (8PFl-) Penerapan Teknologi dan BadanPengkajian A'l RawanLongsor Kawasan dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
lcurahhujan,dan lain-lain. kondisikeairan, tanah,kondisiseismisitas, penggunaan rawan gerakantanah daerah mempelajari dalam informasisangat membantu untuk memprediksi digunakan dapat yang selanjutnya selarahnya; berdasarkan gerakan tanah. kejadian kemungkinan WilayahIndonesiayangsecaratektonikdan volkaniksangataktif memang menciptakanpra-kondisiVbng rawan terhadapgerakantanah. Sebaliknya,dari tanah,dll) kesuburan ru*Oer daayaalam(mineralisasi, lonOidiaspekpembentukah dan pemukiman Akibatnyadaerahini menjadilokasi kondisiini mengguntungkan. untuk f..g;tun etconJrii yan! padat. Dengan kondisi demikian,sangat sulit adalah mjmindahkan pendud'ut. Tindakan yang sebaiknya. dilakukan untuk pemerintah setempat pemerintah dan dan masyarakat mempersiapkan dan pengelolaan lahan, cara gerakan memahami tanah, mendunafidaerahrawan jika bencana. terjadi yang dilakukan harus tindakan memlahami
KawasanRawanLongsor dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
Lmgs
Pdgcnalah dan Pcngandrllan KiwagrRry.n
KARAKTERISTIKTANAH LONGSOR
M&olsc OI*r r A$fltd, Or*ldul G€lqr Tda Lne59a Depdmd EHgt da Smbsdtt€ MGa
.
K .RAKTERISTIKOAERAHRAWANIONGSOR C, s ari.n
.C*-l.*lqr@ - O*rh h* G rbt
.
' . tn6i {' 30OOffi) t 29 d ad hry .. X.dqr. t I'C . Xffig& ffi Fq m r69tr1.
d. 16
@tul
.
Etu |tr/n4d
. .
lhinn lrhnt lcn$ nrcnru u$
K.96hMrub'
GEJALATANAH
O.dv.gtusrttshFobegi. '.qtnEdm O.dre!ffib
.
S.bdtdre0*a!/F.dnlrn omhn-pdtubh
.
oa$fl|tF@dbH*d
Retakary'rekahan Kemiringanpohon tidak beraturan atau seiaiar lereng. limbulnya mata ait baru atau hdangnyamala ait lamir. Gumpalanlanah segal yang terlempilt da.i leteng. Kabel listrik bndor atau tenc:rng bahkan sampai Putus. > crplo3ion). Suera (6lhing Pqubahan pada glruklut bangunan yang ada dialasnya (retak lelak, miring, pinlu susah drbuka.dan lan-lain). . Tingkahlaku hewanyanganeh.
dcn8il itrlcnsila > *dimcr balu
.
\lcnanprng rir rhri sh..n di at$ ldo!. (;rliil \:oF tilrl ncuJrrlitrrnglm lcurbilm tusio l,r*ah lcrcn8.
.
ltMnrl..fiil
lcn5.
LONGSOR
. . . . . . .
dcngan inlasitat > l0o mDJ hari
I lilis lcl{t |m6 |t|ffu.Jtrrl(rut{oil i(t mn i h.li trEi diltnh dcngn brt[e oqml. !filiht ( ;.mpn l{{nijfcttm sl.l. richtct > 6.
.
V@h!i -
pdd.tr 16 *. &95 ! 8rutr r.n l.E .3rE316hhllsg@J . gds.n d$ l.d (9iQ-91 . OaGah Ftulant adtr !& l@rnC dpdon96bls#
F:MICU TANAHLONGSOR
.
{86
hFt€
t
bFfah
.
Ombdugdi(r|fu,fiFba. rdr') bF 6 r.a Oa$ Oi96 rFfitF ffiiE$b6t OrtrhttuUut ryMFO ($tu&4BdC*O
rli
hchil.
B-l RawanLongsor Kawasan danPengendalian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
PENGENALAN DAN PENGENDALIAN KAWASAN RAWAN LONGSOR Dwikorita Karnawatil
Rational. pengenalandan Pengendalian KawasanRawanLongsorperlu lebih d.ikaji pembangunan di berbagaiwilayahdi perencanaan dan dipertifibangkandalam berikut: permasalahan sebagai karenabeberapa Indonesia, daerahrawanbencanaalam besarwitayahdi Indonesiamerupakan i, SeOagian geologi,termasukbencanalongsoran. 2. Kurangnyapemahamandan kesadaranmasyarakatdan aparat terhadap danantisipasinya' potensi terjadinya 'korbanlongsoran 'B"rurnyu 3. 5iG dan kerugianyang diakibatkanoleh bencanaalam longsoran. lahanyang dapat memicu 4. Malin meningkatnyalaju perubahanpenggunaan terjadinyalongsoran. Akar Permasalahan masih kurang efeftifnya Akar permasalahanyang diduga menyebabakan pengendalian kawasannwan pengenalan dan usaha sistem mitigasi ataupun 1' Gambar air bagan dalam dapatdigambarkan longsor Oari bagan alir tersebut terlihat bahwa akar permasalahanterjadinya bencanaadalah: 1. Masih kurangnyaterjangkaunyainformasiyang lengkap dan akurat oleh masyarakat 2. Maqprakat yang sudah mengetahuikondisikawasandaerahnyabelum tentu resikolongsoran. sadaruntuk bertindakmengantisipasi yang mendukungusaha pengendaliankawasan 3. Masih temahnia peraturan longsor. Jadi ag-arsistem mitigasiataupun usaha pengenalandan pengendaliankawasan tersebut hasur rawan-longsordapat lebih efeKif, maka ketigaakar permasalahan dapatdiatasi. Mekanisrne manajemen bencana longsor (termasuk pengenalan dan pengendaliankawasan rawan longsor). Mekanismedalam manajemen bencana longsorandapat digambarkan denganskemadi Tabel 1. Skemaini perlu untuk dikaii/dicermatilebih laniut guna lebifrmengefeKifkanupayamitigasibencanalongsor( tennasukupa)'apengenalan dan pengendalian.Kawasan Elwan longsor). Selanjutrryabeberapa contoh yang teridentifikasidalam mekanismemanjemenbencanatersebut, permasatJhan beserta ususlan prollrcm untuk upaya pengenalandan pengendaliankawasan rcwanlongsorditunjukandalam$abel 2). t JurusanTeknikGeologiUniversitas GadjahMada
c'l
Longsor Rawan Kawasan danPengendalian Tefokus:Pengenalan Diskusi Prosiding
usulan Materi Panduan:PedomanPraktis Pengenalandan Pengendalian Kawasan Rawan Longsor. DasarPemahamanPraKis. Apakahtanahlongsoritu? Longsoranadalah pengerakanmassa tanah/batuanke arah miring, mendataraiau vertikalpadasuatu lereng.Jadi longsordapatterjadipadamassa dari keduanya' tanah,massabatuan,atau percampuran tanahlongsordapatterjadi? Mengapa lereng kesetimbangan Padaprinsipnyalongsor[erjadikarenaterganggunya gaya (misal lereng dalam dari yang gaya-gaya berasal akibatadanyapengaruh gaya-gaya atau dan lereng) tanah gravitasibumi,'dantekananair pori di dalam yang (misalgetarankendaraandan pembebanan iung b"rural dari tuar lereng 1996) t978 dan Karnawati, 6.4'.Uitr.npadalereng)(Chowdhurry, terjadinyatanah.longsor? mekanisme Bagaimana sebagaiberikut: denganmekanisme terjadi umumnya Longsoran -Semakin padalereng,misalnyakarena gerakan penyebab gayi bertambahnya 1. kenaikantekananair pori di air hujanyang m'emicupertambahan meresepnya dalamlereng(Gambar2) gayapenahangerakanpadalereng' 2. Semakinbeikurangnya tersebut' keduamekanisme 3. Kombinasi yangrawanlongsor? kondisikawasan Bagaimanakah yang rawan longsor ciapat diuraikansebagai Kondisi lahan/kawasaqberikut: (Sartono,1975; Heathdan Sarosa,1988;Heath,dkk. 1988;Tjojudo' 1985;Sarosa iggZ; dan Karnawati,t997, 2000,2001): Kondisialamiah: puruh 1. Kondisilereng yang biasanyamempunyaikemiringanlebih dari dua derajat(Gambar3) 2. fondisi ianah/ batuan penyusunlereng, umumnyalereng yang tersusnoleh (Gambar 3): yang menumpangdi atas ;. tumpukan massa tanah gembur/lepas-lepas yanglebihkedapdan kompak tanah/batuan lereng. yangmiringsearahdengankemiringan tanah/batuan b. lapisan kemiringan dengan yang seara.h miring (misal kekar) geologi 3. Adanyastruftur sehingga lemah, bidang-bidang merupakan geologi ini dapat lereng.StruKur tersebut. lemah bidang-bidang sepanjang di bergerak massi tanahsenJitif 4. Kondisi hidrologi lereng, terutama kondisi aquifer dan kedudukan muka aiftanahdalamlereng. 5. Kondisidinamikapadalerengyangdapatdipicuoleh: kenaikan a. hujan(lamanyahujandan curahnya)yangdapatmengakibatkan tanah. tekananair Porididalam
KawasanRawanLongsor dan Pengendatian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
b. hilangnyapenahanlateraldan penahandi bagianbawahlereng,misal olehair karenaerosi/abrasi/pengikisan gemPa bumi. getaran c. nonalamiah: Kondisi dinamikagaya-gaya Kondisinon alamiahini umumnyamempengaruhi ini dapat dalamlerengdan merupakanpemicuterjadinyalonsoran.Faktor-faKor berupa: misalnyagetran kendaraanatau getaranakibat penggaiian 1. Getaran-getaran padalereng. konstruksi Z. bertambahnyapembebananpada lereng, misal karena adanya permukaan' air dari bangunanatau meresapnya di bagianbawah(bagian karenapenggalian pada'lereng penahan iituignyu 3. kaki)lereng. jarangterjadikarenasalahsatukondisidi atas,tetapi lebih 4. terjadinya-longsor seringkirena interaksidari berbagaikondisidi atas' Upaya PengendalianKawasan Rawan Longsor tanahlongsor? aigaimanakihupayapenanggulangan tanah longsordapatefeftif diterapkan, p-eianggutangan Agar suatu siJtem Setempat makaharls dengansistemeembirdayaan Masyarakat dan Aparat 2001): dan mempertimbangkan(Karnawati terjadi longsoran 1. hal-hal(kondisi)yangmenyebabkan penanggulangan 2. sumberdayayangsuOahada untuktindakan ini yangakanterlebitdalamupayapenanggulangan t. komponen-kompdnen dan masyarakat terhadap penanggilanganini dan dampaknya 4. sistem/teknotogi lingkungan. i : longsoran IdentifikasiPenYebab terjadinyalongsoran9p.! Gp"tti ielan Oiunikand'l atas, kond6i (sebab-sebab) bJG kondisialamiah,non alamiahserta kombinasikeduanya.MetodaIdentifikasi lonais/penyeUaU Onbsonn ;sebaiknya dilakukan dengan memberdayakan pakar saja rnasyarakatdan aparal di daerah rawan, tidak hanyadilakukanoleh awal dugaan ,ru'tnyu masyarakatataupunaparat setempatsudah mempunyai masyarakat i"OuU-rbU.Uterjadinyalongsoran.Dugaanini perludikaji bersamaoleh sendiri dan aparat setta JiU.ntu oleh pakar/peneliti.Pemahamandan kesadran akan penyebabterjadinyaiongsoranyang muncul langsungdari masyarakat secaraefeffiif. longsoran midalutamadalamupayapenangan merupakan
prosidinSDiskusiTerfokus:Pengenalan KawasanRawanLongsor dan Pengendalian
Gambar2.Mekanismeterjadinyalongsoranyangdipicuairhujan. massatanah dan Air hujan yang meresapke dalam air akan menambahbeban tanah terdorong massa r"nin6f.tfun-tekanan air pori dalam tanah, sehingga meluncurke bawahlereng. penyebabmana yang Dalam identifikasipenyebablongsoranini perlu dibedakan penyebab mana yang awal) dan -penyebab r"rrp.r.un akar permasalahan(penyebab dan diketahui yta13. Dengan akibat-aiibat lanjut dbri il"6;k;r aparat' dan penyebabutama (akar permasalahan)oleh masyarakat ;iilfiG dapit diarahkansecaratepat dan tuntas sesuai maka tindafan penanggulangan denganpermasalahan Yangada. dayayangdimilikiolehdaerahlt|wanlongsor. Identifikasisumber juga Identifikasisum$t d-ayayang telahdimilikiolehdaerahrawanlongsor dilakukanoleh masyarakatsendiri,dengandidukungoleh aparatdan akademisi' ffib;; dayaini daiat berupasumberdiya alamyangada,sumberdayamanusia, dan sumber dana. Sumber daya ini perlu diketahuisejak awal, agar dalam penanggulangan nanti dapat dipilih metoda yang tepat guna, sesuaidengan ffi31f,fu; ?aerah yang ada. Apabila.teknologi.yangterpilih terlalu mahal dan kompteics,dikhawatirion dengansumberdaya yang ada masyarakatdan aparat merawatteknologitersebut' tidali dapatmemelihara/dan Komponen-komponenapa ini? penanggulangan
sajakah yang akan terlibat dalam upaya
RawanLongsor Kawasan prosiOinS danPengendalian DiskusiTerfokus:Pengenalan
aparat,akademisi(penelitidari multi disiplin, masyarakat, Keterlibatan profesidan misal geologi,pertanian,teknik sipil, ilmu sosial,dsb), organisasi ini. penanggulangan longsoran terkaitsangatpentingdalamsistem instansl Longsoran. ArahanUpayaPenanggulangan uraian berikut hanya merupakan arahan awal mengenai upaya longsoran.Arahan ini masih harus dikaji lebih lanjut oleh penanggulangan akademisi. dan kalangan instasiterkait setempat,beberapa aparat dln musyJtJkut menjadi: dapatdibedakan bencanalongsoran sistempenanggulangan (EmergencY) A. Saatdarurat B. Jangkamenengah(misaldalamperiodeL tahunhingga3 tahun) c. :angta panjang(misaldalamperiodelebihdari3 tahuns.d 5 tahun) dan ususalanProgram) Permasalahan (LihatjugaTabel2. Identifikasi A. Saat Darurat bersamadenganaparat ataupunSATKORTAK untuktahapinijelasperanansATl-AK penangan korbanbencana'Akan setempatsangit penting,terutamadalam hal potensi terjadinyabencanausulansefta meminimalkan tetapi untuk mengatisipali perlupuladilakukan: berikutnya, terjadinyakorbandan kerusakan 1. Sosialisasidarurat petunjuk praKis mengantisipasilongsoransecaradini dan memantau lereng yang rawan longsor, sefta petunjuk praKis menghindaribahaya longsoran.Sosialisasiharus dapat disamapaikan secaia sederhanadan mudah dipahamimasyarakatdesa. Contohleaflet ini dapatdilihatpadaGambar4. sosialisasi pemantauan tanah ataupunretakanjalan dan bangunan retakan-retakan Z. pada daerah rawan longsoranselam musim hujan. Retakanini akan berbentuk khas memanjangataupun melengkungseperti iapai kuda, pemantauan retakanjuga harusdilakukansetiaphariselamamusimhuian yangberdekatan denganbangunanair ataupun,tanggul padatanah-tanah jalan raya. air,jalan keretaapi,dan B.JangkaMenengah agar masyarakat Tujuanutamadari midtermactionini adlahuntukmengkondisikan survivedengankindisialam yang ada. Hal ini dapatdilakukandenganpemetaanpadalokasilongsor. rambu-rambu dan pemasangan ulangdaerahrawanlongsoran Untuk daerah-daerahyang terpetakansebagaidaerah rawan gerakan dapat dimanfaatkanuntuk lahantanamanbudidayaakan tetapi pada prakteknyatidak yang beradadi daerahrawan suatupemukiman akan mudahuntukmemindahkan ke daerah yang aman. Mengingatlongsoranterjadinyaumumnyahanya selama musim hujan dan potensiterjadinyadapat diminimalkan,maka masyarakatyang tetap ingin tinggal di daerah tersebut perlu diberi bekal pengetahuanuntuk mengelotalingkunganyang rawan longsor. PedomanpraKis pemeliharaan lingkunganini sebaiknyadisebarluaskankeberbagaidaerahnwan longsor,misal melaui leaflet dan kalender mitigasi bencana longsor. Namun sosialisai pengetahuanpraKis ini masih tetap harus terus digalakandenganmelibatkan perananbersamaantaraaparatpemerintahsetempatdan masyarakat. RawanLongsor Kawasan dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
berpotensilongsoryang belum terlanjur Untuk daerah/kawasan Artinya,daerah sebagaidaerahterlarang. ditetapkan sebaiknya berkembang, permanen pusat aktivitas pemukiman dan sebagai dapatdikembangkan tersebut dengan ini diperkuat larangan banylt
kewaspadaan masyarakatterhadappotensibencana longsoran,serta kesadaran dan menatalingkungannya dapat ditingkatkan dan merekadalam memelihara penyuluhan, (semacam informal ini dapat dilakukan secara Pendidikan dipelihara. pelatihanuntuk pelatihdan tteater rakyatatau keseniantradisional). Target dari programpemberdayaan/pendidikan ini adalahgenerasimudahinggagenerasitua. sekolah(dapatdisampaikan olehguruTerjadinyatargetnyamulaidari anak-anak guru) hinggatokoh-tookh/pemuka masyarakat dan aparatpemerintahdi daerahdaerahyangrawanlongsor. Peranmassmediasangatvital pula.TelahterbuKi dari kejadianbencana yang lalu pemberitaanmassa media berhasilmeningkatkankeperduliandan pi longsora n. rakatdalammenghada masya kewaspadaan Selain usaha-usaha di atas perlu pula diperkuat jaringan dalam denganbeberapainstansiterkaityang berkompeten komunikasi/kerjasama penangaan longsor. bencana halsurveydan Kesimpulandan Saran longsorandapat diterapkansecaraefeKif, maka Agar upayapengendalian dan aparta ini perlu dirumuskanbersamaoleh masayarakat upayapengendalian setempat,dengandidukungoleh kalanganakademisi(peneliti),organisasiprofesi teknologiyang diterapkandalam dan instansiyang berwenang,sistemataupun disarankanbersifat praKis dan tepat guna' sesuaidengan upayapengendalian sumberdayayangtelahadadidaerahrawanlongsor. Uraian dan bahasan yang disampaikandalam makalah ini hanya pemikirandari akademisi. Hal ini perluditinjau merupakansalahsatu sumbangan dan dibahaslebih lanjut dan melibatkankalanganmasyarakatdi daerahfttwan longsordan aparatsetempat. i Daftar Pustaka VoL22. Elsevier in Gntechnial Engineering, ChowdhuryR.N. 1978. Development Amsterdam. Company, ScientificPublishing EnuironmentalCommuniatbn for SustainableDevelopment,A Pnctical G-IZ,2OOO, Orientation. Working Paper of the Working Par:ty'on Develapment Coopention-and Enviroment Divisision 44 , EnvironmentManagement TransPort. Water,energY, Heath, W., Saroso,B,S.,Dowling ,J.W.F 1988. Highway Slope Problems in Indonesia. Paper presented on the 2no InternasionalConferenceon in TropicalSoils,Singapore( unlublished) Geomachanis Karnawati,D. 1996. Mshanism of Rain-InducedLand Sliding in Allophanicand fuils in lava. Ph.DThesis.Universityof Leeds(unpublished). Halloysitaiac Karnawati.D.1996. M*hanism of Rain-InducedLand Slidesin Java, MediaTeknik No 3 Th )MII No. 1996 Karnawati, D. t997. Natunl Slope Faiture on WeatheredAndesitic Brecciz in gmigaluh Area,Indonesia.Proc.of The 4h Int Conf.On caseHistorisIn Engineering, Missouri,USA Geoteachnical
Kawasan RawanLongsor dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokus:Pengenalan
Karnawati, D.t997. Study on Mechanismof Rain-InducedLandslidingby Using NumericalModel.ForumTeknik,Vol 20, No. 1 Januari SlopeHydrodynamic 1997. Karnawati D, 2000. The Importance of Low Intensity Rainfall on Landslide 24 No. 1, March2000. ForumTeknikVol Occunence, KarnawatiD. 2000. Assessmenton Mechanismof Rain-InducedLandslideby Slope Simulation.Proc.of GeoEng2000.Canberra,Australia Hydrodynamic Karnawati D. 2001 Sistem PeringatanDini Tanah Longsor. Makalah dalam DiniSebagaiupaya SistemPeringatan NasionalPengembangan Lokarkarya dampak BencanaAlam. Yogyakarta,31 Pencegahan dan Pengurangan UGMdanPMI Januari2001.PSBA KarnawatiD. 2001 KondisiLahanRawanLongsordan UpayaPenanggulangannya. daerahPasca KajianPenataanLingklungan SeminarRegionalLingkungan Purworejo. TeknikUniversitas Muhammadiyah Bencana Alam.Fakultas ManfredOepenand WinfriedHamacher.2000 . Communiatingthe Environment, Verlagder Wissenschaften. PeterLang,Europaiscner LongsoranJawa Earat Paper presentedon Geologti Daerah 1975. Sampurno. IV Pertemuan llmiahTahunan IkatanAhliGeologiIndonesia(unpublished) Saroso,B.S. 1992.Anaman GerakanTanahpadaJaringanJalanJawa Bant Paper presentedon the seminaraplikasiSistemInformasiGeografiuntukJaringan Jalandi Indonesia(unpublished) TerjadinyaLongsomndi Tjojudo,s.1985.BeberapaKondisiAlamyang Menunjang padaKonperensi IndonesiakeGeoteknik Indonesia.PaperDipresentasikan 3 (unpublished)
c-a RawanLongsor Kawasan dan Pengendalian Pro$dingDiskusiTerfokus:Pengenalan
ANALISIS GEOMORFOLOGIS KAWASAN RAWAN LONGSOR DARI DATA PENGINDERAU\N JAUH SATELITI Wikanti Asriningrum2
ABSTMK Tanah longsor atau dengan istilah lain gerakan tanah (mass movement/ merupakan fenomenaalam yang dampaknyadapat menggangu/merugikan penduduk dan menimbulkanbencanabesar. Evaluasiyang tepat tentang penentuankemungkinanletak dan waKu terjadinyatanah longsor pada beberapa tingkat kerentanan peilu metode yang pnktis dan cepat. Identiftkasi dan klasifikasi panmeter penyebab teriadinya tanah longsor diperlukanuntuk inventarimsidan analisispotensikerentanannya.Indonesia mempunyai banyak kawasanlongsor dengan tingkat bahayrarelatif tinggi karenapendudulotyapadattopografrnyal
I.
Pendahuluan
SecaramorfografisIndonesiamempunyaibanyakdaerahyang memiliki potensiterjadinya bencanalongsor. Bencanatersebut mengan@mpenduduk yang tinggal di lembah atau lereng bawah gunung-apidan pengunungan terutamapada lerengyang terjal. Padadaerahberlerengterjal denganstruKur batuan tidak kompak perlu diwaspadaiterutamajika terjadi hujan lebat atau bencanalongsordapatterjadi. hujanbeberapahari,karenadapatdiperkirakan gerakan fenomenaalam sebagai merupakan tanah Tanah longsoratau yang proses geomorfik terus padaburmiini. akanberlangsung akibatdari adanya pada kondisitertentu merupakanbencanabagi kelangsungan Gerakantersebut hidup manusia. Beberapakejadianhnah longsorsering menimbulkanbanyak kerugian materi dan korban manusia. Gerakantanah dibedakan menjadi kecepatangeraknya,misalnyarayapanyang bergerak beberapatipe berdasarkan I Dipresentasikan Nasional dalamRangkaDiskusiTerfokus: Pembangunan di BadanPerencanaan RawanLongsor Kawasan Pengenalan dan Pengendalian 2 PenelitipadaBidangUngkungan, Jauh,IAPAN,Jl. LAPANNO. Penginderaan PusatPemanfaatan 70, Pekayon,PasarRebo,Jakarta13710,Telp.8710065,8711960,e'[email protected]
DI DaerahRawanLongsor danPengendalian ProsidingDiskusiTerfokusPengenalan
lainadalah batuanyangbergerakcepat. Permasalahan lambatatau longsoran terowongan yang meninggalkan lubang-lubang, berupapraktekpenambangan gerakan tanah. potensiterjadinya yangmenciptakan ataucekungan suatu bencanatanahlongsormakadiperlukan banyaknya Menanggapi teknik praktis Pemanfaatan yang dan cepat. pengendalian metode dengan teknik jauh merupakanpilihanyangtepat karenadatanyatersediauntuk penginderaan seluiuhwilayahIndonesia,memilikiperiodeulangpendek,dan dapatdianalisis bentuk jauh satelitsumberalam menyajikan dengancepat. Data penginderaan metode Berbagai permukaan bumi, di mana gerakan tanah terjadi. penggabungan data multi speKral, multi resolusi,dan multi temporaldapat dioptimalkanuntuk identifikasifaKor penyebabgerakantanah, Pernanfaatan data citra harus memahamifenomenagerakantanah,faktor-faKorpenyebab, dan karakteristikbentuklahan. Di sisi lain harusdipahamikaraKeristiksetiap tanah. dalamkaitandenganevaluasigerakan citrasatetitdan hasilgabungannya 2. Data PenginderaanJauh Satelit Di LApANsampaisaat ini tersediadata citra satelitsumberdaya alam berupaLandsat,SPOT,JERS,dan ERS.SatelitLandsatdan SPOTmemilikisensor opti( JERSmemilikisensoroptik dan radarl sedangkanERSmemilikisensor riAai. PadabulanAgustus1998,citra Landsatyang tersediaberjumlah30.524 scene dan citra SPOi tersedia36.784scene,keduanyahasil perekamanmulai tahun 1994. Untukcitra ERStersedia1.547lintasan,hasilrekamanmulaitahun tgg4. CitraJERStersedila5.744scene,hasilrekamanmulaibhun 1996. Jika tiap lintasanERSmemuat2 scene,makatersedia3.094scene.Jadijumlahcitra 76.746scene. satefit sumberalamyangtersedi;lseluruhnya Citra satelit sumber daya alam ada yang berupacitra optik (Landsat, Keduajenis data danJERS-SAR). dan citra radar(ERS-SAR SPOTdan JERS-OPS) yang mempunyai itu salingmelengkapi.Citra radarakan melengkapicitra optik liputan iwan tinggi. Sedangkancitra optik membantupemahamaninterpretasi padadaerahdengantopognfi datar. jauh sumberdayaalammemilikicakupanluas, Datasatelitpengin.deraan beberapakanal. Hal itu memudahkan mempunyai dan tinggi, spasial resolusi prosesyang terjadi pada satuan tentang spasial analisis untuf bagi interpreter lain yaitu resolusispasialdata Keuntungan tertentu. daerah bentanglahansuatu perkembangan teknologi,resolusiitu akan dengan relatif tinggi dan seiring semakinmeningkat. Dalam interpretasicitra satelit, pemilihankanal speftnl baik secaftl dan disesuaikandengan tunggal ataupun kombinasiperlu dipertimbangkan yang kontras. Untuk penampilan citra kebutuhan untuk mendapatkan memperolehcitra kompositRGB(Red GreenBlue)dipilih berbagaikanal sesuai dengan karafteristik yang diperlukan. Untuk citra radar interpretasinyaharus yaitu sistem side looking. Di satu sisi, memperhatikansistem perekamannya sistem itu merupakan keunggulan, namun cara interpretasinyaharus memperhatikanbayangan, shortening, dan layover. Ketiga hal itu harus diperhatikanterutama untuk daerah dengantopografi kasar. Selainitu data DaerahRawanLongsor danPengendalian ProsidingDiskusiTerfokusPengenalan
radar banyak mengandungnoise yang disebut spekle, sehingga metode pengolahan dan ekstraksiinformasinya berbedadenganmetodeyangditerapkan padadata optik. Kombinasi citra kompositradardapatdilakukansecaramultitemporalataumulti-kanal. Fusi citra dapat berupafusi multFtemporal, multi-sensor, atau multi(fusi)ciha akanmemberiinformasilebihlengkap,jelas, resolusi.Penggabungan dan tajam, serta meningkatkan ketelitian. Fusi data berupamulti-temporal, multispeKral(singlesensordan multi-sensor) dan multFresolusi.Untukanalisis geomorfologisfusi multFspeKral(beberapakanal) digunakanRGB453 dan beberapakanal tunggal. Data tunggal digunakankarenaseringkalimelalui gradasiwarnahitamputihatautingkatkeabuanmakaidentifikasi obyekmenjadi jenis kanalyang lebihmudah. Pemilihan kanaldimaksudkan untukmenentukan sesuai dengan topik penelitian. Untuk analisispenutup lahan digunakan kombinasi 542 dan 432. Padadasarnya kanaldapatdigunakan semuakombinasi untukanalisisdi daerahdaratan,sehinggabeberapakombinasi dapatditerapkan. Penggabungan multi sensordan multi resolusidilakukanpada daerahtertutup awanyaitudenganmergingantaracitraoptikdan radarmisalnyaantaraLandsat danJERS. Pada pengolahandata radar, fusi multi-temporaldapat digunakanuntuk variasi memperoleh kenampakan berwarna.Namundemikian,mempertahankan rona dapat memberi keuntungankarena data radar direkam dengan interval keabuanyang lebar. Sistemperekamandata mdar ke sampingmenguntungkan untuk interpretasidaerah dengan topografi kasar dan kelurusan(lineament) bentukdangradienlereng. Keuntungan ini bisadimanfaatkan untukmengenali data satelit penginderaan Analisisgeomorfologisdenganmemanfaatkan jauh didukungdenganmeningkatnya teknologipiranti lunak pengolahcitra dan SIG. Selainitu oeningkatan iumlah penduduk-iugamendorongsemakinperlunya informasi tentang sumber daya alam dan informasi tentang daerah rawan bencana. Ketelitianstudi spasialdengancitra satelitjuga telah diakuicleh ahli pemetaandenganalasan,teknik pembesaran citra d$italdengankomputertidak akanmengurangiketelitiannya. 3.
Analisis Geomorfologis Daerah Rawan Longsor
Analisis kawasan rawan longsor meliputi studi yang menyangkut permukaanbumi, Ada empat studi pemukaanbumi yaitu atmosfer,lithosfer, hidrosfer,dan biosfer. Studi mengenaiatmosferakan memberikaninformasi sepefti prakiraancurah hujan. Sedangkanstudi tentang hidrosfermemberikan informasi,sepertiperilaku pasng-surut tsunami dan sebagainya. Pada studi biosferakan memberikaninformasikondisivegetasidan termasukdi dalamnya binatangdan manusia. Analisisgeomorfologisadalah studi pada bagian lithosfer,Ada empat aspek geomorfologi lrang digunakan untuk interpretasi yaitu morfologi, morfogenesa,morfokonologi, dan morfo-arnngement(van Zuidam, L979), Analisismorfologi memasukkanunsur morfografi,antara lain mengidentifikasi antara gunung, bukit, dan dataran,serta morfometriyaitu analisiskemiringan Prosiding Diskusi Terfokus Pengenalan DaerahRawanLongsor danPengendalian
yaitu analisisprosesgeomorfologidan lereng dan ketinggian. Morfogenesa geologiyang bekerjapadasaatlampaudan saatsekarang.Morfokronologi yaitu prosesnya, analisis tentanghubungan antarberbagai bentuklahan dan sedangkan yaitu analisissusunanspasialdan korelasidari berbagai morfo-arrangement, dan prosesnya. bentuklahan oleh tiga prosesgeomorfikyaitu endogenik, Gerakantanah disebabkan ekogenik, dan antropogenik. Prosesendogenikberupadegradasi,agradasi, sedangkanproses ekogenik berupa diastrofismedan vulkanisme. Proses adalahbentukperilaku manusia dalammengeloia lahannya.Ketiga antropogenik proses tersebut akan menghasilkanbentuklahanteftentu, di mana dalam prosesnyadipengaruhioleh iklim,vegetasi,dan faKor eKternal lain. Manusia dalam mengeloialahannyakadangmenjadifaktor dominanterjadinyagerakan tanah. Metode analisisgerakantanah adalah dengan melakukanfusi data (multitemporal, Kendala awanpadacitraoptik multi-spektral, dan multi-resolusi). diatasidengandata radaratau datayang berbedatanggalperekaman.Analisis digunakanuntuk updatingpetayangsudahtersedia.Sedangkan mufti-temporal untuk analisisuntuk pembuatanpeta, baru digunakananafisisgeomorfologis faKor-faKorpenyebabgerakantanah. FaKoryang dimaksud mengidentifikasi meliputilereng(bentukdangradien),litologi,materialtidakkompak,dantanah. Ada tiga tahap kegiatan inventarisasimeliputi analisisdata untuk gerakan zonasitingkatkerentanan, dan inventarisasi faKor penyebab, identifikasi tahapanadalah: tanahMetodemasing-masing Peltama, identifikasifaKor penyebabgerakantanah Metode identifikasigerakantanah dan klasifikasijenis gerakantanah yang yang dilakukansecirftrvisual. dipakaiadalahpendekatananalisisgeomodologis Analisisnyameliputigenesis,kronologi,mofometri, morfografi,drainase,dan tipe parameter berupaunit bentuklahan detailberdasarkan material.Hasilanalisisnya dianalisis dan dibuatdeskripsi tersebut. Dalamsetiappoligon/unitbentuklahan parameter.Setiapunit bentuklahan memilikihomogenitas. untukmasing-masing Dalam kaitannyadengan longsor,maka setiap unit bentuklahankemudian dianalisisuntuk mendapatkaninformasitentang bentuk dan gradien lereng, kondisimaterial,kondisigeologi(stratigrafi,tipe batuan,dan struKur),dan tanah (struKurtanah). gerakantanah Kedua,zonasitingkatkerentanan gerakan kerentanan Tingkat tanahdiklasifikasikan menjadiempat kelas yaitu kerentanan yang tinggi,menengah, rendah,dan sangatrendah. Parameter penyebab gerakan (proses digunakanadafahfaKor bnah eksogenik)hasil dari tahap pertama, penutup lahan (prosesantropogenik),informasi/datagerakan tanah, dan peta tematik lain yang mendukungseperti peta geologi peta geomorfologi,peb curah hujan, dan peta gerakantanah. Zonasidilakukan dengan teknik Sistem Informasi Geognfik (SIG) melalui skoring dan pembobotan.Metodeyang digunakanadalahcrossingbertingkatyaitu dengan melakukanbeberapapenyilangan antar peta parameter.Parameter kemiringan
ProsidingDiskusiTerfokusPengenalan dan Pengendalian DaerahRawanLongsor
lereng,aktivitasgerakantanah, fase gerakantanah,jaraknyadengansaluran zonasi. dalampenentuan dipertimbangkan dan reseruoar drainase gerakantanah Ketiga, inventarisasi beberapascene citra, Inventarisasidilakukandengan memanfaatkan dan kabupaten hasil inventarisasitingkat kemudiandigabunguntukmendapatkan pada pertama scene setiap kedua dikerjakan dan propinsi. Hasilkegiatantahap citra. Setiap scene citra digabungdan atau dikropinguntuk mendapatkan inventarisasiper kabupatendan propinsi. Hasil inventarisasiadalah peta gerakantanahmencakup petakerentanan gerakantanah. Sebaiknya kerentanan seluruhwilayahIndonesiadan dibuat secarasistemati( dalamarti skala,tata letak,isi,dan legendanYa. 4. Contoh PengenalanKawasanRawan Longsor Longsor di Sumatra Barat terdiri atas deretangunungDaerahSumatraBaratsecarageomorfologis pegunungan banyakdijumpailereng dan yaitu berupa api. Topografinyakasar yang relatifsempit. lembah-lembah daerah di berkembang ti6at. Permukiman oleh bukit terjal, dikelilingi pedalaman wilayahnya Uniuk permukimandi pantai sempit dan relatif datarannya sedangkan permukiman di daerah Barat Sumatra juga denganlerengterjat. Secaraumum Wilayah berhadapan besar mempunyaitingkat kerentanantinggi sampairendahdengansebagian tinggi. tingkatkerentanan mempunyai daerah Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, daerah permukiman di dataranaluvial,denganlerengterjaldi sebelahutaradan Sungai berkembang Tarusan. Daerahini rentanterhadaplongsoroleh karenaadanyalerengyang terjal dan juga rentan banjir karenamerupakandaerahrendahdan meniadi daridaerahatasnya(Gambar1). muaralimpasanpermukaan Daerah Malalo KabupatenTanah Datar terletak dl daerah perbukitan dan berkembangdi lembah-lembah denganlereng yang terjal. Permukiman rentan risiko mempunyai tapi subur relatif memang ini Daenh sungai. sepinjang teihadap-longsordan banjir. Dataranyang relatif luas adalahDaerahPadang Panjang(Gambar2). Daerah Talu KabupatenPasamanmerupakandataran aluvial yang merupakan hasil endapan dari lereng gunung-apidi sebelah baratnya. Permukimanberkembangdi lereng{erenglembah,sedangkanlembah yang untuklahansawahdankebun(Gambar3). palingrendahdimanfaatkan Longsor di Jawa . Daerahrentan longsordi JawaTengahsepertidi daerahSemarangdan sekitamyadapat dikelaskandari tingkat tinggi, menengah,rendah,dan sangat dapatdilakukandengan antartingkatkerentanan rendah(Gambar4). Delineasi membedakantingkat kemiringanlerengdan lerapatantorehan. Melaluicitra multi temporal, perubahantingkat kerentanandapat dipantausepefti terjadi di daerahPurworejodan sekitarnya.Di daerahtersebutperubahanpenutuplahan
DaerahRawanLongsor dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokusPengenalan
yaituberupaberkurangnya luasdaerahhutan, tanahlongsor terjadinya rnemacu (Gambar 5). banjir luasdataran danbertambahnya 6. Penutup jauhtersedia berupa wilayah Indonesia untukseluruh Datapenginderaan jenisdatatersebut untukanalisis salingmelengkapi dataoptikdanradar.Kedua data citra satelitakanmempercepat tanah longsor. Pemanfaatan kerentanan gerakan petakerentanan tanahdi Indonesia. penyediaan danpemutakhiran jauh satelit dapat dari data penginderaan Ana!isisgeomorfologis longsormelalui rawan kawasan mengendali/mengidentifikasi untuk digunakan gerakan peta peta kerentanan khusus seperti penyebabnya. Pembuatan faKor bagi geomorfologis bermanfaat sangat yang analisis dari diturunkan tanah atau pada saat sebelum, kondisi berguna akan masyarakat.Peta tersebut sesudahbencanalongsor. Selainitu juga bergunasebagaipedornandalam penyusunan rencttnapenataanruangdaerah. Selainitu dapatdisimpulkan tentang kawasanrawan longsor, khususnya bahwa analisisgeomorfologis, dalampengelolaan perandan terapanyang luasdan mendasar mempunyai sumberdayabaiksecarateknismaupunekonomis. Kepustakaan to fuilErosionby Water(preliminaryedition). Damen,M.C.J.L990.Inhoduction InternationalInstitute for AerospaceSurveyand Earth Sciences. TheNetherlands Enschede (preliminary Earthftienceg Landslide Damen. M.C.J.L990.Environmental SurveyandEarthSciences, Institutefor Aerospace edition).International TheNetherlands Enschede. andA.Zannoni.2000.Colluting Pasuto, S.Silvano, Alessandro Franco, Mantovari of The TessinaLandslide. funanlos Future Haard Dab to Deftne and GeotiforFnation. Earth Observation Applied Joumalof International TheNetherlands. fFCJournal.Enschede HazardMappingof Landslide VanWesten,C J. 2000.DigitialGeomorphological The Afpago Area. Italy. IntemationalJoumal of Apph'd Eartlt Obserwtion and Guinformatio4 ITC Journal" Enschede,The Netherlands in Ternin Analpis and Van Zuidam R.A. 1985.Aerfal Photo-Interpretation TheNetherlands Mapping.ITCEnschede, Geomorpholryic for Surueys Geomorphological H Th. 1983.AppliedGeomorphology, Berstappen, Elsivier, Amsterdam. Development, Environmental The Voskuif R.P.G.A.L990Intodudion to TerninAnalpis, ITC Enschede, Netherlands.
DaerahRawanLongsor dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokusPengenalan
yANORAWANLON6SoR I€REN6-LEREN6 ,, wASpADAtLAH
etau _Y.an9 ,KE brah Lluan
'-4'€4 a a--
DaerahRawanLongsor danPengendalian TerfokusPengenalan Dlskusl Prosiding
: HiNDARI AlR HEReSAP KE DALAM LERENo rfJ uR DRATNASELERENo : a. Buat parit' Uatuk rngngatcrr:i 'jan menjar.rhi lereng -barnbu piilubaogi b. Taocaphan barnb<.1 keclu.r ujunoryg dalam Ke Lererg
-;-,- 4;-
--i-==-
1'.,ru '
4.*:1"
\ iK', i i
&orr E.ecqarn q!g'f. !l:Rg*g:q
-- -:-. -t
Longsor prosiOinS DaenhRawan Pengenalan danPengendalian Terfokus Diskusl
gH tb$ffisrffiAtr >?ul$lJl(g/$tr
P.4c9rhan dan PcM0Ordrrtrn 8.|w Atu T.nrh Longt;r
g r-g* @%l.arIi^t rr,rn Lqrr
a lrr
ilI,ff'r @ tt-t-t rk..j
p,r,.. parra4.G pt
t>a
lqs
@ Egot I f."nr tr., .-. E!.r trx h.jr Lr6
f.. a b:F ..!ry.r| lridtt{ J rr.r .r- ?$a ra.{^: aryr ld*
6rnbr c
-B rrrbu grvui,r$&uti;l Dtg\lyt9ti$4$
\ert{n$ &rtSP telfi ' l9
hth
btl4r
14*
r.lqm
rrrobrra
$[
t-t.H!.
.:cte, trF 'kbrhF
.ll,JrUJr&]tdd* lb.ffir*.tt
..-iF
,c'
dai
.l|,|,tl*6q Bjtrq a- at -J.4 l.rnj r d.9rtr r Fa Fn( r{d liirr djra{ led9 .-sq,
|(r tr.t *ar?rl
*fd.l.n!
'.
l' {&rFh lll.ql lF.6t
Ldiglr-lrciu WQorr.e14.6
tsdi, ,;.
rlplrb nf*. frrD'Ur rs ,-l ,il9Ffri .
tao frr{g*gt aldq. *rtt6 l*Pi rrir Uo
to.9 &
D-9 DaerahRawanLongsor dan Pengendalian ProsidingDiskusiTerfokusPengenalan
ale
tln0.o.lrdr
thenddb
Xm..iEr
lsFd
KARAKTER]SIKTANAHLONGSCR
O$: t Arotth.rd"t .Ap9l.Sc Dokml Gclo9i Td. Lirgksl9& Er0i6tt gn!-d.yr f&n Orf35
. Crrtrhi$ f.F '
:.ti-l(tt80irrfi) :.rErlnFeDztoamilb D lt a m . rdr||D -,1 -.aLrI8 .*tnE3Efrrua9aklt .h.a.|Lrl.llrar
. a.tr!
rrraimF
.
. O.6t
rl--rrat-.-e-r.at{ftF$J .l-ralfD b Intslarh?l - L.itrdi Lra(i.4htt . ord rtr Dal, lF||rtcl trbur rliarLtttlh-irr*
. Hujo l6u teor n.ocru3.LnF irtcodtra> 100an/3 bri b$irhcdn&railc . H!ts! lcld rannoGrr/bsnnu{rut darirr illenrirrr> 50nrr8 tri bqi &crd &a3a lom rcdiocaho lm90ag/a+rt, . Cap hrnilf*a drb ridltn> 5. . McrmFnS rir&i t lutr di atrt Ltrq: . Gdio fzutirhl uopgtitnjkn tcoh'b lmt; d bl3ilob.rrekta3: . P.ilnbd||abcto.
!.rtlb
Vagad
ltitl'
'O..natFtfiraanlo .
t{glt:lb'tra
.lrrllh
PEMICU TAMH LONGSOR
0dhnw0.&li(Fbbn.tper f.fat DadhoiFrf.ffiiFr $anlotl{0 lrine b,ifdtFl b..drra('r.hf F!9 L6F.f, g, (.&O.ttrrE l6ta
. .
fcGttlg.-rFFiFl D...Jrhi-Ftaidl
.
D..,Jr-.|e.iFdEd
GE'iALATANAI{ LONGSOR . . . . . . . .
Rrt*an/rrtah& lGnlrhgrn pohontd.t !.nn nn rt|u td{rLrms Tlrnhinyrn.t|af bsruabuhihngtryrtnt altbtlt|. Gump|Lntrn|h $gff yrng bftmprt drtl lrtlng. X.Ddlrfrlkk6nd6rlru krncmg brhk n $npd n tr3. Surn (rrttng-> ogbrbi). Prrub.h.npao$rr|(irDrttm.nFng.drfibsiya (ntrk ntrl( riirh!. pint ru$h dtir*.. drn bhtin). . Tlrlgtrhbkuhav.nyrng.nth.