DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Edisi II Bulan Juli - Agustus 2008
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
HUT Kemerdekaan RI ke-63 Rapat Percepatan Pembangunan Kesehatan 2008
Silaturahmi Keluarga Besar Ditjen Binfar & Alkes Depkes Tetapkan 129 Tenaga Kesehatan Teladan Pelantikan Pejabat Esselon II
Daftar Perizinan Juli-Agustus 2008
Tips & Info
Enterobacter Sakazakii 08- 2008
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN R. I. Departemen Kesehatan RI - Jl. Rasuna Said Kav. 4-9 SubBag Humas Lt. 8 R. 803 Telp.: 0215214869 / 5201590 #8176
DARI REDAKSI
Hal. 02 l Buletin INFARKES l Edisi Agustus 2008 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Pengantar
SUSUNAN REDAKTUR
Indonesia telah mencapai usia kemerdekaan yang ke-63 Tahun dan semangat 100 tahun Kebangkitan Nasional diharapkan mampu menggugah kinerja dan pola pikir kita untuk melangkah maju kedepan dan bekerja lebih keras demi harapan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
PENASEHAT Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
PENANGGUNG JAWAB Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
KETUA REDAKSI Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat
Pada edisi kali ini berbagai liputan redaksi berikan antara lain berita mengenai palaksanaan upacara HUT Kemerdekaan, Rapat percepatan pembangunan kesehatan, Silaturahmi Keluarga Besar Ditjen Binfar dan Alkes dan liputan-liputan lain mengenai berita yang terjadi di Departemen Keshatan serta Info dan tips yang redaksi harap bisa bermanfaat bagi pembaca.
SEKRETARIS REDAKSI Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat
ANGGOTA REDAKSI: Drs. Riza Sultoni Apt, MM. Dra. Kuswati Ningsih, MM. Drs. Haryono. Drs. Rahbudi Helmi, Apt Nurhidayat, S.Si, Apt Muchamad Abadi, S.Si, Apt Dina Sintia Pamela, S.Si, Apt Rohayati Rahapat, S.Si, Apt Yulia Yuliarti Barkah, SH. Radiman, Amd. Rudi, Amd. M.I
Tidak lupa memasuki bulan Ramadhan 1429 Hijriah Redaksi mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa dibiulan yang suci ini semoga ama kita semua diterima. Terima Kasih
Daftar Isi
TOPIK UTAMA
HUT Kemerdekaan RI Ke 63....................................................................Hal. 03 Rapat percepatan Pembangunan Kesehatan.................................................Hal. 03
LIPUTAN
Silaturahmi Keluarga Besar Ditjen binfar & Alkes...........................Hal. 04 Ragam Liputan ...................... ................................................Hal. 05 Depkes Tetapkan 129 Tenaga Kesehatan Teladan .............................Hal. 06 Pelantikan Laporan
Pejabat
Perizinan
Esselon Bulan
II
Juli
.......................................Hal.07 -
Agustus
2008
...................Hal.08
TIPS & INFO
Antibiotik Bukan Untuk FLu ..........................................................Hal.09 Enterobacter Sakazakii ..................................................................Hal. 10 Kurma Untuk Kesehatan ..................... .......................................,...Hal. 11 Penggolongan Obat Tradisional ....................................,.....................Hal. 12 ALAMAT REDAKSI: Departemen Kesehatan RI - Jl. Rasuna Said Kav. 4-9 Sub Bagian Humas Lt. 8 R. 803 Telp.: 0215214869 / 5201590 #8176
TOPIK UTAMA
Buletin INFARKES l Edisi Agustus 2008 l Hal. 03 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-63 Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) menjadi Inspektur Upacara 17 Agustus 2008 memperingati hari kemerdekaan ke 63 Indonesia. Peringatan Upacara Hari Kemerdekaan tersebut diikuti oleh para karyawan dilingkungan Departemen Kesehatan dan para pejabat Esselon I, II, III dan IV serta para pejabat struktural dilingkungan Departemen kesehatan dan Instansi terkait.
Rapat Percepatan Pembangunan Kesehatan 14 Agustus 2008
Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) memimpin Rapat dengan para pejabat Eselon I dan II berkaitan dengan evaluasi pencapaian pembangunan bidang kesehatan serta langkah kedepan untuk mencapai sasaran-saran kesehatan demi sukses dan berhasilnya pencapaian visi dan misi Departemen Kesehatan dalam membuat rakyat sehat dan membangun masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat.
LIPUTAN
Hal. 04 l Buletin INFARKES l Edisi Agustus 2008 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Silaturahmi Keluarga Besar Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian & Alat Kesehatan Menjelang awal bulan Ramadhan 1429 H, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan menggelar acara Silaturahmi antar karyawan dari Staf sampai pada pimpinan Ditjen Binfar & Alkes. Acara dihadiri oleh Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Ibu Dra. Kustantinah, Apt. M.App.Sc; Sekretaris Dirjen Binfar & Alkes Ibu para Direktur; mantan Diretur Jenderal Ditjen Binfar & Alkes mulai dari Drs Cholid Djahari, Apt, MM; Drs. Krissna Tirtadidjaja, Apt; dan Drs. Richard Panjaitan, Apt, SKM. Silaturahmi saling memaafkan, itulah tujuan acara ini dengan harapan hati yang ikhlas dan j u g a kebersama an dapat menciptaka n suasana yang saling mendukung antara setiap unit kerja yang ada di Ditjen Binfar & Alkes dan menghasilkan kinerja yang baik.(rd)
LIPUTAN
Buletin INFARKES l Edisi Agustus 2008 l Hal. 05 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
TRAINING OF TRAINER PELAPORAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA (SIPNAP) DAN SISTEM PELAPORAN DINAMIKA OBAT PEDANGANG BESAR FARMASI (Sidoarjo, 21 - 25 Juli 2008) Training TOT SIPNAP dan Dinamika Obat PBF ini dilaksanakan di Hotel The Sun Sidoarjo, ditujuakan untuk para trainer yang nantinya bisa memberikan arahan serta pelatihan kepada para petugas pelayanan obat maupun petugas data entri di propinsi dan kabupaten, sehingga hasil pelaporan tersebut nantinya bisa masuk lewat satu pintu dan dengan format yang sama sehingga memudahkan pusat untuk mengevaluasi hasil laporan tersebut sehingga bisa langsung ditindak lanjuti.
W O R K S H O P I M P L E M E N TA S I F O R M PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI ALKES & PKRT DALAM RANGKA SERTIFIKASI (Surabaya, 19 - 22 Agustus 2008) Acara dilaksanakan di hotel JW Marriot Surabaya, dibuka oleh Direktur Bina Prodis Alkes Drs. T. Bahdar J. Hamid, Apt.,Mpharm. Diikuti Peserta dari 33 povinsi, dengan materi pelatihan Penerapan Efektifitas Internal Auditor untuk perusahaan alat kesehatan. Dalam workshop tersebut peserta langsung melakukan study case dengan melakukan kunjungan Industri antara lain ke PT. Otsuka Indonesia, PT. Birsdorf Indonesia dan PT. Walet Kencana.
KERJASAMA DEPKES - TNI-AD DEMI KESEHATAN MASYARAKAT (Surabaya, 19 22 Agustus 2008) Kesepakatan Kerjasama Dalam Bidang Kesehatan Departemen Kesehatan dan TNI-AD, Kamis pagi (10/07/2008) ditandatangani oleh Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) dan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) Jenderal Agustadi Sasongko Purnomo. Kesepakatan tersebut merupakan lanjutan kesepakatan terakhir yang ditandatangani pada tahun 1999. Kesepakatan baru menegaskan kelanjutan kerjasama bidang kesehatan demi mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. Kedua pihak akan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki keduanya untuk mengatasi permasalahan kesehatan, . Kerjasama melingkupi penyediaan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, penanggulangan bencana masal, kegiatan bakti sosial bagi masyarakat, penyediaan obat dan alat kesehatan sesuai kebutuhan, pemenuhan tenaga kesehatan di sarana pelayanan dan
penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan IPTEK di bidang kesehatan. Pelayanan kesehatan mencakup pula pelayanan di daerah konflik, terpencil, kepulau an dan terasing. T a k ketingg a l a n keduan penyeh matra d a n
y a b e k e r j a s a m a u n tu k atan lingkungan, kesehatan darat, serta pemberantasan penanggulangan penyakit.
LIPUTAN
Hal. 06 l Buletin INFARKES l Edisi Agustus 2008 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Depkes Tetapkan 129 Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Nasional
Departemen Kesehatan tetapkan 129 tenaga kesehatan (Nakes) Teladan dari 33 provinsi sebagai Nakes Teladan Tingkat Nasional. Sebagai penghargaan atas prestasinya memajukan pembangunan kesehatan di daerahnya, Departemen Kesehatan memberikan penghargaan berupa Piagam Penghargaan Menteri Kesehatan, 1unit Sepeda Motor dan 1set Laptop beserta printernya. Pemberian hadiah juga dimaksudkan untuk menunjang kelancaran operasional Puskesmas. Hal itu disampaikan dr. Bambang Sardjono, MPH, Direktur Bina Kesehatan Komunitas yang juga Ketua Panita Pemberian Penghargaan Nakes Teladan Puskesmas Tingkat Nasional Tahun 2008, di Jakarta tanggal 15 Agustus 2008. Menurut Bambang Sardjono, penghargaan kepada para Nakes Teladan diberikan untuk memacu motivasi mereka, sehingga di Puskesmas mereka dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Bambang Sardjono menambahkan, selain memperoleh penghargaan dan hadiah dari Menteri Kesehatan, mereka juga diundang ke Jakarta untuk mengikuti berbagai upacara kenegaraan dalam rangka peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. tanggal 15 Agustus menghadiri Pidato Kenegaraan Presiden di Gedung DPR/MPR dilanjutkan dialog dengan Pimpinan DPR-RI. Pada sore harinya disambut sekaligus pengarahan dari para Eselon I
Depkes. Tanggal 16 Agustus memperoleh pencerahan dari pakar pendidikan Prof. DR. H. Arief Rachman, M.Pd, kemudian pada siang harinya diadakan ramah tamah sekaligus pemberian penghargaan oleh Menkes RI. Pada malam harinya, mereka mengikuti renungan suci di TMK Kalibata. Pada tanggal 17 Agustus mengikuti upacara peringatan detik-detik proklamasi Hari Kemerdekaan 17 Agustus bersama Presiden RI di Istana Negara dan juga mendapat kesempatan untuk meninjau PT Kimia Farma di kawasan industri Pulogadung. Para Nakes Teladan Tingkat Nasional terdiri dari 27 dokter umum, 6 dokter gigi, 23 bidan, 10 perawat, 28 nutrisionis, dan 35 tenaga kesehatan masyarakat. Mereka berasal dari 33 provinsi, dimana setiap propinsi mengirimkan 4 Nakes Puskesmas Teladan masing-masing 1 orang dengan kategori tenaga medis (dokter umum /dokter gigi), tenaga keperawatan (bidan/ perawat), tenaga pengelola gizi (ahli gizi/nutrisionis) dan tenaga kesehatan masyarakat/sanitarian termasuk penyuluh dan asisten apoteker. Khusus untuk Provinsi Kepulauan Riau hanya mengirimkan 3 Nakes Teladan yaitu dokter, bidan dan asisten apoteker sementara Provinsi NTB hanya mengirimkan 2 Nakes Teladan yaitu dokter dan bidan. Komponen penilaian terdiri dari kriteria umum dan kinerja. Kriteria umum meliputi berakhklak dan berbudi pekerti baik, tidak sedang dalam kasus pidana/perdata dan penyalahgunaan Napza, berjasa terhadap masyarakat di wilayah kerjanya baik langsung maupun tidak langsung dan lulus seleksi yang dilakukan Tim Penilai. Komponen kinerja yang dinilai adalah Nakes sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, sebagai tenaga pemberdayaan masyarakat, sebagai pemberi pelayanan kesehatan strata pertama, sebagai pegawai Puskesmas (tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa dan kepemimpinan), sebagai Nakes profesional (keikutsertaan dalam bidang keilmuan, hubungan dengan pasien dan keluarga miskin, hubungan dengan rekan kerja), sebagai anggota masyarakat (kepribadian, peran serta dalam masyarakat, berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, berperan dalam pembinaan generasi muda dan berperan dalam organisasi kemasyarakatan). Untuk memilih Nakes Teladan Puskesmas, panitia telah menentukan bobot penilaian dengan rentang skor 61 100. Skor penilaian 91 100 (amat baik), 76 90 (baik), dan 61 75 (cukup).
LIPUTAN
Buletin INFARKES l Edisi Agustus 2008 l Hal. 07 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Menkes Lantik 49 Pejabat Esselon II Baru Departemen Kesehatan Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) melantik 49 pejabat esselon II baru di lingkungan Departemen Kesehatan, Kamis tanggal 24 Juli 2008, di ruang dr. J. Leimena. Turut hadir dalam pelantikan tersebut, seluruh pejabat esselon I dan II di lingkungan Departemen Kesehatan dan para undangan. Di hadapan para pejabat baru yang dilantik, Menkes berpesan agar dapat menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinergisme, dalam menjalankan tugasnya baik dalam lingkungan sendiri maupun antar satuan organisasi dalam dan luar lingkungan Depkes sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Menkes menjelaskan bahwa beberapa permasalahan di bidang kesehatan seperti akses pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas masih belum tercapai. Hal itu disebabkan karena faktor geografi, faktor ekonomi, dan juga ketidak-tahuan masyarakat. Masyarakat berada pada pihak yang lemah, kurang mempunyai kemampuan dalam “voice” dan “choice” dalam memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhannya. Upaya pemerataan fasilitas kesehatan termasuk pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan harus terus dilakukan bekerjasama dengan
pemerintah daerah. Apabila pemerataan fasilitas kesehatan dapat dilaksanakan, yang dilengkapi dengan tenaga, peralatan dan perlengkapan dan biaya operasional yang memadai, maka masalah akses dan mutu pelayanan kesehatan dapat diatasi. Selain itu, Menkes juga berharap agar para pejabat yang baru dilantik dapat mencurahkan tenaga dan pikiran untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit dan pelayanan bagi masyarakat miskin melalui Program Jamkesmas yang merupakan program primadona Presiden RI. Pemberian status badan layanan umum atau BLU kepada rumah sakit, tentunya menjadi suatu peluang untuk memperbaiki manajemen rumah sakit dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat. Di akhir sambutannya, Menkes mengingatkan bagi pejabat esselon II yang baru agar dapat melaksanakan tugas dengan selalu berpegang teguh pada nilai-nilai yang telah ditetapkan untuk dijunjung tinggi, yaitu “ Berpihak pada rakyat; Menjunjung nIlai-nilai; Bertindak cepat dan tepat; Kerjasama Tim; Integritas tinggi; serta transparant dan akuntabel.(rd)
Hal. 08 l Buletin INFARKES l Edisi Agustus 2008 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
LAPORAN PERIZINAN PBF, PBBBF, INDUSTRI FARMASI INDUSTRI OBAT TRADISIONAL, DAN KOSMETIKA BULAN JULI - AGUSTUS 2008 No
Tanggal Terbit
PROVINSI
JENIS IZIN
1
PT. TEMPO NATURAL PRODUCTS
NAMA PERUSAHAAN
YF.05.DJ.I.IOT.381
No. IZIN
3 Juli 2008
Jawa Barat
Izin OT
2
PT. CENDO
YF.05.DJ.I.IOT.382
3 Juli 2008
Jawa Barat
Izin OT
3
PT. PANCAPUTRA BINA USAHA
YF.05.DJ.I.PBF.383
3 Juli 2008
Sumsel
Izin PBF
4
PT. HIMALAYA SEJAHTERA FARMA
YF.05.DJ.I.PBF.384
3 Juli 2008
Jawa Tengah
Izin PBF
5
PT. WELLNESS ALIANCE TULADHA
YF.05.DJ.I.PBF.385
3 Juli 2008
DKI Jakarta
Izin PBF
6
PT. SALFIX
YF.05.DJ.I.PBF.386
3 Juli 2008
NAD
Izin PBF
7
PT. MULTI PUTRA MANDIRI
YF.05.DJ.I.PBF.387
3 Juli 2008
Jawa Barat
Izin PBF
8
PT. ALFA MEDIKA FARMA
YF.05.DJ.I.PBF.388
3 Juli 2008
NTB
Izin PBF
9
PT. INDO HUSADA SEJATI
YF.05.DJ.I.PBF.389
3 Juli 2008
KalSel
Izin PBF
10 UD.OFEL KOSMETIK
YF.05.DJ.I.IKOS.390
3 Juli 2008
Jawa Timur
Izin Kosmetika
11 UD. HIN D'ARTO
YF.05.DJ.I.IKOS.391
3 Juli 2008
Jawa Timur
Izin Kosmetika
12 PT. DITA COSMECEUTICA LESTARI
YF.05.DJ.I.IKOS.392
3 Juli 2008
DKI Jakarta
Izin Kosmetika
13 CV. ASIA MAKMUR
YF.05.DJ.I.IKOS.393
3 Juli 2008
Banten
Izin Kosmetika
14 PT. SARAS SUBUR SENTOSA
YF.05.DJ.I.PBF.403
3 Juli 2008
DKI Jakarta
Izin PBF
15 PT. MASAGUS MITRA PERDANA
YF.05.DJ.I.PBF.404
8 Juli 2008
Bandar Lampung
Izin PBF
16 PT. ASTA ADI KARYA
YF.05.DJ.I.PBF.405
8 Juli 2008
Bali
Izin PBF
17 PT. HAMPARAN NUSA
HK.07.01/I/418/2008
14 Juli 2008
Jawa Barat
Izin PBF
18 PT. TEMPO SCAN PACIFIC
HK.03.05/I/419.IKOS/2008
14 Juli 2008
Jawa Barat
Izin Kosmetika
19 CV. TISSAN PANDICCA
HK.07.01/I/420.IKOS/2008
14 Juli 2008
Banten
Izin Kosmetika
20 CV. PERDANA
HK.07.01/I/421.IKOS/2008
14 Juli 2008
Sumatra Barat
Izin Kosmetika
21 PT. CITRA SEDAYUH
HK.07.01/I/422/2008
18 Juli 2008
Bali
Izin PBF
22 PT. PING LOKA DISTRINIAGA
HK.07.01/I/423/2008
18 Juli 2008
Jawa Tengah
Izin PBF
23 PT. GAMMA SYIFA BUANA
HK.07.01/I/424/2008
18 Juli 2008
Sulawesi Selatan
Izin PBF
24 PT. DOUBLE EIGHT INTERNUSA
HK.07.01/I/425/2008
18 Juli 2008
Jawa Barat
Izin PBF
25 PT. DWIPUTRA MEDIKAINDO
HK.07.01/I/426/2008
18 Juli 2008
Sulawesi Selatan
Izin PBF
26 PT. PARIT PADANG
HK.07.01/I/427/2008
18 Juli 2008
DKI Jakarta
Izin PBF
27 PT. SURYA BASKARA SARANA
HK.07.01/I/428/2008
18 Juli 2008
DKI Jakarta
Izin PBF
28 PT. PENTA PRIMA FARMAINDO
HK.07.01/I/429/2008
18 Juli 2008
DKI Jakarta
Izin PBF
29 PT. NELLCO INDOPHARMA
HK.07.02/I/430/2008
18 Juli 2008
DKI Jakarta
Izin prinsip OT
30 PT. KIMIA FARMA
HK.07.02/I/431/2008
18 Juli 2008
Jawa Tengah
Izin prinsip OT
31 PT. SUNTHI SEPURI
HK.03.05/I/432.IF/2008
18 Juli 2008
DKI Jakarta
Izin Farmasi
32 PT. YAFEFA PRIMARTA
HK.07.01/I/438/2008
29 Juli 2008
DKI Jakarta
Izin PBF
33 PT. SIDHARTA HUSADA
HK.07.01/I/439/2008
29 Juli 2008
Sumatera Utara
Izin PBF
34 PT. INSULAR MULTI NATURAL
HK.07.02/I/440/2008
29 Juli 2008
Jawa Barat
Izin prinsip OT
35 PT. WISMO HUSODO
HK.07.PBBBF/I/441/2008
29 Juli 2008
DKI Jakarta
Izin PBBBF
36 PT. L'ESSENTIAL
HK.07.IPF/I/442/2008
29 Juli 2008
DKI Jakarta
Izin prinsip IF
37 PT. CONTINENTAL COSMETIC
HK.07.IKOS/I/443/2008
29 Juli 2008
Jawa Barat
Izin Kosmetik
38 PT. SELAMAT MAKMUR
HK.07.IKOS/I/444/2008
29 Juli 2008
Banten
Izin Kosmetik
39 PT. ASTRAZENECA INDONESIA 40 PT. UNILEVER INDONESIA
HK.07.01/I/455/2008 HK.07.IKOS/I/456/2008
5 Agustus 2008 5 Agustus 2008
DKI Jakarta DKI Jakarta
Izin PBF Izin Kosmetik
41 PT. FARINDO MEDIKA
HK.07.01/I/463/2008
12 Agustus 2008
Banten
Izin PBF
42 PT. PERINTIS PELAYANAN PARIPURNA
HK.07.01/I/464/2008
12 Agustus 2008
DKI Jakarta
Izin PBF
43 PT. JAYA NUSANTARA DIPA HUSADA
HK.07.01/I/465/2008
12 Agustus 2008
DKI Jakarta
Izin PBF
44 PT. YABETA
HK.07.IKOS/I/466/2008
12 Agustus 2008
Jawa Barat
Izin Kosmetik
45 PT. INDUSTRI JAMU BOROBUDUR
HK.07.02/I/467/2008
12 Agustus 2008
Jawa Tengah
IPOT
46 PT. SARIWANGI AEA
HK.07.02/I/467/2008
12 Agustus 2008
Jawa Barat
IPOT
47 PT. WANSA TURGA CITRA
HK.07.01/I/468/2008
19 Agustus 2008
Bandar Lampung
Izin PBF
48 PT. INTAN PERSADA GLOBAL
HK.07.01/I/479/2008
19 Agustus 2008
Kepulauan Riau
Izin PBF
49 PT. VIDIA SINAR PERKASA
HK.07.01/I/480/2008
19 Agustus 2008
Sulsel
Izin PBF
50 PT. PRISMA PHARMA INTERNUSA
HK.07.01/I/481/2008
19 Agustus 2008
DKI Jakarta
Izin PBF
51 PT. TIARA AQUARIUS
HK.07.01/I/482/2008
19 Agustus 2008
Jawa Barat
Izin PBF
52 PT. BAMARA HASTRINDO INTERNUSA
HK.07.01/I/483/2008
19 Agustus 2008
Kalsel
Izin PBF
53 PT. NARDA TITA
HK.07.PBBBF/I/484/2008
19 Agustus 2008
DKI Jakarta
Izin PBBBF
54 PT. LAWSIM ZECHA
HK.07.PBBBF/I/485/2008
19 Agustus 2008
DKI Jakarta
Izin PBBBF
55 CV.CALISTA JAYA
HK.07.IKOS/I/487/2008
19 Agustus 2008
Jawa Barat
Izin Kosmetik
56 PT. NELLCO INDOPHARMA
HK.07.IF/I/488/2008
19 Agustus 2008
DKI Jakarta
Izin Farmasi
57 PT. GRACIAPLENA MANTHAFAM SEJAHTERA
HK.07.01/I/493/2008
25 Agustus 2008
DKI Jakarta
Izin PBF
58 PT. BALI SOAP
HK.07.IKOS/I/509/2008
28 Agustus 2008
Bali
Izin Kosmetik
59 CV. CANTIKA INTAN CEMERLANG
HK.07.IKOS/I/510/2008
28 Agustus 2008
Jatim
Izin Kosmetik
60 PT. PRIMA PRASETYO HUSODO
HK.07.01/I/511/2008
28 Agustus 2008
Sumsel
Izin PBF
61 PT. DANPAC PHARMA
HK.07.01/I/512/2008
28 Agustus 2008
DKI Jakarta
Izin PBF
62 PT. A STAR PHARMA
HK.07.01/I/513/2008
28 Agustus 2008
DKI Jakarta
Izin PBF
63 PT. BUMI PARADISE
HK.07.PBBBF/I/514/2008
28 Agustus 2008
DKI Jakarta
Izin PBBBF
64 PT. REJEKI AGUNG MAKMUR
HK.07.01/I/515/2008
28 Agustus 2008
Jatim
Izin PBF
65 PT. THALA MEDIKA
HK.07.01/I/516/2008
28 Agustus 2008
DKI Jakarta
Izin PBF
TIPS
Buletin INFARKES l Edisi Agustus 2008 l Hal. 09
INFO Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Antibiotik Bukan untuk Flu Menjelang pergantian musim, atau selama musim hujan, biasanya penyakit flu atau influenza kerap menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, orang dewasa sampai manula. Di Indonesia, influenza biasa memang tidak mematikan, seperti halnya di beberapa negara dengan empat musim, karena Indonesia tidak pernah mengalami perubahan suhu udara yang ekstrem, oleh karena itu flu sering dianggap ringan dan penderitanya lebih senang mengobati sendiri karena memang flu bisa diatasi dengan obat-obatan yang dijual bebas. Namun seringkali juga ditemukan mereka yang menggunakan antibiotik untuk mengobati flu, bahkan beberapa orang justru mendapatkannya melalui resep dokter. Padahal antibiotik bukan untuk flu!
Antibiotik bukan Obat Dewa Indonesia termasuk negara yang dinilai 'mudah' memutuskan penggunaan antibiotik dalam pengobatan. Kelihatannya hampir semua penyakit (dicoba) diobati dengan antibiotik. Paham yang keliru di masyarakat seringkali menganggap, jika berobat ke dokter dan tidak diberi antibiotik, maka kurang 'paten' penyembuhannya. Hal ini didorong pula oleh mudahnya kita membeli obat antibiotik secara langsung di hampir semua apotek, padahal menurut peraturannya, antibiotik adalah golongan obat keras yang penggunaannya harus dengan resep dokter. Berbagai antibiotik yang ditemukan sampai saat ini memang terbilang ampuh untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi, selama penggunaannya tepat. Sehingga kita seringkali menganggap antibiotik sebagai obat yang begitu hebat yang bisa mengobati berbagai macam penyakit. Padahal antibiotik hanyalah obat anti-infeksi yang hanya bisa bekerja pada bakteri saja. Penyakit-penyakit lain yang tidak diakibatkan oleh bakteri, seperti flu yang disebabkan oleh virus, tidak dapat diobati dengan antibiotik. Yang lebih merisaukan, dan sebetulnya cenderung membahayakan, penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau tidak perlu yang terjadi secara meluas di berbagai tempat di dunia pada masa yang sama, disinyalir telah menyebabkan meningkatnya resistensi antibiotik secara global. Dalam satu dekade terakhir, hampir semua bakteri di dunia menjadi lebih kuat dan kurang responsif terhadap antibiotik yang sebelumnya terbukti ampuh untuk membunuhnya. Artinya, penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau tidak perlu malah menjadi mata pisau yang berbalik menyerang kita. Dan inilah yang menjadikan beratnya perkembangan ilmu pengobatan di dunia, karena setiap kali harus selalu ditemukan obat antibiotik jenis baru, untuk mengatasi resistensi bakteri terhadap obat yang saat ini beredar.
Pengobatan Tanpa Obat Kembali ke penyakit flu yang sedang dibahas di awal, sebetulnya tubuh memiliki mekanisme pertahanan tubuh yang baik untuk melawan virus, jika kondisi fisiknya sehat. Oleh karena itu seringkali flu menyerang seseorang yang memang kondisi fisiknya sedang lemah, misalnya terlalu letih atau terlalu banyak beraktivitas sehingga energinya terforsir. Karena tubuh kita mampu melawan virus influenza biasa, maka langkah yang paling tepat mengobati flu adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh penderitanya. Dua hal yang paling penting dalam upaya sembuh dari flu adalah : istirahat dan banyak minum air putih. Istirahat yang cukup memberi waktu bagi tubuh untuk membangun kembali daya tahannya, serta untuk memperbaiki sel-sel yang rusak akibat serangan virus flu. Sedangkan banyak minum air putih memang disarankan untuk berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan, karena dengan banyak minum air putih, tubuh tidak akan kekurangan cairan, dan dengan banyak berkemih akibat banyaknya air yang terbuang, zat-zat beracun dari dalam tubuh juga ikut terbuang. Untuk mempercepat proses penyembuhan, multivitamin yang mengandung vitamin B kompleks dan vitamin C juga baik dikonsumsi selama masa penyembuhan, karena vitaminvitamin tersebut juga berfungsi sebagai katalis proses pembentukan sel-sel baru. Influenza biasanya disertai juga dengan nyeri atau gatal di tenggorokan dan juga hidung berair dan bahkan berlendir. Nyeri dan gatal di tenggorokan bisa diatasi dengan makan permen antiseptik khusus tenggorokan yang banyak dijual secara umum di toko obat, apotek dan minimarket. Permen antiseptik, selain berfungsi menganestesi syaraf lokal tenggorokan agar tidak terasa gatal, antiseptiknya juga berfungsi mengobati luka pada tenggorokan yang menyebabkan rasa gatal dan nyeri tersebut. Sedangkan untuk mengatasi hidung tersumbat bisa menggunakan nasal spray, untuk anak-anak dan balita ada produk nasal drops yang bisa didapatkan di toko obat dan apotek, atau bisa juga dibantu dengan menghirup uap air panas yang telah diberi obat gosok yang mengandung menthol. Influenza biasa yang disebabkan oleh virus sebetulnya akan sembuh setelah sekitar satu sampai dengan dua minggu, namun jika sakitnya berkepanjangan, atau flu disertai dengan demam tinggi, batuk-batuk, dan nyeri kepala, maka tidak boleh dianggap enteng, karena kemungkinan besar ini bukanlah penyakit flu biasa, dan penderitanya harus segera di bawa ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa lebih lanjut. (media sehat.com)
Hal. 10 l Buletin INFARKES l Edisi Agustus 2008
TIPS
INFO
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Enterobacter Sakazakii Berita mengenai bakteri Enterobacter Sakazakii yang diduga telah mencemari berbagai produk susu formula dan makanan instant untuk bayi dan balita telah membuat banyak ibu resah. Berikut ulasan seputar Enterobacter Sakazakii. E.sakazakii adalah bacteri gram negatif, termasuk famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini disebut juga ”yellowpigmented Enterobacter cloacae”, baru tahun 1980 dinamai Enterobacter sakazakii. Bakteri E. Sakazakii adalah bakteri yang menghasilkan enterotoksin (racun). Selain itu, digolongkan sebagai bakteri ganas karena kemampuannya mempengaruhi jenis bakteri lain, misalnya E.Coli, untuk memproduksi enterotoksin yang sama. Gejala klinisnya tidak spesifik seperti nafsu makan hilang dan suhu tubuh teganggu. Infeksi berat dapat mengakibatkan radang selaput otot (meningitis), sehingga mengganggu sistem saraf pusat, infeksi yang sudah menyebar ke darah (sepsis), necrotizing enterocolitis (radang saluran pencernaan), gangguan pertumbuhan mental dan kematian. Bakteri ini dapat hidup diberbagai media yang cocok, bukan hanya pada susu formula atau makanan bayi. Tetapi, karena susu formula banyak dikonsumsi anak-anak, maka keberadaan E. Sakazakii di dalam susu formula menjadi perhatian serius banyak peneliti dan praktisi kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pangan Dunia (FAO) merekomendasikan pemeriksaan paparan Sakazakii pada susu formula bubuk tahun 2005 karena sebelumnya ada laporan kejadian diare pada balita yang mangkonsumsi susu tercemar Enterobacter di Jepang. Di indonesia sendiri hingga saat ini belum ditemukan kejadian diare pada balita yang disebabkan E. Sakazakii. Di sini penyebab utama diare adalah Salmonella dan E. Colli.
dengan teknik aseptik : Buatlah susu formula dengan porsi sekali habis. Persiapkan susu dengan cara yang benar yaitu memasak air sampai mendidih, setelah itu air didinginkan hingga suhunya sekitar 70ºC. Baru kemudian dicampurkan dengan susu formula (takaran sesuai umur balita). Bakteri E. Sakazakii akan mati pada suhu di atas 60 º C. Jangan membiarkan susu yang telah dibuat disimpan terlalu lama, baru diberikan pada balita. Waktu penyimpanan tidak melebihi 4jam.
Sekilas Tentang Enterobacter sakazakii E. sakazakii pertama kali ditemukan tahun 1958 pada 78 kasus bayi dengan infeksi meningitis. Meskipun bakteri ini dapat menginfeksi manusia pada segala usia, namun risiko terbesar yang terkena E. sakazakii adalah kelompok usia bayi. Peningkatan kasus yang cukup besar dilaporkan terjadi di bagian Neonatal Intensive Care Units beberapa rumah sakit di Inggris, Belanda, Amerika dan Kanada. Di Amerika Serikat, angka kejadian infeksi E. sakazakii yang pernah dilaporkan adalah 1 per 100.000 bayi. Terjadi peningkatan angka kejadian menjadi 9.4 per 100.000 pada bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (<1.5 kg). E. sakazakii adalah suatu bakteri jenis gram negatif dari famili Enterobacteriaceae. Organisme ini dikenal sebagai "yellow pigmented Enterobacter cloacae". Pada tahun 1980, bakteri ini diperkenalkan sebagai bakteri jenis baru berdasarkan pada perbedaan analisa hibridasi DNA, reaksi biokimia, dan uji kepekaan terhadap antibiotika.
Pada pertemuan mengenai E. Sakazakii dan mikroorganisme lain dalam susu bubuk formula bayi 2005 para ahli WHO dan FAO menyebutkan data tentang indutri makanan dan otoritas pengawas tingkat nasional menunjukkan bahwa Salmonella jarang ditemukan pada produk susu bubuk formula jadi dan E. Sakazakii justru lebih banyak ditemukan di lingkungan pabrik dibanding Salmonella.
Hasil hibridasi DNA menunjukkan bahwa E. sakazakii 5354% dapat dikaitkan dengan dua spesies yang berbeda genus, yaitu Enterobacter dan Citrobacter. Pada penelitian tahun 2007, beberapa peneliti mengklarifikasi kriteria taksonomi dengan menggunakan cara yang lebih canggih. Hasil yang didapatkan adalah klasifikasi alternatif dengan temuan genus baru, yaitu Cronobacter yang terdiri dari lima spesies. Hingga saat ini, tidak banyak diketahui tentang virulensi dan daya patogenitas dari bakteri ini. Bahan enterotoksin diproduksi oleh beberapa jenis strain bakteri. Dan dengan menggunakan kultur jaringan, dapat diketahui efek enterotoksin dari beberapa strain tersebut.
Dengan pertimbangan bahwa produk susu formula bayi mudah tercemar kuman pathogen dan E. Sakazakii adalah pathogen, sering muncul dan membahayakan kesehatan, para pakar dari kedua lembaga tersebut merekomendasikan agar setiap produk susu formula dilengkapi dengan informasi jelas mengenai tatacara penyiapan, penggunaan dan penyimpanannya.
Didapatkan dua jenis strain bakteri yang berpotensi sebagai penyebab kematian, sedangkan beberapa strain lainnya bersifat non-patogenik atau tidak berbahaya. Hal inilah yang mungkin bisa menjelaskan mengapa sudah ditemukan demikian banyak susu yang terkontaminasi E. Sakazakii, namun belum banyak dilaporkan terjadi korban yang terinfeksi oleh bakteri tersebut.
Sangat penting bagi ibu-ibu untuk menyiapkan susu formula
TIPS
Buletin INFARKES l Edisi Agustus 2008 l Hal. 11
INFO Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Kurma Untuk Kesehatan Bahan-bahan alami yang telah disediakan di alam memang memiliki manfaat bagi tubuh. Begitu pula dengan kurma, yang memiliki khasiat cukup ampuh untuk membuat tubuh menjadi sehat dan mengatasi permasalahan yang sering timbul dalam dunia kesehatan. Kandungan kalium yang tinggi pada kurma sangat bermanfaat bagi jantung dan pembuluh darah. Denyut nadi menjadi semakin teratur dan otot-otot menjadi kontraksi sehingga membantu menstabilkan tekanan darah. Namun, kadar kalium yang tinggi tidak diimbangi dengan kadar garam (natrium) yang tinggi. Oleh sebab itu, bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) tidak cocok untuk mengonsumsi kurma, apalagi jika konsumsinya berlebihan. Kalium juga mampu membuat kita terhindar dari kaku otot. Potasium yang tinggi juga ada di dalam kurma, yang bermanfaat untuk mengendalikan tekanan darah, terapi bagi mereka yang bertekanan darah tinggi, dapat membersihkan karbondioksida dalam darah, dan memicu kerja otot serta simpul saraf. Zat tanin yang tinggi dalam kurma dapat digunakan sebagai anti diare. Kurma juga dapat digunakan sebagai obat flu, radang tenggorokan, mengatasi mabuk serta meningkatkan trombosit dalam darah bagi mereka yang terkena demam berdarah. Caranya yaitu dengan memblender 500 gram kurma yang telah dibuang kulitnya, kemudian campur dengan lima gelas air putih sampai halus, dan diminum sebanyak satu gelas setiap satu jam selama sehari. Mereka yang terkena sakit kepala juga dapat terobati dengan mengonsumsi buah kurma. Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata kurma terdapat zat salisilat, yaitu suatu zat yang lazim dipakai sebagai bahan baku obat sakit kepala, penghilang rasa sakit dan demam. Tapi kurma sebaiknya tidak dimakan oleh mereka yang memiliki penyakit diabetes karena akan membuat kadar gula penderita diabetes yang sudah cukup tinggi menjadi lebih tinggi. Memakan kurma saat berbuka adalah sesuatu yang nikmat. Rasa manis kurma mampu menggantikan tenaga yang hilang selama puasa, tapi yang akan dimakan itu jumlahnya jangan terlalu banyak karena akan membuat kita cepat kenyang. Konsumsi kurma dalam jumlah yang tidak banyak disebabkan karena jika kita mengonsumsinya terlalu banyak, akan menyusahkan kita saat melakukan ibadah. Selain itu, rasa kenyang yang timbul akan membuat kita tidak ingin mengonsumsi makanan lainnya yang justru kita butuhkan sebagai pengganti ion-ion tubuh yang hilang. Dalam beberapa literatur, masih terjadi perdebatan mengenai
perlu atau tidaknya konsumsi kurma pada saat sahur. Sebagian mengatakan perlu karena kandungan serat yang tinggi dalam kurma diperlukan saat siang menjelang. Sedangkan mereka yang beragumen tidak perlu, mengatakan kalau serat pada kurma akan membuat perut cepat kenyang, akibatnya mereka yang akan berpuasa tidak ada cadangan tenaga untuk berpuasa pada siang harinya.
Cegah Lemas & Malas dengan Berbuka Kurma Rasanya belum afdol bila saat berbuka tak memakan kurma. Rupanya, selain sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW, kurma bermanfaat bagi tubuh. Karena selain mengandung mineral, kurma juga mencegah anemia dan lesu darah atau gizi besi. "Zat-zat gizi yang terdapat dalam buah kurma itu bisa mencegah lemas dan malas saat berpuasa," kata Direktur RSU Haji Surabaya, Prof Dr dr Rochmad Romdhoni SpPD(K) SpKJ(K) kepada detiksurabaya.com, Rabu (3/9/2008).
Selain memiliki vitamin yang sangat tinggi, kurma mengandung gula-gula monosakarida, sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Gula-gula itu antara lain berupa glukosa dan fruktosa. Bahkan mampu meningkatkan kebasahan lambung yang terlalu asam setelah 13-14 jam tak memperoleh makanan dan minuman. "Bila dibandingkan dengan nasi yang penyerapan dalam tubuh membutuhkan waktu berjam-jam, penyerapan gula kurma di dalam tubuh cukup cepat. Yakni, sekitar 45-60 menit," jelasnya. Dalam kurma juga terdapat asam salisilat yang biasanya digunakan sebagai bahan baku aspirin. Asam salisila mencegah pembekuan darah, anti inflamasi (radang) dan menghilangkan rasa ngilu maupun nyeri. Selain itu, kurma dapat mengendalikan hipertensi dengan mengatur kadar prostaglandin yang turut berperan dalam proses tekanan darah. Namun, penderita diabetes melitus tidak boleh terlalu banyak mengonsumsi kurma. Kandungan gula monoskarida yang cukup tinggi dapat meningkatkan kadar gula darah secara cepat. Sumber: detikcom
Hal. 12 l Buletin INFARKES l Edisi Agustus 2008 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Penggolongan Obat Tradisional Siapa yang sering minum jamu? buat jamu sari rapet, keputihan, langsing, pria perkasa, pasak bumi, masuk angin, otot pegal, dll. namanya banyak banget. tapi tahukah kalau obat tradisional itu dibagi tiga, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
1. Jamu (Empirical based herbal medicine) Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.
2. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine) obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan tehnologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis. obat herbal terstandar seperti Tolak Angin
3. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine) Obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah. Obat fitofarmaka seperti Stimuno (dari daun Meniran) sumber www.ptphapros.co.id