Dinas Perindustrian dan perdagangan Provinsi Bali
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1.1 PENDAHULUAN.............................................................................. 1.2 MAKSUD ROADMAP ...................................................................... 1.3 TUJUAN ROADMAP ........................................................................ 1.4 GAMBARAN KOMODITI KOPI BALI ................................................ 1.5 IDENTIFIKASI MASALAH .............................................................. a. Kelembagaan ............................................................................ b. Teknologi ................................................................................. c. SDM ...................................................................................... d. Pemasaran .............................................................................. 1.6 ANALISIS SWOT ........................................................................... KEKUATAN (STRENGHT) .............................................................. KELEMAHAN (WEAKSNESS)........................................................... PELUANG (OPPORTUNITY) ............................................................. ANCAMAN (THREAT) .............................................................. 1.7 INDUSTRY INTI, PENDUKUNG DAN TERKAIT................................. BAB II. SASARAN ................................................................................ 2.1 SASARAN JANGKA MENENGAH (2016-2020) ................................ 2.2 SASARAN JANGKA PANJANG (2016-2030) ................................... BAB III. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN INDUSTRI AGRO KOPI ................................................ 3.1 VISI ........................................................................................... 3.2 MISI ........................................................................................... 3.3 Arah Pengembangan....................................................................... 3.4 Strategi........................................................................................... 3.5 Indikator Capaian........................................................................... BAB IV. PROGRAM/RENCANA AKSI ..................................................... 4.1 Jangka Menengah (2016-2020)....................................................... 4.1 Jangka Panjang (2020-2023) .......................................................... Kerangka Pengembanganan Industri Agro Mete Provinsi Bali ................ Matrik pengembangan industry agro unggulan Kopi provinsi bali ..........
i |Peta Jalan Pengembangan Industry Agro Unggulan Mete Provinsi Bali
1 1 2 3 3 6 6 6 6 6 7 7 7 7 8 8 9 9 9 10 10 10 11 11 12 19 13 13 14 16
BAB I. PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Karakteristik provinsi Bali dengan luas wilayah yang sempit, dan
terbagi menjadi 8 kabupaten dan 1 kota madya, membuat Bali memiliki arah
pengembangan
yang
khas
dibandingkan
dengan
daerah
lain.
Kebutuhan yang besar dalam skala industri menjadikan Bali hampir luput dari pemetaan dalam pembangunan kawasan industri. Namun demikian, Bali mempunyai potensi yang besar dalam pemasaran hasil-hasil industri baik lokal, regional maupun internasional. Kedatangan wisatawan lokal dan mancanegara yang tinggi sepanjang tahun merupakan potensi pasar yang banyak digarap oleh daerah-daerah lain di sekitar provinsi Bali bahkan oleh perusahaan multinasional, namun tidak demikian oleh perusahaan lokal. hal ini mengakibatkan arah kebijakan di sektor industri lebih mendorong pengembangan industri skala kecil dan menengah yang pada dasarnya juga membutuhkan prasyarat yang lebih lunak dibandingkan dengan industri skala besar. Bali dalam misi dan sasarannya berfokus pada pengembangan IKM sebagai salah satu jalan dalam mewujudkan ekonomi kerakyatan yang tangguh.Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam Bali secara profesional dan berkelanjutan. Dalam RPJMD Bali kebijakan pembangunan diarahkan selain untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, bertujuan pula untuk mengurangi penggangguran dimana rencana pembangunan jangka menengah daerah Provinsi Bali mengambil kebijakan yaitu: melakukan upaya-upaya peningkatan kesejahteraan dan perluasan lapangan kerja bagi masyarakat. Kebijakan yang lain tampak jelas keberpihakan pemerintah dalam mewujudkan perekonomian kerakyatan yang lebih baik. Pertanian masih mendominasi sektor ekonomi rakyat meskipun mempunyai kontribusi yang masih kecil ke pendapatan domestik bruto Provinsi Bali sampai saat ini. Oleh karena itu, pembangunan pertanian merupakan pembangunan ekonomi kerakyatan yang menjadi kebijakan umum pemerintah yang akan lebih menyentuh lebih banyak masyarakat. 1 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
Pemerintah telah melakukan upaya-upaya lain yang menunjang pertanian
terutama
dalam
akses
modal,
kelembagaan
keuangan
kerakyatan, kebijakan dalam bidang industri pertanian dan ketahanan pangan yang sangat saling terkait seperti: (1) kebijakan umum tentang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mewujudkan ekonomi kerakyatan yang tangguh sehingga mampu mengembangkan ekonomi kerakyatan yang mantap
dan
berimbang,
stabil, dan
serta
terwujudnya
terwujudnya
iklim
distribusi,
berinvestasi
komposisi yang
sehat.
yang (2)
Memantapkan pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan memiliki kemanpuan bersaing lebih tinggi. (3) Mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dengan meminimalisir resiko kredit modal kerja dan kredit investasi dan (4)Peningkatan daya saing Koperasi dan UMKM. Pengembangan nilai tambah produk dilakukan melalui pengembangan industri yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara (intermediate product ), produk semi akhir (semi finished product ) dan yang utama produk akhir (final product ) yang berdaya saing. Pengembangan industri pengolahan kopi melalui diversifikasi produk olahan kopi meliputi kopi biji matang (roasted coffee), kopi bubuk, kopi mix, kopi instan, kopi tiruan, kopi rendah kafein (decaffeinated coffee), kopi celup, ekstrak kopi, minuman kopi dalam botol dan produk turunan lainnya 1.2.
Maksud Road Map
Penyususnan Road Map Industri Kopi di Provinsi Bali dimaksudkan sebagai pedoman yang mengikat bagi pemangku kepentingan dalam upaya penyusunan program-program pengembangan industri kopi di Bali secara terencana,
terarah,
terpadu
dan
berkelanjutan
sesuai
dengan
kebijaksanaan pembangunan Nasional dan daerah serta sebagai acuan dalam
melakukan
evaluasi
dan
monitoring
berbagai
program
pengembangan industri kopi di Bali
2 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
1.3. Tujuan Road Map Penyusunan Road Map ini diarahkan untuk mencapai tiga tujuan berikut : 1. Menyusun sasaran 2. Menyususun visi dan strategi pengembangan 3. Menyususun Rencana aksi 1.4.
Gambaran Umum Komoditi Kopi
Bali mempunyai varian komoditi pertanian yang beragam dengan kualitas
yang
baik,
tanaman
pangan,
perkebunan,
perikanan
dan
peternakan. Komoditi perkebunan dengan indikasi geografis (IG) yaitu kopi Arabika Bangli, Buleleng dan Bandung. Adopsi teknologi industri di sektor pertanian masih rendah. Berbagai komoditi yang dihasilkan dan juga diunggulkan belum memperoleh sentuhan teknologi yang signifikan. Tahun 2014 luas areal tanaman kopi di daerah Bali adalah 36.244 Ha, yang terdiri dari kopi Arabika 12.881 Ha (35,53%) dan kopi Robusta 23.363 Ha (64.46 %). Sentra produksi kopi Arabika berada di wilayah Kab. Bangli, Buleleng dan Badung, sedangkan kopi Robusta di Kab. Tabanan dan Buleleng. Total Produksi adalah sebesar 16.690,63 Kg terdiri dari Kopi Arabika 3.803,63 Kg dan Kopi Robusta 12.887 Kg dengan produktivitas sebesar 571 Kg/Ha/Th (Kopi Arabika) dan 640 Kg/Ha/Th (Kopi Robusta). Kopi Arabika di beberapa subak abian di Bali mendapatkan sertifikat (sesuai dengan SNI No.01-6729-2002 tentang pangan organik) dari lembaga sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS) dan sertifikat dari Control Union Certifications. Kopi Arabika Kintamani kabupaten Bangli, Buleleng dan Badung telah mendapatkan perlindungan hukum atas Indikasi Geografis (IG) Kopi Kintamani Bali. Industri pengolahan kopi pada umumnya menggunakan bahan baku biji kopi Arabika dan Robusta dengan komposisi perbandingan tertentu. Kopi Arabika digunakan sebagai sumber citra rasa, sedangkan kopi Robusta digunakan sebagai campuran untuk memperkuat body. Kopi Arabika memiliki citra rasa yang lebih baik, tetapi memiliki body yang lebih lemah dibandingkan kopi Robusta. Selain biji kopi, industri pengolahan 3 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
kopi juga membutuhkan bahan tambahan seperti gula, jagung, dan lainlain; serta bahan penolong seperti bahan kemasan (packing), pallet, krat dan lain-lain. Struktur industri pengolahan kopi nasional belum seimbang; hanya 20% kopi diolah menjadi kopi olahan (kopi bubuk, kopi instan, kopi mix), dan 80% dalam bentuk kopi biji kering (coffee beans). Industri pengolahan kopi masih kurang berkembang disebabkan oleh faktor teknis, sosial dan ekonomi. Penerapan teknologi pengolahan hasil kopi baru diterapkan oleh sebagiankecil perusahaan industri pengolah kopi, hal ini disebabkan oleh keterbatasan informasi, modal, teknologi, dan manajemen usaha. Produk industri olahan tersebut sangat berpotensi dalam memberikan nilai tambah yang tinggi. Industri pengolahan kopi di Bali terus mengalami perkembangan baik perkembangan jumlah industrinya maupun jenis produk yang dihasilkan. Industri kopi di hilir tidak bisa berdiri sendiri dan sangat tergantung juga pada kesiapan teknologi di hulu, baik dalam penyediaan bahan baku dari segi kuantitas, kualitas dan keberlanjutan penyediaan bahan baku yang berkualitas. Berbagai varian industri kopi akan dapat memberikan nilai tambah
produk
kopi.
Disamping
itu
hilirisasi
dapat
mendorong
berkembangnya teknologi di hulu serta penyediaan bahan baku dari segi kuantitas, kualitas dan kontinuitas dapat tersedia bagi industri secara berkelanjutan.
Industri
yang
dibagun
juga
diharapkan
mampu
memproduksi produk secara maksimal dan tidak menyisakan limbah yang mencemari lingkungan. Pada Gambar 1 disajikan pohon industri kopi.
4 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
KOPI SANGRAI KOPI BUBUK KOPI INSTANT KOPI TIRUAN KOPI BIJI
KOPI MIX DECAFEIN KOPI KOPI CELUP KOPI EKSTRAK
BUAH KOPI
KAFEIN DLL ULIN KULIT TANDUK DAN KULIT ARI
ARANG ASAM ASETAT
PROTEIN SEL PEKTIN KULIT DAN DAGING BUAH
ETANOL WINE ASAM ASETAT
Gambar 1. Pohon Industri Kopi Teknologi hilirisasi kopi di Bali sampai saat ini ada pada posisi industri roasted coffee, industri kopi bubuk dan industri kopi mix. Pengembangan dan pembangunan industri kopi ke depan dapat diarahkan pada industri yang memiliki daya saing tinggi mengacu pada pohon industri tersebut di
5 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
atas. Kelompok dan varian industri kopi tersebut diarahkan sebagai berikut: o Industri Roasted Coffee o Industri Kopi Bubuk o Industri Kopi Mix o Industri Kopi Tiruan o Industri Decafeintated Coffee o Industri Kopi Ekstrak o Industri Pengolahan buah kopi pada industri produksi etanol, produk wine, silase dan cuka makan. 1.5.
Identifikasi Permasalahan
a. Kelembagaan Penerapan Good Agriculture Practices (GAP), Good Handling Practices (GHP), Good Manufacture Practices (GMP), Good Distribution Practices (GDP) HACCP dan ISO rendah, sehingga mutu produk rendah dan tidak konsisten. Sistem kelembagaan sudah terbangun namun belum terimplementasi dengan baik b. Teknologi Terbatasnya fasilitas produksi biji kopi (mesin/peralatan: pengering, pengupas dan sortasi), utamanya ditingkat usaha industri skala kecil dan menengah. Terbatasnya penguasaan teknologi proses pada tahap roasting, kopi bubuk dan kopi Mix. Rendahnya pemanfaatan teknologi pengemasan yang sesuai dengan karakteristik kopi (Roasted coffee, Kopi Bubuk dan kopi mix,). c. SDM Terbatasnya kompetensi SDM dibidangnya Kemampuan dalam mengadopsi teknologi baru/modern masih kurang Belum berkembangnya kerjasama antar pelaku usaha industri pengolahan kopi Pemahaman SDM terhadap GAP, GHP, GMP, GDP, HACCP, dan ISO. d. Pemasaran Terbatasnya akses pasar dan permodalan, selama ini pemasaran produk kopi olahan sebagian besar hanya ditujukan ke pasar tradisional. 6 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
Terbatasnya daya beli koperasi lokal dan harga yang berfuktuasi, menyebabkan petani menjual kepada tengkulak. Belum optimalnya kegiatan forum komunikasi dan koordinasi antar stakeholders, utamanya yang mengarah ke pembentukan kerjasama kemitraan 1.6. Analisis Dalam penyusunan roadmap ini, digunakan analisis SWOT. Adapun uraian masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan adalah sebagai berikut: Kekuatan (Strenght) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Tersedia bahan baku industri kopi yang cukup memadai untuk mendukung industri kopi Bali. Kopi Bali memiliki rasa yang khas dengan sertifikasi perlindungan IG Kopi Kintamani Bali. Pelaku usaha produk kopi sudah mulai berkembang. Terdapat responsibilitas yang tinggi dalam pengolahan kopi di petani. Kopi termasuk produk yang memiliki masa simpan yang cukup lama. Keunikan karakter dari kopi Bali sudah terbangun dalam jejaring informasi. Tumpang sari kopi dengan tanaman jeruk merupakan kekuatan ekonomi penunjang pendapatan petani. Adanya dukungan Infrastruktur. Adanya koperasi Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) memudahkan dalam koordinasi dan pembinaan
Kelemahan (Weakness) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mutu produksi masih beragam Teknologi yang digunakan masih rendah. Inovasi produk yang rendah Saranan prasarana pengolahan masih terbatas Desiminasi dan sosialiasi kekhasan kopi Bali belum digarap oleh semua pihak. Budidaya kopi belum optimal. Pembinaan kelompok belum optimal. Terbatasnya akses permodalan
Peluang (Opportunity) 1. 2.
Pasar lokal, regional dan dunia semakin berkembang. Berkembangnya Industri pengolahan kopi bubuk skala kecil (IKM)
7 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
3. 4. 5. 6. 7.
Berkembangnya preferensi konsumen terhadap kopi. Terbukanya pemasaran melalui jaringan online. Sudah mulai terbangunnya kemitraan industri kopi. Adanya dukungan dari berbagai pihak dalam pengembangan industri kopi. Bali sebagai daerah tujuan wisata memungkinkan dikembangkannya usaha agrowisata kopi.
Tantangan (Threat) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1.7.
Diberlakukannya pasar bebas MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Meningkatnya daya saing negara produsen kopi dunia (Brasil, Kolombia, Meksiko, India). Teknologi, Kreativitas dan inovasi produsen kopi luar Bali sudah sangat berkembang. Persaingan dengan produk kopi sejenis sangat ketat Konsumen menuntut produk kopi dengan kualitas sesuai standar. Berkembangnya produk kopi yang diproduksi secara efesiensi. Industri Inti, Pendukung dan Terkait
a. Industri Inti : Industri Roasted Coffee Industri kopi bubuk Industri kopi Mix b. Industri Pendukung Industri kemasan primer Industri mesin/peralatan Jasa perbankan. Jasa transportasi Jasa perhotelan,cafe dan restoran c. Industri Terkait : Industri susu bubuk Industri kemasan sekunder
8 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
BAB II. SASARAN 2.1. Jangka Menengah (2016 – 2020) 1.
Meningkatnya penerapan GAP, GHP, GMP, GDP, HACCP dan ISO.
2.
Terwujudnya sistem tata kelola kelembagaan yang baik.
3.
Meningkatnya kapasitas koperasi dalam menjalankan sistem kelembagaan.
4.
Tersedianya fasilitas produksi biji kopi (mesin/peralatan: pengering, pengupas dan sortasi), utamanya ditingkat usaha industri skala kecil dan menengah.
5.
Meningkatnya penguasaan teknologi proses pada tahap roasting, kopi bubuk dan kopi Mix.
6.
Meningkatnya pemanfaatan teknologi yang sesuai dengan karakteristik kopi (Roasted coffee, Kopi Bubuk dan kopi mix,)
7.
Meningkatnya kompetensi SDM
8.
Berkembangnya kerjasama antar pelaku usaha industri pengolahan kopi.
9.
Berkembangnya akses pasar, di tingkat nasional, regional dan Internasional.
10. Makin berperanya forum komunikasi dan koordinasi antar stakeholders, utamanya yang mengarah ke pembentukan kerjasama kemitraan 2.2. Jangka Panjang (2020 – 2035) 1. Terbangunya citra merk (brand) kopi Arabica dan kopi Robusta Bali sesuai Indikasi Geografis (IG) di Pasar Global 2. Berkembangnya industri turunan pengolahan kopi. 3. Berkembangnya industri pengolahan kopi yang efisien dan ramah lingkungan serta berkelanjutan 4. Berdirinya industri kopi non pangan/industri farmasi
9 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
BAB III. VISI, MISI DAN STRATEGI 3.1.
Visi
Visi Visi pembangunan industri kopi Provinsi Bali adalah: Menjadikan Bali sebagai daerah industri kopi yang berdaya saing tinggi Selama ini pertanian lebih ditekankan pada produktivitas dibagian hulu. Secara alami produksi hasil pertanian beragam sehingga tidak semua produksi mampu diserap pasar dengan harga yang pantas. Produk yang dibawah mutu seringkali mengalami kesulitan dalam pemasaran bahkan tidak jarang terbuang percuma karena masa simpan produk yang pendek dan juga biaya distribusi yang tinggi. Kendala lain yang dihadapi adalah terjadinya over produksi pada masa panen raya, membuat pasokan melimpah dan harga turun bahkan pada produk tertentu tidak terpanen karena
biaya
tenaga
kerja
yang
tinggi
untuk
panen.
Kendala
ini
mengakibatkan sektor pertanian mengalami kerentanan disegala musim akibat sebagian besar produksi pertanian tidak dilakukan pengolahan ataupun dijual dalam bentuk segar.
Oleh karena itu, adanya saluran
alternative-ataupun mungkin menjadi saluran utama- membuat sektor pertanian mampu diandalkan bagi perekonomian petani khususnya. Jadi terbentuknya sektor pertanian di hulu dan di hilir menjadikan sektor pertanian
mempunyai
ketangguhan
dalam
menghadapi
perubahan-
perubahan pasar. Industri agro sebagai bagian dari sistem pertanian di hilir akan memberikan dukungan yang besar kepada ketangguhan pertanian di bagian hulu. 3.2. Misi Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali mengemban misi sebagai berikut:
10 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai subjek dalam pembangunan industri kopi Provinsi Bali 2. Menyusun regulasi pendukung industri kopi di Provinsi Bali 3. Mendorong pengembangan pasar produk industri kopi. 3.3.
Arah Pengembangan Arah pengembangan industri pengolahan kopi ditujukan untuk
mendukung terwujudnya industri pengolahan kopi yang terintegrasi dan berkelanjutan. 3.4.
Strategi 1. Mengembangkan industri hulu dan industri hilir. 2. Mengutamakan
pasokan
bahan
baku
lokal
untuk
industri
pengolahan kopi dalam negeri. 3. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas sumber daya manusia (SDM) industri. 4. Menyediakan
langkah-langkah
afirmatif
berupa
perumusan
kebijakan, penguatan kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas kepada industri kecil dan industri menengah; 5. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana industri; 6. Mengembangkan pembangunan industri hijau; 7. Meningkatkan
penggunaan
produk
dalam
negeri;
dan
meningkatkan kerjasama nasional, regional dan internasional bidang industri. 3.5.
Indikator Capaian Indikator keberhasilan pengembangan industri pengolahan kopi di Provinsi Bali adalah •
Peningkatan kapasitas produksi pengolahan kopi.
•
Peningkatan konsumsi olahan kopi dalam negeri.
•
Peningkatan ekspor produk kopi.
11 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
IV. PROGRAM/RENCANA AKSI 4.1. Jangka Menengah (2016 – 2020) 1.
Melaksanakan pelatihan GAP, GHP, GMP, GDP, HACCP dan ISO.
2.
Melaksanakan evaluasi GAP, GHP, GMP, GDP, HACCP dan ISO secara periodik
3.
Fasilitasi akses permodalan bagi koperasi MPIG
4.
Melaksanakan pelatihan manajerial dan agribisnis
5.
Pengadaan fasilitas produksi kopi roaster, miller dan packaging
6.
Melaksanakan Bimbingan Teknis pemanfaatan alat roaster, miller dan packaging.
7.
Melaksanakan kegiatan Workshop teknologi proses roasting, kopi bubuk dan kopi mix
8.
Membentuk Tim POKJA Research dan Development (R&D) Perkopian Bali.
9.
Melaksanakan kajian pengembangan teknologi proses pengolahan kopi dan turunannya
10. Melaksanakan pelatihan peningkatan skill dan profesionalisme di bidang IPTEKS. 11. Melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan skill dan profesionalisme di bidang kewirausahaan (Business Plan) 12. Pengadaan buku/jurnal/brosur dan informasi Teknologi proses perkopian. 13. Melakukan studi banding dan magang bagi pelaku industri kopi. 4.2. Jangka Panjang (2020 – 2035) 1. Meningkatkan penerapan GAP, GHP, GMP, GDP, HACCP dan ISO. 2. Meningkatkan penerapan SNI dalam inovasi dan diversifikasi produk pengolahan kopi Indonesia. 3. Mengembangkan diversifikasi produk olahan kopi. 4. Mendorong peningkatan produksi biji kopi Arabika. 5. Mengembangkan litbang turunan kopi non-pangan. 6. Mengembangkan industri berbasis kopi pangan dan non pangan (farmasi). 12 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
7. Melakukan pendalaman struktur industri kopi. 8. Meningkatkan kompetensi SDM.
13 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
Kerangka pengembangan Industri agro unggulan kopi Provinsi Bali
1.
Sasaran Jangka Menengah (2016 – 2020)
Sasaran Jangka Panjang (2020 – 2035)
Melaksanakan pelatihan GAP, GHP, 1. Meningkatkan penerapan GAP, GHP, GMP, GDP, HACCP dan GMP, GDP, HACCP dan ISO. ISO. 2. Melaksanakan evaluasi GAP, GHP, GMP, GDP, HACCP dan ISO secara 2. Meningkatkan penerapan SNI dalam inovasi dan diversifikasi periodik produk pengolahan kopi 3. Fasilitasi akses permodalan bagi Indonesia. koperasi MPIG 4. Melaksanakan pelatihan manajerial 3. Mengembangkan diversifikasi produk olahan kopi. dan agribisnis 5. Pengadaan fasilitas produksi kopi 4. Mendorong peningkatan roaster, miller dan packaging produksi biji kopi Arabika. 6. Melaksanakan Bimbingan Teknis 5. Mengembangkan litbang pemanfaatan alat roaster, miller dan turunan kopi non-pangan. packaging. 6. Mengembangkan industri 7. Melaksanakan kegiatan Workshop berbasis kopi pangan dan non teknologi proses roasting, kopi bubuk pangan (farmasi). dan kopi mix 7. Melakukan pendalaman 8. Membentuk Tim POKJA Research dan struktur industri kopi. Development (R&D) Perkopian Bali. 9. Melaksanakan kajian pengembangan 8. Meningkatkan kompetensi SDM teknologi proses pengolahan kopi dan turunannya 10. Melaksanakan pelatihan peningkatan skill dan profesionalisme di bidang IPTEKS. 11. Melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan skill dan profesionalisme di bidang kewirausahaan (Business Plan) 12. Pengadaan buku/jurnal/brosur dan informasi Teknologi proses perkopian. 13. Melakukan studi banding dan magang bagi pelaku industri kopi. STRATEGI Sektor :Diversifikasi produk pengolahan kopi, pengembangan R & D produk dan kemasan dan pengembangan ekspor. Teknologi: Penguasaan teknologi roasting yang menghasilkan roasted coffee mutu tinggi, kopi bubuk dan kopi mix serta mendorong tumbuhnya modifikasi teknologi pengolahan kopi.
14 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
Lanjutan….
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
12. 13.
Sasaran Jangka Menengah (2016–2020) Melakukan pelatihan GMP, HACCP dan ISO Melakukan evaluasi GMP, HACCP dan ISO secara periodik Fasilitasi akses permodalan bagi koperasi MPIG Pelatihan manajerial dan agribisnis Pengadaan fasilitas produksi kopi roaster, miller dan packaging Pelatihan pemanfaatan alat roaster, miller dan packaging Melakukan kegiatan Workshop penguasaan teknologi proses roasting, kopi bubuk dan kop mix Membentuk Tim POKJA Riset dan Development Perkopian Bali Melakukan kajian pengembangan teknologi proses pengolahan kopi dan turunannya Melakukan pelatihan peningkatan skill dan profesionalisme di bidang IPTEKS Melakukan pelatihan untuk meningkatkan skill dan profesionalisme di bidang kewrausahaan (Bisnis Plan) Pengadaan buku/junal/brosur dan informasi Teknologi proses perkopian Melakukan studi banding dan magang bagi pelaku industri kopi
Sasaran Jangka Panjang (2020– 2035) 1. Menerapkan GMP, HACCP dan ISO series; 2. Menerapkan SNI dalam inovasi dan diversifikasi produk pengolahan 3. Kopi Indonesia; 4. Melakukan diversifikasi produk olahan kopi (antara lain “coffee blend”); 5. Mendorong peningkatan produksi biji kopi Arabica; 6. Mengembangkan litbang turunan kopi non-pangan; 7. Mengembangkan industri berbasis kopi pangan dan non pangan (farmasi); 8. Melakukan pendalaman struktur industri kopi; 9. Meningkatkan kompetensi SDM.
15 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
Matrik Program Kerja Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali Indikasi Kegiatan
Kegiatan
Sasaran
Target
Lokus
Tahun Pelaksanaan 2016
2017
2018
2019
2020
Pemangku Kepenting an
Industri Kopi Roasted, Kopi Bubuk dan Turunannya 1)
Melakukan pelatihan GAP, GHPGMP, HACCP dan ISO
IKM
10 IKM/ tahun.
Denpasar, Buleleng, Bangli, Badung, Tabanan
2)
Melakukan evaluasi GMP, HACCP dan ISO secara periodik
IKM
10 IKM/ tahun
Denpasar, Buleleng, Bangli, Badung, Tabanan
1 kopera si
Bangli
3)
Fasilitasi akses permodalan bagi koperasi MPIG
Kopeasi MPIG, , IKM, Perbank an dan Pemerin tah
√
16 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
√
√
√
√
Disperindag
Disperindag
√
√
√
√
√
√ Pemerintah, Perbankan dan Swasta
4)
Pelatihan manajerial dan agribisnis
Koperas i dan IKM
20 IKM
5)
Fasilitasi pengadaan alat produksi kopi (roaster, miller dan packaging)
Petani, dan IKM
Bangli, Buleleng, Tabanan 1 IKM/ dan tahun Badung
6)
7)
Pelatihan pemanfaatan alat roaster, miller dan packaging
Melakukan kegiatan Workshop penguasaan teknologi proses roasting, kopi bubuk dan kop mix
IKM dan Petani
IKM dan Petani
20 IKM dan petan/ tahun
Denpasar, Buleleng, Bangli, Badung, Tabanan
√
√
√
√
√
√
Bangli, Buleleng, Tabanan dan Badung
Denpasar, 5 IKM/ Buleleng, tahun Bangli, Badung, Tabanan
17 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
√
√
√
√
√
√
Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Swasta
√
Disperindag, pemerinta h, Swasta dan Stakehold ers
√
Dosperindag, pemerintah, Swasta dan Stakeholders Disperindag, Perguruan Tinggi dan Pelaku Usaha
8)
9)
Membentuk Tim POKJA, melaksanakan Riset dan Development Perkopian Bali
PT, stakehol der dan pemerin tah
Melakukan kajian pengembangan teknologi proses pengolahan kopi dan turunannya
PT, dan pemerin tah
10) Melakukan pelatihan peningkatan skill dan profesionalisme di bidang IPTEKS
Petani dan IKM
11) Melakukan pelatihan untuk meningkatkan skill dan profesionalisme di bidang kewrausahaan (Business Plan)
Koperas i dan IKM
12) Pengadaan buku/junal/brosur dan informasi Teknologi proses perkopian
IKM dan Koperas i
Denpasar, Bali
√
√
√
√
√
1 Tim POKJA
Rekom endasi hasil kajian
Denpasar -Bali
√
10
Denpasar, Bangli, Buleleng, Badung, Tabanan
50
Denpasar, Bangli, Buleleng, Badung, Tabanan
20
Denpasar, Bangli, Buleleng,
√
18 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
Disperindag, Perguruan Tinggi, Swasta Stakeholders
√ √
√
√
√
√
Disperindag, Perguruan Tinggi, Swasta, Stakeholders
Disperindag dan Perguruan Tinggi
Disperindag dan Perguruan Tinggi
√
√
√
Disperindag, Swasta dan
Badung, Tabanan 13) Melakukan studi banding dan magang Petani, bagi pelaku industri kopi koprasi dan IKM
14) 1. Melaksanakan pameran tingkat kabupaten/kota dan provinsi serta melaksanakan pasar lelang di tingat Provinsi
Petani dan IKM
15) 2. Melakukan promosi, pameran di tingkat nasional dan Internasional
Petani dan IKM
10
20
10
16) Sosialisasi akses permodalan dan permintaan pasar.
petani, IKM dan Pelaku usaha
Stakehold ers
Denpasar, Bangli, Buleleng, Badung, Tabanan
√
√
√
√
√
Disperindag
Kabupate n/Kota di Bali
√
√
√
√
√
Disperindag
Bali dan Indonesia
√
√
√
√
√
Disperindag, Swasta dan Stakehold ers
Denpasar
√
√
√
20
19 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
Disperindag, Bank, Swasta dan Stakehold ers
17) Memfasilitasi dan melakukan pertemuan rutin pelaku usaha dan stakeholder (fasilitasi Tim POKJA dan FGD)
Petani, IKM, pemerin tah dan Stakeho lders
√ 3
Denpasar
20 | Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Kopi Provinsi Bali
√
√
√
√
Disperindag dan asosiasi Perkopian, dan stakeholde rs