LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANTUL Jl.Lingkar Timur Manding Trirenggo Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Kode Pos 55714 Telp (0274) 368828 Fax (0274) 367531 email.
[email protected]
IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2015 merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban selama kurun waktu 1 (satu) tahun berjalan dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Kinerja program dan kegiatan sesuai dengan Rencana Strategis. Adapun Laporan Kinerja pada intinya adalah “pencapaian laporan capaian kenerja (performance result) selama Tahun 2015 yang dibandingkan dengan “Rencana Kinerja” (Performance Plan) tahun 2015 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategi (Strategic Plan) Dinas Kesehatan Tahun 2011-2015.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan sebagai jabaran dari visi dan misi Dinas Kesehatan untuk mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap realisasi kinerja pada 15 (lima belas) indikator sasaran, rata-rata realisasi kinerja dengan kategori Sangat Baik. Penjabarannya yaitu 12 (dua belas) indikator sasaran atau sebanyak 80,00% dikategorikan sangat baik, 2 (dua) indikator sasaran atau 13,33% dikategorikan tinggi, dan 1 (satu) indikator sasaran atau 6,67% memenuhi kategori realisasi kinerja sedang.
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
KATA PENGANTAR
Kepala Dinas Kesehatan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Dinas Kesehatan pada Tahun Anggaran 2015. Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2015 merupakan Laporan Kinerja tahun kelima pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMD) Tahun 2011-2015. Laporan Kinerja mempunyai beberapa fungsi, antara lain merupakan alat penilai kinerja sebagai wujud akuntabilitas kinerja secara kuantitatif, dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan menuju good governance, transparansi, dan
Bantul, 24 Februari 2016 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
Drg. Maya Sintowati Pandji, MM Pembina Utama Muda, IV/c NIP.19591105 198803 2 002
KATA PENGANTAR
drg Maya Sintowati Pandji, MM
pertanggungjawaban kepada masyarakat. Laporan Kinerja merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan. Sejalan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi, penerapan metode pengukuran kinerja yang dilaksanakan adalah dengan membandingkan antara target kinerja sasaran dengan realisasi kinerja sasaran, atau dengan kata lain membandingkan capaian indikator kinerja sampai tahun berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan. Kinerja diukur atas dasar penilaian indikator kinerja utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaransasaran strategis sebagai mana telah ditetapkan pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan tahun 2015 sebagai kontrak kinerja.
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
DAFTAR ISI Kata Pengantar
…………………i
Daftar Isi
…………………ii
IkhtisarEksekutif
…………………iii
BAB I PENDAHULUAN
…………………1
1.1 Latar Belakang
…………………1
1.2 Landasan Hukum
…………………2
1.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan
…………………3
1.4 Analisis Aspek Strategis
...........................5
1.5 Sistematika Laporan
.........................11
BAB II PERENCANAAN KERJA
………………..12
2.1 Program dan Kegiatan Tahun 2015
………………..13
2.2 Penetapan Kinerja
………………..15
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
………………..21
3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama
………………..22
3.2 Pencapaian Kinerja
………………..27
3.3 Evaluasi Capaian Sasaran Strategis Tahun 2013
………………..33
3.4 Pencapaian Kinerja Lainnya
………………..47
3.5 Akuntabilitas Anggaran
.........................50
BAB IV Penutup
………………..53
LAMPIRAN
.........................54
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih (good governance) merupakan prasyarat untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Untuk penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan akuntabel, dikembangkan suatu sistem pertanggungjawaban penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN menyatakan
akuntabilitas
sebagai
salah
satu
asas
umum
dalam
penyelenggaraan negara. Azas akuntabilitas ini menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Laporan
Kinerja
Dinas
Kesehatan
merupakan
tolok
ukur
keberhasilan dalam pelaksanaan program kebijakan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Informasi yang diharapkan dari Laporan Kinerja adalah penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan secara efesien, efektif dan responsif terhadap masyarakat, sehingga menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat menjaga kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi suatu lembaga.
1
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
1.2. Landasan Hukum 1. Undang – Undang No 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih bebas dari Nepotisme 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 6. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ; 8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 09 Tahun 2007, tentang Pedoman Umum Penetapan
Indikator
Kinerja
Utama
di
Lingkungan
Instansi
Pemerintah 9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 10. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul;
2
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
11. Peraturan Daerah Nomor. 5 Tahun 2014 Tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2011 tentang RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015; 12. Peraturan Bupati Bantul Nomor 74 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Bantul Nomor 74 Tahun 2015 Tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Bantul Tahun 2011 - 2015
1.3. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan Kedudukan Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Kesehatan, dipimpin oleh Kepala Dinas dan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Tugas pokok Dinas Kesehatan adalah melaksanakan urusan rumah tangga pemerintah
daerah
dan
tugas
pembantuan
dibidang
kesehatan.
Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul, terdiri dari: I. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub-Bagian Umum 2. Sub-Bagian Program 3. Sub-Bagian Keuangan dan Aset II. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari : 1. Seksi Penyelenggaraan Kesehatan Ibu dan Anak 2. Seksi Bina Gizi Masyarakat 3. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan III. Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan, terdiri dari : 1. Seksi Penyelenggaraan Surveillance 2. Seksi Pengendalian Penyakit 3. Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Matra. IV. Bidang Perberdayaan Mayarakat Sehat, terdiri dari : 1. Seksi Penyelenggaraan Promosi Kesehatan; 2. Seksi Bina UKBM
3
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
3. Seksi Pembiayaan Kesehatan Kesehatan dan Kemitraan.
IV. Bidang Sumber daya Kesehatan, terdiri dari : 1. Seksi Penyelenggaraan Pengembangan SDM Kesehatan 2. Seksi Penyelenggaraan Regulasi kesehatan 3. Seksi Penyelenggaraan Kefarmasian dan Sarana Kesehatan V. UPTD VI. Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul KEPALA DINAS KESEHATAN
SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB.BAG. UMUM & KEPEGAWAIAN
SUB.BAG. KEUANGAN
SUB.BAG. PROGRAM
& ASET
BIDANG PELAYANAN K ESEHATAN
BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEHAT
BIDANG SUMBERDAYA KESEHATAN
SEKSI PENYELENGGARAAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
SEKSI PENYELENGGARAAN PROMOSI KESEHATAN
SEKSI PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SDM KESEHATAN
SEKSI PENGENDALIAN PENYAKIT
SEKSI BINA GIZI MASYARAKAT
SEKSI B INA UKBM
SEKSI PENYELENGGARAAN REGULASI KESEHATAN
SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN MATRA
PELAYANAN KES DASAR DAN RUJUKAN
BIDANG PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN
SEKSI PENYELENGGARAAN SURVEILANS
SEKSI PENYELENGGARAAN PEMBIAYAAN KES. DAN KEMITRAAN
SEKSI PENYELENGGARAAN KEFARMASIAN DAN SARANA KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS& UPT JAMKESDA
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Penjabaran tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan kabupaten Bantul tertuang dalam Keputusan Bupati Nomor 59 tahun 2008 tanggal 15
4
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Desember 2008. Untuk melaksanakan fungsi tersebut diatas Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mempunyai tugas pokok sebagai berikut : a
Menyusun rencana dan program kebijaksanaan teknis dibidang kesehatan.
b Melaksanakan pembinaan umum dibidang kesehatan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati. c
Melaksanakan pembinaan teknis dibidang upaya pelayanan kesehatan dasar dan upaya pelayanan kesehatan rujukan dan farmasi berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati.
d Melaksanakan pembinaan operasional sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati. e
Memberikan perijinan bidang kesehatan sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f
Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g
Melaksanakan pengendalian dan pembinaan UPTD dalam lingkup tugasnya;
h Melaksanakan pengelolaan rumah tangga dan tata usaha Dinas. i
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.
1.4. Analisis Aspek Strategis Aspek strategis adalah aspek yang mendukung dan merupakan sumber daya dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan menuju perwujudan visi dan misi Dinas kesehatan Bantul, aspek-aspek tersebut antara lain:
1.4.1 Aspek Sumber Daya Manusia Jumlah pegawai Dinas Kesehatan Tahun 2015 termasuk Puskesmas sebanyak 1159 orang, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
5
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Tabel 1.1 Keadaan Tenaga Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul NO 1
I
II
III
IV
PENDIDIKAN 2
2013
2014
2015
3
4
5
MEDIS 1. Dokter Umum 2. Dokter Gigi
75 36
85 42
79 40
PASCA SARJANA 1. Magister Kesehatan Masyarakat 2. Magister Public Health 3. Magister Sains Ekonomi 4. Magister Ekonomi Pembangunan 5. Magister Manajemen 6. Magister Science 7. PHD
6 10 2 1 6 1 0
9 11 2 1 6 2 0
7 12 2 1 6 1 1
PARAMEDIS 1. D4 Bidan 2. D3 Bidan 3. D1 Bidan 4. Keperawatan/Ners 5. D4 Keperawatan 6. D3 Keperawatan 7. Sekolah Pendidikan Keperawatan 8. Sekolah Perawat (PKC/E) 9. D4 Perawat Gigi 10. D3 Perawat Gigi 11. Sekolah Pendidikan Perawat Gigi
14 121 65 12 8 135 47 2 3 32 32
18 115 63 11 8 139 37 2 4 34 28
22 125 52 14 10 150 35 1 4 39 25
34 1 3 42 4 7 4 30 4 4
31 2 5 38 2 4 4 30 4 5
32 3 8 36 2 6 5 27 4 5
PARAMEDIS NON PERAWAT 1. Kesehatan Masyarakat 2. S1 Gizi 3. D4 Gizi 4. D3 Gizi 5. SPAG 6. S1 Sanitarian 7. D4 Sanitarian 8. D3 Sanitarian 9. SPPH 10. D4 Analis Kesehatan
6
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
NO
V
PENDIDIKAN 11. D3 Analis Kesehatan 12. Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK) 13. Apoteker 14. Sarjana Farmasi 15. Sekolah Menengah Farmasi (SMF)/Asisten apoteker 16. D4 Epidemiologi 17. D3 Fisioterapi 18. D3 Pranata Rontgen 19. D4 Teknik Elektromedik 20. D3 Rekam Medis Non Kesehatan/ Administrasi/ Tata Usaha 1. S1 Administrasi 2. D4 Non Kesehatan 3. D3 Non Kesehatan 4. Arsiparis 5. SLTA 6. SLTP 7. SD Total
2013 20 17
2014 19 17
2015 25 12
9 1 22
11 4 23
11 4 22
2 16 0 0 13
2 16 1 1 13
2 16 1 1 14
4 0 9 1 88 34 6 1108
15 0 9 1 86 21 6 1104
15 5 9 1 85 22 8 1159
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
1.4.2 Aspek Sarana Pelayanan Kesehatan Tabel 1.2 Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Di Kabupaten Bantul Tahun 2013 - 2015 No 1 . 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Bersalin Rumah Sakit Khusus (Bedah, Paru, KIA) Klinik Utama Klinik Pratama Klinik Rawat Inap Pelayanan Medik Dasar Apotek Klinik kecantikan estetika Laboratorium Toko Obat Toko Alat Kesehatan Optik
2014 10 1 3 2 24 5 104 5 4 1 1 12
2015 10 1 3 2 30 5 107 5 4 4 1 11
7
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
No 13 . 14 15 16 17 18
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Non Rawat Inap Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Posyandu Posyandu Lansia
2014 16 11 67 27 1132 901
2015 16 11 67 27 1132 901
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Dari tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Bantul cukup banyak dan merata di seluruh kecamatan terutama sarana pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat yaitu Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Posyandu. 1.4.3 Aspek Pembiayaan Kesehatan
NO 1 a. b. c. d. e. 2 3 4
Tabel 1.3. Alokasi Pembiayaan Kesehatan Dinas Kesehatan Tahun 2013 - 2015 JUMLAH ALOKASI JENIS SUMBER 2013 2014 2015 BIAYA APBD KAB. 41.768.413.863 82.794.905.415 100.102.076.200 BANTUL DAU 23.208.342.829 28.242.017.074 30.356.046.706 DAK 5.619.240.000 7.174.211.000 4,114,570,000 Pajak Rokok 0 0 12.505.000.000 DBH-CHT 917.805.150 917.805.150 917.805.150 Opr. Pukesmas 12.940.831.034 47.378.677.341 53.126.459.494 APBD I 28.196.600 36.242.000 73,980,100 APBN 398.131.000 5.813.608.000 571,186,400 BOK 2.376.810.000 2.376.810.000 3,110,488,000 Jumlah 44.571.551.463 88.644.755.415 103.857.730.700
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Tabel 1.4 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan anggaran Dinas Kesehatan dari berbagai sumber dana. Peningkatan relatif mencolok pada APBD Kabupaten tahun 2013, 2014, dan 2015. Hal ini disebabkan adanya anggaran kapitasi kepesertaan Jaminan Kesehatan di Puskesmas dari BPJS yang digunakan untuk pelayanan kesehatan bagi peserta jaminan.
8
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
1.4.4. Aspek Wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima Kabupaten yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas wilayah seluruhnya mencapai 506,85 km2 dan merupakan 15,91% dari seluruh luas wilayah Propinsi DIY.Kabupaten Bantul terletak di bagian Selatan Wilayah Propinsi DIY, yaitu antara 07o 44’04” – 08o 00’ 27” LS dan 110o 12’ 34” – 110o 31’ 08” BT. Sebelah Utara berbatasan dengan kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, sebelah Selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo. Kontur geografis meliputi dataran rendah pada bagian tengah, perbukitan pada bagian timur dan barat, dengan bentang alam relatif membujur dari utara ke selatan. Tata guna lahan yaitu Pekarangan 36,16%, Sawah 33,19%, Tegalan 14,90% dan Hutan 3,35%. Secara administratif Kabupaten Bantul terdiri atas 17 kecamatan, yang terdiri dari 75 desa dan 933 dusun. Kecamatan yang paling jauh adalah Kecamatan Dlingo dengan jarak sekitar 30 Km dari Ibukota Kabupaten, wilayahnya merupakan perbukitan yang berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul. Kondisi wilayah sebagian besar adalah dataran yang cukup menguntungkan bagi masyarakat karena mudah dalam menjangkau dan mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, dengan jarak terjauh dari kelurahan dalam satu Kecamatan ke Puskesmas hanya ± 3 Km. Tabel 1.4. Jarak Puskesmas Hubungannya dengan Situasi Geografis Kabupaten Bantul Tahun 2015 NO
KECAMATAN
LUAS WIL.
JUMLAH DESA/ KEL
DUKUH
PUSKESMAS
Rata-rata WaktuTem puh dari Kab. ke Puskesmas
1 2 3 4 5 6
Srandakan Sanden Kretek Pundong Bambanglipuro Pandak
18,32 23,16 26,77 23,68 22,70 24,30
2 4 5 3 3 4
43 62 52 49 45 49
Srandakan Sanden Kretek Pundong Bambanglipuro Pandak I, II
20 menit 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit 15- 20
9
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
NO
KECAMATAN
LUAS WIL.
JUMLAH DESA/ KEL
DUKUH
PUSKESMAS
7 8
Bantul Jetis
21,95 24,47
5 4
55 50
Bantul I, II Jetis I, II
9
Imogiri
54,49
8
64
10
Dlingo
55,87
6
72
11 12 13
Pleret Piyungan Banguntapan
22,97 32,54 28,48
5 3 8
58 57 47
14 15 16 17
Sewon Kasihan Pajangan Sedayu
27,16 32,25 32,25 34,36
4 4 3 4
60 63 53 54
Rata-rata WaktuTem puh dari Kab. ke Puskesmas
menit 10 menit 10-15 menit Imogiri I, II 30-45 menit Dlingo I, II 45 - 60 menit Pleret 30 menit Piyungan 50 menit Banguntapan I, 50 menit II dan III Sewon I, II 25 menit Kasihan I, II 25 menit Pajangan 20 menit Sedayu I, II 40 - 50 menit
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
1.4.5. Aspek Permasalahan Kesehatan Prioritas masalah kesehatan di Kabupaten Bantul tahun 2015 berdasarkan permasalahan yang ada sebagai berikut: 1. Peningkatan kesehatan ibu dan anak 2. Penanggulangan penyakit menular 3. Penyehatan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat 4. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan serta perluasan cakupan jaminan kesehatan menyeluruh 5. Peningkatan upaya kesehatan promotif dan preventif (paradigma
sehat).
10
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
1.5. Sistematika Laporan Sistematika penyusunan Laporan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan : 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan 1.4 Analisis Aspek Strategis 1.5 Sistematika Penyusunan BAB II Perencanaan Kinerja 2.1. Rencana Strategis 2.1.1 Visi dan Misi 2.1.2 Tujuan dan Sasaran 2.1.3 Kebijakan dan Program 2.2. Rencana Kerja 2.2.1 Program Kegiatan 2.2.2 Perjanjian Kinerja BAB. III Akuntabilitas Kinerja 3.1. Pengukuran Kinerja 3.1.1 Metode Pengukuran Kinerja 3.1.2 Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran 3.2. Evaluasi Kinerja Dan Analisis Kinerja Tahun 2015 3.2.1 Pengukuran Kinerja Kegiatan 3.2.2 Evaluasi Kinerja 3.2.3 Realisasi Anggaran 3.3. Program dan Kegiatan Bersumber APBD II 3.4. Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber APBD I 3.5. Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber APBN
BAB. IV Penutup
11
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
BAB II PERENCANAAN KINERJA Kinerja ataupun performance dari organisasi adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan organisasi sebagai penjabaran dari visi, misi, yang mengindikasikan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Konsep-konsep pengukuran kinerja organisasi (key performance indicators) telah berkembang sejalan dengan semangat perubahan untuk memperbaiki kinerja organisasi. Semangat perubahan dimaksud adalah pola orientasi manajemen dari pola yang berorientasi pada masukan (input) kepada pola yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output, outcomes dan benefit). Rencana kinerja merupakan penggalan dari suatu perencanaan strategis dalam waktu satu tahun. Rencana Kinerja Dinas Kesehatan tahun 2015, sebagai berikut : Tabel 2.1. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Tahun 2015 NO
SASARAN STRATEGIS
1
2
INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 1
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
2
3 Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB)
3
Angka Gizi Buruk Balita
4
Umur Harapan Hidup (UHH)
TARGET 4 70/100.000 KH 7,0/1.000 KH 0.43% 71,40 tahun
2
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan
5
Puskesmas melaksanakan Sistem Manajemen Mutu / Total Quality Manajemen (TQM)
3
Menurunnya angka kesakitan
6
Angka Kesakitan DBD
50%
7
Penyembuhan Kasus TB
88%
8 9
Prevalensi HIV-AIDS pada Populasi Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI
100%
0.50% 100%
12
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
NO
SASARAN STRATEGIS
1
2
4
Mewujudkan mutu lingkungan hidup Meningkatnya pemberdayaan masyarakat menuju Desa Siaga Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
5
6
Meningkatnya Penggunaan Obat Rasional (POR)
7
INDIKATOR KINERJA URAIAN
TARGET
3
4
10
Kualitas Air Minum
95%
11
Jamban Sehat
85%
12
Cakupan desa siaga kategori baik
90%
13
Persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
90%
14
Penggunaan Obat Rasional (POR)
91%
Meningkatnya sertifikasi PIRT pada peserta Peserta PKP mendapatkan 15 Penyuluhan Keamanan sertifikat PIRT Pangan Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
8
65%
2.1. Program dan Kegiatan Tahun 2015 Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu guna mencapai sasaran dan tujuan. Program kesehatan tahun 2015 mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta perubahannya Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2007 namun demikian inti program kesehatan tersebut sesuai dengan Renstra Dinas kesehatan tahun 2011 2015 dan merupakan kegiatan lanjutan dari tahun sebelumnya. Programprogram kesehatan yang ada dalam Permendagri 13 Tahun 2006 meliputi: 1)
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2)
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
3)
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian
Kerja dan Keuangan 4)
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
5)
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
6)
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
7)
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
13
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
8)
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
9)
Program Pengawasan Obat dan Makanan
10) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya 11) Program Perbaikan Gizi Masyarakat 12) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 13) Program Peningkatan dan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak. 14) Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 15) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 16) Program pengembangan Lingkungan Sehat 17) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 18) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular 19) Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
14
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
2.2. Penetapan Kinerja Tabel 2.2. Penetapan Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Tahun 2015 NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
PROGRAM
1
2
3
4
5
1
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
1
Angka Kematian Ibu (AKI)
70/100.000 KH
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya Program Upaya Kesehatan Masyarakat
2
Angka Kematian Bayi (AKB)
7/1.000 KH
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Program Perbaikan Gizi Masyarakat
3
Angka Gizi Buruk Balita
0,43%
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
KEGIATAN 6 Peningkatan SDM masyarakat Peningkatan pelayanan kesehatan Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas keliling Perijinan dan pengawasan praktek tenaga dan sarana kesehatan Penyuluhan kesehatan anak Balita Pelatihan dan pendidikan perawatan anak Balita Monitoring, evaluasi dan pelaporan Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin
ANGGARAN 7 Rp
82,850,000
Rp
47,430,000
Rp
203,000,000
Rp
599,783,500
Rp
95,985,000
Rp
9,100,000
Rp
24,000,000
Rp
41,784,000
Rp
17,740,000
Rp
632,385,000
15
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
PROGRAM
1
2
3
4
5
4
Umur Harapan Hidup (UHH) 71,40 Tahun
2
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan
5
Puskesmas melaksanakan Sistem Manajemen Mutu / Total Quality Manajemen (TQM)
100%
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
KEGIATAN 6 Penanggulangan KEP, anemia gizi besi, GAKY, kekurangan vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya Pemberdayaan masyarakat untuk penyampaian keluarga sadar gizi Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bagi Pengungsi Korban Bencana Peningkatan Kesehatan Masyarakat Pelaksanaan BLUD di Puskesmas Monitoring, evaluasi dan pelaporan
ANGGARAN 7
Rp
27,948,000
Rp
21,788,000
Rp
193,735,000
Rp
70,690,000
Rp
1,350,000,000
Rp 53,126,459,494 Rp
282,787,600
Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
Pelayanan pemeliharaan kesehatan
Rp
207,195,000
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Evaluasi dan Pengembangan Standar Pelayanan Kesehatan
Rp
41,070,000
16
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
PROGRAM
KEGIATAN
ANGGARAN
1
2
3
4
5
6
7
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya
Pembangunan dan Pemutakhiran Data Dasar Standar Pelayanan Kesehatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan Rehabilitasi sedang/berat Puskesmas Penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok
3
Menurunnya angka kesakitan
6
Angka Kematian DBD
1%
7
Penyembuhan Kasus TB
88%
8
Prevalensi HIVAIDS pada Populasi
<0.5%
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Penyemprotan /Fogging sarang nyamuk Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Peningkatan Surveillans epidemiologi dan penanggulangan penyakit Monitoring, evaluasi dan pelaporan Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit Pencegahan dan penularan penyakit Endemik dan Epidemik
Rp
52,500,000
Rp
31,280,000
Rp
2,297,704,900
Rp
9,446,309,150
Rp
718,017,500
Rp
58,857,000
Rp
98,192,500
Rp
8,530,000
Rp
14,179,000
Rp
9,985,000
17
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
NO 1
SASARAN STRATEGIS 2
INDIKATOR KINERJA UTAMA 3
9
4
Mewujudkan mutu lingkungan hidup
10
5
4
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI
100%
Kualitas Air Minum
95%
PROGRAM 5 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Pengembangan Lingkungan sehat 11
Meningkatnya pemberdayaan masyarakat menuju Desa Siaga
TARGET
12
Jamban Sehat
Cakupan desa siaga kategori baik
85%
90%
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
KEGIATAN
ANGGARAN
6
7
Perawatan, kontrol, dan evaluasi akibat dampak asap rokok
Rp
98,192,000
Pelayanan Vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
Rp
21,185,000
Peningkatan Imunisasi
Rp
50,665,000
Pengawasan kualitas air bersih dan air minum
Rp
112,197,500
Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
Rp
76,947,500
Rp
23,420,000
Rp
78,708,750
Rp
42,186,000
Rp
1,210,131,100
Rp
3,783,349,000
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat Peningkatan pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan Promosi kesehatan
18
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
1
2
3
6
Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
13
Persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
TARGET 4 90%
PROGRAM
KEGIATAN
ANGGARAN
5
6
7
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Pelayanan Jamkesda pada UPT Jamkesda
Rp 17,019,000,000
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Pendampingan Jamkesda
Rp
339,275,850
Rp
59,527,500
Rp
20,110,000
Rp
29,850,000
Rp
22,553,000
Rp
2,070,601,456
Rp
51,077,750
Rp
25,929,750
Rp
6,988,000
Kemitraan bagi pasien kurang mampu Fasilitasi pelayanan kesehatan di lingkungan kerja Pelayanan kesehatan di sekolah Kemitraan dengan institusi pendidikan
7
Meningkatnya Penggunaan Obat Rasional (POR)
14
Penggunaan Obat Rasional (POR)
91%
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan (Obat penunjang/ Suplemen)
Rp
1,999,998,000
19
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
PROGRAM
KEGIATAN
ANGGARAN
1
2
3
4
5
6
7
8
Meningkatnya sertifikasi PIRT pada peserta Penyuluhan Keamanan Pangan
Peserta PKP mendapatkan sertifikat PIRT
15
65%
Program Pengawasan Obat dan Makanan
Peningkatan pemberdayaan konsumen/ masyarakat di bidang obat dan makanan
Rp
116,125,000
Rp 97,069,303,800
Total Anggaran Rp100.102.076.200,Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
20
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuantujuan
dan
sasaran-sasaran
yang
telah
ditetapkan
melalui
alat
pertanggungjawaban secara periodik. Esensi pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perubahan dengan menggunakan program/kegiatan dan sumber daya anggaran untuk mencapai rumusan perubahan pada level keluaran, hasil maupun dampak. Pendekatan pembangunan berbasis kinerja sejalan dengan prinsip good governance dengan pilarnya akuntabilitas yang akan menunjukkan pemenuhan tugas dan mandat suatu instansi dalam pelayanan publik yang bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah tercapai. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Alat ukur yang digunakan untuk ukuran keberhasilan atau kegagalam capaian kinerja adalah Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU merupakan acuan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan capaian kinerja prioritas program yang bersifat strategis. IKU ditetapkan secara mandiri oleh instansi pemerintah dan SKPD di lingkungannya. Kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi pemerintah menggunakan skala nilai peringkat kinerja dikutip dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yang juga dipakai dalam penyusunan laporan kinerja ini.
21
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja No 1. 2. 3. 4. 5.
Interval Nilai Realisasi Kinerja ≥ 91 75,1 – 90,0 65,1 – 75,0 50,1 – 65,0 ≤ 50,0
Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja Sangat Baik Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Kode
Sumber : Permendagri No. 54 Tahun 2010, diolah
Nilai realisasi kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi sebagai berikut: a. Apabila semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian rencana tingkat capaian yang semakin baik, digunakan rumus sebagai berikut: Persentase capaian =
b. Apabila
Semakin
tinggi
realisasi
Realisasi Rencana
x 100 %
menunjukkan
semakin
rendah
pencapaian rencana tingkat capaian, digunakan rumus sebagai berikut: Persentase capaian =
Rencana – (Realisasi-Rencana) Rencana
x 100 %
Dalam rangka pengembangan Sistem AKIP pada tahap pengukuran dan evaluasi atas kinerja, beberapa kegiatan ditetapkan indikator kinerja outcomes yang lebih tinggi (ultimate outcomes) serta disajikan perbandingan dengan capain kinerja pada tahun sebelumnya. Penghitungan nilai realisasi kinerja ini telah dilakukan pada Sistem AKIP secara elektronik (e-sakip). 3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 Konsep-konsep pengukuran kinerja organisasi (key performance ndicators) telah berkembang sejalan dengan semangat perubahan untuk memperbaiki kinerja organisasi. Semangat perubahan dimaksud adalah pola orientasi manajemen dari pola yang berorientasi pada masukan (input)
22
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
kepada pola yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output, outcomes dan benefit). Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai dengan Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007, Tanggal 31 Mei 2007, tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. IKU instansi pemerintah harus selaras antar tingkatan unit organisasi meliputi indikator kinerja keluaran (output) dan hasil (outcome). Tujuan dalam penetapan IKU adalah untuk; 1) Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik; 2) Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. a. Indikator Kinerja Utama Bupati
Tabel 3.4. Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat 2015 No
Indikator Kinerja Utama
1.
Angka
Target Akhir
104,7 / 100.000 KH
70/ 100. 000 KH
87,5/ 100. 000 KH
75,00
102
114,22
66,4
70/ 100. 000 KH
8,75 / 1.000 KH
7,0/ 1.000 KH
8,35/ 1.000 KH
80,71
23
163,70
8,65
7/ 1.000 KH
0,38 %
0,43
0,38
111,63
<1
162,00
-
0,43
Umur 71,62 th 71,40 73,24 102,58 Harapan Hidup Sumber : Dinas Kesehatan, 2015, data diolah
72
240,61
74,5
71,4
Angka Kematian
Bayi
4.
Reali sasi DIY
Reali sasi
Ibu
3.
% Realisasi Terhadap Target Nasional
Target
Kematian
2.
Capaian 2014
% Realisasi Target terhadap Nasional target kabupaten
Persenta se Gizi Buruk
RPJMD (2015)
23
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Sasaran ini merupakan dukungan misi 2 ”Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang sehat, cerdas, berakhlak mulia, dan berkepribadian Indonesia dengan memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”.
b. Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
Dalam menyusun IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul melalui tahap pengumpulan dokumen – dokumen yang berkaitan dengan perencanaan, baik di tingkat nasional maupun di daerah, yaitu; 1. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, 2. Rencana Strategis, kebijakan umum dan atau dokumen strategis lainnya yang relevan; 3. Bidang kewenangan, tugas dan fungsi, serta peran lainnya; 4. Kebutuhan informasi kinerja untuk penyelenggaraan akuntabilitas kinerja; 5. Kebutuhan data statistik pemerintah; 6. Kelaziman
pada
bidang
tertentu
dan
perkembangan
ilmu
pengetahuan.
24
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Tabel 3.2. Pencapaian IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2015
NO
1
IKU
2
SATU AN
RUMUS YANG DIGUNAKAN
3
4
A.
1
CAPAIAN 2013
CAPAIAN 2014
5
6
TAHUN 2015 TARGET
PENGHITUNGAN CAPAIAN
% REALISASI
7
8
9
TARGET AKHR RENSTRA (2015) 10
Sasaran : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Angka Kematian Ibu (AKI)
2
Angka Kematian Bayi (AKB)
3
Gizi buruk
4
Umur Harapan Hidup (UHH)
/100. 000 KH
/1.000 KH
%
tahun
Jumlah ibu yang meninggal karena hamil, bersalin, dan nifas di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama Jumlah bayi (berumur < 1 tahun) yg meninggal di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan pada tempat dan kurun waktu tertentu Jumlah seluruh balita pada tempat & periode waktu yg sama penghitungan eo dilakukan secara tidak langsung menggunakan dua variabel yakni rata-rata anak yang dilahirkan hidup (live birth) dan rata-rata anak yang masih hidup (still living) untuk setiap wanita berusia 15-49 tahun menurut kelompok umur lima tahunan
x 100.000
96,83
104,70
70
11 12.570
x 100.000
=
87,50
75,00
70,00
x 1000
9,39
8,75
7,0
105 12.570
x 1.000
=
8,35
80,71
7,00
x 100%
0,42
0,38
0,43
195 50.661
x 100 %
=
0,38
111,63
0,43
71,35
71,62
71,40
73,24
102,58
71,40
25
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
NO
1
IKU
2
5
Prevalensi HIV AIDS
6
Angka Kematian DBD (Case Fatality Rate/CFR)
SATU AN
RUMUS YANG DIGUNAKAN
3
4
%
%
B.
CAPAIAN 2013
CAPAIAN 2014
5
Jumlah penderita HIV di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu Jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama Jumlah penderita HIV di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu Jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
x100%
x100%
TAHUN 2014
TARGET AKHR RENSTRA (2015)
TARGET
PENGHITUNGAN CAPAIAN
% REALISASI
6
7
8
9
0,05
0,05
<0,50
628 971.511
x 100%
=
0,064
187,20
<0,50
0,67
0,16
1
13 1417
x 100%
=
0,93
107,00
1
100
100
Sasaran : Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan 1
Persentase Puskesmas yang telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM)
2
Persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
%
Jumlah Puskesmas yang telah menerapkan SMM Jumlah Puskesmas pada kurun waktu yang sama
x100%
66,67
66,67
%
Jumlah penduduk yang memiliki kartu peserta jaminan kesehatan prabayar di satu wilayah pada kurun waktu tertentu Jumlah penduduk pada tempat dan waktu yang sama
x100%
96,62
89,66
100
27 27
x 100%
=
100
90
946.327 971.511
x 100 %
=
97,69
108,54
90
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
26
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
3.2. Pengukuran Kinerja Tabel 3.3. Pengukuran Kinerja Tahun 2015 No 1
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Satuan
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
1) Angka Kematian Ibu* 2) Angka Kematian Bayi* 3) Status Gizi Buruk Balita* 4) Umur Harapan Hidup* 5) Puskesmas melaksanakan Sistem Manajemen Mutu/ Total Quality Management (TQM) 6) Prevalensi HIV-AIDS* 7) Angka kematian (CFR) DBD 8) Penyembuhan kasus TB 9) Cakupan Desa UCI
Per 100.000 KH Per 1.000 KH
2
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan
3
Menurunnya angka kesakitan
4
5
Meningkatnya kualitas 10) Kualitas air minum kesehatan lingkungan 11) Jamban Sehat Meningkatnya 12) Desa Siaga kategori kemitraan di bidang baik (Purnama dan kesehatan dan Mandiri) pemberdayaan masyarakat menuju Desa Siaga
Interval Realisasi Kinerja(%)
Target
Realisasi
70
87,50
7,0
8,35
Persentase
0,43
0,38
Tahun Persentase
71,0 100
73,24 100
102,58 100,00
Persentase
<0,5
0,064
187,20
Persentase
1
0,93
107,00
Persentase Persentase
88 100
74,33 100
Persentase Persentase
95 85
98,00 82,11
100,00 103,16 96,90
Persentase
90
90,67
100,74
≤ 50
50,1 - 65
65,1 -75 75,00
75,1 -90
≥ 90
80,71 111,63
84,47
27
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
No 6
7
8
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Meningkatnya jumlah 13) Penduduk yang penduduk yang memiliki jaminan memiliki jaminan kesehatan kesehatan Meningkatnya 14) Penggunaan Obat ketersediaan obat dan Rasional pada kasus perbekalan kesehatan J00 secara merata dan bermutu Meningkat-nya 15) Produksi Pangan sertifikasi PIRT pada Industri Rumah peserta Penyuluhan Tangga yang Keamanan Pangan memenuhi syarat/ (PKP) bersertifikasi Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Interval Realisasi Kinerja(%)
Satuan
Target
Capaian
Persentase
90
97,69
≥ 90 108,54
Persentase
91
96,04
105,54
Persentase
65
67,60
104,00
≤ 50
50,1 - 65
65,1 -75
75,1 -90
28
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Mencermati tabel diatas, dari sejumlah 15 indikator kinerja pada Dinas Kesehatan, mayoritas kinerja yang dicapai telah memenuhi kriteria sangat baik
yaitu
sebesar
80,00% (12 indikator), kriteria tinggi
Gambar 3.1. Capaian Pengukuran Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2015
13,33% (2 indikator),
sedang
sebesar
indikator).
6,67%
(1
13,33%
6,67% 80,00%
Capaian realisasi
kinerja ini tampak pada gambar disamping. Sangat Baik
Tinggi
Sedang
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
c. Cascade Down Indikator Kinerja Cascade down indikator kinerja merupakan gambaran pohon kinerja yang berurutan untuk mencapai tujuan dari IKU Bupati, maka diturunkan pada IKU SKPD (Eselon II), selanjutnya IKU SKPD ditunjang oleh indikator kinerja Eselon III dan indikator kegiatan yang ada pada eselon IV. Gambar Pohon Kinerja Eselon III dan IV Dinas Kesehatan Kab. Bantul Eselon II
Eselon III
Cakupan K4 Bumil
Eselon IV Review kelas ibu & ANC Terpadu Evaluasi Prog. KIA PMT Bumil
Angka Kematian Ibu
Cakupan Linakes
Puskesmas PONED AMP & diseminasi
RT ber PHBS
Pendampingan PHBS Bimtek Promkes
Cakupan Desa Siaga
Jml Desa Siaga aktif Reward DB4MK 29
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Eselon II
Eselon III
Pelayanan neonatal
Eselon IV Manaj. komplikasi neonatal AMP & diseminasi
Pelayanan Bayi Pelayanan Balita Angka Kematian Bayi
Cakupan ASI Eksklusif
Kapasitas petugas dalam SDIDTK Kekerasan terhadap Perempuan & anak Pendampingan Perbup ASI Ekslusif Kapasitas petugas dalam ASI Eksklusif Monev ASI Eksklusif PemeliharaanColdchain
Desa Universal Child Immunization
Distribusi Logistik Bimtek UPS
Jamban Sehat
Validasi data Kesling
MP ASI Baduta Cakupan MP ASI Angka Gizi Buruk Balita
Surveilens Gizi Audit Gizi Buruk
Cakupan Balita Gizi Buruk dirawat
Konsumsi garam beryodium RT
PMT Balita Gizi Buruk Pendampingan Kadarzi Sosialisasi PGS
30
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Eselon II
Eselon III
Eselon IV Screening kesehatan Lansia
Puskesmas Santun Lansia
Temu kader Posyandu Lansia PMT Posyandu Lansia
Umur Harapan Hidup
Kemitraan dengan institusi pendidikan
Forum kemitraan Rakor dan Bimtek Lokasi tatanan Kabupaten Sehat
Desa STBM Studi EHRA Deklarasi Desa Stop BABS TTU dan TPM Sehat
Puskesmas Sentinel PTM
Pemantauan TTU dan TPM Sehat Pemantauan TTU dan TPM Sehat Fogging Focus
Insiden Rate DBD
Angka Kematian DBD
Refreshing kader DBD Kekerasan thd Perempuan
Akses air minum
Inspeksi sanitasi air Uji sampel air minum
Penanggulangan KLB <24 jam
Pemeriksaan sampel KLB Audit KLB
31
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Eselon II
Eselon III
Eselon IV
Refreshing Program HIV & IMS Penemuan Kasus HIV
Koordinasi Program HIV VCT populasi berisiko
Prevalensi HIV
Supervisi TB HIV Angka Kesembuhan TB
Refreshing TB HIV Active Selective Case Finding TB Temu kader TB Pendampingan BLUD Puskesmas
Cakupan Mutu Pelayanan Puskesmas Puskesmas dengan SMM
Upaya Pengembangan Puskesmas Penilaian Kinerja Puskesmas
Cakupan Sarana Puskesmas Baik
Pengadaan alkes Rehab Puskesmas Rakor TP Jamkes
Cakupan Jaminan Kesehatan
Cakupan Pelayanan Masyarakat Miskin
Sosialisasi Jamkes Bimtek Jamkes Evaluasi Jamkes Konsul Prog. Jamkes 32
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
3.3. Evaluasi Capaian Sasaran Strategis Tahun 2015 Pengukuran pencapaian sasaran pembangunan kesehatan diukur dengan menggunakan indikator-indikator pembangunan kesehatan yang mengacu pada Indikator Kinerja Utama bidang Kesehatan Tahun 2015. 3.3.1. Misi 1 : Mengupayakan pelayanan kesehatan yang paripurna, merata, dan bermutu. No 1
Sasaran Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Indikator Kinerja 1) 2) 3) 4)
2
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan
5)
Angka Kematian Ibu* Angka Kematian Bayi* Status Gizi Buruk Balita* Umur Harapan Hidup* Puskesmas melaksanakan Sistem Manajemen Mutu/ Total Quality Management (TQM)
Satuan Per 100.000 KH Per 1.000 KH Persentase Tahun Persentase
Target
Capai -an
Interval Realisasi Kinerja (%) ≤ 50
50,1 - 65
65,1 75 75,00
75,1 90
≥ 90
70
87,50
7,0
8,35
0,43
0,38
111,63
71,40
73,24
102,58
100
100,00
100
80,71
1) Angka Kematian Ibu (AKI) Kematian ibu pada tahun 2015 sebanyak 11 kematian atau AKI sebesar 87,5 per 100.000 kelahiran hidup, menurun secara signifikan dibanding tahun 2014 sebanyak 14 kasus kematian ibu atau AKI sebesar 104,7 per 100.000 kelahiran hidup, dan telah mencapai target provinsi DIY sebesar 100 per 100.000 kelahiran hidup dan target MDG’s sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Pencapaian AKI ini belum mencapai target Bantul sebesar 70 /100.000 KH dengan nilai realisasi kinerja sebesar 75,00% dalam kategori predikat Sedang. Selanjutnya kecenderungan AKI pada lima tahun terakhir disajikan pada gambar 3.2. berikut ini.
33
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Gambar 3.2. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan Angka Kematian Ibu di Provinsi DIY Tahun 2011 – 2015 140 124,89 111,2
120 100
99,04 96,83
89,21
80
104,7 88,9
87,5 66,36
60
52,2
40 20 0 2011
2012 2013 AKI Bantul
2014 AKI DIY
2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Gambar diatas menunjukkan capaian AKI per tahun mengalami fluktuasi dengan kecenderungan menurun selama 5 (lima) tahun. Seluruh kasus kematian ibu telah dilakukan Audit Maternal Perinatal (AMP) yang diselenggarakan untuk mengkaji hal – hal yang terkait dengan riwayat dan kondisi sejak ibu masih hamil, penatalaksanaan persalinan dan kronologis kasus sampai terjadinya kematian.
Hasil audit penyebab kematian ibu
tersebut sebagian besar disebabkan pengenalan resiko oleh masyarakat dan petugas kesehatan serta pemilihan fasilitas layanan persalinan pada ibu hamil/bersalin/nifas dengan komplikasi yang kurang tepat sehingga menyebabkan keterlambatan penatalaksanaan kasus emergency obstetric di rumah sakit rujukan dengan fasilitas yang memadai. Hasil kajian audit didapatkan kematian ibu sebagian besar (50%) karena Pre Eklampsia Berat (PEB) yang bisa terjadi pada ibu hamil dan bersalin. Perencanaan program di tahun yang akan datang akan difokuskan pada kegiatan yang ditujukan untuk peningkatan pengenalan dan kewaspadaan dini masyarakat terhadap tanda bahaya serta risiko. Selain itu juga dibutuhkan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam hal teamwork yang solid serta response time yang cepat dalam hal pengenalan risiko, penegakan diagnosa dan ketepatan dalam pengambilan keputusan klinik untuk menghindari keterlambatan tindakan
34
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
dan kesalahan intervensi sehingga kematian ibu dapat dicegah dan diturunkan. Kegiatan yang telah dilaksanakan guna menurunkan angka kematian ibu pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: a. Peningkatan SDM Kesehatan: Sosialisasi pengenalan deteksi dini resiko ibu hamil resiko tinggi. b. Peningkatan Pelayanan Kesehatan: Fasilitasi Problem Solving, Review Maternal Perinatal, Disiminasi Hasil Rekomendasi Tk. Kabupaten, Review Deteksi Dini Ibu Hamil Beresiko, Sosialisasi Asuhan Persalinan Normal, Rakor Koordinator KIA, Rakor DTKB, Rakor KB, Rakor Bidan c. Kemitraan Lintas Sektor dan Lintas Program d. Pemantapan sistem rujukan e. Promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan melalui program inovatif Dusun Bebas 4 Masalah Kesehatan (DB4MK) yang merupakan program penyelesaian masalah kesehatan secara komprehensif. Pelaksanaan program ini melibatkan seluruh komponen masyarakat disemua tingkatan dengan penekanan utama yaitu upaya penurunan kematian ibu, kematian bayi, balita gizi buruk, penanggulangan demam berdarah, dan pencegahan penyakit TBC.
2) Angka Kematian Bayi (AKB)
Pencapaian AKB pada tahun 2015 sebesar 8,35/1000 KH dari target 7,0/1000 KH dengan nilai realisasi kinerja sebesar 80,71% termasuk kategori Tinggi, dan mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 sebesar 8,75/1000 KH. Kecenderungan Angka Kematian Bayi pada lima tahun terakhir dari tahun 2011 - 2015 disajikan dalam gambar berikut ini.
35
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Gambar 3.3. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan Angka Kematian Bayi di Provinsi DIY Tahun 2011- 2015 12 10
9,34
9,8
8
8,5
7,9
9,9
8,9 8,6
9,38
8,9
8,65
8,75
8,35
6 4 2 0 2010
2011
2012 AKB Bantul
2013
2014 AKB DIY
2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Gambar
ini
memperlihatkan
kecenderungan
penurunan
AKB
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Angka Kematian bayi juga berada di bawah AKB Prov. DIY. Penyebab kematian bayi pada tahun 2014 dan 2015 disajikan pada tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.4. Kematian Bayi Berdasarkan Penyebab Kematian Di Kabupaten Bantul Tahun 2014 dan 2015 2014 NO
PENYEBAB
JUMLAH
2015 %
JUMLAH
%
1
Asphyxia
33
28,20
27
25,71
2
Kelainan bawaan
31
26,49
21
20,00
3
BBLR
30
25,64
30
28,57
4
Aspirasi
9
7,69
1
0,95
5
Pneumonia
3
2,56
6
5,71
6
Diare
2
1,71
4
3,81
7
Sepsis
1
0,85
4
3,81
8
Infeksi Usus
1
0,85
0
0
9
Kecelakaan
1
0,85
0
0
10
Lain – lain
3
2,56
12
11,44
100,00
105
100,00
Total
117
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
36
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
3) Status Gizi Buruk Balita
Status gizi buruk Balita sebesar 0,38% dengan target 0,43% termasuk kategori Sangat Baik (nilai 111,63%). Status gizi buruk dari tahun ke tahun terus menurun sesuai harapan. Gambar 3.4. Angka Gizi Buruk Balita di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan Angka Angka Gizi Buruk Balita di Provinsi DIY Tahun 2011-2015
0,68 0,59 0,52
2011
0,49
0,51
0,44
0,42
0,38
0,38
2012
2013
2014
2015
Capaian Bantul
Capaian DIY
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Mencermati grafik diatas, menunjukkan perbaikan status gizi Balita yang ditandai dengan menurunnya angka gizi buruk pada Balita. Program perbaikan gizi mencakup beberapa kegiatan yaitu surveilans gizi, konsultasi, pemeriksaan balita oleh dokter ahli, pemantauan ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu). Upaya lain yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul adalah program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita Gizi Buruk berupa bantuan makanan tambahan selama 180 hari makan anak bagi 205 Balita serta kunjungan dan pemeriksaan oleh dokter ahli anak di Puskesmas. Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada anak usia 6 – 24 bulan (Baduta) dari keluarga miskin (gakin) sudah tercapai 100%. Selain itu, upaya perbaikan gizi juga dilakukan dengan PMT bagi 214 ibu hamil (Bumil) Kurang Energi Kronis (KEK) untuk 90 hari makan. Realisasi pemberian PMT Balita, Bumil, Baduta Gakin sebagai berikut :
37
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Gambar 3.5. Pemberian Makanan Tambahan pada Balita Gizi Buruk, Bumil KEK dan MP ASI Baduta Gakin di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 800 740
700 600
510
500
400 300 200
400 340 220
225 210
220 200
200
214 205
100 0
0 2011
0 2012
2013 Bumil
Balita
2014 2015 Baduta Gakin
4) Umur Harapan Hidup Pencapaian umur harapan hidup sebesar 73,24 tahun dengan target 71,40 tahun, meningkat dibanding dengan tahun 2014 sebesar 71,62 tahun, dengan realisasi kinerja 102,58% termasuk kategori Sangat Baik. Umur harapan hidup (UHH) pada waktu lahir (eo) adalah rata-rata jumlah tahun yang akan dijalani oleh sekelompok orang yang dilahirkan pada suatu waktu tertentu jika pola mortalitas untuk kelompok umur tersebut bersifat tetap pada masa mendatang. UHH menjadi suatu indikator peningkatan derajat kesehatan. Gambar 3.5. Umur Harapan Hidup di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan Umur Harapan Hidup di Provinsi DIY Tahun 2010 – 2015 75 74
74,17
74,26
71,31
71,33
74,45
74,36
73,24
73 72 71
74,5
71,34
71,4
70 69 2010
2011 UHH Bantul
2012
2013 UHH DIY
2014
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul , 2015
38
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa UHH Kabupaten Bantul terus mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2010 UHH Kabupaten Bantul 71,21 tahun meningkat menjadi 73,24 tahun pada tahun 2015. Untuk mencapai umur harapan hidup yang baik maka upaya-upaya telah dilakukan antara lain dengan memasyarakatkan pentingnya upaya kesehatan preventif kepada kelompok usia lanjut, upaya pemeliharaan kesehatan dengan melakukan olah raga yang teratur dan pentingnya konsumsi makanan yang seimbang bagi kelompok usia lanjut. 5. Penerapan Manajemen Mutu di Puskesmas Standarisasi pengembangan mutu pelayanan di Puskesmas sebesar 100% mencapai dengan target 100% dan nilai realisasi kinerja 100% termasuk kategori Sangat Baik. Tabel 3.5. berikut ini menunjukkan upaya hasil standarisasi pengembangan mutu pelayanan di Puskesmas. Tabel 3.5 Puskesmas dengan Penerapan Manajemen Mutu Tahun 2015 No. 1
Jenis Standarisasi Pengembangan Mutu Pelayanan Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis (PMKK)
3
Sistem Manajemen Berbasis ISO
4
Akreditasi
Mutu
Puskesmas Sewon I Kasihan II Bantul II Piyungan Pajangan Sanden Pandak I Pandak II Sedayu I Sedayu II Bantul I Imogiri II
Kretek Pundong Kasihan I Sewon II Dlingo I Dlingo II Pleret Banguntapan I Banguntapan III
Imogiri I, Jetis I Jetis II
Banguntapan II Srandakan Bambanglipuro
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
39
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
3.3.2. Misi 2 : Mengupayakan penanggulangan masalah kesehatan dan penyehatan lingkungan Interval Realisasi Kinerja (%) No 1
2
Sasaran Menurunnya angka kesakitan
Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan
Indikator Kinerja
Satuan
Tar get
Capai an
≤ 50
50, 165
65,1 -75
75,1 90
≥ 90
1) Prevalensi HIVAIDS* 2) Angka kematian (CFR) DBD 3) Penyembuhan kasus TB 4) Cakupan Desa UCI 5) Kualitas air minum
Persentase
<0,5
0,064
187,20
Persentase Persentase
1
0,93
107,00
88
74,33
Persentase
100 95
100 98,00
100,00 103,16
6) Jamban Sehat
Persentase
85
82,11
96,90
84,47
Persentase
1) Prevalensi HIV-AIDS
Prevalensi HIV-AIDS sebesar 0,064% dengan target 0,5% dan nilai realisasi kinerja 190% termasuk kategori
Sangat Tinggi. Akselerasi
pengendalian HIV-AIDS dilakukan melalui peningkatan akses pelayanan kesehatan pada kelompok kunci dan pada kelompok potensial (umur 15-24 tahun), dengan cara intensifikasi konseling, penemuan dan pengobatan kasus, serta peningkatan pengetahuan komprehensif tentang HIV pada kelompok potensial. Hasil kegiatan pengendalian HIV-AIDS tahun 2014 antara lain cakupan KIE pada kelompok kunci (kelompok pekerja seks dan pengguna Narkoba) sebesar 100%. Cakupan KIE pada kelompok rentan (usia 15-24 tahun) sebesar 100% dan cakupan VCT pada kelompok kunci sebesar 100%. Kasus HIV-AIDS pada tahun 2014 sebanyak 538 kasus, meningkat menjadi 688 kasus pada tahun 2015. Pencapaian kondisi ini dilakukan dengan peningkatan pelayanan Voluntary Consulting and Testing (VCT) dan Care Support and Treatment (CST) di RSUD Panembahan Senopati, klinik layanan Infeksi Menular Seksual (IMS) di Puskesmas Kretek, Imogiri I, Srandakan, Kasihan II, Dlingo I dan Sedayu I serta Klinik layanan terapi metadon bagi pemakai Narkoba suntik di Puskesmas Banguntapan II.
40
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Gambar 3.6. Penemuan kasus HIV AIDS di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 800 700
688
600
500
473
508
400 312
300 200 100 0
54 2011
2012
2013
2014
2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Grafik diatas memperlihatkan kecenderungan peningkatan kasus HIV-AIDS. Peningkatan kasus ini menunjukkan keberhasilan program penjangkauan penderita HIV-AIDS. Penderita yang telah ditemukan kemudian diterapi, sehingga dapat memutus rantai penularan dan menurunkan angka prevalensi HIV-AIDS. Angka prevalensi HIV-AIDS sampai tahun 2015 sebesar 0,062% meningkat dibanding tahun 2014 sebesar 0,058%, namun masih termasuk dalam kategori endemis rendah (<0,5%). 2) Angka Kematian Demam Berdarah dengue (DBD) Angka kematian DBD pada tahun 2015 adalah 0,93%, yaitu sejumlah 13 kematian dari 1417 kasus DBD, dengan kategori nilai capaian kinerja Sangat Baik (107,00%). Upaya yang telah dilakukan untuk menekan merebaknya kasus DBD adalah pemberdayaan masyarakat melalui Gertak PSN, pemberantasan vektor dan KIE yang terus-menerus dilakukan oleh jajaran kesehatan didukung lintas sektor, kecamatan dan kelurahan. Grafik kecenderungan penurunan angka kesakitan DBD sebagai berikut:
41
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Gambar 3.7. Angka Kematian DBD Di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0
0,93
0,81
0,67 0,16 0
1
2 Kematian DBD
3
4 Target Bantul
5
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
3. Angka kesembuhan TB Angka kesembuhan pengobatan TBC dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah adalah peningkatan status gizi penderita TB, penerapan strategi DOTS, dan peningkatan jejaring TB dengan fasilitas kesehatan swasta (dokter dan apotik). Kunci sukses pengobatan TB adalah kepatuhan dalam minum obat TB.
% Kesembuhan
Gambar 3.8. Angka Kesembuhan TBC di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 86,4
2011
86,12
79,75
2012 2013 Angka Kesembuhan
81,7
2014 Target Nasional
74,33
2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Grafik diatas memperlihatkan bahwa angka kesembuhan TBC cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2011 angka kesembuhan TBC Kabupaten Bantul sebesar 86,4%, terjadi penurunan pada tahun 2015 sebesar 74,33%. Menurunnya angka kesembuhan ini karena adanya peningkatan jumlah penderita TB dengan Multi Drug Resistant (MDR) yang sulit disembuhkan.
42
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
3.3.3 Misi 3 : Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan No 1
Sasaran
Indikator Kinerja
Meningkatnya kemitraan di bidang kesehatan dan pemberdayaan masyarakat menuju Desa Siaga
1) Desa Siaga kategori baik (Purnama dan Mandiri)
Satuan
Target
Capai an
90
90,67
Interval Realisasi Kinerja (%) ≤ 50
50,1 - 65
65,1 -75
75,1 -90
107,44
Persentase
Pencapaian indikator terkait misi 3 Sangat Tinggi. Upaya yang dilakukan guna mendukung misi 3 ini melalui sarasehan, dan pertemuan tokoh masyarakat. Berbagai kegiatan dalam rangka Desa Siaga ini adalah pendataan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga, dan fasilitasi kegiatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Pemberdayaan masyarakat juga dilakukan melalui kegiatan inovatif Desa Bebas 4 Masalah Kesehatan (DB4MK) Plus yang sudah dimulai sejak tahun 2007. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengubah pola pikir, pola sikap, dan pola tindak seluruh stakeholder, termasuk juga para pejabat dan masyarakat
dalam
ikut
menangani
permasalahan
≥ 90
kesehatan,
yaitu
menurunkan kematian ibu, menurunkan kematian bayi, menurunkan jumlah kasus DBD, menurunkan jumlah penderita Balita gizi buruk, dan meningkatkan penemuan kasus TB. Unit analisis DB4MK Plus telah diubah dari desa bebas 4 masalah kesehatan menjadi dusun bebas 4 masalah kesehatan. Hal ini berdasarkan aspirasi kepala desa dan masyarakat karena peluang masyarakat untuk mendapatkan reward lebih besar dengan unit analisis yang lebih kecil dan masyarakat mempunyai harapan yang lebih besar untuk mengupayakan dusunnya bebas empat masalah kesehatan. Reward diberikan bagi dusun dengan kriteria bebas kematian ibu, kematian bayi, gizi buruk, dan DBD.
43
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Pemberdayaan masyarakat melalui DB4MK Plus ini meningkatkan kemandirian masyarakat, dan strata Desa Siaga aktif, seperti pada grafik berikut: Gambar 3.9. Strata Desa Siaga Di Kabupaten Bantul Tahun 2011 - 2015 70,00 61,33
60,00 49,33
50,00 40,00
49,33
48,00 38,67
40,00
30,67
30,00 18,67
20,00 12,00
10,67
10,00 0,00
2011 Pratama
2012 Madya
33,33
20,00 13,33 6,67
1,33
0,00
57,33
9,33 0,00
2013
2014 Purnama
0,00 2015 Mandiri
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Gambar diatas menunjukkan bahwa strata Desa Siaga Aktif (Purnama dan Mandiri) telah meningkat, yang berarti bahwa masyarakat telah berpartisipasi aktif dan berdaya di bidang kesehatan.
3.3.4. Misi 4 : Mengupayakan tersedianya pembiayaan jaminan kesehatan semesta
No
Sasaran
1
Penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
Indikator Kinerja 1)
Persentase yang memiliki jaminan kesehatan
Satuan
Tar get
Capai an
Persentase
80
97,69
Interval Realisasi Kinerja(%) ≤ 50
50,1 - 65
65,1 -75
75,1 - 90
≥ 90 108,54
Pencapaian indikator terkait misi 4 yaitu tentang jaminan kesehatan semesta pada tahun 2015 sebesar 97,69 %, meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 89,66% dan melampaui target 90% dengan realisasi capaian
44
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
kinerja 108,54%, termasuk dalam kategori Sangat Baik. Program jaminan kesehatan yang dilaksanakan meliputi beberapa jenis dari berbagai penyelenggara jaminan kesehatan dan sumber biaya. Sejumlah 946.327 jiwa (97,69%) penduduk telah mempunyai jaminan kesehatan, secara rinci tertera pada tabel berikut ini. Tabel 3.6. Peserta Jaminan Kesehatan di Kabupaten Bantul Tahun 2015 NO JENIS KEPESERTAAN 1 BPJS a. PBI b. Non PBI 2 Jamkesda 3 Jamkessos Total Persentase
JUMLAH 472.442 203.885 220.000 50.000 946.327 97,69 %
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
3.3.5.
No 1
Misi 5 : Mengupayakan ketersediaan sumberdaya kesehatan yang bermutu
Sasaran
Indikator Kinerja
Meningkatnya 6) Penggunaan ketersediaan Obat Rasional obat dan pada kasus perbekalan J00 kesehatan secara merata dan bermutu
Satuan
Target
Capai an
Persentase
91
96,24
dan
pemerataan
Interval Realisasi Kinerja (%) ≤ 50
50,1 - 65
65,1 -75
75,1 - 90
≥ 90 105,76
Pencapaian indikator terkait misi 5 yaitu Penggunaan Obat Rasional pada kasus J00 pada tahun 2015 sebesar 96,24% meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 95,23%. Angka ini juga telah mencapai target 91% dengan nilai realisasi kinerja 105,76 atau kategori Sangat Baik. Upaya yang telah dilakukan pada tahun 2015 terkait penyediaan obat esensial yang bersumber dari dana DAK maupun APBD II. Jumlah kecukupan obat esensial sudah tercapai. Penggunaan obat yang rasional akan mengurangi dampak
45
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
negatif resistensi kuman terhadap antibiotik tertentu, sehingga menurunkan angka kesakitan dan kematian. Cakupan POR dari tahun ke tahun semakin meningkat, seperti terlihat pada grafik berikut. Gambar 3.10. Penggunaan Obat Rasional di Kabupaten Bantul Tahun 2011 – 2015 98 96
96,24
94,44
95,23
94 92
90
90 89,41
88
91,38 90
91
90
91
86 84 2011
2012
2013
2014
2015 POR
Target Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
Gambar diatas menunjukkan peningkatan POR dan memiliki arti bahwa rasionalisasi penggunaan antibiotika oleh dokter di Puskesmas pada kasus JOO (influenza) sudah memenuhi standar. 3.3.6. Misi 6 : Melaksanakan pengawasan dan pengaturan di bidang kesehatan No 1
Sasaran
Indikator Kinerja
Meningkatnya 7) sertifikasi PIRT pada peserta Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP)
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang memenuhi syarat/ bersertifikasi
Satuan Persentase
Target
Capai an
65
67,60
Interval Realisasi Kinerja (%) ≤ 50
50,1 - 65
65,1 -75
75,1 - 90
≥ 90 104,00
Pencapaian indikator terkait misi 5 yaitu Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang memenuhi syarat/ bersertifikasi pada Tahun 2015 sebesar 67,60% telah melampaui target 65% dengan nilai realisasi kinerja sebesar 104,00% atau kategori Sangat Tinggi. Program dan upaya untuk mendukung misi 6 ini adalah adanya regulasi bidang kesehatan terkait
46
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
sertifikasi PIRT kepada industri makanan rumah tangga, dan pemberian ijin institusi pelayanan kesehatan.
3.4. Pencapaian Kinerja Lainnya Kinerja bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam komitmen internasional, yang dituangkan pada Millenium Development Goals (MDG’s). Sebanyak 5 indikator dari 8 indikator MDG’s merupakan indikator bidang kesehatan. Tujuan MDG’s yang terkait dengan bidang kesehatan yaitu target (1) menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, target (4) menurunkan angka kematian anak, target (5) meningkatkan kesehatan ibu, dan target (6) memerangi HIV dan AIDS, TB dan Malaria serta penyakit menular lainnya, serta target (7) meningkatkan kelestarian lingkungan. Capaian MDGs bidang kesehatan di Bantul secara umum menunjukkan hasil yang positif, meskipun masih ada beberapa indikator memerlukan perhatian khusus dan kerja keras supaya bisa dicapai pada tahun 2015. Hal ini terjadi pada indikator Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya, terutama pada Pencegahan Penyakit TB. Lebih jelasnya diuraikan pada tabel berikut ini. Tabel 3.8. Pencapaian Indikator MDG’s Bidang Kesehatan Di Kabupaten Bantul Tahun 2014 dan 2015 No.
Target
Indikator MDGs
Capaian
2015 2014 Tujuan 1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
1.7.
Status
2015
Target 1C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015 Prevalensi balita dengan berat badan rendah/kekurangan gizi 1.8a. buruk 1.8b. kurang
Prevalensi
balita
gizi
0,41
0.38
0.38
●
Prevalensi
balita
gizi
8
7.78
7.87
●
Tujuan 4 : Menurunkan Angka Kematian Anak Target 4A : Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua-pertiga
47
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
No.
Indikator MDGs
Target
Capaian
2015
2014
2015
Status
dalam kurun waktu 1990-2015 4.1.
Angka Kematian Balita per 1.000 kelahiran hidup
10
0.74
1.12
●
4.2.
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup
7,0
8.75
8.35
►
5.6
6.04
►
4.2a. Angka kematian neonatal per 1.000 kelahiran hidup 4.3.
Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak
99
►
96.06
Tujuan 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu
6.1. 6.2.
6.4.
6.5.
Target 5A : Menurunkan Angka Kematian Ibu Hingga tiga-perempat dalam kurun waktu 1990-2015 ▼ Angka Kematian Ibu per 100.000 70 104.7 87.5 kelahiran hidup Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih
100
99.98
99.96
►
Target 5B : Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015 ► Angka kelahiran remaja 24 0.53 (perempuan usia 15-19 tahun) (per 1000 perempuan usia 15-19 tahun) ► Cakupan pelayanan Antenatal 100 92.05 92.02 (sedikitnya satu kali kunjungan dan empat kali kunjungan)
Tujuan 6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya
6.1. 6.2.
6.3.
6.5.
Target 6A : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS hingga tahun 2015 ● Prevalensi HIV/AIDS (persen) < 0,5 0.05 0.06 dari total populasi ● Penggunaan kondom pada 80 100 100 hubungan seks berisiko tinggi terakhir (%) ● Proporsi jumlah penduduk usia 80 97.29 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS Target 6B : Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV/AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2010 ● Proporsi penduduk terinfeksi HIV 100 100 100 lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretroviral Target 6C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah
48
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
No.
Indikator MDGs
Target
Capaian
Status
2015 2014 2015 kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015
6.6.
Angka kejadian dan tingkat kematian akibat Malaria (per 100.000 penduduk)
7.9.
6.6a. Angka kejadian malaria 0,0017 0.00063 (per 100.000 penduduk) Angka kejadian, prevalensi dan tingkat kematian akibat tuberculosis
7.10.
●
▼ 6.9a. Angka kejadian 82 46.35 Tuberkulosis (semua kasus/ 100.000 penduduk/tahun) ▼ 6.9b. Tingkat prevalensi 44,8 23.6 Tuberkulosis (per 100.000 penduduk) ● 6.9c. Tingkat kematian karena 4 1.2 Tuberkulosis (per 100.000 penduduk) Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi, yang diobati dan sembuh dalam program DOTS (Directli Observed Treatment, Short-course) 6.10a. Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS 6.10b. Proporsi kasus Tuberkulosis yang diobati dan sembuh
70
100
●
85
87.2
●
Tujuan 7 : Memastikan kelestarian Lingkungan Hidup
7.8.
7.9.
Target 7C : Menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi layak pada 2015 Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak, perkotaan dan perdesaan 7.8a. Proporsi rumah tangga 85 dengan akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak-perkotaan ● 7.8b. Proporsi rumah tangga 85 97.6 98 dengan akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak-perdesaan Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak, perkotaan dan perdesaan
7.9a. Proporsi rumah tangga 80 dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak-perkotaan ● 7.9b. Proporsi rumah tangga 80 82.11 82.11 dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak-perdesaan Keterangan : Status : ● Sudah Tercapai ►Akan Tercapai ▼Perlu Perhatian Khusus
49
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
3.5. Akuntabilitas Anggaran Anggaran untuk program dan dan kegiatan diperoleh dari berbagai sumber dana, yaitu APBD Kabupaten Bantul, APBD Provinsi DIY, dan APBN. Rata-rata penyerapan anggaran dari ketiga sumber dana tersebut sebesar 87,13%. Lebih jelasnya tertera pada tabel berikut ini. Tabel 3.9. Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2015 No
Jenis Sumber Biaya
1
APBD Kab. Bantul
2
APBD Prop. DIY
3
APBN Jumlah
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
100.102.076.200
89.457.784.135
89,37
73.980.100
73.043.100
98,73
3.681.674.400
3.588.819.582
97,48
103.857.730.700
93.119.646.817
89,66
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
3.4.1 Anggaran Dinas Kesehatan bersumber APBD Kabupaten Bantul Anggaran pada tahun 2015 sebesar Rp. 100.102.076.200,- dengan realisasi Rp. 89.457.784.135,- atau sebesar 89,37%. Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan pada tabel berikut:
50
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Tabel 3.10. Pencapaian Kinerja dan Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2015 Kinerja No 1
Sasaran Strategis Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Indikator Kinerja 1) Angka Kematian Ibu* 2) Angka Kematian Bayi* 3) Status Gizi Buruk Balita* 4) Umur Harapan Hidup*
2
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan
3
Menurunnya angka kesakitan
4
5
5) Puskesmas melaksanakan Sistem Manajemen Mutu/ Total Quality Management (TQM) 6) Prevalensi HIV-AIDS*
7) Angka kematian (CFR) DBD 8) Penyembuhan kasus TB 9) Cakupan Desa UCI Meningkatnya kualitas 10) Kualitas air minum kesehatan lingkungan 11) Jamban Sehat Meningkatnya kemitraan di bidang 12) Desa Siaga kategori kesehatan dan baik (Purnama dan pemberdayaan Mandiri) masyarakat menuju Desa Siaga
Anggaran (Rp)
Target
Capaian
70
87,5
% Realisasi 75,14
7 0.43
8,35 0,38
80,71 111,63
74.884.000 699.861.000
74.884.000 699.861.000
100 100
71.4
73,24
102,58
55.230.867.094
46.382.326.771
83,98
100
100
100
11.868.864.050
10.835.538.078
91,29
0.5
0.064
187.20
130.886.000
126.713.500
96,81
1
0.93
107
718.017.500
491.419.125
68,44
88
74.33
84.47
157.049.500
154.696.250
98,50
100 80 85
100 98.0 83.56
100 121.12 99,90
71.850.000 112.197.500 76.947.500
71.640.000 110.447.500 75.221.116
99,71 98,44 97,75
90
90.67
100.74
5.137.794.850
4.814.338.806
93,70
Target
Capaian
% Realisasi
1.029.048.506
1.008.767.557
98,03
51
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
No 6
7
8
Sasaran Strategis Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan Meningkatnya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan secara merata dan bermutu Meningkat-nya sertifikasi PIRT pada peserta Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP) Jumlah
Indikator Kinerja 13) Penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
Anggaran (Rp) Target Capaian 17.490.316.350 17.486.245.215
Realisasi 99,98
14) Penggunaan Obat Rasional pada kasus J00
91
96.72
106.29
4.154.594.956
4.130.147.234
99,41
15) Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang memenuhi syarat/ bersertifikasi
65
67.6
104.00
116.125.000
114.375.000
98,49
97.069.303.800
86.576.971.145
89,37
3.032.772.400
2.880.812.990
94,99
100.102.076.200
89.457.784.135
89.30
Belanja Langsung Pendukung Total Belanja Langsung
Target 90
Kinerja Capaian Realisasi 97.69 108.54
52
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
BAB IV PENUTUP Pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul secara umum terlihat peningkatan yang signifikan atas sasaran strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU). Sebanyak 7 (tujuh) sasaran strategis sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2011 – 2015, dengan 8 (delapan) IKU Dinas Kesehatan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 75 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Bantul Nomor 16b Tahun 2011 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Bantul Tahun 20112015. Sejumlah 8 (delapan) IKU Dinas Kesehatan, yaitu Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, Angka Gizi Buruk Balita, Umur Harapan Hidup (UHH), Prevalensi HIV AIDS, Angka Kematian DBD, Persentase Puskesmas yang telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan. Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan sebagai jabaran dari visi dan misi Dinas Kesehatan untuk mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap realisasi kinerja pada 15 (lima belas) indikator sasaran, rata-rata realisasi kinerja dengan kategori Sangat Baik. Penjabarannya yaitu 12 (dua belas) indikator sasaran atau sebanyak 80,00% dikategorikan sangat baik, 2 (dua) indikator sasaran atau 13,33% dikategorikan tinggi, dan 1 (satu) indikator sasaran atau 6,67% memenuhi kategori realisasi kinerja sedang.
53
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
LAMPIRAN No
Nama Penghargaan
Pemberi
1.
Kabupaten Sehat : Swasti Sabha Wistara (penghargaan Kemenkes RI tertinggi) Pemerintah yang telah berhasil mengembangkan 5 tatanan, yaitu : 1) Pemukiman dan prasarana sehat, 2) pariwisata sehat, 3) ketahanan pangan dan gizi, 4) tertib lalu lintas dan pelayanan transportasi, 5) tatanan masyarakat sehat dan mandiri
2.
Manggala Karya Bhakti Husada (MKBH) : Kemenkes RI Penghargaan pada institusi pemerintah Kabupaten yang telah berkontribusi dalam mendukung pembangunan kesehatan
3.
Tim Pembina UKS Kabupaten Bantul sebagai pemenang I Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Sekolah : 1) SMAN 1 Bantul 2) SD 1 Bantul
Kemenkes RI
4.
Tim Pembina UKS Kabupaten Bantul sebagai pemenang I Lomba Sekolah Sehat Tingkat Prov. DIY Sekolah : 1) SMAN 1 Kasihan 2) SMPN 1 Pandak
Kemenkes RI
5.
Dokter Kecil Kab Bantul sebagai pemenang lomba I Dokter Kecil Tingkat Propinsi D.I.Yogyakarta
D.I.Yogyakarta
6.
Puskesmas Srandakan sebagai Puskesmas Berprestasi dan mempunyai kinerja terbaik
D.I.Yogyakarta
7.
Tenaga kesehatan berprestasi : 1) Sanitarian 2) Nutrisionis
D.I.Yogyakarta
8.
Dusun Celan Trimurti Srandakan sebagai model D.I.Yogyakarta pengembangan promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
54