DINAMIKA KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (Studi Pada Masyarakat Pinomontiga Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bulango) ROMIN IBRAHIM Dr. Rauf A. Hatu M.Si Sainudin Latare, S,Pd, M.Si Program Studi S1 Sosiologi ISI ABSTRAK ROMIN IBRAHIM. 281 409 047. “ Dinamika Komunitas Adat Terpencil ( Studi Pada Masyarakat Desa Pinomontiga Kecamatan Bulawa ) Kabupaten Bone Bolango “ Skripsi Program studi S1 Sosiologi Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo 2013. Di bawah bimbingan Bapak Dr. Rauf A. Hatu M.Si selaku pembimbing I, dan Bapak Sainudin Latare, S.Pd M.Si selaku pembimbing II.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum atau informasi yang mendalam tentang “ Bagaimana Dinamika Komunitas Adat Terpencil di Desa PinomonTiga)Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango. Metode yang gunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi. Penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang Dinamika Komunitas Adat Terpencil yang ada di Desa Kaidundu (pinomon tiga). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa,di saat masyarakat KAT Desa pinomontiga masih tinggal dan hidup di atas gunung,perilaku hidup,pola pikir,adat istiadat mencerminkan peradaban yang primitif,seperti halnya masih ada saja warga masyarakatnya yang mengenakan pakaian terkesan fulgar, anak-anak tidak ada yang sekolah,bahasa yang masih sulit di mengerti mana kala mereka berucap,dari sisi kehidupan sosial ekonomi dan lain-lain sebagainya masih jauh dari kata sejahtera,ini tercermin dari keseharian memenuhi kebutuhan akan pangan, sandang dan papan. Setelah masyarakat KAT turun gunung,tinggal dan hidup di bawah berbaur dengan masyarakat yang sudah turun-temurun tinggal dan hidup di bawah, kehidupan mulai berubah,mereka sudah tidak terisolasi,sudah dapat bersosialisasi,dan berinteraksi dengan masyarakat lainya,ini di buktikan dengan turut sertanya masyarakat KAT dalam seluruh aktivitas program pembangunan yang di galakkan sebagai usaha nyata dari pemerintah dan seluruh stake holder pemerhati masyarakat KAT ,itu semua di maksudkan untuk memberikan perlakuan dan perhatian yang setara dengan masyarakat lainnya untuk tujuan pemerataan pembangunan di segala bidang.Termasuk kepada komunitas masyarakat yang selama ini termarginalkan.
Kata Kunci
: Dinamika Komunitas Adat Terpencil
A. Latar Belakang Keberagaman kondisi kehidupan suatu masyarakat merupakan suatu bagian dari kekayaan dan keunikan yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah dan pegambil kebijakan. Pemberdayaan terhadap Komunitas Adat Terpencil (KAT) dimasa kini dan masa yang akan datang sangat perlu mendapatkan perhatian ekstra. Kekhasan dan kriteria dari masyarakat terasing atau komunitas adat terpencil yang ada saat ini mengandung unsur penyeragaman dengan memiliki 6 (enam) ciri pokok yang antara lain sebagai berikut : (1) Memiliki persamaan ciri-ciri fisik (2) Memiliki persamaan ciri sosial ekonomi (3) Memiliki persamaan ciri sosial budaya (4) Memiliki persamaan hidup dikawasan terpencil (5) Memiliki persamaan taraf kesejahteraan yang rendah dan (6) Memiliki persamaan pelayanan sosial, ekonomi, dan
politik
yang
serba
terbatas.
Wibowo,1998
(dalam
http://apcr.murdoceh.edu.au/minihub/siarlist.)Tanggal 23 Oktober 2009) Ke enam ciri yang diseragamkan dan pernah dijadikan patokan dalam menemukan karakteristik masyarakat terasing dan KAT dimasa lalu ini memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut disebabkan karena adanya pandangan etnosentrisme atau kesamaan etnisitas yang dipengaruhi budaya dominasi dari para pengambil
kebijakan. Padahal kehidupan KAT ini sangat beragam dari suatu wilayah dengan wilayah yang lain meskipun mereka dalam suatu daerah atau provinsi. Perlu dibuat dan dirumuskan kembali kriteria baru KAT
yang dapat
menyempurnakan dua kriteria lama tentang Masyarakat Terasing (MT), sebagai kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan ciri-ciri fisik, sosial-ekonomi, dan sosial-budaya yang mengakibatkan taraf kesejahteraannya sangat rendah dan terbelakang(PedomanDirektoratPKMT,1993(dalamhttp://apcr.murdoceh.edu.au/mini hub/siarlist.)Tanggal 23 Oktober 2009) dan tentang Komunikasi Adat Terpencil sebagai bentuk komunikasi kecil, betumpu pada kekerabatan, terpencil sacara geografis dan relatif sulit dijangkau, hidup dengan sistem ekonomi subsitem, menggunakan peralatan dan teknologi sederhana, ketergantungan pada alam setempat relatif tinggi dan terbatasnya pelayanan sosial,ekonomi dan politik seperti yang tercantum pada Keppres No. 111 Tahun 1999 (dalam http//dinsos, aceprov go,id/compenent article pemberdayaan KAT ) Untuk mengurai dinamika atau keberagaman komunitas adat terpencil (KAT) sebagaimana diuraikan diatas maka penulis merasa tertantang untuk mengadakan penelitian yang dijabarkan dengan formulasi judu; “DINAMIKA KOMUNITAS ADAT
TERPENCIL
(SUATU
STUDI
PINOMONTIGA KECAMATAN BULAWA)”. 1. Rumusan Masalah
PADA
MASYARAKAT
DESA
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Perubahan dalam bentuk sosialisasi dan,interaksi yang dilakukan Masyarakat Komunitas Adat Terpencil (KAT) Desa Pinomontiga Kecamatan Bulawa ? 2. Bagaimana Interaksi dan perubahan setelah hidup berdampingan dalam satu tempat bagi Masyarakat Komunitas Adat Terpencil (KAT) Dengan Masyarakaat Sekitar Di Desa Pinomontiga Kecamatan Bulawa ?
B. Kajian Teori 1. Pengertian Dinamika Seperti telah sama-sama kita hayati,kelebihan kita manusia dari makhlukmakhluk hidup lainnya yaitu karunia al akli, akal pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan. Manusia dapat mendidik diri sendiri, dan secara sengaja ia juga dapat dididik, sehingga kemampuan intelektualnya itu semakin berkembang.Sedangkan hewan, sekalipun hewan dikatakan “paling cerdas” ia tidak dapat dididik, melainkan hanya dilatih. Oleh karena itu, umat manusia dengan akal pikiran dan kebudayaannya senantiasa mengalami perkembangan serta kemajuan. Dengan demikian, tepat apa yang dikemukakan oleh Nursid Sumaatmadja (dalam .Drijarkara, 1969:44-45)sebagai berikut : “Manusia adalah suatu dinamika. Dinamika ini tidak pernah berhenti, melainkan tetap aktif. Dinamika manusia inilah yang memadukan manusia dengan sesamanya dan dengan dunia lingkungannya. Dinamika ini akan tetap tumbuh berkembang selama masa hidupnya. 2. Interaksi Sosial Masyarakat
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang-orang perorangan dengan kelompok-kelompok manusia Esti Ismawati(dalam Gillin dan Soekanto, 1999: 67). Masih menurut Esti Ismawati bahwa Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya dua hal, yakni adanya kontak social (Social contact) dan adanya komunikasi. Kontak merupakan tahap pertama dari terjadinya interaksi sosial. Kontak Sosial dapat berlangsung dalam 3 bentuk yakni (1) antara individu (2) antara individu dengan kelompok atau sebalikny. (3) antara kelompok dengan kelompok lain. Suatu kontak dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi berarti seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang kepada orang lain. Kemudian muncul reaksi terhadap perasaan yang disampaikan oleh orang kepada orang lain. Kemudian muncul reaksi terhadap perasaan yang disampaikan oleh orang tersebut. 3. Perubahan Sosial Masyarakat Ruang lingkup perubahan masyarakat itu terdiri dari unsur-unsur kebudayaan, baik yang bersifat immaterial maupun yang bersifat material. Perubahan masyarakat secara umum menyangkut perubahan-perubahan struktu, fungsi budaya dan perilaku masyarakat. Untuk itu dapat membuat definisi perubahan masyarakat secara jelas dan rinci, maka terlebih dahulu perlu dilakukan pemisahan pengertian istilah perubahan dan istilah masyarakat. Perubahan berarti suatu proses yang mengakibatkan keadaan
sekarang berbeda dengan keadaan sebelumnya, perubahan bisa berupa kemunduran dan bisa juga berupa kemajuan (progress). Sedangkan masyarakat artinya sekelompok ikatan nilai dan norma-norma social. Istilah masyarakat dapat juga diartikan sebagai wadah atau tempat orang-orang yang saling berhubungan dengan hukum dan budaya tertentu untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Abdul Syani (dalam Roucek dan Warren) (1963), masyarakat adalah sekolompok manusia yang memiliki rasa kesadaran bersama dimana mereka berdiam pada daerah yang sama, yang sebagaian besar atau seluruh warganya memperlihatkan adanya adat kebiasaan dan aktivitas yang sama pula Abdul syani (dalam. Alvin L.Bertrand 1980) mendefinisikan masyarakat sebagai suatu kelompok orang yang sama identifikasinya, teratur sedemikian rupa di dalam menjalankan segala sesuatu yang diperlukan bagi hidup bersama secara harmonis. Abdul syani (dalam Bertrand 1980) menyebutkan tiga ciri masyarakat, yaitu: Pertama, pada masyarakat mesti terdapat sekumpulan individu yang jumlahnya cukup besar. Kedua, individu-individu tersebut harus mempunyai hubungan yang melahirkan kerjasama diantara mereka,minimal pada satu tingkatan interaksi. Ketiga,hubungan individuindividu itu sedikit banyak harus permanen sifatnya. sedangkan Abdul syani (dalam Soleman B Taneko 1984) mengatakan bahwa masyarakat adlah suatu pergaulan hidup, oleh karena manusia itu hidup bersama. Dengan demikian, berarti masyarakat dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu :
C. METODE PENILITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan deskriktif , maksudnya menguraikan sesuatu persoalan apa adanya sesuai dengan keaadaan sesungguhnya. sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif 1. Jenis Penelitian Kegiatan penelitian ini adalah mendeskripsikan keadaan atau fenomena yang terjadi pada masyarakat Desa Pinomontiga Kecamatan Bulawa dengan fokus penelitian menyangkut dinamika Komunitas Adat Terpencil sehingga penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif .2. Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang benar-benar memberikan dukungan dan dapat dipercaya keabsahannya. Adapun sumber data yang digunakan peneliti adalah : a. Data primer, adalah data yang peneliti peroleh dengan jalan mengadakan wawancara langsung dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat. b. Data sekunder, adalah data peneliti peroleh dari luar DesA D. Hasil dan Pembahasan Desa Pinomontiga adalah salah satu Desa yang berada di Pesisir Pantai, yang Pada tahun 2008 di era kab,Bonebolango dipimpin oleh bapak Ismet Mile,MM sebagai bupati,berdasarkan aspirasi masyarakat dan atas kebijakan bupati terjadi pemekaran wilayah beberapa desa di kabupaten Bonebolango
A. Keadaan Penduduk Data Penduduk Desa Pinomontiga Tahun 2012 berjumlah 885 Jiwa yang terdiri dari Laki – laki 447 Jiwa dan Perempuan 438 Jiwa dengan Jumlah Keluarga 241 KK. B. Data Kat Provinsi Gorontalo
NO
POPULASI DAN PERSEBARAN PEMBERDAYAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL. PROVINSI HASIL PEMBERDAYAAN 2005 PEMETAAN BELUM
1.
GORONTALO 4.250
3.153
SEDANG
578
SUDAH
810
Dari persebaran pemberdayaan komunitas adat terpencil hasil kesuluruhan kabupaten yang ada di provinsi goeontalo yang dimana desa pinomontiga teremasuk dalam katogori sudah di berdayakan dalam kurun waktu beberapa tahun yang terlokasikan 72 kk sudah ada hidu di bawah(dalam Depertemen sosial profil keberhasilan komunitas adat terpencil pada provinsi 2005) 1. Pola hidup sebelum di lokasi Desa Pinomontiga merupakan Desa yang berada di pesisir pantai dengan mata pencaharian sebagian nelayan dan sebagian lainnya petani, sehingga sektor perikanan dan pertanian saling menunjang dan memegang peranan penting sebagai penyedia
kebutuhan bagi masyarakat. Upaya peningkatan produksi kedua sektor ini terus digalakkan dan dibudidayakan dengan baik dan benar.Kondisi masyarakatnya dari seluruh sisi kehidupan mulai terarah,tertata dan mencerminkan suasana perubahan mendasar. Percepatan terhadap pemberdayaan masyarakat KAT melalui koordinasi dan sinerjitas program lintas sector/instansi hendaknya di pahami sebagai pencerminan semangat membangun daerah dan wujud komitmen bersama untuk maksud tersebut maka perlu upaya upaya terobosan untuk keluar dari kebiasaan atau kekakuan(out of box) melalui pengembangan kerja sama pemerintah dan seluruh stake holder
pemerhati masalah masalah social sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi, ketentuan yang berlaku bagi kebutuhan untuk program dan kegiatan masyarakat KAT. Dinamika komunitas masyrakat KAT menjadi tolok ukur untuk mengiringi tujuan perubahan yang di harapkan. Saat ini Desa pinomontiga di huni oleh komunitas masyarakat yakni penduduk asli dan penduduk pendatang (KAT) yang sebelumnya tinggal dan hidup di atas gunung,seperti di ketahui bahwa sebelum masyarakat KAT tinggal dan hidup di bawah, keadaan kehidupan mereka sangatlah berbeda, ini di buktikan dengan keadaan yang serba awam,terisolir,dan jauh dari informasi,komunikasi,interaksi
dengan
masyarakat
lainnya
yang
jarang
di
lakukan,sifat dan sikap yang cenderung dengan perilaku primitif,dimana ternyata masih ada saja warga masyarakatnya
mengenakan pakaian yang terkesan
fulgar(buka-bukaan),masih adanya bahasa yang kurang di mengerti jika mereka berucap,terkadang takut melihat orang baru jika masuk ke komunitasnya,yang jelas kehidupan mereka hampir tidak tersentuh arus modernisasi dan hal ini yang memberi
warna berbeda dari seluruh aktifitas yang di lakukan oleh masyarakat KAT Desa pinomontiga yang dulu pernah merasakan hidup dan tinggal di atas gunung 2. Pranata kekerabatan dan pola hidup,kesehatan masi di gunung Umumnya masyarakat KAT yang ada di propinsi Gorontalo penduduknya terdiri dari beberapa keluarga yang masih memiliki hubungan pertalian darah atau hubungan keturunan termasuk masyrakat KAT yang sebelumnya direlokasi oleh pemerintah kabupaten bulango. Pola hidupnya berkolompok yang dimana mereka hidup di atas gunung berpondok pondok(bandayo) jarak antara satu sama yang lainya berjauhan, agama yang di anut agama islam sesuai dengan kebudayaan mereka. Di lokasi ini hanya terdapat beberapa marga yang menjadi simbol keluarga saling berhubungan keturunan antara satu dan lainnya, hubungan keturunan yang ada pada masyarakat
KAT telah menciptakan kolompok kekerabatan tersendiri di antara
mereka yang dalam bahasa gorontalo di sebut dengan Ungala’a seperti di ketahui masyarakat KAT yang ada di desa pinomontiga sebelum di relokasi berjumlah 245 jiwa(72 kk) Pada kehidupan umumnya masyarakat KAT di tinjau dari keaadan pendidikan dan kesehatan sangatlah
jauh dari harapan layak mengingat tingkat
pendidikan dan perhatian pada masalah kesehatan terabaikan dimana pada umumnya banyak masyarakat KAT tingkat pendidikan masi sangat rendah bahkan ada yang tidak pernah duduk di bangku sekolah, untuk urusan kesehatan selamnya mengandalkan kemampuan dukun atau obat obatan tradisional yang di yakini dapat menyembuhkan penyakit, hal inilah yang menjadi pembeda kehidupan masyarakat
KAT sebelum di relokasi,untuk masalah tempat tinggal yang menjadi tempat bernaung mereka sangatlah jauh dari kehidupan layak tetapi pada kenyataannya mereka dapat bertahan hidup namun kondisi ini menjadi keprihatinan bagi kita utamanya para pemerhati masalah masalah social yang idak mungkin menutup mata terhadap
kepincangan
kehidupan
sebagian
masyarakat
kita.
Dilihat
dari
Memperhatikan berbagai problematika yang di hadapi oleh masyarakat KAT maka sangatlah layak bila penilitian ini berusaha menemukan berbagai masalah social untuk mendapatkan bahan bahan informasi yang di perlukan untuk di jadikan dasar bagai perencanaan pembangunan bagi masyarakat KAT. “Hasil wawancara dengan Bapak Badarudin Haleda jam 2 tanggal 15 september Desa Pinomon tiga merupakan desa pemekaran dari kaidundu hubungan masyarakat gunung dengan masyarakat sangat berbeda pada kondisi awalnya, karena harus beradaptasi dengan kondisi masyarakat yang memang tinggal di bawah, contoh kasus begini, kemarin kemarin itu mereka melihat polisi masih takut setelah mereka beradaptasi mereka mulai tidak merasa takut dan beradaptasi dengan keadaan sekitar, begitu juga masalah pendidikan , yang kemarin orang tua berfikir untuk apa menyekolahkan anak-anak, pemikiran mereka seperti itu pemerintah mulai mengikis itu , bahkan ada yang sudah sarjana. Kendalanya ada, seperti masalah pendidikan pemerintah desa turun tangan ketingakat bawah mengajak langsung kepada orang tua, contoh saja begini memberikan pencerahan kepada meraka biarlah kepada kita orang tua
tidak mengenyam pendidikan tetapi anak harus berpendidikan, usaha pemdes melakukan perbandingan kepada anak anak yang sudah tau baca dengan anak yang tidak tau baca dan itu di perdengarkan kepada orang tua yang berlomba -lomba punya anak tapi belum tahu baca. Nah timbullah satu motivasi buat para orang tua, apalagi di era sekarang mereka berlomba lomba untuk menyokolahkan anaknya. Dan ada juga orang tua yang belum sadar akan mereka, karena masih ada pembawaan mereka yang hidup di gunung, itu menjadi salah satu tantangan pihak desa untuk mengikis pemahamann seperti itu..soal keuangan di bandingkan dengan warga yang memang menetap di bawah, mereka yang lebih punya di bandingkan dengan masyarakat setempat, tetapi cara pemanfaatannya itu yang memang agak terhitung royal, biasanya kalau mereka pergi kepasar tetapi ada satu dua orang masi seperti itu, mereka membili ikan itu sampai harga puluhan ribu, sedangkan saya saja 5 ribu sudah cukup. Itu sudah menjadi kebiasaan mereka hidup di gunung, tetapi saat sekarang sudah tidak ada lagi, mereka sudah sama dengan masyarakat lainya bisa berbelanja, bahkan kondisi sosial budayanya pada tahun 2006, apabila mereka mandi yang mereka tutup hanya kemaluannya saja, tapi buah dada terbuka,di berikan arahan oleh pemerintah tetap kebiasan itu di ulang ulang, dan saya mengambil sebilah bambu, untuk membasmi kebiasaan merka, itu kebiasaan mereeka dari gunung, tetapi sekarang tidak ada lagi seperti itu, karena
pemerintah
desa
sudah
memberikan
siraman
agama
untuk
mereka,,,pertama mereka turun kebawah sangat unik, mereka kelaut untuk
memancing sama sama pergi sampai ibu ibu saja memanncing, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi begitu,, kebiasaan mereka sampai sekarang apabila kita harus melakukan janji harus di tepati dan tepat waktu. Maksud Bapak Badarudin Haleda yaitu kondisi masyarakat yang pada awalnya mereka turun kebawah masih sangat melekat budaya yang menjadi kebiasaan mereka, setelah mereka sudah tinggal bertahun tahun keeadaanya sudah berubah,itu dikarenakan mereka sudah beradaptasi dengan kehidupan masyarakat yang umumnya tinggal di bawah dan adanya peran aktif dan kerja sama pemerintah desa keadaan sekitar dalam menyamakan pola hidup mereka sudah setara dengan keaadan sekitar.(Wawancara tanggal 15 September 2013, Informan Bapak Badarudin Haleda) 3
manfaat setelah di lokasi Ada yang menarik dari berbagai permasalahan yang muncul di masyarakat
KAT Desa pinonomtiga keinginan mereka untuk ingin maju dan berkembang sesungguhnya sangat perlu di apresiasi.yang patut di cermati bahwa di saat mereka di arahkan untuk tinggal dan menetap di bawah,sudah harus di pastikan lokasi dan keadaan yang menjadi tempat hidup mereka nantinya,dan ini telah di respon bijak oleh pemerintah dengan menyediakan tempat tinggal yang layak huni,dalam perjalananya sudah banyak masyarakat yang merasa betah dan mencari nafkah,yang pada awalnya ada jaminan hidup disertakan sebagai modal dan bekal membuka lembaran baru awal hidup di bawah,kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan mulai ikut berpartisipasi di dalamnya, anak-anak yang sebelumnya
tidak pernah mengenyam bangku pendidikan saat ini sudah banyak yang sekolah dan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi,informasi,komunikasi,dan perkembangan situasi ekonomi,politik dan sebagainya sangat mereka rasakan manfaatnya,sepertinya sudah tidak ada lagi sekat pembatas dalam seluruh aktifitas mereka.inilah sesungguhnya wujud dari perubahan mendasar Kat. “Hasil wawancara dengan bapak Pahaya Imu. Umur 50 tahun pekerjaan petani ( wawancara tanggal 1 november jam 3 sore )Tutumulo lami dilasama to ilalu mao,,soalnya tutumulo lami ma o perubahan wanu u u pehu lami ma rupa rupa totibawa, wanu tola tola toitato huidu gaga olo, wanu totobawa rame` Maksud Bapak pahaya imu adalah kehidupan mereka sekarang tidak sama dengan kehidupan sebelumnya,
yang dimana kehidupan mereka sudah ada
perubahan. Kalau dilihat dari sisi mata pencaharian sudah bermacam-macam, akan tetapi kalau mereka waktu tinggal di gunung mereka merasakan senang ,tapi tidak seperti hidup dibawah sebab suasana ramai. (Wawancara tanggal 17 November 2013, Informan Bapak pahaya imu) 4
Hubungan Interaksi
Kehidupan masyarakat KAT sebelum hidup
di dibawah memang sangat
berbeda,di mana saat masih hidup di gunung kegiatan yang berhubungan dengan interaksi dunia luar sangat jarang di lakukan, ini yang membuat masyarakatnya serba tertutup dan jauh dari kemajuan informasi,komunikasi,jangkauan pembangunan.dan modernisasi.Dengan tersentuhnya masyarakat KAT oleh berbagai macam program pembangunan pemerintah maka berangsur-angsur perubahan pola pikir, cara pandang
awam mulai dapat di kikis yang diwujudkan dengan keinginan membuka diri dari keterasingan dan keterisolasian.Dalam perjalanannya kehidupan masyarakat KAT di Desa pinomontiga saat ini telah mampu berinteraksi dan dapat membawa diri dalam seluruh aktifitas pembangunan. E. Kesimpulan. Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang ada di Indonesia,berbagai strategi dan upaya dilakukan baik pemerintah pusat maupun pemerintah Daerah dalam mengatasi masalah kesenjangan sosial yang ada,mulai dari peningkatan SDM,ekonomi,lingkungan sosial,politik,dan lain-lain sebagainya Masyarakat KAT khususnya yang ada di Desa Pinomontiga
sebelumnya adalah masyarakat yang
masih sangat tertinggal dan terpencil namun saat ini telah mampu membuka diri dan bersosialisasi serta berinteraksi dengan masyarakat lainnya untuk ikut berpartisipasi di dalam pembangunan menuju pada kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera sebagaimana yang diharapkan. Saran Perhatian khusus Pada Masyarakat KAT dalam hal perbaikan kesejateraan utamanya bidang ekonomi dan sosial kemasyarakatan sangat penting di lakukan oleh pemerintah dan para pengambil kebijakan serta stake holder sebagai bagian yang tak terpisahkan dari harapan pemerataan pembangunan di seluruh bidang kehidupan
Daftar pustaka
Abdul Syani,1995, sosilogi dan perubahan masyarakat, Dunia Pustaka Jaya, Jogjakarta. Adi satrio, 2005, Kamus Ilmiah Populer. BPS Bone Bulango, 2012, Kecamatan Bulawa Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kab. Bone Bulango,Gorontalo Depertemen sosial RI,DirJen Pemberdayaan Sosial KAT 2005,Profil Keberhasilan Pemberdayaan KAT Pada 8 Provinsi http//www,katcenter.Jakarta. Dirjen PMD, 2010, panduan pelaksanaan pengembangan wilayah territorial bidang pemberdayaan masyarakat dan desa, Kecamatan Dalam Negara RI, Jakarta. Esti Ismawati, 2012, Ilmu Sosial Budaya Jogjakarta.
Dasar Penerbit Ombak
http://apcr. Murdoceh.idy.an/minirub/siarlist 2009. Inu kencana Syafie, 2001, pengantar ilmu pemerintahan, Repika aditama, Bandung. Keppres No. 111 Tahun 1999 ( http//dinsos, aceprov go,id/compenent article pemberdayaan KAT
PNPM-Mp, 2012, Panduan Program PNPM-MP Desa Pinomontiga. Simanjuntak, 1981, Perubahan dan Perencanaan Sosial, Tarsito Bandung. Sumantmadja Nursid. 1998, 1998, Manusia Dalam Konteks osial Budaya dan lingkungan Hidup, Alfabeta Bandung.
Soetomo, 2013 masalah social dan upaya pemecahannya, pustaka pelajar, Yogyakarta.
LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL JUDUL DINAMIKA KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (Studi Pada Masyarakat Desa Pinomontiga kecamatan bulawa) Oleh : Romin Ibrahim Nim : 281409051
Gorontalo 04 Januari 2014
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Rauf A. Hatu M.Si
Sainudin Latare, S.Pd. M.Si
NIP. 197106121 99802 1 001
NIP. 19750810 200212 1 002
LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL JUDUL DINAMIKA KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (Studi Pada Masyarakat Desa Pinomontiga kecamatan bulawa) Oleh : Romin Ibrahim Nim : 281409051
Gorontalo 04 Januari 2014
Anggota 1
Anggota II
Dr. Rauf A. Hatu M.Si
Sainudin Latare, S.Pd. M.Si
NIP. 197106121 99802 1 001
NIP. 19750810 200212 1 002