1
KESERASIAN SOSIAL MASYARAKAT PENAMBANG EMAS (Studi Kasus Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Utara Kabupaten Pohuwato) ,
Ridwan Ibrahim, SPd., M.Si, Sainudin Latare, S.Pd., M.Si, Nastitin Piola ABSTRAK
Nastitin Piola Nim: 281410014. Keserasian Sosial Masyarakat Penambang Emas (Studi Kasus Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Utara Kabupaten Pohuwato) Skripsi, Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Pebimbing I, Ridwan Ibrahim,SPd., M.Si dan Pembimbing II Sainudin Latare, S.Pd., M.Si Penelitian ini di lakukan Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Utara Kabupaten Pohuwato untuk Mendeskripsikan Bagamaimana Terjalinya Keserasian Sosial Antar Etnik Teori yang di gunakan dalam penelitan ini adalah pendekatan deskritif. pengempulan data dalam penelitian ini di lakukan teknik observasi.wawancara. dan dokumentasi Hasil dalam penelitian menyimpulkan bahwa keserasian merupakan salah satu kata kunci yang harus ada dalam kehidupan masyarakat yang majemuk (etnis) Halnya yang terdapat pada masyarakat Di Desa Hulawa walaupun di dalamnya terdapat berbeda etnis tetapi mereka masih saja bisa menjaga keserasian sosial yang baik antar satu sma lain sehingga terjalinya yang namanya keserasian sosial antar etnis dan keserasian sosial juga merupakan kerukunan hidup bersama yang di namis tandai oleh adanya kerja sama.1 Kata kunci : Keserasian Sosial Nastiti piola, Nim:281410014 Pembimbing I Ridwan Ibrahim, SPd., M.Si, Pembimbing II Sainudin Latare, S.Pd.,M.Si
1
Nastitin piola mahasiswa di jurusan sosiologi fakultas ilmu sosial Universitas Negeri Gorontalo
2
PENDAHULUAN
Kita ketahui bersama bahwa keserasian dalam etnik Dalam masyarakat Indonesia hubungan keserasian haruslah menjadi dasar pegangan setiap individunya dalam manjalin suatu kerjasama. Sekalipun terdapat perbedaan dalam ,mencapai suatu tujuan tersebut misalnya yakni perbedaan suku atau etnik. Namun demikian, perbedaan etnis bukan untuk dijadikan suatu pembatas untuk penempatan wilayah sebagai tempat hidup kelompok etnisnya yang di jadikan sebagai sumber daya dimana masyarakat tersebut dapat memanfaatkan untuk kelangsungan hidup mereka.
Sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari aneka ragam suku bangsa dengan memiliki keanekaragam budaya, adat istiadat, tentunya harus kita tanamkan nilai-nilai kebersamaan serta rasa Nasionalisme yang tinggi di dalam masyarakat. Sehingga, akan menciptakan keserasian sosial masyarakat itu sendiri.
Masyarakat penambang emas adalah masyarakat yang terlibat dalam aktifitas pertambangan rakyat ( skala kecil ), yaitu masyarakat pedesaan yang merupakan suatu komuditas penduduk yang umumnya memiliki keterkaitan erat dengan usaha penambangan emas rakyat yang ada di Desa tersebut. Masyarakat yang menambang ini umumnya memiliki juga sejumlah kendala antara lain seperti: modal yang terbatas, kemampuan teknis penambangan yang rendah, minimnya pemahaman standar lingkungan yang layak, penggunaan peralatan yang tradisional dan sederhana.
Di Desa Hulawa ini
penambangan emas sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1972.
Berdasarkan hasil observasi sementara di Desa tersebut bahwa jumlah pekerja penambang emas berjumlah 223 Jiwa. Dengan kapasitas pengelolaan lahan penambangan emas sebesar 1523 Ha. Sebelum menggunakan peralatan berat dan mesin dompeng, dulu warga hanya menambang dengan menggaruk
pasir demi pasir di dasar sungai dengan menggunakan 3
dulang kayu sederhana. Tapi semenjak munculnya dompeng dan alat berat lainnya, Tanah yang tidak direklamasi, air sungai yang berubah warna, dan Pencarian emas yang dilakukan masyarakat di desa Hulawa menjadi kegiatan yang sudah turun temurun. dan dalam suatu upaya pembangunan kebutuhan suatu perubahan kondisi sosial ekonomi.
Keserasian Masyarakat lokal adalah suatu masyarakat yang tidak dapat terhindari pada saat perkembangan itu
mulai
berubah
dengan masyarakat pendatang.
Terjadilah
suatu
perubahan pada peningkatan pemanfaatan potensi ekonomi lokal lebih dari yang biasanya, yang dibutuhkan tidak hanya masyarakat lokal, tetapi juga untuk kebutuhan masyarakat pendatang. Dan masyarakat pendatang ini pada umumnya melakukan komunikasi dengan masyarakat tetap guna terbentuknya kerja sama yang baik serta untuk mencegah hal-hal negative yang kemungkinan tidak dapat terelakkan di karenakan perbedaan etnis tersebut. Alasan peneliti mengangkat judul tentang “Keserasian Sosial Masyarakat Penambang Emas” yakni peneliti merasa tertarik terhadap para penambang emas yang hidup dalam keserasian sekalipun terdapat perbedaan etnis di dalamnya.. Walaupun dengan adanya bermacam suku etnis seperti suku jawa, suku Bugis, Mogondow.dan Gorontalo tetapi keserasian itu masih tetap bisa terjaga antara masyarakat pendatang dengan masyarakat
desa Hulawa. Dan di desa Hulawa ini terdapat juga
masyarakat gorontalo namun bukan penduduk asli dari desa Hulawa tetapi dari Kecamatan lain. misalnya masyarakat Gorontalo.
masyarakat Gorontalo yang berasal dari wilayah
Kec.Paguyaman dan Kec.Batudaa Di antara penduduk pendatang tadi, ada juga yang sudah tinggal menetap terdaftar sebagai penduduk di desa Hulawa. Hal ini karenakan namanya kita sebagai mahluk sosial tentunya kita saling berinteraksi satu sama lain sehingga kerhamonisan dan keserasian itu tetap ada dan itulah terjadi di desa Hulawa sampai saat sekarang walaupun berbeda etnis keserasian itu tetap masih terjaga.
4
Hal inilah yang tercermin pada masayarakat Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato, yang di dalam masyarkatnya terdapat keragaman etnis anatara lain yakni Etnis Bugis, Mongondow, Jawa, dan Gorontalo yang sebagian besar masyarakat di Desa tersebut berprofesi sebagai penambang emas. Pengertian Konsep Etnik Kata etnik (ethnic) berasal dari bahasa Yunani ethnos, yang merujuk pada pengertian bangsa atau orang. Sering kali ethnos di artikan sebagai kelompok sosial yang di tentukan oleh ras, adat istiadat, bahasa, nilai, dan norma budaya, dan lain-lain yang pada gilirannya mengindikasikan adanya kenyataan kelompok yang mayoritas dalam suatu masyarakat. Thomas Sowell (1989) mengmukakan bahwa kelompok etnik merupakan sekelompok orang yang mempunyai pandangan dan praktik hidup yang sama atau suatu nilai dan norma. Misalnya kesamaan agama, Negara asal, suku bangsa, kebudayaan, bahasa, dan lain-lain yang semuanya berpayung pada satu kelompok yang di sebut
dengan kelompok etnik.
Koentjaranigrat (1989) mengemukakan pengertian etnik sebagai kelompok sosial atau kesatuan hidup manusia yang mempunyai sistem interaksi, sistem norma yang mengatur interaksi tersebut, adanya kontinuitas dan rasa identitas yang mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri.
Etnik merupakan suatu kelompok yang memiliki domain tertentu, yang kita sebut dengan etnik domain. Susane Langer mengatakan bahwa kerap kali kelompok etnik itu mempunyai peranan dan bentuk simbol yang sama, memiliki bentuk kesenian atau art yang sama, yang di ciptakan dalam ruang dan waktu mereka. Jadi, ada imajinasi yang sama atau arsitektur yang sama yang mereka ciptakan secara virtual. Dengan menciptakan arsitektur itu, mereka
5
menggambarkan diri mereka, hubungan mereka dengan orang lain, membentuk sistem peran, fungsi dan relasi, serta struktur dan sistem sosial2
Keserasian Sosial
Keserasian merupakan salah satu kata kunci yang harus ada dalam kehidupan masyarakat yang majemuk (etnis). Dengan adanya keserasian dalam kehidupan di keluarga, dan lingkungan pergaulan, maka kedamaian dan ketenangan bisa diwujudkan. Dan Keserasian, kedamaian, ketenangan merupakan dambaan hidup setiap orang. Manusia memerlukan hal itu karena hidup ini tidak bisa dinikmati jika tidak ada keserasian, kedamaian, dan ketenangan.
Keserasian bisa dibangun dlingkungan masyarakat, jika setiap warga masyarakat akan tergerak hatinya untuk mencegah dan menghindari hal-hal yang bisa merusak kedamaian dalam kehidupan dilingkungan masing-masing. Dan, menumbuhkan sikap toleransi, saling menghargai dan menghormati dalam setiap perbedaan etnis. Siap mau menerima dan mengakui perbedaan, penting untuk membangun keserasian dalam pergaulan sosial. Dan untuk mewujudkan kerjasama yang baik kita sebagai masyarakat, seharusnya memiliki tenggang rasa dalam pergaulan antar sesama. Tenggang rasa ini penting, karena pangkal terjadinya ketidak-serasian sosial adalah akibat mau menang sendiri dan tidak ada tenggang rasa, sehingga menyinggung perasaan, bahkan menyakiti hati seseorang. Agar tidak terjadinya ketidak-serasian kita sebagai masyarakat harus ada kesadaran diri masing-masing supaya terciptanya keserasian dalam kehidupan bermasayarakat dimana pun kita berada.3 Keserasian atau harmonis dalam masyarakat merupakan keadaan yang di idam-idamkan setiap masyarakat.Keserasian masyarakat di maksudkan sebagai suatu keadaan di mana lembaga
kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan saling mengisi. dalam
2
Prof.Dr. Alo Liliweri, M.S. Prasangka dan konflik penerbit LKIS Yogyakarta 2005 ibid 13 http://musniumar.wordpress.com/2011/11/28/pluralisme dan pembangunan masyarakat menteng tenggulung dan pegangsaan 3
6
keadaan demikian,individu secara psikologi merasakan akan adanya ketentraman. karena tidak adanya kententeraman maka adanya pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai. Setiap kali terjadi gangguan terhadap keadaan keserasian masyarakat dapat menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatanya dengan maksud menerima unsur yang baru.akan tetapi, kadangkala unsur baru di paksakan maksudnya oleh suatu kekuatan.apa bila masyarakat tidak dapat menolaknya karena tersebut tidak menimbulkan kegoncangan, Pengaruhnya tetap ada,tetapi sifatnya dangkal dan hanya terbatas pada bentuk luarnya normanorma dan nilai-nilai social tidak akan terpengaruh dan dapat berfungsi secara wajar. Ada beberapa definisi tentang keserasian social yang di kemukakan oleh beberapa sumber antara lain: a) Keserasian sosial merupakan kondisi kehidupan manusia yang di namis di pelbagai bidang yang mencakup bidang-bidang social budaya, ekonomi, politik, dan teknologi, di dalam kehidupan antar individu dan antar kelompok di dalam masyarakat yang di tandai antara lain oleh adanya kerjasama,akomodasi,akulturasi dan atau asimilasi (Biro Pusat Statistik 1986) b) Keserasian sosial sebagai kerukunan hidup bersama yang di namis di tandai oleh adanya kerjasama, akomodasi, akulturasi,dan asimilasi (Pusdip KLH,IKIP Medan,1987) c) Keserasian sosial adalah kondisi kehidupan bersama manusia yang rukun, saling menguntungkan dan saling mendengar (Pusat Penelitian Kebudayaan UGM,1988) d) Keserasian sosial adalah suatu kondisi kehidupan sosial yang di tandai oleh falsafah kehidupan rukun, hormat dan tepo saliro (PSK UGM,1988) e) Keserasian sosial sebagai kondisi kehidupan manusia di dalam kehidupannya berkelompok dan bermas-yarakat yang berbentuk oleh unsur keakraban, tanggung jawab, kesatuan dan keseimbangan Keserasian sosial adalah suatu kondisi 7
kehidupan sosial yang di tandai oleh falsafah kehidupan rukun, hormat dan tepo saliro (PSK UGM,1988) f) Keserasian social sebagai kondisi kehidupan manusia di dalam kehidupannya berkelompok dan bermas-yarakat yang berbentuk oleh unsure keakraban, tanggung jawab, kesatuan dan keseimbangan,sehingga memungkinkan berlangsunganya kehidupan dan perkembangan warga di dalam kelompok
dan masyarakatnya
(Lembaga Penelitian Pranata Pembangunan UI, 1988) g) Keserasian sosial
sebagai kondisi kehidupan manusia di dalam kehidupan
berkelompok dan bermasyarakat yang berunsur keakraban,parsitipasi, tanggung jawab sosial,
keseimbangan sosial,
dan perubahan sosial
(Biro Pusat
Statistik,1992) h) Keserasian sosial adalah suatu kondisi kehidupan sosial yang mencerminkan adanya ketergantungan fungsional, tidak adanya dominasi ekspolitasi, adanya pertukaran saling memberi untuk saling pengertian dan kesamaan pandangan (Laboratorium sosiologi FISIP UI,1991) i) Keserasian sosial adalah suatu keadaan atau suatu proses kehidupan manusia,di mana hubungan interaksi antar kelompok dan anggota masyarakat lebih bersifat asosiatif
sehingga
lebih
memungkinkan
berlangsungnya
kehidupan
dan
perkembangan berkelompok atau bermasyarakat yang memberikan kepuasan lahir bathin bagi semua pihak(Kelompok Program Studi Kependudukan UNPAD,1992) j) Keserasian social dan ketidak serasiansosial akan terwujud tergantung pada hubungan
Di
namika
unsur-unsur
struktur
social
masyarakat
yang
bersangkutan,yakni identitas sosial masyarakat yang bersangkutan, yakni identitas
8
sosial, status dan peranan sosial, pengelompokan sosial, serta situasi dan arena sosial (PSK UNIBRAW,1991)4 Keserasian sosial merupakan kondisi kehidupan manusia yang di namis di berbagai bidang yang mencakup bidang-bidang sosial budaya, ekonomi, politik, dan teknologi, di dalam kehidupan antar individu dan antar kelompok di dalam masyarakat yang di tandai antara lain oleh adanya kerjasama, akomodasi, akulturasi dan atau asimilasi (Biro Pusat Statistik,1986). Keserasian sosial sebagai kondisi kehidupan manusia di dalam kehidupannya berkelompok dan bermasyarakat yang terbentuk oleh unsur keakraban, tanngung jawab, kesatuan dan keseimbangan, sehingga memungkinkan berlangsungnya kehidupan dan perkembangan warga di dalam kelompok dan masyarakatnya (Lembaga Penelitian Pranata Pembangunan UI, 1988)5 Menurut penulis Bahwa keserasian merupakan hal yang
penting dalam kehidupan
bermasyarakat karena tidak dapat di pungikiri bahwa dalam kehidupan kita sehari-hari sangat membutuhkan bantuan dari orang lain, karena tanpa adanya keserasian dan interaksi dengan orang lain maka kita akan di bicarakan oleh orang-orang di sekitar kita sehari-hari kita juga sangat membutuhkan bantuan dari orang lain, karena tanpa interaksi sesama maka kita sebagai mahluk sosial tidak akan dibicarakan masyarakat sekitar. sehingga sangat penting untuk melakukan suatu interaksi agar terjalinnya suatu komunikasi yang baik dan keserasian yang harmonis dalam kehidupan masyarakat tersebut. Selain itu juga interaksi merupakan suatu kebutuhan yang tidak terlepas atau tidak bisa di pungkiri dalam kehidupan masyarakat umumnya. karena dengan tanpa adanya interaksi atau suatu komunikasi kita sebagai masyarakat tidak bisa di katakana sebagai mahluk sosial apa bila tanpa interaksi antar sesama manusia. 4
Skripsi Bumulo Sahrain S.sos keserasian sosial hubungan antar etnik. penerbit Universitas Negeri Gorontalo 2013 5
Hartoyo, 1996 Tesis, Keserasian Hubungan Antar Etnik, Jakarta: FISIP UI.
9
METODE PENELITIAN Penelitian
kualitatif
sering
disebut
dengan
metode
penelitian
naturalistic
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).Jenis penelitian ini di sesuaikan dengan permasalahan yang diteliti yakni tentang “Keserasian sosial Masyarakat Penambang Emas ” Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Utara Kabupaten Pohuwato, yang terdiri dari variabel tunggal yang tentunya harus dibutuhkan analisis yang luas dan mendalam terhadap data yang diperoleh melalui penelitian. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, yaitu peneliti merupakan instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek alamiah atau natural setting sehingga metode penelitian ini sering disebut metode naturalistik. Objek alamiah adalah objek apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki objek, setelah berada di objek dan setelah keluar dari objek relative tidak berubah6. Penelitian ini berlokasi Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Utara Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan peneliti menentukan lokasi tersebut yaitu: a. Lokasi tersebut berdekatan dari tempat tinggal peneliti sehingga objek yang masalah penelitian ini peneiliti dapat mengetahuinya. jarak lokasi dari tempat tinggal
penelitian
kurang lebih 60 meter 6
Adi, Rianto. (2010) Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit
10
b. Mudah memperoleh izin dari Kecamatan maupun Desa di mana penelitian ini peneliti penduduk asli desa tersebut untuk meneliti c. Desa hulawa adalah salah satu Desa yang merupakan Desa yang memiliki tambang emas untuk menambah penghasilan keluarga untuk kebutuhan ekonomi. Dalam penelitian ini data yang di gunakan terdiri atas sekunder dan primer.
Sumber data primer yaitu informan-informan yang mengetahui informasi-informasi penelitian seperti tokoh agama, orang tua, dan tokoh masyarakat.
Sumber data sekunder yaitu dokumen berupa dokumentasi saat wawancara berlangsung.
Untuk memperoleh data sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1.Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan cara mengobservasi atau mengamati langsung objek yang menjadi sasaran penelitian, yaitu pengumpul sumbangan. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti mengadakan pengamatan terhadap gejala yang diteliti dan dilaksanakan dalam situasi yang khusus. Tujuan pengamatan terutama membuat catatan atau deskripsi mengenai perilaku dalam kenyataan serta memahami perilaku tersebut, atau pula hanya ingin mengetahui frekuensi suatu kejadian.
2.Wawancara Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data (pewawancara) dengan sumber data (responden). Komunikasi tersebut bisa dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung misalnya dengan menggunakan Telegram. 11
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan wawancara langsung terhadap responden yang telah ditentukan oleh peneliti. Teknik wawancaara ini dilakukan agar mendapatkan data yang objektif dan akurat yang berkaitan dengan topik penelitian tanpa harus membatasi pada pokok pembahasan yang terkesan formal atau wawancara yang resmi. Wawancara terbuka sangat relevan dengan teori yang dikemukakan oleh LexyJ Moleong (1990:137). Ia menyatakan bahwa : penelitian kualitatif sebaiknya digunakan wawancara terbuka yang para subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui maksud tersebut7.
Wawancara dilakukan terutama karena ada anggapan bahwa hanya respondenlah yang paling tahu tentang pribadi mereka sendiri, sehingga informasi yang akan di dapatkan lebih akurat (Nawawi, 1983:117). Namun dalam praktek penelitian, terkadang peneliti sulit untuk mendapatkan data dari subjek tersebut, sehingga untuk mengetahui dan mendapatkan datadata yang dibutuhkan, maka peneliti akan mewawancarai orang lain yang di anggapnya mampu untuk membantu memperoleh data yang di butuhkan tersebut8
Penelitian jenis apapun merupakan cara berfikir (Spredlay,1980). Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sitematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan anaalisis adalah untuk mencari pola.
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana 7
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya
8
Nawawi, H. Hadari. 1983. Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
12
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. 9
PEMBAHASAN
Proses Pembagian Hasil
Lahan pertambangan yang ada di desa Hulawa ada bermacam-macam lokasi, dan diatara lokasi tersebut adalah kepemilikan dari KUD Darma Tani Marisa dan sebagiannya lagi adalah kepemilikan tunggal dari beberapa penduduk asli desa Hulawa. Di antara lahan pertambangan tersebut, para pekerja penambang emas lebih besar di kawasan atau di lahan pertambangan yang dimiliki oleh sebagian penduduk desa Hulawa sebagai pemilik sah dari pada lahan tersebut jika di bandingkan dengan lahan pertambangan yang ada di lokasi lainnya, misalnya Gunung Pani atau di kenal dengan Pani Gold. Dimana lahan pertambangan tersebut adalah kepemilikan tunggal oleh KUD Darma Tani Marisa. Pengolahan lahan pertambangan yang ada di gunung Pani tidak lagi menggunakan tenaga manusia melainkan menggunakan alat mesin modern dan canggih. Adapaun tenaga manusia yang merepa pekrjakan hanyalah sebagai pengontrol mesin, tidak untuk mengikis, mendulang emas, atau hal yang lainnya yang di lakukan oleh kebanyakan pekerja penambang emas. Keserasian Sosial Antar Etnik Secara fungsional, keserasian hubungan antar etnik merupakan suatu kondisi hubungan dimana lembaga-lembaga sosial yang ada mampu memberikan kemungkinan kepada kelompok-kelompok etnik tersebut (yang diatur oleh lembaga itu) untuk mempertahankan diri dan berkembang (sustainable) menurut kemampuannya yang wajar. Lembaga-lembaga
9
Adi, Rianto. 1991. Langkah-langkah Penelitian Sosial, Jakarta: Arcan
13
tersebut mampu berfungsi sebagai wahana konsensus akan nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental, sehingga mempunyai hubungan adaptif dan netralitas terhadap berbagai kepentingan kelompok-kelompok etnik yang ada. Smelser (dalam Suwarsono dan Alvin Y, 2000) menyebutnya sebagai lembaga integratif, sedangkan Nasikun mengajukan fungsi lembaga tersebut sebagai cross-cutting affiliations (lembaga bersama antar kelompok etnik) dan cross-cutting loyalities (kepatuhan ganda). Berdasarkan definisi konsep keserasian sosial dan konsep kelompok etnik tersebut di atas, maka konsep keserasian hubungan antar etnik dapat didefinisikan sebagai kondisi dan proses kehidupan bersama antar etnik yang dinamis serta mencerminkan sikap dan perilaku harmonis. Dalam pengertiannya secara fungsional, konsep keserasian hubungan antar etnik, nampaknya cenderung tidak berbeda lingkup pengertiannya dengan konsep integrasi sosial. Akan tetapi, secara lebih jauh, cakupan makna keserasian hubungan antar etnik tersebut tidak sama dengan cakupan makna integrasi sosial. Makna konsep integrasi sosial tidak hanya terbatas pada adanya kesepakatan normatif, berfungsinya lembaga integratif dan adanya saling ketergantungan fungsional, melainkan juga menerima adanya unsur paksaan sebagaimana yang dikemukakan oleh pendekatan konflik. Sedangkan menurut makna konsep keserasian sosial, lebih menekankan pada unsur kesadaran, dan unsur paksaan itu sendiri yang sah menurut konsep integrasi, yakni menupakan indikasi menurunnya kualitas keserasian. Hunt dan Walker, 1974; 8-12, mengemukakan bahwa keserasian akan tumbuh dengan baik tampak dalam situasi dimana semua warga ikut berpartisipasi secara bebas dalam semua bentuk interaksi sosial dengan tanpa memandang afiliasi etnik. Basis bagi aspek interaksi dari integrasi adalah mengendornya diskriminasi yang berakar pada perbedaan-perbedaan antar etnik tersebut.
14
Hubungan yang terjadi di antara mereka tersebut dapat dilihat sebagai suatu sistem yang mempunyai tujuan perkembangan secara progresif dan dapat dilakukan dengan menserasi kan hubungan diantara kelompok-kelompok etnik tersebut sebagai unsurnya. Konsistensi kemajuan secara positif dari sistem hubungan tersebut dapat dilakukan secara bertahap dengan tetap mengedepankan kepentingan masing-masing kelompok etnik untuk disadur secara bersama-sama menjadi tujuan. Perhubungan etnik boleh melahirkan masyarakat yang harmoni dan serasi. Untuk memahami perhubungan etnik, bentuk perhubungan yang wujud antara etnik dalam masyarakat itu perlu dikenal pasti. Sarjana perhubungan etnik menggariskan empat bentuk perhubungan antara etnik yang dapat dikenal yaitu: bekerjasama, penyesuaian.Dan etnik digunakan untuk merujuk secara asasnya kepada warisan sosiol budaya seseorang. Antara lain ciri konsep etnik ialah budaya, adat, bahasa, agama, Negara asal, dan lain-lain.Kumpulan etnik ialah kumpulan yang ahlinya memiliki satu set ciri sosiol budaya yang tersendiri10. PENUTUP Kesimpulan Sesuai hasil penelitian dan pembahasan dapat di simpulkan sebagai berikut: a. Terdapat keberagaman etnik yang ada di antara para pekerja penambang emas yaitu etnik Jawa, Etnik Gorontalo, Etnik Bolaan Mongondow, Etnik Bugis b. Perbedaan etnik telah membawa dampak positif tersendiri bagi para pekerja penambang emas dikarenakan mereka dapat memperkaya bahasa yang mereka miliki c. Bekerja sebagai penambang emas telah mampu memberikan manfaat yang besar bagi mereka dimana mereka mampu memenuhi kebutuhan bahkan keinginan mereka
10
file:///C:/Users/Any/Documents/Pekerjaan%20Sosial%20Komunitas keserasian sosial.htm
15
d. Lokasi pertambangan di Desa Hulawa memiliki lahan yang luas Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan peniliti dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut: a. Dengan keberagaman etnik yang ada di harapkan mampu memperkaya bahasa yang mereka miliki. b. untuk menjaga keserasian antara para pekerja dan juga masyarakat yang ada di desa Hulawa patutlah menjaga keharmonisan antar sesamnya. c. Sifat saling tolong menolong, tenggang rasa dan saling menghormati patut pula di jaga sehingga tidak menjadikan perepecahan atau kesalahpahaman antar para prkerja yang ada di desa Hulawa tersebut. d. Keuntungan yang mereka dapatkan dapat di jadikan investasi awal untuk menunjang kehidupan kelak saat tidak lagi mampu melakukan pekerjaan sebagai penambang emas DAFTAR PUSTAKA Liliweri, Alo. 2005. Prasangka dan konflik. Yogyakarta: Penerbit LKIS Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya Adi, Rianto. (2010) Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit
Adi, Rianto. 1991. Langkah-langkah Penelitian Sosial, Jakarta: Arcan Nawawi, H. Hadari. 1983. Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hartoyo, 1996 Tesis Keserasian Hubungan Antar Etnik, Jakarta: FISIP UI. 16
http://musniumar.wordpress.com/2011/11/28/ pluralisme dan pembangunan masyarakat menteng tenggulung dan pengegasan file:///C:/Users/Any/Documents/Pekerjaan%20Sosial%20Komunitas keserasian sosial.htm http://www.vodppl.upm.edu.my/uploads/docs/skp2204_1330913673.pdf Sahrain.Bumulo.2014.Keserasian Sosial Antar Etnik. Universitas Negeri Gorontalo
17