Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
PENERAPAN STRATEGI SQ4R UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LARUTAN PENYANGGA BAGI PESERTA DIDIK KELAS XI IPA-1 SMA NEGERI 1 CEPIRING SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Aris Gunawan, Spd, MSi Guru SMA Negeri 1 Cepiring ABSTRACT This research was motivated by the perceived problems of the chemistry learning less attractive for the learners, it is visible from a lack of motivation and curiosity to understand the issues related to the chemistry lesson. This is proved by analysis of daily tests in January 2016 obtained data from 35 learners only 9 (25.71%) students who reach KKM (75). The purpose of this research is to improve the activity and learning outcomes of the buffer solution through the implementation of strategies SQ4R for students of class XI IPA 1 SMA Negeri 1 Cepiring Semester 2 Academic Year 2015/2016. The method used in this research is classroom action research (CAR), using the model of action research Kemmis & McTaggart consisting of four stages: planning, implementation, observation and reflection. The fourth stage of the research was conducted in two cycles. The results show that through the application of learning strategies SQ4R can increase the activity and learning outcomes of the buffer solution for students of class XI IPA 1 SMA Negeri 1 Cepiring Semester 2 Academic Year 2015/2016, the increased activity of learners at 66.29%, and the increased of cognitive aspects of learning outcome are 38.27%, affective aspects are 32.00%, as well as psychomotor aspects are 24.56%. Keywords: Strategy SQ4R, Learning Activities, Learning Outcomes
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kesulitan peserta didik dalam belajar kimia berdampak pada kondisi prestasi belajar yang terjadi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Cepiring secara umum dapat dilihat dalam tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Rekapitulasi Nilai Ujian Murni Mata Pelajaran Kimia TP. 2014/2015 No 1 2 3
Kategori Kimia Nilai Terendah 15,00 Nilai Tertinggi 80,00 Rata-rata 38,04 Sumber Data: Dokumen TU SMA Negeri 1 Cepiring
Selain itu, berdasarkan fakta hasil ulangan sebelumnya diperoleh data 8 peserta didik dari 35 (22,86%) peserta didik kelas XI IPA-1 SMAN 1 Cepiring
memiliki
nilai
mencapai
KKM yaitu 75, sedangkan sisanya 27 peserta didik (77,14%) masih belum mencapai
KKM.
Munculnya
permasalahan tersebut dimungkinkan karena metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran kurang menarik minat peserta didik (tidak interaktif), peserta
didik
kesempatan
untuk
kurang
diberi
mengungkapkan
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
kemampuan
dirinya.
Peserta
didik
Review (Mengulang kembali). Strategi
kurang diberi kebebasan untuk berpikir
pembelajaran
SQ4R
menuntut
kritis, berkreasi, berinovasi. Hal inilah
keaktifan peserta didik dalam kegiatan
yang
menjadikan
strategi
belajar
pembelajaran, lebih konsentrasi, tidak
diterapkan
kepada
peserta
malu
mutlak
didik, hal lain yang dianggap penting
untuk
bertanya
maupun
menjawab pertanyaan teman.
dalam mengajarkan strategi belajar
Strategi ini menarik bagi peneliti
adalah alur pemikiran Arends (dalam
karena memberikan aktivitas peserta
Trianto, 2007:143). Pembelajaran akan
didik yang tinggi dengan diawali
lebih
terjadi
membangun gambaran umum tentang
interaksi antara guru dengan peserta
bahan yang dipelajari, menumbuhkan
didik maupun antar peserta didik
pertanyaan dari judul/subjudul suatu
dengan peserta didik.
bacaan,
membaca
secara
untuk
mencari
jawaban
bermakna
bilamana
Strategi belajar mengacu pada
seksama
prilaku dan proses-proses berpikir yang
pertanyaan,
di gunakan oleh peserta didik yang
dengan bahasa sendiri, selanjutnya
mempengaruhi materi yang dipelajari,
mencatat kesimpulan, dan mengulang
termasuk
dan
kembali
pemahaman
konsepnya.
Pressley
Dengan
aktivitas
kegiatan
metakognitif.
proses
memori
Selanjutnya
mengingat
dari
(dalam Trianto, 2007:144) mengatakan,
pembelajaran
bahwa strategi belajar adalah operator-
kegiatan pembelajaran diharapkan hasil
operator kognitif yang meliputi proses-
belajar peserta didik akan mengalami
proses yang secara langsung terlibat
peningkatan.
dalam menyelesaikan tugas (belajar).
Untuk
Strategi
tinggi
mengatasai
dalam
rendahnya
SQ4R
aktfitas dan hasil belajar kimia di SMA
pembelajaran
Negeri 1 Cepiring perlu adanya solusi
dengan enam langkah belajar yang
tindakan yaitu dengan menerapkan
efektif (Susilo, 2006:157-158), yaitu
strategi
sebagai berikut: 1). Survey (Meninjau)
pembelajaran kimia, karena strategi ini
2). Question (Mengajukan Pertanyaan),
dianggap efektif langkah-langkahnya
3). Reading (Membaca), 4). Recite
yaitu
(Mengingat
konsep yang dipelajari.
merupakan
pembelajaran
yang
kembali
strategi
sambil
menyebutkan
kembali); 5) Record (Mencatat) dan 6)
pembelajaran
dengan
SQ4R
mengulang
pada
kembali
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
c. Sekolah, dapat meningkatkan
Rumusan Masalah Berdasarkan masalah,
latar
rumusan
belakang
masalah
prestasi sekolah, nilai akreditasi
dalam
sekolah
dan
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
pencapaian
Apakah dengan menerapkan strategi
Nasional.
pembelajaran
SQ4R
meningkatkan nilai
Ujian
dapat
d. Perpustakaan, untuk menambah
meningkatkan aktivitas belajar larutan
jumlah laporan hasil penelitian,
penyangga bagi peserta didik kelas XI
sebagai bahan referensi bagi
IPA-1
Cepiring
peneliti lain untuk melakukan
Pelajaran
penelitan berikutnya.
SMA
Semester
Negeri
2
1
Tahun
2015/2016?
2)
Apakah
menerapkan
strategi
dengan
pembelajaran
METODE PENELITIAN
SQ4R dapat meningkatkan hasil belajar
Waktu Penelitian Tabel 2 Alokasi Waktu Penelitian
larutan penyangga bagi peserta didik kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Cepiring Semester
2
Tahun
Pelajaran
2015/2016?. Adapun manfaat yang
N o
1
akan diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat
2
teoretis,
memberikan terhadap
untuk
sumbangan
pikiran
pengembangan
pengetahuan
terutama
3
ilmu
mengenai
4
5
peningkatkan
kualitas 6
pembelajaran. 2. Manfaat Praktis a. Bagi
Peserta
meningkatkan
Didik,
dapat
aktivitas
dan
hasil belajar larutan penyangga. b. Bagi Pendidik, melalui strategi SQ4R aktivitas
dapat dan
meningkatkan hasil
larutan penyangga.
belajar
Kegiat an Penyu sunan propos al penelit ian Penyu sunan instru men penelit ian dan perijin an Pengu mpula n data siklus 1 dan siklus 2
Waktu Januari 1
2
Februari
3
4
v
v
1
2
v
v
Analisi s data Pemb ahasa n/Disk usi Penyu sunan Lapor an
Maret
3
4
v
v
1
2
3
v
v
April 4
v
v
v
v
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Negeri
1
Cepiring
yang
beralamatkan di Jl. Sri Agung No. 57 Desa Cepiring Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal pada kelas XI IPA1.
5
1
2
v
v
v
3
4
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
serta
Subjek dan Objek Penelitian
menghargai
1. Subjek Penelitian
bagaimana
SMA Negeri 1 Cepiring Tahun yang
berjumlah 35 peserta didik, terdiri dari 7 peserta didik laki-laki dan 28 peserta didik perempuan.
belajar,
dalam
penelitian ini yang dimaksud dengan aktivitas belajar peserta didik adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran seperti: 1) Survey; 2) Question; 3) Reading; 4) Recite; 5) Record; 6) Review; dan 7) Menjawab pertanyaan. b. Hasil belajar, dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar adalah 1) Aspek kognitif dapat dilihat
dari
hasil
evaluasi
belajar; 2) Aspek afektif dapat diamati dari bagaimana peserta didik bekerja sama, kedisiplinan dalam
mengikuti
kegiatan
pembelajaran, kepercayaan diri dalam
peserta
didik
mengajukan
pertanyaan,
menjawab
pertanyaan,
mengkomunikasikan
serta
mencatat/menyimpulkan
hasil
pemebelajaran
2. Objek Penelitian a. Aktivitas
orang
didapatkan dengan mengamati
pada peserta didik kelas XI IPA-1
2015/2016,
pendapat
dalam
lain; dan 3) Aspek psikomotor
Penelitian ini dilaksanakan
Pelajaran
kemampuan
menyampaikan
pendapatnya, kejujuran dalam menyampaikan data dan fakta,
Sumber Data Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini
data primer
diperoleh dari peserta didik kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Cepiring TP. 2015/2016
dengan
segala
macam
bentuk kegiatan yang dilaksanakan di kelas.
Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Data ini berupa dokumendokumen dan olah data yang diperoleh dari Tata Usaha SMA Negeri 1 Cepiring Kabupaten Kendal. Selain itu juga data dari guru lain atau teman kolabolator dalam penelitian.
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik dan alat pengumpulan
penelitian serta disahkan oleh kepala sekolah
selaku
penanggung
jawab
data yang untuk mendapatkan data
pelaksanaan kegiatan pemelajaran di
informasi tentang aktivitas dan hasil
sekolah.
belajar
Teknik Analisis Data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Teknik
dokumentasi,
berupa
dokumen
buku
Analisis data dalam penelitian
alatnya
ini menggunakan penelitian komparatif
catatan
adalah
penelitian
yang
personal peserta didik. Digunakan
membandingkan.
untuk mengambil data pada kondisi
komparatif adalah jenis penelitian yang
awal.
digunakan
2. Teknik
observasi/pengamatan,
Jadi
bersifat
untuk
suatu variabel tertentu.
Digunakan untuk mengambil data
Indikator Kinerja
dan
afektif
pada
pelaksanaan
tindakan.
membandingkan
antara dua kelompok atau lebih dari
alatnya berupa lembar observasi.
aktivitas, hasil belajar psikomotorik
penelitian
Setelah dilakukan penelitian target yang ingin dicapai/diharapkan adalah sebagai berikut:
3. Teknik tes tertulis, alatnya berupa
1. Aktivitas
belajar
mengalami
butir soal tes tertulis. Digunakan
kenaikan lebih dari 50% setelah
untuk mengambil data hasil belajar
kegiatan
aspek kognitif pada setiap akhir
menggunakan strategi SQ4R.
tindakan. 4. Teknik
pembelajaran
2. Prosentase hasil belajar peserta angket,
alatnya
berupa
didik yang mencapai KKM lebih
lembar angket. Digunakan untuk
dari atau sama dengan 85% setelah
mengetahui tanggapan peserta didik
kegiatan
setelah dilakukan tindakan.
menggunakan strategi SQ4R.
Validasi Data
pembelajaran
Prosedur Tindakan
Dalam penelitian ini validasi
Dalam penelitian ini peneliti
data menggunakan teknik triangulasi,
menggunakan
validasi data dalam penelitian ini
tindakan kelas dengan menggunakan
dengan cara melibatkan observer teman
dua siklus. Langkah-langkah dalam
sejawat
dengan
setiap siklus terdiri atas: 1) Planing
pelaksanaan
yaitu membuat perencanaan tindakan;
kolaborator
atau
disebut dalam
metode
penelitian
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
2) Acting yaitu melakukan tindakan
mengoptimalkan
sesuai perencanaan; 3) Observasing
penelitian.
yaitu mengamati terhadap tindakan yang
dilakukan;
2. Pelaksanaan Siklus 2
Reflecting
a. Perencanaan, Pada tahap ini
(mengingat kembali pengalaman yang
guru memperbaiki RPP dengan
telah
memperhatikan
dilalui,
4)
tujuan
memikir-mikir
mempertimbangkan
serta
dan
membuat
pada
siklus
hasil 1,
refleksi
guru
juga
sesuatu penilaian).
menyiapkan lembar observasi,
1. Pelaksanaan Siklus I
kisi-kisi dan soal tes.
a. Perencanaan, pada tahap ini guru
membuat
RPP
b. Pelaksanaan
Tindakan,
dan
meliputi 1) Kegiatan Awal; 2)
menyiapkan lembar observasi,
Kegiatan Inti; dan 3) Kegiatan
kisi-kisi dan soal tes.
akhir Tindakan,
c. Observasi, observasi dilakukan
meliputi 1) Kegiatan Awal; 2)
bersamaan pelaksanaan tindakan
Kegiatan Inti; dan 3) Kegiatan
terhadap kegiatan peserta didik
akhir
dalam
b. Pelaksanaan
c. Observasi, observasi dilakukan bersamaan pelaksanaan tindakan
mengikuti
kegiatan
pembelajaran. d. Refleksi,
membandingkan
terhadap kegiatan peserta didik
aktivitas dan hasil belajar yang
dalam
diperoleh peserta didik dengan
mengikuti
kegiatan
pembelajaran. d. Refleksi,
aktivitas dan hasil belajar pada membandingkan
kondisi siklus 1, serta analisis
aktivitas dan hasil belajar yang
kejadian-kejadian
diperoleh peserta didik dengan
pelaksanaan tindakan. Peneliti
aktivitas dan hasil belajar pada
berdiskusi dengan kolaborator
kondisi
analisis
mencari
selama
kekurangan
serta hambatan-
pelaksanaan tindakan. Peneliti
hambatan
untuk
berdiskusi dengan kolaborator
mengoptimalkan
mencari
penelitian.
awal,
serta
kejadian-kejadian
kelemahan
dan
kekurangan
serta hambatan-
hambatan
untuk
lebih
kelemahan
selama
dan
lebih tujuan
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
akan digunakan oleh pendidik untuk
Kerangka Berpikir
memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber
belajar,
karakteristik
kebutuhan
peserta
didik
dan yang
dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Selanjutnya
Pressley (dalam Trianto, 2007:144)
Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah,
mengatakan, bahwa strategi belajar
tujuan serta kerangka berpikir diatas,
adalah operator-operator kognitif yang
hipotesis tindakan dari penelitian ini
meliputi proses-proses yang secara
adalah sebagai berikut:
langsung terlibat dalam menyelesaikan
1. Dengan
menerapkan
strategi
tugas (belajar).
pembelajaran
SQ4R
dapat
meningkatkan
aktivitas
belajar
pengertian strategi pembelajaran di
larutan penyangga bagi peserta
atas, dapat disimpulkan bahwa strategi
didik kelas XI IPA-1 SMA Negeri
pembelajaran
1 Cepiring Semester 2 Tahun
yang akan dipilih dan digunakan oleh
Pelajaran 2015/2016.
seorang pendidik untuk menyampaikan
2. Dengan
menerapkan
Memperhatikan
beberapa
merupakan
cara-cara
strategi
materi pembelajaran sehingga akan
dapat
memudahkan peserta didik menerima
meningkatkan hasil belajar larutan
dan memahami materi pembelajaran,
penyangga bagi peserta didik kelas
yang
XI IPA-1 SMA Negeri 1 Cepiring
pembelajaran dapat
Semester
optimal.
pembelajaran
2
SQ4R
Tahun
Pelajaran
2015/2016. 3.
pada
akhirnya dicapai
tujuan secara
Strategi SQ4R Strategi
SQ4R
(Survey,
PEMBAHASAN
Question, Read, Recite, Record dan
Pengertian Strategi Pembelajaran
Review) yang dicetuskan oleh Francis
Menurut Uno (2008:3), strategi
Robinson tahun 1941, yang membuat
pembelajaran adalah cara-cara yang
perubahan besar dalam perkembangan
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
metodologi belajar (Nur, 2000:25).
atas, dapat dilihat bahwa strategi
Strategi
SQ4R
belajar ini dapat membantu lebih
pembelajaran
memuaskan karena dengan teknik ini
dengan enam langkah belajar yang
dapat mendorong seseorang untuk lebih
efektif (Susilo, 2006:157-158), yaitu
memahami apa yang dibacanya, terarah
sebagai berikut :
pada
a) Survey (Meninjau), usaha untuk
kandungan pokok yang tersirat dan
mengetahui garis besar isi materi.
tersurat dalam suatu buku atau teks
pembelajaran
merupakan
strategi
b) Question
(Mengajukan
Pertanyaan), pertanyaan
mengajukan bertujuan
(Membaca),
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh
membaca
untuk
behavior
atas
kelakuan
melalui
pengalaman. (learning is defened as the modification
jawaban
kandungan-
Hakikat Belajar
dengan cermat bahan pelajaran mencari
atau
untuk memahami materi pembelajaran.
untuk
menimbulkan rasa ingin tahu. c) Reading
intisari
or
strengtrening
through
of
experiencing)
pertanyaan-pertanyaan yang sudah
Menurut pengertian ini, belajar adalah
diajukan.
merupakan suatu proses, satu kegiatan
d) Recite
(Mengingat
sambil
dan bukan suatu hasil atau tujuan.
menyebutkan
kembali),
rahasia
Belajar bukan hanya mengingat, akan
yang
perlu
diketahui
dalam
tetapi lebih luas daripada itu yakni
menyebutkan
kembali
ialah
sebutkan
dengan
menggunakan
kata-kata sendiri.
hendaknya
singkat
tapi
mencakup hal-hal yang penting. f) Review
(Mengulang
mengulang
Belajar penting
e) Record (Mencatat), catatan yang dibuat
mengalami (Susilo, 2006:23).
kembali
kembali),
bagi
merupakan perubahan
proses perilaku
manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan (Anni, 2007:2). Menurut Gagne dan Berliner dalam Anni (2007:2) bahwa belajar
berarti
merupakan
proses
mengungkapkan kembali apa yang
organisme
mengubah
telah kita pelajari tanpa melihat
karena
catatan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas,
Dari langkah-langkah strategi belajar SQ4R yang telah diuraikan di
dapat adalah
hasil
dari
disimpulkan proses
dimana
suatu
perilakunya pengalaman.
bahwa
perubahan
belajar perilaku
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
seseorang
yang
berupa
sikap,
menyampaikan
kembali
melalui
pengetahuan dan ketrampilan melalui
presentasi); 5) Record (mencatat hasil
pengalaman
kegiatan pembelajaran); 6) Review
terhadap
suatu
objek
dalam lingkungannya.
(mengulang kembali dengan latihan
Aktivitas Belajar
soal); dan 7) Menjawab pertanyaan.
Menurut
Depdiknas
Hasil Belajar
dinyatakan bahwa aktivitas berarti
Hasil
belajar
adalah
kegiatan atau kerja atau salah satu
kemampuan-kemampuan yang dimiliki
kegiatan
dilaksanakan
peserta didik setelah ia menerima
dalam tiap bagian di dalam perusahaan.
pengalaman belajar. Menurut Bloom
Menurut Mulyono (dalam Chaniago
dalam Suprijono (2009:6) hasil belajar
2010:1) aktivitas artinya kegiatan atau
mencakup kemampuan afektif, kognitif
keaktifan. Jadi segala sesuatu yang
dan psikomotorik. Kingsley dalam
dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang
Sudjana
terjadi baik fisik maupun non-fisik,
macam hasil belajar yaitu sebagai
merupakan suatu aktivitas. Aktivitas
berikut, 1) ketrampilan dan kebiasaan,
peserta didik selama proses belajar
2) pengetahuan dan ketrampilan, 3)
mengajar
satu
sikap dan cita, yang masing-masing
indikator adanya keinginan peserta
golongan dapat diisi dengan bahan
didik untuk belajar.
yang ada pada kurikulum sekolah.
kerja
yang
merupakan
Berdasarkan
salah
membagi
tiga
di
Dari beberapa pendapat di
atas, maka dalam penelitian ini yang
atas dapat disimpulkan bahwa hasil
dimaksud
belajar
dengan
pengertian
(2001:22)
aktivitas
belajar
adalah
kompetensi
yang
peserta didik adalah semua kegiatan
dimiliki peserta didik setelah mengikuti
yang dilakukan oleh peserta didik
proses pembelajaran yang mencakup
selama mengikuti proses pembelajaran
aspek
seperti: 1) Survey (melihat materi
psikomotorik. Aspek kognitif dapat
secara sekilas); 2) Question (membuat
dilihat dari hasil evaluasi belajar.
pertanyaan atas materi yang harus
Aspek
dikuasai);
(membaca
bagaimana peserta didik bekerja sama,
mencari
kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan
jawaban atas pertanyaan yang dibuat);
pembelajaran, kepercayaan diri dalam
4)
menyampaikan pendapatnya, kejujuran
dengan
3)
Reading
seksama
Recite
untuk
(mengingat
dan
kognitif,
afektif
dapat
afektif,
diamati
dan
dari
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
Tabel 3 Rekapitulasi Rata-rata skor Aktivitas Belajar Peserta Didik pada Kondisi Awal
dalam menyampaikan data dan fakta, serta kemampuan dalam menghargai pendapat orang lain. Sedangkan aspek
mengamati bagaimana peserta didik mengajukan
pertanyaan,
Aktivitas Peserta Didik
dengan
menjawab
N o
Uraian
Question (Bertanya) Read (Membaca) Recite (Mengingat) Record (Mencatat) Review (Mengulang) Menjawab Pertanyaan
didapatkan
Survey (Meninjau)
psikomotor
1
Rata-rata skor Aktivitas
0.8 6
1.1 1
pertanyaan, mengkomunikasikan serta mencatat/menyimpulkan
hasil
pembelajaran. Deskripsi Kondisi Awal
menerapkan
aktifitas
SQ4R,
peserta
strategi
aspek kognitif pada kondisi awal
ternyata
dapat dilihat dalam tabel 4 berikut.
dalam
Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Belajar Aspek Kognitif pada Kondisi Awal
didik
rendah, peserta didik cenderung yaitu
sebagai
obyek
pembelajaran
yang
menerima
menerima
dan
sifatnya lagi.
Sehingga peserta didik akan merasa jenuh
karena
pembelajaran
1.5 4
1.0 0
Hasil belajar peserta didik
kegiatan pembelajaran kimia masih
pasif
1. 74
a. Aspek Kognitif
Pada kondisi awal peneliti
pembelajaran
0.5 4
2. Hasil Belajar
1. Aktivitas Belajar
belum
0. 74
merasa dirasakan
kegiatan
No
Uraian
Keterangan
1 2 3 4
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Rentang Nilai
15 100 57.86 85
5 6
Tuntas Belum Tuntas
25.71% 74.29%
/ 9 peserta didik / 26 peserta didik
kurang
Jumlah peserta didik yang
menarik bagi mereka, sehingga
mencapai batas ketuntasan (batas
tampak ada beberapa peserta didik
tuntas mata pelajaran kimia kelas
yang tidak melakukan aktivitas
XI
yang seharusnya.
2015/2016
IPA
Tahun sebesar
Pelajaran 75,
masih
sangat sedikit yaitu baru 9 peserta didik.. b. Aspek Afektif Frekuensi
perolehan
nilai
afektif pada kondisi awal dalam
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
bentuk predikat dapat dilihat dalam
Dari tabel di atas terlihat
diagram di bawah ini.
perolehan
Frekuensi Perolehan Nilai Afektif Peserta Didik pada Kondisi Awal
rata-rata
hasil
belajar peserta didik aspek psikomotorik masih dibawah
30
2,00. Ini berarti kemampuan
25 25
peserta didik secara rata-rata 20
pada
15
masing-masing
aspek
masih belum baik. 10
10
Deskripsi Siklus 1 Perencanaan
5
Tindakan,
Peneliti
menyiapkan skenario pembelajan dan 0 SB
B
Gambar 2 Diagram Frekuensi Perolehan Nilai Afektif Peserta Didik pada Kondisi Awal
perlengkapannya observasi, lembar
yang
mendapatkan
nilai
sikap
dengan predikat B (Baik) dan 25 peserta
didik
yang
sudah
mendapatkan predikat SB (Sangat
a. Kegiatan Awal Pada
salam
dengan pembuka,
mengecek kehadiran peserta didik serta memberikan form daftar hadir untuk ditandatangani oleh peserta Selanjutnya
menjelaskan
prasyarat
motivasi.
Menjawab Pertanyaan
Mengkomuni kasikan
Mencatat
Kegiatan berikutnya guru
Mengajukan Pertanyaan
Ratarata
mengucap
guru
pengetahuan, dilanjutkan memberi
Aspek yang dinilai
1
ini
pertemuan
menanyakan
Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Belajar Aspek Psikomotorik pada Kondisi Awal
Uraian
membuka
kegiatan
tujuan pembelajaran, Serta guru
c. Aspek Psikomotorik
No
kerja siswa, dan
Pelaksanaan Tindakan
didik.
Baik).
lembar
rubrik penilaian.
Dari grafik di atas, tampak dari 35 peserta didik ada 10 peserta didik
meliputi
Jumlah
1.94
1.89
1.34
1.69
6.86
memberi penjelasan pada peserta didik
mengenai
strategi
pembelajaran yang akan digunakan dan menjelaskan pada peserta didik
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
Tabel 6 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Peserta Didik pada Siklus 1
tetang aspek yang dinilai. Langkah terakhir pada kegiatan awal adalah membagi peserta didik menjadi
kesempatan pada tiap kelompok
Rata-rata 1 skor Aktivitas
untuk untuk melakukan survey, menyusun
daftar
(question)
berkelompok,
dengan
(read),
peserta
didik
aktivitas
(recite)
2.14
1.63
1.43
Tabel 7 Rekapitulasi Hasil Belajar Aspek Kognitif pada Siklus 1
yaitu
hasil
No
kerja
c. Kegiatan Penutup Guru
memberikan
penguatan/penjelasan, didik
2 3 4
Uraian Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Rentang Nilai
5 6
Tuntas Belum Tuntas
1
kelompok mereka.
peserta
1.11
1) Aspek Kognitif
memaparkan/
mempresentasikan
dengan
1. 34
b. Hasil Belajar
membaca dengan seksama mencari jawaban
1.20
pertanyaan
secara
dilanjutkan
1. 29
Menjawab Pertanyaan
memberikan
Review (Mengulang)
Guru
Uraian
Record (Mencatat)
N o
b. Kegiatan Inti
Survey (Meninjau) Question (Bertanya) Read (Membaca)
tujuh kelompok.
Recite (Mengingat)
Aktivitas Peserta Didik
dilanjutkan
Keterangan 55 100 74.43 45 52.94% / 18 Peserta Didik 47.06% / 16 Peserta Didik
mencatat 2) Aspek Afektif
(record), kemudian para peserta
Frekuensi
didik mengulang kembali (Review)
perolehan
materi dengan latihan soal yang
nilai afektif pada siklus 1 dalam
sudah dipersiapkan oleh guru.
bentuk predikat dapat dilihat dalam diagram di bawah ini.
Hasil Pengamatan
Frekuensi Perolehan Nilai Afektif Peserta Didik pada Siklus 1
a. Aktivitas Belajar 40
31
30 20 10
4
0 SB
B
Gambar 3
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
Diagram Frekuensi Perolehan Nilai Afektif Peserta Didik pada Siklus 1
Mengingat pada siklus I belum memenuhi
indikator
kinerja
yang
ditetapkan maka penelitian dilanjutkan 3) Aspek Psikomotorik
ke
Rekapitulasi belajar
peserta
hasil
didik
dengan
melakukan
kegiatan
survey
psikomotorik pada siklus 1
peserta didik sudah punya bekal/bahan
dapat dilihat dalam tabel 8
diskusi
berikut.
kelompok. Serta mengatur regulasi
Mencatat
Menjawab Pertanyaan
Mengajukan Pertanyaan 2.23
1.69
1.89
2.17
untuk
masuk
kedalam
dalam kegiatan recite (presentasi). Deskripsi Siklus 2 Perencanaan
Mengkomuni kasikan
1
Ratarata
dengan
dilakukan secara personal diharapkan
Aspek yang dinilai Uraian
perbaikan
II
aspek
Tabel 8 Rekapitulasi Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Pada Siklus 1
No
siklus
Jumlah
Tindakan,
menyiapkan skenario pembelajan yang sudah
mengalami
perlengkapannya 7.97
Peneliti
perbaikan meliputi
observasi, lembar
dan
lembar
kerja siswa, dan
rubrik penilaian.
Refleksi Mengingat pembelajaran
selama
masih
ada
proses beberepa
Pelaksanaan Tindakan a. Kegiatan Awal Pada
kelemahan diantaranya aktivitas survey
kegiatan
ini
rendah
membuka
dikarenakan dalam aktivitas survey
mengucap
sudah
kelompok,
mengecek kehadiran peserta didik
sehingga masih ada beberapa peserta
serta memberikan form daftar hadir
didik yang motivasinya rendah tidak
untuk ditandatangani oleh peserta
melakukan kegiatan itu. Serta untuk
didik.
aktivitas
tujuan pembelajaran. Serta guru
(meninjau
materi)
dalam
masih
bentuk
recite
(menyampaikan
pertemuan
guru
salam
Selanjutnya
dengan pembuka,
menjelaskan
kembali materi melalui presentasi)
menanyakan
masih
pengetahuan, dilanjutkan memberi
rendah
dikarenakan
dalam
penyajian presentasi masih didominasi peserta didik yang secara mental lebih berani.
prasyarat
motivasi. Kegiatan berikutnya guru memberitahukan
strategi
pembelajaran yang akan digunakan
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
yaitu tetap menggunakan strategi
pertanyaan) dan 1 pertanyaan tidak
SQ4R dan aspek yang dinilai. Serta
wajib (ini boleh dari kelompok
memberitahukan pada peserta didik
mana saja).
unutuk kegiatan pembelajaran kali
c. Kegiatan Penutup
ini tetap menggunakan kelompok pada
kegiatan
Setelah kegiatan presentasi
pembelajaran
selesai
sebelumnya.
guru
memberikan
penguatan/penjelasan, dengan
b. Kegiatan Inti Guru
peserta
didik
dilanjutkan mencatat
memberikan
(record) , kemudian para peserta
kesempatan pada peserta didik
didik mengulang kembali (review)
untuk untuk melakukan survey dan
materi dengan latihan soal yang
menyusun
daftar
sudah dipersiapkan oleh guru. Pada
(question)
secara
personal,
akhir
dilanjutkan
dengan
aktivitas
mengerjakan tes untuk mengukur
membaca dengan seksama mencari
hasil belajar aspek kognitif peserta
jawaban (read) atas pertanyaan
didik.
pertanyaan
kegiatan
peserta
yang telah mereka buat sesecara
Hasil Pengamatan
berkelompok.
a. Aktivitas Belajar
Kegiatan (recite)
yaitu
memaparkan/
Tabel 9 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Peserta Didik pada Siklus 2
selanjutnya peserta
didik
mempresentasikan Aktivitas Peserta Didik
kegiatan
terlibat
dalam
penyajian/menjawab
Menjawab Pertanyaan
harus
Review (Mengulang
kegiatan presentasi semua anggota
Record (Mencatat)
1
Ratarata skor Aktivit as
dalam proses presentasi. Dalam
Recite (Mengingat)
Uraian
Read (Membaca)
kesempatan maka dibuat aturan
N o
Question (Bertanya)
pemerataan aktivitas, perhatian dan
Survey (Meninjau)
hasil kerja kelompok mereka, untuk
penyaji
2.0 3
1.4 3
1.7 7
1.6 3
2.1 7
1.7 1
1.8 0
pertanyaan, untuk bertanya dibatasi 2 pertanyaan wajib (yaitu jika kelompok 1 sebagai penyaji maka yang
wajib
didik
bertanya
adalah
kelompok 2 dan 3 masing-masing 1
b. Hasil Belajar 1) Aspek Kognitif
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
Tabel 10 Rekapitulasi Hasil Belajar Aspek Kognitif pada Siklus 2 No
Uraian
1
Nilai Terendah
60
2 3 4
Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Rentang Nilai
100 80.00 40
5
Tuntas
6
Tabel 11 Rekapitulasi Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Pada Siklus 2
Keterangan
Belum Tuntas
14.29%
Ratarata
Mencatat
1
Mengkomuni kasikan
Uraian
Menjawab Pertanyaan
/ 30 Peserta Didik / 5 Peserta Didik
85.71%
No
Mengajukan Pertanyaan
Aspek yang dinilai Jumlah
2.29
2.23
1.83
2.17
8.51
Dari tabel di atas terlihat perolehan
2) Aspek Afektif
hasil
belajar
peserta didik aspek psikomotorik
Frekuensi Perolehan Nilai Afektif Peserta Didik pada Siklus 2 40
rata-rata
33
untuk aspek mengajukan, menjawab pertanyaan dan mencatat sudah di atas 2,00. Ini berarti kemampuan peserta didik secara rata-rata pada masing-
30
masing
20 10
sedangkan
2
0 SB
aspek
itu untuk
mengkomunikasikan
B
sudah
belum
baik, aspek begitu
baik. Gambar 4 Diagram Frekuensi Perolehan Nilai Afektif Peserta Didik pada Siklus 2
Refleksi Setelah akhir siklus 2 tindakan menggunakan strategi SQ4R, meskipun
3) Aspek Psikomotorik hasil
masih ada bebarapa kegiatan yang
belajar peserta didik aspek
masih memerlukan perbaikan karena
psikomotorik pada siklus 2
proses
dapat dilihat dalam tabel 11
memenuhi indikator kinerja maka tidak
berikut.
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Rekapitulasi
pembalajarannya
telah
Pembahasan/Diskusi 1. Kegiatan Pembelajaran Pada kondisi awal peneliti belum
menerapkan
pembelajaran
SQ4R,
strategi ternyata
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
peserta
didik
dalam
kegiatan meninjau materi (Survey)
kegiatan pembelajaran kimia masih
dan
rendah,
yaitu
(Question) tidak dilakukan secara
sebagai obyek pembelajaran yang
berkelompok melainkan dilakukan
sifatnya menerima dan menerima
secara personal.
lagi. Sehingga peserta didik merasa
2. Hasil observasi a. Aktivitas Belajar
kurang
Rekapitulasi
menarik bagi mereka.
SQ4R
aktivitas belajar peserta didik strategi
dapat dilihat pada tabel 12 Tabel 12 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Peserta Didik pada Kondisi Awal, Siklus 1 dan siklus 2
mulai
diterapkan pada siklus 1. Pada siklus 1 ini peserta didik melakukan kegiatan
berkelompok
meninjau
materi
untuk
Aktivitas Peserta Didik
(Survey),
mengajukan pertanyaan (Question),
N o
Uraian
peserta didik diberi kesempatan untuk membaca (Reading) materi yang sedang dipelajari supaya dapat menjawab
1
pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan, mengingat (Recite) sambil
menyebutkan
presentasi,
dilanjutkan
mencatat
(Record)
melalui dengan hasil
pembelajaran dan langkah terakhir adalah
para
mengulang
peserta
kembali
2
didik (Review)
materi dengan latihan soal/tugas. Sedangkan pada siklus 2 strategi pembelajaran masih tetap menggunakan strategi pembelajaran SQ4R. Namun pada siklus 2 ini ada perubahan tindakan yaitu untuk
3
Ratarata Aktivita s pada Kondisi Awal Ratarata aktivitas pada Siklus 1 Ratarata Aktivita s pada Siklus 2
Menjawab Pertanyaan
pembelajaran
observasi
Review (Mengulang)
Penerapan
hasil
Record (Mencatat)
dirasakan
kegiatan
pertanyaan
Recite (Mengingat)
pembelajaran
merasa
0.86
1. 11
0. 74
0.54
1.74
1.54
1.00
1. 0 8
1.29
1. 20
1. 34
1.11
2.14
1.63
1.43
1. 4 5
2.03
1. 43
1. 77
1.63
2.17
1.71
1.80
1. 7 9
Question (Bertanya) Read (Membaca)
karena
pasif
Survey (Meninjau)
jenuh
cenderung
mengajukan
Rata-rata
aktifitas
Dari tabel di atas, rata-rata nilai aktivitas peserta didik dari kondisi awal hingga pelaksanaan siklus kenaikan kegiatan
2
selalu
mengalami
selama
mengikuti
pembelajaran.
Secara
kualitas rata-rata nilai aktivitas
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
Tabel 13 Rekapitulasi Hasil Belajar Aspek Kognitif pada Siklus 1 dan siklus 2
peserta didik mengalami kenaikan dari kondisi awal sebesar 1,08 menjadi
1,45,
hal
ini
berarti
sebelum menggunakan dan setelah
No
strategi
1
pembelajaran SQ4R pada siklus 1
2
terjadi
3
menggunakan
kenaikan
sebesar
0,37
(34,47%). Pada siklus 1 dan siklus 2 juga mengalami kenaikan nilai rata-rata aktivitas dari siklus 1
4
Uraian Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Ratarata Rentang Nilai
Kondisi Awal
Siklus 1
15
55
60
100
100
100
57.86
74.43
80.00
85
45
5
Tuntas
25.71%
/ 9 org
52.94%
6
Belum Tuntas
74.29%
/ 26 org
47.06%
sebesar 1,45 menjadi 1,79, hal ini berarti
nilai
rata-rata
aktivitas
belajar pada siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan sebesar 0,34 (31,82%).
menggunakan pembelajaran
strategi SQ4R
secara
kualitas terjadi peningkatan nilai rata-rata aktivitas peserta didik dari 1,08
menjadi
1,79
terjadi
peningkatan nilai rata-rata aktivitas belajar sebesar 0,71 (66,29%).
Rekapitulasi didik
hasil aspek
kognitif dapat dilihat pada tabel 13 di bawah ini.
dari
1
yang
berarti
terjadi
peningkatan 40 angka, dan dari 55 pada siklus 1 menjadi 60 pada siklus 2 yang berarti meningkat 5. Nilai tertinggi tidak terjadi peningkatan, sedangkan nilai rata-rata 57,86 pada kondisi awal menjadi 74,43 pada siklus
1
yang
berarti
terjadi dan nilai
rata-rata menjadi 80,00 pada siklus 2
a. Hasil Belajar Aspek Kognitif
peserta
terendah
peningkatan 16,57 point
1) Hasil Belajar
belajar
nilai
kondisi awal 15 menjadi 55 pada siklus
Jadi sebelum dan setelah
40 / 18 org / 16 org
Dari tabel 4.11 terlihat terjadi peningkatan
yang berarti terjadi peningkatan 22,14 point. Jadi
sebelum
dan
Siklus 2
setelah
menggunakan strategi pembelajaran SQ4R terjadi peningkatan nilai ratarata hasil belajar aspek kognitif peserta didik dari 57,86 menjadi 80,00. Berarti terjadi peningkatan
85.71% 14.29%
/ 30 org / 5 org
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
nilai rata-rata hasil belajar aspek
Baik (SB) dari 25 menjadi 33 peserta
koqnitif
didik.
sebesar
22,14
point
(38,27%).
Rekapitulasi
hasil
belajar
c.
Frekuensi Perolehan Nilai Afektif Peserta Didik pada Kondisi Awal, Siklus 1, dan siklus 2
Hasil
Rekapitulasi
Kondisi Awal
Uraian
0 SB
B
Gambar 5 Diagram Frekuensi Perolehan Nilai Afektif Peserta Didikpada Kondisi Awal, Siklus 1, dan siklus 2
Dari gambar 4.19 terlihat terjadi
1
2
peningkatan perolehan nilai afektif dari kondisi awal jumlah peserta didik dengan kriteria Sangat Baik (SB) 25 menjadi 31 pada siklus 1 yang berarti terjadi peningkatan 6 peserta didik, dan dari 31 pada siklus 1 menjadi 33 pada siklus 2 yang berarti meningkat 2 peserta didik. Jadi menggunakan
3
Ratarata pada Kondisi Awal Ratarata pada siklus 1 Ratarata pada siklus 2
Mencatat
No
2
Mengkomuni kasikan
Siklus 2
Menjawab Pertanyaan
4
5
Aspek yang dinilai
Siklus 1 Mengajukan Pertanyaan
10
belajar
Tabel 14 Rekapitulasi Hasil Belajar Aspek Psikomotorik pada Kondisi Awal, Siklus 1, dan siklus 2
25
10
hasil
dilihat pada tabel 14 di bawah ini.
25 15
Aspek
peserta didik aspek psikomotorik dapat
33
20
Belajar
Psikomotorik
dilihat pada gambar 5 di bawah ini.
30
peningkatan
peserta didik (32,00%).
peserta didik aspek afektif dapat
31
terjadi
perolehan nilai afektif sebanyak 8
b. Hasil Belajar Aspek Afektif
35
Berarti
Ratarata
1.94
1.89
1.34
1.69
1,71
2.23
2.17
1.69
1.89
1,99
2.29
2.23
1.83
2.17
2,13
Dari tabel 14 terlihat terjadi peningkatan
nilai
rata-rata
aspek
psikomotorik dari kondisi awal 1,71 menjadi 1,99 pada siklus 1 yang berarti terjadi peningkatan 0,28 point,
sebelum strategi
dan
setelah
pembelajaran
SQ4R terjadi peningkatan perolehan nilai afektif dengan kriteria Sangat
dan dari 1,99 pada siklus 1 menjadi 2,13 pada siklus 2 yang berarti meningkat 0,14 point.
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
Jadi
sebelum
dan
setelah
Djamarah (2002:13) belajar sebagai
menggunakan strategi pembelajaran
usaha aktifitas yang ditunjukan oleh
SQ4R terjadi peningkatan nilai rata-
perubahan tingkah laku sebagai hasil
rata hasil belajar aspek psikomotorik
dari pengalaman.
peserta didik dari 1,71 menjadi 2,13. Berarti terjadi peningkatan nilai rata-
PENUTUP
rata hasil belajar aspek psikomotorik
Simpulan
sebesar 0,42 point (24,56%).
Berdasarkan uraian seperti tersebut
Dengan menerapkan strategi pembelajaran
SQ4R
dapat
di atas maka dapat disimpulkan bahwa: 1)
Melalui
penerapan
strategi
meningkatkan hasil belajar peserta
pembelajaran
didik. Hasil belajar peserta didik
meningkatkan aktivitas belajar larutan
mengalami
penyangga bagi peserta didik kelas XI
peningkatan
karena
peserta didik terlibat aktif dalam
IPA-1
kegiatan
Semester
pembelajaran
melalui
strategi
pembelajaran
yang
digunakan.
Peningkatan
aktivitas
tersebut
berdampak
pada
proses
SQ4R
SMA 2
Negeri
dapat
1
Tahun
Cepiring Pelajaran
2015/2016, dari kondisi awal nilai ratarata
aktivitas
menjadi
1,79
peserta pada
didik
1,08
kondisi
akhir
pembelajaran yang lebih menarik dan
sehingga terjadi peningkatan sebesar
menyenangkan
0,71 (66,29%). 2) Melalui penerapan
akibatnya
suasana
pembelajaran menjadi kondusif, siswa
strategi
dapat
berbuat
meningkatkan hasil belajar larutan
(bekerja) tidak pasif, serta belajar
penyangga bagi peserta didik kelas XI
lebih bermakna.
IPA-1
belajar
dengan
Hal ini selaras dengan pendapat
pembelajaran
SMA
Semester
2
SQ4R
Negeri Tahun
1
dapat
Cepiring Pelajaran
Slameto (2003:2) bahwa belajar ialah
2015/2016, dari kondisi awal nilai rata-
suatu usaha yang dilakukan seseorang
rata hasil belajar aspek kognitif peserta
untuk memperoleh suatu perubahan
didik 57,86 menjadi 80,00 pada kondisi
tingkah
secara
akhir sehingga terjadi peningkatan
sebagai
hasil
sebesar 22,14 point (38,27%), dan
sendiri
dalam
terjadi peningkatan jumlah peserta
interaksi dengan lingkungannya, serta
didik yang memperoleh nilai afektif
senada pendapat Cronbach dalam
dengan kriteria Sangat Baik (SB) dari
laku
keseluruhan, pengalamannya
yang
baru
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
25 menjadi 33 peserta didik sehingga
kesempatan
terjadi peningkatan sebanyak 8 peserta
melakukan inovasi pembelajaran,
didik
melengkapi sarana pembelajaran
(32,00%),
serta
terjadi
para
peningkatan nilai rata-rata hasil belajar
variasi
aspek psikomotorik peserta didik dari
kesempatan
1,71 menjadi 2,13 sehingga terjadi
anggaran
untuk
peningkatan
penelitian
tindakan
sebesar
0,42
point
(24,56%).
belajar,
serta
untuk
dan
dukungan melakukan kelas
agar
prestasi sekolah meningkat. 4. Untuk perpustakaan supaya selalu
Rekomendasi Ada beberapa rekomendasi yang bisa disampaikan sehubungan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Kepada teman-teman
guru yang
mengalami
masalah
pembelajaran
larutan penyangga
dapat
sumber
guru
memanfaatkan
dalam
strategi
pembelajaran SQ4R sebagai upaya pemecahan masalahnya. 2. Bagi para peserta didik, untuk terbiasa
belajar
dengan
memanfaatkan secara optimal buku sumber belajar, agar kemampuan bernalar
dan
berfikir
meningkat,
serta
meningktkan mengingat melakukan
lebih dapat
pemahaman bahwa yang
dengan
berulang-ulang
maka kalian belajar melalui berbuat (learn to do) sehingga belajar lebih bermakna dan tidak mudah lupa. 3. Kepada Kepala Sekolah hendaknya selalu memberi motivasi
dan
menambah bahan bacaan terutama yang berkaitan dengan inovasi, media atau alat, strategi, maupun metode pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Agus, Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ahmad
Chaniago, Defri. 2010. Aktifitas Belajar. Diakses pada tanggal 20 Januari 2016. Jam 14.20 WIB
Anni, Catharina T. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES. Buchori dan Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka. Djamarah, dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamzah B. Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
Ibrahim, Rachmadiarti, Nur, dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University Press. Joko Susilo, M. 2006. Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar. Yogyakarta: Pinus Slameto. 2003. Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.