Efek preventif dan kuratif infusa daun asam
97
ABSTRACT The boiling of asam leaf (Tamarindus indica.L) used at population to long time, that be used for maintenance of stream-line and decrease obese. The first research founded diklorometana fraction that came from infus of asam leaf can decrease trigliserida in blood the experimental. animal. The investigation as a pupose to know preventive effect dan cure infusa of asam leaf for experimental animal that be gived high calori diet. The investigation used 32 male white rats. Galur Wistar of Rattus Novergisus is 1 – 1.5 month old, with weight as 100 g. Experimental animal was divided in to four groups, that each groups was gived followed: First group was gived standart diet and aquadest orally until 12 weeks, second groups was gived high calori and 1 ml aquadest until 8 weeks and be continued with standart diet and 1 ml aquadest until 4 weeks. The Third group was gived high calori diet and 1 ml infusa of asam leaf, the some as with 0.1575 g fresh leaf until 8 weeks. Fourth groups was gived high calori diet with 1 ml aquadest until 8 weeks, and be continued with standart diet and 1 ml infusa of asam leaf, the same as 0.1575 g fresh leaf until 4 weeks. Each experimental animal was placed to stable, 40 x 30 x 20 cm. The experimental animal was gived foods and water, ad libitum. The giving to aquadest orally and infusa was done at same time. The measurement of weigh of body experimental animal was done every 14 days. The data was analized with anova two way and be continued with t test. From result of research, We have been known that giving 1 ml infusa asam leaf, the same as with 0.1575 g fresh leaf can prevent and speed up weigh decreased experimental animal with be gived high calori. keywords; asam leaf, Trigliserida, high calori diet PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara berkembang terus memacu meningkatkan pendapatan per kapita. Seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita ini, masalah kurang gizi berangsur-angsur dapat dikurangi. Namun di lain pihak timbul permasalahan baru yang jauh lebih serius dan sulit diatasi yaitu obesitas dengan berbagai penyakit penyertanya seperti Diabates Mellitus, Hiperlipidemia, Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner dan penyakit Batu Empedu.(1) Pada orang yang obesitas angka kematian berkisar antara 2.5 – 11 kali di banding dengan orang dengan berat badan normal. Keadaan ini sangat memprihatinkan karena itu perlu segera diupayakan antisipasi. Berbagai cara untuk mengatasi obesitas ini telah
dilakukan, antara lain dengan olahraga (exercise), diet rendah kalori dan obatobatan.(2) Di tinjau dari segi biaya yang dikeluarkan, pengobatan obesitas dengan obat modern relatif cukup mahal, di samping itu juga menimbulkan toleransi dan efek samping yang cukup serius. Untuk itu perlu di cari obat alternatif yang cukup murah dan relatif aman.(3) Tanaman asam (Tamarindus indica.L) sudah alam digunakan masyarakat, terutama di pedesaan, sebagai obat tradisional. Salah satu kegunaannya adalah seduhan daun digunakan sebagai pelansing dan penurun berat badan. Penelitian Rosmanadewi, menunjukkan bahwa infusa daun asam dapat mencegah peningkatan kolesterol total pada tikus yang di beri diet lemak tinggi. Hasil
Majalah Kedokteran Andalas Vol.21. No.2. Juli – Desember 1997
Efek preventif dan kuratif infusa daun asam
penelitian yang lain menunjukkan infusa daun asam mengandung senyawasenyawa pektin, saponin, glikosida, flavonoid, triterpen dan fenol. Julizar, juga meneliti fraksi diklorometana yang berasal dari infusa daun asam yang dapat menurunkan kadar trigliserida darah tikus yang di induksi dengan diet lemak tinggi.(4-6) Terdapat hubungan yang erat antara tingginya kadar lemak darah (asam lemak bebas, trigliserida, fosfolipid dan kolesterol) terhadap timbulnya obesitas. Kadar lemak yang tinggi dalam darah sebagian akan di simpan dalam jaringan lemak yang umumnya dalam bentuk trigliserida. Meskipun infusa daun asam dapat menurunkan kadar lemak trigliserida darah tikus, namun penelitian tentang efek pencegahan dan pengobatan terhadap obesitas belum pernah dilaporkan. Dari uraian di atas timbul permasalahan apakah infusa daun asam dapat mencegah dan mengobati (7) obesitas. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mencari data tentang efek infusa daun asam terhadap pencegahan dan pengobatan obesitas. Secara khusus penelitian ini bertujuan mencari data tentang efek infusa daun asam terhadap pencegahan pertambahan berat badan dan penurunan berat badan pada tikus yang di beri diet kalori tinggi. Manfaat Bagi ilmu pengetahuan diharapkan penelitian ini akan menambah data ilmiah tentang obat tradisional, khususnya mengenai efek infusa daun asam terhadap pencegahan dan pengobatan obesitas pada tikus yang di beri diet kalori tinggi, serta menjadi pangkal tolak untuk melakukan penelitian lanjutan dalam rangka
98
pengambangan obat alami. Bagi pengobatan obesitas berguna untuk mendapatkan bahan baku obat yang relatif murah dan mudah serta merupakan obat alternatif untuk mengatasi obesitas. Bagi pembangunan diharapkan dapat meningkatklan potensi sumber alam Indonesia khususnya daun asam sebagai pencegah dan penurun berat badan serta meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. HASIL 1. Analisa kalori diet hewan coba A. Nilai kalori diet standart Diet standart yang digunakan pada penelitian ini adalah makanan ikan tawar dengan merek ‘888’ produksi PT. Cheroen Pokhand, Medan dengan komposisi seperti yang tertera pada label berikut: Protein 29%. Lemak 4%. Karbohidrat 35%. Serat 8%. Abu 12%. Kadar air 12%. Dengan menganggap hanya protein, lemak dan karbohidrat saja yang memberikan kalori maka setiap 100 gram diet standart mengandung kalori sebanyak : Kalori protein : 29% x 100 gr x 4 kkal/gram = 116 kkal Kalori lemak : 4% x 100 gr x 9 kkal/gram = 36 kkal Kalori karbohidrat: 35% x 100 gr x 4 kkal/gram = 140 kkal Total
= 292 kkal
B. Nilai kalori diet kalori tinggi (DKT) Formulasi DKT yang digunakan adalah sebagai berikut : Lemak sapi 10%.
Majalah Kedokteran Andalas Vol.21. No.2. Juli – Desember 1997
Efek preventif dan kuratif infusa daun asam
Telur itik Diet standart
10%. 80%.
Nilai kalori untuk 100 gram DKT adalah Kalori Lemak Sapi 10% x 100 gram x 9 kkal = 90 kkal Kalori protein telur 10% x 100 gram x 4 kkal = 40 kkal Kalori diet standart 80% x 292 kkal =233.6kkal Total
=363.6kkal
99
ada pengaruh perbedaan jumlah konsumsi diet terhadap pertambahan berat badan hewan coba. Hasil penimbangan jumlah diet yang dikonsumsi per kelompok dapat di ringkas pada tabel 1. Analisis statistik dengan anova 2 jalan dan uji t, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p > 0.05) dalam hal jumlah diet yang dikonsumsi antar kelompok pada periode yang sama. Tabel 1 juga memperlihatkan bahwa diet yang di konsumsi meningkat
Tabel 1. Diet rata-rata per hari yang di konsumsi hewan coba Kelompok I. Blanko II. Kontrol III. Uji Preventif IV. Uji Kuratif
1 - 14 13.67 12.78 13.36 14.72
selama perlakuan (gram) Hari Ke 15 - 28 28 - 42 43 - 56 15.96 17.99 18.52 15.42 18.02 19.41 15.80 17.95 18.83 18.05 18.79 19.88
Jadi terdapat kelebihan 71.6 kkal untuk 100 gram DKT di banding diet standart. Dengan kelebihan kalori yang terdapat pada DKT diharapkan ada perbedaan pertambahan BB yang nyata dari hewan coba yang mendapat DKT ini di banding dengan hewan coba yang mendapat diet standart.
57 - 70 18.33 19.57
71 – 84 16.37 18.02
19.44
18.42
sampai 2 minggu keempat (lebih kurang hewan coba berumur 3 bulan) dan stabil pada 2 minggu berikutnya dan menunjukkan kecenderungan menurun dua minggu berikutnya lagi.
3. Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan berat badan (BB) hewan coba Tabel 2. Distribusi hasil penimbangan BB hewan coba pada uji preventif Kelompok
I. Blanko II. Kontrol III. Uji Preventif
Berat awal (gram) 93.96 96.78 83.37
BB pada hari akhir minggu ke I II III IV 132.55 156.50 179.69 186.12 152.32 199.25 233.12 254.73 128.28 155.38 177.14 187.43
2. Jumlah konsumsi diet oleh hewan coba Penimbangan jumlah diet yang dikonsumsi oleh hewan coba dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran apakah diet yang di konsumsi sama untuk tiap kelompok perlakuan, jika jumlah diet yang dikonsumsi ini sama, hal ini menunjukkan bahwa tidak
Ringkasan hasil penimbangan BB hewan coba selama perlakuan secara keseluruhan dapat di lihat pada tabel 2. Untuk memudahkan analisa statistik dan pengambilan kesimpulan, data di bagi atas data perlakuan uji preventif dan kuratif.
Majalah Kedokteran Andalas Vol.21. No.2. Juli – Desember 1997
Efek preventif dan kuratif infusa daun asam
100
A. Berat badan hewan coba pada uji preventif Hasil penimbangan BB hewan coba pada uji preventif dapat di ringkas pada tabel 2. Untuk melihat apakah efek pemberian perlakuan (pemberian infusa daun asam 1 ml yang setara dengan 0.1575 gram daun segara setiap hari) mempunyai efek mencegah pertambahan BB hewan coba, selanjutnya data di olah berdasarkan data pertambahan BB hewan coba. Tabel 3 adalah ringkasan pertambahan BB hewan coba pada uji preventif. Hasil analisa dengan uji t menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna (p<0.05) dalam hal pertambahan berat badan hewan coba baik pada periode 2 minggu pertama maupun pada periode 2 minggu kedua, ketiga dan keempat. Dalam hal ini kelompok kontrol negatif yang mendapat diet kalori tinggi dan 1 ml aquadest mempunyai pertambahan BB yang lebih besar di banding kelompok blanko yang mendapat diet standart. Hal ini menunjukkan bahwa formulasi DKT yang di buat cukup baik untuk meningkatkan BB hewan coba.
3, yaitu hewan coba yang mendapat DKT dan 1 ml infusa daun asam, pertambahan BB hewan coba kelompok ini tidak berbeda bermakna (p > 0.05) dengan pertambahan BB hewan coba kelompok blanko pada setiap periode penimbangan BB. Namun sebaliknya, pertambahan BB kelompok 3 ini berbeda bermakna (p < 0.05) di banding dengan kelompok 2. Dari tabel 3 terlihat bahwa pertambahan BB hewan coba kelompok 3 lebih kecil di banding kelompok 2, hal ini menunjukkan bahwa pemberian 1 ml infusa daun asam yang setara dengan 0.1575 gram daun segar dapat mencegah pertambahan hewan coba yang di beri DKT. Gambar 2 memperlihatkan grafik pertambahan BB hewan coba selama uji preventif. a. Penimbangan BB hewan coba pada Uji kuratif Pada uji kuratif ini kelompok 1 (blanko) mulai dari awal perlakuan sampai akhir perlakuan hewan coba mendapat diet standart dan 1 ml aquadest. Sedangkan kelompok II dan III mendapat DKT dan 1 ml aquadest mulai
Tabel 3. Distribusi pertambahan berat badan hewan coba selama perlakuan uji efek preventif (gram) Kelompok I. Blanko II. Kontrol III. Uji Preventif
Berat awal (gram) 93.96 96.78 83.37
I 38.61 55.53 44.91
Jika dibandingkan dengan pertambahan BB hewan coba kelompok
BB pada hari akhir minggu ke II III IV 22.92 19.84 9.44 46.77 33.88 21.62 27.16 21.57 10.28
dari awal perlakuan sampai hari akhir 2 minggu keempat. Setelah penimbangan 2
Tabel 4. Ringkasan rata-rata berat bedan hewan coba pada uji kuratif (gram) Kelompok
I1. Blanko III. Kontrol IIII. Uji Kuratif
Berat awal (gram) 93.96
132.55
156.50
179.69
186.12
199.75
208.06
96.78 83.44
152.32 127.21
199.25 171.02
233.12 202.19
254.73 223.56
274.62 238.37
291.87 244.00
BB Hewan coba pada hari akhir dua minggu ke I II III IV V VI
Majalah Kedokteran Andalas Vol.21. No.2. Juli – Desember 1997
Efek preventif dan kuratif infusa daun asam
101
minggu keempat ini kelompok 2 di beri diet standart dan 1 ml aquadest
antara kelompok 2 dan 3 pada periode 2 minggu ke 5 dan keenam, yaitu
Table 5. Distribusi pertambahan berat badan hewan coba pada uji kuratif (gram)
I. Blanko
Berat awal (gram) 93.96
38.61
22.92
19.84
9.44
13.62
8.94
II. Kontrol
96.78
55.53
46.77
33.88
21.62
19.87
17.25
III. Uji Kuratif
83.44
43.77
14.81
5.62
Kelompok
I
BB Hewan coba pada hari akhir dua minggu ke II III IV V VI
43.86
sedangkan kelompok 3 juga di beri diet standart dan 1 ml infusa daun asam yang setara dengan 0.1575 gram daun segar. Hasil penimbangan BB hewan coba selama periode kuratif di ringkas pada tabel 4. Untuk melihat apakah efek pemberian perlakuan (pemberian infusa daun asam 1 ml yang setara dengan 0.1575 gram daun segar setiap hari) mempunyai efek kuratif (menurunkan BB hewan coba) selanjutnya data di olah berdasarkan pertambahan BB masingmasing hewan coba. Tabel 5 adalah ringkasan pertambahan BB hewan coba pada uji kuratif. Analisa statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0.05) dalam hal pertambahan berat badan hewan coba antara kelompok 1 yang mendapat diet standar dengan kelompok 2 dan 3 yang mendapat DKT baik pada periode 2 minggu pertama maupun pada periode 2 minggu kedua, ketiga dan keempat. Dalam hal ini kelompok 2 dan 3 mempunyai pertambahan BB yang lebih besar di banding kelompok blanko yang mendapat diet standar. Sebaliknya, tidak terdapat perbedaan pertambahan BB yang bermakna (p > 0.05) antara kelompok 2 dan 3. Hal ini menunjukkan bahwa formulasi DKT sama-sama meningkatkan BB hewan coba pada kelompok 2 dan 3. Hasil analisa statistik selanjutnya memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0.05)
31.11
21.37
periode di mana kelompok 3 mendapat 1 ml infusa daun asam. Dalam hal ini pertambahan BB hewan coba kelompok 3 lebih kecil di banding kelompok 2. Jika dibandingkan dengan kelompok 1 tidak terdapat perbedaan pertambahan BB yang bermakna (p < 0.05) dengan kelompok 3 ini. Hal ini menunjukkan bahwa infusa daun asam di samping dapat mencegah pertambahan berat badan juga dapat mempercepat menurunkan berat badan hewan coba. Gambar 4 memperlihatkan grafik pertambahan BB pada uji kuratif. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pemberian diet kalori tinggi dengan formulasi lemak sapi 10%, telur itik 10% dan makanan standart ‘888’ 80% dapat meningkatkan berat badan hewan coba lebih besar di banding hewan coba yang hanya mendapat makanan standar saja. Pemberian 1 ml infusa daun asam yang setara dengan 0.1575 gram daun segar yang dapat mencegah pertambahan berat badan hewan coba yang di beri diet kalori tinggi. Pemberian 1 ml infusa daun asam yang setara dengan 0.1575 gram daun segar dapat mempercepat penurunan berat badan hewan coba yang telah ditingkatkan berat badannya terlebih dahulu dengan diet kalori tinggi.
Majalah Kedokteran Andalas Vol.21. No.2. Juli – Desember 1997
Efek preventif dan kuratif infusa daun asam
Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat efek samping pemberian infusa daun asam setiap hari pada berbagai sistem organ tubuh hewan coba. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memisahkan zat yang berkasiat mencegah pertambahan berat badan dan mempercepat penurunan berat badan. KEPUSTAKAAN 1.
Basha A. Obesitas dan penyakit kardiovaskuler. Dalam: Naskah lengkap Simposium obesitas dan penyakit penyertanya. PAPDI. Padang. 1995: 42 – 7.
102 7.
Mayes PA. Lipid. In: Harpe’s biochemistry 20 th ed. Diterjemahkan oleh: Darmawan I. Biokimia ed.20. EGC. Jakarta. 1990: 257 – 62.
8.
Lawrence, Bacharah AA. Evaluation of drug activities. Pharmachimetrics. London. 1964: 24 – 8.
9.
Spector EG, Spector TD. An introduction to general patology. 3 ed. Longman group. Churchil Livingstone. London. 1989: 45 – 8.
10. Zilva JF, Pannal PR. Clinical chemistry in diagnosis and treatment. Third edition. Year Book Medical Publisher inc. Chicago. 1979: 75 – 9.
2. Elsworth BS. Obesity. In: James S. Exercise testing and exercise prescription for special cases: Theoritical basis and clinical application, 2 nd ed. Lea & Febiger. Philadelphia. 1993. 82 – 6. 3.
Soegih R. Obat-obat anti obesitas. Dalam: Naskah lengkap Dalam: Naskah lengkap Simposium obesitas dan penyakit penyertanya. PAPDI. Padang. 1995: 55 – 6.
4.
Rosmanadewi LJ. Pengaruh infus daun asam (Tamarindus indica Linn) terhadap kolesterol serum darah tikus putih. Skripsi sarjana Farmasi Fak. Farmasi UGM. Yogyakarta. 1993.
5.
Pramono S. Julizar. Identifikasi golongan senyawa yang terdapat dalam infus daun asam. Laporan Penelitian Obat Tradisional. UGM. Yogyakarta. 1993.
6.
Julizar. Efek fraksi diklorometana, air dan pectin infus daun asam (Tamarindus indica) pada profil lipida darah tikus putih jantan yang diberi diet lemak tinggi. Tesis Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta. 1993.
Majalah Kedokteran Andalas Vol.21. No.2. Juli – Desember 1997