PENGARUH DIET RENDAH KALORI SEIMBANG DAN LATIHAN FISIK AEROBIK TERHADAP PROFIL LIPID PEREMPUAN OBES Yani Maidelwita* ABSTRAK Obesitas didefenisikan sebagai meningkatnya berat badan akibat akumulasi lemak tubuh yang berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh diet rendah kalori seimbang dan latihan fisik aerobik terhadap kadar kolesterol total, perempuan obes. Penelitian ini adalah eksperimental studi, sebelum dan sesudah diet rendah kalori seimbang (1000kkal/hari, 55% karbohidrat, 20% protein dan 25% lemak) selama 14 hari. Sebanyak 31 orang perempuan obes usia 19-45 tahun dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Semua subjek juga diberikan latihan fisik aerobik sebanyak 3 kali perminggu selama 60 menit. Data diperoleh energi dan konsumsi makronutrien, latihan fisik, dan kadar kolesterol. Setelah 14 hari diet rendah kalori seimbang dan latihan fisik aerobik diperoleh penurunan yang signifikan dari kolesterol menurun dari 210,48±39,99 menjadi 192,39±42,17 mg/dl (p=0,000). Dari hasil penelitian ini, maka disarankan adanya penyebarluasan informasi tentang manfaat diet rendah kalori seimbang pada perempuan obes dapat mempengaruhi kadar kolesterol, serta diimbangi dengan pelaksanaan latihan fisik aerobik. Kata Kunci : Obesitas, diet rendah kalori seimbang, latihan fisik aerobik, kolesterol
Alamat Korespondensi
Yani Maidelwita, SKM, M.Biomed Dosen Kopertis Wilayah X Dpk pada STIKES MERCUBAKTIJAYA Padang STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang Jl. Jamal Jamil Pondok Kopi Siteba Padang Telp. 0751 - 442295
PENDAHULUAN Obesitas merupakan salah satu masalah gizi lebih yang meningkat secara tajam dekade terakhir ini pada beberapa negara. Obesitas sudah menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia, bahkan WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global sehingga obesitas menjadi problem kesehatan yang harus segera diatasi. (WHO, 2000) Obesitas didefenisikan sebagai meningkatnya berat badan akibat akumulasi lemak tubuh yang berlebihan. Salah satu tanda obesitas adalah penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan didalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasaan dan sesak nafas. (Sarwono, 2003 dan Permadhi, 2008) Obesitas diklasifikasikan berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) dimana kilogram berat badan dibagi dengan tinggi badan perkuadrat. (Pi-Sunver, 1998). Kriteria seseorang dikatakan obesitas adalah jika IMT ≥27. (Depkes, 2008) Prevalensi obesitas makin meningkat, tidak hanya terjadi dinegara maju tetapi juga negara berkembang. Di Indonesia data Riskesdas tahun 2007, status obes penduduk ini didasarkan pada IMT ≥ 27. Prevalensi obesitas umum secara nasional pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 19,1 %, dengan rincian 13,9% pada laki-laki dan 23,8% pada perempuan. Berdasarkan riset yang sama, di Sumatera Barat ditemukan prevalensi obesitas untuk penduduk dewasa yaitu usia ≥ 15 tahun yaitu sebanyak 16,3% dengan rincian 10,5 % pada laki-laki dan 21,3% pada perempuan. (Depkes, 2008) Prinsip tatalaksana obesitas adalah dengan mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran
energi melalui pengaturan diet, peningkatan aktivitas fisik, mengubah pola hidup dan keterlibatan keluarga dalam proses terapi. Selain itu, usaha menurunkan berat badan sebesar 5-10% bermanfaat untuk mencegah terjadinya gangguan metabolik kronik akibat kegemukan berupa penurunan tekanan darah, perbaikan profil lemak darah, perbaikan toleransi glukosa dan kecenderungan perbaikan trombosis. (Atikah, 2008 dan Waspadji, 2004) Pada obesitas bisa terjadi peningkatan lipid kolesterol, trigliserida maupun kolesterol (Suarca, 2007). Pemberian terapi diet pada penderita yang obesitas bertujuan untuk mengurangi asupan energi dan meningkatkan pengeluaran sehingga tercapai berat badan yang ideal. Pada orang yang mengalami obesitas, dianjurkan untuk dapat mengurangi asupan makannya sebanyak 200-300 kkal/hari, dengan standar diet sekitar 1000-1200 kkal/hari. (Wallace, 1997) Pemberian diet rendah kalori seimbang sebesar 1000 Kkal/hari dengan komposisi 55% karbohidrat, 20% protein dan 25% lemak selama 14 hari terbukti dapat menurunkan secara bermakna berat badan, IMT, persentase massa lemak, meningkatkan persentase massa bebas lemak, menurunkan rasio lingkar pinggang- lingkar panggul, respiratory quotient, kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan kolesterol HDL serum pada perempuan obes (Asiah, 2003) Diet rendah kalori seimbang harus diimbangi dengan melakukan olahraga. Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa kadar HDL dapat ditingkatkan dan kadar kolesterol total dapat diturunkan dengan melakukan latihan secara teratur baik pada laki-laki maupun pada perempuan usia reproduksi (Stangl et al, 2002).
Latihan fisik aerobik merupakan salah satu penanganan berat badan lebih atau obesitas berdasarkan upaya agar didalam tubuh tercapai keseimbangan energi negatif, dapat dicapai dengan latihan fisik aerobik. (Siregar, 2004). Latihan aerobik seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3 – 4 kali seminggu, bersepeda, renang, jogging, dimana hal ini dapat menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, memperbaiki gula darah dan meningkatkan kolesterol HDL. (Giada et al, 1991) Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai pengaruh diet rendah kalori seimbang sebesar 1000 kkal/hari (dengan komposisi makanan 55% karbohidrat, 20% protein dan 25% lemak) dan latihan fisik aerobik (3 kali seminggu selama 60 menit selama 14 hari) terhadap profil lipid perempuan obes.
sampel diambil dengan menggunakan rumus : (Sudigdo, 2002)
n = Jumlah sampel Zβ = Tingkat kemaknaan sebesar 5% Zα = Power atau kekuatan yaitu 95% R = Perkiraan koefisien korelasi 0,5 Dari hasil perhitungan didapat sampel sebesar ≥ 30 orang, dan cadangan sampel 3 orang. Pengambilan sampel diambil secara simple random sample atau secara acak sederhana. Dalam pelaksanaan penelitian 2 orang subjek penelitian di droup out atau dikeluarkan dari penelitian karena tidak patuh atau tidak disiplin dalam menjalankan diet rendah kalori seimbang dan mengalami infeksi demam tinggi.
METODE PENELITIAN Desain penelitian dalam yaitu Eksperimental research dengan katagori one group pre-test and posttest controlled group design untuk mendapatkan data mengenai pengaruh diet rendah kalori seimbang dan latihan fisik aerobik pada kelompok subyek obesitas terhadap kadar kolesterol total. Didalam Pre-test and Post-test design observasi dilakukan 2 kali yaitu sebelum eksperimen (pre test) dan sesudah eksperimen (post test). Populasi dan sampel Populasi penelitian adalah seluruh perempuan obes yaitu mahasiswi Akademi Kesehatan yang berusia reproduktif yaitu usia 19-45 tahun yang ada dikota Padang. Besar
Cara Kerja Cara Kerja dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu periode pra perlakuan, periode perlakuan dan periode pasca perlakuan. Pada periode pra perlakuan dilakukan skrining awal subjek penelitian, wawancara, skrining kesehatan, pengukuran antropometri (tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh), pemeriksaan laboratorium kadar kolesterol dan pemeriksaan asupan makanan. Periode perlakuan pemberian diet rendah kalori seimbang sebesar 1000 kkal setiap hari selama 14 hari dengan komposisi lemak 25% dari total kalori, karbohidrat 55% dari total kalori, protein 20% dari total kalori. Perlakuan dikontrol dengan pelaksanaan latihan fisik (senam aerobik) secara teratur 3 kali seminggu dengan durasi 60 menit diiringi musik,
dipandu oleh instruktur senam, dengan pelaksanaan : pemanasan (warm up) selama 10 menit, dilanjutkan dengan senam yang diiringi musik selama 40 menit dan diakhir latihan fisik dilakukan pemulihan (cool-down) selama 10 menit. Periode Pasca Perlakuan, dilakukan pemeriksaan kembali pada subjek penelitian. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan kadar kolesterol dan pemeriksaan asupan makanan melalui food recall dan penilaian keteraturan latihan fisik aerobik. Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan langkah editing,
koding, processing, cleaning, Analisis data dilakukan secara komputerisasi menggunakan program SPSS. Analisa dilakukan untuk mendapatkan distribusi frekuensi variabel yang akan diteliti meliputi asupan makanan, dan latihan fisik aerobik. Untuk mengetahui perbedaan antara dua kelompok yaitu sebelum dan sesudah perlakuan diet rendah kalori seimbang dan latihan fisik aerobik dilakukan dengan uji T dependen dengan tingkat kemaknaan 95% atau α=5% atau P< 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Subjek penelitian Tabel 1. Karakteristik Perempuan Obes Berdasarkan Karakteristik Umur, Status Perkawinan dan Riwayat Obesitas Dalam Keluarga (n=31) Karakteristik Subjek Penelitian Umur - 20 – 29 tahun - 30 – 39 tahun - 40 – 49 tahun Berat Badan - Pra Obesitas - Obesitas I - Obesitas II Berdasarkan analisa data ditunjukkan bahwa subjek penelitian atau perempuan obes memiliki kisaran umur 20 tahun sampai dengan 45 tahun dengan umur rata-rata 29,45 tahun. Berdasarkan pengkategorian umur subjek penelitian sebanyak 41,9% berada pada rentang umur 21-30 tahun, yang tergolong usia dewasa. Menurut Depkes RI (2002), kekerapan (prevalensi) kelebihan berat badan banyak terjadi pada perempuan dan cenderung naik dengan bertambahnya usia. Resiko kematian
Frekuensi (n)
Persentase (%)
16 9 6
51,6 29,0 19,4
19 61,29 9 29,03 3 9,68 pada orang dewasa akibat penyakit kardiovaskuler dan semua penyebab mortalitas meningkat pada dewasa yang obesitas. Dilihat dari status perkawinan, sebanyak 51,6% subjek penelitian telah kawin. Dari anamnesis diketahui bahwa 32,3% orang mempunyai riwayat obesitas dalam keluarga. Penelitian ini sesuai dengan penelitian epidemiologi yang dilakukan WHO (2000) yang menyatakan bahwa keterlibatan genetik terhadap kejadian obesitas adalah sebesar 25-40%. Penelitian lain
menyebutkan bahwa antara 25% sampai dengan 75% variasi berat badan ditentukan oleh faktor genetik. (Bouchard, 1991) 2. Asupan Penelitian
Makanan
Subjek
Asupan makanan sebelum diet rendah kalori seimbang didapatkan dari FFQ semikuantitatif terhadap asupan energi dan protein yang dikonsumsi subjek penelitian. Penilaian asupan makanan selama diet diperoleh dari recall terhadap makanan yang dikonsumsi subjek penelitian.
Tabel 2 Distribusi Rata-Rata Asupan Energi, dan Protein Perempuan Obes Sebelum dan Selama Diet Rendah Kalori Seimbang (n=31) Variabel Asupan Energi (kkal) - Sebelum Diet - Selama Diet Asupan Protein (gr) - Sebelum Diet - Selama Diet Berdasarkan FFQ semikuantitatif menunjukkan bahwa sebelum perlakuan diet rendah kalori seimbang perempuan obes mengkonsumsi rata-rata 2423,74 kkal dan standar deviasi sebesar 514,76 kkal perhari. Selama penelitian perempuan obes mengkonsumsi kalori rata-rata sebesar 1000,62 kkal perhari dengan standar deviasi 68,36 kkal perhari. Asupan selama penelitian ini mendekati asupan kalori yang diprogramkan dengan rata asupan sebesar 1000 kkal perhari. Lina (2002) mengemukakan asupan energi subjek penelitian sebelum pemberian diet rendah kalori lebih tinggi dari hasil yang didapatkan peneliti, dimana subjek penelitian mengkonsumsi rata-rata 3076,92 kkal perhari dengan standar deviasi 620,52 kkal perhari. Menurut Ganong (1999), jika energi yang masuk sama dengan energi yang dikeluarkan maka berat badan akan dipertahankan, sedangkan bila energi yang masuk lebih besar dari energi yang dikeluarkan maka
Mean
SD
2423,74 1000,62
514,76 68,36
69,35 41,63
17,09 4,21
sisanya akan disimpan sebagai lemak sehingga berat badan akan bertambah. Komposisi diet rendah kalori juga menentukan keberhasilan penelitian ini dimana untuk penurunan berat badan pemberian protein minimal 1 gr/kg BB ideal (Dwyer dan Lu, 1993). Analisa asupan makanan sebelum penelitian menunjukkan asupan protein rata-rata 69,35 g perhari dengan standar deviasi 17,09 gr. Dalam pelaksanaan penelitian rata-rata asupan protein hampir sama dengan asupan protein yang diprogramkan, dimana selama penelitian subjek mengkonsumsi sekitar 41,63 gr dan standar deviasi 4,21 gr, sedangkan asupan protein dianjurkan ratarata 41,26 kg perhari. Skov dkk (1999) mempelajari efek pemberian protein sebagai pengganti karbohidrat pada penderita obes terjadi penurunan berat badan yang lebih besar pada kelompok pemberian protein 25 % dibandingkan pemberian protein 12 %. Penelitian lain mengenai obesitas yang dilakukan Nature Medicine menunjukkan bahwa konsumsi makanan yaitu protein
didalam tubuh akan mempercepat metabolisme dan mencegah pertambahan bobot berat badan. (Minadiarly, 2007) Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi asupan protein, semakin besar penurunan berat badan. Asupan rendah protein mengakibatkan rendahnya protein serum, hal ini mengakibatkan gangguan keseimbangan cairan dimana tekanan osmotik dalam pembuluh darah akan menurun sehingga cairan tertarik kejaringan. Sebaliknya asupan protein yang cukup menyebabkan tekanan osmotik dalam pembuluh darah lebih tinggi dari jaringan sekitar sehingga cairan dari jaringan masuk ke dalam pembuluh darah, kemudian melalui ginjal (Lina, 2002) 3. Latihan Fisik Aerobik Subjek Penelitian Latihan fisik yang dilakukan perempuan obes dalam penelitian ini adalah berupa senam aerobik. Latihan fisik aerobik adalah bagian dari aktivitas fisik dimana merupakan gerakan tubuh terencana, terstruktur dan berulang yang dilakukan untuk memperbaiki atau memelihara satu atau lebih komponen kebugaran tubuh yang meliputi, kesehatan, dan keterampilan (Siregar, 2004) Frekuensi senam aerobik adalah sebanyak 3 kali perminggu selama 2 minggu (6 kali senam). Durasi senam aerobik yang dilakukan perempuan obes selama penelitian selama 60 menit dengan durasi gerakan persubsesi latihan yaitu subsesi awal gerakan pendinginan (warm up) selama 10 menit, gerakan inti (exercise) selama 40 menit dan pendinginan (cool down) selama 10 menit. Komponen utama latihan fisik terdiri dari jenis, intensitas, durasi, frekuensi, dan progresivitas latihan. Tujuan latihan adalah meningkatkan
kesehatan dengan mengurangi resiko penyakit kronik, serta aman dilakukan. Latihan fisik menyebabkan perubahan anatomi, fisiologik, biokimia dan psikologik. Menurut American Heart Association (AHA) dan American College of Sport Medicine (ACSM) anjuran untuk melakukan latihan fisik aerobik 3-5 kali perminggu, dengan 2060 menit persesi latihan dengan intensitas 60-90% denyut nadi maksimum atau 50-80% VO2max untuk meningkatkan kebugaran tubuh dan menurunkan risiko penyakit. (American College of Sport Medicine, 2001) Ross dkk (2000) mendapatkan terjadi penurunan berat badan yang hampir sama pada intervensi diet dan pelatihan fisik pada obesitas, tetapi latihan fisik dapat menyebabkan penurunan lemak tubuh lebih banyak dibandingkan diet. Menurut Pascatello (2000), peranan pelatihan fisik aerobik dalam menurunkan berat badan didasarkan pada asumsi bahwa latihan fisik menyebabkan pemakaian energi sehingga menyebabkan penurunan berat badan bila asupan energi tidak berubah (tidak terjadi pemakaian energi yang lebih tinggi).
4.
Pengaruh Diet Rendah Kalori Seimbang dan Latihan Fisik Aerobik Terhadap Kadar Kolesterol Subjek Penelitian
Tabel 3. Distribusi Rata-Rata Kadar Kolesterol Perempuan Obes Sebelum dan Sesudah Diet Rendah Kalori Seimbang dan Latihan Fisik Aerobik (n=31) Kolesterol Total (mg / dl)
Mean
SD
P value
Kadar Kolesterol Total Sebelum
210,48
39,99
0,000
Kadar Kolesterol Total Sesudah
192,39
42,17
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa kadar rata-rata kolesterol total sebelum diet rendah kalori seimbang dan latihan fisik aerobik adalah 210,48 mg/dl dengan standar deviasi 39,99 mg/dl. Setelah perlakuan terjadi penurunan kadar kolesterol total menjadi 192,39 mg/dl dengan standar deviasi 42,17 mg/dl. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,000. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang bermakna antara kadar kolesterol total perempuan obes sebelum dan sesudah perlakuan diet rendah kalori seimbang dan latihan fisik aerobik. Keadaan penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Brown dkk (2000) dan Abidin-Matskies (1979) mengenai efek latihan dan diet reduksi terhadap kadar kolesterol total. Dimana pada penelitian Brown dkk terjadi penurunan rata-rata kolesterol sebesar 13,9 dan standar deviasi 1,17 mg/dl. Pada penelitian abidin Matskies terjadi penurunan Kolesterol rata-rata sebesar 57 mg/dl dan standar deviasi 22 mg/dl. (Lina, 2002) Penelitian lain melaporkan bahwa perubahan kadar kolesterol total akibat pelatihan fisik. Kolesterol total merupakan jumlah seluruh lipoprotein pembawa kolesterol sehingga perubahan yang bervariasi pada komponen lipoprotein darah mempengaruhi kadar kolesterol total (Gordon, 2003) Penurunan kadar kolesterol disebabkan oleh peningkatan metabolisme
kolesterol selama diet. Selain itu terjadi pula pemecahan simpanan trigliserida didalam jaringan adiposa. Simpanan berasal dari pemecahan kolesterol di dalam plasma yang selanjutnya digunakan sebagai energi. Pemecahan ini di katalisis oleh enzim hormone sensitive lipase (HSL) yang ada dalam jaringan adiposa tersebut. Enzim ini dipengaruhi oleh adrenalin. Selama diet dan latihan fisik akan terjadi peningkatan adrenalin yang berarti terjadi pula kenaikan aktifitas enzim-enzim ini. (Zoeller, 2007)
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulakan bahwa terdapat penurunan yang bermakna kadar kolesterol total perempuan obes sebelum dan sesudah diet rendah kalori seimbang dan latihan fisik aerobik. Saran 1. Perlu adanya usaha penyebarluasan informasi tentang manfaat diet dan olahraga khususnya latihan fisik aerobik pada wanita usia dewasa dapat mempengaruhi kadar kolesterol. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan waktu yang lebih panjang dengan menempatkan subjek dalam asrama sehingga dapat mengontrol variabel lain dalam penelitian yang dapat mempengaruhi diet rendah
kalori seimbang dan latihan fisik aerobik.
DAFTAR PUSTAKA American College of Sports Medicine. 2001. Position Stand. Appropriate Intervention Strategies For Weight Loss and Prevention of Weight regain for adults. Med Sci Sports Exerc; 33 (12) Asiah, Nur. 2003. Pengaruh Diet Rendah Kalori Seimbang terhadap Resting Energy Expenditure, Respiratory Quotient dan Profil Lipid Serum Perempuan Obes. Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia Atikah, Fatimah Dewi. 2008. Efek Intervensi Diit dan Aktivitas Terhadap Profil Lipid Anak dengan Obesitas. Tesis. Fakultas Kedokteran : Universitas Sumatera Utara. Berg A., Frey I., Baumstark HM. And Keul J. 1994. Physical Ativity and Lipoprotein lipid disorders. Sport Med : 17. Bouchard C. 1991. Current understanding of The Etiology of Obesity : Genetics and nongenetic factors. Am J Clin Nutr : 53 Brodsky I.G ( 1999) Hormone, cytokine and nutrient interventions dalam Modern Nutritions in Health and Desease (Shils ME, dkk). Willian&Wilkins A. Waverly Company, Baltimorea Departemen Kesehatan Dan Kesejahteraan Sosial RI, 2000. Pedoman Pelatihan Gizi Olahraga Untuk Prestasi. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Jakarta Departemen Kesehatan RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
2007, Laporan Nasional 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Dwyer J.T., and Lu D. 1993. Popular Diets For Weight Loss From Nutritionally Hazardous to Healthful, dalam Obesity : Theory and Therapy (Stunkard A.J., and Wadden T.A., eds), 2nd ed, Raven Press, Ltd, New York. Ganong, W.F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Terjemahan). Jakarta : Penerbit EGC Giada, F, Baldo-Enzi, et al. 1991. Specialized Physical Training Programs : Effects on Serum Lipoprotein Cholesterol, Apoprotein A-1 & B and Lipolytic enzymes Activities. J Sports Met. Phys Fitness, Vol 31 (2) Gordon, PM. 2003. Hyperlipidemia and Dislipidemia. In Ehrman JK etal. Clinical Exercise Physiology. Champaign : Human Kinetics. Horowitz JF. 2001. Regulation of lipid mobilization and axidation during exercise in obesity. Exercise in Obesity. Exerc Sport Sci Rev : 29 (1) Houston ME. 2001. Biochemistry Primer For Exercise Science. 2nd Ed. Champaign:Human Kinetics Lina, Tan, 2002. Pengaruh Diet Rendah Kalori Seimbang dan olahraga erobik terhadap berat badan dan profil lipid penderita berat badan lebih. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Mahan L.K dan Stump S. E. (1996). Weight Management and Eating Disorders, dalam Krause’s Food, Nutrition & Diet Theraphy. Edisi ke-9. W.B. Saunders Company, USA Manore, M., Thompson J. 2000. Sport Nutrition For Health and Ferformance. Champaign, IL : Human Kinetics.
Mayes PA., Botham KM. 2003. Lipid transport & Storage. Dalam Murray RK et al. Harper’s Illustrated Bochemistry. 26th Ed. New York : Lange Medical Books/McGraw Hill. Meilany, Tinuk Agung. 2001. Profil Klinis dan Laboratoris Obesitas pada Murid Sekolah Dasar. Tesis. Fakultas Kedokteran : Universitas Indonesia Misnadiarly,2007. Obesitas:Sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit. Jakarta:Pustaka Obor Populer Opie, et al. 1995. Physical Actyvity and the Incidance Coronary Health Disease . Annu Rev. Public health 8 : 253-287 Permadhi I, Oetoro S., Witjaksono F. 2008. Efektifitas Penggunaan Meal Replacement Pada Pengaturan Diet Pasien Obesitas Dalam Memperbaiki Komposisi Tubuh dan Faktor Resiko Sindroma Metabolik. CDK 161 / Vol 35 No.2 Pi-Sunver, F.X. 1998. Obesity, Dalam Modern Nutrition In Health and Disease, VIIIth ed, Shils, M.E., Olson, J.A., Shike, M. (Eds). Tokyo: Lea & Febiger. Pescatello, LS, Va Heest JL. 2000. Physical Activity Mediates a healthier body weight in presence of obesity. Br J. Sports Med (34) Roza, Defia. 2008. Pengaruh Latihan Fisik Terhadap profil lipid wanita usia dewasa. Program Pascasrjana Universitas Andalas Padang. Sarwono, Waspadji, dkk. 2003. Pengkajian Status Gizi. Cetakan Pertama. Balai Balai Penerbit: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Sih R dan Morley J.E. 1995. Lipid dalam Geriatric Nutrition ( Morley J.E., Glick Z., dan
Rubenstein L.Z. Editor) Raven Press, Ltd. Newyork. Siregar, Edison T.B.P, 2004. Pengaruh sesi latihan aerobik intermiten intensitas sedang terhadap profil lipid darah tenaga kesehatan perempuan dengan berat badan lebih dan obesitas. Program Pascasarjana FK Universitas Indonesia. Skov A.R. 1999. Randomized Trial on Protein vs Carbohidrate in ad libitum fat Reduced diet for the Treatment of Obesity. Int J. Obes Related Metab. Disrd. 23. Suarca Kadek, Suandi IKG. 2007. Hubungan Antara Total Lemak Tubuh Dengan Profil Lipid Pada Anak Obese do SD Denpasar. CDK Vol. 34 No. 6 / 159 Nov – Des 2007 Syaiful, Anwar. 2001. Gambaran Lipid Wanita Yang Melakukan Olahraga Kesegaran jasmani. FK Universitas Brawijaya Sudigdo Sastroastnoro, dkk. 2002. Dasardasar MetodologiPenelitian Klinis. Jakarta: UI Stangl, V. Baumann, G. 2002. Coronary Atherogenic Risk Factors in Women. Eur Heart J 23 Wallace JP. 1997. Obesity. In: ACSM's Exercise Management for Persons with Chronic Diseases and Disabilities. Human Kinetics. Waspadji S. 2004. Diabetes Mellitus, Penyakit Kronik dan Pencegahannya. Dalam: Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Editor: Soegondo S, Subekti I. Edisi4 WHO. 2000. Obesity: Preventing and Managing The Global Epidemic, WHO Technical Report Series; 894, Geneva. Zoeller, R.F. 2007. Phisical Activity ang fitness in Prevebtive of Coronary Heart Disease and Associated
risk factor, American Journal of lifesty