e' PENGARTIH PEMANGKASAI\ DAN MEDruM TUMBUH TERIIADAP PERTUMBTIIAN DAI\ HASIL TAI\AMAN CABAI (Capsicum annum L.) DENGAN SISTEM HIDROPONIK Oleh: Sarqwat)
ABSTRACT A pot Experiment on the effect of defoliation and grow media on growth and yield of Capsicum
with hydrophonic System was conducted et the experimental farm of the Faculty of Agriculture , Haluoleo University Kendari. It was arranged in a 2 factor randomized complete block desing. First factor was defoliation consisted of defoliation and not defoliation. Second one was grow medium, consisted of silt medium, coconut coir, and chaffcharool.
Result of the experiment showed that not significant interaction beetween defoliation and grow medium on growth and yield of capsicum with hydrophonic system. Main effect defolition and coconut coir can increased growth and yield of capsicum with hydrophonic system.
Key words
:
Grow Medium, Defoliation, Hydrophonic System, Capsicum
PENDAHT]LUAI\t
selain produktivitas tanah yang rendah, juga seringnya timbul berbagai serangan hama
Kebutuhan masyarakat terhadap cabai semakin tinggi dalam rangka pemenuhan gizi masyarakat, sehingga permintaan produk cabai dari tahun ke tahun semakin meningkat pula. Cabai dapat
dan penyakit (Prajnanta" 1999). Serangan penyakit seperti itu sering timbul terutama pada tanah yang memiliki aerasi dan drainase yang jelek. Untuk itu prlu ada upaya memanipulasi faktor lingkungan
digunakan sebagai penyedap makanan dan mengandung beberapa jenis vitamin, yaitu vit. A, Bl, C zat besi, dan fosfor sehingga
khususnya tanah agar masalah tersebut dapat teratasi. Usaha budidaya dengan meng-
sangat penting peranannya
konsumsi
gunakan medim tumbuh buatan yang berasal dari arang sekam, sabut kelapa, pasir, vermikulig dll merupakan suatu metode yang dapat dikembangkan dengan budidaya sistem hidroponik (Utami, K.P, 1999). A.ang sekam dan sabut kelapa
masyarakat akan komoditi tersebut semakin meningkat pula.
sesungguhnya merupakan media yang sering digunakan dalam budidaya tanaman dengan
Sesungguhnya tanaman cabai di Indonesia karena budidaya tanaman cabai telah lama dilaksanakan oleh petani di lndonesia, namun belum dapat memperoleh produksi yang maksimal karena adanya beberapa kendala diantaranyaadalah serangan penyakit busuk buah yang masih sangat tinggi, dan produktivitas tanah yang masih rendah. Penanaman cabai secara konvensional di lahan pertanian, terkendala oleh
sistem hidroponik (Agoes, 1994) Dengan
dalam
meningkatkan kesehatan. Oleh karena itu semakin banyaknya industri pengolahan cabai menjadi produk dalam bentuk instant menyebabkan produk instant tersedia dalam
berbagai bentuk sehingga
bukanlah tanaman baru
t)
manipulasi media tumbuh pada sistem hidroponik maka diharapkan kendala yang dihadapi dalam budidaya tanaman secara konvensional dapat teratasi. Penanaman cabai secara hidroponik merupakan salah
satu cara untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam budidaya cabai (Prajnata, 1999). Gangguan hama dan penyakit dapat diminimalkan, kondisi fisik media dapat dioptimalkan, akan tetapi jenis
SnTPengaiar PadaJurusan Agrotelmologi Fakakas Pertanian Llniversitas Haluoleo, Kendan
157
madia mana yang terbaik diantara berbagai
jenis media yang ad4 itu masih belum diketahui secara baik. Oleh karena itu penelitian untuk mencari jenis media apa yang terbaik digunakan dalam budidaya tanaman cabe dengan sistem hidroponik masih sangat penting untuk digunakan. Pemangkasan tanaman Cabai yang ditanam secara hidroponik, selain bertujuan
untuk memberikan bentuk yang ideal, juga sangat penting artinya dalam menciptakan keseimbangan antara sumber dan pengguna dalam proses distmbisi fotosintat (Salisbury dan Ross, 1995). Tanaman cabai yang tidak dipangkas biasanya memperlihatkan pertumbuhan vegetatif yang dominan sehingga pertumbuhan generatif terhambat.
Tanaman tomat yang ditanam s€caxa hidroponik lalu dipangkas ternyata mampu memberikan pertumbuhan dan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang tidak dipangkas. Namun demikian,
khusus untuk tanaman cabai
belum diperoleh informasi yang memadai apakah tanaman yang dipangkas memberikan pertumbuhan dan produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak dipangkas.
BAHAN DAI\ METODE
Bahan yang digunakan penelitian
dalam
ini
adalah benih cabe varietas Tombalq pasir kali, sabut kelapa, dan arang
(Pl). Faktor kedua adalah Medium Tumbuh yang teridiri dari Pasir Kali (Ml), Arang Sekam Padi (M2), dan Sabut Kelapa (M3). Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat l8 unit
dan Pemangkasan
percobaan. Setiap
untuk dan penyakit
digunakan. Setelah itu dimasukkan ke dalam
polytag dengan ukuran 25
disediakan. Larutan hara diberikan setiap hari dengan cara menyiramkan ke media tumbuh dengan volume dan konsentrasi yang sama untuk setiap polybag. Pemangkasan dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu setelah tanam
dengan membuang daundaun tua dan cabang yang tidak produktif. Sebelum dipangkas terlebih dahulu semua daun yang
terbentuk dihitung dan diukur luasnya. Peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman, diameter batang jumlah daun, luas daun, jumlah buah, berat buah segar dan berat kering buah. Data dianalisis dengan analisis varians yang dilanjutkan dengan Uji
Duncant.
IIASIL DAht PEMBAHASAI\I
Hasil analisis sidik
bersumber dari media tersebut.
Faktorial. Faktor pertama
adalah pemangkasan yaitu tanpa pemangkasan (Po)
AGRIPLUS, Volume 19 Nomor
x 40 cm.
Pembibitan dilakukan dengan menggunakan media pasir yang telah dicampur pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Pada saat bibit telah berumur 3 minggu atau berdaun 4 dipindahkan kedalam polybag yang telah
yang
Penelitian dilaksanakan di rumah plastik kebun percobaan fakultas pertanian Anduonohu pada ketinggian 8 meter dari permukaan laut. Penelitian menggunakan rancangan Acak Kelompok dalam pola
percobaan
Media pasir dan sabut kelapa terlebih dahulu disterilkan sebelum
sekam padi. Sebelum digunakan semuajenis media disterilkan mencegah
timbulnya hama
unit
ditempatkan 4 polybag tanaman sehingga terdapat T2tanaman.
ragam
menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
interaksi yang nyata antara pemangkasan dan medium tumbuh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai. Namum demikian
pengaruh mandiri baik pemangkasan maupun medium tumbuh memberikan pengaruh yang nyata.
02
Mei
2U,
ISSN 085+0128
159
Tabel 1. Pengaruh Pemangkasan Terhadap Tinggi Tanaman, Diameter Batang, dan Jumlah Daun Tanaman Cabai umur 8 Minggu Setelah Tanam Variabel vans Diamatt Pemangkasan
TinggiTanaman (Cm)
Diameter Batang
Jumlah Daun
(cm)
(helai)
64,9u
2,24u
776,14^
69,gb
237b
184,25b
Tanpa Pemangkasan (Ao)
(Al)
Pemangkasan
Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan Uji DUNCAN pada taraf kepercayaan95Yo
Tanaman cabai yang dipangkas ternyata
mampu memberikan tinggi
tanaman,
diameter batang dan jumlah daun yang lebih
tinggi (Tabel l), jumlah buah, berat buah
dan berat kering buah Cfabel
2)
dibandingkan dengan tampa pemangkasan. Respon yang baik pada tanaman yang dipangkas kemungkinan disebabkan karena dengan adanya pemangkasan maka kekuatan limbung (Sink) pada tanaman dapat meningkat. Meningkatnya kekuatan limbung menyebabkan kemampuan menyerap fotosintat akan lebih tinggi sehingga tanaman dapat tumbuh lebih baik (Salisbury dan Ross 1995). Hal yang sama juga terjadi
Tabel
2.
pada peubah jumlah buah, berat buah, dan berat kering buah. Tanaman yang dipangkas
hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang tidak dipangkas. Dengan adanya pemangkasan bagian vegetatif tanaman, maka efesiensi dan efektifitas pengisiam buah semakin meningkat. Bagian tanaman yang tidak memiliki surplus fotosintat sebaiknya dibuah agar bagian tersebut tidak menjadi pengguna (sink) yang tidak efisien. Jika tanaman tidak dipangkas maka banyak fotosintat yang memberikan
dialirkan
ke
bgaian vegetatif
sehingga
pembentukan buah dapat terhambat.
Pengaruh Pemangkasan Terhadap jumlah Buah, Berat Buah Segar, dan Berat Kering
Buah Variabel vans Diamati Pemangkasan
Tanpa Pemangkasan (Ao) Pemangkasan
(Al)
Jumlah Buah
Berat Buah (g)
Berat Kering Buah (g)
2734b
263,7|b
23,05b
35,42^
345,35"
24,50^
Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan Uji DUNCAN pada taraf kepercayaan 9504
Pengaruh positif pemangkasan terhadap
yang tidak produktif dihilangkan. Dengan
pertumbuhan dan produksi tanaman cabai
demikian pemborosan penggunaan fotosintat dapat ditekan (Gardner, dkk. 19891).
berbeda secara statistik dengan tanaman yang tidak dipangkas. Dalam pemangkasan, selain diperoleh bentuk tanaman yang ideal, juga terjadi efisiensi pemanfaatan fotosintat karena daun dan bgian tanaman yang lain
AGRIPLUS, Volume 19 Nomot
Mediaum tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman, karena mediun selain berfungsi untuk menopang tanaman, juga media
02
Mei 2009,
ISSN 0854-0128
160
berfungsi sebagai penyedia unsur hara bagi tananam. Medium tanam dari sabut kelapa memberikan pengaruh yang lebih tinggi terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun (Tabel 3), jumlah buah, berat buah segar, dan berat buah kering (Tabel 4) dibandingkan dengan media pasir maupun arang sekam dan berbeda secara statistik. Hal ini disebabkan karena media sabut kelapa memiliki fisik yang lebih baik salah satu yang penting adalah kemampuannya mengikat air (Lingg4 1990). Sedangkan media pasir dan arang sekam pengaruhnya
tidak berbeda secara statistik antara satu sama lain terhadap peubah yang diamati kecuali pada berak kering buah, dimana setiap media memberikan pengaruh yang berbeda secara statistik antara satu media dengan media lainnya. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pasir yang -digunakan adalah pasir kali yang banyak mengandung lempung sehingga kemampuan mengikat air
lebih tinggi sehingga pengaruhnya tidak berbeda seqra statistik dengan media sabut kelapa.
Tabel 3. Pengaruh Media Tanam Terhadap Tinggi Tanaman, Diameter Batang Daun Tanaman Cabai padaUmur 8 Minggu Setelah Tanam Jenis Media
Tanam
Tinggi Tanaman (cm)
Variabel vane Diamatr Diameter Batang
dan
Jumlah Daun
(cm)
ftelai)
PasirKali (Ml)
63,9b
2,20b
l77,2gb
Arang Sekam Padi (M2)
62,9b
2J4b
170,83b
75,4^
2,58^
192,46^
Sabut Kelapa
(lv8)
Jumlah
Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan Uji DUNCAN pada taraf kepercayaan9iYo
Berdasarkan Tabel 3
Rendahnya pertumbuhan dan produksi yang
tanaman, diameter batang dan jumlah daun lebih rendah dan berbeda nyata dengan media sabut kelap4 akan tetapi tidak
kemungkinan disebkan karena kandungan hara" khususnya N,P, dan K media tersebut sangat rendah. Oleh karena itu tanaman memperlihatkan pertumbuhan yang kurang
di atas terlihat bahwa media axang sekam memberikan tinggi
berbeda nyata dengan media pasir (Tabel 3). Sedangkan media sabut kelapa memberikan pengaruh tertinggi dan berbeda nyata dengan
media pasir, maupun media arang sekam. Tabel
4.
diperoleh pada media arang
sekam
optimal. Selain itu, media arang sekam fisiknya sangat poros sehingga kemampuan mencadang airnya cenderung lebih rendah.
Pengaruh Media Tanam Terhadap Jumlah Buah, Berat Buah Segar, dan Berat Kering Buah Tanaman Cabai Jenis Media
Tanam
Jumlah Buah
Variabel yane Diamati Berat Buah Berat Kering Buah (g) Seear
(s)
PasirKali (Ml)
30,54b
2g2,g6b
l6,g6b
Arang Sekam Padi (M2)
28,33b
279,57b
14,93'
Sabut Kelapa (M3)
35,33"
352,06"
39.45^
AGRIPLUS, Yolume 19 Nomor
02
Mei 2009, ISSN 085+0128
161
Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan Uji DLtNCAN
Angkasa, H. 2000. Sabut Kelapa untuk Media Tanaman Anggrek. Trubus No. 371, Tahun XXXI.
pada taraf kepercayaan 95o/o
Anonim, 1996. Hidroponik. Dinas
Ketersediaan unsur hara makro,
khsusnya
N,P,K yang cukup
mempengaruhi perkembangan
sel
akan
dalam
jaringan tanaman sehingga laju pertumbuhan
dapat berjalan lancar. Aktivitas meristem pada pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, berat buah, dan berat kering tanaman sangat ditentukan oleh katersediaan N, P,K, Ca dan unsur mikrolainnya (Hardjadi, 1986). Ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, bukan hanya dalam jumlah yang cukup, akan tetapi harus berada dalam keadaan seimbang (Buckman dan Brady,
le82)
Anonim, 1997. Budidaya Saywan
terdapat pengaruh interaksi antzra pemangkasan dengan media tumbuh terhadap pertumbuhan dan Tanaman Cabai
yang
Secara
Sayuran Lembang.
H.D.
Buckman
dan N.C. Brady. 1982. llmu
Tanah. Tet'emahan Soegiman. Bratara Karya Jakarta.
Gardner, F.P. dan R- Brent Pearce, dan Roger L.
Mitchell. 1999. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan Hermawati Susilo. UI Press.
Hardjadi, Sri. 1986. Dasardasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
l. Tidak 2.
Il
Hidroponik. Balai Penelitian Tanaman
KESIMPTTLAIY
hasil tanaman Cabai
Pertanian
Tanaman Pangan Kotamadya Dati Malang
Linggi.P, 1990. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta
Prajnanta,
F,
1999. Agribisnis Cabai Hibrida.
Penebar Swadaya. Jakarta
dipangkas
memberikan pertumbuhan dan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan
Primantoro,
tanaman yang tidak dipangkas
3. Media tumbuh sabut
H. Dan IndrianiY.H.
1999.
Hidroponik Sayuran Semusim unfuk Bisnis dan Hobi. Penebar Swadaya. Jakarta.
kelapa
memberikan pertumbuhan dan produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
media tumbuh arang sekam maupun
Rosliani, Suwandi, dan Hilman, 1999. Budidaya Hidroponik Pada Tanaman Sayuran. Bul. Penel. Horti.25 (3) Salisbury,
media pasir kali
F.B dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan Diah R. Lukman dan sumaryono. Penerbit ITB Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi, 1997. Bertanam Cabai.
Penebar
Swadaya. Jakarta
Agoes, S.D. 1994. Aneka Jenis Media Tanam
dan
Penggunaannya.
Penebar
Swadaya Jakarta.
AGRIPLUS, Yolume 19 Nomor
Utami, K.P. 1999. Kumpulan Kliping Hidroponik. Pusat lnformasi Pertanian. Jakarta 2001
02
Mei 2009,
ISSN 0854-0128
.