EVALUASI LAHAN NON-PERTANIAN
MATERI KULIAH
Satuan permukiman Faktor fisik lingkungan permukiman Evaluasi lokasi permukiman Perubahan lingkungan permukiman Rehabilitasi permukiman Dampak permukiman
KOMPONEN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
Syarat permukiman 1. Komponen lingkungan dan sumberdaya alami 2. Kelompok manusia 3. Sumberdaya buatan 4. Fungsi kegiatan ekonomi, sosial dan budaya
KEGIATAN PERKOTAAN 1. 2. 3. 4.
Dominasi kegiatan non-pertanian seperti : Industri Jasa Pariwisata Sumberdaya buatan yang utama
KEGIATAN PEDESAAN
Dominasi kegiatan: 1. Pertanian ( petani) 2. Peternakan ( peternak) 3. Perikanan (nelayan) 4. Perkebunan (pekebun)
PRIORITAS PENANGANAN PERMUKIMAN
Berupa pemilihan satuan permukiman yang memenuhi salah satu atau beberapa kriteria sbb : Memerlukan keterpaduan/koordinasi program-program pembangunan Memiliki kecenderungan perkembangan fisik dari pertanian ke non pertanian Diarahkan untuk menjadi wilayah level pertama
UNSUR UTAMA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
Lingkungan geografis Sumberdaya Managemen Produktivitas Keterkaitan sp Perubahan dan dampaknya Value dan perilaku
PEMILIHAN LOKASI PERMUKIMAN DASAR-DASAR PERTIMBANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9. 10.
11. 12. 13. 14.
Good natural resources (soils, water, landscape) Low fragile ecosystem, degradasi dan problem lingkungan Sistem drainage Land development sosio-economic Alokasi lahan Ukuran kepemilikan lahan Ukuran lahan pertanian Mobilisasi penduduk Farming system Settler selection Employment and income Jalan (aksesibilitas) Public support Jarak ke tempat-tempat penting
ANALISIS AKSESIBILITAS
UKURAN AKSESIBILITAS FISIK - jarak (km) - kondisi jalan - frekuensi angkutan umum - lama perjalanan - beaya perjalanan AKSESIBILITAS ADA KAITANNYA DENGAN KOMODITAS (ASAL KOMODITAS –TUJUAN) - link performance vector - comodity preference vector VECTOR KINERJA JALAN CERMINAN - waktu tunggu - waktu jelajah - fluktuasi waktu jelajah - kerusakan dalam perjalanan - ongkos angkutan
URBAN SITE SELECTION/SUITABILITY
Ada 4 faktor (Kugler, 1968) 1. Geographical situation 2. Spatial distribution of terrain form 3. Trend and aspect of relief - altitude - slope/angle and orientation - dissection 4. Size of the terrain form
PENGARUH FAKTOR FISIK PADA WILAYAH URBAN 1.
Bentuklahan - Medan Kasar - Morfologi - Morfometri - Lereng - Relief
Urban structure Optimalisasi Settlements site Building cost Lay out settlements Fungsi urban land use Landscaping for recration Communication system/road Bridges-transport Perluasan kawasan usaha (industri, perdagangan)
2. PROSES GEOMORFOLOGI TIPE, SEBARAN, TINGKAT BAHAYA, RISIKO
Banjir Longsor Gempabumi Gunung api Tsunami Kekeringan
Eficiency problem Engineering designs, beaya kontruksi, biaya pemeliharaan, keawetan bangunan Kerugian/kematian pada daerah potensial bencana Investment cost Control cost Kerusakan infrastruktur
3. DAYA DUKUNG TANAH
Rock outcrop Kedalaman Bearing strength Texture Mikro topografi Salinitas
Urban industry Disposal, waste water, septic tanks Material kontruksi Engineering design Setting foundation Cut and fill Building and risk Poor site for urban development
4. HIDROLOGY AND WATER SUPPLY
Sumber air Kuantitas / kualitas Kedalaman air tanah Situasi hidrologi
Subsidence urban area Silting up Drainase kota Cadangan air Distribusi Peruntukan domestik, industri Water defisit
WILAYAH DAN PERMUKIMAN
INTERELASI INTERAKSI WILAYAH A
WILAYAH B INTERDEPEDENSI
• • • • • • •
Sistem permukiman Satuan permukiman Interaksi sosial Interaksi ekonomi Interaksi fisik Deversifikasi permukiman Penguatan hubungan antar satuan permukiman
EVALUASI SDW UNTUK PERMUKIMAN Kebutuhan Dasar Permukiman : 1.
2.
3.
4.
5.
6. 7.
SDA
- air - lahan/tanah, mineral - hayati (vegetasi, hewan) SD lingkungan - tipe ekosistem - lingkungan hidup Sumberdaya ruang - ruang kegiatan - hubungan antar ruang Sumberdaya energi- kayu - listrik Keamanan - bebas bencana - gangguang sosial Daya dukung lingkungan fisik - bangunan Daya dukung sosial ekonomi - komunitas
FAKTOR FISIK UNTUK STUDI KOTA Kesesuaian lokasi penting mempertimbangkan faktor lingkungan fisik/konfigurasi medan. Beberapa faktor yang dinilai untuk menentukan lokasi kota / urban land use : 1. Bentuk lahan (morfogenesis, morfologi, morfometri) 2. Proses geomorfologi banjir, longsor, letusan gunung api, gempa, tsunami, kekeringan 3. Hazard zone/risk/danggered zone 4. Daya dukung tanah 5. Water supply
Manusia
Lingkungan Biotik
Konsep Penataan/pengembangan kawasan
Pendekatan partisipatif
Lingkungan Alami/sumber Daya air
Ekosistem Sungai
Tribina Bina Manusia Bina Lingkungan Fisik
Participatory Plan Bina Usaha ekonomi
PENDEKATAN EKOLOGIS DAN KOMPLEKS WILAYAH PENATAAN DAN REHABILITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH GAMBAR PENGGUNAAN PENDEKATAN GEOGRAFI, TRIBINA DAN PENDEKATAN PARTISIPATIF DALAM PENATAAN DAN REHABILITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH
ANALISIS DALAM PERENCANAAN PERMUKIMAN
ANALISIS SISTEM HUBUNGAN 1. untuk mengetahui proses interaksi antar satuan pemukiman, pertumbuhan dan diversifikasi 2. untuk menentukan lokasi strategis fasilitas pelayanan (akses, fasilitas) 3. mengetahui settlement clusters (unit wilayah/program pembangunan)
ANALISIS POLA PERMUKIMAN Untuk memahami karakteristik satuan permukiman Analisis pertumbuhan permukiman -mengetahui pola permukiman desa atau kota -menggambarkan kelas permukiman perubahannya
dan
Analisis fungsi permukiman -mengetahui fungsi sosial dan ekonomi -mengetahui pola dan sistem pembangunan sosial ekonomi
ANALISIS POLA PEMUKIMAN
Mengenali elemen dalam sistem permukiman regional seperti jumlah dan lokasi satuan permukiman (SP) Karakteristik fungsional masyarakat sebagai pusat pelayanan di luar batas SP Tingkat hirarki dan sebarannya, sentralitas Distribusi dan pola asosiasi antar fungsi sosial dan ekonomi (jasa, infrastruktur, organisasi dan fasilitas)
AKIBAT PEMBANGUNAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KOTA
Berkurangnya resapan air Meningkatnya run off Pembuangan limbah domestik Penurunan kualitas air tanah, pencemaran air tanah Bertambahnya limbah padat Volume lalulintas meningkat dan macet Perubahan iklim mikro Perubahan hak atas tanah Perubahan landscape kota, SPT, sungai, ledokan, lereng
PENJELASAN ANALISIS FUNGSI PERMUKIMAN
Dalam mengetahui karakteristik fungsional SP dapat dilakukan dengan : Metode skala Guttman sentralitas Threshold analysis untuk mengetahui jumlah penduduk yang dibutuhkan untuk mendukung sistem layanan Weighted centrality indexes untuk mengukur kompleksitas fungsional (jumlah dan frekuensi) Skalogram untuk menyusun hirarki pemukiman berdasarkan pada jumlah dan jenis fasilitas sosek
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Mewujudkan garden city City without polution / environmental city / millineum city Menjaga keanekaragaman hayati kota Menata RTH, taman kota Menata hutan kota, tumbuhan yang dapat mengatasi masalah lingkungan (fungsi landscape, ekologi, estetika) Danau kota Mengatur tata letak bangunan
PERUBAHAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PERKOTAAN (EKOSISTEM KOTA)
Perubahan tutupan vegetasi Padat rumah Permukiman kumuh Permukiman ilegal Bertambahnya bangunan beton, kaca Jalan aspal, permukaan tanah diperkeras Sungai tempat sampah Berkurangnya ruang hijau Perubahan topografi Perubahan aliran air Perubahan lingkungan sosial-ekonomi-budaya
KECENDERUNGAN PERUBAHAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KOTA
Ecosystem alami menyempit Degradasi lingkungan (abiotik) Penurunan keanekaragaman hayati Bencana alam, banjir, hujan asam Langit kelabu Gejala efek pulau panas
Gambar Penentuan Pemanfaatan/Kegiatan yang Mempertimbangkan Ekosistem Sungai dan Lingkungan Permukiman
Pemanfaatan : 1. Konsumsi Sumberdaya alam Ekosistem sungai
Linkungan Permukiman
2. MCK
Kesehatan masyarakat
3. Laundry
Domestik Usaha binatu
4. Perikanan
Ikan hias Ikan konsumsi
5. Pertanian Kota
Tanaman hias Tanaman komersial Tanaman konsumsi
Usahan makanan
Penduduk Usaha perdagangan
Contoh kriteria dalam pembangunan permukiman 1.Kemiringan lereng 2.Daya dukung tanah 3.Kerentanan terhadap bencana 4.Saluran drainase dan pembuangan air kotor 5.Pengatusan permukaan tanah 6.Pelapukan batuan / tanah 7.Ketersediaan air bersih 8.Potensi kembang kerut tanah
Kemiringan lereng Harkat
Kelas
Kemiringan lereng
Besar sudut (%)
5
Sangat baik Rata/hampir rata
<2
4
Baik
Agak miring
2–8
3
Sedang
Miring
8 – 30
2
Jelek
Sangat Miring
30 – 50
1
Sangat jelek Terjal
> 50
Daya dukung tanah
Harkat
Kelas
Kriteria (kg/cm2)
5
Sangat baik
4
Baik
1,4 – 1,5
3
Sedang
1,2 – 1,3
2
Jelek
1,1 – 1,2
1
Sangat jelek
> 1,5
< 1,1
Kerentanan thd bencana Harkat
Kelas
Kriteria
5
Sangat baik
Tidak pernah tergenang air
4
Baik
3
Sedang
Tergenang < 2 bulan/tahun Tergenang 2 – 6 bulan / tahun
2
Jelek
Tergenang > 6 bulan/tahun
1
Sangat jelek
Rawa / dataran banjir
Saluran drainase dan pembuangan air kotor Harkat
Kelas
5
Sangat baik
4
Baik
3
Sedang
2
Jelek
1
Sangat jelek
Kriteria Konstruksi dari pasangan batu permanen & air sangat lancar Konstruksi terbuat dari pasangan batu kosong dan air cukup lancar Konstruksi terbuat dari pasangan batu kosong dan air kurang lancar Konstruksi terbuat dari tanah dan air kurang lancar Tidak ada saluran pembuangan air kotor
Pengatusan permukaan tanah Harkat
Kelas
5
Sangat baik
4
Baik
3
Sedang
2
Jelek
1
Sangat jelek
Kriteria Lahan kering, pengatusan sangat baik Lahan dengan pengatusan baik sekalipun setelah turun hujan Pengatusan sedang dan sedikit terpengaruh fluktuasi air tanah Pengatusan buruk dan sangat terpengaruh fluktuasi air tanah Rawa & genangan banjir
Pelapukan batuan atau tanah Harkat 5 4 3 2
1
Kelas
Kriteria
Segar (tak lapuk) Tidak ada tanda pelapukan, batu sesegar kristal Pelapukan hanya terjadi pada diskontinuitas Lapuk ringan terbuka yang menimbulkan perubahan warna, mencapai 1 cm dari permukaan Sebagian besar batuan berubah warna, belum Lapuk sedang lapuk , diskontinuitas terisi bahan lapuk Pelapukan meluas ke seluruh massa batuan, Lapuk kuat sebagian besar batuan lapuk, berubah warna, mudah digali dengan palu geologi Seluruh batuan berubah warna dan lapuk, Lapuk sempurna kenampakan luar seperti tanah
Ketersediaan air
Harkat
Kelas
5
Sangat banyak
4
Banyak
3
Cukup
2
Kurang
1
Sangat kurang
Kriteria Tersedia air bersih PDAM & sumur, jumlah > 100 liter/orang/hari Tersedia air bersih PDAM & sumur, jumlah 75 100 liter/orang/hari Tersedia air bersih PDAM atau sumur, jumlah 50 - 75 liter/orang/hari Tidak tersedia air bersih dari PDAM & hanya sumur, jumlah 25 – 50 liter/orang/hari Tidak tersedia air bersih dari PDAM & hanya sumur, jumlah < 25 liter/orang/hari
Kembang kerut tanah
Harkat
Kelas
5
Sangat banyak
4
Banyak
3
Cukup
2
Kurang
1
Sangat kurang
Kriteria
Kandungan montmorilonit amat sedikit, COLE < 0,01 Kandungan montmorilonit sedikit, COLE 0,01 – 0,03 Kandungan montmorilonit cukup, COLE 0,031 – 0,06 Kandungan montmorilonit banyak, COLE 0,061 – 0,09 Kandungan montmorilonit tinggi, COLE >0,09
Nilai dan bobot total
No
Parameter Fisik
Bobot Nilai
Skor terendah
Nilai Skor tertinggi
1Kemiringan lereng
2
1
2
5
10
2Ketersediaan air
2
1
2
5
10
3Saluran drainase
2
1
2
5
10
4Bahaya banjir
3
1
3
5
15
5Pengatusan permukaan
1
1
1
5
5
6DDT 7Pelapukan
3 1
1 1
3 1
5 5
15 5
8Kembang kerut tanah
3
1
3
5
15
Jumlah
17
85
Tingkat kesesuaian untuk permukiman
No
Kesesuaian
harkat
1
Sangat sesuai
72 - 85
2
Sesuai
59 - 71
3
Cukup sesuai
45 - 58
4
Krang sesuai
31 - 44
5
Tidak sesuai
17 - 30