BIRO PERENCANAAN DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN
PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI KABUPATEN/KOTA DALAM RANGKA PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN Maret 2009
PERPRES NO. 28 TAHUN 2008 KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL
3
I. Amanat Perpres No. 28 Tahun 2008 A. Penyusunan Peta Panduan Pengembangan Industri Penyusunan Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Prioritas oleh Direktorat Jenderal : • Basis Industri Manufaktur: (DJ IAK, DJ ILMTA) • Agro (DJ IAK) • Alat Al Angkut A k (DJ IATT) • Elektronika & Telematika (DJ IATT) j g Industri • Industri Penunjang Kreatif & Industri Kreatif Tertentu (DJ IKM, DJ‐IATT) • IKM tertentu (DJ IKM) Penyusunan Peta Panduan Pengembangan Industri Unggulan Provinsi oleh Pemerintah Provinsi Penyusunan y Peta Panduan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/ Kota oleh Pemerintah Kabupatan/ Kota
Usulan
Usulan
Penetapan Menteri Perindustrian • Pembentukan Tim Teknis • Penetapan p Peta Panduan
Tim Teknis • Mengkaji, merumuskan, g j, , dan mengevaluasi Peta Panduan • Mekanisme Kerja yang baku (SOP)
• Peta Panduan Pengembangan KlasterIndustri Prioritas • Peta Panduan Pengembangan Industri Unggulan Provinsi • Peta Panduan Pengembangan K Kompetensi t i Inti I ti Industri Kabupaten/ Kota
Usulan 4
B Pemberian Fasilitas Pemerintah untuk Sektor Industri B. Jenis Industri yang mendapat fasilitas pemerintah: a. Industri prioritas tinggi, baik industri prioritas nasional maupun p industri p prioritas berdasarkan komponen inti industri daerah b. Industri pionir; c. Industri yang dibangun di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan atau daerah lain yang dianggap perlu; d. Industri yang melakukan penelitian, pengembangan dan inovasi; e. Industri yang menunjang pembangunan i f infrastruktur; k f. Industri yang melakukan alih teknologi; g. Industri yang menjaga kelestarian lingkungan hidup; h Industri yang melakukan kemitraan dengan usaha h. mikro, kecil. Menengah, atau koperasi; i. Industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri; atau j. Industri yang menyerap tenaga kerja banyak
Fasilitas Pemerintah • Insentif Fiskal • Insentif Nonfiskal • Kemudahan lainnya y
Menteri Keuangan Pemberian persetujuan , penolakan, atau pencabutan Fasilitas p Pemerintah
Usulan Fasilitas Pemohon Fasilitas : a. Perusahaan b. Pemerintah Daerah c. Departemen Perindustrian
Timnas PEPI Pokja IV • Mengkaji, mengevaluasi dan merekomendasikan pemberian/ pencabutan fasilitas pemerintah p • Prosedur Pengusulan dan Mekanisme Kerja (SOP)
5
T Tahapan
II. Alur proses Pengusulan, Pengkajian, Penetapan dan Evaluasi Peta Panduan Pengembangan Industri Pengusulan
Penilaian Perumusan & Evaluasi
Pengkajian
Keggiatan
Rancangan Peta Rancangan Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Prioritas Prioritas
Rancangan Peta Panduan Pengembangan Industri Propinsi
PIC
Rancangan Peta Panduan Pengembangan Kompetensi inti Industri Kab/Kota Dirjen/ Gubernur/ Bupati/Walikota
• Menilai M il i kesesuaian isi dokumen dengan kriteria yang telah ditetapkan (komoditi, metodologi, data yang up to date) • Memberi penilaian kelayakan rancangan dokumen peta panduan
• Mer Merumuskan m skan kembali peta panduan disesuaikan dengan konsep ekonomi regional (prioritas nasional, propinsi dan propinsi, dan kabupaten/kota lainnya) • Mengkonsultasi kan rancangan peta panduan ke sektor lain termasuk dunia usaha • Mengusulkan Mengusulkan rancangan final kepada Menteri Perindustrian
Tim Teknis
Penetapan
• Menerbitkan Peraturan Menteri tentang Penetapan Peta P d Panduan • Mendorong Pemerintah Daerah dan Pusat termasuk instansi terkait untuk menjadikan peta panduan sebagai dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
Menteri Perindustrian
Pelaksanaan
Evaluasi
Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Prioritas
• Memonitor pelaksanaan implementasi peta panduan • Menilai tingkat keberhasilan program dan d kendala‐ kendala yang dihadapi • Memberikan rekomendasi tindak lanjut pelaksanaan peta peta panduan
Peta Panduan Pengembangan Industri Propinsi
Peta Panduan Pengembangan Kompetensi inti Industri Kab/Kota
Dirjen/ Gubernur/ Bupati/Walikota
Tim Teknis 6
III H III. Hal-hal l h l yang telah l h dilaksanakan dil k k dalam d l menindaklanjuti i d kl j i KIN 1 1.
Membentuk Tim Teknis Pengkajian, Pengkajian Perumusan dan Evaluasi Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Prioritas, Industri Unggulan Propinsi, dan Kompetensi Inti Industri Daerah melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 73/M-IND/PER/10/2008, tertanggal 14 Oktober 2008. Tugas g Tim Teknis a.l. ((a)) mengkaji, g j , merumuskan dan mengevaluasi; g ; ((b)) melakukan konsultasi dengan semua pemangku kepentingan, dan (c) mengusulkan hasil kajian kepada Menteri Perindustrian.
2.
Meminta Unit Eselon I Deprin untuk memperbaiki dan menyusun kembali Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Prioritas yang telah ada disesuaikan dengan perkembangan target dan sasaran tahun 2010 – 2014.
3.
Meminta tanggapan dan masukan dari Para eselon I Dep. Perindustrian terhadap rumusan Peta Panduan d Pengembangan b Industri d Unggulan l Propinsi yang telah l h disusun d oleh l h BPPI. Pada raker Departemen Perindustrian dengan Dinas Perindustrian Propinsi, tanggal 17 – 20 Pebruari 2009 bahan tersebut telah dibahas kembali dan daerah diminta untuk mengusulkan kembali Peta Panduan tersebut dengan Surat Gubernur (Surat Menperin kepada para Gubernur Nomor 216/M216/M IND/2/2009 tanggal 25 Februari 2009).
4.
Meminta masukan dan koreksi dari Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Propinsi dan para Eselon I Dep. Dep Perindustrian terhadap rumusan Peta Panduan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota yang telah disusun BPPI. Pada raker Departemen Perindustrian dengan Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota, tanggal 3 - 7 Maret 2009 di Medan dan 17 – 20 Maret 2009 di Manado, bahan tersebut telah dan akan dibahas kembali dan daerah diminta untuk mengusulkan kembali Peta Panduan tersebut dengan Surat Bupati/Walikota (Surat Menperin kepada Bupati/ Walikota se kawasan Barat Indonesia Nomor 7 270/M-IND/3/2009 tanggal 11 Maret 2009).
5. Sampai dengan tahun 2009, telah dilakukan fasilitasi pengkajian pengembangan kompetensi inti industri daerah dan fasilitasi tugas pembantuan,, dengan p g rincian : Uraian Fasilitasi Kajian p Kompetensi Inti Industri Fasilitasi Tugas g Pembantuan
Fasilitasi Dekonsentrasi
2006 2007 2008 2009
5
71
72
Keterangan
38
186 Kab/Kota (Biro Cana 49; IKM 137 )
-
18
80
75
IKM (80 Kab/Kota, untuk tah n 2009 ; 5 Kab/Kota tahun dibekukan.
33
33
33
33
IKM (33 Provinsi, Provinsi Program PIKM)
-
13
12
13
IAK (Program Penataan Struktur Industri) 8
IV Tindak IV. Ti d k lanjut l j t yang diperlukan di l k untuk t k pelaksanaan l k KIN 1 1.
2.
3.
Pembentukan Tim Sekretariat :
Tempat kedudukan (ruangan),
Surat Penugasan oleh Sekretaris Jenderal selaku Ketua Tim Pelaksana.
Menyusun Pedoman :
Pengkajian, Perumusan dan Evaluasi Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Prioritas, Industri Unggulan Propinsi dan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota,
Penyusunan, Pelaksanaan dan Evaluasi Pelaksanaan Peta Panduan Klaster Industri Prioritas, Industri Unggulan Propinsi dan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota.
Menyusun Program kerja Tim Teknis tahun 2009 :
Meminta Direktorat Jenderal untuk menyempurnakan y p Peta Panduan Pengembangan g g Klaster Industri Prioritas, kurun waktu 2010 – 2014.
Meminta Gubernur untuk menyusun Peta Panduan Pengembangan Industri Unggulan p , kurun waktu 2010 – 2014 ((Surat Menperin p kepada p para Gubernur Nomor p Propinsi, 216/M-IND/2/2009 tanggal 25 Februari 2009).
Meminta Bupati/Walikota untuk menyusun Peta Panduan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota (Surat Menperin kepada Bupati/ Walikota se kawasan Barat Indonesia Nomor 270/M-IND/3/2009 tanggal 11 Maret 2009).
Membahas Rencana Kerja Tim Teknis dan alokasi waktu pelaksanaannya.
9
STRATEGI IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH
B Bangun I d t i Nasional Industri N i l
INDUSTRI ALAT ANGKUT
INDUSTRI AGRO
PETRO KIMIA SEMEN BAJA DLL
INDUSTRI TELEMATIKA
INDUSTRI BARANG MODAL
INDUSTRI KOMPONEN (BASIS U K M)
SDA TERBARUKAN SUMBERDAYA MANUSIA
TPT SEPATU ELEKTRONIK DLL
SDA TIDAK TERBARUKAN RESEARCH & DEVELOPMENT
INDUSTRI ANDALAN MASA DEPAN
BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH DAYA KREATIF 11
P d k t Pendekatan Implementasi pembangunan industri nasional dilakukan secara sinergi dan terintegrasi di seluruh daerah daerah.. Sinergi dengan daerah daerah,, pendekatan,, yaitu : pendekatan
dilakukan
dengan
2
(dua) dua)
Top-Down (By TopDesign)
• Pengembangan 34 34 Klaster Industri Prioritas yang dipilih berdasarkan kemampuan nasional untuk bersaing di pasar domestik dan internasional.
Bottom--Up Bottom
b i d t i pengolahan l h komoditi k diti • Pengembangan industri unggulan daerah menuju Kompetensi Inti Industri Daerah (pemberdayaan produk industri unggulan daerah) daerah) 12
Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Langkah-langkah pengembangan industri berbasis unggulan daerah dilaksanakan mengingat kondisi tiap-tiap daerah (potensi ekonomi, tingkat k kemajuan k industri, d b d budaya, k ketersediaan d prasarana, keterampilan k l tenaga kerja, kepadatan penduduk) berbeda satu dengan yang lain.
Sasaran pembangunan sektor industri : 1. 2. 3. 4.
Memanfaatkan sumber daya termasuk SDA daerah secara optimal; Menyebarkan industri ke berbagai daerah; Meningkatkan daya saing daerah berlandaskan keunggulan daerah; Meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai komoditi unggulan daerah; 5. Membangun keunikan yang dimiliki daerah; 6. Melakukan kerjasama antar daerah; 7. Terbangunnya kerjasama yang harmonis antar daerah. 13
Kondisi saat ini z
SEKTOR INDUSTRI MERUPAKAN MOTOR UTAMA PERTUMBUHAN EKONOMI SUATU NEGARA NEGARA, PERAN SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDB NASIONAL MENCAPAI 27.9 % (tertinggi), disusul Pertanian 14.4 % dan Perdagangan, Hotel dan restoran 14.0 % pada tahun 2008 (BPS (BPS, 2009) 2009).
z
INDONESIA MEMILIKI POTENSI SDA di DAERAH YANG SANGAT BESAR SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI BAIK INDUSTRI PENGOLAHAN MAUPUN MANUFAKTUR.
z
PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMPETENSI INTI DAERAH AKAN MAMPU MENDORONG PERTUMBU HAN EKONOMI DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI DAERAH, YANG AKAN MENDORONG PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH. 14
Kondisi saat ini (lanjutan l j t ) lanjutan) z
POTENSI SDA YANG SANGAT BESAR MASIH BELUM DIMANFAATKAN SECARA OPTIMAL UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT, SEBAGIAN BESAR DAERAH MASIH BELUM MAMPU MENGIDENTIFIKASI DAN MENGOPTIMALKAN KEMANFAATANNYA. KEMANFAATANNYA
z
UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DAN DAYA SAING DAERAH,, MAKA PERLU PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH YANG BERBASIS PADA POTENSI 15 SUMBER DAYA DAERAH.
Dasar pemikiran • ADANYA PERUBAHAN LINGKUNGAN EKSTERNAL MELALUI PROSES GLOBALISASI – Setiap negara dituntut untuk meningkatkan daya saingnya, sehingga mampu berkompetisi secara global • ADANYA PERUBAHAN LINGKUNGAN INTERNAL YAITU OTONOMI DAERAH (UU No.32 Th 2004) DAN DESENTRALISASI FISKAL
– Mendorong kemandirian daerah dalam menciptakan kondisi perekonomian yang lebih baik, berdasarkan preferensi dan kebutuhan masyarakatnya – Daya saing negara harus ditumpukan pada daya saing daerah sehingga daerah-daerah di Indonesia perlu mengembangkan kompetensi khas (inti) daerah – Kompetensi Inti daerah haruslah dengan memungkinkan berkembangnya kemitraan antar-daerah dan menghindari persaingan tidak sehat antar daerah 16
16
Manfaat z
Memberdayakan para pelaku ekonomi di daerah dengan menggali potensi dasar sumber daya saing ((kompetensi p inti), ) baik yyang g bersifat tangibles, g intangibles, maupun very intangibles.
z
Kabupaten/kota K b /k akan k memiliki iliki daya d saing i dikembangkan berdasarkan kompetensi inti.
z
Kerjasama/kemitraan antar-daerah dimungkinkan elalu pe penguasaan guasaa kompetensi o pete s inti t ya yang g be berbeda beda melalui (melalui kebijakan Rantai-Nilai Lintas-Batas dan Analisis Skala dan Cakupan Ekonomis). 17
yang
17
Tujuan TERSUSUNNYA KONSEP KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH YANG MENYELURUH MULAI: PENENTUAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH, HINGGA RENCANA STRATEGIS IMPLEMENTASI BERUPA PETA PANDUAN (ROADMAP) DALAM TAHAPAN KURUN WAKTU 5 TAHUN
Sehingga Diharapkan Dapat Membantu Pemerintah Daerah Meningkatkan Efektivitas Dan Daya Saing Daerah Dalam Rangka Menstimulus Perekonomian Daerah Dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Yang Berdampak Positif 18 Terhadap Perekonomian Nasional
Sasaran z
DITETAPKANNYA KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH BAGI KABUPATEN/KOTA YANG TERMASUK DALAM DAERAH KAJIAN.
z
TERSUSUNNYA PETA PANDUAN (ROADMAP) RENCANA TINDAK PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH UNTUK KURUN WAKTU 5 (LIMA) TAHUN SEBAGAI LANDASAN KEBIJAKAN PROGRAM UNTUK DIIMPLEMENTASIKAN. 19
Ruang Lingkup Pekerjaan z
SURVEI PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI
z
STUDI KEPUSTAKAAN ATAU LITERATUR RESEARCH)
z
PENETAPAN KOMODITI UNGGULAN DAN PROSPEKTIF DAERAH
z
PERUMUSAN ATAU PENETAPAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH
z
PENYUSUNAN RENCANA TINDAK ATAU RENCANA IMPLEMENTASI BERUPA ROADMAP UNTUK KURUN WAKTU 5 TAHUN
z
DISEMINASI HASIL RUMUSAN
(DESK
20
Konsep Dasar zTangible
Assets
Paling mudah diidentifikasi dan sering kali ditemukan dalam neraca perusahaan Meliputi aset fisik dan finansial Contoh: fasilitas produksi, bahan mentah, sumber daya keuangan
zIntangible
zVery
Assets
Tidak bisa dilihat atau disentuh Sering kali sangat penting dalam menciptakan keunggulan kompetitif Contoh: Merek, reputasi perusahaan, moral perusahaan
Intangible Asset Budaya y lokal Moral Birokrasi Reputasi masyarakat Reputasi daerah di mata investor 21
Produk Unggulan z
Komoditas terpilih yang didasarkan pada indikator-indikator indikator indikator ekonomi seperti :
PRODUK UNGGULAN - Nilai Ekspor/Import
- Penyerapan terhadap Tenaga Kerja - Potensi Pasar - Nilai Tambah - Volume Produksi, Produksi dll
22
Kapabilitas KAPABILITAS Kapasitas dan kemampuan perusahaan untuk menggunakan sumber daya dan mengintegrasikannya dengan tujuan untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan.
23
Kompetensi Inti z
Kumpulan sumber daya (Teknologi, k t keterampilan, il pengetahuan, t h aset) t) dan d kemampuan mengkoordinasikan sumber daya tersebut, tersebut sedemikian rupa sehingga menjadikan daerah mampu memberikan manfaat yang lebih baik bagi masyarakat, dibandingkan dengan pesaing yang ada. ada
S Sumber b : Di Disarikan ik dari d i berbagai b b i sumber b
24
Karakteristik Kompetensi Inti
Merupakan sumber keunggulan bersaing (mempunyai kontribusi besar dalam memberi manfaat bagi pasar) Berpotensi untuk diaplikasikan di beragam pasar ((dapat p menghasilkan g beragam g produk p yang y g bernilai bagi pasar) Sulit ditiru pesaing 25
Kerangka Berfikir Berfikir--1 - SULIT DITIRU - NILAI TAMBAH - SULIT DIGANTIKAN - AKSES PASAR
POTENSI SUMBER DAYA
KAPABILITAS DAERAH
CAPABILITIES - KNOWLEDGE CAPABILITIES - TECHNOLOGICAL CAPABILITIES
(disarikan dari Porter, Barney dan Arikan)
KOMPETENSI INTI DAERAH
DAYA SAING DAERAH 26
Kerangka Berfikir Berfikir--2 KOMODITAS UNGGULAN
KOMPETENSI
- Sulit ditiru - Nilai tambah - Akses pasar
KEMAMPUAN/ KEAHLIAN
KOMPETENSI INTI KEAHLIAN DIBIDANG INDUSTRTI
KOMPETENSI INTI INDUSTRI
- Jarang - Unik
DAYA SAING DAERAH
PERTUMBUHAN EKONOMI 27
Kerangka Berfikir Berfikir--3 SUMBERDAYA DAERAH
KOMODITAS UNGGULAN
kompetensi inti Daerah
Pertumbuhan ekonomi
Daya saing daerah
KESEJAHTRAAN MASY KEMISKINAN TURUN
- PAD - PDRB - T,KERJA
28
Pengembangan Ekonomi Regional REGIONAL MARKETING DAERAH A KOMPETENSI INTI INDUSTRI A
DAERAH C ECONOMIC REGIONAL DEVELOPMENT DAERAH B
KOMODITAS UNGGULAN
KOMPETENSI INTI INDUSTRI B
KOMPETENSI INTI INDUSTRI C - KOMODITAS UNGGULAN
KOMODITAS UNGGULAN
29
Kerangka Analisis A
FGD, SCORING,AHP
Analisis Rantai Nilai, Four Diamand Porter ,FGD, AHP
Sektor S kt dan d Subsektor
Sumber Daya g Dimiliki Yang Daerah (Long list)
Data Sekunder
1 Komoditas unggulan
5 Komoditas Unggulan
Data Sekunder
&
Kriteria Sektor dan Sub-sektor unggulan gg
Indikator ekonomi : - Kontribusi thd PDRB - Penyerapan tenaga Kerja - Nilai tambah
Kompetensi Inti Industri B
Data Sekunder & Kriteria Produk unggulan, indikator ekonomi
- Akses pasar - infrastruktur,dll
Kriteria Kompetensi Inti •Bernilai •Langka •Sulit ditiru •Sulit digantikan
Dong sung cho
SWOT
Strategi St t i Pengembangan FGD
c
PETA PANDUAN 30
A
Tahapan Taha pan Pemilihan Produk Unggulan Daftar f Komoditas d Unggulan (5)
Sektor dan Sub Sektor Unggulan
Long List
Verifikasi ,FGD
Analisis Diskriptif p
Penetapan Kriteria: Prospek nilai tambah (K1), Kontribusi terhadap pengambangan daerah (K2), Dampak sosial dan Pemerataan (K3) tersedianya (K3), t di sumberdaya, b d teknologi, infrastruktur dan lembaga pendudkung (K4), Faktor klasifikasi ((K5), ), Lingkungan yang sehat (K6), Kemampuan organisasi industri (K7), Tingkat Daya Saing (K8)
AHP (Pendapat ekspert) k ) Komoditas unggulan prioritas (2)
Indikator ekonomi Kebijakan daerah/renstra
FGD
1 Komditas unggulan
31
Tahap Taha p Penetapan Kompetensi Inti Industri Daerah RPJMD, RPJMD KEBIJ PEM DAERAH
KOMODITAS UNGGULAN
POHON INDUSTRI
ANALISIS RANTAI NILAI
SWOT/ DIAMOND PORTER
KOMPETENSI INTI INDUSTRI
FGD
AHP
Hasil analisis SWOT dan FGD dilakukan analisis AHP untuk melihat kebenaran secara secara ilmiah.. analisis Rantai nilai diarahkan untuk mengenali nilai tambah, tambah peluang pasar dengan menggunakan pendakatan Four Diamond Porter 32
B
Analisis Rantai Nilai Untuk Strategi Pengembangan
Supplier Value Chain
Production Value Chain
Marketing Value Chain
Buyer Value Chain
User
Operator
Operator
Operator
Supporter
Supporter
Supporter
Supporter
Enabler
Enabler
Enabler
Enabler
SWO OT DAN N FGD
Operator
33
I d tifik i Rantai Indentifikasi R t i Nilai Nil i
Pengembangan SDM Pengembangan Desain Produk Pelanggan
Pengadaan Bahan Baku Transportasi
Operasi / Pengolahan g
Pemasaran
34
Contoh:: Analisa nilai tambah pada rantai nilai usaha rotan Contoh
Rotan Asalan
Pengolahan Rotan W & S
Rotan W&S
Petani Rotan
Kelompok p Tani
Industri Rotan setengah t h Jadi J di
Pengumpul g p Lokal
K l b Kelembagaan P Petani t i Rotan W&S
Buyer / Eksportir
Mebel Rotan
Industri Mebel Rotan
Pedagang Antar Daerah
Rotan Poles Fitrit Corc.. Hati. Corc Hati. Kulit 35
Menentukan Kompetensi Inti Industri Melalui AHP
GOAL
KRITERIA 1
industri 1
KRITERIA 2
KRITERIA 3
industri 2
KRITERIA 4
industri 3
KRITERIA 5
industri 4
KRITERIA N
industri 5
36
C
Pengembangan Rencana Strategis KOMPETENSI INTI INDUSTRI
PORTER DIAMOND
ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN ANALISIS KESENJANGAN
STRATEGI PENGEMBANGAN
DONG SUNG CHO
Policy Analysis Stakeholder Analysis Environmental Analysis Resources Analysis Market Analysis Industry & Competitor Analysis
37
Pengembangan Rencana Tindak DISKUSI FGD
RENCANA STRATEGIS
RENCANA TINDAK
DISKUSI PAKAR
-PRODUKSI - PASAR - PROSES PRODUKSI - TEKNOLOGI - SDM - KELEMBAGAAN - REGULASI
38
39
Contoh Rencana Kegiatan z
PENGUMPULAN DAN KOMPILASI DATA ( 1 BLN)) SEKUNDER, TERUTAMA STATISTIK BPS
z
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN SURVEY INSTITUSIONAL (STUDI PENDAHULUAN) (2 Bln)
z
KOMPILASI DATA SURVEY INSTITUSIONAL (1 bln))
z
ANALISIS DAN PENENTUAN: (2 bln)
SEKTOR DAN SUB SEKTOR UNGGULAN DAERAH
PRODUK UNGGULAN PRIORITAS KOMPETENSI INTI INDUSTRI
40
z
ANALISIS RANTAI NILAI DAN PEMASAARAN
z
ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
z
PENGEMBANGAN RENCANA TINDAK
41
Rencana Kegiatan WAKTU PELAKSANAAN No
Kegiatan 1
PERSIAPAN-PERSIAPAN
2
KUNJUNGAN KE LAPANGAN
3
ANALISIS DATA
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPT
OKT
Penentuan Produk Unggulan 4
ANALISIS RANTAI NILAI DAN PEMASARAN - Penentuan kompetensi Inti Industri Daerah
5
PENGEMBANGAN RENCANA TINDAK
6
PRESENTASI AKHIR
42
Kunjungan Lapangan Lapangan--1 z
PERKENALAN DENGAN PIHAK PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT: (hari ke 1 1-2) 2) SOSIALISASI RENCANA KEGIATAN INFORMASI AWAL: ►
KONDISI DAN POTENSI DAERAH
►
SEKTOR DAN SUB SEKTOR UNGGULAN
►
PERUMUSAN KOMPETENSI INTI DAERAH
INFORMAN KUNCI DAN CONTACT PERSON z
PENGUMPULAN DATA SEKUNDER (hari ke 3 3-4) 4) DATA STATISTIK DAN DOKUMEN KEBIJAKAN KARAKTERISTIK UMUM DAERAH PENGAMATAN LAPANGAN LANGSUNG
43
z
DISKUSI FGD DGN PIHAK TERKAIT (hari ke 5 dan 6)) - Sosialisasi Rencana Pengembangan Kompetensi Inti Industri daerah, daerah tujuan kegiatan dan manfaat kajian. - Penentuan Komoditas Unggulan alternatif - Penentuan Komoditas Unggulan Prioritas (1 komoditas) MELALUI : a. Diskusi b. Kuesioner 44
Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
45
Identifikasi Penentuan daerah kajian
Kriteria, antara lain: • Diprioritaskan daerah tertinggal, pemekaran, perbatasan • Komitmen dari PEMDA • Proposal usulan daerah
Pengkajian/Penelitian Pengumpulan, pengolahan data dan Informasi Penetapan unggulan gg prioritas p
Koordinasi Pusat Penetapan kompetensi inti d daerah h
Kesepakatan dengan g daerah
Koordinasi Pusat Dokumen Rencana Pengembangan Industri
PERDA
Pendalaman Rencana Aksi Program/kegiatan DJIKM
RKAKL/DIPA
Perencanaan
Monitoring & Evaluasi Pelaksanaan kegiatan: • Bantuan mesin dan peralatan • Pelatihan • Promosi/pameran • Pengembangan produk
Implementasi l i