TUO NIFARÖ (Studi Etnografi Kearifan Lokal Dalam Proses Produksi Tuo Nifarö di Desa Sirete, Kecamatan Gidö, Kabupaten Nias)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Dalam Bidang Antropologi
DISUSUN OLEH :
Citra P. Harefa 110905017
DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PERNYATAAN ORIGINALITAS
“TUO NIFARÖ” (STUDI ETNOGRAFI KEARIFAN LOKAL DALAM PROSES PRODUKSI NIFARÖ, DI DESA SIRETE KECAMATAN GIDÖ, KABUPATEN NIAS)
SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.
Medan, Juli 2015 Penulis,
Citra P. Harefa
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK CITRA PERMATASARI HAREFA 110905017 (2015). TUO NIFARÖ (Studi Etnografi Kearifan Lokal Dalam Proses Produksi Tuo Nifarö di Desa Sirete Kecamatan Gidö, Kabupaten Nias). Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 100 halaman, 6 tabel, 11 daftar gambar, daftar pustaka, dan lampiran. Pada hakekatnya tradisi minum tuak, sudah lama berkembang di Pulau Nias. Konsumsi tuak bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Kebiasaan minum tuak bagi masyarakat Suku Nias, bisa dilihat pada pesta adat pernikahan, pemberian minuman kehormatan bagi tamu dari luar daerah, di lafo tuak, maupun konsumsi pribadi. Penelitian ini dilakukan di jalan Binaka Idanögawö km 23,5 Desa Sirete Dusun I, No.108, Kecamatan Gidö, Kabupaten Nias dimana ada beberapa tempat produksi dalam pengelolaan tuo nifarö. Tuo nifarö merupakan tuak suling minuman tradisional Suku Nias yang memiliki beberapa fungsi seperti: dengan meminum högö duo (kepala tuak) dipercaya dapat menyembuhkan penyakit gula serta bisa dijadikan obat urut, tuo nifarö sering dijadikan sebagai pelengkap pada pesta adat pernikahan suku Nias, produksi tuo nifarö bisa dijadikan sebagai sumber mata pencahariaan dan tuo nifarö sering dijadikan sebagai minuman keakraban bagi suku Nias. Metode etnografi secara holistik bersifat kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan informasi dan penjelasan dari pengetahuan informan yang diterima dari proses pembelajaran dan praktek-praktek dilapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah melalui wawancara, observasi, dan partisipasi kepada masyarakat, memiliki pengetahuan terkait masalah penelitian, dan studi kepustakaan. Permasalahan yang dibahas adalah mengenai kearifan lokal dalam pengelolaan tuo nifarö. Tuo nifarö merupakan tuak yang suling dimana cara pengelolaan tuo nifarö berbeda. Tuo nifarö dipercaya, memiliki kadar alkohol yang tinggi dari tuak biasa. Cara pengelolaannya diwariskan oleh nenek moyang dan berdasarkan pengalaman. Begitu juga dengan makna dan fungsi tuo nifarö bagi Suku Nias sangat berarti. Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa tradisi minum tuak bagi Suku Nias, sudah lama berkembang dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Suku Nias. Tradisi minum tuak ini, secara tidak langsung membentuk minuman tradisional ataupun minuman kuliner khas Suku Nias. Kesimpulannya adalah kepercayaan masyarakat Nias terhadap tuo nifarö, menjadikan minuman ini memiliki banyak fungsi. Namun fungsi ini mengartikan bagaimana masyarakat memandang apakah minuman ini baik atau tidak tergantung bagaimana orang merespon, disisi lain dampak dari tuo nifarö yakni memabukkan namun disatu sisi juga meminum tuak tidak harus mabuk, seseorang harus bisa mengontrol dan memaknai tradisi dengan positif. Kata Kunci
: Kearifan Lokal, Makna/Fungsi, Tradisi, Masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan Syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat, kasih dan anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Tuo Nifarö” (Studi Etnografi Kearifan Lokal Dalam Proses Produksi Tuo Nifarö, di Desa Sirete Kecamatan Gidö, Kabupaten Nias). Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai Sarjana S1 Antropologi Sosial di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga saya yang senantiasa mengasihi, mendidik, memberikan sumber materi maupun mendukung segi moril, serta tetap memotivasi saya selama berada dibangku perkuliahan. Terutama kepada keluarga saya, yaitu: Bapa Saya Alfriend Harefa dan Mama Saya Donna Adelaide Silaban. Kedua adik saya, Cindy Fortunella Harefa, dan Carlos Andreas Harefa. Saya juga menyampaikan rasa terima kasih dengan tulus dan sebesarbesarnya kepada Bapak, Nurman Ahmad, S.Sos, M.Soc.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi saya yang telah banyak memberikan ilmu, waktu, dan perhatian serta bimbingannya kepada saya mulai dari awal penyusunan proposal sampai akhir penyelesaian skripsi ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si. Kepada Ketua Departemen Antropologi yang dengan bijaksana memberikan arahan bagi saya, Bapak Dr. Fikarwin Zuska dan Bapak Agustrisno, MSP selaku Sekretaris Departemen Antropologi yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama perkuliahan. Pada kesempatan ini, saya juga mengucapkan terima kasih kepada temanteman mahasiswa/i Antropologi FISIP USU angkatan 2011 atas pengalamanpengalaman tak terlupakan selama masa perkuliahan, begitu juga kepada kerabat Adek Desman Invocavit Ndraha, kepada kakak Theresha Meilani Hutagaol,
Universitas Sumatera Utara
Yohana Pamella Berliana Marpaung, dan Abang Donald Maruli, Abang Eki Gunawan terima kasih banyak buat motivasi dan bantuannya. Terima kasih kepada rekan-rekan GEMA NIAS (Generasi Muda Nias), rekan-rekan GKB New Hope Comunnity secara khusus kepada Bapak Pdt. Octaviusta Bangun, M.Th, kepada Kak Sarah Dopen, Abang Arif K. Lawölö, Kak Jun P. Harefa, Kak Endang, Kak Merta Zebua, Eman Juliskar Harefa, Herman Syukur Harefa, Yedi Baene, Winnye Gea, Yaman Hia serta Adik binaan saya, Margaret Zebua dan nama-nama yang tidak bisa saya ucapkan satu per satu. Saya juga tidak lupa mengucapkan terima kasih Kakak pembina saya Kak Winnel Vlorida Daeli, dan kak Ika Laorensia Saota. Rekan-rekan YIPC (Young Interfaith Peacemaker Comunnity), terima kasih juga buat teman-teman Berdikari 17 yang tetap memotivasi saya agar saya biar tamat tepat waktu, buat Komsel Ester (Wanita Bijaknya Allah) terimakasih atas doa-doanya sehingga saya bisa menyelesaikan studi saya dengan finishing well, dan buat sahabat saya Indra Tri Sadar Gulö, terima kasih atas nasihat, arahan, motivasi, dan bantuannya selama mengerjakan skripsi. Terima kasih sedalam-dalamnya kepada Mama Ina David Ndraha, adek Deddy Lestari Ndraha, Ama/Ina Risda Ndraha, Ama/Ina Santi Ndraha, yang senantiasa membantu saya selama penelitian lapangan di Kabupaten Nias. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya tuliskan satu per satu, yang telah membantu saya dalam pembelajaran selama studi hingga penyelesaian skripsi, saya ucapkan terima kasih. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa yang membalas seluruh kebaikkan yang saya terima selama ini. Medan, Juli 2015 Penulis,
Citra Permatasari Harefa
Universitas Sumatera Utara
RIYAWAT HIDUP
Citra Permatasari Harefa, lahir pada tanggal 16 Mei 1993 di Kota Medan, Sumatera Utara. Anak pertama dari 3 (tiga) bersaudara dari pasangan Alfriend Harefa dan Donna Adelaide Silaban. Menyelesaikan pendidikan dasar di SD RK. Mutiara Gunung Sitoli pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama di SMP. N. 1 Gunung Sitoli pada tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas di SMA. N. 1 Gunung Sitoli di tahun 2011. Kemudian pada pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Universitas Sumatera Utara dengan spesifikasi ilmu Antropologi Sosial. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan selama masa studi, antara lain :
Mengikuti Seminar Pemuda “Menjadi Generasi yang Kreatif dan Inovatif Lewat Potensi Diri Untuk Membangun Bangsa dan Negara” oleh GEMA NIAS di Kota Medan pada tanggal 29 Oktober tahun 2011.
Koordinator Sie Dana pada Acara Natal Antropologi FISIP USU pada tahun 2012.
Melakukan PKL 1 di Sumbul, Sidikalang dengan Penelitian “Petani Kopi” pada tahun 2012.
Sekretaris Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Antropologi USU pada tahun 2013.
Mengikuti Pelatihan “Training of Facilitator” (TOF) angkatan IV oleh Departemen Antropologi Sosial Universitas Sumatera Utara, di Kota Medan pada tanggal 08 Desember 2013.
Peserta dalam Seminar dan Lokakarya “Implementasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan di Sumatera Utara” oleh Sekretariat Jedral Dewan Ketahanan Nasional pada tahun 2013.
Universitas Sumatera Utara
Mengikuti Seminar dan Pelatihan dalam “National Student Interfaith Peace Camp 2014” oleh Young Interfaith Peacemaker Community (YIPC) Indonesia, Yogyakarta, 14-17 Agustus 2014.
Mengikuti Seminar Kepemimpinan yakni “Kepemimpinan Yang Ideal dalam
Rangka
Pencapaian
dan
Peningkatan
Taraf
Hidup
dari
Kesejahteraan Masyarakat” oleh Harry Center bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di Kota Medan pada tanggal 29 November 2014.
Mengikuti Seminar Nasional Entrepreneurship “Menumbuhkan Jiwa Entrepreneurship di Kalangan Pemuda Gereja”, Pembicara : Harry Tanosoedibjo (CEO MNC Group) di Kota Medan pada tanggal 01 Desember 2014.
Peserta Work Shop “Etnografi (Reabilitas dan Validitas dalam Penelitian Kualitatif” oleh L. Dyson oleh Departemen Antropologi FISIP USU pada tahun 2014.
Melakukan PKL II atau Magang di PKPA (Pusat Kajian dan Perlindungan Anak) bagian SKA (Sanggar Kreativitas Anak) di Pinang Baris, tahun 2015.
Email :
[email protected]
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR Kearifan lokal merupakan pengetahuan lokal yang dimiliki oleh masyarakat di suatu daerah. Pengetahuan lokal disetiap daerah pasti mempunyai perbedaan maupun persamaan dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan, strategi adaptasi, geografis dan budaya. Setiap masyarakat harus bisa beradaptasi dengan lingkungannya agar bisa diterima. Begitu juga dengan budaya, mau tidak mau masyarakat harus bisa mengikuti budaya, ataupun mengubah budaya sesuai dengan kebutuhan lingkungan. Tuo nifarö merupakan minuman tradisional Suku Nias yang sampai sekarang masih berkembang dan dikonsumsi. Petani nira, masih mempergunakan peralatan yang manual untuk menyadap nira, memasak nira, maupun menyuling nira dan tuo nifarö merupakan 100% dari nira kelapa tanpa campuran apapun ketika proses pengelolaan. Jenis tuak Nias yakni tuo nifarö dan duo mbanua. Kedua tuak ini memiliki keunggulan/kelemahan masing-masing, namun titik fokus penulis lebih pada ke tuo nifarö karena sistem pengelolaannya berbeda dari pengelolaan tuak yang biasanya, tuo nifarö merupakan tuak suling yang mempunyai kadar alkohol yang tinggi dari tuak yang tidak disuling. Begitu juga dengan makna dan fungsinya bagi Suku Nias mempunyai nilai tertentu, seperti fungsi tuo nifarö sebagai obat yang dipercaya bisa menyembuhkan penyakit gula, fungsi tuo nifarö sebagai pelengkap pesta adat pernikahan Suku Nias, fungsi tuo nifarö sebagai minuman keakraban, dan fungsi tuo nifarö sebagai mata pencahariaan bagi masyarakat Desa Sirete. Itu sebabnya penulis tertarik untuk meneliti penelitian ini. Pada bab 1, Pendahuluan. Pada bab ini, menguraikan garis besar penulisan skripsi ini. Adapun diantaranya adalah latar belakang, tinjauan pustaka, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta pengalaman penulis selama di lapangan Pada bab 2, Gambaran umum Desa Sirete Kabupaten Nias. Pada bab ini secara umum akan diuraikan tentang situasi dan kondisi Desa Sirete dimana di desa ini ada beberapa masyarakat yang memproduksi tuo nifarö disekitaran jalan
Universitas Sumatera Utara
Idanögawo km 23,5 Desa Sirete, Dusun I, No. 108 Kecamatan Gidö, Kabupaten Nias. Adapun yang dipaparkan diantaranya adalah tentang sejarah singkat Kabupaten Nias dan Etnis Nias, perkiraan sejarah Desa Sirete, sistem pemerintahan di Desa Sirete, Struktur Organisasi pemerintah Desa (SOPD), kondisi alam, potensi di Desa Sirete, kehidupan masyarakat di Desa Sirete, kondisi sarana/prasarana umum Desa Sirete, perhatian pemerintah di bidang sarana pertanian, perhatian pemerintah di bidang sarana perikanan, pembagian wilayah Desa Sirete. Pada bab 3, Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan Tuo Nifarö Di Desa Sirete. Pada bab ini diuraikan tentang pengetahuan lokal dalam pemilihan pohon kelapa di Desa Sirete, pengetahuan lokal untuk mengasah pisau yang baik, pengetahuan lokal untuk menyadap nira di Desa Sirete, pengetahuan lokal untuk pemilihan bambu penyalur (koro) dan sumbu bambu, peralatan yang digunakan untuk membuat tuo nifarö, cara membuat tuo nifarö, wawancara tentang sejarah tuo nifarö, alasan memilih nira kelapa sebagai bahan dasar tuo nifarö, nira kelapa dan komposisi, perubahan yang terjadi pada nira segar, dan sistem sewa pohon kelapa di Desa Sirete. Pada bab 4, Makna Dan Fungsi Tuo Nifarö. Pada bab ini diuraikan, manfaat tuo nifarö, fungsi högö duo sebagai obat, fungsi tuo nifarö pada pesta adat pernikahan Suku Nias, fungsi tuo nifarö sebagai mata pencahariaan masyarakat, fungsi tuo nifarö sebagai minuman keakraban, wawancara dengan pemilik lafo duo mbanua (tuak mentah), dan högö duo sama seperti spritus. Pada bab 5, Kesimpulan dan Saran. Pada bab ini akan disampaikan secara keseluruhan dari hasil penelitian tentang kearifan lokal dan apa saja yang menjadi manfaat tuo nifarö, di Desa Sirete, Kecamatan Gidö, Kabupaten Nias. Saya telah mencurahkan hati dan jiwa saya demi menyelesaikan penelitian ini. Medan, Juli 2015 Penulis, Citra Permatasari Harefa
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI Halaman Persetujuan Halaman Pengesahan Pernyataan Orginalitas…………………………………………………………. Abstrak……………………………………………………………………........... Ucapan Terimakasih…………………………………………………………..... Riwayat Hidup……………………………………………………………........... Kata pengantar………………………………………………………………….. Daftar Isi………………………………………………………………………..... Daftar Tabel……………………………………………………………………... Daftar Gambar…………………………………………………………….......... Glosarium………………………………………………………………………...
i ii iii v vii ix xi xii xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang………………………………………………………………. 1.2. Tinjauan Pustaka………………………………………………………..…… 1.3. Rumusan Masalah…………………………………………………………… 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………………… 1.5. Metode Penelitian…………………………………………………………… 1.5.1. Wawancara…………………………………………………....……… 1.5.2. Pengamatan………………………………………………………....... 1.5.3. Partisipasi……………………………………………………..……… 1.6. Pengalaman Penulis Selama di Lapangan……….…………………...............
1 14 20 20 22 24 26 28 28
BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIRETE KABUPATEN NIAS 2.1. Sejarah Singkat Kabupaten Nias dan Etnis Nias…………………………..... 2.2. Perkiraan Sejarah Desa Sirete Kecamatan Gidö…………………………..... 2.3. Sistem Pemerintahan di Desa Sirete………………………………………… 2.3.1. Tahapan Jabatan…………………………………………………........ 2.3. Struktur Organisasi Pemerintah……………………………………............... 2.4. Kondisi Alam, Potensi di Desa Sirete………………………………………. 2.4.1. Potensi di Bidang Pertanian…………………………………………. 2.4.2. Potensi di Bidang Industri……………………………................….... 2.4.3. Potensi di Bidang Pariwisata…………………………….................... 2.5. Kehidupan Masyarakat di Desa Sirete…………………………………….... 2.5.1. Keadaan Ekonomi………………………………………………......... 2.5.2. Keadaan Sosial dan Budaya…………………………………….......... 2.5.3. Keadaan di Desa Sirete…………………………………..................... 2.6. Kondisi Sarana dan Prasarana………………………………………………. 2.6.1. Rumusan Kebijakan Program Pembangunan Desa Sirete.................... 2.6.2. Prioritas Program Pembangunan Kecamatan/Kabupaten…………… 2.7. Perhatian Pemerintah di Bidang Sarana Pertanian…………………….......... 2.8. Perhatian Pemerintah di Bidang Sarana Perikanan……...…………………..
33 35 35 35 38 39 39 40 40 41 41 42 43 44 45 48 49 50
Universitas Sumatera Utara
2.9. Pembagian Wilayah di Desa Sirete…………………………….…………..... 51
BAB III KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN TUO NIFARÖ DI DESA SIRETE 3.1. Pengetahuan Lokal Dalam Pemilihan Pohon Kelapa di Desa Sirete…..…….. 3.1.1. Pengetahuan Lokal Untuk Mengasah Pisau Yang Baik………………. 3.1.2. Pengetahuan Lokal Untuk Menyadap Nira Di Desa Sirete….…........... 3.1.5. Pengetahuan Lokal Untuk Pemilihan Bambu Penyalur (Koro) Dan Sumbu Bambu……………………………………………………….…......... 3.2. Peralatan Yang Digunakan Untuk Membuat Tuo Nifarö……………………. 3.2.1. Cara Membuat Tuo Nifarö……………………………………............. 3.3. Wawancara Sejarah Tuo Nifarö………………………………………..…….. 3.4. Alasan Memilih Nira Kelapa…………………………………………..…….. 3.4.1. Nira Kelapa dan Komposisi………………………………………....... 3.4.2. Perubahan Yang Terjadi Pada Nira Segar……………………………. 3.5. Sistem Sewa Pohon Kelapa di Desa Sirete…………………………………...
52 55 56 60 64 64 69 70 72 73 74
BAB IV MAKNA DAN FUNGSI TUO NIFARÖ 4.1. Manfaat Tuo Nifarö………………………………………………………….. 4.1.1. Fungsi Högö Duo Sebagai Obat………………………………………. 4.1.2. Fungsi Tuo Nifarö Pada Pesta Adat Pernikahan Suku Nias…….......... 4.1.3. Fungsi Tuo Nifarö Sebagai Mata Pencahariaan Masyarakat................. 4.1.4. Fungsi Tuo Nifarö Sebagai Minuman Keakraban…………...……….. 4.2. Wawancara Dengan Pemilik Lafo Tuak (Duo Mbanua)……………...……... 4.2.1. Proses Pengelolaan Duo Mbanua…………………………...……… 4.3. Högö Duo Sama Seperti Spritus………………………………………………
76 78 83 85 88 89 89 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan…………………………………………………………………... 96 5.2. Saran………………………………………………………………………..... 98
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 99 LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Tahapan Kepemimpinan di Desa Sirete……………………….......... Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Dusun I dan Dusun II Desa Sirete………………. Tabel 2.3. Sarana dan Prasana di Desa Sirete…………………………………... Tabel 2.4. Program dan Kegiatan Pembangunan di Desa Sirete…………......... Tabel 3.1. Komposisi Kimia dan Nira Kelapa……………………………......... Tabel 3.2. Komposisi Kimia dari Nira Segar……………………………………
37 43 44 47 72 73
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR Gambar 01 : Contoh pohon kelapa yang memungkinkan menghasilkan nira…... Gambar 02 : Contoh pohon kelapa yang tidak memungkinkan ada nira………... Gambar 03 : Balatu (parang kecil) yang sering diasah dengan kayu……………. Gambar 04 : Perlakuan petani terhadap sigaru…………………………………... Gambar 05 : Koro (bambu penyalur) dan sumbu bambu yakni (tiang bambu)...... Gambar 06 : Petani mengolesi pisang sebagai lem pada blek…………………… Gambar 07 : Tampak tetesan pertama tuo nifarö yang berwarna bening……….. Gambar 08 : Peneliti mewawancarai informan di lafo tuak …………………….. Gambar 09 : Duo mbanua yang sudah dicampurkan raru……………………….. Gambar 10 : Suasana di lafo tuak Ama Dalia Zebua yang menjual duo mbanua. Gambar 11 : Tampak kayu kecil yang terdahulu sudah disiram dengan högö duo
54 55 56 60 63 66 67 87 89 90 93
Universitas Sumatera Utara
GLOSARIUM Balatu Bambu buku Bapatalu Blek Duo mbanua fangetu’ö huhuo Högö duo Jujuran Kumpul-kumpul Koro Lafo tuak Mamatalu Möi mamaola ba nuwu Ono niha Penyakit gula Proses pengeringan Raru Rasa hambar Si dadao barö gare Sigaru Sumbu api Tanö niha Tambol Tuo nifarö Usaha panglong
: Pisau/parang kecil. : Bambu yang mempunyai sekat di dalam batangnya. : Sebutan untuk bapak saudara. : Kaleng minyak bekas (wadah untuk tuak dimasak) : Tuak mentah yang berasal dari aren : Pengesahaan keputusan : Kepala tuo nifarö (tuak suling) : Mahar dari pihak perempuan. : Bergabung bersama. : Bambu penyalur tempat tuak disuling : Kedai/warung tuak : Sebutan untuk ibu saudara : Tradisi untuk memberitahukan pesta hari pernihakan : Anak nias : Sebutan untuk pengungkapan penyakit diabetes : Proses pengeringan langsung pada sinar matahari. : Kulit tumbuhan yang memabukkan seperti olike : Tidak ada rasa, kecut. : Orang yang mengambil keputusan pada upacara ad at : Bunga kelapa/pelepah kelapa penghasil nira : Menyalakan api di kayu bakar ketika hendak memasak : Tanah nias. : Makanan B1 (daging anjing sudah dimasak) : Tuak suling yang berasal dari nias : Usaha pembuatan perabot kursi, meja, lemari perabot
Universitas Sumatera Utara