Editor: I Wayan Geriya
DENPASAR KOTA PUSAKA CERDAS Sinergi Domain Heritage, Creativity and Smart
Oleh
Kelompok Ahli Pembangunan Pemerintah Kota Denpasar BAPPEDA KOTA DENPASAR 2016 i
Denpasar dalam Sinergi Kota Pusaka, Kreatif dan Cerdas BAPPEDA KOTA DENPASAR Denpasar, 2016 xiv + 140 halaman Tinggi 24 cm; Lebar 16 cm ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx-x Sampul Depan: Patung Catur Muka dan Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi) Desain & Lay Out DEVA Communications Percetakan:
DEVA Communications Jl. Gandapura No. 40 Denpasar Tel. (62-361) 46 0990, 46 5085 Fax. (62-361) 46 6565 email:
[email protected] Isi diluar tanggungjawab percetakan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan Pidana Pasal 72
1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terbit sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
ii
DAFTAR ISI
Pengantar Editor iii Sambutan Walikota Denpasar ix Sambutan Kepala BAPPEDA Denpasar x Sambutan Ketua Kelompok Ahli Pembangunan Pemerintah Kota Denpasar xi Daftar Isi xiii Artikel 1 Strategi Pemberdayaan Denpasar Kota Pusaka Dalam Jaringan Global Berbasis Budaya dan SDM Cerdas
1
Artikel 2 Memaknai Penataan Ruang Menuju Kota Cerdas
11
Artikel 3 Smart City (Kota Cerdas) Serta Teknologi Informasi dan Komunikasi
27
Artikel 4 Sumber Daya Alam dan Lingkungan Cerdas (Smart Enviroment and Natural Resources)
45
Artikel 5 Smart Orange Economy Menuju Denpasar Smart Heritage City
59
Artikel 6 Perspektif Mobilitas Pintar dalam Denpasar Smart City
71
Artikel 7 Lembaga Tradisional (Desa Pekraman / Adat, Subak dan Bendega) Sebagai Agen Perubahan (Agen of Change) Tantangan di Era Globalisasi
85
Artikel 8 Keberpihakan Pemerintah Kota Denpasar Terhadap Pusaka Saujana Dalam Rangka Mewujudkan Kota Pusaka Yang Cerdas
97
Artikel 9 Smart Living and Happiness (Keamanan dan Kenyamanan Serta Kebahagiaan di Kota Denpasar)
113
Daftar Pustaka Riwayat Peneliti
119 123 xiii
Perspektif Mobilitas Pintar dalam Denpasar Smart City Oleh I Nyoman Widana Negara Kota Denpasar memainkan peranan penting sebagai pusat kota Provinsi Bali dan pusat kawasan Metropolitan SARBAGITA, walaupun dengan luas wilayah 12,778 KM2, jumlah penduduk 833.900 jiwa dan pertumbuhan 2 % per tahun. Kota Denpasar memiliki potensi unggul pada aspek. infrastrukutur, komunikasi, pelayanan publik, pemerintahan, ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya. Konsekuensi logis kota Denpasar dengan predikat kota Besar dan Metropolitan memiliki masalah kota salah satu aspek mobilitas pintar (smart mobility) yaituindikator meliputi infrastruktur komunikasi-IT,jalan dan parkir,transport umum, sungai-DAS, dan air bersih dll. Hasil IKCI 2015 kota Denpasar menduduki ranking 10 besar, dengan modal dasar ini ditambah dengan potensi unggul, Pemerintah Kota me-launching “Denpasar Smart City” untuk mengatasi masalah kota yang komplek secara bertahap dan berkelanjutan,berdasarkan konsep Kolaborasi antara Birokrat pemerintah,bersama DPRD, steak holder, pengusaha, masyarakat kota Denpasar menciptakan “inovasi”, dikelola leadership pintar (smart) dan dilaksanakan secara “terintegrasi” mencapai indikator yang merujuk 6 dimensi smart city. Konsep Denpasar Smart City berladaskan pada wawasan budaya unggul “ JENGAH dan NGAYAH = GOTONG ROYONG”
The Persepectives of Smart Mobility on Denpasar Smart City Oleh I Nyoman Widana Negara Denpasar city plays an important role as the city center of Bali Province, as well as SARBAGITA Metropolitan region, which has the potentially on some of city infrastructures, public services, government, economic, and socio-cultural aspects. Its a logic consequence the Denpasar city had complexity problems, in particularly on the smart mobility, include the infrastructures of information techlogy (IT) and communication, roads and parking, public transport and its services, rivers and watersheds, and water. Refer to the results Indek Kota Cerdas Indonesia (IKCI 2015) Denpasar city were of 10 ranked, and combined of their potential aspeks, the municipal government to launch "Denpasar Smart City" whould used to solve gradually and sutaianble of city problems. The main concept based on the collaboration among the bureaucrats, Parliaments, steak holder, businessman, Denpasar communities to create " an innovation", “smart leadership managed” and "integrated" implemetations, to reach of 6 dimensional smart city, which is based on the insights of excellence culture "JENGAH dan NGAYAH
I.
PENDAHULUAN
Denpasar memainkan peranan penting sebagai Ibu Kota Provinsi Bali dan sekaligus sebagai pusat kawasan Metropolitan SARBAGITA yang tertuang dalam Perda Prov. No.9 tahun 2009 tentang RTRW Bali. Luas cakupan wilayah SARBAGITA 1.754 Km2, hasil sensus penduduk 2010
jumlah penduduk mencapai 2.222.611 jiwa, dengan kepadatan 1.267,4
jiwa/Km2 serta laju pertumbuhan penduduk 1,44% pertahun, (Bali Dalam Angka 2014). Sedangkan Kota Denpasar dengan luas wilayahnya sekitar 12,778 km2 atau 7,28 % dari luas kawasan SARBAGITA dengan jumlah penduduk 833.900 jiwa atau 37,5% kosentrasi di Kota
71
Denpasar, dengan laju perkembangan penduduk sekitar 2 % per tahun (www.denpasar.go.id Denpasar dalam Angka 2014). Luas wilayah yang sempit dan terkosentrasi penduduk, kegiatan ekonomi menyebabkan perubahan pada morfologi kota sebagai indikasi adalah rasio ruang terbangun 60% lebih besar dari standar. Perubahan fisik kota untuk keperluan infrastruktur kota dan perubahan politik, sosial dan budaya masyarakat. Dampak perubahan fisik kota, memicu masalah lain yaitu ketersesakan kota, pelayanan umum, sampah, banjir, transportasi yaitu kemacaten, RTHK, kumuh dan kesehatan dan pendidikan. Pemerintah kota Denpasar secara bertahap dan berkelanjutan berupaya untuk mengatasi masalah tersebutdalam bingkai“Denpasar menuju Kota Pintar”, indikasinya terbangunnya Gedung Sewaka Dharma sebagai pusat pelayanan terpadu satu pintu (PTSP), penerapan web dan sistim online pada masing-masing SKPD, ekonomi kerakyatan, Car Free Day, ATCS berbasis aplikasi, Denfest, yang terakhir Pro Denpasar dan pengelolaan sampah berbasis lingkungan dan Sampah Otomatis (ATM),serta inovasi dari SKPD yang tidak pernah surut. Mengacu pada penjelasan diatas meperlihatkan dalam penanganan masalah kota masih menganut pola inovasi masing-masing SKPD (individu) masih terpisah-pisah (scratered) atau belum terintergrasi satu dengan lainnya (un-intergrated). Terlepas dari semua itu sebagai hasil upaya wali kota dengan jajaran SKPD, Kota Denpasar dinobatkan sebagai 10 besar Indek Kota Pintar Indonesia (litbang Kompas). Hasil analsis IKCI-2015 masih banyak kekurangan yang harus dikerjakan pemerintah kota untuk mempertahankan ranking 10, bahkan kenapa tidak mungkin kota Denpasar menjadi 5 besar IKCI 2016. Beranjak hasil IKCI 2015 dan sebagai pondasi dalam menyelesaikan masalah kota yang semakin komplek, Wali kota me-launching Ikon“ Denpasar Smart City (DSC)”, memang ini pekerjaan besar yang membutuhkan kepempinan yang pintar (smart), kerja sama (team work), inisiatif dan inovasi dari SKPD, dukungan teknologi informasi (IT), SDA dan SDM pintar serta dukungan masyarakat pintar, serta mencari sumber dana baru dari pihak ketiga yaitu Corperate Social responsibility (CSR) yang sangat besar. Untuk itu, Pemerintah Kota dan jajaran SKPD perlu kiranya menyimak pendapat hasil IKCI-2015 bahwa Kota cerdas tidak semata-mata berkaitan Teknologi Informasi canggih (IT) tetapi pada tahap awal diperlukan “Inovasi, kepemimpinan dan integrasi. Simak pendapat Muhammad Awalludin (Pt.Telkoml, tbk, 2014) menjelaskan keberhasilan smart city didukung 3 (tiga) faktor utama yaitu Inovasi , Kepemimpinan, dan Kolaborasi, dengan rekomendasi Pemerintah kota a) Membuat konsorsium terdiri dari Birokrat pemerintah, penyedia layanan, pembuat keputusan, dan para pemimpin untuk membuat keputusan inisiatif 72
smart city dan b) mendorong terciptanya kolaborasi terbuka yaitu membuat informasi system public terbuka dan dapat diakses oleh warga dan bisnis untuk mendorong inovasi dalam layanan baru, serta c) Mencari model bisnis kreatif untuk membuat alternative pendanaan proyek dan membuatnya berkelanjutan, d) Big Data Analytics berdasarkan layanan Cloud dan shared service pada manajemen smart city harus dibagi sedemikian rupa antara pemerintah daerah dan,lembaga sector public lainnya, dan e). Jelajahi model bisnis baru di mana perusahaan-perusahaan bias berpartisipasi dalam tata kota dan menjadi pendukung pemerintah. Kelompok ahli kota Denpasar melalui program initiative membuat kajian teoritis – praktis dalam tulisan Denpasar Heritage Smart City. Penulis mengambil topik persepektif mobilitas pintar dalam Denpasar Smart City; yang memberikan gambaran wawasan teoritas dan praktis kedepan terhadap potensi dan cakupan aspek mobilitas pintar dalam mewujudkan Denpasar Smart City.
II.
A.
KONSEP KOTA PINTAR -MOBILITAS PINTAR
Kota Pintar (Smart City) dan Dimensinya Pengertian kota pintar (smart city) sangat berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman dan beberapa pengalaman dari kota dunia yang telah lama melaksanakan tahapan kota pintar.Beberapa pengertian konsep kota pintar sbb: Konferensi e-Indonesia Initiative Forum (2016), menyatakan Kota Cerdas (Smart city) adalah kota yang dapat mengelola sumber daya yang dimiliki (Manusia dan Alam) dengan efektif dan efisien sehingga penduduknya dapat kehidupan yang aman, nyaman dan berkelanjutan. Menurut SAPPK-PWK-ITB, (2015), Smart city adalah bagaimana cara menghubungkan infrastruktur fisik, infrastruktur sosial dan infrastruktur ekonomi dengan menggunakan teknologi
Information
comunication technology
(ICT),
yang dapat
mengintergarsikan semua elemen dalam aspek tersebut dan membuat kota yang lebih efisien dan layak huni. Telkom Indonesia (2016) mendifinisikan kota pintar (smart city) is about supporting cities, districts or regions in fulfilling some of their key missions by the support of ICT with“smart”and “intelligent” solutions and technology such as a) providing new services, b)optimizing existing services, c) allowing savings on key limited resources (energy, water, space, etc) and d) Enhancing the relationship between the city and its citizens andtourists. Untuk melaksanakan smart city 3 tahapan penting yaitu tahap ke-1 adalah rasakan (sensing), Tahap ke-2 adalah mengerti (understanding) dan tahap ke-3 Laksanakan (acting) 73
Dimensi Kota Pintar (smart city) terdiri dari 6 dimensi kota pintar yaitu a) Ekonomi Pintar (Smart Economy)yang meliputi unsur unsur seperti inovasi, kewirausahaan, selfbranding, produktivitas, dan juga persaingan dalam pasar internasional. b) Masyarakat Pintar (Smart People) terkait dengan komponen level pendidikan dari masyarakat itu sendiri, tetapi juga bagaimana interaksi sosial yang terjadi didalamnya, c) Pemerintah Pintar (Smart Governance) meliputi meliputi unsur partisipasi politik, kualitas pelayanan dan administrasi publik. d) Mobilitas Pintar (Smart Mobility) menyangkut aspek aksesibilitas lokal, nasional dan international,
ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi, serta sistemtransportasi
perkotaan yang ramah lingkungan, e) Lingkungan Pintar (SmartEnvironment) berkaitan denganisu-isu perlindungan lingkungan alami dan f) Pola Hidup Pintar (Smart Living)meliputi unsur aspek kualitas hidupmasyarakat kota. Suatu hal penting disampaikan Giffinger et al., (2007)., bahwa ke 6 dimensi smart city dengan variablenya tidak harus semuanyadikembangkan namun dapat difokuskan pada satu atausebagian saja tergantung dengan potensi dan karakter kota.
B.
Konsep Mobilitas Pintar Salah dimensi kota pintar adalah mobilitas pintar (smart mobility) memiliki pengertian
sangat variatif tergantung dari masing –masing negara berdasarkan pengalaman dalam melaksanakan kota pintar (smart city), sebagai berikut; SAPPK-PWK ITB (2015) mengungkapkan mobilitas pintar adalah pergerakan untuk pemenuhan kebutuhan adalah aksesibilitas dan mobilitas, sistem pergerakan yang baik adalah sistem dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi dan dengan mobilitas yang juga tinggi. Namun tingkat aksesibilitas dan mobilitas yang tinggi saja tidak cukup untuk mengatakan suatu sistem pergerakan cerdas, sistem pergerakan yang cerdas adalah sistem pergerakan yang meminimalisir
pergerakan
itu
sendiri
(academia.edu/11740282/smart_city_-
_konsep_smart_mobility). Sedangkan berikut beberapa pengertian mobilitas pintar dari negara maju. 1.
Smart Mobility is a city in which movements are “easy ”. It ensures good availability of innovative and sustainable means of public transport, promoting the use of vehicles with low environmental impact. Alberti, Elisa, 2011. Smart Mobility Vision Report, Deliverable of the Project Smart Metropolitan Areas Realised Through Innovation & People, European Commision.
2.
Smart Mobility moves people and freight while enhancing economic, environmental, and human resources by emphasizing convenient and accessible multi-modal travel which 74
is safe and operates at suitable speeds. California Department of Transportation, 2010. Smart Mobility 2010: A Call to Action for the New Decade. Sacramento, State of California. 3.
The Smart Mobility (SM) policies focus on local and international ccessibility as well as the availability of information and communication technologies and modern and sustainable systems. Giffinger, R., Fertner, C., Kramar, H., Kalasek, R., PichlerMilanovic, N. and Meijers, E., 2007. Mengutip Chris Ratekin (2009) Smart Mobility’ is meeting the transportation needs of
people and freight, while enhancing California’s economic, environmental, and human resources. Adapun tujuan Smart Mobility Framework: a) meningkatkan pilihan transport (increase transportation choice), b) meningkatkan kualitas masyarakat (Enhance Community Quality), c) mengurangi dampak lingkungan (reduce Environmental Impacts, d) mendukung sistm preserfasi dan meningkatkan effisiensi energi (Support System Preservation dan Increase System Efficiency).Menurut Clara Benevolo, at all (2016) Smart Mobility is often presented as one of the mainoptions to seek more sustainable transport systems, it could also be seen as a setof coordinated actions addressed at improving the efficiency, the effectiveness andthe environmental sustainability of cities. Smart Mobility is therefore only one of the topics regarding the Smart Cityimplementation. It is however a crucial topic, impacting on several dimensionsof the smart city.Most important Smart Mobilityobjectives: 1. reducing pollution, 2. reducing traffic congestion3. increasing people safety, 4. reducing noise pollution, 5. improving transfer speed, 6. reducing transfer costs. Sudut pandang baru yang diungkapTatsuo Okuda, at all (2012,The concept of smart mobility seeks to achieve a smooth and sustainablesociety by “optimizing transportation services” for the people who use themthrough “optimization of coordination between transportation companies”and “intra-company optimization,” To achieve this, Hitachi is using three types of control, namely “controlof demand,” “control of supply,” and “control of actions,” to contributeto innovation in both public and private transportation infrastructuresby supplying urban management infrastructure, information and controlplatforms, and transportation applications. Menurut World Bank (Ke Fang, 2015) Smart Mobility As we embrace more and more innovative technology in the transport sector, we need to develop a new framework to guide urban mobility planning. In my personal view, the new framework should be clearly focused
75
on how to enable all people, regardless income or other social status, to better access the urban services they need, while also reducing motorized traffic. Menurut penulis berdasarkan pengertian tersebut diatas secara umum, mobilitas pintar (smart mobility) adalah” mudah dan cepat untuk pergerakan orang atau barang”, yang didukung oleh infrastruktur kota, infrastruktur transportasi kota yang memadai untuk menjamin perkembangan ekonomi (smart economic), pergerakan kendaraan, barang dan masyarakat dengan aman, nyaman dan ekonomis (smart mobility) serta tampa menimbulkan dampak lingkungan(smart environment) untuk menjamin kesehatan(smart poeple) dan hubungan sosial(smart living) masyarakat kota. Jadi semakin jelas, Ilustrasi tersebut mencerminkan bahwa ke-6 dimensi smart city tidak berdiri sendiri atau terpisah-pisah, melainkan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan pencapaian indikator variable dari 6 dimensi smart city. Konsep implementatif dan pencapian program aksi, maka mobilitas pintar (smart mobility) memiliki 5 (lima) indikator yaitu a) Indikator-1 adalah kelengkapan infrastruktur yang terdiri jalan, jembatan terminal dan pelabuhan dsb. Indikator-2 adalah pengembangan aliran sungai meliputi penanganan daerah aliran sungai (DAS), normalisasi sungai, kualitas sungai, drainase, banjir, dsb. Indikator-3 adalah peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih; meliputi ketersediaan air, cakupan pelayanan, kualitas pelayanan dsb, dan indikator-4 adalah pengembangan perumahan dan permukiman, menyangkut Fasilitas sosial dan fasilitas umum, kelayakan huni, penanganan lingkungan rumah kumuh serta indikator-5 adalah transportasi umum meliputi unsur sistim transportasi, kelengkapan rambu, jenis dan kualitas pelayanan moda angkutan dan manajemen lalu lintas (Bappedda kota Denpasar, 2016)
III. POTENSI ASPEK MOBILITAS KOTA DENPASAR A.
Infrastruktur Kota Menurut https://id.wikipedia.org/wiki/, mendifisikan infrastruktur sebagai kebutuhan
dasar fisik pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik. Infrastruktur atau prasasarana kota terdiri dari jaringanjalan, kereta api, air bersih, bandara, kanal, waduk, tanggul, pengelolahan limbah, perlistrikan, telekomunikasi, pelabuhan. Sedangkan Grigg dan Kodoatie, 2003:8) mengatakan Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dab ekonomi (http://studyandlearningnow.blogspot.co.id ). 76
1.
Infrastruktur jaringan energi dan komunikasi. Teknologi informasi adalah saluran komunikasi formal dan informal serta alat-alat
pengembangan perangkat lunak, jaringan sosial politik atau kepercayaan pada kelompokkelompok masyarakat tertentu. BPS kota Denpasar (2014) berdasarkan data tahun 2013; jumlah pelanggan pemakai listrik 236.863 sambungan dengan produksi 1.132.039.000 kw dan distribusi 1.063.560.000 kw serta masih ada cadangan 19,45%.Sedangkan aspekjaringan komunikasi/telpon memiliki kapasitas terpasang 106.503 dan kapasitas terpakai 87.672 dengan jumlah pelanggan 87.972 sambunngan (www.denpasar.go.id, PBS kota Denpasar, 2014). Jadi potensi infrastruktur komunikasi dan energi cukup memadai, walaupun disadari sistim jaringan instalasi baik yang di dalam tanah dan diatas tanah tata letaknya tidak teratur dan sembrawut cenderung merusak wajah kota. Disamping itu kondisi jaringan seperti ini akan mengakibatkan banyak gangguan pada IT, koneksitas antar SKPD dengan kata lain bahwa sistim jaringan energi dan komunikasi kurang handal (tidak realible), kurang nyaman (comport) bagi masyarakat. 2.
Infrastruktur jalan (jalan, jalan raya, jembatan) Panjang jalan di kota Denpasar 565,2 Km terdiri dari jalan kota sebesar 563,1 Km
(85,5%), jalan Provinsi sebesar 42,84 km (6,5%) dan Jalan Nasional sebesar 50,58 Km (7,7%), dengan layanan kondisi pelayanan mantap sampai sedang (www.denpasar.go.id, BPS, kota Denpasar 2014) dan termasuk fasilitas pengendalian lalu lintas terdiri APILL sebanyak 57 unit dan Flashing 11 unit serta rambu 3872 unit, pagar pengaman 2000 m, sebagain besar ruas jalan dilengkapi dengan marka jalan serta lajur khusus sepeda (cycle lanes) dan lajur khusus sepeda motor (motorcycle priority), (Dinas Pehubungan Denpasar, 2010). Infrastruktur parkir kota Denpasar yang dikelola PD. Parkir, potensi parkir di kota Denpasar sangat tinggi tahun 2010 pendapat bruto 26.831 miliar seperti diungkap AA. Susrata Komisi C, Kota Denpasar. Ilustrasi diatas mencerminkan bahwa potensi prasarana jalan cukup memadai untuk meningkatkan aksesibilitas lokal, nasional dan internasional.Masalah pada infrastruktur/ prasarana jalan, seperti diungkap Widana Negara (2009), hasilstudi memprediksi titik kemacetan pada ruas jalan dari 45% pada tahun 2004 meningkat menjadi 75% pada tahun 2014 (DUTS, 1996), dan (PTS, 2000). Pengelolaan parkir masih sangat konvensional menerapkan sistim lobour intensive dan less technology sehingga PAD rendah.
77
3.
Infrastruktur transportasi angkutan umum (Transit Public) Infrastruktur angkutan umum Kota Denpasar berupa angkutan kota (angkot), dengan
jumlah 418 armada melayani 12 trayek dengan panjang trayek131 Km, Taxi, ojek, Go-Jek, (Dishub, 2010), serta Light Rapid Transit (LRT) trans Sarbagita, mencakup 17 Trayek Utama dan 36 Trayek Feeder (dalam kota / kabupaten) kedalam Satu Kesatuan Sistem Jaringan Pelayanan, dengan koneksitas antar jaringan tinggi dan menjangkau seluruh wilayah SARBAGITA. Sedangkan dari sisi pemilikan kendaraan, jumlah kendaraan di kota Denpasar 1.260.286 unit (www.Denpasar.go.id, BPS Kota Denpasar 2014). Gambaran ini juga merupakan potensi aspek mobilitas kota Denpasar, walaupun masalah transit seperti di ungkap Widana Negara (2009) bahwa Hasil studi angkutan umum (PTS, 1999), kegiatan perjalanan di kota Denpasar dan sekitarnya 96 % menggunakan angkutan pribadi dan hanya 4% masyarakat masih menggunakan angkutan umum. Fenomena ini dipertegas dari hasil
kajian Depertemen Perhubungan, Dirjen dat (....), bahwa persentase pengguna angkutan umum perkotaan di Indonesia terus mengalami penurunan rata-rata sebesar 1% per tahun (MTI, 2005), bahkan di kota Jakarta diperkirakan mencapai 3% per tahun (Sitramp, 2004, JUTPI, 2010).. 4.
Pengembangan Daerah Aliran Sungai Tukad sungai yang memiliki DAS yang cukup panjang adalah Tukad Badung, Tukad Ayung, dan Tukad Mati, Tukad Tagtag, Tukad balian dan Tukad Petanu yang dimanfaatkan untuk sumber air minum dan pertanian. Sistim drainase kota Denpasar yang terbagi 5 yaitu sistim-1; jaringan drainase tukad badung, Sistim-2; jaringan Tukad Ayung, sistim ke-3; jaringan Tukad Mati, dan sistim ke-4; jaringan Nitimandala dan Suwung serta Sitim ke-5; jaringan Pemogan. (Bappeda, 2012). Jadi kota Denpasar juga cukup banyak memiliki aset sungai sebagai modal dasar Denpasar Smart City. Permasalah sungai sangat pelik karena DAS nya melalui 2 sampai 3 kabupaten, dan sulit mempertahankan penampang dan kemiringan memanjang sungai sebagai terensi banjir, daerah rawan genangan banjir. Selain itu sistim drainase kota memicu banjir dan daerah rawan genangan air.
5.
Infrastruktur Air kotor Denpasar Sewerage Development Project (DSDP) terdiri dari dua macam pekerjaan: Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Jaringan Pipa. IPAL berlokasi di Suwung – Denpasar, dengan kapasitas 51,000 m3 per hari, terdiri dari kolam Aerated Lagoon 78
dan Sedimentation Pond. Proyek
ini bertujuan menghubungkan semua rumah
penduduk di Denpasar dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) melalui Jaringan pipa untuk wilayah kota Denpasar total panjang kurang lebih 90,000 m, dengan diameter pipa dari 200 mm hingga 1200 mm. dimana semua limbah cair rumah tangga, baik dari dapur, kamar mandi, dan WC, akan terkumpul semua ke IPAL,Setelah limbah diolah di IPAL, air bisa dialirkan ke laut dengan aman. Ilustrasi ini mencerminkan kesiapan Kota Denpasar menyongsong Denpasar Smart City (DSC). 6.
Infrastruktur air bersih Denpasar.go.id, PDAM Kota Denpasar (unduh juni 2016) , kapasitas produski Perusahaan Air Minum Kota Denpasar sebesar kurang lebih 3.160.929 M3, sedangkan pemakain air sebesar 2.351.567 M3 dengan tingkat kebocoran relatif tinggi 25,61%. Cakupan pelayanan air bersih relatif tinggi, namun belum memenuhi standar MDGS dengan perincian Denpasar Barat sebesar 43,7%, Denpasar Selatan sebesar 40,47%, Denpasar Timur sebesar 49,26% dan Denpasar Utara sebesar 53,25%. Tetapi gambaran ini sebagai modal dasar Densapasar Smart City (DSC).
IV. PERSEPKTIF MOBILITAS PINTAR- DENPASAR SMART CITY
A.
Konsepsi Denpasar Smart City – Mobilitas Pintar Suhono Harso Supangkat inisiator kota pintar Indonesia menjelaskan, Smart City tidak
selalu untuk kota yang harus mempunyai akses internet memadai dan berbasis IT, tetapi smart city adalah kota yang bisa mengelola Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya lainnya sehingga warganya bisa hidup nyaman aman dan berkelanjutan. penerapan IT bukan tujuan utama, sebab banyak kota yang membelanjakan IT tapi tidak mampu mengelolanya (Kompas). Konsep Mobilitas Pintar mengacu pada konsep dasar Initiative Kota Pintar yaitu Inovasi, Leadership/kepemimpinan, Integrasi. Sedangkan di Kota Denpasar perlu dipikirkan dan disepakati konsep kota pintar yang “ INOVASI, LEADERSHIP, INTERGRASI/ KOLABROASI (team work) yang dilandasi semangat wawasan budaya “JENGAH DAN NGAYAH”. Filosofi konsep tersebut dapat dijabarkan seperti Gambar 3.1 yang memberikan tahapan gagasan/ ide/ initiave bebarapa SKPD digodok bersama alternative inovasi,dan alternative ide perlu dimatengkan dan dibahas memalui Forum SKPD dan Steakholder menjadi 79
inovasi,setalah itu menjabarkan masalah dan tujuan serta indikator yang akan/ ingin dicapai dari 6 dimensi kota pintar; Smart Government, Smart economic, smart mobility, smart environtment dan mungkin smart poeple atau smart living.
Gambar 3.1. Alur Pemikiran Konsep Smart City – Mobilitas Pintar
B.
Perspektif Mobilitas pintar (smart mobility) Mengacu pada potensi dan masalah aspek mobilitas, berikut beberapa gambar atau
perseptif model Mobilitas Pintar (smart mobility) dan pencapaian indikator terhadap 6 dimensi smart city; 1.
Infrastrukur Komunikasi (IT) terpadu. Penataan infrastruktur komunikasi-IT, seperti jaringan listrik, jaringan telpon, jaringan gasditanam dalam satu wadah/ tempat/ tunel “Utilitas terintergrasi” sehingga penggunaan IT dalam operasional DSC lebih terjamin dan lebih handal, menyenangkan yang dampak pada dimensi smart city yaitu smart economy, smart poeple, smart mobility dan smart living
80
2.
Pengembangan Infrastruktur Transport publik,
Denpasar sebesar 833.900 jiwa mendekati 1 juta, maka sesuai dengan standar Depertemen Perhubungan diklasifikasi sebagai Kota Besar harus memiliki sistim Angkutan Massal (MRT), terdiri dari Sistem Transit, Bus Besar, Bus Sedang, Angkutan kota (Angkot) dan Angkutan Individu: becak dan ojek.
Sedangkan kalau mengacu klasifikasi Kota Metropolitan penduduk sudah mencapai 2.222.611 jiwa, maka harus memiliki Sitim Angkutan Massal (MRT), terdiri dari Mass Rapid Transit (MRT), Bus Besar, Bus Sedang, Angkutan Kota (Angkot) dan Bus Sedang, Angkutan Individu: becak dan ojek (Dirjenhub dat)
Singapure Smart city – smart mobility; dimana transportasi publik menjadi handalan pemerintah dan warga kota salah satunya Mass Rapid Transit (MRT) yang telah direncanakan multi moda dan terintergrasi pusat kegiatan strategis dan wilayah seperti bandara, pusat pembelajaan dan perumahan langsung berhungan dengan station MRT. Konsep ini mampu menciptakan pertumbuhan baru, indikator dimensi smart city mencapai yaitu smart mobility, smart ekonomic, smart environtment dan smart poeple.
Persoalan utama dihadapi adalah turunnya penggunaan angkutan umum pada tahun 1994 (DUTS) sebesar 6% turun manjadi 4% tahun 1999 (PTS) dan sekarang sudah mencapai 2%, sedangkan kendaraan pribadi (private) sebesar 98 % semakin mendominasi (Widana negara,2007)
Angkutan umum harus tetap hidup, untuk meningkatkan jumlah penumpang adalah dengan memberikan prioritas angkutan umum (Priority bus lane) dengan halte dilengakapi GPS, sehingga kecepatan meningkat dan headway tetap (smart mobility), penumpang merasa nyaman dan pasti (Smart poeple).
3.
Pengembangan Infrastruktur Prasarana Transportasi dan Rekayasa
Potensi parkir di kota Denpasar sangat besar, perlu dikelola dengan benar, berkaca dari Singapure Smart city, Parkir di tata dengan inovatif dan tata kelola pintar (leadership) , shg terciptanya kejelasan peruntukan : Taman parkir (off street) dilengkapi SRP dilengkapi nomor parkir, papan informasi digital yang terupdate, tarif parkir sehingga masyarakat menjadi aman dan nyaman. Sedankan parkir tepi jalan (on street parking) : menggunakan parkir meter yang dilengkapi informasi tarif perjamnya.
81
Denpasar sangat mungkin mengembangkan parkir meter (e-parking) atau parkir modern karena lebih transparan (smart government), peningkatan pendapatan (smart economy), kelacaran lalu lintas (smart mobility), keamanan dan kenyamanan masyarakat (smart living).
Permasalah penegakan hukum di kota Denpasar seperti “ menengakkan benang basah” banyak faktor seperti family, kawan/ teman, waktu terbatas, kedepan perlu pengembangan e-enforcement sehingga antara penegak hukum dengan masyarakat tidak saling kenal, konsep ini memiliki dimensi keterbukaan/ tranparansi (smart governmence), keselamatan lalu lintas (smart mobility), ketertiban umum (smart poeple) dan smart economy.
4.
Pengembangan Aspek Air dan DAS Denpasar memiliki aset beberapa sungai besar dan airnya relatif tetap berfungsi untuk pengairan, irigasi dan air minum (PDAM). Penampang sungai dan topografi serta sistim drianase memicu banjir dan daerah rawan genangan, disamping itu lingkungan sungai rimbun dan tidak tertata serta masih sebagai pembuangan limbah. Bagiamana jika segmen salah satu Tukad menjadi Tempat Wisata Kota ? yaitu berupa penataan pisik, lingkungan, infrastruktur, sistim persampahan, sistim pengelolaan limbah serta dimungkinkan timbul moda angkutan sungai, dilakukan secara terintegrasi.
C.
Contoh Aplikasi Penulis mencoba mengaplikasikan konsep smart city dari sisi Smart Mobility (mobilitas
pintar), berdasarkan panduan teoritis seperti Tabel 3.1 sd Tabel 3.4. Tabel 3.1. Pengembangan Infrastruktur Komunikasi dan IT terpadu Pengembangan dan Perencanaan Infrastruktur Komunikasi dan IT Terpadu Masalah Rendah kehandalan instalasi IT, Telpon dan Listrik dan sangat mudah terjadi gangguan seperti internet ngadat, listrtik mati dll. Instalasi listrik, telpon diatas tanah dan dibawah tanah tidak tertata dengan baik, bahkan merusak lingkungan kota. Inovasi Saluran Utilitas Terintegrasi Instalasi IT, Telpon dan Listrik dan kalau mungkin jaringan drainase, gas, air dan limbah disalurkan dalam saluran/kanal terpadu. Capain Kehandalan dan kenyamanan DSC (smart mobility) Indikator dan Pertumbuhan ekonomi baru (smart economy) dimensi Effisiensi energi + Lingkungan kota bersih (Environtment smart) smart city Keamanan dan kenyamanan masyarakat (smart living) SKPD INFOKOM, PU, DRTP, BLH, TELKOM, PLN, PDAM, DSPD
82
Tabel 3.2. Pengembangan Infrastruktur Jalan dan Transportasi- Car Free Day Infrastruktur di bidang jalan dan transportasi Masalah Tinggi polusi akibat kendaraan Kurangnya Ruang Kegiatan masyarakat Inovasi Car Free Day Suweka Dharma Lumintang Pencapaian Mengurangi polusi dan hemat energi (smart environment) Indikator dan Pertumbuhan ekonomi baru (smart economy) demensi Hubungan antar masyarakat kota (Smart poeple) smart city Masyarakat sehat lahir dan batin (smart living) SKPD Dishub, BLH, Tabel 3.3. Pengembangan Infrastruktur Jalan dan Transportasi-e parking Infrastruktur di bidang Jalan dan Transportasi Masalah Parkir tepi jalan mengurangi kapasitas jalan dan mengakibatkan kemacetan Rendahnya pendapatan dan tingginya kehilangan serta kurang transparan Informasi parkir dan tata kelola kurang baik Inovasi e-Parking on Street Parking Pencapaian Pembangunan saluran komunikasi, listrik dan IT terpadu (smart Indikator dan mobility) dimensi Kelancaran lalu lintas (smart mobility) smart city Penurunan emisi dan polusi (smart environment) Menaikkan pendapatan (Smart economi) Keamanan dan kenyamanan masyarakat (smart living) SKPD Dishub, PD Parkir, BLH, Tabel 3.4. Pengembangan Infrastruktur Air dan DAS Infrastruktur di bidang Air dan DAS Sungai Tukad Badung kurang tertata lingkungan Jaringan listrik, telpon, air bersih, air kotar Inovasi Tukad Badung City Tour baru Pencapaian Pembangunan saluran IT, Telpon dan listrik ter-integrasi (smart Indikator dan mobility) dimensi Moda angkutan baru dan Kelancaran lalu lintas (smart mobility) smart city Penataan tepian dan lingkungan sugai (smart environment) Ada pertumbuhan ekonomi baru (Smart economi) Keamanan dan kenyamanan masyarakat (smart living) Hubungan sosial dan budaya (smart poeple) SKPD Dinas Pariwisata, Kominfo, PU, DRTP, Dispenda, Dishub, DKP, BLH, Perijinan Masalah
83
V.
1.
SIMPULAN
Konsep Smart City adalah bukan pembangunan kota totaly menerapkan teknologi informasi yang canggih. Konsep Iniatif – inovasi – leadership – Intergrasi/ kolaborasi, yang berlandasan wawasan budaya “Jengah dan Ngayah” Dengan konsep ini melalui kolaborasi kepemimpinan pintar (smart leadership) dan initiatif inovasi bersama dan menghasilkan pertumbuhan baru (add value) serta kolaborasi pelaksanaan inovasi sehingga menghasilkan multi indikatorpada dimensi smart city.
2.
Konsep Mobilitas Pintar (Smart Mobility) adalah adalah” mudah dan cepat untuk pergerakan orang atau barang”, yang didukung oleh infrastruktur kota, infrastruktur transportasi kota yang memadai untuk menjamin perkembangan ekonomi (smart economic), pergerakan kendaraan, barang dan masyarakat dengan aman, nyaman dan ekonomis (smart mobility) serta tampa menimbulkan dampak lingkungan(smart environment) untuk menjamin kesehatan(smart poeple) dan hubungan sosial (smart living) masyarakat kota
3.
Implementative / ukuran capaian mobilitas pintar memiliki 5 (lima) indikator yaitu a) indikator-1 adalah kelengkapan infrastruktur kota, indikator-2 adalah pengembangan aliran sungai, indikator-3 adalah peningkatan kuantitas dan kualitas air bersih dan indikator-4 adalah pengembangan perumahan dan pemukiman serta indikator-5 adalah ranah transportasi umum
4.
Persepektif mobilitas pintar (smart mobility) adalah model wawasan kedepan untuk pengembangan dan penataan a) infrastruktur komunikasi dan IT, b) Infrastruktur jalan, c) Infrastruktur transit publik , d) pengembangan dan penataan air dan DAS, e) infrastruktur air bersih dan f) pemukiman yang memadai dengan memanfaatkan SDA dan SDM secara tepat guna dan berhasil guna, dengan tujuan untuk meningkatkan aksesibilitas (smart mobility), daya saing dan pertumbuhan ekonomi (smart ekonomi), layanan angkutan publik yang nyaman, aman dan ekonomi (Smart living), penggunaan moda angkutan yang ramah lingkungan (Smart environment).
84
DAFTAR PUSTAKA Awaluddin, Muhammad (2014), The Role of Business and GovernmentTowards SMART and Sustainable City Development Through Indonesia Digital Society Implementation, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Sustainable City Seminar 2014 Bappeda kota Denpasar (2012), Sistim Drainase Kota Denpasar. Charbel Aoun, (........) Urban Mobility In The Smart City Age, Sciender Elctric. Chris Ratekin (2009), Transportation & Land Use Caltrans Smart Mobility Framework Clara Benevolo, at all (2016),Smart Mobility in Smart City, Action Taxonomy, ICT Intensity and PublicBenefits, Springer International Publishing Switzerland 2016 Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (.....) Urban Mobility for Indonesia, Komponen Transportasi Perkotaan – Angkutan umum Dinas Perhubungan kota Denpasar (2010), Angkutan Lalu Lintas 2010 https://id.wikipedia.org/wiki/ (unduh 2016), Pengertian infrastruktur. http:// academia.edu/11740282/smart_city_-_konsep_smart_mobility (http://studyandlearningnow.blogspot.co.id). infrastruktur kota.
Grigg
dan
Kodoatie,
2003,
Pengertian
(http://Denpasar kota.go.id ).Badan Pusat Statistik Kota Denpasar (BPS) Tahun 2015 (http://Denpasar kota.go.id ).(unduh 2016), PDAM Kota Denpasar. kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia (2006), Indonesia 2005 – 2025, Buku Putih, Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Teknologi dan Manajemen Transportasi Konferensi e-Indonesia Initiative Forum XI and Smart Indonesia Initiave Forum-1 (2015), Inovasi TIK untuk Indonesia Cerdas, Kota dan Komunitas Cerdas. Nurjaman, Muchsin (....),Metode Pelaksanaan Konstruksi Denpasar Sewerage Development Project (DSDP),PT. Pembangunan Perumahan (Persero).
SAPPK-PWK ITB (2015) Tatsuo Okuda, at all (2012), Smart Mobility for Smart Cities, Hitachi Review Vol. 61 (2012), No. 3 Telkom Indonesia (2016) Smart city initiative Widana Negara I Nyoman (2009), Inovasi Pemecahan Transportasi Kota Denpasar, Bappeda Kota Denpasar.
85
