DEFINISI USAHA MIKRO UU no 9 Tahun 1995 Usaha Mikro Adalah : -
kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum
-
hasil penjualan paling banyak Rp. 1 miliar.
-
Milik WNI
Usaha Kecil Adalah : -
kegiuatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta
-
penjualan tahuanan paling banyak Rp. 1miliar
BERDASARKAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA (NO. 3/9/bkR, TGL 17 Mei 2001 A. Usaha Kecil Adalah : usaha yang memiliki kreteria : 1. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rrrp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1miliar. 3. milik WNI 4. berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar. 5. berbentuk
usaha
perseorangan,
badan
usaha
yang
tidak
berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi B. Usaha Menengah Kriteria 1. memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta samapai paling banyak Rp 10 miliar (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) 2. milik WNI Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
ABDUL ROSID,SE,MM MANAJEMEN USAHA KECIL, MENENGAH DAN KOPERASI
3. berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha besar. 4. berbentuk
usaha
perseorangan,
badan
usaha
yang
tidak
berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum.
Menurut BPS •
Usaha kecil : tenaga kerja 5 – 19 orang
•
Home industri < 5
Menurut Stanley dan Morse •
Industri kerajinan rumah tangga: 1 – 9 orang.
•
Industri kecil : 10 – 49 orang
•
Industri sedang : 50 – 99 orang
•
Industri beasar : . 100 orang
Komisi untuk perkembangan ekonomi kriteri usaha kecil 1. Manajemen berdiri sendiri (manajer adalah pemilik) 2. Modal disediakan oleh pemilik atau sekelompok kecil 3. Daerah operasi bersifat lokal 4. Ukuran secara keseluruhan relatif kecil
KEKUATAN 1. Memiliki kebebasan untuk bertindak 2. Fleksibel 3. tidak mudah goncang
KELEMAHAN 1. Aspek kelamahan Struktural •
Manajemen dan organisasi
•
Pengendalian mutu
•
Mengadopsi dan penguasaan teknologi
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
ABDUL ROSID,SE,MM MANAJEMEN USAHA KECIL, MENENGAH DAN KOPERASI
•
Kesulitan mencari permodalan
•
Tenaga kerja masih lokal.
•
Terbatas akses pasar.
2. Kultural Adalah
kelemahan
dalam
budaya
perusahaan
yang
kurang
mencerminkan perusahaan sebagai corporate culture
Usaha mikro : usaha keluarga yang mendekati miskin, yang dibantu pemerintah dengan penyedian kredit mikro. Contoh a. di Amerika : Kriteria UKM disektor manufaktur jika jumlah karyawannya kurang dari 5000 orang. b. Di Prancis : Kriteri UKM jika jumlah karyawannyakurang dari 10 – 40 orang, jika kurang dari 10 dikatagorikan usaha kecil. c. Di indonesia : Biro pusat Statistik mempunyai kriteria usaha kecil jika jumlah karyawannya 5 – 19 orang. Jika kurang dari 5 karyawan digolongkan usaha rumah tangga dan usaha mennengah terdiri dari 20 – 99 karyawan.
Pengelompokan Kegiatan Usaha Ditijau dari jumlah Pekerja Usaha
Usaha Menengah
Usaha Besar
•
Kecil I – Kecil
1 – 9 Pekerja
•
Kecil II Kecil
10 – 19 Pekerja
•
Besar – Kecil
100 – 199 Pekerja
•
Kecil – Menengah
201 – 499 Pekerja
•
Menengah – Menengah
500 – 999 Pekerja
•
Besar - Menengah
1000 – 1999 Pekerja
...............................
> 2000 Pekerja
Sumber : Anderson, Tommy D
Kriteria umum UKM 1. Struktur organisasi yang sangat sederhana 2. tanpa staff yang berlebihan 3. Pembagian kerrja yang ’kendur” Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
ABDUL ROSID,SE,MM MANAJEMEN USAHA KECIL, MENENGAH DAN KOPERASI
4. Memiliki hirarki manajerial yang pendek 5. Aktivitas
sedikit
yang
formal,
dan
sedikit
menggunakan
proses
perencanaan. 6. Kurang membedakan aset pribadi dan aset perusahaan.
Kendala –kendala UKM a. Kurang pengetahuan pengelolaan usaha. b. Kurang modal c. Lemah dibidang pemasaran.
Strategi Bisnis yang harus diambil 1. Perlu
dipelajari
terlebih
dulu
tentang
ciri-ciri
definisi/pengertian
kelemahan-kelamahan serta potensi yang tersedia serta perundangundangan yang mengaturnya. 2. Adanya bantuan manajerial agar tumbuh inovasi-inovasi mengelola UKM berdampingan dengan usaha besar. 3. Seecara vertikal dalam sistem gugus usaha, UKM bisa menjadi diri komplemen-komplemen usaha bagi industri perusahaan produsen utama. 4. Adanya kerjasama dan kemitraan usaha.
Jenis-jenis UMKM Secara garis besar dukelompokan menjadi 1. Usaha perdagangan -
keagenan : agen koran/majalah, sepatu, pakaian dll
-
Pengecer : minyak, kebutuhan pokok, buah-buahan dll
-
Ekspor/impor :
-
Sektor Informal : Pengmpul Barang Bekas, Pedagang kaki Lima dll
2. Usaha Pertanian -
Perkebunan: pembibitan, sayur-sayuran dll
-
Peternakan : ternak ayam petelur, susu
-
Perikanan : tamabak udang, kolam ikan.
3. Usaha Industri -
Industri makanan/minuman
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
ABDUL ROSID,SE,MM MANAJEMEN USAHA KECIL, MENENGAH DAN KOPERASI
-
Pertambangan
-
Pengrajin
-
konveksi
4. Usaha Jasa -
Jasa Konsultan
-
Perbengkelan
-
Restoran
-
Jasa Konstruksi
-
Jasa Transportasi
-
Jasa Telekomunikasi
-
Jasa Pendidikan
-
Dll
KASUS Ragam Kebijakan Pengembangan UKM : Menurut Eugene dan Morce (1965) dalam Tambunan (2001), tipe kebijakan pemerintah sangat enentukan pertumbuhan UKM. Ada empat pilihan: (1) Kebijakan do nathing policy: pemerintah apapun alasannya sadar tidak perlu berbuat apa-apa dan membiarkan UKM begitu saja, (2) kebijakan memberi perlindungan (protection policy) terhadap UKM: kebijakan ini bersifat elindungi UKM dari kompetisi dan bahkan memberi subsidi, (3) kebijakan
berdasarkan
ideology
pembangunan
(developmentalist):
kebijakan ini memilih ndustri yang potensial (picking the winner) namun tidak diberi subsidi dan (4) kebijakan yang semakin popular adalah apa yang disebut .market friendly policy. dengan penekanan pada pilihan brood based, tanpa subsidi dan kompetisi. Pada masa lalu, pemerintah memilih kebijakan tipe kedua (protection) akan tetapi kerangka tujuan jatuh pada pilihan ketiga, yakni developmentalist. Hasilnya baik industri besar dan kecil menengah tidak berhasil. Ketidak berhasilan ini disebabkan oleh lingkungan yang diciptakan oleh kebijakan tersebut pada dasarnya membuat UKM masuk usaha yang tumbuh secara distorsif. Oleh Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
ABDUL ROSID,SE,MM MANAJEMEN USAHA KECIL, MENENGAH DAN KOPERASI