Dedy Norsandi, Sikap Mahasiswa Universitas PGRI Palangka Raya Terhadap Pelestarian Lingkungan
SIKAP MAHASISWA UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA TERHADAP PELESTARIAN LINGKUNGAN DEDY NORSANDI Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palangka Raya e-mail :
[email protected] ABSTRACT The objective of the research is to study the relationship between knowledge about ecosystem, perception about environmental health and motivation toward the environmental preservation and students attitudes toward the environmental conservation. The total number of sample were 120 students chosen by multistage random sampling at the University PGRI Palangka Raya. The research indicates that there are positive correlation between: (1) knowledge about ecosystem and students' attitudes toward the environmental conservation, (2) perception about environmental health and students' attitudes toward the environmental conservation and (3) motivation toward environmental preservation and students' attitudes toward the environmental conservation. Therefore, the higher the levels of knowledge about ecosystem, perception about environmental health and motivation toward environmental preservation, the more positive students' attitudes toward the environmental conservation will be. Keywords : attitude, environmental conservation
ABSTRAK Objek dari penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan antara pengetahuan tentang ekosistem, persepsi tentang kesehatan lingkungan dan motivasi terhadap pelestarian lingkungan dan sikap mahasiswa terhadap pelestarian lingkungan. Jumlah sampel sebanyak 120 mahasiswa yang dipilih secara acak bertingkat di Universitas PGRI Palangka Raya. Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara: (1) pengetahuan tentang ekosistem dan sikap mahasiswa terhadap pelestarian lingkungan, (2) persepsi tentang kesehatan lingkungan dan sikap mahasiswa terhadap pelestarian lingkungan dan (3) motivasi terhadap pelestarian lingkungan dan sikap mahasiswa terhadap pelestarian lingkungan. Oleh karena itu lebih tinggi tingkat pengetahuan terhadap ekosistem, persepsi terhadap kesehatan lingkungan dan motivasi untuk pelestarian lingkungan, sikap mahasiswa akan berpengaruh lebih pasti untuk pelestarian lingkungan. Kata kunci: sikap, pelestarian lingkungan
PENDAHULUAN
maka pemanfaatan tersebut harus dilakukan
Sumber daya alam merupakan salah satu
secara arif dan bijaksana, tidak sampai merusak
modal dasar pembangunan nasional yang harus
supaya tetap berfungsi sebagai sumber yang
dimanfaatkan
bagi
mendukung pembangunan secara berkelanjutan.
masyarakat.
Pemanfaatan sumber daya alam seperti hutan,
Akan tetapi oleh karena kemampuan pulihnya
bahan tambang dan lainnya harus dilakukan
memakan waktu lama atau tidak pulih sama sekali
dengan teknologi tepat guna dan berhasil guna
kemakmuran
sebesar-besarnya dan
kesejahteraan
59
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 1, Desember 2014, Hal 59 – 70
supaya
tidak
mengganggu
kelestariannya.
Kerusakan hutan dan lahan-lahan serapan
Dengan demikian modal dasar tersebut makin
mengakibatkan banjir, hilangnya: gudang plasma
besar manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat
nutfah, simpanan karbohidrat dalam bentuk kayu,
yang dapat dinikmati bukan saja pada saat
siklus hidrologi, siklus karbon oksigen, ekosistem
sekarang tetapi juga pada masa-masa yang akan
biota, sumber informasi untuk penelitian ilmiah
datang.
dan
sebagainya.
Demikian
juga
kerusakan
Dipandang dari segi ekologi, sumber daya
ekosistem mangrove mengakibatkan hilangnya:
alam tersebut adalah bagian yang tak terpisahkan
peran yang menunjang sumberdaya perikanan di
dari suatu ekosistem sebagai satu kesatuan
pantai,
interaksi timbal balik antara makhluk hidup (biotik)
persediaan kayu untuk bangunan dan lain-lain.
dengan makhluk tak hidup (abiotik) dan antar
Rusaknya
makhluk hidup itu sendiri (Soemarwoto, 2004).
mengakibatkan hilangnya pelindung fisik terhadap
Manusia adalah salah satu unsur dalam suatu
pantai
ekosistem
berkembangnya
yang
memanfaatkan
memiliki
kemampuan
unsur-unsur
lain
untuk
tempat
persinggahan
ekosistem
dan
burung-burung,
terumbu
hilangnya produk
karang
habitat
ikan
untuk
karang,
udang
karang, alga, teripang, kerang dan lainnya.
kepentingannya. Oleh karena itu seharusnya
Perilaku pengrusakan lingkungan tersebut
manusia juga bertindak sebagai pengelola yang
di atas mencerminkan sikap masyarakat dalam
baik, aktif dan produktif menjaga kelestariannya.
menanggapi situasi yang dihadapinya. Mereka
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk
berlomba
memenuhi
kebutuhannya
tanpa
dan target pertumbuhan ekonomi yang cenderung
mempedulikan akibat-akibat yang timbul, baik
meningkat maka tekanan terhadap sumber daya
terhadap kerusakan Iingkungan maupun terhadap
alam semakin meningkat. Ini ditandai dengan
pelanggaran
peningkatan
seperti
lingkungan. Untuk menyelamatkan lingkungan
sembarangan,
hidup dari kerusakan maka seharusnya sikap
pengkonversian areal hutan mangrove menjadi
negatif masyarakat seperti itu dirubah menjadi
lahan tambak udang dan pengambilan terumbu
sikap
karang untuk bahan bangunan. Di samping itu
Iingkungan. Yang menjadi pertanyaan adalah
banyak
faktor-faktor apa
yang dapat mempengaruhi
perladangan berpindah bahkan akhir-akhir ini
perubahan
tersebut
untuk
lahan
diajukan menjadi responden penelitian. Pada
perkebunan kelapa sawit terjadi pembakaran
penelitian ini diajukan sebagai faktor-faktor yang
lahan yang melenyapkan ratusan ribu sampai
dapat mempengaruhi sikap terhadap pelestarian
jutaan hektar hutan. Pengrusakan-pengrusakan
lingkungan
adalah
itu terjadi karena manusia berlomba memenuhi
ekosistem,
persepsi
tujuan-tujuan
jangka
lingkungan dan motivasi mengenai pemeliharaan
memperkirakan
akibat-akibatnya
pengrusakan
penebangan
hutan
terjadi
lingkungan
secara
pengrusakan
menghemat
biaya
hutan
pembukaan
pendeknya,
depan pembangunan berkelanjutan.
60
bagi
akibat
lupa masa
aturan-aturan
positif
lingkungan.
yang
sikap
pengelolaan
mencintai
dan
pelestarian
siapa
pengetahuan
Responden
terhadap
adalah
yang
tentang kesehatan
mahasiswa
sebagai bagian dari masyarakat ilmiah yang
Dedy Norsandi, Sikap Mahasiswa Universitas PGRI Palangka Raya Terhadap Pelestarian Lingkungan
memiliki
kelebihan-kelebihan
hal
nonbiota. Sebagai contoh tumbuhan hijau yang
pengetahuan tentang lingkungan hidup. Sebagai
dapat berfotosintesis menghasilkan karbohidrat
anggota
berkewajiban
yang merupakan faktor pengaruh kehidupan
memelihara kelestarian lingkungan hidup serta
manusia, tanpa keberadaannya manusia tidak
mencegah
dapat hidup dan sebaliknya tanpa keberadaan
masyarakat
dalam
mereka
pencemaran
dan
perusakan
lingkungan hidup (UU. NO. 23, Tahun 1997).
manusia, tumbuhan hijau tersebut tetap ada.
Perumusan Masalah Berdasarkan
di
kehidupan
manusia dengan faktor-faktor biotik dan abiotik
permasalahan penelitian ini adalah 1) apakah
kurang disadari sehingga manusia menganggap
terdapat hubungan antara pengetahuan tentang
dirinya lebih tinggi dan terpisah dari keberadaan
ekosistem dengan sikap terhadap pelestarian
faktor-faktor itu. Hal ini merupakan awal yang
lingkungan?, 2) apakah terdapat hubungan antara
berkembang
persepsi terhadap kesehatan lingkungan dengan
terhadap lingkungan. Oleh karena itu untuk
sikap terhadap pelestarian lingkungan?, dan 3).
merubah sikap negatif menjadi sikap positif yang
apakah
mencintai
hubungan
atas
ketergantungan
maka
terdapat
uraian
Hubungan
antara
motivasi
menjadi
sikap
lingkungan
negatif
manusia
diperlukan
adanya
mengenai pemeliharaan Iingkungan dengan sikap
pengetahuan tentang ekosistem. Pengetahuan
terhadap pelestarian lingkungan?
tentang ekosistem dapat diperoleh dari proses
KERANGKA BERPIKIR Hubungan antara Pengetahuan tentang Ekosistem dengan Sikap terhadap Pelestarian Lingkungan
pembelajaran
atau
dari
Pengetahuan
adalah
segala
pengalaman. sesuatu
yang
diketahui tentang obyek tertentu termasuk di dalamnya ilmu meliputi pengetahuan spesifik, pengetahuan cara atau metode dan pengetahuan
Salah satu unsur pengaruh sikap terhadap pelestarian
lingkungan
pengetahuan
organisme dengan lingkungannya yang mengarah
tentang ekosistem. Sikap adalah kecenderungan
kepada terbentuknya struktur makanan. Jadi,
berbuat terhadap sesuatu obyek secara positif
pengetahuan
ataupun negatif. Lingkungan yang menjadi obyek
pengetahuan yang meliputi pengetahuan spesifik
pelestarian adalah faktor-faktor biotik dan abiotik.
mengenai unsur biotik dan abiotik, pengetahuan
Semua faktor-faktor mempunyai fungsi yang satu
tentang cara mengenai pelestarian lingkungan
sama
dan
lain
saling
ekosistem
dan
kehidupan
di
adalah
universal. Ekosistem adalah kesatuan antara
berinteraksi
bersama-sama bumi.
Manusia
membentuk
faktor-faktor
biota
pengetahuan
ekosistem
universal
adalah
mengenai
teori
melestarikan
ekosistem yang meliputi hubungan atau fungsi
bagian
dari masing-masing komponen atau unsur dalam
dari
ekosistem yang sangat berkepentingan dengan kelestarian
tentang
dan
nonbiota
ekosistem. Dengan adanya pengetahuan di bidang
tersebut. Interaksi antara manusia dengan faktor-
ekosistem,
sikap
negatif
yang
merusak
faktor tersebut memberi nilai yang lebih tinggi bagi
lingkungan dapat diminimalkan atau bahkan dapat
manusia dari pada bagi faktor-faktor biota dan
dieliminasi. Orang yang mempunyai pengetahuan
61
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 1, Desember 2014, Hal 59 – 70
ekosistem dengan baik bersikap positif terhadap
terbentuk
lingkungan,
seseorang.
tidak
merusak
dan
mencegah
dengan
baik
Persepsi
dan
karakteristik
terhadap
kesehatan
tindakan yang merugikan kelestarian lingkungan
lingkungan berarti cara individu menanggapi dan
yang dibuktikan melalui perbuatannya sehari-hari.
mengorganisasikan informasi tentang kesehatan
Atas dasar itulah maka diduga terdapat hubungan
Iingkungan
positif antara pengetahuan tentang ekosistem
lingkungan mereka.
dengan sikap terhadap pelestarian lingkungan.
supaya
Seseorang
memberi
yang
bagi
mempersepsikan
Dengan kata lain makin tinggi pengetahuan
kesehatan
seseorang tentang ekosistem maka semakin
lingkungannya mempunyai sikap positif terhadap
meningkat sikap positifnya terhadap pelestarian
pelestarian
lingkungan.
Ini
lingkungan.
kesadaran
seseorang
tentang
Hubungan antara Persepsi terhadap Kesehatan Lingkungan dengan Sikap terhadap Pelestarian Lingkungan Kesehatan lingkungan
adalah keadaan
lingkungan
makna
agar
bermakna
berarti
di
bahwa
kesehatan
lingkungan berpengaruh dalam sikapnya terhadap pelestarian
lingkungan.
Kesadaran
terhadap
kesehatan lingkungan adalah persepsi terhadap kesehatan lingkungan. Oleh karena itu diduga
lingkungan yang higienis, bebas dari semua faktor
terdapat
yang menimbulkan akibat yang merugikan pada
mahasiswa
perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan
dengan sikap mahasiswa terhadap pelestarian
hidup. Kesehatan lingkungan yang dimaksud lebih
lingkungan. Dengan kata lain makin baik persepsi
diarahkan kepada penyediaan air bersih, udara
seseorang terhadap kesehatan lingkungan maka
bersih dan lingkungan bersih dalam arti bebas
semakin meningkat sikap positifnya terhadap
dari sampah dan bahan pencemar.
pelestarian lingkungan.
Persepsi adalah cara menanggapi atau menafsirkan segala informasi yang diterima oleh indera dan mengorganisasikan informasi yang ada
di
lingkungan
terhadap
antara
kesehatan
persepsi lingkungan
Hubungan antara Motivasi mengenai Pemeliharaan Lingkungan dengan Sikap terhadap Pelestarian Lingkungan Motivasi adalah dorongan ke arah tindakan
mempunyai persepsi yang berbeda terhadap
terhadap sesuatu obyek. Motivasi mengenai
situasi yang sarna. Hal ini disebabkan oleh
pemeliharaan lingkungan berarti dorongan yang
perbedaan ketertarikan berdasarkan pengalaman,
datang baik dari dalam diri sendiri (intrinsik)
perhatian dan harapan seseorang pada aspek
ataupun
tertentu.
mempertahankan
menanggapi
menilai
bagi
seseorang
sekaligus
dari
luar dan
(ekstrinsik) menjaga
untuk kondisi
semua
Iingkungan. Motivasi yang datang dari dalam diri
informasi yang tersedia di lingkungan dan ini
sendiri meliputi niat sendiri untuk berupaya
menyebabkan
selektif.
melakukan pemeliharaan lingkungan dan yang
Faktor-faktor yang mempengaruhi seleksi adalah
datang dari luar adalah ketaatan dan kesediaan
faktor perangsang yang menarik, dan faktor
seseorang
individu seperti keadaan psikologis, sikap yang
lingkungan.
62
dan
mungkin
Tiap
positif
individu
Tidak
sekitar.
hubungan
penerimaannya
harus
menuruti
aturan
pemeliharaan
Dedy Norsandi, Sikap Mahasiswa Universitas PGRI Palangka Raya Terhadap Pelestarian Lingkungan
Lingkungan
yang
menjadi
obyek
Penelitian dilakukan di Universitas PGRI
pemeliharaan adalah hutan, lahan pertanian dan
Palangka Raya. Penelitian dilaksanakan selama
keberadaan satwa liar yang tidak asing bagi
bulan April sampai Juni 2014.
mahasiwa karena semua obyek itu berada di
Metode penelitian adalah metode survai
sekitar apalagi bagi mahasiswa responden yang
dengan
umumnya berasal dari daerah. Motivasi yang
ditetapkan 120 orang diambil secara multistage
timbul karena rangsangan dari luar menunjukkan
random sampling.
bahwa
motivasi
dapat
dipengaruhi.
Adanya
analisis
korelasional.
Pengumpulan
data
sampel
sikap
terhadap
persepsi
terhadap
motivasi seseorang terhadap obyek tertentu dapat
pelestarian
dilihat
kesehatan lingkungan dan motivasi mengenai
dari
tindakan-tindakannya.
Tindakan
lingkungan,
Besar
memelihara adalah usaha menjaga dan merawat
pemeliharaan
benda-benda yang ada dalam konteks lingkungan
instrumen berupa kuesioner dengan skala Likert.
benda-benda tersebut meliputi faktor biotik dan
Pengumpulan
faktor abiotik. Bila seseorang mempunyai motivasi
ekosistem menggunakan instrumen tes.
untuk
memelihara
dan
menjaga
kondisi
lingkungan
data
menggunakan
pengetahuan
tentang
Instrumen penelitian yang telah disusun
lingkungan, berarti ia bersikap positif terhadap
berlandaskan
pelestarian lingkungan.
diujicobakan pada 40 responden. Hasilnya adalah
Atas dasar uraian dapat diduga terdapat hubungan
positif
antara
motivasi
mengenai
konsep
dan
teori
tersebut
koefisien reliabilitas (1) instrumen sikap terhadap pelestarian
lingkungan
(2)
instrumen
pemeliharaan lingkungan dengan sikap terhadap
pengetahuan
pelestarian lingkungan. Dengan kata lain makin
instrumen
kuat motivasi seseorang mengenai pemeliharaan
lingkungan 0,88; (4) instrumen motivasi mengenai
lingkungan
pemeliharaan Iingkungan 0,86.
maka
semakin
positif
sikapnya
tentang
0,91;
persepsi
ekosistem
0,87;
(3)
terhadap
kesehatan
terhadap pelestarian lingkungan. HASIL PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN 1. Uji Persyaratan Analisis Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
Hasil
pengujian
persyaratan
normalitas
mengetahui hubungan: (1) antara pengetahuan
galat taksiran dengan tehnik uji Liliefors disajikan
mahasiswa tentang ekosistem dengan sikap
dalam Tabel 1.
terhadap
pelestarian
persepsi
lingkungan,
mahasiswa
terhadap
(2)
antara
kesehatan
lingkungan dengan sikap terhadap pelestarian lingkungan,
(3)
antara
motivasi
mengenai
pemeliharaan lingkungan dengan sikap terhadap
2. Uji Homogenitas Hasil uji homogenitas varians data: Y atas Xl, Y atas X2 dan Y atas X3 dengan uji Bartlett dirangkum pada Tabel 2.
pelestarian lingkungan.
63
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 1, Desember 2014, Hal 59 – 70
Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Normalitas No. 1 2 3
Galat Taksiran Y atas X1 X2 X3
n
LO hitung
120 120 120
0,0442 0,0680 0,0579
LO tabel α = 0,05 α = 0,01 0,0809 0,0942 0,0809 0,0942 0,0809 0,0942
Kesimpulan Normal Normal Normal
Keterangan : Y = Sikap terhadap Pelestarian Lingkungan Xl = Pengetahuan tentang Ekosistem X2 = Persepsi terhadap Kesehatan Lingkungan X3 = Motivasi mengenai Pemeliharaan Lingkungan n = Jumlah sampel Lhitung < Ltabel = Normal Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variansi No.
Y atas kelompok
dk
1 2 3
X1 X2 X3
15 28 41
χ
2 hit
12,25 25,22 40,80
χ α = 0,05 25,00 41,34 56,94
2 tabel
α = 0,01 30,58 48,28 64,95
Kesimpulan Homogen Homogen Homogen
Keterangan : Y = Sikap terhadap Pelestarian Lingkungan Xl = Pengetahuan tentang Ekosistem X2 = Persepsi Mengenai Kesehatan Lingkungan X3 = Motivasi Pemeliharaan Lingkungan dk = derajat kebebasan 2 2 χ hitung < χ tabel = Homogen
Pengujian Hipotesis
Kadar kekuatan hubungan antara Xl dengan
Pertama, terdapat hubungan positif antara
Y bila X2, dan X3 dikontrol adalah ryl.23 = 0,3425
pengetahuan tentang ekosistem (X1) dan sikap
ditunjukkan pada Tabel 5. Hasil uji t sebesar thitung
terhadap pelestarian Iingkungan (Y) dengan
= 3,73 > ttabel = 2,36 pada α = 0,01 menunjukkan
persamaan regresi Y = 58,105 + 1,959 X1. Makna
bahwa korelasi parsial tersebut sangat signifikan.
yang terkandung dalam persamaan regresi ini
Meskipun terjadi penurunan hubungan sebesar
adalah
0,1215 namun tetap rnenggambarkan hubungan
setiap
perubahan
satu
unit
pada
pengetahuan tentang ekosistem (X1) akan diikuti
positif dan signifikan antara kedua variabel.
perubahan 1,959 unit pada sikap terhadap
Kedua, terdapat hubungan positif antara
pelestarian lingkungan (Y) dengan arah yang
persepsi mengenai kesehatan lingkungan dengan
sama pada konstanta 58,105. Hasil uji signifikansi
sikap mahasiswa terhadap pelestarian lingkungan
dan Iinearitas disajikan pada Tabel 3.
dengan persamaan regresi Y = 53,385 + 0,560 jika X2 Makna yang terkandung dalam persamaan
64
Dedy Norsandi, Sikap Mahasiswa Universitas PGRI Palangka Raya Terhadap Pelestarian Lingkungan
Tabel 3. ANAVA Regresi Linear Sederhana Y = 58,105 + 1,959 X1 Ftabel
Sumber Variansi
dk
JK
RJK
Fhitung
α = 0,05
α = 0,01
Total Koefisien (a) Regresi (b/a) Sisa Tuna Cocok Galat
120 1 1 118 14 104
1,170,302 1,147,390 4,937,10 17,975,26 3,173,02 14,802,24
4,937,10 152,33 226,64 142,33
32,41**
3,92
6,84
ns
1,79
2,26
1,592
Keterangan: ** = Regresi sangat signifikan (Fhitung = 32,41 > Ftabel = 6,84) ns = non-signifikan, regresi linear (F hitung = 1,592 < Ftabel = 1,79) Tabel 4. Hubungan antara Xl dengan Y Korelasi ry1
Koefisien Korelasi (r) 0,464
Koefisien 2 Determinasi (r ) 0,215
ttabel
thitung
α = 0,05 1,98
5,693**
α = 0,01 2,62
Keterangan: ** = Koefisien korelasi sangat signifikan (thitung = 5,693 > ttabel = 2,62 ) Tabel 5. Rangkuman Korelasi Parsial antara X1 dengan Y Korelasi
Koefisien Korelasi (r)
thitung
ry1.2 ry1.3 ry1.23
0,4381 0,3371 0,3245
5,29** 3,89** 3,73**
ttabel α = 0,05 1,98 1,98 1,98
α = 0,01 2,62 2,62 2,62
Keterangan: ** = Koefisien korelasi sangat signifikan ry1.2 = Koefisien korelasi Xl dengan Y jika X2 dikontrol ry1.3 = Koefisien korelasi Xl dengan Y jika X3 dikontrol ry1.23 = Koefisien korelasi Xl dengan Y jika X2 dan X3 dikontrol regresi ini adalah setiap perubahan satu unit pada
thitung = 3,53 > ttabel = 2,62 pada taraf signifikansi α
persepsi terhadap kesehatan lingkungan akan
= 0,01 yang berarti bahwa koefisien korelasi
diikuti perubahan 0,560 unit pada sikap terhadap
tersebut sangat signifikan. Koefisien determinasi,
pelestarian lingkungan (Y) dengan arah yang
yaitu
hasil
pengkuadratan
koefisien
korelasi 2
sama pada konstanta 53,385. Hasil uji signifikansi
antara X1 dengan Y adalah sebesar r = 0,095
dan Iinearitas disajikan pada Tabel 6.
berarti bahwa sebesar 9,50% variansi sikap
Koefisien korelasi antara variabel persepsi
mahasiswa
terhadap
terhadap kesehatan lingkungan dan variabel sikap
dapat
mahasiswa
kesehatan lingkungan.
terhadap
pelestarian
lingkungan
ditentukan
pelestarian
oleh
persepsi
Iingkungan terhadap
ry1 = 0,309. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai
65
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 1, Desember 2014, Hal 59 – 70
Kadar
kekuatan
hubungan
antara
X2
penurunan hubungan sebesar 0,0765 namun
dengan Y bila Xl, dan X3 dikontrol adalah
tetap menggambarkan hubungan positif dan
ry2.l3 = 0,2325 ditunjukkan pada Tabel 8 berikut ini.
signifikan antara kedua variabel.
Hasil uji t sebesar thiung = 2,60 > ttabel = 2,62 pada
Ketiga, terdapat hubungan positif antara
α = 0,01 menunjukkan bahwa korelasi parsial
motivasi
tersebut
dengan sikap mahasiswa terhadap pelestarian
sangat
signifikan. Meskipun terjadi
mengenai
pemeliharaan
lingkungan
Tabel 6. ANOVA Regresi Linear Sederhana Y = 53,385 + 0,560 X2 Ftabel
Sumber Variansi
dk
JK
RJK
Fhitung
α = 0,05
α = 0,01
Total Koefisien (a) Regresi (b/a) Sisa Tuna Cocok Galat
120 1 1 118 27 91
1,170,302,00 1,147,389,63 2,183,07 20,729,30 4,869,19 15,860,11
2,183,07 175.67 180.34 174.29
12,43**
3,92
6,84
1,61
1,94
1,03
ns
Keterangan: ** = Regresi sangat signifikan (Fhit = 12,43 > Ftabel = 6,84) ns = non-signifikan, Regresi linear (Fhit = 1,03 < Ftabel = 1,61) dk = derajad kebebasan JK = Jumlah Kuadrat RJK = Rata-rata Jumlah Kuadrat Tabel 7. Hubungan antara X2 dengan Y Korelasi ry2
Koefisien Korelasi (r) 0,309
Koefisien 2 Determinasi (r ) 0,095
ttabel
thitung
α = 0,05 1,98
3,53**
α = 0,01 2,62
Keterangan: ** = Koefisien korelasi sangat signifikan (thitung = 3,53 > ttabel = 2,62) ry2 = Korelasi X2 dengan Y Tabel 8. Rangkuman Korelasi Parsial X2 dengan Y Korelasi ry2.1 ry2.3 ry2.13
Koefisien Korelasi (r) 0,2610 0,2506 0,2325
thitung 2,94** 2,81** 2,60*
ttabel α = 0,05 1,98 1,98 1,98
Keterangan: ** = Koefisien korelasi sangat signifikan (thitung > ttabel pada α = 0,01) * = Koefisien korelasi signifikan ry2.1 = Koefisien korelasi X2 dengan Y jika Xl dikontrol ry2.3 = Koefisien korelasi X2 dengan Y jika X3 dikontrol ry2.13 = Koefisien korelasi X2 dengan Y jika Xl dan X3 dikontrol
66
α = 0,01 2,62 2,62 2,62
Dedy Norsandi, Sikap Mahasiswa Universitas PGRI Palangka Raya Terhadap Pelestarian Lingkungan
lingkungan dengan persamaan regresi Y = 44,646
(Y) dengan arah yang sama pada konstanta
+ 0,552 X3. Makna yang terkandung dalam
44,646.
persamaan regresi ini adalah setiap perubahan
disajikan pada Tabel 9.
Hasil
uji
signifikansi
dan
linearitas
satu unit pada motivasi mengenai pemeliharaan
Koefisien korelasi antara variabel motivasi
lingkungan akan diikuti perubahan sebesar 0,552
mengenai pemeliharan lingkungan dan variabel
unit pada sikap terhadap pelestarian Iingkungan
sikap mahasiswa terhadap pelestarian lingkungan
Tabel 9. ANAVA Regresi Linear Y = 44,646 + 0,552 X3 Ftabel
Sumber Variansi
dk
JK
RJK
Fhitung
α = 0,05
α = 0,01
Total Koefisien (a) Regresi (b/a) Sisa Tuna Cocok Galat
120 1 1 118 40 78
1,170,302,00 1,147,389,63 4.309,64 18.602,73 6.261,83 12.340,90
4,309,64 157,65 156,55 158,22
27,34**
3,92
6,84
1,56
1,88
0,99
ns
Keterangan: ** = Regresi sangat signifikan (Fhit = 27,34 > Ftab = 6,84) ns = non-signifikan, regresi linear (Fhit = 0,99 < Ftab = 1,56) dk = derajad kebebasan JK = Jumlah Kuadrat RJK = Rata-rata Jumlah Kuadrat Tabel 10. Hubungan antara X3 dan Y Korelasi ry3
Koefisien Korelasi (r) 0,434
Koefisien 2 Determinasi (r ) 0,188
thitung 5,288**
ttabel α = 0,05 1,98
α = 0,01 2,62
Keterangan: ** = Koefisien korelasi sangat signifikan (t hitung = 5,288 > ttabel = 2,62) ry3 = Korelasi X3 dengan Y Tabel 11. Rangkuman Korelasi Parsial antara X3 dengan Y Korelasi ry3.1 ry3.2 ry3.12
Koefisien Korelasi (r) 0,2875 0,3987 0,2624
thitung 3,26** 4,73** 2,95*
α = 0,05 1,98 1,98 1,98
ttabel
α = 0,01 2,62 2,62 2,62
Keterangan: ** = Koefisien korelasi sangat signifikan (thitung > ttabel pada α = 0,01) r = Koefisien korelasi ry3.l = Koefisien korelasi X3 dengan Y jika Xl dikontrol ry3.2 = Koefisien korelasi X3 dengan Y jika X2 dikontrol ry3.12 = Koefisien korelasi X3 dengan Y jika X1 dan X2 dikontrol
67
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 1, Desember 2014, Hal 59 – 70
ry3 = 0,434. Hasil uji t menunjukkan thitung = 5,288
Keempat, terdapat hubungan positif antara
> ttabel = 2,62 pada taraf signifikansi α = 0,01 yang
Pengetahuan
berarti bahwa koefisien korelasi tersebut sangat
terhadap Kesehatan Lingkungan dan Motivasi
signifikan.
mengenai
Koefisien
pengkuadratan
determinasi,
koefisien
yaitu
korelasi
hasil antara
tentang
Pemeliharaan
bersama-sama
2
Ekosistem,
Lingkungan
dengan
Sikap
secara
Mahasiswa
X3 dengan Y adalah sebesar r = 0,188 berarti
terhadap
bahwa sebesar 18,80% variansi sikap mahasiswa
persamaan regresi ganda Y = 10,621 + 1,338X1 +
terhadap pelestarian lingkungan dapat ditentukan
0,367X2 + 0,322X3. Dari pengujian signifikansi
oleh motivasi mengenai pemeliharaan lingkungan.
diperoleh Fhitung = 18,132 > Ftabel = 3,91. Artinya
Kadar
kekuatan
hubungan
antara
Pelestarian
Persepsi
persamaan
regresi
Lingkungan
sangat
signifikan
dengan
pada
α = 0,01.
X3 dengan Y bila Xl dan X2 dikontrol adalah ry3.l2 = 0,2624 ditunjukkan pada Tabel 11 berikut
Peringkat Hubungan
ini. Hasil uji t sebesar thitung = 2,95 > ttabel = 2,62 pada α = 0,01 menunjukkan bahwa korelasi parsial tersebut
sangat
Berdasarkan
koefisien
korelasi
parsial
signifikan. Meskipun
peringkat hubungan setiap variabel bebas dengan
terjadi penurunan hubungan sebesar 0,1716
variabel terikat ditunjukkan pada Tabel 14.
namun tetap menggambarkan hubungan positif
Peringkat pertama hubungan paling kuat adalah
dan signifikan antara kedua variabel.
antara
pengetahuan
tentang ekosistem (X1)
Tabel 12. ANAVA Regresi Ganda Y = 10,621 + 1,338X1 + 0,367X2 + 0,322X3 Sumber Variansi
dk
JK
RJK
Fhitung
Regresi Sisa Total Dikoreksi
3 116 119
7314,27 15598,09 22912,37
2438,09 134,47
18,132**
Ftabel α = 0,05 2,63
α = 0,01 3,94
Keterangan: ** = Regresi sangat signifikan (Fhitung = 18,132 > Ftabel = 3,94) dk = derajad kebebasan JK = Jumlah Kuadrat RJK = Rata-rata Jumlah Kuadrat Tabel 13. Analisis Korelasi Ganda X1, X2, dan X3 dengan Y Korelasi Ganda Ry.123
Koefisien Korelasi Ganda (R) 0,565
Koefisien Determinasi (R2) 0,319
Fhitung 18,132**
Ftabel α = 0,05 2,63
Keterangan: ** = Koefisien korelasi ganda sangat signifikan (F hitung = 18,132 > Ftabel = 3,94) Ry.123 = Korelasi X1, X2, X3 dengan Y
68
α = 0,01 3,94
Dedy Norsandi, Sikap Mahasiswa Universitas PGRI Palangka Raya Terhadap Pelestarian Lingkungan
Tabel 14. Peringkat Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Variabel Bebas
Koefisien Korelasi Parsial
Peringkat
X1 X2 X3
ryl.23 = 0,3245 ry3.12 = 0,2624 ry2.13 = 0,2325
I II III
Saran
disusul peringkat kedua hubungan antara motivasi mengenai pemeliharaan lingkungan (X 3) dan pada
Atas dasar kesimpulan penelitian di atas,
peringkat ketiga adalah hubungan antara persepsi
diajukan beberapa saran sebagai berikut:
terhadap kesehatan lingkungan (X2) dengan sikap
1. Dalam upaya meningkatkan pengetahuan
terhadap pelestarian lingkungan (Y).
tentang
ekosistem
di
Universitas
PGRI
Palangka Raya, perlu peningkatan proses KESIMPULAN DAN SARAN
belajar
mengajar,
pelajaran Kesimpulan
pengadaan
mengenai
buku-buku
Iingkungan
serta
pelatihan bagi dosen yang mengajar di bidang
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik
pengetahuan
lingkungan
sehingga
dapat
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
diharapkan mahasiswa; (1) mempunyai sikap
1. Sikap terhadap pelestarian Iingkungan dapat
positif terhadap pelestarian lingkungan (2)
ditingkatkan lebih baik melalui peningkatan
didorong
pengetahuan
ekosistem.
terhadap pelestarian lingkungan yang mereka
Pengetahuan tentang ekosistem menempati
miliki kepada orang tua dan sanak saudara
urutan pertama dalam konstribusinya pada
masing-masing dan (3) melakukan penelitian
sikap terhadap pelestarian Iingkungan.
selanjutnya terhadap variabel lain yang dapat
tentang
2. Sikap terhadap pelestarian Iingkungan dapat ditingkatkan
lebih
baik
melalui
persepsi
untuk
meningkatkan
menularkan sikap positif
sikap
positif
terhadap
pelestarian lingkungan.
terhadap kesehatan lingkungan. Persepsi
2. Dalam upaya meningkatkan persepsi tentang
terhadap kesehatan lingkungan menempati
kesehatan lingkungan perlu dipertahankan
urutan ketiga dalam konstribusinya pada
bahkan jika mungkin ditingkatkan kebersihan
sikap terhadap pelestarian lingkungan.
di lingkungan kampus
Universitas
PGRI
3. Sikap terhadap pelestarian lingkungan dapat
Palangka Raya dengan memasang slogan-
ditingkatkan lebih baik melalui peningkatan
slogan yang mengajak kebersamaan dalam
motivasi mengenai pemeliharaan lingkungan.
upaya peningkatan kesehatan, pemeliharaan
Motivasi mengenai pemeliharaan lingkungan
dan
berada
dalam
pemasangan tong-tong sampah di setiap
kontribusinya pada sikap terhadap pelestarian
sudut kampus. Sejalan dengan itu perlu
lingkungan.
direncanakan
pada
urutan
kedua
pelestarian
untuk
lingkungan
sewaktu-waktu
serta
atau
69
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 1, Desember 2014, Hal 59 – 70
secara berkala mahasiswa dilibatkan dalam kegiatan
penghijauan,
pemeliharaan
dan
perawatan lingkungan kampus yang dimulai dari ruang kuliah, kantor, dan halaman kampus.
DAFTAR PUSTAKA Hardjasoemantri, Koesnadi. 2005. Hukum Tata Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Notoatmodjo S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Slamet, Juli Soemirat. 1999. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Soemarwoto, Otto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit Djambatan. Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Wawan, Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta.
70