PEDOMAN INVESTASI
DANA PENSIUN PERHUTANI
2007
DANA PENSIUN PERIIUTANI '12930 WISIVA PERHUTANI. JL, VILLA NO,1 / JL, GATOT SUBROTO KAV, 17-18 JAKARTA SELATAN 021-5222938 FAX TELEPON : 021-5269990, 5254205, s737963, 5253501 "
KEPUTUSAN PENGURUS DANA PENSIUN PERHUTANI
Nomor
:
89/KPts IDPPHTI2OOT Tentang
PEDOMAN INVESTASI
DIREKTUR UTAMA DANA PENSIUN PERHUTANI Menimbang
:
1.
bahwa sebagai penjabaran Pedoman Penerapan Tata
2
bahwa pedoman tersebut pedu ditetapkan dengan
Kelola yang Baik, diperlukan antara lain adanya Pedoman Investasi. KePutusan Pengurus.
Mengingat
:
1.
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992. Peraturan Pemerintah RI Nomor 76 Tahun 1992.
2. 3. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor
4. 5. 6. 7. 8.
:
st2lKM.06l2002. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor : Kep-136/BL/2006. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : KEPzgslKM.6l2002. Keputusan Menteri BUMN No. Kep-38/MBU/2005.
Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor
:
882/KPTS/DIR/200s.
Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor
:
1006A/Kpts lDir12007.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PEDOMAN INVESTASI, sebagaimana terlampir.
PERTAMA
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam keputusan ini dapat diatur dalam ketentuan tersendiri.
KEDUA
KEDUA KEIGA
:
Pedoman, pentunjuk atau ketentuan lain sebelumnya, yang bedentangan dengan Keputusan ini dinyatakan tidak berlaku.
:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan bahwa segala sesuatu akan diubah dan diatur kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.
Ditetapkan Pada
di :
tanggal
:
Jakafta 27 Desember 2007
A--
DIREKTUB UTAMA,
fi;. uutru r,vtrtf Tembusan kepada Yth : 1. Direktur Utama selaku Pendiri Dana Pensiun Perhutani 2. Dewan Pengawas Dana Pensiun Perhutani 3. Segenap Pengurus Dana Pensiun Perhutani
L
vry'. lt/fe
-
Lampiran Surat Keputusan Pengurus Dana Pensiun Perhutani Nomor 89/Kpts/DPPl1Tl2007 Tanggal 27 Desember 2007
: :
PEDOMAN INVESTASI
DANA PENSIUN PERHUTANI
2007
DAFTAR.IST
PENDAHULUAN MAKSUD DAN TU]UAN
M.
RUANG
LINGKUP
2
Investasi 3.2 Jenis Instrumen Investasi 3.1
3.3 3.4 3.5 3.6
ry.
Pengeftian Kegiatan
2 7
Pengelohan Investasi dan Penggunaan Jasa oleh Pihak Lain FalGor-faKor yang Berpengaruh pada Kegiatan Pengelolaan Resiko
Investasi
Investasi
Kebijakan Pelaksanaan Pengembangan
.................
19
20 22
Investasi
24
KEWENANGAT{, KEWA]IBAN DAi.I TANGGUNG JAWAB
V. PENUTUP
27
I.
PENDAHULUAN
Investasi merupakan salah satu kegiatan utama dalam pengelolaan Dana Pensiun.
Walaupun disadari bahwa kecukupan dana bagi Program Pensiun Manfaat Pasti menjadi tanggung jawab Pendiri, Dana Pensiun tetap dituntut untuk dapat mengelola
dan mengembangkan dana yang telah terhimpun dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat diharapkan diperolehnya hasil pengembangan dana sebagai salah satu sumber
pemupukan kekayaan, tanpa melupakan keharusan untuk tetap selalu menjaga keamanan atas dana.
Investasi merupakan salah satu upaya untuk menunjang terrealisirnya kesanggupan Dana Pensiun untuk dapat memenuhi dan mewujudkan tujuan pendiriannya, yaitu membayarkan Manfaat Pensiun sesuai dengan yang telah dijanjikan, dengan baik.
Kegiatan investasi Dana Pensiun Perhutani harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, selalu berorientasi pada keamanan, dana invesasi dari perolehan hasil investasi yang wajar, Untuk itu diperlukan adanya pedoman investasi bagi Dana Pensiun Perhutani
il.
MAKSUD DAN TUJUAN
Pedoman Investasi ini disusun dengan maksud agar pelaksanaan investasi dapat dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang meliputi praktek terbaik, akuntabel, efisien dan efektif, sehingga menghasilkan kombinasi return dan resiko yang optimal.
Adapun tujuannya, yaitu bahwa dengan melaksanaan pedoman investasi yang dilakukan dengan baik, diharapkan akan dapat memberikan jaminan bahwa setiap fungsi dalam Dana Pensiun dalam menjalankan aktivitas dan kegiatan investasi dapat
menghasilkan kinerja terbaik, tanpa kekhawatiran akan terjadinya penyimpangan
dan selalu dalam keadaan siap menghadapi dan menyesuaikan diri dengan semua perubahan dan perkembangan yang terjadi.
III.
RUANG ...............
III.
RUANG LINGKUP
3.1
Pengeftian Kegiatan Investasi
3.1.1
Kewajiban dan Kekayaan Dana Pensiun
Pendiri yang telah memutuskan dan menetapkan penyelenggaraan
Program Pensiun, bertanggung jawab terhadap pemenuhan dan kecukupan dana untuk menjalankan program pensiun tersebut, yakni sejumlah dana untuk menutup jumlah Kewajiban.
Walaupun kewajiban pendanaan baru akan timbul pada saat yang
akan datang, pada saat peserta berhenti bekerja, namun jumlah kewajiban tersebut sejak awal sudah harus dihitung nilainya
berdasarkan perhitungan Aktuaria, dengan
menggunakan
perhitungan Nilai Sekarang,
Jumlah kewajiban seperti itu disebut sebagai Kewajiban Aktuaria,
Di samping itu, Dana Pensiun harus beroperasi berdasarkan asas Pendanaan, dalam arti bahwa untuk penyelenggaraan Pensiun tersebut harus dibentuk
Program
dan dihimpun dana
guna
pemenuhan kewajibannya.
Selanjutnya, ketentuan lainnya dalam Undang-undang No. 11 Tahun
1992 tentang Dana Pensiun juga menegaskan, bahwa dana atau kekayaan guna pemenuhan kewajiban tersebut harus dihimpun dan dikelola berdasarkan asas Pemisahan Kekayaan (dipisahkan) dari kekayaan Pendiri. Dana tersebut dihimpun dari dana awal, iuran pensiun (iuran peserta
dan Pemberi Kerja), hasil pengembangan kekayaan atas pelimpahan dana dari Dana Pensiun lain.
Selaniutnva
Selanjutnya, Pendiri beftanggung jawab terhadap kecukupan jumlah
dana tersebut sejalan dengan bertambah dan berubahnya jumlah kewajiban yang harus harus dipenuhi.
Himpunan dana itulah yang disebut sebagai
Kekayaan
Dana
Pensiun.
3.1.2
Rasio Kecukupan Dana
Dalam keadaan optimal seperti yang dikehendaki Undang-Undang Dana Pensiun No. 11 Tahun 1992, diharapkan jumlah Kekayaan Dana Pensiun
=
Kewajiban atau Kekayaan Dana Pensiun
= 100o/o
Kewajiban.
Ini berarti bahwa Nilai sekarang seluruh Kewajiban dapat ditutup dan dipenuhi oleh Kekayaan Dana Pensiun.
Namun, sepanjang waktu pengelolaan Dana Pensiun, kegiatan Pengembangan kekayaan Dana Pensiun dan penggunaan kekayaan
untuk pembayaran Manfaat Pensiun dapat membawa keadaan Pendanaan Dana Pensiun kedalam dua kemungkinan yang lain, sebagai berikut
:
sehingga terjadi Surplus.
terjadi Defisit, dan Pendiri harus menutup deficit tersebut dengan mengangsurnya selama jangka waktu tertentu.
3.1.3
Kegiatan Investasi
Proses pengelolaan sefta pengembangan dana yang terus berkembang tersebut, pada hakekatnya merupakan kegiatan Investasi, yang harus dijalankan oleh Pengurus Dana Pensiun.
Menqinqat ..............
Mengingat bahwa penanggung jawab
dari
kecukupan jumlah
kekayaan (dana) untuk menutup kewajiban adalah Pendiri, kegiatan Investasi yang dijalankan oleh Pengurus harus dilaksanakan sesuai dan berdasarkan arahan dari Pendiri, yang disebut sebagai Arahan fnvestasi.
Di dalam Arahan Investasi, Pendiri antara lain menetapkan hasil minimum dari kegiatan investasi (pengembangan dana) yang harus
dicapai selama waktu (tahun) tertentu, yang diharapkan menjadi tambahan sumber dana bagi pemupukan kekayaan Dana Pensiun.
Adalah suatu kenyataan yang harus sepenuhnya disadari, bahwa disatu sisi, kekayaan yang diinvestasikan dan hasil dari kegiatan
investasi tercebut mutlak diperlukan untuk
menjamin
kesinambungan program pensiun yang menyangkut kepentingan penghasilan hari tua Para Pesefta.
Namun dilain pihak, kegiatan Investasi sangat dipengaruhi oleh keadaan intern dan extern Dana Pensiun, yang juga berafti tidak terlepas dari Resiko kegagalan dan kerugian,
Sehubungan dengan
itu, sikap kehati-hatian dan kesadaran
akan kemungkinan timbulnya Resiko menjadi sangat penting sebagai sebuah kata kunci yang tidak dapat diabaikan dalam pelaksanaan kegiatan Investasi Dana Pensiun.
3.t.4
Hasil Investasi Dana Pensiun
Dari bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sasaran kegiatan Investasi Dana Pensiun adalah
dari
: pencapaian tingkat hasil
investasi atau ROI (Return on Investment) yang setinggi-tingginya.
Namun demikian, dalam pelaksanaannya, sasaran Investasi tidaklah sesederhana itu, dan terdapat beberapa hal lain yang juga harus mendapatkan perhatian.
Sebaoai
Sebagai sebuah Dana Pensiun yang telah lama berdiri dan memiliki
peserta pensiunan dalam jumlah yang besar, kecukupan
dan
tersedianya dana untuk pembayaran Manfaat Pensiun secara berkala (bulanan) harus diutamakan. Dengan demikian, walaupun pada prinsipnya jumlah kekayaan Dana
Pensiun harus dapat dikembangkan dengan tingkat ROI yang setinggi-tingginya, keperluan dan kebutuhan tersedianya dana tunai (CCR
:
Cash Coverage Ratio) yang baik harus selalu dapat dijaga dan
dipenuhi.
Hal tersebut mengandung afti, bahwa kegiatan Investasi Dana Pensiun harus dilakukan secara bijaksana dan dengan tepat memperhitungkan imbangan antara kebutuhan perolehan ROI dan tersedianya dana likuid yang cukup.
3.1,5
Sumber Dana, Alokasi Dana dan Biaya Pengelolaan Investasi 1.
Sumber Dana Dana Investasi bersumber dari iuran normal, iuran tambahan,
hasil pengembangan dana dan kemungkinan pelimpahan dari Dana Pensiun lainnya. 2.
Alokasi Dana
Sesuai dengan peranan Dana Pensiun, Dana Pensiun harus
semaksimal mungkin mengembangkan jumlah dana yang menjadi kekayaannya, melalui kegiatan pengembangan dana atau kegiatan investasi. Sehubungan dengan hal tersebut, alokasi dana yang utama
yaitu berupa dana yang dapat diinvestasikan atau
Dana
Investasi.
Namun demikian, Dana Pensiun harus dapat menjalankan
semua operasional kegiatannya dengan baik, kegiatan operasional investasi.
lumlah
temasuk
Jumlah dana investasi harus dialokasikan pada masingmasing bidang, jenis dan instrumen investasi dengan baik,
guna memperoleh hasil semaksimal mungkin,
tanpa
melupakan faktor keamanan dan kepentingan tersedianya dana tunai.
Proses kegiatan alokasi dana investasi
untuk masing-masing
jenis dan instrumen investasi, pada dasarnya dilakukan dalam dua kegiatan pokok sebagai berikut
a.
:
Alokasi Dana Investasi pada Penetapan Arahan Investasi
Pendiri sangat berkepentingan dalam penetapan Arahan
Investasi karena langsung berkaitan dengan pendanaan
yang harus dikeluarkan olehnya guna
pelaksanaan
program pensiun.
Arahan Investasi pada dasarnya menetapkan alokasi investasi secara horisontal, menurut jenis di bidang dan
instrumen investasi yang diperbolehkan menurut peraturan Menteri Keuangan atau dikenal sebagai diversifikasi veftikal. Dana Pensiun harus benar-benar memperhatikan Arahan Investasi dari Pendiri tersebut.
b. Alokasi Dana Investasi pada Tingkat
Pelaksanaan
Investasi Berdasarkan alokasi dana investasi yang ditetapkan dalam
Arahan Investasi, Pengurus Dana Pensiun menyusun
Rencana Investasi sebagai pedoman
pelaksanaan
kegiatan investasi. 3.
Biaya Pengelolaan Investasi
Di samping tertahan dalam bentuk dana investasi di
Dana
Pensiun dan sebagai bentuk aktiva atau kekayaan lainnya,
sebagian hasil kekayaan Dana Pensiun digunakan untuk membiayai pengelolaan Dana Pensiun. Dengan demikian, bagian kekayaan ini harus dibayarkan sebagai pengeluaran
biaya kepada pihak lain dan secara langsung mengurangi besarnya kekayaan. Berikut
Berikut ini, yaitu jenis-jenis biaya yang perlu dipantau dan dimonitor sehubungan denagn kerjasama penempatan dana dengan pihak yang ditunjuk sebagai berikut
:
a. Biaya administrasi, adalah biaya yang timbul atas administrasi efek.
b.
Biaya Banlg adalah biaya yang timbul dari transaksitransaksi yang dilaksanakan melalui Bank.
c.
Biaya Kustodian, adalah biaya penitipan
surat-surat
berharga berdasarkan kontrak dengan pihak Kustodian.
d. Biaya Pengelolaan,
adalah biaya atas jasa bagi manajer
investasi.
e. Biaya Transaksi, adalah biaya yang timbul sebagai akibat dilakukan transaksi surat berharga.
f.
Biaya SIM BEJ, adalah biaya atas sewa, akses dan penggunaan Sistem Informasi Manajemen online pada
Bursa Efek Jakafta untuk kepentingan
monitoring
pergerakan harga di bursa efek.
Dana Pensiun harus selalu memegang teguh pemahaman tentang adanya keharusan untuk selalu mendasarkan pengelolaan kegiatan
Investasinya pada perhitungan dan penerapan kaidah
-
kaidah
efisiensi dan efektifitas kegiatan.
Dengan demikian, perhitungan
dan
penetapan biaya
dan
pengeluaran lainnya berkaitan dengan kegiatan Investasi harus
selalu dilakukan dengan cermat, dengan menghindari adanya pengeluaran dan biaya yang berlebihan dan tidak pada tempatnya.
3.2
Jenis Instrumen Investasi
3.2.1
Deposito Berjangka dan Deposit On Call (DOC)
Yaitu simpanan dana di bank yang penarikannya hanya dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara Dana Pensiun dengan
bank yang bersangkutan, dengan jangka waktu 1 sampai 29 hari untuk DOC dan 1,3,6,12 dan 24 bulan untuk Deposito Berjangka.
Hal
...........,....,.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan dana deposito berjangka atau DOC, yaitu antara lain sebagai berikut
1.
:
Pilih bank yang sehat dengan didasarkan atas kriteria total aset, CAR, LDR, NPL, BPMK, ROA
2.
pada
Peftimbangkan
/
ROE dan BOPO.
tentang kepemilikan bank
(BUMN, BUMD,
Swasta, Asing).
3.
Perlu penilaian kinerja (track
recordl manajemen dan pemilik
bank yang baik.
4. 5.
Suku bunga kompetitif. Penempatan sebaiknya pada Kantor Pusat, Kantor Cabang dan
dari Bank yang
telah
Setiap penempatan, perpanjangan dan pencairan
harus
Kantor Cabang Pembantu direkomendasikan.
6.
melalui surat konfirmasi dari Dana Pensiun.
7.
Surat konfirmasi penempatan sebaiknya dilampiri
dengan
bilyet deposito sesuai jumlah penempatan.
8. 9.
Hindari penempatan melalui broker, agen atau pihak ketiga. Kode (RTGS) dan sandi kliring Bank harus diketahui sebelum penempatan.
10.
Spesimen tanda tangan pejabat dan batasan kewenangan dari
Pejabat setiap Cabang bank dimaksud harus diketahui oleh Dana Pensiun.
11.
Pejabat
/
Petugas yang benruenang menyerahkan bilyet
deposito asli.
12.
Bilyet deposito asli sudah harus diterima Bank Kustodian paling
lambat
13.
t
hari kerja setelah penempatan.
Secara periodik atau paling tidak tiap bulan Bank harus melaporkan posisi deposito yang ditempatkan Dana pensiun dan ditanda tangani oleh Kepala Cabang.
14.
Tidak ..............
14.
Tidak melampaui batasan Investasi dan pembatasan jumlah penempatan tiaP Bank.
15.
Segera cairkan deposito pada Bank yang terindikasi kesulitan
likuiditas dan indikasi lain yang dapat berdampak pada Dana Pensiun.
3.2.2
Seftifikat Deposito
Yaitu surat bukti deposito atas unjuk yang bilyet depositonya dapat diperdagangkan. Pedoman penempatannya sama dengan deposito berjangka.
3.2.3
Sertifikat Bank Indonesia Yaitu surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (Bi) selaku Bank Sentral, bersifat atas unjuk dengan nilai nominal teftentu, yang
diterbitkan oleh
BI untuk
menangani masalah jumlah uang yang
beredar
3.2.4
Saham yang terdaftar di Bursa Efek
Yaitu surat berharga yang menyatakan kepemilikan terhadap suatu perusahaan tetentu, yang diperdagangkan di suatu pasar modal. Penempatan dengan pertimbangan sebagai berikut
l.
Pengambilan keputusan tentang saham
:
ini dilakukan antara
lain berdasarkan
a. b. c. d, 2.
Analisa data-data historis atau,
Analisa kondisi Pasar atau, Analisa para analis dan pengamat atau, Rekomendasi mitra (sekuritas, fund manager, konsultan).
Tahap-tahap dalam melakukan pemilihan emiten, yaitu sebagai berikut
a. b.
:
Analisa makro ekonomi
Dengan mengacu pada alokasi aset, melakukan analisa portofolio untuk menetapkan diversifikasi
1)
:
Antara ..............
1)
Antara saham inti dan bukan-inti dengan perbedaan sebagai berikut
.
:
Saham inti memilikijangka waktu investasi yang
lebih lama dan mayoritas merupakan saham blue chips. Kontribusi saham inti terutama diharapkan
dari kenaikan SPI dalam jangka panjang.
.
Saham bukan-inti memiliki jangka waktu investasi
yang lebih pendek, dan terdiri dari saham blue chip, saham lapis kedua dan saham lapis ketiga. Kontribusi saham bukan inti terutama diharapkan
dari kenaikan SPI dalam jangka pendek yang harus segera direalisasikan.
2)
Analisa industri emiten, untuk meminimalkan Resiko operasional suatu industri.
3)
Antara saham yang dikelola secara internal dan yang dikelola oleh industri.
d.
Analisa indutri, untuk memilih industri yang aktraKif.
e.
Analisa kelayakan setiap transaksi
1)
:
menghitung return yang dipersyaratkan (required return) untuk tiap saham.
2)
Mengestimasikan
return (expected return)
untuk
tiap saham.
3)
Membandingkan antara dengan estimasi return
.
return yang diiinginkan
:
bila return yang dipersyaratkan > estimasi return : TIDAK LAYAK (kecuali dengan pertimbangan khusus sepefti prospek emiten).
.
Bila return yang dipersyaratkan <
estimasi
return : LAYAK.
3.2.5 Obligasi ..................
10
3.2.5
Obligasi yang terdaftar di Bursa Efek
Yaitu surat berharga yang tidak bersifat kepemilikan terhadap suatu perusahaan tertentu, namun merupakan instrumen utang jangka
panjang bagi perusahan yang menerbitkannya kepada pemegang obligasi, yang diperdagangkan di pasar modal.
Pengambilan keputusan mengenai obligasi ini, yaitu sebagai berikut
1. Tetapkan tolok
ukur untuk menilai kinerja investasi berupa yield
atau imbal hasil, misal
a. b. 2.
:
minimal di atas BI rate
rata-rata yield pasar
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
:
a. analisa data-data historis b. analisa kondisi pasar c. analisa analis dan pengamat (media) d. rekomendasi mitra (sekuritas, fund manager, 3.
:
konsultan)
Tahap-tahap dalam melakukan pemilihan emiten sebagai berikut
a. Melakukan analisa makro ekonomi. b. Dengan mengacu pada alokasi aset, melakukan
:
analisa
portofolio untuk menetapkan diversifikasi sebagai berikut
:
1) Antara obligasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
dan
tersedia untuk dijual.
2) Antara industri emiten, untuk memilih industri yang atraktif. 3) Dalam masa jatuh tempo, untuk meminimalkan Resiko likuiditas.
4)
Dalam durasi, untuk meminimalkan Resiko pasar.
c.
Analisa indutri, untuk memilih industri yang atraktif.
d.
Analisa emiten, untuk memilih emiten yang rating dan prospeknya bagus.
e.
Analisa kelayakan setiap transaksi
:
1) Obligasi yang dikelompokkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo
:
a) menqhitunq ................ 11
a)
menghitung imbal hasil jatuh tempo dari obligasi yang akan dibeli dan membandingkan dengan tolok ukur.
b)
Menghitung durasi dari obligasi yang akan dibeli dan membandingkannya secara relatif dengan durasi dari portofolio,
c) Keputusan
beli dan klasifikasi sebagian dimiliki hingga
jatuh tempo diambil pula bila kupon dan imbal
hasil
hingga jatuh tempo tinggi sefta durasi pendek.
2) Untuk obligasi yang dikelompokkan
sebagian tersedia
untuk dijual.
4.
Pembelian
:
a. Menghitung durasi dari obligasi yang akan dibeli
dan
membandingkannya secara relatif dengan durasi poftofolio.
b.
Menghitung imbal balik hingga jatuh tempo obligasi yang akan dibeli.
c.
Benchmark dengan rata-rata pasar sesuai umur obligasi (diindikasikan oleh kurva imbal hasil).
d. Keputusan beli dan klasifikasi sebagai tersedia untuk dijual diambil bila likuiditas relatif tinggi, durasi pendek relatif panjang dan imbal hasil hingga jatuh tempo lebih tinggi dari pasar (harga lebih murah) sehingga terdapat potensi untuk memperoleh gain. f
.
Keputusan belijuga dapat diambil meskipun imbal hasil hingga
jatuh tempo tidak lebih tinggi dari pasar, tetapi dengan justifikasi berupa ekspektasi terhadap arah dan besarnya perubahan suku bunga.
5,
Penjualan
a.
:
Menghitung imbal hasil hingga jatuh tempo obligasi yang akan dijual.
b.
bandingkan dengan benchmark rata-rata pasar sesuai umur obligasi (kurua imbal hasil).
c. Keputusan ................
t2
b.
jual diambil bila imbal hasil hingga jatuh tempo lebih rendah dari pasar (harga lebih mahal) sehingga keuntungan sudah cukup layak untuk Keputusan
direalisasikan.
d. Keputusan
jual juga dapat diambil meskipun imbal hasil hingga
jatuh tempo tidak lebih rendah dari pasar, tetapi
dengan
justifikasi harus diupayakan lebih besar dari pendapatan kupon bila tidak dijual setelah amotisasi.
e. Dalam periode yang bersangkutan,
gain (setelah dikurangi
pajak) ditambah pendapatan kupon dari reinvestasi
hasil
penjualan harus diupayakan lebih besar dari pendapatan kupon bila tidak dijual setelah amoftisasi.
6.
Pindah Status
Bila masa jatuh tempo tinggal 2 (dua) tahun lagi, terhadap obligasi yang dikelompokkan sebagai tersedia untuk dijual dan nilai perolehannya > dari nilai nominalnya dan pada saat itu
:
a. Harga pasar > = harga perolehan, maka obligasi tersebut
:
1) Jual, bila gain setelah pajak ditambah dengan kupon reinvestasi hasil penjualan pada periode tahun tersebut > sisa kupon bila tidak dijual setelah amortisasi.
2)
Pindah ke status dimiliki hingga jatuh tempo, bila gain
setelah pajak ditambah kupon reinvestasi pada periode
amoftisasi.
b.
Harga pasar < perolehan dan tidak ada ekspektasi harga pasar
akan naik pada sisa umur obligasi tersebut, maka jual (realisasi SPI sebagai kerugian). Hal ini lebih menguntungkan
daripada memindahkan ke kelompok dimilik hingga jatuh
tempo,
di
mana selain harus merealisasikan SPI sebagai
kerugian juga harus mengamoftisasi sisa premium selama sisa umur obligasi tersebut.
3.2.6 Surat 13
3.2.6
Surat Berharga yang diterbitkan Pemerintah RI
Yaitu surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah RI berupa instrument utang jangka panjang yang diperdagangkan di pasar modal,
Penempatan pada instrumen ini dengan pertimbangan
1.
:
Ditetapkan tolok ukur untuk menilai kinerja investasi berupa yield
/imbal
hasil minimal di atas BI rate, atau rata-rata
yield
SUN di
pasar.
2. Pengambilan
keputusan dilakukan berdasarkan analisa data-data
historis atau analisa kondisi pasar atau analisa para analis dan
pengamat atau rekomendasi mitra (sekuritas, fund manager, konsultan).
3.
Tahap-tahap dalam melakukan pemilihan emiten adalah sebagai berikut
:
a. Analisa makro ekonomi. b. Dengan mengacu pada
alokasi aset, melakukan analisa
portofolio untuk menetapkan diversifikasi
:
1) Antara obligasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
dan
tersedia untuk dijual.
2) 3)
c.
Dalam jatuh tempo, untuk meminimalkan Resiko likuiditas. Dalam durasi, untuk meminimalkan Resiko pasar.
Analisa kelayakan setiap transaksi
1)
:
Untuk SUN yang dikelompokkan untuk dimiliki hingga jatuh
tempo
a)
:
Menghitung imbal hasil jatuh tempo dari SUN yang akan dibeli dan membandingkannya dengan tolok ukur,
b)
Menghitung durasi dari obligasi yang akan dibeli dan membandingkannya secara relatif dengan durasi dari portofolio.
c)
keputusan beli dan klasifikasi sebagian dimiliki hingga
jatuh tempo diambil bila kupon dan imbal hasil hingga jatuh tempo tinggi serta durasi pendek.
2) Untuk t4
...............
2)
Untuk SUN yang dikelompokkan sebagai tersedia untuk dijual.
4.
Pembelian
:
a. Menghitung durasi dari SUN yang akan dibeli
dan
membandingkannya secara relatif dengan durasi portofolio,
b. Menghitung imbal hasil hingga jatuh tempo SUN yang akan dibeli.
c. Benchmark dengan
rata-rata pasar sesuai umur
SUN
(diindikasikan oleh kurva imbal hasil).
d. Keputusan beli dan klasifikasi sebagai tersedia untuk dijual diambil bila durasi relatif panjang, dan imbal hasil hingga jatuh
tempo lebih tinggi dari pasar (harga lebih murah) sehingga terdapat potensi untuk memperoleh gain.
e.
Keputusan beli juga dapat diambil meskipun imbal hasil hingga
jatuh tempo tidak lebih tinggi dari pasar, tetapi dengan justifikasi berupa ekspektas terhadap arah dan besarnya perubahan suku bunga. 5.
Penjualan
a.
:
Menghitung imbal hasil hingga jatuh tempo SUN yang akan d'rjual.
b.
Membandingkan dengan benchmark rata-rata pasar sesuai umur SUN (kurva imbal hasil).
c.
jual diambil bila imbal hasil hingga jatuh tempo lebih rendah dari pasar (harga lebih mahal) sehingga
Keputusan
keuntungan sudah cukup layak untuk direalisasikan.
d.
Keputusan jual juga dapat diambil meskipun imbal hasil hingga
jatuh tempo tidak lebih rendah dari pasar, tetapi
dengan
justifikasi terhadap arah dan besarnya perubahan suku bunga.
e.
Gain, (setelah dikurangi pajak) ditambah pendapatan kupon reinvestasi hasil penjualan harus diupayakan lebih besar dari pendapatan kupon bila tidak dijual setelah amortisasi.
6. Pindah ................
15
6.
Pindah Status
Kebijakan pindah status untuk SUN dengan masa jatuh tempo
tinggal
2
tahun, berstatus tersedia untuk dijual dan nilai perolehannya > dari nilai nominalnya, adalah sama dengan kebijakan pindah status untuk obligasi.
3.2.7
Unit Penyeftaan Reksadana
Yaitu seftifikat yang menjelaskan bahwa pemilik menitipkan dana secara kolektif kepada pengelola reksadana untuk diinvestasikan di pasar modal dan pasar uang. Penempatan pada Unit Penyeftaan Reksadana adalah sebagai berikut
1.
Ditetapkan tolok ukur untuk menilai kinerja investasi berupa hasil, misal
2.
:
b.
minimal di atas BI rate
c.
rata-rata return reksadana di pasar.
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
:
a. analisa kinerja historis reksadana atau b. analisa kondisi pasar atau c. analisa para analis dan pengamat atau d, rekomendasi mitra (sekuritas, fund manager, 3.
konsultan).
Tahap-tahap dalam melakukan pemilihan Reksadana adalah sebagai berikut
a.
:
Analisa makro ekonomi.
b. Melakukan analisa portofolio
untuk menetapkan diversifikasi
1)
reksadana pasar uang
2) 3) 4)
reksadana pendapatan tetap
:
reksadana saham reksadana campuran
c. Pemilihan manajer investasi dan jenis reksadana. d. Pemantauan dan evaluasi kinerja.
e. Penempatan ................
16
:
e.
Penempatan maksimum 600/o
dari total dana
kelolaan
reksadana tersebut.
f.
Analisa kelayakan setiap transaksi
4. Pembelian a. Mengestimasikan gain yang akan diperoleh. c. Membandingkan estimasi gain dengan return dipersyaratkan : bila estimasi gain > return :
dipersyaratkan
:
layak dan bila estimasi gain
<
yang yang
return yang
dipersyaratkan : tidak layak (kecuali dengan judgment khusus).
5.
Penjualan
a.
:
Realisasi gain dilakukan setiap periode waktu tertentu, selama
tingkat returnnya dinilai layak.
b.
Apabila tingkat retunrnya dinilai tidak layak, maka diberi toleransi waKu selama jangka waKu tertentu. Atau bisa juga
tetap direalisasikan dengan judgment khusus (misalnya mengejar target pendapatan, pergantian personal kunci dalam
pengelola reksadana
atau pertimbangan kondisi
makro
ekonomi).
3.2.8
Investasi pada Tanah, Bangunan, Tanah dan Bangunan
1.
Ditetapkan benchmark untuk menilai kinerja investasi, misal minimal di atas BI rate,
2.
Tahap-tahap dalam melakukan investasi adalah sebagai berikut
:
a. Valuasi properti (untuk menetapkan harga wajar). b. Menetapkan target pendapatan sewa dan selisih penilaian investasi.
c. Melakukan negosiasi harga. d. Mengelola dan mengevaluasi kinerja, prospek dan pendapatan, dilakukan valuasi ulang untuk menentukan keputusan jual tahan
/
I
tambah atas properti tersebut.
Bila .................. t7
Bila terdapat perubahan signifikan dalam kinerja, prospek dan pendapatan, dilakukan valuasi ulang untuk menentukan keputusan
jual / tahan / tambah atas properti tersebut.
3.2.9
Penempatan Langsung Saham
1.
Ditetapkan benchmark untuk menilai kinerja investasi, misal minimal di atas BI rate.
2.
Tahap-tahap dalam melakukan investasi adalah sebagai berikut
:
a. Screening perusahaan (tidak dilarang oleh peraturan). b.
Analisa kelayakan investasi atas proposal yang diajukan, meliputi
1)
:
Analisa kualitatif (analisa propek atas proyek yang didanai dan kualitas manajemen perusahaan).
2) 3) 4) 5)
Analisakuantitatif, estimasi
ash
flow.
Estimasi discount rate.
Menganalisa kelayakan (bisa dilakukan dengan metode payback periode, perhitungan present value, internal rate
of return atau metode ekonomi lain).
c. Menetapkan target dividen. d. Melakukan negosiasi harga. e. Mengelola dan mengevaluasi kinerja, prospek perusahaan dan pendapatan dividen (melalui instrumen kontrak manajemen, dan peran sebagai komisaris / sekretaris dekom).
f.
Bila terdapat perubahan signifikan dalam kinerja, prospek dan
pendapatan, dilakukan valuasi ulang untuk menentukan keputusan jual
/
tahan
/ tambah atas kepemilikan
ada.
3.2-10 Srrrat
1B
saham yang
3.2.10
Surat Pengakuan Utang yang diterbitkan oleh Badan Hukum yang didirikan berdasarkan Hukum Indonesia
l.
Ditetapkan benchmark untuk menilai kinerja investasi berupa hasil Minimal di atas suku bunga bebas Resiko, atau Rata-rata bunga kredit Perbankan di pasar.
2.
Tahap-tahap dalam melakukan pemilihan debitur adalah sebagai berikut
:
a. screening perusahaan (tidak dilarang oleh peraturan). b. analisa kelayakan investasi atas proposal yang diajukan, meliputi: Analisa kualitatif (analisa prospek atas proyek yang didanai dan kualitas manajemen perusahaan), Analisa
kuantitatif, Estimasi cash flow, Estimasi discount rate.
c.
Menganalisa kelayakan (bisa dilakukan dengan metode payback period, penghitungan present value, internal rate
of return atau metode ekonomi lain).
3.3
Pengelolaan Investasi dan Penggunaan Jasa oleh Pihak Lain
Dalam hal diperlukan, Dana Pensiun dapat menyerahkan pengelolaan dana atau kegiatan investasinya kepada pihak ketiga yang memenuhi syarat sesuai dengan Arahan Investasi.
Penyerahan pengelolaan dana tersebut dilakukan dengan alasan agar kegiatan Investasi tersebut dapat dilakukan lebih baik dan lebih efisien.
Di samping ....................
19
Di
samping itu, Dana Pensiun juga menggunakan jasa pihak lain (Bank
Umum) sebagai kustodian atau Penerima Titipan,
di mana Dana Pensiun
mempercayakan dan menitipkan sebagian dari kekayaannya, untuk dikelola, disimpan dan diadministrasikan.
Pihak Ketiga lainnya yang dapat digunakan dan diminta jasanya dalam kegiatan Investasi Dana Pensiun antara lain adalah (Appraisal Company, Konsultan Manajemen
/
:
Perusahaan Penilai
Keuangan, Penasehat Hukum,
dan sebagainya).
3.4
Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Kegiatan Investasi
Faktor-faktor yang berpengaruh pada kegiatan pengembangan investasi, yaitu berupa faktor internal dan eksternal Dana Pensiun.
1.
Faktor Internal Faktor internal yang berpengaruh, yaitu sebagai berikut a.
:
Posisi Perbandingan Kekayaan terhadap Kewajiban Aktuaria
Investasi harus selalu berorientasi pada pemenuhan kewajiban
aktuaria. Apabila kekayaan Dana Pensiun masih di bawah kewajiban aktuaria, Dana Pensiun harus mampu menginvestasikan dananya dengan baik, sehingga selalu diperoleh Return On Investmenf (ROI) yang dapat menunjang pengembangan kekayaan Dana Pensiun. b.
Program Pensiun
Mengingat program pensiun dari Dana Pensiun Perhutani berupa Program Pensiun Manfaat Pasti, maka investasi harus
berorientasi pada kewajiban aktuaria yang dihitung oleh Aktuaris.
Setiap kegagalan investasi akan mengakibatkan Pemberi Kerja harus menanggung resiko menurunnya Rasio Kecukupan Dana, sehingga harus membayar Iuran Tambahan yang lebih besar.
c. Kondisi ............,...
20
c.
Kondisi Pesefta Rasio Perbandingan antara jumlah pesefta aktif dan pensiunan
harus selalu diperhatikan, terutama berkaitan dengan alokasi
Dana Investasi, sedemikian rupa sehingga setiap bulannya tersedia dana guna membayar Manfaat Pensiun. d.
Tersedianya Sarana, Prasarana dan Kemampuan Sumber Daya Manusia
Keberhasilan kegiatan investasi oleh Dana Pensiun, sangat
tergantung dari tersedianya sarana, prasarana, kemampuan organisasi, tata kerja dan kemampuan jajaran Dana Pensiun.
2.
Faktor Eksternal Faktor eksternal yang berpengaruh, yaitu antara lain sebagai berikut
a.
:
Keadaan dan Perkembangan Regulasi
Investasi selalu berkaitan erat dengan perubahan dan perkembangan perundang-undangan, peraturan dan ketentuan lainnya pada berbagai bidang.
Dana Pensiun merupakan lembaga yang highly regulated, sehingga harus memenuhi berbagai macam peraturan yang erat kaitannya dengan Dana Pensiun.
b.
Perpajakan
Masalah perpajakan tidak hanya berpengaruh pada kegiatan
investasi Dana Pensiun dalam
hal
ketentuan tentang
perhitungan pajak dan pemotongan obyek pajak pada masingmasing jenis investasi, tetapi berkaitan pula dengan masalah proses dan operasional pembayaran dan pengembalian pajak.
c.
Perkembangan Pasar dan Pelaku Pasar
Pasar investasi selalu mengalami perkembangan dan perubahan terutama di Indonesia. Pelaku pasar pun semakin
banyak yang datang dari berbagai kalangan sefta bidang usaha.
Penetapan .................. 2t
Penetapan harga, suku bunga, capital
gain dan semua
perhitungan investasi lainnya sangat peka terhadap perubahan, perubahan pasar, pelaku pasar dan volume dana investasi.
3.5
Pengelolaan Resiko Investasi
3.5.1
Pengeftian Resiko Investasi Resiko diaftikan sebagai kerugian, baik yang bersifat material maupun inmaterial, yang timbul, baik secara langsung maupun
tidak langsung, yang berdampak pada finansial perusahaan saat ini dan yang akan datang. Strategi kegiatan usaha, apalagi yang berupa kegiatan investasi pasti memiliki dan menghadapi resiko.
Secara teori, suatu usaha yang memberikan hasil yang tinggi,
memiliki resiko yang tinggi pula (high risk high return). Sebaliknya, usaha yang memberikan hasil rendah, pada umumnya juga memiliki Resiko yang rendah pula (low risk low return).
Oleh karena itu, maka pengelolaan resiko dan pengendalian resiko menjadi sangat penting dan mutlak harus diterapkan
secara konsisten dan terus-menerus dalam pengembangan investasi.
3.5.2
Pengelolaan Resiko
Pengelolaan Resiko didefisinikan sebagai serangkaian prosedur
yang ditetapkan dan digunakan untuk memantau mengidentifikasi resiko, menilai
dan
mengukur
menanggapi, menindaklanjuti dan mengendalikan resiko.
3.5.3 lenis
22
resiko, resiko,
3.5.3
Jenis-jenis Resiko Jenis-jenis resiko yang perlu diketahui dan dikelola pada resiko investasi, yaitu sebagai berikut
1.
:
Resiko Reinvestasi, yaitu Resiko
di mana hasil penjualan
suatu aset harus diinvestasikan kembali dengan tingkat return yang lebih baik. 2.
Resiko Kredit, yaitu
:
a. Resiko Gagal Bayar. b. Credit Spread Risk :
Resiko dimana nilai pasar
obligasi menurun karena peningkatan credit spread
dari penerbit obligasi (Credit spread adalah
bagian
dari Resiko premium yang berkaitan dengan
Resiko
gagal bayar penerbit obligasi).
c,
Resiko Penurunan Grad
:
Resiko dimana perusahaan
pemeringkat efek memutuskan untuk menurunkan peringkat obligasi. 3.
Resiko Nilai Tukar
:
Resiko menerima hasil investasi
dalam jumlah yang lebih kecil dalam mata uang domestik
karena pergerakan nilai tukar antara mata uang asing dan domestik. 4.
Resiko Inflasi: Resiko terjadinya penurunan daya beli sebagai akibat dari inflasi. Resiko Suku Bunga.' Resiko dimana harga investasi akan
turun karena meningkatnya tingkat bunga pasar. 6.
Resiko Likuiditas
: Resiko dimana investor
tidak dapat
menjual investasinya dengan jumlah yang diinginkan pada harga pasar yang diindikasi. 7.
Resiko Nilai Saham
:
Resiko terjadinya perubahan harga
saham karena faktor eksternal/internal dari emiten. B.
Fraud Risk :
Resiko akibat aksi menutupi keadaan
sebenarnya dari pihak yang berhak mengetahui, yang dilakukan oleh pihak internal
/
eksternal.
9. 23
Prepayment .................
9.
Prepayment Risk
;
Resiko dimana sewaktu-waktu
penerbit obligasi dapat membeli kembali obligasinya dari pihak investor. 10.
Resiko Valuasi .' Resiko terjadinya over/under ualuation atas reksadana akibat perbedaan metode valuasi.
11,
Event Risk
: Resiko terjadinya peristiwa
yang menjadi
sumber Resiko.
t2.
Resiko Administratif .' Resiko terjadinya kesalahan dalam proses administrasi.
13.
Resiko Operasional .' Resiko yang berhubungan dengan proses operasional suatu usaha.
3.6
Kebijakan Pelaksanaan Pengembangan Investasi
Kebijakan pelaksanaan investasi ditetapkan dalam bentuk strategi investasi yang ditetapkan oleh Pengurus Dana Pensiun Perhutani. Kebijakan tersebut menjadi acuan dasar dari semua pelaksanaan kegiatan investasi Dana Pensiun dan memuat sefta memperhatikan hal-hal sebagai berikut
1.
:
Strategi Investasi
Penetapan strategi investasi dilakukan
dengan
mempeftimbangkan semua faktor yang berpengaruh terhadap
investasi dan tidak terlepas dari faktor-faKor perundangan-
undangan, peraturan, tujuan dan fungsi Dana Pensiun, keadaan kekayaan dan kewajiban Dana Pensiun, perubahan
dan perkembangan kondisi ekonomi serta pasar, ancaman resiko, perpajakan, tersedianya sarana dan prasarana termasuk SDM.
2. Prinsip ..................
24
2.
Prinsip Kehati-hatian dan Kesadaran terhadap Resiko
Investasi Dana Pensiun harus dilaksanakan dengan cermat,
aman dan berhasil. Kesadaran terhadap
kemungkinan
timbulnya resiko harus mendasari semua pelaksanaan fungsi dan kegiatan investasi bagi seluruh jajaran Dana Pensiun dan
penerapan
seta
prinsip-prinsip pengendalian resiko dan
kehati-hatian harus dijalankan secara konsekuen. 3.
Kepatuhan dan Kepatutan
Semua aktivitas dan pelaksanaan kegiatan dalam rangka investasi Dana Pensiun agar semata-mata diarahkan sefta didasarkan pada motivasi untuk kepentingan dan keberhasilan Dana Pensiun. 4.
Kemandirian dan Independensi
Kegiatan investasi Dana Pensiun harus dilaksanakan dengan tingkat kemandirian dan independensi yang tinggi. 5.
Transparansi dan Keterbukaan Semua informasi, data dan keterangan harus disampaikan dan diungkapkan secara jelas, terbuka dengan tingkat obyektivitas
dan kebenaran yang prima. 6.
Profesionalisme
Semua kegiatan investasi sejak dari perencanaan sampai kepada pelaksanaan dan pengawasan, harus d'rjalankan secara profesional. 7.
Penggunaan Jasa Pihak Ketiga
Apabila diperlukan, Dana Pensiun dapat
menyerahkan
pengelolaan dana atau kegiatan investasinya kepada pihak lain,
dalam hal ini Manajer Investasi, dengan tujuan agar kegiatan investasi tersebut dapat dilaksanakan lebih baik dan efisien.
B. Perencanaan ...............
25
8.
Perencanaan dan Pengawasan
Semua kegiatan investasi harus dilakukan secara terencana, sebagai bagian dari rencana kerja Dana Pensiun. Selanjutnya pelaksanaan kegiatan investasi tersebut perlu dibentuk dan diawasi secara intensif dan terus-menerus.
9.
Administrasi, Pencatatan dan Pelaporan
Dalam kegiatan investasi perlu diterapkan administrasi, pencatatan dan pelaporan yang baik dan teftib.
IV,
KEWENANGAN, KEWAIIBAN DAN TANGGUNG ]AWAB
1.
Setiap penempatan, penaikan atau pelepasan instrumen investasi diputuskan secara kolegial oleh keputusan Pengurus.
2.
Keputusan
ini kemudian dilaksanakan oleh Manajer
Pengembangan yang
dibantu Stafnya.
3.
Direktur Pengembangan beftanggung jawab sebagai berikut
a.
:
Sebagai koordinator dalam pelaksanaan kegiatan
pengelolaan
investasi sehari-hari secara keseluruhan.
b.
Bertanggung jawab untuk melakukan monitoring serta evaluasi secara terus-menerus terhadap Pedoman Investasi ini.
c.
Mengajukan usul serta peftimbangan berkaitan dengan perubahan yang dianggap perlu untuk dilakukan terhadap Pedoman Investasi ini, kepada Direktur Utama.
4.
Direktur bidang lain beserta seluruh jajarannya juga bertanggung jawab
untuk selalu memberikan dukungan yang sebaik-baiknya bagi keamanan, kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan investasi.
5. Koordinasi .....,..........
26
5.
Koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan investasi pada tingkat operasional berada pada tingkat Manajer Pengembangan.
6.
Direktur Utama pada dasarnya bertanggung jawab dalam hal koordinasi pelaksanaan seluruh kegiatan investasi.
7.
Khusus mengenai keberhasilan ataupun kegagalan investasi merupakan tanggung jawab seluruh Direksi Dana Pensiun Perhutani.
VI.
PENUTUP
1.
Pedoman Investasi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Pedoman
Tata Kelola Yang Baik dari Dana Pensiun.
2.
Pedoman Investasi ini memuat prinsip-prinsip kebijakan dalam pelaksanaan
kegiatan investasi Dana Pensiun, sedangkan rincian pelaksanaan kebijakan tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut.
3.
Sejak berlakunya Pedoman Investasi ini, maka seluruh kebijakan, peraturan
atau ketentuan yang betentangan dengan prinsip-prinsip Pedoman Investasi ini dinyatakan tidak berlaku.
4.
Apabila diperlukan, Pedoman Investasi ini bisa direvisi sewaktu-waktu guna penyesuaiannya dengan situasi dan kondisi yang berkaitan erat dengan kegiatan investasi.
27