DAMPRK PENGEMBANGAN SEKTOW INDUSTRl PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYWH KAB. DATl I1 BEKWSI: ANALISIS DERiVASl TEBEL INPUT-OUTPUT
Oleh
AGlT
KRISWANTRIYONO A 25.0960
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKOhlOMl PERTANIAB FAKULTAS PERTAMIAN INSTlTUT PERTAXIAN BOGOR I994
RINGKASAN AGIT KRISWANTRIYONO. Dampak Pengembangan Sektor Industri Pengolahan Terhadap Perekonomian Wilayah Kabupaten Dati I1 Bekasi : Analisis Derivasi Tabel Input-Output (Dibawah bimbingan SUTARA HENDRAKUSUMAATMADJA dan ARIEF DARYANTO).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak yang ditimbulkan terhadap perekonomian wilayah dari pengembangan sektor industri pengolahan di Kabupaten Dati I1 Bekasi. Sebagai alat analisis digunakan Tabel Input-Output Kabupaten Bekasi 1991 yang diturunkan dari Tabel Input-Output Propinsi Jawa Barat 1988. Pengembangan sektor industri pengolahan di Kabupaten Bekasi memberikan dampak dan peran yang besar terhadap perekonomian wilayah. Jumlah output semua sektor yang dihasilkan sebesar Rp 1.916.291 juta. Dari jumlah sebesar itu 44,7 % berasal dari sektor industri pengolahan, yang berarti harnpir setengah output wilayah disumbang oleh sektor industri pengola-han. Sektor pertanian menempati peringkat kedua dengan kontribusi sebesar 13,6 %. Dibandingkan dengan rata-rata sektor lainnya, kontribusi sektor industri pengolahan masih jauh di atas kedua belas tersebut. Besarnya nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh sektor industri pengolahan adalah Rp 556.449 juta, atau 40,3 % dari total nilai tambah yang dihasilkan oleh semua sektor. Sedangkan total nilai tambah bruto wilayah sebesar Rp 1.379.863 juta. Disamping menghasilkan output dan nilai tambah yang besar, sektor ini juga berhasil menyumbang ekspor wilayah tidak kurang dari 67,4 % dari total ekspor sebesar Rp 402.870 juta. Sumbangan rata-rata sektor-sektor lain dalam transaksi ekspor ini tidak lebih dari 10 %, yang menunjukkan sangat dominan-
nya peran sektor industri pengolahan dalam perekonomian wilayah. Selain telah mengekspor sebesar itu, daerah ini juga melakukan transaksi impor. Besarnya nilai impor total adalah Rp 115.511 juta, yang berarti terjadi neraca surplus sebesar Rp 287.359 juta. Jumlah tenaga kerja yang berhasil terserap oleh semua sektor ekonomi lebih kurang 93,98 % dari total angkatan kerja yang ada. Dari jumlah tersebut 21,3 % bekerja di sektor industri pengolahan. produktivitas tenaga kerja sektor
ini menempati peringkat ketiga setelah sektor pemerintahan dan pertahanan dan sektor bangunan. Besarnya keterkaitan ke depan sektor ini baik langsung maupun langsung tidak langsung menempati peringkat pertama. Besarnya koefisien keterkaitan tersebut adalah 1,27714 untuk keterkaitan langsung, yang berarti besarnya output yang dialokasikan ke sektor lain maupun ke sektor industri pengolahan itu sendiri tiap satu satuan output sektor ini sebesar 1,27714. Besarnya nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung sektor ini 2,82047. Untuk keterkaitan ke belakang baik langsung maupun langsung dan tidak langsung menempati peringkat ke empat yang masingmasing sebesar 0,25249 dan 1,32756. Besarnya indeks daya penyebaran ke belakang sektor ini menempati peringkat ke empat dengan koefisien sebesar 1,00325, yang artinya besarnya efek yang ditimbulkan karena peningkatan output sektor ini terhadap output sektor-sektor lain yang digunakan sebagai input sektor industri pengolahan baik langsung maupun tidak langsung adalah 1,00325. Sedangkan untuk indeks daya penyebaran ke depan menempati peringkat pertama sebesar 2,13 143. Besarnya pengganda output sektor industri pengolahan, untuk tipe I sebesar 1,33 dan 1,39 untuk tipe 11. Angka itu menunjukkan peningkatan output semua sektor yang disebabkan oleh peningkatan permintaan akhir sektor industri'pengolah-
an sebesar satu satuan. Sedangkan besarnya pengganda pendapatan sekor ini sebe-
sar 2,24 untuk tipe I dan 2,46 untuk t i p 11. Hal ini menunjukkan bahwa sektor ini dapat dianddkan untuk meningkatkan pendapatan. Besarnya pengganda tenaga kerja sekor ini 1,66untuk tipe I dan 1,81 untuk tipe 11. Analisis terhadap sektor pertanian menunjukkan bahwa tahap industrialisasi di sektor ini masih tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya nilai koefisien masukan dan keluaran pertanian masih di bawah nilai batas. Untuk dapat lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik wilayah dan sektoral serta memperkokoh struktur perekonomian wilayah, perlu dilakukan variasi penggunaan input sektor industri pengoIahan terhadap sektor-sektor lainnya. Disamping itu untuk meningkatkan produktivitas di masing-masing sektor, peningkatan kualitas tenaga kerja yang bekerja di sektor yang bersangkutan harus dilakukan. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan memberi pelatihan keterampil-
an kepada mereka dan memberikan upah yang layak yang akan merangsang produktivitas mereka. Ketergantungan pada impor hams dikurangi antara lain dengan jalan mengembangkan industri-industri substitusi irnpor. Jenis-jenis industri yang dapat dikembangkan antara lab industri kimia, makanan dan minuman olahan, industri tekstil dan pakaian jadi dan iain-lain:
DAMPAK PENGEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN DATI I1 BEKASI : ANALISIS DERIVASI TABEL INPUT-OUTPUT
Oleh : AGIT KRISWANTRIYONO A 25.0960
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN Pada Fahltas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PEIYTANIAN FAKULTAS. PERTANIAN INSTITUT PERTAMAN BOGOR 1994
DENGAN IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI IN1 BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH LAINNYA PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Mei 1994
AGIT KRISWANTRIYONO A 25.0960