DAMPAK PENGUNJUNG KAWASAN WISATA TERHADAP KELESTARIAN SUMBERDAYA PANTAI ANCOL, JAKARTA UTARA
LIA AMELIA
Skripsi
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : DAMPAK PENGUNJUNG KAWASAN WISATA TERHADAP KELESTARIAN SUMBERDAYA PANTAI ANCOL, JAKARTA UTARA adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulisan lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tulisan ini.
Bogor, Maret 2009
Lia Amelia C24104048
RINGKASAN
LIA AMELIA. C24104048. Dampak Pengunjung Kawasan Wisata Terhadap Kelestarian Sumberdaya Pantai Ancol, Jakarta Utara. Di bawah bimbingan FREDINAN YULIANDA. Kawasan wisata Pantai Ancol memiliki sumberdaya alam yang perlu dijaga kelestariannya oleh sumberdaya manusia yang dimiliki Pantai Ancol, sehingga kegiatan-kegiatan yang terdapat di Pantai Ancol tidak mengurangi atau merusak kelestarian alam. Penelititan ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumberdaya alam kawasan wisata Pantai Ancol, menganalisis dampak pengunjung dan sistem pengelolaan, menyusun strategi meminimalkan dampak kegiatan wisata Pantai Ancol. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kesesuaian lahan untuk menentukan kesesuaian lahan wisata yang digunakan untuk berbagai kegiatan yang ada di Pantai Ancol, analisis daya dukung untuk menentukan seberapa besar jumlah pengunjung dan jumlah kapal yang dapat ditolerir agar tidak menurunkan kualitas lingkungan, analisis dampak kegiatan wisata untuk melihat seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh berbagai kegiatan terhadap sumberdaya alam Pantai Ancol, dan analisis strategi pengelolaan untuk menentukan suatu pemanfaatan rencana strategi dalam meminimalkan dampak. Hasil dari identifikasi sumberdaya alam Pantai Ancol adalah Pantai Ancol memiliki luas lahan 20,9 ha, dan sudah memiliki instalasi pengolahan air limbah di Pantai Timur. Daya dukung kawasan wisata Pantai Ancol dengan konsep pengembangan wisata adalah 251.999 pengunjung dan 125 kapal, sedangkan daya dukung kawasan wisata Pantai Ancol dengan konsep pengembangan ekowisata adalah 108.521 pengunjung dan 50 kapal. Nilai indeks kesesuaian lahan untuk wisata Pantai Ancol masuk kedalam kategori sangat sesuai (S1), yaitu tidak ada faktor pembatas yang cukup serius untuk menjadikan kawasan wisata pantai. Nilai indeks kesesuaian lahan Pantai Marina Ancol adalah sesuai (S2) untuk kategori pelabuhan kapal, artinya Pantai Marina Ancol masih bisa dipergunakan untuk pelabuhan kapal. Kegiatan-kegiatan di kawasan wisata Pantai ancol beraneka ragam, adanya pelabuhan kapal, berenang, duduk santai, dan panggung hiburan merupakan sejumlah kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap kelestarian Pantai Ancol. Objek yang terkena akibat kegiatan tersebut adalah kualitas air laut, pasir, dan kualitas lingkungan pantai. Penurunan kualitas air laut adalah merupakan akibat dari adanya Pelabuhan Kapal Marina, dan kegiatan berenang. Penurunan kualitas lingkungan pantai terjadi karena adanya kegiatan berenang, duduk santai, dan panggung hiburan. Pasir merupakan objek yang terkena akibat adanya kegiatan berenang. Kata kunci : Kawasan wisata Pantai Ancol, analisis kesesuaian lahan, analisis daya dukung, analisis dampak kegiatan wisata, analisis strategi pengelolaan, dampak kegiatan wisata.
DAMPAK PENGUNJUNG KAWASAN WISATA TERHADAP KELESTARIAN SUMBERDAYA PANTAI ANCOL, JAKARTA UTARA
LIA AMELIA
C24104048
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
: Dampak Pengunjung Kawasan Wisata Terhadap Kelestarian Sumberdaya Pantai Ancol, Jakarta Utara : Lia Amelia : C24104048 : Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
Menyetujui : I. Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc. NIP. 131 788 596
Mengetahui : II. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc. NIP. 131 578 799
Tanggal ujian : 3 April 2009
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan
kemampuan dan kesempatan
kepada
penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Adapun skripsi yang disusun berjudul
Dampak
Pengunjung Kawasan Wisata Terhadap Kelestarian Sumberdaya Pantai Ancol, Jakarta Utara . Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penelititan yang penulis laksanakan di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak pengelola untuk memanfaatkan sumberdaya Pantai Ancol agar terjaga kelestariannya Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, karena itu kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan memberikan informasi bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Bogor, Maret 2009
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan karunia, rahmat, hidayah-Nya, serta kesempatan bagi penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini penulis persembahkan untuk papa dan mama tercinta, Bapak Djunaed Zubaidi dan Ibu Djuliani Sulastri, atas kasih sayang, doa, kesabaran, semangat, dan motivasi yang luar biasa besar selama ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc. sebagai pembimbing skripsi, atas segala bimbingan, arahan, dan motivasinya. 2. Dr. Ir. Niken Tunjung Murti Pratiwi, M.Si. sebagai dosen Pembimbing Akademik atas segala bimbingannya selama masa studi penulis di Institut Pertanian Bogor. 3. Dr. Ir. Yunizar Ernawati, M.S. dan Ir. Gatot Yulianto, M.Si selaku penguji tamu dalam sidang skripsi atas masukan, arahan, nasehat, dan saran dalam penulisan skripsi ini. 4. Ir. Yoga Dwi Cahyono, kepala Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort Ancol atas segala bimbingan, arahan dan bantuan selama pengambilan data dan penulisan skripsi ini. 5. Bapak Ery Susono dan Bapak Imam Tadjudin atas bantuan selama pengambilan sampel. 6. Maykel Zubaidi, kakakku, atas segala motivasi yang membangun. Om Budi, Om Dodi, Uwa Jojo, Uwa Tini, Tante Encus, Mama Esih, Mang Asikin, Pak Nanang atas dukungan dan doa kepada penulis. 7. Mbak Widar dan staf TU lainnya atas bantuan, nasehat, dan doa selama penulisan ini. 8. Sahabatku Eldita Sari, Ridwan Arifin, Weni Pebriani, Githa N.R., Yayu Alitalia, Ike Rethania, dan Yula Fatriany yang memberi warna dalam persahabatan, Afif, Imam, Siti Fadhillah, Inna Febriantie, Habib, Wilda Andriana, Dewi Mustika, dan Irwan Nur Widyanto atas bantuan kalian selama pengambilan sampel, pengolahan data, dan motivasi, serta rekanrekan MSP 41 dan MSP 42 atas kebersamaan selama ini.
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ...................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ...........................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................
xi
I. PENDAHULUAN .......................................................................
1
1. Latar belakang .............................................................................. 2. Perumusan masalah ...................................................................... 3. Tujuan penelitian .......................................................................... 4. Manfaat penelitian ........................................................................
1 2 4 4
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................
5
1. Definisi pariwisata ....................................................................... 2. Potensi kawasan wisata Pantai Ancol ........................................... 2.1. Wisata olahraga dan pantai ............................................ 2.2. Fasilitas Penunjang ........................................................ 2.2.1. Fasilitas parkir ................................................. 2.2.2. Penyediaan air bersih ...................................... 3. Pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan ...................... 4. Permasalahan pembangunan wilayah pesisir dan lautan .............. 4.1. Umum ............................................................................. 4.1.1. Ekologis ........................................................... 4.1.1.1. Pasang surut ...................................... 4.1.1.2. Gelombang laut ................................. 4.1.1.3. Arus pantai ........................................ 4.1.1.4. Suhu dan salinitas ............................. 4.1.1.5. Angin ................................................ 4.1.2. Sosial-budaya ................................................... 4.1.3. Ekonomi .......................................................... 4.2 Dampak wisata ................................................................. 4.2.1. Sedimentasi ...................................................... 4.2.2. Masalah kesehatan umum .................................
5 6 6 7 7 8 8 9 9 9 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12
III. METODE PENELITIAN ...........................................................
14
1. Tempat penelitian ........................................................................... 2. Alat dan bahan ............................................................................... 3. Data yang dibutuhkan ....................................................................
14 15 15
4. Teknik pengambilan dan pengumpulan data .................................. 4.1. Data primer ...................................................................... 4.1.1. Lokasi sampling ................................................ 4.1.2. Alat dan bahan ................................................. 4.1.3. Frekuensi pengukuran ...................................... 4.1.4. Responden ....................................................... . 4.1.4.1. Pengunjung ........................................ 4.2. Data sekunder ................................................................. 4.2.1. Pengelola .......................................................... 5. Analisis data ................................................................................... 5.1. Analisis kesesuaian lahan wisata pantai........................... 5.2. Analisis daya dukung ...................................................... 5.3. Analisis dampak kegiatan ................................................ 5.4. Analisis hidrooseanografi ................................................ 5.4.1. Pasang surut ...................................................... 5.4.2. Arus ................................................................... 5.5. Analisis strategi perbaikan dan pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol .......................................... 5.5.1. Analisis dan pembuatan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ............................. 5.5.2. Pembuatan matriks SWOT ............................... 5.5.2.1. Pembuatan tabel rating alternatif strategi ...............................
17 17 17 17 18 18 18 18 19 19 19 22 22 25 25 25 25 26 28 28
IV. HASIL PEMBAHASAN ...........................................................
30
1. Kondisi kawasan ............................................................................ 1.1. Kondisi sumberdaya alam ............................................... 1.2. Utilitas dan fasilitas penunjang ....................................... 1.2.1. Fasilitas parkir ................................................... 1.2.2. Penyediaan air bersih ........................................ 1.3. Kualitas lingkungan udara ............................................... 1.3.1. Suhu udara Beach Pool Pantai Ancol .............. 1.3.2. Knalpot kendaraan kawasan Pantai Ancol ....... 1.4. Hidroseanografi Beach Pool Pantai Ancol ...................... 1.4.1. Suhu air............................................................. 1.4.2. Pasang surut ..................................................... 1.4.3. Arah dan kecepatan angin ................................ 1.4.4. Arus .................................................................. 1.4.5. Gelombang ....................................................... B. Potensi dan kondisi sumberdaya manusia ..................................... 2.1. Pengunjung ...................................................................... 2.1.1. Karakteristik pengunjung .................................. 2.1.2. Keterlibatan pengunjung terhadap aktivitas wisata ................................................ 2.1.3. Persepsi pengunjung terhadap lingkungan dan sarana prasarana ..................... 2.2. Pengelola Departemen Taman dan Pantai........................
30 30 33 33 33 34 34 34 36 36 37 37 38 40 40 40 41 43 45 48
2.2.1. Karakteristik pengelola .................................... 2.2.2. Persepsi pengelola terhadap wilayah kelolanya ........................................... 3. Sistem pengolahan limbah dan sampah ........................................ 3.1. Sistem pengolahan air limbah restoran di Pantai Timur .............................................................. 3.2. Sistem pengolahan sampah ............................................ 3.3. Kualitas air laut Pantai Ancol ........................................ 4. Analisis sumberdaya Pantai Ancol ............................................... 4.1. Kesesuaian lahan untuk wisata pantai ............................
48 52 53 53 55 56 59 59
4.2. Daya dukung kawasan ...................................................
61
4.3. Analisis dampak kegiatan Pantai Ancol .........................
64
4.3.1. Pelabuhan kapal Marina ..................................
65
4.3.2. Berenang .........................................................
67
4.3.3. Duduk santai ...................................................
69
4.3.4. Panggung hiburan ...........................................
70
4.4. Strategi pengelolaan .......................................................
70
4.4.1. Identifikasi faktor-Faktor strategis internal ..............................................
70
4.4.1.1. Kekuatan (strenghts) ........................
71
4.4.1.2. Kelemahan (weakness) .....................
71
4.4.2. Identifikasi faktor-faktor strategis eksternal ............................................
72
4.4.2.1. Peluang (oppurtunities) ....................
72
4.4.2.2. Ancaman (threats) .............................
73
4.4.3. Penentuan bobot dan peringkat (rating) setiap faktor .......................
73
4.4.4. Matriks SWOT ................................................
76
4.4.5. Alternatif strategi ............................................
78
V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................
82
1. Kesimpulan ...................................................................................
82
2. Saran .............................................................................................
83
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................
84
RIWAYAT HIDUP ...........................................................................
109
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. Berbagai kegiatan pembangunan di wilayah pesisir dan lautan ..................................................
5
2. Luas pantai dan sarana pendukungnya ..................................
7
3. Fasilitas parkir di kawasan wisata Pantai Ancol ....................
7
4. Komposisi, jenis, sumber dan metode pengambilan data ......
15
5. Kriteria kesesuaian lahan wisata pantai .................................
19
6. Kriteria kesesuaian lahan Pantai Marina ................................
20
7. Kriteria kesesuaian lahan Pantai Festival ...............................
21
8. Kategori objek yang terkena dampak dengan besar dampak .............................................................
24
9. Contoh penilaian bobot faktor strategis internal/eksternal ....
27
10. Matriks SWOT ......................................................................
28
11. Rangking alternatif rencana strategi ......................................
28
12. Luas pantai di kawasan Pantai Ancol ...................................
31
13. Kapasitas parkir yang tersedia ...............................................
33
14. Arah dan kecepatan angin (Tanjung Priok) ...........................
37
15. Rata-rata tinggi gelombang, dan periode gelombang ............
40
16. Volume kapasitas sampah .....................................................
55
17. Hasil pemeriksaan kualitas air laut ........................................
57
18. Hasil kualitas air laut Pantai Carnaval Ancol ........................
58
19. Hasil kualitas air laut Pantai Marina Ancol ...........................
59
20. Kriteria kesesuaian lahan wisata pantai .................................
59
21. Kriteria kesesuaian lahan Pantai Marina ...............................
60
22. Kriteria kesesuaian lahan Pantai Festival ..............................
60
23. Daya dukung kawasan ekowisata Pantai Ancol ....................
63
24. Daya dukung kawasan wisata Pantai Ancol ..........................
63
25. Dampak kegiatan wisata ........................................................
65
26. Tingkat kepentingan faktor strategis internal dalam pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol ................................................
74
27. Tingkat kepentingan faktor strategis eksternal dalam pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol ............................................... 28. Penilaian bobot faktor strategis internal dalam pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol ...............................................
75
29. Penilaian bobot faktor strategis eksternal dalam pengelolaan sampak pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol ...............................................
75
30. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ............................
76
31. Matriks EFE (External Factor Evaluation) ..........................
76
32. Matriks SWOT ......................................................................
77
33. Rangking alternatif strategi ...................................................
78
74
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Kerangka pendekatan studi ................................................
3
2. Peta lokasi penelitan ...........................................................
14
3. Peta batimetri kawasan wisata Pantai Ancol .....................
32
4. Fluktuasi suhu udara tertinggi, terendah dan rata-rata .......
34
5. Grafik kualitas udara periode II 2007 ................................
34
6. Grafik kualitas udara periode II 2007 ................................
35
7. Grafik kualitas udara periode I 2008 ..................................
35
8. Grafik kualitas udara periode I 2008 ..................................
36
9. Grafik suhu air kawasan Pantai Ancol ...............................
36
10. Grafik pasang surut Teluk Jakarta Januari 2005 ................
37
11. Stik plot arus di Pantai Ancol 2008 ...................................
38
12. Stik plot arus di Pantai Ancol saat neap tide 2001 (Beach Pool) .....................................
39
13. Stik plot arus di Pantai Ancol saat spring tide 2001 (Beach Pool) ...................................
39
14. Karakteristik pengunjung wisata Pantai Ancol ..................
41
15. Karakteristik usia pengunjung wisata Pantai Ancol ..........
41
16. Karakteristik pekerjaan pengunjung wisata Pantai Ancol ............................................................
42
17. Karakteristik asal daerah wisata Pantai Ancol ...................
42
18. Karakteristik pendapatan per bulan pengunjung wisata Pantai Ancol ............................................................ 19. Frekuensi berkunjung ke Pantai Ancol ..............................
43 43
20. Jenis kegiatan yang dilakukan pengunjung .......................
44
21. Jenis pendamping saat berkunjung ....................................
44
22. Kepuasan pengunjung Pantai Ancol ..................................
45
23. Pengetahuan pengunjung terhadap ekowisata ...................
45
24. Kenyamanan apabila Pantai Ancol dipenuhi pengunjung .
46
25. Pembatasan pengunjung di Pantai Ancol ...........................
47
26. Persepsi pengunjung terhadap lingkungan dan sarana prasarana ......................................... 27. Karakteristik usia pengelola
48
kawasan wisata Pantai Ancol .............................................
48
28. Karakteristik tingkat pendidikan pengelola kawasan wisata Pantai Ancol ..............................................
49
29. Karakteristik asal pengelola kawasan wisata Pantai Ancol ..............................................
49
30. Karakteristik bidang pekerjaan pengelola kawasan wisata Pantai Ancol ..............................................
50
31. Karakteristik penghasilan per bulan pengelola kawasan wisata Pantai Ancol ..............................................
50
32. Karakteristik waktu mulai, selesai, libur kerja pengelola kawasan wisata Pantai Ancol .............................
51
33. Karakteristik lama dan tingkat kepuasan bekerja pengelola kawasan wisata Pantai Ancol .............................
51
34. Persepsi pengelola terhadap wilayah kelolanya .................
52
35. Diagram alir sistem pengolahan air limbah restoran di Pantai Timur ....................................
54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Peta gangguan lingkungan pada lokasi wisata Pantai Ancol ......................................
87
2. Bagan latar belakang dan sejarah proyek Ancol ..............
88
3. Kualitas Air Sungai Ancol (Air Sungai Gunung Sahari sebelum Masuk Ancol) ..........................
89
4. Kualitas Air Kali Bintang Mas .........................................
90
5. Struktur organisasi PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Tahun 2005 ...........................................
91
6. Struktur organisasi Taman Impian Jaya PT. Taman Impian Jaya Ancol 2005 ...............................
92
7. Perhitungan daya dukung kawasan dan indeks kesesuaian lahan ...................................................
93
8. Suhu Teluk Jakarta Tahun 2001 .......................................
98
9. Suhu air kawasan Pantai Ancol ........................................
98
10. Tinggi dan periode gelombang .........................................
99
11. Gambar-gambar kawasan wisata Pantai Ancol ................
100
12. Kuisioner pengunjung .......................................................
103
I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) merupakan sebuah kawasan wisata dengan produk dan jasa pariwisata yang berkaitan dengan potensi dan kondisi sumberdaya pantai. Potensi wisata yang ditawarkan Ancol berupa alam, budaya dan buatan dimana ketiga potensi tersebut memberikan nilai daya tarik bagi wisatawan. Jenis produk dan jasa yang terdapat di Ancol adalah rekreasi, resort dan real estate. Taman Impian Jaya Ancol terletak di Jakarta Utara, di pinggir Teluk Jakarta. Teluk Jakarta sudah mengalami pencemaran akibat aktivitas manusia, seperti pembuangan limbah domestik dan industri yang mengancam lingkungan yang dapat menyebabkan kematian ikan dan penurunan nilai kualitas air. Wilayah pesisir Teluk Jakarta perlu lebih diperhatikan dan dijaga, sehingga potensi dari wilayah pesisir Teluk Jakarta bisa dioptimalkan. Pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir secara berkelanjutan adalah bagaimana mengelola segenap kegiatan pembangunan yang terdapat di suatu wilayah yang berhubungan dengan wilayah pesisir agar total dampaknya tidak melebihi kapasitas fungsionalnya. Setiap ekosistem alamiah, termasuk wilayah pesisir, memiliki empat fungsi pokok bagi kehidupan manusia : (1) jasa-jasa pendukung kehidupan, (2) jasa-jasa kenyamanan, (3) penyedia sumberdaya alam, (4) penerima limbah (Ortolano, 2004 dalam Dahuri, 2004). Jasa-jasa pendukung kehidupan (life support services) mencakup berbagai hal yang diperlukan bagi eksistensi kehidupan manusia, seperti udara dan air bersih serta ruang bagi berkiprahnya segenap kegiatan manusia. Jasa-jasa kenyamanan (amenity services) yang disediakan ekosistem alamiah adalah berupa suatu lokasi beserta atributnya yang indah dan menyejukkan yang dapat dijadikan tempat berekreasi serta pemulihan kedamaian jiwa. Ekosistem alamiah juga menyediakan sumberdaya alam yang dapat dikonsumsi langsung atau sebagai masukan dalam proses produksi. Sedangkan fungsi penerima limbah dari suatu ekosistem adalah kemampuan dalam menyerap limbah dari kegiatan manusia, hingga menjadi suatu kondisi yang aman.
Kegiatan kepariwisataan bahari pada hakekatnya merupakan kegiatan yang memanfaatkan objek dan daya tarik wisata bahari, yang terdiri dari bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna. Kehangatan pasir pantai, air laut yang menyejukkan hati, suasana yang tropis merupakan sumberdaya yang ditawarkan di kawasan wisata Pantai Ancol. Berbagai aktivitas yang memanfaatkan kawasan pantai akan dapat menyebabkan keseimbangan ekologi pantai terganggu apabila tidak ada pengelolaan yang berkelanjutan. Perlu penanganan terhadap gangguan-gangguan agar terjaga kelestarian sumberdaya Pantai Ancol, gangguan-gangguan yang terjadi seperti : kawasan berenang yang masih banyak ditemukan sampah, air kali Ancol yang telah sangat tercemar dan menimbulkan aroma kurang sedap, perembesan air laut ke daratan yang berakibat sumber air bersih berasa asin, pencemaran terhadap pantai dan sungai, perubahan tekstur dan kedalaman pantai. Pantai Ancol merupakan salah satu tujuan utama masyarakat Jakarta ketika hari libur tiba, jumlah pengunjung akan meningkat pesat dan merupakan kendala atau tantangan bagi pengelola untuk tetap menjaga kelestarian sumberdaya Pantai Ancol, agar masyarakat sekitar tidak terlalu merasakan dampak dari kegiatan wisata di Pantai Ancol.
2. Perumusan masalah Kawasan wisata Pantai Ancol memiliki potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dimana kedua potensi tersebut saling bersinergis. Potensi sumberdaya alam berupa pantai, air laut, dan pemandangan. Potensi sumberdaya manusia berupa pengunjung, masyarakat, dan pengelola. Kedua potensi sumberdaya tersebut akan menciptakan terjadinya aktivitas utama dan aktivitas penunjang dan bertemu dalam suatu kegiatan wisata Pantai Ancol. Aktivitas utama merupakan aktivitas yang berhubungan langsung dengan potensi alam Pantai Ancol. Aktivitas utama seperti berenang, berperahu, jetski, jogging, menikmati pemandangan, piknik. Aktivitas penunjang merupakan aktivitas yang mendukung aktivitas utama, seperti restoran, toko penjual suvenir dan hotel. Dampak dan manfaat muncul akibat kedua aktivitas tersebut, maka perlu dikaji dampak dan
manfaat yang berkaitan dengan kegiatan ekologi dan sosial sehingga dapat merancang rencana strategi meminimalkan dampak kegiatan wisata (Gambar 1).
Kawasan wisata Pantai Ancol
Potensi SDM -Pengunjung -Masyarakat -Pengelola
Potensi SDA -Pantai -Air Laut -Pemandangan
Wisata pantai
Aktivitas penunjang
Aktivitas utama
Dampak negatif
SWOT
Dampak positif
Pemanfaatan sumberdaya Pantai Ancol dengan meminimalkan dampak negatif
Strategi meminimalkan dampak negatif kegiatan wisata Pantai Ancol
Gambar 1. Kerangka pendekatan studi
3. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian dampak pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol ini adalah: 1. Mengidentifikasi sumberdaya alam kawasan wisata Pantai Ancol. 2. Mengidentifikasii sistem pengelolaan limbah dan sampah. 3. Menganalisis dampak pengunjung 4. Menyusun strategi meminimalkan dampak kegiatan wisata Pantai Ancol.
4. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan sebagai pengelolaan kawasan pantai yang lestari.
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi pariwisata Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 mengenai kepariwisataan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta besifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata; pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusaaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha terkait di bidang tersebut; objek dan daya tarik wisata adalah segala yang menjadi sasaran wisata; kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
Tabel 1. Berbagai kegiatan pembangunan di wilayah pesisir dan lautan Sektor • Konservasi • Taman Suaka Alam Laut
Wilayah pesisir Rawa pesisir, Mangrove Satwa liar yang dilindungi
Laut dangkal Terumbu karang/Atol
Laut dalam Paus/Lumba-lumba
• Rekreasi/wisata
Renang/selam/ olahraga mancing, selancar air Pelabuhan Rambu navigasi Feri penumpang
Jalur pelayaran (yachting)
Jalur pelayaran lomba arung samudera Pelayaran internasional
• Pelayaran • Navigasi • Transportasi • Perikanan • Industri Pertambangan
• Kegiatan yang mencemari lingkungan • Penelitian kelautan meteorologi
Budidaya perikanan pantai, pengunduhan rumput laut dan kerang Pergerukan jalur pipa pasir/kerikil Pengambilan karang Penambangan timah Produksi minyak dan gas Saluran pembuangan limbah Limbah indsutri Erosi pantai Sedimentasi Ekosistem pesisir
Pelayaran internasional Pelayaran antarpulau dan pantai Perikanan deamersal Perikanan pelagis
Perikanan pelagis
Jalur pipa pengambilan karang Penambangan timah Produksi minyak/gas
Tumpahan minyak Polutan industri
Kapal pembuang limbah
Geologi laut Eksplorasi mineral Eksplorasi minyak/gas
Eksplorasi mineral di dasar samudera Arus samudera Prakiraan cuaca
Sumber: Robertson Group dan PT Agriconsult, 1992 dalam Dahuri et.al., 2004
2. Potensi kawasan wisata Pantai Ancol Kegiatan yang terdapat di Taman Impian Jaya Ancol adalah kegiatan pariwisata binaan yang secara terpadu dilengkapi dengan fasilitas rekreasi pantai, wisma, rekreasi olahraga/kesenian, wisata belanja, dan wisata pendidikan, lingkungan hidup. Kawasan wisata pantai terdiri dari Pantai Marina, Pantai Festival, Pantai Indah, Pantai Horizon, Pantai Molek, Pantai Ex Sea Side, dan Pantai Timur. 2.1. Wisata olahraga dan pantai Tersedia sarana wisata pantai yang digunakan untuk kebutuhan para pengunjung yang akan menikmati keindahan alam (panorama laut/pesisir) mulai dari Pantai Marina, Pantai Festival, Pantai Indah, Pantai Timur dan Pantai Carnaval. Di Pantai Marina terdapat olahraga jet sky, selancar air di Pantai Horizon, renang di Pantai Timur, Pantai Horizon dan Pantai Indah, dan balap mobil mainan (racing track) yang dikendalikan remote control di atas panggung kendali. Tersedia juga sarana wisata pantai untuk pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam (panorama laut/pesisir) mulai dari Pantai Marina, Pantai Festival, Pantai Indah, Pantai Horizon, Pantai Molek, Pantai Ex Sea Side, sampai Pantai Timur. Salah satu keunggulan Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) adalah rekreasi pantai. Rekreasi pantai di TIJA menyuguhkan keindahan panorama laut dengan bermacam fasilitas rekreasi, mulai dari rekreasi, pemandangan, renang, perahu, rekreasi olahraga seperti selancar angin, dan jet sky. Untuk menangani kondisi pantai, pihak TIJA telah menata kondisi pantai tersebut dengan membangun dinding penahan di sepanjang pantai dan pemecah gelombang (break water) dari batu pecah yang disusun secara beraturan. Sampah yang dibuang para pengunjung pada perairan dibersihkan secara rutin.
Tabel 2. Luas pantai dan sarana pendukungnya No.
Nama Pantai
1.
Pantai Marina
Luas Pantai (m2) 1,7 Ha
2.
Pantai Festival
4 Ha
3. 4. 5. 6.
Pantai Indah Pantai Horison Pantai Molek Pantai Ex Sea Side
1 Ha 1 Ha 1 Ha 1,5 Ha
7.
Pantai Timur I
1,6 Ha
8.
Pantai Timur II
2,2 Ha
Fasilitas Pendukung -Pedestrian olahraga air, Club Horse; -Restoran dan Kios; -Promenade, Jogging Track -Areal of road, parker dan Plasa; -Restoran, Kios dan Toilet -Pedestrian dan Toilet -Pedestrian -Promenade, Plasa dan Toilet -Promenade, Toilet dan P3K, Plasa; -Pedestrian, Playground dan Area Piknik; -Promenade dan Anjungan, Parkir, Plasa -Restoran dan Kios, Playground; -Area Panjat Tebing, Toilet dan Kamar bilas, -Pemandian Umum -Promenade, Parker, Plasa dan Restoran; -Toilet dan Kamar bilas
Sumber: Ramly, 2007
2.2. Fasilitas Penunjang 2.2.1. Fasilitas Parkir Tersedia fasilitas parkir di setiap lokasi wisata yang menampung kendaraan para pengujung, tetapi pada kondisi puncak terjadi perparkiran di sisi badan jalan (on street parking).
Tabel 3. Fasilitas parkir di kawasan wisata Pantai Ancol No. 1. 2. 3. 4. 5.
Lokasi Parkiran Pantai Marina Pantai Festival Pantai Indah Pantai Horison Pantai Timur
Sumber: Ramly, 2007
Kapasitas parkir (kendaraan) 300 350 110 350 304
2.2.2. Penyediaan air bersih Kebutuhan air bersih untuk operasional Taman Impian Jaya Ancol disuplai dari air PAM yang sebelumnya ditampung pada tangki reservoar dan kemudian didistribusikan ke setiap unit kegiatan. Penggunaan air bersih untuk setiap kegiatan dilakukan melalui; (a) bak filtrasi yang berfungsi untuk menyaring air agar lebih jernih dan memenuhi persyaratan effluent standar yang ditetapkan oleh SK Gubernur DKI Jakarta No. 582 Tahun 1995; (b) bak penampung effluent yang berfungsi utnuk menampung air limbah yang telah diolah pada unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). IPAL mengolah air limbah restoran kegiatan Dufan, Gelanggang Samudera, Gelanggang Renang, Pasar Seni Ancol. Air limbah yang berasal dari kegiatan restoran dialirkan melalui saluran, kemudian dipompa menuju ke IPAL yang berada di lahan Gelanggang Renang. Setelah diolah, air bersih tersebut digunakan untuk kebutuhan air bersih di lapangan Golf, Copacabana, dan Taman Impian Jaya Ancol. Kapasitas air yang diolah pada IPAL memiliki kemampuan mengolah air bersih sebesar 700m3/hari.
3. Pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan Terdapat tiga hal penting terkait dengan keterbatasan sumberdaya alam dalam memenuhi kebutuhan hidup: (1) pengelolaan sumber alam secara bijaksana; (2) pembangunan berkesinambungan sepanjang masa; (3) peningkatan kualitas generasi demi generasi. Pengelolaan sumberdaya alam yang tak dapat diperbaharui perlu memperhitungkan aspek-aspek berikut: (1) keterbatasan jumlah dan kualitas sumber alam; (2) lokasi sumber alam serta pengaruhnya pada pertumbuhan masyarakat dan pembangunan; (3) penghematan hasil sumberdaya alam; (4) dampak negatif pengolahan limbah dipecahkan dengan bijaksana termasuk kemana membuangnya (Ramly, 2007). Pengolahan
sumberdaya
alam
yang
dapat
diperbaharui
perlu
memperhitungkan aspek-aspek: (1) cara pengolahan yang secara serentak disertai proses pembaharuannya; (2) hasil penggunaannya sebagian untuk menjamin pembaruan sumberdaya alam tersebut; (3) teknologi yang dipakai tidak sampai
merusak kemampuan sumberdaya alam umtuk diperbarui; serta (4) dampak negatif pengolahannya ikut dikelola (Ramly, 2007).
4. Permasalahan pembangunan wilayah pesisir dan lautan Dari
sudut
pembangunan
berkelanjutan
(sustainable
development),
pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan terdapat beberapa kawasan pesisir yang telah dimanfaatkan (dikembangkan dengan intensif). Secara garis besar gejala kerusakan lingkungan yang mengancam kelestarian sumberdaya pesisir dan lautan di Indonesia meliputi: (1) pencemaran, (2) degradasi fisik habitat, (3) over-eksploitasi sumberdaya alam, (4) abrasi pantai, (5) konservasi kawasan lindung menjadi peruntukan pembangunan lainnya, dan (6) bencana alam. 4.1. Umum 4.1.1. Ekologis Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompokkelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal balik antara
organisme-organisme
hidup
dan
lingkungannya
(Odum,
1971).
Karakteristik pantai pasir adalah kebanyakan terdiri dari kwarsa dan feldspar, bagian yang paling banyak dan paling keras sisa-sisa pelapukan batu gunung. Pantai yang berpasir dibatasi hanya di daerah dimana gerakan air yang kuat mengangkut partikel-partikel yang halus dan ringan. Partikel yang kasar ini menyebabkan hanya sebagian kecil permukaannya yang menyerap bahan organik baik yang terlarut maupun yang berukuran sangat kecil, serta yang tersedia untuk bakteri. Total bahan organik dan organisme hidup di pantai yang berpasir jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jenis pantai lainnya. Karena sedimennya yang kasar, mereka tidak menahan air dengan baik, akibatnya lapisan permukaan bisa menjadi kering sampai sedalam beberapa sentimeter di bagian atas pantai yang terbuka terhadap matahari pada saat pasang surut. Meskipun demikian tempat ini sering merupakan tempat beberapa biota meletakkan telur. Parameter utama bagi daerah pantai berpasir adalah : pola arus yang akan mengangkut pasir yang halus, gelombang yang akan melepaskan energinya di pantai, angin yang juga merupakan pengangkut pasir.
Wilayah pesisir merupakan daerah dimana terjadi interaksi antara tiga unsur alam yaitu daratan, lautan dan atmosfer. Proses interaksi tersebut telah berlangsung sejak unsur-unsur terbentuk. Kualitas air suatu perairan pesisir dicirikan oleh karakteristik kimianya yang sangat dipengaruhi oleh masukan dari daratan maupun dari laut sekitarnya. Perairan pesisir merupakan penampungan dari segala limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. 4.1.1.1. Pasang surut Pasang surut (pasut) adalah proses naik turunnya muka air laut secara hampir periodik karena gaya tarik benda-benda angkasa, terutama bulan dan matahari. Naik turunnya muka laut dapat terjadi sekali dalam sehari (pasut tunggal), atau dua kali dalam sehari (pasut ganda). Sedangkan pasut yang berprilaku di antara keduanya disebut sebagai pasut campuran. Pasang surut tidak hanya mempengaruhi lapisan bagian atasnya saja. Di perairan-perairan pantai, utamanya di teluk-teluk atau selat sempit, gerakan naik turunnya muka air akan menimbulkan arus pasang surut (Dahuri et.al., 2004). 4.1.1.2. Gelombang laut Gelombang yang ditemukan di permukaan laut pada umumnya terbentuk karena adanya proses alih energi dari angin ke permukaan laut, atau pada saat-saat tertentu disebabkan oleh gempa di dasar laut. Gelombang ini merambat ke segala arah membawa energi tersebut yang kemudian dilepaskannya ke pantai dalam bentuk hempasan ombak. Rambatan gelombang ini dapat menempuh jarak ribuan kilometer sebelum mencapai suatu pantai. Gelombang yang mendekati pantai akan mengalami pembiasan (refraction), dan akan memusat (convergence) jika mendekati semenanjung, atau menyebar (divergence) jika menemui cekungan. Di samping itu, gelombang yang menuju perairan dangkal akan mengalami spilling, plunging, collapsing, atau surging. Semua fenomena tersebut pada hakikatnya disebabkan oleh keadaan topografi dasar lautnya (sea bottom topography). Gelombang merupakan parameter utama dalam proses erosi atau sedimentasi. Besarnya proses tersebut tergantung pada besarnya energi yang dihempaskan oleh gelombang ke pantai (Dahuri et.al., 2004).
4.1.1.3. Arus pantai Gelombang yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai (nearshore current) yang berpengaruh terhadap proses sedimentasi atau abrasi di pantai. Arus pasut merupakan parameter penting dalam proses pengangkutan pasir dari mulut teluk menuju wilayah hulunya, kolam pelabuhan dan estuaria. Arus yang disebabkan oleh pasut dipengaruhi oleh dasar perairan. Arus pasut yang terkuat akan ditemui di dekat permukaan dan akan menurun kecepatannya semakin mendekati dasar perairan. Hal ini disebabkan karena adanya gesekan dasar (bottom friction) (Dahuri et.al., 2004). 4.1.1.4. Suhu dan salinitas Suhu, salinitas dan tekanan merupakan penentu densitas air laut. Perbedaan densitas antara dua tempat akan menghasilkan perbedaan tekanan yang kemudian memicu aliran massa air dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Suhu suatu perairan dipengaruhi oleh radiasi matahari; posisi matahari; letak geografis; musim; kondisi awan; serta proses interaksi antara air dan udara, seperti alih panas, penguapan, dan hembusan angin. Salinitas dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya (muara sungai atau gurun pasir), musim, serta interaksi antara laut dan daratan (Dahuri et.al., 2004). 4.1.1.5. Angin Angin merupakan parameter lingkungan penting sebagai gaya penggerak dari aliran skala besar yang terdapat baik di atmosfer maupun lautan. Angin merupakan gerakan udara dari tempat bertekanan udara tinggi ke tempat bertekanan rendah. Di wilayah pantai, angin lokal yang dikenal sebagai angin darat dan angin laut dimanfaatkan oleh para nelayan untuk menangkap ikan. Berhembusnya angin darat (dari darat ke laut) pada malam hari dan angin laut (dari laut ke darat) pada siang hari disebabkan oleh perbedaan panas antara daratan dan lautan (Dahuri et.al., 2004).
4.1.2. Sosial-budaya Demografi. Lokasi kegiatan Taman Impian Jaya Ancol secara administratif masuk dalam wilayah kelurahan Ancol berpenduduk tetap sebanyak 4.955 Kepala Keluarga dengan 17.854 jiwa, terdiri dari 8 RW dan 65 RT. Berdasarkan jenis
kelamin, penduduk laki-laki 9.847 jiwa dan perempuan 8.007 jiwa. Luas Kelurahan Ancol ±577,28 Ha dengan jumlah penduduk 17.854 jiwa (monografi Kelurahan Ancol tahun 2004) (Ramly, 2007).
4.1.3. Ekonomi Dari sisi ekonomi, pariwisata muncul dari empat unsur pokok yang saling terkait erat atau menjalin hubungan dalam suatu sistem, yakni a) permintaan atau kebutuhan; b) penawaran atau pemenuhan kebutuhan berwisata itu sendiri; c) pasar dan kelembagaan yang berperan untuk memfasilitasi keduanya; dan d) pelaku atau aktor yang menggerakkan ketiga elemen tadi (Damanik and Weber, 2006).
4.2. Dampak wisata Dampak negatif wisata tidak hanya membahayakan kehidupan biota dan lingkungan laut, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan manusia atau bahkan menyebabkan kematian, mengurangi atau merusak nilai estetika lingkungan pesisir dan lautan, dan merugikan secara sosial-ekonomi. 4.2.1. Sedimentasi Peningkatan buangan sedimentasi ke dalam ekosistem perairan pesisir akibat semakin tingginya laju erosi tanah yang disebabkan oleh kegiatan pengusahaan hutan, pertanian, dan pembuangan sarana dan prasarana, dapat membahayakan kehidupan di lingkungan pesisir. Dampak negatif sedimentasi terhadap kawasan wisata menyebabkan peningkatan kekeruhan air. Peningkatan kekeruhan air akan menyebabkan penurunan nilai terhadap kawasan wisata (Dahuri et.al., 2004). 4.2.2. Masalah kesehatan umum Limbah rumah tangga banyak mengandung mikroorganisme diantaranya bakteri, virus, fungi dan protozoa yang dapat bertahan hidup sampai ke lingkungan laut. Mikroorganisme pada limbah rumah tangga dapat bertahan hidup pada berbagai kondisi di lingkungan laut, bergantung pada suhu dan sinar matahari. Mikroorganisme tersebut umumnya terkonsentrasi pada hewan penyaring makanan seperti kerang-kerangan (mutiara, remis, dan kima) dan
kolom air. Keberadaan mikroorganisme pada kerang-kerangan dan kolom air merupakan penyebab utama terjadinya kontak antara mikroorganisme dengan manusia. Kontak langsung manusia dengan air yang terkontaminasi limbah dapat terjadi melalui kegiatan renang dan memancing, yang merupakan penyebab utama terjadinya infeksi pada telinga, mata dan kulit (Dahuri et.al., 2004).
III. METODE PENELITIAN
1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan wisata Pantai Ancol, Jakarta Utara. Kawasan wisata ini merupakan ini merupakan bagian dari pesisir Teluk Jakarta. Survei lapangan dilaksanakan pada bulan Nopember 2008. Pengumpulan data primer dan sekunder dilaksanakan pada bulan Nopember 2008. Penelitian terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama diawali dengan membuat perencanaan dan menentukan metode pengumpulan analisa data. Tahap kedua yaitu pengumpulan data dan informasi-informasi mengenai kawasan berupa studi literatur dan studi lapang. Tahap ketiga yaitu melakukan pengolahan data dan analisis sesuai dengan metode analisis yang telah ditentukan.
Gambar 2. Peta lokasi penelitan
2. Alat dan bahan Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian adalah GPS (Geographical Position System), kamera digital, meteran, secchi disk, floating drodge, termometer, water pass, besi holo, dan alat tulis. Bahan yang dibutuhkan berupa data kualitas air, diperlukan sebagai data penunjang atau sekunder, diperoleh dari dokumen RPL dan RKL Taman Impian Jaya Ancol, dan formulir kuisioner. Bahan penunjang lain berupa peta kawasan wisata Ancol yang diperoleh dari Balai Samudra Taman Impian Jaya Ancol, dan beberapa dokumen lain dari pengelola Taman Impian Jaya Ancol seperti jumlah pengunjung dan pendapatan, jumlah pengelola kawasan Pantai Ancol, serta studi pustaka penunjang yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Data yang dibutuhkan Data yang dibutuhkan dalam rangka analisis pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol yang diarahkan pada pengelolaan wisata pantai meliputi data keadaan umum dan keadaan ekosistem daerah wisata Pantai Ancol, sumber daya manusia yang berkaitan, isu-isu yang berkembang serta kebijakan pengelolaan.
Tabel 4. Komposisi, jenis, sumber dan metode pengambilan data No.
1 1.
Komponen Data
Jenis Data Primer Sekunder
Sumber Data
Metode Pengambilan Data 6
2 3 Keadaan Lingkungan Pantai Fisika Warna ü
4
5
ü
Studi Pustaka
Bau
ü
ü
Kekeruhan Padatan Tersuspensi Total Suhu Sampah Kimia pH Salinitas
ü ü
ü ü
Laporan , Lapangan Laporan , Lapangan Laporan Laporan
ü -
ü ü
Laporan Laporan
Studi Pustaka Studi Pustaka
ü -
ü ü
Laporan Laporan
Studi Pustaka Studi Pustaka
Studi Pustaka Studi Pustaka Studi Pustaka
1
2.
2 Oksigen Terlarut (DO) BOD Minyak dan Lemak Biologi E. Coli Total Coliform Kondisi Tanah dan Pantai Sumber daya manusia a. Pengunjung
3.
3.
b. Pengelola Pengelolaan Sampah a. Pengelolaan Sampah b. Pengelolaan Lingkungan Perairan Hidrooseaonografi a. Arus b. Pasang surut c. Gelombang d. Arah angin dan kecepatan
3 -
4 ü
5 Laporan
6 Studi Pustaka
ü
ü ü
Laporan Laporan
Studi Pustaka Studi Pustaka
ü ü
ü
Lapangan Lapangan Laporan
Studi Pustaka Studi Pustaka Studi Pustaka
Responden, Lapangan
Wawancara
ü
Laporan
Studi Pustaka
ü
ü
ü
ü
Responden, Lapangan Responden, Lapangan
Studi Pustaka, Wawancara Studi Pustaka, Wawancara
Laporan Laporan Laporan Laporan
Studi Pustaka Studi Pustaka Studi Pustaka Studi Pustaka
ü
ü ü ü ü
Komponen data yang akan diambil berupa keadaan umum Ancol, kualitas air laut, SDM, kebijakan, dan keadaan ekologi kawasan. Keadaan umum Ancol terdiri dari tata ruang, sarana dan prasarana, serta transportasi dan komunikasi. Kondisi umum lokasi, sistem hidrologi dan limbah, data-data yang diambil berupa data sekunder. Data fasilitas, sarana, dan prasarana diambil dalam bentuk data primer dan sekunder. Transportasi dan komunikasi berupa data primer. Data kualitas air laut berasal dari data RKL dan RPL Taman Impian Jaya Ancol. Data sumberdaya manusia berupa data dari pengunjung, dan pengelola. Untuk data pengunjung berupa data primer, sedangkan data pengelola merupakan data sekunder. Keadaan ekologi yang diambil berupa data primer dan sekunder, berupa pengolahan limbah, kondisi tanah dan pantai.
4. Teknik pengambilan dan pengumpulan data Penelitian ini diawali dengan mengevaluasi kondisi perairan kawasan wisata Pantai Ancol. Evaluasi yang dilakukan berdasarkan konsep pengembangan wisata alam dengan melihat potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusianya. Potensi sumber daya alam dilihat dari data kualitas air di daerah pesisir kawasan wisata Pantai Ancol baik primer maupun sekunder sebagai perbandingan dengan kualitas perairan yang baik untuk pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan. Kemudian dilakukan peninjauan dari segi sumberdaya manusia, berupa observasi dan wawancara kepada pihak pengunjung. Pengumpulan data mengenai keadaan umun kawasan wisata Pantai Ancol, isu-isu yang berkembang dan kebijakan, dilakukan dengan studi literatur melalui internet, perpustakaan maupun dari pihak terkait seperti Pemda dan pengelola Ancol. 4.1. Data primer Data primer terdiri dari observasi dan wawancara. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi, yaitu meninjau langsung kondisi lokasi di lapangan dengan melakukan sampling pada beberapa parameter, seperti pengamatan pada kualitas air, kesesuaian pantai. 4.1.1. Lokasi sampling Lokasi pengambilan contoh dilakukan di 5 lokasi, yaitu Pantai Marina, Pantai Festival, Pantai Indah, Pantai Timur, dan Pantai Carnaval. 4.1.2. Alat dan bahan Alat yang diperlukan untuk mengambil data kesesuaian lahan pantai diantaranya meteran, secchi disk, floating drodge, termometer, water pass, besi holo. Bahan penunjang lain berupa peta kawasan wisata Ancol yang diperoleh dari Balai Samudra Taman Impian Jaya Ancol, dan beberapa dokumen lain dari pengelola Taman Impian Jaya Ancol seperti jumlah pengunjung dan pendapatan, jumlah pengelola kawasan Pantai Ancol, serta studi pustaka penunjang yang berkaitan dengan penelitian ini. 4.1.3. Frekuensi pengukuran
Di setiap lokasi pengambilan contoh, terdapat 3 titik untuk mengumpulkan data kesesuaian pantai. Di setiap titik pengambilan contoh dilakukan 3 kali ulangan, sehingga data yang diperoleh dapat mewakili keadaan yang sebenarnya. Untuk pengukuran kualitas air, pengambilan sampel air terdapat di dua titik, yaitu Pantai Marina dan Pantai Carnaval. 4.1.4. Responden Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai kawasan penelitian, dengan memberi kuisioner kepada pengunjung, sehingga data yang diperoleh dapat mendukung pengamatan di lokasi. Teknik yang digunakan dalam pengambilan data menggunakan accident sampling, yaitu responden yang kebetulan berada di dalam kawasan wisata Ancol. Jumlah sampel yang diambil tidak dibatasi, tergantung dari terpenuhinya jawaban tersebut. Kedua komponen, pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol diharapkan mampu memenuhi kriteria kuisioner karena dekat dan mengetahui secara langsung kondisi kawasan wisata Ancol. Sedangkan untuk pengelola dipergunakan data Widiasari, 2007. 4.1.4.1. Pengunjung Pengunjung yang dijadikan responden berjumlah 59 orang, adalah pengunjung yang berwisata di kawasan wisata Pantai Ancol. Penyebaran kuisioner untuk mengetahui : •
Kondisi sosial ekonomi pengunjung
•
Respon dan persepsi pengujung terhadap kawasan wisata
4.2. Data sekunder Data sekunder diambil melalui studi pustaka, yaitu pengumpulan data-data laporan, penelitian-penelitian sebelumnya, peraturan-peraturan, data dan riset dari instansi yang bersangkutan, kesesuaian wisata pantai, peta, dan literatur-literatur penunjang lainnya. Data yang dikumpulkan melalui studi pustaka meliputi kondisi umum kawasan wisata Pantai Ancol, data kualitas air laut dari RKL dan RPL Ancol, isu-isu yang berkembang dan kebijakan-kebijakan yang berlaku bagi kawasan wisata Pantai Ancol.
4.2.1. Pengelola Pihak pengelola terdiri dari manager dan beberapa karyawan yang bekerja dan berkaitan langsung dengan aktivitas kawasan wisata Pantai Ancol, seperti unit Taman dan Pantai dan Balai Samudra. Pengelola yang menjadi responden berjumlah 15 orang. Penyebaran kuisioner untuk mengetahui : •
Kondisi sosial ekonomi pengelola
•
Respon dan persepsi pengelola terhadap kawasan yang dikelolanya
5. Analisis data 5.1. Analisis kesesuaian lahan wisata pantai Kriteria kesesuaian lahan wisata pantai merupakan analisis untuk menentukan kesesuaian lahan pantai untuk berbagai aktivitas yang terdapat di kawasan pantai. Analisis kesesuaian peruntukkan wisata pantai dilakukan dengan menentukan kategori dan skor sesuai parameter-parameter dalam tabel. Analisis ini diperlukan untuk melihat apakah data parameter kesesuaian kawasan wisata Pantai Ancol masih memenuhi standar untuk wisata pantai. Nilai diperoleh antara bobot dikalikan skor, kemudian dijumlahkan. Hasil penjumlahan dibagi dengan 84 (hasil kali antara bobot dengan skor tertinggi) kemudian dikalikan 100%.
Tabel 5. Kriteria kesesuaian lahan wisata pantai No. 1 1.
2.
3. 4.
5. 6. 7.
Parameter 2 Kedalaman dasar perairan (m) Tipe pantai
Lebar Pantai (m) Material dasar perairan Kecepatan arus (m/dtk) Kemiringan Pantai (o) Kecerahan perairan (m)
B S 5 3
5
Pasir putih
3
5
>15
3
3
Pasir
3
Karang berpasir
2
3
0-0,17
3
0,17-0,34
3
<10
3
1
>10
3
3 5
K 6
Kategori dan Skor S K S 7 8 9 2 6-10 1
K 4 0-3
3-6
Pasir putih, sedikit karang 10-15
2
K 10 >10
S 11 0
Pasir berkaran g, sedikit terjal 3 - 10
1
Lumpur, berbatu terjal
0
1
<3
0
1
Lumpur
0
2
Pasir berlumpu r 0,34-0,51
1
>0,51
0
10-25
2
25-45
1
>45
0
5-10
2
3-5
1
<2
0
2
1 8.
2 Penutupan lahan pantai
3 1
4 Kelapa, lahan terbuka
5 3
6 Semak, belukar rendah, savana
7 2
8 Belukar tinggi
9 1
9.
Biota berbahaya
1
Tidak ada
3
Bulu babi
2
Bulu babi, ikan pari
1
10.
Ketersediaan air tawar (km)
1
<0,5
3
0,5-1
2
1-2
1
10 Hutan bakau, pemukim an, pelabuha n Bulu babi, ikan pari, lepu, hiu >2
11 0
0
0
Sumber : Yulianda, 2007 Keterangan : B = Bobot K = Kategori S = Skor
Analisis kriteria kesesuaian lahan untuk peruntukkan darmaga kapal wisata ini untuk melihat apakah data parameter kesesuaian lahan tersebut masih memenuhi standar wisata untuk peruntukkan darmaga atau pelabuhan kapal. Nilai diperoleh antara bobot dengan skor, kemudian dijumlahkan. Hasil penjumlahan dibagi dengan 30 (hasil kali antara bobot dengan skor tertinggi) kemudian dikalikan 100%.
Tabel 6. Kriteria kesesuaian lahan Pantai Marina No. 1.
2. 3. 4.
Parameter Kedalaman dasar perairan (m) Kecepatan arus (m/dtk) Kecerahan perairan (m) Ketersediaan air tawar (km)
B
Kategori dan Skor S K 2 1-3
K 5
>6
S 3
K 3-6
3
0-0,17
3
1
>10
3
>0,17 -0,34 5-10
1
<0,5
3
0,5-1
Sumber : Yulianda, 2007 Keterangan : B = Bobot K = Kategori S = Skor
2
S 1
K <1
S 0
1
>0,51
0
2
>0,340,51 3-5
1
<2
0
2
1-2
1
>2
0
Kegiatan berperahu merupakan salah satu kegiatan yang terdapat di Pantai Festival. Analisis kriteria kesesuaian ini untuk melihat melihat apakah data parameter kesesuaian lahan tersebut masih memenuhi standar wisata untuk berperahu ataupun kegiatan wisata lainnya, seperti duduk santai, dan fotografi. Nilai diperoleh antara bobot dengan skor, kemudian dijumlahkan. Hasil penjumlahan dibagi dengan 33 (hasil kali antara bobot dengan skor tertinggi) kemudian dikalikan 100%. Tabel 7. Kriteria kesesuaian lahan Pantai Festival No.
Parameter
1.
2. 3. 4.
5.
B
Kedalaman dasar perairan (m) Kecepatan arus (m/dtk) Kecerahan perairan (m) Biota berbahaya
5
K 0-3
S 3
K 3-6
3
0-0,17
3
>0,170,34 5-10
1
>10
3
1
Tidak ada
3
Bulu babi
Ketersediaan air tawar (km)
1
<0,5
3
0,5-1
Kategori dan Skor S K S 2 6-10 1
2
>10
K
S 0
>0,340,51 3-5
1
>0,51
0
1
<2
0
2
Bulu babi, ikan pari
1
0
2
1-2
1
Bulu babi, ikan pari, lepu, hiu >2
2
0
Sumber : Yulianda, 2007 Keterangan : B = Bobot K = Kategori S = Skor Kisaran atau interval nilai kelas kesesuaian lahan wisata pantai adalah sebagai berikut :
• • • •
Sangat sesuai (S1) Sesuai (S2) Sesuai bersyarat (S3) Tidak sesuai (N)
: 83% - 100 % : 50% - < 83% : 17% - <50% : < 17%
IKW merupakan indeks kesesuaian wisata Pantai Ancol. Kategori sangat sesuai (S1) apabila suatu kawasan tidak memiliki faktor pembatas yang berarti atau pengaruh secara nyata untuk kegiatan wisata pantai. Kategori sesuai (S2) jika suatu kawasan hanya memiki faktor pembatas yang agak serius sebagai kawasan wisata pantai, namun masih bisa diatasi. Kategori sesuai bersyarat (S3) apabila
suatu kawasan memiliki faktor pembatas yang serius sebagai kawasan wisata pantai, sehingga diperlukan perlakuan tertentu untuk mengatasinya. Kategori terakhir merupakan kategori tidak sesuai (N), jika suatu kawasan memiliki faktor pembatas yang permanen sebagai kawasan wisata pantai, sehingga tidak bisa diatasi, atau dengan kata lain daerah tersebut tidak dapat digunakan untuk kegiatan wisata pantai. Hasil yang diperoleh untuk kawasan wisata Pantai Ancol dapat dikategorikan dalam kisaran interval nilai kelas sangat sesuai (S1) sebagai kawasan wisata pantai.
5.2. Analisis daya dukung Analisis daya dukung kawasan terbagi dua kategori, yaitu kategori transportasi dan kegiatan. Daya dukung transportasi khusus di Pantai Marina, dimana diperuntukkan sebagai pelabuhan kapal. Daya dukung kawasan yang kedua berdasarkan aktivitas atau kegiatan yang terdapat di masing-masing pantai.
• Daya dukung kawasan (DDK) menurut Yulianda, 2007 :
Kx Keterangan : DDK = daya dukung kawasan K = potensi ekologis pengunjung atau kapal per satuan unit area Lp = luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan Lt = luas unit area untuk kategori tertentu Wt = waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari Wp = waktu yang dihabiskan pengunjung atau kapal untuk tiap kegiatan tertentu
5.3. Analisis dampak kegiatan Analisis dampak kegiatan melihat seberapa besar dampak dan objek yang terkena yang diakibatkan oleh kegiatan atau aktivitas yang terdapat di Pantai Ancol. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di Pantai Ancol dapat menimbulkan dampak negatif yang mengancam kelestarian Pantai Ancol. Didalam analisis ini, akan dikaji kegiatan-kegiatan yang menimbulkan dampak negatif, objek yang
terkena akibat kegiatan tersebut, dan seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut. Besarnya dampak dihitung berdasarkan skala angka, yaitu 1-4. Angka 1-4 menunjukkan besaran dampak yang terkecil sampai yang terbesar. Masing-masing kategori objek yang terkena dampak memiliki besaran dampak yang berbeda. Terdapat tiga objek yang terkena dampak dari kegiatan di Pantai Ancol. Pertama adalah kualitas air laut, kedua adalah pasir, dan ketiga adalah kualitas lingkungan Pantai Ancol. Skala untuk besaran dampak yang terkena terhadap kualitas air laut adalah menurunnya sejumlah parameter kualitas air akibat kegiatan wisata. Jika kawasan wisata Pantai Ancol, terutama yang menjadi tolok ukurnya adalah wilayah perairannya maka terdapat beberapa parameter kualitas air laut yang melebihi baku mutu dapat menimbulkan dampak lingkungan sehingga mempengaruhi kegiatan wisata dan menurunkan kelestarian Pantai Ancol. Jika di dalam parameter baik fisika, kimia, maupun biologi tidak melebihi baku mutu yang sesuai dengan peruntukkan sebuah kawasan wisata, maka dampak yang ditimbulkan masih bisa diatasi. Apabila terdapat beberapa parameter yang melebihi baku mutu maka perlu dikaji lebih lanjut apakah parameter yang melebihi baku mutu tersebut masih bisa ditolerir atau dapat menjadi suatu rangkaian kejadian timbulnya dampak yang dapat menurunkan kelestarian pantai maupun kegiatan wisata. Jika nilai total suspended solid suatu perairan pantai melebihi baku mutu maka besaran dampaknya adalah satu, karena nilai total suspended solid memberikan pengaruh pada warna dan kecerahan perairan. Jika nilai amonia, nitrat, dan nitrit suatu perairan pantai melebihi baku mutu maka nilai besaran dampaknya adalah dua, karena apabila amonia melebihi baku mutu dapat menimbulkan bau. Proses denitrifikasi, yaitu reduksi nitrat menjadi nitrit, dinitrogen oksida, dan molekul nitrogen. Proses reduksi ini berjalan optimal pada kondisi anoksik, sehingga bakteri anaerob yang berperan dalam proses ini, kemudian menimbulkan gas H2S, yang menimbulkan bau tak sedap pada perairan pantai (Effendi, 2003).
Jika nilai bakteri E.Coliform melebihi baku mutu maka nilai besaran dampaknya adalah tiga. Apabila suatu perairan tercemar limbah b3 seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn, maka konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. Apabila hasil dari kandungan limbah b3 tersebut melebihi baku mutu maka nilai besaran dampaknya adalah 4. Skala untuk objek pasir yang terkena dampak adalah dilihat dari seberapa besar panjang pantai berpasir yang terhempas akibat adanya kegiatan wisata. Jika kurang dari 25% panjang pantai berpasir rusak atau terhempas gelombang, maka nilai besaran dampaknya adalah 1. Jika 25%-50% dari panjang pantai berpasir rusak, maka nilai besaran dampaknya adalah 2. Jika 50%-75% dari panjang pantai rusak, maka nilai besaran dampaknya adalah 3. Jika lebih dari 75% panjang pantai berpasir rusak, maka besaran dampaknya adalah 4. Skala untuk objek kualitas lingkungan yang terkena dampak kegiatan dilihat dari seberapa besar jumlah volume sampah yang dihasilkan dari jumlah pengunjung yang datang. Jika sampah yang menumpuk tidak segera dibuang maka
akan
menyebabkan
penurunan
kualitas
lingkungan
pantai
menimbulkan bau tidak sedap, sekaligus pemandangan yang tidak indah.
Tabel 8. Kategori objek yang terkena dampak dengan besar dampak No. 1.
Objek yang Terkena Kualitas Air Laut
2.
Pasir
3.
Kualitas Lingkungan Pantai Ancol
Besar Dampak
Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Merubah warna perairan Menimbulkan bau tak sedap Terdapat bakteri E.Coli Tercemar logam berat Abrasi kurang dari 25% Abrasi kurang dari 25-50% Abrasi kurang dari 50-75% Abrasi lebih dari 75% Penumpukan sampah selama 2 hari Penumpukan sampah selama 3 hari Penumpukan sampah selama 4 hari Penumpukan sampah > 4 hari
yang
Apabila sampah yang menumpuk dan menyebar tidak dibuang selama 2 hari maka besaran dampak adalah 1, bila sampah yang menumpuk dan menyebar selama 3 hari maka besaran dampak adalah 2, bila sampah yang menumpuk dan menyebar tidak dibuang selama 4 hari maka nilai besaran dampak adalah 3, bila sampah yang menumpuk dan menyebar tidak dibuang selama lebih dari 4 hari maka nilai besaran dampak adalah 4.
5.4. Analisis hidrooseanografi 5.4.1. Pasang surut Data yang didapatkan dari pasang surut Teluk Jakarta diolah dengan menggunakan metode admiralty, dimana di dalam metode admiralty diperoleh bilangan formzal, yang dapat mengetahui tipe pasang surut di daerah Teluk Jakarta. 5.4.2. Arus Untuk mengolah data arah dan kecepatan arus, maka dipergunakan program atau software surfer.
5.5. Analisis strategi perbaikan dan pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol Analisis yang digunakan untuk strategi perbaikan dan pengelolaan adalah analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis utnuk merumuskan strategi perbaikan dan pengelolaan suatu kawasan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),
namun secara
bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness), dan ancaman (threats). Proses
pengambilan
keputusan
strategis
selalu
berkaitan
dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana srategi harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Rangkuti (2005) menyatakan bahwa SWOT adalah singkatan dari strengths, weakness, oppprtunities dan threats. Analisis SWOT ini terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan internal yang terdiri dari strengths dan weaknesses serta
lingkungan eksternal yang terdiri dari opportunities dan threats yang dihadapi suatu perusahaan. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weaknesses). Matriks SWOT merupakan suatu alat yang dapat menggambarkan bagaimana peluang-peluang dan ancaman-ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi dapat dipadukan dengan kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan dari faktor internal untuk menghasilkan empat golongan alternatif strategi yang dapat diterapkan bagi kelangsungan suatu kegiatan (Rangkuti, 2005), yaitu: 1. SO (strengths-opportunities), yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada. 2. ST (strenghts-threats), yaitu menggunakan peluang yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi 3. WO (weakness-opportunities), yaitu berusaha mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada dengan mengatasi kelemahan-kelemahan. 4. WT (weakness-threats), yaitu berusaha meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada. Keterkaitan antara faktor internal dan eksternal digambarkan dalam matriks SWOT. Alternatif strategi yang diperoleh adalah SO, ST, WO, WT. Strategi yang efektif adalah memaksimumkan kekuatan dan kesempatan yang dimiliki serta meminimumkan kelemahan dan ancaman yang dihadapi. Dalam memilih alternatif strategi yang terbaik untuk diterapkan, maka setiap alternatif yang ada diberi nilai sesuai dengan tingkat kepentingannya, kemudian diberi rangking. 5.5.1. Analisis dan pembuatan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Berdasarkan konsep David dalam Widiasari (2007) tahapan kerja yang harus dilakukan untuk menyusun IFE (Internal Factor Evaluatian) : 1. Buatlah daftar critical success factors (faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) yang menjadi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). 2. Tentukan bobot dari critical success factors sesuai dengan tingkat kepentingannya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0.
3. Beri rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruh/respon faktor-faktor tersebut terhadap pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol. Nilai 4= sangat kuat, 3= kuat, 2= lemah, dan 1= sangat lemah. Kalikan bobot dengan nilai ratingnya dari masing-maisng faktor untuk menentukan nilai skornya. 4. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total. Bobot yang diberikan pada setiap faktor disesuaikan dengan skala kepentingannya terhadap pengelolaan keberlanjutan kawasan wisata Pantai Ancol. Bobot setiap faktor internal dan eksternal ditentukan dengan metode Paired Comparison (Kinner, 1991 dalam Widiasari, 2007). Skala yang digunakan untuk mengisi kolom dalam menentukan bobot setiap faktor adalah : 1. Bobot 1, jika indikator faktor horizontal kurang penting dibandingkan indikator faktor vertikal. 2. Bobot 2, jika indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator faktor vertikal 3. Bobot 3, jika indikator faktor horizontal lebih penting dibandingkan indikator faktor vertikal. 4. Bobot 4, jika indikator faktor horizontal sangat penting dibandingkan indikator faktor vertikal. Tabel 9. Contoh penilaian bobot faktor strategis internal/eksternal Faktor Strategis
A
B
C
...
Total
Bobot
X1
1
X2
2
X3
3
X4
4
Internal/Esternal A
0
B
0
C
0
...
0 Total
Sumber: Rangkuti, 2005
i=
Keterangan : i= Bobot faktor ke-i Xi= Nilai faktor ke-i
i= 1,2,3,...,n n= Jumlah faktor
Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan rumus (Kinnear, 1991 dalam Widiasari, 2007) : 5.5.2. Pembuatan matriks SWOT Setelah selesai menyusun matriks IFE dan EFE, langkah selanjutnya adalah membuat matriks SWOT. Setiap unsur SWOT yang ada dihubungkan untuk memperoleh alternatif strategi seperti pada tabel berikut:
Tabel 10. Matriks SWOT IFAS Strengths (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor EFAS
Weakness (W)
kekuatan internal
Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal
Opportunities (O)
Strategi SO
Strategi WO
Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Threats (T)
Strategi ST
Strategi WT
Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan utnuk mengatasi ancaman
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber: Rangkuti, 2005
5.5.2.1. Pembuatan tabel rating alternatif strategi Penentuan prioritas dari strategi yang dihasilkan dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait.
Tabel 11. Rangking alternatif rencana strategi No.
5.
Unsur SWOT Strategi S-O SO1 SO2 Strategi S-T ST1 ST2 Strategi W-O WO1
6.
WO2
1. 2. 3. 4.
Strategi W-T
Keterkaitan S1,S2,....,Sn O1,O2,....,On S1,S2,....,Sn O1,O2,....,On S1,S2,....,Sn T1,T2,....,On S1,S2,....,Sn T1,T2,....,On W1,W2,....,Wn O1,O2,....,On W1,W2,....,Wn O1,O2,....,On
Jumlah Skor
Rangking
7. 8.
WT1 WT2 dst
W1,W2,....,Wn T1,T2,....,On W1,W2,....,Wn T1,T2,....,On
Sumber: Rangkuti, 2005 Jumlah dari skor pembobotan menentukan rangking prioritas strategi dalam pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan. Jumlah skor diperoleh dari penjumlahan semua skor dari setiap faktor-faktor strategis yang terkait. Rangking akan ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai yang terkecil dari semua strategi yang ada.
IV. HASIL PEMBAHASAN
1. Kondisi kawasan 1.1. Kondisi sumberdaya alam Pantai Ancol memiliki total panjang pantai sebesar 5.900 m, dengan panjang Pantai Marina 390 m, Pantai Festival, Pantai Indah, dan Pantai Mercure 990 m, Pantai Timur 1810 m, dan Pantai Carnaval 890 m. Setiap pantai memiliki daya tarik tersendiri. Pantai Ancol terbagi-bagi berdasarkan kelandaian atau kemiringan pantai. Jenis kegiatan yang terdapat di Pantai Ancol beragam, dimana setiap jenis kegiatannya sesuai dengan zonasi Pantai Ancol itu sendiri. Pantai Marina yang dipergunakan sebagai pelabuhan kapal, memiliki luas 2 ha. Luas Pantai yang paling kecil adalah Pantai Indah yaitu 1,7 ha. Pantai Timur memiliki luas pantai yang paling besar, karena pantai ini merupakan kesatuan dari pantai yang dulu dikenal dengan nama Pantai Molek, Pantai Danau, Pantai Elok, dan Pantai Ria. Di kawasan Pantai Timur terdapat salah satu kawasan khusus untuk kegiatan berenang, yang dikenal dengan nama Beach Pool. Pantai Carnaval memiliki luasan 5,5 ha, di kawasan ini terdapat panggung yang cukup besar untuk kegiatan seni dan musik. Pantai Marina memiliki luas area 2,8 ha, dimana lahan seluas 2 ha digunakan untuk menampung kapal atau disebut juga Pelabuhan Kapal Marina. Pantai Marina merupakan salah satu tempat kapal berlabuh atau disebut juga dermaga. Pelabuhan Kapal Marina merupakan suatu area untuk perorangan maupun persero yang ingin menyimpan kapal mereka untuk kemudahan akomodasi ke suatu area. Pelabuhan Kapal marina memiliki lokasi yang strategis untuk melakukan perjalanan menuju Kepulauan Seribu, tempat wisata lainnya. Pelabuhan Kapal Marina memiliki daya tampung kapasitas maksimal 150 kapal. Beragam jenis kapal yang berada di Pelabuhan Kapal Marina. Saat ini jumlah kapal yang berada di Pelabuhan Kapal Marina sekitar 80 kapal, dimana 30 diantaranya adalah milik pribadi. Jenis kapal yang berada di Pelabuhan Kapal Marina adalah jenis kapal yang memilki kapasitas penumpang 10 80 orang.
Pantai Festival merupakan nama sebuah pantai yang berada tidak jauh dari lokasi Pantai Marina. Perlindungan beton di bibir Pantai Festival dibangun karena kecuraman pantai tersebut, adapun aktivitas atau kegiatan yang terdapat di Pantai Festival adalah berperahu, fotografi, maupun duduk santai. Terdapat sejumlah pemberitahuan mengenai kecuraman pantai, dan aktivitas yang dilarang di Pantai Festival. Aktivitas berenang sudah dapat terlihat di Pantai Indah, meskipun tidak sebanyak di Pantai Timur, dalam hal ini Beach Pool. Aktivitas lainnya adalah duduk santai, dimana terdapat sejumlah penawaran jasa penyewaan tikar. Selain penyewaan tikar, adapula penyewaan ban berenang, sehingga air laut Ancol dapat dinikmati oleh semua kalangan. Pantai Timur merupakan kawasan yang kelak akan menjadi kawasan kuliner, salah satu wisata yang ditawarkan oleh Pantai Timur adalah wisata kuliner. Bandar Jakarta, Pizza Hut, A&W, Mc Donald merupakan sejumlah nama besar yang telah berada di Pantai Timur. Keberadaan restoran maupun kafe di Pantai Ancol telah dikelola oleh departemen Food and Beverage. Pantai Carnaval adalah pantai yang terletak di paling timur Pantai Ancol. Di pantai ini terdapat panggung hiburan yang cukup besar, biasa digunakan untuk acara-acara musik yang disiarkan di televisi. Duduk santai juga merupakan salah satu aktivitas yang terdapat di Pantai Carnaval, karena merupakan lahan terbuka. Tabel 12. Luas pantai di kawasan Pantai Ancol No.
Pantai
Luas (Ha)
1.
Marina
2
2.
Festival
4,3
3.
Indah
1,7
4.
Timur
7,4
5.
Carnaval
5,5
Sumber : Dokumen Implementasi, 2008
Pada peta batimetri kawasan wisata Pantai Ancol terlihat bahwa kedalaman di sepanjang kawasan Pantai Ancol adalah 0-1 meter (gambar 3). Kedalaman ini dapat dipergunakan sebagai kawasan untuk kegiatan berenang. Tetapi tidak hanya parameter kedalaman saja yang menjadi penentu sebuah kawasan pantai
diperuntukkan untuk kegiatan berenang. Faktor penentu di kawasan Pantai Ancol adalah kecuraman pantai. Pantai Marina dan Pantai Festival tidak diperuntukkan untuk kegiatan berenang karena kecuraman pantainya. Kedalaman yang tidak melebihi dua meter di sekitar Pantai Indah dan Pantai Timur memberikan kenyamanan bagi pengunjung untuk melakukan kegiatan berenang. Selain kedalaman pantai dapat dilihat dari peta batimetri, penulis telah melakukan ground check, yaitu pengecekan secara langsung ke lapang untuk melihat seberapa jauh para pengunjung dapat menikmati kegiatan berenang di kawasan pantai ini. Sepanjang 50 meter ditarik garis tegak lurus dari garis pantai dapat dinikmati para pengunjung untuk kegiatan berenang.
Gambar 3. Peta batimetri kawasan wisata Pantai Ancol
1.2. Utilitas dan fasilitas penunjang 1.2.1. Fasilitas parkir Tersedia fasilitas parkir di setiap lokasi wisata yang menampung kendaraan para pengunjung, tetapi pada kondisi puncak terjadi perparkiran di sisi badan jalan (Tabel 13). Tabel 13. Kapasitas parkir yang tersedia No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Lokasi Perparkiran Dunia Fantasi Pantai Marina Padang Golf Pasar Seni Putri Duyung Cottage Pantai Festival Pantai Indah Pantai Mercure Gelanggang Renang Eks Theater Mobil Gelanggang Samudra Pantai Timur Total
Kapasitas Parkir (Kendaraan) 273 300 32 497 200 350 110 350 90 625 212 304 3.343
Sumber : Updating RKL dan RPL 2004
1.2.2. Penyediaan air bersih Kebutuhan air bersih untuk operasional Taman Impian Jaya Ancol disuplai dari air PAM yang sebelumnya ditampung pada tangki reservoar dan kemudian didistribusikan ke setiap unit kegiatan. Penggunaan air bersih untuk setiap kegiatan dilakukan melalui; (a) bak filtrasi yang berfungsi untuk menyaring air agar lebih jernih dan memenuhi persyaratan effluent standar yang ditetapkan oleh SK Gubernur DKI Jakarta No. 582 Tahun 1995; (b) bak penampung effluent yang berfungsi utnuk menampung air limbah yang telah diolah pada unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). IPAL mengolah air limbah restoran kegiatan Dufan, Gelanggang Samudera, Gelanggang Renang, Pasar Seni Ancol. Air limbah yang berasal dari kegiatan restoran dialirkan melalui saluran, kemudian dipompa menuju ke IPAL yang berada di lahan Gelanggang Renang. Setelah diolah, air bersih tersebut digunakan untuk kebutuhan air bersih di lapangan Golf, Copacabana, dan Taman Impian
Jaya Ancol. Kapasitas air yang diolah pada IPAL memiliki kemampuan mengolah air bersih sebesar 700m3/hari.
1.3. Kualitas lingkungan udara 1.3.1. Suhu udara Beach Pool Pantai Ancol Suhu udara rata-rata bulanan tertinggi adalah pada bulan Oktober dan Nopember (32,60C) dan terendah pada bulan Januari (25,60C).
Gambar 4. Fluktuasi suhu udara tertinggi, terendah dan rata-rata Sumber : Dinas Hidro-Oseanografi, 2005
1.3.2. Knalpot kendaraan kawasan Pantai Ancol Kualitas udara di sekitar kawasan wisata Pantai Ancol menentukan kenyamanan pengunjung kawasan wisata. Emisi buangan kendaraan yang terdapat di kawasan wisata Pantai Ancol pada periode II 2007 atau Desember 2007 masih dapat ditolerir.
Gambar 5. Grafik kualitas udara periode II 2007 Sumber : Dokumen Implementasi, 2008
Nilai dari NO2, SO2, debu, maupun CO tidak ada yang melebihi baku mutu yang ditetapkan baik di area Dufan, Pantai Bandar Jakarta, maupun Pasar Seni.
Gambar 6. Grafik kualitas udara periode II 2007 Sumber : Dokumen Implementasi, 2008
Kualitas udara di sekitar kawasan wisata Pantai Ancol menentukan kenyamanan pengunjung kawasan wisata. Emisi buangan kendaraan yang terdapat di kawasan wisata Pantai Ancol pada periode I 2008 atau Juni 2008 masih dapat ditolerir. Nilai dari NO2, SO2, dan debu tidak ada yang melebihi baku mutu yang ditetapkan baik di area dufan, Pantai Bandar Jakarta, maupun Pasar Seni.
Gambar 7. Grafik kualitas udara periode I 2008 Sumber : Dokumen Implementasi, 2008
Gambar 8. Grafik kualitas udara periode I 2008 Sumber : Dokumen Implementasi, 2008
1.4. Hidroseanografi Beach Pool Pantai Ancol Beach Pool merupakan kawasan pantai yang dikhususkan untuk kegiatan berenang, Beach Pool terletak di sebelah timur kawasan wisata Pantai Ancol. Hidroseanografi Beach Pool dilakukan untuk melihat kawasan yang sesuai khususnya untuk kegiatan berenang. Adapun parameter yang diukur maupun yang diteliti adalah suhu, pasang surut, angin, arus, dan gelombang. 1.4.1. Suhu air Suhu air di kawasan Pantai Ancol tertinggi terdapat pada Pantai Marina yaitu 33,5oC, dan terendah pada Pantai Festival yaitu 30,8oC. Pada Pantai Timur atau dikenal sekarang ini dengan Beach Pool suhu airnya adalah 32oC.
Gambar 9. Grafik suhu air kawasan Pantai Ancol Sumber : Data primer diolah, 2008
1.4.2. Pasang surut Pasang surut Teluk Jakarta memilki nilai F=6,29. Nilai F=6,29 menunjukkan tipe pasang surut di Teluk Jakarta, yaitu pasang surrut tunggal.
Gambar 10. Grafik pasang surut Teluk Jakarta Januari 2005 Sumber : Dinas Hidro-Oseanografi, 2005
1.4.3. Arah dan kecepatan angin
Pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret, angin cenderung dari arah barat, sedangkan pada bulan April dan Mei, angin cenderung dari arah timur laut, dan pada bulan Juni hingga September angin cenderung dari arah timur. Kecepatan angin rata-rata berkisar antara 01 hingga 04 knot. Tabel 14. Arah dan kecepatan angin ( Tanjung Priok) Bulan
Tahun Jan
Peb
Mar
April
Mei
Juni
Juli
Agst
Sep
Okt
Nop
Des
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1991
W/01
N/01
SW/01
NW/01
-/01
W/01
E/01
E/02
E/01
-
W/0
NE/01
1992
W/01
W/01
N/01
NE/01
N/01
-/03
E/04
E/03
E/02
NW/03
-
-
1993
NW/02
S/03
NW/03
W/03
N/03
E/02
NE/04
E/03
NE/03
N/03
N/03
SW/04
1994
W/03
W/03
W/03
W/03
NE/02
E/04
E/03
NE/02
S/04
S/03
E/03
SW/02
1995
NW/04
NW/04
W/04
NE/03
Va
E/04
E/04
E/04
-
E/04
S/03
SE/04
1996
NW/03
W/04
W/04
E/03
E/03
E/04
NE/04
NE/04
NW/04
N/01
-
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1997
W/03
W/03
W/04
SW/03
N/03
-/03
E/04
NE/04
N/04
N/01
W/04
-/03
1998
W/02
N/02
NE/02
NW/02
E/02
E/02
NE/02
NE/02
NE/02
NE/02
N/02
W/02
2000
W/03
W/03
NE/02
N/03
-
N/03
NE/02
N/04
N/03
N/03
N/03
-
Sumber : Survei Hidro-Oseanografi dan Studi Model Matematik Kolam
Pemandian Ancol, 2004 Keterangan Arah :
Kecepatan :
Va : Variabel (arah tidak tentu) N : dari Utara SE: dari Tenggara NE : dari Timur Laut E : dari Timur Knot : mil/jam
SW : dari Barat Daya W : dari Barat NW: dari Barat Laut S : dari Selatan
1.4.4. Arus Stik plot arus Pantai Ancol di setiap stasiun pengamatan secara keseluruhan memperlihatkan arah arus cenderung ke arah barat. Garis vertikal menunjukkan bahwa terdapat 3 kali ulangan dalam setiap pengamatan kecepatan dan arah arus. Garis horizontal merupakan garis yang menunjukkan letak atau posisi penelitian kecepatan dan arah arus. Angka pada garis horisontal berturut-turut menyatakan nama pantai : 1. Pantai Marina, 2. Pantai Festival 1, 3. Pantai Festival 2, 4. Pantai Indah 5. Beach Pool, 6. Pantai Timur, 7. Pantai Carnaval (Gambar 11). Pada Pantai Marina kecepatan arusnya 0,016 m/s dengan kecenderungan arah arus dari barat laut, sedangkan di Pantai Festival memiki kecepatan arus 0,06 m/s dengan arah arus dari barat daya. Hal yang serupa juga dijumpai di kelima pantai lainnya dimana arah arus yang terjadi dari barat daya. Pantai Indah memiliki kecepatan arus 0,105 m/s.
0.1 m/s
3 0.09 m/s
0.08 m/s
2
0.07 m/s
0.06 m/s
1
0.05 m/s
1
2
3
4
Pantai Ancol
5
6
7 0.04 m/s
Reference Vectors 0.03 m/s
0.016 m/s 0.06 m/s 0.105 m/s 0.02 m/s
Gambar 11. Stik plot arus di Pantai Ancol 2008
Garis vertikal menyatakan bahwa kedalaman pada saat pengukuran arus : 1. 0,2 m, 2. 0,6 m, 2. 0,8 m. Garis horisontal menyatakan waktu ketika dilakukan pengukuran. Pada kedalaman 0,2 m arus terlihat lebih besar dibadingkan pada kedalaman 0,6 m dan 0,8 m. Arah arus cenderung sama pada tiga kedalaman pada waktu yang sama. Waktu pengukuran arus dimulai pada pukul 10.00 wib sampai pukul 23.00 wib, dengan interval waktu 1 jam. Dibawah pukul 12.00 wib arah arus cenderung dari timur laut, setelah pukul 12.00 wib, arah arus cenderung dari barat laut sampai pukul 16.00, dengan kecepatan arus 0,09 m/s. Setelah pukul 16, arah arus cenderung dari barat daya, dan timur laut. 0.16 m/s 0.15 m/s 0.14 m/s 0.13 m/s 0.12 m/s 0.11 m/s
3 0.1 m/s 0.09 m/s
2
0.08 m/s
1 2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
0.07 m/s
14
0.06 m/s
Pantai Ancol
0.05 m/s
Reference Vectors
0.04 m/s
0.02 m/s 0.09 m/s 0.16 m/s 0.03 m/s 0.02 m/s
Gambar 12. Stik plot arus di Pantai Ancol saat neap tide 2001 (Beach Pool) Sumber : Survei Hidro-Oseanografi dan Studi Model Matematik Kolam Pemandian Ancol, 2004
Pada saat pasang arus memilki kecepatan antara 0,03-0,13 m/s dengan arah arus cenderung dari barat daya. Dijumpai kecepatan arus yang lebih besar pada pukul 15.00 wib, yaitu sebesar 0,13 m/s. 0.12 m/s 0.11 m/s 0.1 m/s
3
0.09 m/s
2 0.08 m/s
1 2
Pantai Ancol
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
0.07 m/s 0.06 m/s
Reference Vectors 0.05 m/s
0.03 m/s
0.08 m/s 0.13 m/s 0.04 m/s 0.03 m/s
Gambar 13. Stik plot arus di Pantai Ancol saat spring tide 2001 (Beach Pool) Sumber : Survei Hidro-Oseanografi dan Studi Model Matematik Kolam Pemandian Ancol, 2004
1.4.5. Gelombang Tinggi gelombang maksimal di daerah Beach Pool pada ketinggian 35 cm pada pukul 15.00 wib. Pada pukul 8.00-13.00, gelombang masih tenang, dengan ketinggian antara 20-25 cm. Periode atau waktu antara gelombang satu dengan lainnya adalah 4-7 detik. Ketinggian gelombang semakin bertambah pada pukul 14.00 wib, dengan periode 5-7 detik. Dibawah pukul 11.00 tinggi gelombang mencapai 20 cm, sedangkan diatas pukul 11.00 tinggi gelombang bertambah sampai mencapai 35 cm sampai dengan pukul 30 cm, dengan tinggi gelombang terendah 25 cm.
Tabel 15. Rata-rata tinggi gelombang, dan periode gelombang Rata-rata Tinggi
Periode
Jam
Tertinggi (cm)
Terendah (cm)
4-7 detik
11.00
20
-
12.00
25
20
13.00
25
20
14.00
30
20
15.00
35
25
16.00
30
25
17.00
30
25
Gelombang 26 cm
Sumber : Survei Hidro-Oseanografi dan Studi Model Matematik Kolam Pemandian Anco, 2004
2. Potensi dan kondisi sumberdaya manusia 2.1. Pengunjung Pengunjung yang terdapat di kawasan Pantai Ancol memiliki beragam karakteristik. Hal ini diakibatkan karena adanya keanekaragaman kegiatan yang ditawarkan oleh pengelola, sehingga mengakibatkan keanekaragaman motivasi untuk berkunjung ke Pantai Ancol. Adanya promosi yang dilakukan pihak pengelola Pantai Ancol memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan jumlah pengunjung, sehingga pengunjung Pantai Ancol berasal dari beragam daerah.
2.1.1. Karakteristik pengunjung Karakteristik pengunjung di kawasan Pantai Ancol relatif sama antara perempuan dengan laki-laki, sebesar 51% pengunjung kawasan Pantai Ancol adalah perempuan, sedangkan 49% adalah laki-laki (gambar 14). Perbedaan persentase yang tidak terlalu mencolok ini menandakan bahwa wisata di Pantai Ancol diminati oleh laki-laki dan juga perempuan.
Gambar 14. Karakteristik pengunjung wisata Pantai Ancol
Persentase usia yang dominan mengunjungi Pantai Ancol adalah pengunjung yang berusia 20-30 tahun, yaitu sebesar 44%. Persentase pengunjung berusia < 20 tahun sebesar 14%, persentase pengunjung berusia 31-40 tahun sebesesar 20%, sedangkan persentase pengunjung berusia 41-50 tahun sebesar 17%. Minoritas pengunjung Pantai Ancol adalah pengunjung berusia di atas 50 tahun, yaitu sebesar 5%. Usia produktif dapat dikategorikan antara usia 20-40 tahun, jadi pengunjung yang mengunjungi Pantai Ancol dengan kategori usia produktif adalah sebesar 71%.
Gambar 15. Karakteristik usia pengunjung wisata Pantai Ancol
Pantai Ancol dikunjungi oleh berbagai kalangan seperti buruh, pelajar, mahasiswa, pegawai negeri sipil, karyawan swasta, dan wirausaha. Persentase jenis pekerjaan pengunjung yang dominan mengunjungi Pantai Ancol adalah karyawan swasta, yakni sebesar 41%. Persentase paling sedikit bekerja sebagai buruh, yakni sebesar 3%.
Gambar 16. Karakteristik pekerjaan pengunjung wisata Pantai Ancol
Pengunjung Pantai Ancol berasal dari berbagai daerah baik dari Jakarta, Pulau Jawa, luar Pulau Jawa maupun luar Indonesia. Persentase antara pengunjung yang berasal dari Jawa Barat dan warga lokal Jakarta hampir sama, yakni 49% dan 37%. Dominansi daerah asal pengunjung terjadi dari dalam Pulau Jawa, yakni sebesar 91%. Pengunjung dari luar Pulau Jawa sebesar 7%, sedangkan dari luar Negara Indonesia sebesar 2%.
Gambar 17. Karakteristik asal daerah wisata Pantai Ancol
Persentase pengunjung yang memiliki penghasilan per bulan kurang dari Rp. 500.000 sebesar 14%. Mayoritas
pengunjung Pantai Ancol memiliki
penghasilan per bulan Rp. 500.000-2.000.000, yakni sebesar 62%. Sebesar 24% pengunjung memiliki penghasilan per bulan diatas Rp. 2.000.000.
Gambar 18. Karakteristik pendapatan per bulan pengunjung wisata Pantai Ancol
2.1.2. Keterlibatan pengunjung terhadap aktivitas wisata Keterlibatan Pengunjung terhadap aktivitas wisata adalah untuk melihat seberapa besar minat pengunjung terhadap aktivitas wisata yang disediakan pihak pengelola serta melihat ketertarikan pengunjung terhadap kawasan wisata Pantai Ancol.
Gambar 19. Frekuensi berkunjung ke Pantai Ancol
Terdapat 8% pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol baru pertama kali mengunjungi kawasan wisata ini. Sebesar 92% pengunjung sudah pernah mengunjungi Pantai Ancol sebelumnya, dimana persentase frekuensi pengunjung
yang baru sekali mengunjungi Pantai Ancol sebesar 22%. Persentase frekuensi pengunjung yang datang ke Pantai Ancol 2-4 kali sebesar 24%, sedangkan persentase frekuensi pengunjung yang datang ke Pantai Ancol lebih dari 5 kali sebesar 46%. Jenis kegiatan yang dilakukan para pengunjung di kawasan wisata Pantai Ancol bermacam-macam, diantaranya adalah naik perahu, fotografi, menikmati keindahan alam dan lain-lain. Persentase terbesar untuk jenis kegiatan yang dilakukan pengunjung adalah menikmati keindahan alam, yakni sebesar 52%, sedangkan kegiatan naik perahu dan fotografi masing-masing sebesar 7% dan 17%.
Gambar 20. Jenis kegiatan yang dilakukan pengunjung
Sebesar 54% pengunjung berkunjung ke Pantai Ancol bersama dengan kelompok atau rombongan. Sebesar 31% pengunjung datang bersama dengan keluarga. Persentase pengunjung yang datang berdua maupun sendiri ke Pantai Ancol adalah sebesar 5%.
Gambar 21. Jenis pendamping saat berkunjung
Kepuasan pengunjung melakukan kegiatan di Pantai Ancol sebesar 86% menyatakan puas, sedangkan 14% menyatakan tidak puas. Sebagian besar pengunjung menyatakan puas terhadap kegiatan yang mereka lakukan di Pantai Ancol karena Pantai Ancol dapat memberikan suasana yang berbeda dari kegiatan atau aktivitas yang mereka kerjakan sehari-hari.
Gambar 22. Kepuasan pengunjung Pantai Ancol
2.1.3. Persepsi pengunjung terhadap lingkungan dan sarana prasarana Ekowisata merupakan sebuah konsep pengembangan kawasan wisata. Ekowisata adalah perpaduan antara kenyamanan bagi ekosistem lingkungan dan pengunjung. Sebesar 56% pengunjung menyatakan tidak tahu mengenai konsep ekowisata, sedangkan sisanya sebesar 44% pengunjung mengetahui mengenai konsep ekowisata. Keberadaan konsep pengembangan ekowisata di Indonesia tidak bisa dipaksakan, karena wisata yang dicari oleh warga Indonesia adalah adanya kebersamaan untuk bisa saling berbagi kebahagiaan ketika mereka memiliki waktu luang untuk berwisata.
Gambar 23. Pengetahuan pengunjung terhadap ekowisata
Kawasan wisata Pantai Ancol sangat diminati warga Jakarta khususnya, dan pengunjung dari berbagai daerah, baik dalam negeri dan luar negeri. Terutama ketika masa liburan tiba, yaitu libur sekolah, tahun baru, dan juga hari besar, seperti lebaran. Peningkatan jumlah pengunjung sangat dirasakan, terlihat dari sejumlah media yang memberitakan bahwa Pantai Ancol merupakan salah satu kawasan wisata yang dipenuhi pengunjung pada musim liburan. Sebesar 31% responden merasakan biasa saja terhadap kenyamanan berwisata ketika Pantai Ancol dipenuhi pengunjung. Sebesar 27% responden menyatakan nyaman apabila Pantai Ancol dipenuhi pengunjung. Responden yang merasakan kurang nyaman dan tidak nyaman apabila Pantai Ancol dipenuhi pengunjung masing-masing adalah sebesar 22% dan 20%.
Gambar 24. Kenyamanan apabila Pantai Ancol dipenuhi pengunjung
Konsep pengembangan ekowisata menuntut pihak pengelola untuk membatasi jumlah pengunjung yang datang karena menyangkut kenyamanan lingkungan dalam hal ini menjaga kelestarian lingkungan dengan pembatasan pengunjung. Sebesar 58% responden tidak setuju apabila jumlah pengunjung di Pantai Ancol dibatasi, sedangkan 42% responden menyatakan setuju apabila ada pembatasan pengunjung di Pantai Ancol. Pembatasan pengunjung di Pantai Ancol dapat meningkatkan kepuasan terhadap pengunjung yang berwisata di Pantai Ancol. Tingkat kebutuhan pengunjung Pantai Ancol terhadap wisata alam masih rendah karena wisata alam masih belum menjadi kebutuhan para pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol.
Gambar 25. Pembatasan pengunjung di Pantai Ancol
Keindahan Pantai Ancol, sarana dan prasarana yang menunjang dapat meningkatkan kenyaman pengunjung dalam menikmati suasana kawasan wisata Pantai Ancol. Sebesar 41% pengunjung menyatakan bahwa Pantai Ancol terjaga keindahan pantainya. Pengunjung yang menyatakan Pantai Ancol cukup terjaga keindahan pantainya adalah sebesar 25%, masing-masing 17% pengunjung yang menyatakan kurang dan tidak berpendapat. Keberadaan tempat sampah di kawasan Pantai Ancol dinilai baik oleh 37% pengunjung dan cukup baik oleh 39% pengunjung. Sebesar 41% pengunjung menyatakan air bersih di kawasan Pantai Ancol kurang memadai, selaras dengan pendapat pengunjung mengenai keberadaan toilet di kawasan Pantai Ancol, dimana sebesar 63% pengunjung menyatakan toilet kurang memadai. Hal ini diakibatkan karena toilet masih dalam perbaikan. Sebesar 29% pengunjung menyatakan tempat ibadah di kawasan Pantai Ancol baik, 32% pengunjung menyatakan cukup baik, dan 31% pengunjung menyatakan kurang. Keberadaan taman bermain di kawasan Pantai Ancol dinilai cukup baik oleh 39% pengunjung dan baik oleh 32% pengunjung. Aksesibilitas menuju kawasan Pantai Ancol dinilai baik oleh 63% pengunjung, sedangkan pengunjung yang menyatakan kurang hanya 3%. Keaslian Pantai Ancol dinilai kurang oleh 53% pengunjung, dan cukup asli oleh 27% pengunjung.
Gambar 26. Persepsi pengunjung terhadap lingkungan dan sarana prasarana
2.2. Pengelola Departemen Taman dan Pantai Pengelola Pantai Ancol memiliki peranan yang sangat penting untuk mewujudkan kenyamanan pengunjung berkunjung ke Pantai Ancol dan menjaga lingkungan pantai. Kenyamanan pengunjung dapat dirasakan dengan adanya sarana dan prasarana yang menunjang di kawasan Pantai Ancol. Sarana dan prasarana dapat ditingkatkan dan dipelihara oleh pihak pengelola. 2.2.1. Karakteristik pengelola Sebesar 47% pengelola berusia 20-29 tahun, sedangkan pengelola yang berusia 30-39 tahun dan > 49 tahun masing-masing sebesar 20%. Sedangkan sebesar 13% pengelola berusia 40-49 tahun. Karakteristik usia pengelola di kawasan wisata Pantai Ancol ini yang dominan adalah usia produktif
Gambar 27. Karakteristik usia pengelola kawasan wisata Pantai Ancol Sumber : Widiasari, 2007
Sebesar 40% tingkat pendidikan pengelola kawasan wisata Pantai Ancol adalah SMU maupun setara SMU, sedangkan masing-masing 7% tingkat pendidkan pengelola kawasan Pantai Ancol adalah SMP dan Master. Tingkat pendidikan pengelola yang menyandang gelar sarjana sebesar 13%. Sebesar 33% pengelola menyandang gelar diploma.
Gambar 28. Karakteristik tingkat pendidikan pengelola kawasan wisata Pantai Ancol
Sumber : Widiasari, 2007
Sebesar 40% pengelola masing-masing berasal dari daerah ibukota Jakarta dan Jawa Tengah. Pengelola yang berasal dari daerah Jawa Barat, yaitu sebesar 7%, sedangkan pengelola yang berasal dari luar Pulau Jawa sebesar 13%.
Gambar 29. Karakteristik asal pengelola kawasan wisata Pantai Ancol Sumber : Widiasari, 2007
Sebesar 46% pengelola memiliki pekerjaan memelihara Taman Impian Jaya Ancol (TIJA). Bidang pekerjaan sebagai quantity surveyor sebesar 27%, arsitektur drafter sebesar 13%, program anggaran dan kesehatan hewan gelanggang samudra masing-masing sebesar 7%.
Gambar 30. Karakteristik bidang pekerjaan pengelola kawasan wisata Pantai Ancol
Sumber : Widiasari, 2007
Penghasilan pengelola antara Rp. 800.000-2.800.000 sebesar 47%, sedangkan penghasilan pengelola antara 2.800.000-5.000.000 sebesar 53%.
Gambar 31. Karakteristik penghasilan per bulan pengelola kawasan wisata Pantai Ancol
Sumber : Widiasari, 2007
Sebesar 80% pengelola memulai pekerjaannya di kawasan wisata Pantai Ancol pada pukul 08.00 wib, dan 20% memulai pekerjaannya pada pukul 09.00 wib. Bagian kanan gambar merupakan gambaran waktu selesai pengelola kawasan wisata Pantai Ancol mengakhiri pekerjaannya, sebesar 80% jam berakhir kerja pengelola pada pukul 17.00 wib, 13% pada pukul 16.00, dan 7% tidak tentu.
Sebesar 53% pengelola memiliki waktu libur berdasarkan shift masingmasing pengelola, 40% pengelola memiliki waktu libur pada hari sabtu dan minggu, sedangkan 7% pengelola memiliki waktu libur pada hari minggu saja.
Gambar 32. Karakteristik waktu mulai, selesai, libur kerja pengelola kawasan wisata Pantai Ancol
Sumber : Widiasari, 2007
Bagian kiri gambar merupakan karakteristik lama bekerja pengelola di kawasan Pantai Ancol. Sebesar 46% pengelola menyatakan bahwa mereka telah bekerja kurang dari lima tahun di kawasan wisata Pantai Ancol, sebesar 27% pengelola telah bekerja selama lebih dari 29 tahun. Bagian kanan gambar merupakan tingkat kepuasan pengelola dalam bekerja di dalam kawasan wisata Pantai Ancol, sebesar 60% pengelola menyatakan cukup puas bekerja di TIJA, 13% pengelola menyatakan sangat puas bekerja di TIJA, dan 27% pengelola menyatakan puas bekerja di TIJA.
Gambar 33. Karakteristik lama dan tingkat kepuasan bekerja pengelola kawasan wisata Pantai Ancol Sumber : Widiasari, 2007
2.2.2. Persepsi pengelola terhadap wilayah kelolanya Pantai Ancol dirasakan cukup baik oleh 60% pengelola, sedangkan kurang baik oleh 6,67% pengelola. Sebesar 60% pengelola menyatakan baik terhadap keberadaan air bersih di TIJA, dan 33,33% pengelola menyatakan cukup baik. Pengelola menyatakan 53,33% keberadaan toilet baik di TIJA dan 46,67% menyatakan cukup baik. Tersedianya tempat ibadah di TIJA dinilai baik oleh 60% pengelola, dan 26,66% sangat baik. Pengelola menyatakan 46,67% keberadaan tempat makan dan minum cukup baik, dan 33,33% baik. Tempat bermain adalah salah satu fasilitas yang ada di Pantai Ancol, dan keberadaan maupun fungsinya dinilai baik oleh 53,33% oleh pengelola, 26,66% baik dan 13,34% sangat baik. Tempat sampah merupakan salah satu hal yang penting untuk menjaga kelestarian pantai ancol, dan mempermudah pengelola untuk memelihara Pantai Ancol, sebesar 46,67% pengelola menyatakan tempat sampah di TIJA baik dari segi jumlah maupun penempatan, dan sebesar 26,66% menyatakan cukup baik. Sebesar 46,67% pengelola berpendapat bahwa transportasi di dalam Ancol cukup baik, dan 26,66% berpendapat baik. Transportasi menuju Ancol dirasakan baik oleh 60% pengelola, 26,66% pengelola berpendapat cukup baik, dan 13,34 merasakan sangat baik
Gambar 34. Persepsi pengelola terhadap wilayah kelolanya Sumber : Widiasari, 2007
3. Sistem pengolahan limbah dan sampah Sistem pengelolaan limbah dan sampah yang terdapat di Pantai Ancol merupakan salah satu cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat adanya kegiatan di kawasan wisata Pantai Ancol. Sistem pengolahan limbah yang terdapat di Pantai Timur diperuntukkan untuk restoran-restoran besar saja, sedangkan kafe atau restoran kecil belum menerapkan sistem pengolahan air limbah seperti sistem yang terdapat di Pantai Timur. Sistem pembuangan sampah yang dilakukan pihak pengelola adalah dengan membagi jumlah pegawai kebersihan kedalam tiga shift, yakni shift pagi, shift siang, dan shift sore. Shift pagi dari pukul 5.00 11.00
16.00, sedangkan shift sore dari pukul 16.00
11.00, shift siang dari pukul 21.00.
3.1. Sistem pengolahan air limbah restoran di Pantai Timur Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang mengolah air limbah restoran kegiatan Pantai Timur terdapat di lokasi dekat Pantai Timur dengan menggunakan sistem rotor disk dengan kapasitas olahan sebesar 200 m3/hari, yaitu : 1. Penyaringan benda kasar (coarse screen) : berfungsi untuk menyaring benda-benda yang berukuran cukup besar/kasar atau sampah berukuran cukup besar, agar tidak masuk ke bak penampung air limbah; 2. Penyaringan benda halus (fine screen) : berfungsi untuk menyaring bendabenda yang berukuran halus/kecil, seperti sisa makanan/nasi, kulit telor, sisa makanan lainnya yang berukuran kecil agar tidak masuk ke bak penampungan air limbah; 3. Grease trap/oil trap : berfungsi untuk memisahkan kandungan kemak dan minyak agar tidak masuk ke dalam bak aerasi (aeration tank); 4. Bak rotor disk : berfungsi untuk menguraikan bahan organik yang terkandung dalam air limbah hingga menjadi lebih sederhana dengan bantuan mikroba. Metode rotor disk atau piringan silinder dapat berputar secara terus menerus, dengan pergerakan tersebut mikroba akan memanfaatkan oksigen hingga dapat berkembang biak dan membentuk koloni dengan menempel di permukaan silinder, semakin lama akan membentuk lendir yang tebal, sehingga secara gravitasi akan mengendap di dasar bak membentuk lumpur/endapan;
5. Bak pengendap I : berfungsi untuk mengendapkan kandungan lumpur yang terbentuk setelah proses perombakan di bak rotor disk, sehingga air yang telah diendapkan akan lebih jernih dan berkurang dari kadar cemarannya; 6. Bak pengendap : berfungsi untuk mengendapkan kandungan lumpur yang masih terkandung setelah proses pengendapan di Tangki Pengendap I, sehingga air yang telah diendapkan akan lebih jernih dan berkurang dari kadar cemarannya dibandingkan hasil pengendapan tahap 1; 7. Bak penampung effluent : berfungsi untuk menampung air limbah yang telah diolah pada unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan memenuhi pada persyaratan effluent standar yang ditetapkan oleh S.K. Gubernur DKI Jakarta No. 582 Tahun 1995.
Air limbah dari restoran
Rotor Disk
Saringan Kasar
Saringan Halus Bak Pengendap I
Grease / Oil Trap
Bak Pengendap II atau Bak Penampung (Effluent Tank)
Saluran umum Gambar 35. Diagram alir sistem pengolahan air limbah restoran di Pantai Timur Sumber : updating RKL dan RPL, 2004
3.2. Sistem Pengolahan Sampah Sampah yang dihasilkan dari kegiatan PT. TIJA dikelola dengan menyediakan bak tempat penampungan di setiap unit kegiatan, kemudian diangkut oleh petugas kebersihan menuju ke tempat pembuangan sementara (TPS) sampah dan selanjutnya diangkut ke lokasi pembuangan akhir (LPA) sampah. Volume sampah yang dihasilkan dalam kondisi kunjungan puncak pada tahun baru atau liburan sekolah dapat dilihat pada Tabel 16. Terjadi peningkatan volume sampah ketika tahun baru dan masa liburan sekolah, peningkatan yang terjadi adalah sebesar 2-3 kali lipat dari jumlah sampah pada hari biasa. Ketika peningkatan sampah terjadi, maka pihak pengelola akan meningkatkan armada pengangkutan sampah, seperti truk pengangkut sampah, agar tidak terjadi penumpukan sampah.
Tabel 16. Volume kapasitas sampah No.
Jenis kegiatan
Kapasitas produksi sampah setiap unit kegiatan
1 1.
2 Pantai Festival
2.
Pantai Marina
3.
Pantai Indah
4.
Pantai Horizon
3 Pengunjung : 5000 orang x 0,0005 m3/orang/hari = 2,50 m3/hari Sampah taman : 2,1 m3/hari Restoran : 10 unit x 0,65 m3/unit/hari = 6,5 m3/hari Kios : 20 unit x 0,25 m3/unit/hari = 5 m3/hari Pengunjung : 2500 orang x 0,0005 m3/orang/hari = 1,25 m3/hari Sampah taman : 1,1 m3/hari Club house : 500 orang x 0,0015 m3/orang/hari Restoran : 12 unit x 0,35 m3/unit/hari = 4,2 m3/hari Kios : 20 unit x 0,15 m3/unit/hari = 3 m3/hari Pengunjung : 2000 orang x 0,0009 m3/orang/hari = 1,8 m3/hari Sampah taman : 1,5 m3/hari Pengunjung : 2000 orang x 0,0009 m3/orang/hari = 1,8 m3/hari Sampah taman : 1,5 m3/hari
5.
Pantai Molek
Pengunjung : 2000 orang x 0,0025 m3/orang/hari = 5 m3/hari Sampah taman : 1,5 m3/hari Plaza : 1,5 m3/hari
Jumlah kapasitas produksi sampah (m3/hari) 4 16,1 m3/hari
10,30 m3/hari
3,30 m3/hari 3,30 m3/hari
8 m3/hari
1 6.
2 Sisi Danau
3 Pengunjung : 1000 orang x 0,0009 m3/orang/hari = 0,9 m3/hari
4 1,9 m3/hari
Sampah taman : 1 m3/hari
Pengunjung : 2500 orang x 0,0009 m3/orang/hari = 2,25 m3/hari Sampah taman : 1,8 m3/hari Plaza : 1,2 m3/hari Play ground : 0,85 m3/hari Picnic area : 2,1 m3/hari Pengunjung : 4200 orang x 0,0009 m3/orang/hari = 3,78 m3/hari Sampah taman : 1,6 m3/hari Plaza : 1,10 m3/hari Restoran : 1,2 m3/hari Kios dan bar : 0,90 m3/hari Play ground : 0,8 m3/hari
8,2 m3/hari
7.
Pantai Ex Sea Side
8.
Pantai Timur
9.
Putri Duyung Cottage
Pengunjung : 450 orang x 0,0015 m3/orang/hari = 1,125 m3/hari Restoran : 600 orang x 0,0025 m3/orang/hari = 1,5 m3/hari Dapur/kitchen : 1,80 m3/hari Sampah taman : 1,75 m3/hari
6,175 m3/hari
10.
Pelabuhan Kapal Marina
18,30 m3/hari
11.
Panggung hiburan (pentas musik)
Pengunjung : 3000 orang x 0,0008 m3/orang/hari = 4 m3/hari Kapal : 100 unit x 0,10 m3/unit/hari = 10 m3/hari Restoran : 5 unit x 0,95 m3/unit/hari = 4,75 m3/hari Sampah taman : 1,15 m3/hari Pengunjung : 9000 orang x 0,0009 m3/orang/hari = 8,1 m3/hari Jumlah
93,055 m3/hari
9,38 m3/hari
8,1 m3/hari
Sumber : Updating RKL dan RPL, 2004
3.3. Kualitas Air Laut Pantai Ancol Diketahui adanya parameter yang melebihi baku mutu SK. Menteri Lingkungan Hidup No. 2/MENLH/1988 untuk golongan biota laut (taman laut konservasi), yaitu :
•
Pantai Indah : nitrit (NO2-N)
•
Pantai Timur : nitrit (NO2-N)
•
Pantai Putri Duyung Cottage : nitrit (NO2-N)
Diketahui adanya parameter yang melebihi baku mutu SK. Menteri Lingkungan Hidup No. 2/MENLH/1988 untuk golongan biota laut (Taman Laut Konservasi), yaitu : •
Pantai Marina : kekeruhan, warna, amonia (NH3-N), fenol, nitrit (NO2-N), seng (Zn), tembaga (Cu), timbal (Pb), BOD dan COD;
•
Pantai Indah : amonia (NH3-N), fenol, nitrit (NO2-N) dan timbal (Pb)
Tabel 17. Hasil pemeriksaan kualitas air laut No. 1 A. 1. 2.
Parameter
Satuan
Baku Mutu *) 4
AL1 5
Al2 6
Mg/l
Alami 80
Alami 3
Alami 4
NTU %
3 3,4
C Pt-Co
30 ± 10 % alami ± 20 alami 50
2
3
3. 4.
Fisika Bau Zat Padatan Tersuspensi (TSS) Kekeruhan Salinitas
5. 6. B. 1. 2.
Suhu Warna Kimia pH Amonia (NH3-N)
0
Mg/l
6-9 0,3
3.
Air raksa (Hg)
Mg/l
0,006
Hasil AL3 7
AL4 8
AL5 9
Alami 4
80
70
3 3,7
5 3,6
185 -
5 -
30 8
30 8
32 11
190
50
8,3 0,01
8,2 0,01
8,3
7 20
7 1,69
-
-
-
-
0,24
0,08
-
-
0,01
4.
Arsen (As)
Mg/l
0,01
0,0005 0,002
0,0005 0,002
0,0005 0,002
5.
Fenol
Mg/l
0,002
0,001
0,001 0,001
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Kadmium (Cd) Khromium VI (Cr6) Minyak dan lemak Nitrit (NO2-N) Nikel (Ni) Oksigen terlarut (DO) Perak (Ag)
Mg/l Mg/l Mg/l
0,01 0,05 5
Mg/l Mg/l Mg/l
Nihil 0,1 4
Mg/l
0,05
0,0005 0,005
0,0005 0,005
0,0005
0,2
0,2
0,005 0,2
0,003 0,2 4,2
0,006 0,2 4
0,003 0,2 4
0,002
0,002
-
-
-
-
0,01 -
0,71 -
-
-
-
-
0,22 -
-
-
-
0,002 13.
Selenium (Se)
Mg/l
0,005
0,002
0,002
14. 15.
Seng (Zn) Sianida (CN)
Mg/l Mg/l
0,1 0,20
0,0322 0,005
0,0286 0,005
16.
Sulfida (H2S)
Mg/l
0,03
0,002
0,002
0,002 0,0292 0,005
1 17. 18.
2 Surfactan Anion (MBAS) Tembaga (Cu)
3 Mg/l
4 1,0
5 0,14
6 0,17
Mg/l
0,06
0,005
0,005
0,002 7 0,18
8 0,55
9 0,70
0,07
-
0,08
0,10
65,60 90
2,36 44,50
0,005 19. 20. 21.
Timbal (Pb) BOD COD
Mg/l Mg/l Mg/l
0,0075 45 80
0,005 6,7 33
0,005 7,5 37,1
0,005 7,9 39
Sumber : Updating RKL dan RPL, 2004 Keterangan : *) = SK. Menteri Lingkungan Hidup No. 2/MENLH/1988 Untuk Golongan Biota Laut (Taman Laut Konservasi) = Lebih kecil = Lebih besar AL1 = Air laut Pantai Indah saat updating RKL/RPL Tahun 2003 AL2 = Air laut Pantai Timur AL3 = Air laut (Danau Putri Duyung Cottage) AL4 = Air laut Pantai Marina saat SEL Tahun 1994 AL5 = Air laut Pantai Indah saat SEL Tahun 1994
Hasil kualitas air laut Pantai Carnaval Ancol yang melebihi baku mutu adalah zat padat tersuspensi (TSS). TSS yang melebihi baku mutu ini diakibatkan karena gelombang yang relatif tinggi akibat musim barat yang terjadi, sehingga mengakibatkan terjadinya percampuran massa air. Untuk hasil parameter pH Pantai Carnaval ini tidak melebihi baku mutu yang ada sesuai dengan peruntukkan wisata bahari yaitu 7,9. Minyak dan lemak juga tidak melebihi baku mutu yaitu kurang dari 2 (tabel 18).
Tabel 18. Hasil kualitas air laut Pantai Carnaval Ancol No. 1. 2. 3. 4.
Parameter Zat padat tersuspensi (TSS) pH Minyak dan lemak E. Coli (Fecal Coli)
Satuan mg/l mg/l MPN/100 ml
Baku Mutu *) 20 7-8,5 1 200
Hasil 32 7,9 < 0,2 0
Keterangan : *) = SK. Menteri Lingkungan Hidup No. 51/MENLH/2004 Untuk Wisata Bahari
Parameter yang diukur di Pantai Marina untuk kegiatan pelabuhan kapal adalah zat padat tersuspensi, pH, minyak dan lemak, dan total Coliform. Hasil dari parameter zat padat tersuspensi adalah 2, pH adalah 7,3, kandungan minyak dan lemak adalah < 0,2, dan tidak adanya total Coliform di perairan Pantai Marina. Semua parameter yang di analisis tidak ada yang mebihi baku mutu (tabel 19).
Tabel 19. Hasil kualitas air laut Pantai Marina Ancol No. 1. 2. 3. 4.
Parameter Zat padat tersuspensi (TSS) pH Minyak dan lemak Total Coliform
Satuan mg/l mg/l MPN/100 ml
Baku Mutu *) 20 7-8,5 1 1.000
Hasil 2 7,3 < 0,2 0
Keterangan : *) = SK. Menteri Lingkungan Hidup No. 51/MENLH/2004 Untuk Perairan Pelabuhan
4. Analisis sumberdaya Pantai Ancol 4.1. Kesesuaian lahan untuk wisata pantai Indeks kesesuaian wisata (IKW) untuk kategori wisata pantai adalah 96,43%. Hasil kesesuaian lahan untuk wisata pantai adalah S1, dimana S1 merupakan kategori sangat sesuai untuk wisata pantai karena nilai IKW melebihi 83%. Pantai Ancol sangat sesuai untuk dijadikan kawasan wisata pantai karena kedalaman perairan dan kecepatan arus yang sesuai untuk wisata olahraga, dalam hal ini berenang. Material dasar perairan pasir, sesuai untuk kegiatan duduk santai. Pemandangan yang indah untuk kegiatan fotografi.
Tabel 20. Kriteria kesesuaian lahan wisata pantai No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Parameter Kedalaman Perairan (m) Tipe Pantai Lebar Pantai (m) Material Dasar Perairan Kecepatan Arus (m/dtk) Kemiringan Pantai (o) Kecerahan Perairan (m) Penutupan Lahan Pantai Biota berbahaya Ketersediaan Air Tawar
Hasil 0,5-2,6 Pasir putih campuran >15 Pasir 0,04 <10 0,69 Lahan terbuka Tidak ada <0,5 (km) Total
Bobot 5 5 5 3 3 3 1 1 1 1
Skor 3 3 3 3 3 3 0 3 3 3
Nilai 15 15 15 9 9 9 0 3 3 3 81
Sumber : Data primer diolah, Nopember 2008
Kriteria kesesuaian lahan di Pantai Marina ini disesuaikan untuk kepentingan transportasi yang terdapat di pelabuhan kapal Marina. Indeks kesesuaian wisata (IKW) untuk kategori darmaga wisata adalah 56,67%. Hasil kesesuaian lahan untuk wisata pantai adalah S2, dimana S2 merupakan kategori sesuai karena nilai IKW 56,67%. Pantai Marina Ancol tergolong kategori sesuai
untuk pelabuhan kapal atau darmaga. Peruntukkan sebagai tempat pelabuhan kapal akan baik bila kedalaman perairan bisa melebihi 6 m. Tabel 21. Kriteria kesesuaian lahan Pantai Marina No. 1. 2. 3. 4.
Parameter Kedalaman Perairan (m) Kecepatan Arus (m/dtk) Kecerahan Perairan (m) Ketersediaan Air Tawar
Hasil 1,87 0,02 1,87 <0,5 (km) Total
Bobot 5 3 1 1
Skor 1 3 0 3
Nilai 5 9 0 3 17
Sumber : Data primer diolah, Nopember 2008
Salah satu kegiatan yang paling mencolok di Pantai Festival adalah berperahu. Adanya kegiatan berperahu di Pantai Festival dikarenakan kecuraman Pantai Festival yang cukup signifikan, hal tersebut dapat terlihat dengan adanya papan pemberitahuan kecuraman pantai dan larangan berenang, dapat dilihat pada lampiran 11. Indeks kesesuaian wisata (IKW) untuk kategori wisata pantai adalah 90,90%. Hasil kesesuaian lahan untuk wisata pantai adalah S1, dimana S1 merupakan kategori sangat sesuai karena nilai IKW melebihi 83%. Pantai Ancol sangat sesuai untuk dijadikan kawasan wisata untuk kegiatan berperahu, karena kedalaman perairan dan kecepatan arus yang sesuai untuk dilaksanakannya kegiatan berperahu. Selain kegiatan berperahu, dapat juga dilakukan kegiatan fotografi, duduk santai, karena tidak terdapat biota yang berbahaya di perairan pantai, dan juga di sekeliling pantai dilindungi dengan pinggiran yang terbuat dari beton dari terdapat batu-batu (lampiran 11).
Tabel 22. Kriteria kesesuaian lahan Pantai Festival No. 1. 2. 3. 4. 5.
Parameter Kedalaman Perairan (m) Kecepatan Arus (m/dtk) Kecerahan Perairan (m) Biota berbahaya Ketersediaan Air Tawar
Hasil 2,07 0,07 1,99 Tidak ada < 0,5 (km) Total
Sumber : Data primer diolah, Nopember 2008
Bobot 5 3 1 1 1
Skor 3 3 0 3 3
Nilai 15 9 0 3 3 30
4.2. Daya Dukung kawasan Daya dukung kawasan Pantai Ancol terbagi dua. Pertama daya dukung kawasan Pantai Ancol, apabila diterapkan sistem ekowisata (tabel 23). Kedua adalah daya dukung kawasan Pantai Ancol, dengan menerapkan sistem wisata pantai (tabel 24). Perbedaan penerapan kedua sistem ini terletak pada kenyamanan pengunjung ketika beraktivitas di Pantai Ancol, sehingga jumlah pengunjung maupun jumlah kapal yang berada di kawasan Pantai Ancol akan berbeda antara penerapan ekowisata dan wisata. Penerapan konsep ekowisata akan memberikan dampak pada jumlah pengunjung kawasan pantai yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pengunjung dengan penerapan konsep wisata. Pada tabel 23 dan tabel 24 terlihat perbedaan jumlah pengunjung dengan konsep ekowisata dan konsep wisata. Daya dukung kawasan dengan konsep ekowisata untuk peruntukkan transportasi yang berada pada Pantai Marina adalah 50 kapal/hari, sedangkan daya dukung dengan konsep wisata adalah 125 kapal/hari. Untuk daya dukung Pantai Festival, penerapan konsep ekowisata adalah 38.222 pengunjung/hari, sedangkan penerapan dengan konsep wisata adalah 86.000 pengunjung/hari. Terdapat perbedaan yang sangat mencolok dari segi jumlah pengunjung dengan penerapan konsep ekowisata dan wisata. Jumlah pengunjung dengan penerapan konsep ekowisata akan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan konsep wisata. Kelebihan dari konsep pengembangan ekowisata adalah dari jumlah pengunjung yang sedikit akibat adanya penerapan pembatasan pengunjung maka dapat memberikan kenyamanan pengunjung dan juga kualitas lingkungan baik air maupun udara dapat lebih terkontrol. Akan tetapi konsep ini memiliki kelemahan yaitu karena pembatasan pengunjung maka dari segi pengelolaan harga tiket masuk kawasan wisata Pantai Ancol akan lebih tinggi dari konsep pengembangan berbasis wisata. Kelebihan dari konsep pengembangan wisata adalah jumlah pengunjung yang berkunjung dapat lebih banyak sampai dua kali lipatnya dari konsep pengembangan ekowisata. Banyaknya jumlah pengunjung dapat menekan harga tiket masuk kawasan wisata Pantai Ancol, sehingga harga tiket masuk lebih murah
daripada harga tiket masuk dengan konsep pengembangan ekowisata. Namun kelemahan dari konsep ini adalah jumlah pengunjung yang besar, dapat memperbesar penurunan kelestarian lingkungan dengan pendekatan sampah yang dihasilkan per orang, jumlah kendaraan yang masuk ke dalam kawasan wisata, dan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan pengunjung seperti berenang. Kegiatan yang terdapat di Pantai Festival adalah berperahu, duduk santai, fotografi. Untuk daya dukung Pantai Indah, jumlah pengunjung/hari dengan konsep ekowisata adalah 4.000 pengunjung, sedangkan dengan konsep wisata adalah 10.461. Pantai Indah adalah salah satu pantai yang dapat dimanfaatkan sebagai kawasan berenang. Kegiatan yang terdapat di Pantai Indah adalah berenang dan duduk santai. Salah satu keistimewaan dari Pantai Timur adalah terdapatnya kawasan pantai yang sekarang ini dikenal dengan nama Beach Pool. Beach Pool merupakan kawasan khusus berenang, luas area untuk kawasan berenang ini lebih luas jika dibandingkan dengan Pantai Indah, sehingga kawasan ini dapat menampung pengunjung lebih banyak lagi. Kemudian di Pantai Timur merupakan kawasan yang kelak akan menjadi kawasan kuliner. Saat ini telah terdapat sejumlah restoran frenchise di kawasan Pantai Timur. Di dalam kawasan Pantai Carnaval terdapat panggung hiburan kesenian dan musik, yang mendukung kegiatan yang diselenggarakan di Pantai Ancol. Daya dukung untuk penerapan konsep ekowisata adalah 48.888 pengunjung/hari, sedangkan untuk penerapan konsep wisata adalah 110.000 pengunjung/hari. Kegiatan yang dapat dilakukan selain adanya panggung hiburan adalah duduk santai menikmati pemandangan. Jadi daya dukung untuk konsep pengembangan ekowisata adalah 39 juta pengunjung/tahun. Sedangkan untuk pengembangan dengan konsep wisata adalah 92 juta pengunjung/tahun. Pada tahun 2008 pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol hampir mencapai 14 juta pengunjung. Jumlah pengunjung ini memang belum mencapai jumlah daya dukung yang ada, tetapi jumlah pengunjung pada tahun 2008 ini adalah jumlah keseluruhan kawasan wisata Pantai Ancol, tidak hanya pengunjung taman dan pantai saja.
Sebanyak 14 juta pengunjung yang berkunjung ke Pantai Ancol merupakan data kumulatif selama satu tahun, sedangkan Pantai Ancol merupakan salah satu kawasan wisata yang diminati warga Jakarta dan sekitarnya ketika hari libur tiba, sehingga jumlah pengunjung pada hari libur akan mengalami kenaikan berkali lipat dari hari normal. Jumlah kunjungan dengan konsep pengembangan ekowisata Pantai Ancol adalah 108 ribu pengunjung/hari, sedangkan dengan konsep pengembangan wisata adalah 250 ribu pengunjung/hari. Untuk kawasan wisata Pantai Ancol akan sangat efisien penggunaan daya dukung atau batas dari jumlah pengunjung adalah jumlah pengunjung per hari bukan per tahun karena akan lebih terkontrol baik lingkungan pantai maupun perairan Pantai Ancol. Penggunaan daya dukung jumlah pengunjung per hari dikarenakan kawasan wisata Pantai Ancol sangat diminati pada hari-hari tertentu, sehingga terjadi kepadatan atau peningkatan jumlah pengunjung pada hari-hari tertentu, jadi penggunaan jumlah pengunjung per hari akan lebih tepat untuk mengontrol kualitas lingkungan pantai dan perairan Pantai Ancol.
Tabel 23. Daya dukung kawasan ekowisata Pantai Ancol Transportasi Kegiatan Kapal/hari) orang/hari) No. Pantai 1. Marina 50 2. Festival 38.222 3. Indah 4.000 4. Timur 17.411 5. Carnaval 48.888
Tabel 24. Daya dukung kawasan wisata Pantai Ancol Transportasi Kegiatan Kapal/hari) orang/hari) No. Pantai 1. Marina 125 2. Festival 86.000 3. Indah 10.461 4. Timur 45.538 5. Carnaval 110.000
4.3. Analisis dampak kegiatan Pantai Ancol Pantai Ancol memiliki beragam kegiatan yang disediakan oleh pihak pengelola maupun kerjasama dengan pihak luar. Jenis kegiatan yang terdapat di Pantai Ancol adalah terdapatnya pelabuhan kapal Marina, berenang, duduk santai, panggung hiburan, berperahu, jogging, jet ski, bebek-bebekan, selancar air. Dari sembilan kegiatan yang terdapat di Pantai Ancol, terdapat empat kegiatan yang dapat memberikan dampak bagi kelestarian Pantai Ancol. Kegiatan tersebut adalah pelabuhan kapal marina, berenang, duduk santai, dan panggung hiburan. Dampak yang dimaksud adalah dampak negatif terhadap sumberdaya dan lingkungan pantai, yaitu pencemaran air, sampah, dan abrasi pantai (Lampiran 1), sedangkan dampak positif dari keberadaan Pantai Ancol adalah dapat memberikan retribusi kepada pemerintah dan menyerap tenaga kerja. Dalam penelitian ini difokuskan pada dampak negatif terhadap kelestarian dan lingkungan pantai. Dampak dari kegiatan yang terdapat di Pantai Ancol, terdiri dari dua macam. Yang pertama adalah dampak secara langsung dan yang kedua adalah dampak secara tidak langsung. Dampak secara langsung adalah dampak yang terlihat secara langsung akibat adanya kegiatan di Pantai Ancol. Sedangkan dampak tidak langsung adalah dampak yang tidak langsung terlihat karena adanya kegiatan, tetapi kegiatan tersebut menyebabkan dampak negatif terhadap kelestarian Pantai Ancol. Besar dampak dari Pelabuhan Kapal Marina adalah 4, karena terdapat parameter limbah B3 yang melebihi baku mutu. Kegiatan berenang yang terdapat di Pantai Indah dan Pantai Timur memiliki dampak dengan besaran dampak adalah dua, karena parameter nitrit melebihi baku mutu, dan nitrit dapat menimbulkan bau tak sedap pada perarairan pantai karena timbulnya gas H2S. Objek yang terkena dampak untuk kegiatan berenang adalah pasir, dengan besaran dampak adalah 3, ketika musim barat tiba, terjadi abrasi panjang pantai. Objek yang terkena lainnya adalah kualitas ait laut dengan besaran dampak 2, karena nitrit melebihi baku mutu. Objek yang terkena dampak karena kegiatan berenang yang terakhir adalah kualitas lingkungan pantai, besaran dampak pada hari normal adalah 1, penumpukan sampah selama 2 hari, dan ketika hari libur besaran dampak adalah 4, karena adanya penumpukan sampah selama 4 hari.
Kegiatan duduk santai juga memberikan dampak pada kualitas lingkungan pantai, seperti sampah yang dihasilkan oleh pengunjung. Sampah yang tidak dibuang pada tempatnya akan memberikan kondisi yang kurang nyaman untuk pengunjung lainnya, besaran dampaknya adalah 1 pada hari biasa atau normal, dan besar dampak adalah 4 pada hari libur karena terjadi penumpukan sampah di sekitar pantai timur yang tidak dibuang selama 2 hari pada hari normal, dan 4 hari pada hari libur, dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Tahun baru merupakan salah satu acara atau kegiatan yang menarik banyak pengunjung, karena terdapat hiburan musik dan pesta kembang api. Panggung hiburan merupakan salah satu kegiatan yang ada pada saat tahun baru dan diminati banyak pengunjung untuk menghabiskan akhir tahun di Pantai Ancol dengan menikmati acara yang disuguhkan di panggung hiburan. Objek yang terkena akibat adanya panggung hiburan adalah kualitas lingkungan pantai, yaitu menumpuknya sampah yang menimbulkan bau yang tidak sedap, dan penumpukan sampah yang tidak dibuang selama 2 hari, dengan besaran dampak adalah 1, sedangkan ketika perayaan tahun baru, besaran dampaknay adalah 4.
Tabel 25. Dampak kegiatan wisata No. 1. 2.
Jenis Kegiatan Pelabuhan Kapal Marina Berenang
3.
Duduk santai
4.
Panggung Hiburan
Objek yang Terkena Kualitas air laut
Besar Dampak Normal Libur 4 -
Pasir
3
-
Kualitas air laut Kualitas Lingkungan Pantai Kualitas lingkungan pantai Kualitas lingkungan pantai
2 2
4
1
4
1
4
Keterangan Terdapat pencemaran logam dan minyak Abrasi pantai antara 5075% dari panjang pantai Nitrit melebihi baku mutu Penumpukan sampah selama 2 dan 4 hari Penumpukan sampah selama 2 dan 4 hari Penumpukan sampah selama 2 dan 4 hari
4.3.1. Pelabuhan kapal Marina Pantai Marina terletak di sebelah barat bagian ujung atau muara dari Kali Bintang Mas yang digunakan untuk parkir/tambat kapal-kapal pribadi atau kapal komersil. Kapal tersebut digunakan untuk alat transportasi pengangkutan barang kebutuhan masyarakat Kepulauan Seribu atau pengangkutan orang yang akan
menuju ke lokasi Kepulauan Seribu atau ke lokasi wisata yang berada di wilayah Kepulauan Seribu. Kapasitas muat kapal yang dapat bersandar di Pelabuhan Marina sebanyak ± 100 kapal. Pelabuhan Marina berada di bagian ujung/hilir dari Kali Bintang Mas yang menampung aliran dari bagian hulunya, yaitu Kali Ciliwung Gunung Sahari dan Kali Ancol-Lodan. Dengan keberadaannya di bagian paling hilir, berpengaruh terhadap timbulnya masalah-masalah, seperti : • Menjadi tempat berpusatnya kiriman air limbah yang berasal dari kegiatan campuran (perkantoran, hunian, komersial, industri dan sebagainya), sehingga adanya air limbah yang masuk dari kegiatan di luar TIJA mempunyai kontribusi terhadap memburuknya kualitas air permukaan di Pelabuhan Marina; • Tempat pusat kiriman sampah yang terbawa oleh aliran air, yang berasal dari kegiatan di bagian hulu di luar lokasi TIJA, sebagai akibat kebiasaan masyarakat membuang sampah di badan air/kali; • Saat musim penghujan Pelabuhan Marina menerima cukup besar sampah dan lumpur yang terbawa oleh aliran air, sehingga lebih cepat terjadi pendangkalan di area Pelabuhan Marina. Ditambah dengan masalah yang timbul dari kegiatan labuh/tambat kapal di Pelabuhan Marina, seperti : • Kemungkinan terjadinya ceceran pada oli bekas yang berasal dari kegiatan penggantian oli yang disimpan/ditampung pada drum-drum terbuka di ruang terbuka, sehingga saat hujan drum-drum yang telah terisi penuh oli bekas akan meluap dan terbawa oleh aliran air hujan masuk ke perairan Pelabuhan Marina; • Kemungkinan terjadinya ceceran oli atau BBM/solar serta air limbah bekas pencucian kapal yang keluar saat dilakukan balast kapal mengalir masuk ke perairan Pelabuhan Marina; • Kemungkinan timbulnya sampah yang berasal dari dalam kapal saat dilakukan pembersihan kapal yang tidak dikemas pada tempat sampah, melainkan ada yang langsung dibuang ke perairan Pelabuhan Marina.
Adanya pengaruh air limbah dan sampah dari luar dan dalam lokasi TIJA menyebabkan timbulnya bau dan air permukaan di Pelabuhan Marina agak kehitam-hitaman. Upaya yang telah dilakukan saat ini oleh PT. TIJA untuk mengatasi masalah tersebut adalah : • Memasang perangkap sampah (screen) yang dipasang di bagian hulu sebelum
masuk
ke
Pelabuhan
Marina
dan
kemudian melakukan
pengangkatan pada sampah yang terkumpul di lokasi screen; • Melakukan pengerukan lumpur yang dilakukan setiap 1 x 2 tahun; • Melakukan penampungan pada oli bekas di drum-drum yang dikeluarkan saat ganti oli kapal. Pada hasil kualitas air di Pantai Marina terdapat parameter dari limbah b3 yang melebihi baku mutu, yaitu Cu dan Pb. Besaran dampak akibat adanya pelabuhan kapal Marina adalah 4, karena keberadaan Cu dan Pb yang melebihi baku mutu. Keberadaan limbah b3 sangat berbahaya karena konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia 4.3.2. Berenang Aktivitas berenang merupakan salah satu kegiatan yang digemari semua kalangan, terutama anak kecil. Kegiatan berenang memiliki ruang yang cukup luas untuk per orangnya. Luas untuk kegiatan berenang adalah 10 m2 per orang, luasan tersebut adalah luasan dimana pengunjung akan menikmati kegiatan berenang. Semakin banyak pengunjung yang datang akan mengurangi luasan untuk kegiatan berenang. Aktivitas berenang dapat dilakukan di Pantai Indah, Pantai Timur. Dampak dari aktivitas berenang dapat dilihat pada dua waktu yang berbeda, yaitu waktu normal, dan waktu libur. Perbedaan waktu ini berdasarkan pada perbedaan jumlah pengunjung, ketika waktu libur tiba, maka ada kenaikan jumlah pengunjung yang jelas terlihat, seperti kepadatan pengunjung di kawasan wisata Pantai Ancol. Sedangkan waktu normal adalah waktu di luar waktu libur. Dampak dari aktivitas berenang adalah dampak langsung dan dampak tidak langsung. Objek yang terkena untuk dampak tidak langsung akibat adanya
aktivitas berenang ketika waktu normal adalah pasir. Objek yang terkena untuk dampak langsung ketika waktu normal adalah kualitas air laut dan kualitas lingkungan pantai. Aktivitas berenang yang dapat mengakibatkan dampak secara tidak langsung terhadap pasir yang berada di sekitar Beach Pool, karena tidak adanya break water yang dapat menahan gelombang pada musim barat. Ketika musim barat tiba, gelombang yang cukup tinggi akan mengancam kelestarian Pantai Ancol, pasir yang berada di sekitar Beach Pool akan mengalami kerusakan. Sehingga terjadi abrasi pada panjang pantai Beach Pool, yaitu sebesar 70% panjang pantai Beach Pool terdegradasi, maka besaran dampaknya adalah 3. Kualitas air laut yang menurun akibat adanya aktivitas berenang adalah parameter nitrit yang melebihi baku mutu. Kelebihan nitrit akan menimbulkan ketidaksembangan pada kesetimbangan Nitrogen, dan dapat menimbulkan gas H2S, gas H2S dapat menimbulkan bau tak sedap, dan menurunkan kenyamanan pengunjung dalam menikmati suasana Pantai Ancol. Besaran dampak karena nitrit melebihi baku mutu adalah 3. Pada waktu normal aktivitas berenang juga akan menimbulkan dampak, adapun objek yang terkena adalah kualitas lingkungan pantai, yaitu adanya sampah yang ditimbulkan oleh pengunjung. Adanya sampah yang ditimbulkan oleh pengunjung akan menyebabkan penumpukan sampah yang menurunkan kualitas lingkungan. Penumpukan sampah pada waktu normal adalah selama kurang dari 2 hari, sehingga besaran dampaknya adalah 1. Ketika waktu libur tiba, maka akan terjadi kenaikan jumlah pengunjung, sehingga terjadi kepadatan di kawasan wisata Pantai Ancol. Kepadatan pengunjung di kawasan wisata akan meningkatkan jumlah sampah yang ditimbulkan oleh pengunjung, sehingga terjadi penumpukan sampah di tempat pembuangan sampah sebelum akhirnya dibuang ke Tangerang (lokasi pembuangan sampah terakhir). Pada waktu libur jumlah sampah yang meningkat tidak dapat dibersihkan sekaligus pada satu waktu, sehingga para petugas kebersihan Taman Impian Jaya Ancol membutuhkan waktu untuk membersihkan sampah dari areal pantai. Setelah para petugas membersihkan sampah dari areal pantai, sampah akan
ditempatkan ke bak penampungan sampah, sampah-sampah akan terkumpul di bak penampungan sampah kemudian dibawa ke Tangerang (lokasi pembuangan sampah terakhir) oleh truk pengangkut sampah. Truk-truk pengangkut sampah ini adalah kerjasama pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol dengan pihak luar. Sistem pembuangan sampah ini sudah cukup bagus, apabila truk-truk pengangkut sampah bisa tiba tepat waktu untuk mengangkut sampah. Kendala yang dihadapi adalah apabila truk-truk sampah tidak datang tepat waktu untuk mengangkut sampah, maka akan terjadi penumpukan sampah di areal bak-bak penampung sampah yang ditempatkan di sekitar kawasan wisata Pantai Ancol. Petugas kebersihan juga mengalami kendala ketika waktu libur tiba, karena adanya peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan. Petugas kebersihan akan membutuhkan waktu berhari-hari untuk membersihkan sampah di areal pantai. Apabila terjadi penumpukan sampah yang tidak dapat dibuang maupun dibersihkan di kawasan wisata Pantai Ancol selama 4 hari ataupun lebih, maka besaran dampaknya adalah 4. 4.3.3. Duduk santai Duduk santai merupakan kegiatan yang tidak memerlukan ruang yang cukup besar per orangnya, sekitar 3 m per orang sudah cukup untuk menikmati keindahan yang dimiliki Pantai Ancol. Tetapi apabila Pantai Ancol dipenuhi pengunjung pada bulan-bulan tertentu, maka ketidaknyaman akan terjadi, dan ruang yang dimiliki per orang untuk menikmati Pantai Ancol akan berkurang. Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan duduk santai adalah adanya sampah yang bertebaran di sekitar kawasan wisata Pantai Ancol. Pada kondisi normal, penumpukan sampah selama 2 hari akan menurunkan kualitas lingkungan, dengan besaran dampak 1. Pantai Ancol akan dipenuhi pengunjung pada bulan-bulan liburan sekolah dan hari raya. Duduk santai dapat mempengaruhi lingkungan Pantai Ancol terutama ketika para pengunjung tidak menjaga kebersihan lingkungan Pantai Ancol, seperti membuang sampah sembarangan. Selama masa liburan pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol akan meningkat seiring dengan peningkatan sampah. Peningkatan sampah di areal pantai akan berdampak pada penumpukan
sampah di bak-bak penampungan sampah di sekitar kawasan wista Pantai Ancol. Penumpukan sampah selama 4 hari atau bahkan lebih akan menurunkan kualitas lingkungan pantai. Besaran dampak akibat adanya penumpukan sampah tersebut adalah 4. 4.3.4. Panggung hiburan Pada saat tahun baru, Pantai Ancol merupakan salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi. Perayaan tahun baru di Pantai Ancol cukup meriah karena terdapat konser musik, yang melibatkan band-band terkemuka di tanah air, juga perayaan kembang api. Jumlah pengunjung yang hadir saat tahun baru sangat banyak, bahkan semua lahan parkir Ancol terpenuhi untuk memarkir kendaraan para pengunjung. Kepadatan terjadi di kawasan Pantai Ancol, diikuti dengan meningkatnya sampah yang dihasilkan. Tersedia tempat hiburan berupa panggung terbuka yang digunakan untuk pertunjukan musik atau pertunjukan seni lainnya, mampu menampung kapasitas pengunjung ± 5.000 orang dengan luas lahan seluas 2,54 Ha. Lokasi pangung terbuka di dekat Pantai Timur. Panggung hiburan akan menimbulkan dampak pada kualitas lingkungan pantai yaitu adanya sampah yang ditimbulkan pengunjung. Besaran dampak yang muncul karena peningkatan sampah adalah 4, karena terjadi penumpukan sampah yang memerlukan waktu berhari-hari untuk dibersihkan petugas kebersihan di areal pantai.
4.4. Strategi pengelolaan Dalam menentukan rencana strategi pengelolaan dampak pengunjung terhadap kelestarian Pantai Ancol, didasarkan pada kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada. 4.4.1. Identifikasi faktor-faktor strategis internal Faktor-faktor strategis internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Dari hasil identifikasi didapatkan kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :
4.4.1.1. Kekuatan (strenghts) • Pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol telah berjalan dengan teratur. • Adanya pengolahan limbah restoran-restoran besar di Pantai Timur. • Kesesuaian lahan di Pantai Ancol sesuai untuk wisata pantai. Hal ini dapat dilihat pada analisis daya dukung mengenai kesesuaian lahan wisata pantai, dimana hasil yang didapatkan Pantai Ancol masuk dalam kategori sangat sesuai untuk wisata pantai, dan untuk Pantai Festival, serta sesuai untuk Pantai Marina. Kesesuaian lahan wisata ini dipergunakan untuk kegiatan yang terdapat di Pantai Ancol. • Potensi kawasan wisata Pantai Ancol yang beraneka ragam, ditunjang dengan kelengkapan fasilitas, sarana dan prasarana, dan lokasi yang strategis untuk mencapai kawasan wisata Pantai Ancol. Pantai Ancol merupakan salah satu tempat rekreasi alam yang dimiliki DKI Jakarta, meskipun taman rekreasi ini sudah kurang alami lagi, tetapi masih memiliki nuansa potensi alam yang dicari oleh warga Jakarta khususnya, dengan mengutamakan kelengkapan fasilitas, sarana dan prasarana. •
Keterbukaan pihak pengelola terhadap pihak luar terkait penelitian mengenai penelitian di kawasan wisata Pantai Ancol sehingga dapat terpantau kelestarian Pantai Ancol.
• Pantai Ancol bukan merupakan titik rawan terjadinya tsunami. Tsunami terjadi karena adanya gempa yang cukup besar di dasar laut, sehingga menimbulkan gelombang yang sangat tinggi dengan kecepatan tinggi untuk menghantam daerah pesisir. Gempa ini ditimbulkan salah satunya oleh pertemuan dua lempeng bumi. Lokasi Pantai Ancol tidak terletak di daerah pertemuan dua lempeng tersebut. 4.4.1.2. Kelemahan (weakness) • Pantai Ancol memiliki tipe pasang surut tunggal, dimana terdapat satu kali pasang dan surut setiap harinya. Pengaruh pasang surut air laut memiliki peranan penting dalam pembentukan pantai baik dalam proses sedimentasi maupun proses erosi. Proses sedimentasi oleh aliran Kali Ciliwung dan anak sungainya seperti Kali Ancol dan Bintang Mas relatif kurang memegang
peranan penting bila dibandingkan dengan proses erosi oleh pasang surut air laut. • Belum adanya pengolahan air limbah untuk restoran maupun kafe-kafe yang terdapat di kawasan wisata Pantai Ancol. • Kebersihan kurang terjaga ketika musim barat tiba dan hari libur, sampahsampah berserakan di pantai. 4.4.2. Identifikasi faktor-faktor strategis eksternal Faktor-faktor strategis eksternal merupakan peluang dan ancaman yang diperkirakan muncul dalam pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata terhadap kelestarian Pantai Ancol. Hasil identifikasi didapatkan peluang dan ancaman sebagai berikut : 4.4.2.1. Peluang (oppurtunities) • Proyek Ancol memiliki landasan hukum yang terstuktural dari awal pembangunan. Dilandasi PP No.51/1960 mengenai peruntukkan dan penggunaan Tanah Ancol, Keppres No. 338/1960 mengenai panitia perencana pembangunan proyek Ancol, dimana Gubernur DKI sebagai penanggung jawab. Dilanjutkan dengan SK Gubernur KDKI No. 1B. 3/26/1966, mengenai penunjukkan PT. Pembangunan Jaya sebagai BPP proyek Ancol, dan pembentukan otorita pembangunan proyek Ancol. SK Gubernur KDKI No. Dc. 7/1/6/1967, mengenai kegiatan utama BPP proyek Ancol adalah rekreasi dan real estate. • Kepmen-2/MENLH/1988 Untuk Golongan Biota Laut sebagai acuan untuk kualitas air laut Pantai Ancol. Dengan adanya Kepmen-2/MENLH/1988, terdapat sebuah standar bagi pengelola untuk menjaga kualitas air laut kawasan wisata Pantai Ancol. • Keinginan pengunjung untuk kembali berkunjung ke Pantai Ancol. Luasnya kawasan wisata Pantai Ancol, menimbulkan minat para pengunjung untuk kembali lagi berkunjung ke Pantai Ancol, untuk mencoba hal yang lain di pantai ini.
4.4.2.2. Ancaman (threats) • Keadaan sungai-sungai di sekitar kawasan (Sungai Bintang Mas dan Sungai Gunung Sahari) yang telah melebihi titik jenuh terhadap penerimaan limbah dari kawasan wisata Pantai Ancol. • Terdapatnya beberapa industri di sekitar kawasan yang mengeluarkan limbah, yang terbawa ke aliran sungai di sekitar kawasan Ancol. Utara Jakarta memiliki beberapa industri yang menghasilkan limbah yang terbawa oleh kali di sekitar Ancol. Limbah tersebut mempengaruhi daerah Pantai Ancol, dimana standar yang digunakan untuk baku mutu berbeda dengan yang diperuntukkan untuk industri. •
Pada bulan Desember sampai Maret, angin cenderung dari arah barat sampai kecepatan hingga 04 knot, menyebabkan sejumlah sampah dan limbah dari arah utara Jakarta bermuara di kawasan wisata Pantai Ancol.
•
Beragam jenis kegiatan yang terdapat di Pantai Ancol, mengakibatkan pembangunan yang terus berlanjut dan dikhawatirkan merusak kelestarian Pantai Ancol.
• Peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya, yang disertai dengan peningkatan jumlah volume sampah. Pengunjung yang datang akan turut menyumbangkan jumlah volume sampah yang terdapat di Pantai Ancol, karena setiap pengunjung akan memilki aktivitas atau kegiatan yang berbeda, dimana volume sampah setiap kegiatan akan berbeda antara satu kegiatan dengan yang lain.
4.4.3. Penentuan bobot dan peringkat (rating) setiap faktor Tingkat kepentingan setiap faktor ditentukan sebagai langkah untuk menentukan bobot dan peringkat (rating) setiap faktor-faktor strategis internal dan eksternal. Tingkat kepentingan dari setiap faktor baik faktor internal dan faktor eksternal adalah sangat penting, penting, dan cukup penting.
Tabel 26.Tingkat kepentingan faktor strategis internal dalam pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol Simbol S1 S2 S3 S4 S5 S6 Simbol W1 W2 W3
Faktor Kekuatan (Strenghts) Struktur manajemen yang teratur Adanya pengolahan limbah restoran Kesesuaian lahan untuk wisata pantai Keterbukaan pihak pengelola terhadap pihak luar terkait penelitian Pantai Ancol Potensi kawasan wisata yang beragam Bukan merupakan titik rawan tsunami Faktor Kelemahan (Weaknessl) Pengaruh pasut yang mengancam ekosistem pesisir pantai Belum adanya pengolahan air limbah untuk restoran maupun kafe-kafe Kebersihan kurang terjaga ketika musim barat tiba dan hari libur
Tingkat Kepentingan Sangat penting Sangat penting Penting Penting Penting Cukup penting Tingkat Kepentingan Sangat Penting Sangat Penting Penting
Tabel 27. Tingkat kepentingan faktor strategis eksternal dalam pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol Simbol 1 O1
Faktor Peluang (Oppurtunities) 2 Landasan hukum yang terstuktural dari awal pembangunan Kepmen-51/MENLH/2004, tentang baku mutu air laut untuk wisata bahari Keinginan pengunjung untuk kembali berkunjung ke Pantai Ancol
Tingkat Kepentingan 3 Sangat Penting
Simbol T1
Faktor Ancaman (Threats) Keadaan sungai-sungai di sekitar kawasan (Sungai Bintang Mas dan Sungai Gunung Sahari) yang telah melebihi titik jenuh terhadap penerimaan limbah dari kawasan wisata Pantai Ancol
Tingkat Kepentingan Sangat penting
T2 T3
Pengaruh angin yang berasal dari arah barat Terdapatnya beberapa industri di sekitar kawasan yang mengeluarkan limbah, yang terbawa ke aliran sungai di sekitar kawasan Ancol Peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya, yang disertai dengan peningkatan jumlah volume sampah Beragam jenis kegiatan yang mengakibatkan pembangunan yang menurunkan nilai kelestarian pantai
Sangat penting Penting
O2 O3
T4
T5
Sangat Penting Cukup penting
Penting
Cukup penting
Setelah memperoleh tingkat kepentingan dari setiap faktor strategis internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan pembobotan dengan menggunakan metode paired comparison.
Tabel 28. Penilaian bobot faktor strategis internal dalam pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol Faktor Internal S1 S2 S3 S4 S5 S6 W1 W2 W3
S1 0 2 1 1 1 1 2 2 1
S2 2 0 1 1 1 1 2 2 1
S3 3 3 0 2 2 1 3 3 2
S4 3 3 2 0 2 1 3 3 2
S5 3 3 2 2 0 1 3 3 2
S6 4 4 3 3 3 0 4 4 3
W1 2 2 1 1 1 1 0 2 1
W2 2 2 1 1 1 1 2 0 1
W3 3 3 2 2 2 1 3 3 0
Total 22 22 13 13 13 8 22 22 22
Bobot 0,1486 0,1486 0,0878 0,0878 0,0878 0,0541 0,1486 0,1486 0,1486
148
1
Total
Tabel 29. Penilaian bobot faktor strategis eksternal dalam pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol Faktor Eksternal
O1
O2
O3
T1
T2
T3
T4
T5
Total
Bobot
O1 O2 O3 T1 T2 T3 T4 T5
0 2 1 2 2 1 1 1
2 0 1 2 2 1 1 1
4 4 0 4 4 3 3 2 Total
2 2 1 0 2 1 1 1
2 2 1 2 0 2 2 1
3 3 1 3 3 0 2 1
3 3 1 3 3 2 0 1
4 4 2 4 4 3 3 0
13 7 20 8 20 20 13 13 122
0,1066 0,0574 0,1639 0,0656 0,1639 0,1639 0,1066 0,1066 1
Peringkat (rating) setiap faktor-faktor strategis internal dan eksternal ditentukan berdasarkan pengaruh setiap faktor terhadap rencana pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata. Selanjutnya bobot dari setiap faktor dikalikan dengan peringkatnya untuk memperoleh skor pembobotan.
Tabel 30. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Faktor-faktor Strategis Internal Kekuatan (Strenghts) S1 Struktur manajemen yang teratur S2 Adanya pengolahan limbah restoran S3 Kesesuaian lahan untuk wisata pantai S4 Keterbukaan pihak pengelola terhadap pihak luar terkait penelitian Pantai Ancol S5 Potensi kawasan wisata yang beragam S6 Bukan merupakan titik rawan tsunami Kelemahan (Weakness) W1 Pengaruh pasut yang mengancam ekosistem pesisir pantai W2 Belum adanya pengolahan air limbah untuk restoran maupun kafe-kafe W3 Kebersihan kurang terjaga ketika musim barat tiba dan hari libur
Bobot
Rating
Skor
0,1486 0,1486 0,0878
4 4 3
0,5946 0,5946 0,2635
0,0878 0,0878 0,0541
3 3 2
0,2635 0,2635 0,1081
0,1486
4
0,5946
0,1486
4
0,5946
0,0878
3
0,2635
Tabel 31. Matriks EFE (External Factor Evaluation) Faktor-faktor Strategis External Peluang (Oppurtunities) O1 Landasan hukum yang terstuktural dari awal pembangunan O2 Kepmen-51/MENLH/2004, tentang baku mutu air laut untuk wisata bahari O3 Keinginan pengunjung untuk kembali berkunjung ke Pantai Ancol Ancaman (T) T1 Keadaan sungai-sungai di sekitar kawasan (Sungai Bintang Mas dan Sungai Gunung Sahari) yang telah melebihi titik jenuh terhadap penerimaan limbah dari kawasan wisata Pantai Ancol T2 Pengaruh angin yang berasal dari arah barat T3 Terdapatnya beberapa industri di sekitar kawasan yang mengeluarkan limbah, yang terbawa ke aliran sungai di sekitar kawasan Ancol T4 Peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya, yang disertai dengan peningkatan jumlah volume sampah T5 Beragam jenis kegiatan yang mengakibatkan pembangunan yang menurunkan nilai kelestarian pantai
Bobot
Rating
Skor
0,1066
4
0,4262
0,0574
4
0,2295
0,1639
3
0,4918
0,1639 0,1639
4 4
0,6557 0,6557
0,1066
3
0,3197
0,1066
3
0,3197
0,0656
2
0,1311
4.4.4. Matriks SWOT Setelah melakukan identifikasi dan analisis terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal, kemudian disusun matriks SWOT (Tabel 32). Dari matriks ini dapat dideskripsikan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang ada disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk menghasilkan alternatif strategi dalam pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata terhadap kelestarian Pantai Ancol.
Tabel 32. Matriks SWOT
IFE
S1
Strenghts (S) Struktur manajemen teratur
yang
W1
S2
Adanya pengolahan limbah restoran
W2
S3
Kesesuaian lahan wisata pantai
W3
S4
Keterbukaan pihak pengelola terhadap pihak luar terkait penelitian Pantai Ancol Potensi kawasan wisata yang beragam Bukan merupakan titik rawan tsunami
S5 S6
untuk
Weakness (W) Pengaruh pasut yang mengancam ekosistem pesisir pantai Belum adanya pengolahan air limbah untuk restoran maupun kafe-kafe Kebersihan kurang terjaga ketika musim barat tiba dan hari libur
EFE Oppurtunities (O) O1 Landasan hukum yang terstuktural dari awal pembangunan O2 Kepmen51/MENLH/2004, tentang baku mutu air laut untuk wisata bahari O3
Keinginan untuk berkunjung Ancol
pengunjung kembali ke Pantai
Threats (T) T1 Keadaan sungai-sungai di sekitar kawasan (Sungai Bintang Mas dan Sungai Gunung Sahari) yang telah melebihi titik jenuh terhadap penerimaan limbah dari kawasan wisata Pantai Ancol T2 T3
T4
T5
Pengaruh angin yang berasal dari arah barat Terdapatnya beberapa industri di sekitar kawasan yang mengeluarkan limbah, yang terbawa ke aliran sungai di sekitar kawasan Ancol Peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya, yang disertai dengan peningkatan jumlah volume sampah Beragam jenis kegiatan yang mengakibatkan pembangunan yang menurunkan nilai kelestarian pantai
Strategi S-O SO1 Membuat kebijakan untuk tidak memperbolehkan limbah yang tidak sesuai dengan baku mutu masuk ke dalam aliran Kali Ancol, dari berbagai restoran. SO2 Pemantauan rutin secara khusus di kawasan Pantai Ancol SO3 Pengelola menginformasikan pengunjung mengenai pentingnya menjaga Pantai Ancol
Strategi W-O WO1 Membuat kegiatan yang dapat menambah minat pengunjung untuk mencintai lingkungan WO2 Dibuatnya suatu pengolahan limbah untuk kegiatan restoran dan kafe-kafe W03 Adanya peningkatan motivasi bekerja untuk petugas kebersihan Taman dan Pantai Ancol.
Strategi S-T ST1 Melakukan forum khusus mengenai pembuangan limbah yang melibatkan setiap pemangku kepentingan yang terkait dengan Kali Ancol ST2 Melakukan pemantauan rutin terhadap kualitas air limbah yang dikeluarkan dari kegiatan kawasan wisata Pantai Ancol agar sesuai dengan baku mutu.
Strategi W-T WT1 Pembuatan lahan hijau untuk meningkatkan daya dukung kawasan Pantai Ancol WT2 Membuat aturan mengenai pembatasan pengunjung pada beberapa waktu tertentu agar terjaga kelestarian Pantai Ancol
ST3
Membuat sebuah promosi yang menarik untuk pengunjung agar lebih menyukai kegiatan yang bernuansa alami
4.4.5. Alternatif Strategi Untuk menetukan prioritas alternatif strategi yang akan dijadikan sebagai kebijakan dalam pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata terhadap kelestarian Pantai Ancol, maka dilakukan penjumlahan nilai dari faktor-faktor SWOT yang terkait, kemudian ditentukan rangking prioritas. Prioritas pertama adalah alternatif strategi dengan jumlah skor tertinggi pertama, prioritas kedua adalah alternatif strategi dengan jumlah skor tertinggi kedua, dan seterusnya.
Tabel 33. Rangking alternatif strategi No. 1.
2. 3.
1. 2.
3.
1.
2.
3.
1. 2.
Unsur SWOT Strategi S-O Membuat kebijakan untuk tidak memperbolehkan limbah yang tidak sesuai dengan baku mutu masuk ke dalam aliran Kali Ancol, dari berbagai restoran. Pemantauan rutin secara khusus di kawasan Pantai Ancol Pengelola menginformasikan pengunjung mengenai pentingnya menjaga Pantai Ancol Strategi W-O Membuat kegiatan yang dapat menambah minat pengunjung untuk mencintai lingkungan Dibuatnya suatu pengolahan limbah untuk kegiatan restoran dan kafe-kafe Adanya peningkatan motivasi bekerja untuk petugas kebersihan Taman dan Pantai Ancol. Strategi S-T Melakukan forum khusus mengenai pembuangan limbah yang melibatkan setiap pemangku kepentingan yang terkait dengan Kali Ancol Melakukan pemantauan rutin terhadap kualitas air limbah yang dikeluarkan dari kegiatan kawasan wisata Pantai Ancol agar sesuai dengan baku mutu. Membuat sebuah promosi yang menarik untuk pengunjung agar lebih menyukai kegiatan yang bernuansa alami Strategi W-T Pembuatan lahan hijau untuk meningkatkan daya dukung kawasan Pantai Ancol Membuat aturan mengenai pembatasan pengunjung pada beberapa waktu tertentu agar terjaga kelestarian Pantai Ancol
Keterkaitan
Jumlah Skor
Rangking
S1, S2, S4, S5, O1,O2,O3
2,8637
I
S1, S3,O2,O3
1,5794
V
S5, S6, O3
0,8634
X
W3, O3, O1
1,1815
VII
W2, O1, O2
1,2503
VI
W1, W3, O2
1,0876
VIII
S1, S2, T1, T2, T3
2,8203
II
S1, S2, S3, T1, T3, T4
2,7478
III
S4, S5, S6, T4, T5
1,0859
IX
W1, W3, T2, T5
1,6449
IV
T4, W3
0,5832
XI
Berdasarkan perangkingan jumlah dari nilai setiap alternatif strategi pada tabel 33, maka urutan yang dapat dijadikan sebagai rencana strategis dalam pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata terhadap kelestarian Pantai Ancol adalah sebagai berikut : 1. Membuat kebijakan untuk tidak memperbolehkan limbah yang tidak sesuai dengan baku mutu masuk ke dalam aliran Kali Ancol, dari berbagai restoran. 2. Melakukan forum khusus mengenai pembuangan limbah yang melibatkan setiap pemangku kepentingan yang terkait dengan Kali Ancol. 3. Melakukan pemantauan rutin terhadap kualitas air limbah yang dikeluarkan dari kegiatan kawasan wisata Pantai Ancol agar sesuai dengan baku mutu. 4. Pembuatan lahan hijau untuk meningkatkan daya dukung kawasan Pantai Ancol. 5. Pemantauan rutin secara khusus di kawasan Pantai Ancol 6. Dibuatnya suatu pengolahan limbah untuk kegiatan restoran dan kafe-kafe 7. Membuat kegiatan yang dapat menambah minat pengunjung untuk mencintai lingkungan 8. Adanya peningkatan motivasi bekerja untuk petugas kebersihan Taman dan Pantai Ancol 9. Membuat sebuah promosi yang menarik untuk pengunjung agar lebih menyukai kegiatan yang bernuansa alami 10. Pengelola menginformasikan pengunjung mengenai pentingnya menjaga Pantai Ancol 11. Membuat aturan mengenai pembatasan pengunjung pada beberapa waktu tertentu agar terjaga kelestarian Pantai Ancol Dari alternatif strategi yang dihasilkan, yang mendapat prioritas utama untuk dipilih sebagai rencana strategi utama dalam pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata terhadap kelestarian Pantai Ancol adalah membuat kebijakan untuk tidak memperbolehkan limbah yang tidak sesuai dengan baku mutu masuk ke dalam aliran Kali Ancol dari berbagai restoran, melakukan forum khusus mengenai pembuangan limbah yang melibatkan setiap pemangku kepentingan yang terkait dengan Kali Ancol, melakukan pemantauan rutin
terhadap kualitas air limbah yang dikeluarkan dari kegiatan kawasan wisata Pantai Ancol agar sesuai dengan baku mutu. Ketiga strategi tersebut merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dan melengkapi satu dengan yang lain. Strategi pertama, membuat kebijakan untuk tidak memperbolehkan limbah yang tidak sesuai dengan baku mutu masuk ke dalam aliran Kali Ancol, dari berbagai restoran. Alternatif
strategi ini merupakan strategi
strenghts-
oppurtunities (S-O). Adanya kebijakan untuk pengolahan limbah dapat meminimalisir buangan limbah yang bermuara ke Kali Ancol akibat adanya kawasan wisata. Instalasi pengolahan limbah yang ada saat ini di kawasan wisata Pantai Ancol sudah cukup baik, namun sayangnya instalasi ini hanya diperuntukkan untuk restoran-restoran yang terkenal, seperti Bandar Djakarta, Mc Donald, A&W, Pizza Hut. Sedangkan keberadaan kafe maupun restoran-restoran yang relatif kecil tidak memiliki pengolahan air limbah. Diharapkan dari pihak pengelola kedepannya dapat membangun suatu pengolahan khusus untuk cafe dan restoran-restoran kecil, sehingga buangan air limbah dari restoran tersebut dapat sesuai dengan baku mutu ketika memasuki saluran umum. Pihak pengelola dapat meminta bayaran berupa retribusi ataupun pajak kepada para pedagang makanan karena telah ada pengolahan limbah untuk usaha kecil sesuai dengan kemampuan mereka dalam membayar hasil limbah yang dihasilkan. Strategi kedua, melakukan forum khusus mengenai pembuangan limbah yang melibatkan setiap pemangku kepentingan yang terkait dengan Kali Ancol. Kali Ancol merupakan tempat pembuangan limbah dari berbagai industri yang berada di sekitar utara Jakarta, sehingga kualitas air di Kali Ancol telah mengalami titik jenuh. Perlu adanya forum khusus dari berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasi atau setidaknya meminimalisir dampak negatif dari adanya limbah suatu industri maupun kegiatan wisata. Sehingga kualitas air Kali Ancol akan mengalami perubahan ke arah yang positif, dan kelestarian lingkungan dapat terjaga. Strategi ketiga, melakukan pemantauan rutin terhadap kualitas air limbah yang dikeluarkan dari kegiatan kawasan wisata Pantai Ancol agar sesuai dengan
baku mutu. Terdapatnya pengolahan air limbah di lokasi Pantai Timur sudah cukup bagus, maka perlu di lakukan pemantauan secara rutin, apakah buangan limbah tersebut sudah sesuai dengan baku mutu yang diterapkan, sehingga limbah dari kegiatan kawasan wisata Pantai Ancol dapat dipertanggungjawabkan sebelum diteruskan ke Kali Ancol.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan, dapat disimpulkan : 1. Luas dari Pantai Ancol adalah 2 ha, Pantai Festival adadalah 4,3 ha, Pantai Indah adalah 1,7 ha, Pantai Timur adalah 7,4 ha, dan Pantai Carnaval adalah 5,5 ha. 2. Sistem pengolahan limbah di Pantai Ancol telah diterapkan di Pantai Timur dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang mengolah air limbah restoran kegiatan Pantai Timur terdapat di lokasi dekat Pantai Timur dengan menggunakan sistem rotor disk. 3. Sistem pembuangan sampah adalah dengan membuang sampah yang dikumpulkan oleh petugas kebersihan, kemudian dibawa oleh truk pengangkut sampah menuju Lokasi Pembuangan Akhir. 4. Terdapat empat kegiatan yang terkait dengan dampak yang ditimbulkan pengunjung, yaitu Pelabuhan Kapal Marina, berenang, duduk santai, dan kegiatan-kegiatan temporer pada waktu libur. 5. Di dalam Pelabuhan Kapal Marina terdapat limbah b3, kegiatan berenang menimbulkan abrasi pantai, serta nitrit yang melebihi baku mutu, kegiatan duduk santai memiliki dampak terhadap adanya penumpukan sampah, serta kegiatan-kegiatan pada waktu libur juga menyebabkan adanya penumpukan sampah. 6. Dari pendekatan analisa SWOT dihasilkan 9 strategi dalam pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata terhadap kelestarian Pantai Ancol, dengan tiga alternatif strategi utama yang dapat dilakukan : a. Membuat kebijakan untuk tidak memperbolehkan limbah yang tidak sesuai dengan baku mutu masuk ke dalam aliran Kali Ancol, dari berbagai restoran. b. Melakukan forum khusus mengenai pembuangan limbah yang melibatkan setiap pemangku kepentingan yang terkait dengan Kali Ancol.
c. Melakukan pemantauan rutin terhadap kualitas air limbah yang dikeluarkan dari kegiatan kawasan wisata Pantai Ancol agar sesuai dengan baku mutu. d. Pembuatan lahan hijau untuk meningkatkan daya dukung kawasan Pantai Ancol. e. Pemantauan rutin secara khusus di kawasan Pantai Ancol f. Dibuatnya suatu pengolahan limbah untuk kegiatan restoran dan kafe-kafe g. Membuat kegiatan yang dapat menambah minat pengunjung untuk mencintai lingkungan h. Adanya peningkatan motivasi bekerja untuk petugas kebersihan Taman dan Pantai Ancol i.
Membuat sebuah promosi yang menarik untuk pengunjung agar lebih menyukai kegiatan yang bernuansa alami
j.
Pengelola menginformasikan pengunjung mengenai pentingnya menjaga Pantai Ancol
k. Membuat aturan mengenai pembatasan pengunjung pada beberapa waktu tertentu agar terjaga kelestarian Pantai Ancol.
2. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tekanan ekologis yang ditimbulkan pengunjung dengan pengembangan konsep ekowisata dan wisata terhadap kelestarian sumberdaya kawasan wisata Pantai Ancol. Saat ini Pantai Ancol adalah sebuah kawasan wisata yang memiliki konsep pengembangan mass tourism.
DAFTAR PUSTAKA
Dahuri, R, Jacub R, Sapta P.G, M.J. Sitepu. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir Dan Lautan secara Terpadu. Pradnya Paramita : Jakarta. Damanik, J and Helmut F.W. 2006. Perencanaan Ekowisata. UGM : Yogyakarta Dinas Hidro-Oseanografi. 2005. Daftar Pasang Surut Tide Tables: Kepulauan Indonesia Archipelago. TNI AL. 7 hal. Dokumen Implementasi. 2008. Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan. Pt. Pembangunan Jaya Ancol. Jakarta Utara. 64 hal. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius : Yogyakarta. Odum, E. 1971. Dasar-Dasar Ekologi (Edisi ke-3). Yogyakarta: UGM Press Ramly, N. 2007. Pariwisata Berwawasan Lingkungan. Grafindo : Jakarta. Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia : Jakarta. Keputusan Presiden No. 338 tahun 1960 tentang Pantitia Perencana Pembangunan Proyek Ancol. Jakarta Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. 1B.3/26. 1966. Penunjukkan PT. Pembangunan Jaya sebagai BPP Proyek Ancol. Jakarta Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. DC.7/1/6. 1967. Kegiatan Utama BPP Proyek Ancol adalah Rekreasi dan Real Estate. Jakarta Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 2. 1988. Baku Mutu Air Laut Untuk Golongan Biota Laut. Jakarta. Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 582. 1995. Baku Mutu Golongan D : Pertanian dan Usaha. Jakarta. Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51. 2004. Baku Mutu Air Laut Untuk Wisata Bahari. Jakarta. Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51. 2004. Baku Mutu Air Laut Untuk Perairan Pelabuhan. Jakarta. Peraturan Pemerintah No. 51. 1960. Peruntukkan dan Penggunaan Tanah Ancol. Jakarta. Undang-undang No. 9. 1990. Kepariwisataan. Jakarta. Survei Hidro-Oseanografi dan Studi Model Matematik Kolam Pemandian Ancol. 2004. PT. Pembangunan Jaya Ancol. Jakarta Utara. 75 hal. Updating Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan. 2004. PT. Pembangunan Jaya Ancol. Jakarta Utara. 133 hal.
Widiasari, C. 2007. Analisis Pengelolaan Kawasan Wisata Pantai Ancol, Jakarta Utara [skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. IPB. Bogor. 19 hal.
LAMPIRAN
P. Marina P. Festival
P. Timur
P. Indah
0
Keterangan : Pencemaran air
100
500
1000 m
Lampiran 1. Peta gangguan lingkugan pada lokasi Pantai Ancol
P. Carnaval
Sampah yang berserakan dan penumpukan sampah Abrasi pantai
87
Lampiran 2. Bagan latar belakang dan sejarah proyek Ancol
Luas tanah 552 ha, 80% rawa
Luas tanah 552 ha, 80% rawa
PP No. 51/1960 Peruntukkan dan Penggunaan Tanah Ancol
SK. Gubernur KDKI 1B.3/26/1966
No.
Pt. Pembangunan Jaya ditunjuk sebagai BPP Proyek Ancol
Luas tanah 552 ha, 80% rawa
Keppres No. 338/1960 Panitia Perencana Pembangunan Proyek Ancol. Gubernur KDKI sebagai Penanggung Jawab
SK. Gubernur KDKI 1B.3/26/1966
No.
Pembentukan Otorita Pembangunan Proyek Ancol
Luas tanah 552 ha, 80% rawa
1961/PUTL Preliminary Report Ancol Rencana Induk Pantai Ancol
SK. Gubernur KDKI No. DC.7/1/6/1967 Kegiatan Utama BPP Proyek Ancol adalah Rekreasi dan Real Estate
1 September 1966 Perjanjian Kerja Sama DKI dan Pembangunan Jaya Untuk Pembangunan Proyek Ancol
Landasan Hukum Proyek Ancol
Lampiran 3. Kualitas Air Sungai Ancol (Air Sungai Gunung Sahari sebelum Masuk Ancol) No. A. 1. 2. 3. 4. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Parameter Fisika Suhu Zat Padat Terlarut (TDS) Zat Padat Tersuspensi Daya Hantar Listrik (DHL Kimia Air Raksa (Hg) Arsen (As) Boron (B) Kadmium (Cd) Kobalt (Co) Khromium Vl (Cr6+) Mangan (Mn) Garam Alkali (Na) Oksigen Terlarut (DO) pH Selenium (Se) Seng (Zn) Nikel (Ni) Sulfat (SO4) Residual Sodium Carbonat (RSC) Tembaga (Pb) Timbal (Pb) Sodium Absortion Ratio (SAR) Minyak dan Lemak Detergen (MBAS) Phosphat Zat Organik (KmnO4) BOD COD
Satuan
Baku Mutu
Hasil
Metode
C mg/l
Normal 200
31 1970
SNI 06-2413-1991 SNI 06-2413-1991
mg/l
200
80
SNI 06-2413-1991
Umhos/cm
1000
3380
SNI 06-2413-1991
mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
0,0005 0,050 1,0 0,010 0,020 0,050
<0,0005 <0,005 <0,01 <0,003 <0,02 <0,01
SNI 06-2462-1991 SNI 06-2463-1991 SNI 06-2481-1991 SNI 06-2466-1991 SNI 06-2471-1991 SNI 06-1132-1989
mg/l % mg/l
1,0 50,0 3,0
0,32 71,3 0
SNI 06-2497-1991 Perhitungan SNI 06-2425-1991
mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
6,0-8,5 0,050 1,0 0,10 100 1,25-2,50
8,0 <0,002 0,05 <0,02 146,1 0
SNI 06-2413-1991 SNI 06-2475-1991 SNI 06-2507-1991 SNI 06-2520-1991 SNI 06-2426-1991 Perhitungan
mg/l mg/l -
0,10 0,10 10,0-18,0
<0,02 <0,01 11,2
SNI 06-2514-1991 SNI 06-2517-1991 Perhitungan
mg/l mg/l mg/l mg/l
Nihil 0,50 0,50 25,0
0,7 5,25 3,06 25,6
SNI 06-2502-1991 SNI 06-2476-1991 SNI 06-2583-1991 SK SNI M-721990
mg/l mg/l
20 30
11,7 55,1
SNI 06-2413-1991 SNI 19-1423-1991
0
Sumber : RKL dan RPL TIJA, 2004
Lampiran 4. Kualitas Air Kali Bintang Mas No.
A. 1. 2. 3. 4. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
16. 17. 18.
19. 20. 21. 22. 23. 24.
Parameter
Fisika Suhu Zat Padat Terlarut (TDS) Zat Padat Tersuspensi Daya Hantar Listrik (DHL Kimia Air Raksa (Hg) Arsen (As) Boron (B) Kadmium (Cd) Kobalt (Co) Khromium Vl (Cr6+) Mangan (Mn) Garam Alkali (Na) Oksigen Terlarut (DO) pH Selenium (Se) Seng (Zn) Nikel (Ni) Sulfat (SO4) Residual Sodium Carbonat (RSC) Tembaga (Pb) Timbal (Pb) Sodium Absortion Ratio (SAR) Minyak dan Lemak Detergen (MBAS) Phosphat Zat Organik (KmnO4) BOD COD
Satuan
0
Hasil
Baku Mutu *)
Metode
AP1
AP2
AP3
C mg/l
Normal 200
32 11.500
32 18.930
-
SNI 06-2413-1991 SNI 06-2413-1991
mg/l
200
24
32
2.520
SNI 06-2413-1991
Umhos/ cm
1000
19.740
32.500
2.000
SNI 06-2413-1991
mg/l
0,0005
SNI 06-2462-1991
0,050 1,0 0,010 0,020 0,050
<0,000 5 <0,005 <0,01 <0,003 <0,02 <0,01
-
mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
<0,000 5 <0,005 <0,01 <0,003 <0,02 <0,01
* -
SNI 06-2463-1991 SNI 06-2481-1991 SNI 06-2466-1991 SNI 06-2471-1991 SNI 06-1132-1989
mg/l %
1,0 50,0
0,42 84,3
0,65 98,8
0,12 -
SNI 06-2497-1991 Perhitungan
mg/l
3,0
0,0
0
-
SNI 06-2425-1991
mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
6,0-8,5 0,050 1,0 0,10 100 1,252,50
8,3 <0,002 0,04 <0,02 955,2 0,0
8,5 <0,002 0,09 <0,02 1.574,7 0
5,50 * * 51,39 -
SNI 06-2413-1991 SNI 06-2475-1991 SNI 06-2507-1991 SNI 06-2520-1991 SNI 06-2426-1991 Perhitungan
mg/l mg/l -
0,10 0,10 10,018,0
<0,02 <0,01 42,3
<0,02 <0,01 73,7
* * -
SNI 06-2514-1991 SNI 06-2517-1991 Perhitungan
mg/l
Nihil
0,5
0,5
5
SNI 06-2502-1991
mg/l
0,50
4,12
3,13
0,82
SNI 06-2476-1991
mg/l mg/l
0,50 25,0
2,5 20,2
0,91 24,8
SNI 06-2583-1991 SK SNI M-721990
mg/l mg/l
20 30
9 43,8
10,6 50
8,67 790,7 2 421 2405
SNI 06-2413-1991 SNI 19-1423-1991
Sumber : Updating RKL dan RPL, 2004 Keterangan : *) = SK. Gubernur DKI Jakarta No. 582 Tahun 1995 Baku Mutu Golongan D : Pertanian dan Usaha < = Lenih kecil *= Tidak terdeteksi API = Air Kali Bintang Mas sebelum masuk ke Pelabuhan Marina diambil saat updating RKL dan RPL Tahun 2003 AP2 = Air Kali Bintang Mas sekitar Pelabuhan Marina diambil saat updating RKL dan RPL Tahun 2003 AP3 = Air Kali Bintang Mas sekitar ke Pelabuhan Marina diambil saat SEL Tahun 1994
Lampiran 5. Struktur organisasi PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Tahun 2005
Komisaris
Direktur Utama
Kepala SPI
Direktur Rekreasi, Resort, dan Pengembangan
Direktur Administrasi &SDM
Direktur Properti
Direktur Keuangan
Corporate Secretary Divisi Rekreasi & Resort
Divisi Pengembangan
GM Taman dan Pantai
Keterangan : General Manager Taman dan Pantai, yaitu Manager yang menangani kelestarian taman dan pantai di Taman Impian Jaya Ancol secara keseluruhan Sumber : Widiasari, 2007
Lampiran 6. Struktur organisasi Taman Impian Jaya PT. Taman Impian Jaya Ancol 2005 General Manager Taman Impian
Manager Pasar Seni
Manager Tiket
Manager Pemeliharaan
Bagian Quality Control Produk
Bagian Kebersihan
Manager Operasi
Bagian Operasi Pantai
Seksi Permainan
Seksi Penyewaan Rest & Kios Seksi Penyewaan Lahan & Sarana
Seksi Pelayanan P3K & Renang
Keterangan : Kawasan Wisata Pantai Ancol ditangani oleh dua orang Manager, yaitu Manager Pemeliharaan dan Manager Operasi. Manager Pemeliharaan membawahi Bagian Quality Control Produk yang mengontrol kualitas produk-produk yang berkaitan dengan rekreasi pantai, seperti kualitas dan variasi jenis makanan yang dijual di kios-kios makanan. Bagian kebersihan yang dibawahi oleh Manager Pemeliharaan mengawasi kebersihan pantai dan menangani sampah. Sedangkan Manager Operasi membawahi Bagian Operasi Pantai yang mengawasi kinerja seksi permainan, penyewaan kios dan tempat peristirahatan, penyewaan lahan dan sarana penunjang kegiatan rekreasi dan pelayanan P3K dan keperluan berenang.
Sumber : Widiasari, 2007
Lampiran 7. Perhitungan daya dukung kawasan dan indeks kesesuaian lahan •
Penghitungan Daya Dukung Kawasan
1. Indeks Kesesuaian Wisata Pantai (IKW) IKW =
•
IKW Pantai Untuk Aktivitas Berenang
Bobot
Skor
5 5 5 3 3 3 1 1 1 1
3 3 3 3 3 3 0 3 3 3
Nilai (Bobot x Skor) 15 15 15 9 9 9 0 3 3 3
Total
81
Nilai Maksimal dari IKW Pantai ini adalah 84 = 96,43%
Jadi IKW = • Bobot 5 3 1 1 1
IKW Pantai Marina Skor 3 3 0 3 3 Total
Nilai 15 9 0 3 3 30
Nilai Maksimal dari IKW Pantai ini adalah 33 Jadi IKW =
= 90,90%
Lampiran 7. (lanjutan)
•
IKW Pantai Festival
Bobot 5 3 1 1 1
Skor 3 3 0 3 3
Nilai 15 9 0 3 3
Total
30
Nilai Maksimal dari IKW Pantai ini adalah 33 Jadi IKW =
= 90,90%
2. Daya dukung kawasan berdasarkana konsep ekowisata DDK= Kx Pantai Marina
ddk k lp lt wt wp
DDK = 1 x
Pantai Festival
DDK = 1 x
?
= 1 20000 400 24 24
m2 m2 jam jam
= 50 kapal/hari
ddk k lp lt wt wp
?
= 1 43000 9 24 3
m2 m2 jam jam
= 38.222 pengunjung/hari
Lampiran 7. (lanjutan)
Pantai Indah
ddk k lp lt wt wp
DDK = 1 x
Pantai Timur
= 1 17000 34 24 3
m2 m2 jam jam
= 4.000 pengunjung/hari
ddk k lp lt wt wp
DDK = 1 x
Pantai Carnaval
?
?
= 1 74000 34 24 3
m2 m2 jam jam
= 17.411 pengunjung/hari
ddk k lp lt wt wp
DDK = 1 x
?
= 1 55000 9 24 3
m2 m2 jam jam
= 48.888 pengunjung/hari
3. Daya dukung kawasan berdasarkan konsep wisata Pantai Marina
ddk k lp
?
= 1 20000 m2
lt wt wp
160 m2 24 jam 24 jam
Lampiran 7. (lanjutan) DDK = 1 x Pantai Festival
= 125 kapal/hari ddk k lp lt wt wp
DDK = 1 x Pantai Indah
DDK = 1 x
= 1 43000 4 24 3
m2 m2 jam jam
= 86.000 pengunjung/hari ddk k lp lt wt wp
DDK = 1 x
Pantai Timur
?
?
= 1 17000 13 24 3
m2 m2 jam jam
= 10.461 pengunjung/hari
ddk k lp lt wt wp
?
= 1 74000 13 24 3
m2 m2 jam jam
= 45.538 pengunjung/hari
Pantai Carnaval
DDK = 1 x
ddk k lp lt wt wp
?
= 1 55000 4 24 3
m2 m2 jam jam
= 110.000 pengunjung/hari
Lampiran 8. Suhu Teluk Jakarta Tahun 2001 No. Bulan Maksimal (0C) Minimal (0C) 1 Januari 29,7 22,7 2 Pebruari 30,9 22,7 3 Maret 31,2 22,8 4 April 31,8 23,0 5 Mei 32,2 22,8 6 Juni 32,0 22,3 7 Juli 31,8 21,7 8 Agustus 32,0 21,4 9 September 32,4 21,9 10 Oktober 32,6 22,3 11 Nopember 32,6 22,8 12 Desember 31,4 22,7 Sumber : Survei Hidro-Oseanografi dan Studi Model Matematik Kolam Pemandian Ancol. 2004
Lampiran 9. Suhu air kawasan Pantai Ancol No. Pantai Suhu (oC) 1. Marina 33,5 2. Festival 30,75 3. Festival 2 31,5 4. Indah 31,8 5. Timur 32 6. Timur 2 32 7. Carnaval 32
Rata-rata (0C) 25,6 26,3 26,5 26,9 27,0 26,7 26,3 26,4 27,0 27,1 27,1 22,6
Lampiran 10. Tinggi dan periode gelombang Tanggal
Jam
H (cm)
11/08/2001
8.00 9.00 10.00 11.00
calm calm calm 20
12.00
13.00
T (detik)
H (cm)
T (detik)
4
25 30 25 25
5 5 6 5
20 20 25 25
5 5 6 7
20 20 25 25
20 25 20 25
5 6 6 4
20 25 20 25
H (cm)
T (detik)
30 30 25 25
5 7 6 5
6 7 5 6
30 25 30 30
6 7 8 5
30 25 30 30
6 5 5 6
25 25 30 25
6 7 7 5
5 5 4 6
25 30 35 30
5 7 5 6
25 30 30 25
6 7 4 5
20 25 20 20
5 6 5 7
30 30 25 30
6 5 5 5
30 25 30 30
6 7 6 6
20 25 25
5 6 5
Jam 14.00
15.00
Sumber : Survei Hidro-Oseanografi dan Studi Model Matematik Kolam Pemandian Ancol, 2004
Jam 16.00
17.00
Lampiran 11. Gambar-gambar kawasan wisata Pantai Ancol
Kegiatan Berperahu
Papan Peringatan Pantai Curam
Food & Beverage
Fasilitas tenda
Tempat Permainan Anak
Taman di Wilayah Pantai Ancol
Lampiran 11 (lanjutan)
Pantai Festival
Pantai Indah
Pantai Carnaval
Garis batas untuk kegiatan berenang
Penyewaan Ban
Areal Parkir
Toilet Umum Lampiran 11 (lanjutan)
Abrasi Pantai
Perlindungan batu-batu
Kerusakan yang ditimbulkan akibat gelombang pada musim barat
Lampiran 12. Kuisioner pengunjung Kuisioner untuk wisatawan A. Data pribadi wisatawan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Tempat tinggal : 5. Pendidikan terkahir : 6. Pekerjaan : 7. Pendapatan per bulan : a. Kurang dari Rp. 500.000,b. Rp. 500.000,- sampai Rp. 1.000.000,c. Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 2.000.000,d. Lebih dari 2.000.000,8. Biaya yang dikeluarkan untuk berwisata ke kawasan wisata Pantai Ancol a. Kurang dari Rp. 50.000,b. Rp. 50.000,- sampai Rp. 100.000,c. Rp. 100.000,- sampai Rp. 200.000,d. Lebih dari Rp. 200.000,-
B. Motivasi wisatawan 1. Dari manakah saudara/i mendaoat informasi mengenai Pantai Ancol ? a. Teman b. Radio c. Leaflet/brosur d. Lainnya ..... Lampiran 12 (lanjutan) 2. Apakah sebelumnya saudara/i pernah berkunjung ke Pantai Ancol ? a. Belum pernah b. Pernah, berapa kali ? ...... 3. Apa yang mendorong saudara/i berkunjung ke Pantai Ancol ? a. Belum pernah berkunjung ke tempat ini b. Diajak teman c. Mudah dijangkau d. Pemandangan indah e. Lainnya .... 4. Apa tujuan saudara/i mengunjungi Pantai Ancol ? a. Menikmati keindahan alam b. Mengisi waktu luang c. Menghilangkan stres dari aktivitas-aktivitas yang menjenuhkan d. Menikmati aktivitas yang ditawarkan e. Lainnya ....... 5. Mengapa saudara/i memilih Pantai Ancol ? a. Aksesibilitasnya yang mudah b. Biayanya yang murah c. Fasilitasnya yang lengkap
d. Lainnya ..... C. Persepsi wisatawan 1. Apakah saudara/i merasa puas melakukan kegiatan di kawasan wisata Pantai Ancol ? a. Ya, karena ....1. fasilitas lengkap, 2. pemandangan indah, 3. transportasi mudah, 4. letak strategis b. Tidak, karena ....1. tiket terlalu mahal, 2. pelayanan tidak memuaskan, 3. lingkungan tercemar, lainnya ........ Lampiran 12 (lanjutan) 2. Menurut saudara/i, apakah yagn menjadi hambatan untuk datang ke kawasan wisata Pantai Ancol ? a. Lalu lintas yang sering macet b. Tiket yang terlalu mahal c. Tidak ada waktu luang d. Susah menemukan lokasi e. Lainnya ........... 3. Persepsi wisatawan terhadap kondisi, jumlah, fasilitas, dan lingkungan yang ada di kawasan wisata Pantai Ancol No.
Aspek penilaian/parameter Baik
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Aksesibilitas Pelayanan oleh pengelola Kenyamanan di Pantai Ancol Kenyamanan dalam kawasan Kebersihan lingkungan Kebersihan air Keaslian lingkungan Peraturan yang ada dalam kawasan Sistem tata ruang dan tata letak fasilitas Keindahan Pantai Ancol Fasilitas rekreasi : Tempat sampah Air bersih Toilet Tempat beribadat Taman bermain anak-anak Warung penjual makanan dan suvenir Fasilitas perahu, jetski, ban renang, tenda, tikar, layangan
Kriteria/persepsi Cukup Kurang
Tidak tahu
4. Menurut saudara/i fasilitas apa yang perlu dibenahi ? a. Tempat pembuangan sampah b. Toilet c. Warung penjualan makanan dan aksesoris d. Penunjuk jalan
e. Lainnya .........
Lampiran 12 (lanjutan) 5. Menurut saudara/i harga tiket masuk saat ini ? a. Terlalu mahal b. Standar c. Murah 6. Kekurangan di kawasan wisata Pantai Ancol ? a. Fasilitas kurang lengkap b. Jenis-jenis aktivitas wisata kurang beranekaragam c. Kenyamanan kurang karena sampah d. Pelayanan yang kurang ramah e. Lainnya ............... 7. Bentuk pengembangan fasilitas yang diinginkan seperti apa ? a. Alami (dari bambu-bambu) b. Modern (dari beton) 8. Bagaimana pendapat saudara/i terhadap kelestarian lingkungan Pantai Ancol a. Baik, karena ........1. kebersihan terjaga b. Kurang baik, karena ......1. sampah bertebaran c. Buruk, karena .........1. banyak sampah di lingkungan perairan D. Aktivitas wisatawan 1. Saudara/i datang ke tempat ini
a. Sendiri b. Berdua c. Keluarga d. Kelompok
Lampiran 12 (lanjutan) 2. Jenis kendaraan yang saudara/i gunakan untuk mencapai lokasi ini ? a. Kendaraan pribadi : motor, mobil b. Sewa/carter c. Jalan kaki e. Lainnya 3. Perlengkapan yang saudara/i bawa a. Kamera b. Handycam c. Tape recorder d. Lainnya ............. 4. Kegiatan yang saudara/i lakukan di kawasan wisata Pantai Ancol a. Naik perahu b. Memancing c. Fotografi d. Menikmati keindahan alam e. Lainnya .......... 5. Dimanakah saudara/i membuang sampah ? a. Tempat sampah b. Di pinggir Pantai Ancol
c. Di dalam Pantai Ancol d. Lainnya ........... 6. Apakah saudara/i berkeinginan untuk kembali berkunjung atau melakukan rekreasi di Pantai Ancol kembali ke depannya ? a. Tidak, karena .......... b. Ya, karena ......... Lampiran 12 (lanjutan) 7. Apakah menurut anda, ada kegiatan yang merusak di Pantai Ancol a. ada, contoh : membuang sampah sembarangan, reklamasi pantai, corat-coret fasilitas b. tidak ada 8. Apakah saudara/i setuju apabila terdapat kegiatan yang merusak lingkungan sebaiknya dikurangi/tidak diperbolehkan ? a. Ya, karena ................. b. Tidak, karena ............. 9. Barang-barang apa saja yang biasa anda bawa ke Pantai Ancol ? a. makanan : sebutkan ............ b. minuman : sebutkan ............... 10. Fasilitas tempat makan yang anda pilih di tempat wisata Pantai Ancol a. Restoran frenchise (Mc Donald, A&W, Pizza Hut) b. Kafe c. Bawa makanan sendiri 11. Apa anda mengetahui mengenai ekowisata ? a. Ya b. Tidak 12. Apakah anda merasa nyaman apabila kawasan wisata Pantai Ancol dipenuhi pengunjung ? a. Nyaman
b. Biasa saja c. Kurang nyaman d. Tidak nyaman 13. Apakah anda setuju adanya pembatasan pengunjung ? a. Setuju, karena : memperhatikan daya dukung pantai, lainnya ............ b. Tidak setuju, karena : konflik wistawan dengan pengelola, tiket naik
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 20 Agustus 1986, sebagai anak kedua dari pasangan Djunaed Zubaidi dan Djuliani Sulastri. Pendidikan formal ditempuh penulis, yaitu TK Kartika Candra X-I Jakarta Timur pada tahun 19911992, SD Kartika Candra X-I Jakarta Timur pada tahun 1992-1998, SLTPN 62 Jakarta Timur pada tahun 1998-2001, SMUN 22 Jakarta Timur pada tahun 20012004 dan pada tahun 2004 penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan melalui Jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Selama di IPB penulis pernah aktif di organisasi HIMASPER (Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, dan sebagai anggota tim basket MSP. Dalam kurun waktu tersebut penulis melakukan kegiatan magang pada Departemen Kelautan dan Perikanan, Loka Budidaya Laut Sekotong, Lombok pada tahun 2007. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis menyusun skripsi yang berjudul “Dampak Pengunjung Kawasan Wisata Terhadap Kelestarian Sumberdaya Pantai Ancol, Jakarta Utara”. 3 April 2009.
Penulis dinyatakan lulus ujian skripsi pada tanggal