Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
RENCANA PENATAAN KAWASAN WISATA PESISIR PANTAI KENJERAN Rizky Adhadian P1 dan B. Irwan Wipranata². ¹Jurusan Planologi, Universitas Tarumanagara, Jl. Let Jend S. Parman No. 1 Jakarta 11440 Emai:
[email protected] ² Jurusan Planologi, Universitas Tarumanagara, Jl. Let Jend S. Parman No. 1 Jakarta 11440 Email:
[email protected] ABSTRAK Kecamatan Bulak merupakan satu–satunya kecamatan di Kota Surabaya yang memiliki potensi wisata pesisir. Pantai Kenjeran yang meliputi luas 45,07 ha merupakan bagian dari kawasan strategis pariwisata unggulan Kota Surabaya. Pantai Kenjeran memiliki potensi yang sangat baik karena selain berada di rencana kawasan pengembangan pariwisata, fasilitas yang sudah ada di kawasan pantai tersebut sudah terbangun namun kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran terletak di lingkungan kumuh. Tujuan tugas akhir ini adalah melakukan penataan dengan cara memadukan wisata budaya masyarakat nelayan tradisional dengan wisata pantai. Analisis yang dilakukan bukan hanya melihat segi fisik tetapi juga aspek sosial masyarakat. Hasil dari penelitian ini berupa masterplan kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran dengan konsep wisata pesisir. Kata Kunci: Pariwisata, Penataan, Kawasan Pesisir, Kampung Nelayan
1. PENDAHULUAN Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta. Sebagai kota terbesar kedua, Surabaya tidak hanya menjadi kota perdagangan dan jasa namun pemerintah Kota Surabaya melakukan rencana pariwisata salah satunya pengembangan pariwisata pantai di bagian utara wilayah Surabaya yang terbentuk dalam Unit Pengembangan Tambak Wedi (UP III Tambak Wedi) yang berada di zona 3. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Surabaya tahun 2015 UP Tambak Wedi menjadi sebuah kawasan pengembangan wisata pesisir di Kota Surabaya yang salah satunya adalah rencana pengembangan kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran berbasis wisata pesisir. Kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran Surabaya berada di wilayah UP III Tambak Wedi. Unit pengembangan Tambak Wedi memiliki luas lahan 2.004 Ha namun wilayah unggulan Unit Pengembangan Tambak Wedi berada di sekitar kawasan pantai ini terdiri dari 2 area yaitu Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran dengan luas 4,14 ha dan sisanya merupakan kampung Nelayan Kecamatan Bulak dengan luas 45,09 ha. Pada tahun 1968, awalnya THP Kenjeran merupakan makam warga desa Kenjeran, Kabupaten Gresik namun beralih fungsi pada tahun 1972 di mana tahun tersebut merupakan peresmian didirikannya THP Kenjeran dan dipimpin oleh P. Hadi Sudjono dan pada tahun 1978 diambil alih oleh pemerintah Kota Surabaya yang dipimpin oleh Drs. Poernomo Kasidi, sedangkan kampung nelayan di kecamatan Bulak sudah berkembang dari zaman kolonial Belanda. Dulunya kampung nelayan berada di sekitar Jembatan Suramadu di Kecamatan Kenjeran namun dalam perkembangannya kampung nelayan ini menuju ke arah barat dan timur yaitu kecamatan Bulak di bagian timur dan kawasan pelabuhan Tanjung Perak di bagian barat. kampung nelayan di Kecamatan Bulak merupakan satu satunya kampung nelayan yang ada di Surabaya. Bedasarkan RTRW Surabaya Tahun 2015 penrencanaan wisata pesisir di kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran bukan hanya menyediakan wisata pantai namun kawasan wisata pesisir Pantai
PLG-66
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Kenjeran juga menawarkan wisata kampung nelayan yang menjadi salah satu item yang akan dikembangkan oleh pemerintah Kota Surabaya. Walaupun memiliki potensi yang sangat baik namun pemerintah Kota Surabaya belum serius dalam melakukan pengembangan. Masih banyak lokasi yang kurang terawat dan terlihat kumuh. Di wilayah THP Kenjeran sendiri masih banyak masalah yang ditemui seperti: kurangnya lampu penerangan, banyak PKL liar, sampah yang berserakan di bibir pantai, kondisi arena bermain yang sudah terawatt, dll. Untuk kampung nelayan yang berada di bagian selatan dari Pantai Kenjeran ini juga merupakan kampung yang kumuh, hal ini dapat dilihat salah satunya sedikitnya lokasi tempat sampah dan membuat para penduduk membuang sampah ke bibir pantai. Sedangkan masalah yang ada di kampung nelayan adalah selain merupakan kawasan yang tidak tertata dan terkesan kumuh,pendapatan nelayan di wilayah ini di bawah rata-rata. Selain itu akses menuju kampung nelayan itu sendiri sulit dijangkau karena jarangnya kendaraan umum yang melewati daerah tersebut, jalan yang rusak dan kecil pun menjadi hambatan bagi para wisatawan yang ingin menuju ke kampung nelayan. Oleh karena itu, Penulis ingin melakukan rencana penataan kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran agar dapat meningkatkan kegiatan wisata pesisir secara optimal dan menjadi unggulan pariwisata pesisir Kota Surabaya. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan rekomendasi rencana penataan kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran yang memadukan wisata budaya dengan wisata pantai demi meningkatkan kegiatan pariwisata pesisir Kota Surabaya Sasaran Dalam penelitian ini adalah untuk menghasilkan rencana pengembangan objek kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran dengan sasaran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi potensi dan masalah kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran 2. Optimalisasi kondisi fisik kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran 3. Menciptakan wisata budaya pesisir di kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran 4. Melakukan penataan dengan mempertimbangkan kearifan lokal. 2. KAJIAN PUSTAKA Pendekatan pembangunan berkelanjutan tertulis bahwa alam, budaya dan sumber lain dari pariwisata dilestarikan untuk terus digunakan di masa depan. Pendekatan ini penting karena pengembangan pariwisata yang paling bergantung pada atraksi dan kegiatan terkait dengan lingkungan alam, warisan sejarah dan pola budaya daerah tertentu. Jika sumber daya ini terdegradasi atau hancur, maka pariwisata daerah yang tidak dapat menarik wisatawan dan pariwisata tidak akan berhasil. Namun, salah satu manfaat penting dari pariwisata adalah bahwa apabila dikembangkan sengan konsep yang keberlanjutan secara benar, itu sangat dapat membantu dalam hal konservasi dari daerah sumber daya alam dan budaya. Dengan demikian, pariwisata dapat menjadi sarana penting mencapai konservasi di daerah yang lain. Beberapa kunci komponen harus diingat untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan yaitu: 1. Perencanaan lingkungan: 2. Pariwisata berbasis masyarakat 3. Pendekatan pariwisata 4. Konsep pariwisata berkualitas
PLG-67
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian perencanaan, dimana akan melakukan perencanaan terhadap penataan kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran. Metode pengumpulan data digunakan agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam melakukan studi ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan diperoleh dari objek studi secara langsung seperti: (1) Observasi Lapangan, (2) Wawancara, (3) Kuesioner. Untuk teknik pengambilan data melalui wawancara di lakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada responden yang terkait. Melakukan proses tanya jawab dengan pihak yang terkait dengan objek studi yaitu para pemangku kepentingan di kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran seperti para penduduk khususnya nelayan di kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran, Pengelola THP Kenjeran, pengunjung, pihak kelurahan dan kecamatan, Bappeda Kota Surabaya, serta instansi terkait lainnya untuk mendapatkan data yang tidak tertulis. Sedangkan untuk metode pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengunjungi instansi terkait, melalui internet dan studi literatur. Dalam penelitian ini terdapat 4 (empat) alat analisis yang digunakan untuk melakukan pengolahan data yaitu: (1) Deskriptif, (2) IPA, (3) SWOT, (4) Benchmarking. Penelitian ini akan dilakukan 7 (tujuh) analisis untuk mendapatkan usulan konsep rencana penataan di kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran yaitu analisis kebijakan, Analisis Daya Dukung Lingkungan, Analisis Lokasi & Tapak, Analisis Persepsi Pengguna, Analisis Best Practices, dan Analisis Kebutuhan Ruang 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Kecamatan Bulak, Kota Surabaya Kecamatan Bulak merupakan salah satu kecamatan di Surabaya yang berada di Surabaya bagian Utara. Kecamatan Bulak memiliki 4 kelurahan yaitu Kelurahan Sukolilo Baru, Kenjeran, Bulak dan Kedung Cowek dengan luas keseluruhan yaitu sebesar 6,72 km2 dengan jumlah penduduk sebesar 42.302 jiwa dengan kepadatan 6,292 jiwa/km2 pada tahun 2014.
Gambar 1. Lokasi Kecamatan Bulak Lokasi objek studi berada di 2 kelurahan yaitu kelurahan Kedung Cowek dan Kelurahan Kenjeran. Lokasi ini di pilih karena memiliki potensi pendukung pariwisata pesisir seperti terdapatnya Taman Hiburan Pantai Kenjeran. Akan tetapi, tidak semua area di ambil menjadi bagian dari wilayah penelitian. Area yang memiliki kampung nelayan sajalah yang menjadi obyek penelitian ini. Area yang di jadikan sebagai lokasi objek studi memiliki luas sebesar 45,09 Ha.
PLG-68
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
Gambar 2. Batasan Wilayah Objek Studi Dalam wilayah objek studi sebagian besar wilayahnya merupakan wilayah permukiman dengan luas 10,45 Ha. Permukiman di wilayah ini termasuk dalam wilayah permukiman kumuh berdasarkan kajian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Surabaya. Mayoritas dari penduduk wilayah objek studi ini adalah masyarakat yang bekerja sebagai nelayan dan pengolah hasil laut Kota Surabaya. Hal ini dapat di lihat dari banyaknya perahu nelayan tradisional di pesisir pantai dan juga banyak masyarakat yang menjemur hasil tangkapan di depan rumah mereka.
Gambar 3. Permukiman Wilayah Objek Studi Fasilitas di kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran merupakan fasilitas pendukung permukiman umum seperti, sekolah, masjid, dan termasuk fasilitas yang ditujukan sebagai pendukung kegiatan nelayan maupun kegiatan wisata seperti THP Kenjeran dan Sentra Ikan Bulak. Terdapat sarana rekreasi yang terdapat di wilayah objek studi adalah Taman Hiburan Pantai Kenjeran. Tempat ini di jadikan sebagai tempat wisata pantai satu-satunya di Kota Surabaya. Taman Hiburan Pantai Kenjeran ini merupakan sarana rekreasi untuk kalangan menengah sampai menengah kebawah dan Taman Hiburan Pantai ini selalu ramai dikunjungi setiap akhir pekan. Suatu Perencaaan tidak boleh lepas dari pertimbangan sosial dan budaya karena dari sosial budaya tersebut suatu perencanaan dapat berhasil atau gagal karena sosial dan budaya masyarakat menjadi kunci keberhasilan suatu perencanaan. Apabila suatu perencanaan tidak sesuai dengan sosial dan budaya masyarakat setempat maka masyarakat tersebut tidak akan mendukung dan bahkan mengecam perencanaan tersebut. Di wilayah objek studi penelitian, mayoritas dari masyarakat tersebut berasal dari suku madura. Di wilayah objek studi yaitu kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran memiliki potensi kegiatan wisata pesisir yaitu: wisata rekreasi pantai, menikmati sunrise, mengamati kehidupan nelayan tradisional, wisata belanja, dan wisata kuliner.
PLG-69
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
Gambar 4. Potensi Wilayah Objek Studi 5. Analisis Kawasan Wisata Pesisir Pantai Kenjeran Selaras dengan apa yang tertuang dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya Tahun 2012035, maka pembangunan Pariwisata Surabaya dikembangkan sebagai kawasan strategis wisata bahari/pesisir Surabaya dalam rangka sebagai salah satu daerah tujuan wisata berskala nasional maupun internasional dengan tetap menjujung tinggi nilai budaya lokal dan dengan hal tersebut kota Surabaya tidak akan hilang citranya sebagai salah satu kota pesisir di Indonesia. Untuk mendukung kebijakan tersebut, Pemerintah Kota Surabaya juga menjadikan Kecamatan Bulak akan menjadi salah satu kawasan strategis Unit Pengembangan III Tambak Wedi yang terletak di dua kecamatan yaitu Kecamatan Bulak dan Kecamatan Kenjeran dan khususnya kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran. Kawasan ini juga di tetapkan sebagai Unit Pengembangan Wilayah Laut zona III yang berdasarkan RTRW Kota Surabaya 2014-2034 menjadi kawasan mix used wisata bahari/pesisir Kota Surabaya. Dalam RTRW Kota Surabaya tahun 2014-2034 kecamatan Bulak ditetapkan sebagai kawasan strategis yaitu kawasan interchange Suramadu dan Pantai Kenjeran. Dalam kawasan strategis Kota Surabaya, Kecamatan Bulak telah di tetapkan pengembangannya antara lain: (1) Sebagai kawasan permukiman khususnya kawasan permukiman nelayan Surabaya, (2) Sebagai kawasan pariwisata khususnya wisata pesisir pantai Kenjeran. Dari kebijakan-kebijakan dan rencana instansi diatas dapat disimpulkan untuk mendukung pembangunan dan pengembangan kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran maka perlu memperhatikan hal berikut: (1) Perbaikan kualitas lingkungan khususnya kebersihan lingkungan kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran khususnya di wilayah Kampung Nelayan Surabaya sebagai rencana pembangunan desa wisata dan wisata budaya. (2) Melakukan pembangunan dan perbaikan prasarana dan sarana guna mendukung adanya kegiatan wisata yang nyaman bagi warga sekitar maupun para wisatawan seperti melakukan pelebaran jalan dan pembangunan jembatan sebagai akses baru dan daya tarik bagi wisatawan. (3) Peningkatan promosi kegiatan wisata pesisir guna meningkatkan jumlah pengunjung dan mengetahui bahwa pemerintah Kota Surabaya melakukan pembangunan wisata baru yaitu wisata budaya. (4) Meningkatkan keterampilan warga sekitar dalam melakukan pengembangan kawasan dan sebagai potensi daya tarik bagi wisatawan. (5) Peningkatan kepedulian serta peran serta masyarakat dalam melakukan perlindungan dan pemeliharaan di wilayah mereka khususnya kebersihan agar dapat mendorong adanya kegiatan wisata. (6) Menggandeng pihak terkait bahkan pihak swasta dalam mensukseskan adanya kegiatan pariwisata wisata pesisir Pantai Kenjeran.
PLG-70
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Tabel 1. Strategi Kebijakan Pariwisata No Kebijakan Pemerintah Terkait Strategi Sesuai dengan penggunaan lahan walaupun sebagai lokasi wisata pantai Pembangunan dan pengembangan kawasan Tidak melakukan pembangunan selama wisata pesisir Pantai Kenjeran harus tetap 1 berada di garis sempadan pantai (100 dilakukan sesuai dengan fungsi dan rencana m) tata ruang yang telah diterbitkan Kegiatan pariwisata hanya di lakukan untuk kegiatan wisata pesisir Peningkatan prasarana dan sarana yaitu, Kemudahan pencapaian wisatawan pelebaran jalan, perbaikan jalan, pembangunan menuju kawasan wisata pesisir Pantai 2 jalan, penambahan PJU dan prasarana Kenjeran transportasi pendukung Penyediaan fasilitas penunjang wisata sangat penting agar wisatawan merasa 3 Penyediaan fasilitas pendukung wisata nyaman apabila berkunjung ke tempat wisata tersebut Peningkatan kesadaran masyarakat akan lingkungan Pemberian pengetahuan tentang Peningkatan kerjasama antar pemerintah dan 4 membuat kerajinan untuk wisata yang dan masyarakat edukatif Keterlibatan langsung perencanaan wisata dengan para masyarakat lokal Berdasarkan dari analisis daya dukung lingkungan terlihat bahwa wilayah mana saja yang dijadikan wilayah yang dapat dibangun (dilakukan budidaya) dan mana wilayah yang tidak bisa dilakukan pembangunan (non budidaya). Hasil ini didapatkan dengan cara melakukan overlay dari semua indikator daya dukung lingkungan. Dapat dilihat pula bahwa wilayah non budidaya memiliki penggunaan lahan yang sebagian besar diperuntukkan sebagai wilayah permukiman nelayan. Wilayah ini menjadi wilayah non budidaya dikarenakan berada di kawasan garis sempadan pantai yang berarti kawasan tersebut nantinya tidak dapat dilakukan pembangunan seperti membangun fasilitas pendukung. Tabel 2. Luas Wilayah Budidaya dan Non Budidaya No Nama Luas (Ha) 1 Budidaya 26,62 2 Non Budidaya 18,47 Total Luas Area 45,09 Dapat dilihat bahwa luas wilayah yang dapat dilakukan budidaya atau pembangunan sebesar 26,62 Ha sedangkan wilayah yang tidak dapat dilakukan budidaya sebesar 18,47. Dari analisis yang telah dilakukan lahan yang dimaksud kedalam kawasan non budidaya adalah lahan yang berada pada area garis sempadan pantai yang diambil dari jarak 100 m dari air pasang tertinggi dari wilayah darat. Kawasan non budidaya pada segi eksisting penggunaan lahan sebagian besar adalah kawasan permukiman. Sesuai dengan kriteria untuk menjadi kawasan lindung dengan
PLG-71
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 yaitu berada pada daerah-daerah yang telah disebutkan seperti diatas. Oleh karena itu wilayah yang tidak masuk kedalam area yang telah disebutkan akan dilakukan penataan yaitu wilayah budidaya. Wilayah budidaya dalam kondisi eksisting adalah Sentra Ikan Bulak, lahan kosong, dan pasar lokal. Dari analisis di atas didapatkan apa saja potensi yang ada di Kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran dari segi daya dukung lingkungan. Meskipun terdapat potensi, di kawasan wisata pesisisr Pantai Kenjeran terdapat kendala dan limitasi dari sisi daya dukung lingkungan. Pada wilayah budidaya sebagian besar penggunaan lahan eksistingnya adalah lahan kosong dan hal tersebut memudahkan untuk dilakukan penataan. Pada penggunaan lahan eksisting wilayah tersebut merupakan wilayah permukiman. Hal ini membuat di kawasan tersebut tidak bisa dilakukan penataan karena berada di garis sempadan pantai. Kondisi pencemaran air di wilayah perairan di Pesisir Kenjeran cukup tinggi khususnya berada kawasan utara yaitu permukiman nelayan. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan dari pihak masyarakat di wilayah tersebut. Kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran yang terletak di Kecamatan Bulak Kota Surabaya dapat diakses melalui beberapa tempat seperti Stasiun Pasar Turi, Pelabuhan Tanjung Perak dll. Tabel 3. Karakteristik Lokasi dan Tapak Berdasarkan Faktor Internal dan Eksternal Strenghts - S Weaknesses - W Sudah memiliki fasilitas pendukung Lingkungan kawasan pantai yang Pariwisata kumuh Kondisi masyarakat yang khas yaitu nelayan Sarana dan prasarana yang kurang tradisional (wisata budaya memadai THP Kenjeran yang didukung oleh air Sumber Daya Manusia yang masih mancur menari (wisata bahari) rendah Kondisi laut yang tercemar Faktor View laut (wisata bahari) Internal Memiliki keunikan budaya lokal Kegiatan wisata pantai mulai usang Kegiatan para nelayan dapat dijadikan Kesadaran masyarakat rendah atraksi wisata (wisata budaya) Belum adanya peraturan daerah Memiliki tempat olahan ikan sendiri (wisata yang terkait dengan pengembangan kuliner) pariwisata THP Kenjeran mulai usang secara Peningkatan jumlah pengunjung tiap tahun fisik Opportunities - O Threats - T Penduduk asli yang masih sungkan Berada di Ibu Kota Provinsi terhadap wisatawan Dekat dengan beberapa lokasi sarana transportasi umum Faktor eksternal Sudah direncanakan menjadi kawasan wisata pesisir Menjadi area konservasi budaya pesisir Surabaya Peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Dukungan stakeholder
PLG-72
Pengelolaan Taman Hiburan Pantai yang masih kurang baik Terdapat taman hiburan lain yang berada di bagian selatan Taman Hiburan Pantai
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Analisis sosial budaya masyarakat bertujuan untuk mengetahui secara detail sosial dan ekonomi masyarakat di kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran. Hal ini perlu dilakukan karena apabila suatu perencanaan yang tidak sesuai dengan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang terkena dampak dari perencanaan tersebut masyarakat otomatis akan menolak karena pada dasarnya hasil dari penataan. Dari analisis di atas dapat diperoleh bahwa Kecamatan Bulak yang mayoritasnya merupakan Nelayan Tradisional. Nelayan-nelayan di wilayah ini terancam mata pencahariannya karena wilayah tangkapan mereka merupakan wilayah yang termasuk dalam area overfishing dan maka dari itu masyarakat harus diberikan alternatif mata pencaharian untuk menurunkan persentasi keluarga miskin dan tentunya meningkatkan derajat ekonomi mereka. Kecamatan Bulak yang mayoritas merupakan suku Madura yang menjunjung tinggi kesopanan dan harga diri. Selain itu, suku Madura di Kecamatan Bulak merupakan masyarakat muslim yang taat dan hal ini harusnya dijadikan sebagai salah satu pertimbangan kegiatan apa saja yang dilakukan di kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran yang berada di kecamatan Bulak agar kegiatan wisata tersebut tidak bertolak belakang terhadap aturan maupun norma sosial yang ada di masyarakat agar tidak terjadi konflik di kemudian hari. Kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran merupakan kawasan yang sebagian besar penggunaan lahannya adalah permukiman. Hal ini menyebabkan apabila akan dilakukan perencanaan kawasan wisata tidak boleh menggangu kegiatan awal kawasan. Pada kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran juga sebagian besar wilayahnya telah berada di garis sempadan pantai dimana wilayah tersebut tidak boleh dibangun. Pada pembahasan sebelumnya dibahas bahwa area permukiman nelayan merupakan area yang berada didalam Garis Sempadan Pantai dan hal ini menyebabkan tidak bisa terbangunnya fasilitas pendukung pariwisata dengan bangunan permanen. Berdasarkan dari pembahasan dan hasil analisis yang sebelumnya terlah dilakukan maka akan tersaring beberapa kegiatan wisata di kawasan wisata pesisir Kenjeran Tabel 4. Pemilihan Kegiatan Pariwisata Pantai Berdasarkan Hasil Analisis Analisis Lokasi Jenis Kegiatan Sosial Persepsi Kebijakan DDL dan Bencmarking Budaya Pengguna Tapak Wisata Budaya Mengamati kegiatan I I I I I T nelayan Mengunjungi I I I I I I Museum Bahari Olahraga Pantai Berlayar I T I I I I Bersepeda I I I I I I Outbond I I I I X I Voli Pantai I I I I X I Jetski I T I T X I Wisata Pantai Berenang I T I T X I Memancing I T I I I I Panorama I T I T I I Banana Boat I T I T X I Camping I I I I X I
PLG-73
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Analisis Lokasi Sosial Kebijakan DDL dan Budaya Tapak Pasar Seni I I I I Event Wisata Pantai Festival Rakyat I I T I T Festival Perahu Hias I I I Jenis Kegiatan
Bencmarking
Persepsi Pengguna
I
I
I
I
I
I
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa perencanaan penataan kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran terdapat beberapa jenis kegiatan wisata yang dapat di lakukan (I), ada juga kegiatan wisata yang terbatas kegiatannya (T) dan ada juga kegiatan wisata yang tidak boleh dilakukan (X). Jenis-jenis kegiatan wisata yang ada diambil sesuai dengan jenis wisata yang ada pada perencanaan penataan kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran, jenis kegiatan tersebut juga merupakan hasil dari analisis yang telah dilakukan. Konsep Rancangan Dalam renacana penataan yang dilakukan di Kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran konsep yang digunakan adalah konsep wisata pesisir yang berkelanjutan. Konsep ini sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis yang telah dibuat, kawasan ini merupakan kawasan yang bisa dilakukan perencanaan penataan sesuai dengan konsep wisata bahari. Kawasan wisata bahari adalah kawasan yang memiliki keterpaduan antara wisata pesisir dan wisata pantai dalam hal ini adalah wisata budaya dan wisata pantai. Hal ini didasari dari kebijakan pemerintah dan potensi yang ada di Kawasan Wisata Pesisir Pantai Kenjeran. Konsep wisata bahari merupakan konsep yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan ekonomi lokal melalui pariwisata dan maka dari itu kegiatan perencanaan harus melibatkan masyarakat. Dari hasil analisis-analisis yang dilakukan terdapat 5 zona yang memiliki karakteristik yang berbeda. Tabel 5. Karakteristik Tiap Zona Zona IV Zona V (Wisata Rekreasi (Wisata Zona I Zona II Zona III Pantai) Budaya dan (Wisata (Wisata (Zona Zona Budaya) Rekreasi Pantai) Penyangga) Peyangga) 5,21 Ha 28,52 Ha 2,13 Ha 4,14 Ha 5,09 Ha Tingkat Tingkat Tingkat Tingka Tingkat kerentanan kerentanan kerentanan kerentanan kerentanan gangguan gangguan sangat gangguan gangguan tinggi gangguan sedang sangat rendah tinggi sedang Garis Garis Sempadan Garis Sempadan Sempadan Pantai Pantai Pantai Adanya 1 Adanya 1 Adanya 1 kegiatan Adanya >1 Adanya 1 kegiatan wisata kegiatan wisata dan kegiatan wisata kegiatan wisata wisata tidak intens
PLG-74
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
Zona I (Wisata Budaya) Intervensi pengunjung rendah Tidak ada lahan untuk dibangun fasilitas
Zona II Zona III (Wisata (Zona Rekreasi Pantai) Penyangga) intervensi Intervensi pengunjung pengunjung tinggi sedang
Zona IV (Wisata Rekreasi Pantai)
intervensi pengunjung tinggi Ada lahan untuk dibangun fasilitas (sudah ada)
Ada lahan untuk dibangun fasilitas
Zona V (Wisata Budaya dan Zona Peyangga) Intervensi pengunjung sedang Tidak ada lahan untuk dibangun fasilitas
Untuk rencana penggunaan lahan di wilayah objek studi terdapat rencana peruntukkan lahan yang akan terbagi menjadi 5 zona yaitu: a. Zona 1 Zona 1 adalah zona yang diperuntukkan hanya sebagai wisata budaya kampung nelayan. Zona ini memiliki kegiatan yaitu sebagai berikut: - Mengamati kegiatan masyarakat nelayan (proses penangkapan ikan, pengangkutan, pelelangan,dll) b. Zona 2 Zona 2 adalah zona yang diperuntukkan sebagai kawasan inti dimana zona ini merupakan kegiatan wisata pesisir dan jumlah pengunjung direncakaan paling banyak berada di zona ini. Kegiatan dari zona ini adalah sebagai berikut: - Wisata kuliner yaitu menikmati hidangan laut yang bahannya berasal dari nelayan lokal - Wisata rekreasi pantai yaitu melakukan jalan-jalan di pesisir pantai (site seeing), bermain pasir, melakukan olahraga pantai - Melakukan kunjungan pasar seni - Mengunjungi Museum Bahari - Bersantai di taman kota c. Zona 3 Zona 3 adalah zona yang diperuntukkan sebagai zona pendukung dari 1,2, dan 4. Kegiatan yang berada di zona 3 adalah sebagai berikut: - Sebagai check point para wisatawan - Mengamati kehidupan nelayan - Mengamati kerajinan limbah laut - Homestay bagi para wisatawan d. Zona 4 Zona 4 merupakan zona rekreasi pantai yaitu Taman Hiburan Pantai Kenjeran. Dalam perencanaan penataan, taman hiburan ini akan ditambahkan beberapa kegiatan yang bertema rekreasi pantai. Penambahan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di zona ini adalah sebagai berikut: - Menaiki kapal wisata - Bermain air di tepi pantai - Jetski - Banana Boat - Jogging PLG-75
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 - Bermain Pasir - Bermain wahana permainan anak-anak e. Zona 5 Zona 5 adalah zona yang diperuntukkan sebagai zona pendukung dari zona 1,2,4 dan sekaligus sebagai wisata budaya. Kegiatan yang berada di zona 5 adalah sebagai berikut: a. Mengamati kerajinan hasil limbah laut b. Homestay bagi para wisatawan KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran merupakan kawasan yang di tetapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya sebagai wisata bahari berdasarkan rencana pola ruang RTRW Kota Surabaya Tahun 2014-2034 dan hal ini di dukung oleh peraturan dari Provinsi Jawa Timur dan Nasional. Kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran memiliki potensi wisata budaya yaitu mengamati kegiatan nelayan dimana nelayan di kawasan ini merupakan nelayan tradisional. Namun di balik potensi tersebut ada permasalahan yaitu permukiman nelayan tersebut memiliki masalah lingkungan dan membuat adanya batasan kegiatan. Berdasarkan penggunaan lahan dan hasil analisis sebelumnya, kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran memiliki 5 zona yang yaitu zona 1 yang merupakan wisata budaya, zona 2 yang merupakan wisata pantai dan sekaligus menjadi zona inti dalam kawasan, zona 3 yang merupakan zona penyangga kegiatan pariwisata, zona 4 yang merupakan zona wisata pantai dan zona 5 yang merupakan wisata budaya dan sekaligus menjadi kawasan peyangga. Rekomendasi 1. Pengoptimalan pembangunan prasarana dan sarana menjadi salah satu aspek penting dalam kegiatan pariwisata pesisir di kawasan wisata pesisir Pantai Kenjeran. 2. Kegiatan perencanaan penataan kawasan terkait kegiatan wisata harus melibatkan masyarakat lokal agar memberikan dampak positif bagi para masyarakat khususnya dari segi ekonomi. 3. Perencanaan penataan kawasan di buat dengan memadukan antara kegiatan wisaya budaya dengan wisata rekreasi pantai karena hal ini terlihat dari pembagian zona dimana zona-zona tersebut saling mendukung satu sama lain. DAFTAR PUSTAKA Burkart, A., & Medlik, S. (1981). Tourism: Past, Present and Future. Heinemann, London. Damanik, J. & Weber, H. F. (2006). Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi. Puspar UGM & ANDI, Yogyakarta. Fennel, D. (1999). Ecotourism An Introduction. New York: Routledge. Griffiths, T. (2011). Safer Beaches Planning, Design, and Operation. Human Kinetic, Illinois. Gartner, & William C. (1996). Tourism Development Principles, Processes and Policies.Van Nostrand Reinhold, New York. Inskeep, E. (1991). Tourism Planning An Integrated and Sustainable Development Approach. Van Nostrand Reinhold, New York. Pedoman Umum Penataan Ruang Pesisir dan Pulau-pulau Kecil . 2002. Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Richardson, J. & Martin, F. (2004). Understanding and Managing Tourism. Pearson Education, Quennsland. Smith, V. (1989). The Anthropology Of Tourism. University Of Pensylvania Press, Pennsylvania. PLG-76
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Snead, & Eldrege R. (1982). Coastal Landforms and Surfaces Features: A Photographic Atlas and Glossary. Hutchnison Ross, London. United Nation Environment Programme. (2009). Sustainable Coastal Tourism. World Tourism Organization (WTO), Milan.
PLG-77