issn 2302-8742
DAFTAR SYIAR
Edisi No. 3 Tahun I 2013
3| SYIAR KHUSUS Kerjasama Program Pascasarjana UMN-AW dan GAPENA Malaysia
8 | SYIAR BERITA
UMN-AW Peringati Isra Mi’raj Bersama Masyarakat Panipahan Riau
9 | SYIAR OPINI Coffee Morning: Mencari Identitas
12 | SYIAR PROFIL
Prof. Dian Armanto: Kopertis Prioritaskan Akreditasi PTS di NADSUMUT
2 syiar redaksi
Syiar UMN-AW
Syiar UMN-AW
EDISI NO. 3 TAHUN I 2013
Sekapur Sirih Assalammualaikum, Wr, Wb. Suatu kebanggaan bagi segenap civitas akademika Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN-AW) yang dapat menerbitkan tabloid
Pelindung Rektor UMN-AW Drs. H. Kondar Siregar, MA
Syiar UMN-AW edisi ke 3 ini dengan tepat waktu. Tentunya dengan terbitnya tabloid ini dapat menjadi ajang silahturahmi dan lebih mengetahui berbagai informasi terbaru dalam kampus hijau ini.
Wakil Rektor I UMN-AW Prof. Dr. Ahmad Laut Hasibuan, M.Pd
Berbagai informasi menarik yang disajikan dalam edisi kali ini cukup
Wakil Rektor II UMN-AW Drs. H. Zuberuddin Siregar, MM
beragam. Dalam kesempatan ini Rektorat UMN-AW sangat berbangga bahwa 23 dosen UMN-AW berhasil memenangkan skim penelitian
Wakil Rektor III UMN-AW Drs. H. Milhan, MA
Dosen Pemula yang ditawarkan oleh Ditlitabmas DIKTI untuk pendanaan 2013.
Pimpinan Umum Drs. H. Firmansyah, M.Si
Ke 23 judul penelitian dosen pemula yang menang ini merupakan jumlah
Wakil Pimpinan Umum Dr. Tri Martial, M.Si
terbanyak di antara institusi pendidikan tinggi yang ada di Kopertis
Pimpinan Redaksi Anwar Sadat, S.Ag, M.Hum
dosen-dosen UMN-AW yang mengikuti seleksi penelitian dalam skim
Sekretaris Redaksi Drs. Safwan Hadi Oemry, M.Hum
Ditlitabmas Dikti juga banyak yang diterima. Amin.
Redaktur Pelaksana Febry Ichwan Butsi, S.Sos. MA
UMN-AW akan selalu berusaha meningkatkan kualitas kedepannya, baik
Staf Redaksi Mardi Giwa Putra, S.E, Alkausar Saragih, S.Pd.I, Junaidi, S.Sos, Alistraja Silalahi, S.E, M.Si, Ardial, S.Sos
UMN-AW yang kita cintai ini ada di tangan kita semua. Akhir kata, kami
Wilayah I Sumatera Utara dan NAD. Tentunya kita berharap semoga yang berbeda maupun seleksi dalam skim pengabdian yang diadakan
infrastruktur maupun suprastruktur insannya. Dan tentunya, kemajuan ucapkan selamat membaca.
Desain Grafis MahapalaMultimedia
Wassalammualaikum, Wr, Wb.
Alamat Redaksi LP2M UMN-AW Kampus B Lantai 3, Jalan Garu II, Medan, Sumatera Utara.
Rektor Universitas Muslim Nusantara
E-mail
[email protected]
Al Washliyah (UMN-AW) Drs. H. Kondar Siregar, M.A
issn 2302-8742 Redaksi menerima tulisan meliputi opini, artikel, cerpen, foto kegiatan, press release, citizen reporter dari pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan atau menolak mempublikasikan tulisan. Tulisan yang dikirimkan harap melampirkan identitas diri.
Nyentil! • Wah gawat, teroris melarikan diri Waspadalah! • Bulan Ramadhan, listrik byar pet Demi Tuhan, jangan gitu dong, PLN! #Arya Wiguna stlye
• BBM melambung tinggi, dari Rp. 4.500 menjadi Rp. 6.500 Gawat bah, biaya makin mahal
• Pemilu 2014, Parpol Sudah Mulai Sibuk Huh, semua pada tebar pesona nih
Seleksi masuk UMN-AW gelombang pertama tahun ajaran 2013/2014 diselenggarakan pada 13 Juli 2013.
Syiar UMN-AW
EDISI NO. 3 TAHUN I 2013
syiar nyantai 11
PUISI
Dina Syahfitri Lubis Musabab Rindu I Ada yang hilang saat hujan tak menitik Terbayang kaki kecil yang lihai bermain air Hujan adalah keindahan Yang meyuguhkan pelangi sesudah hujan.
Musabab Rindu II Bulir hujan jatuh di cawan rindu Angin berhembus bersama resah
Jika kau menelusuri alammu, tak akan kau temui batas kesetiaannya..
Matahari yang Tak Ingkar Janji
Laut menari dengan gelombangnya. Air mengalir menuju muaranya. Ranting akrab dengan dahannya. Kelopak indah pada bunganya.
Selalu saja kau mengutuki setiap bertemu matahari, dan berharap seterik ini ada rembulan yang kau rindui Walau kaupun tahu, bahwa cahayanya masih menilisik di poripori..
Dalam nyanyian alam, ia hanya menunggu kesetian dari tanganmu, untuk tetap menjaganya.
Persekutuan Senja dan Gerimis
Tapi, mengapa pelangi itu alfa Sedang rinduku tergenang bersama daun basah.
Selebat resah menggantung pada langit yang mendung
Nyanyian Alam Untukmu
Menanti curah diantara persekutuan senja dan gerimis
Anakku, lihatlah.. Betapa indah senja dengan semburat jingganya. Mengarak burung-burung kembali pulang ke sarang. Menghadirkan banyak cerita indah untukmu.
Garisnya tak lagi romantis Menghardik keperkasaan mentari Mengarak langkah berlari Sejurus kemudian tumpah ruah Membasahi bumi.
Matahari kala itu perlahan meniti tinggi dan enggan mengingkar janji. Namun, bukan ke setiannya yang harus kau dustai. Tetapi, memahami janjinya mewarnai hari..tidur panjang. Bahwa alamku butuh kasih sayang. Penulis merupakan Mahasiswi di UMN Al Washliyah Medan Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Seni, Prodi Bahasa Indonesia. Dan bergiat di Komunitas Membaca dan Berkarya (KOMA) Medan. Puisi-puisinya dimuat di beberapa harian Medan dan termaktub dalam buku antologi Puisi Cahaya (Labsas 2010) , Antologi Tarian Angin (Labsas 2011) dan Antologi Surat Cinta Emak dan Ayah (2013)
Rektorat Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Mengucapkan SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA 1434 H & MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI
10 syiar opini
Syiar UMN-AW
EDISI NO. 3 TAHUN I 2013
Coffee Morning: Mencari Identitas Drs. Saiful Anwar Matondang, M.A, M,A (UH) “What is the name?”, ucap William Shakespeare, seorang pujangga Inggris. Walaupun rada sulit dicerna naskah drama Tuan Shakespeare, namun saya suka falsafahnya dan juga dia orang yang paling getol mencari identitas suku terdahulu dan menerjemahkannya dalam lakon sandiwaranya di kelompok Globe. Sejenak sambil minum kopi, Shakespeare menyita perhatian ku kembali, ketika seorang teman bertanya tentang identitas budaya. Dua kata dijadikan satu frase tentunya. Namun bukan sampai disitu, yang pasti akan ada konstruksi sosial dari setiap frase. Lagi pula, frase walaupun kecil, imut, meminta kita berpikir sejenak untuk menyimak “Of Grammatology” tuan Jacques Derrida yang tak setuju dengan bapak Linguistic Modern Ferdinand de Sassure. Pun ada juga baiknya, Michael Foulcault yang membuka mata untuk jangan terlena dengan discourse (wacana). Karena wacana sudah pasti memiliki kekuatan ideologi (power and knowledge). Wacana tak terlepas dari kepentingan penguasa. Sambil menikmati secangkir kopi Kona Hawaii, Karena tak ada Kopi Mandailing di Honolulu, aku kembali mencari tahu apa jawaban yang harus kuberikan pada teman ku dari negeri tercinta yang bertanya tentang identitas. Ya, mengapa negara bangsa yang baru merdeka sibuk mencari identitas diri?. Mengapa di era globalisasi sibuk mencari marcu tanda. Apakah yang mendorong Pak Lee dari Singapore m e m b u a t p roye k b u d aya N e o Confucism untuk melawan dominasi Amerikanisasi, dan apa pula motif Dato Mahathir menciptakan Orang Melayu Baru. Mengapa juga Ben Anderson sibuk menulis khayalannya tentang Indonesia dalam “Imagined Community”, dengan membuktikan makna politik dibalik bangunan dan
simbol budaya. Hei, hallo, Marx, apa yang menghantar mu mencari proses d i a l e k t i k a a n t a r ke l a s d a l a m masyarakat industri Eropa. Kamu rasakan juga rupanya beda kaum borjuis dengan proletariat. Dan juga terkenang pada MG Smith yang mengubak ubak Karribia, Guyana dan Suriname untuk mencari tahu ada apa dengan identitas India, China, dan Jawa yang dijadikan kuli kontrak oleh Kapitalis di Amerika Utara. Identitas, perlu kiranya lihat bekas negara Yugoslavia menjadi ladang pembunuhan dan mencabuli perempuan dari etnik minoritas, agar mayoritas lebih dominan. Juga apa sih yang terjadi di Kampuche oleh Khemer Merah. Ya, juga kaum Tutsi di Afrika. Saya ingat gagasan besar Bung Karno dan bapak pendiri bangsa kita, tentang ke-Indonesiaan: bukan Jawa (karena mayoritas) dan bukan Melayu (karena Lingua Franca). Bapak pendiri bangsa sadar betul apa yang telah diciptakan oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Konsep “Divide et Impera”, “Plural Society” sistem pasar (Furnivall 1939), hilangnya ikatan sosial budaya, dan etnosentrisme/ perkauman adalah reruntuhan Kolonial yang sudah membumi, dan harus dirubah menjadi Indonesia Raya. Namun sayangnya ibu kota Negara (Batavia) sampai zaman kini masih dilapak Gubernur Belanda. Capitol kata orang Yunani adalah simbol kekusaan yang butuh bangunan
besar. Seberapa b ermak nakah simbol identitas mengayomi rakyat, akan berbanding lurus dengan seberapa besar tangan kekuasaan mempersilakan rakyat untuk hidup berkreasi tanpa cengkeraman tangan besi. Dalam mencari jadi diri, I n d o n e s i a s e s u a t u ya n g b a r u , meninggalkan konstruksi sosial Netherland Indies yang membuat rakyat berkasta menurut ras (Eropah, Oriental-Arab, elit lokal, orang biasa, budak). Identitas bagi Indonesia yang baru berjalan melalui proses dan akan terus berproses dengan dinamika hidup terus berjalan, intinya proses hibridasi kearifan lokal dengan kemutahiran sains modern. Kalau sudah berjalan normal, seharusnya Cl ifford Ge e r t z t a k p e rl u l a g i menyaksikan kelompok orang Jawa dalam kotak priyayi dan abangan, karena kita telah Merdeka pada waktu dia riset di Jawa. Andai identitas tak dimanipulasi sebagai instrument kepentingan politik dan eknonomi, tentu Antropolog Canada, Judith Nagata tak repot ke Semanunjung Malaysia mencari tahu identitas diaspora asal Timur Tengah. Terbesit dipikiran ku mengapa Brain Castro bukan Fidel Castro, tapi Brain seorang novelis Chinse-Australia, mengutip cerita rakyat Russia; tentang “frog skin is identity” dalam karyanya. Jangan kau bakar kulit mu, karena katak punya identitas. Atau Mbak Dewi Anggaeni yang dengan keteguhan hatinya menuliskan tokoh blasteran Jawa –Australia Amyra dan Amyrta dalam mencari jadi diri di negeri Kanguru. Mungkin juga Mullato yang minta operasi kulit agar tak dikucilkan dari konstruksi budaya dominan. Kembali aku melirik kopi morning ku, sambil mengingatkan kata “searching for an identity”, pencarian identitas. Ya, aku teringat lagi, Indonesia
dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Bagaimana bila dalam perjalanan Indonesia kita temui beberapa gaya kepemimpinan janggal; Demokrasi Terpimpin tumbang oleh Orde Baru, Demokrasi Otoriter (Militer+Kejawen) berkeping keping oleh Reformasi yg disimbolkan Amien Rais. Wa l a u p u n Reform a si 1998 mungkin terlalu liar untuk dijinakan, dan menggelinding, bak Snow Ball, barang kali. Namun, pada hakekatnya, saya yakin dari semua bentuk bentuk ambisi rejim untuk berkuasa, telah menimbulkan gesekan luka yang menyayat naluri kemanusiaan bagi yang mengerti “humanism”. Bagi oportunitis, kata idealism hanya utopia- mimpi di siang bolong. Manusia yang lebih mengedepankan martabatnya akan berfikir lain; karena bukan amanah dari Pancasila dan Konsitusi, terus bukan pula aspirasi rakyat yang lebih dewasa dan toleran dari pada pemimpinnya. Rakyat tak punya ambisi. Rakyat dapat hidup damai dengan hati yang jernih, namun yang saya ragu adalah kelompok elit yang mempelintir “atas nama rakyat”. Sesungguhnya, politik praktis formalistik dan kurang memiliki jati diri. Pragmatisme mengalahkan idealisme karena the Will to power (nafsu berkuasa). Jati diri proses refleksi diri bukan proses menang kalah via polling. Dan Lord Action bilang, “Power tends to corrupt”, makanya Trias politika Prancis ada karena muak dengan Ratu, bininya diktator, yang suka belanja Penulis merupakan Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UMN-AW, Ketua Pusat Bahasa UMN-AW dan alumnus S2 University of Hawai’I, Kandidat Doktor Ethnology The University of Fribourg Switzerland
Syiar UMN-AW
EDISI NO. 3 TAHUN I 2013
syiar khusus 3
Direktur Program Pascasarjana UMN-AW Prof. Hj. Sri Sulistyawati, SH, M.Si, Ph.D dan Ketua Gapena Malaysia Prof. Dr. Abdul Latif Bakar menandatangani MoU, disaksikan Rektor UMN-AW Drs. H. Kondar Siregar, MA dan Sekda Pemko MEdan Ir. Syaiful Bahri, M.Si.
Kerjasama Program Pascasarjana UMN-AW dan GAPENA Program Pascasarjana (PPs) Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMNAW) Medan terus memperluas jaringan, termasuk menjajaki kerjasama dalam tingkat Internasional. Satu diantaranya adalah PPs UMN-AW menjalin kerjasama dengan Gabungan Penulis Nasional (Gapena) Malaysia dengan melakukan pendandatangan MoU dan mengandakan Seminar Internasional. Hal ini dikatakan Direktur Program Pascasarjana UMN Al-Washliyah Prof Hj Sri Sulistyawati SH MSi PhD selaku penanggung jawab kegiatan didampingi Dr Shafwan Hadi Umry di Medan, Jumat (24/5). Menurut Sri, tema seminar internasional ini berkaitan dengan Pembinaan Dunia Melayu dalam Perspectif Budaya, Tradisi, Bahasa dan Sastra. Dalam ruang lingkup tema seminar adalah merekonstruksi Peran Bahasawan dan Sastrawan dalam Pembinaan bahasa Indonesia/ Melayu sebagai jati diri berbangsa. M a n t a n R e k t o r U M N A l - Wa s h l i y a h i n i menambahkan, seminar bertujuan meningkatkan dialog budaya serantau melalui klegiatan akademis, forum diskusi dan pertukaran informasi karya sastra dan bahasa dalam jurnal serantau untuk memartabatkan sastra dan bahasa Indonesia/Melayu.
Kegiatan ini juga dihadiri Sekda Kota Medan Ir.Syaiful Bahri,M.Si yang dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini memiliki arti dan kedudukan yang sangat strategis sebagai salah satu cara dalam meningkatkan pengetahuan serta kemampuan kita semua khususnya mahasiswa guna lebih meningkatkan kemampuan dalam membuat tulisan maupun karya sastra. Selanjutnya Syaiful Bahri menambahkan bahwa tulisan – tulisan dan karya sastra memiliki kedudukan yang sangat penting sebagai refrensi dalam pembangunan. Lewat tulisan yang digarap dengan baik dan menggunakan tata bahasa yang benar, kita dapat memberikan masukan dan kritikan serta kita juga dapat mempertontonkan keindahan budaya dan daerah kita.”kata Syaiful Bahri. Selanjutnya Syaiful Bahri berharap agar kegiatan ini berjalan sukses, dapat menambah pengetahuan dan membuka cakrawala berfikir serta motivasi untuk meciptakan karya tulis yang bertaraf International. Ketua Gapena Malaysia Prof. Dr. Abdul Latif Bakar dalam sambutannya mengharapkan dengan adanya kegiatan seminar ini maka dapat meningkatkan hubungan silahturahmi antara Indonesia dan Malaysia. “Kita datang ke Indonesia bukan sebagai imigran melainkan kita berkunjung melihat abang dan saudara serumpun melayu kita di Indonesia, kita semua adalah saudara serumpun,” kata Abdul Latif Bakar. Selanjutnya Abdul Latif Bakar menekankan
agar apabila ada pergolakan antara Indonesia dan Malaysia diharapkan bisa di selesaikan dengan cara di rundingkan bersama. “Sengketa harus diselesaikan di meja perundingan dan kita semua lah yang mengamankannya.”kata Abdul Latif Bakar. Sebelumnya ketua Panitia Drs. Syafwan Hadi Umri, M.Hum menyampaikan ucapan terimakasih serta ucapan selamat datang kepada rombongan Gapena Malaysia dan seluruh undangan yang hadir. Syafwan Hadi Umri menambahkan tujuan dari diadakannya kegiatan ini ialah untuk menindak lanjuti putaran XIII dari Dialog Utara, dimana sebelumnya Dialog Utara I digelar di Malaysia dan sekaligus untuk mempertemukan 2 negara jiran untuk saling mengumpulkan puisi – puisi dari para sastrawan. Syafwan menambahkan kegiatan ini nantinya akan di adakan di Kampus UMN Al-Washliyah selama 2 hari, mulai tanggal 24 – 26 Mei 2013. Seminar internasional ini diikuti peserta dari Malaysia, Thailand, Brunei dan Indonesia diwakili Sumatera utara dan Aceh. Peserta seminar diharapkan sebanyak 300 orang terdiri dari dosen, guru dan mahasiswa serta peminat bahasa dan sastra Indonesia. Sedangkan pemakalah seminar antara lain Dr Risnawaty MHum (UMN Al-Washliyah), Prof Dr Khairil Ansari MPd (Unimed), Prof Dr Ikhwanuddin Nasution dan Prof T Silvana Sinar MA PhD (USU), Prof Datuk Zainal Kling dan Prof Dr Abdiul Latiff Bakar (Malaysia) serta Suhaimi Awe (Thailand Selatan). (Repro: berbagai sumber:: Febry Ichwan Butsi)
4 syiar utama
Syiar UMN-AW
EDISI NO. 3 TAHUN I 2013
Geliat Penelitian dan Pengabdian Civitas Akademika UMN-AW Intensitas kegiatan penelitian dan pengabdian terutama yang dilakukan dosen di lingkungan Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN-AW) pada awal tahun 2013 ini cukup memuaskan. Secara kuantitas dan kualitas peningkatan kegiatan penelitian dan pengabdian ini dapat dirujuk pada lolosnya proposal penelitian dosendosen UMN-AW pada Penelitian Dosen Pemula Ditlitabmas DIKTI untuk tahun anggaran 2013 sebanyak 23 judul, secara persentase UMN-AW merupakan universitas terbanyak memenangkan skim dosen pemula tahun anggaran 2013 di Kopertis Wilayah I Sumatera Utara dan NAD. Pada level universitas, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada M a s y a r a k a t ( L P 2 M ) U M N - AW merupakan institusi penting dalam mendiseminasikan dan menstimulus pihak civitas akademika terutama dosen untuk memiliki kompetensi yang baik dalam bidang penelitian dan pengabdian serta mampu berdaya manfaat bagi masyarakat. Berbagai kegiatan yang bersifat empowering seperti pelatihan maupun workshop tentang penelitian dan pengabdian senantiasa dilakukan oleh LP2M UMN-AW untuk tetap
menjadikan implementasi kegiatan penelitian dan pengabdian sebagai bagian integral dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi prioritas di samping pendidikan pengajaran.
Dukungan Rektorat Ketua LP2M UMN-AW Drs. H. Firmansyah, M.Si mengatakan bahwa tampuk kepemimpinan LP2M yang dipercayakan kepada dirinya merupakan satu amanah yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Firmanysah mengatakan bahwa berbagai program kerja LP2M UMN-AW yang dijalankan dan akan dilakukan pada intinya adalah senafas dengan statuta UMN-AW yang pada level visi dan misi menjadikan UMN-AW sebagai lembaga pendidikan Al-Washliyah adalah mampu menghasilkan manusia yang berkualitas berbasis Islam yang menguasai IPTEK dan berlandaskan IMTAQ. “Dalam Statuta UMN-AW kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat dijelaskan pada pasal 22
tentang penyelengaraan penelitian dan pasal 23 tentang pengabdian pada masyarakat,” ujar Firmansyah lugas. Bagi Firmansyah, berbagai program kerja LP2M UMN-AW selama ini tidak lepas dari dukungan penuh dari pihak Rektorat UMN-AW yang senantiasa mendukung baik secara moril maupun materil. “Kita sangat berterima kasih pada Bapak Rektor UMN-AW Drs. H. Kondar Siregar, M.A dan jajaran Wakil Rektor yang sangat mendukung kerja LP2M selama ini.” Tutur Firmansyah. F i r m a n s ya h m e n c o n t o h k a n , bagaimana program pelatihan dan workshop penelitian dan pengabdian yang dilakukan selama ini sangat terbantu oleh Rektorat UMN-AW yang membantu untuk menghadirkan pemateri yang berkompeten sehingga mampu menambah pengetahuan bagi dosen-dosen UMN-AW dalam meningkatkan komptensi dalam menghasilkan penelitian dan pengabdian yang bermutu. Tidak hanya itu, pihak Rektorat U M N -AW j u g a t e t a p ko n s i s t e n membantu pendanaan penelitian dan pengabdian dari dosen terutama bagi dosen yang tidak berhasil melewati seleksi di skim penelitian Ditlitabmas D i k t i . “ Te n t u n ya a n g g a r a n i n i disesuaikan dengan kemampuan UMN-
AW.” Sambung Firmansyah dengan semangat.
Mereka yang Meneliti Lolosnya 23 proposal Dosen Pemula dari UMN-AW yang dibiayai Dikti untuk tahun anggaran 2013 ini menjadi jawaban dari berbagai pelatihan yang dilakukan oleh LP2M UMN-AW selama ini. Secara eksternal UMN-AW menegaskan bahwa kampus hijau ini merupakan universitas terbanyak yang memenangkan skim dosen pemula di Kopertis Wilayah I. Sujarwo, S.Pd, M.Pd adalah salah satu dosen yang penelitiannya lolos untuk kali kedua dalam skim Dosen Pemula 2013 ini mengatakan bahwa keberhasilannya ini tidak terlepas dari perhatian Rektorat UMN-AW dan LP2M dalam menstimulus dan meningkatkan kemampuan dalam berbagai pelatihan yang diadakan. “Pelatihan penulisan proposal penelitian selama ini rupanya sangat bermanfaat bagi kami.” ujar Sujarwo yang merupakan dosen FKIP ini tegas. Senada dengan Sujarwo, Alistraja Dison Silalahi, S.E, M,Si dosen Fakultas Ekonomi mengatakan bahwa dirinya sangat bersyukur bahwa lolosnya proposal penelitiannya merupakan buah kerja keras dalam menyusun
Syiar UMN-AW
EDISI NO. 3 TAHUN I 2013
syiar mahasiswa 9
Menjadi Mahasiswa Nasionalis? Sahri Ardalina
Mahasiswa FKIP UMN-AW Pendidikan Bahasa Inggris Semester 6. Penulis juga penggiat LDK Raudhatul Jannah dan ILMIBSI.
“Kita bukan siswa lagi, tapi kita udah Mahasiswa…?” mungkin kita sering mengatakan dan mendengar kata itu, ketika gelar mahasiswa sudah disematkan, tinggal target kita untuk menjadi mahasiswa yang luar biasa atau memilih menjadi mahasiswa yang biasa-biasa aja. Paling tidak kita bukanlah mahasiswa yang kuliahnya nanggung, ngerepotin orang tua, IPK juga NASAKOM alias nasib satu koma, nggak tau dunia kampus, nggak pernah ikut organisasi sama sekali, diajak ikut training jawabnya “Gak Hobi, Gk suka ikut gitu2an” diajak ikut pemilihan raya juga gak hobi, ikut andil dalam keputusan pemerintah juga gak hobi. Lah gak hobi atau gak paham ya?, jadi hobinya apa?. Oh jangan katakan 3K Kuliah, Kantin, Kosan? atau kuliah D3 (duduk, datang diam) lalu??? Stop pembodohan Mahasiswa! Mari berpikir memilih dan memutuskan tanpa sebuah doktrin bahwa saya harus menjadi mahasiswa yang tidak melupakan kewajiban saya sebagai mahasiswa yang belajar di kampus, menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi, namun juga sebagai mahasiswa yang masih memiliki semangat idealisme dan hati nurani terhadap kondisi bangsa. Menjadi mahasiswa bagi saya bukanlah hanya konsep akademis saja namun juga konsep yang harus memiliki hati nurani yang tahu arti Nasionalisme karena bagi saya Nasionalisme itu ketika saya bermimpi, ketika saya belajar, ketika saya beraksi, ketika saya percaya, ketika saya buktikan, Karena saya cinta Indonesia. Kenapa?, karena sebenarnya peran mahasiswa itu sangat penting, Kita, mahasiswa adalah generasi muda yang dikenal memiliki semangat, penuh dedikasi, enerjik, cerdas dan sudah barang tentu berilmu. Sebab kita digodok di sebuah tempat yang bernama kampus. Terlebih apabila kita melihat sedikit perjuangan bangsa ini, tidak terlepas dari peran serta dari sosok yang bernama mahasiswa. Sebut saja Wahidin Sudiro Husodo, seorang mahasiswa dari Jakarta. Bersama rekan-rekannya, dia bisa menghimpun banyak pemuda dan lahirlah Sumpah Pemuda, yang bisa mengikat komponen bangsa untuk bersatu, di bawah bayang-bayang penjajahan Belanda. Demikian, Bung Hatta dan Sutan Syahrir, dengan kumpulan Pelajar Indonesia-nya di negeri Belanda, memberi semangat kepada pemuda lain, untuk lepas dari kungkungan penjajah. Dan dengan pemikiran-pemikirannya memberi kontribusi besar dalam rangka kelahiran sebuah negeri bernama Indonesia. Dan masih banyak lagi peristiwa-peristiwa yang melibatkan mahasiswa, lantas bagaimana dengan kita hari ini? Menilik sedikit saja problematika di bangsa ini mulai dari pertumbuhan angka kelahiran bayi 1,3 % per tahun atau 3.000.000 penduduk per tahun, 13 % angka kemiskinan, 7,5 % angka pengangguran, 4,3 juta siswa masuk SD setiap tahun, dan hanya 1,7 juta siswa yang lulus SMU setiap tahun, hanya 18% (4,5 juta jiwa) masyarakat berusia 17-25 tahun (sekitar 25 juta jiwa) yang dapat menikmati perguruan tinggi , 2010 hukum Indonesia sangat krisis dan makin terkikis, KKN merajalela (sumber: Indonesia Educational Statistic in Brief, 2008-2009). Itu masih tahun lalu bagaimana dengan tahun ini? BBM juga dinaikan, bahan–bahan semakin melonjak tinggi, semakin mencekik masyarakat Indonesia kemana mereka mengadu? Kepada pahlawan yang sudah tiada?. Hari ini, rakyat menunggu para mahasiswa yang dapat memberikan revolusi kondisi yang terjadi, agent of change, agent of knowledge itulah mahasiswa. Hidup Mahasiswa, Hidup Rakyat Indonesia!!!
M.Shandi Pradana-Hadista Daulay Presma dan Wapresma Terpilih UMN-AW 2013/2014 Civitas Akademika Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN-AW) Medan pada hari Kamis, 23 Mei 2013 mengadakan hajatan demokrasi untuk memilih Presiden Mahasiswa periode 2013/2014. Ada 2 TPS yang digunakan dalam pemira mahasiswa di UMN-AW. Pemilihan Raya Mahasiswa atau yang populer dengan sebutan PEMIRA Mahasiswa dikelola oleh KPU. Pemira ini dilaksanakan dengan waktu yang sangat singkat hanya 2 minggu namun hasilnya begitu luar biasa karena ini berlangsung sportif dan aman. Pemira ini juga sesi para calon presiden mahasiswa mengadu visi dan misi (senin, 21/5) yang dihadiri pihak lembaga dan mahasiswa, dimana mereka menggelar debat dan kampanye dengan menyebar selebaran, bersepeda ria dan membuat spanduk raksasa
lalu memasangnya di tempat-tempat strategis kawasan dalam kampus. “Semua pasangan kandidat memiliki visi dan misi yang luar biasa namun sebagai mahasiswa yang ikut andil dalam pembangunan kampus seharusnya ikut serta dalam pemira ini, dan bukan menjadi golongan putih, karena 1 suara dapat mempengaruhi kampus ini” ujar Aida salah satu mahasiswa UMN AW. Pada penghitungan suara kamis (23/5) 23.00 wib hasilnya ialah pasangan No.urut 1 M.Shandi Pradana dan Hadista Daulay meraih suara terbanyak dipemira ini. Dengan hasil suara pasangan M.shandi-Hadista (816), pasangan Razak-Syuhada (514), pasangan Ibrahim-Aisyah (581) dan suara Abstain (26) Dengan total pemilih 1.937. (Sahri :: Febry Ichwan Butsi)
8 syiar berita
Syiar UMN-AW
EDISI NO. 3 TAHUN I 2013
Seminar Ke 5 FKIP UMN-AW Kedatangan Mahasiswa Tamu dari USA Penyelenggaraan Seminar Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN-AW) Kelima yang digelar hari ini (7/6/13) sedikit berbeda, pasalnya kedatangan 4 Mahasiswa dari Amerika Serikat. Lima orang mahasiswa asal Amerika Serikat tersebut adalah Michael Zeiger, Jeff Montgomery, Marry Smith dan Abby Smith yang berasal dari Samford University Georgia dan Jay Neward dari Georgia Tech University.
UMN-AW Peringati Isra Mi’raj Bersama Masyarakat Panipahan Provinsi Riau Universitas Muslim Musantara Al Washliyah (UMN-AW) Peringati Isra Mi’raj di Masjid Raya An Nur Kecamatan Pasir Limau Manis Panipahan Provinsi Riau Sabtu (29/06/13). Sebagai wujud silaturahmi dengan masyarakat Pasir Limau Manis UMN-AW bekerjasama dengan pengurus Masjid Raya An Nur melaksanakan Peringatan Isra Mi’raj sekaligus sebagai sarana promosi UMN-AW. Rektor UMN-AW Drs.H.Kondar Siregar, MA dalam sambutanya pada acara tersebut mengatakan bahwa pihak UMN-AW mempunyai ikatan emosional yang tinggi terhadap masyarakat Panipahan khususnya, hal ini di sebabkan karena dari beberapa kecamatan yang ada di Sumatera Utara Panipahan merupakan penyumbang mahasiswa terbanyak yang menempuh perkuliahan di UMN-AW. Masih menurut Kondar Siregar saat ini UMNAW sedang berbenah dalam mempersiapkan sarana dan prasarana perkuliahan yang representatif dengan menambah beberapa ruang perkuliahan, aula serta fasilitas pendukung lainnya sehingga nantinya dapat menampung tiga ribu calon mahasiswa yang akan berkuliah di UMN-AW. Hadir dalam acara ini camat Kecamatan Pasir Limau Manis, Datuk Pangulu Panipahan, juga di hadiri oleh Wakil Rektor I Prof.Dr Ahmad laut Hasibuan, M.Pd, Wakil Rektor III Drs. Milhan Yusuf, MA, Ketua LP2M UMN-AW Drs.H Firmansyah, M.Si, Serta Sekretaris LP2M Dr.Ir Tri Martial, MP. Acara silaturahmi ini juga dirangkaikan dengan pengabdian kepada masyarakat oleh beberapa prodi di UMN-AW yaitu, Prodi Bimbingan Konseling, Bahasa Indonesia, Matematika dan PAUD. (Alkausar Saragih)
Dalam acara seminar ini, kelima mahasiswa dari Amerika Serikat ini membagi pengalaman pendidikan tinggi di Amerika Serikat serta pertukaran budaya Amerika dan Indonesia. Drs. Saiful Anwar Matondang, M.A selaku Ketua Unit Pusat Bahasa dan juga Panitia Pelaksana seminar bulanan FKIP UMN-AW mengatakan bahwa dirinya sengaja membawa kelima mahasiswa asing ini ke Seminar Bulanan FKIP untuk memberikan nuansa berbeda dari yang pernah
ada, sekaligus memberikan pengetahuan dan pengalaman baru kepada mahasiswa UMN-AW dengan berdiskusi langsung dengan mahasiswa dari Amerika. Seminar bulanan ini juga diisi dengan berbagai pembicara dari dalam kampus, yaitu Drs. M. Gade, M.Si dan Arini Karlina yang membawakan makalah tentang Fisika. Cut Latifah dari Pendidikan Matematika da Alfitriana dari Pendidikan Bahasa Indonesia. (Febry Ichwan Butsi).
LP2M UMN-AW, Laksanakan Sosialisasi Ditlitabmas Bagi Dosen Dosen dituntut tidak hanya m e n g a j a r, t e t a p i j u g a w a j i b melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Hal ini menjadi tema utama yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LP2M) Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN-AW) dalam kegiatan Sosialisasi Ditlitabmas bagi dosen muda di UMN-AW. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kampus B UMN-AW (24/06/13), yang diikuti oleh sekitar 40 an dosen muda. Sosialisasi Ditlitabmas ini menghadirkan 4 narasumber yang berasal dari kampus UMN-AW sendiri. Keempat pemateri ini adalah Prof. Dr. H. Ahmad Laut Hasibuan, M.Pd dan
Drs. H. Zuberuddin Siregar, M.M yang membawakan materi tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi dan materi tentang Angka Kredit Dosen yang dijadikan usulan dalam kenaikan pangkat. Kedua pembicara lainnya adalah Drs. H. Firmansyah, M.Si dan Dr. Tri Martial, M.Si yang membawakan meteri tentang beberapa skim penelitian dan pengabdian yang ditawarkan Dikti untuk diajukan oleh dosen muda. Prof. Dr. H. Ahmad Laut Hasibuan, M . Pd d a l a m p e m a p a ra n nya menyatakan bahwa kenaikan pangkat dosen adalah hal yang wajib dilakukan, dimana secara prosedural kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan angka kredit (KUM) yang didapat dari berbagai aktivitas. “Angka KUM ini
dikumpulkan dari ijazah pendidikan, SK mengajar, publikasi tulisan dan banyak lagi,” beber Ahmad Laut yang juga ketua PPAK di UMN-AW lugas. Pada materi kedua, Ketua LP2M UMN-AW Drs. H. Firmansyah, M.Si m e m b e b e rka n b e b e ra p a s k i m penelitian yang bisa diikuti oleh dosen muda. “Utamanya, skim bagi dosen muda adalah skim penelitian Dosen Pemula,” katanya lugas. Selain skim dosen pemula banyak lagi skim yang bisa diikuti, misalnya Hibah Bersaing atau Penelitian Fundamental. Pada pengabdian bagi dosen pemula, bisa mengikuti skim pengabdian yang paling sederhana yaitu Ipteks bagi Masyarakat. (Febry Ichwan Butsi)
PG-PAUD UMN AW Gelar Karya Seni Dengan tema “Pengembangan Potensi Seni AUD Melalui Tari dan Musik” Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN-AW) gelar Karya Seni, Jum’at 24/05/13 di Aula Lantai III Kampus B UMN-AW Dalam rangka mengembangkan kreatifitas guru-guru PAUD (PGPAUD) sehingga menjadi guru-guru yang berkompeten, Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Universitas Muslim Nusantara (UMNAW) menggelar Pentas Seni yang di isi berbagai kegiatan seni anatara lain, Tari-tarian, kuda kepang dan berbagai atraksi seni lainnya. Rektor UMN-AW Drs.H.Kondar
Siregar MA yang diwakili oleh Wakil Rektor II mengatakan menyambut baik kegiatan Karya Seni ini sehingga nantinya bisa menjadi salah satu instrumen penilaian dalam Akreditasi PG-PAUD kedepan Siti Rahmah, S.Pd, M.Si selaku ketua prodi PG-PAUD mengatakan bahwa tujuan Pagelaran Karya Seni ini adalah untuk mengembangkan kreatifitas guru-guru PAUD sehingga di harapkan guru tersebut bisa menggali potensi dalam menciptakan seni kreatifitas khususnya tari dan musik Kegiatan ini diharapkan menjadi agenda kegiatan tahunan khususnya b a g i j u r u s a n P G - PA U D y a n g pelaksanaannya berlangsung setiap
semester genap, sehingga nantinya seluruh alumni mahasiswa PGPAUD UMN-AW dapat memberikan kontribusi positif terhadap peninggkatan penyelenggaraan PAUD khususnya berkaitan dengan pengembangan kreatifitas dalam peningkatan pembelajaran bagi AUD dan itu menjadi salah satu visi kedepan untuk memajukan UMN-AW kedepan ujarnya. Acara yang digelar satu hari ini juga manampilkan berbagai hasil kreatifitas dari mahasiswa dan guru di meriahkan oleh beberapa jurusan PG-PUAD antara lain semester II, semester IV, dan semester VII juga mahasiswa Executive UMN-AW. (Alkausar Saragih)
Syiar UMN-AW
EDISI NO. 3 TAHUN I 2013
proposal penelitian yang baik, dan tidak terlepas dari dukungan Rektorat dalam mendorong dosen-dosen di UMN-AW untuk tidak hanya mengajar tapi juga wajib meneliti dan mengabdi sesuai dalam konteks Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Semoga kedepannya, makin banyak dosen UMN-AW yang memenangkan berbagai skim penelitian yang ada, Amin.” Kata Alistraja berharap.
Menunjang Jabatan Fungsional Dosen Kegiatan penelitian dan pengabdian yang dilakukan dosen pada dasarnya bukanlah kerja yang sia-sia. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Rektor 1 UMNAW, Prof. Dr. Ahmad Laut hasibuan, M.Pd. Beliau mengatakan bahwa kegiatan penelitian dan pengabdian adalah tugas pokok seorang dosen selain mengajar, sebagimana wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Prof. Ahmad Laut menambahkan bahwa dengan kegiatan penelitian dan pengabdian seorang dosen akan mampu membawa kemampuan akademisnya dalam tataran praktikal dan berdaya manfaat bagi dirinya dan masyarakat. “Kan dengan meneliti, dosen akan mampu mengimplementasikan ilmunya sekaligus menemukan jawaban dari berbagai masalah yang ada dalam kajian ilmu.” Ujarnya dalam Pelatihan Penelitian Bagi Dosen Muda UMN-AW yang dilaksanakan beberapa waktu yang lalu. Selain itu, Prof. Ahmad Laut menambahkan bahwa penelitian dan pengabdian itu diperlukan juga dalam menunjang pengurusan pangkat dosen. “Kredit kenaikan pangkat dosen tidak hanya dihitung dari berapa jumlah jam mengajar dan ijazah, tapi seberapa produktif dosen tersebut meneliti dan mengabdi serta mempublikasikan penelitian dan pengabdiannya.” Kata Ahmad Laut yang juga menjabat Ketua Pejabat Penilai Kepangkatan UMN-AW ini tegas. Wakil Rektor II UMN-AW, Drs. H. Zuberuddin Siregar juga menyatakan b a hwa ke g i a t a n p e n e l i t i a n d a n pengabdian seharusnya menjadi budaya dan etos seorang dosen. Kemauan dalam meneliti dan mengabdi harusnya terpatri dalam diri sorang dosen.
Menanggapi tentang korelasi m e n e l i t i d a n m e n ga b d i d e n ga n kepangkatan dosen. Zuberuddin mengatakan bahwa hal itu memang menjadi kewajiban dari Pemerintah. “Mulai jenjang asisten ahli, lektor, lektor kepala hingga Guru Besar, semuanya mewajibkan menyertakan kegiatan penelitian dan pengabdian sebagai penilaian loh,” Katanya tegas. Beliau mencontohkan bahwa ada rekannya yang hingga memasuki masa pensiun karir kepangkatan dosennya mentok di lektor. Hal itu terjadi karena memang dia malas untuk melakukan penelitian dan pengabdian. “Kenapa itu terjadi, ya itu karena penelitian dan pengabdian jangan dianggap sepele.” Katanya. Tapi Wakil Rektor II UMN-AW ini optimis dosen di UMN-AW kedepan akan tambah semangat dalam melakukan penelitian dan pengabdian. Firmansyah mengatakan bahwa salah satu indikator kemajuan sebuah universitas adalah seberapa besar universitas menghasilkan penelitian dan pengabdian yang bermutu dan berdaya manfaat kepada dosen itu sendiri, universitas, masyarakat, pemerintah, bangsa dan negara. Sekedar mencontohkan, beberapa universitas di Jawa telah memiliki reputasi sebagai Research University. “Tidak hanya menghasilkan riset penelitian yang mumpuni, tetapi banyak dosen disana bisa hidup sejahtera dengan menjalankan penelitian yang bermutu. “ Kata Firmansyah. Target LP2M kedepan adalah m e m b awa U M N -AW m e n j a d i universitas yang berkategori di atas kluster binaan, dimana dalam kategori ini, UMN-AW akan mengelola langsung dana penelitian dari Dikti dan menyeleksi secara internal proposal penelitian dan pengabdian yang layak didukung. Kerja keras dan semangat yang besar suatu saat akan mampu membuat UMN-AW menjadi institusi pendidikan tinggi yang tidak hanya dikenal sebagai universitas yang menyelengarakan pendidikan yang berkualitas, tetapi juga menghasilkan penelitian dan pengabdian bermutu. Semoga. (Febry Ichwan Butsi).
syiar utama 5 Daftar Penelitian skim
dosen pemula UMN-AW yang lolos di ditlitabmas dikti 2013
6 syiar opini
Syiar UMN-AW
EDISI NO. 3 TAHUN I 2013
Komodifikasi ideologi Dalam Berita Oleh: Febry Ichwan Butsi, S.Sos, M.A Berita yang berkaitan dengan Islam baik secara ideologis, personal, kelompok maupun institusi beberapa tahun belakangan ini banyak diangkat oleh media, khususnya pasca aksi terorisme yang melakukan serangan bom di Bali tepatnya di Legian Kuta pada 12 Oktober 2002. Setelah kejadian itu hampir tak terhitung dengan jari kejadian lainnya yang melibatkan atau berhubungan dengan Islam, baik dalam konteks aksi terorisme, radikalisme, toleransi beragama hingga konflik sektarian. Misalnya, pada pemberitaan bom Bali I, banyak media mengkaitkannya dengan isu jihad dan terorisme. Dalam pengamatan penulis, ada dua versi pemberitaan peristiwa ini, ada media yang menuding Amrozi, Imam Samudera dan rekannya di balik aksi ini. Ada juga media yang menuding Amerika Serikat (AS) di balik pengeboman ini sebagai momen memberangus gerakan Islam di Indonesia.
Kenapa Terjadi Perbedaan realitas fakta berita ini, dalam pandangan studi media karena adanya sistem kerja sistemik dari media dan jurnalis dalam memberitakan peristiwa bom Bali. Fakta lapangan dibingkai (framing), dimaknai dan disajikan media kepada khalayak sehingga munculah berbagai macam versi informasi dari berbagai media. Perspektif jurnalis dan media akan menggiring khalayak memahami dalam perspektif yang disajikan oleh media tersebut. Perlu dipahami, perbedaan media dalam memaknai fakta berkorelasi dengan sistem pers Indonesia yang bebas saat ini, berbeda pada masa Orde Baru yang semuanya seragam. Guru Besar Universitas Indonesia, A Muis menilai pers Indonesia menganut sistem Libertarian. Buktinya adalah ditutupnya Departemen Penerangan dan pemberlakuan UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Singkatnya, pers memerankan peran sebagai the Fourth Estate di Indonesia. Implikasinya, sistem Libertarian yang menjamin kebebasan pers ini memunculkan fenomena ‘kebablasan pers’. Kebabalasan pers yang di maksud terlihat dari berita penuh bias, tidak cover both side, tidak akurat, mengubah atau mempelintir kata-kata narasumber, pemilihan kata yang tidak tepat, mendasarkan pada sumber anonim, judul bombastis, memasukkan opini dalam berita, dan tidak objektif. Singkatnya, mengabaikan kaidah jurnalistik baku. Sehingga, berita tak ubah seperti hiperrealitas, istilah ini dikenalkan Jean Baudrillard, sosiolog Perancis saat memaknai posisi media massa dalam produksi berita. Selain sistem pers yang bebas, faktor ideologi yang dianut media tersebut juga sangat berpengaruh. Kekuatan ideologi media tersebut akan memaksa media dan jurnalis memaknai, memahami,
menuliskan hingga memposisikan diri atas realitas yang ada sesuai dengan ideologi yang di anutnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Amir Effendi Siregar, ia menyatakan: “Selain menjadi pihak yang netral, pers juga berkesempatan menyalurkan aspirasi dan komunikasi politiknya sendiri, serta mencoba mempengaruhi pembaca dengan gagasan dan pemikiran pengelola media itu sendiri, karena medianya menjadi sebuah pamflet dan menjadi media perjuangan kelompok tertentu.” Pamela Shoemaker dan Stephen Reese mengatakan bahwa level ideologi adalah kerangka berpikir atau referensi tertentu yang dipakai individu untuk melihat realitas dan bagaimana mereka bersikap. Level ideologi bersifat abstrak, ia berhubungan dengan konsepsi atau posisi seseorang dalam menafsirkan realitas. Crusade Journalism Pers Indonesia saat ini sangat beragam. Baik dalam bentuk tampilan, gaya penulisan dan penyajian. Satu di antaranya adalah majalah Sabili yang mengindentifikasikan diri sebagai majalah Islam. Dengan tegas mereka membuat dikotomi dengan pers lainnya, majalah Sabili mengusung jurnalisme Islami. ASM Romli menyatakan jurnalisme Islami sebagai suatu proses meliput, mengolah, dan menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan nilainilai Islam, khususnya yang menyangkut
agama dan umat Islam kepada pembaca, serta berbagai pandangan dengan perspektif ajaran Islam. Jurnalisme Islami bisa dikategorikan sebagai crusade journalism, yaitu jurnalistik yang memperjuangkan nilai-nilai Islam. Bagi Romli, Jurnalisme Islami merupakan “ideologi” para jurnalis Muslim, demi membela kepentingan Islam dan umatnya, juga mensosialisasikan nilai-nilai Islam sekaligus meng-counter arus informasi dari kaum anti-Islam. Pengilhaman misi sejurus dengan pendapat Edward M Said dalam buku “Convering Islam, Bias Liputan Barat Atas Dunia Islam.” Said mengatakan: “Selama ini banyak media menjejali konsumen berita dengan pendirian bahwa mereka (pers) telah memahami Islam, tapi pada saat yang sama, tidak mengakui pembahasan dalam liputan gegap gempita ini didasarkan pada materi yang sama sekali tidak objektif, melainkan ekspresi etnosentrisme yang melampaui batas, kebencian kultural bahkan rasial.” Dengan kebebasan pers di era Refomasi, majalah Sabili memiliki ruang gerak bebas untuk mengembangkan, memaknai wacana dan peristiwa termasuk menurut kebijakan redaksi sendiri yang tentu tidak terlepas dari ideologi Islami tersebut.
Buah Reformasi Itulah buah reformasi, media bebas memberitakan semua hal dengan frame mereka. Sama ketika pemilik media terjun ke politik, muatan politis kerap masuk dalam media mereka. Media Group yang dimiliki Surya Paloh kerap jadi tunggangan politis Nasdem, demikian pula Viva News milik Aburizal Bakrie yang kental dengan dominasi Golkar dan MNC Group MIlik Harry Tanoe dengan Hanura. Dus, SBY dan Demokrat kerap gigit jari karena ketiadaan kooporasi media jadi bulanan media pesaing. “Untung dah ada akun Twitter ya Pak SBY…!” Alumnus S2 USM-Penang, Dosen Yayasan Universitas Muslim Nusantara-Al Washliyah, Staf LP2M UMN-AW dan meminati kajian media.
Syiar UMN-AW
syiar sastra 7
EDISI NO. 3 TAHUN I 2013
sakura Oleh: Ajeng Miftahul Ula
Akhir-akhir ini cuaca sungguh sulit ditebak. Pagi hari sengatan mentari terasa menusuk kulit hingga ke tulang, begitu siang datang mengusir pagi matahari hilang tertimbun awan hitam. Sungguh menyebalkan. Seperti hari ini jam di tanganku baru saja mengarak ke angka tiga. Awan mendung telah menyelimuti daerah kampusku padahal baru sepuluh menit yang lalu matahari masih tampak nyengir. Aku meraba tasku, ah... aku lupa membawa senjata andalanku padahal biasanya ia selalu ada dalam tasku. Aku bergegas untuk meninggalkan kampus dan segera pulang agar tak kehujanan. Baru saja aku sampai di gerbang kampus jarum-jarum kecil telah turun menyuntik tubuhku. Kuputuskan untuk berteduh di bangunan pos satpam yang sekarang sudah tak digunakan lagi. Aku tak sendiri, seorang perempuan berambut hitam panjang, berkulit putih juga berdiri di teras pos. “Kehujanan juga ya bang?” sapanya, kujawab dengan anggukan. “Kuliah di kampus ini juga ya mbak?” “Oh gak bang, saya sudah tamat,” jawabnya. Suara nyanyian petir mendentum keras, kau menjerit dan mendekap lenganku. Kau tampak begitu cantik saat kita berada pada jarak sedekat ini, sangat dekat. Kurasakan detak jantungmu mengalun cepat. Kau tersadar dengan segera menarik lenganmu. Pipimu memerah. Kau terlihat seperti wanita-wanita jepang yang berlesung merah, anggun. Aku mulai merasakan sesuatu yang tidak biasa. Entah mengapa ketika melihatmu ada getaran yang memintal-mintal hatiku seperti gumpalan kekaguman akan kecantikanmu. Rasa itu kian menggelitik saja ketika kau tawarkan untuk berjabat tangan. Kusongsong jemarimu yang lembut. “Sakura,“ ucapnya dengan segaris senyum yang tersungging di bibirnya. “Dimas,” kubalas pula senyumanmu. Em... ternyata bukan wajahmu saja yang seperti wanita jepang tetapi namamu juga atau jangan-jangan kau orang jepang yang sudah menjadi warga negara Indonesia atau kau peranakan antara Jepang dengan Indonesia. Aku sungguh ingin tahu itu sebab saat berbicara tak terlihat nada kejepang-jepangan darimu. Perasaanku mulai digelayuti pertanyaan-pertanyaan tentangmu. Sepertinya kau mendengar suara-suara riuh dalam hatiku. “Abang bingung ya, Sakura memang
dilahirkan di Jepang tapi tinggal di Indonesia semenjak usia sebelas tahun bersama ayah.” “Oh... rumah Sakura di mana?” “Di daerah sini juga bang. Dekat kok gak jauh.” “Boleh lain hari main ke rumah?” “Ya bolehlah bang...” Wah, kesempatan yang bagus untuk mengenal lebih jauh tentang gadis cantik ini. Kalau berhasil kesampaian juga impianku untuk mempunyai pacar yang berkulit putih dan berambut hitam panjang. Maklumlah pacar-pacarku yang terdahulu tak ada yang kulitnya bening seperti ini. Pastinya akan memperbaiki keturunanku, pikirku dalam hati. Terlalu jauh sekali aku berpikir hingga keturunan, sedang aku saja belum tahu apakah dia masih sendiri atau mungkin dia sudah bersuami. Ah... gadis itu baru saja berkenalan beberapa menit yang lalu tetapi sudah membuat aku kelimpungan karena tak bisa berhenti memikirkannya. Aku memang orang yang mudah sekali untuk jatuh dalam pelukan cinta dan sulit pula untuk melupakannya. Hari semakin sore, hujan tak jua menandakan akan usai. Awan terlihat semakin gelap saja. Suasana kampus pun telah sepi hanya beberapa mahasiswa saja yang duduk di teras-teras kelas sambil menunggu hujan reda semantara yang lain memilih menembus pasukan hujan dengan mengendarai mobil ataupun kereta. Hanya mahasiswa yang naik kendaraan umum saja yang masih tersisa menunggu hujan kan usai, salah satunya ya aku ini. “Abang rumahnya di mana?” tanyamu memecah lamunanku. Deg ... ah sial matamu mambunuh mataku hingga mataku tak berdaya menatapnya. “Di jalan Deli Tua gang Senggol.” “Oh... boleh besok Sakura main ke rumah abang?” “Boleh banget lah.” Em... aku yakin aku pasti bisa mendapatkan perempuan ini, tak perlu diragukan lagi dia pasti belum bersuami. Jangan buang waktu lagi Dimas, besok dia kan datang ke rumahmu kau harus katakan padanya kalau kau cinta. Pasti kau diterima lihat saja cara dia menatapmu sepertinya dia juga menyukaimu. Ayolah Dimas... monologku dalam hati. Tak terasa sudah dua jam kebersamaan kami mengalir merdu seperti alunan rintik hujan yang turun dari tempias atap menuju hulunya menyerupai musik-musik alunan hatiku. Hujan tinggal rerintiknya saja, rasanya
aku ingin hujan kembali deras agar kita bisa lebih lama lagi bersama. Tapi tak mungkin matahari juga sudah menampakan cakrawalanya. “Bang,hujannya sudah reda, Sakura pulang ya.” “Ok, Besok jangan lupa ya dengan janjinya.” “Pastilah Bang, Sakura akan datang ke rumah abang. Tunggu Sakura ya!” Kau berlalu, langkahmu begitu cepat. Baru beberapa detik mataku lengah, batang hidungmu sudah tak nampak. Aku belum juga beranjak, aku ingin sejenak menikmati adamu beberapa detik lagi di sini. Harummu masih menyapa, hem... seperti aroma bungabunga yang segar. Suara lengkingan Jo memburamkan anganku. “Boy... sedang apa di sini?” sambil menghampiriku. “Hujannya deras! Jadi, aku berteduh di sini.” “Ah... kau bercanda ya boy! Hujan dari mana? Hahaha,” Jo menertawakanku. Sialan! Berani-beraninya dia menertawakanku. “Tadi hujan Jo, dan aku berteduh di sini bersama seorang perempuan cantik. Dan dia baru saja pergi beberapa menit yang lalu sesaat hujan reda.” “Ah...kurasa kau sudah gila Dimas, aku melihatmu dari depan kantin berbicara sendiri, tersenyum sendiri dan kau baru saja berdiri di sini dua puluh menit yang lalu.” Aku terdiam...oh Tuhan apa yang terjadi padaku. Sakura...kuarahkan pandanganku ke penjuru dinding bangunan itu. Kutemukan tulisan berukir “ Sakura love Dimas...” Kurasakan desiran rindu menyapu relungku namun beberapa serdadu bulu kuduku berdiri memahat kulit. Sungguh kuharap kau tak jadi datang ke rumahku esok. Dunia Koma,18 April 20012
Ajeng Miftahul Ula, gadis kelahiran Tanjung Morawa 24 Agustus 1992. Gadis ini menetap di Jl. Batang Kuis Tanjung Morawa. Saat ini, tecatat sebagai mahasiswi jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muslim Nusantra Al-Washliyah Medan. Mulai menyukai sastra semenjak di bangku SMP dan mendalaminya di bangku perguruan tinggi bersama komunitas sastranya yaitu KOMA Medan.
syiar PROFIL
12
Prof. Drs. H. Dian Armanto, M.Pd, M.A, M.Sc, Ph.D:
Kopertis Prioritaskan Akreditasi PTS di nAD-Sumut Di tengah jadwal yang padat sebagai Ketua Kopertis wilayah 1 NAD-Sumatera Utara, Prof. Dr. H. Dian Armanto, M.Pd, M.A, M.Sc, Ph.D masih meluangkan waktu untuk ditemui Redaksi Tabloid Syiar UMN-AW (9/7/13) di ruang kerjanya. Sosok yang ramah dan penuh kebersahajaan didapatkan redaksi selama wawancara ini berlangsung.
Prof. Dian berharap kedepannya UMN-AW mampu manjadi perguruan tinggi yang berkualitas dan terbaik di Sumatera Utara. “Tentunya itu semua dibarengi kerja keras dan komitmen semua elemen.” Kata Prof. Dian Armanto berharap. Disinggung mengenai banyaknya gelar akademik yang diraihnya, Prof. Dian Armanto berkata “Gantungkan cita-cita sejengkal di atas kepalamu,” itulah motto hidup Prof. Dian Armanto yang menjadi pelecutnya dalam belajar dan bekerja.
Amanah sebagai Ketua Kopertis Wilayah I, membuat dirinya untuk selalu memberikan perhatian meningkatkan kualitas perguruan tinggi swasta yang ada dalam naungan Kopertis Wilayah 1. Prof. Dian Armanto membeberkan pada Syiar UMN-AW pada umumnya kualitas perguruan tinggi swasta di Sumut dan NAD cukup baik. Parameter kualitas ini dapat dirujuk pada mayoritas program studi yang diselenggarakan perguruan tinggi swasta telah terakreditasi B. “Akreditasi C juga masih ada di beberapa perguruan tinggi, nah itu yang mau kami dampingi kedepannya agar mendapatkan akreditasi B,” ujar Prof Dian Armanto bersemangat. Prof. Dian Armanto mengatakan bahwa Kopertis Wilayah 1 akan selalu memberikan pendampingan dan dukungan untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi swasta di NAD dan Sumut. Bentuk pendampingan dan dukungan ini diwujudkan dengan komitmen Kopertis Wilayah 1 dengan berbagai program unggulan. Progam tersebut misalnya dengan mendiseminasikan berbagai perkembangan terkini kepada perguruan tinggi swasta, bantuan yang bersifat teknis maupun berbagai pelatihan.
Beliau mencontohkan, bulan Juni yang lalu Kopertis Wilayah 1 menyelenggarakan pelatihan penyusunan proposal pengabdian pada masyarakat yang diikuti oleh puluhan perguruan tinggi swasta di NAD dan Sumatera Utara. “Output dari pelatihan ini tentunya diharapkan memberikan pengetahuan dan kompetensi kepada dosendosen di perguruan tinggi swasta NAD dan Sumut, untuk mampu membuat pengabdian dan bermutu dan bersaing secara nasional,” tutur pria beristrikan Ibu Dra. Hj. Erna Lindiawati ini optimis. Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN-AW) dalam pandangan Prof. Dian Armanto sudah maju yang ditandai dengan perkembangan mutu, kompetensi dosennya dan juga peningkatan sarana dan prasarana penunjang.
Secara filosofis, beliau mengatakan bahwa cita-cita harus realistis dan mampu dicapai. Filosofi inilah yang membuat dia mampu meraih gelar akademik yang lumayan banyak untuk ukuran akademisi. Betapa tidak, Beliau meraih 3 gelar master dari 3 universitas berbeda, yakni Universitas Negeri Yogyakarta, University of Lowa di Amerika dan Twentee University dari Belanda. “Gelar S3 saya juga saya dapatkan dari Twentee University,” beber Prof. Dian Armanto yang juga seorang dosen matematika dari Unimed dengan spesalisasi matematika realistik lugas. Di tengah kesibukannya, ternyata Prof. Dian Armanto sangat mengandrungi olahraga sepakbola. Usut punya usut, beliau mengatakan bahwa dirinya waktu muda pernah menjadi pemain sepakbola untuk klub PSMS Medan yang bermain di Divisi I pada kurun waktu 83-86. “Tapi lepas kuliah S1 dan menjadi dosen, saya berfikir untuk lebih fokus di dunia pendidikan dan mengantung sepatu,” katanya menutup wawancara. (Febry Ichwan Butsi).
syiar foto
Aksi baksos UKM HIMPA UMN-AW di lokasi bencana gempa bumi di Bener Meriah NAD.
Aktivitas promosi kampus UMN-AW hingga ke NAD.
Seminar internasional yang dihelat program Pascasarjana UMN-AW bekerjasama dengan Gapena.
Perayaan Isra Miraj UMN-AW dilaksanakan di Panipahan Provinsi Riau.