ISSN 2302-8742
DAFTAR SYIAR
Edisi No. 2 Tahun I 2013
3| SYIAR KHUSUS
8 | SYIAR BERITA
9 | SYIAR OPINI
12 | SYIAR PROFIL
Al Washliyah, Sekilas Sejarah
Unit PPL Survei Lokasi di Kabupaten Karo dan Binjai
Pendidikan karakter dan Masa depan Bangsa
DR. Anwar Sadat Harahap, M.Hum: Meneliti "Bikin Hidup Jadi lebih Hidup"
2 syiar redaksi
Syiar UMN-AW
Syiar UMN-AW
EDISI NO. 2 TAHUN I 2013
Sekapur Sirih Assalamualaikum Wr. Wb Syukur Alhamdulillah, Tabloid Syiar UMN-AW edisi ke-2 ini dapat terbit sehingga bisa menjadi bahan bacaan sekaligus informasi bernas untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN-AW) untuk menuju salah satu universitas kebanggaan di Sumatera Utara khususnya dan Indonesia umumnya.
Pelindung Rektor UMN-AW Drs. H. Kondar Siregar, MA Wakil Rektor I UMN-AW Prof. Dr. Ahmad Laut Hasibuan, M.Pd
Sebagai Rektor UMN-AW dapat saya sampaikan bahwa geliat dan kegigihan dalam memajukan kampus UMN-AW semakin besar. Hal ini tercermin dari banyaknya kegiatan yang dilakukan dan digagas oleh fakultas-fakultas dan juga mahasiswa UMN-AW.Selain itu peningkatan sarana infrastruktur UMN-AW senantiasa ditingkatkan. Tercermin dari membangun gedung perkuliahan baru berlantai tiga di Kampus C, serta menaik taraf aula kampus C untuk menunjang kegiatan-kegiatan akbar yang dilaksanakan oleh UMNAW.
Wakil Rektor II UMN-AW Drs. H. Zuberuddin Siregar, MM Wakil Rektor III UMN-AW Drs. H. Milhan, MA Pimpinan Umum Drs. H. Firmansyah, M.Si Wakil Pimpinan Umum Dr. Tri Martial, M.Si
Sebagai perguruan tingggi yang dinamis dengan sejarah panjang, UMN-AW selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan dan perkembangan zaman. perubahan dan perkembangan yang terjadi dari waktu ke waktu agar bisa berperan serta dalam perubahan dan perkembangan itu, bahkan menjadi bagian dan agen perubahan dan perkembangan tersebut.
Pimpinan Redaksi Anwar Sadat, S.Ag, M.Hum Sekretaris Redaksi Drs. Safwan Hadi Oemry, M.Hum Redaktur Pelaksana Febry Ichwan Butsi, S.Sos. MA Staf Redaksi Mardi Giwa Putra, S.E, Yayha Harahap, S.Sos. Alkausar Saragih, S.Pd.I, Junaidi, S.Sos, Alistraja Silalahi, S.E, M.Si, Ardial, S.Sos
Satu diantaranya adalah launching website UMN-AW yang beralamat di situs www.umnaw.ac.idyang ditujukan untuk mendiseminasikan informasi dengan lebih cepat bahkan gaung UMN-AW bisa meluas ke seluruh penjuru dunia.
Desain Grafis MahapalaMultimedia
Akhir kata Semoga dengan terbitnya TabloidSyiar UMN-AW edisi ke-2 ini bisa menjadi jembatan informasi ke khalayak luas sehingga keberadaan UMN-AW dapat dikenal masyarakat. Amin
Alamat Redaksi LP2M UMN-AW Kampus B Lantai 3, Jalan Garu II, Medan, Sumatera Utara.
Selamat Membaca!!! Wassalamualaikum Wr. WB
E-mail
[email protected]
Rektor Universitas Muslim Nusantara
ISSN 2302-8742 Redaksi menerima tulisan meliputi opini, artikel, cerpen, foto kegiatan, press release, citizen reporter dari pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan atau menolak mempublikasikan tulisan. Tulisan yang dikirimkan harap melampirkan identitas diri.
Drs.H. Kondar Siregar, M.A
Nyentil! • Pilkada Sumut Berjalan Sukses. Jangan Lupa Janjinya ya Bos...!!!!! • Angka Golput di Pilkada Sumut tinggi. Ini salah KPU atau masyarakat yang apatis ya • TNI vs Polri di Baturaja. Duh, ayok damai donk...?????? • Jalan Garu II Kupak kapik, Pak Walikota, tolong perbaiki plis • Mahasiswa UMN-AW akan Melaksanakan PPL Yang serius dan tekun, ya....
Aula Kampus C UMN-AW terus dibenahi, Aula serbaguna ini rencananya akan dijadikan tempat perhelatan Wisuda Sarjana dan Pascasarjana UMN_AW.
Syiar UMN-AW
syiar nyantai 11
EDISI NO. 2 TAHUN I 2013
S AMBUNG AN D ARI HALAMAN 1 0: PENYELES AIAN SENGKET A PERD AGANGAN INTERN ASION AL AMBUNGAN DARI 10: PENYELESAIAN SENGKETA PERDA INTERNASION ASIONAL DALAM KERANGKA AFT A -CHIN AFTA -CHINA A DI INDONESIA dagang dalam kerangka ACFTA, tetap merujuk pada ketentuan prinsip-prinsip penyelesaian sengketa dagang dalam hukum perdagangan internasional secara umum, dimana prinsip-prinsip penyelesaian sengketa tersebut (Huala Adolf: 1995) adalahPrinsip kesepakatan para pihak, Prinsip memilih cara-cara penyelesaian sengketa, Prinsip kebebasan memilih hukum, dan Prinsip iktikad baik Ketentuan Prosedur dan proses penyelesaian sengketa dalam kerangka ACFTA tetap mengacu kepada sistem penyelesaian sengketa dalam ketentuan WTO dan diatur dalam Understanding on Rules and Procedural Governing the Settlemant of Dispute (DSU), yaitu terdiri dari 4 (empat) langkah utama (Peter van den Bossche, dkk: 2003) antara lainKonsultasi (Consultation), dan Melalui sidang panel.
Keterlibatan Indonesia dalam proses penyelesaian sengketa internasional, sejauh ini belum terlihat ikut langsung dalam proses penyelesaian sengketa internasional tersebut, khususnya dalam sengketa perdagangan AFTA-China. Artinya jika dianalisa dalam prinsip-prinsip serta ketentuan prosedur dan proses penyelesaian sengketa internasional dalam ketentuan WTO, maka untuk sengketa perdagangan AFTA-China sampai saat ini belum ada kasus sengketa dalam kerangka AFTA-China tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa keberadaan mengenai isu AFTA-China ini masih terhitung sangat baru.
sip-prinsip yang ada dalam ketentuan WTO, seperti Prinsip kesepakatan para pihak, prinsip kebebasan memilih cara-cara penyelesaian sengketa, prinsip kebebasan memilih hukum, prinsip iktikat baik, termasuk yang paling penting prinsip keadilan, agar para pihak yang terlibat dalam hubungan perdagangan tersebut tidak merasa dirugikan. Sebagai saran sebaiknya para pihak atau para anggota yang terlibat dalam sengketa/konflik tersebut harus mematuhi dan menerapkan prinsip-prinsip yang ada dalam proses penyelesaian sengketa internasional yang tetap mengarah kepada ketentuan WTO tersebut, dapat terwujud dengan adil dan bijaksana.
Penutup Prinsip-prinsip sengketa yang terdapat dalam perdagangan internasional ACFTA tetap berdasarkan prin-
Penulis merupakan Dosen Yayasan Fakultas Hukum UMN-AW.
SAMBUNG AN D ARI HALAMAN 3: AL WASHLIY AH, SEKILAS SEJ ARAH AMBUNGAN DARI WASHLIYAH, SEJARAH
Para Pendiri Al Washliyah Para pendiri Al Washliyah terdiri dari para pelajar yang berusia sekitar 20-26 tahun. Meski masih berusia muda, para pendiri itu memiliki kharisma yang tinggi di lingkungannya. Diusiannya yang relatif muda, mereka telah bersepakat untuk mendirikan organisasi yang menjadi jembatan antara paham
PUISI
Mozaik Buruh #1 Terselip dalam gulungan asa Iba akan mereka Ketika menuntut haknya Dengan kata Dengan tindak Tidak menunggu, tapi menjemput seseorang bernama "layak" Untuk mereka, bangsa pekerja
Mozaik Buruh #2 Menggerutu tak lagi bersemayam Terlontar, melompat, laksana peluru meriam Di sana, berpuluh meter ke depan Ada mereka, bangsa Menduduki jalan raya seperti miliknya Akan tetep di situ sampai mentari pergi Bosan melihat itu semua
Satu Titik Keyakinan
kaum tua dengan paham kaum muda. Adapun yang termasuk sebagai pendiri Al Jam'iyatul Washliyah adalah : Ismail Banda, Abdurrahman Syihab, Muhammad Arsyad Thalib Lubis, Adnan Nur Lubis, Syamsudin, Yusuf Ahmad Lubis Mereka ini rata-rata adalah para pelajar yang menimba ilmu di Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan. Usia mereka ketika itu masih sangat belia. Namun memiliki cara pandang yang jauh ke depan (Bashirah). Para pelajar MIT Medan ini memiliki sebuah perkumpulan kecil yang dinamai dengan Debating Club
Terpaku di Ruas Jalan Diam, mata liar menerawang Mencari celah, lalu cepat curi kesempatan Menyeruak dan bertambah parah Terdengar seruan untuk terus maju Seakan ia ingin mengutuki hal ini Makin menambah kedongkolan dalam diri Seperti ia saja yang punya waktu, egois! Sebasah Hujan Rindu Mengais kabar dan rupamu Pada basah hujan Berharap setiap bulir tetes membawanya serta Tertampung daun Tak kuasa, lalu jatuh Kucari pada ranah, tak tersingkap Tak ada Di mana?
Aku berhenti pada satu titik Dimana aku ragu untuk terus melangkah Terjatuh dalam jurang cinta, bersamamu Atau berbalik, mundur ketika baru saja mengobarkan Semangat mencintaimu
Ketakutan merambah jiwa Dirimu hilang tanpa jejak Asa meneteskan rindu, padamu, Cinta Keyakinanmu tuk terus mencari tetap berbisik, selalu
Aku tetap tak bergeming Berusaha menyakinkan hari Bahwa ini semua akan dijawab oleh waktu, pasti
Kumpulan Puisi 'Dunia Koma' I organisasi ekstra kampus program Studi Bahasa Indonesia FKIP UMN-AW
(kelompok diskusi). Debating Club ini dipimpin oleh seorang pelajar yang sangat cerdas yaitu Abdurrahman Syihab. Dalam kelompok kecil ini sering dibicarakan dan didiskusikan permasalahan yang sedang hangat di masyarakat terutama mengenai permasalahan agama. Debating Club ini terus aktif melakukan diskusi-diskusi sehingga semakin hari semakin luas yang terlibat dalam diskusi. Dan bermula dari diskusi kecil itu maka lahir sebuah ide untuk mendirikan perkumpulan yang sangat besar. Dan akhirnya lahirlah organisasi Al Washliyah. (disarikan dari berbagai sumber).
Child Laborby karya Fredrik-Rattzen (http://fredrik-rattzen.deviantart.com)
alam sekitarnya. Hal ini sesuai dengan makna Hablun-minallah wa hablun minannaas (Hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama manusia).
10 syiar opini Syiar UMN-AW Jadi Dosen Bourgeois Public Sphere, Gak Mau Ah!!!
EDISI NO. 2 TAHUN I 2013
Oleh: FFebr ebr an Butsi, S.Sos, MA ebryy Ichw Ichwan Menulislah maka akan membuat engkau tetap hidup selamanya Bourgeois public sphere selanjutnya ditulis borjuasi public sphere merupakan istilah yang dilekatkan Jürgen Habermas kepada komunitas intelektual atau akademisi serta kaum bangsawan Eropa di abad 18 yang berpartisipasi menghabiskan masa untuk membahas isu publik dalam arena wacana di kafe, coffe house dan salons. Arena diskursif ini adalah ruang eksklusif tertutup bagi mereka yang miskin dan berpendidikan rendah. Fenomena ini dan relasinya pada masa depan dituangkan Habermas dalam buku "Structural Transformation of the Public Sphere: An Inquiry of a Category of Bourgeois Society" (1962). Sebenarnya konsep borjuasi public sphere ini bisa dikategorikan sebagai satire berbanding sarkasme. Realitas empiris yang berlaku sekarang adalah semakin tergerusnya sosok ideal dari peran akademisi pada masa kini khususnya dalam mengembangkan pencerdasan dan berbagi pengetahuan pada publik. Namun, apakah publik itu; Jhon Dewey (1946) mengatakan bahwa publik merujuk pada mereka yang terpengaruhi secara tidak langsung dari hal yang menyangkut kepentingan dirinya dalam komunitas yang secara sistematis untuk diperhatikan. Akademisi Enggan Berbagi Saat ini ramai -sebagian- akademisi memenjarakan diri dalam habi-
tat yang sempit dan enggan berwacana lebih luas dengan memanfaatkan media massa terutama dalam menyebarkan pemikiran sekaligus mengajak publik terlibat secara kognitif. Nampaknya, kepuasan akademisi merupakan ruang privat mereka. Sebagian akademisi lebih memilih berdiam dalam ruangan sempit dan pengap serta tembok kokoh demarkasi. Wacana mereka lebih banyak dihabiskan pada perbincangan atau obrolan eksklusif atau beradu argumentasi retorik. Konsumsi akademisi hanyalah milik mereka tanpa melibatkan partisipasi publik. Sebagian akademisi hanya berkutat pada rutinitas menjemukan dalam membangun wacana yang merangsang publik berpikir secara kritis dan cerdas. Retorika menjadi kegemaran mereka, tapi menulis menjadi hal yang langka. Fenomena pelik para akademisi ini bisa dikategorikan juga sebagai kalangan borjuasi public sphere (bourgeois public sphere) dimana mereka secara eksklusif menghabiskan waktu membahas isu pu-
blik mereka tanpa melibatkan partisipasi luas publik. Merujuk pada Habermas bahwa penciptaan public sphere yang ideal mesti membangun semangat pencerahan yaitu publisitas, solidaritas dan kesetaraan (2005). Media Sebagai Ruang Publik Media massa merupakan elemen utama dalam penciptaan ruang publik yang ideal. Pasalnya, akses ke media pada masa kini bukan barang yang mahal, semua orang mampu mengaksesnya bahkan ada yang gratis. Sayangnya pemanfaatan media sebagai sarana para akademisi menyebarkan buah pikiran sekaligus merangsang partisipasi publik masih sangat minim. Padahal media memberikan ruang untuk para akademisi untuk mampu menjalin hubungan dengan publik. Sayangnya, sebagian akademisi banyak gagal mengkonseptualisasi pemikiran abstrak mereka dalam tulisan yang manifest, tulisan yang mampu dikonsumsi dan dipahami oleh publik. Tak ayal lagi banyak kontribusi pemikiran para akademisi tidak melibatkan partisipasi publik bahkan diketahui oleh publik. Tetapi kita masih bersyukur bahwa masih banyak media memainkan peranan penting dalam penyemaian konsep ruang publik yang digagas oleh Habermas tadi. Pesimisme Habermas terhadap konsep ruang publik di media massa pada abad 20 ini yang diprediksinya mengalami masa yang penuh kemuraman di mana media menjadi bagian kopora-
si kapitalis yang menutup, mengeliminasi dan memanipulasi keterlibatan publik dalam wacana sosial. Penyemaian benih demokrasi dalam konsep ruang publik ini dilakukan oleh banyak media dengan mengakomodir semua pemikiran para akademisi yang tidak mau bermasturbasi dan dipandang sebagai borjuasi intelektual. Secara pribadi saya selalu mengikuti produk jurnalistik media, terutama dalam kolom opini. Kolom opini merupakan representasi dari ruang publik tadi, dimana semua orang bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman tanpa demarkasi. Penutup Pada akhirnya, upaya mengikis borjuasi public sphere ini dapat di eleminir dengan semakin banyaknya para akademisi berpikir untuk menyebarkan pandangan, pengetahuan maupun wacana via media dan tidak berkutat pada obrolan retorik dan perbincangan eksklusif. Tentu ini sangat baik bagi iklim demokrasi dan merangsang para publik ikut diajak berpikir secara kritis dan cerdas. Sekaligus membuktikan bahwa masih ada diantara para akademisi di Medan yang mau membagi pengalaman, pengatahuan dan gagasan pada publik mereka. Ayo para dosen, mari menulis.
Penulis Dosen Yayasan di UMN-AW, Menamatkan master media studies di Universiti Sains Malaysia 2011.
Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional dalam Kerangka AFTA-China di Indonesia Oleh: Halimatul Mar Maryy ani, SH. MH MENYIKAPI ERA PERDAGANGAN BEBAS, YANG selanjutnya disebut dengan era globalisasi, hukum dalam pengaturan tata hubungan ekonomi dan perdagangan internasional sangat diperlukan untuk mencegah jangan sampai terjadi konflik internasionalkhususnya di bidang perdagangan, termasuk bisnis, atau kalaupun komplik/sengketa tersebut akan terjadi, sedang terjadi, maka selayaknya hukum dapat berperan untuk mencarikan solusi pemecahannya. Sengketa dapat muncul ketika suatu negara menetapkan suatu kebijakan perdagangan tertentu yang bertentangan dengan komitmennya di WTO atau mengambil kebijakan kemudian merugikan negara lain. Selain negara yang paling dirugikan oleh kebijakan tersebut, negara ketiga yang tertarik pada kasus tersebut dapat mengemukakan keinginannya untuk menjadi pihak ketiga dan mendapatkan hak-hak tertentu selama berlangsungnya proses penyelesaian sengketa. Pada umumnya penyebab sengketa perdagangan internasional terjadi karena salah satu negara/pihak
yang mengikat perjanjian dalam suatu perdagangan tersebut ingkar janji atau salah satu negara/pihak yang mengikat dalam kesepakatan tersebut tidak melaksanakan atau melalaikan kewajiban-kewajibannya sebagai anggota sesuai dengan kesepakatan. Posisi Indonesia Indonesia sebagai salah satu negara ASEAN yang menyepakati berdirinya AFTA, selanjutnya Indonesia juga ikut dalam kerja sama perdagangan bebas ACFTA (ASEAN China Free Trade Agreement),dalam skema perjanjian pada Framework Agreement on comprehensive Economic Co-opration Between The Association of South East Asian Nation and The People's Republic of China (Asean-China) yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia (Megawati) pada tanggal 4 Novenber 2002 di Phnom Penh, Kamboja, juga telah diratifikasi melalui Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 2004, dengan undang undang No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional. Maka secara formal dengan sendirinya Indonesia
harus dapat menjalankan segala hak-hak dan kewajibannya yang berkaitan dengan AFTA khususnya dengan ACFTA. Untuk itu Indonesia harus senantiasa menyesuaikan bentuk-bentuk peraturan perekonomiannya dengan AFTA dan ACFTA yang tentunya tetap bernaung dalam kerangka GATT/WTO. Sengketa Perdagangan Internasional Perselisihan pada kegiatan bisnis atau perdagangan ini dapat dilihat sebelum perjanjian disepakati, misalnya ada salah satu pihak tidak dapat menjalankan perjanjian yang telah disepakati atau tidak dapat menjalankan kewajibannya. Bagi pelaku kegiatan ekonomi, bisnis dan transaksi dalam perdagangan perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi dasar hukum kegiatan yang dilakukan tersebut, (Gunawan Widjaja dkk: 2003) tentunya terikat dalam perjanjian atau kesepakatan. Mengenai prinsip-prinsip penyelesaian sengketa
BERSAMBUNG KE HALAMAN 11
Syiar UMN-AW
syiar khusus 3
EDISI NO. 2 TAHUN I 2013
Al Washliyah, Sekilas Sejarah UMN Al Washliyah merupakan suatu insittusi pendidikan tinggi yang tidak terlepas dari organisasi Al Jam'iyatul Washliyah. Edisi kali ini, Tabloid Syiar UMN-AW akan mengangkat sejarah Al Washliyah. Awal Berdirnya Al Washliyah Al Jam'iyatul Washliyah merupakan organisasi Islam yang lahir pada 30 November 1930 dan bertepatan 9 Rajab 1349 H di kota Medan, Sumatera Utara. Al Jam'iyatul Washliyah yang lebih dikenal dengan sebutan Al Washliyah lahir ketika bangsa Indonesia masih dalam penjajahan Hindia Belanda (Nederlandsh Indie). Sehingga para pendiri Al Washliyah ketika itu turut pula berperang melawan penjajah Belanda. Tidak sedikit para tokoh Al Washliyah yang ditangkap Belanda dan dijebloskan ke penjara. Tujuan utama untuk mendirikan organisasi Al Washliyah ketika itu adalah untuk mempersatukan umat yang berpecah belah dan berbeda pandangan. Perpecahan dan perbedaan tersebut merupakan salah satu strategi Belanda untuk terus berkuasa di bumi Indonesia. Oleh karena itu, Organisasi Al Washliyah turut pula meraih kemerdekaan Indonesia dengan menggalang persatuan umat di Indonesia. Upaya memecah belah rakyat oleh penjajah Belanda terus merasuk hingga ke sendi-sendi agama Islam. Umat Islam kala itu dapat dipecah belah lantaran perbedaan pandangan dalam hal ibadah dan cabang dari agama (furu'iyah). Kondisi ini terus meruncing, hingga umat Islam terbagi menjadi dua kelompok yang disebut dengan kaum tua dan kaum muda. Perbedaan paham di bidang agama ini semakin hari semakin tajam dan sampai pada tingkat meresahkan. Dengan terjadinya perselisihan di kalangan umat Islam di Sumatera Utara khususnya kota Medan, para pelajar yang menimba ilmu di Maktab Islamiyah Tapanuli Medan berupaya untuk mempersatukan kem-
bali umat yang terpecah belah itu. Upaya untuk mempersatukan umat Islam terus dilakukan dan akhirnya terbentuklah organisasi Al Jam'iyatul Washliyah yang artinya Perkumpulan yang menghubungkan. Maksudnya adalah menghubungkan manusia dengan Allah Swt. dan menghubungkan manusia dengan manusia (sesama umat Islam). Pendirian Al Washliyah Perselisihan faham antara kaum tua dengan kaum muda tentang masalah ibadah. membuat kaum pelajar yang menimba ilmu di madrasah Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan resah. Para siswa tersebut memiliki perkumpulan pelajar yang bernama Debating Club. Dalam diskusi-diskusi rutin di perkumpulan itu sering dibahas tentang masalah-masalah yang tengah terjadi pada umat Islam dan salah satunya mengenai perbedaan pendapat di tubuh umat Islam. Diskusi mencapai puncaknya pada bulan Oktober 1930. Di awal bulan itu diadakan pertemuan di kediaman Yusuf Ahmad Lubis, di Jl. Glugur kota Medan. Pada pertemuan yang dipimpin Abdurrahman Syihab dihadiri oleh Yusuf Ahmad Lubis, Adnan Nur, M. Isa dan beberapa pelajar lainnya. Dalam pertemuan itu disepakati untuk memperbesar perkumpulan pelajar yang mereka miliki yaitu Debating Club. Untuk menindaklanjuti hasil rapat di tempat Yusuf Ahmad lubis, selanjutnya diadakan pula pertemuan kedua di rumah Abdurrahman Syihab di Petisah, kota Medan yang dihadiri oleh Ismail Banda, Yusuf Ahmad Lubis, Adnan Nur, Abdul Wahab, dan M. Isa. Disepakati dalam pertemuan itu untuk mengundang alim ulama, tuan-tuan guru dan para pelajar lainnya pada pertemuan yang lebih besar yang direncanakan pada 26 Oktober 1930 di Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan. Sesuai dengan yang direncanakan, pertemuan yang lebih besar berlangsung di MIT Medan. Pertemuan itu dihadiri para ulama, guru-guru, pelajar dan pemimpin Islam di kota Medan dan sekitarnya. Setelah melakukan pembicaraan yang cukup panjang
dan mendalam, maka seluruh peserta yang hadir kala itu sepakat membentuk sebuah perkumpulan yang bertujuan memajukan, mementingkan dan menambah tersyiarnya agama Islam. Pertemuan di MIT Medan itu dipimpin oleh Ismail Banda sebagai orang yang tertua ketika itu, dan di forum tersebut disampaikan pula penjelasan mengenai bentuk organisasi yang hendak didirikan nantinya. Penjelasan mengenai bentuk organisasi disampaikan antara lain oleh Ismail Banda, M. Arsyad Thalib Lubis dan H. Syamsudin. Memberi Nama Organisasi Setelah diambil kesepakatan untuk membentuk sebuah perkumpulan dan mendengarkan penjelasan tentang bentuk organisasi yang hendak dibentuk itu, maka atas persetujuan peserta yang hadir, dimintakan kepada salah seorang guru di Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan yaitu Syech H. Muhammad Yunus (seorang ulama yang dihormati) untuk memberikan nama yang cocok bagi perkumpulan yang akan dibentuk. Upaya meminta kepada seorang ulama untuk memberikan nama dianggap sebagai sikap sopan santun atau akhlak yang baik seorang murid kepada gurunya. Syech H. Muhammad Yunus yang didatangi oleh murid-muridnya tidak serta merta menjawab keinginan itu. Terlebih dahulu ia melakukan sholat dua rakaat dan berdo'a kepada Allah Swt. Setelah itu ia mendatangi para muridnya dan mengatakan, "Menurut saya kita namakan saja perkumpulan itu dengan 'Al Jam'iyatul Washliyah'." Nama tersebut kedengarannya indah dan terasa agak asing di telingan para muridnya, dan belum pernah terdengar sebelumnya atau yang hampir sama dengan itu. Seketika itu semua yang mendengarkannya sejutu, dengan nama Al Jam'iyatul Washliyah. Arti Al Jam'iyatul Washliyah adalah 'Perhimpunan yang memperhubungkan'.Al Jam'iyah atau Jama'ah berarti Perkumpulan atau perhimpunan, Al Washliyah atau Washolah artinya menghubungkan. Sehingga arti dari Al Jam'iyatul Washliyah adalah Perkumpulan atau Perhimpunan yang Menghubungkan. Yaitu mengubungkan antara umat manusia dengan Allah Swt sebagai penciptanya. Mengubungkan atau menghimpun manusia dengan manusia lainnya agar bersatu dan menghubungkan manusia dengan
BERSAMBUNG KE HALAMAN 11
UMN-AW dalam Pandangan Ketua PW Al Washliyah Sumatera Utara Hasbullah Hadi, S.H, M.Kn Saat Syiar UMN-AW menyambangi sekretariat Pengurus Wilayah (PW) Al Washliyah yang berada tepat didepan Taman Makam Pahlawan di jalan Sisingamaraja Medan, untuk menjumpai Hasbullah Hadi, S.H, M.Kn, Syiar UMN-AW terkesan dengan keramahan dari Hasbulah Hadi ini, sosok yang bersahaja sekaligus karismatik tercermin dari pembawaan dirinya. Wawancara dilakukan diruang kerjanya, yang sangat sederhana jika dibandingkan dengan amanah yang diembannya sebagai Ketua PW Al Washliyah Sumatera Utara. Hasbulah membuka cerita bahwa dirinya sangat antusias menyambut Syiar UMN-AW, padahal beliau baru saja menjalani check up dari rumah sakit. "Biasalah sudah tua," ujarnya sembari tertawa lepas. Hasbullah merasa bahwa dia agak kikuk jika disebut sebagai ulama, tapi
dia lebih nyaman jika disebut sebagai seorang pendidik. Di singgung mengenai peran Al Washliyah dalam bidang pendidikan, Hasbullah mengatakan bahwa sebenarnya pendirian Al Washliyah memang tidak terlepas dari pendidikan sebagai elemen dari 4 pilar Al Washliyah. "Empat pilah Al Washliyah tersebut adalah Keilmuan, Keulamaan, Pergerakan dan Keumataan," ujar Hasbullah dengan nada santai. Pilar pendidikan juga hal penting bagi Al Washliyah, dan itu tetap menjadi prioritas dalam perjalanan Al Washliyah. Termasuk berdirinya Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN-AW), Hasbullah menyatakan bahwa UMN-AW adalah bagian sejarah dari tradisi keilmuan Al Washliyah. Hasbullah tidak menampik jika sistem pendidikan Al Washliyah terlihat konservatif. Baginya hal
konservatif dalam pendidikan Al Washliyah sangat penting untuk membentuk watak penuntut ilmu tidak hanya memiliki kemampuan pendidikan yang baik, “Tetapi memiliki ahlak Islam yang mulia," tutur Hasbullah yang juga fungsionaris di salah satu partai tersebut tegas. Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN-AW) dalam pandangan Hasbullah memiliki potensi untuk semakin besar dan maju. Banyak potensi yang mampu menjadi akselerator UMN-AW untuk mampu mewarnai dunia pendidikan tinggi di Sumatera Utara khususnya dan Indonesia pada umumnya. "Saya yakin, UMN-AW akan semakin maju kedepan, pasalnya para dosen UMN-AW memiliki integeritas, intelektualitas dan kemampuan untuk membawa UMN-AW semakin harum dimasa mendatang," kata Hasbullah FEBRY mengakhiri wawancara. (FEBRY ICHWAN BUTSI BUTSI)
4 syiar utama
Syiar UMN-AW
EDISI NO. 2 TAHUN I 2013
Transformasi Fakultas Menuju UMN-AW yang Terdepan Tri Dharma Pendidikan Tinggi sejatinya menuntut setiap perguruan tinggi untuk ikut berakselerasi dan mengikuti perkembangan zaman. Univeritas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN-AW) sebagai salahsatu perguruan tinggi terkemuka di Provinsi Sumatera Utara, senantiasa ingin selalu menjadi bagian mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Rektor UMN-AW, Drs. H. Kondar Siregar, MA selalu menekankan pentingnya UMN-AW selalu terbuka dan mentransformasikan agar kampus hijau ini selalu menjadi kualitas dan kepercayaan masyarakat yang semakin meningkat pada belakangan ini. Fakultas sebagai institusi internal dalam sebuah universitas dituntut untuk mampu menjadi pionir dalam perubahan UMN-AW menjadi lebih baik. Baru-baru ini UMN-AW telah melakukan suksesi kepemimpinan di beberapa Fakultas di lingkungan UMN-AW. Fakultas yang telah melakukan suksesi tersebut adalah Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Sastra (FS) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Pandangan Dekan Terpilih Dalam reportase yang dilakukan
oleh Syiar UMN-AW, para dekan terpilih senada menyambuti keinginan Rektorat UMN-AW. Dr. Risnawaty yang terpilih sebagai Dekan Fakultas Sastra UMN-AW mengatakan bahwa tentunya institusinya sangat menyambut dan ingin mewujudkan keinginan dari segenap civitas akademika UMN-AW untuk bisa menjadi lebih baik lagi, baik dari segi kualitas dan kuantitas. Risnawaty menyatakan bahwa persoalan akreditasi adalah hal yang sangat kritikal dalam membangun kepercayaan masyarakat dan pemerintah terhadap mutu sebuah institusi pendidikan. Akreditasi 'B' yangs selama inidiraih oleh FS UMN-AW menurut Risnawaty belumlah cukup "tentunya kami ingin meningkatkan akreditasi B ini menjadi A,"ujar Risnawaty yang meminati kajian Amerika optimis. Shita Tiara, SE,Ak, M.Si Dekan Fakultas Ekonomi terpilih menyatakan sependapat dengan Risnawaty, bahwa
persoalan akreditasi sangatlah penting. Karena itu, Shita Tiara menyatakan bahwa dia tidak hanya memfokuskan untuk meningkatkan akreditasi menjadi lebih baik. "Tapi juga meningkatkan kulitas lulusan FE UMN-AW supaya lebih berkompeten, cerdas dan mampu bersaing dengan lulusan universitas lainnya," tutur ibu dua orang anak ini. Di tempat berbeda, Dekan Fakultas Hukum terpilih Hj. Adawiyah Nasution, SH, M.Kn mengatakan bahwa dengan terpilih dirinya sebagai dekan maka tugas-tugas dan tanggung jawab sudah menanti dan segera untuk dilaksanakan dengan baik. Bagi Adawiyah, jabatan dekan adalah suatu jabatan yang tak lepas dari amanah yang dibarengi dengan beban yang berat." Dekan harus bisa mengakomodir semua aspirasi yang ada dalam benak seluruh elemen-elemen yang ada pada civitas akademika Fakultas Hukum," kata Adawiyah yang bersuamikan Waymin Arief ini lugas. Adawiyah menambahkan aspirasi itu harus ditampung dan dikelola sehingga bisa menjadi masukan bagi kemajuan dan mewujudkan visi dan misi Fakultas hukum UMN-AW. Demikian halnya Drs. Ridwanto, M.Si Dekan FMIPA UMN-AW ini me-
ngatakan bahwa dirinya merasa bahwa kedudukannya sebagai dekan adalah sebuah amanah dan kepercayaan. Maka amanah itu, akan selalu menjadi pelecut dirinya untuk memberikan kepercayaan kepada semua pihak agar dirinya beserta civitas akademika FMIPA UMNAW selalu memberikan yang terbaik demi kemajuan UMN-AW kedepan. "Pastinya, kita ingin FMIPA UMN-AW gaungnya semakin besar dan meluas ke masyarakat," ujar Ridwanto yang selalu berpenampilan rapi ini lugas. Ridwanto menuturkan, bahwa selama ini kepercayaan masyarakat untuk menimba ilmu di FMIPA UMN-AW terutama pada program studi Farmasi semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan kuantitas mahasiswa yang menuntut ilmu semakin meningkat tiap tahunnya. "Tentunya kuantitas mahasiswa ini akan kita kejar juga dengan peningkatan kualitas di semua bidang," tandas Ridwanto diplomatis. Gebrakan Mereka Fakultas Ekonomi UMN-AW dalam pandangan Shita Tiara kedepannya akan banyak mencoba beberapa inovasi agar menjadikan FE UMN-AW mampu menghasilkan lulusan yang kompetitif. Inovasi ini tidak hanya pada pengembangan kurikulum formal,
Syiar UMN-AW
EDISI NO. 2 TAHUN I 2013
Bicara Soal Pendidikan Anita Maysarah Samosir FKIP Pend. Bahasa Inggris, semester 6
syiar mahasiswa 9 Geliat Ormawa di Kampus UMN-AW Akum Situmorang Mahasiswa Pendidikan Fisika, semester 4 FKIP
PENDIDIKAN ADALAH SEBUAH WACANA yang akhir-akhir ini ramai dibincangkan. Bicara tentang pendidikan memiliki tentulah porsinya cukup besar cakupannya. Baik di kalangan media bahkan hingga di penggung politik, kata-kata pendidikan acap kali sering kita dengar sebagai bahan pembahasan yang menarik simpati masayarakat. Beberapa wacana pendidikan ini misalnya berkisar masalah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), pergantian kurikulum, ujian nasional, sertifikasi guru adalah beberapa kajian dalam panggung pendidikan di Indonesia. Pendidikan itu sendiri sebenarnya sangat urgen, karena menyangkut dengan masa depan dan nasib suatu bangsa. Pendidikan di sektor formal sendiri, memiliki beragam aturan dan persyaratan yang dipenuhi oleh guru dan siswa, untuk mencapai masa depan suatu bangsa yang lebih baik. Hal termaktub dalam esensi pendidikan yang merujuk pada Undang–Undang Sistem Pendidikan Nasional ( SISDIKNAS) No.20 tahun 2003, yang berbunyi “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya umtuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.” Dari Undang – Undang tersebut jelas bahwa didalam dunia pendidikan memiliki beberapa deretan aturan agar dapat sejalan dan dapat menghasilkan output yang berkualitas baik dari segi intelektual, emosional dan spritual. FKIP dan Guru Bicara tentang pendidikan tentunya tak lepas dari tenaga pendidiknya yakni Guru, yang secara etimonolgi bermakna patut untuk di gugu dan ditiru merupakan hal yang tidak mudah dalam pelaksanannya. Dedikasi seorang guru sangat dibutuhkan bagi seluruh generasi calon penerus bangsa ini. Guru memang mempunyai peranan penting dalam mendidik siswa, karena akan menentukan dimana arah yang tepat bagi para siswanya menetapkan tujuannya, serta menentukan baik dan buruknya moral siswanya. Saat ini kesejahteraan para guru sudah cukup terjamin. Dana sertifikasi, gaji ke-13 dan berbagai tunjangan yang dikucurkan pemerintah guna untuk meningkatkan taraf kesejahteraan guru baik di sekolah negri dan swasta, sehingga tak ada lagi gaji guru “Umar Bakri” yang dikebiri di era milenium saat ini. Hal ini juga yang membuat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menjadi salah satu fakultas favorit para calon mahasiswa. Pamor FKIP yang sempat meredup sekarang berpijar lagi. Tentunya hal ini berkorelasi dengan kesejaterahaan guru yang semakin menjadi perhatian pemerintah Indonesia saat ini. Tapi tentunya, penyelenggaraaan pendidikan tinggi FKIP harus mampu mencetak para guru yang cerdas, tangkas, profesional dan penuh kompetensi. Tidak hanya mengharap gaji yang besar tapi penuh integritas dalam mencerdaskan anak-anak bangsa. Semoga saja dengan keadaan yang membaik bagi para guru ini, juga berimbas dengan meningkatnya kualitas pendidikan bagi para siswanya. Dengan begitu, kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa bukan lagi sekedar anganangan belaka. (ED: FEBRY ICHWAN BUTSI).
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA ALWashliyah adalah Universitas swasta yang patut di pertimbangkan didunia pendidikan khususnya perguruan tinggi di Sumatra Utara, karena Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah yang sering kita singkat dengan UMN-AW ini memiliki perkembangan yang sangat signifikan diberbagai bidang. Dari perkembangan akreditasinya, perkembangan fasilitasnya, perkembangan kerja samanya, pertumbuhan jumlah mahasiswa barunya, dan pertumbuhan serta perkembangan Organisasi Kemahasiswaannya (ORMAWA). ORMAWA akhir-akhir ini cukup mendapat perhatian di khalayak masyarakat kampus, dosen, mahasiswa dan khususnya aktfisis mahasiswa. ORMAWA memang salah satu yang tumbuh dan berkembang sangat pesat dikampus UMN-AW. Apalagi sejak tumbangnya rezim Orde baru yang memang sejatinya memasung gerakan mahasiswa. Peran Ormawa Perpolitikan kampus dengan ORMAWA berkaitan erat untuk mengasah softskill mahasiswa itu sendiri, untuk mendapatkan pelajaran politik yang belum tentu didapatkan di kelas kuliah. Banyak tokoh-tokoh daerah sampai nasional yang malah lahir bukan dari proses perkuliahan tapi lahir dari penggodokan politik di suatu wadah, salah satunya ORMAWA kampus. Untuk mendapatkan kader seperti yang diharapkan, maka mereka harus memiliki dasar-dasar untuk bisa kita delegasikan menduduki ORMAWA baik itu HMJ, PEMA Fakultas, DPM Fakultas, PEMA Universitas sampai MPM. Karena kita berazaskan Al-Quran dan hadist, dan berlandaskan Pancasila maka, orang- orang yang diusung semestinya memiliki pertimbagan moral, intelektualitas, emosional, integritas dan nasionalisme yang tinggi. Mahasiswa yang menjadi bagian ORMAWA tersebut maka diharuskan untuk ikut menggawangi pelaksanakan TRI DARMA Perguruan tinggi di kampus terutama poin Pengabdian pada Masyarakat. Merujuk pada Tri Darma Perguruan Tinggi diatas, sarat akan makna dan kewajiban yang mendalam terhadap penggenggam jabatan di ORMAWA. Mereka yang menjadi bagian ORMAWA harus memiliki ciri loyalitas dan pergaulan yang tinggi untuk mewujudkan pengabdian masyarakat terhadap semua elemen. Baik masyarakat kampus, masyarakat sekitar kampus, bahkan masyarakat dunia. Berikutnya, mahasiswa tersebut haruslh Intelektual, dan punya kapasistas akademik yang mumpuni untuk menjalankan penelitian dan pengembangan tersebut. Ini adalah kewajiban semua mahasiswa dikarenakan mau atau tidak kita semua diwajibkan untuk membuat tugas akhir berupa skripsi. Dan yang terakhir adalah Visioner, untuk mengembangkan sumberdaya manusia masyarakat khususnya mahasiswa maka yang menduduki ORMAWA yang ada harus memiliki visi dan missi yang jelas untuk mengembangkan SDM mahasiswa mengingat minimnya dan urgensi SDM di tengah masyarakat. (ED: FEBRY ICHWAN BUTSI).
8 syiar berita
Syiar UMN-AW
EDISI NO. 2 TAHUN I 2013
Mahasiswa UMN Didaulat dalam Struktur Badan Pengurus Pusat Ilmibsi IKATAN LEMBAGA MAHASISWA ILMU BUDAYA dan Sastra se-Indonesia (ILMIBSI) adalah organisasi yang diakui DIKTI sebagai organisasi bertaraf Nasional yang berkecimpung dalam menciptakan harmonisasi kebudayaan Indonesia Pada Kongres ke-V ILMIBSI yang diselenggarakan pada 18-22 Februari 2013 di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan (Unimed), kegiatan ini diisi dengan materi perkenalan, persidangan, pemilihan BPP, Rakernas, Seminar Nasional, Local Wisdom, tarombo budaya, temu ilmiah, opera batak dan ditutup dengan tour ke Danau Toba.
“
kegiatan ini stimulus bagi kita untuk terus berkarya bukan hanya di kampus tetapi juga di negara dan juga level internasional sekalipun, karena dari kongres tersebut saya dapat mengetahui berbagai kebudayaan Indonesia. Perkenalan budaya yang ditampilkan dari berbagai daerah mulai dari tari tradisional, musikalisasi puisi, dan lain sebagainya.ini dihadiri oleh berbagai delegasi dari universitas ternama di Indonesia seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Mulawarman Kalimantan, Universitas Negeri Padang (UNP) dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Negeri Medan, Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN-AW) dari Sumatera Utara ikut serta dalam kegiatan ini. UMN AW mengirimkan dua delegasi yaitu Dina Syahfitri Lubis dan Sahri Ardalina pada kongres tersebut. Sahri Ardalina dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Bahasa Inggris angkatan 2010 yang juga aktif di Pemerintahan Mahasiswa FKIP UMN-AW serta Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Raudhatul Jannah UMN AW didaulat menjadi salah satu Badan Pengurus Pusat (BPP), yakni sebagai Bendahara Umum di ILMIBSI tahun 2013-2014. Menurut Sahri, kepercayaan ini merupakan apresiasi yang luar biasa untuk UMN Al Washliyah karena ini merupakan pertama kalinya UMN AW bergabung di ILMIBSI dan langsung dipercayakan mengisi struktur BPP ILMIBSI. "Menjadi salah satu dari mereka merupakan hal terindah yang pernah saya alami karena perbedaan karakter, budaya, suku, bahasa ini membuat 7 hari bersama mereka tidak terasa sampai ujung acara tiba, dan terima kasih kepada pihak lembaga UMN AW yang telah mensupport kami mengikuti acara ini"ujar Sahri. Sahri menambahkan kegiatan ini stimulus bagi kita untuk terus berkarya bukan hanya di kampus tetapi juga di negara dan juga level internasional sekalipun, karena dari kongres tersebut saya dapat mengetahui berbagai kebudayaan Indonesia,dan lebih mencintai budaya Indonesia dan terlebih mendapatkan banyak teman-teman dari seluruh Indonesia. Struktur badan pengurus pusat lainnya dari luar daerah yakni, Rizal Agung Kurnia dari Universitas Airlangga Surabaya sebagai Koordinator pusat, dan Reza Indrawan dari Universitas Negeri Jakarta sebagai wakil koordinator pusat . "Besar harapan saya pihak lembaga maupun dekanat dan semua pihak di UMN AW dapat mendukung penuh kegiatan ini kedepan untuk mempromosikan UMN AW," ungkapnya mengakhiri pembicaraan. (FEBRY ICHWAN BUTSI:: SAHRI ARDALINA)
KUNJUNGAN KUNJUNGAN. Ketua Unit PPL UMN-AW, Hj. Nurmadiah, S.Pd, M.Pd, MA berkunjung ke Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang.
Unit PPL UMN-AW Survei Lokasi di Beberapa Kabupaten Kota di Sumatera Utara UNIT PRAKTEK PENGALAMAN Lapangan (PPL) Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah (UMN-AW) pada hari Kamis (31/01/13) melakukan audiensi ke Dinas Pendidikan dan Pengajaran Pemerintah Kota Binjai. Ketua Unit PPL UMN-AW, Hj. Nurmadiah, S.Pd, M.Pd, MA diterima oleh Kadis Pendidikan dan Pengajaran Pemko Binjai, Drs. H. Dwi Anang Wibowo. M.Pd yang didampingi Kepala Bidang Dikmen, Drs. Rahmad Saleh, MM. Dalam kesempatan itu, Kadis Pendididikan dan Pengajaran Pemko Binjai menyambut baik jalinan kerjasama yang akan dilakukan antara Pemko Binjai dan Unit PPL UMN-AW. Jalinan kerjasama ini meliputi fasilitasi bagi mahasiswa UMN-AW untuk melakukan PPL di sekolah-sekolah yang ada di kota Binjai. Menurut Nurmadiah, PPL adalah agenda rutin UMN-AW dalam memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk mengimplementasikan kemampuan akademik yang didapat di bangku perkuliahan. Terutama kepada mahasiswa yang berasal dari Fakul-
tas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). "Unit PPL UMN-AW senantiasa membuka dan menjalain kerjasama kepada banyak institusi lainnya untuk memperluas kesempatan bagi mahasiswa untuk PPL" ujar Nurmadiah menutup wawancara. (Febry Ichwan Butsi) Unit Program Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN-AW) kembali melakukan promosi dan audiensi ke beberapa institusi pemerintahan yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Pada hari Senin (4/02/13), Hj. Nurmadiah, S.Pd, M.Pd, M.A Ketua Unit PPL UMN-AW didampingi Drs. Hidayat, M.Ed, Dra. Rita Destini, M.Pd melakukan audiensi ke Dinas Pendidikan Kabupaten Karo, dalam kegiatan audiensi ke Dinas Pendidikan Kabupaten Karo ini, Nurmadiah diterima oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karo Drs. Sastra Tarigan, M.Pd didamping oleh Kepala Bidang Dikmen Kuat Karo-Karo, S.Pd, M.Si serta Kepala Bagian Pendidikan Menengah Mangasi Pasaribu, S.E.
Sastra Tarigan menyatakan sangat menerima dan menyambut dengan baik kerjasama Unit PPL UMN-AW untuk menempatkan calon mahasiswa PPL di institusi pendidikan yang ada di Kabupaten Karo. Sastra Tarigan menambahkan bahwa dia akan berusaha untuk membantu dan memfasilitasi calon mahasiswa PPL UMN-AW yang akan melakukan PPL di beberapa institusi pendidikan menengah yang ada di Kabupaten Karo. Nurmadiah menambahkan bahwa Unit PPL UMN-AW saat melakukan kunjungan di Kabupaten Karo juga mengunjungi beberapa sekolah di kabupaten Karo yang isinya untuk mempromosikan UMN."Kami mengunjungi beberapa sekolah terutama melakukan promosi kepada siswa kelas 3, yang berpotensi untuk menjadi mahasiswa di UMN-AW," ujar Nurmadiah bersemangat. Nurmadiyah menambahkan, sekolah yang dikunjungi adalah MAN 1 Kabupaten Karo, SMAN 1 Simpang Empat dan beberapa SMA negeri yang ada di kabupaten Karo. (FEBRY ICHWAN BUTSI).
Mahasiswa Pascasarjana UMN-AW Kunjungi Malaysia dan Thailand PADA AWAL TAHUN INI, MAHASISWA semester III Program Pascasarjana (S2) Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN-AW) melakukan Praktik Program Lapangan (PPL).ke Universiti Insaniah Kedah Malaysia dan Rajabhat University Songkhla Thailand. Program PPL ini di dampingi Direktur PPs UMN Al Washliyah Prof.Hj.Sri Sulistyawati,S.H, M.Si, Ph.D beserta unsur pimpinan PPs UMN-AW. Tujuan studi banding ini menurut Prof.Hj.Sri Sulistyawati,S.H, M.Si, Ph.D adalah untuk menjalin
kerjasama antar universitas, tukar budaya, mencari kegiatan yang variatif, dan sebagai tolok ukur dalam perkembangan PPs UMN-AW kedepan. "Kegiatan PPL ini dapat di jadikan pembelajaran di luar KBM mahasiswa," ujar Sri Sulistyawati yang juga lulusan Doktor di Universiti Malaya. Dalam kegiatan PPL yang dilakukan selama 5 hari ini di antaranya di isi dengan kegiatan menghadiri Seminar internasional yang disajikan oleh Profesor dan Doktor dari Program Pascasarjana Rajabhat Univer-
sity yang mengangkat tema "The Development of Instructional Model with Contemplative Education for Cognotive Skills on Thailand Qualitative. Pada kunjungan di Insaniah Universiti di Malaysia, peserta PPL ini melakukan kegiatan audiensi dan tukar pendapat tentang pendidikan di universiti Insaniah.Hari terakhir program PPL ini, peserta berkesempatan mengunjungi Menara Kembar Kuala Lumpur dan beberapa destinasi wisata yang ada di Kuala Lumpur. (ALKAUSAR SARAGIH)
Syiar UMN-AW
EDISI NO. 2 TAHUN I 2013
tapi juga mencoba inovasi pengembangan kurikulum non formal. Misalnya, Shita berencana untuk menyelenggarakan kurus TOEFL dan tes TOEFL kepada mahasiswa, bahkan bisa menjadi prasyarat mahasiswa untuk sidang skripsi. "Bahasa Inggris adalah modal utama bagi mahasiswa untuk mencari kerja, jadi kenapa tidak kita akan menjalankan program ini,"tutur Shita yang hobi memasak dan membaca ini. Dekan FKIP UMN-AW Drs. M. Ayyub Lubis, M.Pd, P.hD yang baru saja mendapatkan amanah sebagai dekan FKIP terpilih menjalankan banyak gebrakan baru dalam lingkungan FKIP. Satu diantaranya adalah mengadakan Seminar Ilmiah Fakultas yang dihelat bulanan. Seminar ini bahkan menjadi kewajiban untuk mahasiswa untuk syarat mereka mengikuti sidang skripsi. Pada bulan Februari, telah dilakukan seminar ini untuk kali pertama. Drs. Saiful Anwar Matondang, M.A selaku Ketua Panitia seminar ini menuturkanbahwa acara seminar ini dilaksanakan sebagai bentuk untuk mendiseminasikan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh Civitas Akademika FKIP UMN-AW. Saiful menambahkan, bahwa out-
put dari acara ini adalah menjadi ajang latihan bagi mahasiswa sekaligus prasyarat kelulusan mereka untuk mempublikasikan karya ilmiah sebagaimana yang diamanatkan oleh Dikti. Selain itu, acara ini juga sebagai bahan yang akan dimasukkan dalam terbitan jurnal yang dibuat oleh FKIP UMN-AW. Gebrakan FKIP lainnyaadalah dengan mengintegrasikan semua aktivitas belajar mengajar para dosen FKIP dengan program Otomatiasi Transaksi Aktivitas Mengajar (OTAM). Dalam pandangan Ayyub, pelatihan ini dirancang sebagai instrumen mendukung penyediaan data untuk keperluan EPSBED dan keperluan pengisian borang akreditasi. Program ini terdiri dari dua file yaitu TAM untuk semseter ganjil dan semester genap. Ayyub menambahkan panduan pengoperasian program menggunakan Microsoft Excel yang terdiri dari dua bagian yaitu sheet input data dan sheet daftar dosen. "Tentunya pelatihan ini diharapkan bisa membuat kerja kita lebih efisien dan baik," kata Ayyub yang menyelesaikan Doktoral di Universiti Utara Malaysia ini lugas. Sementara itu, Fakultas Sastra UMN-
syiar utama 5 AW berencana untuk membentuk program studi yang baru, yaitu program studi Sastra Arab. Menurut Risnawaty, prodi Sastra Arab ini cukup prospektif untuk dibentuk kedepan dan mengingat bahwa selama ini FS UMN-AW hanya mengelola satu prodi saja, yaitu prodi Sastra Inggris. Selain itu, untuk poin Tri Dharma Perguruan Tinggi, FS UMN-AW juga akan membanyak menyelenggarakan even yang berbau akademik, seperti seminar dengan mengundang pembicara dari luar negeri. Fakultas Hukum UMN-AW juga menargetkan untuk lebih mengoptimalkan Biro Bantuan Hukum yang ada di FH UMN-AW untuk menjalankan Program Klinis Hukum, sebagai wadah konsultasi hukum kepada masyarakat. "Kita juga akan semakin meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak terutama institusi penegak hukum,"kata Adawiyah. Adawiyah mencontohkan pada waktu sebelum Pilkada Sumut 2013, FH UMN-AW sempat mengadakan kerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan mengundang anggota KPU Divisi Hukum Pengawas Data Informasi Pandapotan Tamba, SH, M. Hum yang memaparkan bagaimana
proses Pemilukada Sumut. Adawiyah mengatakan tujuan diselenggarakannya acara ini adalah sebagai bentuk keperdulian FH UMN-AW untuk turut mensosialisasi proses dan tahapan-tahapan pemilukada sehingga diharapkan mahasiswa mengetahui proses serta tahapan-tahapan dari pemilukada tersebut."Kuliah umum ini ditujukan untuk mengetahui informasi tentang isu- isu yang berkembang berkenaan dengan sistem pelaksanaan pemilu di Indonesia khususnya pemilukada Sumut dan diharapkan mahasiswa akan turut aktif dalam mengawal proses demokrasi ini," ujarAdawiyah. Fakultas yang berada di naungan UMN-AW sejatinya mengakselerasikan segenap kekuatan yang ada demi menuju kampus UMN-AW yang terdepan. Dekan yang terpilih ini, memiliki visi yang sama dengan pihak Rektorat UMN-AW. Tetapi, harapan besar ada di pundak semua pihak, sebagaimana yang selalu didengungkan oleh Rektor UMN-AW Drs. H. Kondar Siregar, MA yang mengatakan bahwa kemajuan UMN-AW ada ditangan kita semua. (FEBRY ICHWAN BUTSI/ ALKAUSAR)
6 syiar opini
Syiar UMN-AW
EDISI NO. 2 TAHUN I 2013
Pendidikan Karakter dan Masa depan Bangsa Oleh: Shafw an Hadi U mr Shafwan Umr mryy UPAYA MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA Indonesia menjadi kajian serius dan berkesinambungan. Berdasarkan kaitan ini tampaknya tugas guru tetap dipertaruhkan mendidik anak bangsa.Pendidikan yang bermutu tidak terlepas dari kurikulum yang diharapkan dapat menanggapi berbagai tantangan dan perubahan lingkungan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi informasi. Itulah sebabnya kurukulum berbasis kompetensi( KBK) yang dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar sampai menengah tetap memerlukan pemantauan dan penilaian secara terusmenerus. Untuk mencapai manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan tersebut tidak terlepas dari jaringan pendidikan yang saling berkaitan seperti guru, kepala sekolah, organisasi, profesi , kegiatan belajar-mengajar, buku paket, dan kondisi ekonomi, sosial serta politik di masyarakat. Peningkatan mutu tersebut hanya dapat dicapai jikasumber manusianya baik. Guru adalah kunci uatama dalam meningatkan mutu siswa. Guru adalah orang yang mengenalkebutuhan dan perkembangan murid, dan guru juga yang paling terlibat dalam sistem pembelajaran di kelas. Apabila mutu murid merosost maka yang pertama disalahkan adalah guru. Hal ini suatu anggapan yang umum, meskipun kegagalan murid bukan hanya disebabkan faktor guru. Didaktik Khusus Tugas guru di samping menguasai bahan yang diajarkan ia juga harus mampu menguasai didaktika atau cara menyampaikan. Sebagai contoh mengapa nilai Matematika gagal karena guru kurang mampu menguasai didaktik. Persoalan serius yang perlu menjadi perhatian bersama saat ini adalah belum adanya didaktik khusus dalam proses belajar-mengajar.Pada tahun 60-an sampai 70-an di kota Medan terkenal dengan tokoh 'tukang koyok' yang beroperasi di lapangan Merdeka (kinib erubah menjadi Merdeka Walk). Mereka mampu memikat publik pendengar dengan bahasa dan cara-cara mereka menjual obat-obat dan 'minyak karuhun'. Publik melihat bagaimana sang tukang koyok menjual minyakuntuk penawar bisa ular. Dia membawa seekor ular tiung dan berkali-kali mematuk lidah sang penjual obat . Namun, sang penjual secepatnya membasahi lidahnya dengan minyak karuhun tadi sehingga darah berhenti mengalir dan tanpa menimbulkan bahaya. Setelah itu barulah dia menjajakan barangnya ke sekeliling penonton. Hal inipun dapat dilakukan sekarang ini akan tetapi bukan dengan cara 'tukang koyok' lapangan merdeka. Dengan kecanggihan teknologi komputer penerbitan buku-buku teks pelajaran dapat dibantu dengan seperangkat gamnbar dan animasi yang membawa 'sang murid' ke dunia konkret' dunia nyata'dan sehari-hari yang berwawasan penerapan (aplikasi). Jadi telah terjadi gabungan antara teori dengan aplikasi. Perilaku ala'tukang koyok' tadi dapat ,menjadi perbandingan guru utuk mengambil pelajaran yakni bagaimana cara yang efektif untuk memikat murid di dalam kelas.Sekarang banyak 'barang lama' dilupakan guru di sekolah dasar. Misalnya menghitung dengan membawa lidi ke sekolah. Memajangkan karya anak-anak di din ding sekolah sehingga memotivasi anak lain untuk berbuat yang sama. Di tangan seorang guru yang kreatif bagaimana sebuiah pelajaran yang 'pahit' dapat disulap menjadi permen yang nikmat. Alangkah mengherankan
bagaimana sebuah kelas bahasa sama suasananya dengan kelas matematika.Padahal , kelas bahasa seharusnya diwarnai 'kegaduhan kreatif' karena murid-murid diajar berpidato, berdiskusi, bersanjak atau bersosiodrama. Kadang-kadang masyarakat tidak sabar dan ingin melihat hasll murid di akhir tahun pelajaran.Padahal sistem pembelajaraan memerlukan penyesuaian , dan mengubah kebiasaan lama kepada yang baru memerlukan waktu. Mengharapkan nilai ujian akhir atau UN(ujian nasional) yang tinggi dengan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi adalah tidak mungkin. Sama halnya Leonal Messi pesepakbola Barca tidak mungkin produktif menjebol gawang lawan kalau tidak berlatih dan belajar setiap waktu. Semuanya memerlukan proses berkesinambungan Sejak awal belajar di sekolah dasar.sampai murid tamat sekolah adakah guru tidak merasa berdosa meluluskan anak yang tak tahu apa-apa? Hal ini tak ubahnya membiarkan anak di tengah jalan raya, sehingga disambar mobil di tengah jalan. setelah tamat sekolah dia tak tahu entah hendak kemana. Di sini adanya baiknya diangkat kajian Allfin Toffler (1989) tentang dunia pendidikan. Beliau secara tajam telah menyoroti bahwa peristiwa yang terjadi di sekolah , seperti bunyi bel pertanda masuk sekolah , bel ganti pelajaran atau pulang . murid yang duduk dalam barisan kelas, otoiritas guru, membuktikan bahwa mereka berada di sekolah dan bukan di luar sekolah. Para lulusan sekolah menjadi golongan produktif yang tidak siap pakai, dan mereka terpaksa sekian bulan bahkan sekian tahun harus dibuang untuk belajar lagi. Sering terjadi bawahan enggan mengeluarkan pendapat , apalagi yang agak berb eda dari atasannya, sebaliknya atasan bersikap menguasai bawahannya. Bukankah hal ini akibat suasana sekolah tadi ? Toffler menyatakan, adanya belajar , kerja, pulang kerja, absensi di kantor, hampir dapat dikatakansebagai duplikat sekolah. Semua serba diatur, semua dilakukan secara pukul rata, secara kodian. Kebebasan yang merupakan induk kreativitas hampir-hampir dilupakan. Inilah yang disebut beliau sebagai pendidikan masa perindustrian dan masa industri sebagai gelombang kesatu dan kedua. Pendidikan kodian itu mungkin tidak menimbulkan masalah bagi masyarakat pra-industri. Namun, semakin dalam ia tercelup dalam lembah industrialisasi dan bakal menunju pendidikan era informasi, pola pendidikan tadi menjadi penghambat.Lalu timbul pertanyaan, pendidikan manakah yang cocok bagi masyarakat modern? Alfin Toffler menawarkan terapi (efek penyembuhan) yakni sistem pendidikan harus disesuaikan dengan perubahan dan tuntutan zaman.Antara lain salah satu ciri zaman mendatang ialah pesatnya perubahan. Orang dituntut untuk meramal(berdasarkan informasi, bukan pula harus menujum) dalam mengambil keputusan dari sekian banyak pilihan. Beliau menjelaskan dewasa ini kita masih terlalu terpaku dan mendalami masa lalu, kurang menghayati masa kini, sedangkan masa depan hampir-hampir tak dipedulikan. Akibatnya pandangan murid terhadap masa depan menjadi tak menentu (setelah tamat SMA hendak kemana) Murid bingung mau kemana setelah tamat sekolah. Tidak mengherankan mengapa kita lebih banyak menguasai dan mudah berbicara tentang masa lalu dibandingkan masa depan.Padahal dalam pantun klasik ada dikatakan 'Apa tanda pohon penyengat/ia bersarang di ujung dahan/ Apa tanda orang
pengingat/bijak meramal masa depan.' Pendidikan yang berwawasan ke depan akan membuat seorang anak siap menghadapi masa depannya. Pada umumnya menurut penelitian ahli psikologi, bahwa pekerjaan seseorang maju pesat jika diberi informasi yang akan datang. Misalnya menjawab pertanyaan sulit dalam ujian, menghadapi permasalahan pribadi, belajar menyetir mobil, dan lain-lain. Seorang anak, menurut sosiolog Benyamin S Singer, tidak hanya memiliki bayangan dirinya sendiri saat ini, tetapi juga apa yang dicita-citakannya di masa depan.Tokoh masa depan ini akan menarik si anak yang sekarang kea rah realisasi cita-citanya tersebut.Di masa depan, pendidikan tidak hanya terbatas pada jenjang sekian puluih tahun, tetapi dapat belajar seumur hidup. Oleh karena itu, anak tak lagi dituntut belajar sepanjang hari, tetapi belajar sambil bekerja.Pendidikan tidak lagi bertumpu di sekolah dan peranan orang tua semakin besar(pendidikan informa di rumah). Sistem belajar akan berubah menjadi lebih kreatif, yakni tidak lagi terutama mendengar ceramah yang panjang dan kadangkala menguras otak habishabisan.Untuk memulihkan kemamuan daya serap otak telah tersedia obat-obatan dan diet khusus.Orang buta huruf masa depan bukanlah orang yang tidak mengerti membbaca atau menulis, tetapi orang yang belum menguasai atau tidak dapat belajar tentang cara belajar. Guru pengajar tidak harus makhluk hidup atau manusia. Semua mesin pengajar nakal mampu menandingi guru dari segi kecepatan,ketepatan, kerapian sebagaimana yang dilakukan komputer, yang jelas kelak sebagian besar sistem kehidupan dalam masyarakat akan dijalankann robot atau dengan otomatisasi. Jadi, pekerja yang diperlukan hanya seglelintir orang sebagai pengawas. Yang lain dapat menganggur ibarat masa perbudakan dahulu. Namun, perbudakan masa depan bukanlah manusia yang ada hanya perbudakan mesin-mesin canggih. Mesin-mesin membuat kehiduan lebih manusiawi karena perkerjakan tak manusiawi ditangani oleh mesin, lalu bagaimana peran pendidikan karakter yang berbasis manusiawi tadi? Samuel Coocey, pakar pendidikan UNESCO pernah menyatakan kegagalan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai santun dan selayaknya diambil alih oleh sekolah. Namun, kenyataan menunjukkan sekolah pun tidak mampu menanggulanginya. Banyak dunia sekolah yang telah mengecewakan banyak orang. Negara-negara Afrika bahkan sebahagian di kawasan Asia dewasa ini pendidikan hanya diarahkan untuk menyiapkan mata pelajaran guna menghadapi ujian. Di sekolah murid yang baik tidak lain hanyalah anak yang dapat mengerjakan pelajaran sekolahhya dengan baik dan berhasil memperoleh angka tertinggi dalam ujian. Sedangkan hal lain yang dulunya diajarkan juga di sekolah misalnya pendidikan karakyer atau moral dan budi pekerti tidak waktu diluangkan untuk mengajarkah hal itu sekarang. Malahan di beberapa sekolah tidak disediakan waktu khusus agar murid-murid data melakukan berbagai permainan karena dianggap terlalu banyak menyita waktu, sedangkan waktu yang ada hanya dimanfaatkan agar murid lulus menghadapiu ujian akhir dengan demikian pendidikan bukanlah jawaban kecuali bila benar-benar merupakan jenis pendidikan yang tepat. *Penulis adalah dosen UMN-AW dan budayawan Medan.
Syiar UMN-AW
syiar sastra 7
EDISI NO. 2 TAHUN I 2013
Tetesan Takdir Oleh: Irwan Syahputra SUARA PETIR YANG MENGGELEGAR membuyarkan lamunanku.Sejenak mata berkelebat memperhatikan keadaan sekitar.Hujan masih menyambangi bumi sejak aku datang ke stasiun ini tadi sore.Aku lihat arloji di tangan kiriku, sudah jam 10 malam.Seuntai kata lirih keluar dari bibirku. "Mengapa ia tak juga datang?", gumamku. Pertanyaan yang sudah entah berapa kali mencuat. Orang-orang sudah tidak ada lagi di stasiun ini.Mungkin mereka juga bingung, mengapa aku tidak pernah beranjak dari tempat duduk ini.Hal itu tampak dari pandangan mereka yang menyiratkan kebingungan. Tapi, siapa yang peduli! Satpam di stasiun ini pun, sudah tampak mengantuk. Sedangkan diriku masih tetap bertahan.Ingin rasanya langkah kaki berlari ke tengah guyuran hujan seraya berseru dengan semangat."Aku masih di sini menunggumu, dan akan tetap menunggumu sampai engkau datang!" Tetapi, itu tak mungkin, aku tak mau dianggap orang gila.Biarlah diri ini didekap diam. Kuraba saku baju kemeja biru tua, lantas mengambil kotak berwarna merah hati.Sebuah cincin yang sangat indah tersimpan di dalamnya.Cincin pengikat hati ayah dan ibuku. Kini cincin itu merupakan warisan mereka. Sepucuk surat terselip di kotak cincin itu, yang aku buka setelah ayah dan ibu meninggal. Ibu menginginkan agar cincin itu dijadikan mahar untuk meminang wanita yang kelak menemani hariku.Karena Beliau menginginkan agar aku dan istriku nanti tetap ingat kepadanya. Aku ingin memberikan cincin ini kepada gadis yang sedang kutunggu dan menyatakan keinginan untuk meminangnya.Seorang gadis yang menurutku sangat istimewa. Ah, aku sangat merindukannya. Sangat! *** Pagi ini mentari menyapaku, memeluk erat, seolah tidak akan pernah lagi bertemu dengannya. Embun kuasa berlama-lama di pucuk daun hijau, tak mau jatuh.Induk burung berkicau riuh setelah semalaman sibuk memberikan kehangatan kepada anak-anaknya karena hujan malam tadi. Ah, pagi yang cerah dan tenang di tanah kelahiranku, namun tidak bagiku. Karena aku sedang terburu-buru untuk mengejar jadwal keberangkatan kereta yang akan membawaku ke kota tempatku mengajar. Bayangkan saja! Kereta berangkat pada pukul 07.15, sedangkan aku baru benar-benar terbangun pukul 06.00.Akan tidak mungkin apabila aku harus mengejar kereta. "Sial!", umpatku sembari melompat dari tempat tidur. Mandi secepat yang aku bisa, lalu berpakaian sembari ditemani omelan dari ibuku yang tengah menyiapkan sarapan untukku.Selesai berpakaian dan memakai sepatu, langsung kusambar bekal sarapan yang disiapkan oleh ibuku tadi, kucium tangannya, dan langsung "kabur".Beruntung angkutan umum
yang kutumpangi tidak berjalan lambat seperti biasanya."Aman", batinku. "Eh, siapa bilang udah aman", bisik pikiranku yang lain. Sesampai di stasiun, kulirik arloji, pukul 07.05.Langsung memberikan tiket kepada pengawas untuk diperiksa, dan masuk ke kereta.Setelah masuk kereta, sudah banyak orang. Kucari tempat duduk sesuai dengan angka yang tertera di tiketku. Kulihat sudah ada dua orang perempuan yang kutaksir usianya sebayaku duduk persis di depan tempat dudukku. Ah, biarlah, mengapa rupanya? Setelah menaruh tas di rak di atas tempat duduk penumpang, aku pun duduk. Sepintas kuperhatikan dua orang perempuan yang ada di depanku kini, yang persis di depanku berkaca mata dan kulitnya putih, sedangkan yang satu berkulit sawo
tur itu, begitu juga dengannya.Setelah memeriksa tiket kami, kondektur itu mengembalikan tiket kepadaku sembari mengucapkan terima kasih, lalu pergi. Kuterima tiket itu, dan mengembalikan tiketnya dengan terlebih dahulu sepintas melihat namanya "Hana Senja" sembari mengukir senyum sebagus mungkin yang kubisa, ia membalas senyumku sesaat, lalu kembali mengalihkan pandangan keluar jendela. "Nama yang indah", batinku."Mungkin namanya itu singkatan dari hujan dan senja kali ya", pikirku lagi. Kalau benar perkiraanku ini, berarti ia juga menyukai hujan, karena mungkin ia lakasana melihat dirinya sendiri dalam hujan. Wah, aku ingin berkenalan dengannya, meskipun aku sudah mengetahui namanya, tetapi ia
matang.Mereka terlihat berbincang sebentar. "Hmm..Manis", ujarku dalam hati ketika kembali kuarahkan pandanganku ke perempuan berkacamata itu.Kemudian datang seorang ibu paruh baya yang duduk di sebelahku, dan begitu baru duduk, langsung tidur. Aku geli melihatnya, entah dengan perempuan itu. Kulirik ia, tetapi ia hanya melihat sepintas ke arah ibu yang tertidur tadi, kemudian balik mengarahkan pandangannya keluar jendela. "Wanita yang dingin", ujar kembali di dalam hati. "Oh, atau mungkin ada yang ditunggunya kali ya,", pikirku kemudian. Ah, itu urusannya, bukan urusanku. Peluit kereta melengking, kereta beranjak meninggalkan kenangan di kampungku untuk sementara sampai aku kembali lagi ke sini, nanti. Kupandang keluar jendela, hujan mulai merinai di luar sana. Kulirik perempuan di depanku yang juga memandang ke luar lewat pantulan dari kaca jendela kereta, sorot matanya teduh, tetapi tetap dengan raut wajah dingin, sama seperti hujan di luar sana. Entah aku salah pandangan atau bagaimana, sepintas kulihat ia mengembangkan senyum di bibir tipisnya, pertanda apa itu? Apakah ia juga menyukai hujan, sama sepertiku?
tidak mengenalku. Namun, bagaimana caranya? Ibu paruh baya di sebelahku terbangun dan tersenyum ramah kepada kami.Ia bercerita panjang lebar tentang banyak hal, dan mengajak berkenalan. Kami tersenyum sembari mengucapkan nama kami masing-masing. Di situlah aku dan perempuan berkacamata itu saling mengetahui nama masingmasing. Dan perempuan di sebelahnya ternyata temannya, namanya Mira. Kami mulai berbincang-bincang dengan hangat, dan ternyata perempuan berkacamata atau Hana itu orangnya ramah dan menyenangkan, mengusir prasangkaku tadi bahwa ia orang yang cuek dan dingin. Kami saling bertukar nomor handphone, dan terus berbincang-bincang sampai mereka mengatakan akan turun di stasiun depan, jadi harus bersiap-siap. Kami bersalaman, dan ketika mataku beradu dengan mata Hana, ada terbesit perasaan halus yang menelisir darahku. Perasaan apa ini? Entahlah.
*** "Maaf, bisa tunjukkan tiketnya?" suara dari kondektur kereta yang sudah berada di tempat duduk kami, yang jelas membuatku tersentak kaget, dan mungkin begitu juga dengannya, perempuan itu.Kurogoh saku kemejaku, dan kuserahkan tiketku kepada kondek-
*** Semenjak itu, aku dan Hana sering berkomunikasi lewat handphone.Saling berkirim kabar dan bercerita.Aku semakin tahu bagaimana sifat dan diri Hana.Aku merasa mencintainya.Tak dapat kulupakan teduh sorot matanya, senyum indah di bibir tipisnya, lembut suaranya. Ah, aku benar-benar sudah merasa terpikat padanya. Dan aku tak merasa bersalah dalam mencintainya. Karena memang tidak akan ada yang menyalahkan. Sudah dua tahun aku mengenalnya.Ia hanya menganggapku sahabat. Aku tak
mungkin semudah itu untuk menyatakan perasaanku kepadanya. Aku tak mau pacaran, dan kuyakin ia pun memiliki pemikiran yang sama. Namun, ada masanya memang seseorang mengalami masa kejenuhan.Aku jenuh terus-menerus memendam perasaan ini.Aku lelah berpura-pura kuat. Maka dari itu, kuhubungi ia. Kurajut janji untuk bertemu dengannya lusa di stasiun, tempat kami pertama kali bertemu. Dan di sinilah aku.Menunggunya sejak sore tadi dengan ditemani oleh rinai hujan yang seakan enggan untuk berhenti. Aku tetap menunggunya dan berharap ia akan masuk dari gerbang stasiun dan menghampiriku dengan senyumnya yang merekah itu. Aku sudah rindu kepadanya.Dua tahun bukanlah waktu yang singkat. Entah mengapa, cincin yang sedang aku pegang terjatuh.Kuambil dan ketika aku mengangkat kepalaku, aku melihat sesosok yang memang dari tadi aku harapkan hadir.Hana terlihat tersenyum dan langsung duduk di sampingku.Senyumnya masih tidak berubah, tetap merekah lembut seperti biasanya.Namun, wajahnya kelihatan pucat. Ah, mungkin karena ia terlalu sibuk mengurusi sidang skripsi itu. Aku berbincang banyak hal kepadanya, namun ia hanya diam, tak berkata sepatah kata pun. Hanya tersenyum, ya tersenyum. Ketika aku mengambil cincin dari sakuku dan ingin memberikan kepadanya, ia malah beranjak ingin pergi. Aku berusaha menahannya, namun ia tetap akan pergi. Aku tak kuasa menahannya, tanganku terasa lumpuh untuk mencegahnya pergi.Bibirku terkatup rapat, tak mampu bersuara.Kukumpulkan semua tenaga yang ada, dan berusaha untuk mengejarnya.Tak peduli oleh hujan yang masih turun dengan derasnya. Aku harus mengejarnya, harus! Namun, sebelum aku melangkah, sebuah suara petir yang menggelegar menyadarkanku. Ah, sial! Ternyata tadi hanya lamunan semata. Selagi masih menggerutu, handphone-ku berdering, masuk sms dari Mira, mengabarkan bahwa Hana kecelakaan, dan sekarang berada di ruang gawat darurat dalam keadaan kritis dengan tulang kaki kanan patah dan pendarahan serius di kepala. Gemetar tanganku membaca SMS tersebut.Seluruh tubuhku terasa lumpuh.Handphone-ku jatuh ke lantai stasiun tempatku berpijak.Pandanganku kabur dan gelap.Sementara tetesan takdir 'hujan' masih tetap mengguyur, menjadi saksi hidupku.
Tri Irwan Syahputra atau yang biasa dipanggil Iwan, lahir pada tanggal 19 Desember 1992 di Batang Kuis, Saat ini ia masih menekuni pendidikannya di Universitas Muslim Nusantara (UMN) AlWashliyah Medan dan masih duduk di semester 3. Tri terlibat dalam komunitas sastra dan kepenulisan yang biasa disebut dengan KOMA (Komunitas Membaca dan berkarya) UMN Medan
SYIAR PROFIL
DR. Anwar Sadat Harahap, M.Hum:
MENELITI "BIKIN HIDUP JADI LEBIH HIDUP" Low Profile, itulah kesan yang muncul jika anda bertemu dengan Dr. Anwar Sadat, M.Hum ini. Pembawaannya tenang dengan bahasa yang teratur, sesekali logat batak kerap terselip saat beliau berbicara. Dosen Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah (UMN-AW) ini baru saja menamatkan Doktoral di IAIN Sumatera Utara. Tercatat sebagai Dosen Yayasan UMN-AW, Anwar Sadat yang juga merupakan Kepala Biro Administrasi Kemahasiswaan ini dikenal sebagai salah satu dosen UMN-AW yang sangat produktif dalam penelitian. Pasalnya, telah banyak penelitian yang dihasilkan pria kelahiran Protibi Julu ini. Beberapa penelitiannya bahkan banyak memenangkan kompetisi yang diadakan oleh Dikti. Tentunya juga dibiayai hingga ratusan juta rupiah. Saat ini, Anwar Sadat mengaku bahwa dirinya saat ini sedang menjalankan kegiatan peneltian Hibah Bersaing. Anwar Sadat mengatakan bahwa meneliti seharusnya menjadi bagian dalam diri setiap dosen. Pasalnya merujuk kepada Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mengamanatkan bahwa dosen tidak hanya menjalankan pengajaran, tetapi juga peran meneliti dan pengabdian pada masyarakat. "Dengan meneliti tentunya kita dapat mengaktualisasikan ilmu yang kita punya untuk masyarakat," tutur Anwar dengan nada serius. Meneliti itu gampang-gampang susah, demikian pendapat Anwar Sadat. Menurutnya, meneliti harus dijadikan sebuah kebiasaan. Semakin sering kita meneliti tentunya kemampuan kita akan semakin terasah. "Mencoba dan terus mencoba, jika salah lihat dimana kesalahannya," tutur Sadat yang mengenyam S2 di USU dan S1 di IAIN Sunan Ampel ini lugas. Tips dan trik dalam menembus skim penelitian Dikti, bagi Sadat tidaklah susah. Para peneliti harus merujuk sepenuhnya kepada acuan penelitian yang diamanatkan dikti. "Bila perlu ikuti dimana harus meletakkan titik dan koma," ujarnya memberikan bocoran. Anwar Sadat menambahkan setiap skim penelitian memiliki karakteristik yang berbeda. Contohnya, penelitian dosen pemula berbeda jauh dengan hibah bersaing. Dosen pemula sifatnya hanya deskriptif dan menggambarkan fenomena. Sebaliknya, penelitian hibah bersaing menuntut peneliti harus menghasilkan penelitian yang terukur dan membuat suatu hasil yang berdampak pada keilmuan dan masyarakat. "Seperti pepatah, di mana ada kemauan di sana ada jalan. Begitulah penelitian itu," katanya menutup pembicaraan. (FEBRY ICHWAN BUTSI)
SYIAR FOTO
Aksi baksos LDK Raudhatul Jannah UMN-AW dengan menggelar sunatan massal dan donor darah.
Menaik taraf infrastruktur terus dilakukan UMNAW, gedung kampus C ditambah tingkatnya.
Rahmat Kartolo, S.Pd, M.Pd mengajukan pertanyaan kepada pemateri dalam pelatihan ke Al-Washliyahaan di Sibolangit 8-10 Februari 2013.
Para peserta pelatihan KeAlwashliyahaan serius mendengarkan orasi Hasbullah Hadi, S.H, M.Kn selaku ketua Pengurus Wilayah Al Washliyah Sumatera utara