DAFTAR PUSTAKA Anggoro, M. Linggar. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2002. Ardianto, Elvinaro. Metode Penelitian untuk Public Relations: Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2010. Bland, Michael et al., Hubungan Media yang Efektif. Jakarta: PT. Erlangga. 2001. Cevilla, Convello G. , dkk. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia. 1993 Cutlip, Scott M., et al., Effective Public Relations. Eight Edition. Prentice Hall International Inc. 2003 Effendy, Onong Uchjana. Humas, Suatu Studi Komunikologis. Cetakan kelima. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1992. -------------------. Humas, Suatu Studi Komunikologis. Cetakan Kelima. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1999. -------------------. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. 2003. Iriantara, Yosal. Media Relations : Konsep, Pendekatan, dan Praktik. Cetakan Pertama. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2005. Jefkins, Frank. Public Relations. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. 2003 Kasali, Rhenald. Manajemen Public Relations. Jakarta: Grafiti. 2005. Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara. 1999. M. A., Morrisan, Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional.Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosadakarya. 2006. Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosadakarya. 2006.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Nova, Firsan. Crisis Public Relations–Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan. Jakarta: PT Grasindo. 2009. Nurudin. Hubungan Media: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2008. Patton, M.Q. Qualitative Research and Evaluation Methods. Thousand Oaks, CA: Sage Publications. 2001. Rachmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2001. Rumanti, Maria Assumpta. Dasar- Dasar Public Relations. Cetakan Pertama. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 2002. Ruslan, Rosady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Edisi Revisi Keenam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008. -------------------. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi. Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006. -------------------. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press. 2012. Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. Dasar-dasar Public Relations. Cetakan Keempat. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2005. Suryadi. Strategi Mengelola Public Relations Organisasi. Jakarta: PT EDSA Mahkota. 2007. -------------------. Dasar-dasar Public Relations. Cetakan Ketujuh. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2010. Wardhani, Diah. Media Relations Sarana Membangun Reputasi Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008.
Media Internet Iskandar, Dadang. Manajemen Strategi. 2011, http://www.slideshare.net/iskandardadang/kualiah-i-manstra-8486616
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dari
Siaran Pers
Siaran Pers
Siaran Pers
Siaran Pers
Dapat disiarkan segera
Jakarta Food Editor’s Club
“Anak Tidak Sarapan, Hambat Masa Depan” 16,9% hingga 59% anak sekolah di Indonesia tidak sarapan, kondisi ini dapat menyebabkan gizi tidak seimbang, gangguan pertumbuhan dan ketahanan fisik, serta kemampuan belajar anak menurun Jakarta, 28 Februari 2013 – PT Unilever Indonesia, Tbk., kembali menyelenggarakan Jakarta Food Editor’s Club (JFEC) Gathering yang bertujuan untuk berbagi informasi seputar makanan, minuman, nutrisi dan gaya hidup. Di penyelenggaraannya yang kedelapan ini, JFEC mengusung tema “Anak Tidak Sarapan, Hambat Masa Depan”, dengan menghadirkan narasumber Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS (Ketua Umum PERGIZI PANGAN dan Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor) dan Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi. (Psikolog Anak dan Remaja, Lembaga Psikologi Terapan, Universitas Indonesia). “Anak tidak sarapan, hambat masa depan”, pernyataan tersebut mengingatkan kita betapa pentingnya membiasakan anak-anak untuk sarapan setiap hari.
Karena sarapan
mempunyai kontribusi penting dalam total asupan harian, yaitu sebanyak 15%-30% dalam total asupan zat gizi harian 1. Tidak sarapan berarti berisiko tidak memenuhi gizi seimbang, hal ini menunjukkan bahwa sarapan merupakan salah satu pilar penting dalam mewujudkan gizi seimbang dan penting bagi hidup sehat, aktif, dan cerdas. Ironisnya, penelitian membuktikan bahwa 16,9% - 59% anak sekolah, remaja dan orang dewasa di Indonesia tidak sarapan. Khusus pada anak usia sekolah, 44,6% anak sekolah yang sarapan memiliki kualitas gizi sarapan yang kualitas rendah. Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, Ketua Umum PERGIZI PANGAN dan Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, mengatakan, “Bangsa ini akan menghadapi dua kegagalan apabila anak-anaknya tidak sarapan. Yang pertama, kegagalan 1
Analisis terhadap data konsumsi pangan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 pada anak usia 4-18 tahun
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengatasi gizi kurang dan gizi lebih. Kekurangan gizi dapat mengakibatkan kurangnya kemampuan berfikir/daya ingat/kognitif, sementara itu tidak sarapan bagi anak-anak golongan mampu dapat menyebabkan kelebihan gizi atau kegemukan yang mendekatkan diri pada berbagai penyakit seperti penyakit jantung koroner dan diabetes. Yang kedua, kegagalan dalam pendidikan, dimana asupan gizi yang tidak seimbang di pagi hari karena tidak sarapan, dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik, ketahanan fisik dan kemampuan berfikir dan belajar anak sekolah menurun”. Saat ini, masa depan anak banyak ditentukan oleh kemampuan otanya, kesehatan tubuhnya, kebiasaan belajar dan lingkungan mereka sehari-hari. Banyaknya aktivitas baik fisik maupun mental menuntut mereka untuk mendapatkan asupan gizi yang cukup guna membantu pertumbuhan dan kesehatannya, sehingga sistim pertahanan tubuhnya baik dan tidak mudah terserang penyakit, dengan demikian, dapat membantu mereka memiliki masa depan yang besar. Anak-anak usia sekolah dasar (7-13 tahun) merupakan masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita, dimana kesehatan optimal akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal 2 .
Karena aktivitas mereka banyak, maka mereka memerlukan tambahan
energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C. Dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, anak-anak seusia ini bisa mendapatkannya dari beberapa kali makan dalam sehari, yaitu makan pagi (sarapan), makan siang, makan malam, dan makan selingan. Namun, saat ini asupan gizi anak sekolah dasar di beberapa wilayah di Indonesia kondisinya sangat memprihatinkan, padahal asupan gizi yang baik setiap hari sangat dibutuhkan agar mereka tumbuh sehat, berkemampuan intelektual yang lebih baik, sehingga dapat mencapai masa depan yang besar. “Jika di masa anak-anak yang merupakan masa emas tumbuh kembang, mengalami kekurangan gizi berkepanjangan, maka dampaknya akan sangat besar, yaitu dapat mengakibatkan anak tumbuh dengan keterbatasan yang bisa mengancam masa depannya. Oleh karenanya salah satu kegiatan yang harus dilakukan setiap pagi untuk memenuhi asupan gizi anak setiap hari adalah dengan sarapan”, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, menambahkan. Selaras dengan Prof. Hardinsyah, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi, psikologi anak dan remaja, Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia mengatakan, “Membiasakan sarapan pada anak-anak merupakan investasi jangka panjang yang dapat menciptakan generasi dengan masa depan yang besar, karena anak terbiasa hidup disiplin dan terartur, 2
http://www.dokteranak.net/faktor-yang-perlu-diperhatikan-mengenai-gizi-anak-usia-sekolah-288.html
2 http://digilib.mercubuana.ac.id/
memiliki kedekatan emosi yang baik dengan orang tua, karena selalu merasakan momen kebersamaan dalam keluarga. Selain itu, karena kebutuhan gizinya terpenuhi, anak akan mudah berkonsentrasi dalam belajar”. Vera menambahkan, “Anak yang melewati sarapan dalam jangka waktu panjang, akan membentuk generasi yang baru ‘on’ pada siang hari, karena pagi harinya dia kurang konsentrasi. Jika hal ini terus berlanjut, akan kalah bersaing dengan bangsa lain”. Di perkotaan seperti Jakarta, dimana umumnya kedua orang tua bekerja, kadang merasa tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menyiapkan sarapan, untuk itu Vera memberikan tips bagi ibu-ibu bekerja agar tetap dapat menyiapkan sarapan bagi putra-putrinya, yaitu dengan merancang menu sarapan di malam hari, sehingga pagi harinya semua sudah tinggal dilaksanakan. Bisa juga para ibu melibatkan anak membuat daftar menu sarapan untuk satu minggu. Setangkup roti dengan olesan margarin ditambah telur dan sayuran, juga bisa menjadi pilihan sarapan praktis namun tetap bergizi. Unilever percaya, bahwa setiap anak berhak akan pemenuhan kebutuhan gizinya untuk tumbuh kembang optimal. Untuk itu, melalui acara Jakarta Food Editor’s Club (JFEC) kali ini, Unilever mengajak teman-teman food editor, untuk turut menyerukan pentingnya sarapan sejak dini, untuk mengantar anak-anak meraih masa depannya. Acara Jakarta Food Editor’s Club kali ini dimeriahkan dengan demo oleh Ibu Hermien Susilo (Country Chef Unilever) yang berbagi menu resep sarapan praktis dan bergizi, yang dapat dipraktekan di rumah. Dan seperti biasa, teman-teman food editor juga ditantang membuat kreasi sarapan praktis dan bergizi dalam sebuah lomba yang seru. Kebiasaan anak sarapan dipengaruhi pula oleh kebiasaan orang tua sarapan. Diharapkan dengan memberikan asupan sarapan yang baik, aman dan bergizi, anak-anak akan tumbuh besar, bermimpi besar, bertindak besar dan memiliki Masa Depan Besar.
--ooOoo— Tentang PT Unilever Indonesia, Tbk.
PT Unilever Indonesia Tbk telah beroperasi sejak tahun 1933 dan telah menjadi perusahaan fast moving consumer goods terdepan di pasar Indonesia. Dengan lebih dari 40 brand, termasuk Pepsodent, Lifebuoy, Lux, Dove, Sunsilk, Clear, Pond’s, Citra, Rexona, Rinso, Molto, Blue Band, SariWangi, Royco, Bango, Wall’s Ice Cream, Buavita dan masih banyak lagi. Unilever Indonesia telah ‘go public’ pada tahun 1981 dan saham-sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Dengan delapan pabrik dan lebih dari 6.000 karyawan, Unilever berkomitmen tinggi untuk tetap melaju dan maju bersama Indonesia. Pada kuartal ketiga 2012, penjualan perusahaan tumbuh 17,4% menjadi Rp 20,3 triliun, sedangkan laba bersih tumbuh 20,8% menjadi lebih dari Rp 3,6 triliun. Secara global, Unilever berambisi meningkatkan bisnisnya dua kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan menjadi setengahnya dan meningkatkan dampak sosialnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pada tahun 2010 Unilever meluncurkan Unilever Sustainable Living Plan, suatu strategi dengan tiga tujuan utama: Peningkatan Kesehatan dan Kesejahteraan,
3 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pengurangan Dampak Lingkungan dan Peningkatan Pendapatan. Di Indonesia telah ada berbagai pencapaian, antara lain, edukasi tentang cuci tangan pakai sabun yang sampai tahun 2011 telah menjangkau lebih dari 4 juta orang, kampanye sikat gigi pagi dan malam hari yang telah menjangkau
lebih dari 6 juta anak sekolah, pengurangan kalori pada es krim Paddle Pop dan Moo, pengurangan limbah berbahaya di pabrik-pabrik Unilever sampai 71% (4 juta kg) pada akhir tahun 2010, penggantian lemari penyimpan es krim dengan lemari pembeku yang ramah lingkungan, peluncuran “Molto Sekali Bilas” yang ramah lingkungan, pembelian teh dan minyak sawit dari sumber yang lestari, pemberdayaan lebih dari 9.000 petani kedelai hitam, dan pengenalan bank sampah sebagai bagian dari program lingkungan Unilever di Indonesia, yang telah mengumpulkan lebih dari 772 ribu ton sampah. Posisi Unilever yang kuat sebagai pemimpin pasar diakui melalui berbagai penghargaan nasional dan internasional yang telah diterima perusahaan. Pada tahun 2012, Unilever Indonesia menerima 153 penghargaan lokal dan regional dari media papan atas dan berbagai instansi pemerintah dan institusi lain, diantaranya: Asia's Best Companies 2012 dari FinanceAsia; Indonesia Best Brand Award 2012 dari SWA & MARS Marketing Research; Satu dari lima emiten terbaik dari Indonesian Finance Review; Indonesia Most Favorite Women Brand 2012 dari Marketeers Magazine; Indonesia Top Brand Award 2012 dari Marketing magazine; Asia Best CSR Practices Awards 2012 dari CMO Asia; dan masih banyak lagi. Untuk informasi lainnya tentang Unilever Indonesia dan brand, silahkan kunjungi www.unilever.co.id Untuk informasi lebih lanjut, hubungi: PT Unilever Indonesia, Tbk. Aurellio Kaunang Media Relations Manager Tel: (+62-21) 526 2112 Fax (+62-21) 526 2046 e-mail:
[email protected]
IPM PR Indira Kamal Consultant Tel: (+62-21) 765 8451 Fax: (+62-21) 750 8939 E-mail:
[email protected]
4 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Siaran Pers
Siaran Pers
Siaran Pers
Siaran Pers
Untuk disiarkan segera
MENGUPAS KHASIAT RAGAM BUAH BERRIES BAGI TUBUH Konsumsi buah Berries setiap hari sangat baik untuk kesehatan saluran pencernaan Jakarta, 19 Juni 2013 – PT Unilever Indonesia, Tbk., kembali menggelar Jakarta Food Editor’s Club (JFEC) Gathering yang bertujuan untuk berbagi informasi seputar makanan, minuman, nutrisi dan gaya hidup. Kegiatan yang diselenggarakan empat b bkali setahun dan telah memasuki tahun ketiga ini mengusung tema “Mengupas Khasiat Buah Berries bagi Tubuh”. Menghadirkan dr. Fiastuti Witjaksono, SpGk, seorang dokter ahli gizi dan pengajar di Universitas Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pangan Sedunia (FAO), tingkat konsumsi buah di Indonesia pada umumnya masih tergolong sangat rendah yaitu hanya 2,5 porsi per hari, padahal rekomendasi WHO dan FAO adalah 2-4 porsi buah dan 3-5 porsi sayur per hari.
“Buah merupakan jenis asupan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh setiap harinya. Buah menjadi sangat baik bagi tubuh karena kandungan yang terdapat di dalamnya bisa memberikan manfaat yang sangat beragam. Salah satu kandungan yang baik dan terdapat di dalam buah adalah serat, dimana serat memiliki manfaat yang sangat baik untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan. Sayangnya masyarakat di Indonesia masih sedikit yang mengonsumsi buah setiap hari secara rutin, walaupun sebenarnya mereka sudah mengerti bahwa buah mengandung banyak sekali manfaat yang baik untuk tubuh.”, kata dr. Fiastuti Witjaksono, SpGK. Data World Health Organization (WHO) dan Food Agriculture Organization (FAO) juga menyebutkan bahwa kekurangan asupan buah dan sayur dapat menyebabkan risiko berbagai penyakit yang salah satu nya adalah gangguan kesehatan saluran pencernaan. Kekurangan asupan buah dan sayur dapat menyebabkan risiko kematian akibat kanker saluran cerna sebesar 14 persen. Oleh karenanya, untuk mendapatkan hidup sehat, kita harus menerapkan gaya hidup yang sehat dan mengonsumsi asupan yang sehat, seperti dengan mengonsumsi buah-buahan.
Menurut kelompoknya, ada dua jenis buah yang bisa dikonsumsi, yaitu buah tropis dan non tropis. Kelompok buah tropis seperti mangga, jeruk, jambu, sudah lebih dikenal oleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
masyarakat, baik jenis maupun manfaatnya akan tetapi masyarakat belum mengenal betul bahwa terdapat buah-buahan non tropis juga memiliki manfaat yang sangat baik bagi tubuh. Saat ini makin banyak orang Indonesia yang ingin tahu lebih banyak mengenai manfaat buah Berries, karena ternyata tren di luar negeri masyarakatnya banyak yang mengonsumsi buah ini. Buah dengan kata ‘berry’ di belakang namanya ini terdiri dari bermacam- macam, yaitu Bilberry, Blackberry, Blueberry, Cranberry, Drewberry, Huckleberry, Lingonberry, Cowberry, Foxberry, Redberry, Mulberry, Raspberry, dan Strawberry.
Namun yang populer dan biasa dikonsumsi
masyarakat di dunia ada lima yaitu Blackberry, Blueberry, Cranberry, Raspberry, dan Strawberry. Kelompok buah Berries ini memiliki kandungan yang baik untuk tubuh, sayangnya tingkat konsumsi buah Berries masih sedikit sekali di Indonesia. Hal ini disebabkan banyak masyarakat yang masih belum memahami manfaat dari buah Berries, Selain buah kelompok ini sulit di dapat di Indonesia karena hanya tumbuh di tempat yang berbeda-beda di luar Indonesia, buah Berries juga tergolong cukup mahal dibandingkan dengan buah kategori tropis.
“Buah dalam kategori keluarga Berries yang sering dikenal dengan sebutan Super Fruits ini memiliki manfaat yang sangat baik bagi tubuh yaitu anthocyanin, zat anti oksidan yang tinggi. Disamping itu, buah Berries juga kaya akan serat (fiber) sehingga baik untuk pencernaan, oleh karenanya penting untuk mengonsumsi buah Berries setiap hari,” dr. Fiastuti Witjaksono memaparkan. Sebagian besar buah Berries mengandung anthocyanin, ellagic acid dan flavonoid yang dapat membantu menangkal radikal bebas dalam tubuh. Selain itu, buah Berries juga terkenal akan kandungan serat dan mineral yang tinggi seperti magnesium, potassium dan mangan. Kandungan serat yang tinggi tentu saja bermanfaat baik untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan. Magnesium dan potassium penting bagi kesehatan sistem saraf dan metabolisme tubuh, sedangkan Mangan juga berperan penting dalam melindungi sel dari radikal bebas akibat polusi, asap rokok, makanan, dan lain-lain. Mengenali manfaat baiknya buah-buahan khususnya buah Berries, diharapkan masyarakat Indonesia bisa menjadi Frutarian, yaitu seseorang yang memiliki komitmen untuk hidup sehat dan mengonsumsi buah secara teratur --ooOoo— Tentang PT Unilever Indonesia Tbk PT Unilever Indonesia Tbk telah beroperasi sejak tahun 1933 dan telah menjadi perusahaan fast moving consumer goods terdepan di pasar Indonesia. Dengan lebih dari 40 brand, termasuk Pepsodent, Lifebuoy, Lux, Dove, Sunsilk, Clear, Pond's, Citra, Rexona, Rinso, Molto, Blue Band, SariWangi, Royco, Bango, Wall's Ice Cream, Buavita dan masih banyak lagi. Unilever Indonesia telah ‘go public' pada tahun 1981 dan saham-sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Dengan delapan pabrik dan lebih dari 6.000 karyawan, Unilever berkomitmen tinggi untuk tetap melaju dan maju bersama Indonesia. Pada tahun 2012, penjualan perusahaan tumbuh 19,2% menjadi Rp 27,3 triliun, sedangkan laba bersih tumbuh 15,4% menjadi lebih dari Rp 4,9 triliun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Secara global, Unilever berambisi meningkatkan bisnisnya dua kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan menjadi setengahnya dan meningkatkan dampak sosialnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pada tahun 2010 Unilever meluncurkan Unilever Sustainable Living Plan, suatu strategi dengan tiga tujuan utama: Peningkatan Kesehatan dan Kesejahteraan, Pengurangan Dampak Lingkungan dan Peningkatan Pendapatan. Di Indonesia telah ada berbagai pencapaian, antara lain, edukasi tentang cuci tangan pakai sabun yang sampai tahun 2012 telah membina lebih dari 65 ribu dokter kecil yang berasal dari lebihdari 8.000 sekolah, kampanye sikat gigi pagi dan malam hari yang telah menjangkau lebih dari 1,8 juta anak sekolah, pengurangan kalori pada es krim Paddle Pop dan Moo, pengurangan limbah berbahaya di pabrik-pabrik Unilever sampai 71% (4 juta kg) pada akhir tahun 2010, penggantian lemari penyimpan es krim dengan lemari pembeku yang ramah lingkungan, peluncuran "Molto Sekali Bilas" yang ramah lingkungan, pembelian teh dan minyak sawit dari sumber yang lestari, pemberdayaan lebih dari 9.000 petani kedelai hitam, dan pengenalan bank sampah sebagai bagian dari program lingkungan Unilever di Indonesia, yang telah mengumpulkan lebih dari 772 ribu ton sampah. Posisi Unilever yang kuat sebagai pemimpin pasar diakui melalui berbagai penghargaan nasional dan internasional yang telah diterima perusahaan. Pada tahun 2012, Unilever Indonesia menerima total 161 penghargaan lokal dan regional dari media papan atas dan berbagai instansi pemerintah dan institusi lain, diantaranya: Asia's Best Companies 2012 dari FinanceAsia; Indonesia Best Brand Award 2012 dari SWA & MARS Marketing Research; Satu dari lima emiten terbaik dari Indonesian Finance Review; Indonesia Most Favorite Women Brand 2012 dari Marketeers Magazine; Indonesia Top Brand Award 2012 dari Marketing magazine; Asia Best CSR Practices Awards 2012 dari CMO Asia; dan masih banyak lagi. Untuk informasi lainnya tentang Unilever Indonesia dan brand, silahkan kunjungi www.unilever.co.id. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi: PT Unilever Indonesia, Tbk. Aurellio Kaunang Media Relations Manager Tel: (+62-21) 526 2112 Fax (+62-21) 526 2046 e-mail:
[email protected]
IPM PR Indira Kamal Consultant Tel: (+62-21) 765 8451 Fax: (+62-21) 750 8939 E-mail:
[email protected]
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Lembar Fakta
Lembar Fakta
Lembar Fakta
Lembar Fakta
PENTINGNYA MENGATUR ASUPAN MAKANAN KETIKA PUASA DAN LEBARAN, AGAR BERAT BADAN TETAP TERJAGA PT Unilever Indonesia, Tbk., kembali menggelar Jakarta Food Editor’s Club (JFEC) Gathering yang bertujuan untuk berbagi informasi seputar makanan, minuman, nutrisi dan gaya hidup. Kali ini JFEC gathering mengangkat topik “Pentingnya Mengatur Asupan Makanan Ketika Puasa dan Lebaran, Agar Berat Badan Tetap Terjaga”. Menghadirkan Andriyani Wagianto – Nutrition and Health Manager PT Unilever Indonesia, Tbk. dan Chef Gungun Chandra – Senior Sour Chef, Unilever Food Solutions. Kenapa berat badan cenderung naik setelah lebaran?
Hasil survei sederhana yang dilakukan oleh tim JFEC terhadap 30 orang responden (10 diantaranya jurnalis) tentang kebiasaan makan dan minum saat sahur, berbuka dan Lebaran. Gorengan dan minuman manis masih menjadi favorit sebagian orang untuk berbuka puasa, walaupun ada juga yang berbuka dengan buah kurma dan air putih, lalu diikuti dengan makan makanan lengkap setelah shalat. Sebagian besar responden mengatakan, berat badan naik setelah lebaran.
Bagaimana tips menjaga berat badan agar tidak naik setelah lebaran? Agar berat badan tetap terjaga saat puasa dan setelah Lebaran, kita perlu memperhatikan asupan makanan yang tepat dan lebih sehat. Makanan yang dikonsumsi harus memenuhi komposisi nutrisi seimbang, yakni terdiri dari karbohidrat kompleks, makanan berserat, mengandung vitamin, mineral dan protein, juga yang tidak kalah penting adalah cukup minum air 7-8 gelas sehari. Tidak sedikit orang cenderung lebih gemuk setelah berpuasa dan Lebaran. Kebiasaan sering makan yang tidak terkontrol dapat memicu naiknya berat badan. Karenanya, penting untuk mengetahui dan mengontrol jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh, agar berat badan tetap terjaga. Karena Lebaran identik dengan makanan yang melimpah, enak, bersantan, berkalori dan berkolesterol tinggi, seperti opor, rendang, sambal goreng, aneka kue dan minuman manis. Jika tidak mengontrol asupan makanan, maka orang akan menjadi lebih gemuk dari pada sebelum Ramadhan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tips makan saat Sahur Pola makan yang baik saat sahur adalah memenuhi 40% total kalori perhari, dengan komposisi makanan besar 30% dan makanan kecil sebelum imsak 10%. Yang perlu dilakukan : Mengonsumsi karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, mi gandum, roti gandum, buah, dan sayuran. Jenis karbohidrat ini lebih tahan lama dan membuat gula darah stabil. Mengonsumsi cukup sayur dan buah, karena kandungan serat pada sayur dan buah dapat menahan rasa lapar lebih lama. Pastikan cukup minum air putih, yaitu 3 gelas saat sahur. Yang perlu dihindari : Hindari makan makanan yang terlalu asam dan pedas agar tidak mengiritasi lambung. Hindari makan makanan berlemak, seperti gorengan, makanan bersantan kental, karena dapat menyebabkan haus. Hindari makan makanan yang terlalu manis saat sahur, karena akan meningkatkan gula darah dengan cepat namun tidak bisa bertahan lama. Contoh menu sahur yang praktis dengan komposisi lengkap, seperti : nasi merah hangat dengan tumis ayam jamur broccoli; nasi merah hangat dengan tumis daging sapi barbeque. Tidak lupa makan buah seperti pisang atau apel sebelum imsak. Tips makan saat Berbuka Pola makan yang baik saat berbuka yaitu memenuhi 60% total kalori perhari (dengan komposisi 15% makanan/minuman manis atau tajil, 30% makanan lengkap, dan 15% makanan kecil) Yang perlu dilakukan : Pilihlah makanan dan minuman yang manis untuk mengembalikan kadar gula darah yang sudah turun saat puasa, namun dalam porsi yang sesuai dan tidak berlebih. Makan dalam porsi besar sebaiknya dilakukan setelah shalat. Makanlah dengan komposisi gizi yang lengkap dan seimbang, termasuk buah dan sayur. Setelah sholat tarawih, boleh mengonsumsi makanan selingan seperti kue atau buah. Cukup minum air putih, yaitu 5 gelas selama berbuka. Yang perlu dihindari : Sebaiknya hindari langsung makan besar saat berbuka, agar saluran cerna dapat beradaptasi setelah lebih dari 12 jam dalam keadaan kosong. Batasi konsumsi gula per hari 5-10% dari total kalori atau sekitar 25-50gr per hari. Contoh makanan berbuka puasa / ta’jil seperti : Poached Pear with vanilla ice cream, sajian ini jumlah kalorinya hanya 153 kkal dan 29g gula. Pilihan lainnya seperti : es puter kelapa muda dengan tambahan buah-buahan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Contoh makanan besar untuk berbuka puasa, seperti : Grilled Fillet Mignon Teppanyaki Vegetable. Kedua sajian tersebut diatas merupakan salah satu menu berbuka Duk Duk yang diciptakan oleh Unilever Food Solutions. Tips memilih makanan yang tepat di Hari Raya / Lebaran Untuk mengatasi fenomena kegemukan paska Lebaran, dapat menyiasatinya dengan mengikuti tips berikut ini agar berat badan tetap terjaga namun tetap bisa mencicipi makaan spesial Lebaran. Batasi jumlah kalori yang dikonsumsi agar menjaga tingkat kalori tetap normal. Kalori diperoleh dari karbohidrat, protein dan lemak. Asupan kalori yang berlebih dapat menyebabkan kegemukan. Contohnya, jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman yang manis-manis. Makanlah dengan piring kecil, untuk menghindari makan berlebihan. Makanlah sayuran dan buah-buahan untuk mencegah sembelit dan gangguan pencernaan saat Lebaran, hal ini juga untuk mengimbangi makanan berlemak yang dikonsumsi. Makanlah secara perlahan-lahan. Hindari ke meja makan dua kali. Tunggu beberapa saat untuk mengira apakah Anda memang cukup lapar untuk porsi berikutnya. Makanlah buah sebelum makan berat, sehingga perut sudah terasa kenyang sebelum makan berat lainnya. Imbangi masuknya kalori dengan membakar kalori, yakni dengan olah raga yang rutin saat libur Lebaran. Tips memasak hidangan Lebaran
Untuk membuat opor ayam yang lebih sehat dengan membuang kulit ayam, karena kulit ayam mengandung lemak lebih banyak dibandingkan bagian ayam yang lainnya. Untuk membuat masakan daging, pilihlah daging tanpa lemak untuk membuat rendang. Lebih baik jika Anda memasak hidangan Lebaran untuk satu hari saja, karena terlalu sering menghangatkan makanan akan menyebabkan rusaknya nutrisi yang terkandung dalam makanan tersebut. Anda bisa mengganti beras merah untuk membuat ketupat, karena beras merah mengandung rendah kalori dan serat yang lebih banyak dibandingkan beras putih. --ooOoo—
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi: PT Unilever Indonesia, Tbk. Aurellio Kaunang - Media Relations Manager T: (+62-21) 526 2112 | F : (62-21) 526 2046 e-mail:
[email protected]
IPM PR Indira Kamal - Consultant T: (+62-21) 765 8451 | F: (+62-21) 750 8939 E-mail:
[email protected]
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Lembar Fakta
Lembar Fakta
Lembar Fakta
Lembar Fakta
MAGNOFFEE: NIKMATNYA SENSASI PADUAN ES KRIM, COKLAT PREMIUM DAN KOPI Magnoffee akan menjadi trend gaya hidup masa kini di kalangan pleasure seekers PT Unilever Indonesia, Tbk., kembali menggelar Jakarta Food Editor’s Club (JFEC) Gathering yang bertujuan untuk berbagi informasi seputar makanan, minuman, nutrisi dan gaya hidup. Kali ini JFEC gathering memperkenalkan trend di kalangan pleasure seekers, yaitu Magnoffee, cara menikmati es krim dan coklat premium dengan kopi. JFEC kali ini menghadirkan Toni Wahid, seorang pemerhati kopi. Kopi adalah jenis minuman yang kerap di nikmati pada saat hang out. Bagi pleasure seekers, minum kopi merupakan kegiatan yang kerap dilakukan untuk melengkapi momen hang out bersama orang-orang terdekat. Cita rasa kopi yang kuat dan khas serta kandungan kafein-nya menjadi booster yang membuat tubuh lebih bersemangat. Cara orang menikmati kopi sangatlah beragam , misalnya: Espresso: mengekstraksi biji kopi menggunakan uap panas pada tekanan tinggi Latte: sejenis kopi espresso yang ditambahkan susu dengan rasio antara susu dan kopi 3:1 Cappuccino: espresso yang ditambahkan susu panas yang dibusakan Frappé: espresso yang disajikan dingin Kopi tubruk: kopi asli Indonesia yang dibuat dengan memasak biji kopi bersama dengan gula Dan lain-lain. Namun, salah satu cara menikmati kopi yang digemari di berbagai belahan dunia adalah dengan menggabungkannya bersama es krim. Kombinasi keduanya menciptakan sensasi kenikmatan yang unik dan luar biasa. Salah satu pairing atau pasangan yang paling sempurna adalah kopi dengan es krim. Paduan es krim dengan kopi ini sudah dikenal di berbagai negara, sebagai contoh di Italia ada Affogato, dan di Jerman ada Eiskaffee, dan es krim yang biasa digunakan adalah es krim vanila.
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Selain es krim, salah satu elemen yang seringkali ditambahkan pada pairing ini adalah coklat, baik dalam bentuk saus, bubuk, maupun lainnya. Kelezatannya jadi semakin istimewa karena kopi dan cokelat tumbuh di daerah yang sama di dunia yaitu di wilayah garis khatulistiwa, sehingga secara alami keduanya memiliki profil rasa yang saling melengkapi. Saat dinikmati, rasa kopi yang sedikit pahit, sangat sempurna jika diimbangi dengan rasa manis dan tekstur yang lembut dari es krim dan cokelat premium. Selain itu, kombinasi panas dan dingin yang menyatu di dalam mulut juga membawa efek yang exciting sekaligus calming - menjadikannya sebagai sebuah pleasurable experience yang benar-benar berbeda. Magnoffee Cara lain menikmati es krim adalah dengan mencampurkannya dengan kopi. Sesuai dengan namanya Magnoffee – Magnum dan Coffee – adalah perpaduan antara es krim dan kopi, berupa kemewahan lapisan cokelat Belgia yang tebal dan lembutnya es krim vanila premium yang berpadu dengan citarasa kopi yang khas . Untuk pertama kalinya Unilever Indonesia, sebagai perusahaan consumer goods yang juga fokus pada industri makanan memperkenalkan Magnoffee. Magnoffee dipersembahkan bagi pleasure seekers di Indonesia yang selalu terbuka dengan hal-hal baru dan pleasurable experience yang berbeda. Magnoffee akan menjadi trend gaya hidup masa kini yang akan menyempurnakan momenmomen istimewa pleasure seekers saat hang out bersama orang-orang terdekat. Selain itu, uniknya, setiap orang sebenarnya bisa memiliki cara tersendiri untuk menikmati Magnoffee. Mereka dapat bereksperimen dengan berbagai jenis kopi dan varian Magnum untuk mendapatkan kelezatan yang paling mereka sukai. Berikut tips dari Toni Wahid, untuk mendapatkan cita rasa Magnoffee yang sempurna :
Gunakan jenis kopi yang berkualitas 10 gram kopi diseduh dengan 150 gram air panas (90-95 derajat). Gunakan es krim premium dengan cokelat tebal yang tidak mudah meleleh, dengan demikian sensasi kelezatan Magnoffee akan lebih terasa lebih lama. Anda bisa menambahkan pelengkap seperti bubuk kayu manis dan whipped cream, untuk mempercantik penampilan Magnoffee.
Selain kopi hitam seperti tips di atas, pleasure seekers juga bisa mencoba memadukan es krim premium ini dengan ragam kopi lain seperti Cappuccino, Latte, dan lainnya untuk mendapatkan hasil sesuai selera. Selain itu, dalam waktu dekat Magnoffee juga akan hadir di sederetan café favorit, sebagai paduan sempurna untuk melengkapi waktu hang out dengan orang-orang terdekat. --ooOoo-2 http://digilib.mercubuana.ac.id/
LAMPIRAN
JFEC PROGRAM 1 PERIODE 2013 “Anak Tidak Sarapan, Hambat Masa Depan”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
JFEC PROGRAM 2 PERIODE 2013 “Mengupas Khasiat Ragam Buah Berries Bagi Tubuh”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
JFEC PROGRAM 3 PERIODE 2013 “Pentingnya Mengatur Asupan Makanan Ketika Puasa Dan Lebaran, Agar Berat Badan Tetap Terjaga”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
JFEC PROGRAM 4 PERIODE 2013 “Magnoffee: Nikmatnya Sensasi Paduan Es Krim, Coklat Premium Dan Kopi”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Daftar Wawancara Pertanyaan Umum Untuk Eksternal PR, Mba Indira. Via Surel, 7/09/2014
Peneliti
: Apa latar belakang keterlibatan pihak eksternal PR (IPM PR) dalam program Jakarta Food Editor's Club?
Informan : Latar belakang keterlibatan IPM PR dalam hal ini adalah bahwa kami PR konsultan untuk corporate Unilever, dan program JFEC merupakan program corporate oleh karena itu kami dilibatkan dalam pelaksanaan event. Peneliti
: Apa saja yang dilakukan oleh PR Eksternal (IPM PR) dalam menjalankan program tersebut?
Informan : Dalam proses perencanaan, kami berperan sebagai PR konsultan untuk corporate Unilever mulai dari mengembangkan konsep yang sudah ditentukan media relations Unilever, liase dengan pihak ketiga, menghubungi media-media yang akan berpartisipasi, dan membantu kordinasi dan pengawasan saat pelaksanaan. Setelah itu kami juga melakukan monitoring, evaluasi dari hasil kegiatan dan pelaporan berita kepada pihak Unilever. Peneliti
: Program ini diadakan setiap tahun 4 kali, apa alasannya dari bentuk pelaksanaan seperti hal itu?
Informan : pelaksanaan 4x dalam setahun disesuaikan dengan tema yang akan disampaikan dalam setiap kegiatan. Peneliti
: Strategi PR pada program JFEC 2013 yang membedakan dengan sebelumnya?
Informan : Strategi media relations yang kami lakukan untuk JFEC tahun 2013 sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan dengan periode sebelumnya. Perbedaan hanya pada tema acara, sebisa mungkin kami menyajikan tema yang menarik untuk didiskusikan para editor dan dapat menjadi berita yang menarik bagi media. Konsep kegiatan dibuat tidak monoton, menyediakan informasi yang benar-benar hangat dan bermanfaat bagi rekan media dengan bahasa yang mudah dipahami, menyediakan narasumber acara yang memang ahlinya sesuai topik yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dibicarakan. Secara teknis kami juga memikirkan formulasi agar para editor rutin menghadiri 4 (empat) program ini. Peneliti
: Ada spesifikasi khusus media yang diundang dalam kegiatan JFEC 2013?
Informan : Ada beberapa media yang memang kita undang untuk acara ini. Tentu media yang kita undang bukan sembarang media. Memang betul-betul media yang memiliki ranah peliputan mengenai makanan. Dan kami tidak membatasi hanya media cetak saja, juga media online. Peneliti
: Kendala apa saja yang dihadapi IPM PR dalam menjalankan kegiatan tersebut mulai dari episode 1 - 4 pada periode 2013?
Informan : Mungkin lebih tepat dibilang tantangan daripada kendala. Karena sejauh ini kami merasa tantangan ini terus menghantui dari setiap program JFEC. Tantangannya adalah kami sebisa mungkin harus membuat tema acara dan konsep, juga pemilihan narasumber yang menarik bagi para rekan media. Seperti yang kita tahu, media itu kan tidak mau meliput kalau tidak ada news value. Lalu tantangan selanjutnya adalah membuat para rekan media selalu datang kembali mengikuti program JFEC. Peneliti
: Apa saja feedbacks untuk kegiatan Media Relations PT Unilever Indonesia pada program Jakarta Food Editor's Club periode 2013 dari IPM PR?
Informan : Feedbacks nya seperti topik yang diulas lebih beragam dan topik yang sedang hangat, maupun sesuatu yang baru di industri makanan. Peneliti
: Hasil data evaluasi yang didapatkan dari JFEC 2013?
Informan : Evaluasi dari rekan media yang kami dapatkan sejauh ini selalu bernada positif. Kesan yang mereka berikan cukup memuaskan. Pemberitaan atau publikasi program atau topik JFEC berjalan dengan baik. Mengenai kritik atau kesan negatif lebih ke saran dan masukan yang membangun dari rekan media. Peneliti
: Bagaimana dengan tolak ukur kesuksesan PR dari sisi revenue ?
Informan : Kami memang mengundang banyak rekan media untuk hadir, tentunya yang memang in line dengan food category. Di evaluasi hal itu yang menjadi pengukuran kami berapa banya undangan yang disebar dengan jumlah kehadiran mereka. Lalu, bagaimana hasil publikasi yang dilakukan. Biasanya kalau attendance-nya baik tentu publikasi juga akan baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Impact kepada revenue langsung sulit kami ukur. Kami lebih concern kepada awareness selain pada JFEC itu sendiri juga terhadap brand Unilever. Seperti yang sudah saya katakan kalau awareness sudah pasti karena semakin banyak member yang datang dan publikasi yang baik otomatis awareness juga semakin baik. Dan paling penting kami harapkan dari JFEC ini adalah relationship dan eksistensi JFEC dengan media itu tercapai. Peneliti
: Apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing episode JFEC periode 2013 di mata IPM PR?
Informan : Agak sulit menjabar satu persatu kelebihan dan kekurangan dari setiap episode, yang pasti kami selalu mengevaluasi setiap kegiatan dan memperbaiki kekurangan yang ada.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Daftar Wawancara Pertanyaan Umum Untuk Editor Kulinologi, Mas Andang. Kopi Darat di Anomali Coffee Kemang, 15/10/2014
Peneliti
:
Menurut Mas Andang, soal Jakarta Food Editor’s Club (JFEC) ini, itu bagaimana?
Informan :
Secara program, program ini bagus untuk para editor yang membuka wawasan baru. Soal konsep menarik.
Peneliti
:
Apakah JFEC menjadi sesuatu hal yang menarik untuk diangkat sebagai berita baru untuk publik?
Informan :
Ya seperti saya sudah bilang. Menurut saya sih sangat menarik.
Peneliti
Dari keempat episode yang dijalankan pada tahun 2013, episode mana
:
yang paling berkesan? Aku coba review lagi ya, episode I itu tentang Anak Tidak Sarapan Hambat Masa Depan, terus episode II tentang Mengupas Khasiat Rahasia Ragam Buah Berries Bagi Tubuh, Episode III tentang Pentingnya Mengatur Asupan Makanan Ketika Puasa dan Lebaran, Agar Berat Badan Tetap Terjaga, lalu Episode IV berjudul Nikmatnya Sensasi Paduan Eskrim , Coklat Premium dan Kopi. Informan :
Yang saya rasakan dan saya lihat nih ya Ka. Pada saat program ketiga. Alasannya narasumbernya juga oke dibantu seorang Nutrisionist dan kita diajak praktek langsung membuat makanan yang seimbang ketika
http://digilib.mercubuana.ac.id/
puasa dan lebaran oleh Chef Gugun dari Unilever. Dari sisi berita cukup menarik. Peneliti
:
Mas kan sudah jadi member lama yah di JFEC. Di 2013 itu Mas pernah merasakah nggak kekurangan dalam pelaksaanannya?
Informan :
Ada episode yang terlalu banyak promo dan topik dipaksakan. Misalnya itu episode IV yang tentang Magnofee itu di Magnum Coffee, GI.
Peneliti
:
Informan :
Alasannya kenapa Mas di Episode itu ada kekurangan? Mungkin karena inti acaranya launching produk terbaru salah satu brand eskrim mereka kali ya, jadi terkesan promo banget. Kalau dibilang rame ya rame, seru ya lumayan seru, tapi buat media bukan itu yang dicari.
Peneliti
:
Mas, kendala apa aja nih yang Mas rasakan selama episode program JFEC 2013?
Informan : Peneliti
:
Jadwal sih ya yang suka bentrok sama kegiatan lain. Adalagi gak Mas yang lain?
Informan :
Hmm.. Itu ajasih ya. Selebihnya oke oke saja.
Peneliti
Bagaimana menurut Anda pelayanan yang diberikan PR PT Unilever
:
Indonesia terhadap media? Mulai dari Press release, jumpa pers, dll Informan :
Kalau yang saya alami sih, program ini bagus untuk para editor. Membuka wawasan baru. Soal pelayanan sangat ramah tim media relationsnya kepada saya khususnya terlihat kepada rekan media juga ramah. Maksudnya gini,tidak pelit informasi dan secara personal sangat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ramah. Cuma ada narasumber yang tidak mau memberikan bahan presentasi (file presentasi). Padahal itu acuan untuk menulis sekaligus untuk diarsip. Peneliti
:
Mas, setahu saya kan JFEC ini program yang mengandung nilai berita, kemudian PR berharap media dapat mempublikasikannya. Dari Mas sendiri, gimana ada nggak beban yang dirasakan karena konsep dan pelayanan PR itu?
Informan :
Jujur ya ada beban. Terutama jika topiknya terlalu promo/produk (seperti episode es krim). Ini sudah masuk kategori advertorial seharusnya. Karena kebanyakan mengulas merek/produk si eskrimnya itu.
Peneliti
:
Terus ya Mas, menurut Mas bagaimana soal fungsi yang dijalankan PR PT Unilever dalam program tersebut?
Informan :
Kalau PR sebenarnya sudah dijalankan dengan benar, cuma kadang tidak pas memilih narasumber.
Peneliti
:
Tidak pas bagaimana, Mas? Contohnya, Mas, pas kapan dan siapa?
Informan :
Duh, saya lupa namanya, Ka.
Peneliti
Mas, kalo dari Mas sendiri nih apa feedback, ya masukan gitu dari
:
JFEC 2013 khususnya media? Feedback ini boleh diberikan kepada para tim PR JFEC atau program JFEC sendiri. Informan :
Saya sih berharap acara seperti itu dibikin lebih sering aja lagi. Terus yah janganlah perusahaan terlalu banyak promo produk. Harus juga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
diimbangi dengan edukasi/keilmuan, tema nya lebih edukatif. Dan kalau untuk media sendiri, maksudnya seperti saya yang hadir, diusahakanlah perusahaan membuat jadwal yang bisa on time dan tempat acara yang mudah dijangkau. Kalau jauh, kita juga yang repot. Tau sendiri dateline media. Hahaha.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Daftar Wawancara Pertanyaan Umum Untuk Editor/ Wartawan Wanita Indonesia, Mas Budi. Via Telepon 20/09/2014
Peneliti
:
Assalamu’alaikum Mas Budi.
Informan
:
Iya Wa’alaikumsalam Eka. Iya Gimana, Ka? Apa yang saya bisa bantu untuk JFEC? Hmm..sebelumnya kamu ini mahasiswi mana Ka?
Peneliti
:
Iya saya ini mahasiswi Mercubuana Menteng. Saya ambil jurusan PR dan saat ini memang sedang skripsi. Kebetulan JFEC yang saya teliti saat ini.
Informan
:
Oke,,oke. Sok mau tanya apa, Ka? Bagian mana yang mau diteliti?
Peneliti
:
Hehehe.. Saya mulai dengan pendapat Mas Budi soal program JFEC yang notabene kan ya program berkelanjutan? Gimana nih Mas?
Informan
:
Oke. Gini ya Ka. E..e…program ini tuh sudah bagus. Maksudnya pengonsepan acara mulai dari tempat yang berpindah-pindah, aktivitas acaranya, lalu pengemasan acaranya dibuat fun dimana kita tahu para media itukan sudah cukup stress yah, harus mencari berita lalu jadwal dateline yang cukup menyiksa. Dengan pengemasan sumber berita di JFEC ini lalu adanya games , arisan (doorprize), dan point reward membuat kita senang ya mengurangi tingkat stress lah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dan disana kita bisa bertemu teman media lainnya yang bisa saling sharing dan bertukar informasi mengenai dunia makanan. Peneliti
:
Dari yang saya tangkap, nampaknya JFEC ini program menarik. Lalu apa memiliki daya tarik juga nggak Mas untuk dinaikkan jadi berita?
Informan
:
Boleh dibilang balance, ya kadang menarik kadang kurang menarik. Kurang menarik di sini adalah topik yang diangkat sudah terlalu umum sudah tidak aktual. Sementara kami sebagai media dituntut untuk menyuguhkan berita yang aktual. Kadang mereka menyajikan topik lebih pada promosi tetapi minus edukasi maupun nilai etika. Kadang statementnya juga kurang istimewa, rilis kurang menggali
Peneliti
:
Lalu nih Mas Budi, kan JFEC 2013 ini ada 4 program. Aku review ya yang termasuk di 2013 apa saja. Yang pertama itu judulnya, Anak Tidak Sarapan Hambat Masa Depan. Kedua, Mengupas Khasiat Rahasia Ragam Buah Berries Bagi Tubuh. Lalu ketiga, Pentingnya Mengatur Asupan Makanan Ketika Puasa dan Lebaran, Agar Berat Badan Tetap Terjaga. Dan terakhir Nikmatnya Sensasi Paduan Eskrim , Coklat Premium dan Kopi. Menurut Mas Budi yang mana yang paling berkesan. Coba dong Mas ceritakan ke saya kenapa begitu berkesan? Hehehe
Informan
:
hmm.. Aku boleh detailin satu satu gak?
Peneliti
:
Boleh banget Mas. Haha..Monggo monggo.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Informan
:
Yang pertama menurut aku lebih menarik yah dari keempat yang ada. Narasumber berpengaruh terhadap ulasan topik, dan pada topik itu narasumbernya cukup expert dan menarik diangkat sebagai berita. Sarapan yang selama ini dianggap sepele di saat kondisi orang perkotaan contohnya yang sangat dikejar waktu tentu tidak sempat sarapan, nanti sekalian saja saat makan siang. Ternyata dari acara dan penjelasan narasumber sangat bermanfaat bahwa sarapan itu biarpun sesuap sangat penting bagi tubuh yang impact-nya ternyata bisa jangka panjang. Hmm,, tadi yang kedua tentang apadeh?
Peneliti
:
hmm…hmm Itu Mas tentang Berries.
Informan
:
Owh.. Oke. Soal berries itu menurut Aku yah kurang sesuai untuk orang Indonesia. Ga banyak loh penduduk Indonesia yang makan ragam buah beri. Kenapa engga kayak buah tropis gitu seperti rambutan, jambu, manga.Yang emang jelas-jelas ada musimnya di Indonesia. Hahaha. Nah terus yang ketiga, soal makanan saat puasa. Ya ampun yah inituh sudah terlalu umum karena banyak berita tiap tahun mengulasi ini. Harusnya lebih digali lagi topiknya. Yang keempat soal es krim, ini cukup oke hanya kurang lama waktunya padahal sangat menarik topik mengenai kopi dan coklat premium.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Peneliti
:
Hahaha.. Mas Budi inget banget. Sepertinya sudah ngena banget ama event JFEC. Terus Mas ada ga kekurangan dalam pelaksaanan program JFEC 2013?
Informan
:
Kekurangan yang aku perhatikan itu yah adalah ketika konsep dan tujuan acara ini bagus apalagi kondisinya Food Community yang berasal dari rekan media belum ada di Indonesia, ternyata implementasinya kurang total,kurang nilai edukasi. Saya melihatnya sekadar event yang sifatnya seremonial dan komersial. Kurang jelas sasarannya dalam program. Yang saya harapkan lebih memahami kondisi rekan media yang dikejar dateline, agar ketika datang tidak kecewa dengan rilis yang kurang informatif lalu narasumber juga kurang expert. Semoga ke depannya tim lebih menyusunnya lebih baik.
Peneliti
:
Terus.. teruss Mas soal pelayanan yang diberikan tim PR PT Unilever terhadap media, bagaimana? Mulai dari Press release, jumpa pers, dll.
Informan
:
Gimana yah. Secara pribadi saya rasa mereka ramah secara personal. Saya merasa dihargai secara personal dan hubungan kami cukup baik sejauh ini. Hanya fungsi mengenai PR saya berharap manajemen mereka berperan aktif bukan sekadar persoalan untung dan rugi dan lebih total me-maintain kegiatan bagus ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Peneliti
:
Kan mereka sudah melayani dengan ramah ni Mas. Juju raja saya dulu saat jadi jurnalis saat meliput JFEC merasa senang dengan event seperti itu, layanannya juga ramah. Nah dari itu, apakah Mas Budi merasa
ada
beban
karena
pelayanannya
jadi
harus
mempublikasiinnya? Informan
:
Aku merasa tidak ada beban karena aku menilai dahulu sejak diberi undangan dan rilis via email, apakah layak didatangi (diliput) atau tidak. Aku lebih memberi masukan, acara ini sebainya tidak hanya mengundang wartawan, mengasih makan, lalu dinaikkan berita. Saya berharap perusahaan membuat kebijakan yang tepat tentang event yang lebih kreatif tetapi edukatif. Kurang lebih seperti itu.
Peneliti
:
Ok deh Mas Budi. Itu saja cukup.secara garis besar aku sudah tangkap. Nanti kalau aku ada yang kurang jelas aku boleh telpon lagi kan ya Mas.
Informan
:
Ok Boleh. Tapi kamu nanti sms dulu ya sebelum telepon.
Peneliti
:
Siap. Oke Makasi Mas Budi. Sukses selalu
Informan
:
Ok.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Daftar Wawancara Pertanyaan Umum Untuk Bagian Media Relations PT Unilever Indonesia Tbk Via Telepon, 11/09/2014
Peneliti Informan
: Halo Mba Retno. Ini aku Eka Michel. : Oh, hai Michel. Iya ada apa?
Peneliti
: Iya iniloh Mba. Aku mau ngobrol-ngobrol. Ya, tanya-tanya soal JFEC lah. Gimana nih, Mba, ada waktu ngga buat ngobrol sebentar?
Informan
: Hmm,, gitu yah. Mau ngobrol langsung ngga dengan Asmen-nya. Kebetulan ada Mba Disty. Saya sambungin yah. Dia lebih paham dan bagian tanggung jawabnya. Saya takut salah. Hehehe.
Peneliti
: Boleh banget, Mba. Aku tunggu yah.
Informan
: Halo.
Peneliti
: Iya halo Mba Disty. Apakabar? Ini aku Eka Michel dulu sempet jadi member JFEC. Kebetulan sekarang sedang Skripsi dan mahasiswa jurusan PR. Aku tertarik Mba neliti JFEC. Boleh tanya-tanya kan ya Mba?
Informan
: Iya, boleh kok. Mau tanya apa Eka?
A. Pertanyaan umum tentang Media Relations PT Unilever Indonesia Informan
: Bagaimana hubungan PT Unilever Indonesia dengan media? Bagaimana cara perusahaan menjalin hubungan baik dengan media?
Peneliti
: Hubungan sama media sih sebenarnya kita hampir semua yang kita lakukan berhubungan sama media ya Mba. Maksudnya kayak Unilever secara company sendiri kan pada saat kita punya product launch atau misalkan activity pasti selalu barengan atau berhubungan dengan media. Jadi hubungannya sangat baik sih.
Informan
: Sejauh ini tidak pernah ada masalah dengan media, antara perusahaan dengan media gitu? : Kalau Masalah alhamdulillah sejauh ini dengan media enggak ada sih ya Mba . hehehe. Maksudnya sejauh ini supportnya besar banget kalau misalkan dari media juga termasuk untuk JFEC. Hehehe
Peneliti
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Informan
:
Lalu bagaimana tuh meskipun sudah terkenal sebagai perusahaan consumer terbesar, bagaimana cara menjalin hubungan kerjasama dengan media, gimana ? sampai sekarang kan masih terbilang sangat baik? Gimana cara dari Unilever sendiri? Mungkin ada cara khusus?
Peneliti
:
Sebenernya caranya sih ada dua ya, Mba yang kita jalanin. Ada cara professional dan cara personal. Kalau cara professional ya seperti pada saat kita punya sesuatu yang baru untuk dipublish kita pasti mengundang teman-teman media. Tapi di luar itu kalau misalkan di bagian regular media relations itu sendiri ya Mba, misalkan untuk ngopi-ngopi atau makan siang terus cerita-cerita apa yang update di Media, misalkan apa yang lagi update di dunia kecantikan, makanan, kaya gitu gitu sih sering kita lakuin sih. Maksudnya semacam casual meeting sama temen-temen media sekadar ngopi-ngopi. sering kita lakuin jadinya mostly Cuma dua itu professional dan personal.
Peneliti
: Mba, boleh dijelasin lagi, kurang dapat benang merah professional relations antara perusahaan dan media sama unilever sendiri.
Informan
: Sebenernya sih gini kalo professional itu lebih kpada saat kita punya event maksudnya kita mengundang teman media meliput. Itu kan sebenarnya hubungan professional maksudnya antara media dengan penyelenggara atau pemilik acara . Tapi secara personal tidak hanya pas saat event aja , misalnya telfonan kah atau sekadar makan siang bareng.
Peneliti
: Rutin ga Mba? Sebulan sekali atau gimana?
Informan
: Kalau misalkan berapa bulan sekalinya sih ga nentu yah, kadang kadang kita kalau sama kelommpok jurnalis itu kadang-kadang beberapa bulan sekali ngobrol. Misalnya mereka punya agenda ngobrol untuk insight mereka tapi misalkan personal sih ga ada expect sama sekali bisa ketemu wasapan, say hi gitu. Atau even berteman di social media kita bisa berkomunikasi gitu sih.
Peneliti
: Bagaimana tugas, fungsi, dan kegiatan Media Relations PT Unilever Indonesia?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Informan
: Kalau di kita itu sebenarnya inti utamanya ya Mba itu promoting. Sebenarnya kalau media relations ga hanya dengan media tapi eksternal apa namanya ga hanya media juga. Walaupun memang lebih banyak berhubungan dengan media. Sebenarnya kayak gitu sih. Sebenarnya ada kita istilah yang biasa kita pakai ada 3 inti utama: Kalau di kita itu sebenarnya media relations ngambil part juga yang reputation management nah di reputation management itu ada 3 yaitu: -
Promote related corporate brand untuk media relationsnya.
-
Protect kalau misalnya ada isu atau segala macem atau misalnya ada crisis kita juga media relations terlibat di situ
-
Priempt lebih kepada monitoring apa yang berkembang di media atau mengenai apa sih berita berita yang ada di media seputar perusahaan apakah itu tone nya positif, netral, atau negative. Dan juga monitoring competitor itu part dari media relations juga di media.
Peneliti
: Kalau kegiatan media relations itu sendiri ada ga? Misalnya seperti press tour, gathering, press conference?
Informan
: Kalau di kita itu sih sebenarnya lebih kepada di internal sendiri tugasnya media relations itu cara-cara strategic untuk support brandbrand yang berkaitan dengan PR activity. Jadi kayak misalnya kita kerja sama ddengan tim brand atau marketing kalau mau launching itu seperti apa. Di luar dari apa pekerjaan PR kepada media ya Mba. Nah, kalau PR Activity kita sih sebenarnya press conference kegiata2 yang berhubungan dengan corporate juga , release distribution dan development tentang berita-berita terbaru perusahaan, termasuk maintenance website corporate , social media corporate selain bagian activity PR ini juga under activity Media relations.
B. Pertanyaan Umum tentang Jakarta Food Editor’s Club? Peneliti
:
Apa latar belakang dan tujuan JFEC didirikan?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Informan
:
Jadi sebenarnya backgroundnya itu kenapa Food Editors gitu yah. Kita ngelihat kalau bisnis kita kan berhubungan dengan teman-teman food editors dan kita merasa food editors itu somehow misalnya beauty editors mereka punya community sendiri gitu kan. Nah kok kita lihat untuk food editors sendiri belum ada komunitas yang secara di maintain. Jadi saat itu kita merasa food editor itu penting banget karena mereka punya otoritas dan kredibilitas untuk bicara ke public mengenai seputar makanan mulai dari inovasi makanan dan nutris makanan.
Yang kedua kita melihat kita kepengen makin dekat dengan tementeman food editors untuk sama sama belajar. Jadi kitanya memberi informasi dan mereka juga memberi informasi. Karena beberapa product unilever sendiri kan berkaitan dengan food dan kita punya food category gitu kan mba. Nah ketiga, kenapa food editors juga kita melihat bahwa food editors bener bener orang yang tepat dan ketat banget menyuarakan sebenarnya apa sih yang penting dalam ranahnya food, jadi kita melihat bahwa kita punya kae komunitas yang bisa kerja bareng sama sama berbagi informasi itu baik banget sih. Meskipun namanya food editors tapi kita juga intinya merangkul food jurnalis atau teman media yang ranahnya di bidang redaksional. Peneliti Informan
:
Memasuki periode 2013, apa perbedaan program JFEC tahun 2013 dengan tahun sebelumnya? : Kalau di 2013 kita sempet punya platform baru yaitu JFEC Blog . jadi yang berbeda adalah selain dari adanya offair activity yang sudah biasa kita lakukan juga ada onair activity. Sengaja kita buat itu sebagai media dimana food editors atau member JFEC bisa menuangkan tulisan di situ sih. Karena kan ini sebenarnya own by Unilever tapi lewat blog ini kita ga melulu urusan branding. Strategi kita adalah memang untuk ubranded information jadi gaharus related dengan brand-brand Unilever.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Alamat blognya : www.foodeditorsclub.com Sebenarnya memang ini agak kendalanya sih karena memang ada keterbatan waktu dari teman – teman food editors sendiri. Karena kan memang ini pengennya teman-teman food editors sendiri yang menulis tapi sampai saat ini kita memahami bahwa keterbatassan waktu temanteman. Mungkin kalau dilihat ga seaktif itu untuk blognya. Tapi kalo performance untuk websitenya blog sendiri ini, saat di search di google sudah ada di first page di google. Kalau content sendiri sebenernya yang memaintaince ada 2 yaitu dari pihak Unilever dan pihak editors juga, kalau misalkan dibuka ada Mba Eni dari Hidup Gaya. Di sisi lain kita dari Unilever kan punya nutrisionist, tim RnB , punya tim brand yang punya materi ttg food yang bisa dipublish di blog. Blog ini didirikan sebenernya untuk online community. Kalau misalkan temen-temen punya info bisa dipost ke situ, menjaring orang untuk lebih banyak mengetahui JFEC.
Karena salah satu recognition dari luar juga ada yang sempet di telfon mereka mau mengundang JFEC secara club bukan secara under brand. Beberapa orang sudah notice bahwa ada community baru mengenai food yang dinaungi para editors. Peneliti Informan
:
Bagaimana strategi Media Relations dalam program Jakarta Food Editor’s Club terutama periode 2013? : Strateginya lebih pada content. Kita tau kan ya kalau berhubungan dengan media itu content paling penting apakah mempunyai news value atau tidak. Jadi kita selalu mencari content yang menarik. Salah satunya, waktu puasa kita mengangkat makanan sehat saat puasa. Jadi gimana kita membuat content yang bagus untuk teman-teman media. Atau waktu itu delivery service yang saat itu topiknya sedang hangat.
Kalau dari sisi teknis, misalnya kita regular cari insight dari temanteman, kayak misalnya kita minta feedback dari teman-teman mengenai accara bagaimana, apa ya topic yang menarik untuk diangkat tema event depan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jadi kita tuh pada dasarnya ingiin membuat adanya community food yang benar-benar punya kredibilitas melalui editors. Makanya kita ngelihat sebagai komunitas yang kita bentuk untuk teman-teman food editors. Apa yang bisa menjadi dan memenuhi keinginan mereka juga.
Kalau dilihatkan bentuknya setiap event seperti kekeluargaan/ arisan jadinya itu strategi yang beda . Supaya ga boring, dibuat seru aja. Uniknya beda-beda tempat , karena kita menyesuaikan dengan topicnya. Misalnya saat itu diadakan di Dapur Unilever Food Solutions, kan teman-teman ga kebayang datang ke event tapi ada di dapur. Sebenarnya untuk kasih experience yang berbeda aja kepada media.
Lalu, ada artis mungkin sebagai pihak yang memang untuk membuat menarik. Tapi kalau dilihat selama ini dari JFEC mungkin dibilang undang artis itu jarang, lebih jauh penting bagi kita siapa sih pembicaranya, narasumbernya yang punya banyak informasi, kalau artis lebih jika topic yang diangkat itu memang berkaitan dengan brand dan kebetulan brand itu memiliki brand ambassador. Peneliti
:
Bagaimana Media Relations PT Unilever Indonesia mempublikasikan JFEC 2013 di media?
Informan
:
Cara mempublikasikan di media pada dasarnya sama dari tahun ke tahun, Untuk JFEC sendiri itu kita bukan mempersiapkan content khusus secara berbayar agar naik di media/ ga pernah melakukan media placement. Jadi kalau misalnya orang-orang notice dengan JFEC itu karena support teman media yang mempublikasikannya sendiri bukan karena media placement dari Unilever.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sebenarnya itu sih melihatnya dari teman-teman media sangat suportif dengan JFEC jadi merasa ownership dari JFEC besar banget. Bukan seperti kepingin JFEC terkenal sepeerti brand Unilever. Kami ingin lebih kepada bagaimana sih bisa mengakomodir aggota JFEC ini. Arisan tidak selalu product dari Unilever. Seperti Voucher Belanja, Peralatan Masak.
Peneliti
:
Apakah hambatan yang dialami dalam program JFEC 2013? Lalu bentuk solusi perusahaan seperti apa dalam mengatasi hambatan tersebut?
Informan
:
Hambatan dari sisi concept ga ada. Cuma kita lebih fokus gimana cara untuk memaintenance member untuk datang terus setiap eventnya. Setiap event sengaja dihadirkan 4 kali dalam setahun dengan jeda waktu yang tidak tentu. Karena itu, maksud kita adalah mematangkan konsep dan mencari content yang benar-benar menjadi trendtopic.
Solusinya mengirimkan feedback setiap event seputar pertanyaan seberapa kesan dan saran dari event yang diadakan. Lalu, saran untuk event selanjutnya seperti apa. Tapi hasil review sejauh ini mereka mearasa happy. Peneliti
:
Bagaimana evaluasi yang dijalankan perusahaan dalam kegiatan Media Relations?
Informan
:
Evaluasinya baik sejauh ini, justru review yang kita dapatkan dari teman-teman media positif. Balik lagi ke tujuan membangun JFEC ini lebih mendekatkan diri kepada komunitas food editors tercapai. Lebih dekat dan gampang ngobrol sama media. Kalau seperti itukan jadi menambah satu profile untuk company juga kalau misalnya kita juga punya kelompok yang bisa kita maintenance. Cara evaluasi: bisa melihat dari sisi attendance dan publikasi. Kalau publikasi pada dasarnya inline dimana attendancenya lebih baik otomatis publikasi lebih baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Peneliti
:
Impact ada ga sih secara riil dalam bentuk revenue atau aawarness?
Informan
:
Ga pernah sampai situ mengukurnya. Kalau awareness sudah pasti karena semakin banyak member yang datang dan publikasi yang baik otomatis awareness juga semakin baik. Walaupun terukur dengan pasti itu sulit.
Kalau impact langsug ke perushaan dalam bentuk revenue kita tidak mengukurnya. Yang pentingkan tujuan utama kita membuat JFEC ini dan emmantainenance itu tercapat. Jadi relationship yang menjadi impact paling besar kepada media. Feedback negative ga ada tapi lebih ke saran. Peneliti
:
Informan
:
Dari keempat program tersebut di tahun 2013, program yang mana yang paling berkesan (mulai dari publikasinya, awareness, dan peningkatan lainnya?
Peneliti
Content yang paling seru ngomongin event ketiga dan keempat. Karena yang keempat kita ngomongin trend coffee itu. : Pada pelaksanaannya, media relations JFEC ini tidak hanya dikordinasi oleh PR PT Unilever Indonesia tetapi juga adanya keterkaitan PR Eksternal. Mengapa?
Informan
:
Pada dasarnya dibantu eksternal PR jujur saja memang karena tidak bisa dari internal menghandle semua activity PR atau media relations sendiri. Makanya kita outsource pihak luar yaitu IPM PR which is sudah bekerja sama dengan kita sejak 2001. Untuk JFEC sendiri IPM PR ya sejak didirikannya JFEC 2010. Mereka lebih kepada eksekusi pelaksanaannya walaupun pada saat development concept dan tema itu segala macem berdasarkan diskusi dari teman2 IPM PR dan media. Tapi memang rolenya IPM sendiri untuk bantu kita saat eksekusi dan monitoring data insight. Konsep besar dan topic ditentukan oleh Unilever, IPM hanya memberi masukan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Peneliti
:
Apa yang menjadi langkah yang dilakukan PR PT Unilever Indonesia sebagai media partner dalam menjaga reputasi berikut menjaga kesinambungan dari program tersebut?
Informan
:
Kedekatan dengan media sangat mempengaruhi atau faktor lain yang menstimulus kita untuk selalu membuat inovasi sehingga media tertarik untuk meliput atau mencari tahu tentang activity atau apapun mengenai perusahaan. Rajin-rajin mencari insight dari teman media.
Peneliti
:
Adalagi Eka yang mau ditanyakan? Hmm.. Aku rasa sih cukup ya Mba. Segitu dulu. Nanti kalau ada apa apa saya telefon lagi boleh?
Informan
:
Boleh. Santai aja.
Peneliti
:
Ok. Thankyou banget Mba Adistii. Byee…
Informan
:
Byee Eka.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Daftar Wawancara Pertanyaan Umum Untuk Editor Kompas.com, Mba Dini. Via Surel, 23/09/2015
Peneliti
: Bagaimana menurut Anda mengenai program Jakarta Food Editor’s Club (JFEC) ini, yang mana kita ketahui program ini adalah program berkelanjutan?
Informan : JFEC dirancang sebagai kegiatan berkelanjutan yang melibatkan para pewarta kuliner untuk menyebarkan berita kuliner dan manfaat kesehatannya kepada masyarakat di medianya masing-masing. Para anggota kelompok ini juga diundang untuk menjadi food blogger yang aktif di website JFEC. Sehingga sebenarnya kegiatan ini dapat dikatakan kegiatan yang baik dan bermanfaat, serta dapat dijadikan contoh bagi PT Unilever untuk melakukan hal yang sama di negara-negara lain, baik regional maupun internasional. Namun kegiatan blogging JFEC di Indonesia justru pada kesibukan para anggotanya sendiri, sehingga mereka kesulitan meluangkan waktu secara rutin untuk mengirim tulisan untuk blog JFEC. Peneliti
: Apakah JFEC menjadi sesuatu hal yang menarik untuk diangkat sebagai berita baru untuk publik?
Informan : Pada umumnya, JFEC dapat memilih topik yang menarik untuk disampaikan kepada masyarakat. Namun ada kalanya topik yang dipilih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
juga terlalu berkaitan dengan salah satu brand milik Unilever, sehingga kurang menarik bagi yang tidak memiliki keterikatan (contoh: program Magnum Delivery cek lagi istilahnya), atau topik yang sudah terlalu sering dibahas sehingga sedikit sulit mencari angle yang baru dari topik tersebut (misal: asam lemak yang baik untuk anak). Tapi kejadian seperti ini tidak sering. Peneliti
: Dari keempat episode yang dijalankan pada tahun 2013, episode mana yang paling berkesan? Apakah Episode I berjudul Anak Tidak Sarapan Hambat Masa Depan, Episode II berjudul Mengupas Khasiat Rahasia Ragam Buah Berries Bagi Tubuh, Episode III berjudul Pentingnya Mengatur Asupan Makanan Ketika Puasa dan Lebaran, Agar Berat Badan Tetap Terjaga, atau Episode IV berjudul Nikmatnya Sensasi Paduan Eskrim , Coklat Premium dan Kopi
Informan : Menurut saya yang paling menarik adalah episode II (khasiat buah berries), karena banyak hal dari topik tersebut yang belum diketahui oleh masyarakat maupun para pewarta sendiri. Misalnya, jenis berry mana yang kandungan vitamin C-nya paling banyak, dan bagaimana jika dibandingkan dengan buah lain yang terkenal akan vitamin C-nya. Hal ini dapat menjawab salah duga atau asumsi yang selama ini terjadi di masyarakat. Dari setiap bahasan mengenai jenis buah berry, masih dapat diangkat lagi menjadi artikel-artikel dengan topik yang baru.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Peneliti
: Adakah hal-hal yang menjadi kekurangan dalam pelaksaanan program JFEC 2013?
Informan : Tidak ada, hanya sebaiknya tidak mengangkat topik yang berkaitan dengan brand, supaya tidak terkesan mempromosikan brand tersebut. Karena para pembaca umumnya langsung dapat “membaca” dan berkomentar bahwa artikel semacam itu adalah “pesanan”, atau “iklan” (ini pengalaman saya bekerja di media online, di mana pembaca bebas berkomentar secara langsung). Padahal, Unilever kan tidak sedang beriklan di media-media yang terlibat dalam kegiatan ini? Peneliti
: Bagaimana menurut Anda pelayanan yang diberikan PR PT Unilever Indonesia terhadap media? Mulai dari Press release, jumpa pers, dll
Informan : Semuanya baik, tidak ada masalah. Hanya saja, kadang-kadang Unilever memilih lokasi acara di daerah supermacet dan kendaraan seperti taksi sulit didapat (jika tidak menggunakan kendaraan pribadi). Saya pribadi agak kesulitan jika harus berada di area Kuningan atau Jl. Wijaya, Kby Baru. Peneliti
: Pada dasarnya dalam kegiatan ini PR memberikan sebuah program yang mengandung
nilai
berita,
kemudian
diharapkan
media
dapat
mempublikasikannya. Adakah beban yang dirasakan media akan ungkapan tersebut terlebih saat PR merasa telah melayani media dengan cukup baik?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Informan : Maksudnya, apakah media jadi merasa harus selalu memberitakan kegiatan atau topik yang diberikan oleh Unilever? Berdasarkan pengalaman saya sih, tidak ada paksaan dari Unilever untuk itu. Perusahaan hanya mendorong para pewarta yang aktif dalam kegiatan ini untuk rajin mengirimkan tulisan ke blog. Saya pribadi tidak merasakan adanya paksaan, mungkin karena hubungan antara PR dan media yang telah terjalin dengan baik. Peneliti
: Bagaimana tanggapan Anda terhadap fungsi yang dijalankan PR PT Unilever dalam program tersebut?
Informan : Semuanya baik, tidak ada masalah.
Peneliti
; Kemudian, feedbacks (masukan dan harapan) apa saja dari kegiatan Media Relations PT Unilever Indonesia pada program JFEC 2013 bagi media? Feedback ini bisa diberikan kepada para tim PR JFEC atau program JFEC sendiri.
Informan : Feedback dari saya berkaitan dengan topik dan lokasi acara, seperti sudah saya sebutkan di atas. Kemudian, Unilever juga bisa mengundang blogger tamu yang memang dikenal aktif (tidak harus yang sudah terkenal) untuk mengisi blog JFEC. Gunanya agar blog yang sudah dibangun tidak terbengkalai begitu saja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
CURRICULUM VITAE Name
:
Eka Michelina
Place and Date of Birth
:
Jakarta, April 22nd 1991
Martial Status
:
Single
e-mail
:
[email protected]
Phone
:
0878-8355-8753
Address
:
Jl. Damai No. 18A, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan
EDUCATION A. FORMAL 2012 – 2015
:
Bachelor Degree Of Public Relations AT Mercubuana University, Menteng, Jakarta
2011 – 2008
:
Diploma III of Publishing at Politeknik Negeri Media Kreatif (PoliMedia)
2008 – 2005
:
Graphic Design at SMK Grafika Desa Putera
B. NON FORMAL 2010 ( a week)
:
Digital Preneur Sukses Mandiri powered by Bumi Arasy and PT Telkom (Depok)
2009 (a week)
:
Training of Leadership powered by PoliMedia and KARASH Indonesia Adventure Club (Sukabumi)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2002 – 1999 (3 years) :
English Course at Gajahmada English Center (Jakarta)
WORK EXPERIENCES A. WORK March 2013 – Now
: Digital Account Executive of Xintesa Digital Agency
April 2011 – March 2013 : Full Time Reporter of Bakery Indonesia Magazine B. INTERNSHIP 2011 (March, 1st – April, 30th )
:
Copy Editor in Children’ Manuscript of Editorial Division of Gema Insani Press, Depok
2010 (July, 26th – August, 20th )
:
Copy Editor in Editorial Division of LIPI Press, Jakarta
2009 (August)
:
Administration Staff in HR Division of PT Temprina , Bekasi
2007 (September – November)
:
Comic Retoucher in The Pre Press Division of Gramedia, Jakarta
ORGANIZATIONS 2010 (a week)
: Participate in PORSENI (Pekan Olahraga dan Seni) Competition 2010 at Politeknik Bandung
2010 – 2008
: Member of Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Negeri Media Kreatif (PoliMedia)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2009 – 2008
: Volunteer in Taman Bacaan Masyarakat Adam Malik, Pondok Pinang, Jakarta
2007 – 2006
: Secretary of OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) SMK Grafika Desa Putera
COMPETENCES A. COMMUNICATIONS Making an appointment and Lobbying B. WRITINGS Making a news : Straight News, Features, Tips and Trik, News Profile C. SOFTWARE SKILL Ms. Office Adobe Photoshop Adobe InDesign Adobe Illustrator Adobe Firework WordPress
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
•
• •
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
KHALAYAK EKSTERNAL
http://digilib.mercubuana.ac.id/
STRATEGI PR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Program JFEC2013
Undang
Hadir
Publikasi
JFEC I
30
20
19
JFEC II
32
15
11
JFEC III
36
25
23
JFEC IV
44
28
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
• •
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
d. Bagaimana tahap hasil atau feedback dari kegiatan media relations PT Unilever Indonesia pada program Jakarta Food Editor’s Club periode 2013 baik bagi perusahaan maupun media?
4. Dokumentasi Klipping ditambah datanya
5. Uraian Paradigma
Terdapat penambahan Rilis, Dokumentasi, Hasil Publikasi di
Lampiran
Lampiran
Melalui
penelitian
ini,
peneliti
ingin
mengetahui
dan
diuraikan
menggambarkan secara detil dan sistematis mengenai Tahapan
komprehensif
Strategi Media Relation PT Unilever Indonesia Tbk. pada Program
Bab III, Hal 45-46
Jakarta Food Editor’s Club Periode 2013 mulai dari tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan, tahapan evaluasi, dan tahapan hasil / feedback. Dari masing-masing tahapan strategi itu, peneliti ingin melihat dan menggambarkan apa saja yang menjadi strategi dan taktik yang dijalankan media relations perusahaan lalu bagaimana langkah pendekatannya dengan media berikut juga responsnya yang disertai data dan fakta yang ditemukan saat penelitian.
6. Hasil Penelitian
JFEC I : Alasan perusahaan mengusung konsep Sarapan
dilengkapi dengan
berdasarkan rilis yang diedarkan adalah 16,9% hingga 59% anak
komprehensif
ssekolah di Indonesia tidak sarapan, kondisi ini dapat menyebabkan gizi tidak seimbang, gangguan pertumbuhan dan ketahanan fisik,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV, Hal 71-75
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jakarta, Juli 2015 2.
CV Ditambah Foto
Terlampir di CV
3.
Halaman 9 diperbaiki
Morrisan. Manajemen Public Relations: Strategi
footnote rata kiri dan
Menjadi Humas Professional. Jakarta: Kencana
penghapusan gelar
Prenada Media Group, 2008, 6.
Morrisan.
CV Bab II, Hal 9
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom. Effective Public Relations. Eighth Edition, Prentice Hall International, Inc., 2000, 3.
4. Gambar + Caption
Gambar 4.3 Keceriaan Rekan Media Berfoto Bersama Pada Program JFEC I Periode 2013 Dalam Rangka Kunjungan (Media Visit) Ke Pabrik Es Krim Walls, Bandung. Gambar 4.4 Kegiatan Foto Bersama Setelah Acara Program JFEC II 2013 Selesai yang membahas menegnai Khasiat Buah Berries Bagi Tubuh. Gambar 4.5 Rekan Media Asyik Mengikuti Kegiatan Demo Masak + Edukasi Masak Sebagai Salah Satu Bagian Acara Dalam Program JFEC III 2013 Gambar 4.6 Rekan Media Menyaksikan Host Acara Untuk Memandu Bagi Media Yang Ingin
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III, Hal 69-71 dan 78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jika beragam teori menghasilkan kesimpulan analisis sama, maka validitas ditegakkan. 4.
Triangulasi
Metodologi
(Methodological
Triangulation) Pemeriksaan konsistensi temuan yang dihasilkan oleh metode pengumpulan data yang berbeda seperti penggabungan metode kualitatif dengan data kuantitatif atau melengkapi data wawancara dengan data observasi. Hasil survei, wawancara dan observasi, dapat dibandingkan untuk melihat apakah hasil temuan sama. Jika kesimpulan dari masing-masing metode sama, maka validitas ditegakkan. Peneliti
menggunakan
triangulasi
berjenis
Data/Resource Triangulation dengan memeriksa kebenaran data sumber yang diperoleh dari Public Relations PT Unilever Indonesia dan IPM PR kepada pihak lain yang dipercaya yaitu rekan media sebagai narasumber penelitian.
8. Urgensi Penelitian
Berdasarkan data dari Mandiri Industry Update Volume 4, Februari 2015 Pertumbuhan ratarata tahunan indeks penjualan riil makanan, minuman dan tembakau yang dirilis Bank Indonesia pada 2014 lebih tinggi daripada 2013. Meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan masyarakat middle class
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Terlebih lagi saat ini belum adanya komunitas makanan yang anggotanya berlatarbelakang Food Editor. Sebagai pelopor program JFEC ini, Unilever memberikan nilai baru dengan adanya wadah tukar informasi seputar makanan bersama para editor andal media di Jakarta. Tentunya selain mengutamakan nilai keunikan fungsi dan manfaat JFEC ini, keberadaan isu/ berita yang diangkat memiliki nilai berita yang lebih dikarenakan diangkat berdasarkan fenomena yang ada dan dianalisa bersama pakarnya (editor, food industry, dan narasumber)—yang ketiganya berperan
di
setiap
program JFEC.
Berangkat dari ketiga alasan itulah Jakarta Food Editor’s Club didirikan. Unilever Indonesia memiliki beragam program media relations bahkan dikenal lebih banyak oleh publik yang rutin diadakan, di antaranya Festival Jajanan Bango dan Festival Walls. Namun peran media hanya sebagai peliput atau pencari berita yang sangat menjenuhkan karena acara tersebut memang hanya wadah masyarakat menjual makanan. Untuk materi informasi tidak lagi memiliki news value yang menjenuhkan dengan kegiatan media relations hanya press
conference.
Dikarenakan
acara
tersebut
memang hanya wadah masyarakat menjual makanan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Untuk materi informasipun tidak lagi memiliki news value yang baru. Sementara adanya JFEC memiliki nilai baru bagi rekan media dikarenakan setiap acara memiliki konsep ,topik pembahasan, dan narasumber yang berbeda-beda. Media selain berperan sebagai pencari berita, mereka berkesempatan untuk memberikan ide segar untuk konsep program berikutnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/