DAFTAR PUSTAKA Ancok. J. 1995. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Di dalarn Metode Penelitian Suwai. LP3ES, Jakarta BPS. 2000. Karawang dalam Angka 1999. Biro Pusat Statitik Karawang BPS. 2000. Statistik Indonesia. 1999. Biro Pusat Statitik Indonesia Baswir, R. 1997. Agenda Ekonomi Kerakyatan. Pustaka Pelajar-IDEA. Yogyakarta Departemen Pertanian. 2000. Program Pembangunan Pertanian 2001-2004 Departemen Pertanian. Jakarta De Vito, J.A. 1993. The Interpersonal Communication Book. Harper and Row. New York Dixon, C. 1993. Rural Development in Third World. Routledge, London Kerlinger, F.N. 1973. Foundation of Behavioral Research. Holt, Rinehart and Winston Inc, New York Kincaid, D.L. and W. Schramm. 1976. Fundamental of Human Communication East-West Communication Institute, Hawaii Lasswell, H.D. 1948. The Structure and Function of Communication in Society in Bryson (ed). The Communication of Ideas. Harper and Brothers, New York Mosher, A.T. 1978. An Introduction to Agricultural Extension. Agricultural Oevelopment Council, New York *Mubyarto. 1985. Pengatar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta Ouchi, M and M.J. Campbell. 1985. Development Communication and Drass Roots Particiaption. ADIPA, Kuala Lumpur Rogers, E.M. 1976. Communication and Development. Critical Perspectives. Sage, London Rogers, E.M. 1983. Diffusion of Innovations (Third Ed). The Free Press, New York Roling, N.G, G.Ascroft and W.F. Chege. 1976. Di dalarn Rogers, E.M. 1976. Communication and Development. Critical Perspectives. Sage. London Sajogyo. 1978. Pola Nafkah Berganda, Di dalarn Dimensi Kemiskinan. Agenda Pemikiran Sajaogyo. 1998. Pusat P3R-YAE , Jakarta
Sasono, A.&n S. Arief . 1984. lndonesia : Ketergantungan dan Keterbelakangan. Di dalam Suwanono dan Alvin. Perubahan Sosial dan Pembangunan. LP3ES. Jakarta Schramm, W. 1954. How Communication Works. The Process and Effects of Mass Communication. University of Illinois. Urbana Shingi, P.M. and B. Mody . 1976. Di dalam Rogers, E.M. Communication and Development. Critical Perspective. Sage, London Siegel, S. 1990. Statistik Non Parametrik untuk llmu-ilmu Sosial (Terjemahan). Gramedia. Jakarta Soekartawi. 1996. Pembangunan Pertanian untuk Mengentas Kemiskinan. UI, Jakarta Soesanto. P.A. 1982. Komunikasi Massa 2. Angkasa, Bandung Tjondronegoro, S.M.P. 1986. Persepsi mengenai Pelaisan Sosial dalam Perkembangan Sosiologi di lndonesia. Di dalam Keping-keping Sosiologi dan Pedesaan. DlKTl Depdikbud. Jakarta Van Dalen, D.B. 1973. Understanding Educational Research, an introduction. McGraw-Hill, New York Wortman. C.B. and E.F. Loftus
. 1992. Psychology. McGraw-Hill, New York
Departemen Pertanian. 1992. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budaya Tanaman. DepartemenDalam Negeri. Jakarta Depaltemen Pertanian Republik Indonesia. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional 20002004. Departemen Dalam Negeri. Jakarta
Lampiran I.Hasil uji kesahihan
Keterangan : Jumlah responden uji = 10 orang Derajat bebas (db) = N 2 = 8 Nilai kritis pada taraf nyata 5% = 0,632 dan 1 O h = 0.765 Jika r hitung > r tabel, berarti nyata dan bentuk pertanyaan sahih Jika r K i n g e r tabel, berarti tidak nyata dan bentuk pertanyaan tidak sahih
-
Lampiran 2. Hasil uji keandalan
Keterangan : Jumlah responden uji = 10 orang Derajat bebas (db) = N 2 = 8 Nilai kritis pada taraf nyata 5% 10,632 dan 1 H a 0,765 Jika r hitung > r tabel, berarti nyata dan bentuk pertanyaan andal Jika r hitung c r tabel, berarti tidak nyata dan bentuk pertanyaan tidak andal
-
Lampiran 3. Definisi operasional peubah Peubah Bebas Faktor lndividu Status kepemilikan petani 1. Status kepemilikan lahan sawah adalah terhadap sawah yang dimiliki dan digarapnya, yaitu petani pemilik penggarap dan petani penggarap 2. Luas Garapan adalah Luas lahan sawah yang digarap atau diusahakan oleh petani dalam satuan hektare (Ha) 3. Tingkat Pendidikan adalah jenjang pendidikan yang telah diselesaikan oleh
petani, yaitu SDlsederjat, SLTPlsederajat dan SLTAIsederajat 4. Tingkat Kondisi Ekonomi adalah Tingkat keadaan fisik dan non fisik rumah tangga petani. Tingkat kondisi fisik, b e ~ p luas, a bentuk dan materi bangunan tempat tinggal, kepemilikan benda yang memiliki harga jual, kepemilikan hutang piutang dan tingkat kesejahteraan berdasarkan kriteria dinas kesehatan. Nilai yang dihasilkan merupakan jumlah komulatif dari unit-unit penilaian tersebut. 5. Tingkat Minat bertani adalah Tingkat seluruh usaha petani dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan produktifitas padi sawahnya, dengan cara pemberian pupuk, pemberian pestisidalinsektisida, penggunaan bibit, pemasaran hasil produksi dan penetapan harga jual gabah. 6. Pengalaman bertani adalah Lama seorang petani dalam mengusahakan
sawahnya sebagai sumber produksi mata pencaharian utamanya, dimulai sejak pertama ia ikut serta dan bertanggung jawab dalam mengelola sawahnya tersebut. Satuan nilai : Tahun 7. Pengalaman mengikuti program pertanian adalah Lama seorang petani ikut serta dan terdaftar, serta secara langsung di dalam program resmi pemerintah maupun non pemerintah, baik dalam inovasi teknologi maupun kredit pertanian. Satuan nilai : Tahun 8. Partisipasi di dalam masyarakat adalah keikutsertaan petani secara resmi
dan terdaftar dalam organisasi formal maupun non formal di lingkungannya, baik di tingkat desa ataupun kecamatan. 9. Harapan dalam Bertani, adalah Tingkat harapan, keinginan-keinginan dan
perkiraan-perkiraanpetani di dalam berusahatani-nya pada masa mendatang.
Faktor Kelompok Tani 1. Keanggotaan dalam kelompok adalah Tingkat keaktifan dan partisipasi petani dalam kelompok taninya. Penilaian didasarkan kepada tingkat kehadiran, keaktifan dalam rapat kelompok tani dan aktifitas komunikasi dalam kehidupan usaha taninya. 2 Keterikatan antara anggota adalah Tingkat kepedulian anggota kelompok tani terhadap anggota lainnya dalam kelompok taninya pada kegiatan berusahataninya Faktor Lembaga Penyuluhan 1. lntensitas mengikuti penyuluhan adalah
Frekuensi petani berinteraksi dengan penyuluh dalam mengikuti kegiatan penyuluhan.
2. Jenis Materi penyuluhan adalah Tingkat kesesuaian petani terhadap jenis dan isi dari materi yang diberikan oleh penyuluh pertanian, dinilai dari segi bahasa dan cara penyampaiannya. Peubah Tak Bebas : Perilaku Komunikasi Partisipasi Komunikasi 1. Partisipasi Komunikasi petani dengan keluarganya adalah Tingkat keikut sertaan atau keterlibatan petani sebagai kepalal keluarga di dalam berkomunikasi dengan anggota keluarga lainnya yang masih dalam satu rumah. Komunikasi yang terjadi berupa penyampaian informasi, diskusi maupun saran-saran yang menyangkut bidang pertanian. 2. Partisipasi Komunikasi petani dengan sesama petani adalah Tingkat keikut sertaan atau keterlibatan petani dalam berkomunikasi dengan sesama petani lainnya: Komunikasi yang terjadi berupa penyampaian informasi, diskusi maupun saran-saran yang menyangkut bidang pertanian. 3. Partisipasi K ~ m u n i k a s iPetani dengan Penyuluh Petanian Lapangan
(PPL) adalah Tingkat keikut sertaan atau keterlibatan petani dalam berkomunikasi dengan PPL, adapun komunikasi yang terjadi berupa penerimaan dan penyampaian informasi, diskusi maupun saran-saran yang menyangkut bidang pertanian. 4. Partisipasi Komunikasi petani dengan aparat desa atau kecamatan adalah Tingkat keikut sertaan atau keterlibatan petani di dalam berkomunikasi dengan aparat atau staff di kantor desanya maupun kantor kecamatan. Komunikasi yang terjadi berupa penerimaan dan penyampaian atau penerimaan informasi, diskusi maupun saran-saran khususnya yang menyangkut bidang pertanian. 5. Partisipasi Komunikasi petani dalam Sekolah Lapang dan kursus pertanian adalah Tingkat keikut sertaan atau keterlibatan petani dalam berkomunikasi pada saat di-laksanakannya sekolah lapang, kursus-kursus pertanian atau sejenisnya.
6. Pemanfaatan Media Massa dan pemahaman isi media adalah Tingkat kemampuan petani di dalam mendapatkan dan memanfaatkan media massa cetak dan elektronik, selta memahami materi dan isi pesan media massa tersebut, khususnya yang menyangkut bidang pertanian.
7. Kekosrnopolitan adalah Tingkat keinginan dan kemampuan petani di dalam mencari informasi dan berkomunikasi dengan materi khusus bidang pertanian. Penilaian berdasarkan kepada frekuensi bepergian petani ke luar kecamatannya, kabupaten dan propinsinya untuk mendapatkan informasi bidang pertanian. 8. Penerapan usahatani tanaman pangan adalah Pelaksanaan usahatani
harian yang dilaksanakan petani dalam bidang teknis dan non-teknis. Bidang :eknis menyangkut persiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan tanaman padi, serta pemanenan dan pemasaran hasil produksi berupa gabah. Non teknis meliputi perkreditan, kerjasama pemilik dengan penggarap dan usaha penyediaan sarana produksi tani.
Lampiran 4. Hasil uji statistik Khi-Kuadrat antara faktor status kepernilikan dan. luas lahan sawah garapan dengan perilaku komunikasi petani
Keterangan : Golongan 1 = Petani pemilik penggarap dengan luas lahan > 0.5 Ha Golongan 2 = Petani pemilik penggarapdengan luas lahan c0,5 Ha Golongan 3 = Petani penggarap ST = Perilaku komunikasi petani dengan nilai Sangat Tinggi T = Perilaku komunikasi petani dengan nilai Tinggi S = Perilaku komunikasi petani dengan nilai Sedang R = Perilaku komunikasi oetani denoan nilai Rendah SR = Perilaku komunikasi betani densan nilai Sangat Rendah Ho : p
a ,
HI : p c a
Faktor Status Kepemilikan dan Luas Lahan Sawah Garapan tidak nyata terhadap partisipasi komunikasi dan kekosmopolitan petani
, Faktor Status Kepemilikan dan Luas Lahan Sawah Garapan nyata terhadap partisipasi komunikasi dan kekosmopolitan petani
x
2
t.bel
= 15,5 pada a = 0.05
Nilai p < a, maka tolak Ho atau terima HI Kesimpulan : Faktor Status Kepemilikan dan Luas Lahan Sawah Garapan nyata terhadap Perilaku Komunikasi Petani
Lampiran 5. Hasil uji statistik Khi-Kuadrat antara faktor materi penyuluhan dengan perilaku komunikasi petani
Ho : p > a
.
Faktor materi penyuluhan tidak nyata terhadap perilaku komunikasi petani
, Faktor Materi penyuluhan nyata terhadap perilaku
HI : p < a
komunikasi petani
x 2 (.bet = db
9.49 pada a = 0.05
= 4
Nilai p < a, maka tolak Ho atau terima H, Kesimpulan : Faktor materi penyuluhan nyata terhadap Perilaku Komunikasi Petani