DAFTAR ISI Kata Pengantar
i
Sambutan Rektor Universitas Brawijaya
ii
Sambutan Kepala Litbang
iii
Sambutan Pengurus Pusat PERAGI
ix
Sambutan Pengurus Pusat PERHORTI
xii
Sambutan Pengurus Pusat PERIPI
xiv
Seminar Nasional 3 in ONE
xvi
Daftar Isi
xviii
MAKALAH KOMISI TEKNOLOGI PRODUKSI Studi Populasi Lalat Buah pada Buah Pisang di Desa Maidi Kota Tidore Kepulauan Sarni
1-6
Parameter Ketahanan Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) terhadap Penyakit Kudis (Elsionoe batatas) dan Hubungannya dengan Penampilan Agromorfologi Anna Aina Roosda, Budi Waluyo, Talitha Wibisono, Agung Karuniawan
7-14
Kajian Aspek Ketahanan Tanaman Jagung (Zea mays L.) terhadap Penyakit Bulai (P. Maydis) Eko Hary Pudjiwati, Kuswanto, Nur Basuki, Arifin Noor Sugiharto
15-20
Pengaruh Aplikasi Pupuk Hijau Orok-orok (Crotalaria juncea L.) dan Jumlah Bibit/Lubang Tanam pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) var. CIBOGO Titin Sumarni, Wiwin Sumiya Dwi Yamika, Dhinar Wahyu Lestari
21-29
Efektivitas Pupuk Organik pada Tanaman Kacang Tanah di Lahan Kering Masam Afandi Kristiono, Subandi
30-36
Biofortifikasi Fe Padi untuk Mengatasi Kelaparan Tersembunyi (Kualitas Fisik dan Kandungan Gizi Besi Beras Galur-galur Padi Hasil Biofortifikasi Fe pada Tiga Dosis Pupuk K) Suwarto, Augustin, Bambang Rudianto
37-43
Pengaruh Bahan Organik dan Waktu Pemberian Trichoderma sp. terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Mudji Santosa, Moch. Dawam Maghfoer, Umi Masykuroh Penerapan Biopestisida dan Kompos pada Tanaman Cabai di Musim Penghujan Eli Korlina, Amik Krismawati, Diding Rachmawati, Ericha
44-52
Efektivitas Pestisida Nabati Berbahan Aktif Alfa Eleostearic Acid terhadap Ulat Grayak Spodoptera litura (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Eli Korlina, Andi Muhammad Amir, Iwa Trisawa
58-61
Selektivitas Insektisida dan Fungisida terhadap Perkembangan Jamur Entomopatogen Hirsutella citriformis secara In Vitro dan In Vivo Mutia Erti Dwiastuti, Muhammad Iqbal
62-71
xviii
53-57
Pengaruh Waktu Inokulasi Penyakit Viroid Exocortis Jeruk (CEVd) Hasil Koleksi terhadap Gejala dan Pertumbuhan Tanaman Mutia Erti Dwiastuti, Sri widyaningsih
72-79
Pemanfaatan Jamur Beauveria bassiana dari Isolat yang Berbeda dalam Bahan Pembawa untuk Mengendalikan Hama Penggerek Bonggol Pisang (Cosmopolites sordidus) Helvi Ardana Reswari, Dian Indratmi, Esa Robby Silmi A., Rina lestari
80-84
Pengendalian Penyakit Akar Gada (Plasmodiophora brassicae) pada Tanaman Sawi Daging Menggunakan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacterium) Diding Rachmawati, Baswarsiati, Gunawan
85-88
Respon Pemupukan N, K dan Tingkat Kepadatan Tanaman pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott var. Antiquorum) yang Ditanam pada Musim Penghujan Nur Edy Suminarti
89-96
Pola Pertumbuhan Fase Generatif Pisang Agung Semeru (Musa x paradisiaca) Dan Pisang Mas Kirana (Musa acuminata) Pada Dua Ketinggian Tempat Yang Berbeda Defi Ari Susanti, Lilik Setiyobudi
97-101
Pengaruh Persaingan Gulma Kayu Apu (Pistia stratiotes L.) dan Dosis Pupuk pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Husni Thamrin Sebayang, Setyono Yudo Tyasmoro, Randhy Isaac Sakanov
102-106
Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakchoi (Brassica juncea L.) pada Berbagai Media Tanam dan Nutrisi dengan Sistem Hidroponik Catur Wasonowati, Mustika Tripatmasari, Balia Perwitasari
107-114
Pengaruh Waktu Panen terhadap Hasil dan Kualitas Biji Kacang Tanah Herdina Pratiwi, A. A. Rahmianna, Eriyanto Yusnawan
115-119
Aplikasi Azolla (Azolla pinnata), Kayu Apu (Pistia stratiotes) dan Urea pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) S.Y.Tyasmoro, H.T.Sebayang, M.Susanti
120-129
Penggunaan Bahan Organik Kompos dan Crotalaria juncea L. dalam Upaya Peningkatan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.) Anggi Indah Yuliana, Titin Sumarni, Sisca Fajriani
130-137
Respon Pertumbuhan Kedelai di Tanah Entisol terhadap Residu dan Dosis Pupuk ZA Sutrisno, Henny Kuntyastuti, Abdullah Taufiq
138-144
Respon Berbagai Genotipe Kedelai terhadap Pupuk Posfor di Lahan Gambut Aslim Rasyad, Wardati
145-150
Kompatibilitas Awal Penyambungan pada Fase Bibit Antara Jarak Pagar (Jatropha curcas) dan Jarak Ulung (Jatropha gossyphifolia) IGM. Arya Parwata, Bambang B. Santoso
151-154
xix
Pertumbuhan Jenis Mata Tunas pada Okulasi Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) Deby Kurniawati, Mudji Santoso, Eko Widaryanto
155-162
Penambahan Penyinaran untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kualitas Bunga Potong Krisan (Chrysanthemum morifolium cvs. „White Fiji‟ dan „Yellow Fiji‟) Lilik Mufarrikha, Ninuk Herlina, Eko Widaryanto
163-170
Pengaruh Modifikasi Media Transplanting (Polyanthes tuberosa L). Varietas Roro Anteng PER. Prahardini, Amik Krismawati
171-177
Plantlet
Sedap
Malam
Studi Problematik Budidaya Tanaman Mawar (Rosa sp.) Tina Yuliana Wahjanto, Lilik Setyobudi, Ninuk Herlina
178-185
Pola Pertumbuhan Fase Generatif Pisang Agung Semeru (Musa balbisiana cv. Agung Semeru) dan Pisang Mas Kirana (Musa acuminata cv. Mas Kirana) pada Ketinggian Tempat 850, 950 Dan 1.050 Meter di Atas Permukaan Laut Erma Yusnita, Lilik Setyobudi, Agus Suryanto
186-194
Studi Keberhasilan Grafting Tiga Kultivar Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) Secara Microskopis Ninuk Herlina, Mudji Santosa, Sulis Fitrianti
195-202
Evaluasi Produktifitas 8 Varietas Jeruk Pamelo Unggul di Dataran Rendah (KP KRATON 15 m.dpl) Emi Budiyati, Sakur
203-208
Peningkatan Kadar Kurkumin Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Melalui Aplikasi Potasium pada Alfisol Ellis Nihayati, Wisnu Eko Murdiono, Tatik Wardiyati
209-214
Upaya Memperbaiki Kualitas Hasil Panen Tanaman Gandum Melalui Aplikasi Citrat Sebagai Khelator Unsur Mikro Nunun Barunawati, Wisnu E Murdiyono, Deffi Armita, Anna S Karyawati
215-218
Efek Pembungkusan Buah pada Pigmentasi Kulit Buah Mangga Hibrida Syarif Husen, Kuswanto, Sumeru Ashari , Nur Basuki
219-224
MAKALAH KOMISI PEMULIAAN TANAMAN Hasil dan Kualitas Umbi Klon-klon Harapan Ubijalar Berkaroten di Tanah Aluvial Pacet Mojokerto St. A. Rahayuningsih, M. Jusuf, Wiwit Rahajeng
225-233
Keragaan Karakter Utama Klon-klon Harapan Ubijalar Ipomoea batatas L. (Lam.) Kaya Antosianin atau β-Karotin pada UDHL di Kab. Malang dan Blitar Tinuk Sri Wahyuni
234-241
Keragaan dan Potensi Bawang Merah Merah Varietas Rubaru sebagai Varietas Unggul Nasional Asal Jawa Timur Baswarsiati, Z. Arifin, D. Rachmawati, N. Istiqomah
242-250
xx
Pengaruh Waktu Persilangan pada Stroberi (Fragaria x ananassa) Sweet Charlie dan Festival secara Resipork Akmalun Ni’mah*, Choirul Anam, M.Misbahul Arifin, Fatimah Nursandi
251-255
Seleksi dan Uji Daya Hasil Galur-galur F6 Padi Gogo Berdaya Hasil Tinggi dan Umur Genjah Dalam Rangka Mendukung Peningkatan Produksi Padi di Lahan Kering Dyah Susanti, Suprayogi, Ponendi Hidayat, Agus Riyanto, Siti Nurchasanah, Noor Farid, Suwarto, Totok Agung
256-263
Seleksi Galur F6 Padi Gogo Berdaya Hasil dan Berprotein Tinggi Agus Riyanto, Dyah Susanti dan Totok Agung Dwi Haryanto
264-271
Kajian Tingkat Keberhasilan dan Perubahan Karakter pada Hibrida Hasil Persilangan Antar Spesies Vigna Hery Haryanto, Lestari Ujianto, Astam Wiresyamsi
272-276
Identifikasi Tanaman Durian (Durio zibethinus Murray) Mirip Durian Varietas Bido Kabupaten Jombang dengan Metode Isozim dan Morfologi Kenanga Arum Novi Salasa, Sumeru Ashari, Ninuk Herlina
277-282
Seleksi Mutan Pertama (M1) Padi Hasil Radiasi Sinar Gamma 150 Gray Eries Dyah Mustikarini, Maera Zasari, Kartika
283-288
Pemurnian Varietas Kipas Putih dan Kipas Merah Dalam Rangka Mendapatkan Galur Mutan Tahan Kekeringan dan Berpotensi Hasil Tinggi Zuyasna, Chairunnas, Efendi, Arwin
289-293
Identifikasi Keragaman Genetik Aren Sumatera Utara Menggunakan Primer OPD-12 dan OPD-16 Lollie Agustina P. Putri , M. Basyuni, Indra Eko Setyo
294-297
Daya Hasil Galur-Galur Mutan Kacang Hijau Apri Sulistyo, Yuliasti
298-302
Ketahanan Galur Kedelai Tahan Masam Terhadap Kutu Kebul (Bemisia tabaci Gennadius) Alfi Inayati, Marwoto, Tantawizal, Heru Kuswantoro
303-311
Kriteria Seleksi yang Efektif untuk Menilai Toleransi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L. Merr.) terhadap Cekaman Kemasaman Lahan Trustinah, Astanto Kasno
312-317
Pertumbuhan dan Hasil Kemasaman Tanah Siti Muzaiyanah, Henny K
terhadap
318-321
Evaluasi Ketahanan Galur-Galur Harapan Kedelai Toleran Lahan Masam dan Kekeringan terhadap Kepik Coklat Marida Santi YIB, Wedanimbi Tengkano
322-327
Seleksi Galur-galur Kedelai Tahan Soybean Mosaic Virus Heru Kuswantoro, Mudji Rahaju, Apri Sulistyo
328-334
Potensi Hasil dan Mutu Buah Beberapa Kultivar Salak Gulapasir pada Agroekosistem Berbeda di Bali K.Sumantra, Sumeru Ashari, I N. Labek Suyasdi Pura
335-341
Galur-Galur
xxi
Harapan
Kedelai
Variabilitas Kandungan Besi pada Beberapa Varietas Ubi Jalar di Indonesia Sri Umi Lestari, Nur Basuki
342-348
Karakterisasi Morfo-Agronomis Kacang Bambara (Vigna Subterranea L. Verdc.) Asal Jawa Barat Noladhi Wicaksana, Hindun, Budi Waluyo, Meddy Rachmadi, Agung Karuniawan, Hakim Kurniawan
349-357
Pengkayaan Keragaman Genetik Kacang Tanah Melalui Aklimatisasi Varietas/Galur Introduksi Joko Purnomo
358-365
Produktivitas Beberapa Varietas/Klon Ubikayu di Lahan Kering Masam di Lampung Sri Wahyuningsih, Nila Prasetiaswati
366-372
Karakteristik Umbi dan Kandungan Kimia Ubi Jalar untuk Mendukung Penyediaan Bahan Pangan dan Bahan Baku Industri Budi Waluyo, Noor Istifadah, Dedi Ruswandi, Agung Karuniawan
373-385
Adaptasi dan Stabilitas Hasil Galur-galur Padi Beras Merah Ampibi pada Tiga Tipologi Tumbuh Berbeda di Pulau Lombok IGP Muliarta Aryana, Bambang B Santoso
386-391
Uji Daya Hasil Lanjutan Klon-klon Ubikayu untuk Varietas Adaptif Lahan Kering Masam Sholihin
392-395
Pewarisan Karakteristik Polong dan Biji Kacang Tanah N. Nugrahaeni, L. Z.Hasanah, J. Purnomo
396-401
Eksplorasi dan Karakterisasi Tanaman Sawo (Acrhras zapota L.) di D.I. Yogyakarta Rudi Hari Murti, Rozika, Setyastuti Purwanti, Sri Trisnowati
402-406
Keragaman Genetik Karakter Agronomis dan Karakteristik Fisiko-Kimia Biji Kedelai Hitam sebagai Bahan Baku Alternatif Tempe Chindy Ulima Zanetta, Budi Waluyo, Agung Karuniawan
407-413
Keragaman Genetik dan Heritabilitas pada Keturunan Hasil Persilangan Antara Jagung Ketan Ddengan Jagung Manis Idris, Uyek Malik Yakop, Lestari Ujianto, Karwati Zawani
414-418
Variasi Genetik, Heritabilitas, dan Kemajuan Genetik Ubijalar Berkadar Beta Karoten Tinggi Wiwit Rahajeng, St. A. Rahayuningsih, M. Jusuf
419-425
Karakter Agronomi Hibrida-F1 Jarak Kepyar (Ricinus communis L.) Hasil Persilangan Kultivar Lokal Beaq Amor dan Varietas Hibrida China Bambang B. Santoso, IGP. Muliarta Aryana, IW. Sudika, IK. Damar Jaya
426-429
Karakteristik Fisik Polong dan Biji Kacang Bambara (Vigna subterranea (L). Verdc.) Lokal Hindun, Noladhi Wicaksana, Budi Waluyo, Meddy Rachmadi, Agung Karuniawan
430-435
xxii
Analisis Sidik Lintas Antara Komponen Hasil dan Hasil pada Tanaman Tomat Sri Lestari Purnamaningsih, Eko Widaryanto, Isnainim Mufarroha
436-442
Seleksi 90 Galur Harapan Kacang Panjang Berpolong Ungu Astrid Ika Paramitha, Cicik Septeningsih, Damanhuri, Kuswanto
443-453
Inkompatibilitas pada Persilangan Interspesies Stroberi (Fragaria x annanassa, F.vesca, dan F.chiloensis ) Astrid Ika Paramitha, Damanhuri, Lita Soetopo, Sri Lestari Purnamaningsih
454-461
MAKALAH KOMISI SOSIAL EKONOMI Peran Komoditi Buah-buahan di Lahan Kering DAS Brantas Q. Dadang Ernawanto, D. Harnowo
462-469
Pengkajian dan Diseminasi 5 Varietas Unggul Baru Inpari (Inbrida Padi Sawah Irigasi) Spesifik Sistem Tanam Gogorancah di Ngimbang Lamongan Sugiono, Eli Korlina
470-476
Peran RPL (Rumah Pangan Lestari) pada Ketahanan Pangan Rumah Tangga Titiek Purbiati
477-480
Partisipasi Petani Dalam Usaha Penangkaran Benih Padi di Kota Singkawang, Kalimantan Barat Pratiwi, Dadan Permana, Titiek Purbiati
481-485
Kajian Hukum Normatif Peran Pemerintah Daerah Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Melalui Upaya Perlindungan Varietas Tanaman Yang Tersebar Di Berbagai Daerah Bambang Sudjito
486-496
Peningkatan Pola Pangan Harapan Melalui Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Kabupaten Blitar Dini Hardini
497-503
Penerapan Usahatani Kedelai Hitam di Kabupaten Madiun (Kasus pada Kelompok Tani “Margo Mulyo”, Desa Sambirejo, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Kemitraan antara PT. Unilever Indonesia dengan Petani) Amik Krismawati, Sri Zunaini Saadah
504-511
Sistem Wonotani pada Lahan 0,50 Ha/KK sebagai Model Upaya Peningkatan Pendapatan Petani dan Pelestarian Hutan Mudji Santoso
512-519
MAKALAH KOMISI PASCA PANEN Kajian Perlakuan Pasca Panen terhadap Susut Bobot dan Umur Simpan Benih Bawang Merah (Allium cepa Var. aggregatum) Eka Widiastuti, Evy Latifah
xxiii
520-524
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
KARAKTERISTIK FISIK POLONG DAN BIJI KACANG BAMBARA (Vigna subterranea (L). Verdc.) LOKAL Hindun1, Noladhi Wicaksana*1, Budi Waluyo1,2, Meddy Rachmadi1, Agung Karuniawan1 1
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21, Sumedang 45363 2 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang 65145 Email: *
[email protected] ABSTRAK
Kacang Bambara atau kacang Bogor potensial digunakan sebagai bahan pangan berprotein tinggi dan bahan baku industri. Di beberapa wilayah komoditas ini telah dibudidayakan dan mempunyai pasar tertentu sebagai bahan makanan ringan. Kriteria yang digunakan oleh industri dalam penggunaan kacang Bambara adalah karakteristik fisik polong dan biji yang terbagi menjadi ukuran kecil sampai besar. Informasi karakteristik biji kacang Bambara lokal belum banyak dikaji, sehingga karakteristik fisik polong dan biji sangat penting untuk dipelajari. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan Tanaman Unpad, dan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013. Bahan yang digunakan ialah 163 aksesi kacang Bambara yang berasal dari wilayah Jawa Barat (Bogor, Bandung, Garut, Majalengka, Sumedang, dan Tasikmalaya) dan Jawa Timur (Lamongan dan Madura). Analisis dilakukan dengan pendekatan statistika deskriptif dan multivariate analysis. Hasil menunjukkan bahwa karakter biji kacang Bambara sangat beragam. Warna polong beragam dari coklat kekuningan hingga coklat kemerahan dengan tekstur halus hingga banyak lipatan. Biji memiliki warna yang lebih beragam coklat muda hingga hitam dengan corak mulai dari polos hingga berbercak. Pada karakter ukuran fisik biji aksesi varietas lokal mempunyai karakter panjang polong dengan rentang antara 13.18 - 27.37 mm. Panjang biji mempunyai rentang antara 9.5 - 17.2 mm. Lebar biji mempunyai rentang antara 7.16-12.76 mm. Tebal biji mempunyai rentang antara 6.84 - 12.46 mm. Diameter geometrik mempunyai rentang antara 7.77-13.56 mm. Derajat kebulatan mempunyai rentang antara 0.77-0.98. Volume biji mempunyai rentang antara 194.75-1059.93 mm3. Luas permukaan biji mempunyai rentang antara 166.88-514.13 mm2. Kata Kunci: kacang bambara, karakter polong, karakter biji, varietas lokal PENDAHULUAN Kacang Bambara merupakan tanaman yang berasal dari Afrika Utara (Swanevelder,1998). Tanaman ini menyebar ke beberapa wilayah di Asia seperti India, Srilangka, Philipina, Malaysia dan Indonesia (Goli, 1997). Di Indonesia kacang Bambara telah menyebar ke beberapa daerah di Jawa Barat dan Jawa Timur, seperti Sukabumi, Sumedang, Majalengka, Tasikmalaya, Cirebon, Madura, Lamongan dan Gresik. Sebutan untuk kacang Bambara di setiap daerah berbeda-beda. Sebagian masyarakat Malalengka menyebutnya kacang nagara, di Gresik lebih dikenal dengan nama kacang kapri (Kuswanto et al., 2012) dan di Cirebon dikenal dengan nama Kacang Banten. Namun kacang ini lebih dikenal dengan nama kacang Bogor. Beberapa kelebihan yang dimiliki kacang Bambara diantaranya adalah dapat tumbuh di lingkungan marginal dan dapat dijadikan sebagai bahan rotasi tanaman karena kemampuan yang dimilikinya yaitu bersimbiosis dengan Rhizobium sehingga dapat memfiksasi nitrogen (Kuswanto et al., 2012). Selain itu, kacang bambara juga memiliki kandungan gizi yang tinggi. Dengan kandungan gizi yang dimilikinya, kacang Bambara berpotensi sebagai bahan pangan alternatif dan bahan baku industri. Berdasarkan analisis proximat yang dilakukan Nwodo dan Nwinyi (2011) kacang bambara mengandung protein 32,40 %, lemak 7,35%, dan karbohidrat 51,79 % . Di negara asalnya, yaitu Afrika, kacang bambara diolah menjadi berbagai macam makanan olahan seperti tepung, susu, dan makanan ringan (Goli, 1997). Tanaman kacang Bambara dapat tumbuh baik di Indonesia. Wilayah Indonesia memiliki kondisi lingkungan dan budaya lokal yang sangat beragam. Hal ini berpengaruh pada tingkat
430
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
keragaman polong dan biji kacang Bambara. Tingkat keragaman pada tanaman sangat penting dalam kegiatan pemuliaan tanaman seperti perakitas varietas. Kacang bambara termasuk ke dalam kelompok tanaman leguminosae yang berarti tumbuhan berbuah polong. Buah polong kacang bambara terbentuk dari daun buah dan mempunyai sekat semu, buah akan masak dalam tanah namun tidak langsung pecah (Tjitrosoepomo, 1985). Untuk memudahkan pemipilan kulit, polong kacang Bambara dikeringkan terlebih dahulu. Identifikasi karakter morfologi seringkali digunakan untuk melihat keragaman genetik, hal tersebut dikarenakan melalui karakter morfologi dapat diketahui keragaman yang dilihat dari penampilan fenotipnya. (Simmond, 1979). Salah satu karakter morfologi kacang Bambara yang penting adalah karakteristik fisik, Karakteristik fisik polong dan biji kacang Bambara menjadi informasi penting untuk proses pemeliharaan, pemanenan, penyimpanan dan kegiatan pasca panen pada kacang Bambara (Baryeh, 2001). Karakteristik polong dan biji kacang Bambara merupakan salah satu kriteria yang digunakan dalam penggunaan kacang Bambara sebagai bahan industri. Laboratorium Pemuliaan Tanaman Unpad memiliki aksesi kacang Bambara asal Jawa Barat (Bogor, Bandung, Garut, Majalengka, Sumedang, dan Tasikmalaya) dan Jawa Timur (Lamongan dan Madura) yang belum diketahui karakter fisik polong dan bijinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik polong dan biji kacang Bambara lokal. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan April - Mei 2013 di Laboratorium Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Bahan yang digunakan yaitu 163 aksesi kacang Bambara yang berasal dari wilayah Jawa Barat (Bogor, Bandung, Garut, Majalengka, Sumedang, dan Tasikmalaya) dan Jawa Timur (Lamongan dan Madura). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan statistika deskriptif. Pengamatan dilakukan pada 20 sampel polong dan biji dari setiap aksesi. Karakter polong dan biji yang diamati adalah warna, corak dan ukuran. Pengamatan karakter kualitatif (warna, tekstur dan corak) diamati secara visual sedangkan karakter kuantitatif (ukuran polong dan biji) dengan menggunakan alat ukur. Sifat fisik polong dan biji yang diamati yaitu panjang polong (mm), panjang biji (mm), lebar biji (mm), tebal biji (mm), diameter geometrik (mm), derajat kebulatan, volume biji (mm3), dan luas permukaan biji (mm2). Diameter geometrik (Dg) dan derajat kebulatan (φ) dihitung dengan rumus (Sreenarayanan et al 1985; Sharma et al 1985 dalam Baryeh 2001) berikut ini:
Dimana L=Panjang biji (mm) ; W=Lebar biji (mm) dan T= Tebal biji (mm). Volume biji (V) dan luas permukaan biji dihitung dengan menggunakan rumus dari Jan dan Bal (1997) dalam Baryeh (2001):
Dimana : B = (WT)0.5 Pengamatan dan teknik pengukurannya mengacu pada deskriptor kacang Bambara yang dikeluarkan oleh IPGRI (International Plant Genetic Resources Istitute). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa karakterisitik polong dan biji kacang Bambara lokal memiliki tingkat variasi yang tinggi. Aksesi asal Bogor dan Madura hanya memiliki tiga aksesi sehingga tidak dilakukan analisis variasi. Meskipun demikian, terdapat indikasi bahwa aksesi asal Bgor dan Madura memperlihatkan keragaman karakter fisik polong dan biji.
431
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
Karakteristik Polong Polong kacang Bambara lokal memiliki warna yang beragam yaitu coklat kekuningan, coklat dan coklat kemerahan dengan tekstur yang beragam yakni halus, sedikit alur, banyak alur dan banyak lipatan (Tabel 1 dan Gambar 1). Buah polong kacang bambara terbentuk dari daun buah dan mempunyai sekat semu, buah akan masak dalam tanah namun tidak langsung pecah (Tjitrosoepomo, 1985). Aksesi kacang bambara asal Jawa Barat memiliki warna polong yaitu coklat kekuningan, coklat dan coklat kemerahan. Aksesi asal Majalengka memiliki ketiga variasi warna yang proporsinya merata. Polong asal Bandung sebagian besar berwarna coklat kekuningan (51,85%.) sedangkan warna polong coklat kemerahan mendominasi aksesi asal lamongan (71.43%). Kulit polong kacang bambara memiliki beberapa tekstur yaitu halus (smooth), sedikit alur (little grooves), banyak alur (much grooves) dan banyak lipatan (much folded). Tekstur polong dapat dirasakan dengan cara meraba bagian kulit kacang atau dengan cara visual. Aksesi dengan tekstur polong banyak alur ditemukan pada aksesi asal Lamongan (100.00%), sedangkan aksesi asal Jawa Barat (Bandung, Garut, Sumedang dan Tasikmalaya) mempunyai tekstur polong yakni sedikit alur, banyak alur dan banyak lipatan. Polong kacang bambara mempunyai bentuk yang beragam. Data diperoleh dengan cara skoring polong, antara lain (1) without point (bulat); (2) Ending in a point, round on the other side (bagian ujung polong ada lekukan runcing dan pada ujung satunya lagi berbentuk bulat) ; (3) Ending in a point, with nook on the other side (ujung satu lekukan runcing dan ujung lainnya membentuk sudut) ; (4) Ending in two point on each side (kedua ujung polong terdapat lekukan runcing) . Sebagian besar aksesi kacang bambara asal Jawa Barat dan Jawa Timur mempunyai bentuk skoring 2 yaitu Ending in a point, round on the other side (Bandung 85.19%), Garut (92.31%), Lamongan (85.71%), Majalengka (100%), Sumedang (88.89%), Tasikmalaya (81.33%)) (Tabel 5). Tabel 1. Karakter kualitatif polong kacang Bambara Lokal No
1
2
3
Karakter
Warna Polong
Tekstur Polong
Bentuk Polong
Cokelat kekuningan Coklat Coklat Kemerahan Halus Sedikit Alur Banyak Alur Banyak Lipatan 1.Without point 2.Ending in a point, round on the other side 3. Ending in a point, with nook on the other side
Bandung (n=27)
Garut (n=13)
Lamongan (n=7)
51.85%
38.46%
14.29%
25.93%
38.46%
22.22%
Lokasi Majalengka (n=18)
Sumedang (n=18)
Tasikmalaya (n=75)
27.78%
38.89%
52.00%
14.29%
33.33%
16.67%
22.67%
23.08%
71.43%
38.89%
44.44%
25.33%
0.00% 40.74% 51.85%
0.00% 7.69% 46.15%
0.00% 0.00% 100.00%
0.00% 0.00% 33.33%
0.00% 5.56% 55.56%
2.67% 18.67% 53.33%
7.41%
46.15%
0.00%
66.67%
38.89%
25.33%
3.70%
12.00%
0.00%
0.00%
11.11%
0.00%
85.19%
81.33%
85.71%
100.00%
88.89%
85.71%
11.11%
6.67%
14.29%
0.00%
0.00%
14.29%
Polong kacang bambara umumnya berisi satu biji, namun ada beberapa aksesi yang memiliki polong berisi dua biji. Polong yang berisi tiga biji tidak ditemukan pada aksesi asal Jawa Barat dan
432
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
Jawa Timur. Menurut Goli (1997) hanya aksesi yang berasal dari Kongo yang berisi tiga biji dalam setiap polong. Tabel 2. Nilai rata-rata karakter kuantitatif polong kacang Bambara lokal Karakter Jumlah Polong Panjang Polong (mm) Lebar Polong (mm)
Bandung (n=27) 22.60
Garut (n=13) 22.51
Lamongan (n=7) 15.06
Majalengka (n=18) 18.85
Sumedang (n=18) 21.54
Tasikmalaya (n=75) 18.05
20.27
20.54
18.25
20.67
20.69
19.71
15.01
15.25
13.52
15.30
15.51
14.95
Rata-rata panjang polong berkisar antara 18.25-20.69 mm (Tabel 2) dengan rentang antara 13.18-27.37 mm (data tidak ditampilkan). Polong kacang Bambara berkembang di dalam tanah dan diperkirakan panjangnya dapat mencapai 37 mm (Goli,1997). Sebagian besar kacang Bambara lokal menghasilkan 1-2 biji per polong. Tidak terdapat aksesi yang menghasilkan biji lebih dari dua biji.
Gambar 1. Polong Kacang Bambara (Vigna subterranea (L).Verdc) Karakteristik Biji Biji kacang Bambara memiliki warna dan ukuran yang beragam (Gambar 2). Pada aksesi yang diamati terlihat warna biji coklat muda hingga hitam dengan corak mulai dari polos hingga berbercak (Tabel 3). Di negara asalnya, biji kacang Bambara memikili warna yang bervariasi dari hitam, coklat, krem, merah dan lain sebagainya dan pola testa yang ada di biji bervariasi berupa bintik-bintik, bergaris dan lainnya (Goli, 1997). Di Indonesia, petani umumnya menanam biji yang berwarna gelap yaitu coklat dan hitam. Karakteristik polong dan biji kacang Bambara lokal yang beragam diduga karena aksesi berasal dari beberapa wilayah yang didistribusikan ke wilayah lain sesuai dengan permintaan pasar sehingga masih terdapat percampuran bahan genetik. Tabel 3. Karakter kualitatif biji kacang Bambara Lokal No
1
Karakter
Warna Biji
Coklat Muda Coklat Coklat Tua Hitam Kemerahan Hitam Keunguan Hitam Kecoklatan Hitam
Bandung (n=27)
Garut (n=13)
Lamongan (n=7)
Lokasi Majalengka (n=18)
Sumedang (n=18)
Tasikmalaya (n=75)
3.70%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
2.67%
44.44% 18.52%
23.08% 7.69%
14.29% 0.00%
38.89% 16.67%
61.11% 0.00%
64.00% 4.00%
29.63%
53.85%
28.57%
27.78%
16.67%
22.67%
0.00%
0.00%
28.57%
0.00%
0.00%
1.33%
0.00%
0.00%
14.29%
0.00%
0.00%
2.67%
3.70%
15.38%
14.29%
27.78%
22.22%
2.67%
433
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
Lanjutan Tabel 3. Karakter kualitatif biji kacang Bambara Lokal No
2
Karakter
Corak Biji
Polos Sedikit Bercak Banyak Bercak
Bandung (n=27) 66.67%
Garut (n=13) 53.85%
Lamongan (n=7) 71.43%
Lokasi Majalengka (n=18) 44.44%
Sumedang (n=18) 27.78%
Tasikmalaya (n=75) 41.33%
29.63%
30.77%
14.29%
44.44%
55.56%
48.00%
3.70%
15.38%
14.29%
11.11%
16.67%
10.67%
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa panjang biji mempunyai rentang antara 9.517.2 mm. Sedangkan lebarnya biji berkisar antara 7.16-12.76 mm. Ketebalan biji aksesi kacang Bambara asal Jawa Barat dan Jawa Timur berda di antara 6.84-12.46 mm dengan diameter geometrik antara 7.77-13.56 mm. Bentuk biji kacang Bambara pada umumnya oval dengan derajat kebulatan antara 0.77-0.98. Volume biji antara 194.75-1059.93 mm3 dan luas permukaan biji antara 166.88514.13 mm2. Pada umumnya ukuran biji aksesi asal Jawa Barat lebih besar dibandingkan dengan biji yang berasal dari Jawa Timur.
Gambar 2. Biji Kacang Bambara (Vigna subterranea (L.) Verdc) KESIMPULAN Karakteristik fisik polong dan biji kacang Bambara (Vigna subterranea (L.) Verdc) lokal sangat beragam. Biji asal Jawa Barat memiliki ukuran yang lebih besar daripada biji asal Jawa Timur. DAFTAR PUSTAKA Baryeh, E.A. 2001.Physical properties of bambara groundnuts. Journal of Food Engineering, 47, 321326. Goli, A. E. 1997. Bibliographical review. In: J. Heller, F. Begemann and J. Mushonga, (Eds.), Proceedings of the Workshop on Conservation and Improvement of Bambara Groundnut (Vigna subterranea (L.) Verdc.), 14–16 November 1995, Harare, Zimbabwe. Institute of Plant Genetics and Crop Plant Research, Gatersleben, Department of Research & Specialist Services, Harare and International Plant Genetic Resources Institute, Rome, Italy. IPGRI. 2000. Descriptors for Bambara Groundnut (Vigna subterranea) International Plant Genetic Resources Institute (IPGRI), Roma Italy. Kuswanto, Waluyo B., Pramantasari R.A., Canda S. 2012. Koleksi dan Evaluasi Galur – Galur Lokal Kacang Bogor ( Vigna subterranea). Seminar Nasional Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI), 06 November 2012, Bogor. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Nwodo and Nwinyi. 2011. Proximate Analysis of Sphenostylis stenocarpa and Voadzeia subterranean Consumed in South-Eastern Nigeria. Agricultural Extension and Rural Development Vol. 4(3), pp. 57-62. Simmond, N.W. 1979. Principles of Crop Improvement. Longman. London, and New York.
434
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
Swanevelder, C.J. 1998. Bambara food for Africa (Vigna subterranea. Bambara groundnut). National Department of Agriculture ARC . Grain Crops Institute. Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
435