DAFTAR ISI Lembar Cover Makalah...……………………...………………………………………................................... 1 Kata Pengantar……………………………..…..…………………………...………….….......... .....................2 Daftar Isi…….…………………………………………..…………………..…….……….....…..................... 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…….…………………..…………...…………..……..…………..…..................... 4 1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….........................5 1.3 Tujuan…………………………...………………………………..…………….…….................... 5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hakikat Bahasa…………………………………….…………….……………..............................6 2.2 Fungsi Bahasa………………………………………………………….…………….....................6 2.3 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia………………………………………………………..6 2.4 PengaruhBahasa Asong Terhadap Bahasa Indonesia………………………………………..……7 2.5 Melengkapi Kekurangan-Kekurangan Bahasa Indonesia...………………………….………..…10 2.6 Mengurangi Kelemahan-Kelemahan Bahasa Indonesia……………………….….………….… .10 2.7 Dampak-Dampak Akibat Menjamurnya Bahasa Asing di Indonesia.............................................11 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan….……………………………..………………………………............................... 12 3.2 Saran……………………………………………………………………...…..............................12 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk lebih menyemputnakan dan meningkatkan semua sector yang berhubungan dengan masalah pembinaan bahasa. Sebagaimana dikemukakan oleh featherston (dalam Lee,1996), globalisasi menemus batas-batas budaya melalui jangkauan luas perjalanan udara, semakin luasnya komunikasi, dan meningkatnya turis(wisatawan) ke berbagai Negara. Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat, perkembangan di luar negeri pun sangat mengembirakan. Data terakhir menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah membuka program program bahasa Indonesia (Indonesian Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan semakin meningkat setelah terbentuk Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999. Walaupun perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu sisi, di lain sisi peluang dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula. Berbagai peluang bahasa Indonesia dalam era globalisasi ini antara lain adanya dukungan luas dari berbagai pihak, termsuk peran media massa. Sementara itu, tantangannya dapat diketegorikan atas dua, yaitu tantangan internal dan tantangan eksternal, baik linguitis maupun nonlinguitis.tantangan internal linguitis berupa pengaruh negative bahasa daerah berupa kosakata, pembentukan kata, dan struktur kalimat. Tantangan eksternal linguitis datang dari pengaruh negative bahasa asing (terutama bahasa Inggis) berupa masuknya kosakata tanpa proses pembentukan istilah dan penggunaan struktur kalimat bahasa Inggris. Semesntara itu, tantangan internal nonlinguitis berupa sikap negative, tak acuh, dan sisnis sebagian pemakai bahasa Indonesia. Tantangan eksternal nonlinguitis berupa kurangnya penghargaan pemerintah, lembaga Negara, dan lembaga Negara, dan lembaga profit terhadap kualitas atau kemahiran bahasa Indonesia. 1 Seperti yang kita ketahui, banyak sekali bahasa daerah digunakan sebagai bahasa berkomunikasi setiap harinya di masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan tidak semua masyarakat memahami penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Selain itu masyarakat merasa canggung menggunakan bahasa Indonesia yang baku di luar acara formal atau resmi. Oleh karena itu, masyarakat lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia yang telah terafiliasi oleh bahasa daerah, baik secara pengucapaan maupun arti bahasa tersebut. Kebiasaan penggunaan bahasa daerah ini sedikit banyak akan berpengaruh terhadap
penggunaan
bahasa
Indonesia
yang
merupakan
bahasa
resmi
negaraIndonesia.
1 Muslich, Masnur. 20120. Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi. Jakarta:Bumi Aksara 2
1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah setiap warga negara Indonesia sudah bangga berbahasa Indonesia sebagai bahasa nasional? 2. Mampukah bahasa Indonesia bertahan di tengah perkembangan bahasa asing? 3. Bagaimana upaya penanggulangan terhadap tantangan-tantangan tersebut ? 1.3 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu di semester 3,serta berbagi ke mahasiswa lainnya mengenai materi yang di bahas di makalah ini. Manfaat yang dapat etik dari tujuan di atas yaitu diharapkan dapat menambah pengetahuan, pemahaman mahasiswa tentang penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama.
3
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hakikat Bahasa Sejak zaman dahulu bahkan mungkin semenjak zaman manusia diciptakan, bahasa merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh kehidupan manusia. Oleh karena itulah bahasa sampai saat ini merupakan salah satu persoalan yang sering dimunculkan dan dicari jawabannya. Mulai dari pertanyaan “apa itu bahasa” sampai dengan “dari mana asal bahasa itu” Banyak jawaban dan teori yang telah disodorkan. Akan tetapi, semuanya belum memuaskan. Mengapa demikian? Karena bahasa senantiasa hadir dan dihadirkan. Ia berada dalam diri manusia, dalam alam, dalam sejarah, dalam wahyu Tuhan. Ia hadir karena karunia Tuhan Sang Penguasa alam raya. 2.2 Fungsi Bahasa Salah satu aspek penting dari bahasa ialah aspek fungsi bahasa. Secara umum fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi bahakan dapat dipandang sebagai fungsi utama dari bahasa.Karl Raimund Popper salah seorang filsuf Barat abad ke 20 mengatakan bahwa bahasa memiliki empat fungsi. Keempat fungsi bahasa tersebut, ialah 1. Fungsi ekspresif; merupakan proses pengungkapan situasi dalam ke luar. Pada manusia menjadi suatu ungkapan diri pribadi 2. Fungsi Signal ; merupakan level lebih tinggi dan sekaligus mengadakan fungsi ekspresif. Pada manusia tanda menyebabkan reaksi, sebagai jawaban atas tanda. 3. Fungsi deskriptif, mengadakan fungsi ekspresif dan signal. Ciri khas fungsi ini ialah bahwa bahasa itu menjadi suatu pernyataan yang bisa benar, bisa juga salah 4. Fungsi argumentatif ; bahasa merupakan alat atau media untuk mengungkapkan seluruh gagasan manusia, termasuk dalam berargumentasi di dalam mempertahankan suatu pendapat dan juga untuk meyakinkan orang lain dengan alasan-alasan yang valid (sahih) dan logis.2
2.3
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia Secara formal sampai saat ini bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu: 1. Bahasa persatuan 2. Bahasa nasional 3. Bahasa negara 4. Bahasa resmi
2 Hidayat, Asep Ahmad. 2009. Filsafat Bahasa. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya 4
Seminar politik bahasa nasional, 25-28 Februari 1975 di Jakarta, antara lain merumuskan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia (BI) berfungsi sebagai: 1. 2. 3. 4.
Lambang kebanggaan nasional Lambang identitas nasional Pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial, budaya, bahasa Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah
2.4 Pengaruh Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap unsurunsur asing terutama dalam hal kosa kata. Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan kedalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum. Bahasa Indonesia menyerap banyak kata dari bahasa-bahasa lain, terutama dari negara yang pernah berhubungan langsung dengan Indonesia baik melalui perdagangan (Sansekerta, Arab, dan Tionghoa), melalui penjajahan (Portugis, Jepang, Belanda), maupun dari perkembangan ilmu pengetahuan (Inggris). NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Asal Bahasa Arab Belanda Tionghoa Hindi Inggris Persia Tamil Portugis Sanskerta-Jawa Kuno
Jumlah Kata 1495 3280 290 7 1610 63 83 131 677
GAMBARAN UMUM Bangsa Indonesia, sebagai pemakai bahasa Indonesia seharusnya bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa Indonesia mereka bisa menyampaikan perasaan dan pikirannya dengan sempurna dan lengkap kepada orang lain. Namun, berbagai kenyataan yang terjadi, tidaklah demikian. Rasa bangga berbahasa Indonesia belum lagi tertanam pada setiap orang Indonesia. Rasa menghargai bahasa asing (dahulu bahasa Belanda), sekarang bahasa Inggris masih terus menampak pada sebagian besar bangsa Indonesia. Mereka menganggap bahwa bahasa asing lebih tinggi derajatnya daripada bahasa Indonesia. Bahkan, mereka tidak mau tahu perkembangan bahasa Indonesia. Fenomena negatif seperti masih terus bermunculan antara lain sebagai berikut : a) Banyak orang Indonesia memperlihatkan dengan bangga kemahirannya menggunakan bahasa Inggris, walaupun mereka tidak menguasai bahasa Indonesia dengan baik. b) Banyak orang Indonesia merasa malu apabila tidak menguasai bahasa asing (Inggris) tetapi tidak pernah merasa malu dan kurang apabila tidak menguasai bahasa Indonesia. 5
c) Banyak orang Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia dengan baik. d) Banyak orang Indonesia merasa dirinya lebih pandai daripada yang lain karena telah menguasai bahasa asing (Inggris) dengan fasih, walaupun penguasaan bahasa Indonesianya kurang sempurna. Hal tersebut akan berdampak negatif pada perkembangan bahasa Indonesia. Sebagian pemakai bahasa Indonesia menjadi pesimis, menganggap rendah, dan tidak percaya kemampuan bahasa Indonesia dalam mengungkapkan pikiran dan perasaanya dengan lengkap, jelas dan sempurna. Akibat lanjut yang timbul dari kenyataan-kenyataan terebut, yaitu: a. Banyak orang Indonesia lebih suka menggunakan kata-kata, istilah-istilah, dan ungkapanungkapan asing. Padahal kata-kata, istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan asing tersebut itu sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Misalnya; page, background, reality, alternatif, airport. b. Banyak orang Indonesia menghargai bahasa asing secara berlebihan sehingga ditemukan kata dan istilah asing yang “amat asing”, “terlelu asing” atau “hiper asing”. Hal ini terjadi karena salah pengertian dalam menerapkan kata-kata asing tersebut. Misalnya; rokh, insyaf, fihak, fatsal, syarat (muatan). c. Banyak orang Indonesia belajar dan menguasai bahasa asing dengan baik tetapi menguasai bahasa Indonesia apa adanya. Memiliki kamus bahasa asing tetapi tidak memiliki kamus bahasa Indonesia seolah-olah ia telah menguasai seluruh kosakata Bahasa Indonesia. Contoh Kasus 1 (Berdasarkan Observasi) Seorang anak memiliki ibu yang berasal dari daerah Sekayu sedangkan ayahnya berasal dari daerah Pagaralam dan keluarga ini hidup di lingkungan orang Palembang. Dalam mengucapkan sebuah kata misalnya “mengapa”, sang ibu yang berasal dari Sekayu mengucapkannya ngape (e dibaca kuat) sedangkan bapaknya
yang dari Pagaralam
mengucapkannya ngape (e dibaca lemah) dan di lingkungannya kata “megapa” diucapkan ngapo. Ketika sang anak mulai bersekolah, ia mendapat seorang teman yang berasal dari Jawa dan mengucapkan “mengapa” dengan ngopo. Hal ini dapat menimbulkan kebingungan bagi sang anak untuk memilih ucapan apa yang akan digunakan. Contoh Kasus 2 Pada bahasa-bahasa daerah di Indonesia juga terdapat beberapa kata yang sama dalam tulisan dan pelafalan tetapi memiliki makna yang berbeda, berikut beberapa contohnya: a. Suwek dalam bahasa Sekayu (Sumsel) bermakna tidak ada. Suwek dalam bahasa Jawa bermakna sobek. b. Kenek dalam bahasa Batak bermakna kernet (pembantu sopir). Kenek dalam bahasa Jawa bermakna kena. c. Abang dalam bahasa Batak dan Jakarta bermakna kakak. Abang dalam bahasa Jawa bermakna merah. 6
d. Mangga dalam bahasa Indonesia bermakna buah mangga. Mangga dalam bahasa Sunda bermakna silakan. e. Maen dalam bahasa Indonesia bermakna bermain. Maen dalam bahasa Batak bermakna gadis. f. Gedang dalam bahasa Sunda bermakna pepaya. Gedang dalam bahasa Jawa bermakna pisang. g. Cungur dalam bahasa Sunda bermakna sejenis kikil. Cungur dalam bahasa Jawa bermakna hidung. h. Jagong dalam bahasa Sunda bermakna jagung. Jagong dalam bahasa Jawa bermakna duduk. i. Nini dalam bahasa Sunda bermakna nenek. Nini dalam bahasa Batak bermakna anak dari cucu laki-laki. j. Tulang dalam bahasa Indonesia bermakna tulang. Tulang dalam bahasa Batak bermakna abang atau adik dari ibu. Melalui beberapa contoh itu ternyata penggunaan bahasa daerah memiliki tafsiran yang berbeda dengan bahasa lain. Jika hal tersebut digunakan dalam situasi formal seperti seminar, lokakarya, simposium, proses belajar mengajar yang pesertanya beragam daerahnya akan memiliki tafsiran makna yang beragam. Oleh karena itu, penggunaan bahasa daerah haruslah pada waktu, tempat, situasi, dan kondisi yang tepat. Kenyataan-kenyataan dan akibat-akibat tersebut kalau tidak diperbaiki akan berakibat perkembangan bahasa Indonesia terhambat. Sebagai warga negara yang baik, sepantasnyalah bahasa Indonesia dicintai dan dijaga. Bahasa Indonesia harus dibina dan dikembangkan dengan baik karena bahasa Indonesia itu merupakan salah satu identitas dan jati diri bangsa Indonesia. Setiap warga negara Indonesia patutlah bersikap positif terhadap bangsa Indonesia, janganlah menganggap remeh dan bersikap negatif serta berusaha agar selalu cermat, teratur dan tidak malu menggunakan bahasa Indonesia. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman budaya dan bahasa daerah merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan yang harus dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan mencirikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebudayaannya. Berbedannya bahasa di tiap-tiap daerah menandakan identitas dan ciri khas masing-masing daerah. Masyarakat yang merantau ke ibukota Jakarta mungkin lebih senang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah dengan orang berasal dari daerah yang sama, salah satunya dikarenakan agar menambah keakraban diantara mereka. Tidak jarang pula orang mempelajari sedikit atau hanya bisa-bisaan untuk berbahasa daerah yang tidak dikuasainya agar terjadi suasana yang lebih akrab. 2.5
Melengkapi Kekurangan-Kekurangan Bahasa Indonesia Kekurangan bahasa Indonesia yang paling menonjol sifatnya terletak pada kosakata, ungkapan dan istilahnya. Kekurangan-kekurangan ini misalnya tampak pada hal-hal berikut: 7
1. Terbatasnya jumlah dan jenis kata, ungkapan, dan istilah yang mampu dengan baik mewadahi dan mengungkapkan (a) aspek-aspek kejiwaan, kemasyarakatan, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang rumit-rumit. (b) konsep-konsep teknis dari ilmu pengetahuan dan teknologi modern dan (c) perbedaan nuansa makna secara akurat. 2. Terbatasnya jumlah dan jenis kata, ungkapan, dan istilah (terminologi) yang dibutuhkan untuk pengembangan cabang-cabang ilmu pengetahuan. 3. Terbatasnya jumlah dan jenis kata, ungkapan, dan istilah yang mampu mewadahi dan mengungkapkan kepekaan emosional, nilai-nilai budaya, dan konsep-konsep pandangan hidup dari masyarakat. 2.6
Mengurangi Kelemahan-Kelemahan Bahasa Indonesia Kelemahan-kelemahan Bahasa Indonesia dalam
kemampuannya
mewadahi
dan
mengungkapkan sesuatu secara akurat disebabkan oleh berbagai macam faktor, yaitu: Bahasa Indonesia bagi kebanyakan orang Indonesia adalah bahasa kedua dan bukan bahasa pertama atau bahasa ibu. Keadaan ini merupakan salah satu hambatan bagi Bahasa Indonesia
mengakrabi masalah-masalah kehidupan yang biasa diungkapkan dengan bahasa ibu. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang relatif muda usianya, yaitu baru sekitar 50 tahunan. Dalam kemudaan usianya ini belum banyak pengalamannya mewadahi kerumitan masalahmasalah kehidupan bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan latar belakang dan sosial
budaya. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sedang tumbuh dan berkembang. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya ini, pematangan sedang dalam proses. Berhadapan dengan kenyataan ini, tugas pemeliharaan Bahasa Indonesia tentu saja
mengurangi kelemahan-kelemahan tersebut. Cara-cara yang dapat ditempuh antara lain, yaitu: Menggunakan juga Bahasa Indonesia dalam bidang-bidang kehidupan yang biasanya menggunakan bahasa daerah. Seperti misalnya; falam kehidupan keluarga, pergaulan akrab dan dalam kegiatan seni-budaya tradisisonal. Mempercepat proses pematangan Bahasa Indonesia antara lain dengan cara (a) membebankan tugas-tugas membedakan nuansa makna pada materi bahasa yang maknanya berdekatan, (b) mengurangi kesinoniman, (c) mengikatkan makna yang ajeg kepada materi Bahasa Indonesia. Menggunakan materi Bahasa Indonesia dengan kesadaran pembebanan makna yang pasti. Maksudnya, setiap kata, ungkapan, dan istilah yang digunakan dalam kalimat masing-masing dibebani dengan makna yang pasti sehingga tidak bisa digantikan begitu saja dengan materi bahasa yang lain. 2.7
Dampak-Dampak Akibat Menjamurnya Bahasa Asing di Indonesia Berikut beberapa pengaruh atau dampak penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia. Dampak Positif: a. Bahasa Indonesia menjadi memiliki banyak kosakata. b. Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia. 8
c. Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah. d. Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi. DampakNegatif: a. Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain. b. Warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi kesulitan karena terlalu banyak kosakata. c. Masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku karena sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah. d. Dapat menimbulkan kesalahpahaman. e. Apabila penggunaan bahasa asing tidak dikontrol maka bahasa indonesia akan menjadi bahasa kedua
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap bahasa Indonesia di karenakan masyarakat dalam berkomunikasi setiap hari lebih cenderung menggunakan bahasa daerah di bandingkan menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan merasa canggung apabila bahasa Indonesia itu digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu sebagai warga negara Indonesia kita harus menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang utama.
3.2 Saran 9
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada setiap orang yang membacanya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan demi kesempurnaan di masa yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA
Muslich, Masnur. 20120. Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi. Jakarta: Bumi Aksara Hidayat, Asep Ahmad. 2009. Filsafat Bahasa. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya http://priambodomandalaputra.blogspot.com/2014/01/pengaruh-bahasa-asing-terhadap-bahasa.html
10
-oo0oo-
Pertanyaan dalam Presentasi Desta Puspitarani 1. Adakah kata-kata dalam bahasa Indonesia yang tidak mengadopsi dari bahasa asing? Jawaban: Tidak,tetapi mungkin tidak seutuhnya. karena bahasa indonesia terjadi melalui 4 cara: 1. Cara Adopsi 11
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara keseluruhan. Contoh : supermarket, plaza, mall 2. Cara Adaptasi Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia Contoh : Pluralization > pluralisasi Acceptability > akseptabilitas 3. Penerjemahan Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia Contohnya : Overlap > tumpang tindih Try out > uji coba 4. Kreasi Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan. Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja. Contoh : Effective > berhasil guna Spare parts > suku cadang1.
Wiwin Novianti 2. Bagaimana peran orang tua dan guru agar anak-anak tidak berpengaruh terhadap perkembangan bahasa di berbagai media elektronik? Jawaban: Peran orang tua agar anaknya tidak berpengaruh yaitu dengan cara membimbing,mengarahkan atau bahkan menemani anaknya ketika menonton tv. Sebagai orang tua harus pandai memilih tayangan di telivisi yang baik untuk anaknya dapat dilihat dari keterangan di layar telivisi (BO, R, A, D, SU) Peran guru agar seorang anak tidak terpengaruh yaitu dengan memberikan suatu pengetahuan,pemahaman kepada muridnya bahwa setiap tayangan di media elektronik (tidak hanya televisi) dapat juga membawa pengaruh buruk seperti tergerusnya bahasa Indonesia yang baik dan benar, menumbuhkan kepada siswa untuk menjunjung tinggi dan mencintai bahasa persatuan Indonesia, membekali kepada siswa untuk senantiasa menjaga martabat bahasa agar menjadi bahasa yang dapat di banggakan masyarakat di dalam negeri bahkan di kanca dunia. 12
Diah Pratiwi 3. Bagaimana cara kalian sebagai mahasiswa agar bahasa Indonesia menjadi ratu di negrinya sendiri? Jawaban: Sebagai mahasiswa kita dapat menciptakan suatu ide baru yaitu melalui organisasi misalnya membuat suatu peraturan yang menjadikan beberapa hari sebagai hari hari wajib untuk memakai bahasa Indonesia secara baik dan benar. Tanpa kita sadari jika dalam presentasi atau diskusi juga kita telah menggunakan bahasa yang baik dan benar itupun juga salah satu cara kita sebagai mahasiswa untuk menjunjung tinggi bahasa Indonesia agar bisa menjadi ratu di negrinya sendiri.
13